EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL GONDANG BUHUN DI KAMPUNG ADAT KUTA DESA KARANGPANINGAL KECAMATAN TAMBAKSARI KABUPATEN CIAMIS Pina Andriani1 (
[email protected]) H.Nandang Hendriawan 2 (
[email protected])
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT PINA ANDRIANI. 2015,Existence of Traditional Art Gondang Buhun In The Village Karangpaningal Tambaksari District Ciamis District. Geography Education Program. Faculty Of Teacher Training and Education Siliwangi University. This research in the wake of the existence of traditional art gondang Buhun in the village Karangpaningal Tambaksari District Ciamis District. Based on the things that are at issue, namely: 1. How existence gondang buhun art in the village of Kuta village Karangpaningal Tambaksari District Ciamis Ditrict, and 2. The meaning of what is contained in gondang buhunarts performances in the village of Kuta village Karangpaningal Tambaksari District ciamis District. This study used a qualitative descriptive method. The technique of collecting data through observation and interviews and documentary studies. The sample source determined by purposive and snowball, the Chairman of the Indigenous village of Kuta, vice chairman of the indigenous village of Kuta, Kuta Village Punduh head, The Players village of Kuta and Kuta Village community. The purpose of this study was to determine the existence of art gondang Buhun in Kuta village since its establishment until now and to know the meaning of what is contained in the arts gondang Buhun. The results showed that Art was originally a form of homage to the goddess of rice that is Nyi Pohaci so that every activity undertaken ngagondang require any special rituals as a form of gratitude and respect. This art depicts the happiness and excitement felt by the community because of abundant harvests. And there is a deep meaning, that of the traditional rituals are performed before and after the show illustrates adherence to keep the tradition that continues to exist in Kuta village for generations so that continuity is maintained. From these results, it can be found Buhun gondang art in the village of Kuta has undergone three regeneration. The regeneration process was held in Bandung, West Java, and there are rituals before and after the performing arts activities gondang Buhun. Keywords: Art, Gondang Buhun, Kampung Kuta 1| 1 Mahasiswa Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi
ABSTRAK PINA ANDRIANI. 2015, “Eksistensi Kesenian Tradisional Gondang Buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis”. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Penelitian ini di latarbelakangi oleh keberadaan kesenian tradisional gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi pokok permasalahan yaitu: (1) Bagaimanakah keberadaan kesenian gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis, serta (2) Makna apa yang terkandung dalam pagelaran kesenian gondang buhun di Kampung Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Penelitian ini digunakan dengan metode deskriptip kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara serta studi dokumentasi. Sampel sumber ditentukan secara purposive dan snowball, yaitu Ketua Adat Kampung Kuta, wakil etua adat Kampung Kuta, kepala punduh Kampung Kuta, Para Pemain Kampung Kuta serta masyarakat Kampung Kuta.Tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui keberadaan kesenian gondang buhun di Kampung Kuta sejak mulai berdirinya hingga sekarang serta untuk mengetahui makna apa yang terkandung dalam kesenian gondang buhun.Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesenian ini pada awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan. Kesenian ini menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan yang dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang melimpah. Serta terdapat makna yang dalam, yaitu dari ritual adat yang dilakukan sebelum dan sesudah pertunjukan menggambarkan ketaatan untuk menjaga tradisi yang terus ada di Kampung Kuta secara turun temurun sehingga kelestariannya tetap terjaga.Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat ditemukan kesenian gondang buhun yang ada di Kampung Adat Kuta telah mengalami Tiga Regenerasi yang peregenerasiannya tersebut diselenggarakan di Bandung Jawa Barat serta terdapat ritual sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pertunjukan kesenian gondang buhun. Kata Kunci : Kesenian, Gondang Buhun, Kampung Kuta
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang luas dan memiliki kekayaan yang melimpah baik dari sumberdaya alam yang terkandung dan tersebar di setiap 2 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
