EKSISTENSI KESENIAN SINTREN DI DESA CIHERAS KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA H. Nandang Hendriawan, Dr. M.Pd(
[email protected] ) Riska Ardita (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK RISKA ARDITA. 2015. Eksistensi Kesenian Sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Penelitian ini mempunyai latar belakang masalah tentang keberadaan dan eksistensi kesenian sintren yang merupakan kesenian baru di Desa Ciheras. Kesenian sintren ini awalnya berasal dari daerah Jawa Tengah tetapi karena adanya mobilitas pendudk dari Jawa Tengah ke Jawa Barat khususnya Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya yang menyebabkan terjadinya diffusi kebudayaan yaitu kesenian sintren yang secara langsung atau tidak langsung terbawa oleh masyarakat yang melakukan migrasi. Maslah pokok yang dibahas adalah Apa makna dan nilai filosofi yang terdapat dalam kesenian sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? Bagaimana eksistensi kesenian sintren yang berkembang di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskripsi kualitatif, tekinik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi, instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan alat-alat dokumentasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sumber data dengan mengambilan tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan kesenian sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya merupakan kesenian yang baru di Desa Ciheras karena kesenian sintren ini berasal dari Jawa Tengah yang dibawa pada saat masyarakat dari Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Wonosobo, Dan Kebumen) melakukan migrasi ke daerah Jawa Barat yaitu Desa Ciheras yang secara langsung atau pun tidak langsung kebudayaan dari daerah asalya terbawa ke desa ciheras dan dilestarikan di Desa Ciheras. Selain itu kesenian sintren mengandung makna untuk kehidupan sosial yang pertama dalam kesenian sintren mengajarkan bahwa kita harus mengutamakan silaturahmi yang diperagakan dengan bersalaman dengan setiap orang yang memebrikan uang, dan yang kedua adalah mengajarkan kita bahwa kita harus banyak bersedekah dan ringan tangan dengan memberikan sebagian uang kita untuk orang lain. Upaya untuk meningkatkan eksistensi kesenian sintren agar keberadaanya tetap terjaga di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya adalah dari masyarakatnya itu sendiri dengan cara memanggil kesenian sintren dalam setiap acara dan butuh perhatia dari pemerintah daerah. Kata Kunci : Eksistensi, Kesenian Sintren, Desa Ciheras
ABSTARCT RISKA ARDITA 2015. Eksistensi Kesenian Sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Geography Education Department. Faculty Of Educational Sciences And Teachers’ Training. Siliwangi University. This research has background problems about existence of Sintren art which form new art in Ciheras village. Originally sintren art came from Central Java region but because of population mobility from Central Java to West Java especially in Ciheras village Cipatujah district of Tasikmalaya sub-district which leads to diffusion of culture that is Sintren art that directly or inderectly borne by the people who dothe migration. The main issues of this research is what is mean and philosophy be found in Sintren art in village Cipatujah district of Tasikmalaya sub-district? How the existence of Sintren art which developed in village Cipatujah district of Tasikmalaya sub-district? Research method of this study used qualitative descriptive method, technique collected the data used observation, interview, literary study, interview compass, and documentation instrument. Sompling of this research used purposive sampling technique which making the source of data with a particular decision. Research result showed that existence of Sintren art in village Cipatujah district of Tasikmalaya sub-district which form new art in Ciheras village it caused this Sintren art came from Central Java community (such as Cilacap, Banyumas, Wonosobo, and Kebumen) conducted migration to West Java region namely Ciheras village that directly or inderectly cultures from their origin region involved to Ciheras village. additionally Sintren art means to social life, first in Sintren art teaches that we must give priority to the relationship exhibited by shaking hands with every person who gives money and the second is to teach tthat we give money to the others. Efforts to improve the existence Sintren art for its existence maintained in Ciherasa village community itself by calling Sintren art in every event and need more attention from the goverment.
