perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH RAGAM PENDEKATAN MODIFIKASI DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 6 DI KECAMATAN GIRIMARTO TAHUN 2012
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh
SRI MULYATI S811108037
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH RAGAM PENDEKATAN MODIFIKASI DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 6 DI KECAMATAN GIRIMARTO TAHUN 2012
TESIS Disusun Oleh:
Sri Mulyati NIM. S811108037
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
1. Pembimbing I
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
…………….... ..
……… …
2. Pembimbing II
Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd. NIP. 19610729 199103 1 001
……………… ..
……… …
Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 19661108 199003 2 001 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH RAGAM PENDEKATAN MODIFIKASI DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 6 DI KECAMATAN GIRIMARTO TAHUN 2012 TESIS Disusun Oleh: Sri Mulyati NIM. S811108037 Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji Jabatan
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota Penguji
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. NIP. 19661108 199003 2 001
…………….... …………
Dr. Suharno, M. Pd. NIP. 19521129 198003 1 001
……………… …………
1. Prof. Dr. Mulyoto, M. Pd. 1. NIP. 19430712 197301 1 001 ……………… ………… 2. 3. 2. Prof. Dr. M Akhyar, M. Pd. NIP. 19610727 199103 1 001 ……………… ………… Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas maret
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. commit to user NIP. 19661108 199003 2 001 NIP. 19610717 198601 1 001 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: SRI MULYATI
NIM
: S811108037
Program Studi
: Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
Tesis
dengan
judul
“Pengaruh Ragam Pendekatan Modifikasi dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Pembelajaran Permainan Bola Voli Siswa Sekolah Dasar Kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012” adalah betulbetul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya sendiri, dalam tesis tersebut diberi tanda Citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik dari tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan
SRI MULYATI NIM. S811108037
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Tuhan telah memasang suluh dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan, berdosalah mereka yang mematikan suluh itu dan menguburnya ke dalam abu. (Kahlil Gibran) Do’a adalah Lagu Hati yang membimbing manusia kearah Singgasana Tuhan, meskipun ditingkah oleh suara ribuan orang yang sedang meratap. (Kahlil Gibran) Telah kupeluk telah kudekap cita-cita, kugenggam dengan cerita lara Rasa bangga kurasakan dalam hati, tak percaya kenyataannya tiada bermimpi. (Penulis)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini dipersembahkan kepada:
Keluarga Kecilku Tercinta
Bapak dan Ibuku di Peristirahatannya
Dia Yang Menjadi Penyemangat Hidupku
Sahabat-Sahabatku Seperjuangan
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta ridha-Nya Tesis dengan judul “Pengaruh Pendekatan Modifikasi dan Power lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Pembelajaran Permainan Bola Voli Siswa Sekolah Dasar Kelas VI di Kecamatan Girimarto Tahun 2012”, dapat kami selesaikan dengan lancar. Kami sadar bahwa penulisan Tesis ini tidak lepas dari arahan serta bimbingan berbagai pihak, terutama para dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, serta koreksi hingga selesainya penulisan Tesis ini. Ucapan rasa terimakasih yang setingi-tingginya kami sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Suharno, M.Pd. Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta masukan dalam penyusunan tesis ini. 6. Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta masukan dalam penyusunan Tesis ini. commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Kepala Badan KESBANGPOLINMAS yang telah memberikan Rekomen-dasi Penelitian di wilayah Kabupaten Wonogiri. 8. Kepala SD Negeri 01 Girimarto, Wonogiri yang telah memberikan izin tempat penelitian 9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian dan penulisan Tesis ini. Teriring do’a semoga amal kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas, akan mendapat limpahan pahala dari Allah SWT . Aamiin...
Surakarta, Januari 2013 Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI..............................................
iii
HALAMAM PERNYATAAN..............................................................
iv
HALAMAN MOTTO..............................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................
vi
KATA PENGANTAR................................................................................
vii
DAFTAR ISI.............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xiv
ABSTRAK........................................................................................................
xv
ABSTRACT......................................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
7
C. Pembatasan Masalah .............................................................................
8
D. Perumusan Masalah ..............................................................................
9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................
10
F. Manfaat Penelitian................................................................................. 10 BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 12 A. Kajian Teori ...........................................................................................
12
commit to user dan Kesehatan..................... 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga
12
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hakikat Permainan Bolavoli.............................................................
16
3. Teknik Dasar Bola Voli ...................................................................
19
4. Hakikat Servis Dalam Permainan Bola Voli ....................................
21
5. Hakikat Pendekatan Modifikasi........................................................
25
6. Hakikat Power Lengan............................................................... ......
27
7. Power Lengan dan Metode Pengajaran Servis Bawah Bola Voli........................................................................................
31
8. Teori Pendekatan Pembelajaran....................................................
31
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................................
44
C. Kerangka Berpikir……………………………………………………... 45 D. Perumusan Hipotesis.......................................................................
50
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………………… 49 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 51 B. Rancangan Penelitian ............................................................................ 52 C. Variabel Penelitian ................................................................................ 53 D. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 54 E. Populasi dan Sampel .............................................................................
56
F. Treatment ..............................................................................................
57
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
61
H. Teknik Analisis Data............................................................................... 64 BAB IV. HASIL PENELITIAN..................................................................
73
A. Deskripsi Data......................................................................................... 75 B. Uji Validitas dan Reliabilitas data..................................................... 79 commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Uji Prasyarat Analisis.....................................................................
81
D. Pengujian Hipotesis........................................................................
83
E. Pembahasan Hasil Penelitian...........................................................
90
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................
96
A. Simpulan.....................................................................................
96
B. Implikasi.........................................................................................
97
C. Saran........................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA................................................................. 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 101
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Antar Variabel........................................................... Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Berdasarkan Kelompok Penelitian...............................................
50
77
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Berdasarkan Kelompok Penelitian...............................................
78
Gambar 4. Bentuk Interaksi Kemampuan Servis bawah Bola Voli Kelompok Pendekatan Modifikasi................................................. 92 Gambar 5. Bentuk Interaksi Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Kelompok Power Lengan........................................................
commit to user xii
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Data Servis Bawah Bola Voli.............................................................................................
66
Tabel 2. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Servis Bawah Bola Voli.............................................................................................. 67 Tabel 3. Ringkasan Anava Rancangan Faktorial 2X3.....................................
70
Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Data Kemampuan Servis Bawah Bola Voli.............................................................................
75
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data.................................................................... 82 Tabel 6. Tabel Hasil Uji Bartlett........................................................................ 83 Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Variansi Dua Faktor 2 x 3......................... 84 Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Scheffe....................................................... 84 Tabel 9. Pengaruh Interaksi Faktor Utama dan Sederhana Terhadap Peningkatan Kemampuan Servis Bawah Bolavoli.............................. 91
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Univariate Analysis of Variance............................................
101
Lampiran 2. Uji Normalitas Kemampuan Servis Bawah Berdasarkan pada Power Lengan dan Ragam Pendekatan Modifikasi..................... 108 Lampiran 3 Frekuensi Kemampuan Servis Bawa......................................... 109 Lampiran 4. T-Test......................................................................................
110
Lampiran 5. Descriptives...........................................................................
112
Lampiran 6. Kemampuan Servis Bawah Akhir Dilihat dari Faktor Ragam Pendekatan Modifikasi Dengan Metode Scheffe...................... 113 Lampiran 7. Kemampuan Servis Bawah Akhir Dilihat dari Faktor Power Lengan Dengan Metode Scheffe.............................................. 114 Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes.......................................................
117
Lampiran 9. Program Pengajaran Dengan Pendekatan Ketinggian Net Secara Bertahap.....................................................................
120
Lampiran 10. Program Pengajaran Dengan Pendekatan Jarak Servis Secara Bertahap....................................................................
123
Lampiran 11. Program Pengajaran Dengan Pendekatan Kombinasi Ketinggian Net danJarak Servis Secara Baertahap................ 126 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.....................................
129
Lampiran 13. Jadwal Treatment.................................................................... 138 Lampiran 14. Data Tes Pengukuran Power Lengan....................................... 139 commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 15. Data Tes Awal Kemampuan Servis Bawah Bola Voli.............. 141 Lampiran 16. Data Tes Akhir Kemampuan Servis bawah Bola Voli.............. 143 Lampiran 17. Kolom Penilaian......................................................................
145
Lampiran 18. Hasil Tes Awal Kemampuan Servis Bawah Bola Voli.............. 147 Lampiran 19. Hasil Tes Akhir Kemampuan Servis Bawah Bola Voli.............. 149 Lampiran 20. Dokumentasi.....................................................................
commit to user xv
151
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK SRI MULYATI. S811108037, Pengaruh Ragam Pendekatan Modifikasi Dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Pembelajaran Permainan Bola Voli Siswa Sekolah Dasar Kelas 6 Di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Dosen pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. dan dosen Pembimbing II Prof. Dr. M Akhyar, M.Pd. Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh: (1) ragam pendekatan modifikasi antara ketinggian net secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli; (2) Pengaruh Power lengan kuat dan lemah terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli; (3) Interaksi antara pendekatan modifikasi dengan power lengan terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian adalah siswa putera kelas 6 Sekolah Dasar se Kecamatan Girimarto berjumlah 60 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan multistage cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes power lengan dan tes kemampuan servis bawah. Teknik analisis data menggunakan Anava Rancangan Faktorial 2x3 dan uji Scheffe. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan ketinggian net secara bertahap, pendekatan jarak servis secara bertahap, pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap terhadap kemampuan servis bawah permainan bola voli. Dari hasil analisis data menunjukkan Fhitung = 1826.079 > dari Ftabel = 3.17 dengan taraf signifikansi 5%. (2) Ada perbedaan pengaruh antara power lengan kuat dan lemah terhadap kemampuan servis bawah bola voli. Hasil analisis data menunjukkan Fhitung = 190.006 > dari Ftabel = 4.02 dengan taraf signifikansi 5%. (3) Ada interaksi antara ragam pendekatan modifikasi dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli. Hasil analisis data menunjukkan Fhitung = 17.528 > dari Ftabel = 3,17 dengan taraf signifikansi 5%. Ini berarti ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan antara ragam pendekatan modifikasi dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bawah bola voli siswa putra Sekolah Dasar kelas VI di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Kata Kunci: Ragam Pendekatan Modifikasi, Power Lengan, Kemampuan Servis Bawah Bolacommit Voli. to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT SRIMULYATI. S811108037, Effect of Variouse Modification Approaches and Power Arm The Ability to Service Under on Learning Volley Ball Game of Sixth-grade Elementary School Student in the Girimarto District Year 2012. Principal Advisor Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., Co-advisor Prof. Dr. M Akhyar, M.Pd. Thesis: The Graduate Program in Educational Technology, Sebelas Maret University, Surakarta 2012. This research aims at determining whether there are differences in the influence of the: (1) various modifications approach between the net height in stages, gradually distance service, and a combination the net height in stages, gradually distance service of capability service under on learning volleyball game; (2) effect of strong and weak power arm of capability cervice under on learning volleyball game. (3) The interaction between various modification approach with a power arm on the ability of service under on learning volleyball game. This research used experimental method. The populations was all students in grade 6 elementary school in the Girimarto district year 2012. The research sample was taken by using multistage cluster random sampling, a total 60 studens. The data collecting technique used a test arm power and test the ability of service under. Data analyzed by Anava 2x3 factorial design and a test of Scheffe. From the data analysis it can be concluded: (1) There is difference effect between of the Net Height is Gradually, Distance Services in Stages, and a Combination the net height in stages, gradually distance service of capability service under on learning Volleyball game. It can be seen on the result that Fcount = 1826.079> Ftable = 3.17 with significance level of 5%; (2) There is the differences effect of strong-and weak-power arm of capability service under on learning volleyball game ( Fcount = 190.006> Ftable = 4.02 with significance level of 5%); (3) There is a positive interacting effect between Various Modifications with a power arm on the ability of service under on learning volleyball game. (Fcount = 17.528> Ftable = 3.17 with significance level of 5%). This means that there is a positive interacting effect between variouse modification approaches and power arm the ability to service under on learning volleyball game son of sixth-grade elementary school student in the Girimarto district Year 2012.
Keyword: Various Modification Approaches, Power Arm, Capability Servis Under Volleyball.