wilayahnya. Tidak hanya kekayaan sumberdaya alamnya saja yang melimpah di Indonesia juga terkenal dengan keanekaragaman budayanya, baik dari segi bahasa, kesenian maupun adat istiadat. Dari seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini setiap wilayahnya memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan yang ada diwilayah yang lainnya, meskipun ada persamaan terhadap ciri dari hasil kebudayaannya. Menurut Rancabar (2006 : 29) kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang di peroleh dari anggota masyarakat. Adapun hasil kebudayaan yang ada di Kampung Kuta ini adalah kesenian, kesenian ini merupakan unsur dari kebudayaan yang memiliki banyak jenisnya, seperti tarian, musik, drama, pewayangan dan lain-lain. Seperti halnya kesenian gondang buhun, kesenian ini merupakan kesenian khas yang ada di Kampung Adat Kuta. Kesenian Gondang Buhun ini adalah kesenian warisan nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Dalam pewarisannya tidak sembarang orang bisa melakukan kegiatan kesenian tersebut karena hanya orang yang mempunyai darah seni dari nenek moyang merekalah yang dapat melakukan kegiatan kesenian ini. Dalam kesenian gondang buhun menggunakan satu alat yang dipakai yaitu lisung, lisung ini pada awalnya merupakan alat untuk menumbuk padi namun dalam perkembangannya alat penumbuk padi ini berubah menjadi alat kenenian
3| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
yang ditabuh dengan alat yang bernama alu sehingga pada saat ditabuh alat ini menghasilkan irama yang bisa diiringi dengan iringan lagu-lagu khas daerah Kampung Adat Kuta. Pada saat menabuh lisung yang dinamakan tutunggulan tidak dilakukan oleh satu orang melainkan dilakukan oleh 6 orang pemain yang semua pemainnya adalah perempuan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Kesenian khas yang ada di Kampung Kuta melalui penelitian dengan judul:
“Eksistensi Kesenian Tradisional Gondang Buhun di
Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis”. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana keberadaan kesenian gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. (2) Untuk mengetahui apa makna yang terkandung dalam kesenian gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
METODE PENILITIAN Metode adalah suatu cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang tertentu. Sebab tanpa adanya suatu metode tujuan yang ingin dicapai dari sebuah penelitian tidak akan berhasil dengan baik.
4 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat data yang mendalam yang mengandung makna tentang kesenian yang merupakan perwujudan budaya lokal. Pada penelitian ini diperlukan hasil yang benar-benar objektif dan memberikan gambaran secara jelas tentang Eksistensi Kesenian Tradisional Gondang Buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis PEMBAHASAN 1.
Keberadaan
Kesenian
Tradisional
Gondang
Buhun
di
Desa
Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Kampung Kuta merupakan daerah yang berada di sebelah selatan Kecamatan Tambaksari yang memiliki luas lahan 185,195 Ha. Daerah ini sangat kental akan Adat Istiadat, dan Kebudayaan-kebudayaan tradisional seperti Kesenian Gondang Buhun, Terbang, Ronggeng Tayub, Gembyung. Menurut Wahyu (2012 : 97), Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptkan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya bertujuan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. a. Keberadaan Kesenian Gondang Buhun
5| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
Saat ini Kesenian Gondang buhun tetap lestari di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari walaupun dalam proses perkembangannya terjadi pasang surut. Namun perkembangan tersebut tidak sedikitpun merubah pola lagu-lagu ataupun nada ketukan dalam kesenian gondang buhun. Pada saat ini karna telah mengalami regenerasi kesenian gondang buhun yang ada di Kampung Kuta semakin dikenal oleh masyarakat Kecamatan Tambaksari dan semakin banyak warga yang mengingnkan adanya pementasan kesenian tersebut pada setiap acara yang dilakukan oleh masyarakat. b. Sejarah Keberadaan Kesenian Tradisional Gondang Buhun Gondang Buhun merupakan Kesenian Tradisional yang telah ada sejak ratusan taun yang lalu. Kegiatan pertanian yang ada menjadi awal perkembangan kesenian Gondang buhun. Dari kegiatan menumbuk Padi untuk menjadi beras merupakan awal mula adanya kesenian Gondang Buhun atau yang pada jaman dahulu disebut tutunggulan atau ngagondang. Mitos Dewi Sri Nyi Pohaci yang merupakan Dewi Padi mempengaruhi perkembangan Kesenian Gondang buhun. Kegiatan sakrak untuk menghormati Dewi Sri mendorong adanya unsur mistik atau ritualritual khusus sebagai kegiatan yang wajib dilakukan setiap kali melakukan panen hasil pertanian padi. Kegiatan tersebut di maksud sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai pengharapan untuk kegiatan panen berikutnya bisa mendapatkan hasil lebih baik.