Kerywords: Existence, Sintren art, Ciheras village
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai–nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Kebudayaan terdiri atas segala sesuatu yang di pelajari dari polapola prilaku yang normatife. Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, meresakan dan bertinda, kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat dan yang ada disetiap tempat, meski yang dominan, sekalipun telah mengalami serangkaian perubahan baik itu dari waktu ke waktu maupun tempat ke tempat. Kesenian merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki ragam jenis, contohnya musik, tari, drama, perwayangan dan lain-lain.seni musik merupakan suara yang dihasilkan dari suatu benda yang memiliki nada yang harmonis. Seni musik juga terikat dengan momen-momen penting seperti: penghormatan kepada raja dan upacaraupacara lainnya. Banyak sekali seni musik yang menjadi khazanah kebudayaan di Indonesia. Seperti yang telah dibahas diatas bahwa kebudayaan merupakan hasil dari kreasi intelektual manusia yang tumbuh dan berkembang dari dalam masyarakat yang harus dijaga dan dilestarikan dan dipelajari secara regenerasi. Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. TarI Sintren Jawa Tengah ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Banyumas, dan Pekalongan. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono. Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan bodor (lawak). Desa Ciheras
merupakan sebuah desa di pesisir pantai yang termasuk ke
wilayah administratif Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Pada saat ini Desa Ciheras
merupakan salah satu daerah yang sedang memeperkenalkan kesenian
tradisional sintren yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Bersamaan dengan adanya migrasi masyarakat Jawa Tengah ke wilayah Jawa Barat tepatnya ke Desa Ciheras
menyebabkan adanya diffusi kebudayaan yaitu kesenian sintren. Sehingga kesenian sintren yang merupakan kesenian khas dari Jawa Tengah dapat dinikmati oleh Etnis Sunda meskipun bukan merupakan kesenian Khas dari Jawa Barat. Kesenian ini termasuk kesenian yang baru di Desa Ciheras karena keberadaan kesenian sintren ini baru ada sekitar satu tahun lebih berada di Desa Ciheras dan kesenian sintren ini sering dipentaskan atau dipertunjukan dalam acara pernikahan, khaitanan, dan acara-acara tertentu.
Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui makna dan nilai filosofi yang terdapat dalam kesenian sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2) Untuk Bagaimana eksistensi kesenian sintren yang berkembang di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. . METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripsi kualitatif. “Metode deskripsi kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada dan dilihat dari perspektif partisipan”. Partisipan adalah orang-orang yang di ajak
wawancara,
diobservasi
diminta
memberikan
data,
pendapat,
dan
pemikirannya. Menurut Ahman Sya (2011:49) metode deskriptif adalah metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis brerbagai data, gejala dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada permukaan bumi. Ciri pokok metode deskriptif ini adalah interelasi keruangan gejala dalam konteks hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Menurut Sugiyono (2013:1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakuan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Urutan Penelitian dimulai dengan 1) Tahap persiapan, tahap ini merupakan tahapan yang digunakan penulis untuk mencatat berbagai keperluan yang akan dibutuhkan selama penelitian, seperti alat-alat yang menunjang proses penelitian maupun perihal administrasi perizinan untuk memudahkan pencarian data serta keperluan lainnya.2) Tahap pengumpulan data terdiri dari (a) Studi literatur, peneliti mencari sumber-sumber dan refernsi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, yaitu Eksistensi Kesenian Sintren Di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (b)Observasi lapangan, yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini adalah Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. (c) Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada penduduk Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 3) Tahap pengumpulan data , tahap ini merupakan tahapan yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dari para informan sebanyak yang dibutuhkan. (4) Tahap Pengolahan, pada tahapan ini penulis mendeskripsikan temuan yang penulis dapatkan dari data di lapangan. (5) Tahap Penulisan dan Pelaporan Penelitian, tahap penulisan dan pelaporan penelitian ini dilakukan oleh penulis sendiri dengan pedoman penulisan skripsi dan atura yang berlaku. Dalam tahapan ini, penulis berusaha menyusun laporan penelitian dengan semampunya dan sebaik-baiknya dengan harapan mendapat hasil yang memuaskan. PEMBAHASAN 1.