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU-RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam TAP MPR No. 11/MPR/1993 disebutkan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretoskerja profesional, serta sehat jasmani dan rohani. Pada Hakikatnya, Pendidikan jasmani
adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sangat luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih commit todengan user hubungan antara gerak manusia khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama, yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut berkembang, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung. Karena hasil pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, maka definisi pendidikan jasmani tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.. Pendekatan holistik antara tubuh dan jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain pendidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, pendidikan jasmani diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men Sana In Corporesano. commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Sugiyanto (2007: 85), bahwa perseptual Motorik adalah kemampuan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh organ indera. Kemampuan perseptual berguna untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitar, sehingga seseorang mampu berbuat atau melakukan tindakan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sedangkan Rusli Lutan (2001: 78), menyatakan, bahwa kualitas gerak seseorang bergantung pada perseptual Motorik. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan, Jika perseptual motorik menjadi tolok ukur kualitas gerak seseorang, maka dalam pelaksanaan latihan kemampuan gerak motorik seorang anak sangat bergantung pada kemampuan menangkap informasi dan menafsirkan makna informasi tersebut. Kemampuan menangkap informasi serta menafsirkan dengan cermat, maka pelaksanaan gerak yang serasi akan lebih bagus daripada kemampuan perseptual motorik yang kurang cermat. Perseptual motorik, adalah sebuah proses pengorganisasian, penataan informasi yang diperoleh dan disimpan, untuk kemudian menghasilkan reaksi yang berupa pola gerak. Agar pembentukan pola gerak motorik seorang anak dapat berkembang dengan baik, diperlukan bebagai pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan motorik sesuai tingkat perkembangan peserta didik. Berbagai macam pendekatan pembelajaran untuk melatih perkembangan kemampuan motorik dalam pembelajaran bola voli dapat diterapkan, untuk melatih keberanian siswa melakukan pukulan servis atau menerima umpan bola, karena pada usia sekolah dasar kelas enam secara fisik dan postur tubuh belum memenuhi standar untuk melakukan gerakan-gerakan yang terlalu kuat, tekanancommit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tekanan beban otot yang sangat kuat akan menyebabkan siswa mengeluh sakit, nyeri atau bahkam memar serta kemungkinan cedera masih sangat tinggi. Dalam hal ini peran seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar sangat diperlukan, serta dituntut untuk dapat berinovasi dan memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, serta mampu menciptakan suasana yang fleksibel dengan pendekatan-pendekatan yang dapat diterima oleh siswa, sehingga dapat menstimulus keberanian siswa untuk melakukan atau mencoba gerakan-gerakan yang menantang kebe-ranian sesuai tingkat perkembangan fisik dan usianya. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar di Kecamatan Girimarto menyatakan bahwa, pengajaran servis bawah di sekolah dasar belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Faktanya tidak jarang para siswa kurang mampu melakukan servis bawah, terlebih-lebih untuk siswa puteri kadang tidak mampu menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan. Sebaliknya bagi siswa putera umumnya mampu melakukan servis bawah, tetapi hanya sekedar melewatkan bola tanpa memperhitungkan tingkat efektivitas servis bawah yang dilakukan. Karena kemampuan individu siswa putera dan puteri berbeda, maka penelitian ini hanya meneliti kemampuan servis bawah pada siswa putera. Pada umumnya kemampuan siswa putra di sekolah dasar sebagian besar belum memiliki kesiapan yang memadai dalam pengajaran servis bawah bola voli. Kondisi yang demikian perlu mendapat perhatian dan solusi yang tepat agar siswa dapat melakukan servis bawah dengan baik dan efektif. Seorang guru harus commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mampu menerapkan cara mengajar yang tepat sesuai dengan kondisi perkembangan motorik siswa. Jika tugas ajar dianggap sukar, maka harus dilakukan atau disusun dari cara yang mudah dan sederhana, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke yang lebih sulit atau kompleks. Berbagai macam pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat diterapkan, disesuaikan dengan jenis cabang olahraga yang sedang diajarkan. Pendekatan modifikasi merupakan kemungkinan pilihan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran olahraga bola voli. Ragam
pendekatan
pembelajaran
modifikasi,
merupakan
suatu
pendekatan dimana dalam pembelajaran bola voli yang merupakan permainan baku dapat diterapkan perubahan beberapa aturan permainan, yaitu: mengurangi ketinggian ukuran net/jaring dari ukuran yang sudah baku secara bertahap, mengurangi jarak servis secara bertahap. Ditinjau dari kelebihan dan kelemahannya, kedua pendekatan pembelajaran ketinggian net dan jarak servis tersebut
masih
ada
sangkut-pautnya
(relevan).
Maka
dari
itu
untuk
memperbaharui pendekatan pembelajaran dengan ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dapat dilakukan dengan cara memodifikasi kedua pendekatan pembelajaran tersebut. Dengan ragam pendekatan pembelajaran modifikasi diharapkan pembelajaran akan lebih mencapai sasaran dan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, karena dalam pembelajaran gerak permainan, sangat diperlukan berbagai macam pengajaran untuk menambah ketrampilan gerak dasar dan menambah rasa percaya diri, dan yang lebih diutamakan adalah dapat commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan perkembangan fisik motorik siswa sesuai tingkat usia dan postur tubuhnya. Ragam pendekatan pembelajaran modifikasi antara ketinggian net secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi antara ketinggian net dan jarak servis secara bertahap yang akan diuji cobakan belum diketahui mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan servis bawah bola voli. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari pendekatan modifikasi servis bawah tersebut perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen. Untuk membuktikan bahwa ragam pendekatan pembelajaran modifikasi lebih baik pengaruhnya antara ketinggian net secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi antara ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, maka ragam pendekatan modifikasi terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran bola voli tersebut dicobakan pada siswa putera kelas 6 sekolah dasar se Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri. Selain penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat, faktor individu juga sangat dominan berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan kemampuan keterampilan servis bawah yang dipelajari. Dalam melakukan servis bawah pada permainan bola voli, kemampuan individu sangatlah penting. Beberapa faktor individu yang dibutuhkan dalam melakukan servis bawah antara lain adalah kekuatan dan kecepatan, gabungan dari kekuatan dan kecepatan akan menghasilkan power. Power lengan merupakan salah satu kemampuan kondisi fisik yang berperan penting dalam permainan bola voli. Dalam melakukan servis bolavoli, commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
power lengan sangat dibutuhkan untuk menambah kecepatan bola yang masuk ke daerah lawan. Di sekolah dasar, power lengan yang dimiliki masing-masing siswa berbeda, ada siswa yang memiliki power lengan kuat dan ada yang memiliki power lengan lemah. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah kuat dan lemahnya power lengan berpengaruh terhadap kemampuan servis bawah? Berdasarkan fakta dan fenomena bahwa ragam pendekatan modifikasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, serta kuat lemahnya power lengan belum pernah diterapkan, maka penelitian tentang Pengaruh Ragam Pendekatan Modifikasi dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Pembelajaran Permainan Bola Voli Siswa Sekolah Dasar Kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012, menjadi penting untuk dilakukan. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
Belum efektifnya penerapan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani.
2.
Perlunya peningkatan penguasaan teknik servis bawah bola voli siswa sekolah dasar kelas 6 yang masih rendah.
3.
Perlunya pendekatan-pendekatan pembelajaran dalam permainan bola voli siswa sekolah dasar agar dapat membangkitkan antusiasme siswa dalam commit to user mengikuti kegiatan pembelajaran.
7
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Belum diketahui pengaruh ragam pendekatan pembelajaran dengan ketinggian net secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi antara ketinggian net dan jarak servis secara bertahap terhadap kemampuan servis bawah pada permainan bola voli siswa putra sekolah dasar kelas 6.
5.
Belum diketahui pengaruh power lengan kuat dan power lengan lemah terhadap kemampuan servis bawah pada permainan bola voli siswa putra sekolah dasar kelas 6.
C. Pembatasan Masalah
Berbagai macam pendekatan pembelajaran dalam permainan bola voli dapat diterapkan, tetapi harus berpedomam pada tingkat perkembangan anak usia sekolah dasar. Guru dituntut untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga dapat menciptakan interaksi positif dalam pembelajaran serta keberhasilan dari setiap tujuan pembelajaran. Penelitian ini masih menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah yang akan diteliti, maka perlu pembatasan masalah sebagai berikut : 1.
Perbedaan pengaruh ragam pendekatan modifikasi ketinggian net secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi antara Ketinggian net dan Jarak servis secara bertahap terhadap kemampuan servis bawah pada permainan bola voli.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Perbedaan pengaruh power lengan kuat dan power lengan lemah siswa putra Sekolah Dasar kelas 6 terhadap kemampuan Servis bawah pada permainan bola voli.
3.
Perbedaan interaksi pengaruh antara Ragam Pendekatan pembelajaran modifikasi dengan power lengan terhadap kemampuan servis bawah pada permainan bola voli.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah dan Batasan masalah yang telah dikemukakan, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Apakah ada perbedaan pengaruh penerapan ragam pendekatan modifikasi terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012.
2.
Apakah ada perbedaan pengaruh power lengan kuat dan power lengan lemah terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto tahun 2012.
3.
Apakah ada perbedaan interaksi pengaruh Penerapan Ragam Pendekatan Pembelajaran Modifikasi dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran: 1.
Perbedaan pengaruh Ragam Pendekatan Modifikasi terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto tahun 2012.
2.
Perbedaan pengaruh power lengan kuat dan power lengan lemah terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bolavoli siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto tahun 2012.
3.
Perbedaan interaksi pengaruh antara Ragam Pendekatan Modifikasi dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli putra siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto tahun 2012.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain: 1.
Manfaat Teoritis a.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan pendekatan commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas. b.
Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif.
b.
Bagi Guru atau Calon Peneliti Sebagai
sumber
informasi
dan
referensi
dalam
pengembangan
pendekatan pembelajaran di kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran. c.
Bagi Peneliti Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pendekatan pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan
menyenangkan,
sasaran
pembelajaran
ditujukan
bukan
hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak secara keseluruhan. Konsep dasar pendidikan jasmani dan pendekatan pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain, dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian mengenai pendidikan jasmani secara jelas dapat dijelaskan sebagai berikut: commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Toha Cholik M dan Rusli Lutan (2001: 13) menyatakan, bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas ber-dasarkan Pancasila. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 4), Pendidikan Jasmani adalah terjemahan dari “physical education” yang digunakan di Amerika. Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan
disusun
secara
sistematik,
untuk
merangsang
pertumbuhan
dan
perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Sugiyanto (1998: 160), anak-anak dalam melakukan aktivitas fisiknya dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimilikinya, sifat tersebut mencakup 5 yakni: (1) Kemampuan memusatkan perhatian pada bermacam aktivitas yang sedang dilakukannya semakin meningkat; (2) Tingginya semangat mencari pengalaman baru; (3) Perkembangan sosialnya semakin baik, sehingga dapat menikmati situasi bermain bersama teman-temannya; (4) Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dan perempuan makin jelas, dimana ada commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenis; (5) Timbulnya semangat berkom-petisi dan bersaing. Berdasarkan pendapat tiga pakar tersebut dapat disimpulkan, bahwa pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan
jasmani
pada
hakikatnya
adalah
proses
pendidikan
yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani
olah-raga
dan
kesehatan
bertujuan:
(1)
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih; (2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik; (3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar; (4) Meletakkan landasan Karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkan-dung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan; (5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis; (6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan; (7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Karakteristik Pendidikan jasmani Olahrga dan kesehatan Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. fokusnya pada mendidik keterampilan siswa. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Sebuah artikel hasil penelitian tentang pendidikan jasmani dan aktivitas fisik untuk perkembangan pertumbuhan anak menyebutkan, bahwa tampaknya ada kebingungan antara istilah “Pendidikan Jasmani dan Aktivitas Fisik”, dua kalimat yang sering diucapkan namun berbeda kepentingan. Memahami perbedaan antar keduanya memang sangat penting untuk mengetahui mengapa keduanya memberikan kontribusi terhadap perkembangan yang sehat bagi aktivitas anak. Asosiasi nasional untuk olahraga dan pendidikan jasmani The National Association for Sport and Physical Education (NASPE), mempercayai bahwa anak-anak di tiap-tiap Negara membutuhkan pendidikan fisik dan psikis yang berkualitas, sehingga banyak sekolah-sekolah menawarkan kesempatan terbaik untuk aktivitas fisik dan mengajarkan kepada mereka keterampilan dan pengetahuan dalam lingkungan yang aman, menciptakan gaya hidup yang aktif sesuai perkembangan motorik, serta kehidupan social yang sehat”. (Elementary Volleyball Rules. By Amanda Stovall, eHow Contributor). Secara fisik siswa kelas 6 Sekolah dasar dikatagorikan anak besar. Seperti dijelaskan oleh Sugiyanto (1998: 133) bahwa, ”Anak besar adalah anak yang commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berusia antara 6 sampai 10 atau 12 tahun”. Pada usia tersebut tingkat pertumbuhan dan kematangan fisik akan berpengaruh terhadap kemampuan fisiknya, terutama dalam hal kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas dan koordinasi gerakan antar anggota badan. Karena itu, seluruh rangkaian pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Berdasarkan dua pendapat pakar tersebut dapat disimpulkan, bahwa karakteristik dari pendidikan jasmani adalah pertumbuhan perkembangan anak dapat dikembangkan melalui aktivitas dan keterampilan fisik yang berkualitas. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan siswa serta merangsang interaksi siswa dengan siswa lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.
2. Hakikat Permainan Bola Voli Salah satu permainan olahraga yang sudah berkembang dan sangat digemari masyarakat di Indonesia adalah bola voli. Permainan bola voli mulai diperkenalkan pada tahun 1895, oleh Wiliam G Morgan yang dikenal sebagai pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA), Amerika Serikat. Permainan bolavoli mulai masuk di Indonesia pada tahun 1928 dibawa oleh guru-guru yang didatangkan dari Belanda. Sebuah artikel hasil penelitian menyebutkan, bahwa olahraga bola voli sudah popular di seluruh dunia sejak pertemuan di Young Men
Christian
Association (YMCA) tahun 1895, karena merupakan olahraga non-kontak yang commit to user kemampuan dan kekuatan tubuh mengandalkan kerjasama, kelincahan melompat,
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bagiab atas. Bola voli merupakan olahraga yang ideal untuk semua orang sejak usia sekolah dasar, dengan berbagai variasi cara memainkannya. Tujuan utama dari permainan bola voli adalah untuk menjaga agar bola tidak menyentuh net/jaring. (Ballard K , Caldwell D, Dunn C, Hardison A, Newkirk J. Is it Physical Education or Physical Activity). Bola voli adalah olahraga permainan yang dalam pelaksanaannya bola dipantulkan sebelum bola menyentuh tanah. Memantulkan atau memvoli bola merupakan karakteristik permainan bolavoli. Dalam memainkan bola atau memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali. Setelah tiga kali pantulan, bola harus diseberangkan ke daerah per-mainan lawan. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar bermain bola voli yang dike-mukakan A. Sarumpaet, Zulfar Dzaet, Parno, dan Imam Sadikun (1992: 86) bahwa, “Prinsip bermain bola voli adalah memainkan bola dengan menvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam lapangan permainan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri”. Hal senada dikemukakan M. Yunus (1992: 2) “Aturan dasar lainnya, bola boleh dimain-kan/dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut-turut sebe-lum diseberangkan ke daerah lawan”. Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, bola voli merupakan olahraga permainan non-kontak yang sangat popular sejak tahun 1895 dimana dalam pelaksanaan permainannya sangat mengandalkan kerjasama regu/tim, kelincahan melompat, serta kekuatan tubuh bagian atas. Inti dari permainan bola voli adalah menjaga bola agar tidak menyentuh net dengan cara commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bola dipantulkan, masing-masing regu harus memantulkan bola sebanyakbanyaknya tiga kali dan setelah tiga kali sentuhan bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan sesulit mungkin. Agar permainan bola voli dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka harus menguasai unsur-unsur dasar permainan bola voli. Hal mendasar yang harus dikuasai agar dapat bermain bola voli, adalah menguasai macam-macam teknik dasar bermain bola voli. Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1991/1992: 187), “Teknik dasar bola voli merupakan permainan untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang berhubungan dengan per-mainan bola voli”. Sedangkan menurut Sunardi (2000: 16), “Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu permainan bola voli”. Penguasaan teknik dasar bermain bola voli merupakan unsur yang sangat mendasar untuk mencapai prestasi yang baik, selain faktor fisik, taktik dan mental. M. Yunus (1992: 68) menyatakan, “Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang maksimal”. Berdasarkan tiga pendapat pakar tersebut dapat disimpulkan, bahwa dalam permainan bola voli harus benar-benar menguasai teknik dasar bola voli dengan baik. Ini berarti untuk mencapai prestasi dan hasil yang maksimal dalam permainan bola voli, seorang pemain harus betul-betul menguasai teknik dan taktik permainan. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Teknik Dasar Bola Voli
Teknik dasar yang harus dikuasai agar dapat bermain bola voli adalah menguasai macam-macam teknik dasar bola voli. Tanpa menguasai teknik dasar bola voli tidak mungkin mencapai prestasi bola voli yang optimal. Dalam hal ini A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) menyatakan, “Teknik dasar dalam permainan bola voli harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan unsur yang sangat mendasar untuk mencapai prestasi bola voli, selain faktor fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli merupakan faktor utama yang harus dikembangkan melalui latihan yang baik dan teratur. Berkaitan dengan teknik dasar bola voli M. Yunus (1992: 68) menyatakan, “Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Sunardi (2006: 16) bahwa, “Teknik dasar bola voli adalah proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli”. Berdasarkan pengertian teknik dasar bola voli yang dikemukakan ketiga pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bola voli merupakan suatu proses gerak tubuh yang dibuktikan dengan praktek yang dilakukan dengan sebaik mungkin dalam arti efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti guna mencapai hasil yang baik dalam permainan to user bola voli. Teknik permain-an commit bola voli merupakan aktivitas jasmani yang
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Seorang pemain yang menguasai teknik dasar bola voli dengan baik akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara kolektif. M. Yunus (1992: 68) menyatakan, “Seni dalam permainan bola voli terlihat dari pemain yang sudah menguasai teknik tinggi hingga menyerupai akrobatik dengan pukulan-pukulan dan tipu muslihat yang indah serta mempesona para penonton yang menyaksikannya”. Menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”. Dari dua pendapat pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bola voli mempunyai peran penting baik secara individual maupun secara kolektif dalam bermain bola voli di samping faktor fisik, taktik dan mental. Dengan menguasai teknik dasar bola voli akan mendukung penampilan seorang pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya suatu tim dalam pertandingan. Setiap pemain harus mengerti dan memahami peraturan dasar permainan bola voli, sehingga akan terhindar dari kesalahan teknik. Kesalahan teknik yang dilakukan seorang pemain akan merugikan timnya dan menguntungkan pihak lawan
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Hakikat Servis Dalam Permainan Bola Voli
Dalam permainan bola voli, servis memegang peranan penting karena merupakan pukulan permulaan sebagai tanda dimulainya permainan. Namun demikian keterampilan dan kemampuan siswa dalam melakukan servis sangat dipengaruhi oleh perbedaan tingkat kecerdasan maupun postur tubuh. Selain itu juga sangat dipengaruhi oleh perbedaan pamahaman siswa mengenai konsep maupun teori servis pada permainan bola voli. a. Pengertian Servis dalam Permainan Bola Voli Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 187), “Servis atau sajian adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola ke dalam permainan atau tindakan untuk menghidupkan bola ke dalam permainan”. Pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa servis adalah tindakan memukul bola oleh seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis, langsung ke lapangan lawan. Keberhasilan suatu servis tergantung pada kecepatan bola, jalan dan perputaran bola dan penempatan bola ke tempat kosong kepada teman ke garis belakang kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat. Namun seiring dengan kemajuan dan perkembangan permainan bola voli, servis bukan saja sebagai tindakan untuk menghidupkan bola ke dalam permainan, melainkan juga merupakan serangan yang pertama bagi pihak yang melakukan servis, dengan berbagai teknik dan variasi gerakan servis yang kesemuanya bertujuan untuk mempersulit pihak lawan dalam menerima bola. commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Macam-macam Servis dalam Permainan Bola Voli Berdasarkan cara pelaksanaanya, servis bola voli dibedakan menjadi dua salah satunya servis bawah (underhand servis). Servis bawah merupakan bentuk servis yang sederhana dan tujuan servis tangan bawah biasanya hanya menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan. Seperti dikemukakan M. Yunus (1992: 69) bahwa, “Servis tangan bawah adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, servis bawah kurang memiliki efektivitas untuk melakukan serangan, jika dibanding dengan servis atas. Hal ini karena, servis bawah tidak mungkin dapat mempercepat laju bola, sehingga lawan mudah untuk menerimanya. Berdasarkan putarannya servis bawah dibedakan menjadi beberapa macam. Sunardi (2006: 18) mengelompokkan jenis servis bawah menurut putarannya yaitu, “Back spin, out side spin, in side spin, cuting underhand (memotong), dan floating underhand (mengapung)”. Berdasarkan macam-macam jenis servis bawah tersebut, maka mengajarkan servis bawah bagi siswa pemula adalah langkah yang harus dilakukan untuk menuju pada permainan yang menuntut keterampilan servis yang baik agar nantinya siswa mampu melakukan servis sebagai serangan. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam melakukan servis bawah bola voli yaitu harus dilakukan seefektif dan sesulit mungkin agar lawan tidak dapat menerimanya untuk selanjutnya menyusun serangan. commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketepatan dan kekuatan penempatan bola dalam melakukan servis merupakan hal penting untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila pemain mampu mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka servis akan berhasil dengan baik. Hal ini karena, lawan tidak mempunyai kesempatan menyusun serangan karena servis yang tidak sempurna atau bahkan lawan langsung mati. Dengan adanya bermacam-macam gerakan dalam melakukan servis serta variasi jalannya bola, maka yang akan diterapkan dalam pembelajaran permainan bola voli siswa sekolah dasar adalah gerakan servis tangan bawah atau servis bawah dengan berbagai modifikasi, baik modifikasi ketinggian net maupun modifikasi jarak pukulan servis. c. Teknik Servis Bawah Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal. Untuk dapat melakukan servis bawah dengan baik tidak terlepas dari penguasaan teknik yang baik dan benar. Teknik yang benar akan menghasilkan pukulan servis yang baik dan efektif. Sedangkan kesalahan teknik servis adalah sebuah kegagalan, sehingga akan menguntungkan pihak lawan. Berkaitan dengan teknik servis bawah, M. Yunus (1992: 68) mengelompokkan teknik servis bawah commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdiri tiga bagian yaitu, “(1) sikap permulaan, (2) gerakan pelaksanaan dan (3) gerak lanjut”. d. Fungsi Servis Dalam Permainan Bola Voli Teknik dasar dalam permainan bola voli terus berkembang. Pada awalnya servis merupakan penyajian bola pertama sebagai tanda dimulainya permainan. Seiring dengan perkembangan permainan bola voli dan penerapan teknik dan strategi permainan bola voli, pukulan servis memiliki fungsi ganda yaitu sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Departemen Pendidikan Pelatihan Bola voli Amerika Serikat (2008: 90) mengemukakan bahwa, “Selain menempatkan bola dalam permainan, servis juga dapat menjadi suatu cara efektif bagi sebuah tim untuk mencetak nilai dengan cepat”. Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 187) bahwa, “Servis sudah bukan saja sebagai tindakan untuk menghidupkan bola ke dalam permainan, melainkan juga merupakan suatu serangan yang pertama bagi pihak yang melakukan servis”. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, servis dalam permainan bola voli memiliki fungsi utama yaitu sebagai serangan pertama untuk mendapatkan point. Dengan sistem penilaian rellypoint, maka servis mempunyai pengaruh besar terhadap jalannya seluruh permainan. Menurut Dieter Beutelstahl (2007: 8) bahwa, “Servis yang baik, sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan”. Hal ini artinya angka atau point dapat dihasilkan melalui servis yang baik bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Tetapi kegagalan servis juga menguntungkan pihak lawan, yaitu bola berpindah dan commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lawan mendapatkan angka. Oleh karena itu, dalam melakukan servis hendaknya lebih berhati-hati agar bola dapat masuk ke daerah permainan lawan dan lawan sulit untuk menerimanya. A. Sarumpaet dkk. (1992: 95) menyatakan, “Tujuan permainan bola voli adalah memukul bola melewati jaring ke dalam daerah lawan sedemikian rupa, sehingga lawan sulit atau tidak dapat mengembalikannya”. Oleh karena itu, dalam melakukan servis harus dibuat sesulit mungkin agar lawan sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Dari kedua pendapat pakar tersebut dapat disimpulkan, bahwa kunci keberhasilan pukulan servis yaitu bola dapat menyeberang melewati net, laju bola sulit diantisipasi lawan dan diarahkan pada titik kelemahan lawan. Kemampuan seorang pemain melakukan pukulan servis yang sulit atau mengarah pada titik kelemahan lawan, maka akan menyulitkan lawan untuk menerimanya atau bahkan lawan langsung mati. 5. Hakikat Pendekatan Modifikasi
Pendekatan, adalah merupakan usaha guru untuk dapat mengkaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Modifikasi, diartikan sebagai gabungan, campuran beberapa unsur, dengan tujuan memperindah atau mempercantik suatu penampilan. Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Memodifikasi diartikan sebagai usaha menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran, yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa beserta lingkungannya, dikandung maksud agar commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan dalam permainan bola voli, modifikasi lebih ditekankan pada gerakan-gerakan yang diaplikasikan melalui permainan sederhana, baik dalam peraturan permainan maupun tekniknya. Lutan (1988: 136) menyatakan, “Modifikasi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani diperlukan, dengan tujuan: (1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran; (2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; (3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar, Pendekatan Modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan Kognitif, afektif dan Psikomotorik siswa. Menurut Aussie (1996: 78), “pengembangan pendekatan Modifikasi di Australia dilakukan, dengan pertimbangan: (1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa; (2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi kemungkinan cedera pada siswa; (3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan siswa lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa; (4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada siswa salam situasi kompetitif. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karakteristik anak, sehingga siswa akan mengikuti pembelajaran dengan senang dan gembira.
6. Hakikat Power Lengan Power dapat juga disebut daya ledak. Menurut Suharno HP (1983: 37) bahwa: “Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam situasi gerakan yang utuh”. Adapun pengertian daya ledak (muscular power), menurut Mulyono Biyakto Atmojo (2010: 59) adalah “Kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam jangka waktu yang minim”. Daya ledak (power) adalah kemampuan melakukan gerakan eksplosif. Power adalah hasil perkalian kekuatan maksimal (force) dengan kecepatan (velocity). Power pada dasarnya adalah kemampuan otot seseorang untuk mengatasi tahanan secara maksimal dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan utuh. Berdasarkan pada batasan mengenai power yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa power merupakan gabungan antara dua unsur yaitu kekuatan dan kecepatan dalam berkontraksi, dengan demikian untuk dapat menghasilkan power lengan yang baik diperlukan latihan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Dalam olahraga cabang bolavoli komponen fisik power sangat diperlukan, salah satunya yaitu dalam melakukan servis bawah.
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Faktor yang Mempengaruhi Power Ditinjau dari unsur terbentuknya power, kekuatan dan kecepatan merupakan faktor utama yang menentukan baik dan tidaknya power yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini Suharno HP. (1993: 59) berpendapat bahwa faktor yang menentukan baik tidaknya power yaitu: (1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari otot; (2) Kekuatan dan kecepatan otot. Rumus P= F x VP= Power, F= Force, V= Velocity; (3) Waktu rangsang dibatasi secara kongkrit lamanya; 4) Koordinasi gerakan yang harmonis; (5) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia yang terkandung dalam otot (ATP). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kekuatan dan kecepatan merupakan unsur utama dari power. Selain faktor kekuatan dan kecepatan, faktor lain yang menentukan baik tidaknya power antara lain banyak sedikitnya fibril otot putih, waktu rangsang, koordinasi gerakan secara zat kimia dalam otot. Upaya untuk meningkatkan power, maka faktor-faktor tersebut harus dimiliki dan dilatih secara sistematis dan kontinyu. b. Otot Penunjang Power Lengan Lengan merupakan bagian tubuh yang dominan dalam permainan bola voli. Keberadaan lengan, baik proporsi maupun kemampuannya harus dimanfaatkan pada teknik yang benar untuk mendukung penguasaan teknik dasar servis dalam bola voli. Ditinjau dari gerak anatomi, lengan merupakan anggota gerak atas. Sebagai anggota gerak atas lengan terdiri dari seluruh lengan, mulai dari lengan commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampai ujung jari tangan. Menurut Hasan Doewes (1993: 22) bahwa, “Rangka daripada anggota gerak atas dibagi menjadi 3 bagian besar: (1) sceleton brachii, (2) sceleton ante brachii, (3) sceleton mani”. Tulang-tulang pada lengan tersebut dilapisi berbagai macam otot. Berkaitan dengan otot, menurut Evelyn Pearce (1999: 15) bahwa, “Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi dan dengan jalan demikian maka gerakan terlaksana”. Dalam gerakan servis bawah, otot lengan sangat berperan penting untuk menghasilkan servis yang maksimal untuk dapat masuk ke target sasaran. Adapun otot-otot yang terdapat pada lengan menurut Evelyn Pearce (1999: 112) yaitu: “otot deltoid, otot trisep, otot brakhioradialis, otot extensor karpi radialis longus, otot extensor digitorum, otot extensor dan abduktor ibu jari, otot ankonecus, otot extensor karpiulnaris, otot extensor retinakulum”. Berdasarkan pendapat dua pakar tersebut dapat disimpulkan, bahwa dalam gerakan sevis, otot lengan mempunyai peran penting untuk menghasilkan servis yang maksimal, efektif dan efisien. Dalam gerakan servis, otot lengan harus dikerahkan sebaik mungkin pada teknik yang benar. Dengan mengerahkan otototot lengan secara tepat pada teknik yang benar, maka akan diperoleh servis yang memuaskan. c. Latihan untuk Meningkatkan Power Power lengan merupakan komponen fisik yang sangat penting dalam mencapai prestasi olahraga, khususnya bolavoli. Hal ini dikarenakan dalam permainan bolavoli sangat memerlukan gerakan-gerakan ekplosif dari otot lengan commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk melakukan servis dan smash. Karena pentingnya power lengan dalam pencapaian prestasi maksimal dalam bolavoli, maka perlu pengembangan dan pembinaan power lengan secara terprogram dan intensif. Dan tentunya harus mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam latihan power. Untuk meningkatkan power diperlukan peningkatan kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama dan terpadu. Oleh karena itu metode-metode latihan yang digunakan untuk meningkatkan power harus memiliki ciri-ciri yang mencakup pengembangan unsur kekuatan dan kecepatan. Menurut Suharno HP. (1993: 38) ciri-ciri latihan daya ledak adalah: (1) Meningkatkan beban relatif ringan (berat badan atau tambahan beban luar; (2) Gerakan latihan dinamis; (3) Gerakan-gerakan merupakan suatu gerakan yang singkat dan selaras. Untuk mengembangkan bisa digunakan dengan metode weigh training, interval training, repetition training, dan pliometrik. Latihan yang digunakan untuk meningkatkan daya harus dilakukan secara sistematis dan hati-hati, terutama bagi seorang pemula. Pendapat tersebut menjelaskan, bahwa program latihan yang disusun dalam rangka meningkatkan power lengan perlu dipilih metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik power serta sesuai dengan karakteristik nomor olahraga yang akan dikembangkan.
