PROFIL PEDAGANG JAMU TRADISIONAL DI DESA SINGASARI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA Sri Mulyani (
[email protected]) Siti Fadjarajani (
[email protected]) Progam Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
ABSTRACT Many traditional herbal traders who migrated from the outside to the Tasikmalaya region by bringing the characters typical of its culture. Main issues covered are: How to Profile and Influence of the presence of the Merchants of Traditional Herbal Medicine of the Society in the Village District Singasari Singaparna Tasikmalaya regency. The purpose of this study was to determine the profile and influence of the presence of traditional herbal traders against the Village District Singasari Singaparna Tasikmalaya regency. The conclusions of this study are the traditional herbal traders located in the Village District Singasari Singaparna overall they came from Solo, Solo, Central Java. Beginning of their existence in the village Singasari basically there who follow his relatives who have been living in the village, those who deliberately seek to improve the lives of their jobs to be more prosperous than they were when the conditions are in the region of origin Keywords :Profile Seller, Herbal Medicine
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Singasari merupakan desa yang memiliki banyak masyarakat pendatang terutama berasal dari daerah Wonogiri, Solo, Jawa Tengah. Menurut Sayogyo (1983:176) Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang cepat serta dengan persebaran yang kurang serasi dan seimbang diantara pulau-pulau di Indonesia masih merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam upaya pemerataan dan pengembangan pembangunan serta peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan topografi daerah Wonogiri yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat kondisi sumberdaya alam juga saling
1
berbeda. Di Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantau, salah satunya para pedagang jamu tradisional yang berada di Desa Singasari Kecamatan
Singaparna
Kabupaten
Tasikmalaya.
(tersedia:
http://www.wonogirikab.go.id/home.php?mode=content&id=206). Didalam hal ini pedagang jamu yang melakukan mobilitas tidak lepas dari karakter karakter khas yang di bawanya dari daerah asal yang berupa kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Dengan tidak terlepas dari 7 unsur kebudayaan berupa bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian
hidup,
sistem
religi,
dan
kesenian
menurut
Kluckhohn
(Koentjaraningrat, 2009:165). Tiap-tiap unsur kebudayaan yang bersifat universal sudah tentu juga menjelma dalam wujud kebudayaan yang terurai diatas, yaitu wujudnya berupa sistem budaya, sistem sosial, dan berupa unsur-unsur kebudayaan fisik. Dengan demikian sistem ekonomi misalnya wujud sebagai konsep, rencana, kebijaksanaan, adat istiadat yang berhubungan dengan ekonomi, juga mempunyai wujud yang berupa tindakan dan interaksi berpola antara produsen, tengkulak dan pedagang, ahli transportasi, pengecer dengan konsumen, dan selain itu dalam sistem ekonomi terdapat juga unsur yang berupa peralatan, komoditi dan sebagainya. Dari keseluruhan fenomena hidup masyarakat Indonesia di bidang pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM), penduduk perempuan sudah berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Perempuan yang bekerja membantu suaminya ingin mewujudkan harapan hidup yang lebih layak dan sejahtera tanpa adanya perbedaan gender yang mengharuskan perempuan hanya berdiam diri di rumah tanpa ada keinginan untuk bergerak menggapai keinginannya. Dengan demikian penulis tertarik dan merasa perlu untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul: “ Profil Pedagang Jamu Tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya”.
2
2. METODE PENELITIAN Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pemilihan metode deskriftip kualitatif ini didasarkan bahwa penulis mencoba memberikan gambaran yang lebih jelas tentang profil pedagang jamu tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan metode ini, pengkajian yang digunakan dipusatkan pada persoalan yang terjadi pada saat sekarang dan aktual. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian meliputi : 1) Observasi lapangan, 2) Wawancara, 3) Studi Dokumentasi, 4) Studi Literatur.
3. PEMBAHASAN 3.1 Profil Pedagang Jamu Tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Profil menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah grafik atau ikhtisar yg memberikan fakta tentang hal-hal khusus bisa diartikan juga sebagai gambaran atau garis sisi wajah, atau sosok kehidupan. Profil ini mencakup segala asfek kehidupan para pedagang jamu yang khas dengan karakteristik yang di milikinya mulai dari kebudayaan yang dapat
diuraikan berdasarkan usia,
pendidikan dan lamanya berjualan. Berikut adalah profil kehidupan serta identitas dan riwayat hidup sekilas para informan pedagang jamu tradisional di Desa Singasari yang telah diteliti, dapat diketahui karakteristik informan pedagang jamu tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan umur, lama tinggal dan lain sebagainya bisa dilihat pada tabulasi data pada tabel 1 berikut.
3
Tabel 1 Tabulasi Data Identitas dan Riwayat Hidup Tiga Informan No
Uraian
1
Daerah Asal
2
Usia
3
Pendidikan Terakhir Jumlah saudara kandung Jum lah saudara yang melakukan mobilitas Status Marital Jumlah anak Pendidikan anak
4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16
Informan (Kamiyem) Wonogiri, Solo 59
Informan (Parti) Wonoogiri, Solo 63
Informan (Meni)
SD
SD
SMP
5
2
3
1
-
1
Menikah 6 Semuanya SD Bertani di sawah sendiri Merantau bersama temantemannya 33 tahun
Menikah 1 Belum Sekolah
Menikah 4 Semuanya SD Mata pencaharian Buruh di daerah asal pabrik jamu Alasan berdagang Mengikuti jamu tradisional jejak ibu dan kakaknya Lama berdagang 34 tahun jamu tradisional Kepemilikan rumah Rumah kontrakan Keadaan rumah Sederhana Saran hiburan Televisi keluarga Alasan Ingin meninggalkan berdagang daerah asal jamu Status mobilitas Non penduduk permanen
Wonogiri, Solo 24
Tidak bekerja Mengikuti jejak ibu dan kakaknya
7 tahun
Rumah kontrakan Sederhana -
Rumah kontrakan
Ingin berdagang jamu Non Permanen
Ingin mencari pengalaman
Sederhana Televisi
Non Permanen
Ketiga profil informan pedagang jamu tradisional secara keseluruhan mereka berasal dari Wonogiri, Solo, Jawa Tengah. Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111 0 18' dengan batasbatas sebagai berikut: 4
Sebelah Utara : berbatas dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Pacitan (Jawa Timir) dan Samudra Indonesia. Sebelah Barat : berbatas dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten. Dengan topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat kondisi sumberdaya alam juga saling berbeda. Di Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantau (boro), dan itu merupakan faktor pendorong yang menyebabkan mereka merantau ke daerah lain yaitu salah satunya desa Singasari. Adapun tujuan awal dari keberadaan mereka di Desa Singasari tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi faktor penarik dan faktor pendorong diantaranya sebagai berikut. 1) Faktor Pendorong a.
Makin berkurangya sumber-sumber kehidupan seperti
menurunnya
daya dukung lingkungan. b.
Kondisi fisik yang tidak stabil (jenis tanah yang kurang subur)
c.
Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal.
d.
Alasan pendidikan, pekerjaan dan perkawinan.
2) Faktor Penarik a.
Adanya info dari sanak saudara yang sudah lama melakukan migrasi.
b.
Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.
c.
Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
d.
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan.
e.
Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orangorang daerah untuk bermukim di kota besar.
5
Pada dasarnya kehidupan para pedagang jamu tidak lepas dari hakekatnya
sebagai manusia berbudaya. Pada masyarakat sederhana
bagaimanapun, interaksi sosial, tuntutan kebutuhan, tantangan alam, dan tantangan kehidupan pada umumnya selalu melekat pada diri masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu pertumbuhan dan perkembangan karya, cipta, dan karsa selalu terjadi. Dengan kata lain pada masyarakat pedagang jamu
tradisional
berkembang kebudayaan yang menjadi ciri dan jati dirinya. Secara demografis, masyarakat manusia selalu tumbuh dan berkembang. Akibatnya, kebutuhan hidupnya pun juga berkembang. Dengan keberagaman kebudayaan seperti kebiasaan dan
perilaku
akan menandakan ciri khas atau karakter yang
dimilikinya. Sebagaimana dengan kehidupan ketiga informan pedagang jamu tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Pendidikan terakhir yang mereka dapat rata-rata hanya sampai tamatan Sekolah Dasar (SD), karena pada dasarnya setinggi apapun seorang perempuan bersekolah pada akhirnya ia hanya akan menjadi seorang pelayan bagi keluarganya atau menjadi Ibu rumah tangga yang seolah-olah ditakdirkan hanya untuk mengurus anak dan suaminya, Modal awal yang yang mereka gunakan untuk berdagang jamu tradisional rata-rata sebesar Rp 250.000, uang tersebut mereka peroleh dari orangtuanya untuk membeli peralatan berdagang dan bahan-bahan untuk meracik jamu. Jamu yang mereka jual pergelasnya adalah Rp 2000, ada juga yang menjualnya Rp 1000. Pendapatan yang mereka dapatkan dari berdagang jamu perharinya bisa mencapai Rp 40.000 (bersih) setelah dipotong untuk biaya hidupnya. Mereka
tinggal pada rumah kontrakan milik masyarakat di desa tersebut
dengan biaya sewa mulai Rp 150.000 – Rp 300.000 per bulannya. Proses pembuatan jamu tradisional dalam sehari sebanyak satu kali yaitu pada pagipagi sekitar pukul 03.00 lalu berangkat kerja dari pagi sampai siang dan menjajakan dagangannya ke kampung-kampung yang ada di sekitar Kecamatan Singaparna yaitu di mulai dari kampung Rancapaku, Cintaraja, dan Salawu.
6
Berikut aktivitas saat menjajakan daganganya dapat terlihat pada Gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1 Aktivitas Saat Berjualan Pada sore hari selesai beristirahat mereka mencuci kembali botol-botol yang akan dipergunakan kembali untuk berjualan, dan seperti itulah rutinitas keseharian mereka sebagai pedagang jamu tradisional. Kehidupan sosialnya dengan masyarakat sekitar sangat baik hal ini ditandai dengan akrabnya hubungan para pedagang jamu dengan masyarakat yang hidup di desa tersebut dan dari segi perekonomian selama menjadi pedagang jamu di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dapat dikatakan ke taraf yang lebih sejahtera di bandingkan dengan keadaannya sebelum mereka melakukan migrasi ke daerah tersebut. 3.2 Pengaruh Keberadaan Pedagang Jamu Tradisional terhadap Masyarakat Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Menurut informan masyarakat diatas, pada dasarnya semua informan mendapatkan pengaruh dari keberadaan pedagang jamu tersebut besar maupun kecil baik sosial, budaya, maupun ekonomi. a)
Sosial Para pedagang jamu yang tinggal di Desa Singasari tidak terlepas dari hubungannya sebagai masyarakat yang selalu melakukan interaksi baik secara verbal maupun nonverbal dengan masyarakat lainnya. Menurut masyarakat sekitar mereka mengkonsumsi jamu dari pedagang jamu tradisional, dengan kata lain mereka menjaga kesehatan
7
dirinya dan anaknya dengan cara membeli jamu tersebut,dan dalam proses jual beli tersebut terjadi interaksi antara masyarakat dengan pedagang jamu tersebut yang menyebabkan hubungan sosial diantara keduanya sebagai masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain. Menurut
Kepala Desa Singasari para pedagang jamu selalu
mengikuti kegiatan desa diantaranya gotong royong dalam melakukan kegiatan yang dilakukan Desa Singasari. b)
Ekonomi Masyarakat mendapatkan pengaruh dari keberadaan pedagang jamu yaitu
dengan mendapatkan pemasukan tiap bulan dari hasil
kontrakan yang mereka sewakan kepada pedagang jamu tersebut, mereka merasa pemasukannya tersebut cukup memberikan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya disamping ada pemasukan lain yang di dapatkan selain dari hasil kontrakan itu dan masyarakat disekitar yang memiliki warung-warung kecil maupun besar juga mendapatkan pengaruh yaitu para pedagang jamu tradsional suka membeli kebutuhan untuk sehari-harinya dari masyarakat tersebut sehingga dengan adanya jual beli tersebut menyebabkan adanya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya . c)
Budaya Masyarakat Desa Singasari juga merasakan dengan adanya para pedagang jamu tradisional, disamping memberikan pengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, para pedagang jamu tersebut memberikan pengaruh dari segi budaya diantaranya
terlihatnya
keberagaman budaya di desa tersebut mulai dari pakaian khas yang dipakai ketika para pedagang jamu berjualan, terjadinya akulturasi yaitu perkawinan antara dua suku yang berbeda, disini fenomenanya adalah perempuan pedagang jamu tradisional sebagai suku Jawa melakukan perkawinan dengan laki-laki dari Suku Sunda, disini laki-laki tersebut adalah masyarakat dari Desa Singasari sendiri serta membawa khasanah kebudayaan berupa bahasa Jawa dan minuman tradisional khas Indonesia yang berasal dari Jawa.
8
Adapun pengaruh dari keberadaan para pedagang jamu yang mayarakat rasakan diantaranya sebagai berikut: 1.
Adanya pemasukan tambahan bagi masyarakat yang memiliki kontrakan yang di tempati para pedagang jamu tersebut.
2.
Adanya peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang memiliki rumah kontrakan yang dihuni pedagang jamu dan bagi masyarakat yang memiliki warung-warung kecil tempat para pedagang jamu dan keluarganya memenuhi kebutuhannya.
3.
Adanya Interaksi sosial antara pedagang jamu dengan masyarakat di Desa Singasari
4.
Adanya kegiatan gotong royong yang di adakan pihak desa untuk semua masyarakat yang berada di Desa Singasari salahsatu diantaranya adalah para pedagang jamu tradisional.
5.
Adanya
upaya
meningkatkan
kesehatan
masyarakat
yang
mengkonsumsi jamu tradsional. 6.
Adanya kontribusi para pedagang jamu sebagai masyarakat setempat dalam ikut mensejahterakan Desa Singasari dengan memberikan sumbangan-sumbangan yang Desa Singasari pungut.
7.
Terjadinya akulturasi antara dua Suku yang berbeda yaitu perkawinan antara pedagang jamu sebagai Suku Jawa dan masyarakat Desa Singasari sendiri sebagai Suku Sunda.
8.
Membawa
khasanah kebudayaan berupa pakaian khas para
pedagang jamu, bahasa Jawa dan minuman herbal tradisional khas Indonesia yang berasal dari Jawa Hal diatas merupakan pengaruh-pengaruh yang masyarakat rasakan ketika berada di tengah-tengah kehidupan para pedagang jamu tradisional yang ada di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
9
4. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Profil Pedagang Jamu Tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah Profil Pedagang Jamu Tradisional di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya? Para pedagang jamu tradisional yang berada di Desa Singasari Kecamatan Singaparna secara keseluruhan mereka berasal dari Wonogiri, Solo, Jawa Tengah. Awal keberadaan mereka di Desa Singasari ini pada dasarnya ada yang mengikuti sanak keluarganya yang sudah lama tinggal di Desa tersebut, adapula yang sengaja mencari pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan mereka agar lebih sejahtera dibandingkan dengan kondisi mereka ketika berada di daerah asalnya.
2.
Adakah Pengaruh Keberadaan Pedagang Jamu Tradisional terhadap Masyarakat
Desa
Singasari
Kecamatan
Singaparna
Kabupaten
Tasikmalaya ? Adapun pengaruh dari keberadaan para pedagang jamu yang mayarakat rasakan secara sosial, ekonomi, dan budaya diantaranya sebagai berikut: a) Sosial Para pedagang jamu yang tinggal di Desa Singasari tidak terlepas dari hubungannya sebagai masyarakat yang selalu melakukan interaksi baik secara verbal maupun nonverbal dengan masyarakat lainnya, adanya interaksi atau hubungan antara pedagang jamu dengan masyarakat sekitar. Para
pedagang jamu juga selalu mengikuti kegiatan desa diantaranya
gotong royong dalam melakukan kegiatan yang dilakukan Desa Singasari. b) Ekonomi Masayarakat
mendapatkan pengaruh dari keberadaan pedagang
jamu yaitu dengan mendapatkan pemasukan tiap bulan dari hasil sewa rumah yang mereka milki, juga masyarakat disekitar yang memiliki warung-warung kecil maupun besar juga mendapatkan pengaruh yaitu para pedagang jamu tradsional suka membeli kebutuhan untuk sehari-harinya dari masyarakat tersebut sehingga dengan adanya jual beli tersebut
10
menyebabkan adanya peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. c) Budaya Keberadaan para pedagang jamu memeberikan pengaruh dari segi budaya, disamping memberikan pengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, diantaranya terlihatnya keberagaman budaya di desa tersebut mulai dari pakaian khas yang dipakai ketika para pedagang jamu berjualan, terjadinya akulturasi yaitu perkawinan antara 2 suku yang berbeda,
disini
fenomenanya
adalah
perempuan
pedagang
jamu
tradisional sebagai suku Jawa melakukan perkawinan dengan laki-laki dari Suku Sunda, disini laki-laki tersebut adalah masyarakat dari Desa Singasari sendiri serta membawa khasanah kebudayaan berupa bahasa Jawa dan minuman tradisional khas Indonesia yang berasal dari Jawa. Adapun secara keseluruhan pengaruh dari keberadaan para pedagang jamu yang mayarakat rasakan diantaranya sebagai berikut: 1.
Adanya pemasukan tambahan bagi masyarakat yang memiliki kontrakan yang di tempati para pedagang jamu tersebut.
2.
Adanya peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang memiliki rumah kontrakan yang dihuni pedagang jamu dan bagi masyarakat yang memiliki warung-warung kecil tempat para pedagang jamu dan keluarganya memenuhi kebutuhannya.
3.
Adanya Interaksi sosial antara pedagang jamu dengan masyarakat di Desa Singasari
4.
Adanya kegiatan gotong royong yang di adakan pihak desa untuk semua masyarakat yang berada di Desa Singasari salahsatu diantaranya adalah para pedagang jamu tradisional.
5.
Adanya upaya meningkatkan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi jamu tradsional.
6.
Adanya kontribusi para pedagang jamu sebagai masyarakat setempat dalam ikut mensejahterakan Desa Singasari dengan memberikan sumbangan-sumbangan yang Desa Singasari pungut.
11
7.
Terjadinya akulturasi antara dua Suku yang berbeda yaitu perkawinan antara pedagang jamu sebagai Suku Jawa dan masyarakat Desa Singasari sendiri sebagai Suku Sunda.
8.
Membawa
khasanah kebudayaan berupa pakaian khas para pedagang
jamu, bahasa Jawa dan minuman herbal tradisional khas Indonesia yang berasal dari Jawa Hal diatas merupakan pengaruh-pengaruh yang masyarakat rasakan ketika berada di tengah-tengah kehidupan para pedagang jamu tradisional yang ada di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta Sayogyo, Pudjiwati. (1985). Sosiologi Pembangunan, Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bekerjasama Dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional --------,
(2013).
Wonogiri
[Online].
http://www.wonogirikab.go.id/home.php?mode=content&id=206.
Tersedia: [17
Mei
2013]
12