Eksistensi Kesenian Sintren yang berkembang di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Dilihat dari kondisi geografisnya Desa Ciheras merupakan sebuah Desa pesisir pantai dengan ketinggian dari permukaan laut 4 meter dan memiliki garis pantai sepanjang 2,62 Kilometer, sejarah awal adanya kesenian sintren di Desa Ciheras tidak terelepas dari mobilitas penduduk. Pada dasarnya daerah Cipatujah merupakan daerah komunitas etnis Sunda tetapi pada tahun 90an telah terjadi mobilitas penduduk dari daerah Jawa Tengah (Cilacap, Banyunas, Kebumen dan Wonosobo) ke daerah jawa barat khususnya Desa Ciheras yang secara langsung
atau tidak langsung menyebabkan terjadi diffusi kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat yang melakukan mobilitas ke Desa Ciheras termasuk kesenian tradisional sintren yang pada awalnya merupakan kesenian khas Jawa Tengah tetapi sekarang kesenian tersebut berada Desa Ciheras dan dapat dinikmati oleh etnis Sunda. Salah satu orang yang sedang melestarikan kesenian sintren di Desa Ciheras adalah Bapak Minor beliau adasalah satu seniaman di Desa Ciheras, sebelum melestarikan kesenian sintren sudah lebih dahulu melestarikan kesenian kuda kepang yang sampai sekarang masih beliau lestarikan. Ketika akan melestarikan kesenian sintren pada mulanya beliau bermimpi di datangi oleh seorang lelaki yang sudah tua dan beliau diminta oleh lelaki tua tersebut untuk melestarikan kesenian sintren. selain itu juga Bapak Minor masih memiliki keturunan Keraton Jogjakarta dari kakeknya yang masih merupakan keurunan ke tujuh. Menurut Bapak Minor kepada penulis meskipun kesenian sintren merupakan kesenian dari Jawa Tengah bukan berarti di daerah lain tidak bisa dilestarikan jika kita mampu melestarikan kebudayaan tersebut kenapa tidak kita melastarikan supaya kebudayaan warisan nenek moyang tidak punah dan tergeser oleh zaman. Kesenian sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya pada awalnya merupakan kesenian khas dari Jawa Tengah namun setelah adanya mobilitas penduduk yang mulanya berasal dari Jawa Tengah yang kemudian bermigrasi ke wilayah Jawa Barat menyebabkan khususnya ke darah Ciheras
menyebabkan adanya difusi penyebaran kebudayaan yaitu kesenian
sintren. Sehingga kesenian sintren yang merupakan kesenian khas dari wilayah Jawa Tengah dapat dinikmati oleh Etnis Sunda meskipun bukan merupakan
kesenian khas dari Jawa Barat kesenian sintren ini terbetuk pada tanggal 27 juli 2014 dan yang menarik dari kesenian sintren yang ada di Desa Ciheras ini adalah si penari sintrennya ada dua orang jika di daerah asalnya hanya satu orang. Adapun atraksi-atraksi yang dipertontonkan adalah sebagai berikut : a.
yang pertama itu adalah tahap dimana penyatuan roh bidadari dengan si penari dengan cara mengusapkan asap kemenyan yang sudah dibakar oleh pawang serta dibacakan mantra.
b.
Jika sudah penari sudah tidak sadarkan diri karena sudah dimasuki roh maka penari akan dimasukan kedalam kurungan beserta perlengkapan make up dan pakaian yang akan digunakan untuk pertunjukan, jika si penari sudah selesai berdandan dan siap untuk menari dia akan menggoyangakan kurungan sebagai penanda bahwa dia sudah siap untuk pertunjukan.
c.
Jika penari sudah selesai berdandan penari akan menari beberapa lagu sebelum memanggil bodor atau penari laki-laki.
d.
Jika sudah memeggil bodor, selanjutnya penari akan melakukan temohan. Temohan dalam kesenian sintren adalah dimana penari sintren akan meminta tanda terimaksih kepada penonton berupa uang alakadarnya dengan menggunkan baskom plastik.
e.
Ditahap ini penari sintren akan mengajak penonoton untuk manari bersama dan orang yang menari dengan penari sintren akan memberi uang alakadarnya yang akan dipasang dipenitik yang ada dipakaian penari sintren.
f.
Selanjutnya penari sintren akan berganti pakaian yang kedua kalinya dengan pakaian yang mirip dengan pakaian laki-laki yang disebut dengan pakaian cinde dengan cara yang sama yaitu dimasukan lagi ke dalam kurungan.
g.
Dalam atraksi puncak kesenian sintren si penari akan akan melakukan atraksi lais yaitu dimana penari akan menari diatas tangga atau yang masyarakat kenal taraje.
h.
Jika sudah melakukan atraksi lais penari akan diam dan tak lagi menari untu menandakan jika pertunjukannya harus berakhir dan penari akan dimasukan kembali kedalam kurungan beserta pakaian seharihari yang mereka pakai sebelum dimasukan roh atau indang. Di zaman era globalisasi ini banyak sekali budaya-budaya asing yang masuk
ke negara indonesia sehingga dikhawatirkan kebudayaan indonesia tegeser dan punah sehingga tidak lagi dikenal oleh masyarakat indonesia. maka dari itu supaya kesenian indonesia khususnya kesenian sintren tidak mengalami kepunahan meskipun kesenian sintren merupakan kesenian dari jawa tengan tetapi supaya kesenian ini tidak mengalami kepunahan maka dari itu kesenian sintren ini sedang dilestarikan di daerah Jawa Barat khususnya di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Karena
kesenian sintren yang ada di Desa Ciherasa
Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya merupakan kesenian baru jadi kesenian sintren sehingga masih sangat senangi dan dinikmati oleh masyarakat yang ada di Desa Ciheras maupun dilluar Desa Ciheras itu dapat dilihat dari: 1.