6 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
Menurut Herkovits (Hermanto dan Winarto, 2008:24), Kebudayaan sebagai segala sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. Kesenian Gondang Buhun yang ada di Kampung Kuta telah ada sejak ratusan taun, kesenian itu berlangsung turun temurun sampai saat ini. Keharusan untuk mempelajari kesenian Gondang dengan otodidak dan keharusan untuk menghapal setiap lirik yang diturunkan nenek moyang merekalah tanpa boleh ditulis atau dibukukan menjadi penyebab berkurangnya lagu-lagu dan pola-pola cara tutunggulan atau ngagondang. Kesenian Gondang yang ada di Kampung Kuta merupakan Kesenian Gondang yang di anggap buhun atau telah ada dari jaman dahulu dan tidak mengalami perubahan. Sampai saat ini Kesenian Gondang yang ada di Kampung Kuta di kembangkan oleh Nene Idar Tarsih, Nene Sarye serta rekan-rekannya menurut ilmu yang didapat dari orang tua merekalah. Dan saat ini kesenian Gondang Buhun yang ada di Kampung Adat Kuta telah mengalami regenerasi kepada dua angkatan. Dengan adanya proses peregenerasian tersebut diharapkan kesenian gondang buhun akan tetap ada dan tetap lestari hingga menjadi simbol Kampung Adat Kuta. Meskipun Secara historis Kesenian Gondang dikembangkan di daerah jawa barat oleh para leluhur pesyiar agama islam, salah satu contoh dari tokoh tersebut adalah kangjeng syeh syarif hidayatulloh atau yang dikenal dengan sunan gunung jati. Bentuk seni ini digunakan sebagai alat untuk menyebarkan agama islam di daerah jawa barat. Namun ksenian
7| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
Gondang Buhun yang ada di Kampung Kuta telah lebih awal ada hingga saat ini. Melihat kenyataan sekarang kesenian gondang
sudah banyak
mengalami perubahan. Baik dari segi pertunjukan maupun dari segi isi kesenian gondang tersebut. Perubahan ini kemungkinan disesuaikan dengan perkembangan peradaban masyarakat, khususnya masyarakat jawa barat. Namun kesenian kesenian gondang buhun yang ada di Kampung Kuta masih mempertahankan tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang merekalah. c. Perkembangan Kesenian Tradisional Gondang Buhun Dari Waktu Ke Waktu Menurut Setiadi (2007 : 40) Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks dan memiliki exsistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Kesenian Gondang buhun yang ada di kampung Adat Kuta awal perkembangannya
mengalami
berbagai
tantangan
dan
hambatan.
