Program Kerja 2011 dan Peran Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri Dalam Mendukung Pengembangan Industri Prioritas
Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Jakarta, 28 Pebruari – 1 Maret 2011
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian 2011
OUTLINE 1
Profil Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)
2
Program Kerja Tahun 2011 yang mendukung pengembangan Industri Prioritas 3
Kebijakan Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Daya Saing Industri
1.
Profil Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) a
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
b
Organisasi BPKIMI
c
Balai Besar Industri
d
Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand)
e
Kompetensi Inti Balai Besar Industri
f
Fokus Baristand Industri
g
Jenis Pelayanan Teknis oleh Balai Besar dan Baristand Industri
1.a. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
BPKIMI (Pusat, Balai dan Baristand) Tugas Pokok dan Fungsi
1 2
3
Pengkajian Kebijakan Iklim Industri • Insentif Fiskal • Insentif Non-Fiskal • Ketentuan global di bidang lingkungan hidup Mutu Industri • Penelitian Teknologi • Standardisasi
Unsur penunjang bagi pengembangan industri yang dilakukan oleh 6 Direktorat Jenderal (Ditjen)
1
Pengembangan Industri • Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi • Ditjen Industri Basis Industri Manufaktur • Ditjen Industri Agro • Ditjen Industri Kecil Menengah
2
Pengembangan Perwilayahan Industri • Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
3
Pengembangan Kerjasama Internasional • Ditjen Kerjasama Industri Internasional
4
1.b. Organisasi BPKIMI
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
Sekretariat Badan
Pusat Standarisasi
Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri
Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
Balai Besar
Baristand Industri
Pusat Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual
5
1.c. Balai Besar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11.
Balai Besar Tekstil (BBT) - Bandung Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) - Bandung Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung Balai Besar Industri Agro (BBIA) -Bogor Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jakarta Balai Besar Keramik (BBK) -Bandung Balai Besar Teknologi Pecegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) - Semarang Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Bandung Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) - Yogyakarta Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) - Makassar
1.d. Baristand Industri 1.
Baristand Industri Aceh
2.
Baristand Industri Medan
3.
Baristand Industri Padang
4.
Baristand Industri Palembang
5.
Baristand Industri Lampung
6.
Baristand Industri Surabaya
7.
Baristand Industri Banjarbaru
8.
Baristand Industri Samarinda
9.
Baristand Industri Pontianak
10.
Baristand Industri Manado
11.
Baristand Industri Ambon
6
1.e. Kompetensi Inti Balai Besar Industri Balai Besar
Kompetensi Inti
1. Tekstil
Desain Struktur dan Permukaan Tekstil
2. Bahan dan Barang Teknik
Quality assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer
3. Logam dan Mesin
Desain proses dan produk engineering (fokus : peralatan energi dan tooling)
4. Industri Agro
Komponen aktif bahan alami komoditas agro
5. Kimia dan Kemasan
Fine Chemical & Degradable Packaging Design
6. Keramik
Material Engineering for Electric & Structural Ceramic
7. Pulp dan Kertas
Bioengineering untuk pulp dan kertas
8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri
9. Kulit, Karet dan Plastik
Desain bahan dan konstruksi sepatu
10.Kerajinan dan Batik
Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik
11.Industri Hasil Perkebunan
Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao 7
1.f.
Fokus Baristand Industri
Baristand
Fokus
1.
Aceh
Rempah dan Minyak Atsiri
2.
Medan
Mesin dan Peralatan Pabrik
3.
Padang
Makanan Tradisional
4.
Palembang
Karet Komponen Teknis
5.
Lampung
Tepung Industri Agro
6.
Surabaya
Mesin Listrik & Peralatan Listrik
7.
Banjarbaru
Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan Bambu
8.
Samarinda
Hasil Perikanan dan Perkebunan
9.
Pontianak
Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah
10. Manado
Teknologi pengolahan Palma
11. Ambon
Teknologi pengolahan Hasil Laut 8
1.g. Jenis Pelayanan Teknis oleh Balai Besar dan Baristand Industri Litbang Industri untuk meningkatkan nilai tambah dan mutu produk-produk industri Desain & Rancang Bangun Perekayasaan Industri Kesesuaian standar dan mutu produk Kalibrasi dan Testing
Penanggulangan pencemaran industri
Training/Diklat Teknis dan Technical Assistance 9
2.