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Power Lengan dan Metode Pengajaran Servis Bawah Bola Voli Servis merupakan gerakan yang bersifat eksplosif. Untuk meningkatkan, diperlukan kekuatan dan kecepatan atau power dari otot-otot yang terlibat dalam gerakan servis. Penggerak utama dalam melakukan servis adalah power lengan. Dengan demikian power lengan sangat besar peranannya dalam menghasilkan servis yang baik dalam arti kuat dan tepat. Power lengan merupakan faktor pendukung dalam pengajaran servis bawah bola voli. Power lengan yang baik akan mempermudah proses pengajaran servis bawah bola voli. Dengan didukung power lengan yang dimiliki tiap siswa kemungkinan besar siswa akan lebih mudah menguasai teknik servis bawah pada pembelajaran permainan bola voli.
8. Teori dan Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
psikomotor) seorang peserta didik. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. a. Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Nana Sudjana (2009: 29) bahwa, “Mengajar merupakan proses memberikan bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar”. Dengan demikian pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar tentu ada yang mengajar yaitu guru dan ada yang diajar atau belajar yaitu siswa. Dapat diartikan bahwa, Pengajaran sama dengan perbuatan belajar oleh siswa dan mengajar oleh guru. Mengajar merupakan aktivitas kompleks. Tujuan utamanya ialah agar terjadi aktivitas belajar pada siswa, dan tanggung jawab utama dari pihak guru yaitu mengarahkan dan memperlancar proses mengajar-belajar. Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas, maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung makna apa-apa. Oleh karena itu seorang guru harus mengajari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk
mencapai
digilib.uns.ac.id
tujuan
yang
telah
ditetapkan
dalam
proses
mengajarbelajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide atau cara mengajar yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 3) menyatakan bahwa, “Meng-ajar adalah upaya guru dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Pendapat lain dikemukakan Rusli Lutan (1988: 376) bahwa, pengajaran merupakan seperangkat kegiatan sengaja dan berencana dari seorang atau person (P) yang memiliki kelebihan pengetahuan atau keterampilan untuk disampaikan kepada orang lain sebagai sasaran atau obyek (O), yang belum berkembang pengetahuan, keterampilan atau bahkan sifat-sifat biologis tertentu, dan informasi atau keterampilan itu disampaikan melalui saluran atau metode tertentu, yang kemudian mendapat respon dari obyek sekaligus berperan sebagai subyek.
Berdasarkan batasan mengajar yang dikemukakan dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, mengajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau meningkatkan pengetahuan atau keterampilan siswa menjadi lebih baik. Ditinjau dari pelaksanaannya, unsur pokok dalam proses mengajar terdiri beberapa elemen yaitu: (1) guru yang berpengalaman dan terampil, (2) siswa yang sedang berkembang, (3) informasi atau keterampilan, (4) saluran atau metode penyampaian informasi/keterampilan dan, (5) respon atau perubahan perilaku pada siswa Pengaturan lingkungan belajar bertujuan agar commit to user siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mampu menerapkan cara mengajar yang efektif. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat berhasil. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar dan pendekatan-pendekatan yang tepat dan mampu membelajarkan siswa menjadi aktif melaksanakan tugas ajar yang diberikan. b. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Seperti dikemukakan Nana Sudjana (2009: 72) bahwa, “Kegiatan mengajar berhubungan dengan cara guru menjelaskan bahan kepada siswa”. Untuk menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, salah satunya adalah Metode dan Pendekatan Pembelajaran. Berkaitan dengan metode mengajar, Nana Sudjana (2009: 76) berpendapat, “Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Pendapat
pakar
tersebut
menunjukkan
bahwa,
metode
mengajar
merupakan suatu alat untuk menciptakan suatu proses mengajar belajar. Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa yang berhubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, akan tercipta interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proses interaksi akan berjalan dengan baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Dengan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal. c. Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Ketinggian Net secara Bertahap Pendekatan ketinggian net secara bertahap merupakan pilihan yang akan diterapkan dalam pembelajaran servis bawah permainan bola voli, dengan pertimbangan jika dilihat dari postur tubuh siswa kelas 6 sekolah dasar belum dapat menjangkau ukuran net yang sebenarnya tanpa proses latihan dengan cara menaikkan ketinggian net secara bertahap terlebih dahulu. 1) Pelaksanaan Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Ketinggian Net secara Bertahap Pengajaran servis bawah bolavoli dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap merupakan bentuk pengajaran keterampilan dimana ketinggian net diturunkan dari ketinggian yang sebenarnya. Dari ketinggian net 2 m diturunkan menjadi 1,50 m. Penurunan ketinggian net didasarkan pada permainan bola voli mini. Dalam hal ini Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 197) menje-laskan, “Tinggi jaring dari tanah ke atas untuk putra 2 m dan untuk putri 1,80 m”. Pengajaran ketinggian net tersebut didasarkan pada kemampuan siswa, dimana kemampuan siswa atau kondisi siswa belum memadahi melakukan servis commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bawah dengan ketinggian net yang sebenarnya. Ditinjau dari prinsip-prinsip pengaturan isi atau materi pelajaran, pengajaran ketinggian net merupakan pengajaran yang didasarkan pada tingkat kesulitan atau kompleksitas gerakan, sehingga perlu disusun secara sederhana. Sebagaiman dinyatakan oleh Soedarwo, Suyati, dan Sunardi (1997: 57) bahwa, “Salah satu prinsip mengajar bola voli yaitu prinsip sistematis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang telah dikuasai ke bahan yang belum dikua-sai, dari elemen global atau keseluruhan ke bagianbagian”. Pendapat lain dike-mukakan Rusli Lutan dan Andang Suherman (1999/2000: 68) bahwa: perluasan isi atau materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar secara progresif dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Pada proses ini guru harus memahami (1) bagaimana mengurangi kompleksitas dan kesulitan materi pelajaran dan (2) bagaimana menganalisis materi pelajaran men-jadi bagian-bagian yang dapat menciptakan susunan atau rantai pengalaman belajar yang bersifat progresif. Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pengajaran servis bawah dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap merupakan cara pengajaran servis bawah yang dilakukan dari cara yang lebih mudah atau sederhana dan secara bertahap ditingkatkan hingga mencapai ketinggian net yang sebenar-nya yaitu 2 meter (ukuran net bola voli mini). Dalam pelaksanaan pengajaran servis bawah dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap yaitu 1,50 m, setiap tiga kali latihan ketinggian net dinaikkan. Berdasarkan jadwal perlakuan (treatment) yang direncanakan yaitu commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
enam minggu dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Dari ketinggian net awal 1,50 m ada sisa waktu lima minggu dan ada sisa 50 cm untuk mencapai ketinggian net yang sebenarnya. Sisa ketinggian 50 cm tersebut dibagi lima minggu hasilnya 10 cm, ketinggian net setiap tiga kali latihan dinaikkan 10 cm. Diharapkan pada akhir pertemuan (minggu ke VI) bisa mencapai ketinggian net sebenarnya. Ketinggian net yang dinaikkan secara bertahap dimaksudkan agar siswa memiliki adaptasi terhadap beban yang ditingkatkan secara bertahap. Berkaitan dengan adaptasi, Suharno HP. (1985: 18) menyatakan, “Adaptasi adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme akibat beban latihan yang diberikan”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, siswa akan mampu melakukan gerakan yang sama meskipun beban latihannya ditingkatkan (tinggi net dinaikkan). Hal ini karena, beban yang dinaikkan secara bertahap tidak didasarkan oleh siswa, karena siswa telah memiliki adaptasi terhadap beban sebelumnya. Dengan ketinggian net yang dinaikkan secara bertahap, siswa tidak akan merasakan beban yang berat karena telah memiliki modal awal yaitu gerakannya sama dengan latihan sebelumnya. 2) Pengaruh Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Ketinggian Net secara Bertahap Metode pengajaran keterampilan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru agar tingkat kesulitan yang dialami siswa dapat diatasi dalam proses belajar keterampilan. Pengajaran commit servis bawah to userdengan pendekatan ketinggian net
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara bertahap adalah cara meningkatkan kemampuan servis bawah yang dilakukan dari cara yang mudah atau sederhana dan secara bertahap ketinggian net dinaikkan. Berdasarkan hal tersebut, pengajaran servis bawah dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dudung Kurniawan (2006: 27-30) menyebutkan bahwa, kelebihan pembelajaran servis atas dengan ketinggian net secara bertahap antara lain: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa karena net yang lebih rendah, sehingga siswa merasa mampu melakukan servis atas, (2) dapat meminimalkan bola menyangkut net, (3) meningkatkan kepekaan atau konsistensi pukulan untuk menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan. Sedangkan kelemahan pembelajaran servis bawah dengan ketinggian net secara bertahap antara lain: (1) bola dapat menyangkut net, karena jarak servis yang jauh (9 m) dan siswa belum memiliki kekuatan yang memadahi, (2) siswa akan sulit mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan karena jarak servis yang cukup jauh. d. Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Jarak Servis secara Bertahap Pendekatan ketinggian net secara bertahap merupakan pilihan pendekatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran servis bawah permainan bola voli. Pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap merupakan cara belajar yang dilakukan dari kondisi yang mudah atau sederhana dan secara bertahap jarak servis ditingkatkan. commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Pelaksanaan Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Jarak Servis secara Bertahap Penerapan pendekatan jarak servis secara bertahap pada pembelajaran servis bawah ini dijadikan alternatif pilihan, karena kondisi siswa yang belum siap atau belum mampu melakukan servis dari jarak yang sebenarnya. Seringkali servis dari jarak sebenarnya kurang dapat dilakukan dengan baik, bolanya sering menyangkut net, atau bolanya melenceng di luar lapangan permainan. Menurut Rusli Lutan dan Andang Suherman (1999/2000: 76) bahwa: manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahann kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Pada kesempatan ini ubahlah orientasi pembelajaran agar lebih menekankan pada efisiensi (proses) daripada efektivitas (produk). Jelas-kanlah pengetahuan hasil tentang proses. Untuk selanjutnya tingkatkan kondisi. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap merupakan solusi untuk membelajarkan servis bawah kepada siswa dari jarak yang lebih mudah, karena servis bawah dari jarak yang sebenarnya siswa mengalami kesulitan. Pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap merupakan cara belajar yang dilakukan dari kondisi yang mudah atau sederhana dan secara bertahap jarak servis ditingkatkan. Belajar tahap demi tahap hasilnya akan lebih baik. Hasil yang dicapai pada tahap awal bisa menjadi modal untuk mempelajari meteri berikutnya. to user Kemampuan fisik dan gerak commit akan berkembang sejalan dengan aktivitas
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempraktekkan gerak berulang-ulang. Dengan meningkatnya daya fisik dan gerak, siswa akan menjadi siap untuk mempelajari gerakan-gerakan yang semakin sukar atau berat dan kompleks. Pelaksanaan pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap yaitu dilakukan dari jarak 3 meter dari net di (garis serang) didalam lapangan permainan. Dari jarak 3 meter tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah menyeberangkan bola ke daerah permainan lapangan lawan. Berdasarkan jadwal yang direncanakan yaitu selama enam minggu dengan tiga kali latihan dalam satu minggu, maka dari jarak awal 3 meter (pertemuan 1) masih ada jarak 3 meter selama 5 minggu. Dari jarak 3 meter tersebut dibagi 5 minggu hasilnya 60 cm. Dengan demikian setiap tiga kali latihan jarak servis ditambah 60 cm, sehingga pada minggu ke VI jarak servis mencapai jarak yang sebenarnya. 2) Pengaruh Pengajaran Servis Bawah dengan pendekatan Jarak Servis secara Bertahap Pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap merupakan bentuk pengajaran yang dilakukan dari cara yang mudah dan sederhana, dimana pengajaran ini diterapkan didasarkan pada kondisi siswa. Dengan belajar servis dari jarak yang lebih dekat akan menimbulkan rasa senang dan motivasi belajar yang tinggi, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Rusli Lutan dan Andang Suherman (1999/2000: 17) menyatakan, “Unit pengajaran dikembangkan agar dapat mengurangi rasa bosan pada siswanya. Misalnya: dengan memadukannya dalam permainan, pengembangan isi dan gaya mengajar”. commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, siswa akan mencapai hasil belajar servis bawah yang optimal, jika kondisi belajar cukup menyenangkan dan siswa mampu melakukannya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dudung Kurniawan (2006: 27-30) menyebutkan bahwa, kelebihan pembelajaran servis bawah dengan jarak servis secara bertahap antara lain: (1) siswa lebih mudah menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan karena jarak servis yang lebih dekat, (2) tenaga yang dikerahkan atau dikeluarkan lebih sedikit atau efisien, (3) servis dapat diarahkan ke bagian tempat dalam lapangan permainan lawan, (4) dapat meminimalkan bola menyangkut net, (5) meningkatkan motivasi yang tinggi, sehingga lebih senang dan servis atas dapat dilakukan secara berulang-ulang, (6) peningkatan jarak servis yang dilakukan secara bertahap memberikan dampak yang lebih baik karena siswa-siswa lebih cepat beradaptasi sehingga setelah mencapai jarak servis yang sebenarnya tidak dirasakan dan servis dapat dilakukan dengan baik. Sedangkan kelemahan pembelajaran servis atas dengan jarak servis secara bertahap antara lain: jarak servis yang terlalu dekat dengan net mengakibatkan net akan kelihatan tinggi sehingga servis bawah cenderung melambung tinggi, sehingga hal ini kurang efektif terhadap hasil servis. e. Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Kombinasi antara Ketinggian Net dan Jarak Servis secara Bertahap. commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendekatan kombinasi merupakan gabungan antara ketinggian net dan jarak servis dimana ketinggian net dinaikkan secara bertahap, bersamaan dengan menambah jarak servis secara bertahap. Namun demikian penerapan pendekatan kombinasi selain memiliki kelebihan juga memiliki berbagai kekurangan 1) Pelaksanaan Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Kombinasi Pada dasarnya pengajaran servis bawah dengan ketinggian net dan jarak servis secara bertahap memiliki karakteristik yang sama, yaitu didasarkan pada kemampuan siswa. Maka dari itu pengajaran tersebut dikombinasikan. Dalam pelaksanaan pengajaran servis bawah dengan pendekatan kombinasi yaitu dilakukan mulai dari ketinggian net 1,50 meter, dan jarak servis 3 meter dari net di (garis serang) didalam lapangan permainan dengan setiap tiga kali latihan ketinggian net dan jarak servis ditambah. Berdasarkan jadwal perlakuan (treatment) yang direncanakan yaitu enam minggu dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Dari ketinggian net awal 1,50 meter dan jarak servis 3 meter, ada sisa waktu lima minggu dan ada sisa 50 cm untuk mencapai ketinggian net dan 3 meter untuk jarak servis yang sebenarnya. Seperti pelaksanaan pada pengajaran ketinggian net dan pengajaran jarak servis sebelumnya, sisa ketinggian 50 cm tersebut dibagi lima minggu hasilnya 10 cm, sehingga ketinggian net setiap tiga kali latihan dinaikkan 10 cm hingga pada akhir pertemuan (minggu ke VI) diharapkan mencapai ketinggian net sebenarnya. Begitu juga dengan jarak servis, setiap ketinggian net dinaikkan 10 cm maka jarak servis ditambah 60 cm, sehingga pada minggu ke VI ketinggian net mencapai 2 m dan jarak servis mencapai 6 meter (ukuran bola voli mini yang sebenarnya). commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pengaruh Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Kombinasi Ketinggian net dan jarak servis merupakan cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah. Kedua pengajaran tersebut masing-masing mempunyai penekanan sendiri-sendiri, tetapi pada dasarnya kedua pengajaran tersebut sama-sama mengarah pada kemampuan siswa. Diduga akan lebih baik apabila pengajaran antara ketinggian net dan jarak servis dikombinasikan, siswa akan merasakan ketinggian net dan jarak servis mulai dari tingkatan yang paling mudah sampai ketingkat yang paling sulit atau ukuran yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut pengajaran servis bawah dengan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dudung Kurniawan (2006: 27-30) menyebutkan bahwa, kelebihan dan kelemahan pembelajaran servis bawah dengan jarak servis secara bertahap antara lain: (1) Meningkatkan motivasi belajar siswa karena net yang lebih rendah dan jarak yang lebih dekat, sehingga semua siswa merasa mampu melakukan servis bawah; (2) Tenaga yang dikerahkan atau dikeluarkan lebih sedikit atau efisien; (3) Servis dapat diarahkan ke bagian tempat dalam lapangan permainan lawan; (4) Dapat meminimalkan bola menyangkut net; (5) Meningkatkan motivasi yang tinggi, sehingga lebih senang dan servis bawah dapat dilakukan secara berulang-ulang; (6) Peningkatan ketinggian net dan jarak servis yang dilakukan secara bertahap memberikan dampak yang lebih baik karena siswa-siswa lebih cepat beradaptasi sehingga setelah mencapai ketinggian commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
net dan jarak servis yang sebenarnya tidak dirasakan dan servis dapat dilakukan dengan baik. Sedangkan kelemahan pengajaran servis bawah dengan Pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap antara lain: (1) Pada jarak servis dekat dan ketinggian net rendah, seringkali siswa melakukan servis tidak terkontrol sehingga jatuhnya bola tidak tepat di dalam lapangan; (2) Pada jarak servis dan ketinggian net yang sebenarnya, bola sering kali menyangkut net.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di bawah ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian, serta diperoleh beberapa masukan yang dapat mendukung penelitian yang akan diuji cobakan, sehingga pada akhir penelitian diduga akan diperoleh hasil belajar yang diharapkan. Penelitian tersebut adalah: 1.
Samijo Effendi Raharjo, dengan judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Metode Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bola Voli Mini”. Pada hasil penelitian disebutkan, bahwa ada perbedaan pengaruh antara metode mengajar dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan teknik dasar bermain bola voli mini.
2.
Slamet Suwondo, dengan judul “Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Siswa Putra Kelas IX SMP Negeri I Bringin Kabupaten Semarang commit to user Tahun Pelajaran 2008/2009. Pada hasil penelitian disebutkan bahwa
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat hubungan positif antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan secara bersama terhadap kemampuan servis atas pada permainan bola voli. 3.
Iwit Wiji Lestari, dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata Tangan terhadap Ketrampilan Servis Panjang dalam Permainan Bulu Tangkis Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bejen Karanganyar Tahun 2011”. Pada hasil penelitian disebutkan bahwa metode pembelajaran dan koordinasi Mata- Tangan berpengaruh terhadap ketrampilan servis panjang dalam permainan Bulu Tangkis. Berbagai hasil penelitian di atas diduga memiliki kesamaan (relevansi)
dengan penelitian yang akan diuji cobakan, sehingga hasil penelitian dapat dirumuskan “Ada perbedaan pengaruh positif antara ragam pendekatan modifikasi dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah siswa sekolah dasar kelas 6, dengan demikian kemampuan servis bawah diduga dapat dijelaskan oleh Variabel Ragam Pendekatan Modifikasi dan Variabel Power Lengan.
C. Kerangka Berpikir
Servis bawah merupakan salah satu teknik dasar bola voli yang mempunyai peran penting yaitu sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Disamping itu juga, servis yang baik dapat mempengaruhi jalannya seluruh permainan. Pentingnya peranan servis dalam permainan bolavoli, maka kepada siswa perlu diajarkan servis bawah dengan baik dan benar. Upaya meningkatkan kemampuan servis bawah bagi commitpendekatan to user siswa sekolah dapat dilakukan dengan pembelajaran ketinggian net
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap. Dari ketiga bentuk pengajaran tersebut memiliki penekanan yang berbeda, sehingga diharapkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar servis bawah bola voli. 1. Pengaruh Ragam Pendekatan Modifikasi terhadap kemampuan Servis Bawah Bola Voli Pengajaran servis bawah dengan Ragam Pendekatan Modifikasi, adalah bentuk yang sama dengan pengajaran ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, yaitu berorientasi pada tingkat kemampuan siswa yang masih rendah. Mengkombinasikan pengajaran ketinggian net dan jarak servis secara bertahap akan membuat siswa lebih senang dan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar servis bawah, bahkan siswa tidak merasakan beban yang berat dalam melakukan servis, karena ketinggian net dan jarak servis diawali dari tingkat paling mudah kemudian bertahap dan pada akhirnya tingkatan tersebut sampai tingkat yang paling sulit atau pada ukuran tinggi net dan jarak servis yang sebenarnya. Pengajaran servis bawah dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap merupakan pengajaran servis bawah yang merubah ketinggian net yaitu dari ketinggian net 2 meter diturunkan menjadi 1,5 meter. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan bola menyangkut net. Tinggi net 2 meter merupakan salah satu faktor penyebab siswa seringkali tidak mampu menyeberangkan bola kedaerah permainan lawan. Dengan net yang diturunkan dapat merangsang gerak commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa untuk berusaha menyeberangkan bola lebih mudah. Namun tidak menutup kemungkinan, meskipun net diturunkan, namun jarak servis yang jauh bola dapat juga menyangkut net. Dengan net yang lebih rendah, terkadang siswa kurang memperhatikan teknik servis bawah yang benar, sehingga gerakan servis tidak benar dan bola akan menyangkut net. Sedangkan pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap, merupakan bentuk pengajaran yang berorientasi pada tingkat kemampuan siswa yang masih rendah. Melalui pengajaran servis bawah dari jarak yang lebih dekat, siswa akan lebih senang dan memiliki motivasi yang tinggi. Dengan memiliki rasa senang dan motivasi yang tinggi dalam belajar, akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hal ini karena, dengan jarak servis yang lebih dekat siswa lebih mudah menyeberangkan bola, meminimalkan bola menyangkut net, mampu mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan. Berdasarkan perbedaan karakteristik antara pengajaran pendekatan ketinggian net secara bertahap, pendekatan jarak servis secara bertahap dan Ragam pendekatan kombinasi menunjukkan bahwa, pengajaran servis bawah dengan ragam pendekatan modifikasi memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan servis bawah dalam permainan bola voli. Hal ini karena, pengajaran servis bawah dengan ragam pendekatan modifikasi sangat cocok bagi siswa pemula karena pada umumnya siswa pemula belum memiliki kekuatan yang memadahi dan teknik yang masih rendah. Melalui pengajaran servis bawah dengan ragam pendekatan modifikasi, akan timbul rasa senang dan motivasi commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar menjadi lebih tinggi. Di samping itu juga, siswa akan merasa mampu untuk menyeberangkan bola kedaerah permainan lawan tanpa harus mengerahkan tenaga secara maksimal seperti servis dari jarak yang sebenarnya. Dengan demikian, pengajaran servis bawah dengan Ragam Pendekatan Modifikasi diduga memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan servis bawah dalam permainan bola voli. 2. Pengaruh antara Power Lengan Kuat dan Power lengan Lemah terhadap Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Pada dasarnya power adalah kemampuan otot seseorang untuk mengatasi tahanan secara maksimal dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan utuh. Power merupakan gabungan antara dua unsur yaitu kekuatan dan kecepatan dalam berkontraksi. Dalam olahraga cabang bola voli komponen fisik power sangat diperlukan, salah satunya yaitu dalam melakukan servis bawah. Lengan adalah bagian tubuh yang dominan dalam permainan bolavoli. Fungsi lengan, baik proporsi maupun kemampuannya harus dimanfaatkan pada teknik yang benar untuk mendukung penguasaan teknik dasar servis dalam bola voli. Dalam gerakan sevis, otot lengan mempunyai peran penting untuk menghasilkan servis yang maksimal, efektif dan efisien agar dapat masuk ke target sasaran. Dalam gerakan servis, otot lengan harus dikerahkan sebaik mungkin pada teknik yang benar. Dengan mengerahkan otot-otot lengan secara tepat pada teknik yang benar, maka akan diperoleh servis yang memuaskan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuat lemahnya power lengan yang dimiliki commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tiap individu diduga sangat berpengaruh terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa sekolah dasar. 3. Interaksi Pengaruh Ragam Pendekatan Pembelajaran Modifikasi dengan Power Lengan terhadap Kemampuan Servis Bawah Bolavoli Untuk meningkatkan gerakan servis, diperlukan kekuatan dan kecepatan atau power dari otot-otot yang terlibat dalam gerakan servis karena gerakan servis merupakan gerakan yang bersifat eksplosif. Penggerak utama dalam melakukan servis adalah power lengan. Dengan demikian power lengan sangat besar peranannya dalam menghasilkan servis yang baik. Salah satu faktor individu yang mendukung dalam melaksanakan pengajaran servis bawah bola voli adalah power lengan. Power lengan yang baik akan mempermudah proses pengajaran servis bawah bola voli. Dengan didukung power lengan yang dimiliki tiap siswa, kemungkinan besar siswa akan lebih mudah menguasai teknik servis bawah bola voli. Dari yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa diduga ada interaksi antara metode pengajaran dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli Kajian teori di atas menghasilkan kerangka konseptual seperti nampak pada skema berikut:
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Modifikasi: 1. Ketinggian Net secara bertahap 2. Jarak servis secara bertahap 3. Kombinasi
Kemampuan Servis Bawah
Power Lengan: 1. Kuat 2. Lemah
Gambar 1. Hubungan Antar Variabel.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan Kajian Teori dan Kerangka Berpikir yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh pengaruh positif pengajaran servis bawah dengan ragam pendekatan modifikasi terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto tahun 2012 2. Ada perbedaan pengaruh positif antara power lengan kuat dan power lengan lemah terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto tahun 2012 3. Ada perbedaan interaksi pengaruh antara pendekatan pembelajaran modifikasi dengan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli siswa sekolah dasar kelas 6 di di Kecamatan Girimarto tahun 2012.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Girimarto UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada pertengahan bulan September sampai dengan pertengahan bulan Desember 2012 dengan frekuensi seminggu tiga kali. Detail jenis rincian kegiatan dan waktu pelaksanaan dapat di lihat sebagai berikut: Tahun 2012 No
Kegiatan
Mei 3
4
Juni 1
2
3
Juli 4
1
2
3
Agust 4
1
2
3
Sept 4
Penyusunan 1.
Judul Penelitian
2.
3.
3.
4.
5.
6.
Penyusunan Proposal Konsultasi Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal
P U A S A
Pengesahan Proposal Pelaksanaan Penelitian Penyusunan
7.
Laporan & Revisi
commit to user
51
1
2
3
Okt 4
1
2
3
Nop 4
1
2
3
Des 4
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik , benar dan lancar. Rancangan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan faktorial 2 X 3. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian sebagai berikut :
Ragam Pendekatan
Ketinggian Net Secara Bertahap
Jarak Servis Secara Bertahap
Kombinasi
(A1)
(A2)
(A3)
Kuat (B1)
A1B1
A2B1
A3B1
Lemah (B2)
A1B2
A2B2
A3B2
Modifikasi Power Lengan
Keterangan: A1B1: Kelompok pengajaran servis bawah dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap dengan kriteria sampel power lengan kuat. A1B2: Kelompok pengajaran servis bawah dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap dengan kriteria sampel power lengan lemah. commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A2B1: Kelompok pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara dengan kriteria sampel power lengan kuat. A2B2: Kelompok pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap dengan kriteria sampel power lengan lemah. A3B1: Kelompok pengajaran servis bawah dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dengan kriteria sampel power lengan kuat. A3B2: Kelompok pengajaran servis bawah dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dengan kriteria sampel power lengan lemah.
2. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985: 74) bahwa, “Metode eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition). Kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti”. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subyek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent) yaitu: 1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Ragam Pendekatan Modifikasi terdiri atas: 1) Pengajaran Ketinggian Net secara Bertahap. commit to user 2) Pengajaran Jarak Servis secara Bertahap. 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pengajaran Kombinasi Ketinggian Net dan Jarak Servis secara Bertahap b. Variabel yang melekat pada diri sampel (variabel Atributif) yaitu Power Lengan kuat dan Power Lengan lemah. 2. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Kemampuan Servis Bawah Dalam Permainan Bola Voli.
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, perlu dijelaskan definisi dari variable-variabel penelitian sebagai berikut:
1. Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Ketinggian Net sacara Bertahap Pelaksanaan pengajaran servis bawah bola voli dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap merupakan bentuk pengajaran keterampilan dimana ketinggian net diturunkan dari ketinggian yang sebenarnya. Mulai dari ketinggian net 2 m diturunkan menjadi 1,50 m, kemudian ditambah ketinggiannya secara bertahap selama penerapan perlakuan hingga mencapai ketinggian 2 meter. Penurunan ketinggian net didasarkan pada permainan bola voli mini.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Jarak Servis secara Bertahap Pelaksanaan pengajaran servis bawah dengan pendekatan jarak servis secara bertahap yaitu dimulai dari jarak 3 meter dari net di garis serang didalam lapangan permainan dari jarak yang sebenarnya 6 meter. Dari jarak 3 meter tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah menyeberangkan bola ke daerah permainan lapangan lawan, kemudian jarak servis ditambah secara bertahap selama penerapan perlakuan, hingga mencapai jarak yang sebenarya 6 meter.
3. Pengajaran Servis Bawah dengan Pendekatan Kombinasi Ketinggian Net dan Jarak Servis Secara Bertahap Dalam pelaksanaan pengajaran servis bawah dengan pendekatan kombinasi yaitu dilakukan mulai dari ketinggian net 1,50 m, dan jarak servis 3 m dari net di (garis serang) didalam lapangan permainan dengan setiap tiga kali latihan ketinggian net dan jarak servis ditambah. 4. Power Lengan Power lengan adalah kemampuan lengan untuk mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam jangka waktu minimum. 5. Hasil Belajar Servis Bawah Hasil Belajar servis bawah adalah kemampuan siswa melakukan servis bawah setelah diberi pengajaran dengan menggunakan ragam pendekatan modifikasi, yaitu ketinggian net dan jarak servis sebagai rangsangan tinggi dan jarak bertahap.
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Tehnik yang digunakan dalam pengambilan populasi adalah Multistage Random sampling. sebagai populasinya adalah seluruh siswa kelas 6 sekolah dasar se Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri yang terhimpun dalam tiga gugus, yaitu: Gugus Kartini, Gugus Sudirman, dan Gugus Diponegoro. Kemudian dilakukan pengundian dan diperoleh Gugus Kartini yang mewakili populasi penelitian, Gugus Kartini merupakan kelompok sekolah yang terdiri atas 8 SD Dengan jumlah siswa kelas 6 sebanyak 176 siswa, dari 8 SD kemudian diundi lagi untuk memperoleh Populasi yang akan diteliti. Setelah diadakan pengundian diperoleh 4 SD sebagai Populasi dengan jumlah siswa kelas 6 sejumlah 94 siswa. Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian, sampel dalam penelitian ini hanya mengambil siswa putra kelas 6 sekolah dasar se Gugus Kartini, dengan jumlah sampel 60 siswa, terdiri atas: 1) SD Negeri I Girimarto: 21 siswa; 2) SD Negeri I Jendi: 9 siswa; 3) SD Negeri IV Girimarto: 19 siswa; 4) SD Negeri Tambakmerang: 11 siswa. Jumlah keseluruhan sampel 60 siswa.
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multistage Cluster random sampling, yaitu keseluruhan populasi dites power lengan. Dari hasil tes power lengan tersebut dirangking dari nilai tertinggi sampai terendah, kemudian dihitung rata-ratanya (median). Setelah dihitung rata-ratanya maka akan commit to user diketahui berapa jumlah kelompok power lengan kuat maupun power lengan
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lemah, dari kedua kelompok tersebut diambil sampel secara random kemudian masing-masing kelompok dibagi menjadi tiga kelompok eksperimen, sehingga terdapat 6 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 3.
F. Treatment
Treatment atau perlakuan dalam penelitian ini harus dilaksanakan secara benar, dengan tujuan agar tidak terjadi kelelahan yang berlebihan akibat dari program pengajaran yang terlalu padat atau program pengajaran itu kurang berhasil karena frekuensinya kurang. Pengajaran dalam peneletian ini dilakukan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 6 minggu. Dengan pengajaran 3 kali seminggu selama 6 minggu diharapkan sudah terdapat peningkatan kemampuan servis bawah. 1. Kelompok Treatment Pelaksanaan treatment dalam penelitian ini, sampel dibagi menjadi enam kelompok yaitu : a. Kelompok I Diberi pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Ketinggian Net secara Bertahap dengan kriteria sampel power lengan kuat. b. Kelompok II Diberi pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Ketinggian Net secara Bertahap dengan kriteria sampel power lengan lemah. commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Kelompok III Diberi pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Jarak Servis Secara Bertahap dengan kriteria sampel power lengan kuat. d. Kelompok IV Diberi pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Jarak Servis Secara Bertahap dengan kriteria sampel power lengan lemah. e. Kelompok V Diberi pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Kombinasi Ketinggian Net dan Jarak Servis secara bertahap dengan kriteria sampel power lengan kuat. f. Kelompok VI Diberi pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Kombinasi Ketinggian Net secara Bartahap dengan kriteria sampel power lengan lemah. 2. Langkah-langkah Treatment Langkah-langkah treatment dalam penelitian ini, dilaksanakan dalam 3 kegiatan pendekatan pembelajaran sebagai berikut: a. Pendekatan Ketinggian Net Secara Bertahap a) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,50 m, pada pertemuan ke 1, 2, 3. b) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,60 m, pada pertemuan ke 4, 5, 6. c) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,70 m, pada pertemuan ke 7, 8, 9. commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,80 m, pada pertemuan ke 10, 11, 12 e) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,90 m, pada pertemuan ke 13, 14, 15. f) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 2 m, pada pertemuan ke 16, 17, 18
b. Pendekatan Jarak Servis Secara bertahap a) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan jarak servis 3 m, pada pertemuan ke 1, 2, 3. b) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan jarak servis 3,60 m, pada pertemuan ke 4, 5, 6. c) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan jarak servis 4,20 m, pada pertemuan ke 7, 8, 9. d) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan jarak servis 4,80 m, pada pertemuan ke 10, 11, 12. e) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan jarak servis 5,40 m, pada pertemuan ke 13, 14, 15. f) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan jarak servis 6 m, pada pertemuan ke 16, 17, 18.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pendekatan Kombinasi Ketinggian Net dan Jarak Servis Secara Bertahap a) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,50 m, dan jarak servis 3 m. pada pertemuan 1, 2, 3. b) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,60 m, dan jarak servis 3,60 m. pada pertemuan 4, 5, 6. c) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,70 m, dan jarak servis 4,20 m. pada pertemuan 7, 8, 9. d) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,80 m, dan jarak servis 4,80 m. pada pertemuan 10, 11, 12. e) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 1,90 m, dan jarak servis 5,40 m. pada pertemuan 13, 14, 15. f) Siswa melakukan servis bawah secara bergantian dengan ketinggian net 2 m, dan jarak servis 6 m. pada pertemuan 16, 17, 18.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah proses pengumpulan data melalui Tes dan Pengukuran sampel. Pengumpulan data pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Power Lengan Untuk mengukur tingkat power lengan dengan menggunakan Tolak Bola Medisin (Two Hand Medicine Ball Put – 6 lbs) dari Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga, Mulyono Biyakto Atmojo (2010: 62) Tes ini bertujuan untuk mengukur otot power lengan dan bahu untuk usia 10 tahun sampai perguruan tinggi. Perlengkapan yang digunakan adalah: bola medicine seberat 6 lbs, kapur tulis, kursi/bangku, dan alat pengukur jarak. Cara melaksanakan tes: siswa yang akan dites power lengannya duduk bersandar rapat di kursi, bola dipegang dengan kedua tangan setinggi dada di bawah dagu, kemudian bola didorong lurus ke depan sejauh mungkin, dan diberi kesempatan mendorong sebanyak 3 kali, penilaian diambil dari tolakan yang terjauh.
2. Kemampuan Servis Bawah Bolavoli
Untuk mengukur kemampuan servis bawah dilakukan dengan tes servis bawah dari Nurhasan (2001: 170) Tes ini dipergunakan sebagai suatu tes untuk mengukur keterampilan dan kemampuan servis bawah bola voli dari Nurhasan (2001: 170). 1. Alat yang digunakan: a.
Lapangan bolavoli.
b.
Net dan tiang net.
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Tiang bambu 2 buah.
d.
Tambang plastik 30 m.
e.
Bola voli 6 buah.
digilib.uns.ac.id
2. Petugas: a. Seorang pencatat skor tiap kali servis melewati tali. b. Seorang pencatat skor tiap kali servis jatuh pada sasaran. c. Sekurang-kurangnya seorang pembantu bertugas untuk mengambil bola yang telah di servis. 3. Petunjuk pelaksanaan: a. Testee berada dalam daerah servis dan melakukan servis yang sah sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk servis. b. Bentuk pukulan servis adalah bebas. c. Kesempatan melaklukan servis sebanyak enam kali. 4. Cara menskor: a. Skor setiap servis ditentukan oleh tinggi bola waktu melampaui jaring dan angka sasaran di mana bola jatuh. b. Bola yang melewati jaring di antara batas atas jaring dan tali setinggi 50 cm; Skor adalah angka sasaran dikalikan tiga. c. Bola yang melampaui jaring di antara kedua tali yang direntangkan; Skor adalah angka sasaran dikalikan dua. d. Bola yang melampaui jaring lebih tinggi dari tali yang tertinggi; Skor adalah angka sasaran. commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Bola yang menyentuh tali batas di atas jaring, dihitung telah melampaui ruang dengan angka perkalian yang lebih besar. f. Bola yang menyentuh garis batas sasaran dihitung telah mengenai sasaran dengan angka yang lebih besar. g. Bola yang dimainkan dengan cara tidak sah atau bola menyentuh jaring dan atau jatuh di luar bagian lapangan di mana terdapat sasaran; Skor adalah 0. “Skor” untuk servis adalah jumlah dari empat skor pukulan terbaik.
0,50 m 0,50 m
2m net 1m 3
2
5
1
4
3
5
1m
Lapangan untuk Tes Servis Bawah Bolavoli (Nurhasan, 2001: 172)
commit to user
63
3m
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses analisis data dan penghitungan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah instrumen penelitian disusun selanjutnya dilakukan uji coba (try out). Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai, baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian. a. Uji Validitas Instrumen Sutrisno Hadi (1983 : 138) mengungkapkan bahwa suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, derajat ketepatan mengukur merupakan derajat ketinggian validitas instrumen. Sebagaimana dijelaskan di atas, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan servis bawah pada mata pelajaran penjasorkes, maka validitas yang digunakan adalah validitas butir tes praktik. Validitas ini digunakan untuk menguji setiap butir tes yang telah dibuat. Untuk menguji validitas butir tes maka skor-skor yang ada pada butir tes yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Suharsimi Arikunto (1998 : 74) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat dinyatakan sahih (valid) apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu sistem mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Untuk menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total digunakan Korelasi Product Moment dari Pearson yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (1998 : 72) dengan rumus sebagai berikut : rxy =
N XY ( X )( Y )
{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy
= korelasi Product Moment
N
= banyaknya siswa
X
= Skor butir soal
Y
= Skor total
XY = Jumlah (XY) Angka hasil perhitungan rxy
kemudian dikonsultasikan dengan tabel
korelasi product moment pada taraf signifikansi 5 %. Butir soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Berdasarkan hasil penghitungan dengan batuan program statistik SPSS versi 19 diperoleh hasil bahwa dari 6 instrumen yang telah diujicobakan terdapat 60 siswa, semuanya dinyatakan valid sebagaimana pada Tabel berikut ini: commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1: Rekapiatulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kemampuan Servis Bawah Bola Voli
2
2
rxy
No
r(5%;60)
Ket
1
3113.33
9692844.44
167777.78
967688.89
56724933.33
0.78
0.25
Valid
2
3026.67
9160711.11
160888.89
946977.78
55145866.67
0.85
0.25
Valid
3
3026.67
9160711.11
159377.78
933155.56
55145866.67
0.47
0.25
Valid
4
3000.00
9000000.00
158666.67
936088.89
54660000.00
0.74
0.25
Valid
5
2953.33
8722177.78
154444.44
915911.11
53809733.33
0.55
0.25
Valid
6
3100.00
9610000.00
167333.33
964755.56
56482000.00
0.76
0.25
Valid
18220.00
Sumber : data primer diolah 2012
b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen menunjuk pada keajegan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi Arikunto, 1998 : 87) Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk pemeriksaan reliabilitas instrument kemampuan servis bawah bola voli diuji dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut : 2 n i r1.1 = 1 2t n 1
Keterangan : r1.1 = Reliabilitas varians skor tiap-tiap item 2 i = Jumlah varians skor tiap-tiap item commit to user 2t = Varians total
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitunga dengan bantuan program statistik SPSS versi 19 dari 6 butir instrumen yang valid, memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,781 Dengan demikian dapat disimpulkan baha butir instrument adalah reliable sehingga dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Berikut ini hasil perhitungan nilai reliabilitas instrumen kemampuan servis bawah bola voli: Tabel 2: Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Servis Bawah Bola Voli b
No
t
1 2
105.60 139.16
3
113.55
4
146.89
5
153.81
6
Keterangan
11
780.48
0.781
Reliabel
121.47 2233.41
Sumber : data Primer diolah 2012
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut:
a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors) Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah-langkah : 1) Pengamatan
X1,X2,X3,………….Xn
dijadikan
bilangan
baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus : Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku. 2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi. 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi). 4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu : S(Zi) = i/n. 5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya. 6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum. Kriteria : Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet) Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sampel : dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel. Rumusnya : SD 2
n 1Sd
2 i
...............1 n 1
B Log Sdi2 n 1 3) Menghitung X2 Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2) Dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi = 0,05 dan dk (n-1). 4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi beberapa langkah. Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 3 1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA commit to user dua jalan.
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen factorial 2 x 3
Sumber Dk
JK
RJK
Fo
1
Ry
R
A
a-1
Ay
A
A/E
B
b-1
By
B
B/E
(a-1) (b-1)
ABy
AB
AB/E
Ab (n-1)
Ey
E
Variasi Rata – rata Perlakuan
AB Kekeliruan
Keterangan : A = Taraf factorial A B = Taraf factorial B N = Jumlah Sampel Langkah- langkah perhitungan : a
a)
2 i 1
b
2 ij
j 1
a
b)
b
i 1
Ry
j 1
abn
a
c) Jab i 1
J R b
2 ij
y
j 1
d) y i2 / bn R y a
i 1
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
b
digilib.uns.ac.id
2 e) y i / an R y j 1
by J ab y y
f)
g) y 2 Ry y ( y y )
2) Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F F 1 V1 V2 , maka hipotesis nol ditolak. Jika F F 1 V1 V2 , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
Vi 1 dan dk penyebut V2 n1 .............nk k = taraf signifikan untuk pengujian hipotesis. Keterangan : Y2 : Jumlah kuadrat data Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan Ay
: Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan pembelajaran servis bawah.
By : Jumlah peningkatan berdasarkan power lengan. Aby: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan power lengan. Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan. b. Uji Scheffe setelah Anava: Uji Scheffe digunakan sebagai Uji Lanjut apabila rerata yang diperoleh dari pendekatan ketinggian net secara bertahap commit to userberbeda secara signifikan dengan
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rerata yang diperoleh dari pendekatan jarak servis secara bertahap, maupun rerata yang diperoleh dari pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap. A1B1 KP
A2B1
A3B1
A1B2
A2B2
Rerata
A1B1 A2B1 A3B1 A1B2 A2B2 A3B2
commit to user
72
A3B2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian akan tercapai hanya dengan data yang dapat dikumpulkan dari tempat penelitian. Data penelitian yang dikumpulkan harus sesuai dengan permasalahan penelitian dan menggunakan instrumen yang sesuai. Dengan cara tersebut akan diperoleh data yang benar-benar diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul terdiri dari data tes awal dan data tes akhir. Data tes awal diperoleh untuk mengetahui keadaan sebelum diadakan perlakuan. Sedangkan data tes akhir diperoleh untuk mengetahui keadaan objek penelitian setelah diberikan perlakuan tertentu. Data hasil tes awal digunakan untuk mengelompokkan subjek penelitian berdasarkan power lengan. Dari tes awal tersebut kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu power lengan tinggi dan power lengan rendah. Kedua kelompok tersebut diambil dari seluruh kelas yang ada. Selanjutnya dari dua kelompok tersebut diambil masing-masing 30 siswa sehingga jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian sejumlah 30 x 2 kelompok = 60 siswa. Dari kedua kelompok selanjutnya diambil tiap kelompok 20 siswa dari kelompok power lengan tinggi dan dari kelompok power lengan rendah, kemudian diberi perlakuan dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap. Selanjutnya, 20 siswa dari kelompok power lengan tinggi dan rendah dan diberi perlakukan dengan pendekatan jarak servis secara bertahap. Kelompok terakhir 20 siswa dari commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok power lengan tinggi dan rendah yang kemudian diberi perlakukan dengan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap. Berdasarkan pengelompokan di atas, disusun rancangan penelitian dengan faktorial 2 x 3. Adapun hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data yang kemudian dianalisis yang meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial atau analisis untuk mengkaitkan antara satu variabel dengan variabel lain. Berdasarkan hasil analisis maka dapat dikemukakan deskripsi data, pengujian prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan.
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Deskripsi Hasil Analisis Data
Deskripsi hasil analisis data kemampuan servis bawah bola voli sesuai dengan kelompok yang dibandingkan yaitu power lengan kuat dan lemah serta pendekatan modifikasi dengan tiga perlakuan yaitu kenaikan net secara bertahap, jarak servis secara bertahap, dan kombinasi kenaikan net dan jarak servis secara bertahap yang dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Data Kemampuan Servis bawah Bola Voli Hasil Tes Akhir Pendekatan
Statistik
Power Lengan
Pembelajaran
Kuat
Lemah
Rata-rata
46,0609
40,2467
43,4445
Standar Deviasi
2,50394
1,90469
3,69250
Rata-rata
79,0288
74,1658
76,1110
Standar Deviasi
1.24985
2.46915
3.17481
Kombinasi Kenaikan Rata-rata Net dan Jarak Servis Standar secara Bertahap Deviasi
86,3340
74,1110
80,2225
2,16411
1,89496
6,57538
Rata-rata
69,0428
64,3006
66,5927
Standar Deviasi
18,62528
15,77555
17,23035
Ketinggian Net secara Bertahap Jarak Servis secara Bertahap
Total
Total
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pendekatan ketinggian net secara bertahap dan pendekatan jarak servis secara bertahap dibandingkan, commit to user maka dapat diketahui bahwa kemampuan servis bawah bola voli kelompok
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendekatan ketinggian net secara bertahap lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan jarak servis secara bertahap. 2. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pendekatan ketinggian net secara bertahap dan pendekatan komninasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kemampuan servis bawah bola voli kelompok pendekatan ketinggian net secara bertahap lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap. 3. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pendekatan jarak servis secara bertahap dan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kemampuan servis bawah bola voli kelompok pendekatan jarak servis secara bertahap lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap. 4. Jika antara kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi dan siswa yang memiliki power lengan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kemampuan servis bawah bola voli kelompok siswa yang memiliki power lengan tinggi lebih besar dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki power lengan rendah. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai-nilai tersebut di atas, maka dapat dilihat pada grafik batang di bawah ini:
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100.0000
90.0000
86.3340 79.0288
80.0000
74.1658
74.1110
70.0000
60.0000
50.0000
46.0609 40.2467
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
.0000
Gambar 2.
1 Ketinggian Net Jarak Servis Kombinasi Secara Secara Ketinggian Net Bertahap Bertahap dan Jarak Servis Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Berdasarkan Kelompok Penelitian.
Agar nilai rata-rata peningkatan kemampuan servis bawah bola voli yang dicapai tiap kelompok mudah dipahami, maka nilai peningkatan kemampuan servis bawah bola voli pada tiap kelompok tersebut disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100.0000 90.0000
86.3340 79.0288
80.0000
74.1658
74.1110
70.0000 60.0000 50.0000
46.0609 40.2467
40.0000 30.0000 20.0000 10.0000 .0000
A1B1
A2B1
A3B1
A1B2
A2B2
A3B2
1
Gambar 3.
Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Berdasarkan Kelompok Penelitian.
Keterangan: A1B1 : Kelompok pendekatan ketinggian net secara bertahap dengan tingkat power lengan lemah. A1B2 : Kelompok pendekatan ketinggian net secara bertahap dengan tingkat power lengan kuat. A2B1 : Kelompok pendekatan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan lemah. A2B2 : Kelompok pendekatan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan kuat. A3B1 : Kelompok pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan lemah. A3B2 : Kelompok metode pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis commit to user secara bertahap dengan tingkat power lengan kuat. 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Setelah instrumen penelitian di disusun selanjutnya melakukan uji coba (try out). Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai, baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
a. Uji Validitas Instrumen Sutrisno Hadi (1983 : 138) mengungkapkan bahwa suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, derajat ketepatan mengukur merupakan derajat ketinggian validitas instrumen. Sebagaimana dijelaskan di atas, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir-butir soal tes kemampuan servis bawah pada mata pelajaran penjasorkes, maka validitas yang digunakan adalah validitas butir soal praktik. Validitas ini digunakan untuk menguji setiap butir-butir pada soal yang telah dibuat. Untuk menguji validitas butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Suharsimi Arikunto (1998 : 74) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat dinyatakan sahih (valid) apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu sistem mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan dengan commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Untuk menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total digunakan Korelasi Product Moment dari Pearson yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (1998 : 72) dengan rumus sebagai berikut : rxy =
N XY ( X )( Y )
{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy
= korelasi Product Moment
N
= banyaknya siswa
X
= Skor butir soal
Y
= Skor total
XY = Jumlah (XY) Angka hasil perhitungan rxy
kemudian dikonsultasikan dengan tabel
korelasi product moment pada taraf signifikansi 5 %. Butir soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Berdasarkan hasil penghitungan dengan batuan program statistik SPSS versi 19 diperoleh hasil bahwa dari 6 instrumen yang telah diujicobakan kepada 60 siswa, semuanya dinyatakan valid sebagaimana pada Tabel berikut ini:
b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen menunjuk pada keajegan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi Arikunto, 1998 : 87) Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk pemeriksaan reliabilitas instrument kemampuan servis bawah bola voli diuji dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :
2 n i r1.1 = 1 2t n 1
Keterangan : r1.1
= Reliabilitas varians skor tiap-tiap item
2i
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
2t
= Varians total
Berdasarkan hasil perhitunga dengan bantuan program statistik SPSS versi 19 dari 6 butir instrumen yang valid, memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,781 Dengan demikian dapat disimpulkan baha butir instrument adalah reliable sehingga dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
D. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini, berupa uji empiris dari teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas, dengan menggunakan sarana statistik, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji analisis variansi, uji lanjut scheffe.
1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan uji terhadap distribusi data untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Uji normalitas commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
data dalam penelitian ini menggunakan metode lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada setiap kelompok penelitian disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok
N
Lo
Lt
Kesimpulan
A1
20
0,090
0,198
Distribusi normal
A2
20
0,150
0,198
Distribusi normal
A3
20
0,175
0,198
Distribusi normal
B1
31
0,151
0,159
Distribusi normal
B2
29
0,128
0,165
Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Lo atau hasil perhitungan, semuanya memiliki harga kurang dari Ltabel pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui variasi sampel pada tiaptiap kelompok penelitian. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap data hasil penelitian dengan menggunakan uji bartlett. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan rumus Bartlett adalah sebagai berikut: commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Tabel Hasil Uji Bartlett ∑Kelompok
Ni
2hitung
2tabel
Kesimpulan
6
5
0,875
1,145
Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 2hitung sebesar 0,875 lebih kecil dibandingkan dengan 2tabel = 1,145. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas sampel dalam penelitian ini dapat terpenuhi. Homogenitas data ini juga menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian telah memenuhi aspek keseragaman artinya tidak ada kemampuan servis bawah bolavoli siswa yang sangat menonjol atau melebihi rata-rata dan tidak ada kemampuan servis bawah bola voli siswa yang sangat rendah atau dibawah kewajaran, dengan kata lain data yang dikumpulkan berdasarkan pada sampel yang sudah ada tidak ditemukan adanya data yang outlier atau berada diluar kendali kewajaran.
E. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasinya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Analisis Variansi (Anava) dengan faktorial 2 x 3. Selanjutnya dilakukan uji lanjut Anava dengan menggunakan uji Scheffe, yaitu uji rata-rata setelah Anava. Uji Scheffe dilakukan untuk mengetahui pengaruh kelompok yang mana yang lebih baik dari setiap kelompok penelitian. commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor 2 x 3
Source
Jumlah Kuadrat
Rata-rata Kuadrat
db
Fo
Ft
A
16514.962
2
8257.481
1826.079
3,17
B
859.203
1
859.203
190.006
4,02
AxB
158.518
2
79.259
17.528
3,17
Error
244.187
54
4.522
Total
283591.210
60
a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)
Selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan rumus Scheffe . Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Scheffe
KP A1B1
Rerata 40.2467
A1B1 A2B1 40.2467 74.1658 0
A3B1 A1B2 A2B2 74.111 46.0609 79.0288
33.9191 33.8643
5.8142
A3B2 86.334
38.7821 46.0873
A2B1
74.1658
0
0.0548
28.1049
4.863
12.1682
A3B1
74.111
0
28.0501
4.9178
12.223
A1B2
46.0609
0
79.0288
0
7.3052
86.334
0
A2B2 A3B2
commit to user
84
32.9679 40.2731
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: A1B1 : Kelompok pendekatan ketinggian net secara bertahap dengan tingkat power lengan rendah. A1B2 : Kelompok pendekatan ketinggian net secara bertahap dengan tingkat power lengan tinggi. A2B1 : Kelompok pendekatan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan rendah. A2B2 : Kelompok pendekatan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan tinggi. A3B1 : Kelompok pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan rendah. A3B2 : Kelompok pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap dengan tingkat power lengan tinggi.
Dengan adanya perbedaan nilai rata-rata pada masing-masing kelompok interaksi tersebut membuktikan bahwa adanya pengaruh ragam pendekatan modifikasi dan power lengan terhadap peningkatan kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putera Sekolah Dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Kemampuan servis dalam permainan bola voli memiliki fungsi utama yaitu sebagai serangan pertama untuk mendapatkan point. Dengan sistem penilaian rellypoint, maka servis mempunyai pengaruh besar terhadap jalannya seluruh permainan. Servis yang baik, sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan. Hal ini artinya angka atau point dapat dihasilkan melalui servis yang baik bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Tetapi kegagalan servis juga menguntungkan pihak lawan, yaitu bola berpindah dan commit to user lawan mendapatkan angka. Oleh karena itu, dalam melakukan servis hendaknya 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih berhati-hati agar bola dapat masuk ke daerah permainan lawan dan lawan sulit untuk menerimanya
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Pada hipotesis pertama ada perbedaan pengaruh positif pembelajaran servis bawah dengan ragam pendekatan modifikasi terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012.
Untuk menguji hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan
berdasarkan pada analisis statistik diperoleh nilai F lebih besar dari F
tabel
hitung
sebesar 1826,079 yang
= 3,17. Hal ini berari Ho ditolak artinya hipotesis alternatif
diterima. Sedangkan hipotesis alternatifnya menyatakan “ada perbedaan pengaruh positif pengajaran servis bawah dengan ragam pendekatan modifikasi terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012”. Selanjutnya dilakukan uji tindak lanjut dengan menggunakan metode Scheffe. Hasil Uji Scheffe membuktikan bahwa semua kemampuan servis bawah berbeda secara nyata, dapat dilihat secara jelas pada lampiran Hal ini sekaligus membuktikan pendapat para ahli, bahwa pengajaran servis bawah bolavoli dengan Pendekatan Kenaikan Net secara Bertahap merupakan bentuk pengajaran keterampilan dengan cara ketinggian net diturunkan dari ketinggian yang sebenarnya. Dari ketinggian net 2 m diturunkan menjadi 1,50 m. Penurunan ketinggian net didasarkan pada permainan bola voli mini.
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengajaran ketinggian net tersebut didasarkan pada kemampuan siswa, dimana kemampuan siswa atau kondisi siswa belum memadahi melakukan servis bawah dengan ketinggian net yang sebenarnya. Ditinjau dari prinsip-prinsip pengaturan isi atau materi pelajaran, pengajaran ketinggian net merupakan pengajaran yang didasarkan pada tingkat kesulitan atau kompleksitas gerakan, sehingga perlu disusun secara sederhana.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua Ada perbedaan pengaruh positif antara power lengan kuat dan lemah terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas VI di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Untuk menguji hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan berdasarkan pada analisis statistik diperoleh nilai F
hitung
sebesar 190,006 yang lebih besar dari F
tabel
= 4,02. Hal ini berari Ho
ditolak artinya hipotesis alternatif diterima. Sedangkan hipotesis alternatifnya menyatakan “ada perbedaan pengaruh positif antara power lengan kuat dan lemah terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012”. Meskipun berbeda secara nyata uji scheffe tidak bisa dilakukan karena power lengan hanya ada dua kondisi yaitu kondisi rendah/ lemah dan kondisi tinggi/kuat, sehingga hasil ujinya sudah bisa diwakili dengan uji F
hitung
yang ada
pada faktor power lengan pada uji Anava. Pengajaran jarak servis ini diterapkan pada pembelajaran servis bawah, karena kondisi siswa yang belum siap atau belum mampu melakukan servis dari commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jarak yang sebenarnya. Seringkali servis dari jarak sebenarnya kurang dapat dilakukan dengan baik, bolanya sering menyangkut net, atau bolanya melenceng di luar lapangan permainan. Menurut Rusli Lutan dan Andang Suherman (1999/2000: 76) bahwa: manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahann kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Jarak Servis secara Bertahap merupakan solusi untuk membelajarkan servis bawah kepada siswa dari jarak yang lebih mudah, karena servis bawah dari jarak yang sebenarnya siswa mengalami kesulitan. Pengajaran servis bawah dengan Pendekatan Jarak Servis secara Bertahap merupakan cara belajar yang dilakukan dari kondisi yang mudah atau sederhana dan secara bertahap jarak servis ditingkatkan. Belajar tahap demi tahap hasilnya akan lebih baik. Hasil yang dicapai pada tahap awal bisa menjadi modal untuk mempelajari meteri berikutnya. Kemampuan fisik dan gerak akan berkembang sejalan dengan aktivitas mempraktekkan gerak berulang-ulang. Dengan meningkatnya daya fisik dan gerak, siswa akan menjadi siap untuk mempelajari gerakan-gerakan yang semakin sukar atau berat dan kompleks.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Ada perbedaan Interaksi antara ragam pendekatan modifikasi dengan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli siswa putra sekolah commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Untuk membuktikan hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan berdasarkan pada analisis statistik diperoleh nilai F hitung sebesar 17,528 yang lebih besar dari F tabel = 3,17. Hal ini berari Ho ditolak artinya
hipotesis
menyatakan
alternatif
diterima.
Sedangkan
hipotesis
alternatifnya
“Ada perbedaan Interaksi antara ragam pendekatan modifikasi
dengan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli siswa putra Sekolah Dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012”. Selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan metode Scheffe, hasil uji selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa semua kemampuan servis bawah berbeda secara nyata dilihat dari aspek interaksi antara power lengan dengan ragam pendekatan modifikasi. Berdasarkan hasil uji Scheffe pada interaksi antara power lengan dan ragam pendekatan modifikasi maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara: a.
Power lengan rendah dengan ketinggian net secara bertahap terhadap power lengan tinggi dengan
ketinggian net secara bertahap dan power lengan
rendah dengan jarak servis secara bertahap, power lengan tinggi dengan jarak servis secara bertahap, power lengan rendah dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis, power lengan tinggi dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis. b.
Power lengan tinggi dengan ketinggian net secara bertahap terhadap Power lengan rendah dengan ketinggian net secara bertahap, power lengan rendah commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan jarak servis secara bertahap, power lengan tinggi dengan jarak servis secara bertahap, power lengan rendah dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis, power lengan tinggi dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis. c.
Power lengan rendah dengan jarak servis secara bertahap terhadap power lengan rendah dengan ketinggian net secara bertahap, power lengan tinggi dengan ketinggian net secara bertahap, power lengan tinggi dengan jarak servis secara bertahap, power lengan rendah dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis, power lengan tinggi dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis. Sedangkan yang tidak ada perbedaan atau sama adalah power lengan rendah
dengan jarak servis secara bertahap terhadap power lengan rendah dengan kombinasi ketinggian net dan jarak servis. Karena sebagian besar faktor interaksi antara power lengan dan ragam pendekatan modifikasi kemampuan servis bawah berbeda secara nyata maka dapat disimpulkan bahwa dengan uji scheffe dapat dibuktikan bahwa ada pengaruh faktor interaksi antara power lengan dengan ragam pendekatan modifikasi terhadap kemampuan servis bawah.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah kemampuan servis bawah bola voli siswa putera Sekolah Dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. yang telah diberi perlakuan berupa: 1) Kenaikan Net Secara Bertahap; 2) Jarak Servis Secara Bertahap; 3) dan Kombinasi Kenaikan commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Net Dan Jarak Servis Secara Bertahap. Selanjutnya siswa juga diamati power lengannya dengan dikelompokkan pada dua kategori yaitu power lengan lemah dan power lengan kuat. Berdasarkan perhitungan dari rekapitulasi data penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dengan perlakuan kenaikan net secara bertahap dan power lengannya lemah nilai kemampuan servis bawahnya sebesar 40,2467, dan pada power lengan kuat nilai kemampuan servis bawahnya sebesar 46,0609. Untuk perlakuan jarak servis secara bertahap dan power lengannya lemah diperoleh nilai kemampuan servis bawahnya sebesar 74,1658, sedangkan untuk power lengan kuat diperoleh nilai kemampuan servis bawahnya sebesar 79,0288. Sedangkan untuk perlakuan kombinasi kenaikan net dan jarak servis secara bertahap dan power lengan lemah diperoleh nilai kemampuan servis bawahnya sebesar 74,111, untuk power lengan kuat nilai kemampuan servis bawahnya sebesar 80,2225. Untuk mempermudah pemahaman dari perhitungan tersebut dapat ditabelkan seperti pada Tabel berikut ini:
Tabel 9. Pengaruh Interaksi Faktor Utama dan Sederhana Terhadap Peningkatan Kemampuan Servis Bawah Bola Voli
B1 40.24 A1 74.16 A2 74.11 A3 64.30 RERATA Sumber: data Primer 2012 diolah
B2 46.06 79.02 86.33 69.04 commit to user
91
RERATA 43.44 76.11 80.22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan pada perhitungan Tabel 6 tersebut, menunjukkan bahwa nilai kemampuan tertinggi terjadi pada perlakuan kombinasi kenaikan net dan jarak servis secara bertahap dengan power lengan kategori tinggi. Peningkatan rerata sebelum dan sesudah perlakukan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 3.
Bentuk Interaksi Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Kelompok Pendekatan Modifikasi
Rata-ata Kemampuan Servis Bawah
100 90 80 70 60 50 B1
40
B2
30 20 10 0 Ketinggian Net Secara Bertahap
Jarak Servis Secara Kombinasi Bertahap Ketinggian Net dan Jarak Servis
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan kemampuan servis bawah bolavoli karena efek perlakuan dapat dilihat bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap memiliki peningkatan paling rendah, kemudian dengan pendekatan jarak servis secara betahap lebih tinggi, dan dengan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap memiliki peningkatan user yang cukup tajam. Oleh karena commit itu gurutodiharapkan dapat mengkaitkan materi
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka, terlebih lagi jika didukung dengan kemampuan kreatifitas guru berupa modifikasi yang didasarkan pada pengalaman guru selama mengajar maka akan semakin memperindah atau mempercantik serta meningkatan kemampuan siswa dalam servis bawah bola voli. Sehingga dalam permainan bola voli, ragam modifikasi dalam pendekatan pembelajaran lebih ditekankan pada gerakan-gerakan yang diaplikasikan melalui permainan sederhana, baik dalam peraturan permainan maupun tekniknya dengan tujuan: (1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran; (2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; (3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar, Dengan ragam pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan Psikomotorik siswa yang dapat dilakukan, dengan pertimbangan: (1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa; (2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi kemungkinan cedera pada siswa; (3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan siswa lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa; (4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada siswa salam situasi kompetitif. commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Power dapat juga disebut daya ledak karena kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam situasi gerakan yang utuh dan merupakan gerakan eksplosif. Power adalah hasil perkalian kekuatan maksimal (force) dengan kecepatan (velocity), sehingga diharapkan apabila kekuatan power lengan tinggi akan menjadi kekuatan tersendiri untuk menang dalam permainan bolavoli. Demikian juga dengan interaksi antara
metode pendekatan pembelajaran modifikasi dengan power
lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli siswa putra Sekolah Dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012, juga adanya perbedaan atau pengaruh terhadap kemampuan servis bawah bola voli siswa. Kenyataan ini membuktikan bahwa semakin baik ragam pendekatan pembelajaran modifikasi yang diberikan oleh guru yang didukung kemampuan internal atau bakat pada siswa berupa power lengan yang tinggi akan semakin memperkuat kemampuan siswa dalam hal servis bawah bola voli-nya. Oleh karena itu guru sebagai pelatih harus bisa memberikam materi dengan kreatif tidak monoton dan mau serta mampu untuk memahami bakat atau kemampuan bawaan siswa agar siswa bisa berkembang kemampuannya dalam bidang olahraga bola voli. Berikut ini Grafik interaksi kemampuan servis bawah bola voli kelompok power lengan pada siswa putra Sekolah Dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.
digilib.uns.ac.id
Bentuk Interaksi Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Kelompok Power Lengan
100 90
86.334 79.0288
80 70
74.1658 74.111
Ketinggian Net Secara Bertahap
60 50 40
46.0609 40.2467
Jarak Servis Secara Bertahap Kombinasi Ketinggian Net dan Jarak Servis
30 20 10 0 Rendah
Tinggi
Berdasarkan dua gambar di atas menunjukkan bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan kemampuan servis bawah bola voli antara power lengan rendah dan power lengan tinggi ada perbedaan. Sedangkan efek perlakuan dapat dilihat bahwa pada pendekatan kenaikan net secara bertahap memiliki peningkatan paling rendah, pendekatan jarak servis secara bertahap lebih tinggi, dan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap memiliki peningkatan yang cukup tajam.
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Setelah semua tahap penelitian dilakukan, mulai dari pembuatan proposal penelitian, kemudian pengkajian teori, penyusunan instrument penelitian yang disertai dengan uji coba dan penyempurnaan instrument penelitian, sampai dengan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data. Penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Ada perbedaan pengaruh yang positif dan signifikan antara pendekatan ketinggian net secara bertahap, pendekatan jarak servis secara bertahap, dan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fhitung sebesar 1826.079 > dari Ftabel sebesar 3,17. 2. Ada ada perbedaan pengaruh antara power lengan kuat dan lemah terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fhitung sebesar 190.006> dari Ftabel sebesar 4,02. 3. Ada perbedaan interaksi antara ragam pendekatan modifikasi dan power lengan terhadap kemampuan servis bawah bola voli pada siswa putra sekolah dasar kelas 6 di Kecamatan Girimarto Tahun 2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fhitung sebesar 17.528 > dari Ftabel sebesar 3,17.
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang tepat penting diberikan dalam rangka pencapaian hasil belajar yang maksimal. Simpulan hasil penelitian di atas mengandung pengembangan ide yang lebih luas dan dapat menimbulkan implikasi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran permainan bola voli siswa sekolah dasar. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: 1.
Pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, memberikan hasil yang paling tinggi dibandingkan dengan pendekatan ketinggian net secara bertahap maupun pendekatan jarak servis secara bertahap.
2.
Pada pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, siswa dapat mengambil jarak yang sesuai dan memperkirakan ketinggian net secara bersamaan. Dengan demikian siswa dapat menempatkan bola sesuai dengan tepat sasaran.
3.
Pembelajaran dengan menggunakan salah satu pendekatan tetap dapat meningkatkan kemampuan siswa, namun tidak bisa maksimal. Karena itulah maka dalam pengajaran servis bawah bola voli sebaiknya tetap menggunakan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap. Dengan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap akan
menjadikan
siswa
dapat
mengambil
memperhitungkan ketinggian net. commit to user
97
jarak
yang
tepat
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Saran
Berdasarkankan simpulan dan hasil penelitian tersebut di atas, maka untuk meningkatkan kemampuan servis bawah dalam permainan bola voli, disarankan: 1. Agar dapat mencapai hasil belajar servis bawah pada permainan bola voli yang optimal, penguasaan teknik servis yang benar sangat penting bagi pemain bola voli. Untuk itu diperlukan latihan-latihan yang tepat, jadwal yang teratur dan terprogram. Dengan demikian akan dapat mendukung kemampuan servis bawah bola voli. 2. Peningkatan kemampuan servis bawah pada permainan bola voli dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, karena dalam gerakan servis, pemain harus dapat memukul bola melewati net dan tidak melebihi garis belakang lawan. Namun juga perlu diperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi penerapan pendekatan kombinasi ketinggian net dan jarak servis secara bertahap, sehingga penerapan pendekatan tersebut dapat dilaksanakan tanpa adanya hambatan yang berarti.
commit to user
98