perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER MULTIMEDIA DAN DIGITAL VIDEO DISC TERHADAP PRESTASI BELAJAR LISTENING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN WONOGIRI
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh: ARI PRASMONO NIM: S. 810809302
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2010to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ari Prasmono
NIM
: S. 810809302
Program Studi
: Teknologi Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Komputer Multimedia dan Digital Video Disc Terhadap Prestasi Belajar Listening Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Wonogiri adalah betul-betul karya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Pebruari 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Ari Prasmono
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran: 110)
PERSEMBAHAN Tesis ini kupersembahkan kepada: ·
Ibuku dan istriku tersayang
·
Daffa, Vasya dan Daniya tersayang.
·
Sahabat-sahabat seperjuangan
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Komputer Multimedia dan Digital Video Disc Terhadap Prestasi Belajar Listening Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Wonogiri untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan selesainya penyusunan tesis ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K) selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin dan motivasi untuk melanjutkan studi pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D., Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan fasilitas dan pengarahan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis ini. 4. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dengan penuh ketelitian dan kesabaran. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis sampai dengan terselesaikannya tesis ini. 6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penulisan tesis ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan bantuan hingga terselesaikannya peneilitan dan penyusunan tesis ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini mendapat amal kebaikan dari Allah SWT. Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam tesis ini, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritikan dan saran yang membangun. Surakarta,
Penulis
commit to user
vii
Pebruari 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ari Prasmono, S. 810809302. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Komputer Multimedia dan DVD Terhadap Prestasi Belajar Listening Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri.” Pembimbing I: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Tesis, Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer multimedia dan DVD terhadap prestasi belajar listening siswa di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri, (2) ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar listening pada siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri, dan (3) ada tidaknya interaksi pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri. Metode penelitian kuantitatif ini adalah eksperimen. Dikarenakan oleh luasnya wilayah populasi maka dalam penelitian diambil sub populasi sebanyak tiga sekolah yang memiliki kesetaraan dari ujian nasional. Sampel terdiri dari 3 sekolah negeri. Sekolah tersebut adalah SMP Negeri 1 Baturetno sebagai sekolah kontrol untuk media pembelajaran komputer multimedia, SMP Negeri 1 Tirtomoyo sebagai sekolah kontrol untuk media pembelajaran DVD, dan SMP Negeri 2 Baturetno sebagai sekolah uji coba instrumen. Teknik analsis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis dua jalan. Berdasarkan uji hipotesis dibuktikan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer multimedia dan DVD terhadap prestasi belajar listening (F observasi > F Tabel atau 24,409 > 4,00). uji ini menunjukkan bahwa penggunaan media komputer multimedia lebih baik dibandingkan dengan media DVD. (2) Ada pengaruh yang signifikan dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening (F observasi > F Tabel atau 10,260 > 4,00) dari besarnya rataan dibuktikan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik prestasinya dari pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) Ada interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening (F observasi > F Tabel atau 8,280 > 4,00).
Kata kunci: Komputer Multimedia, DVD, Motivasi, Listening
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Ari Prasmono. S. 810809302. “The Effect of The Use of Computer Multimedia and DVD on the Learning Achievement of Listening Viewed from the Learning Motivation of the Students of State Junior Secondary Schools of Wonogiri Regency.” First Advisor: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. Second Advisor: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Thesis: The Graduate Program in Educational Technology, Sebelas Maret University Surakarta 2010. The objectives of this research are to know: (1) whether or not there is a significant effect of the use of computer multimedia and DVD on the listening achievement of the students of State Junior Secondary Schools of Wonogiri Regency, (2) whether or not there is a significant effect of learning motivation on the listening achievement of the students of State Junior Secondary Schools of Wonogiri Regency, and (3) whether or not there is an interaction of effect of the use of instructional media and the learning motivation towards the learning achievement in listening competence. The method of this research is expeerimental quantitative research method. Due to the area of the populatioan is too large, therefore in this research sub population from three state schools was taken. These three state schools have achievement equivalence in state examination. The samples chosen were State Secondary School 1 Baturetno students who were exposed to the experimental learning with computer multimedia, State Secondary School 1 Tirtomoyo students were exposed to the experimental learning with DVD, and the students of State Secondary School 2 of Baturetno were involved to try out of the test used in this research. The technique used to analize data in this research was using two analysis of variance (ANAVA). Based on hyphotesis test, it can be proved that: (1) There is a significant effect of the use of computer multimedia and DVD on students learning achievement (F observation > F Table or 24,409 > 4,00). This test shows that the use of the computer multimedia is better than using DVD. (2) There is a significant effect from learning motivation on listening learning achievement (F observation > F Table or 10,260 > 4,00). It is proved that students who have high learning motivation have better learning achievement then the students with low learning motivation. (3) There is a significant effect of the use of the computer multimedia and DVD and the learning motivation towards the learning achievement in listening competence (F observation > F Table or 8,280 > 4,00).
Key words: Computer Multimedia, DVD, Motivation, Listening commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI …………………………………………...
iii
PERNYATAAN …………………………………………………………………………...
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………………....
v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. vi ABSTRAK ……………………………………………………………………………....... viii ABSTRACT ……………………………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI..........................................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… xiii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………… xv BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah.................................................................................................... 8 D. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 9 commit to user F. Manfaat Penelitian....................................................................................................... 9 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 11 A. Kajian Teori................................................................................................................ 11 1. Listening dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP..................................... 11 2. Media Pembelajaran ........................................................................................... 17 3. Motivasi Dalam Pembelajaran ..........................................................................
32
4. Prestasi Belajar ..................................................................................................
39
5. Penelitian Yang Relevan ………………………………………………………. 42 B. Kerangka Berpikir .................................................................................................
42
C. Hipotesis.................................................................................................................... 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................. 47 A. Metode Penelitian...................................................................................................... 47 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................... 48 C. Desain Penelitian....................................................................................................... 48 D. Sumber Data............................................................................................................... 49 E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 50 F. Variabel dan Definisi Operasional............................................................................. 52 G. Instrumen Penelitian.................................................................................................... 53 commit to user H. Uji Instrumen Penelitian...............................................................................................55 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I. Teknik Analsis Data.................................................................................................... 63 BAB IV HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ........................................................ 66 A. Deskripsi Data ……………………………………………………………………….66 B. Uji Prasyarat ……………………………………………………………………...... 75 C. Uji Hipotesis ……………………………………………………………………….. 76 D. Pembahasan ……………………………...…………………………………….….
81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................................ 88 A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 88 B. Implikasi ………………………………………………………………………....... 89 C. Saran ………………………………………………………………………………. 90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 96
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Desain Penelitian Analisis Data Faktorial 2 x 2 ……………………………………49 Tabel 2: Interpretasi Indeks Kesukaran ………………………………….…………………..56 Tabel 3: Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ……….…………………………………………56 Tabel 4: Klasifikasi Daya Beda ……………………………………………………………...58 Tabel 5: Interpretasi Koefisien Reliabilitas ………………………………………………….61 Tabel 6: Hasil Analisis Data Prestasi Listening dengan Anava Two Ways ………………….67 Tabel 7: Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) …………………………..76 Tabel 8: Hasil Uji Analisis Variansi Two Ways ……………………………………………..77
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK Gambar 1:
Model Komunikasi Schramm ……………………………..…………………19
Gambar 2:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran Komputer Multimedia ………………………………...68
Gambar 3:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran DVD…………………….………………...…………...69
Gambar 4:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah …………………………………….……70
Gambar 5:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi.. …………………………………….……71
Gambar 6:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah……...72
Gambar 7:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi..……...73
Gambar 8:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah…………………….....74
Gambar 9:
Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa Dengan Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi………………………...75
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Instrumen Penelitian
Lampiran 1.1 : RPP Media Komputer Multimedia ………………………………... 96 Lampiran 1.2 : RPP Media DVD …………………………………………………. 107 Lampiran 1.3 : Kisi-kisi soal Listening …………………………………………. 117 Lampiran 1.4 : Soal Listening …………………………………………………….. 119 Lampiran 1.5 : Kisi-kisi Angket Kuisioner Motivasi ……………………………....122 Lampiran 1.6 : Uji Instrumen Motivasi Belajar ……………………………………123 Lampiran 2
: Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 2.1 : Distribusi Skor Hasil Uji Coba Listening ………………………….127 Lampiran 2.2 : Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal Tes ………………………………130 Lampiran 2.3 : Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal ……………………...132 Lampiran 2.4 : Uji Reliabilitas Soal Tes Prestasi Belajar ………………………… 135 Lampiran 2.5 : Ringkasan Uji Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda .…….137 Lampiran 2.6 : Hasil Uji Validitas Angket Motivasi …………………………..…..138 Lampiran 2.7 : Hasil Uji Kerja Reliabiltas Angket Motivasi …………….……...…141 Lampiran 2.8 : Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi …………………………… 143 Lampiran 2.9 : Rekapitulasi Skor Kemampuan Awal Siswa ………………………145 Lampiran 2.10 : Hasil Uji Kesetaraan ……………………………………………. 146 Lampiran 3
: Data Hasil Penelitian
commit to user
Lampiran 3.1 : Data Hasil Tes Prestasi Listening Dengan Komputer Multimedia…148 xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 3.2 : Data Hasil Tes Prestasi Listeneing Dengan DVD …………………150 Lampiran 3.3 : Skor Hasil Angket Motivasi Dengan Komputer Multimedia………152 Lampiran 3.4 : Skor Hasil Angket Motiavasi Dengan DVD ………………………153 Lampiran 3.5 : Data Skor Motivasi Belajar Siswa …………………………………154 Lampiran 3.6 : Data Penelitian Kategori Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Listening …………………………………………………...155 Lampiran 3.7 : Rekapitulasi Data Penelitian ……………………………………….156 Lampiran 4
: Uji Prasyarat Analisis ………………………...…………………………...158
Lampiran 5
: Hasil Analsis Data dan Pengujian Hipotesis
Lampiran 5.1 : Hasil Analisis Data ………………………………………………...161 Lampiran 5.2 : Uji Beda Mean (Uji Tukey)………………………………………. 166
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Bahasa yang digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk berbagai tujuan dan kepentingan baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik maupun pendidikan. Bahasa Inggris menjadi bahasa pemersatu. Komunikasi yang dilakukan oleh negara negara di dunia menggunakan bahasa ini. Semua informasi (pengetahuan) dan berita yang ada di dunia ini dapat diketahui melalui bahasa Inggris dengan difasilitasi oleh layanan internet yang sudah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa ataupun dengan media masa dan elektronik yang lain. Indonesia adalah salah satu bagian dari negara-negara di dunia. Indonesia tidak menginginkan menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa lain. Oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam Undang Undang No. 25 tahun 2000 tentang Propenas 2000 – 2004, menganggap penting terhadap keberadaan bahasa Inggris. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional memasukkan pelajaran bahasa Inggris ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Bahkan karena dianggap sebagai pengetahuan yang penting maka paling tidak para siswa yang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama ataupun di Sekolah Menengan Atas mendapatkan alokasi waktu sekurang kurangnya empat jam pelajaran dalam satu minggunya. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) memasukkan pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang diujikan secara nasional (Ujian Nasional). Apabila nilai pelajaran commit to user Bahasa Inggris jauh dari rata-rata yang dijadikan patokan maka siswa dapat dinyatakan tidak lulus ujian nasional.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Muatan pendidikan yang menekankan kecakapan atau keterampilan hidup (life skills) antara lain ditunjukkan dengan kemampuan berbahasa asing di samping bahasa Indonesia (Undang-Undang No.25 tahun 2000 tentang Propenas 2000-2004). Sebagai alat komunikasi, bahasa Inggris akan tetap menjadi the world standard language sebagaimana proyeksi para pakar. Olah karena itu bahasa Inggris menjadi salah satu keterampilan hidup yang harus dikuasai oleh setiap siswa agar mereka memiliki keunggulan kompetitif baik dalam memasuki dunia kerja maupun ketika hendak meneruskan ke perguruan tinggi. Keadaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah kebanyakan masih membosankan. Secara umum kondisi kelas masih jauh dari rasa menggairahkan. Proses pembelajaran bahkan memenjarakan kecerdasan siswa sebenarnya sudah menjadi obyek kritikan yang menohok kenyataan-kenyataan praktek pendidikan di lapangan. Pembelajaran bahasa Inggris juga masih miskin metode-metode pembelajaran. Banyak guru yang masih belum secara optimal menggunakan media pembelajaran di kelas. Mereka bahkan tidak sedikit yang belum dapat mengoperasikannya. Ada empat ketrampilan dalam pembelajaran Bahasa Ingris di SMP, yaitu: menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Dari ke empat ketrampilan atau kompetensi dasar yang telah disebutkan, menyimak (listening) adalah kompetensi yang cukup menantang bagi para guru dan murid. Bukanlah hal yang mudah bagi guru untuk mengantarkan keterampilan atau komprtensi ini di kelas bahasa Inggris sehingga murid dapat mempunyai ketrampilan menyimak yang baik. Brett (1995: 15) mengatakan bahwa menyimak (listening) commit to user adalah kunci keterampilan bahasa kedua. Kenyataan yang ada adalah prestasi belajar listening (menyimak) para siswa masih belum seperti apa yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Listening
masih
menjadi
persoalan
yang
cukup
serius
dalam
pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Guru masih terkesan monoton ketika mengantarkan kompetensi ini di kelas karena mereka kadang-kadang hanya memberikan teks lisan dari guru tersebut. Kadang-kadang guru sudah menggunakan media audio seperti misalnya tape recorder dan kaset. Ini sudah lebih baik dari pada hanya menggunakan suara atau ucapakan guru secara langsung. Keterampilan listening akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan bahasa Inggris yang lain yaitu speaking (berbicara). Apabila siswa terbiasa dengan benar mendengarkan ujaran-ujaran bahasa Inggris maka siswa akan secara benar mengucapkannya. Keterampilan lain yang juga belum mendapatkan perhatian yang baik dari guru adalah speaking. Masih banyak siswa yang belum mempunyai keberanian, kemauan, dan keberanian mengungkapkan hal-hal yang sederhana secara lisan dengan bahasa Inggris. Menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning) merupakan tantangan agar supaya guru mampu melakukan orkestrasi terhadap segala kemampuan yang ada menjadi sebuah kekuatan pembelajaran total. Rasa senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam indrawi kita untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam konteks ini media pembelajaran menemukan arti pentingnya. Karena bila diimplementasikan dengan tepat dan kreatif, media akan menjadi sarana yang efektif untuk menggugah totalitas indrawi dalam pembelajaran. Melihat betapa pentingnya pelajaran bahasa Inggris, maka semakin besarlah peranan dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran bahasa Inggris. Guru commit to user sebagai pengelola (class manager) dituntut untuk mampu merencanakan, merancang dan mengelola pembelajaran yang kondusif sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
pembelajaran. Davis (1986: 248 – 249) bahkan tidak hanya menuntut keaktifan siswa, tetapi guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar tersebut menyenangkan dan siswa dapat menikmatinya. Soekartawi (1995: 16) mengatakan bahwa setiap pengajar mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbeda-beda. Selanjutnya juga dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, seorang pengajar memerlukan tiga hal penting, yaitu : a) bagaimana cara mengajar yang baik dan benar, b) alat bantu mengajar apa yang digunakan, c) cara evaluasi apa yang digunakan. Salah satu upaya meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan listening dalam rangka meningkatkan prestasi belajar adalah dengan penggunaan media pembelajaran. Melalui media ini apalagi media audio visual siswa tidak hanya mendengarkan materi tetapi juga dapat melihat gambaran visual sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan kegiatan pembelajaran akan lebih bervariasi dan menarik sehingga membangkitkan motivasi belajar. Selain itu, media pembelajaran dapat memperjelas informasi yang diberikan oleh guru pada saat mengajar, memberikan dasar pengalaman yang lebih konkrit bagi pemikiran dan dan pengertian yang abstrak. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media yaitu masalah kecocokan dengan tema, usia dan budaya. Ada dua tipe pebelajar dalam merespon media yakni tipe belajar auditif dan tipe belajar visual. Semakin banyak indera yang digunakan dalam belajar semakin baik pula hasilnya. Sebagaimana telah dilakukan oleh Munsterberg commit to user (dalam Davies, 1986: 156), bahwa belajar dengan menggunakan dua saluran memberikan hasil lebih baik, karena indera tertentu menerima pesan tertentu dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
didukung dan diperkuat oleh indera lain. Media ini bisa didapatkan dengan menggunakan komputer interaktif. Teknologi Pembelajaran berkaitan dengan teknologi audiovisual dalam proses pembelajaran. Teknologi Pembelajaran pada awalnya merupakan teknologi peralatan, media maupun perangkat keras yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Teknologi pembelajaran merupakan pengajaran yang memanfaatkan alat bantu audio-visual (Rountree dalam Seels dan Richey, 1994: 13). Pemanfaatan media adalah merupakan salah satu kawasan dalam Teknologi Pendidikan. Januszewski dan Molenda (2008: 1) mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai studi dan praktek memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja/performance dengan menciptakan, memanfaatkan, dan mengatur proses dan sumber teknologi secara tepat. Pembelajaran Bahasa Inggris memerlukan berbagai media yang sesuai dengan materi pelajaran. Banyak sekali media yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini diantaranya; media gambar, tape recorder, OHP, komputer dan sebagainya. Media ini menurut Smaldino, Russel, Heinich, dan Molenda (2005: 8), diperlukan karena media adalah suatu saluran komunikasi. Tujuan dari penggunaan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Ahmad Rohani (1997: 4) mengemukakan bahwa media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan esfisien, serta tujuan instruksional dicapai dengan mudah. Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran yang salah satunya adalah commit to user menurut Amir Hamzah Sulaiman (1988: 27) yang mengelompokkan media sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
1.