Program Kerja Tahun 2011 yang mendukung pengembangan Industri Prioritas
No
Nama Program
Nama Kegiatan
Dukungan Kebijakan pada Industri Prioritas
A. Program Kebijakan Iklim 1
Rekomendasi Kebijakan Iklim Usaha Industri
•
Kajian Dampak Fasilitas Pemberian BM-DTP Terhadap Peningkatan Kinerja Industri Nasional
• • • •
•
Analisis Supply Chain Komoditi Kakao dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Komoditi Kakao
Industri pertumbuhan tinggi – elektronika dan telematika Industri barang modal – perkapalan dan alat berat Industri berbasis SDA – makanan dan minuman (susu) Industri padat karya – tekstil (karpet)
Industri berbasis SDA - kakao
2
Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri
Perencanaan Kebijakan Daya Saing Produk Industri Melalui Penetapan Tarif Bea Masuk Tahun 2012
Semua sektor industri prioritas
3
Kegiatan dan Kajian serta Monev Kebijakan Iklim Usaha Industri
•
Semua sektor industri prioritas
•
Kajian Dampak Kebijakan Trade Defence Terhadap Tingkat Daya Saing Produk Industri Kajian Dampak Liberalisasi Perdagangan Terhadap Sektor Industri dalam Menghadapi FTA
Semua sektor industri prioritas
11
No
Nama Program
Nama Kegiatan
Dukungan Kebijakan pada Industri Prioritas
B. Program Kebijakan Teknologi 4
Kajian Pendirian Pusat Inovasi
Studi Kelayakan Pendirian Pusat Promosi dan Inovasi Kerajinan dan Batik di Yogyakarta
IKM – Fashion & Kerajinan
5
Program DAPATI (Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri)
Percepatan Pemanfaatan Teknologi melalui Program DAPATI (Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri)
Seluruh IKM
6
Pilot Project, Pusat Inovasi dan Aplikasi Nano Teknologi ke Industri
Pusat Inovasi : 1. Pendirian Pusat Inovasi Kemasan di Jakarta 2. Pengembangan Pusat Inovasi Keramik Yogyakarta Pendirian Pilot Project: 1. Pilot Project Sistem Distribusi Cold Roll Box (CRB) Menggunakan PCMs untuk Mempertahankan Kesegaran Produk Makanan Berbasis Agro dan Hasil Perikanan 2. Pilot Project Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Master Batch Polimer Nanokomposit untuk Kemasan Makanan 3. Pilot Project Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Seram Bagian Barat Propinsi Maluku Aplikasi Nanoteknologi: 1. Aplikasi Nanocomposit Berbasis Titania (TIO2) Precipitated Calcium Carbonate (PCC) Untuk Limbah Industri Tekstil 2. Aplikasi Nanosilika pada Industri Ubin Keramik
IKM – Makanan IKM – Keramik Industri Berbasis SDA (Makanan dan Hasil Perikanan) Industri Berbasis SDA (Makanan) Industri Berbasis SDA – Rumput Laut Industri Padat Karya Tekstil Industri berbasis SDA/Mineral 12
No
Nama Program
Nama Kegiatan
Dukungan Kebijakan pada Industri Prioritas
C. Program Pengembangan Industri Hijau 7
Pengkajian Kebijakan dan Fasilitasi Industri di bidang Energi
1. 2.
3. 8
Pengkajian Kebijakan di bidang Industri Hijau
1. 2.
9
Pengkajian Kebijakan dan Fasilitasi Industri di bidang Lingkungan Hidup
1.
2. 3. 4.
Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di sektor industri Finalisasi Pedoman teknis Pengurangan Emisi CO2 di Industri Semen Pengembangan Diversifikasi Energi di sentra industri
Industri baja dan pulp kertas Industri semen
Penyusunan Dokumen Mekanisme Penilaian Industri Hijau Anugerah Green Industry Award
Semua industri
Fasilitasi Penerapan Rencana Aksi BPO, Kebijakan Environmental Pollution Control Manager (EPCM) dan Kebijakan Lingkungan lainnya Fasilitasi dan evaluasi regulasi lingkungan hidup Fasilitas pembangunan re-use air limbah industri kulit BBTIK Magetan Penyusunan Pedoman Teknis Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di sektor industri Pulp Kertas dan Tekstil
Semua industri
Industri makanan
Semua industri
Semua industri Industri kulit Pulp kertas dan tekstil
13
No
Nama Program
Nama Kegiatan
Dukungan Kebijakan pada Industri Prioritas
D. Program Kebijakan Standardisasi 10
11
Pengembangan SNI
Regulasi teknis berbasis SNI
1.
Perumusan RSNI (Data Per 8 Februari 2011, belum semua PT/SPT memberikan data PNPS 2011)
2.
Peninjauan SNI
1.
Penyusunan Roadmap Pemberlakuan SNI Secara Wajib Koordinasi Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI Secara Wajib Koordinasi Penyiapan Infrastruktur Mutu (Data Per 8 Februari 2011)
2.
3.
1.