Tantangan dan hambatan tersebut terletak pada para pemain. Kesulitan pemain ini di sebabkan oleh waktu yang dimiliki oleh para pemain. Sebab rata-rata para pemain bekerja sebagai petani. Sebagai Seni pertunjukan rakyat biasanya kesenian gondang di Kampung Kuta hanya di pertunjukan ketika upacara adat hajat bumi
8 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
namun pada masa sekarang kesenian tersebut sudah dapat di pergunakan pada setiap acara dan kegiatan yang ada di Kampung Kuta atau dalam berbagai acara yang di butuhkan oleh masyarakat. 2. Makna yang terkandung dalam Kesenian Tradisional Gondang Buhun di Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kesenian ini pada awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan. Kesenian ini menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan yang dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang melimpah. Kesnian Gondang juga memiliki makna sebagai kesabaran, ketelitian, ketekunan, kebersamaan, keberanian, kegembiraan dan kreativitas masyarakat Kampung Kuta. Selain itu juga bermakna sebagai penghormatan kepada Dewi Padi serta sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Seperti pada proses ritual yang dilakukan sebelum melakukan permainan gondang buhun seperti kegiatan sangkreb, nyangkreb dan mitembeyan. sangkreb yaitu cara mengurus padi yang akan ditutu dengan cara mengiikat dengan rapih supaya menjadi satu kesatuan selanjutnya berdoa sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT dan memberikan doa kepada para leluhur Kampung Kuta yang telah memberikan ilmu ngagondang yang bermanfaat sampai saat ini. Nyangkreb yaitu kegiatan yang dilakukan dengan membuat sesajen yang berisi kelapa muda, telur yang sudah disarandu, selanjtunya buat
9| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
menggambarkan sosok Sri Pohaci disebut dengan Gagawar yang berupa untuyan daun aren, daun owar, daun pacing, ki tetel. ki kandel, ki seeur, caruluk jambe, daun sirih dan pandan. Dalam gagawar juga biasanya suka di selipkan penjaga musibah yang disebut babarit, babarit tersebut biasanya berupa ijuk yang didalamnya berisi daun pandai, daun palai, handeuleum, jawer kotok, sangga buana, cariang merah, nanas merah, daun kelapa hijau, dan kaso putih. Yang biasanya melaksanakan kegiatan nyangkreb adalah punduh. Mitembeyan yaitu cara pertama menumbuk padi pada lisung. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud rasa hormat kepada Sri Pohaci. Padi yang pertama ditumbuk disebut dengan Padi Geugeus atau padi yang telah diikat dan disatukan dengan padi lainnya. Padi tersebut kemudian ditumbuk selama tujuh kali oleh Gugundi, angka tujuh itu berikatan dengan asal muasal cerita Sri Pohaci yang berwujud menjadi Tujuh biji benih Padi. Setelah selesai kegiatan Mitembeyan langsung kepada kegiatan inti yaitu melaksanakan tutunggulan/kesenian Gondang Buhun. Acara ngagondang biasanya diakhiri dengan lagu Kentung Rangrang Muncang yang ada pada lagu Ngajul Jeruk. Kemudian setelah acara Ngagondang beres padi hasil menumbuk tadi langsung dibersihkan lalu disimpan pada lumbung padi. Sebuah seni terutama seni tradisional tentu erat kaitannya dengan nilainilai yang dikandungnya, terutama nilai kultural. Jika dilihat dari latar belakang dan catatan historis, eksistensi dan perkembangan kesenian gondang buhun tidak lepas dari budaya masyarakat setempat, yakni masyarakat kampung Adat Kuta Desa karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kacamatan Ciamis.