Frekuensi penampilan Pertunjukan kesenian sintren masih sangat diminati oleh masyarakat Desa Ciheras maupun luar Desa Ciheras itu dapat dilihat dari frekuensi permintaan pertunjukan dari masyarakat disetiap bulannya dan dalam setiap bulannya selalu ada saja yang meminta grup kesenian Bapak Minor untuk melakukan pertunjukan dalam acara hajatan ataupun acara-acara tertentu.
2.
Regenerasi pemain Pada awalnya penari sintren harus perempuan yang masih perawan tetapi saat ini penari sintren tidak harus perempuan yang masih perawan, kesenian sintren yang Bapak Minor pegang salah satu penari sintren yang bernama Sella sudah ada yang menikah, menurut Bapak Minor pada saat diwawancarai beliau menuturkan bahwa untuk menjadi penari sintren sekarang tidak harus selalu perawan tetapi dilihat dari kesiapan yang akan menjadi si penari sintren itu sendiri, jika sudah siap akan diadakan hajat atau upacara penyatuan indang dengan si penari sintren yang disebut dengan upacara ngaruat.
3.
Atraksi-atraksi pertunjukan Atraksi-atraksi yang dipertontonkan oleh grup Bapak Minor hampir tidak ada yang berbeda dengan atraksi yang dipertontokan dari daerah asalnya hanya saja yang berbeda itu adalah jikapenari sintren yang ada di daerah jawa tengan hanya satu orang tapi beda dengan yang berada di Desa Ciheras penari sintrennya ada dua orang. Kesenian sintren merupakan kesenian baru di Desa Ciheras dan masih sangat dinikmati oleh masyarakat tetapi bukan berarti dalam melestarikan kesenian sintren ini tidak menemui kesulitan. Meskipun kesulitan yang dialami oleh kelompok Bapak Minor tidak begitu berarti untuk grup kesenian sintren Bapak Minor, dan kendala yang dialami oleh bapak monir adalah transfortasi, masyarakat meminta harga yang ditawarkan oleh Bapak Minor sudah termasuk dengan transfortasi dari grup sintren Bapak Minor. Dan yang selanjutnya adalah sanggar yang diberi nama paguyuban seni kuda kepang kencana emas
dan sintren kembar satu atap dengan rumah bapk minor dalam artian sanggar paguyuban seni kuda kepang kencana emas dan kesenian sintren berada di rumah bapak mnor dan tempat latihannya pun di depan rumah Bapak Minor, meskipun begitu menurut Bapak Minor kendala tersebut tidak menjadi kendala yang besar untuk melestarikan kesenian sintren. 2.
Makna yang terdapat dalam kesenian sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Pada awalnya syarat untuk menjadi penari sintren itu harus perempuan yang masih perawan dan suci karena kesenian sintren ini dipercaya bahwa yang merasuki adalah bidadari dan bidadari hanya akan merasuk kedalam jiwa manusia yang masih suci dan tidak melakukan dosa zinah, tetapi seiring berkembangnya zaman terjadi perkembangan juga dalam kesenian sintren pada saat ini untuk menjadi penari sintren tidak harus perempuan yang masih perawan ada juga penari yang sudah menikah tergantung kepada kesiapan orang yang akan menjadi penari sintren dan juga adanya persetujuan dari keluarga khususnya dari suami karena pertunjukan kesenian sintren dipertunjukan dari pukul 20.00 hingga larut malam. Meskipun penari sintren yang Bapak Minor pegang ada salah seorang yang sudah menikah tetapi masih bisa menjadi penari sintren karena dia dikatakan suci karena tidak berzina. Hal tersebut menggambarkan bahwa sangat berharga kesucian yang gadis miliki yang harus dipersembahkan kepada suami. Dan menurut ajaran islam pun berzina adalah dosa besar dengan hukuman di duni harus di cambuk 100 kali dan diwajibkan untuk bertaubat. Selain itu juga terdapat beberapa makna dalam pertunjukan yang tidak terlepas dari kehidupan sosial sehar-hari dan berkaitan seperti pepatah untuk hidup seperti silaturahmi sesuai adat atau norma yang diajarkan masyarakat indonesia