Alat–alat audio, yaitu alat–alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti: kaset, tape recorder, radio dan CD.
2.
Alat–alat visual, yaitu alat–alat yang dapat memperlihatkan rupa dan bentuk yang dikenal sebagai alat peraga, dua dimensi maupun tiga dimensi seperti : gambar, slide, poster, foto film stripe.
3.
Alat–alat audiovisual, yaitu alat–alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit, misalnya TV, film bersuara, komputer multimedia. Dengan penggunaan berbagai media diharapkan para siswa sekolah
menengah pertama akan tumbuh motivasi dalam dirinya untuk belajar bahasa Inggris. Usaha–usaha untuk membangkitkan motivasi pada diri siswa adalah suatu keharusan karena bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama yang diajarkan dan mempunyai ucapan, bentuk kalimat, serta ejaan yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia. Menurut Gagne (dalam Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 2006: 34) penggunaan media akan efektif kalau memperhatikan komputer multimedia penggunaan media pembelajaran ASSURE. Guru harus menganalisis pebelajar, menyatakan tujuan, meyeleksi metode, media, material, menggunakan media, penyediaan partisipasi pebelajar dan mengevaluasi. Diharapkan penggunaan media ini akan membangkitkan motivasi diri siswa. Motivasi belajar berperan sangat penting dalam memberikan gairah dan semangat dalam belajar, sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai energi yang kuat untuk belajar. Motivasi juga akan memberikan arah yang jelas dalam aktifitas belajar. Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas maka dapat dimengerti bahwa commit to user penggunaan media pembelajaran baik itu audio, visual maupun audiovisual akan dapat membangkitkan motivasi belajar bahasa Inggris dan diharapkan prestasinya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
akan baik pula. Media pembelajaran ini dapat berupa komputer multimedia dan juga DVD. Penggunaan media pembelajaran bahasa Inggris ini sebagian telah digunakan oleh beberapa sekolah di Kabupaten Wonogiri. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian experiment dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Komputer dengan DVD Terhadap Prestasi Belajar Listening Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Wonogiri Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa”.
B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah seperti tertulis di atas, maka dapat diidentifikasi masalah – masalah yang akan diteliti, yaitu: 1.
Adanya guru bahasa Inggris di sekolah yang belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakter mata pelajaran bahasa Inggris karena mereka belum mengetahui pengaruh dari penggunaan media pembelajaran.
2.
Adanya guru bahasa Inggris yang belum dapat menggunakan komputer untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri karena keengganana mereka untuk mempelajari perangkat ini.
3.
Adanya guru bahasa Inggris yang belum menguasi prosedur penggunaan media pembelajaran secara benar karena mereka belum mengetahui teori mengantarkan pembelajaran dengan media pembelajaran.
4.
Masih sedikit guru bahasa Inggris yang mempunyai kemampuan memilih media secara tepat pada pembelajaran bahasa Inggris karena kadang-kadang ditemukan
5.
kendala yang tidak sesuai dengan budaya yang ada. commit to user Ada banyak siswa yang belum mempunyai keberanian untuk mengekspresikan bahasa secara lisan di kelas karena tidak banyak waktu untuk latihan berbicara.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
6.
Masih rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran listening karena mereka tidak diberikan contoh yang cukup oleh gurunya.
7.
Masih rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran listening karena belum digunakannya media pembelajaran di kelas secara baik.
C. Pembatasan Masalah Dari berbagai macam masalah yang telah teridentifikasi tersebut diatas, dan karena keterbatasan penulis untuk memfokuskan permasalahan, maka masalah akan dibatasi pada masalah–masalah sebagai berikut. 1. Penggunaan media pembelajaran komputer multimedia dan DVD sebagai media pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri. 2. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media belajar yang tepat. 3. Peningkatan prestasi belajar terutama pada kemampuan listening siswa dengan upaya memotivasi siswa, khususnya menggunakan media belajar yang menarik, yaitu komputer multimedia dan DVD.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan media komputer multimedia dan media DVD terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Wonogiri? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2.
Apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Wonogiri?
3.
Apakah terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Wonogiri?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui
apakah
terdapat
perbedaan
pengaruh
penggunaan
media
pembelajaran multimedia komputer dan DVD terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertamadi Kabupaten Wonogiri. 2.
Mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Wonogiri.
3.
Mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar listening siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Wonogiri.
F. Manfaat Penelitan 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitan yang dilakukan diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu tentang inovasi–inovasi pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan commit to user khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran audiovisual yang berupa komputer multimedia yang merupakan media pembelajaran yang kaya akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
unsur-unsur interaktif dan Digital Video Disc dalam pembelajaran bahasa Inggris pada kompetensi listening.
2. Manfaat Praktis a. Menumbuhkan motivasi dan kreatifitas guru untuk menggunakan media komputer multimedia dan DVD dalam rangka meningkatkan prestasi listening siswa SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri . b.
Memberikan sajian fakta tentang penggunaan media komputer multi media dan DVD sebagai landasan pengambilan kebijakan praktis dan strategis.
c. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk memanfaatkan dan menggunakan media pembelajaran komputer multimedia dan DVD dalam kegiatan belajar mengajar, guna membangkitkan motivasi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI
1. Listening dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama a.
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi (keaksaraan dan kewicaraan) mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa commit to user untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran. Mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Mengembangkan potensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional. 2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global 3) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dan budaya. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi: 1) Kemampuan
berwacana,
yakni
kemampuan
memahami
dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat ketrampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional. 2) Kemampuan memahami dan mencipatakan berbagai teks functional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika. 3) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul commit to user dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan
piranti
pembentuk wacana). b.
Pengertian Listening Listening atau menyimak menurut Downs (2008: 1) adalah melakukan suatu usaha untuk mendengarkan sesuatu untuk memberi perhatian terhadap bahasa lisan. Ini berbeda dengan hearing/mendengar yang hanyalah merupakan proses fisologi telinga untuk menyerap gelombang bunyi dan mentransfernya sepanjang susunan saraf ke bagian-bagian otak. Menyimak melibatkan lima langkah proses yaitu: mendatangi, memahami, mengintepretasi, merespon dan mengingat. Proses ini adalah proses secara aktif dan melibatkan penggunaan sejumlah sikap dan alat untuk menjadi efektif. Listening atau menyimak menurut Rost (1994: 2) adalah sebuah proses yang dipicu oleh perhatian seseorang. Dalam istilah psikologi perhatian adalah sebuah rangsangan saluran saraf, otak, untuk mengatur rangsangan yang datang dalam sebuah cara yang efisien. Underwood (1989: 1) menyatakan bahwa listening adalah suatu kegiatan memperhatikan dan mencoba memperoleh arti dari apa yang didengarkan seseorang. Dia menjeleskan bahwa untuk mendengarkan dengan sukses bahasa lisan, seorang pendengar/listener perlu mampu untuk berusaha apa yang dimaksud oleh pembicara/speakers ketika mereka menggunakan kata-kata tertentu dalam cara-cara tertentu, dan tidak mudah untuk memahami kata-kata itu sendiri. Untuk memahami pesan bahasa lisan, tidak cukup hanya memahami kata-kata itu sendiri, melainkan suara yang datang perlu untuk diproses melibatkan isyarat yang tersedia seperti gangguan commit to user latar belakang, para penutur, dan setting untuk membentuk arti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Coakley dan Wolvin dalam Donaldson dan Haggastron (2006: 68) menyatakan bahwa listening adalah sebuah proses menerima, menghadiri, dan memberikan arti terhadap rangsangan lisan. Tiga sub proses ini sangat mendasar untuk menyimak pada banyak bahasa. Peranan pemahaman menyimak (listening comprehension) pada bahasa kedua adalah lebih komplek dari pada bahasa aslinya. Listening comprehension adalah suatu proses, suatu proses yang sangat kompleks, dan jika ingin mengukurnya harus memahami terlebih dahulu bagaimana proses itu bekerja. Sebuah pemahaman terhadap apa yang akan dicoba untuk diukur adalah titik awal dari bentuk tes (Buck, 2001: 1). Ada lima tipe menyimak/listening menurut Wolvin dan Coakley (1993: 19) yaitu: 1) Discrimotivasive Listening: Tipe menyimak untuk membedakan rangsangan suara dan atau visual. Tipe ini melibatkan konsentrasi yang harus cermat dan memerlukan kepekaan. 2) Listening for Comprehension: tipe ini berkembang dari diskriminasi rangsangan pada sebuah pemahaman pesan. Penyimak jenis ini terdapat pada saat mendengarkan; kuliah, pengarahan, laporan, konferensi, TV, film, dan pesan telepon, untuk memahami informasi yang ditampilkan. 3) Therapeautic/Emphatic: tipe ini memberikan persaratan bahwa sajian penyimak sebagai sebuah papan mendengarkan untuk menyediakan kesempatan kepada pembicara untuk berbicara melalui sebuah masalah terhadap pemecahan masalah dari pembicara. commit to user 4) Critical Listening: tipe ini mensaratkan bahwa mengevaluasi apa yang sedang dikatakan.
seorang
penyimak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
5) Appreciative Listening: menyimak untuk mendapatkan kesan dari materi atau bahan misalnya mendengarkan musik, suara lingkungan atau tayangan televisi.
c.
Mengajarkan Listening di Kelas Listening menurut Flohr dan Paesler (2010: 18) adalah sebuah keterampilan dasar untuk proses pembelajaran yang berbeda. Keterampilan ini adalah sikap yang aktif yang berlawanan dengan membaca yang menerima gelombang suara/bunyi. Ada tiga langkah dasar listening meliputi: mendengar, memahami dan menilai. Listening mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk memelihara hubungan komunikasi (interactional function) dan memberi informasi (transactional function). Faktor-faktor
yang yang paling penting dalam listening adalah
pengetahuan tentang bentuk linguistik, sejumlah bunyi konsonan dan vokal, tekanan kata, intonasi, pengetahuan awal, perhatian dan memori jangka pendek dan jangka panjang. Ada tiga tahapan yang berbeda pada pengajaran listening, yaitu: 1) Pre Listening yang berarti bahwa guru membuat murid peduli pada situasi dan mengaktifkan pengetahuan yang sudah dimiliki. 2) While Listening yang berarti bahwa guru memberikan dukungan visual atau memberikan pertanyaan sebelumnya. 3) Post Listening adalah tahapan ketika murid menjadi aktif dan bekerja dengan apa yang telah mereka dengar. commit to user Listening perlu diajarkan dengan menarik, bervariasi dan motivasi yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Menurut Flohr dan Pasler (2010: 20), ada lima karakter situasi pembelajaran listening, yaitu: 1) The informal spoken discourse yang berarti bahwa kebanyakan percakapannya adalah spontan dan oleh sebab itu informal. Pronunciation/pengucapan adalah sesuatu aspek yang penting karena sering berbeda dengan apa yang ada di dalam kamus. 2) Listener expectation and purpose yang menyatakan bahwa penyimak mengerti kelanjutan dari apa yang akan dikatakan dan berharap untuk mendengar sesuatu yang relevan dalam sebuah percakapan. 3) Looking as well as listening mengindikasikan bahwa biasanya penyimak benar-benar mempunyai sesuatu untuk dilihat yang sesuai dengan topik dan dapat berupa pembicara, peta, ataupun sebuah gambar. 4) Ongoing purposeful listener responses yang berarti bahwa normalnya penyimak merespon pada waktu jeda untuk memperlihatkan bahwa sebagai seorang pembicara seharusnya masih mendengarkan dan memahami apa yang sedang dikatakan/diucapkan. 5) Speaker attention yang mengatakan bahwa sebuah pidato biasanya diarahkan kepada pendengar dan sifat pendengar dan tujuan-tujuannya akan dipertimbangkan. Kedua adalah kegiatan-kegiatan menyimak yang lain dengan respon singkat akan diuraikan. Yang pertama adalah mendeteksi kesalahan. Selagi guru bercerita tentang suatu tema, para murid harus memperhatikan dengan seksama dan diberi instruksi untuk mendeteksi kesalahan. Kemudian selanjutnya adalah commit to user menyimak dengan suatu wacana/teks yang berisi sejumlah pernyataan dan para murid harus menggambarkan mana yang benar dan mana yang salah. Contohnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
adalah menyimak sebuah teks yang mempunyai bagian yang kosong dan murid harus mengisikan kata-kata yang hilang. Yang ketiga adalah beberapa kegiatan dengan respon yang lebih panjang. Menjawab pertanyaan yang telah diberikan dalam tingkatan lebih tinggi, mencatat ketika menyimak dan merangkum teks dengan kata-kata mereka sendiri. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik memampu mengemukakan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Smaldino, Russell, Heinich, dan Molenda (2005: 8) menyatakan bahwa media adalah saluran komunikasi. Istilah media menunjuk pada segala sesuatu yang dapat membawa informasi kepada penerima informasi. Contoh dari media ini adalah video, film, televisi, diagram, materi cetak, komputer dan instruktur. Hal ini berarti bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam pembelajaran. Dengan pemanfaatan media yang tepat maka informasi yang disampaikan akan dapat diterima oleh siswa dengan baik. Masih tentang media menurut Smaldino, Lowther dan Russell (2008: 6), mereka menyatakan bahwa media adalah alat komunikasi. Kata ini berasal dari bahasa latin “medium” yang berarti di antara commit to user dua. Istilah ini menunjuk pada segala sesuatu yang dapat membawa informasi diantara sebuah sumber dan penerima. Enam kategori utama dari media adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
teks, audio, visual, benda nyata, benda yang dimanipulasi dan manusia. Tujuan dari media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (1997: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan ketrampilan atau sikap. Media pembelajaran menurut Corte dalam Winkel (1996: 285) adalah suatu sarana nonpersonal yang digunakan atau disediakan oleh pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pakar pendidikan lain seperti Arief S Sadiman (1996: 6) mendefinisikan media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan motivasi serta perhatian siswa sedimikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Ahmad Rohani (1997: 4) memberikan batasan media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
b. Peranan Media Dalam Proses Belajar Mengajar Media dan teknologi dapat berperan dalam menyajikan banyak peranan dalam pembelajaran (Smaldino, Lowther, dan Russell, 2008: 11). Pada commit to user saat pembelajaran berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
mendukung presentasi pembelajaran. Sebaliknya, ketika pembelajarannya adalah berpusat pada murid, murid adalah pengguna utama teknologi dan media. Media berperan sangat penting dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini berkaitan dengan proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima pesan. Proses komunikasi itu digambarkan oleh Shcramm (dalam Heinich, Molenda, Russell, Smaldino, 1996: 13). Dari komputer multimedia ini digambarkan bahwa signal atau pesan dikirim
oleh
sender (pengirim pesan) kepada penerima pesan. Pesan yang berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide atau pengalaman tersebut dituangkan oleh pengirim (sumber pesan) ke dalam simbol – simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan maupun tertulis) maupun simbol-simbol non verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam komunikasi disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan disebut decoding.
Fieldofofexperience experince Field Sender
Encoder
Field of experience Signal
Decoder
Receiver
NOISE
Feed back
Gambar 1 Model Komunikasi Schramm (Sumber: Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino, 1996: 13) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Meskipun demikian, proses penafsiran pesan kadang-kadang dapat berhasil dengan baik dan adakalanya tidak berhasil atau gagal. Kegagalan ini disebabkan adanya faktor-faktor penghambat yang disebut dengan istilah noise. Faktor-faktor penghambat atau noise ini dapat berupa; faktor psikologis, fisik, kultural, dan faktor lingkungan (Arief Sadiman, 1996: 13). Peranan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Inggris sangatlah tampak terutama yang berkaitan erat dengan masalah kepercayaan diri dan motivasi.
Penggunaan media cassete dan media video player dapat
menggantikan ucapan guru ketika menuturkan ujaran bahasa Inggris karena guru yang bukan penutur asli (native speaker) sering merasa tidak percaya diri dengan ucapannya ketika mengajar di kelas. Dengan kaset murid dapat mendengarkan variasi aksen yang berbeda-beda lebih dari satu penutur. Pakar lain seperti Dale, Finn, Hoban (dalam Ahmad Rohani, 1997: 6) juga mengemukakan bahwa media pendidikan audio visual bila digunakan secara baik dapat memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut : 1) Memberikan dasar pengalaman konkrit bagi pemikiran dan pengertian abstrak. 2) Memberikan dasar pengalaman kongkrit bagi pemikiran dan pengertian abstrak. 3) Mempertinggi perhatian anak. 4) Memberikan realitas sehingga mendorong self activity. 5) Memberikan hasil belajar yang permanen. 6) Menambah perbendaharaan bahasa anak-anak yang benar-benar dipahami. commit to user 7) Memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
c. Jenis-jenis Media pembelajaran Dalam pembelajaran bahasa Inggris, ada banyak jenis media pembelajaran yang dapat digunakan. Hal ini tergantung pada kemampuan dan ketersediaan. Ada jenis media yang sederhana seperti: gambar, papan tulis atau bahkan jenis media yang canggih dan mahal seperti CD, lap top dan komputer multimedia. Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (1996: 13) mengklasifikasikan jenis-jenis media sebagai berikut: 1) Media non proyeksi, seperti photo, diagram, display dan komputer multimedia. 2) Media proyeksi, seperti film strip, slide, overhead transparancies, dan proyeksi komputer. 3) Media audio, seperti kaset dan compact disk (CD). 4) Media gerak, seperti film dan video. 5) Media computer. 6) Komputer multi media dan hyper media. 7) Media jarak jauh seperti radio dan televisi. Seiring dengan perkembangan teknologi, Azhar Arsyad (1997: 29) mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok yaitu : 1) Teknologi cetak yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, dan reproduksi. 2) Teknologi audio-visual yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi commit to user dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
Media ini meliputi: mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual lebar. 3) Teknologi berbasis komputer yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. 4) Menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer. Berbeda dengan dua pakar di atas, Briggs dalam Arief Sadiman (1996: 23) mengklasifikasikan media berdasarkan stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkannya daripada media itu sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas belajar, bahan dan transmisinya. Berkaitan dengan hal tersebut, Briggs mengidentifikasi 13 macam media yaitu: Obyek, komputer multimedia, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film televisi, dan gambar. Sementara itu ada pakar berpendapat lain, yaitu Edgar Dale. Dia mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar peserta didik (dalam Seels dan Richey, 1994: 15), yaitu dari yang bersifat kongkrit sampai ke yang bersifat abstrak, yang dikenal dengan kerucut pengalaman Dale (Dale’s Cone of experience). Smaldino, Lowther, Russell (2008: 7) menyatakan bahwa media adalah kategori yang sangat luas; teks, audio, video, dan manusia. Dalam tiaptiap kategori mempunyai jenis-jenis format media. Format media adalah bentuk fisik ketika sebuah pesan dimasukkan dan ditayangkan. Format media meliputi; papan tulis, slide Power Point, CD, DVD, dan komputer multimedia. commit to user Syaiful Bahri Djamarah (2002: 124) membagi berbagai ragam media dilihat dari jenis, daya liput dan bahan pembuatannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
a. Media dilihat dari jenis: 1) Media Auditif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara. 2) Media Visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam. 3) Media Audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, seperti (1) audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, dan (2) audiovisual gerak, yaitu media yang menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. b. Media Dilihat dari Daya Liput 1) Media dengan daya liput luas dan serentak, yaitu penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. 2) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, yaitu media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus. 3) Media untuk pengajaran individual, yaitu media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer. c. Media Dilihat dari Bahan Pembuatan 1) Media Sederhana, yaitu media dengan bahan dasarnya mudah diperoleh dan murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunannya tidak sulit. 2) Media Kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunannya commit to user memerlukan keterampilan yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Penggunaan media pembelajaran akan efektif jika dipadukan dengan sebuah komputer multimedia pembelajaran. Salah satu model perencanaan pengembangan media pembelajaran yang direkomendasikan oleh para pakar adalah model ASSURE (Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 2006: 34). ASSURE adalah akronim dari Analyze learners characteristics, State objectives, Select or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate. Model perencanaan penggunaan media ini dijabarkan sebagai berikut : (A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah dasar, sekolah lanjutan, perguruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, serta menganalisa karakteristik khusus yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka. (S) Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengatahuan, ketrampilan, sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan pembelajaran ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan penyajian serta kegiatan pembelajaran. (S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran telah tersedia akan dapat mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, materi dan media pembelajaran itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Perlu juga diperhatikan apakah materi dan media pembelajaran yang ada tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media pembelajaran tersebut dapat dimodifikasi. commit to user (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media pembelajaran yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
yang diperlukan untuk menggunakannya. Diperlukan latihan dan praktek menggunakan media pembelajaran, juga perlu persiapan ruang sebelum penyajian, misalnya tata letak tempat duduk siswa, dan fasilitas yang diperlukan antara lain meja peralatan, listrik, monitor dan sebagainya. Pada langkah ini melibatkan perencanaan guru untuk menggunakan teknologi, media, dan materi untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. (R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses pembelajaran.
Respon
siswa
dapat
berupa
mengulangi
fakta-fakta,
mengemukakan ihtisar atau rangkuman informasi/materi pelajaran, manganalisis alternatif pemecahan masalah. Dengan demikian siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar atau terjadi interaksi antar siswa dan antara siswa dan guru. (E)
Mengevaluasi
proses
pembelajaran.
Tujuan
utama
evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, keefektifan media pembelajaran yang digunakan, pendekatannya dan guru itu sendiri.
d. Media Pembelajaran Komputer Multimedia Ada dua aplikasi komputer utama dalam pembelajaran menurut Heinich, Molenda, Russel dan Smaldino, (1996: 228). Mereka mengatakan bahwa dua hal utama itu adalah CAI (pembelajaran dibantu komputer) dan CMI (pembelajaran diatur oleh komputer). Dalam CAI (Computer-Assisted Instruction) murid commit to user berinteraksi secara langsung dengan komputer sebagai bagian dari aktifitas pembelajaran sedangkan pada CMI (Computer-Managed Instruction), komputer
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
membantu baik guru maupun murid dalam pemeliharaan informasi mengenai murid dan dalam pencapaian pembelajaran. Multimedia menurut Gayeski (1993: 4) adalah sekelompok sistem komunikasi
interaktif
berbasis
komputer
yang
membuat,
menyimpan,
mengirimkan, dan mengambil jaringan tekstual, grafis dan jaringan informasi audio. Jika mengacu pada kata benda, multimedia adalah sebuah teknologi untuk menampilkan bahan ajar/materi baik secara visual maupun bentuk-bentuk verbal (Mayer, 2001: 3). Apabila menunjuk pada kata sifat, multimedia dapat dugunakan dalam konteks: (1) pembelajaran multimedia, (2) pesan multimedia, dan (3) pesan pembelajaran multimedia yaitu presentasi yang melibatkan katakata dan gambar yang dimaksudkan untuk menguatkan belajar. Smaldino, Rusell, Heinich, dan Molenda (2005: 141) menyatakan bahwa sistem multimedia terdiri dari media tradisional dalam suatu kombinasi atau digabungkan dengan komputer sebagai sarana untuk menampilkan teks, gambar, grafik, suara dan video. Ada lima peranan media komputer dalam pembelajaran (Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 1996: 230). Kelima peranan itu adalah : 1) Sebagai sebuah obyek pembelajaran. Komputer itu sendiri dapat menjadi obyek pembelajaran. Sebagai contoh, dalam kursus komputer murid mempelajari komputer dan di sekolah kejuruan murid mempelajari penggunaan komputer untuk pekerjaan pemrosesan data dan menganalisa tujuan. 2) Sebagai sebuah alat. Dalam peranannya sebagai alat, komputer memberikan commit to user pelayanan sebagai kalkulator yang canggih, mesin ketik, komposer multimedia, alat presentasi, alat komunikasi dan sumber data.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3)
Sebagai sebuah alat pembelajaran. CAI membantu murid mempelajari ketrampilan khusus. Sebagai contoh, seri The Muncher membantu murid untuk menguasai matematika dan seni bahasa.
4) Sebagai sebuah katalisator untuk pembentukan sekolah. 5) Sebagai sebuah alat pengajaran berpikir secara logis. Dalam tiap-tiap kategori ini, peranan komputer sangat bervariasi. Multimedia berbasis komputer ini mengintegrasikan beberapa media yang tiap elemennya melengkapi yang lain, sehingga suatu keseluruhan lebih besar daripada bagian-bagiannya. Komputer multimedia juga telah mempengaruhi kurikulum dan pembelajaran. Ada banyak metode-metode pembelajaran yang dapat terintegrasi dalam komputer multimedia ini. Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (1996: 243) menjelaskan bahwa ada tujuh metode pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam mengantarkan pembelajaran yaitu: (1). latihan dan drilling, (2) tutorial, (3) permaianan, (4) simulasi, (5) penemuan/discovery, dan (6) pemecahan masalah/problem solving. Yudhi Munadi (2008: 150) menyatakan ada beberapa kelebihan penggunaan multimedia presentasi yaitu: 1) Mampu menampilkan obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan mental imagery akan meningkatkan resistensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran. 2) Memiliki kemampuan dalam menggambarkan semua unsur media seperti commit to user teks, video, animasi, image, grafik, dan suara menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
3) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinastetik atau yang lainnya. Ketika guru hendak mengintegrasikan software dan multimedia dalam pembelajaran, Smaldino, Lowther dan Russell (2008: 138) mengingatkan pentingnya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) Isi harus menyeimbangkan keterampilan fundamental dengan berpikir runtut dan menyesuaikan dengan standar kurikulum. 2) Isi harus merangsang dan harus menarik siswa untuk belajar. 3) Isi seharusnya siap dan tersedia kapan saja dan dimanapun diperlukan baik itu di sekolah maupun di rumah. Pembelajaran bahasa Inggris di kelas juga dapat memanfaatkan bantuan media komputer multimedia. Dalam perkembangannya komputer dapat digunakan untuk mencapai pembelajaran mandiri dengan hadirnya CD-ROM interaktif sehingga anak dapat belajar mengenal kosa kata bahasa Inggris, mengucapkannya, melatih grammar, sampai dengan mengerjakan berbagai latihan-latihan berbahasa. Kemajuan teknologi ini menandai lahirnya sebuah sistem pembelajaran bahasa Inggris dengan bantuan komputer yang disebut dengan CALL (Computer-Assisted Learning Language). Menurut Levy (1997: 282), Ada dua peranan komputer yang sangat fundamental dalam pembelajaran bahasa. 1) Komputer Tutor, yang berperan juga untuk mengevaluasi, dan 2). Alat komputer, yang tidak berperan untuk mengevaluasi. Tutor komputer menawarkan janji yang memperluas dan memperkaya commit to user kesempatan pembelajaran bahasa yang tersedia untuk siswa, dalam pusat pencapaian diri, atau di dalam rumah siswa sendiri. Peran ini dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
kebebasan kepada siswa untuk aspek-aspek pembelajaran tertentu seperti: kosa kata, grammar, pemahaman menyimak (listening comprehension), pengulangan, dan latihan sehingga siswa tidak dibatasi hanya dengan belajar dengan seorang guru saja di dalam kelas. Sebaliknya, alat komputer (computer tools) justru menyediakan suatu cara untuk pengaturan informasi atau berkomunikasi dengan orang lain. Di dalam CALL , alat-alat komputer meliputi email, program konferensi (conferencing programs),
kamus-kamus
yang
berbeda
jenis,
program
daftar
kata
(concordancing programs), arsip bahasa baik lisan maupun tertulis dan tentu saja program pemrosesan kata. Dalam hal ini komputer sebagai sebuah jenis alat yang memungkinkan, menyediakan alat melengkapi tugas khusus dengan lebih efisien dan lebih efektif. Tidak seperti tutor komputer, dalam perannya sebagai alat, komputer ini tidak membuat tugas. Hal ini dikerjakan oleh siswa secara individu mapun berkelompok. Dua peranan komputer ini berpengaruh sangat berbeda perannya dengan guru. Guru mungkin mempunyai peranan yang sedikit jika materi CALL dipercaya sebagai sebuah kelengkapan diri, paket tutorial; sebaliknya, guru mungkin memainkan peran yang sangat penting dalam pembuatan tugas yang sesuai untuk alat komputer (computer tools). Ada satu contoh sistem tutoring/pengajaran bahasa kedua oleh Hamburger (dalam Levy, 1997: 286) yang disebut dengan istilah FLUENT (Foreign Language Understanding Engendered by Naturalistics Techniques). Salah satu produk dari sistem ini adalah KitchenWorld. Pebelajar memanipulasi figur seseorang dengan tangan yang commit to user dapat digerakkan/ dipindahkan yang digunakan untuk memanipulasi obyekobyek di dalam sebuah dapur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pebelajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
membuat kata, frase, dan kalimat untuk mencapai tujuan sederhana dan sistem ini merespon secara tepat pada setiap tempat.
e.
Media Pembelajaran DVD DVD (Digital Videodisc) menurut Taylor (2004: 1) adalah teknologi penyimpanan disk optik generasi terakhir yang dapat menyimpan dan mendukung film-film seperti video dengan lebih baik dari pada audio CD, foto diam dan data komputer. DVD dimaksudkan untuk mencakupi hiburan di rumah, komputer, dan info bisnis dengan sebuah format digital tunggal. DVD merupakan salah satu format media. Format media adalah suatu bentuk fisik sehingga sebuah pesan dibentuk/digabungkan dan ditampilkan (Smaldino, Lowther dan Russell, 2008: 7). Masih menurut pakar tersebut, DVD adalah media yang menawarkan penyimpanan digital dan pemutaran ulang dari video full motion. Disk ini secara fisik sama ukurannya dengan CD audio tetapi dapat menopang banyak data untuk lebih dari empat film (hampir berdurasi sembilan jam) dengan soundtrack berkualitas tinggi. DVD menyediakan suara dan gambar beerkualitas superior jika dibandingkan dengan videocassettes. DVD ini diperuntukkan untuk film sedangkan CD untuk musik. Smaldino, Lowther dan Molenda (2008: 310) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis video dengan beberapa soundtrack dapat ditujukan pada pebelajar dengan tipe yang berbeda-beda. Teks dapat ditampilkan dalam berbagai macam bahasa dan digunakan untuk memberi keterangan isi video. Beberapa DVD menawarkan kemampuan untuk melihat sebuah obyek dari sudut yang commit to user berbeda yang dipilih oleh penonton. Di dalam video tersedia dalam banyak topik dan untuk semua tipe pebelajar dalam semua domain pembelajaran kognitif,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
afektif, motor skill, dan interpersonal. DVD dapat membawa pebelajar hampir ke setiap tempat. Video dapat digunakan kapan saja berkaitan dengan pembelajaran. Siswa dengan kemampuan fisik terbatas dapat saling membantu dengan kamera video digital tripod-mounted dengan bantuan teknologi untuk bercerita. Kemudian murid sekolah dasar mempelajari bagaimana sebuah kaleng aluminium dapat didaur ulang dengan melihat video. Siswa taman kanak-kanak melihat video yang dapat memahami dengan lebih baik perasaan dan tantangan dari anak-anak yang tidak mempunyai kemampuan. Siswa SMP dapat memahami budaya dan bahasa lain. DVD termasuk dalam media audiovisual. Abdul Mannan Bagulia (2005: 2) mengatakan bahwa alat bantu audio visual, materi audio visual, media audio visual, teknologi komunikasi, media pembelajaran dan sumber belajar secara luas bermakna sama. Pembelajaran audio visual menurut Burton dalam Abdul Mannan Bagulia (2005: 3) adalah media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit secara bersama-sama seperti apa yang dikatakan oleh Amir Hamzah Sulaiman (1988: 27). Media audio visual ini banyak sekali ditemukan di dunia pembelajaran baik berupa CD, DVD maupun dalam bentuk CD-ROM dan televisi. Pemerintah melaui Departemen Pendidikan Nasional telah memproduksi banyak DVD dan DVD pembelajaran berbagai bidang studi oleh Pustekom. Ada beberapa alasan mengapa media audiovisual perlu diajarkan kepada para siswa. Menurut Kemp dan Dayton (1985: 6) beberapa alasan ini adalah :
commit to user 1) membuat pendidikan lebih produktif melalui peningkatan pembelajaran dengan
pengalaman yang berharga yang tidak dapat disediakan guru.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
2)
membuat pendidikan lebih mandiri melalui alternatif-alternatif dengan sumber yang beraneka ragam sehingga pembelajaran bisa sesuai dengan kesenangan murid.
3)
membuat pembelajaran lebih cepat melalui usaha menjembatani kesenjangan antara dunia dalam dan luar kelas dengan pengalaman dari sumber-sumber.
4)
membuat hubungan ke pendidikan lebih menyeluruh untuk siswa dimanapun mereka berada, melalui kemampuan berbagai jenis media. Penggunaan dua media atau lebih secara bersamaan diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan satu media saja. Seperti apa yang dikemukakan oleh Munsterberg dalam Davies (1986: 156), bahwa belajar dengan menggunakan dua saluran memberikan hasil yang lebih baik, karena indera tertentu menerima pesan tertentu dan didukung dan diperkuat oleh indera yang lain.
3. Motivasi Dalam Pembelajaran a. Pengertian Motivasi Maeher dan Meyer dalam Brophy (2004: 5) mendefinisikan motivasi sebagai bangunan teori yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi, petunjuk, intensitas, ketahanan dan kualitas sikap, khususnya sikap mengarah kepada tujuan. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movera” yang berarti “menggerakkan”. Wlodkowsky dalam Prasetyo Irawan, Suciati & Wardani (1997: 41) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku commit to user tersebut. Lahey mendefinisikan motivasi sebagai pernyataan dari dalam yang mengaktifkan dan memberikan arah kepada pikiran, perasaan dan gerakan (Crowl,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Kaminsky, Podell, 1997: 231). Motivasi menurut Elliot, Kracto tchwill, Cook dan Travers didefinisikan sebagai sebuah pernyataan dari dalam yang membangkitkan seseorang untuk melakukan, mendorong seseorang dalam tujuan khusus, dan memelihara
seseorang
terlibat
dalam
kegiatan-kegiatan
internal
yang
menggerakkan, memberi petunjuk dan memelihara tingkah laku. Mc Donald dalam Sardiman A.M (2001: 71) menjelaskan bahwa motivasi merupakan perubahahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan. Morgan dalam Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra (1997: 39) memberi batasan motivasi yang lebih sedehana, yaitu tenaga pendorong/penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Baron dan Scunk dalam Slavin (1997 : 345) membatasi motivasi sebagai proses. Belajar dan motivasi sebenarnya adalah sama untuk sebuah kinerja. Belajar menampilkan seseorang untuk mencapai pengetahuan dan ketrampilan baru sedangkan motivasi menyediakan daya dorong untuk memperlihatkan apa yang telah dipelajari. Secara umum, orang yang lebih termotivasi akan mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Dari berbagai teori diatas maka dapat dilihat bahwa orang atau siswa yang termotivasi akan memperhatikan arah dan jarak dari sikap atau tingkah laku manusia (Dornyei, 2001: 8), yaitu: 1) pilihan dari suatu kegiatan khusus 2) ketahanan terhadapnya 3) usaha untuk memperluas kegiatan itu Dengan kata lain, motivasi bertanggung jawab terhadap: commit to user 1) mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu 2) berapa lama seseorang ingin mendukung kegiatan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
3) seberapa sungguh mereka ingin mengejarnya
b. Teori-Teori Motivasi 1) Teori Motivasi Kebutuhan (Needs Motivation). Kebutuhan (need) dapat dirumuskan sebagai kekosongan dalam kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang diperlukan bagi kesejahteraannya. Dorongan akan timbul sebagai penggerak untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan itu, jika suatu kebutuhan tertentu mulai dihayati. Banyak kebutuhan dalam kehidupan manusia tidak selalu terpenuhi secara memuaskan pada saat sekarang. Oleh karena itu, penghayatan akan kebutuhan menjadi suatu sumber motivasi selama kehidupan manusia. Salah satu konsep yang dikembangkan dalam lingkup pandangan humanistis adalah kerangka teoritis Maslow mengenai hierarki kebutuhan manusia. Maslow dalam Slavin (1997: 348) menyusun urutan hierarki kebutuhan manusia dari bawah ke atas: (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan untuk dicintai dan diakui oleh kelompoknya, (4) kebutuhan menikmati rasa harga diri, (5) kebutuhan mengembangkan diri secara intelektual, (6) kebutuhan untuk mengetahui dan memahami dan (7) kebutuhan estetis. Empat kebutuhan pertama dipandang sebagai kebutuhan kekurangan (deficiency needs), sedangkan tiga kebutuhan berikutnya dipandang sebagai kebutuhan pengayaan (growth needs). Deficiency need adalah suatu kebutuhan yang akan meningkatkan motivasi semakin kuat jika kebutuhan tersebut belum terpenuhi. Tetapi sekali terpenuhi, maka motivasi akan berkurang. commit to user Sockett dalam Kay (2004: 7), mengatakan bahwa pendidikan setidak tidaknya menjadikan orang mau melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak ingin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
dilakukannya, memahami sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya dan mungkin menjadi seseorang yang sebelumya tidak diinginkannya. Pernyataan ini menjadi alasan utama tentang peranan sebuah motivasi. Menurut McClelland (1987: 224), pelopor teori motivasi berprestasi ini, seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja/belajar karena adanya kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi menurut teori ini merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, (2) persepsi tentang nilai tugas tersebut dan (3) kebutuhan untuk sukses (Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra, 1997: 41). Atkinson
dalam
Winkel
(1996:
176),
seorang
psikolog
yang
mengembangkan lebih lanjut teori McClelland menjelaskan bahwa keberhasilan atau sukses dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan mencapai taraf prestasi yang baik dan dengan melalui usaha menghindari kegagalan. Menurutnya, Atkinson menemukan bahwa terdapat orang yang lebih berorientasi untuk memperoleh keberhasilan yang berupa menghindari kegagalan, dari pada berupa mencapai taraf prestasi baik. Orang yang disebutkan terakhir mengakui bahwa dia berkemungkinan akan gagal dan tidak mencapai sukses yang diharapkan, tetapi perhatiannya yang utama diarahkan pada prestasi yang bagus, bahkan sampai berusaha lebih keras seandainya pernah mengalami kegagalan. Dalam penelitiannya, McClelland (1987: 26) menggambarkan empat prinsip motif yang diekspresikan oleh orang yang berbeda dalam Thematic Apperception Test atau TAT. TAT ini berisi sejumlah gambar seri yang melukiskan bebagai situasi. Orang yang mengambil tes tersebut diharapakan dapat commit to user menceritakan sesuatu berdasarkan gambar-gambar yang tercantum dalam tes. Cerita orang yang mengambil tes tersebut kemudian dianalisis dengan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
untuk mengetahui harapan-harapannya, kelakuannya, motif-motifnya, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tersebut. Dalam rangka belajar di sekolah, achievement motivation terwujud dalam daya penggerak pada siswa untuk mengusahakan kemajuan dalam belajar dan mengejar prestasi maksimal, demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri. Daya penggerak sebagai motivasi berprestasi ini disebut needs-achievement (kebutuhan berprestasi) yang kemudian disingkat “n-ach”. Orang yang mempunyai n-ach tinggi ingin menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan atau kinerja mereka. Sebaliknya, orang yang mempunyai n-ach rendah hanya memilih tugas-tugas yang sangat mudah atau sangat sulit. Mereka memilih itu hanya didasari kepahamannya bahwa kelak ia akan berhasil atau gagal, bukan karena kepuasan menikmati tantangannya. Orang yang memiliki n-ach tinggi ini secara umum memiliki ciri-ciri: 1) mereka menjadi lebih bersemangat jika unggul dibanding yang lain, 2) menentukan tujuan secara realitik dan berani mengambil resiko, 3) bertanggung jawab atas segala pilihan yang telah diputuskan, 4) berani menghadapi tantangan serta memiliki inisiatif yang lebih beragam dibanding dengan kebanyakan orang, 5) menghendaki umpan balik yang konkrit terhadap prestasi yan dihasilkan, 6) pekerjaan yang dilakukan tidak selalu diorientasikan pada uang dan kekuasaan. Sebagaimana penjelasan McClelland, bahwa motivasi merupakan interaksi tiga aspek, yaitu n-Pwr (need for power), n-Aff (need for affiliation dan n-Ach (need for achievment); maka orang yang memiliki n-ach tinggi dapat diandalkan dalam commit to user mengelola organisasi jika keberadaan dari ketiga aspek tersebut seimbang. Secara khusus, orang yang memiliki n-ach tinggi memerlukan motivasi lebih lanjut dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
hal otonomi, umpan balik dari segala kegagalan atau keberhasilan, dan keleluasaan ruang untuk berekspresi serta tantangan. Menurut Wigfield dan Eccles (2002: 5), motivasi beprestasi menunjuk pada situasi dimana kompentensi individu adalah suatu isu/bahan diskusi. Teori motivasi ini berusaha untuk menjelaskan pilihan manusia terhadap tugas–tugas prestasi, kekuatan dalam melaksanakan tugas, semangat untuk melakukan tugas itu dan kualitas dari kesepakatan tugas itu. Bandura dalam Schunk (2001: 14) mengatakan bahwa perkembangan satu jenis proses motivasi adalah adannya Selfefficacy. Self-efficacy ini menunjuk pada kepercayaan tentang kemampuan seseorang untuk belajar atau memperlihatkan sikap atau tingkah laku terhadap tingkatan yang sudah didesain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa selfefficacy mempengaruhi motivasi akademik, pembelajaran dan prestasi. Indikator dari seseorang yang termotivasi adalah : (1) mempunyai ketertarikan kepada sesuatu, (2) mempunyai keingintahuan terhadap sesuatu, (3) membutuhkan informasi-informasi untuk memecahkan suatu masalah, dan (4) ingin mendapatkan keberhasilan dan menghindari kegagalan.
c. Motivasi Belajar Bahasa Inggris Pakar teori motivasi pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua adalah Gardner. Wacana kunci dari teori motivasi Gardner adalah hubungan antara motivasi dan orientasi (Dronyei, 2001: 48). Dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, ada dua orientasi mengapa seseorang dengan serius mempelajarinya : commit to user 1) Orientasi Integratif: Yaitu orientasi yang berhubungan dengan suatu kecenderungan positif melalui kelompok bahasa kedua/ asing dan keinginan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
untuk berinteraksi dengan anggota tetap dari komunitas itu dan bahkan sama dengan kelompok tetap itu dan didefinisikan oleh Dronyei sebagai keinginan untuk menjadi seperti anggota tetap dari komunitas bahasa. 2) Orientasi Instrumental: Adalah pasangan orientasi yang dipakai oleh Gardner yang berhubungan dengan keuntungan praktis yang potensial dari kecakapan bahasa kedua, seperti mendapatkan pekerjaan yan lebih baik atau gaji yang lebih tinggi. Menurut Gardner dalam Dronjei (2001: 49), motivasi secara keseluruhan memasukkan tiga komponen: 1)
Intensitas motivasi
2) Keinginan untuk belajar bahasa 3) Sikap melalui belajar bahasa Oleh karena itu, dalam pandangannya, motivasi menunjuk pada suatu jenis/macam mesin pemikiran pusat/central atau pusat energi yang memasukkan usaha, keinginan dan kesenangan pada tugas/sikap. Gardner menerangkan bahwa tiga komponen ini milik bersama kerena orang yang benar-benar termotivasi memperlihatkan semua dari ketiganya. Orang yang termotivasi akan mempunyai kecenderungan terhadap hal-hal yang berorientasi positif. Kemudian dari orientasi-orientasi ini adalah untuk membantu membangkitkan motivasi dan mengarahkannya melalui interpersonal
yang
kuat
suatu perangkat tujuan, baik dengan kualitas (integratif)
atau
kualitas
praktek
yang
kuat
(instrumental). Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan menantang commit to user khususnya yang mengandung unsur visual sangat diperlukan untuk memberikan motivasi belajar siswa. Sass dalam Hebl, Brewer dan Benjamin (2000: 67)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
menyatakan bahwa untuk mengatasi pembelajaran yang monoton apabila memungkinkan maka penggunaan elemen visual akan sangat bermanfaat dan memberikan motivasi. Banyak studi menyatakan bahwa pembelajaran dengan visual dapat secara aktif mempengaruhi proses kognitif seperti menggugah kembali memori dan memberikan motivasi. Untuk mengetahui apakah level motivasi siswa itu tinggi atau rendah, ada beberapa tes yang dapat diaplikasikan. Siswa atau subyek yang diobservasi biasanya diharuskan mengisi kuisioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang motivasi seperti misalnya; bagaimana tanggung jawabnya terhadap pelajaran; kerutinannya, ketahanannya dalam meraih tujuan belajar, usahausahanya ke arah yang lebih baik serta harapan-harapannya terhadap teman dan guru-gurunya.
3. Prestasi Belajar a.
Pengertian Prestasi Belajar Menurut Phye (1993: 4) prestasi belajar adalah pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikuasai pada mata pelajaran di sekolah yang biasanya didesain dengan nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar biasanya dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri siswa seperti self-efficacy, sikap dan motivasi (Aronson, 2002: 168). Perubahan dalam belajar mencakup dimensi yang sangat luas. Masing-masing individu menunjukkan perkembangan (progress) yang berbeda dalam proses belajar. Perbedaan perubahan sebagai akibat proses belajar ini yang kemudian sering diistilahkan sebagai prestasi commit to user belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Umumnya para pakar pendidikan menjelaskan prestasi belajar dengan menunjuk pada cakupan makna belajar. Winkel (1996: 161) mendefinisikan prestasi sebagai bukti usaha yang dicapai dalam belajar. Umumnya prestasi belajar disekolah dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes yang dilakukan setelah program pembelajaran selesai diajarkan. Prestasi belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah dipelajari. Prestasi belajar dapat diketahui dengan alat ukur berupa butir tes yang telah dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mengukur prestasi belajar yang merupakan hasil yang telah dicapai dalam belajar sangat penting dan merupakan tugas utama guru dalam dunia pendidikan, karena dengan pengukuran tersebut dapat diketahui kemajuan dan keberhasilan suatu program pembelajaran. Pada pembelajaran bahasa Inggris siswa diharapkan mampu untuk menunjukan performance mereka dalam empat kompetensi yaitu: menyimak atau listening, berbicara atau speaking, membaca atau reading dan menulis atau writing. Untuk mengetahui tercapai dan tidaknya keberhasilan belajar diperlukan adanya pengukuran. Biasanya para guru akan mengukur prestasi siswa dengan tes. b. Pengukuran prestasi belajar Listening Brown (2004: 122-139) menyediakan format yang dapat diaplikasikan untuk mengukur/mengetes listening siswa dan ia menyatakan bahwa setelah menentukan tujuan, langkah berikutnya diambil untuk mendesain tes termasuk commit to user membuat keputusan tentang bagaimana untuk memperoleh hasil kerja/performance dan bagaimana untuk mengharapkan respon dari para peserta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
tes. Tes yang akan didiskusikan mempunyai cakupan dari hasil intensive listening, seperti misalnya pengenalan bunyi minimal, sampai pada pemahaman extensive listening dari bahasa dalam konteks komunikasi. Dalan hal ini fokusnya pada keterampilan mikro (micro skills) dari intensive listening. 1) Pengenalan elemen phonologi dan morfologi Pada tingkat ini, sebuah bentuk tersendiri pada intensive listening adalah pengukuran terhadap pengenalan elemen phonologi bahasa. Dalam suatu tes klasik peserta tes diberikan rangsangan bahasa lisan untuk mengidentifikasi
dari
dua
atau
lebih
pilihan.
Contohnya
adalah:
mengidentifikasi bunyi konsonan dan bunyi vokal; pasangan morfologi yang diakhiri dengan –ed; bentuk tekanan kalimat; dan stimulus satu kata. 2) Pengenalan paraphrase Kata, frase atau kelompok kata, dan kalimat yang sering dites dengan stimulus kalimat dan mempersilahkan penjawab tes untuk memilih pharaphrase dari sejumlah pilihan adalah langkah pada cakupan micro skill dari listening comprehension. Contohnya adalah paraphrase kalimat, dan paraphrase dialog. 3) Responsive Listening Responsive listening adalah sebuah format pertanyaan dan jawaban. Ini dapat menyediakan beberapa kegiatan satu dengan yang lain dalam suatu tes listening. 4) Listening Cloze Tes listening jenis ini kadang-kadang disebut dikte tertutup atau dikte parsial. Pada commit to user tes ini penjawab tes perlu untuk mendengarkan dengan seksama suatu cerita, teks lisan monolog tentang suatu berita atau informasi lisan yang lain, atau percakapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dari sebuah sumber audio dengan setting tertentu dan secara bersamaan membaca teks tertulis yang sebagian kata dan frasenya dihilangkan kemudian tugas siswa adalah melaksanakan instruksi-instruksi yang disebutkan dalam tes itu misalnya dengan mengisi kata-kata atau frase-frase yang dihilangkan.
4. Penelitian Yang Relevan a. Pengaruh Penggunaan Media Visual Compact Disc dan Model Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan social Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Sub Rayon 02 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri oleh Lulis Ambarwati, 2010, Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan UNS. b. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Dengan Video Compact Disc Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri Kota Semarang oleh Eka Putranto Hadi, 2009, Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan UNS.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan prestasi belajar istening pada pelajaran bahasa Inggris menggunakan media pembelajaran komputer multimedia dengan media pembelajaran DVD Menggunakan
media
pembelajaran
komputer
multimedia
dalam
pembelajaran listening dikelas akan lebih baik dan menarik dibandingkan dengan menggunakan media DVD. Penggunan komputer multimedia merupakan bagian dari commit to user upaya untuk membangkitkan indera pendengaran sekaligus indera penglihatan. Penggunaan
media
komputer
multimedia
dapat
mengembangkan
beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
keterampilan bahasa Inggris sekaligus yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Komputer multimedia berisi teks, grafik, gambar, suara dan video. Dengan menggunakan media pembelajaran ini dalam pembelajaran listening, maka siswa dapat menyimak dari sumber audio yang keluar dari speaker dan siswa akan dibantu memahami sumber suara itu dengan tayangan visual melalui monitor. Tidak hanya itu saja, siswa dapat dengan leluasa berinteraksi dengan komputer berkaitan dengan listening melalui perangkat mouse dan keyboard. Ketika siswa belajar listening melalui lagu misalnya, siswa dapat menyimak lagu itu sesuka hati, melatih bagaimana mengucapkannya, menduga artinya, berkompetisi dalam pengucapannya bersama teman-temannya dan bahkan siswa dapat melakukan karaoke serta mengetahui berapa nilai yang diberikan oleh perangkat komputer. DVD adalah media pembelajaran yang berisi video atau film dengan durasi tertentu. Kekuatan DVD adalah pada kekuatan video atau film yang berkualitas baik karena resolusinya yang tinggi yang dapat menghasilkan gambar yang berkualitas baik. Dalam pembelajaran listening, DVD akan menarik perhatian siswa karena tayangan videonya serta audionya. Banyak guru menggunakan video ini untuk mengenalkan suatu topik, mempresentasikan isi, dan untuk pengayaan. DVD ini dapat digunakan secara klasikal, kelompok kecil dan individu. Video tersedia dalam berbagai tema dan tersedia untuk semua tipe pebelajar pada semua domain pembelajaran seperti: kognitif, afektif, psikomotor dan interpersonal. Dalam pembelajaran listening, DVD dapat membangkitkan ketertarikan siswa untuk menyimak dan melihat video. Dengan visualisasi yang menarik maka konsentrasi siswa dapat lebih baik dan secara bersamaan indera pendengaran juga akan tertuju commit to user pada pesan dari sumber visualnya (monitor). Dengan DVD player, tayangannya dapat diperlambat maupun dipercepat. Dengan didukung audio yang baik maka DVD dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
digunakan untuk pembelajaran listening. Perbedaannya dengan media pembelajaran komputer multimedia adalah DVD tidak secara interaktif melibatkan partisipasi siswa secara langsung dengan medianya. Komputer multimedia dan media DVD secara jelas dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar dan berprestasi. Dengan demikian, prestasi belajar listening diasumsikan dipengaruhi suasana belajar yang diciptakan guru dalam hal ini penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Dengan belajar secara menyenangkan dan menantang yaitu dengan penggunaan media pembelajaran, berarti prestasi belajar listening akan meningkat.
2. Perbedaan prestasi belajar listening pada mata pelajaran bahasa Inggris antara kelompok siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan kelompok yang siswa yang mempunyai motivasi rendah. Motivasi akan menjelma menjadi kekuatan yang besar untuk mencapai tujuan belajar bahasa Inggris khususnya listening. Demikian juga untuk mencapai keberhasilan belajar. Sebagai daya dorong, pengarah dan kekuatan, peranan motivasi sangat menentukan terhadap hasil belajar. Dengan motivasi tinggi yang dimiliki siswa maka siswa akan memiliki sikap-sikap positif dalam dirinya. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan menunjukkan semangat yang lebih, mempunyai tujuan yang jelas, bertanggung jawab, senang menghadapi tantangan, mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan hal yang dipelajarinya, dan ingin mempunyai prestasi yang baik. Motivasi belajar yang rendah akan menghasilkan kualitas belajar yang rendah pula. Ada dua hal penting dalam motivasi belajar bahasa commit to user Inggris yaitu motivasi integratif dan motivasi instrumental. Siswa senang belajar bahasa Inggris dikarenakan keinginannya untuk bisa menjadi bagian dari pengguna
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
bahasa Ingggris itu atau paling tidak keinginannya untuk dapat berinteraksi dengan anggota tetap dari komunitas itu. Berikutnya adalah adanya motivasi belajar bahasa Inggris dikarenakan ada keuntungan praktis yang potensial dari keterampilannya belajar bahasa Inggris yaitu mendapatkan nilai atau yang prestasi baik dalam pelajaran bahasa Inggris dan mampu mengerjakan tes-tes yang ada seperti ujian nasional, seleksi masuk sekolah, dan tes mencari pekerjaan. Dengan motivasi belajar tinggi maka siswa akan memiliki prestasi belajar listening yang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. 3. Interaksi pengaruh pemanfaatan media pembelajaran komputer multimedia dan DVD dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Suasana belajar yang kondusif akan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, dan suasana emosi yang penuh kegembiraan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Komputer multimedia dan DVD merupakan media pembelajaran audiovisual. Komputer multimedia mempunyai nilai interaktif yang lebih tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran lain. Pembelajaran listening di dalam kelas akan lebih menarik dan berpusat pada keaktifan siswa serta meminimalkan peran guru. Siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan apa yang ada misalnya materi pembelajarannya, usia, dan tingkat kesulitannya. DVD dengan kelebihannya dalam hal video juga akan menarik motivasi dan minat belajar siswa. Dengan kemampuannya menghadirkan dunia luar dapat masuk di dalam kelas, maka siswa akan semakin kaya imajinasinya commit to user terhadap suatu pesan pembelajaran. Siswa tidak hanya dapat membayangkan pesan yang ada dalam wacana lisan tetapi juga dapat melihat dengan indera penglihatannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
sehingga siswa terbantu pesan lisan apa yang ingin disampaikan dengan bantuan visual yang ada. Dengan membandingkan antara media pembelajaran komputer multimedia dengan media DVD, diharapkan dapat diketahui media mana yang lebih besar pengaruhnya apabila dikaitkan dengan peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris siswa khususnya listening, sehingga diharpkan prestasi belajar listening siswa akan lebih baik.Demikian juga dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat/tinggi terhadap mata pelajaran tertentu akan berusaha untuk meraih nilai yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Selanjutnya motivasi itu akan mendorongnya untuk lebih bersemangat dalam belajar. Semakin jelas bahwa terdapat interaksi pengaruh pemanfaatan media pembelajaran komputer multimedia dan DVD terhadap motivasi belajar yang akan sangat berpengaruh juga terhadap prestasi belajar listening dalam pembelajaran bahasa Inggris.
B. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan pengaruh antara media pembelajaran komputer multimedia
dengan media pembelajaran DVD terhadap prestasi belajar
listening siswa di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri. 2. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar listening siswa di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri. 3. Terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Goddard dan Melville (2001: 1) mengatakan bahwa penelitian bukanlah hanya sebuah proses mengumpulkan informasi yang kadang–kadang disarankan, tetapi lebih dari itu adalah tentang menjawab atas pertanyaan yang tidak terjawab atau menciptakan yang sekarang tidak ada. Penelitian adalah satu dari banyak cara untuk menemukan jawaban atas pertanyaan. Penelitian eksperimen menurut Wayne dan Melville (2001: 8) adalah secara pokok berkenaan dengan sebab dan akibat. Penelitian mengidentifikasi variable ketertarikan, dan mencoba untuk menentukan perubahan dalam satu variable (disebut dengan variable bebas, atau sebab) hasil dari perubahan pada yang lain (disebut dengan variabel terikat, atau akibat). Penelitian eksperimen bisa digunakan untuk menetukan jika materi/bahan tertentu adalah “tahan api” atau jika suatu metode pengajaran baru mencapai hasil yang lebih baik. Sukardi (2007: 179) menyatakan metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Mudrajad Kuncoro (2001: 262) menyatakan bahwa studi eksperimen adalah sebuah penelitian investigasi dengan kondisi yang terkendali, satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk melakukan uji hipotesis. Studi eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang commit to user benar-benar menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri yang yang teridiri dari beberapa sekolah dan dilaksanakan kurang lebih 3 (tiga) bulan yaitu mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.
C. Desain Penelitian Dengan harapan banyak memberikan manfaat terutama untuk menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Inggris maka penelitian ini didesain dengan metode eksperimen. Hasil penelitian ini akan menegaskan bagaimana kedudukan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti. Tujuannya terletak pada penemuan fakta penyebab dan fakta akibat tentang perbedaan pengaruh penggunaan media pembelajaran audiovisual serta pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar bahasa Inggris. Bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen quasi (quasi experimental research), karena dalam desain ini peneliti tidak mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Johnson dan Christensen (2010: 319) mengatakan bahwa desain penelitian quasi experiment adalah suatu desain penelitian eksperimen yang tidak memberikan kontrol penuh variabel perancu potensial terutama karena tidak menetapkan secara acak partisipan pada kelompok pembanding. Quasi experiment atau penelitian semu dimaksudkan untuk memperoleh informasi tertentu, berupa prakiraan informasi yang dapat diperoleh pada eksperimen sebenarnya. Penelitian ini dilakukan pada kondisi yang tidak memungkinkan mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. commit to user Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan mengklarifikasi mengapa suatu peristiwa terjadi keduanya. Ciri-ciri quasi experiment adalah: 1) aspek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
yang diteliti bersifat praktis dan tidak mungkin mengontrol semua variabel, 2) menggunakan kontrol parsial, dan 3) sering dilakukan tidak formal (Sudarwan Danim, 2002: 59). Tabel 1: Desain Penelitian Analisis Data Faktorial 2 x 2 Media Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran dengan
Motivasi Belajar dengan
Komputer
DVD (A2)
Multimedia (A1) Motivasi Belajar Tinggi A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
(B1) MotivasiBelajar Rendah (B2)
Keterangan: A1B1
= pembelajaran berkomputer multimedia dengan motivasi belajar tinggi
A2B1 = pembelajaran dengan DVD dengan motivasi belajar tinggi A1B2 = pembelajaran berkomputer multimedia dengan motivasi belajar rendah A2B2 = pembelajaran dengan DVD dengan motivasi belajar rendah
D. Sumber Data 1. Data Primer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Data yang diperoleh dari penelitian di kabupaten Wonogiri, yaitu data prestasi hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII khususnya pada kompetensi listening. Pemilihan kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat menantang atau dianggap paling sulit. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil tes prestasi belajar siswa dan hasil kuisioner motivasi belajar siswa.
2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber-sumber lain seperti misalnya sumber dari literatur dan studi pustaka lain yang dapat memberikan data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, misalnya nilai ujian nasional sekolah dasar dari siswa yang diterima pada SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri.
E. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Uji Kesetaraan 1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 108), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri. Dikarenakan oleh pertimbangan wilayah yang sangat luas dan letak geografis yang tidak memungkinkan untuk semua populasi maka penelitian mengambil sub populasi sebanyak tiga sekolah yang memiliki kesetaraan prestasi ditinjau dari nilai-nilai Ujian Nasional ketiga sekolah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. commit to user Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baturetno semester 1. Sampel penelitian dengan menggunakan metode Cluster sampling, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
komputer multimedia penelitian berdasarkan kelompok anggota yang terhimpun pada gugusan (cluster) subyek penelitian adalah kelas VII. Adapun sampel yang dijadikan penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Baturetno kelas VII B dengan perlakuan belajar Bahasa Inggris menggunakan media komputer multimedia. Siswa SMP Negeri 1 Tirtomoyo kelas VII B dengan perlakuan belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan media DVD. Untuk uji coba validitas dan reliabilitas adalah SMP Negeri 2 Baturetno.
2. Uji Kesetaraan Uji kesetaraan adalah uji kemampuan awal untuk mengetahui bahwa kedua kelompok sampel mempunyai kemampuan yang relatif sama. Uji kesetaraan dilaksanakan sebelum penelitian dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan Uji-t, berdasarkan nilai UASBN Sekolah Dasar yang digunakan sebagai dasar penerimaan peserta didik baru di SMP. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas berada dalam keadaan setara atau seimbang. Secara statistik, apakah ada perbedaan rerata ( mean ) yang signifikan dari kedua sampel yang indipenden. Prosedur uji kesetaraan sebagai berikut : a.
Hipotesis Ho : u1 = u2 ( kedua kelompok kemampuan awal seimbang ) H1 : u1 = u (kedua kelompok mempunyai kemampuan tidak seimbang )
b.
Tingkat signifikansi : a = 0,05
c.
Statistik uji
t= commit to user Dengan :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Sp² = t = t hitung 1= 2
rata-rata nilai USBN kelompok eksperimen
= rata-rata nilai USBN kelompok control = Variansi kelompok eksperimen = variansi kelompok control
n 1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen n 2 = jumlah siswa kelompok control d.
Daerah kritik
e.
DK = Keputusan uji :
atau DK =
Ho ditolak jika t Є DK Hasil uji - t menunjukkan tobs sebesar 0,0924 < t tabel 1,960, sehingga Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan antar kelompok. Dengan demikian disimpulkan bahwa kelas sampling memiliki kesetaraan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.9.
F. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel bebas (independent variable) meliputi media pembelajaran komputer multimedia dan DVD (X1) dan motivasi belajar siswa (X2). b. Variabel tergantung (dependent variable) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar listening Bahasa Inggris. (Y).
to user 2.commit Definisi Operasional
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
a. Pembelajaran dengan media komputer multimedia adalah adalah pembelajaran dengan media yang dapat menampilkan gambar dan suara secara bersama-sama baik dengan format media yang sederhana maupun yang lebih canggih. Perangkat komputer ini dilengkapi CD interaktif. b. Pembelajaran dengan DVD adalah pembelajaran dengan menggunakan materi film namun tidak ada unsur interaktifinya. c. Motivasi belajar adalah suatu kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk bekerja/belajar karena adanya kebutuhan untuk berprestasi. d. Prestasi belajar listening adalah hasil yang diperoleh setelah siswa mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dengan indikator keberhasilan siswa dalam aktifitas belajar listening dan nilai hasil belajar listening.
G. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian a.
Tes Prestasi Belajar Listening Test dipergunakan untuk mengambil data dari variabel Prestasi belajar listening. Test merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan atau butir soal. Dalam penelitian ini tes disusun oleh peneliti berdasar kisi-kisi tes yang disusun adalah test obyektif sejumlah 30 butir soal pilihan ganda dengan 4 option. Penggunaan tes obyektif ini dengan pertimbangan : 1) jumlah soal yang disusun dapat lebih banyak, 2) meminimalisasi unsur subyektif dari penguji.
b.
Angket Motivasi Belajar Listening commit to user Angket dipakai untuk mengukur motivasi belajar listening dalam pembelajaran Bahasa Inggris
adalah tes skala sikap Likert. Angket yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
digunakan adalah angket langsung tertutup sebanyak 30 item. Indikator yang dipakai dalam menyusun angket motivasi menurut Likert : 1) Ketertarikan pada suatu obyek tertentu, 2) keingintahuan terhapa suatu hal, 3) Kebutuhan terhadap informasi untuk menyelesaikan masalah, (4) Prestasti dan kegagalan, (5) Potensi dan kekuatan diri. Angket motivasi disusun dengan lima pilihan jawaban, Kunci jawaban terletak pada masing-masing jawaban siswa sehingga tidak ada jawaban yang paling benar atau salah. Angket untuk motivasi dalam penelitian ini berpedoman pada skala Likert (Drönyei, 2000: 199). Dengan skala ini diharapkan peneliti dapat mengetahui atau menilai item-item dengan lebih teliti. Dalam Skala Likert ada 5 kategori jawaban yang harus diisi. 1.
2.
Untuk pernyataan positif diberi penilaian atau bobot sebagai berikut: a. Sangat Setuju
(SS)
:5
b. Setuju
(S)
:4
c. Antara Setuju atau tidak
(N)
:3
d. Tidak Setuju
(TS)
:2
e. Sangat Tidak Setuju
(STS) : 1
Untuk pernyataan negatif diberi penilaian sebagai berikut: a. Sangat Setuju
(SS)
:1
b. Setuju
(S)
:2
c. Yang Antara Setuju dan Tidak( N ) : 3 d. Tidak Setuju
(TS)
:4
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : 5 commit to user Pengelompokkan kategori motivasi belajar dilakukan dengan tehnik belah dua dengan cara : a) Data hasil angket motivasi belajar dianalisis Tendesi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Sentral untuk menentukan median, b) Median digunakan untuk dasar pembagian kelas menjadi dua belahan yaitu kategori motivasi belajar tinggi berdasarkan median keatas dan kategori motivasi rendah berdasarkan median kebawah. Kategori berdasarkan kelompok motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran. 3. Uji Coba Instrumen Penelitian Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka perlu ditinjau berdasarkan beberapa aspek kelayakan yaitu meliputi : untuk soal tes prestasi yang perlu diuji analisis butir soal ( tingkat kesukaran, daya pembeda ), validitas soal ( validitas isi dan validitas butir soal ) dan realibilitas instrumen, sedangkan angket motivasi belajar perlu diuji validitas ( isi dan konstruk ) dan reliabilitas angket. Dalam penelitian ini uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 2 Baturetno, dengan pertimbangan bahwa SMP tersebut memiliki karakteristik yang relatif sama dengan SMP yang dipilih sebagai sampling. a. Soal Bentuk Tes 1) Analisis Butir Soal Sebelum
instrumen
digunakan
untuk
mengumpulkan
data,
perlu
diujicobakan terlebih dahulu. Hasil uji coba kemudian dianalisis dengan tujuan untuk menentukan soal yang layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Kelayakan butir soal didasarkan pada dua hal, yaitu : tingkat kesukaran soal dan daya pembeda (Prasetya Irawan, Suciati, dan I.G.A.K. Wardani, 2001: 17 ) a) Analisis Tingkat Kesukaran ( P ) Yang dimaksud dengan tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap soal tersebut. Makin besar P berarti soal itu commit to user semakin mudah. Tingkat kesukaran soal tercermin dalam indek kesukaran yang merupakan sebuah kontinum yang bergerak dari 0,00 – 1,00.Indek kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
item merupakan rasio antara penjawab item dengan benar dengan banyaknya penjawab. Butir soal dengan indek 0,00-0,30 adalah soal yang sangat sulit, sedangkan indek 0,31-0,70 termasuk tingkat kesukaran sedang, butir soal dengan indek 0,71-1,00 adalah soal mudah.
Tabel. 2: Interpretasi indek kesukaran soal (P) Nilai P
Klasifikasi Intepretasi
0,00 – 0,30
Soal sukar
0.31 – 0,70
Soal sedang
0,71 – 1,00
Soal mudah
Menurut Saifuddin Azwar (2007: 135) bahwa tes yang terbaik adalah tes yang memiliki tingkat kesukaran 0,50, makin mendekati titik tersebut sebuah test semakin mampu membedakan antara kelompok pandai dan tidak pandai untuk menghitung Tingkat Kesukaran menggunakan rumus : p=
B JS
Keterangan : Pi =
Tingkat Kesukaran butir soal ke i
B =
Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah Siswa Untuk menyususn suatu tes sebaiknya digunakan butir dengan tingkat kesukaran dengan rentang :+ 20% sukar, + 60% sedang, + 20% mudah. Dalam penelitian ini diperoleh hasil soal mudah 6 soal 20% ),soal sedang 18 soal ( 60% ), dan soal sukar 6 soal ( 20 % ), sehingga secara keseluruhan soal tes prestasi belajar listening dikategorikan sedang.
Tabel 3: Hasil Analisis Tingkat commitKesukaran to user Tingkat Kesukaran
Nomor Soal
Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Soal Sukar
4, 8, 9, 16, 17, 18
6
Soal Sedang
1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 18 13, 14, 15, 19, 21
Soal Mudah
3, 20, 24, 25, 26, 30
6
b) Daya Pembeda ( D ) Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk mebedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Daya pembeda tercermin dari indek yang bergerak antara -1,00 sampai 1,00, soal dengan indek diskriminasi 1,00 menunjukkan soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh seluruh siswa pada kelompok tinggi dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa pada kelompok rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja demikian ini memiliki daya diskriminasi yang baik (Suharsimi Arikunto, 2008: 211). Menghitung Daya Pembeda menggunakan rumus : D=
BA BB = PA - PB J A JB
Keterangan : D
: daya pembeda (DP)
BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
J JA
: Jumlah peserta tes
commit to user : Banyaknya peserta kelompok atas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah Dari hasil uji coba tes prestasi belajar listening diperoleh 2 soal
kategori jelek yaitu soal nomor : 25 dan 29, selebihnya adalah soal yang cukup baik dan baik. 1 soal kategori sangat baik.
Tabel 4: Klasifikasi Daya Beda Nilai D
Klasifikasi Interpretasi
Keputusan
Negatif
Sangat Jelek
Soal menjerumuskan
0,00 – 0,20
Jelek (Poor)
Dibuang
0,20 – 0,40
Cukup baik (Satisfactory)
Dapat dipakai
0,40 – 0,70
Baik (Good)
Dipakai
0,70 – 1,00
Sangat baik (Excellent)
Dipakai
2) Uji Validitas Instrumen Samsi Haryanto (2003: 41) mengatakan bahwa masalah validitas adalah mempersoalkan ketepatan suatu alat ukur yang dipakai untuk mengukur suatu aspek yang ingin diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir-butir soal prestasi listening, maka validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas butir soal. a) Validitas Isi Validitas isi berhubungan dengan kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan dalam butir-butir soal untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sesuai dengan isi materi. Uji validitas isi dilakukan dengan mencocokkan sebaran butir soal-soal yang valid kedalam kisi-kisi soal. b) Validitas Butir Soal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2008: 168). Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep (konstruk teori) yang menjadi dasar penyusunan instrumen (indikator/ variabel). Analisis butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir dalam instrumen mencerminkan indikator variabel yang dimaksud atau atribut yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap butir test, skor-skor yang ada pada tiap butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Hasil korelasi ini dikonsultasikan dengan dengan tabel nilai korelasi product moment pada taraf signifikan 5%. Suatu butir instrumen dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagaimana yang dikemukakan oleh (Suharsimi Arikunto, 1992: 151) seperti berikut:
rxy =
N å XY - (å X )(å Y )
[N å X
2
][
- (å X ) N å Y 2 - (å Y ) 2
Keterangan: r xy
= Koefisien korelasi suatu butir
N
= Cacah objek/Jumlah responden
X
= Skor Butir soalcommit to user
Y
= Skor total
∑XY = Jumlah (X) ( Y )
2
]
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Angka hasil perhitungan rxy kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 17, menunjukkan 4 butir pertanyaan yaitu no : 10, 21,25,30 tidak valid.( lampiran 2.2 )
3) Uji Reliabilitas Reliabilitas suatu alat ukur adalah keajegan hasil pengukuran yang diperoleh dari waktu yang berbeda untuk orang yang sama. Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu. Dengan demikian, suatu instrumen yang reliabel memberi pengertian bahwa instrumen itu telah benar-benar memiliki taraf keajegan dalam mengukur apa yang hendak diukur. Reliabilitas menunjuk suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan dapat dipercaya, sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya juga, artinya data tersebut betul-betul sesuai dengan kenyataannya (Suharsimi Arikunto, 2008:178 ) Untuk uji reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan rumus dari Spearman Brown dengan teknik belah dua sebagai berikut:
r1.1 =
2g 1 / 2.1 / 2 (1 + g 1 / 2.1 / 2 )
Keterangan: r1 / 2.1 / 2 = Reliabilitas Belahan (Separo)
commit to user r1.1 = = Reliabilitas 1 (total)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Apabila harga r1.1 dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan harganya semakin mendekati 1,00 atau > rt yang ada maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel, atau jika harga r1.1 >0,60. Hasil uji reliabitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji belah dua dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan nilai r1.1 0,891 > 0,60.
Tabel 5: Interpretasi Koeifisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas
Penafsiran Reliabilitas
0,800 – 1,00
Sangat Tinggi
0,600 – 0,80
Tinggi
0,40 – 0,60
Cukup
0,20 – 0,40
Rendah
Dibawah 0,20
Sangat Rendah
b. Angket Motivasi Belajar 1) Validitas Angket Motivasi belajar Sama dengan soal tes atau alat ukur untuk mengukur prestasi yang digunakan untuk mengetahui prestasi siswa, maka untuk menguji validitas soal angket juga dilakukan uji validitas yaitu dengan cara uji validitas konstruk dan validitas soal angket. a) Validitas Konstruk Uji validitas konstruk menunjukkan seberapa jauh suatu tes angket mengukur sifat atau bangun pengertian (construct) tertentu, dengan berdasarkan pertimbangan logis teoritis yang digunakan untuk menilai kejiwaan dan kemampuan seeorang berupa soal skala sikap yang mengukur commit to user tingkat motivasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
b) Validitas butir soal Untuk menguji validitas soal angket motivasi belajar, yang menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total digunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson, dikemukakan oleh (Suharsimi Arikunto, 1992: 151) seperti berikut:
rxy =
N å XY - (å X )(å Y )
[N å X
2
][
- (å X ) N å Y 2 - (å Y ) 2
2
]
Keterangan: r xy
= Koefisien korelasi suatu butir
N
= Cacah objek/Jumlah responden
X
= Skor Butir soal
Y
= Skor total
∑XY = Jumlah (X) ( Y ) Angka hasil perhitungan rxy dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan valid jika r
hitung
>r
tabel
atau
memiliki rxy > 0,361. Hasil perhitungan menunjukkan 5 butir pertanyaan tidak valid ( lampiran 2.6 )
2) Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Untuk mengetahui reliabilitas soal angket digunakan rumus Alpha. Untuk memperoleh tingkat reliabilitas dengan menggunakan rumus digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0), yaitu sebagai berikut: 2 æ n öæç å Si ö÷ to user rtt = ç ÷ 1 - commit S 2t ÷ø è n - 1 øçè
Keterangan:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
rt
: Koefisien reliabilitas suatu tes
n
: Jumlah item
åS S 2t
2 i
: Jumlah kuadrat S dari masing-masing item : Kuadrat dari S total keseluruhan item
Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan nilai cronbach alpha 0,880 > 0,60 sehingga angket dinyatakan reliabel (lampiran 2.7 ).
I. Teknik Analisis Data Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Variansi Dua Jalan ( Anava Two Way ) dengan sel sama. Tujuan analisis ini untuk menguji signifikansi perbedaan pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Kedua variabel bebas yaitu faktor A adalah pembelajaran dengan komputer multimedia ( A1), media DVD ( A2), sedangkan faktor B adalah motivasi belajar yang terdiri dari motivasi tinggi ( B1) dan motivasi rendah ( B2)
1. Uji Prasarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Normalitas data hanya dikenakan terhadap variabel terikat (Y). Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal. commit to user normal. HA : Data residual tidak berdistribusi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang homogen. Untuk pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Levene (Levene’s test of homogeneity of variance) dari program SPSS. Kriteria pengujian digunakan taraf signifikansi 5%. Jika Levene statistic signifikan pada 0,05, maka kita dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan grup memiliki varian yang sama. 2. Uji Hipotesis Prosedur pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan analisis varians disingkat dengan ANAVA ( Variance Analysis ) atau ANOVA (Variance Of Analysis) dengan rancangan analisis data menggunakan desain faktorial 2 X 2 dengan taraf signifikasi 5%. Tehnik Anava 2 jalur dipergunakan dalam analisis data ini dapat dipakai untuk menguji perbedaan dua mean atau lebih. Apabila hasil Uji Anava ini menunjukkan Ho ditolak sehingga H1 diterima artinya masing-masing variabel memiliki pengaruh, maka perlu dilakukan uji lanjutan untuk memastikan variabel mana yang memiliki pengaruh dengan tingkat signifikan paling kuat. Untuk mengujinya diperlukan metode uji komparasi atau perbandingan. Dalam penelitian ini digunakan uji komparasi metode Tukey karena anava dua jalannya mempunyai sel yang sama. a.
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis 1 → Ho : µ A1 = µ A2 H1 : µ A1 ≠ µ A2 commit to user 2. Hipotesis 2 → Ho : µ B1 = µ B2 H1 : µ B1 ≠ µ B2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
3. Hipotesis 3 → Ho : A x B = 0 H1 : A x B ≠ 0 Keterangan : µ A1 = Komputer multimedia µ A2 = Media DVD µ B1 = Motivasi Tinggi µ B2 = Motivasi rendah
b.
A
= Media pembelajaran
B
= Motivasi belajar
Statistik uji : 1) Fa = RK¶/RKG 2) Fb = RKB / RKG 3) FAB = RKAB / RKG
( Budiyono, 2004 : 227-230)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Di dalam BAB IV ini akan dijabarkan mengenai, deskripsi data, hasil penelitian yang terdiri dari pengujian prasyarat analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil analisis data. A. Deskripsi Data Data hasil penelitian yang diperoleh dari populasi siswa, dengan jumlah sampel sebesar 32 siswa, dijadikan responden penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data semua sel yang terlihat pada tabel di bawah ini, meliputi data: 1). Prestasi belajar listening dengan media pembelajaran komputer multimedia, 2). Prestasi belajar listening dengan media pembelajaran DVD, 3). Prestasi belajar listening bagi siswa dengan motivasi belajar rendah, 4). Prestasi belajar listening bagi siswa dengan motivasi belajar tinggi, 5). Prestasi belajar listening bagi siswa dengan media pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar rendah, 6). commit to user Prestasi belajar listening bagi siswa dengan media pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar tinggi, 7). Prestasi belajar listening bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar rendah, dan 8). Prestasi belajar listening bagi siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar tinggi. Hasil analisis data prestasi belajar listening dapat dicermati dalam Tabel. 6.
Tabel 6: Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Listening dengan Anava Two Ways
Motivasi
Sumber
belajar
Statistik
Tinggi
Rendah
Total
Media Pembelajaran Kompter Multimedia
Total
DVD
N
16
16
32
åC
358
339
697
åC²
8052
7313
15365
C
22,375
21,188
21,781
SD
1,668
2,949
2,433
N
16
16
32
åC
355
283
638
åC²
7933
5095
28.076
C
22,188
17,688
19,938
SD
1,940
2,442
3,151
N
32
32
64
åC
713
622
1335
åC²
15985
12408
28393
C
22,281
19,438
20,859
SD
1,782
3,202
2,943
commit to user Berdasar tabel tersebut di atas dapat dijabarkan hasil berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran Komputer Multimedia. Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 32 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 18, mean ( C ) = 22,281, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 1,782, Standar error of mean (SE) = 0,315, kwartil I (Q1) = 21, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 21, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 2. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar listening dengan media pembelajaran commit multimedia to user komputer
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran DVD Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 32 siswa dengan skor tertinggi = 24 dan skor terendah = 14, mean ( C ) = 19,438, median (Me) = 20, Standar Deviasi (s) = 3,202, Standar error of mean (SE) = 0,566, kwartil I (Q1) = 16,25, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 16,25, kwartil 3 (Q3) = 22, yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 22. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 3. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening dengan Media Pembelajaran DVD commit to user 3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Listening Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 32 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 14, mean ( C ) = 19,938, median (Me) = 20, Standar Deviasi (s) = 3,151, Standar error of mean (SE) = 0,557, kwartil I (Q1) = 17, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 17, kwartil 3 (Q3) = 22 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 22. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 4. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa yang Memiliki Motivasi commit user Belajar to Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
4. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 32 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 15, mean ( C ) = 21,781, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 2,432, Standar error of mean (SE) = 0,430, kwartil I (Q1) = 20,25, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 20,25, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Gambar 5. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa yang Memiliki Motivasi belajar Tinggi 5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 16 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 18, mean ( C ) = 22,188, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 1,940, Standar error of mean (SE) = 0,485, kwartil I (Q1) = 21, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 21, kwartil 3 (Q3) = 23 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 23. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 6. commit to user Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Listening bagi Siswa dengan Media Komputer Multimedia dan memiliki Motivasi Belajar Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
6. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 16 siswa dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 20, mean ( C ) = 22,375, median (Me) = 22, Standar Deviasi (s) = 1,669 standar error of mean (SE) = 0,417, kwartil I (Q1) = 21, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 21, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.
Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 7. commit to Listening user Grafik Histogram Data Prestasi Belajar bagi Siswa dengan Media Komputer Multimedia dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 16 siswa dengan skor tertinggi = 22 dan skor terendah = 14, mean ( C ) = 17,687, median (Me) = 17, Standar Deviasi (s) = 2,441, Standar error of mean (SE) = 0,610, kwartil I (Q1) = 16, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 16, kwartil 3 (Q3) = 19,75 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 19,75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1.
Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 8. commit to user Grafik Histogram Data Prestasi Prestasi Belajar Listening bagi Siswa dengan Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
8. Deskripsi Data Prestasi Belajar Listening Bagi Siswa dengan Media DVD dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: jumlah responden (N) = 16 siswa dengan skor tertinggi = 24 dan skor terendah = 15, mean ( C ) = 21,188, median (Me) = 21, Standar Deviasi (s) = 2,949, Standar error of mean (SE) = 0,737, kwartil I (Q1) = 20, yang artinya 75% dari responden memiliki skor > 20, kwartil 3 (Q3) = 24 yang artinya 25% dari responden memiliki skor > 24. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.1. Berikut ini diberikan grafik histogramnya:
Gambar 9. Grafik Histogram Data Prestasi belajar Listening Siswa dengan Media DVD dan to user Memilikicommit Motivasi belajar Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum data penelitian dianalisis, ada beberapa uji persyaratan analisis yang dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Uji Persyaratan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan bantuan program SPSS.
Hasil perhitungan dapat diketahui hasil seperti yang terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 7: Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) Uji
Nilai K-S
Signifikansi
Keterangan
Media komputer multimedia
0,708
0,698
Normal
Media DVD
0,682
0,742
Normal
Motivasi Rendah
0,848
0,469
Normal
Motivasi Tinggi
0,921
0,364
Normal
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai signifikansi > 0.05 sehingga data terdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4.
2. Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi yang digunakan adalah dengan menggunakan commit to user Levene’s test of homogeneity of variance pada program SPSS. Hasil Levene’s test
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
dihitung SPSS disajikan pada lampiran 5. Hasil uji levene test menunjukkan bahwa nilai F test sebesar 1,409 dan nilai signifikansi > 0,05. Sehingga kelompok memiliki variansi yang sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan dapat teruji kebenarannya atau tidak terbukti kebenarannya, maka untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik anava dua jalan.
1. Hasil Analisis Data Untuk pengujian hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji Analisis Variansi two way dengan program SPSS, maka hipotesis yang telah dirumuskan dapat terjawab dalam tabel sebagai berikut: Tabel 8: Hasil Uji Analisis Variansi Two Ways Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:y Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
a
3
75.891
14.316
.000
27847.266
1
27847.266
5253.169
.000
x1
129.391
1
129.391
24.409
.000
x2
54.391
1
54.391
10.260
.002
x1 * x2
43.891
commit1to user
43.891
8.280
.006
318.063
60
5.301
Corrected
227.672
Komputer multimedia
Error
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Total Corrected Total
28393.000
64
545.734
63
a. R Squared = .417 (Adjusted R Squared = .388)
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut: a. Pengaruh Yang Signifikan Penggunaan Media Komputer Multimedia Dan Media DVD Terhadap Prestasi Belajar Listening Untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan media komputer multimedia dan media DVD terhadap prestasi belajar listening siswa digunakan analisis variansi dua jalan (Two Ways Analysis of Variance). Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 24,409 dan signifikan pada 0,05. Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 60, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F observasi
>F
tabel
tabel
= 4,00, karena F
atau 24,409 > 4,00, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komputer multimedia dan media DVD terhadap prestasi belajar listening siswa. Berdasarkan analisis deskriptif terlihat bahwa dengan penggunaan media komputer multimedia ternyata prestasi belajar listening siswa akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran DVD. Hal ini terlihat dari besarnya rata-rata prestasi yang diperoleh yaitu dengan media komputer diperoleh rata-rata prestasi 22,281 sedangkan dengan menggunakan media DVD diperoleh rata-rata 19,438. Hasil perhitungan analisis varian dua jalan ini sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa
apabila
menginginkan
siswa
berinteraksi
dengan
commit to user pembelajaran, maka komputer multimedia adalah pilihan yang paling tepat. Dengan multimedia siswa dapat belajar sambil bermain, melakukan drilling dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
latihan, belajar bagaimana belajar, membuat keputusan, dan bekerjasama. Siswa dapat belajar sesuai dengan materi yang dipelajari diliputi dengan rasa senang. Multimedia dapat digunakan untuk menyimak lagu, melatih pengucapan, menghafalkan dan mengetahui arti dari lagu tersebut. Pembelajaran listening membutuhkan visualisasi agar supaya siswa lebih mudah melihat pesan apa yang diinginkan. Konteks apa yang ada dengan latar belakang yang menyertai wacana lisan yang muncul dapat membantu siswa dalam listening. Microskills dalam listening seperti misalnya: pengenalan bunyi, memprediksi apa yang akan dikatakan
seseorang,
memprediksi
kata-kata
atau
frase
yang
tidak
dikenal/diketahui, memahami teks lisan, dan budaya luar perlu visualisasi dan agar lebih mudah memahaminya diperlukan media yang interaktif dan dapat melibatkan paling tidak dua indera dan juga bagian tubuh yang lain misalnya jari dan tangan yang dapat mengoperasikan mouse dan keyboard. Jadi jelaslah bahwa media pembelajaran yang digunakan guru di kelas dalam penyampaian materi pelajaran akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar listening siswa. b. Pengaruh Yang Signifikan Antara Motivasi Belajar Siswa Tinggi Dengan Motivasi belajar Siswa Rendah Terhadap Prestasi Belajar Listening Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa tinggi dengan motivasi belajar siswa rendah terhadap prestasi belajar listening digunakan analisis variansi dua jalan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 10,260 dan signifikan pada 0,05. Hasil perhitungan ini kemudian commit to user dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk
pembilang
= 1 dan Dkpenyebut = 60, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
taraf signifikansi 0,05 diperoleh F
tabel
= 4,00, karena F
observasi
> F
tabel
atau
10,260 > 4,00, sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa tinggi dengan motivasi belajar siswa rendah terhadap prestasi belajar listening. Berdasarkan analisis deskriptif juga diperoleh bahwa siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi ternyata
memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata prestasi yang menunjukkan siswa dengan motivasi belajar tinggi mendapatkan rata-rata prestasi 21,781 sedangkan siswa dengan motivasi belajar rendah memperoleh 19,938.
c. Interaksi Pengaruh Yang Signifikan Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Motivasi belajar Terhadap Prestasi Belajar Listening Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan Motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening digunakan analisis variansi dua jalan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 8,280 dan signifikan pada 0,05. Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 60, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel
= 4,00, karena F
observasi
>F
tabel
atau 8,280 > 4,00, sehingga dapat dikatakan
ada interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening. Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dapat diketahui adanya commit to user interaksi pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening, selanjutnya dilakukan analisis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
lanjut dengan menggunakan uji Tukey untuk mengetahui sejauhmana perbedaan interaksi masing-masing perlakuan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 5.4, dapat diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut: 1. Terdapat
perbedaan
mean
prestasi
belajar
listening
dengan
media
pembelajaran komputer multimedia antara siswa yang memiliki Motivasi belajar rendah dengan tinggi. 2. Tidak terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah antara siswa dengan media pembelajaran komputer multimedia dengan DVD. 3. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening antara siswa dengan media pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar rendah dengan siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar tinggi. 4. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening antara siswa dengan media pembelajaran komputer multimedia dan memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa dengan media pembelajaran DVD dan memiliki motivasi belajar rendah 5. Terdapat perbedaan mean prestasi belajar listening bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi antara siswa dengan media pembelajaran komputer multimedia dengan DVD 6. Terdapat
perbedaan
mean
prestasi
belajar
listening
dengan
media
pembelajaran DVD antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Secara rinci, pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis alternatif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengaruh Penggunaan Media Komputer Multimedia dan Media DVD terhadap Prestasi Belajar Listening Siswa. Media merupakan saluran komunikasi (Smaldino, Russell, Heinich, dan Molenda, 2005: 8). Media mampu membawa informasi antara sebuah sumber dengan penerima. Tujuan dari media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran. Dengan media maka jelas akan memudahkan penyampaian pembelajaran. Pembelajaran listening dalam bahasa Inggris sangat memerlukan media, paling tidak media pembelajaran audio. Dalam perkembangannya pembelajaran ini berkembang sangat pesat sehingga kehadiran media audiovisual semakin memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran listening. Menyimak atau listening adalah sebuah proses menerima, menghadiri, dan memberikan arti terhadap rangsangan lisan (Coakley dan Wolvin dalam Donaldson dan Haggastron, 2006: 68). Ada beberapa microskills dalam pembelajaran listening
yaitu pengenalan bunyi, pengenalan paraphrase,
responsive, dan dikte tertutup (Brown, 2004: 122). Kompetensi ini membutuhkan tidak hanya audio saja tetapi juga visual apalagi bila dikaitkan dengan tipe menyimak discrimotivasive listening yang harus membedakan rangsangan suara dan visual. Banyak jenis media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah media komputer multimedia dan media DVD. Media komputer multimedia adalah merupakan media pembelajaran yang berbasis commit tolain user komputer dan didukung oleh perangkat maupun jaringan lain sehingga unsur interaktifnya lebih terasa. Komputer multimedia dan software interaktif dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
digunakan dalam pembelajaran listening. Tidak hanya unsur audio saja yang didapat tetapi juga bantuan visual sehingga pembelajaran listening akan semakin bermakna sesuai konteksnya. Dengan media ini siswa dapat melatih kemampuan menyimaknya secara berulang-ulang dan secara interaktif bahkan dapat melatih pengucapan secara benar sesuai standar setelah meniyimak model yang ditampilkan oleh komputer multimedia. Media pembelajaran DVD adalah sistem penyimpanan dan rekaman video yang
signal audio-visualnya direkam pada disket plastik, ditayangkan
dengan bantuan alat yang disebut DVD Player atau komputer dan LCD. Kelebihan dari penggunaan media video/DVD ini adalah (1) dapat diputar ulang setelah rekaman, (2) tayangan dapat diperlambat, dipercepat ataupun dihentikan, (3) tidak memerlukan ruang gelap, (4) pengoperasian relatif mudah, (5) pita kaset atau kepingan CD dapat digunakan berulang–ulang, (6) penggandaannya dapat dilakukan dengan mudah. Pengggunaan media DVD dalam pembelajaran dapat diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan misalnya memilih bagian tertentu tayangan bisa ditekan pause, dan tayangan bisa diperlambat agar siswa lebih mencermati dan mungkin dipercepat apabila diperlukan. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa media pembelajaran komputer multimedia lebih efektif digunakan dalam pembelajaran listening dibandingkan dengan media pembelajaran DVD. Hal ini dapat dilihat dari ratarata prestasi belajar listening siswa jika digunakan media komputer multimedia adalah 22,281 dan jika digunakan media DVD adalah 19,438. Penggunaan media komputer multimedia dalam pembelajaran listening lebih efektif karena komputer multimedia bisa digunakan dengan lebih fleksibel dan interaktif. Fleksibel berarti commit to user bahwa siswa dapat memilih materi yang sesuai level, umur, ketertarikan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
tingkat kesulitan. Dengan DVD siswa hanya dapat mendengar dan melihat gambar/filmnya saja tanpa dapat terlibat secara interaktif dan menyesuaikan dirinya sesuai dengan ketertarikan dan tingkat kesulitannya.
2. Perbedaaan Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Listening. Motivasi menurut Maeher dan Meyer dalam Brophy (2004: 5) adalah bangunan teori yang dijelaskan untuk menjelaskan inisiasi, petunjuk, intensitas dan ketahanan dan kualitas sikap mengarah kepada pencapaian tujuan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan suka atau ketertarikan terhadap suatu bidang tertentu. Ketertarikan terhadap suatu bidang ini muncul karena adanya dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk lebih mengenal dan memahami suatu bidang tersebut lebih jauh. Seorang siswa yang termotivasi terhadap suatu mata pelajaran tertentu akan selalu berusaha untuk dapat mempelajari mata pelajaran tersebut secara sungguh sungguh. Motivasi belajar bahasa Inggris menurut Gardner dalam Dronyei (2001: 48) adalah kecenderungan positif untuk dapat berinteraksi dengan komunitas bahasa itu dan yang kedua adalah kecenderaungan positif untuk mendapatkan keuntungan praktis misalnya mendapatkan nilai yang baik ketika mengerjakan tes, mencari pekerjaan dan mendapatkan kesejahteraan. Demikian halnya dalam motivasi belajar listening, siswa mempunyai kecenderungan positif untuk dapat mengerjakan soal-soal listening. Motivasi siswa merupakan kecenderungan yang mendorong siswa untuk melakukan suatu aktifitas yang diinginkan tanpa ada yang menyuruh
dan
commit to user diperhatikan terus menerus dengan rasa senang. Siswa yang memiliki motivasi terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
terhadap subyek tersebut. Apabila obyek tersebut memberikan kesenangan, maka mereka cenderung untuk berhubungan lebih aktif dan memusatkan perhatian terhadap obyek tersebut. Dan apabila obyek tersebut dapat dicapai dengan sukses maka seseorang akan merasa puas dengan keberhasilannya Motivasi yang ada pada diri siswa dapat muncul karena adanya faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam karena adanya ketertarikan dan keingintahuan siswa siswa lebih jauh terhadap mata pelajaran tertentu dalam hal ini lebih mengarah pada kesadaran diri siswa untuk memahami dan mengetahui lebih jauh tentang meteri pelajaran yang disampaikan untuk dapat meningkatkan penguasaan kompetensi yang dapat dicapai. Faktor dari luar karena adanya rangsangan yang berasal dari luar siswa itu, misalnya dalam menyampaikan materi guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat menumbuhkan motivasi yang ada pada diri siswa, adanya berbagai penunjang dalam proses pembelajaran sehingga akan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar dan lain sebagainya. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka penguasaan kompetensi yang dicapai siswa akan cenderung baik dan tinggi. Demikian pula sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah maka penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran listening yang akan dicapai siswa akan relatif lebih rendah. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang. Proses belajar akan lancar jika disertai adanya motivasi. 3.
Interaksi Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Listening.
commit to user Kompetensi listening merupakan salah satu kompetensi dari empat
kompetensi dalam pembelajaran bahasa Inggris yang harus dimiliki oleh peserta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
didik agar prestasinya dalam pelajaran bahasa Inggris baik. Kompetensi listening sangat ditentukan oleh kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah media pembelajaran yang sesuai dan memadai dan motivasi belajar siswa. Guru harus mampu memilih media pembelajaran mana yang paling efektif dan mampu menempatkan siswa sebagai subyek didik untuk berfikir secara kritis dan analitis serta melatih untuk terampil menentukan dan memecahkan masalah. Dalam pembelajaran listening, akan lebih baik jika digunakan media komputer multimedia dibandingkan dengan media DVD. Hal tersebut karena dengan menggunakan media komputer multimedia, proses pembelajaran akan lebih interaktif. Keterlibatan siswa akan lebih nampak dan bahkan siswa dapat terlibat dalam kegiatan problem solving, dan juga media ini dapat membangkitkan motivasi siswa, melatih berfikir intelektual dan merangsang keingintahuan siswa, juga melatih siswa befikir kritis, mempertimbangkan hal-hal yang ada disekelilingnya serta berpartisipasi aktif dalam proses mendapatkan pengetahuan sehingga materi pembelajaran yang dipelajari akan lebih mudah diterima, diingat dan dipahami secara mendalam. Motivasi belajar akan timbul dengan digunakannya komputer multimedia karena multimedia adalah perpaduan antara teks, grafis, audio, video dan kegiatan interaktifnya (Smaldino, Russell, Heinich dan Molenda, 2005: 141). Jadi sangatlah lengkap dari apa yang terdapat dalam media pembelajaran komputer multimedia. Siswa belajar listening dengan didukung dengan unsur visual melalui monitor komputer. Unsur visual dalam pembelajaran listening diperlukan untuk memberikan konteks dan bantuan untuk memahami wacana commit to user atau pesan lisan yang dimaksudkan. Siswa tidak hanya tertarik tetapi juga akan termotivasi belajarnya sehingga prestasi belajar listening siswa akan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
E. Keterbatasan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun masih ada beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya adalah : 1.
Penelitian ini hanya berlaku pada siswa SMP Negeri di Sub Rayon 03 Baturetno Kabupaten Wonogiri yang menjadi populasi penelitian, sehingga hasil penelitian belum tentu dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.
2.
Hasil penelitian hanya berlaku pada mata pelajaran Bahasa Inggris listening, peneliti berasumsi jika penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran lain selain listening maka akan memberikan hasil yang berbeda.
3.
Instrumen penelitian disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dan bukanlah instrumen baku yang sudah teruji keabsahannya.
commit to user BAB V
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh kesimpulan: 1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan
media
pembelajaran
komputer
multimedia
dan
media
pembelajaran DVD terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri yang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 24,409 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa penggunaan komputer multimedia menghasilkan prestasi belajar yang berbeda dengan media pembelajaran DVD. 2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wongiri ditunjukkan dengan nilai F sebesar 10,260 dengan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Dengan tebuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. 3. Terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri ditunjukka dengan nilai F sebesar 8,280 dengan nilai signifikan sebesar 0,006 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan disertai dengan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa dapat meningkatkan prestasi belajar listening commit to user siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri. B. Implikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Adanya perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan komputer multimedia dan media pembelajaran DVD terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri mempunyai implikasi bahwa guru yang mengajar dengan menggunakan media pembelajaran komputer multimedia menghasilkan prestasi belajar listening yang berbeda dengan guru yang menggunakan media pembelajaran DVD. Terdapatnya perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri, mempunyai implikasi bahwa semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar siswa, maka semakin rendah prestasi belajar listening siswa. Siswa bermotivasi tinggi dalam pembelajaran listening akan mempunyai sifat-sifat positif yang mengarah pada prestasi belajar. Sifat ingin tahu, bertanggung jawab, rajin mengerjakan tugas listening, senang mendengarkan berita dan lagu-lagu berbahasa Inggris serta ingin berprestasi. Tingginya motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh penggunaan media pembelajaaran yang tepat akan berdampak baik pada peningkatan motivasi belajar siswa, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi belajar listening. Sebaliknya apabila siswa tidak tertarik dengan media pembelajaran-media pembelajaran yang digunakan oleh guru, bahkan tidak mempunyai motivasi yang cukup maka akan berdampak berkurangnya prestasi belajar listening siswa atau prestasi siswa tidak optimal. Interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar listening siswa SMP Negeri Kabupaten Wonogiri, commit to user memberikan implikasi bahwa penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar siswa merupakan variabel yang berpengaruh terhadap prestasi belajar listening siswa,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
sehingga untuk meningkatan prestasi belajar listening siswa, guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam penggunaan media pembelajaran dan selalu memberikan motivasi belajar kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan prosedural oleh guru dan didukung motivasi belajar siswa terbukti meningkatkan prestasi belajar listening. Guru bahasa Inggris diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Apabila guru tidak menggunakan media pembelajaran ini pada keterampilan listening dan siswa tidak termotivasi untuk belajar, kemungkinan prestasi belajar listening akan tidak optimal.
C. Saran Disarankan para guru bahasa Inggris di SMP Negeri Kabupaten Wonogiri untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan listening. Keterampilan ini merupakan keterampilan memahami bahasa lisan. Dengan dibantu visualisasi melalui komputer multimedia yang lebih menarik dan interaktif, maka guru
diharapkan mengenali teknologi ini dan mengaplikasikasikan dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Alangkah lebih baik jika suara atau komputer multimedia adalah penutur asli (native speaker). Dengan penutur asli ini siswa akan terbiasa mendengarkan ucapan-ucapan yang mendekati standar bahasa Inggris. Untuk lebih meningkatkan ketertarikan siswa terhadap kompetensi menyimak, guru dapat memadukan dengan metode-metode pembelajaran yang lain yang sesuai. Mendengarkan lagu adalah sesuatu yang menyenangkan. Guru dapat menggunakan lagu yang sesuai dengan situasi pembelajaran. Banyak media yang commit to user dapat mengembangkan beberapa kompetensi siswa secara bersamaan, misalnya kompetensi listening dengan speaking dan juga listening dengan writing. Siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
juga diajak untuk mendengarkan cerita atau berita dalam bahasa Inggris. Kegiatankegiatan ini perlu dilakukan agar pembelajaran semakin menarik dan tidak monoton, sehingga siswa akan merasa senang dan termotivasi. Dengan rasa senang dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi untuk kompetensi listening maka siswa dapat mencapai prestasi tertinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
commit to user