10 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
Makna yang terkandung dalam kesenian Tradisional Gondang Buhun diantaranya pentingnya rasa syukur, kesabaran, ketekunan dan ketelitian dalam melakukan sesuatu hal. Kebersamaan yang disajikan sehingga perbedaan ini menjadi unsur pemersatu yang menghasilkan kebersamaan yang indah. Kreativitas dan intelektualitas seni dalam Kesenian Gondang Buhun membangkitkan kegembiraan atau kesenangan, kekuatan atau keberanian dalam menghadapi apapun. Selain itu juga mengandung makna pujian kepada tuhan yang maha Kuasa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Keberadaan Kesenian Tradisional Gonang Buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Kesenian Gondang buhun ini merupakan kesenian asli Kampung Kuta yang mencerminkan kebudayaan dan masyarakat Kampung Kuta sebagai petani. Kesenian ini merupakam warisan turun temurun dari nenek moyang mereka yang menggambarkan cara mengolah padi menjadi beras secara tradisional yang dilakukan oleh wanita dan hanya warga yang memiliki keturunan darah seni dari leluhur mereka yang bisa melakukan kesenian ini, meskipun orang lain bisa berlatih bermain gondang hanya untuk sebagai bahan pembelajaran saja tidak untuk menjadi seorang pemain gondang. Dari ritual adat yang dilakukan sebelum dan sesudah pertunjukan menggambarkan
11| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
ketaatan untuk menjaga tradisi yang terus ada di Kampung Kuta secara turun temurun sehingga kelestariannya tetap terjaga. 2. Makna yang terkandung dalam pagelaran kesenian tradisional Gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Kesenian ini pada awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan. seperti pada proses ritual yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan ngagondang menggambarkan bentuk penghormatan dan rasa syukur. Adapun prosesnya yaitu kegiatan sangkreb, nyangkreb dan mitembeyan. sangkreb yaitu cara mengurus padi yang akan ditutu dengan cara mengiikat dengan rapih supaya menjadi satu kesatuan selanjutnya berdoa sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT dan memberikan doa kepada para leluhur Kampung Kuta yang telah memberikan ilmu ngagondang yang bermanfaat sampai saat ini. Nyangkreb yaitu kegiatan yang dilakukan dengan membuat sesajen yang berisi kelapa muda, telur yang sudah disarandu, selanjtunya buat menggambarkan sosok Sri Pohaci disebut dengan Gagawar yang berupa untuyan daun aren, daun owar, daun pacing, ki tetel. ki kandel, ki seeur, caruluk jambe, daun sirih dan pandan. Dalam gagawar juga biasanya suka di selipkan penjaga musibah yang disebut babarit, babarit tersebut biasanya berupa ijuk yang didalamnya berisi daun pandai, daun palai, handeuleum,
12 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
jawer kotok, sangga buana, cariang merah, nanas merah, daun kelapa hijau, dan kaso putih. Yang biasanya melaksanakan kegiatan nyangkreb adalah punduh. Mitembeyan, yaitu cara pertama menumbuk padi pada lisung. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud rasa hormat kepada Sri Pohaci. Padi yang pertama ditumbuk disebut dengan Padi Geugeus atau padi yang telah diikat dan disatukan dengan padi lainnya. Padi tersebut kemudian ditumbuk selama tujuh kali oleh Gugundi, angka tujuh itu berikatan dengan asal muasal cerita Sri Pohaci yang berwujud menjadi Tujuh biji benih Padi. Kesenian ini menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan yang dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang melimpah. Kesenian Gondang juga memiliki makna sebagai kesabaran, ketelitian, ketekunan, kebersamaan, keberanian, kegembiraan dan kreativitas masyarakat Kampung Kuta. Selain itu juga bermakna sebagai penghormatan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Saran Saran yang ingin disampaikan dalam menanggapi permasalahan penelitian ini adalah: 1. Menjaga Kelestarian Kesenian Gondang Buhun 2. Pemerintah Hendaknya memberikan bantuan bagi pelestarian kesenian tradisional gondang buhun supaya eksistensinya tetap terjaga di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari 3. Membuat sanggar sebagai wadah pelatihan bagi generasi muda
13| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini karena penulis menyadari bahwa penelititan ini masih jauh dari sempurna, selain itu juga mengangkat kebudayaan lain yang ada di kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal seperti Kesenian Terbang, Kesenian Gembyung dan Kesenian Ronggeng Tayub.
DAFTAR PUSTAKA Herimanto, winarno (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.solo: Bumi Aksara Ranjabar, Jacobus; (2013). Sistem Sosial Budaya Indonesia, Bandung; Alfabet Setiadi, M, dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung: Kencana Perdana Media. Wahyu, Ramdani (2012). Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Setia
14 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani