perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh: MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Oleh: MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan Tesis Magister Ilmu Keolahragaan
Komisi Pembimbing
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. H.M.Furqon H,M.Pd .................... NIP 196007271987021001
.....
2013
Pembimbing II Dr.Agus Kristiyanto,M.Pd NIP 194801181976031002
.....
2013
....................
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal...........................2013
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana UNS
Dr. Agus Kristiyanto., M.Pd NIP 19651128199003100
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012
Disusun Oleh MOHAMAD ALI MASHAR A 121108022 Telah disetujui oleh Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Dr.Sapta Kunta Purnama,M.Pd
-------------------
---------------
Sekretaris
Prof. Dr.Kiyatno,dr.,PFK.,M.Or.,
-------------------
---------------
1. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd
-------------------
---------------
2. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
-------------------
---------------
M.Pd Anggota Penguji
Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Dr. Agus Kristiyanto., M.Pd NIP 19651128199003100
-------------------
---------------
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS NIP 196107171986011001
-------------------
---------------
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Nama
: Mohamad Ali Mashar
NIM
: A 121108022
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “ ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN PELAJAR ( PPLP ) PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012 ” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal -hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Februari 2013
Mohamad Ali Mashar
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh -sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmul ah hendaknya kamu mengharap. (QS. Al-Insyiroh: 6-8)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan k epada:
Istri tercinta. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, doa, dan dukungannya. Anak-anakku tercinta. Terima kasih telah menjadi pendorong semangat dan cahaya dalam hidupku.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat -Nya sehingga
penulisan
tesis
yang
berjudul
“ ANALISIS
PELAKSANAAN
MANAJEMEN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN PELAJAR ( PPLP ) PENCAK SILAT
PENCAK SILAT JAWA TENGAH TAHUN 2012” dapat
diselesaikan dengan lancar oleh penulis. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pih ak yang telah membantu, terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di universitas tercinta. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS ,selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti Program Pascasarjana Jurusan Ilmu Keolahragaan. 3. Dr.Agus Kristyanto,M.Pd, selaku Ketua Program studi Magister Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ijin,dan masukan yang berharga selama penulis mengerjakan tesis dan selama mengikuti Program Pascas arjana Jurusan Ilmu Keolahragaan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Prof.Dr. H.M.Furqon H,M.Pd , selaku pembimbing I yang telah memberi arahan, saran-saran, bimbingan secara seksama, teliti dan penuh kesabaran pada peneliti. 5. Dr. Agus Kristiyanto,M.Pd , selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan dan masukan berharga hingga selesainya penulisan tesis ini. 6. Segenap dosen dan pengelola program Studi Magister Ilmu Keolahragaan Universitas
Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan pelayanan administrasi demi suksenya penyelesaian studi. 7. Kepala PPLP Pencak Silat Jawa Tengah yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang ditelitinya. 8. Segenap pelatih, pengelola, dan siswa atlit PPLP Pencak Silat yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan lancar. 9. Semua pihak yang tidak da pat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tesis ini.
Surakarta, Februari 2013 Penulis
Mohamad Ali Mashar
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Hal. JUDUL .................................. ..................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ……………………………...
iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….
iv
PERSEMBAHAN …………………… …………………………………
v
PERYATAAN…………………………………………………………..
vi
DAFTAR ISI.............................................................. ...............................
vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………
viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….
ix
DAFTAR GAMBAR……………………………… ……………………
x
ABSTRAK………………………………………………………………
xi
ABSRACT……………………………………………………………….
x
I. PENDAHULUAN............................................... ................................
1
A. Latar Belakang........................... ............................................. .
1
B. Identifikasi Masalah................................................................ .
10
C. Pembatasan Masalah............................... .................................
12
D. Perumusan Masalah............... ................................................... 12 E. Tujuan Penelitian ………………………………………… …
12
F. Kegunaan Penelitian................................. ...............................
13
II. KAJIAN TEORI............................................................... ..................
14
A. Deskripsi Teoritik................................................................... .. 14 1. Manajemen……………………………………………….
14
2. Manajemen Pendidikan dan L atihan…………………….
28
3. Manajemen Perekrutan…………………………………..
30
4. Program Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga (PPLP).
37
5. Manajemen Sarana dan Prasarana………………………. . 39 6. Manajemen Keuangan……………………………………
43
B. Penelitian Relevan................................. ................................... 49 III. METODOLOGI PENELITIAN............................ ..............................
commit to user
ix
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Tempat dan waktu Penelitian..................................................
51
B. Metode Penelitian...................................................................
51
C. Unit Analisis……………........................... ............................
53
D. Instrumen Penelitian……..................................................... ..
53
E. Teknik Pengumpulan Data................................................... ..
56
F. Teknik Analisis Data..................................................... .........
57
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...... ...........................
59
A. Temuan Penelitian................................... ...............................
59
B. Pembahasan……………................................. ......................
123
V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................
139
A. Kesimpulan...................................................... ........................
139
C. Saran................................................... .....................................
140
DAFTAR PUSTAKA........................................................ ......................
145
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................. .....................
148
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 3.1
Kisi-kisi yang dipertanyakan dalam Pelaksanaan Manajemen di PPLP pencak silat Jawa tengah
commit to user
xi
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Hal. Lampiran 1
Pedoman wawancara……........................... ......................
147
Lampiran 2
Hasil wawancara……………………………………… …
156
Lampiran 3
Struktur Organisasi PPLP Pen cak silat Jawa Tengah……
157
Lampiran 4
SK Penetapan Atlet, Pelatih dan Pengurus PPLP ...........
158
Lampiran 5
Program Latihan PPLP Pencak silat Jawa tengah…… ..
159
Lampiran 6
Biodata atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah…………….
160
Lampiran 7
Dokumentasi………………………………………… ........
161
Lampiran 8 Riwayat Hidup..................................... ................................
commit to user
xii
162
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mohamad Ali Mashar. A 121108022. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pusat Pembinaan Dan Latihan Pelajar ( PPLP ) Pencak silat Jawa Tengah Tahun 2012. Tesis . Pembimbing I : Prof.Dr.H. M. Furqon H.,M.Pd . Pembimbing II : Dr. Agus Kristyanto,M.Pd. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Proses Tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan ( PPLP) pencak silat Jawa Tengah. (2) Perencanaan program di pusat pembinaan dan pelatihan olahraga pencak silat di PPLP Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora. (3) Mengetahui sarana dan prasaran yang dibutuhkan tel ah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar (4) mengetahui pelaksanaan manajemen keuangan di PPLP Pencak silat Jawa Te ngah. Penelitian dilaksanakan di Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Unit anlisisnya adalah Organisasi pengembangan pembinaan dan latihan olahraga Pelajar (PPLP).Tehnik pengambilan data melalui studi dokumentasi dan wawancara,dengan instrument penelitian sendiri disediakan dengan bimbingan wawancara,dan tape recorder untuk merekam hasil wawancara dan kamera untuk pengambilan gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan manajemen Pusat pembinaan dan latihan olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa tengah pada umumnya sudah baik. ( a ) Proses perekrutan atlet sudah dilaksanakan dengan baik. ( b ) Perencanaan Program di Pusat Pembinaan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP) sudah perjalan dengan baik. ( c ) Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana telah dilaksanakan dengan baik, namun kelemahannya media pendukung fasilitas atlet PPLP belum lengkap sepenuhnya. ( d ) Pelaksanaan manajemen keuangan telah dilaksanakan dengan baik. mengingat alokasi dana dari APBN dan ABPD pengelolaan hanya memaksimalkan dana yang ada.
Kata kunci : Pelaksanaan manajemen PPLP
commit to user
xiii
yang terbatas, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Mohamad Ali Mashar, A121108022, 2013. The Analysis of Management Conduction of Contruction and Student’s Training Center (CCST) Pencak silat Centra Java in 2012,Thesis. First Counselor: Prof. Dr.H.M.Furqon H, M.Pd. Second Counselor: Drs.Agus Kristiyanto,M.Pd. Sports Science Study Program, Post-graduate Program, Surakarta Sebelas Maret University This research aim to for : (1) to description of execution of step process performed within athlete recruitment in construction center and athletic practice of student (PPLP) Pencak silat Jawa tengah, (2) to description planning of program in construction center and athletic practice of student (PPLP) Pencak silat jawa tengah is matching with the one which expected by Kemenegpora,(3) to description execution of facilities and basic facilities management in center construction of athletic practice of student (PPLP) Pencak silat jawa tengah matching with its requirement of him, (4) to description execution of monetary management. This research is executed in on duty Young man and Athletics at Unit Organizer of Construction to Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP) Pencak silat jawa tengah. This Research use descript ive method. Its analysis unit is chief Organizer of Development of Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP). Technique intake of data through documentation study and interview, with research instrument alone provided with guidance of interview, and tape of recorder to record result of and interview of camera digital to take picture. The results of research indicate that execution of management Center Construction and Athletic Practice of Student (PPLP) Pencak silat jawa tengah in general uncommitted better. (a) Process recruitment is fully executed better. (b) Planning of program in Center Construction and Athletic Practice of Student of Pencak silat jawa tengah less walk better. (c) Management facilities have been executed better, but its weakness, medium of facilities supporter of achievement of athlete PPLP not yet complete fully. (d) The monetary of management its planning have been executed better, but considering fund allocation of APBN and of APBD limited, so that organizer only maximizing existing fund.
Keywords: Execution of management PPLP.
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini prestasi olahraga Indonesia mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan. Misalkan saja di Sea Games 2005 di Philipina, Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke -5 (lima) dari 11 negara peserta A sia Tenggara. Prestasi tersebut jauh dari prestasi sebelumnya. Padahal Indonesia selalu menempati 3 (tiga) besar bahkan sering menempati peringkat pertama di pesta olahraga 2 (dua) tahunan tersebut yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, dan 1997. Penyebab penurunan prestasi olahraga tersebut salah satunya adalah pembinaan dan pengembangan prestasi yang tidak sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan. Pembinaan prestasi olahraga seharusnya dilakukan secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan. Sebagaimana tercantum dalam Undang -undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 20 ayat 3 yang berbunyi “Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan ber kelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahu an dan teknologi keolahragaan”. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 20 05,(Jakarta: Menegpora, 2005), h. 18 Proses pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga tersebut tentunya membutuhkan atlet-atlet yang memiliki potensi yang tinggi. Untuk mendapatkan atlet commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
berpotensi maka perlu adanya pembinaan dan pengembangan prestasi di usia produktif yakni tingkat usia sekolah. Pembinaan olahraga di Indonesia seyogianya harus selalu ada peningkatan seiring dengan penerapan berbagai pe rkembangan ilmu dan pengetahuan di bidang olahraga. Pemanfaatan penemuan model -model latihan dan berbagai pemanfaatan hasil penelitian selayaknya telah diterapkan oleh pembina atau pelatih. Sejalan dengan itu pemerintah selalu berupaya maksimal untuk melaksanakan pembinaan berkesinambungan dengan mempertimbangkan beberapa sektor yang sangat vital. Pembinaan olahraga di Indonesia menurut Harsuki dkk telah diarahkan dan dilakukan dengan berbagai arah melalui: (1) s ekolah-sekolah atau pelajar (mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi), (2) induk -induk cabang olahraga, (3) organisasi dan perkumpulan olahraga, dan (4) organisasi di masyarakat Harsuki dkk (Jakarta;
Kantor
Menpora,
1996),
h.
30 .
Arah
tersebut
berguna
untuk
mengidentifikasi khalayak sasa ran sehingga memudahkan mobilisasi sumber daya untuk pembinaan dalam jangka panjang. Berdasarkan arah tersebut di atas maka akan diperoleh model pembinaan yang tepat diterapkan di Indonesia guna mencapai sistem pembinaan olahraga nasional secara optimal. Upaya pemerintah telah dilakukan dengan mendirikan model pembinaan di kalangan pelajar yang disebut dengan Diklat pelajar di beberapa propinsi di Indonesia dengan objek sasaran pelajar terutama siswa yang disebut dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Pelajarlah sebagai sumber daya manusia yang tepat untuk menjadi sasaran untuk mencari cikal bakal munculnya atlet berprestasi di masa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
mendatang. Hal ini didasari pada kuantitas jumlah pelajar di Indonesia cukup besar sehingga memiliki peluang yang sangat besar munculnya atlet -atlet yang potensial apabila dibina secara berjenjang dan berkesinambungan. Pembinaan olahraga melalui Diklat dikalangan pelajar merupakan suatu strategi jitu untuk membangun kembali kejayaan masa lalu di bidang prestasi olahraga. Pembinaan olahraga disekolah diawali melalui mata pelajaran Penjas, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ekstrakurikuler, diharapkan muncul bibit -bibit atlet yang kemudian diarahkan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) tersebut. Pembinaan ini juga mengarah pada jenjang yang lebih baik ke sekolah khusus olahraga seperti SLTP/SMA Ragunan. Lembaga olahraga pelajar tersebut merupakan wadah pembibitan olahraga yang ditujukan untuk merangsang minat pelajar agar dapat meningkatkan dan mengembangk an keterampilan dibidang olahraga. Jenjang lebih lanjut untuk PPLP adalah Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM). PPLP merupakan suatu program pemerintah yang dikemas dengan tujuan untuk mengembangkan prestasi olahraga jangka panjang. Berdirinya PPLP diharapkan dapat sebagai wadah penjaringan untuk pembinaan atlet muda berbakat yang kelak menjadi poros dan pusatnya mencari atlet berprestasi. Sejauh ini ternyata diklat yang didirikan dengan visi dan misi yang baik dalam mengembangkan tugas moral yang besar, ternyata masih memiliki kontribusi yang kecil terhadap munculnya atlet berprestasi. Kondisi ini perlu diamati dan dicari faktor-faktor apa saja yang terbukti kurang memiliki kontribusi terhadap prestasi . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olah raga Pelajar (PPLP) sejak 1984 merupakan wadah yang sangat potensial untuk membina olahragawan potensial diusia sekolah. Penempatan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang tersebar diseluruh wilayah n usantara tentunya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembinaan daerah sesuai dengan cabang olahraga prioritas yang dikemas secara berjenjang dan berkelanjutan. Sebagai pusat berhimpun dan berlatih olahragawan pelajar berbakat olahraga, maka Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan alternatif pembibitan olahragawan pelajar, diawali pendirian dan perintisannya tahun 1984 dengan empat cabang olahraga yaitu Atletik, Bulutangkis, Sepaktakraw dan Tinju yang tersebar pada 8 provinsi di Indonesia dan kemudian pada tahun 1995 dikembangkan menjadi 16 provinsi dengan penambahan 4 cabang olahraga yaitu Sepak bola, Dayung ,pencak silat dan Panahan. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) telah dirintis pada tahun 1980 an, oleh Direktorat Keolahragaan Diklus epora Depdikbud di delapan Provinsi dengan cabang olahraga yaitu sepakbola, bulutangkis, tinju, atletik, dan sepaktakraw. Namun menurut data terakhir tahun 2009 PPLP telah tersebar di 33 Provinsi dengan jumlah 138 PPLP dan 43 PPLPD yang pendanaannya lewat APBD di daerah penyelenggara. Secara keseluruhan atlet PPLP yang terdaftar hingga tahun 2009 mencapai jumlah 1449 orang dengan rincian 949 atlet putra dan 500 atlet putri serta didampingi oleh 329 pelatih. Sedangkan cabang olahraga yang dibina di PPLP adalah atletik, anggar, angkat besi, bola voli, bola basket, balap sepeda, dayung,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
gulat, judo, karate, loncat indah, pencak silat, panahan, renang, sepakbola, sepaktakraw, senam, tenis, tenis meja, tinju, taekwondo, wushu, golf, kempo. Dalam perjalanan usian ya yang sudah relatif lama, PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia. PPLP merupakan suatu bagian dari sitem pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi pembinaan prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah. PPLP memiliki posisi yang sangat strategis dalam meletakkan pondasi pembangunan prestasi olahraga di Indonesia mengingat para siswa PPLP berada pada usia potensial dalam rangka pengembangan bakat siswa di bidang olahraga. Dalam perjalanan usianya yang sudah relative lama, PPLP telah berhasil menyumbangkan sejumlah atlet junior Nasional dibeberapa cabang olahraga untuk mewakili Indonesia di arena regional maupun internasional. Keberadaan PPLP telah diakui sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan yang mempunyai nilai strategis dalam pembinaan prestasi olahraga Indonesia. PPLP memiliki kedudukan penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara menyeluruh. Secara organisatoris proses pembinaan prestasi PPLP ada keterkaitan antara Pendidikan Jasmani di sekolah dengan dengan pres tasi olahraga. Ditinjau dari konsep teoritik keplayihan olahraga, usia siswa PPLP berada pada lantai ke dua (level dua) dalam pyramida pembinaan olahraga. Di sisi lain pelaksanaan PPLP harus berhubungan dengan Departemen Pendidikan Nasional serta pihak -pihak lain seperti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Induk organisasi olahraga dan lain sebagainya. Untuk hal tersebut suatu koordinasi yang baik sangat diperlukan, agar pelaksanaan program PPLP dapat lebih maksimal sesuai dengan latar belakang dibentuknya PPLP tersebut. Melihat keadaan di atas salah satu upaya pemerintah dalam mendongkrak atau membangun tatanan pembinaan olahraga di Indonesia sebagai dasar untuk pembinaan berjangka, dilakukanlah berbagai upaya. Diantaranya adalah dengan mendirikan berbagai pusat -pusat pembinaan olahraga dika langan pelajar yang merupakan cikal-bakal atlet berprestasi. Ini menunjukkan bahwa Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan salah satu pilihan alternatif yang cukup menjanjikan sebagai wadah untuk menampung olahragawan guna dilatih leb ih efektif dalam peningkatan prestasinya. Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ini juga sebagai wadah untuk menghimpun atlet dengan minat olahraga yang tinggi dengan potensi bakat untuk dikembangkan memerlukan sebuah proses. Keberadaan pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar menjadi sangat penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkatan prestasi olahraga yang memang didambakan oleh masyarakat dengan mengedepankan proses pemberdayaan. Pemberdayaan dimaksudkan untuk memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Hal itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen dengan prinsip memberikan kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing -masing Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) secara lokal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Dalam melaksanakan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) tidak terlepas dari pada manajemen. Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pembinaan dan latihan secara keseluruhan karena tanpa pengelolaan manajemen yang baik, akan terasa sangat sulit Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) diwujudkan secara optimal. Manajemen pada hakikatnya adala h bagaimana seorang pimpinan mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi. Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang ditanamkan didalam lembaga tersebut sesuai atau memberikan profi t sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan . Memang disadari bahwa turunnya selama ini prestasi olahraga Indonesia memang tidak lepas dari aspek -espek seperti rendahnya perhatian pemerintah terhadap dunia olahraga Indonesia, terbatasnya sarana dan prasarana yang ada dalam melakukan latihan untuk be rprestasi. Pengelolaan manajemen keolahragaan yang belum begitu baik mungkin dikarenakan belum ada ahli manajemen keolahragaan yang mengurusinya atau masih ada sebagian orang yang mengelola keolahragaan ini adalah untuk mementingkan diri sendiri, campur ta ngan politik demi kepuasannya untuk mencapai sesuatu. Bagaimana mungkin mendapatkan prestasi yang tinggi kalau masalah masalah keolahragaan kita seperti di atas masih di temui, terutama tanpa didukung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
sarana dan prasarana olahraga yang lengkap untuk berpr estasi. Walaupun atlet memiliki kemampuan dan semangat yang tinggi, pelatih yang berpengalaman dan sertifikasi tingkat Internasional, pengelolaan manajemen organisasi olahraga yang belum baik, dan tanpa adanya dukungan dari pemerintah maka prestasi belum d apat diraih. Dalam penyelenggaraan program yang didalamnya merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya saling keterkatan, karena pada hakekatnya seluruhnya saling mempengaruhi. Dalam satu PPLP memiliki berbagai permasalahan, berbagai keunggulan dan kelemahan selalu terjadi, baik yang telah ada ataupun di masa mendatang. Namun demikian, disamping
beberapa
keunggula-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa celah yang harus dan dapat diperb aiki serta ditingkatkan. Masalah rekrutmen, masalah proses latihan siswa adalah contoh issu yang masih perlu diperhatikan. Permasalahan manajamen, sarana prasarana serta administrasi latihan juga perlu mendapat perhatian yang lebih khusus . Kesemua permasa lahan tersebut bukanlah permasalahan yang sederhana, melainkan permasalahan yang bersifat komplek dan harus diketahui secara nyata sehingga akar permasalahan dapat diperoleh, sehingga pemecahan masalahanya dapat dilakukan secara tepat. Disamping beberapa keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai PPLP, masih terdapat beberapa kelemahan yang harus dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan. Keunggulan yang ada akan di pertahankan bahkan harus terus ditingkatkan, sedangkan kelemahannya harus segera d i perbaiki guna pencapaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
tujuan program PPLP. Permasalahan -permasalahan tersebut hanya dapat diperoleh melalui penelitian yang mencakup pelaksanaan manajem en yang di lakukan. penelitian ini berguna untuk menemukan berbagai permasalahan -permasalahan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya. penelitian ini penting dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian serta kendala yang selanjutnya berguna untuk mencari solusi yang tepat guna. Tetapi karena terdapat berbagai keterbatasan maka tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia, maka penelitia n ini dilakukan di provinsi Jawa Tengah. Adapun penelitian dilakukan dengan mengkaji dan mengetahui gambaran tentang pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah melalui pendekatan evaluatif . Terdapat beberapa alasan tentang pemilihan lokasi diantaranya; Pertama; Provinsi Jawa Tengah dikarenakan bahwa prestasi PPLP Pencak Silat Jawa tengah sebagai barometer pencak silat Indonesia , dimungkinkan adanya peruba han manajemen yang men uju pada sukses prestasi. Kondisi ini tentunya harus dipersiapkan jauh-jauh hari, karena pencapaian prestasi me lalui proses yang panjang dan sistem penyelenggaraan yang baik. Kedua; Tingginya kepedulian pemeri ntah daerah dalam membina cabang olahraga terbukti pemerintah daerah membiayai 12 cabang olahraga melalui APBD. Termasuk cabang pencak silat yang dibiayai oleh dana APBN, sehingga hal ini merupakan kekuatan yang sangat besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Ketiga; Terdapat kenaikan peringkat yang sangat sigfnikan pada POPNAS IX ke POPNAS X, sehingga menjadi sorotan publi k termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga. Adapun perubahan peringkat terseb ut pada POPNAS IX provinsi Jawa tengah, khususnya cabang pencak silat . . Ketiga alasan tersebutlah yang menjadi pemicu ketertarikan peneliti untuk meneliti pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat didefenisikan berbag ai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola rekruitmen pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 2. Pihak mana saja yang terlibat dalam rekruitmen pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 3. Bentuk tes apa saja yang dilakukan untuk menyeleksi pelajar Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 4. Komponen apa saja yang mendukung keberhasilan dalam suatu pertandingan atau perlombaan? 5. Pendekatan apa saja yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelatih?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
6. Bagaimanakah perencanaan program pada pusat Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Penca silat Jawa Tengah? 7. Apakah para pelatih memiliki kemampuan untuk menyusun program latihan di Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ? 8. Kompetensi apa saja yang harus dipenuhi pelatih atlet Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)? 9. Bagimanakah peran guru dalam pencapaian prestasi belajar siswa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ? 10. Bagaimana peran pelatih dalam pencapaian prestasi siswa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) ? 11. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh sis wa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)? 12. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai ol eh siswa Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 13. Bagaimanakah prestasi yang telah dicapai oleh siswa siswa dari Pusat Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah dengan sentra-sentra dan sekolah khusus olahragawan lainnya ? 14. Hambatan dan kendala apa saja yang ada dalam pencapaian prestasi olahraga dan akademik siswa Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 15. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
C. Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah dan indentifikasi masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji dan diungkapkan yang disesuaikan dengan pokok -pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang digariskan. Adapun permasalahannya dibatasi pada 1) Pada pelaksanaan perekrutan atlet pelaj ar di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah 2) Pada pelaksanaan perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah
3)
Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan Atlet pelajar. 4) Pada pelaksanaan manajemen keuangan . D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimanakah proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? 2. Apakah perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah
sudah sesuai dengan yang
diharapkan Kemenegpora? 3.
Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
4. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) pencak silat Jawa Tengah? E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang
pelaksanaan manajemen pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan
proses tahapan yang dilakukan dalam
perekrutan atlet di dipusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. 2. Mendeskripsikan perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora. 3. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di pusat pembinaan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah yang sesuai dengan kebutuhan atletnya. 4. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen keuangan. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat membedakan berbagai manfaat kepada berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara empiris. 1. Manfaat Teoritik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kasanah dan wacana ilmiah dalam pengembangan PPLP pencak silat Jawa Tengah. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Menegpora penelitian ini dapat dijadikan sumber evaluasi pelaksanaan PPLP pencak silat Jawa Tengah (2) Bagi KONI Pusat Penelitian ini nantinya berguna untuk mendapatkan data pelaksanaan manajemen pela tihan olahraga prestasi serta profil prestasi siswa Ragunan; (3) Bagi Induk organisasi Olahraga atau Pengurus Besar (PB) cabang olahraga dapat mengadakan pembinaan lebih lanjut atlet yang berprestasi mulai dari proses rekruitmen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik 1. Manajemen Manajemen merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan hasil melalui orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbin bahwa manajemen adalah sebagai proses mendapatkan hasil secara efisien dan me lalui orang lain Stephen P. Robbin,(New Jersey: Prentice -Hall International,Inc.,1988),h.6.Kemudian Foillet dalam
Handoko
mengungkapkan
bahwa
manajemen
adalah
seni
untuk
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain T. Hani Handoko, (Yogyakarta: FE UGM, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa para pengurus organisasi mencapai tujuan -tujuan organisasi melalui pengaturan orang -orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlikan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaannya sendirian. Hasibuan mengungkapkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber -sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tententu Malayu, S.P. Hasibuan, Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 9. Sedangkan Farrel dkk merumuskan pengertian menajemen sebagai suatu set aktivitas yang dirancang untuk mencapat suatu tujuan organisasi dengan penggunaan sumberdaya secara efektif dan efisien dalam merubah lingkungan. commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Robert D. Gatewood, Robert R. Taylor, dan O.C. Farrel,
Management:
comprehension, analysis and aplication , ( Boston USA: Richard D. Irwin, Inc., 1995), h 4. Manajemen berhubungan erat dengan organisasi, dimana menajemen berlangsung didalam organ isasi. Sebagai suatu proses sosial, manejemen melatakkan fungsinya pada interaksi antar person, baik yang berada didalam maupun diatas posisi opersional seorang dalam organisasi. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen menpunyai unsur -unsur kerjasama dan men garah pada sasaran yang ingin dicapai dan hanya diterapkan pada kelompok orang yang mempunyai tujuan yang jelas. Untuk menghasilkan tujuan tersebut didukung oleh manajemen sebagi fungsi. Fungsi manajemen menurut Fayol dalam Hess dan Siciliano, mengemukakan bahwa fungsi manajemen adalah perencanaan pekerja an yang akan dilaksanakan, pengorganisasian pekerjaan dan tempat kerja yang memastikan bahwa peker jaan dilaksanakan secara produkt if, memerintah atau memimpin dan mengarahk an para pekerja, mengkoordinasikan usaha semua orang yang melakukan pekerjaan itu, mengendalikan atau memonitoring untuk memastikan kin erja konsisten dengan rencana. Manajemen pada dasarnya merupakan suatu pemahaman tentang penerapan aturan dalan suatu organisasi dengan mengacu pada tujua n dari suatu organisasi tersebut. Manajemen menurut Wahjosumirdjo adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota -anggota serta pendayagunaan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan Wahjosumirdjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 dan Permasalahannya (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2003), h. 93. Sedangkan Gibson dkk menyatakan bahwa manajemen merupakan kemampuan pimpinan (manajer) dalam mendayagunakan orang lain melalui kegiatan menciptakan dan mengembangkan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien James L. Gibson, James H, Donnelly JR., and John M. Ivancevich, Manajemen (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997), h. 4 . Hal ini menunjukkan bahwa pemberdayaan segala sumberdaya merupakan konsep dasar dalam pengembangan manajemen. Sumberdaya yang ada disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan karanteristik sumberdaya yang ada. Tujuan seyogianya telah ditetapkan sebagai dasar acuan dalam menjalankan roda organisasi.Robbin menyatakan bahwa manajemen adalah sebagai proses mendapatkan hasil secara efisien dan melalui orang lain Stephen P. Robbin, Management: Concep and Application (New Jersey: PrenticeHall International, Inc., 1988), h. 6.
Selanjutnya Stoner dalam Handoko
mengungkapkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha -usaha pada anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta:BPFE, 1992), h. 8. . Lebih lanjut Fatah menyatakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Rosdakarya, 2003), h. 1.
commit to user
(Bandung : PT Remaja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Kemudian Hasibuan mengungkapkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tententu Malayu S.P Hasibuan, h.9.Hal ini menujukkan bahwa menajemen membutuhkan suatu kerjasama anta bagian, bahu membahu dalam menjalankan perputaran suatu organisasi, sehingga diharapkan kegiatan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Oleh sebab itu manajemen merupakan suatu alat pelaksana utama dalam administrasi. Dari berberapa defenisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu aktiv itas dengan memberdayakan sumberdaya yang ada dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Pemanfaatan fungsi dan tugas dari sumber daya yang ada sesuai dengan keberadaannya dalam organisasi akan mendukung s uatu organisasi berjalan sehat, dan pada gilirannya tercapai tujuan yang telah ditetapkan terdahulu. Sehingga peran seorang pemimpin menjadi penting dalam mengoptimalkan seluruh aspek sumberdaya dengan mengacu pada prinsip -prinsip manajemen. Jika diuraikan lebih rinci bahwa manajemen pada hakekatnya bagaimana seorang pemimpin mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga ia dapat mencapai tujuan organisasi. Kemampuan mengelola sumber daya inilah yang menjadi tugas dari seorang manajer. Sedangkan fungsi fungsi manajemen menurut Hasibuan, dibagi menjadi; 1) perencanaan , 2) pengorganisasian, 3) menggerakkan, 4) pengawasan , h.3. Fungsi manajemen adalah elemen -elemen dasar yang digunakan pada proses manajemen dan dapat menjadi acuan oleh manajer dalam upaya melaksanakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke -20 menyebutkan lima fungsi manajemen tersebut, yaitu: merancang, men gorganisir, memerintah,
mengordinasi,
Indonesia.Ensiklopedia
dan
Bebas
mengendalikan. Berbahasa
Manajemen.
Indonesia .
2007.
Wikipedia h
3.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen) Namun saat ini, kelima fungsi terse but yang hanya digunakan menjadi empat fu ngsi, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Penjabaran dari ke empat fungsi manajemen tersebut, fungsi yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan su mber yang dimiliki. Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan antara lain yaitu membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan yang lebih kecil, manajer akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibut uhkan untuk melaksanakan tugas seperti, apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas -tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas t ersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Sedangkan yang ke tiga yaitu: pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggo ta kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha -usaha organisasi. Fungsi keempat adalah pengendalian. Pengendalian adalah suatu proses pengawasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 dan evaluasi yang performa pada suatu perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Luther Gullick, dalam karyanya Papers on the Science of Administration mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah; (a)
planning (perencanaan), (b)
Organizing (pengorganisasian), (c) staffing (pengadaan tenaga kerja), (d) directing (pemberian bimbingan), (e) coordinating (pengkoordinasian), (f) reporting (pelaporan), dan (g) budgeting (penganggaran). Rangkaian fungsi -fungsi ini lebih terkenal dengan akronimnya . James, Rankin, Christopher Ingersoll. Athletic Training Management. Concept and Applications . (Mosby, 1995). h. 2 Menurut Koontz dan O’Donnel mengklasifikasikan fungsi -fungsi manajemen didalam bukunya Principles of Management. Yaitu: (a) planning (perencanaan), (b) organizing ( pengorganisasian), (c) staffing (pengadaan tenaga kerja), (d) directing (pemberian bimbingan), dan (e) controlling (pengawasan). Sedangkan yang di ungkapkan oleh George Terry mengklasifikasikan fungsi -fungsi manajemen sebagai; (a) planning (perencanaan), (b) organizing (pengorganisasian), (c) actuating (penggerakan), dan (d) controlling (pengawasan Harsuki. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian para Pakar, Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2003. h. 71 ). Sehingga dapat disimpulkan fungsi -fungsi manajemen menurut pendapat para ahli di atas adalah merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan pengawasan dan evaluasi yang performa sesuai deng an yang telah direncanakan sebelumnya. 1. Perencanaan (Planning)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Perencanaan merupakan tahap permulaan yang mutlak diperlukan karena banyak sekali tujuan dalam organisasi yang tidak tercapai akibat perencanaan yang kurang baik. Akan tetapi perencanaan itu tidak saja dilakukan pada permulaan kerja melainkan perlu terus menerus dilakukan selama proses berlangsung. Oleh karena itu perencanaan dapat didefinisikan sebagai “Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan” Sondang, Siagian.
Filsafat
Administrasi, (Jakarta : CV Haji Masagung. 1990). h 108. Di dalam sebuah perencanaan diperlukan syarat -syarat yang diungkapkan oleh Luther M. Gullick sebagai berikut; (1) Tujuan harus dirumuskan secara jelas , (2) Perencanaan harus sederhana dan realistis , (3) Memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap usaha -usaha yang direncanakan , (4) Bersifat fleksibel, (5) Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam. Ke dalam berarti seimbang antara bagian -bagian dalam perencanaan tersebut. Sedangkan ke luar berarti seimbang antara tujuan dan fasililtas yang tersedia , (6) Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumberdaya ya ng tersedia Sulipan. Manajemen Sekolah. 2007. h 5. (http://www.geocities.com). Proses perencanaan dapat ditinjau dari tiga segi. Dengan perkataan lain, fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara yaitu: 1. Mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik. Setelah ciri ciri diketahui lalu diusahakan, agar supaya rencana yang dibuat memenuhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 syarat-syarat. 2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan. Seperti yang per nah dilakukan oleh Rudyard Kipling, sastrawan Inggris dalam hidupnya mempunyai enam pelayan yang baik yang bernama: (a) What, (b) Where, (c) When, (d) Who, (e) Why, (f) How. Para ahli manajemen telah meminjam konsep ini dan menerapkannya di bidang perencan aan. 3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan teknik -teknik ilmiah. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pemecahan dengan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques of problem-solving) pimpinan dapat pula menciptakan suatu rencana yang baik. Dengan perkataan lain, pembuatan suatu rencana dapat dipan dang sebagai masalah yang harus terpecahkan dengan sistematis, serta didasarkan kepada tujuh langkah tertentu. Sondang Siagian, h. 109. Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa perencanaan (planning) adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian disini berarti proses pembagian tugas -tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan Sulipan. h 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Jadi pengorganisasian meliputi penciptaan struktur, mekanisme dan
prosedur
kerja, uraian kerja serta penempatan personil pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Karena organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan, bentuk serta besar kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut. mengungkapkan
bahwa
pengorganisasian
sebagai
keseluruhan
Sondang proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan Sondang Siagian, h. 116. Heidjrachman mengungkapkan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan untuk mencapai tujuan oleh sekelompok orang, dilakukan dengan membagi -bagi tugas, tanggung jawab, dan wewenang di antara mereka, ditentukan siapa yang menjadi pemimpin dan siapa yang dipimpin, serta saling berinteraksi secara efektif. Heidjrachman,Dasar-dasar Manajemen (Yogyakarta: UPP AMP YKPN 1996), h. 35. Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian yaitu; 1
Asas
Koordinasi.
Asas
koordinasi
adalah
sistem
pengaturan
dan
pemeliharaan tata hubungan agar tercipta tindakan yang sama d alam rangka mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus maka diperlukan tiga syarat pokok; adanya wewenang tertinggi yang berfungsi sebagai pemberi arah, adanya kesediaan bekerja sama antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 anggota karena merasa adanya tujuan bersama yang ingin dicapai, dan adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh semua anggota. 2 Asas Hirarki. Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam organisasi. Didalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas, we wenang dan tanggung jawab. Di dalam hirarki ini diperlukan adanya; kepemimpinan, pendelegasian wewenang dan pembatasan tugas Heidjrachman, h.36. Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa proses pengelompokan pembagian tugas -tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan 3. Penggerak (Motivating) Penggerakan (motivating) di defenisikan: Keseluruhan proses pemberian mot if bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis Sondang, Siagian. h.128. Fungsi organik penggerakan ini merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen. Dapat ditinjau dari segi Filsafat Administrasi dan Managemen, fungsi organik merupakan fungsi yang terpenting, karena pelaksanaan fungsi ini, manusia sebagai objek langsung. Sondang berpendapat bahwa untuk masa sekarang, istilah yang paling tepat diperg unakan untuk menunjukkan fungsi organik administrasi dan manajemen yang langsung menyangkut manusia-manusia di dalam organisasi adalah istilah Motivating Sondang, Siagian, h. 128
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Untuk membedakan pelaksanaan fungsi motivating pada tingkat administrasi
dan
managemen
dapat
dikatakan
bahwa
"administrative
motivating" bersifat menyeluruh dan menyangkut semua orang di dalam organisasi. S edangkan managerial motivating adalah lebih bersifat khusus dan lebih menonjolkan pemberian motif kepada para pelaksana operatifnya saja. Hal ini sesuai dengan teori Maslow mengemukakan 5 keb utuhan manusia, diantaranya: 1) kebutuhan fisiologis ( physiological needs) merupakan kebutuhan pokok manusia untuk mememelihara kelangsungan hidupnya, seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, air, seks dan sebagainya; 2) kebutuhan rasa aman (safety need) merupakan ingin dilindungi, seperti keamanan dalam bekerja, keamanan hidup dan sebagainya; 3) kebutuhan sosial ( social needs) merupakan kebutuhan untuk diterima dan dihargai oleh orang l ain, saling mencintai, saling menghargai, bekerja sama, tolong -menolong dan sebagainya; 4) Kebutuhan penghargaan (eksteem needs) merupakan kebutuhan akan harga diri, percaya diri, prestise, dan kekuasaan; dan 5) kebutuhan aktualisasi diri ( self actualization) merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimal sehingga mampu yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Sudibyo, Psikologi Olahraga (Jakarta: PT. Abem Kosong Anem, 1989), h. 24. Disamping kebutuhan secara umum manusia, terdapat kebutuhan tertantu bagi pelatih olahraga. Kebutuhan pelatiha adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Kebutuhan yang berkaitan dengan pekerjaannya adalah kebutuhan upah, keamanan kerja, pergaulan, kesempatan untuk maju, keadaan pekerjaan yan g menyenangkan dan kepercayaan untuk melakukan pekerjaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Sedangkan menurut Maslow dalam Hamalik membagi kebutuhan menjadi; 1) Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus dipuaskan lebih dahulu yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang da n papan, 2) Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang atau benda, 3) Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan berparti sipasi, 4) Kebutuhan prestise yakni kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 106 . Pelaksanaan fungsi Motivating dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut; (1) Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi; (2) Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut; (3) Jelaskan filsafat yang dianut pimpinan organ isasi dalam menjalankan kegiatan -kegiatan organisasi; (4) Jelaskan kebijaksaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam saha pencapaian tujuan; (5) Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi; (6) Jelaskan peranan apa yang dih arapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh setiap orang; (7) Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan ke giatankegiatan yang diperlukan; (8) Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian; (9) Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang -orang yang kurang mampu bekerja; (10) Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal -maksimalnya.Sondang Siagian, h. 134
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau tidaknya seorang pimpinan mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan, tergantung atas kemampuannya melaksanakan fungsi Motivating ini.
4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya Sondang, Siagian,h. 135. Menurut Heidjrachman fungsi pengendalian ( controlling) merupakan peristiwa pembandingan antara pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, membuat koreksi -koreksi jika pelaksanaan berbeda atau menyimpang dari rencana Heidjrachman. h. 169. Heidjrachman juga mengungkapkan bahwa fungsi pengendalian penting dalam kegiatan manajemen karena dengan pengendalian yang baik atau efektif merupakan jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana akan tercapai Sondang, Siagian.h.169. Kata pengendalian memiliki beberapa konotasi, yaitu: Mengecek atau memverifikasi, mengatur, membandingkan dengan standar, melatih seseorang atau kelompok untuk bertanggung jawab, dan membatasi kegiatan aga r tidak menyimpang dari rencana .h.170. Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan, pengecekan serta usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi penyelewengan atau pemyimpangan dapat ditempuh usaha -usaha perbaikan. Jadi pengawasan mempunyai tiga fungsi yaitu; (1) Mengkoordinasikan kegiatan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 dilakukan masing-masing unit, agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan atau bahkan mencegah adanya kesalahan atau penyimpangan dari rencana yang telah disusun, (2) Membandingkan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. (3) Mencatat semua hasil pengawasan untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan pelaporan. Di dalam melakukan pengawasan orang harus menggunakan kriteria tertentu. Ada beberapa prinsip pengawasan yang harus diperhatikan; (1) Pengawasan harus bersifat menyeluruh. Pengawasan harus meliputi seluruh aspek program: personel, pelaksanaan program, material, hambatan-hambatan dan lain-lain, (2) Pengawasan dilakukan oleh semua orang yang terlibat dalam program. Pengawasan bukan hanya dilakukan oleh pimpinan atau petugas -petugas yang ditunjuk tetapi semua petugas pelaksanaan program mempunyai tang gung jawab melakukan pengawasan, (3) Pengawasan harus bersifat diagnostik. Pengawasan tidak bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan personel, tetapi untuk menemukan kelemahan -kelemahan atau penyimpangan-penyimpangan program yang dapat menghambat tercapainya tujuan. Dari pernyataan dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan (controlling) adalah pengawasan merupakan proses pengamatan dar i pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Manajemen Pendidikan dan Latihan Pada hakekatnya bahwa, pendidikan adalah suatu pr oses perubahan tingkah laku. Sedangkan Pendidikan menurut Salam dalam arti luas adalah suatu proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai serta sikap dan keterampilannya
Burhanuddin Salam,
Pengantar Pedagogik, Dasar-dasar Ilmu Mendidik (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 10. Kemudian Atmodiwirio menyatakan pendidikan adalah pembelajaran yang dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan pekerjaan pada masa yang akan datang atau meningkatkan seseorang untuk dap at menerima tanggung jawab dan/atau tugas-tugas baru Subagio Atmodiwirio, Manajemen Pelatihan(Jakarta: Ardadizya, 2002), h. 35. Manajemen Pendidikan menurut Pidarta adalah memadukan sumber -sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan y ang telah ditentukan sebelumnya. Yang dimaksud dengan sumberdaya adalah ketenagaan, pendanaan, sarana dan prasarana termasuk informasi, dalam artian meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, penggerkan dan pengendalian sebagi fungsi -fungsi menajemen Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 4. Sedangkan Harsono menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang -ulang, dengan lama kelamaan bertambah jumlah bebannya Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1988), h. 101. Kemudian Bompa mengatakan bahwa latihan adalah cara untuk mencapai tujuan perbaikan sistem organisma dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraga Tudor O. Bompa, Theory and Metodology of Training, (Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company, 1986), h. 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Selanjutnya Depdiknas menyatakan bahwa latihan yang baik dan berhasil adalah yang
dilakukan
secara
teratur,
se ksama,
sistematis,
serta
berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun, dengan pembebanan latihan ( training) yang selalu meningkat dan bertahap setiap tahun Depdiknas, Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar,
(Jakarta:
Depdiknas, PPKJ, 2000), h. 103. Dalam upaya pencapaian prestasi yang optimal, tidak ada jalan lain kecuali dengan latihan dengan mengulang garakan demi gerakan dalam rangka penguasaan skill yang berakhir pada pengalaman gerak dan kualitas fisik. Lebih lanj ut agar prestasi atlet dapat dicapai seoptimal mungkin, perlu adanya tahapan dalam latihan meliputi: 1) Pemanduan/pemilihan calon olahragawan, 2) latihan yang intensif dan 3) evaluasi hasil latihan. h. 44. Program latihan yang direncanakan dan disusun se orang pelatih akan baik jika hasil evaluasi yang dilakukan mengalami peningkatan. Pemanduan bakat bagi calon olahragawan meliputi; 1) umur, Antromometrik, Kapasitas organik dan fungsional, mekanis/teknik, distribusi substansi dalam hal ini fungsi paru dan jantung, psikologis. Latihan dalam hal ini tentunya didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman pelatih secara filosofis dan prktisnya. Sedangkan evaluasi hasil latihan dilakukan meliputi 1) pemeriksaan kesehatan periodik, 2) kapasitas organis dan fungsiona l, 3) mekanis/teknik, 4) distribusi subs tanbsi tertentu, dan 5) psikologis. h. 44-46.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas tentang latihan maka dapatlah disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kerja fisik yang dilakukan secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, sebagai dasar perbaikan organisme dan keterampilan dengan lama kelamaan bertambah jumlah bebannya dengan upaya mengoptimalkan prestasi. Dengan kata lain bahwa, manajemen pendidikan dan latihan ditujukan dalam mencapai tuj uan pendidikan pada umumnya juga perbaikan keterampilan olahraga sebagai dasar optimalisasi prestasi. Didalamnya ditentukan oleh sumberdaya manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku secara serempat. 3. Manajemen Perekrutan Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai oleh atlet yang mempunyai bakat besar
dan
memperoleh
pembinaan
yang
baik
secara
berjenjang
dan
berkesinambungan. Pembinaan prestasi secara berjenjang mempunyai implikasi terhadap pentingnya evaluasi yang har us dilaksanakan secara berkala sejak tahap penjaringan atlet sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program pelatihan dan prestasi yang dicapai. Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil biologis khusus dengan ciri -ciri kemampuan biomotorik dan ciri -ciri psikologis yang baik. Bompa mengemukakan dalam (Diknas;2003) beberapa kriteria utama mengidentifikasi bakat yaitu; (1) Kesehatan, (2) Kualitas biomotorik, dan (3) Keturunan, (4) Fasilitas olahraga dan iklim, dan (5) Ketersediaan ahli. Teknik Pemanduan Bakat Olahraga, (Jakarta; Dirjen Olahraga Depdiknas 2003). h.10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Harre, Ed. dalam (Diknas;2003) mengemukakan bahwa tujuan dari tahap penyaringan dan pemilihan adalah untuk menemukan dari sejumlah besar anak yang berkaitan dengan faktor-faktor prestasi utama. h. 10 Penentuan faktor-faktor prestasi utama ini sangat penting bagi pengembangan lebih lanjut. Faktor -faktor ini merupakan indikator tingkat prestasi tertentu dan tingkat kecendrungan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan faktor -faktor prestasi yang dapat diketahui dengan pasti tanpa terlalu banyak bekerja dan dapat diperoleh informasi yang diperlukan. Anwar Pasau dalam (Diknas;2003) mengemukakan kriteria penilaian untuk pemilihan atlet berbakat, yaitu: 1) Aspek biologis Potensi/kemampuan dasar tubuh (Fundamental Motor Skill) Fungsi organ-organ tubuh Postur dan struktur tubuh 2) Aspek psikologis Intelektual/kecerdasan/IQ Motivasi Kepribadian Kerja persarafan 3) Umur Umur secara kronologis (Chonologis age) Umur dari segi psikologis (Psychologis age) 4) Keturunan 5) Aspek lingkungan (Environment). Diknas, h. 10 Beberapa pertimbangan penting untuk menjaring atlet berbakat yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 1) Memiliki fisik yang sehat, tidak cacat tubuh, diharapkan postur tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang diminati. 2) Memiliki fungsi organ-organ tubuh, kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, koordinasi, kelincahan dan power yang sesuai kebutuhan cabang olahraga. 3) Memiliki gerak dasar yang baik. 4) Memiliki intelegensi dan emosional yang baik 5) Memiliki intregritas yang tinggi 6) Memiliki karakteristik bawaan sejak lahir yang dapat mendukung pencapaian prestasi yang prima. Antara lain watak kompetitif tinggi, kemauan keras, pemberani dan semangat tinggi. Parameter Test SMP/SMA Negeri Ragunan , (Jakarta: Deputi Prestasi dan IPTEK Olahraga, Kemenegpora 2006). h. 6. Perekrutan adalah kegiatan yang diarahkan bagaimana mendapatkan jumlah dan jenis. Yang dilihat dalam penelitian ini adalah diadopsi dari prekrutmen pegawai. Pegawai yang tepat yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang lebih spesifik antara lain adalah penentuan jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan, apa syarat -sayaratnya, dari mana mendapatkan calon tenaganya, pensleksiannya dan pengangkatannya. Rendall. S. Schuler dan Susan E. Jac son mengatakan bahwa langkah -langkah pertama yang harus ditempuh dalam pelaksanaan rekrutmen adalah menentukan tujuan rekrutmen seperti:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 1) Apakah kita memerlukan karyawan yang berniat tinggal lama bersama kita, atau apakah kita sebenarnya membutuhkan karyawa n yang punya rekrutmen jangka pendek? 2) Apakah kita membutuhkan seseorang dengan keterampilan kerja yang prima, apakah kita memerlukan orang -orang yang punya niat sungguh -sungguh untuk belajar? 3) Apakah kita siap membayar mahal karyawan yang kita rekrut, atau kah kita ingin karyawan yang digaji rendah? 4) Apakah kita sebenarnya menginginkan orang -orang yang berbeda dari karyawan kita yang sekarang untuk mendapatkan perspektif baru, ataukah kita ingin mempertahankan status saja? Randall. S.Schuller E. Jacson Manajemen Sumber Daya Manusia menghadapi abad -21, (Jakarta: Erlangga, 1997). h.232. Suatu organisasi atau perusahaan dalam menentukan perekrutan tentu mempunyai alasan-alasan yang mendorong menurut Sondang P. Siagian.
Ada
beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi untuk melakukan perekrutan pegawai yaitu: 1) Berdirinya organisasi baru 2) Adanya perubahan kegiatan organisasi 3) Terciptanya pegawai-pegawai dan kegiatan-kegiatan baru 4) Adanya pegawai yang pindah ke organisasi lainnya 5) Adanya pegawai yang berhenti, baik dengan hormat ataupun tidak terhormat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 6) Adanya pegawai yang berhenti karena memasuki usia pension 7) Adanya pegawai yang meninggal dunia. Dari alasan-alasan tersebut di atas, maka diadakannya pe rekrutan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin calon -calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pegawai yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Sondang P. Siagian Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bina aksara, 1994).h.4. Pada prinsip-prinsipnya yang disebut dengan perekrutan adalah mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk menjadi pegawai pada dan organisasi tertentu. Sehingga rekrutmen juga dapat di definisikan sebagai serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Ambar. T. Sulistiyari & Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003).h.134. Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Bernada & Rissel, rekrutmen merupakan proses penemuan dan penarikan para pelamar yang t ertarik dan memiliki kualifikasi terhadap lowongan yang dibutuhkan. Jhon, H. Benardin dan Joya E, A Russel, Human Resource Management (Singapore: Mc. Graw-Hill, mc, 1993). h.201. Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) dalam hal ini untuk menentukan dan pengambilan calon atletnya dilakukan beberapa tes parameter yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Kementrian Negara dan Pemuda Olahraga. 1. Kriteria bagi atlet yang akan di tes 1.1 Harus sehat fisik dan men tal berdasarkan pemeriksaan dokter. 1.2 Satu hari sebelum pelaksanaan tes, atlet yang bersangkutan cukup istirahat dan cukup tidur. 1.3 Makan terakhir 2 jam sebelum tes mulai dilaksanakan. 1.4 Atlet diharuskan berpakaian dan bersepatu olahraga pada saat menjalani tes. 1.5 Sebelum memulai aktivitas tes, atlet melakukan pemanasan selama kurang-lebih 15 menit. 1.6 Atlet diharuskan untuk menjalankan tes dengan sungguh -sungguh 2. Kriteria bagi pelaksana tes 2.1 Mengetahui jenis-jenis alat ukur yang akan digunakan. 2.2 Memahami prosedur pelaksanaan pengukuran. 2.3 Dapat mengoperasikan dengan benar berbagai peralatan yang akan digunakan dalam pengukuran. 3. Kriteria sarana dan prasarana pelaksanaan tes 3.1 Alat tes yang digunakan telah ditera atau memenuhi standar. 3. 2 Tempat pelaksanaan tes harus aman dan nyaman bagi atlet. 3.3 Tersedia peralatan medic untuk kepentingan PPPK. 3.4 Tersedia formulir -formulir yang dibutuhkan untuk merekam hasil tes. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan (Jakarta: Kemegpora, 2005).h. 2. Jenis
pengukuran
yang
disusun
dalam
Panduan
Parameter Tes terdiri atas alat ukur yang digunakan untuk mengukur:
commit to user
Penetapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 1) Tinggi dan berat badan; 2) Ketebalan lemak; 3) Volume paru-paru; 4) Kapasitas paru maksimal; 5) Fleksibilitas togok; 6) Keseimbangan statis; 7) Daya tahan otot perut; 8) Daya tahan tubuh bagian atas; 9) Daya ledak otot tungkai; 10) Kekuatan peras otot tangan; 11) Kekuatan ekstensor otot punggung; 12) Kekuatan ekstensor otot tungkai; 13) Kekuatan menarik otot bahu; 14) Kekuatan mendorong otot bahu; 15) Kekuatan otot perut; 16) Kekuatan otot lengan; 17) Kecepatan lari; 18) Kelincahan; 19) Daya tahan anaerobik; 20) Kapasitas aerobik; 21) Kapasitas aerobik maksimal; 22) Kesegaran jasmani. Dari pendapat para ahli di atas sehingga perekrutan dapat disimpulka n bahwa perekrutan adalah sebagai sebuah proses pencarian bakat untuk menemukan dari sejumlah besar dan jenis anak yang berkaitan dengan faktor -faktor prestasi utama yang diinginkan. 4. Program Pusat Pembinaan dan Latihan dan Olahraga (PPLP) Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) adalah tempat untuk berhimpunnya olahraga pelajar potensial berbakat untuk dikembangkan potensinya menjadi olahragawan pelajar berprestasi
Deputi Iptek Olahraga,
Pedoman
Pengelolaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahrag a Pelajar (PPLP), (Jakarta: Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga KEMENEGPORA 2006), h.8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) memiliki kedudukan penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara penting dalam kerangka pembinaan prestasi secara menyeluruh. Secara organisatoris proses pembinaan prestasi pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) ada keterkaitan antara pendidikan jasmani di sekolah dengan prestasi olahraga. Disisi lain pusat pembinaan dan latihan olahra ga pelajar (PPLP) merupakan sebuah program Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga yang dalam implementasinya diperlukan adanya koordinasi dengan berbagai pihak terkait yang memiliki kompetensi dan wewenang khusus terhadap subyek dari program tersebut. Koordinasi dalam organisasi pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) sangat diperlukan untuk mendapatkan dukungan yang optimal dari berbagai pihak terkait sebagai pengguna siswa berprestasi Deputi Iptek Olahraga. h.13. Latihan, kompetisi, Akademik d an kesejahteraan merupakan program dari Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Deputi Iptek Olahraga. h.25. 1. Latihan 1.1) Pelaksanaan latihan disesuaikan dengan program yang telah ditetapkan 1.2) Pelaksanaan program latihan pada PPLP harus disesuaikan dengan kemampuan individu/perorangan 2. Kompetisi 2.1) Kompetisi cabang olahraga antar PPLP dilaksanakan secara periodik; 2.2) Setiap kegiatan kompetisi nasional cabang olahraga antar PPLP wajib diikuti oleh semua PPLP; 2.3) Pemerintah Daerah yang ditetapkan sebagai sebagai penyelenggara bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kompetisi antar PPLP dengan melibatkan induk organisasi olahraga dan masyarakat;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 2.4) Tata cara kompetisi diatur dalam petunjuk pelaksanaan 3. Akademik 3.1) Usia atlet pelajar PPLP pada jenjang akademis maksimal usia 16 tahun SMA atau sederajat 3.2) Nilai rata-rata raport calon Olahragawan pelajar PPLP 6,0 4. Kesejahteraan 4.1) Setiap olahragawan pelajar PPLP berhak mendapatkan pelayanan akomodasi. Konsumsi, kesehatan, ua ng saku, dan penghargaan lain. 4.2) Tata cara perolehan kesejahteraan diatur dalam juknis Deputi Iptek Olahraga. h.26. Keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) menjadi sangat penting dan strategis, hal ini mengingat selain peningkat an prestasi olahraga yang memang didambakan oleh mayarakat, tetapi juga tidak mengabaikan prestasi akademik sebagai upaya menyongsong masa depan. Seiring dengan semangat Undang -undang Nomor 32 tahun 2005 tentang Otonomi Daerah, dimana lembaga yang menangan i pembinaan olahraga pelajar sangat beragam , maka dipandang perlu adanya suatu pedoman sebagai acuan dan petunjuk dalam pengelolaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 5. Manajemen Sarana dan Prasarana Sarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang menunjang proses belajar mengajar dan relatih permanen seperti, gedung, ruang kelas, asrama, meja dan kursi serta peralatan media pembelajaran sebagai kegiatan proses belajar mengajar. Sedangkan proses latihan olahraga sarana meliputi lapangan olahraga, ruang kelas sebagai proses latihan teori dan lainnya. Prasarana meliputi fasilitas yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 secara tidak langsung mendukung proses belajar mengajar meliputi kapus tulis, halaman, taman, dan infrastuktur. Manajemen sarana dan prasarana diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang proses belajar mengajar dan latihan olahraga. Selain optimalisasi pemanfaatannya juga perawatannya. Sedangkan kegiatannya
meliputi
perencanaan,
pengadaan,
pengawasan,
penyimpangan
inventarisasi dan penghapusan serta penataan Mulyasa E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK , (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004), h. 49-50.Dengan manajemen sarana dan prasarana, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan rapai serta kenyamanan bagi para siswa, baik pada proses belajar mengajar atau latihan serta tempat tinggal/asrama serta proses belajar dan mengajar serta latihan olahraga yang lebih efisien dan efektif. Sarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang menunjang proses belajar dan berlatih, sarana bisa berbentuk permanen seperti, gedung, ruang kelas, asrama, meja dan kursi serta peralatan media belajar sebagai kegiatan proses bel ajar mengajar. Sedangkan proses latihan olahraga sarana meliputi lapangan olahraga, ruang kelas sebagai proses latihan, teori dan lainnya. Prasarana meliputi fasilitas yang secara tidak langsung mendukung proses belajar mengajar meliputi kapur tulis, hala man, taman, dan infrastuktur. Prasarana olahraga meliputi peralatan untuk latihan penunjang prestasi olahraga, Adhyaksa mengemukakan “di sadari bahwa turunnya prestasi olahraga Indonesia memang tidak lepas dari aspek -aspek seperti rendahnya perhatian pemerintah terhadap olahraga Indonesia dan terbatasnya sarana dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 prasarana olahraga, minimnya kompetisi yang rutin serta kurangnya penghargaan terhadap atlet-atlet yang berprestasi Adhyaksa Dault, Hal Aktual Keolahragaan Indonesia, (Jakarta: Majalah Forum Olah raga Diknas 2004), h.13. Dalam undang-undang keolahragaan Indonesia, yang masih digodok, pasal yang mengetengahkan perlindungan hukum terhadap pasilitas olahraga karena kita sangat menyadari betapa banyak kekurangan yang kita miliki berkenaan dengan infrastruktur olahraga, termasuk tanah lapang, taman bermain, yang selama beberapa tahun terakhir ini tergusur oleh kepentingan lainnya, seperti untuk mendirikan fasilitas perumahan dan fasilitas ekonomi, misalnya untuk pusat -pusat pertokoan dan lain-lain. Harsuki mengemukakan bahwa Prasarana olahraga adalah merupakan wadah untuk melakukan kegiatan olahraga Harsuki, Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar, (Jakarta :PT RajaGrafindo Persada, 2003) h. 379 . Dengan demikian untuk menyongsong Hari depan ola hraga Indonesia perlu disiapkan wadah yang mencukupi jumlahnya sehingga seluruh masyarakat dapat memperoleh kesempatan yang sama untuk berolahraga sehingga dapat mendapatkan kebugaran dan kesehatan sesuai dengan konsep “ sport for all”, Deputi bidang prestasi dan IPTEK olahraga mengemukakan bahwa sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Sedangkan prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau p enyelenggaraan keolahragaan. Deputi Iptek Olahraga, h.10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Adapun yang akan telusuri dalam penelitian ini adalah di adopsi dari manajemen sarana prasarana pendidikan . Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk Mencapai tujuan dal am pendidikan . misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya ; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya. Juhairiyah, Administrasi Sarana dan Prasarana pendidikan.2007. h.2 (http://
[email protected] ). Lebih jelasnya bahwa dalam prasarana dan sarana di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dapat di artikan seba gai berikut: 1) Prasarana dan sarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) wajib memenuhi jenis, jumlah dan standar Nasional. 2) Standarisasi prasarana dan sarana olahraga yang dipergunakan untuk Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) harus disesuaikan dengan standar Nasiona Deputi Iptek Olahraga, h.18. Manajemen sarana dan prasarana juga termasuk kedalam manajemen fasilitas olahraga. Harsuki berpendapat bahwa manajemen fasilitas adalah suatu pros es perencanaan, pengadministrasian, koordinasi, dan penilaian pelakasana harian dari fasilitas olahraga Harsuki, h.160. Senada dengan itu Direktorat fasilitas Olahraga DIKNAS mengemukakan Manajemen fasilitas adalah proses penilaian perancanaan, pengadministrasian, koordinasi Pedoman Manajemen Organisasi Olahraga (Jakarta: Direktorat Fasilitas Olahraga Prestasi Direktorat Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional 2004), h. 72.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Manajemen sarana dan prasarana diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan saran a dan prasarana dalam rangka menunjang proses belajar mengajar dan latihan olahraga. Selain optimalisasi pemanfaatannya juga perawatannya. Sedangkan kegiatannya meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpangan inventarisasi dan penghapusan serta penataan E. Mulyasa, h. 49-50. Dengan manajemen sarana dan prasarana, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan rapai serta kenyamanan bagi para siswa, baik pada proses belajar mengajar atau latihan olahraga serta tempat tinggal/asram a agar proses belajar dan mengajar serta latihan olahraga akan menghasilkan prestasi yang tinggi. Kegiatan olahraga memerlukan ruang untuk bergerak. Kebutuhan ruang untuk bergerak tersebut ditentukan dengan standart kebutuhan ruang perorang sebagai contoh Republik Federasi Jerman ditentukan kebutuhan sebesar 3.5m 2/orang Harsuki, h. 379. Pada waktu dihitung prasarana olahraga yang dibutuhkan dibanding dengan prasarana yang tersedia ternyata masih banyak sekali kekurangannya, sebagai contoh pada tahun 1955 h anya tersedia 5000 gedung olahraga (gymnasia) untuk 34000 sekolah, berarti 1 gedung untuk 7 sekolah Harsuki, h. 380. Pada masa sekarang ini sarana dan prasarana olahraga di Indonesia masih sangat kurang, untuk stadion olahraga saja yang kapasitas dan sarana nya mirip Gelora Bung Karno masih bisa dihitung dengan jari. Belum semua daerah di Indonesia memiliki lintasan atletik yang menggunakan tartan sintetis, belum lagi cabang -cabang olahraga yang bergengsi. Padahal seperti kita ketahui bersama bahwa untuk meni ngkatkan suatu prestasi olahraga harus memiliki sarana prasarana yang lengkap. Seperti pendapat Purnomo hadi sebagai editor dalam (Harsuki;2003) prasarana olahraga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 fungsinya adalah sebagai wadah atau penunjang untuk melakukan kegiatan olahraga sehingga harus dipersiapkan sesuai dengan peta olahraga di Indonesia, agar sesuai dengan potensi, kegemaran, sifat etnik dan kebiasaan di masing -masing wilayah atau daerah Harsuki, h. 401. Jadi dapat disimpulkan menurut beberapa ahli di atas bahwa sarana dan prasarana olahraga adalah peralatan, perlengkapan dan fasilitas yang menunjang proses latihan olahraga. 6. Manajemen Keuangan Dalam kehidupan berorganisasi, keuangan merupakan salah satu sumber daya yang sangat vital. Dengan sumber uang, maka seluruh aspek dapat b erjalan sebagaimana mestinya, sebagai dasar konpensasi bagi seluruh sumberdaya manusia yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa bahwa komponen keuangan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen -komponen lainnya E. Mulyasa, h. 47. Keuangan yang berhubungan dengan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang mampu membangkitkan kinerja pada pegawai, tetapi jika dikelola dengan tidak baik akan menghambat secara nyata. Dengan kata lain bahwa setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya E. Mulyasa, h. 48. Pada PPLP, sumber keuangan diperoleh oleh APBD ,dan APBN. Sedangkan tugas manajemen keuangan meliputi tiga fase, yaitu implementation, and evaluation.
financial planning,
Perencanaan finansial biasa disebut dengan
budgeting dimana kegiatan berhubungan dengan sumber daya yang tersedia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Pelaksanaan anggaran adalah kegiatan yang didasarkan pada rencana yang telah dibuat dan kemungkina n terjadi penyesuaian jika diperlukan. Sedangkan evaluasi merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya Deputi Iptek Olahraga. h 20. Dalam melaksanakan kegiatan, kepala sekolah sebagai manajer keuangan harus dapat merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pengawasan terhadap keberadaan keuangan. Menurut
Corobiru’s Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan. Fungsi - fungsi manajemen keuangan : 1) Investment decision : Keputusan penggunaan dana atau pengalokasian dana. 1.1) Jangka pendek penggunaan dana untuk pengoperasian perusahaan. 1.2) Jangka panjang investasi dalam aktiva tetap. 2) Ficancial decision : Keputusan dengan pemilihan sumber dana. 2.1) Melalui penerbitan saham 2.2) Melalui hutang saham. 3) Deviden decison : Untuk menentukan apakah dana yang diperoleh dan dihasilkan operasi akan dibagikan kepada pemegang saham atau investasi kembali Corobiru’s, Pengertian Manajemen Keuangan , (http//www.Manajemen Keuangan),h.1. Tujuan manajemen keuangan : adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Manfaat manajemen keuangan adalah untuk memahami tentang apa yang terjadi disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah -masalah praktis dan juga menjelaskan berbagai fak ta dan informasi. Fungsi seorang manajer keuangan adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 1) Menganalisa dan merencanakan pembelanjaan perusahaan. 2) Mengelola penanaman modal dalam aktiva. 3) Mengatur finansial dan struktur modal Corobiru’s, h.1 Posted Desember 3rd, by silvestezr juga mengungk apkan hal yang sama bahwa Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi -fungsi keuangan Silverterzr,
Pengertian
manajemen
(http//www.indoskripsi.com),h.1.Fungsi-fungsi
keuangan
keuangan , tersebut
meliputi
bagaimana memperoleh dana ( raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperol eh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri. Fungsi Manajemen Keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tan ggung jawab manajer keuangan Silverterzr, h 2. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan
demikian
tugas
manajer
keuangan
adalah
merencanakan
untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek yaitu : 1) Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya yang bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan. 2) Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya. 3) Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. 4) Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan Surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan t ujuan perusahaan Masalah pendanaan atau manajemen keuangan ini tidak terlepas dari perencanaan dan pengelolan yang benar maka seorang bendaha atau menajer, Marihot dan Dearlina dalam hal ini mengemukakan Seorang manajer keuangan (Financial Manager) suatu perusahaan harus tahu bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan. Marihot M, Dearlina S, Pengantar Manajemen Keuangan (Yogyakarta: Andi 2005). h. 1 Hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali Marihot M, Dearlina S,. h 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuanga n dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Sedangkan adalah
Faisal
memaksimalkan
mengemukakan bahwa tujuan manajemen keungan
kekayaan
pemegang
saham
kemaksimalisasi harga perlembar saham perusahaan.
yang
ditranslasikan
M. Faisal, Manajemen
Keuangan International, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2001). h. 3. Aspek penting lain dari tujuan perusahaan dan tujuan manajemen keuangan adalah pertimbangan terhadap tanggung jawab sosial yang dapat dilihat dari empat segi yaitu 1) Jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, ma ka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen. 2) Perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan. 3) Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan -perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar. 4) Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebu Silverterzr, h.1. Dari pernyataan para ahli di atas manajemen keuangan dapat disimpulkan bahwa merupakan salah satu sumber yang sangat vital yang harus dikelola dengan baik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 terprogram, terencana dan terawasi agar suatu tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Dalam manajemen keuangan ini berpusat pada fungsi-fungsi manajemen keuangan yaitu; bagaimana memanfaatkan keuangan untuk suatu tujuan dan bagaimana cara mendapatkan keuangn untuk suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Sedangkan tugas manajemen keuangan meliputi
tiga fase, yaitu financial planning, implementation, and evaluation Silverterzr, h 2. Perencanaan finansial biasa disebut dengan budgeting dimana kegiatan berhubungan dengan sumber daya yang tersedia. Pelaksanaan anggaran adalah kegiatan yang didasarkan pada rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Sedangkan evaluasi merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melaksanakan kegiatan, pengelola sebagai manajer keuangan harus dapat merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pengawasan terhadap keberadaan keuangan yang ada.Pada Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) sumber keuangan/pendanaan diperoleh dari pemerintah, pemerintah daerah, dan dapat diupayakan melalui bantuan masyarakat; pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggara n penyelenggaraan PPLP melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APB N), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Deputi Iptek Olahraga, h.18. B. Penelitian Yang Relevan Dalam penulisan proposal tesis ini, penulis menggunakan penelitian (tesis) yang sudah ada sebagai bahan untuk mendapatkan gamb aran penelitian ini. Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 tersebut berjudul: (1) ”Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Da n Pelatihan Di Pusdiklat Pegawai Departemen Sosial RI ”, yang disusun oleh Wahyuni dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Tahun 2005. dan (2) ”Pelaksanaan Manajemen Personalian dalam rangka Pemberdayaan Pegawai Pada Biri Kepegawaian Mahkamah A gung RI”, yang disusun oleh Erwin Widanarko dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Tahun 200 6. (2) Pelaksanaan Manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di Sumatera Utara. Disusun oleh Sabaruddin Yunis Bangun, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Tahun 2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif
yaitu
mendeskripsikan pelaksanaan manajemen di Pusat Pembinaan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain -lain). Pada saat sekarang berdasarkan fakta -fakta yang tampak atau sebagaimana adanya Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1995), h.63. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan, penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi dan commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
pengontrolan terhadap suatu perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala dan keadaan. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta. 2005). h 234. Menurut Hadari Nawawi ciri -ciri pokok metode deskriptif adalah sebagai berikut: Pertama, memusatkan perhatian pada masalah -masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah -masalah yang bersifat aktual; Kedua, menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interprestasi rasional yang akurat. Pengertian ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan b ahwa: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (dekrip itif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari ata u menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal -hal tersebut dapat juga mencakup metode-metode dekriftif Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983), h. 18-19 .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
C. Unit Analisis Untuk mengetahui informasi -informasi secara lebih mendalam, peneliti memilih informan yang dianggap menguasai tug asnya/ahli di bidangnya, yaitu pembina Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah yang telah ditunjuk oleh Pemda Setempat. Para pelatih Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah dan pembina Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga P elajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Penelitian ini juga mendalami tentang kegiatan p elajar/para atlet Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah , perencanaan program Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah yang telah terencana di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah , pengurus sarana dan prasarana pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah, pengelola keuangan yang terkait di pusat pembinaan d an latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah.
D. Instrumen Penelitian Untuk menggunakan cara yang telah ditentukan (wawancara, dokumenter) dibutuhkan alat yang dipakai untuk mengumpulkan data. Alat itulah yang disebut dengan instrumen penelitian. W. Gulo, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002),h. 123
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Untuk menggunakan cara yang telah ditentukan Dalam hal ini peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Instrumen penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk pedoman wawancara, yang berisi pertanyaan -pertanyaan penelitian yang bersifat terbuka. Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau daftar pertanyaan, yang diperersiapkan untuk mendapatkan in formasi dari responden. W. Gulo, h. 123. Teknik wawancara yang dilakukan adalah teknik wawancara tidak terstruktur. Artinya wawancara yang dilakukan adalah bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis da n lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Sugiyono. Memahami
Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 74 Tujuannya adalah untuk mengetahui informa si secara mendalam tentang pelaksanaan manajemen pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah yang meliputi: 1) proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah?, 2) perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah dilakukan sesuai dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenegpora?, 3) sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar? Dan 4) pelaksanaan manajemen keuangan di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Sedangkan kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada table di bawah ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Tabel 3.1. Kisi Yang Ditanyakan Dalam Pelaksanaan Manajemen Di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. No
1.
2.
3.
Aspek-Aspek Yang Ditanyakan
Apa sajakah proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah? a. Tahapan a. Pengumuman b. Proses pelaksanaan Seleksi c. Penetapan seleksi b. Bench Mark a. Aspek Biologis b. Apek Psikologis c. Umur c. Kendala d. Solusi Apakah perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah dilakukan sesuai dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenegpora? a. Program Pelatihan Atlet - Jangka Pendek - Jangka Panjang b. Kesesuaian rencana program dengan panduan c. Pelaksanaan program Pelatihan d. Hambatan pelaksanaan program pelatihan
Responden
1. Pengelola PPLP
Teknik Pengambilan Data Wawancara
2. Pelatih
Studi dokumentasi
1. Pengelola PPLP
Wawancara
2. Kepala TU
Studi dokumentasi
3. Pelatih
Apakah sarana dan prasarana yang 1. Pengelola dibutuhkan telah sesuai dengan PPLP kebutuhan atlet pelajar? a. Pengadaan sarana dan prasarana 2. Kepala TU
commit to user
Wawancara
Studi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
4.
latihan b. Pemanfaatan sarana dan Prasarana c.Pemeliharaan sarana dan Prasarana Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan? a. Perencanaan b. Proses Penerimaan c. Penggunaan d. Pertanggung Jawaban e. Pelaporan
dokumentasi 3. Pelatih 1. Pengelola PPLP
Wawancara
2. Pelatih
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan secara mendalam tentang pelaksanaan manajemen di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) maka perlu menyusun pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan -pertanyaan penelitian. Teknik yang dipergunakan meliputi wawancara tidak terstruktur dan studi dokumentasi. Teknik pengumpulan data ters ebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pedoman Wawancara, dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancara terhadap informan untuk memperoleh informasi secara langsung kepada pengelola Pusat Pelatihan dan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah, manajer, Pelatih dan kepala tata usaha. 2. Studi Dokumentasi, dilakukan untuk memperoleh data -data dan laporan kegiatan, laporan pendanaan kegiatan -kegiatan (keuangan, data guru/pelatih, pegawai dan pelajar/atlet), sarana dan prasarana dan foto -foto yang berkaitan proses pada waktu latihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
3. Triangulasi, Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada Sugiyono, h. 83 . Bila peneliti melakukan pengumpula n data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu megecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dalam penelitian ini data yang diperoleh pada umumnya melalui sumber manusia melalui wawancara, sumber data lainnya melalui dokumentasi yang menggambarkan kelengkapan administrasi Pusat Pelatihan dan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Perekaman data dengan tape recorder 2. Pengambilan gambar dengan camera (foto) 3. Pengadaan dakumen-dakumen (fotocopy) F. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan langkah yang dilakukan setelah pengumpulan data. Secara garis besar analisis data dilakukan menur ut tahapannya sebagai berikut: 1.
Data Collection, yakni mengumpulkan data
2.
Reduksi data dan informasi tentang manajemen perekrutan, Perencanaan program, sarana prasarana dan keuangan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
3.
Display data, yakni pengorganisasian dan penggolongan data atau membuat rangkuman temuan penelitian secara sistematis, data sesuai dengan fokus penelitian.
4.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi, adalah upaya untuk mencari pola,
tema
atau hal-hal yang sering muncul sehingga diperoleh kesimpulan, yang semakin lama menjadi semakin jelas seiring dengan semakin banyaknya data yang diperoleh sehingga mendukung suatu kesimpulan. Sugiyono. h. 92.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Temuan Penelitian Pada bab IV ini akan dikemukakan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian, yang akan di kelompokkan menjadi 4 bagian yaitu, (1) Apa sajakah proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di Pusat Pemb inaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah? (2) Apakah perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora? (3) Apakah sarana dan prasaran a yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar? (4) Bagaimanakah pelaksanaan manajemen keuangan di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah? Sebelum mendeskripsikan tentang pelaksanaan manajemen , maka akan dideskripsikan profil Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Profil Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah yang beralamatkan lengkap di desa Tuwak RT 01 RW 05
Kelurahan
Gonilan
Kecamatan
Kartosuro
Kabupaten Sukoharjo
Karesidenan Surakarta Propinsi Jawa Tengah. PPLP didirikan pada tanggal 14 April 2003, dan pada tahun 2008, ketua Pengurus Daerah IPSI menghibahkan sebidang
tanah di daerah Gajahan,perbatasan antara
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar untuk dijadikan sebagai padepokan dan tempat latihan. PPLP Pencak Silat jawa Tengah adalah salah satu PPLP Pencak Silat termuda di Indonesia, meskipun demikian, PPLP Pencak Silat Jawa Tengah telah memiliki di berbagai event di tingkat nasional seperti Sirkuit
Pencak
POPNAS,Kejuaraan
Nasional
antar
PPLP,
Silat Nasional, POSPENAS dan kejuaraan-kejuaraan
pelajar lainnya.PPLP Pencak Silat Jawa Tengah didirikan berdasarkan undang-undang dan keputusan sebagai berikut; 1. Keputusan Mendikbud No. 0.22d/0/180 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Keolahragaan. 2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0.22b/0/1980 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Pendidikan Dasar dan Menengah. 3. Surat Ditjen Diklupora No. 52/E/I/1984 tanggal 28 Agustus 1984 tentang Pendirian Pusat-Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar dan Mahasiswa diIndonesia. 4. SK Mendikbud No. 0413/V/1987 tanggal 14 Juli 1987 tentang titik berat pelaksanaan
pendidikan jasmani
di
SLTP dan SLTA adalah olahraga atletik. 5. TAP MPR No. II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara
(GBHN)
mengenai
pembinaan
dan
pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga. 6. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem PendidikanNasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
7. Pidato Presiden RI
pada
peringatan
Hari
Olahraga
Nasional di Ujung Pandang tanggal 9 September 1991, yang menekankan pentingnya pembibitan olahraga. 8. Surat panggilan masuk PPLP Pencak Silat Jawa Tengah Nomor 005/02479 Departemen Pendidikan Propinsi Jawa Tengah.
Sebagai instansi, PPLP Pencak Silat Jawa Tengah memiliki tujuan, visi dan misi. Tujuan umum PPLP Pencak Silat Jawa Tengah adalah membentuk dan membina olahragawan pencak silat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian, berbudi pekerti yang luhur, disiplin, sportif, dan berjiwa satria serta mendapatkan prestasi olahraga dan akademis yang optimal. Tujuan khusus PPLP Pencak Silat Jawa Tengah adalah; 1)mencapai prestasi optimal pada event-event nasional antar pelajar yaitu POPNAS, Kejurnas antar PPLP, POSPENAS dan kejuaraan pelajar lainnya, 2)mencapai nilai rata-rata kelas, serta dapat lulus dengan nilai ujian tinggi. Dan PPLP Pencak Silat Jawa Tengah memiliki visi dan misi yaitu; 1) membentuk atlet
yang
beriman
dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, 2) membentuk mental atlet yang
berbudi
meningkatkan
luhur, prestasi
disiplin, berjiwa atlet
pencak
ksatria, silat
dan sportif,
secara
optimal,
meningkatkan prestasi akademik atlet dengan maksimal.Sarana
3) 4) dan
prasarana yang digunakan untuk latihan rutin adalah rumah dan halaman milik Indro Catur H sebagai pelatih kepala PPLP Pencak Silat Jawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Tengah. Terdapat 5 tempat latihan bagi siswa PPLP Pencak Silat Jawa Tengah yaitu; 1) halaman rumah milik Indro Catur H, S.Pd digunakan untuk latihan rutin, 2) Padepokan Pencak Silat Kartosuro sebagai tempat latihan sparing, 3) Stadion Manahan Surakarta untuk latihan di luar,
4)
SDN
1Gonilan digunakan untuk latihan fisik, dan SD
Muhammadiyah 1 Surakarta untuk latihan malam.
Sedangkan fasilitas
latihan yang digunakan antara lain adalah; 1 set matras, 6 buah pacing box, 2 buah sand sack, 8 buah body protector, dan 2 buah ginatel (pelindung kemaluan). Dari adanya fasilitas yang digunakan
untuk
mendukung seluruh kegiatan latihan di PPLP Jawa Tengah sampai pada saat ini masih dalam kondisi baik dan terawat serta dapat mendukung segala kegiatan yang dilakukan. Sedangkan fasilitas yang digunakan untuk
mendukung
proses
belajar
telah
dipersiapkan
adanya
perpustakaan kecil dengan jumlah buku kurang lebih 100 buah terdiri dari buku-buku pokok, buku-buku pelengkap, dan buku-buku referensi. Guna mendukung adanya kegiatan administrasi, PPLP Jawa Tengah memiliki 1 perabot komputer lengkap dan laptop sehingga melalui fasilitas ini data-data penting atau kebutuhan administrasi dapat teratasi dengan sebaik mungkin.Pada kenyataan yang terjadi seluruh kegiatan, sarana dan prasarana yang terjadi dalam manajemen PPLP Pencak Silat Jawa Tengah telah terorganisir dengan baik sehingga
dapat
membantu
dalam
pengelolaan atau penyelenggaraan pelatihan di PPLP Pencak Silat Jawa Tengah. Susunan organisasi tertata rapi dari penanggung jawab, kepala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
pelatih, dan asisten pelatih. PPLP Pencak Silat Jawa Tengah dipimpin oleh Indro Catur sebagai Kepala Pelatih dan Sugeng Hariyadi sebagai Asisten Pelatih. Sebagai penanggung jawab PPLP Pencak Silat Jawa Tengah ini adalah Kasubdin Olahraga Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Sukoharjo. Semua pihak bekerjasama dan bersatu guna mewujudkan pelatihan yang optimal bagi siswa PPLP Pencak Silat Jawa Tengah
dan
mencapai
visi,
misi,
dan
tujuan
bersama.Perencanaan,pelaksanaan,koordinasi,dan monitoring yang baik menghasilkan susunan laporan seluruh kegiatan dalam PPLP Pencak Silat Jawa Tengah yang rapi, akurat, dan up to date. Di bawah ini akan dikemukakan deskripsi hasil wawancara dengan pengelola yaitu Ketua Pengelola, Pelatih, Tata Usaha di PPLP Pencak silat Jawa Tengah sebagai berikut; Wawancara dengan pengelola Ketua pengelola PPLP 1. Proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah Perekrutan siswa dilaksanakan dengan maksud mendapatkan bibit atlet pencak silat yang baik dan dapat dibina untuk pencapaian prestasi optimal. Perekrutan dilaksanakan dengan cara; 1) Pemantauan dan pemanggilan calon siswa yang memiliki prestasi pencak silat yang baik dimana prestasi itu masih dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
2) Membuka pendaftaran di masing-masing kabupaten di Jawa Tengah untuk mengirimkan atletnya ke PPLP Pencak Silat Jawa Tengah,kemampuan mengadakan seleksi kemampuan calon siswa tersebut.Bagi calon siswa yang lolos seleksi berhak menjadi siswa PPP Pencak Silat Jawa Tengah dan mendapatkan pendidikan dan latihan yang baik.Hal tersebut ditegaskan oleh salah satu pelatih PPLP Pencak Silat Jawa Tengah pada hari Kamis, 13 November 2012; “….Kenapa kok Jawa Tengah prestasinya bagus, kuncinya di perekrutan, dulu waktu kita merekrut yng 6 orang itu prestasinya bagus karena yang 6 orang itu sudah ikut Sea Games, ada yang dapat emas, perak, karena baru beberapa tahun sudah dapat prestasi puncak seperti itu. Kalau rekrut itu 50% untuk jangka pendek, 50% untuk jangka panjang. Misalnya kalau ada 10 atlit, yang 5 orang kita persiapkan untuk sekarang yang 5 orang untuk tahun yang akan datang. Kita sistemnya bongkar pasang, tidak semua kita keluarin jadi ada yang keluar ada yang masuk.” Perekrutan siswa dilaksanakan untuk tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.Tujuan jangka pendek artinya siswa dilatih dan dipersiapkan untuk kejuaraan tahun ini dan tahun mendatang terdekat, sedangkan tujuan jangka panjang artinya siswa dilatih dan dipersiapkan untuk kejuaraan untuk tahun yang akan datang. Dalam hal ini proses tahapan yang dilakukan untuk perekrutan atlet di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah mencakup kegiatan (a) Tahapan pengumuman penerimaan atlet pelajar, (b) Proses pelaksanaan Seleksi, (c) Proses penetapan seleksi, (3) Aspek Biologis, (4) Aspek psikologis, (5) Umur, (6) data -data atlet, (7) kendala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
1.1 Tahapan a. Proses pengumuman dalam pe rekrutan selama ini dilakukan : dengan mengedarkan surat ke kabupaten/kota untuk penj aringan ke seluruh daerah provinsi Pencak silat Jawa Tengah melalui dinas pendidikan dan dina pemuda dan olahraga atau sejenisnya. S urat tersebut 3 bulan sebelum hari H surat berjalan. Selanjutnya tergantung pada kab/kota untuk mengakomodir daerahnya masin g-masing. Ada daerah yang mengumumkan hingga kesekolah -sekolah dan masyarakat tetapi ada daerah yang kurang pro aktif. Hal ini terbukti bahwa masi hada daerah yang belum mengirim peserta untuk mendaftar masuk di PPLP. b. Pencatuman tempat, waktu, contak pers on: Tempat, waktu, contak person
dalam
pengumuman
pendaftaran
ada
dilakukan
dan
dicantumkan. c. Proses pengumuman perekruta n atlet PPLP selama ini: Melalui penyuratan ke kabupaten/kota, melalui media massa, spanduk dan pengumuman di Dinas pemuda dan Olahraga , pengumuman terbuka untuk umum d. Sekolah yang menjadi sasaran dalam perekruta n calon atlet PPLP: Diumumkan melalui pelatih -pelatih pencak silat yang ada di Jawa tengah dan banyak mereka menanggapi . e. Pendaftaran yang dilakukan dalam perekruta n calon atlet PPLP: Bagi kabupaten/kota membuat surat tugas dan bagi yang terbuka untuk umum boleh langsung ke tempat pendaftaran untuk mengikuti tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
masuk tetapi dengan persyaratan -persyaratan yang diminta oleh panitia pendaftaran dan memenuhi kriteria yang telah dicantum kan sebelumnya .1.2
Proses Pelaksanaan Seleksi a. Proses pelaksanaan seleksi yang dilakukan dalam perekrutan calon Atlet PPLP dan bench marknya: Proses yang dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan sebelumnya mengikuti aturan -aturan yang ada, atlet mengikuti tahap demi tahap proses pelaksanaan seleksi yaitu 3 hari dan merujuk buku panduan yang dikeluarkan oleh Kemenpora. Bench mark Kemenpora. b.
Kendala dalam proses pelaksanaan seleksi: Kendala -kendalanya adalah peralatan tes yang kurang memadai, kendala atletnya adalah kebanyakan yang dikirimkan oleh kabupaten/kota 50 % adalah pemula (murni bukan atlet) dan 50 %nya lagi adalah atlet dasar dari club -club cabang olahraga
.1.3
Penetapan Hasil Seleksi a. Penentuan skor hasil tes dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP : Sudah dilakukan b. Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP: Dilihat dari penggabungan hasil tes fisik, hasil tes kecabangan olahraga, hasil tes psikotes dan hasil tes kesehatan. c. Proses penyebaran pengumuman kelulusan t es yang dilakukan oleh calon atlet PPLP: Penyebaran kelulusan sesuai dengan jumlah atlet yang lulus, di umumkan ke Kabupaten/Kota masing -masing asal atletnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
d. Proses pengumuman pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Ada dilakukan,mengingat 2 tahun sekali ada POPDA ini memungkinkan untuk direkrut maka atlet yang mengikuti POPDA direkrut tetapi hanya mengikuti tes psikotes dan kesehatan saja, karena tes fisik dianggap sudah mampu dan sudah tampil di POPDA . e. Proses pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Proses pendaftaran ulang dilakukan dengan ketentuan persyaratan -persyaratan ditentukan dan yang telah diinformasikan sebelumnya seperti foto copy raport, akte kelahiran, pas photo dan STTB. f. Pemberitahuan pendaftaran ulang, contact person, calon atlet PPLP yang lulus: ada diinformasikan ke atlet yang lulus seleksi dan dii nformasikan ke Dinas Pendidikan tempat asal atlet yang lulus seleksi. g. Kendala-kendala dalam penetapan seleksi calon atlet PPLP yang lulus: Kendala-kendala tidak ada, tinggal kerja sama antara pelatih dan pengelola. 1.4 Umur a. Batasan umur bagi calon Atlet PPLP: Ada sesuai dengan cabang olahraganya. b. Umur secara kronologisnya: Di sesuaikan dengan POPDA dan POPNAS, 15 tahun berarti kelahiran 199 5 jarak rentang 2 tahun c. Umur secara psikologisnya: Mengingat umur 15 tahun mulai timbul rasa percaya dirinya, bahwa dari segi kejiwaan juga baik, megingat usia ini anak masih dalam kondisi labil, jadi memang perlu pembinaan yang ekstra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
ketat, yaitu tingkat disiplin, bimbingan motivasi yang tingg i perlu ditekankan, rasa percaya diri tinggi akan terbentuk dalam pembinaan di PPLP d. Kendala dalam penentuan umur calon Atlet PPLP: Sejauh ini kendala yang sering kita dapati itu setelah di buat surat ke Kabupaten/Kota ternyata belum memenuhi persyaratan -persyaratan masih banyak mengirimkan atletnya kelahiran 1994, alasannya usia tersebut matang, padahal belum tentu. Oleh karena itu kita masih memikirkannya untuk penerimaan yang akan datang. 1.7 Kendala a. Kendala-kendala yang ditemui dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Kendala-kendala dari simetris badan (Antopromotri) atlet masih banyak kabupaten/kota mengirimkan atletnya pendek-pendek, kecil-kecil. Sepertinya mereka secara umum belum jelas memahami bagaimana menemukan sosok atlet p er cabang olahraga b. Mengatasi kendala-kendala tersebut atau solusi selama ini: Solusinya adalah setelah dilakukannya tes fisik dan tes kecabangan, ini baru tau kita nilai secara rinci kemudian di informasikan ke Kabupaten/Kota apakah atlet ini layak atau tidak diterima di PPLP c. Pengontrolan/pengawasan dari pembina PPLP Pencak silat Jawa Tengah atau dari Kemenpora dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP: Ada dilakukan, tapi dari Kemenpora tidak ada, hanya kita melaporkan hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
dari tes dan nama-nama atlet yang lulus seleksi, sehingga Kemenpora menganggap kita bisa melaksanakan proses perekrutan ini. d. Evaluasi setelah selesai proses perekrutan oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Evaluasi selalu dilakukan setelah selesai melakukan perekrutan dengan tujuan sebagai pengambilan kebijakan ketua pengelola PPLP untuk penerimaan calon atlet PPLP yang akan datang. 2. Perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora Kegiatan pada bidang perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah meliputi (a) pengusulan dan pembuatan program pembinaan (b) Program jangka pendek (c) Program jangka panjang (d) Best Practice (e) Keg iatan rutin PPLP Pencak silat Jawa Tengah (f) Data Operasional (G) Perekrutan Pelatih. 2.1 Perencanaan Program PPLP a. Pembuatan usulan perencanaan program pelatihan Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah oleh pengelola: Membuat usulan, selalu kita tekankan kepada pelatih agar membuat program latihan yang baik dan benar, agar prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Tetapi pada umumnya pelatih kurang memahami dalam penyusunan program latihan. b. Program tersebut berjalan sebagaimana yang telah direncanakan: B erjalan dengan semestinya, namun hasilnya baru dapat diperoleh setelah berjalan dan pelaksanaan hasil pertandingan setelah dievaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
c. Yang terlibat dalam perencanaan pembuatan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Pengelola dan pelatih d. Bench mark program latihan : Bencah mark program latihan ada dari Kemenpora, ini yang di pedomani oleh para pelatih di PPLP Pencak silat Jawa Tengah. e. Sejauh manakah bench mark yang telah dilakukan: Bench mark dilakukan sudah cukup baik, tetapi kendalnya adalah pera latan yang kurang lengkap dan tidak standart, dan peralatan yang tidak bisa dipakai lagi atau rusak. f.
Pengawasan dari Kemenpora dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Sejauh ini belum ada dilakukan oleh pengawasan dari Kemenpora.
g. Pengelola melakukan koordinasi antar seluruh pengelola dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Koordinasi ada melalui rapat koordinasi antar pengelola PPLP se Indonesia hanya siapa yang menentukan siapa tuan rumah kejurnas, untuk perencanaan program latihan masing -masing PPLP. h. Pengelola melakukan evaluasi dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Di lakukan evaluasi oleh pengelola Unit Pengembangan PPLP Pencak silat Jawa Tengah. i. Kendala-kendala dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Kendala kendala selama ini adalah pembuatan program masalah try -out, kita mengharapkan ada sasaran -sasaran untuk kematangan atlet, masalah biaya dan rendahnya pengetahuan pelatih dalam menyusun program latihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
j.
Mengatasi kendala-kendala yang ada: Melakukan kerj asama dengan pengprov-pengprov cabang olahraga untuk membantu mengatasi kendalakendala tersebut untuk mencapai sasaran
2.2 Program Jangka Pendek a. Perencanaan program jangka pendek: Ada, Mengikuti pertandingan pertandingan di daerah-daerah, kalau jangka menengah apabila peng provpengprov memanfaatkan atlet-atlet PPLP sebagai uji tanding. b. Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam program jangka pendek ini: Ada dilakukan pertandingan -pertandingan (kompetisi) dalam program jangka pendek. Tetapi masih terlalu minim. c. Dalam program jangka pendek ini dibuat prestasi puncak atletnya: Tidak di buat prestasi puncak, hal ini disebabkan karena kalender kejuaraan belum tersusun sehingga cenderung bertujuan pada fase persiapan umum dan eveluasi-evaluasi d. Kendala-kendala dalam pelaksanaan progra m jangka pendek: Kendala kendala ini hanya pada frekwensi kompetisi yang sangat minim karena berkaitan dengan masalah keuangan 2.3 Program Jangka Panjang a. Perencanaan program jangka panjang: Ada dilakukan program jangka panjang b. Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam program jangka panjang: Ada dilakukan pertandingan -pertandingan (kompetisi) dalam program jangka panjang antar daerah di Pencak silat Jawa Tengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
c. Prestasi puncak dalam program jangka panjang: Prestasi puncak dibuat setelah dilakukannya persiapan umum dan persiapan khusus. d. Kendala-kendala dalam pelaksanaan program jangka panjang: Masalah klasik yaitu masalah pendanaan, tapi untuk program jangka panjang ini sudah ada dana Dekon dari pusat untuk pelaksanaan program jangka panjang. e. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah: Kita mencari sponsor dalam mengatasi masalah kompetisi dan bekerja sama dengan pengprov cabang olahraga pencak silat. 2.4 Perencanaan Program PPLP Pencak silat Jawa Tengah a. Pelaksanaan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Pelaksanaan perencanaan program PPLP dilakukan oleh pengelola dan pelatih b. Prosesnya perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Dari pengusulan perencanaan dilakukan pengelola PPLP selalu melakukan koordinasi dengan pelatih, K ONI dan pengprov cabang olahraga pencak silat dalam pembutan program -program yang ada demi peningkatan prestasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah c. Struktur organisasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Struktur organisasi ada d. Koordinasi dalam perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Selalu dilakukan koordinasi oleh pengelola dan setiap akhir pertandingan dilakukan evaluasi-evaluasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
e. Evaluasi dalam perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Selalu dilakukan evaluasi untuk mensiasati atau mencari solusi dari kelemahan atau kegagalan, kendala -kendala yang menghambat susahnya prestasi di raih selama ini yang dialami 2.5 Prestasi yang diperoleh Prestasi yang diraih PPLP Pencak Silat Jawa Tengah, dalam kegiatan Kejurnas PPLP adalah sebagai berikut : No
Keterangan
Perolehan Medali Jateng
Juara Umum
1
Kejurnas PPLP di Banten 2003
3 emas
2
Kejurnas PPLP di Kendari 2004
4 emas
3
Kejurnas PPLP di Jambi 2005
4 emas
5
Kejurnas PPLP di NTB 2006
5 emas
6
Kejurnas PPLP di Maluku 2007
-
7
Kejurnas PPLP di Jakarta 2008
3 emas
-
8
Kejurnas PPLP di Palu 2009
2 emas
10
Kejurnas Gorontalo’10
11
Kejurnas PPLP di Jambi 2011
121
Kejurnas PPLP di
PPLP
di
1 emas 3 emas
commit to user
Sultra, 3 emas juga Jateng Sulsel, 4 emas juga Jateng
Jateng Sumbar, 2 emas Jateng
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
a. Kesesuaian dengan target yang diharapkan: Sesuai dengan target yang diharapkan PPLP Pencak silat Jawa Tengah b. Kendalanya: Uji coba jarang dilakukan, karena keterbatasan -keterbatasan yang ada, terpaksa kita bagaimana hanya memaksimalkan yang ada 2.6 Pola pembinaan di dalam PPLP Pencak silat Jawa Tengah Pola pembinaan di dalam PPLP Pencak Silat Jawa Tengah dikelompokkan menjadi 3 bidang pola pembinaan yaitu; 1) Pembinaan agama Keberhasilan seorang atlit dalam pencapaian prestos optimal tidak boleh melupakan kewajibannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.Sebagai seorang yang
beragama
siswa
PPLP Pencak Silat dituntut untuk melaksanakan
kewajiban beribadah dan belajar agama dengan
sebaik- baiknya. Karena
dengan bekal agama yang cukup akan membuat mental siswa terjaga dan akan memilih motivasi tinggi untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Oleh karena itu, pembinaan agama dan sikap tingkah laku perlu diberikan kepada siswa PPLP Pencak Silat Jawa Tengah dengan tujuan menjaga mental dan kebersihan diri dan hati. 2) Pembinaan akademis PPLP Pencak Silat Jawa Tengah sangat memperhatikan akademis siswanya.Hal ini ditempuh dengan
kemampuan
pembuatan jadwal wajib
belajar setiap hari,dimana siswa harus dalam kondisi benar-benar belajar dan mendapatkan pantauan khusus dari pembina.Apabila mereka mendapat kesulitan,mereka
menyampaikan
permasalahan
commit to user
akademisnya
kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
pembina.Dengan demikian pelatih dan Pembina dapat memantau proses belajar serta dapat menyelesaikan akademisnya dengan cepat.Hubungan dengan pihak sekolah juga terus dibina agar semua informasi dari sekolah dapat digunakan sebagai pedoman
pemantauan belajar siswa di PPLP
PencakSilat.Setiap ada permasalahan di sekolah,guru Pembina
serta
pelatih dari
PPLP
Pencak
Silat
sekolah
dan
akan melakukan
musyawarah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa mampu mencapai nilai akademis sesuai dengan standar kompetensi dan KKM yang diharapkan.Akan tetapi seiring dengan banyaknya porsi latihan yang dijalani siswa PPLP Jawa Tengah, mereka juga memiliki hambatan dalam prestasi akademik.Prestasi akademik para siswa PPLP Jawa Tengah di sekolah boleh dikatakan tidak terlalu menonjol.Meskipun nilai mereka sudah memenuhi standar KKM, tetapi nilai mereka umumnya tidak mampu meraih jajaran 10 besar di kelas.Hal tersebut dikarenakan beberapa factor antara
lain: (1) ketatnya
jadwal
latihan di PPLP Jawa Tengah sehingga waktu belajar mereka menjadi terbatas; (2) faktor kelelahan fisik karena latihan dan jadwal pertandingan yang padat; dan (3) terbatasnya sarana MCK sehingga siswa harus antri di pagi hari dan menyebabkan mereka terlambat masuk sekolah atau bahkan
tidak
penanganan
masuk sekolah.Hal tersebut tentu saja memerlukan
serius dari pihak sekolah maupun PPLP Jawa Tengah itu
sendiri.Oleh karena itu,pendekatan dan komunikasi yang intens senantiasa dilakukan pihak sekolah dan PPLP Jawa Tengah terkait kegiatan akademis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
siswa. 3) Pembinaan prestasi olahraga Pembinaan prestasi olahraga dilakukan dengan cara membuat program latihan secara kontinyu dan terarah. Pembinaan ini meliputi; (1) Pembinaan fisik:bertujuan untuk membentuk kondisi fisik siswa PPLP yang kuat secara memiliki ciri-ciri kondisi fisik yang baik.Ciri-ciri tersebut yaitu kekuatan,kecepatan,kelincahan,kelenturan, keseimbangan, daya tahan dan koordinasi gerak yang baik sesuai standar atlet pencak silat.Siswa PPLP dipersiapkan agar memiliki tubuh yang ideal antara tinggi dan berat badannya agar dapat mengembangkan kesegaran jasmaninya dengan baik. (2) Pembinaan teknik: bertujuan untuk menyiapkan atlet yang memiliki teknik tinggi guna memaksimalkan kemampuan dirinya.Pembinaan ini dimulai
dengan
mempelajari dan menguasai teknik dasar kemudian
meningkat ke teknik sukar dan teknik tinggi.Bagi siswa kesulitan akan mengikuti latihan
yang mengalami
secara khusus untuk mempelajarinya
sampai ia benar-benar menguasai teknik tersebut dengan baik. (3) Pembinan mental bertanding:bertujuan untuk membentuk siswa PPLP yang bermental juara dan tidak takut menghadapi siapa saja yang menjadi lawannya.Pembinaan ini dilakukan dengan cara
melakukan simulasi
tanding lawan temannya sendiri, mengadakan latih tanding atau uji coba dengan perguruan pencak silat atau atlet pencak silat lainnya. Uji coba terhadap siswa PPLP selain akan membentuk mental tanding juga akan memberikan gambaran kemampuan siswa serta tolak ukur keberhasilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
proses latihan. 2.7 Perekrutan Pelatih a. Proses pengumuman dalam perekrutan selama ini dilakukan: Selama ini proses pengumuman perekrutan hanya di ambil dari pengprov cabang olahraga yang ada, kemudian atlet yang telah berprestasi di nasional. b. Pencantuman tempat, waktu , contak person: ada dilakukan di Dinas Pemuda dan Olahraga Pencak silat Jawa Tengah , kemudian dalam pembuatan surat ke Pengprov-pengprov cabang olahraga bersangkutan dibuat contak person, waktu dan tempat. c. Pengumuman perekrutan Pelatih PPLP selama ini : Dinas Pemuda dan Olahraga Pencak silat Jawa Tengah, kemudian dalam pembuatan surat ke Pengprov-pengprov cabang olahraga bersangkutan. d. Proses pendaftaran yang dilakukan dalam perekrutan calon Pelatih PPLP: Pelatih yang lulus seleksi, segera mendaftar ulang sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya serta membawa berkas administrasi sesuai dengan yang telah ditentukan. e. Personil / tenaga yang dibutuhkan dalam proses perekrutan calon Pelatih PPLP: 5 orang f. Kendala dalam proses taha pan perekrutan ini: Kendala yang ditemui pada proses tahapan rekrutmen pelatih PPLP adalah sedikitnya pelatih ikut berpartisipasi dalam penataran kepelatihan dan sertifikasi tidak semua tingkat Internasional. Pembuatan program latihan yang baik dan benar tidak semua pelatih dapat membuatnya sesuai dengan yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
g. Proses pelaksanaan seleksi yang dilakukan dalam perekrutan calon Pelatih PPLP: Pelatih harus mengikuti semua proses tahapan yang telah ditentukan sebelumnya, baik dari prosedur admini strasi dan berbagai tes dilakukan dalam proses rekrutmen pelatih. h. Tes psikologi dalam perekrutan calon Pelatih PPLP: Ada dilakukan tes psikologi. i. Tes kecabangan olahraga dalam perekrutan calon Pelatih PPLP: Tidak dilakukan , karena sudah sesu ai sertifikasi yang ada pada saat ikut melamar. j. Kendala dalam proses pelaksanaan seleksi: Masih sedikitnya jumlah SDM pelatih di tingkat Provinsi, da c alon pelatih PPLP kurang serius dalam mengikuti proses pelaksanaan seleksi yang dilakukan. l. Kendala-kendala dalam penetapan seleksi calon Pelatih PPLP yang lulus: Tidak ada m. Tes psikologi, Dalam perekrutan calon Pelatih PPLP: Tes psikologi ada dilakukan dalam perekrutan calon pelatih PPLP. n. Kecerdasan calon Pelatih PPLP yang telah meng ikuti tes: Secara umum baik. o. Motivasi calon Pelatih PPLP yang telah mengikuti tes: Secara umum baik. p. Kepribadian secara umum calon Pelatih PPLP yang telah mengikuti tes: Secara umum baik tidak ada permasalahan q. Kendala dalam penentuan aspek bio logis ini: Kendala dalam penentuan aspek biologis tidak ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
r. Kendala-kendala yang ditemui dalam proses perekrutan calon Pelatih PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Banyak pelatih tidak memiliki sertifikasi internasional dan kemampuan membuat program latiha n yang sesuai dengan ilmu kepelatihan. s.
Kendala-kendala tersebut atau solusi selama ini: dimaksimalkan saja kemudian diberi kesempatan untuk pelatih berkarya dengan belajar dalam pengembangan ilmu kepelatihan melalui pelatihan-pelatihan.
t. Pengontrolan/pengawasan dari pembina PPLP Pencak silat Jawa Tengah atau dari Kemenpora dalam proses perekrutan calon Pelatih PPLP: Ada pengawasan dari Kemenpora. u. Evaluasi oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah setelah selesai dilakukannya proses perekru tan: Selalu dilakukan evaluasi oleh pengelola jika telah selesai v. Pelatih PPLP yang memiliki sertifikasi Nasional: 12 orang yang memiliki sertifikasi nasional, dan Yang tidak memiliki sertifikasi daerah ada 19 orang 2.8 Kendala a. Kendala dalam pelaksanaan seluruh program-program yang direncanakan sebelumnya di PPLP Pencak silat Jawa Tengah selama ini: adalah masalah pendanaan, untuk kegiatan uji coba pertandingan kurang (try out), peralatan latihan yang masih sekitar 6 0 % yang layak, minimnya pengetahuan dan pelatih dalam membuat variasi -variasi latihan kemudian program-program pelatih yang tidak jalan karena permasalahan kurangnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
dana untuk melakukan kejuaraan, dan uji coba dengan PPLP lain ataupun lawan tanding yang lain. 2.9 Faktornya: a. Pendanaan b. Try-out c. Variasi latihan d. Sarana & prasarana latihan
2.9 Solusinya dilakukan oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Hanya memaksimalkan yang ada saj a, karena usulan yang telah dia jukan untuk memenuhi kekurangan yang ada belum terealisasi. 3.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan Atlet pelajar Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap manajemen sarana dan
prasarana meliputi : (a) Perencanaan (b) Proses pelaksanaan (c) Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana (d) Sara na dan Prasarana (e) Standar peralatan 3.1 Perencanaan a. Perencanaan pengadaan terhadap sarana prasarana yang dibutuhkan oleh atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan perencanaan pengadaan b. Sarana latihan sudah mendukung: Belum sepenuhnya mend ukung. c. Prasarana latihan sudah m endukung: Yang mendukung hanya 6 0 %, pencak silat matras sudah ada tapi peralatan yang lainnya belum memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
d. Yang terlibat dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana: yang terlibat adalah Subdis Sarana dan prasarana e. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana : perawatan, pengadaan alat-alat untuk tes seperti pemerikasaan HB, stop wacth, in-focus 3.2 Proses Pelaksanaan a. Dalam proses pelaksanaannya bidang sarana prasarana
melakukan
persiapan sebelumnya dalam pengelolaan/mengurusi sarana dan prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan oleh bidang sarana prasarana PPLP. b. Fasilitas yang diberikan kepada Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Tempat tidur, pakaian latihan, seragam dan sekolah 1 stell c. Jumlah tenaga pengelola b idang sarana dan prasarana: 4 Orang d. Koordinasi antar pengelola, bidang sarana prasarana, pelatih dan Atlet: ada dilakukan koordinasi antar pengelola, bidang sarana prasarana, pelatih dan Atlet. e. Laporan pertanggung jawaban bidang sarana d an prasarana kepada pengelola: ada, laporan pertanggung jawaban bidang sarana dan prasarana disampaikan kepada pengelola. 3.3 Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana a. Waktu pemanfaatan atlet pelajar terhadap sarana prasarana yang ada efektif: waktu dimanfaatkan dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
b. Pemanfaatan peralatan semua cabang olahraga yang ada: Semua atlet dapat memanfaatkan peralatan yang ada di PPLP. c. Jumlah
sarana
dan
prasarana
yang
sesuai
dengan
atlet
yang
mempergunakannya: Jumlahnya kurang memadai masih 6 0 % dari jumlah atlet PPLP. d. Pengembalian peralatan latihan yang telah digunakan: Oleh atlet itu sendiri tetapi di pandu oleh para pelatih. e. Untuk melaksanakan manajemen sarana dan prasarana tentu diperlukan dana, fasilitas, tenaga dan waktu khusus, sumber -sumber tersebut cukup bagaimana:
Belum
mencukupi
dan
pendayagunaannya
hanya
memaksimalkan yang ada saja. f. Petugas khusus yang merawat sarana dan prasarana: a da jumlahnya 3 orang g. Pengawasan yang dilakukan dala m bidang sarana dan prasarana: langsung di awasi oleh kepala asrama PPLP. 3.4 Sarana dan prasarana a. Sarana prasana sejauh ini sudah mendukung dan memadai terhadap presatasi Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Belum mendukung masih 60 % b. Peralatan latihan sudah sebanding dengan jumlah Atlet pelajar: Belum sebanding c. Alat-alat yang dipakai latihan sama dengan pa da waktu yang dipertandingkan: sama dengan waktu pertandingan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
d. Sumber peralatan yang ada di PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Bantuan Pemerintah Pusat dan Daerah e. Solusi yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Sejauh ini hanya dengan memanfaatkan peralatan yang ada, kemudian dilakukan juga kerja sama dengan Instansi terkait f. Peralatan latihan dan sarana latihan sudah cukup dalam membina atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah: cukup g. Alat
yang
dipakai masih layak untuk dipergunakan dalam latihan:
masih layak untuk digunakan tetapi masih minim. h. Keadaan fasilitas PPLP Pencak silat Jawa Tengah saat ini: Keadaan fasilitas PPLP saat ini masih layak, tetapi perlu kiranya perhatian dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk penambahan peralatan penunjang cabang olahraga dan perbaikan sarana olahraga agar lebih bisa bermanfaat dan menunjang prestasi atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 3.5 Standar Peralatan a. Alat-alat yang ada di PPLP Pencak silat Jawa Tengah , katagori standar cabang olahraganya yang di anjurkan Kemenpora: Belum sepenuhnya b. Jumlah yang standar dan tidak standar: peralatan standart semua. c. Keadaan peralatan sejauh ini, masih layak untuk dipergunakan oleh Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah : masih layak, tetapi perlu penambahan peralatan untuk penunjang keberhasilan prestasi atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah 3.6 Kendala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
a. Untuk mengelola bidang sarana dan prasarana secara efektif dan efesien, faktor-faktor
penghambat
atau
kendala
yang
dihadapi:
Faktor
penghambatnya adalah minimnya pengetahuan atlet dalam merawat dan mempergunakan perlatan, terlalu lamanya hasil dari ajuan permohonan penambahan peralatan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, biaya untuk perawatan peralatan tidak ada. b. Pihak yang membantu dalam mengatasi kendala -kendala dalam bidang sarana dan prasarana: Tidak ada c. Upaya selama ini dalam mengatasi kendala yang dihadapi : Hanya dimaksimalkan saja.
4
Pelaksanaan mestinya
manajemen
keuangan suda h berjalan sebagaimana
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada manajemen keuangan meliputi: (a) Perencanaan (b) Pengadaan sumber dana (c) Operasional (d) Pemanfaatan dana. 4.1 Perencanaan a. Pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah melakukan pembuatan usulan perencanaan operasional keuangan: Sudah dilakukan. b. Tahapan yang dilakukan dalam perencanaannya: Tapan -tahapan yang dilakukan adalah membuat program sesuai dengan yang direncanakan kegiatan Kemenpora, penyusunan program FKAnya, bagaimana ini bisa berjalan dan tidak menyalahi aturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
c. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam bidang keuangan: Membuat perencanaan, pengambilan uang ke kepala Dinas Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Pencak silat Jawa Tengah, kemudian menyalurkannya kepada pengelola, pelatih, atlet dan orang yang terlibat dalam pengurusan atletnya,
pembuatan laporan
keuangan ke bidang perencanaan Kemenpora dan Pemda Pencak silat Jawa Tengah. d. Penyusunan rancangan anggaran pembiayaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah: 1) Pengadaan sumber dana: ada, seperti proposal -proposal 2) Pemanfaatan dana sesuai dengan ketentuan: Sesuai 3) Pertanggung jawaban/pelaporan: Dibuat laporan pertanggung jawaba n e. Bidang keuangan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan koordinasi antar pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. f. Pertanggung jawaban pengelola dan bidang keuangan PPLP dengan Dinas: Ada, dalam bentuk laporan tri wulan g. Pengawasan pengelola terhadap bidang keuangan : Ada dilakukan pengawasan oleh pengelola h. Bidang keuangan melakukan evaluasi untuk perencanaan pengusulan pendanaan tahun berikutnya: Ada dilakukan evaluasi 4.2 Sumber dana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
a. Sumber-sumber dana PPLP Pencak silat Jawa Tengah dan manfaat dari dana yang ada: APBD dan DEKON, kalau DEKON sudah dibicarakan di Pusat, kalau
APBD PPLP ada untuk pembelian sepatu, baju, sepatu
seragam sekolah dan pakaian untuk latihan, kemudian untuk biaya proses rekrutmen.
Pemanfaatan
sumber-sumber
tersebut
adalah
untuk
kesejahteraan atlet PPLP b. Kegiatan, sumber dana dari yang lain (sponsor): Tidak ada 4.3 Operasional a. Untuk melaksanakan pengelolaan bidang keuangan tentu diperlukan dana. Fasilitas, tenaga dan waktu khusus, sum ber-sumber tersebut cukup tersedia dan cara pendayagunaannya: dirasa belum mencukupi, tetapi berupaya memaksimalkan sumberdaya yang ada.
4.4 Kendala a. Untuk mengelola bidang keuangan ini secara
efektif dan efesien,
faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi: Belum begitu memadai dana pembinaan atlet PPLP ini, kalaulah memang memadai maunya untuk pembinaan ini kompetisi dilakukan jangan 1 tahun sekali, kalau bisa dilakukan 3 kali dalam 1 tahun. Dengan alasan ini bisa mengevaluasi keberhasilan-keberhasilan atlet, yang kedua sepatu latihan dan baju latihan atlet itu hanya bisa mendapatkan 1 pasang saja, yang ketiga adalah peralatan latihan yang dipakai pelatih untuk melatih, peralatan yang dipakai oleh atlet untuk berlatih belum memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
b. Upaya
dalam
mengatasi
kendala yang dihadapi: u ntuk mengatasi
kendala-kendala selama ini adalah kita bersinergitas dengan Pengprovpengprov namun mengingat sejauh ini perhatiannya itu masih belum begitu baik, mereka hanya sifatnya melihat dan menungg u terhadap pimpinan kita, jadi solusi yang kita buat atlet -atlet ini kita buat mengikuti kejuaraan-kejuaraan antar daerah, kalau ada kejuaraan lokal kita wajib ikut, dengan demikian atlet -atlet ini banyak bertanding semakin baik mentalnya, Hasil Wawancara dengan Tata usaha PPLP 1. Proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah Dalam hal ini proses tahapan yang dilakukan untuk perekrutan atlet di Pusat Pembinaan dan Lati han Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah mencakup kegiatan (a) Tahapan pengumuman penerimaan atlet pelajar, (b) Proses pelaksanaan Seleksi, (c) Proses penetapan seleksi, (3) Aspek Biologis, (4) Aspek psikologis, (5) Umur, (6) data -data atlet, (7) kendala. 1.1 Tahapan a. Proses pengumuman dalam perekrutan selama ini dilakukan: dilakukan melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Kab/Kota yang selanjutnya diserahkan oleh dinas Kab/Kota untuk mensosialisasikan di daerahnya masing-masing. Adapun persyaratan seleksi adalah membawa surat rekomendasi dari Dispora/Pengcab Kab/Kot, oas photo 3 x 4 = 2 lembar, foto copi ijazah dan foro copi akte lahir (1 lembar) .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
b. Pencantuman tempat, waktu, contak person: Tempat, waktu, contak person dalam pengumuman pendaftaran ada dilak ukan dan dicantumkan. c. Cara mengumumkan perekrutan atlet PPLP selama ini: Melalui penyuratan ke kabupaten/kota, melalui media massa dan Brosur. d. Proses pendaftaran yang dilakukan dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Mengisi form pendaftaran biodata pribadi, da ta kemahiran atau kemampuan cabang olahraganya, pendaftaran dilakukan boleh dengan mendaftar sendiri, boleh diantar orang tuanya, boleh melalui klub -klub olahraga, boleh melalui instansinya e. Personil/tenaga yang dibutuhkan dalam proses perekrutan calon Atle t PPLP: Dari pihak Akademisi, pengelola PPLP, Pelatih, Pengprovpengprov sebagai peninjau, kurang lebih 10 orang. f. Kendala dalam proses tahapan perekrutan: Kendala -kendala yang ditemui sejauh ini tidak ada dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan 1.2 Proses Pelaksanaan Seleksi a. Proses pelaksanaan seleksi yang dilakukan dalam perekrutan calon Atlet PPLP dan bench marknya: Pertama disesuaikan dengan kebutuhan administrasi penyesuaian tamat sekolah dan umur, jangan sampai terjadi ketidaksesuaian/kesenjangan usia dan tingkat pendidikannya, rata -rata saat ini diambil umur kelahiran 95 mau tamat SMP/MTS duduk dibangku kelas 3. Tetapi khusus beberapa cabang tertentu tamat SD juga boleh yaitu cabang senam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
b. Tes fisik dilakukan sesuai dengan bench mark tes unt uk atlet pelajar: Tes fisik sudah dilakukan sesuai dengan buku petunjuk Kemenpora, tetapi tidak semua karena peralatan tidak lengkap sesuai dengan buku panduan c. Perekrutan calon Atlet PPLP, dilakukan tes psikologi: Tes psikologi dilakukan dalam kurun wa ktu 3 tahun kebelakang. d. Perekrutan
calon Atlet
PPLP, dilakukan
tes kecabangan olahraga:
Dilakukan tes cabang olahraga e. Kendala dalam proses pelaksanaan seleksi: Tidak ada kendala, karena sebelum tes dilakukan, sudah disampaikan sesuai dengan ben ch mark. Jadi yang nanti layak untuk masuk/diterima adalah sesuai dengan yang ketentuan bench mark. 1.3 Penetapan Seleksi a. Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP: Ya dilakukan sesuai dengan tabel skor maksimum. M isal hasil vo2 Max berapa, kemudian disesuaikan dangan tabel Bench mark. b. Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP: Skor maksimal dari keseluruhan, kemudian di ra ngking sampai batas yang layak untuk di ambil. c. Penyebaran pengumuman kelulusan tes yang dilakukan oleh calon atlet PPLP: Penyebarannya langsung kepada anak yang bersangkutan, karena pada waktu pendaftaran dicantumkan kontak personnya dan bisa juga dihubungi orang tuanya atau pihak keluarganya. Disampi ng itu juga dibuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
3 surat untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota asal anak tersebut, pengprovnya dan orang tuanya. d. Pengumuman pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Ada dilakukan e. Proses pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Proses p endaftaran ulang dilakukan sebelum proses belajar dimulai disekolah umumnya, dengan mengacu kepada syarat -syarat yang sebelumnya ditentukan yang harus dibawa pada saat pendaftaran ulang baik itu administrasi dan kelengkapan pribadi. f. Pemberitahuan contact person dalam proses pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Ada dibuat g. Kendala-kendala dalam penetapan seleksi calon atlet PPLP yang lulus: Kendala sih ada, tetapi selama masih bisa disosialisasikan dan disingkronisasikan sampai titik bena r yang diharapkan atlet tersebut yang berilmu, beriman, bertaqwa dan berprestasi itu disesuaikan. 1.4 Aspek Biologis a. Penetapan potensi/kemampuan dasar tubuh yang standart: Ada dilakukan penetapan standart postur tubuh , dilihat dari antopometri untuk pe lari. b. General check-up dilakukan dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP: Sudah dilakukan tes darah lengkap kerjasama dengan tim medis dan Klinik yang ditunjuk. c. Penetapan postur dan struktur tubuh yang standart kesesuaian cabang olahraga yang diminati: Tidak ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
d. Kendala dalam penentuan aspek Biologis: Tidak ada kendala -kendala 1.5 Aspek Psikologis a. Tes psikologi dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Ada dilakukan Tes psikologi dalam prekrutmen calon Atlet PPLP. b. Kecerdasan calon Atlet PPLP yang telah mengikuti te s: Sesuai dari pernyataan psikolognya atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah yang lulus dan berhak ikut tes psikologi dan kesehatan, hasilnya 1/3 yang layak, dari kesehatan itu 4/5% layak 1/5 nya tidak layak untuk di rekrut, jadi dengan kata lain menurut psikiaternya untuk apa kita rekrut kalau luarnya bagus dalamnya kropos ini akan menimbulkan efek yang tidak baik, sehingg a prestasi yang diinginkan sulit untuk diraihnya. c. Motivasi calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes: Motivasi sangat kurang, tapi semangat untuk sekolah cukup tinggi. Dilihat hamp ir kebanyakan berdomisili luar k ota Pekanbaru. d. Kepribadian secara umum calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes: Kepribadian secara umum baik, Cuma kepribadia n secara umum masih lugu. Namun demikian perlahan disosialisasikan oleh kakak kelas, di ajarkan beradaptasi lingkungan PPLP. e. Kendala dalam penentuan aspek psikologis: Tidak ada kendala mengikuti dengan baik, tapi ada yang stress psikologi karena terlalu lama mengikuti proses-proses tahapan untuk tes tersebut dari jam 09.00 WIB sampai selesai. 1.6 Umur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
a. Batasan umur bagi calon Atlet PPLP: Ada Batasan umur bagi calon Atlet PPLP yang ingin masuk b. Umur secara kronologisnya: 14 tahun sehingga dia disini menjadi 3 tahun sampai dengan tamat SMA, itulah klasifi kasinya, kalau usianya 18 tahun dia harus keluar dari PPLP dalam arti dia tidak menerima tanggungan lagi, tetapi untuk tinggal di Asrama dan berlatih boleh. c. Umur secara psikologisnya: Mengingat umur 15 tahun. d. Kendala dalam penentuan umur calon Atle t PPLP: Dia potensial menur ut kelas tandingnya tetapi usia nya tidak sesuai dengan pedoman Kemenpora 1.7 Kendala a. Kendala-kendala yang ditemui dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Karena keterbatasan kami harapkan harus seyogyanya adalah psikologi dulu, kemudian tes kese hatan baru tes fisik. Kalau inikan di balik untuk mengantisipasi anggaran, jika tes psikologi dan kesehatan dikali jumlah pelamar ini sudah mengeluarkan biaya. Maka diambil kebijakan karena besar biaya untuk pr oses rekrutmen ini. Maka dilakukanlah tes yang sekarang selama ini dilakukan. Padahal belum tentu yang tes fisik tidak bagus tidak akan bisa berprestasi. Bahkan secara tes fisik, banyak ditemui kendala karena lelah secara psikis, jarak rumah jauh kemudian ikut proses yang begitu lama dan melelahkan. Padahal dari kasat mata calon atlet tersebut potensial, motoriknya bagus, tungkai dan postur tubuh bagus, akibat dari hasil tes kurang bagus sehingga kesempatannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
pun hilang untuk dibina di PPLP. Bisa juga mung kin tes psikologinya tinggi dan kesehatannya baik sekali. b. Mengatasi kendala-kendala tersebut atau solusi selama ini: Sebelumnya tidak ada tes psikologi dan kesehatan, sebaiknya pengprov berperan, karena pengprov yang memiliki atlet dari seluruh kecaban gan masingmasing Kabupaten/Kota, diperkirakan dari keadaan itu me reka yang mengusulkan ke pengcab, kemudian pengcab mengusulkan ke dinas olahraga provinsi melalui Bapopsi. Disitu saja sudah merekrut secara otomatis, klasifikasi sudah disampaikan sebelumn ya oleh Pengprov usia kelahiran dan usia sekolah duduk dibangku ditentukan. Jadi jangan sampai pada waktu tes hasilnya Nol, ada yang sampai disini hanya coba -coba saja di tes fisik dia menang karena latar belakang kehidupan di pegunungan, tapi untuk keterampilan motorik sangat kurang. c. Pengontrolan/pengawasan dari pembina PPLP Pencak silat Jawa Tengah atau dari Kemenpora dalam proses prekrutmen calon Atlet PPLP: Ada dilakukan, tapi dari Kemenpora tidak ada, hanya kita melaporkan hasil dari tes dan nama-nama atlet yang lulus seleksi, sehingga Kemenpora menganggap kita bisa melaksanakan proses rekrutmen ini. d. Evaluasi oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah setelah selesai dilakukannya proses perekrutan: Evaluasi selalu dilakukan setel ah selesai dilakukannya proses rekrutmen untuk strategi yang akan datang. 2. Perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
Kegiatan pada bidang perencanaan program di p usat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah meliputi (a) pengusulan dan pembuatan program pembinaan (b) Program jangka pendek (c) Program jangka panjang (d) Best Practice (e) Kegiatan rutin PPLP Pencak silat Jawa Tengah (f) Data Operasional (G) Perekrutan Pelatih. 2.1 Perencanaan Program PPLP a. Pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah melakukan pembuatan usulan perencanaan program pelatihan Atletnya: Membuat usulan, sesuai dengan juknis Kemenpora dan keadaan KONI dan Dinas Olahraga b. Program tersebut berjalan sebagaimana yang telah direncanakan: Berjalan dengan semestinya, namun hasilnya baru diketahui setelah berjalan dan pelaksanaan hasil pertandingan baru di evaluasi c. Yang terlibat dalam perencanaan pembuatan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Penanggung jawab, Pengelola, pengarah dan pelatih d. Bench mark program tersebut: Ada Bench marknya e. Bench mark yang telah dilakukan oleh pengelola PPLP: Bench mark dilakukan baru tahun ini sedangkan tahun sebelumnya berdasarkan penetahuan masing-masing pelatih, khususnya dalam membuat program latihan f. Pengawasan dari Kemenpora dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Ada dilakukan pengawasan dari Kemenpora dalam pembuatan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
g. Koordinasi antar seluruh pengelola dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Melakukan koordinasi antar seluruh pengelola dalam pembuatan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah h. Pengelola melakukan evaluasi dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Di lakukan evaluasi oleh Pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. i. Kendala-kendala dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Kendala kendala selama ini ada, kendala yang sering disampaikan oleh para pelatih yaitu tidak standartnya alat latihan yang ada di PPLP . j. Mengatasi kendala-kendala: Melakukan koordinasi antar pengelola dan sosialisasi. 2.2 Program Jangka Pendek a. Perencanaan program jangka pendek: Ada, Mengikuti pertandingan pertandingan di daerah-daerah, kalau jangka menengah apabila pengprovpengprov memanfaatkan atlet-atlet kita. b. Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam program jangka pendek: Dilakukan Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam program jangka pendek. Tetapi dirasa sulit karena jumlah pertandingan di tingkat provinsi khususnya pelajar sangatlah minim. c. Dalam program jangka pendek ini tidak dibuat prestasi puncak atletnya: Tidak di buat prestasi puncak, karena kadang kalender kejuaraan benchmark programnya
tidak sesuai, terkadang ketika masih dalam
persiapan umum, tiba-tiba muncul jadwal pertandingan su dah didepan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
mata atau katakanlah 1 bulan atau 2 bulan lagi, maju skedulnya (Mungkin persiapan kurang) bahkan ada cabang olahraga yang sama sekali dalam satu tahun tidak ada kejuaraan . Terkadang jadwal kompetisi yang telah ditetapkan mundur, sehingga progra m sudah tidak sesuai dengan rencana awal. Kalau solusinya sebaiknya adalah koordinasi dan pelaksanaan kejuaraan kalau bisa dilakukan pada saat sebelum anak2 sekol ah, memang penyusunan anggaran Januari -Desember tetapi masalah prestasi anak-anak ini Juli-ke Juni. d. Dalam pelaksanaan program jangka pendek ini terdapat kendala -kendala: Kendala-kendala
yang
nyata.
Untuk
itu
kedepannya
diharapkan
disingkronisasi anggaran dengan Januari -Desember dengan jadwal pendidikan Juni-Julinya agar hasil dari pada pembinaan b enar-benar kelihatan dengan tidak adanya kecurangan. 2.3 Program Jangka Panjang a. Perencanaan program jangka panjang: Ada dilakuka n, pada program jangka panjang dilakukan 1 tahun, 3 tahun dan 5 tahun. b. Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam prog ram jangka panjang: Dilakukan pertandingan-pertandingan antar daerah di Pencak silat Jawa Tengah meskipun jumlahnya sangat minim terutama ada cabang olahraga yang sama sekali tidak ada kalender kompetisi dalam satu tahun. c. Dalam program jangka panjang in i dibuat prestasi puncak atletnya: Prestasi puncak dibuat setelah dilakukannya persiapan umum dan persiapan khusus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
d. Dalam pelaksanaan program jangka panjang ini terdapat kendala -kendala: Kendalanya adalah program event dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal kegiatan pendidikan terutama bagi anak yang kelas 3 yang sudah tamat, mereka tidak bisa mengikuti event tersebut. Padahal rata -rata usia mereka adalah mendekati usia Golden Agenya. e. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hal ini: Kita mencari sponso r 2.4 Perencanaan Program PPLP Pencak silat Jawa Tengah a. Pelaksanaan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Pelaksanaan perencanaan program PPLP dilakukan oleh pengelola dan pelatih b. Prosesnya: Dari pengusulan perencanaan dilakukan pengelola PPLP se lalu melakukan koordinasi dengan pelatih, Koni dan pengprov-pengprov dalam pembutan program-program yang ada demi peningkatan prestasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah c. Struktur organisasinya: Struktur organisasi PPLP ada d. Koordinasi dalam perencanaan program P PLP Pencak silat Jawa Tengah: Selalu dilakukan koordinasi oleh pengelola dan setiap akhir pertandingan dilakukan evaluasi-evaluasi e. Evaluasi dalam perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Selalu dilakukan evaluasi untuk mensiasati atau mencari sol usi dari kelemahan atau kegagalan, kendala -kendala yang menghambat susahnya prestasi di raih selama ini yang dialami 2.5 Kegiatan PPLP Pencak silat Jawa Tengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
a. Kegiatan asramaPPLP ini dalam kurun waktu 1 tahun: Melakukan kegiatan rutin latihan, kegia tan belajar di sekolah, kegiatan rutin asrama, kegiatan event-event yang telah ditentukan. Disesuaikan dengan program yang telah terjadwal yaitu kejuaran -kejuaraan. b. Kejuaraan yang wajib: Kejurnas PPLP c. Sasaran kegiatan tersebut : Ajang kebolehan prestasi olahraga d. Kendala dalam pelaksanaan kegiatan PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan PPLP Pencak silat Jawa Tengah e. Solusi yang dilakukan: selalu berupaya untuk mengarah lebih baik 2.7 Perencanaan Program PPLP a.
Pelaksanaan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Ada dilakukannya perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah.
b.
Prosesnya: Mengacu dari edaran, dibuat pelatih sesuai dengan kebutuhan dan jadwal skedul pertandingan kejurnas sebagai keju araan yang wajib. Evaluasi yang wajib terhadap prestasi anak -anak PPLP dibina dan dilatih. Melakukan koordinasi pada pengprov/pengprov, KONI dan Dinas Pemuda dan olahraga dengan mengikuti ketentuan wajib dari Deputi Prestasi dan Iptek Keolahragaan Kemenpora.
c.
Struktur organisasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Struktur organisasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah ada
d.
Koordinasi antar pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Koordinasi antar pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah ada dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
e.
Evaluasi oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Evaluasi oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah ada dilakukan
2.6 Kendala a. Kendala dalam pelaksanaan seluruh program -program yang direncanakan sebelumnya di PPLP Pencak silat Jawa Tengah selama ini: Tetap ada, tetapi bisa diantisipasi dan dilaksanakan b. Faktornya hambatan: Sarana prasarana, faktor lingkungan, manajemen pelaksanaan keseharian Siswa -siswi PPLP ini hanya kebijakan dari kepala asrama seperti, mengabsen siswa pagi-sore-malam, begitu ada kendala pembinaan seperti anak-anak cabut sekolah, atau membuat kesalahan ini hanya kebijakan kepala asrama saja mengambil tindakan terhadap anak anak tersebut tidak ada ketentuan dari pihak pengelola PPLP. Diharapkan disini sebagai pembina dari psikologi dan keadaa n budi pekertinya turut disertakan jangan hanya ditagih anak itu prestasinya. c. Solusinya dilakukan oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Buatlah raport siswa-siswi PPLP secara Nasional, yang setiap triwulan harus dilaporkan oleh pengelola PPLP ke Deputi Prestasi dan IPTEK Keolahragaan, karena pengelola tidak bisa memberikan lapo ran secara bentuk fisik kepada orang tua. Selama ini hanya kebijakan asrama saja membuat laporan bulanan ke orang tua siswa PPLP. Tetapi hanya bentuk laporan keseharian saja. Tujuannya mempermudah pengelola untuk membina anak-anak PPLP. Dari situ bisa dilihat anak tersebut bisa dipertahankan apa tidak keberadaanya di PPLP, apa ketentuannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Sehingga pengelola juga bisa membuat recordnya, selama ini hanya catatan pembinaan. Supaya anak tersebut tidak berbuat anarkis, brutal dan menjadi disiplin. 3 Sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan Atlet pelajar Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap manajeme n sarana dan prasarana meliputi: (a) Perencanaan (b) Proses pelaksanaan (c) Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana (d) Sarana dan Prasarana (e) Standar peralatan 3.1 Perencanaan a. Perencanaan pengadaan terhadap sarana prasarana yang dibutuhkan oleh Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Ada dilakukan perencanaan pengadaan terhadap sarana prasarana yang dibutuhkan oleh a tlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah b. Sarana latihan sudah mendukung: Belum sepenuhnya mendukung c. Prasarana latihan sudah mendukung : Belum sepenuhnya mendukung. d. Yang terlibat dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana: Yang terlibat adalah pengelola dari Dinas Pemuda dan Olahraga, Kasubdis Sarana dan prasarana untuk keseharian pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah, Kasubbag Umum untuk material -material pembinaan di PPLP. e. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Pengadaan sarana dan prasarana, perawatan sarana dan prasarana 4.1 Proses Pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
a. Dalam proses pelaksanaannya bidang sarana prasarana melakukan persiapan sebelumnya dalam pe ngelolaan/mengurusi sarana dan prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan dalam persiapan proses pelaksanaannya bidang sarana prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah. b. Fasilitas yang diberikan kepada Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Kebutuhan latihan, kebutuhan sarana prasarana atlet yang disesuaikan. c. Jumlah tenaga pengelola bidang sarana dan prasarana : 2 Orang d. Koordinasi antar pengelola, bidang sarana prasarana, pelatih dan a tlet: Ada dilakukan koordinasi antar pengelola, bidang sar ana prasarana, pelatih dan Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah e. Laporan pertanggung jawaban bidang sarana d an prasarana kepada pengelola: ada laporan pertanggung jawaban bidang sarana dan prasarana kepada pengelola 4.2 Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasa rana a. Waktu pemanfaatan Atlet pelajar terhadap sarana prasarana yang ada efektif : Ada waktu dimanfaatkan dan efektif b. Pemanfaatan peralatan semua cabang olahraga yang ada: Dapat dimanfaatkan peralatan semua cabang olahraga di PPLP Pencak silat Jawa Tengah c. Jumlah sarana dan prasarana sudah sesuai dengan atlet yang mempergunakannya: Belum sesuai jumlah sarana dan prasarana sudah sesuai dengan atlet yang mempergunakannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
d. Yang mengembalikan peralatan setelah latihan dilakukan: Atlet itu sendiri tetapi di pandu oleh para pelatih cabang-cabang olahraga e. Untuk melaksanakan manajemen sarana dan prasarana tentu diperlukan dana, fasilitas, tenaga dan waktu khusus, sumber -sumber tersebut cukup tersedia dan pendayagunaannya: Belum mencukupi dana, fasilitas, tenaga dan waktu khusus dan pendayagunaannya tidak maksimal. f. Petugas khusus yang merawat sarana dan prasaran a, berapa orang: Ada jumlahnya 3 orang g. Pengawasan yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Penyesuaian tempat alat, f ungsi alat, kestabilan alat, diinve ntarisasi dan dilakukan setiap hari oleh pelaksananya. 4.3 Sarana dan prasarana a. Sarana prasana sejauh ini sudah mendukung dan memadai terhadap presatasi Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Belum mendukung masih 60 %sehingga tidak maksimal b. Peralatan latihan sudah sebanding dengan jumlah Atlet pelajar: B elum masih 1 banding 4 sehingga tidak maksimal dalam penggunaannya. c. Sumber peralatan yang ada di PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Hibah bantuan dari Pusat dan daerah. Hibah belanja dari Kemenpora, dari Dinas Pemuda dan Olahraga, KONI, dan Pengprov d. Solusi yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Sejauh ini hanya dengan memanfaatkan peralatan yang ada, kemudian dilakukan juga kerja sama dengan instansi terkait.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
e. Peralatan latihan dan sarana latihan s udah cukup dalam membina atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Belum cukup dalam membina atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah f. Alat yang dipakai masih layak untuk dipergunakan dalam latihan: Masih layak untuk dipergunakan dalam latihan. g. Alat pada waktu pertandingan berlangsung sama dengan alat yang dipakai pada waktu latihan: ada yang sama dan ada juga yang tidak sama atau dibawah standart. h. Keadaan fasilitas PPLP Pencak silat Jawa Tengah saat ini: Masih layak untuk digunakan tetapi untuk membina atlet PPLP ya ng sesuai dengan yang diharapkan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga perlu kiranya penambahan peralatan latihan untuk mendukung prestasi atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 4.4 Standar Peralatan a. Alat-alat yang ada di PPLP Pencak silat Jawa Tengah katagori standar cabang olahraganya/yang di anjurkan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga : Belum seluruhnya standar cabang olahraganya/yang di anjurkan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga b. Jumlah yang standar dan tidak standar: 60 % standar 4 0 % Tidak Standar c. Keadaan peralatan sejauh ini, layak untuk dipergunakan oleh Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Layak karena masih dalam perawatan 3.6 Kendala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
a. Untuk mengelola bidang sarana dan prasarana secara efektif dan efesien, faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi: Kapasitas kita sebagai penyelenggara pengurus tidak sepenuhnya karena sarana prasarana ini jika mau digunakan atau dipakai harus sepengetahuan dari atasan. Tidak memiliki kewenangan yang pasti b. Pihak yang membantu dalam mengatasi kendala -kendala dalam bidang sarana dan prasarana: Ada, pembina PPLP Pencak silat Jawa Tengah c. Upaya selama ini dalam mengatasi kendala yang dihadapi : Di maksimalkan aja jika terdapat kendala dalam manajemen sarana prasarana ini. 4
Pelaksanaan mestinya
Manajemen
keuanga n
sudah
berjalan
sebagaimana
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada manajemen keuangan meliputi: (a) Perencanaan (b) Pengadaan sumber dana (c) Operasional (d) Pemanfaatan dana. 4.1 Perencanaan a. Pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah melakukan pembuatan usulan perencanaan operasional keuangan: Ya dilakukan pembuatan usulan perencanaan operasional keuangan b. Tahapan yang dilakukan dalam perencanaannya: Sesuai dengan Juknis dan Juklak dari Kemenpora Deputi Prestasi dan IPTEK Keolahragaan c. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam bidang keuangan: Membuat usulan
perencanaan
keuangan,
merelisasikan
anggaran
dan
mendistribusikan anggaran dan membuat laporan pertanggung jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
d. Penyusunan rancangan anggaran pembiayaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah: 1. Pengadaan sumber dana: ada dilakukan pengadaan sumber dana 2. Pemanfaatan
dana
sesuai
dengan
ketentuan: Pemanfaatan
dana sesuai dengan ketentuan sudah sesuai Juknis dan Juklak 3. Pertanggung
jawaban/pelaporan:
Dibuat
laporan pertanggung
jawaban e. Bidang keuangan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan koordinasi antar pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. f. Pertanggung jawaban pengelola dan bidang keuangan PPLP dengan Kemenpora: Ada, dalam bentuk laporan bukti pajak, kwitansi, bukti laporan kegiatan. g. Pengawasan pengelola terhadap bidang keuangan: Ada dilakukan pengawasan terhadap bidang keuangan dari pengelola. h. Bidang keuangan melakukan evaluasi untuk perencanaan pengusulan pendanaan tahun berikutn ya: Ada dilakukan evaluasi Bidang keuangan melakukan evaluasi untuk perencanaan pengusulan pendanaan tahun berikutnya 4.2 Sumber dana a. Sumber-sumber dana PPLP Pencak silat Jawa Tengah dan manfaat dari dana yang ada: APBD dan APBN.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
b. Dalam melakukan kegiatan, sum ber dana dari yang lain (Sponsor) : Tidak tahu 4.3 Operasional a. Untuk melaksanakan pengelolaan bidang keuangan tentu diperlukan dana. Fasilitas, tenaga dan waktu khusus, sumber -sumber tersebut cukup tersedia dan pendayagunaannya: Cukup, pendayagunaannya sudah sesuai dan dimaksimalkan saja. 4.4 Kendala a. Untuk mengelola bidang keuangan ini secara efektif dan efesien, faktor faktor penghambat atau kendala yang dihadapi: Belum begitu memadai dana pembinaan atlet PPLP ini, kalaulah memang memadai maunya untuk pembinaan ini kompetisi dilakukan jangan 1 tahun sekali, kalau bisa dilakukan 3 kali dalam 1 tahun. Dengan alasan ini bisa mengevaluasi keberhasilan-keberhasilan atlet, yang kedua sepatu latihan dan baju latihan atlet itu hanya bisa mendapatkan 1 pasang saja, yang ke tiga adalah peralatan latihan yang dipakai pelatih untuk melatih, peralatan yang dipakai oleh atlet untuk berlatih belum memadai. b. Upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi: untuk mengatasi kendala kendala selama ini adalah kita bersinergitas dengan Pengprov-pengprov namun mengingat sejauh ini perhatiannya itu masih belum begitu baik, mereka hanya sifatnya melihat dan menunggu terhadap pimpinan kita, jadi solusi yang kita buat atlet -atlet ini kita buat mengikuti kejuaraan -kejuaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
antar daerah, kalau ada kejuaraan lokal kita wajib ikut, dengan demikian atlet-atlet ini banyak bertanding semakin baik mentalnya,
Wawancara dengan Pelatih PPLP 1. Proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah Dalam hal ini proses tahapan yang dilakukan untuk perekrutan atlet di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah mencakup kegiatan (a) Tahapan pengumuman penerimaan atlet pelajar, (b) Proses pelaksanaan Seleksi, (c) Proses penetapan seleksi, (3) Aspek Biologis, (4) Aspek psikologis, (5) Umur, (6) data -data atlet, (7) kendala. 1.1 Tahapan a. Proses pengumuman dalam perekrutan selama ini dilakukan: Dari dinas olahraga ke tingkat II dan pengprov melalui pengcab b. Tempat, waktu, contak person ada dicantumkan: Tempat, waktu, contak person dalam pengumuman pendaftaran ada dilakukan dan dicantumkan. c. Cara mengumumkan perekrutan Atlet PPLP selama ini: Melalui penyuratan ke kabupaten/kota, melalui media massa, spanduk d an pengumuman di Dinas pemuda dan Olahraga d. Sekolah yang menjadi sasaran dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Sekolah-sekolah yang terjangkau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
e. Proses pendaftaran yang dilakukan dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Langsung ke pendaftaran ke Dinas Pemuda dan Olah raga dan PPLP Pencak silat Jawa Tengah melalui dinas Kab/kota. f. Personil/tenaga yang dibutuhkan dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP: Ada 6 orang yang dibutuhkan dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP g. Kendala dalam proses tahapan perekrutan: Kendala -kendala yang ditemui sejauh ini tidak ada dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, 1.2 Proses Pelaksanaan Seleksi a. Proses pelaksanaan seleksi yang dilakukan dalam perekrutan calon Atlet PPLP dan bench mark: Sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Banch mark yang dikeluarkan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga b. Tes fisik dilakukan sesuai dengan bench mark tes untuk atlet pelajar: Sudah dilakukan Tes fisik dilakukan sesuai dengan bench mark tes untuk atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. c. Tes psikologi dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Tes psikologi dilakukan dalam perekrutan calon Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. d. Tes kecabangan olahraga dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Dilakukan tes cabang olahraga dalam perekrutan calon Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. e. Kendala dalam proses pelaksanaan seleksi: Kendala -kendalanya adalah peralatan tes yang tidak memadai, kendala atletnya adalah kebanyakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
yang dikirimkan oleh kabupaten/kota 6 0 % adalah pemula (murni bukan atlet) dan 40 %nya lagi adalah atlet dasar dari club -club cabang olahraga.
1.3
Penetapan Seleksi a. Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP: Sudah dilakukan Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP b. Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP: Penentuan skor hasil tes dilakukan dalam perekrutan calon atlet pelajar PPLP dilihat dari penggabungan hasil tes fisik, c. Penyebaran pengumuman kelulusan tes yang dilakukan oleh calon atlet PPLP: Penyebaran kelulusan sesuai dengan jumlah atlet yang lulus, di umumkan ke Kabupaten/Kota masing -masing asal atletnya dan ke media massa dan kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Pencak silat Jawa Tengah. d.
Pengumuman
pendaftaran ulang
calon atlet PPLP yang lulus: Ada
dilakukan Pengumuman pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus. e. Proses pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Proses pendaftaran ulang dilakukan dengan ketentuan persyaratan -persyaratan ditentukan dan yang telah diinformasikan sebelumnya seperti foto copy raport, akte kelahiran, pas photo dan STTB ke dinas Pemuda dan olahraga. f. Pemberitahuan contact person dalam proses pendaftaran ulang calon atlet PPLP yang lulus: Ada di Informasikan ke Atlet yang lulus seleksi dan di Informasikan ke Dinas Pendidikan tempat asal atlet yang lulus seleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
g. Kendala-kendala dalam penetapan seleksi calon atlet PPLP yang lulus: Kendala-kendala tidak ada dalam penetapan seleksi calon atlet PPLP yang lulus 1. 4 Aspek Biologis a. Kemampuan dasar tubuh yang standar dalam perekrutan: Ada dilakukan penetapan standar postur tubuh yang disesuaikan dengan karakteristik cabor. b. General check-up dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP: General check-up dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP sudah dilakukan yaitu tes darah lengkap. c. Penetapan postur dan struktur tubuh yang standar kesesuaian cabang olahraga yang diminati: Ada, khususnya pada bentuk tubuh. d. Kendala dalam penentuan asp ek Biologis: Tidak ada kendala -kendala, tetapi apa yang kita harapkan kondisi yang bagus sulit didapatkan 1.5 Aspek Psikologis a. Tes psikologi dalam perekrutan calon Atlet PPLP: Ada dilakukan tes psikologi b. Kecerdasan calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes: Kecerdasan calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes rata-rata setelah dilakukan tes bagus semua. c. Motivasi calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes: Motivasi calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes rata -rata bagus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
d. Kepribadian secara umum calon Atlet PPLP yang telah mengikuti tes: Kepribadian secara umum baik e. Kendala dalam penentuan aspek psikologis: Kendala dalam penentuan aspek psikologis tidak ada kendala 1.6 Umur a. Batasan umur bagi calon Atlet PPLP: Batasan umur bagi calon Atlet PPLP ada sekarang minimal kelahiran 1998 b. Umur secara kronologisnya: Di sesuaikan dengan POPDA dan POPNAS, 15 tahun berarti kelahiran 1998 jarak rentang 2 tahun c. Umur secara psikologisnya: Umur secara psikologisnya umur 15 tahun d. Kendala dalam penentuan umur calon Atlet PPLP: Kendala dalam penentuan umur calon Atlet P PLP secara umum Tidak ada terdapat kendala. 1.7 Kendala a. Kendala-kendala yang ditemui dalam proses perekrutan calon Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Kita mencari yang terbaik atlet susah didapatkan b. Kendala-kendala tersebut atau solusi selama ini: Solusiny a adalah setelah dilakukannya tes fisik dan tes kecabangan, ini baru tau kita nilai secara rinci kemudian di informasikan ke Kabupaten/Kota apakah atlet ini layak atau tidak diterima di PPLP c. Pengontrolan/pengawasan dari pembina PPLP Pencak silat Jawa Tengah atau dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga dalam proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
prekrutmen calon Atlet PPLP ini: Pengontrolan/pengawasan dari pembina PPLP Pencak silat Jawa Tengah atau dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga dalam proses prekrutmen calon Atlet PPLP ada dilakukan. d. Evaluasi oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah setelah selesai dilakukannya proses perekrutan : Evaluasi selalu dilakukan oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah setelah selesai dilakukannya proses perekrutan dengan tujuan untuk pene rimaan tahun yang akan datang agar bekerja lebih efektif dan efesien. 2.
Perencanaan program di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah sesuai dengan yang diharapkan Kemenpora Kegiatan pada bidang perencanaan pr ogram di pusat pembinaan dan
latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah meliputi (a) pengusulan dan pembuatan program pembinaan (b) Program jangka pendek (c) Program jangka panjang (d) Best Practice (e) Kegiatan rutin PPLP Pencak silat Jawa Tengah (f) Data Operasional 2.1 Perencanaan Program PPLP a. Pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah melakukan pembuatan usulan perencanaan program pelatihan a tletnya: Membuat usulan usulan perencanaan program pelatihan a tletnya. b. Program tersebut berjalan sebagaim ana yang telah direncanakan: Program tersebut berjalan dengan semestinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
c. Yang terlibat dalam perencanaan pembuatan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Yang terlibat dalam perencanaan pembuatan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah Pengelola dan pelatih d. Bench mark program: : Ada Bench mark program e. Bench mark yang telah dilakukan: Bench mark dilakukan sudah cukup baik, tetapi kendalnya adalah peralatan yang kurang lengkap, dan peral atan yang tidak layak dipakai lagi. f. Pengawasan dari Kementrian Negara Pemu da dan Olahraga dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Dalam bentuk laporan setiap bulan, pengawasan ada dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga dalam pembuatan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah. g. Koordinasi antar seluruh pengelola dal am pembuatan perencanaan program PPLP: Koordinasi ada, tapi tidak semua seluruh pengelola dalam pembuatan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah. h. Evaluasi pengelola dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Di lakukan evaluasi pengelola dalam pe mbuatan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah. i. Kendala-kendala dalam pembuatan perencanaan program PPLP: Kendala kendala selama tidak ada, hanya di peralatan dan prasarana saja. j. Mengatasi
kendala-kendala
tersebut:
Melakukan
kerjasama
antar
pengelola dan pelatih terhadap Pengprov-pengprov cabang olahraga yang ada di Pencak silat Jawa Tengah. 2.2 Program Jangka Pendek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
a. Perencanaan program jangka pendek: Ada, Mengikuti pertandingan pertandingan di daerah-daerah setiap tahun meskipun jumlahnya minim dan puncaknya di POPNAS. b. Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam program jangka pendek : Dilakukan try in dan try out. c. Program jangka pendek ini dibuat prestasi puncak atletnya : Tidak dibuat prestasi puncak karena mengingat waktunya sangat singkat d. Pelaksanaan program jangka pendek terdapat kendala -kendala: Kendalakendala ini hanya masalah klasik yaitu di bidang keuangan untuk melakukan pertandingan, kemudian masalah kesehatan dan waktu istrahat anak PPLP Pencak silat Jawa Tengah seperti gizinya. 2.3 Program Jangka Panjang a. Perencanaan program jangka panjang: Ada dilakukan program jangka panjang diharapkan bisa menyumbang di tingkat Nasional b. Pertandingan-pertandingan (kompetisi) dalam program jangka panjang: Dilakukan pertandingan-pertandingan antar daerah di Pencak silat Jawa Tengah (Kejurnas PPLP) c. Program jangka panjang dibuat prestasi puncak atletnya: Ada dibuat prestasi puncak dalam program jangka panjang. d. Pelaksanaan program jangka panjang terdapat kendala -kendala: Kendala pelaksanaan program jangka panjang adalah masalah klasik yaitu masalah pendanaan, dan peralatan kurang lengkap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
e. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hal ini : Kita mencari sponsor pendukung. 2.4 Perencanaan Program PPLP Pencak silat Jawa Tengah a. Pelaksanaan perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Pelaksanaan perencanaan program PPLP dilakukan oleh pengelola dan pelatih b. Proses: Dari pengusulan perencanaan dilakukan pengelola PPLP selalu melakukan koordinasi dengan pelatih, Koni dan pengprov-pengprov dalam pembutan program-program yang ada demi peningkatan prestasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah c. Struktur organisasi: Struktur organisasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah ada d. Koordinasi dalam perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Selalu dilakukan koordinasi oleh pengelola dan setiap akhir pertandingan dilakukan evaluasi-evaluasi e. Evaluasi dalam perencanaan program PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Selalu dilakukan evaluasi untuk mensiasati atau mencari solusi dari kelemahan atau kegagalan, kendala -kendala yang menghambat susahnya prestasi di raih selama ini yang dialami 2.5 Kegiatan PPLP Pencak silat Jawa Tengah a. Kegiatan PPLP ini dalam kurun waktu 1 tahun: Kegiatan dilakukan setiap minggunya dan harinya yaitu kegiatan harian anak -anak PPLP, sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
dan belajar, latihan rutin sesuai cabang o lahraga. Sekali 6 bulan try in dan 1 tahun sekali Kejurnas PPLP b. Kejuaraan yang wajib: Ada dilakukan kejuaraan yang wajib c. Sasaran kegiatan tersebut: Mengetahui
kemampuan masing cabang
olahraga dan daerah dari hasil pembinaan yang dilakukan selama 1 tahun d. Kendalanya dalam pelaksanaan kegiatan PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Tidak ada Kendalanya dalam pelaksanaan kegiatan PPLP Pencak silat Jawa Tengah e. Solusi yang dilakukan: Memaksimalkan kendala-kendala yang ditemui 2.6 Kendala a. Kendala dalam pelaksanaan seluruh program-program yang direncanakan sebelumnya di PPLP Pencak silat Jawa Tengah selama ini : kendala pelaksanaan seluruh program -program yang direncanakan sebelumnya di PPLP Pencak silat Jawa Tengah terbentur dengan jadwal dan try -out yang tidak tetap dan minimnya jumlah kompetisi. b. Faktornya: Kurang koordinasi dan pendanaan try -out c. Solusi yang dilakukan oleh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Dimaksimalkan oleh pengelola dan pelatih jika ditemui kendala dalam proses pembinaan di PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 3.
Sarana dan prasarana kebutuhan Atlet pelajar
yang dibutuhkan telah sesuai dengan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap manajemen sarana dan prasarana meliputi : (a) Perencanaan (b) Proses pelaksanaan (c) Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana (d) Sarana dan Prasarana (e) Standar peralatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
3.1 Perencanaan a. Perencanaan pengadaan terhadap sarana prasarana yang dibutuhkan oleh Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Ada dilakukan perencanaan pengadaan dan pelatih langsun g meminta ke pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. b. Sarana latihan sudah mendukung: Belum memenuhi standar dan masih kurang lengkap. c. Prasarana latihan sudah m endukung: secara keseluruhan yang mendukung hanya 60 %, d. Yang terlibat dalam perencana an pengadaan sarana dan prasarana: Pengelola PPLP Dinas Pemuda dan Olahraga Pencak silat Jawa Tengah e. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Perawatan, baru-baru ini ada pengadaan sarana dan prasarana 3.2 Proses Pelaksanaan a. Dalam proses pelaksanaannya, Bidang sarana prasarana melakukan persiapan sebelumnya dalam pengelolaan/mengurusi sarana dan prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan, Bidang sarana prasarana melakukan persiapan sebelumnya dalam pengelolaan/mengurusi sarana dan prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah b. Fasilitas yang diberikan kepada Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Tempat tidur, pakaian sekolah 1 stell, pakaian latihan c. Jumlah tenaga pengelola bidang sarana dan prasarana : 2 Orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
d. Koordinasi antar pengelola, bidang sarana prasarana, pelatih dan Atlet: Ada dilakukan koordinasi antar pengelola, bidang sarana prasarana, pelatih dan Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah e. Laporan pertanggung jawaban bidang sarana dan prasarana kepada pengelola: Ada Laporan pertanggung jawaban bidang sarana dan prasarana kepada pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 3.3 Pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana a. Waktu pemanfaatan Atlet pelajar terhadap sarana prasarana yang ada efektif: Waktu ada dan dimanfaatkan deng an baik oleh atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. b. Pemanfaatan peralatan semua cabang olahraga yang ada: Dapat dimanfaatkan oleh atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah c. Jumlah sarana dan prasarana sudah sesuai dengan atlet yang mempergunakannya: Jumlahnya kurang memadai masih 60 % dari jumlah atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah d. Peralatan latihan yang digunakan siapa yang mengembalikannya: Atlet itu sendiri tetapi di pandu oleh para pelatih cabang -cabang olahraga e. Untuk melaksanakan manajemen sarana dan prasarana tentu diperlukan dana, fasilitas, tenaga dan waktu khusus, sumber -sumber tersebut cukup tersedia dan pendayagunaannya : Belum mencukupi, dimak simalkan saja pendayagunaan dan pemanfaatannya. f. Petugas khusus yang merawat sarana dan prasarana, berapa orang: Ad a jumlahnya 2 orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
g. Pengawasan yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Langsung di awasi oleh kepala asrama PPLP 3.4 Sarana dan prasarana a. Sarana prasana sejauh ini sudah mendukung dan memadai terhadap presatasi Atlet pelajar PPLP Pencak silat Jawa Tengah: Belum mendukung masih 60 %. b. Peralatan latihan sudah sebanding dengan jumlah Atlet pelajar: Belum sebanding antara jumlah atletnya dengan peralatan yang ada c. Alat-alat yang dipakai latihan sama dengan pada waktu yang dipertandingkan: Sama dengan pada waktu yang dipertandingkan. d. Sumber peralatan yang ada di PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Kementrian Pemudan dan Olahraga dan Dinas Pemuda dan Olahraga. e. Solusi yang dilakukan dalam bidang sarana dan prasarana: Sejauh ini hanya dengan memanfaatkan peralatan yang ada, kemudian dilakukan juga kerja sama dengan instansi terkait f. Peralatan latihan dan sarana latihan sudah cukup dalam membina atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Belum sepenuhnya cukup dalam membina atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. g. Alat yang dipakai masih layak untuk dipergunakan dalam latihan: Masih layak untuk dipergunakan dalam latihan. h. Keadaan fasilitas PPLP Pencak silat Jawa Tengah saat ini: Masih kategori layak untuk dipergunakan tetapi perlu kiranya peralatan yang lebih lengkap dan modern, mengingat dan tuntutan prestasi yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
3.5 Standar Peralatan a. Alat-alat yang ada di PPLP Pencak silat Jawa Tengah kategori standar cabang olahraganya/yang di anjurkan Kemenpora: sepak takraw, gulat dan angkat berat. b. Berapa jumlah yang standar dan ti dak standar: 40 % Standar 60 % belum standar. c. Keadaan peralatan sejauh ini, layak untuk dipergunakan oleh Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Masih layak untuk dipergunakan oleh Atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah 3.6 Kendala a. Untuk mengelola bidang s arana dan prasarana secara efektif dan efesien, faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi: Waktu, pengusulan peralatan terkadang sangat lama datangya sesuai dengan permintaan. b. Pihak yang membantu dalam mengatasi kendala -kendala dalam bidang sarana dan prasarana: Dinas Pemuda dan Olahraga c. Upaya selama ini dalam mengatasi kendala yang dihadapi : Diupayakan kalau ada kendala dalam pengelolaan sarana dan prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 4. Pelaksanaan manajemen keuangan sudah berjalan se bagaimana mestinya Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada manajemen keuangan meliputi: (a) Perencanaan (b) Pengadaan sumber dana (c) Operasional (d) Pemanfaatan dana. 4.1 Perencanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
a. Pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah melakukan pembuatan usulan perencanaan operasional keuangan: Ya dilakukan pembuatan usulan perencanaan operasional keuangan b. Tahapan yang dilakukan dalam perencanaannya: Sesuai dengan Juknis dan Juklak dari Kemenpora Deputi Prestasi dan IPTEK Keolahragaan c. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan d alam bidang keuangan: Membuat usulan
perencanaan
keuangan,
merelisasikan
anggaran
dan
mendistribusikan anggaran dan membuat laporan pertanggung jawaban. d. Penyusunan rancangan anggaran pembiayaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah: 1. Pengadaan sumber dana: ada dilakukan pengadaan sumber dana 2. Pemanfaatan dana sesuai dengan ketentuan: Pemanfaatan dana sesuai dengan ketentuan sudah sesuai dengan dana Dekonsentrasi PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 3. Pertanggung
jawaban/pelaporan:
Dibuat laporan pertanggung
jawaban e. Bidang keuangan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah : Ada dilakukan koordinasi antar pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. f. Pertanggung jawaban pengelola dan bidang keuangan PPLP dengan Kemenpora: Ada, dalam bentuk laporan bukti pajak, kwitansi, bukti laporan kegiatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
g. Pengawasan pengelola terhadap bidang keuangan: Ada dilakukan pengawasan terhadap bidang keuangan dari pengelola. h. Bidang keuangan melakukan evaluasi untuk perencanaan pengusulan pendanaan tahun berikutnya: Ada dilakukan evaluasi Bidang keuangan melakukan evaluasi untuk perencanaan pengusulan pendanaan tahun berikutnya 4.2 Sumber dana a. Sumber-sumber dana PPLP Pencak silat Jawa Tengah dan manfaat dari dana yang ada: APBD dan APBN. b. Dalam melakukan kegiatan, sumber dana dari yang lain (Sponsor) : Tidak Tahu 4.3 Operasional a. Untuk melaksanakan pengelolaan bidang keuangan tentu diperlukan dana. Fasilitas, tenaga dan waktu khusus, sumber -sumber tersebut cukup tersedia dan pendayagunaannya: Cukup, pendayagunaannya su dah sesuai dan dimaksimalkan saja. 4.4 Kendala c. Untuk mengelola bidang keuangan ini secara efektif dan efesien, faktor faktor penghambat atau kendala yang dihadapi: Belum begitu memadai dana pembinaan atlet PPLP ini, kalaulah memang memadai maunya untuk pembinaan ini kompetisi dilakukan jangan 1 tahun sekali, kalau bisa dilakukan 3 kali dalam 1 tahun. Dengan alasan ini bisa mengevaluasi keberhasilan-keberhasilan atlet, yang kedua sepatu latihan dan baju latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
atlet itu hanya bisa mendapatkan 1 pasang saja, ya ng ketiga adalah peralatan latihan yang dipakai pelatih untuk melatih, peralatan yang dipakai oleh atlet untuk berlatih belum memadai. d. Upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi: untuk mengatasi kendala kendala selama ini adalah kita bersinergitas dengan Pengprov-pengprov namun mengingat sejauh ini perhatiannya itu masih belum begitu baik, mereka hanya sifatnya melihat dan menunggu terhadap pimpinan kita.
B. PEMBAHASAN 1.
Pelaksanaan proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Gambaran tentang pelaksanaan proses tahapan yang dilakukan dalam
perekrutan atlet pelajar di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah di atas. Menunjukkan bahwa proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet belum berjalan dengan baik, terlihat dari promosi kurang berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari peserta yang mendaftar hanya terdiri dari beberapa kabupaten/kota saja. Kemungkinan karena kur angnya sosialisasi dari pengelola PPLP dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga Pencak silat Jawa Tengah ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten/Kota Pencak silat Jawa Tengah atau jauhnya lokasi kabupaten/kota sehingga menyulitkan calon peserta untuk mendaftar atau tidak mendapat informasi. Hal ini disebabkan karena DISPORA provinsi menyerahkan langsung kepada dinas sejenis di kab/kota untuk mengakomodir pendaftaran sedangkan dinas kab/kota kurang mensosialisasikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
Selama ini juga proses perekrutan atlet 3 0 % cendrung di ambil dari hasil POPDA, padahal hasil itu belum tentu menjamin atlet dapat di bina dan berprestasi sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian saat proses perekrutan tidak semua tahap-tahap tes dilakukan oleh pengelola sesuai dengan buku panduan penetapan paramater tes yang dikeluarkan oleh DISPORA, yang merujuk pada Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan yang dikeluarkan oleh Asisten Deputi Pembibitan Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga Kementrian Pemu da dan Olahraga Republik Indonesia Tahun 2010. Hanya sebagian tes saja yang dilakukan oleh pengelola Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sesuai dengan bench mark yang dikeluarkan oleh KEMENPORA. Jadi tes yang dilakukan selama hanya tes Vo2 max Bleep tes diganti dengan tes Balke, Loncat tegak, sit up, push-up, shutle run, lari 30 meter. Pengelola memberikan alasan tidak semua tes dilakukan dalam perekrutan Atlet Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah karena peralatan tidak memadai jika dipergunakan. Kemudian kendala-kendala yang lain, atlet kebanyakan yang dikirimkan oleh kabupaten/kota 50 % adalah bukan atlet, dan 50 %nya lagi adalah atlet pemula
dari
club-club
cabang
olahraga.
D ilihat
dari
Simetris
tubuh
(antropomotri), masih banyak kabupaten/kota mengirimkan atletnya dengan tinggi badan masih dibawah rata-rata. Sepertinya Kabupaten/Kota secara umum belum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
jelas memahami bagaimana menemukan sosok atlet yang bisa menunjang olahraga prestasi. Padahal sudah sangat jelas, prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai oleh atlet yang mempunyai bakat besar dan memperoleh pembinaan yang baik secara berjenjang dan berkesinambungan. Kemudian untuk menghasilkan dan memiliki potensi prestasi olahraga yang setinggi-tingginya dikemudian hari, perlu mencari dan menemukan atlet-atlet yang berbakat. Harre, Ed (dalam Diknas;2003) mengemukakan bahwa tujuan pengidentifikasi bakat adalah untuk memprediksi suatu derajat yang tinggi tentang kemungkinan apaka h calon atlet akan mampu dan berhasil menyelesaikan program latihan junior dalam olahraga yang dipilih agar ia dapat mengukur secara pasti, melakukan tahap latihan selanjutnya. Depdiknas, Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar, (Jakarta: Depdiknas, PPKJ, 2000), h. 5 Kemudian juga buku panduan yang telah dikeluarkan Kemenpora melalui Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga mempertegas bahwa dalam pembinaan prestasi secara berjenjang mempunyai implikasi terhadap pentingnya evaluasi yang harus dilaksanakan secara berkala sejak tahap penjaringan atlet sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program pelatihan dan prestasi yang dicapai. Tujuan dikeluarkan buku panduan ini adalah guna mengurangi keberagaman dan menjamin kualitas penetapan parameter dan instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi para atlet, maka diperlukan adanya panduan sebagai acuan Deputi Bidang Piningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga, Pedoman Pengelolaan Pusat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar ( PPLP), (Jakarta: Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga KEMENEGPORA 2006), h.1 Dalam melaksanakan tes, perlu memperhatikan urutan pelaksanaan pengukuran. Jenis-jenis pengukuran yang dalam pe laksanaannya mengharuskan atlet mengeluarkan banyak tenaga, hendaknya dilaksana kan di urutan terakhir, seperti pengukuran kapasitas aerobik, kapasitas aerobik maksimal dan kesegaran jasmani Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendi dikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. (Jakar ta: Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga, 2005), h. 4. Dalam hal ini Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah pada pelaksanaan rekrutmen atlet pelajarnya ternyata belum sepenuhnya merujuk pada buku panduan pe netapan parameter tes yang dikeluarkan oleh Kemenpora tahun 2005 Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga. Sebaiknya Dispora Pencak silat Jawa Tengah dalam hal ini Kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga yang mengelola Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) melakukan penilaian kembali terhadap proses perekrutan yang telah dilakukan. Kemudian melakukan perencanaan dan koordinasi kembali kepada KEMENPORA dalam hal ini Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga dalam proses perekruta n calon atlet Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang akan datang, serta dilakukannya pengawasan dari Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga saat melalui Asdep Pembibitan berlangsungnya proses perekrutan calon atlet Pusat Pembinaan dan Latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Agar menemukan atlet yang berbakat dan memiliki potensi prestasi olahraga yang setinggi -tingginya dikemudian hari, sesuai yang diharapkan KEMENPORA. 2.
Perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sesuai dengan yang diharapkan KEMENPORA.
Berdasarkan temuan di atas, dapat digambarkan pelaksanaan peren canaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar Pencak silat Jawa Tengah adalah kurang berjalan dengan baik, belum menunjukkan tercapainya sasaran sesuai yang diharapkan KEMENPORA. Yaitu Pendirian Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) sebagai salah satu alternatif untuk melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga wan pelajar potensial berbakat dan minat yang tinggi dibidang olahraga untuk dikembangkan guna mencapai prestasi optimal, baik sebagai olahragawan regional mewakili daerah maupun menjadi salah satu tumpuan pasokan olahragawan nasional untuk mewakili bangsa dan negara dalam event olahraga internasional Deputi Bidang Piningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga, Op Cit,.h.4 Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) juga memiliki tujuan menghasilkan Olahraga pelajar nasional berprestasi di bidang olahraga dan akademik ibid,. h. 8. Hal ini disebabkan adanya kendala pada pelaksanaan perencanaan program yang tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan. Kendala -kendala selama ini adalah masalah kurangnya try -out dilakukan antar PPLP Pencak silat Jawa Tengah karena minimnya kompetisi ataupun keterbatasan anggaran try out dan kurangnya pengetahuan pelatih tentang penyusunan program latihan tahunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
Padahal jika merujuk pada buku pedoman yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bahwa Latihan, Kompetisi, Akademik dan kesejahteraan sudah diatur yaitu kompetisi; a. Kompetisi cabang olahraga antar PPLP dilaksanakan secara periodik b. Setiap kegiatan kompetisi nasional cabang olahraga antar PPLP wa jib diikuti oleh semua PPLP c. Pemerintah Daerah yang ditetapkan sebagai penyelenggara bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kompetisi antar PPLP dengan melibatkan induk organisasi dan masyarakat d. Tata cara kompetisi diatur dalam petunjuk pelaksanaan ibid, h. 25 Sehingga sebagian program -program yang telah direncanakan sebelumnya oleh pelatih tidak dapat terwujud. Bagaimana mungkin mendapatkan suatu tolak ukur keberhasilan hasil suatu latihan, seme ntara try-out jarang dilakukan. Di tinjau dari psikologisnya kesiapan mental atletpun sangat rendah, kapasitas lawan tanding tidak diketahui, akibatnya pelatih tidak bisa membuat suatu gambaran strategi bertanding ketika atletnya mengikuti suatu pertandingan (kompetisi). Akhirnya kendala-kendala ini semua sangat berdampak pada hasil prestasi olahraga Pusat Pembinaan dan latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Hanya cabang-cabang olahraga tertentu saja yang bisa mendapatkan prestasi yang tinggi mendapatkan medali emas di Nasional, itu pun hanya sifatnya sementara saja, belum tentu dipertandingan selanjutnya cabang olahraga tersebut dapat mempertahankan prestasinya kembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
Kemudian uji coba terhadap masing -masing cabang olahraga antar PPLP se-Indonesia tidak pernah dilakukan, hanya mengharapkan pr ogram dari KEMENPORA yaitu kejurnas antar PPLP. Sehingga hanya memaksimalkan hasil latihan rutin yang selama ini dilakukan. Padahal tujuan dari try-out adalah mengharapkan ada sasaran -sasaran untuk kematangan atlet, jam melakukan tanding semakin banyak . Sehingga atletatlet ini keterampilannya meningkat, teknik, taktik strategi menghadapi lawan dan akhirnya mental atlet terbentuk dengan sendirinya.
Kemudian koordinasi
KEMENEPORA dalam hal ini Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga dengan Depdiknas sangatlah kurang. Terkadang jadwal pertandingan/kejuaraan dilakukan dengan programnya PPLP tidak sesuai, ketika masih pogram masih dalam persiapan umum, tiba -tiba muncul jadwal pertandingan yang sudah didepan mata. Terkadang jadwal mundur, atlet -atlet PPLP bukanlah TNI/Polri yang siap kapan saja. Kendala lainnya status atlet yang sudah tamat dari PPLP, mau dipertandingkan atlet sudah bukan a tlet pelajar lagi, bagaimana masalah pertanggung jawaban dan lain -lainnya. Tidak dipertandingkan kasian atletnya . Sementara statusnya sudah tidak lagi pelajar. Kalau diikutkan atlet tersebut sebenarnya tidak pelajar lagi, namanya bukan kejuaraan nasional antar PPLP. Karena bisa saja anak itu statusnya sudah mahasiswa atau pekerja. Sebaiknya adalah dilakukan perencan aan, koordinasi dan penilaian yang lebih baik lagi antara program KEMENPORA dan KEMENDIKNAS dalam pelaksanaan kejuaraan, sebaiknya pertandingan dilakukan pada saat sebelum atlet -
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
atlet tamat sekolah. Mengingat sebagian atlet kelas 3 yang sudah tamat akan meninggalkan PPLP. Sementara yang ikut pertandingan/ kejuaraan adalah umumya atlet kelas 3, padahal usia ini telah mendekati golden age, kemandirian atlet sudah muncul, kewibaannya ada. Jadi jika telah lewat Juli pelaksanaan pertandingan dilakukan atlet -atlet sudah sibuk mengurusi kebutuhan masa depannya dengan melanjutkan studinya tes PTN, SECABA, atau lainnya, memang semuanya berkaitan dengan sistem penganggaran, tetapi pelaksanaan pendidikan pada bulan Juni-Juli. 3.
Pelaksanaan manajemen sarana dan prasa rana di Pusat Pembinaan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah Dari gambaran di atas diperoleh temuan: Rencana pengadaan sudah
disusun dalam program kerja Kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Ol ahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah. Penentuan barang atau sarana yang akan dibeli dimusyawarahkan dengan seluruh pengelola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. Seperti iventarisasi/alat latihan, kebutuhan perlengkapan asrama atlet dan fasilitasnya, perlengkapan staf keuangan, tata usaha, kebersihan dan keamanan lingkungan asrama dan lain -lain. Pemanfaatan sarana dan prasarana latihan telah optimal seperti alat-alat latihan yang di PPLP Pencak silat Jawa Tengah. Begitu juga dengan penyimpanan peralata n latihan yang ada disesuaikan dengan tempatnya (setelah latihan alat -alat dikembalikan). Pencatatan dan pelaporan sudah ada seperti buku inventaris peralatan yang dipakai, daftar barang, penerimaan dan penggunaan barang. Laporan dil akukan sejalan dengan laporan smesteran atau 6 bulan sekali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
Gambaran tentang pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana PPLP Pencak silat Jawa Tengah di atas menunjukkan bahwa dinilai dari keterlaksanaan semua kegiatan sudah berjalan baik yang meliputi: perencanaan, pengorgani sasian atau
penyediaan,
pendayagunaan
atau
pemanfaatan,
penyimpanan
atau
pemeliharaan dan pencatatan data atau pelaporan. Subagio mengemukakan: Pengelolaan Sarana dan Prasarana merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan, pemelihara an, penghapusan dan pengendalian logistik atau sarana dan prasarana Subagio MS, Manajemen Logistik (Jakarta: CV Mas Agung, 1990), h. 11 .
Pemeliharaan, perawatan sarana dan prasarana olahraga sudah cukup baik. Ini terlihat dari kebersihan dan keteraturan keadaan asrama Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah . Bangunan arama memakai sistem bertingkat 2 (dua) sehingga halaman atau pekarangan asrama dapat dimanfaatkan untuk atlet latihan dan bermain. Tetapi prasarana Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah terhadap latihan belum sepenuhnya baik, artinya Prasarana latihan yang mendukung hanya 6 0 % saja dari keseluruhan cabang olahraga yang ada. Peralatan menunjang yang lain belum memadai seperti wight trainingnya yang masih minim atau peralatan lain penunjang latihan terutama pemanfaatan alat bantú latihan . Padahal untuk pengelolaan prasarana dan sarana di Pusat Pembinaan Dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dapat di artikan sebagai berik ut: a. Prasarana dan sarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) wajib memenuhi jenis, jumlah dan standar Nasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
b. Standarisasi prasarana dan sarana olahraga yang dipergunakan untuk Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) harus disesuaikan dengan standar Nasional. Bagaimana mungkin Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah dapat mencapai suatu prestasi di tingkat Nasional maupun Internasional, j ika prasarana latihannya saja belum mendukung sepenuhnya untuk berlatih. Prasarana latihan adalah sangat penting dan sangat mendukung dalam menunjang atlet berprestasi. Seperti yang dikatatakan Adhyaksa “di sadari bahwa turunnya prestasi olahraga Indonesia memang tidak lepas dari aspek-aspek seperti rendahnya perhatian pemerintah terhadap olahraga Indonesia dan terbatasnya sarana dan prasarana olahraga, minimnya kompetisi yang rutin serta kurangnya penghargaan terhadap atlet-atlet yang berprestasi” Adhyaksa Dault, Hal Aktual Keolahragaan Indonesia , (Jakarta: Majalah Forum Olahraga Diknas 2004), h. 13. Sehingga sampai saat ini Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah hanya memaksimalkan prasarana yang ada saja dalam berprestasi. Untuk itu perlu adanya perencanaan dan penilaian dari DISPORA Pencak silat Jawa Tengah yaitu Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPL P) melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan KEMENPORA dalam hal ini perhatian untuk melengkapi sarana prasarana latihan di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah agar atlet yang berpotensi dalam prestasi olahraga dapat terwujud. 4. Pelaksanaan manajemen keuangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
Berdasarkan
temuan
di
atas
pelaksanaan
manajemen
keuangan
menunjukkan bahwa APBN melalui dana Dekonsentrasi dan APBD sudah terlaksana dengan baik sesuai rencana. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang dianggarkan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Pencak silat Jawa Tengah untuk pembinaan atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah yang dikelola oleh Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah dan bantuan mengikuti kejuaraan antar PPLP yang dikelola oleh Pengurus Provinsi BAPOPSI Pencak silat Jawa Tengah, sedangkan APBD lebih di peruntukkan kepada pembiayaan perawatan asrama PPLP Pencak silat Jawa Tengah. Untuk Dana Dekonsentrasi terbagi atas 2 jenis yaitu: a. Pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah 1) Belanja Barang Non Operasional Lainnya: a) Perlengkapan Latihan b) Pengadaan Sepatu Sekolah c) Pengadaan Seragam Sekolah d) Kesehatan 2) Belanja Bahan a) Pengadaan ATK b) Dokumentasi dan Laporan c) Perlengkapan Komputer d) Konsumsi Atlet 3) Belanja Jasa Lainnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
a) Jasa Pelatih dan Massage b) Jasa Pengurus Asrama c) Jasa Jasa Pengurus Keamanan d) Jasa Pengelola PPLP e) Jasa Rapat Stakeholder f) Jasa Atlet 4) Belanja Perjalanan Lainnya Dalam Negeri a) Transport Pemanggil/pemulangan b) Transport Lokal Pelatih c) Tarnsport Try out 5) Kejuaraan antar PPLP a) Uang saku atlet b) Uang saku pelatih dan official c) Dokumentasi dan pelaporan d) ATK f) Biaya transportasi kejuaraan Untuk Dana APBD Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah diperuntukkan biaya operasional asrama yaitu: b. Belanja Daerah 1) Biaya Jasa kebersihan 2) Biaya Rekening Telepon 3) Belanja Air 4) Biaya Listrik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
5) Belanja bahan Obat-obatan 6) Belanja Bahan Pembantu 7) Belanja Pakaian Sekolah 8) Belanja Pakaian Olahraga 9) Biaya Penjaringan Atlet 10) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/ Rehab Gedung Kegiatan manajemen keuangan di Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas yang ada di PPLP, menggunakan tenaga khusus di bidang keuangan yang menangani penerimaan dan p engeluaran uang untuk keperluan operasional PPLP Pencak silat Jawa Tengah. Berhubung PPLP ini milik Pemerintah, semua dana seutuhnya dari pemerintah dan pemerintah daerah. Gambaran tentang pelaksanaan manajemen keuangan di atas menunjukkan bahwa dinilai dari keterlaksanaan semua kegiatan dan menggalirnya sumber dana dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah relative baik. Tetapi mengingat alokasi dana dekonsentrasi dan APBD terbatas, sehingga pengelola hanya memaksimalkan dana yang ada untuk menge lola PPLP Pencak silat Jawa Tengah. E Mulayasa mengemukakan dimensi pengeluaran meliputi:
Tugas
manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase, yaitu financial planning; implemantion; and evaluation. Perencanaan financial yang disebut bugeting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
samping yang merugikan. Implemantion involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan yang berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapai sasaran Mulyasa E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK , (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004), h. 48 .
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan Pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah dikelola oleh Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah bertanggung jawab kepada Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI melalui Dina s Pemuda dan Olahraga Provinsi Pencak silat Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah. Mekanisme Manajemen Keuangan Pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah diberikan melalui bantuan langsung sosial dimana DISPORA menunjuk langsung kepada Balai Pelatihan Pemuda da n Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah, bahwa unit pengelola harus dalam menerima bantuan melengkapi persyaratan sebegai berikut: a. SK Pembentukan Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga b. Akta Notaris c. Proposal pembinaan kegiatan PPLP Setelah berkas dilengkapi d ilakukan pembuatan surat perjanjian kerja sama untuk dapat mencairkan dana bantuan lansung sosial. Berikut ini dapat dilihat mekanisme pengelola manajemen keuangan Pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah, yaitu ;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan /Pengeluaran
Penandatangan SPK
Laporan Pertanggungjawaban KPKN PENCAK SILAT JAWA TENGAH
Ketua Balai Pelatihan Pemuda dan OR PPLP
Bendahara Balai Pelatihan dan OR PPLP
Berikut ini keterangan Bagan di atas, mekanisme pencairan dana bantuan langsung sosial, tahap awal pembuatan usulan propasal dan disetujui oleh satker/kuasa penggunaa anggaran kemudian penerbitan surat perjanjian kerjasama (SPK). Penerbitan kwitansi sesuai dengan permintaan y ang tertera pada surat perjanjian kerjasama (SPK), kemudian Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga menyerahkan pertanggungjawaban kepada Bendahara penerimaan pengeluaran. Kemudian berkas pertangung jawaban diserahkan kepada KPKN Pencak silat Jawa Tengah Ketua Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran untuk proses pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah . Namun tidak dibenarka n melaksanakan fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonatur untuk menguji hak atas pembayaran proses pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah. Pada PPLP Pencak silat Jawa Tengah Kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga adalah sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator, ordonatur, tetapi hanya sebatas pengelolaan uangtoekstrakurikuler saja. Dengan demikian commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
Kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah dalam menjalankan tugasnya hanya dari pemanfaatan dana, partisipasi p elatih dalam manajemen keuangan yang telah dilaksanakan dengan baik. Dengan terkelolanya manajemen keuangan yang meliputi : Penyusunan rancangan anggaran pembiayaan belanja PPLP Pencak silat Jawa Tengah, pengadaan dan sumber dana, pemanfaatan dana, pertang gungjawaban dan pengerjaan data -data keuangan PPLP Pencak silat Jawa Tengah, sehingga manajemen keuangan Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah dimasa yang akan datang dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tu juan pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah, karena manajemen keuangan merupakan salah satu sumber daya secara langsung yang menunjang tercapainya tujuan proses pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah dan merupakan potensi yang sangat menentukan terlaksan anya kegiatan pembinaan PPLP Pencak silat Jawa Tengah, disamping dengan komponen lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sudah berjalan dengan baik ,dengan adanya pantauan altlit berpre stasi dalam tiap kejuaran POPDA tingkat kota/kabupaten dan provinsi serta informasi keseluruh DISPORA kota/kabupaten, terbukti dengan hasil prestasi yang diperoleh oleh atlit PPLP pencak silat Jawa tengah dari tahun ketahun mening kat dengan predikat juara umum. 2. Perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)
Pencak
silat
Jawa
Tengah
sesuai
dengan
yang
diharapkan
KEMENPORA, Berdasarkan temuan di atas, dapat digambarkan pelaksanaan perencanaan program di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar Pencak silat Jawa Tengah adalah sudah berjalan dengan baik, sudah menunjukkan tercapainya sasaran sesuai yang diharapkan KEMENPORA. Yaitu Pendirian Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga pelajar (PPLP) sebagai salah satu alternatif unt uk melakukan pembinaan dan pengembangan olahragawan pelajar potensial berbakat dan minat yang tinggi dibidang olahraga untuk dikembangkan guna mencapai prestasi optimal, baik sebagai olahragawan regional mewakili daerah maupun menjadi salah satu tumpuan pa sokan
commit to user 138
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
olahragawan nasional untuk mewakili bangsa dan negara dalam event olahraga internasional 3. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah sesuai dengan kebutuhan Atlet pelajar, hal ini karena para pengelola , pelatih,atlit mengeefisienkan
sarana yang ada
bisa memaksimalkan dan
dan bisa memanfaatkan alat sesuai dengan
kebutuhan para siswa PPLP 4. Pelaksanaan manajemen keuangan sudah berjalan sebagaimana mestinya, dilihat pengelolan dana dan pelaporan keuangan dengan melihat kebutuhan yang ada walau masih adanya kendala keuangan tapi masih bisa diatasi oleh pengelola.
B. Saran Dari hasil penelitian, dapat disarankan bagi pengembangan konsep kepemimpinan Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga pada PPLP Provinsi Pencak silat Jawa Tengah, khususnya dalam pelaksanaan manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah 1. Untuk kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga PPLP Pencak silat Jawa Tengah a. Kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak silat Jawa Tengah sebagai pengelola dan pimpinan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Bertanggung jawab terhadap keberhasilan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang dipimpinnya. Dengan demik ian kepala Balai Pelatihan Pemuda commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
dan Olahraga
PPLP hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola PPLP dengan menerapkan manajemen
yang
benar
dan
melalui
penambahan
pengetahuan
cara
meningkatkan prestasi olahr aga dan akademik yang formal dan secara kelompok kegiatan pengelolaan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dapat dilaksanakan secara terpadu, terarah dan teratur. b. Pada hakekatnya tujuan dari proses pembinaan dan pelatihan adalah membantu mengembangkan potensi menjadi olahragawan pelajar berpres tasi secara optimal. Jadi tugas Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) bukan saja memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan berolahraga pr estasi, tetapi juga membimbing para atlet pelajar menuju kearah kedewasaan dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler asrama. c. Sehubungan dengan pendanaan, hendaknya ketua kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahr aga Pelajar (PPLP). Berusaha mencari tambahan dana untuk proses pembinaan dan sponsor atau orang tua asuh yang mau membantu mengembangkan prestasi olahraga di Pencak silat Jawa Tengah. Ketua kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) juga harus berusaha memanfaatkan untuk kebutuhan yang benar -benar bisa menunjang bagi terciptanya situasi berlatih dan melatih yang lebih baik untuk meningkatkan mutu pembinaan. Begitu juga dengan fasilitas, peralatan latihan yang ada di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
PPLP, kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) berusaha terus menerus mendorong membina dan membimbing termasuk merencanakan, mengorganisir, menilai, mengawasi para pelatih supaya memanfaat kan sarana prasarana latihan yang tersedia. 2. Untuk Pelatih PPLP Pencak silat Jawa Tengah Pelatih adalah sebagai patner kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dalam pelaksanaan pembinaan atlet pelajar. Diharapkan untuk berperan lebih aktif lagi dalam manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Partisipasi aktif ini dapat mereka wujudkan dalam bentuk peningkatan kemampuan professional di bidangnya masing masing, memberikan masukan a tau ide-ide bagi kepala Balai Pelatihan Pemuda dan Olahraga Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Dengan melaksanakan tugas secara disiplin, membangkitkan motivasi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada para atlet pelajar. Jika kegiatan-kegiatan tersebut telah terlaksana sebagaimana mestinya, maka manajemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) secara khusus dan pencapaian tujuan pembinaan secara umum akan dapat dicapai. 3. Untuk Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Selanjutnya, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga beserta jajarannya, supaya lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, koordina si, perhatian dan kerjasama dalam berusaha membina dan mengembangkan personal Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) secara keseluruhan.
Saran : Bagaimana supaya PPLP ini menjadi awal canda dimuka pembinaan atlet pelajar di Kabupaten/Kota se tiap provinsi, bagaimana ini dapat disikapi oleh Kemenegpora Kondisi PPLP Pencak silat Jawa Tengah saat ini, kalau gedung-gedung kita ini cukup baik, tetapi bagaimana ini lebih kita tingkatkan menjadi lebih baik supaya atlet-atlet PPLP lebih enak tidurnya dan nyaman dan konsentrasi dalam pelajaran dan latihan, ya kondisinya kalau dibilang cukup bisa dilihat kenyataanya langsung saja, menurunnya prestasi PPLP bagaimana,, prestasi nya tergantung cabangnya karate meningkat, bola menurun, atletik meningkat, tak raw meningkat, panahan belum stabil prestasinya, secara general menurun Perencanaan PPLP yang ideal, Will political pemerintah ini harus benar -benar pokus terhadap olahraga bahwa melalui olahraga ini jati diri bangsa ini bisa terangkat, jati diri daerah anak bangsa ini bisa terangkat. Kalau will political pemerintah ini baik, bagus saya rasa apa yang kita harapkan bisa tercapai dan terealisasi, dan yang kedua adalah pendanaan pembinaan kita ini masih bajat orientit, orientasinya masih mengikuti anggaran, jadi bukan anggaran yang mengikuti program. Jadi maunya ada pemikiran baru maunya dengan kemauan politic yang kuat pemerintah Pencak silat Jawa Tengah ini kedepannya olahraga ini jangan selalu di nomer 2 kan, karena ini juga menyangkut SDM. Makin bugar oran g tersebut maka SDM nya secara otomatis akan semakin baik dan bekerja akan maksimal 6 cabang Kontribusi PPLP sangat luar biasa terutama cabang Gulat 4 orang di Nasional 1 orang adalah PPLP Pencak silat Jawa Tengah, Atletik 14 orang muncul di PON 10 orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
adalah mantan atlet PPLP Pencak silat Jawa Tengah. 70 %, Takraw 60 %, Sepak bola 50 %, panahan 1 orang, silat 1 orang mantan atlet PPLP, karate 1 orang
Saran: Untuk Kemenegpora adalah sama -sama satu persepsi, setiap steg holder di seluruh Indonesia bagaimana pembinaan olahraga ini bisa lebih di fokuskan jangan di nomer 2 kan supaya bahwan dengan olahraga ini bisa mengangkat harkat martabat bangsa. Semua steg holder memiliki satu tekat untuk lebih baik kedepannya dari yang lalu. Perencanaan PPLP yang ideal, adalah sarana latihan yang standart nasional baik peralatan....> Will political pemerintah ini harus benar -benar pokus terhadap olahraga bahwa melalui olahraga ini jati diri bangsa ini bisa terangkat, jati diri daerah anak bangsa ini bisa terangkat. Kalau will political pemerintah ini baik, bagus saya rasa apa yang kita harapkan bisa tercapai dan terealisasi, dan yang kedua adalah pendanaan pembinaan kita ini masih bajat orientit, orientasinya masih mengikuti anggaran, jadi bukan anggaran yang mengikuti pr ogram. Jadi maunya ada pemikiran baru maunya dengan kemauan politic yang kuat pemerintah Pencak silat Jawa Tengah ini kedepannya olahraga ini jangan selalu di nomer 2 kan, karena ini juga menyangkut SDM. Makin bugar orang tersebut maka SDM nya secara otoma tis akan semakin baik dan bekerja akan maksimal
commit to user