Industri Padat Karya • Tekstil (11 SNI Wajib) • Kulit, Produk Kulit dan Alas Kaki (9 SNI Wajib) 2. IKM • Rumah tangga,Hiburan dan Olah Raga (2 SNI Wajib) 3. Industri Berbasis SDA • Karet (10 SNI Wajib) • Makanan dan Minuman (4 SNI Wajib) 4. Industri Pertumbuhan Tinggi • Otomotif (4 SNI Wajib) • Elektronika dan Telematika (10 SNI) • Industri Petrokimia (3 SNI Wajib) Keenam Kelompok Industri Prioritas (23 jenis industri) Keenam Kelompok Industri Prioritas (23 jenis industri)
1. 2.
3.
IKM • Kerajinan (4 SNI Wajib) Industri berbasis SDA • Karet (1 SNI Wajib) • Baja dan Aluminium Hulu (14 SNI Wajib) Industri Pertumbuhan Tinggi • Otomotif (2 SNI Wajib) • Elektronika dan Telematika (5 SNI Wajib) 14
3.
Kebijakan Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Daya Saing Industri
a
Fiskal
c
Standardisasi
1). BMDTP (Bea Masuk Ditanggung Pemerintah) 2). Peraturan Pemerintah No. 62 Th. 2008 (PP No. 62/2008) 3). PPN-DTP 4). Bea Keluar
b
Non-Fiskal 1). SAFEGUARD (Bea Masuk Tindakan Pengamanan /BMTP) 2). BMAD (Bea Masuk Antidumping)
1). Ketersediaan SNI untuk Mendukung 6 Sektor Industri Prioritas 2). Regulasi Teknis yang mendukung 6 Sektor Industri Prioritas 3). LPK yang Mendukung 6 Sektor Industri Prioritas
d
e Teknologi
Industri Hijau
1). Litbang Balai Besar/Baristand Industri yang mendukung 6 sektor industri prioritas a) Industri Padat Karya b) IKM c) Industri Barang Modal d) Industri Berbasis SDA (Karet, CPO, Kakao, Pulp dan Kertas) e) Industri Pertumbuhan Tinggi
1) Program Pembangunan Industri Hijau 2) Program Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 3) Program Konservasi Energi 4) Produksi Bersih 5) Penggunaan Bahan Baku dan Mesin Ramah Lingkungan
3.a. Fiskal
1). BMDTP (Bea Masuk Ditanggung Pemerintah)
Tujuan BMDTP Kriteria Barang dan Bahan
yang mendapatkan BMDTP
Persyaratan untuk mendapatkan BMDTP
• • • •
Meningkatkan daya saing industri Memperdalam struktur industri nasional Menciptakan iklim usaha yang kondusif Mengurangi beban/cost bea masuk untuk bahan baku/bahan penolong /komponen yang diperlukan bagi industri
• Belum diproduksi di dalam negeri • Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan • Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri • Memenuhi penyediaan barang dan/atau jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsi masyarakat luas, dan/atau melindungi kepentingan konsumen (Bobot: 40%) • Meningkatkan daya saing (Bobot: 30%) • Meningkatkan penyerapan tenaga kerja (Bobot: 20%) • Meningkatkan pendapatan negara (Bobot: 10%) 16
Sektor Industri Yang Mendapatkan Fasilitas BM-DTP di Bawah Binaan Kemenperin NO.
SEKTOR
BM-DTP 2008 (Rp)
BM-DTP 2009 (Rp)
BM-DTP 2010 (Rp)
BM-DTP 2011 (Rp)
Ditjen IUBTT 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Industri Alat Berat Industri PLTU Industri Komponen Kendaraan Bermotor Industri Elektronika Industri Peralatan Telekomunikasi Industri Kabel Serat Optik Industri Perkapalan Industri Toner Industri Kereta
160,000,000,000 927,000,000
106,000,000,000 14,000,000,000
210,000,000,000 5,000,000,000
229,870,000,000 -
300,000,000,000 28,000,000,000 103,000,000,000
795,200,000,000 215,400,000,000 50,000,000,000 151,000,000,000
523,930,000,000 150,000,000,000 38,771,000,000 26,154,000,000 30,410,000,000 448,000,000** -
424,545,000,000 50,000,000,000 25,800,000,000 21,400,000,000 80,170,000,000 1,350,000,000 24,770,000,000
-
-
Ditjen BIM 10 11 12 13 14 15 16 17
Industri Methyltin Mercaptide Industri Sorbitol Industri Kemasan & Karung Plastik Industri Karpet Industri HRC < 2 mm Ballpoint Industri Kawat Ban (Steel Cord) Industri Resin
470,000,000 70,000,000,000 -
900,000,000 700,000,000 32,040,000,000* 9,600,000,000* 3,200,000,000 5,600,000,000* -
1,294,000,000 150,500,000,000 36,224,000,000 13,420,000,000 17,250,000,000 -
3,520,000,000 16,940,000,000*** 30,936,000,000
107,000,000,000 769,397,000,000
1,383,640,000,000
1,203,401,000,000
1,309,605,000,000
1,542,000,000 197,069,000,000 36,224,000,000
Ditjen IA 18
Industri Susu JUMLAH
REALISASI (%)
3.26%
*) PMK baru diterbitkan 18 November 2009 **) PMK baru diterbitkan 24 November 2010 ***) Batal diusulkan karena tarif bea masuk sudah 0% pada PMK 241/2010 PMK BMDTP 2011 belum diterbitkan
11,78%
26,79%
17
2). Peraturan Pemerintah No. 62 Th. 2008 (PP No. 62/2008) tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal dibidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah – daerah tertentu)
Tujuan PP No.62/2008
• Untuk meningkatkan kegiatan investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi, serta untuk pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan bagi bidang usaha dan/atau daerah tertentu
Pemberian Fasilitas Fiskal Dalam Rangka Penanaman Modal (PP No.62 Tahun 2008) • Pengurangan penghasilan net sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah Penanaman Modal, dibebankan selama 6 (enam) tahun masing- masing sebesar 5% (lima persen) per tahun • Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat • Pengenaan Pajak Penghasilan atas deviden yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri sebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku • Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun 18
Usulan Revisi Lampiran PP No. 62 Tahun 2008 ( Per Tanggal 4 Februari 2011*)
Lampiran I
Lampiran II
(Bidang Usaha Tertentu)
(Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu)
• Sebanyak 38 bidang usaha tertentu diusulkan untuk mendapatkan insentif
• Sebanyak 32 bidang usaha tertentu di daerah tertentu diusulkan untuk mendapatkan insentif
*) Revisi PP belum diterbitkan 19
Usulan Revisi Lampiran I PP 62/2008 (Bidang Usaha Tertentu) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
BIDANG USAHA
NO
INDUSTRI MAKANAN Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula Industri Makanan Bayi INDUSTRI TEKSTIL Industri Yang Menghasilkan Kain Keperluan Industri INDUSTRI BAHAN KIMIA DAN BARANG DARI BAHAN KIMIA Industri Kimia Dasar Anorganik Lainnya Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber Dari Hasil Pertanian
21
Industri Kimia Dasar Organik untuk Bahan Baku Zat Warna dan Pigmen Industri Kimia Dasar Organik yang bersumber dari Minyak Bumi, Gas Alam dan Batubara Industri Kimia dasar Organik yang menghasilkan bahan kimia khusus Industri Kimia Dasar Organik Lainnya Industri Damar Buatan (Resin Sintetis) dan Bahan Baku Plastik Industri Karet Buatan Industri Bahan Kosmetik dan Kosmetik, termasuk Pasta Gigi Industri Serat Stapel Buatan INDUSTRI FARMASI, PRODUK OBAT KIMIA DAN OBAT TRADISIONAL Industri Bahan Farmasi INDUSTRI KARET, BARANG DARI KARET DAN PLASTIK Industri ban luar dan ban dalam Industri Vulkanisir Ban INDUSTRI LOGAM DASAR Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making) Industri Penggilingan Baja (Steel Rolling) Industri Ekstrusi Bukan Logam Besi Industri Pipa dan Sambungan Pipa dari Logam Bukan Besi dan Baja
BIDANG USAHA INDUSTRI BARANG LOGAM, BUKAN MESIN DAN PERALATANNYA Industri Barang dari Kawat
22
INDUSTRI KOMPUTER, BARANG ELEKTRONIK DAN OPTIK Industri Semi Konduktor dan Komponen Elektronik Lainnya
23
Industri Peralatan Komunikasi Lainnya
24
Industri Televisi dan/atau Perakitan Televisi
25
Industri Alat Ukur dan Alat Uji Elektronik
26
INDUSTRI PERALATAN LISTRIK Industri Peralatan Listrik
27
Industri Batu baterai Kering
28
Industri Lampu Tabung Gas (Lampu Pembuang Listrik)
29
Industri Peralatan Listrik Rumah Tangga
30
INDUSTRI MESIN DAN PERLENGKAPAN YTDL Industri Mesin Fotocopi
31
Industri Mesin Pendingin
32
Industri Mesin dan Perkakas Pengerjaan logam
33
Industri Mesin Penambangan, Penggalian dan Konstruksi
34
Industri Mesin Tekstil
35
INDUSTRI ALAT ANGKUTAN LAINNYA Industri Kapal dan Perahu
36
Industri Peralatan, Perlengkapan dan Bagian Kapal
37
INDUSTRI PENGOLAHAN LAINNYA Industri Peralatan Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Perlengkapan Orthopaedic dan Prosthetic
38
JASA REPARASI DAN PEMASANGAN MESIN DAN PERALATAN Jasa Reparasi Kapal, Perahu dan bangunan Terapung
20
Usulan Revisi Lampiran II PP 62/2008 (Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu) NO
BIDANG USAHA
INDUSTRI MAKANAN 1 Industri pengolahan dan pengawetan lainnya untuk biota air lainnya
DAERAH/ PROVINSI
Aceh, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Banten 2 Industri pengolahan dan pengawetan buah- Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Riau dan buahan dan sayuran dalam kaleng Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Timur 3 Industri pengolahan sari buah dan sayuran Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Riau, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Barat 4 Industri margarine Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa 5 Industri minyak goreng kelapa sawit Aceh dan Seluruh Propinsi di luar Pulau Jawa dan Sumatera 6 Industri minyak makan dan lemak nabati Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa dan hewani lainnya 7 Industri kakao Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Lampung, Aceh, Papua dan Papua Barat, Bali, Sumatera Barat, Bengkulu, Kaltim, Nusa Tenggara Timur 8 Industri pengolahan kopi dan teh Aceh, Sulawesi Utara, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat, Sulawesi Barat INDUSTRI TEKSTIL 9 Industri karpet dan permadani Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. 10 Industri non woven (bukan tenunan) Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS KAKI 11 Industri alas kaki Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur 12 Industri sepatu olah raga Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur 13 Industri sepatu teknik lapangan / keperluan Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa industri Tenggara Timur
NO
BIDANG USAHA
DAERAH/ PROVINSI
INDUSTRI KERTAS DAN BARANG KERTAS 14 Industri bubur kertas (pulp) Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa 15 Industri kertas budaya Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa 16 Industri kertas berharga Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa 17 Industri kertas khusus Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa 18 Industri kertas dan papan kertas Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa bergelombang 19 Industri kertas tisue Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa INDUSTRI BAHAN KIMIA DAN BARANG DARI BAHAN KIMIA 20 Industri kimia dasar anorganik khlor dan Nusa Tenggara Timur alkali 21 Industri kimia dasar organik yang Sumatera Utara, Riau, Jambi, Lampung, Bengkulu, bersumber dari hasil pertanian Kaimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, Papua dan Papua Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan 22 Industri bahan peledak Jawa Barat INDUSTRI KARET, BARANG DARI KARET DAN PLASTIK 23 Industri barang dari plastik untuk Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa pengemasan INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN LOGAM 24 Industri semen Luar Jawa kecuali Tuban dan Pandeglang INDUSTRI LOGAM DASAR 25 Industri besi dan baja dasar (iron and steel Seluruh Provinsi Kecuali Pulau Jawa making) 26 Industri pipa dan sambungan pipa dari besi Seluruh Provinsi Kecuali Pulau Jawa dan baja 27 Industri pembuatan logam dasar mulia Seluruh Provinsi Kecuali Pulau Jawa 28 Industri pembuatan logam dasar bukan besi Seluruh Provinsi Kecuali Pulau Jawa 29 Industri penggilingan logam bukan besi Seluruh Provinsi Kecuali Pulau Jawa INDUSTRI ALAT ANGKUTAN LAINNYA 30 Industri kapal dan perahu Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur JASA REPARASI DAN PEMASANGAN MESIN DAN PERALATAN 31 Jasa reparasi kapal, perahu dan bangunan Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, terapung Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur PENGELOLAAN LIMBAH 32 Pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya
Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa
21
3). PPN-DTP (Pajak Pertambahan Nilai - Ditanggung Pemerintah) Insentif berupa PPN-DTP untuk Sektor Industri
2009
Minyak Goreng Panas Bumi Bahan Bakar Nabati (BBN)
2010
Minyak Goreng
2011
Minyak Goreng Sektor yang mengusahakan bidang mitigasi iklim
22
4). Bea Keluar PMK No. 67/PMK.011/2010 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar
Tujuan Penetapan Bea Keluar • Sesuai UU No. 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan, Pasal 2A ayat (2) menyatakan bahwa : Bea keluar dikenakan terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk: • Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri • Melindungi kelestarian sumber daya alam • Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional • Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri
Komoditi yang Dikenakan Bea Keluar
Kulit Kayu Buah dan Kernel Kelapa Sawit
CPO dan produk turunannya Biji Kakao Rotan 23
3.b. Non-Fiskal
1). SAFEGUARD (Bea Masuk Tindakan Pengamanan/BMTP)
Keppres No 84 Tahun 2002 Tentang Tindakan Pengamanan Industri Dalam Negeri Dari Akibat Lonjakan Impor
Safeguard
• Tindakan pengamanan yang diambil oleh pemerintah untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan impor barang sejenis atau barang yang secara langsung merupakan saingan industri dalam negeri
Tujuan
• Agar industri dalam negeri dapat melakukan penyesuaian struktural
Kasus yang telah dikenakan Safeguard
• • • •
Produk keramik tableware Produk dextrose monohydrate Produk paku Dan produk lainnya yang masih dalam proses 24
2). BMAD (Bea Masuk Antidumping) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996 Tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan
Ketentuan Umum BMAD
• Bea Masuk Antidumping dikenakan terhadap barang dumping yang menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri • Besarnya Bea Masuk Antidumping adalah setinggi-tingginya sama dengan margin dumping yaitu selisih antara nilai normal dengan harga ekspor dari barang dumping • Nilai normal adalah harga yang sebenarnya dibayar atau akan dibayar untuk barang sejenis di pasar domestik negara pengekspor untuk tujuan konsumsi
25
Komoditi Yang Dikenakan BMAD Produk yang dikenakan BMAD pada periode 2007 – 2010 Produk
Produsen/Negara
Produk HRC/P (lembaran baja panas gulung)
RRT, India, Rusia, Taiwan, Thailand
Produk Bi-Axially Oriented Polypropylene Film (jenis lembaran plastik)
Thailand
Produk HRC (lembaran baja panas gulung)
Republik Korea, Malaysia
Polyester Staple Fiber (serat benang)
RRT, India, Taiwan
H & I Section (jenis baja)
RRT
Alumunium Mealdish (piring makanan dari alumunium)
Malaysia
Uncoated Writing & Printing Paper (kertas cetak tak berlapis)
Finlandia, Republik Korea, India, Malaysia 26
26
3.c. Standarisasi 1). Ketersediaan SNI untuk Mendukung 6 Sektor Industri Prioritas Kelompok Industri 1. Industri Padat Karya
2. IKM
Jenis Industri
Jumlah SNI
Tekstil
266
Alas Kaki
47
Kulit
90
Furniture
30
Fesyen
2
Kerajinan
4
Keramik
181
Minyak Atsiri 3. Industri Barang Modal Permesinan Galangan Kapal
2 620 73 27
1). Ketersediaan SNI untuk Mendukung 6 Sektor Industri Prioritas Kelompok Industri 4. Industri Berbasis SDA
Jenis Industri CPO
4
Kakao
10
Karet
50
Baja & Alumunium Hulu
190
Rumput Laut
5. Industri Pertumbuhan Tinggi
6. Industri Prioritas Khusus
Jumlah SNI
2
Makanan dan Minuman
440
Pulp dan Kertas
147
Otomotif
199
Elektronika dan Telematika
159
Industri Gula
11
Industri Pupuk
27
Industri Petrokimia
108
Catatan: • Jumlah SNI seluruhnya 3969 (Data Per 21 Februari 2011)
28
2). Regulasi Teknis yang Mendukung 6 Sektor Industri Prioritas Kelompok Industri
Jenis Industri
Jumlah SNI Wajib
1. Industri Padat Karya
Alas Kaki
3
2. Industri Barang Modal
Permesinan
3
3. Industri Berbasis SDA
Kakao
1
Karet
6
Baja & Alumunium Hulu
9
Makanan dan Minuman
2
4. Industri Pertumbuhan Tinggi
Otomotif
3
Elektronika dan Telematika
7
5. Industri Prioritas Khusus
Industri Gula
1
Industri Pupuk
7
Industri Petrokimia
11
JUMLAH Catatan: • SNI wajib seluruhnya berjumlah 63 SNI • Data Per 8 Februari 2011
53 29
3). LPK yang Mendukung 6 Sektor Industri Prioritas Kelompok Industri
Jenis Industri
Jumlah LPK (LSPro/L.Uji)
1. Industri Padat Karya
Alas Kaki
3/2
2. Industri Barang Modal
Permesinan
5/4
3. Industri Berbasis SDA
Kakao
4/4
Karet
8/9
Baja & Alumunium Hulu
9/6
Makanan dan Minuman
13 / 10
5. Industri Pertumbuhan Tinggi
Otomotif
4/1
Elektronika dan Telematika
6/5
6. Industri Prioritas Khusus
Industri Gula
4/4
Industri Pupuk
11 / 14
Industri Petrokimia
10 / 9
Catatan: Data Per 8 Februari 2011 Penunjukkan LPK sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 109/M-IND/PER/10/2010
30
3.d. Teknologi 1). Litbang Balai Besar/Baristand Industri yang mendukung 6 fokus Industri Prioritas
a). Industri Padat Karya No
Nama Balai
1.
Balai Besar Tekstil
2.
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
3.
Balai Besar Kerajinan dan Batik
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan / Alat yang dihasilkan - Standardisasi proses pemintalan (reeling) untuk sutera - Penelitian serat nanas sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil otomotif - Pembuatan Rompi Anti Peluru dari Komposit Serat Rami - Pemanfaatan Biji Asam (Tamarindus Indica) Sebagai Pengental Tekstil - Teknologi penyamakan kulit Ikan Nila - Teknologi Finisihing Kulit - Teknologi penyamakan kulit ikan pari - Teknologi Pembuatan Pola Sepatu - Teknologi Pembuatan Komponen Karet Sol Ringan untuk TNI - Alat Press sol Peningkatan Mutu Bahan Baku dan Produk pada Bambu dan Kayu
31
b). IKM No 1.
Nama Balai Balai Besar Keramik
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan /Alat yang dihasilkan Alat Uji Deformasi Ubin Keramik Alat Uji Kekerasan Lempung
2.
3. 4.
Balai Besar Kerajinan dan Batik
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan Industri Terkait Pembuatan Nano Komposit Keramik Berbais Nano alumina dan Nano Silika untuk Keramik Struktural Pengembangan Teknologi Kerajinan Anyam Akar-Akaran
Pengembangan Desain Triktik Jumputan sebagai pelengkap Busana Balai Besar Industri Agro Alat Penyuling Atsiri dan Boiler, Alat Pirolisasi Bambu, Pengolahan VCO dengan teknologi IMC Baristand Manado Penyulingan Minyak Atsiri Daging Buah Pala 32
c). Industri Barang Modal No
Nama Balai
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan /Alat yang dihasilkan 1. Balai Besar Logam dan Mesin Pembuatan Rotary Packer Pembuatan Alat Pengering Serbaguna Pembuatan Mesin Diesel Kap.500 Cc 2. Balai Besar Tekstil Alat Pintal : -Mesin Blowing -Mesin Carding -Mesin Roving -Mesin Drawing Alat Tenun : -TFO - Sulzer - Mesin Tenun Dobby - Mesin Tenun Rapier -Alat Rajut : - Mesin Rajut Bundar - Mesin Rajut Datar 33
d). Industri Berbasis SDA - KARET No
Nama Balai
1.
Baristand Palembang
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan • Barang Jadi Komponen Kendaraan Bermotor (Karet Pirodo kendaraan roda dua, handle grid, foot step, karet penahan getaran knalpot pada kendaraan roda empat, karpet karet, karet penahan benturan untuk kendaraan roda empat), Souvenir karet, Sarung tangan karet, dan Balon karet • Minyak Biji Karet Epoksi sebagai Bahan Pelunak untuk Pembuatan Seal Radiator
2.
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) - Yogyakarta
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Reinforcing Filler untuk Sol Karet Sepatu Olah raga dan Ban Kendaraan Bermotor
3.
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) - Bandung
Modifikasi Karet Alam Menjadi Bahan Elastomer Termoplastik 34
e). Industri Berbasis SDA - CPO No
1. 2.
Nama Balai
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan /Alat yang dihasilkan
Balai Besar Kimia dan Kemasan Mesin Pengolah TBS-CPO, di Aceh dan di Bengkulu Baristand Samarinda • Pengolahan CPO menjadi mono-gliserol (Emulsifier) sebagai Produk Hilir • Pengembangan CPO untuk Produk Pelumas Padat Ramah Lingkungan • Optimalisasi Kondisi Proses Pembuatan Biodiesel dari CPO secara Enzimatis
f). Industri Berbasis SDA – KAKAO No
Nama Balai
1.
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
2.
Balai Besar Industri Agro
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan /Alat yang dihasilkan - Pembuatan Handbody Lotion dari Lemak Kakao - Pemanfaatan Pulp Kakao sebagai Bioetanol - Pembuatan Partikel Pembawa Obat Solid Lipid Nanopartikel (SLN) dari Lemak Kakao Pengolahan Kakao : - Alat Penggiling Biji Coklat, - Alat pengepres hidraulik Bubuk Coklat, - Mesin Penyangrai Bubuk Coklat
35
g). Industri Berbasis SDA – PULP DAN KERTAS No 1.
Nama Balai Balai Besar Pulp dan Kertas
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan /Alat yang dihasilkan - Teknologi Ramah Lingkungan untuk Coating Kitchen dalam Proses Pembuatan Kertas Salut (Coated Paper) - Teknologi Ramah Lingkungan pada Proses Pemutihan Pulp Menggunakan Enzim dan Bahan Lainnya - Pembuatan Pulp Mekanis Mixed Tropical Hardwood (MTH) dengan Pre-Treatment Enzym dan Non Enzym
h). Industri Pertumbuhan Tinggi No
Nama Balai
1.
Balai Besar Logam dan Mesin
2
Baristand Palembang
Contoh Penelitian yang sudah dilakukan /Alat yang dihasilkan - Pembuatan dan supervisi alat untuk komponen otomotif (matras progressive dyes untuk pembuatan ring komponen otomotif) - Pembuatan dan supervisi mould untuk komponen plastik otomotif. - Melengkapi beberapa alat uji otomotif yang sudah ada, antara lain : alat uji kopling, alat uji emisi, alat uji ball joint Pembuatan Packing Cup Radiator Kendaraan Bermotor dengan Formulasi SBR dan NR 36
3.e. Industri Hijau 1). Program Pembangunan Industri Hijau Pembangunan Industri Hijau
Program Pencegahan Pencemaran
Program Pengendalian Pencemaran
Jika masih ada limbah
• Efisiensi Bahan Baku & Bahan Penolong
• Pemenuhan BML • Produksi Bersih • Teknologi ramah
Program
Reuse, Recycling, Recovery (3R)
Jika masih ada limbah
• Pengolahan Limbah • Pembuatan IPAL • Manajer Lingkungan
Jika tidak bisa diolah
Landfil dipusat pengolahan B3
Pemanfaatan Limbah Untuk Bahan Baku
Program Konservasi Energi Upaya-upaya yang harus dilakukan
• Effisiensi Ennergi • Diversifikasi • Pengembangan Energi Alternatif
ramah
37
2). Program Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
APPENAS
Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15 Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020
26% Upaya sendiri
26%
41% 15%
RAN-GRK/ RAD-GRK
Upaya sendiri dan Dukungan internasional
38
Total emisi GRK di Indonesia dari semua sektor posisi pada tahun 2000 sebesar : 1,415,988 Gg CO2e Kontribusi GRK terdiri dari: 1. Kehutanan dan lahan gambut 58% 2. Energy 24% 3. Limbah 11% 4. Industry 2% 5. Pertanian 5% Kontributor Emisi GRK Sektor Industri 1. Semen 2. Logam dan Baja 3. Tekstil 4. Pulp dan Kertas 5. Petrokimia 6. Pupuk 7. Glass dan Keramik 8. Makanan dan minuman
Peat land
Sumber : SECOND NATIONAL COMMUNICATION-SNC
39
3). Program Konservasi Energi
Phase I
• Penerapan konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di Sektor Industri
Phase II
• Promosikan konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di Sektor Industri
Phase III
• Implementasi Energy Services Company (ESCO) di Sektor Industri
Phase IV
• Implementasi Eco-Labeling dan Carbon Foot print di Sektor Industri 40
4). Produksi Bersih
1
Penyusunan pedoman teknis produksi bersih untuk 8 komoditi industri
• • • • • • • •
3
Kayu lapis Cat Kosmetik Pengalengan ikan Electroplating Pengecatan furniture Tekstil Makanan (mini jelly)
2
Bantuan teknis kepada 12 komoditi industri • Kayu lapis • Cat • Kosmetik • Pengalengan ikan • Electroplating • Pengecatan furniture • Tekstil • Makanan (mini jelly) • Pulp dan kertas • Baterai • Penyamakan kulit • Flexible packaging
Peningkatan kapasitas SDM • Melakukan TOT dan pelatihan teknik produksi bersih • Menyelenggarakan berbagai workshop dan seminar produksi bersih
41
5). Penggunaan Bahan Baku dan Mesin Ramah Lingkungan
Mengganti bahan yang merusak lingkungan seperti BPO dan POPs dengan bahan baku ramah lingkungan
Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 tahun 2007 tentang Larangan memproduksi Bahan Perusak Lapisan Ozon serta memproduksi Barang yang menggunakan Bahan Perusak lapisan Ozon 42
5) Penggunaan Bahan Baku dan Mesin Ramah Lingkungan Peremajaan Mesin pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil ± 628 perusahaan (2007-2010)
Peningkatan • Penghematan energi (6-18%) • Produktivitas (1728%) • Tenaga Kerja 42.000 orang
Gula
(± 37 perusahaan)
Peningkatan • Kapasitas Produksi (1.52%) • Efektivitas Giling (1.2%) • Efisiensi Energi Uap (0.9%)
Alas Kaki ± 45perusahaan
IKM Sandang
(2008-2010)
Peningkatan • Efisiensi Energi (51.5%) • Kapasitas Produksi (30.66%) • Produktivitas (5.46%) • Tenaga Kerja (23.9%)
43
TERIMA KASIH
44