yang diajarkan orang tua kepada anaknnya bahwa msyarakat indonesia mengutamakan silaturahmi dapat terlihat dari pertunjukannya dalam kesenian sintren mengajarkan kesopanan ketika ada penonton yang memberikan uang untuk sebagai tanda terima kasih karena telah menghibur penari sintren akan bersalaman dan mencium tangan penonton yang memberikan uang dan ketika orang memberikan uang kepada penari sintren itu melambangkan bahwa kita harus berbagi dengan sesama jika kita memiliki rezeki lebih harus ingat bahwa kita harus memberi kepada orang lain sebagai sedekah karena harta yang kita miliki hanya titipan dari allah SWT yang didalamnya ada harta milik orang pakir miskin. Dan makna lain yang terkandung kesenian sintren ini adalah bahwa sesuatu yang magis itu tidak selamanya selalu dianggap seram tetapi kita bisa mengunakan sesuatu yang megis untuk mencari nafkah dan dijadikan untuk hiburan. Tidak hanya satu atau dua kebudayaan yang menjadikan megis sebagai sarana hiburan dan dijadikan kesenian khas daerah yang membanggakan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Eksistensi Kesenian Sintren yang berkembang di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Eksistensi Kesenian Tradisional Sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kesenian sintren yang berada di Desa Ciheras eksis, hal ini dibuktikan dengan mendapat respon yang baik dari masyarakat dan masih banyaknya permintaan dari masyarakat untuk melakukan pementasan dalam acara hajatan serta acara-acara kebudayaan daerah lainnya. Selain itu juga ada atraksi yang dipertontonkan seperti pemain sintren yang awalnya dari kondisi dari memakai
pakaian sehari-hari dan dalam keadaan terikat dan dimasukan kedalam kurungan untuk berganti pakaian dan berdandan dengan menunggu sekitar 25 menit lebih jika sudah siap akan ditandai dengan bergetarnya kurungan dan kurungan tersebut akan akan dibuka setelah dibuka akan tamoaklah dari dalam kurungan wanita yang sangat cantik yang siap menari. 2. Makna Yang Terdapat Dalam Kesenian Sintren Di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Makna yang terkandung dalam kesenian sintren ini adalah bahwa sesuatu yang magis itu tidak selamanya selalu dianggap seram tetapi kita bisa mengunakan sesuatu yang megis untuk mencari nafkah dan dijadikan untuk hiburan selain itu juga ada nilai-nilai sosial seperti mengajarkan kita harus silaturahmi dan bersedekah. Dan juga terdapat nasihat yang terkandung didalamnya bahwa setiap wanita harus menjaga kesuciannya. Saran Dengan eksisnya kesenian tradisiona sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, kesenian tersebut diharapkan tetap bertahan agar menjadi kebanggaan masyarakat Desa Ciheras dan sekitarnya. Adapun saran penulis sehubungan dengan eksistensi kesenian tradisional sintren di Desa Ciheras adalah sebagai berikut: 1. Bagi Seniman Sintren Di tengah banyaknya kebudayaan yang masuk ke Negara Indonesia diharapkan para pemain kesenian sintren Di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya agar tetap menjaga dan melestarikan kesenian sintren agar tidak punah dan hilang dengan cara melatih dan menurunkan kepada anak cucunya supaya kesenian sintren ini menjadi salah satu kesenian khas desa Ciheras.
2.
Bagi Pemerintah Harus adanya perhatian pemerintah dalam hal mengembangkan dan
melestarikan kesenian-kesenian tradisional yang menjadi kekhasan suatu daerah khususnya kesenian sintren yang sudah menjadi salah satu kesenian dari Desa Ciheras dan salah satu cara untuk melestarikan kesenian sintren Desa Ciheras dengan cara ketika dalam acara-acara besar atau dalam acara penyambutan tamu dari luar daerah dijamu dengan suguhan kesenian sintren supaya masyarakat dari luar daerah Cipatujah tahu bahwa di daerah Ciheras pun ada kesenian sintren bukan hanya di daerah Jawa Tengah saja. Selain itu juga harus adanya ketetapan hukum dari pemerintah daerah (perda) yang menunjukan bahwa kesenian sintren di Desa Ciheras sebagai suatu kebudayaan sehingga eksistensinya tetap terjaga dan mempunyai kakuatan hukum. 3.
Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti hal-hal yang belum
terungkap dalam skripsi ini, dan diharapkan dapat lebih khusus dalam mengungkapkan permasalahan yang berhubungan dengan kesenian tradisional sintren di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. DAFTAR PUSTAKA Sya, Ahman. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : Universitas BSI Bandung.
Sholeh,
muh.
2010.
Kesenian
sintren
(online).
Tersedia:
http://muhsholeh.blogspot.com/2010/03/materi-1-geo-budaya.html
(28
september 2014)
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA