POLA AKTIVITAS KEGIATAN USAHA NELAYAN PESISIR PAMAYANGSARI DESA CIKAWUNGADING KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA Activity Pattern of Fishermen Effort in Pamayangsari Sea Line Cikawungading Village Cipatujah Sub-district Tasikmalaya District Dr. Siti Fadjarajani M.T.1 (
[email protected]) Bangkit Madya Siswara2 (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT BANGKIT MADYA SISWARA. 2014. Activity Pattern of Fishermen Effort in Pamayangsari Sea Line Cikawungading Village Cipatujah Sub-district Tasikmalaya District. Geography Educational Department. Faculty of Educational and Teachers’ Training. Siliwangi State University. The background of this research is the fishermen in Pamayangsari Sea Line Cikawungading Village, the fishermen in Pamayangsari Village is divided into five categories of activity, namely owner or the leader, worker, boat carrier, porter, and seller. The problem of the research is how the effort pattern of the fishermen and geographical factors influencing activity pattern of the fishermen in Pamayangsari Village Cipatujah Sub-district Tasikmalaya District. The aim of the research is to know how the effort pattern of the fishermen and geographical factors influencing activity pattern of the fishermen in Pamayangsari Village Cipatujah Sub-district Tasikmalaya District. The method used in this research is descriptive quantitative research method, the technique of collecting the data used is observation, questionnaire, literature study, documenter study. The population of this research is the fishermen in Pamayangsari Village consisting of owner or the leader, worker, boat carrier, porter, and seller. The populations are 392 people. The sampling technique used in this research is stratified random sampling technique and purposive sampling/judgmental sampling. The samples taken are 77 people. The result of the research shows that the activity pattern of fishermen effort in Pamayangsari Sea Line consists of five different activity categories. They are owner or the leader, worker, boat carrier, porter, and seller. Geographical factors influencing the activity pattern of fishermen effort in Pamayangsari Sea Line are physical factors (geography, oceanography, climate), economical factors (financial capital, income level), social factors (education level), facilities (harbor, fish market, boats, and fishing utensils) and also wisdom factor from the fishermen community or cultures. The activity pattern of the fishermen in Pamayangsari Village Cipatujah Sub-district Tasikmalaya District has a close relation to economical geography. It relates to geographical materials at school, namely about natural resource potential. That material is included in geography study at eleventh grade of senior high school. In conducting their effort activity, the fishermen must concern about some geographical factors influencing their activity. To the next researchers, you must thoroughly reveal about the things that have not already solved in Pamayangsari Village Cipatujah Sub-district Tasikmalaya District.
Keyword: Activity, Fishermen Pamayangsari
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.00 km dan luas laut sekitar 3,1 juta km² (0,3 juta km² perairan teritorial dan 2,8 juta km² perairan nusantara) atau 62% dari luas teritorialnya (berdasarkan konvensi PBB tahun 1982). Dengan luas perairan tersebut menjanjikan potensi Indonesia akan sumberdaya alam kelautan yang melimpah, kondisi itu menyebabkan sebagian dari masyrakat memilih tinggal dan menempati daerah sekitar pesisir yang lebih dikenal sebagai desa pesisir, dan menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Komponen sistem manusia dalam perikanan laut secara sederhana dapat dikelompokan menjadi nelayan, rumah tangga dan komunitasnya, pengolah (pasca panen), dan pedagang (pemasaran), serta lingkungan sosial ekonomi. Disisi lain, pengelolaan dan pemanfaatan potensi smberdaya kelautan dan pesisir selalu beriringan dengan kerusakan lingkungan dan habitat seperti terumbu karang, hutan mangrove dan hampir semua ekosistem pesisir Indonesia terancam kelestarianya. (Johanes Widodo, 2008). Nelayan di Indonesia terdiri dari nelayan yang menangkap ikan di laut dan perairan umum yang bersifat terbuka seperti danau, sungai, dan bendungan. Jumlah nelayan di Indonesia baik yang menangkap ikan di laut maupun perairan umum 2.752.490 orang hingga tahun 2009. Propesinya sebagai nelayan pemilik kapal dan alat tangkap (juragan), maupun nelayan buruh (anak buah kapal). (Apridar, 2011). Rumah tangga nelayan pada umumnya memiliki persoalan yang lebih kompleks dibandingkan dengan rumah tangga pertanian. Rumah tangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan lautan sebagai faktor produksi, jam kerja yang harus mengikuti siklus dalam bulan yaitu 30 hari satu bulan yang dapat dimanfaatkan untuk melaut hanya 20 hari sisanya mereka relatif menganggur (Kusnadi M.A, dalam Konflik Sosial Nelayan 2002) Sehubungan dengan sifat alamiah dari wilayah pesisir dan lautan, sudah sepantasnya sumberdaya wilayah ini
dapat dimanfaatkan secara optimal dan
berkelanjutan bagi kemakmuran masyarakat nelayan dan pesisir pada umumnya,
terutama masyarakat nelayan pesisir yang berada di Pamayangsari yang terdapat di selatan kabupaten Tasikmalaya Sepintas orang akan beranggapan bahwa masyarakat nelayan di Pamayangsari merupakan orang yang hanya melakukan kegiatan usaha tangkap ikan di laut, namun pada kenyataanya masyarakat nelayan yang terdapat di Pamayangsari terdiri dari beberapa kategori yang terdapat di rukun nelayan Pamayangsari. Pembagian nelayan tersebut berdasarkan kedudukan dan aktivitasnya sebagai nelayan di Pamayangsari, yang terdiri dari nelayan juragan/tekong, buruh/jangol, egoh/pangegoh, bakul, petugas TPI. Tentunya dari semua kategori nelayan yang terdapat di masyarakat nelayan Pamayangsari mempunyai pola aktivitas kegiatan usaha yang berbeda satu dengan yang lainya, adapun yang memiliki kesamaan namun berbeda kedudukan. Dengan kondisi yang digambarkan diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Pola Aktivitas Kegiatan Usaha Nelayan Pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya”.
Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam melakukan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pola aktivitas kegiatan usaha yang dilakukan nelayan pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor geografi yang mempengaruhi pola aktivitas kegiatan usaha nelayan pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, karena metode ini dapat memecahkan masalah dalam penelitan ini dan masalah yang dikajinya adalah masalah yang sedang berlangsung pada masa
sekarang yaitu masalah tentang pola aktivitas kegiatan usaha nelayan pesisir Pamayangsari.
Variabel Penelitian 1. Pola aktivitas kegiatan usaha nelayan pesisir Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 5 kategori pembagian pola aktivitas kegiatan usaha nelayan diantaranya adalah: a. Nelayan juragan / Tekong b. Nelayan buruh / Jangol c. Nelayan buruh pikul perahu / Egoh d. Nelayan bakul e. Nelayan Koperasi Mina Bangkit / petugas TPI 2. Faktor-faktor geografi yang mempengaruhi pola aktivitas kegiatan usaha nelayan pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya diantaranya adalah: a. Faktor Fisik (geografis, oseanografi, iklim/cuaca) b. Faktor Ekonomi (modal, tingkat pendapatan) c. Faktor Sosial (tingkat pendidikan) d. Faktor Sarana dan Prasarana (dermaga, TPI, perahu, alat tangkap) e. Faktor Kebijakan (adat istiadat, ketentuan rukun nelayan)
Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota rukun nelayan Pamayangsari.
Respondennya
yaitu
seluruh
anggota
rukun
nelayan
Pamayangsari, serta kepala Desa Cikawungading dan ketua rukun nelayan. Dengan jumlah populasi sebanyak 392 orang. 2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pada masyarakat rukun nelayan pesisir Pamayangsari, yang terdiri dari nelayan juragan/tekong, nelayan buruh/jangol, nelayan egoh, nelayan bakul, nelayan Koperasi Mina
Bangkit, kepala Desa Cikawungading dan ketua rukun nelayan. Untuk sampel nelayan Pamayangsari diambil sebanyak 20% dari tiap anggota rukun nelayan Pamayangsari. Dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang.
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden a. Usia responden Sebagian besar responden nelayan Pamayangsari berada pada kelompok usia produktif, terutama pada kelompok usia antara 35 – 39 tahun. Yaitu sebanyak 23 responden atau 29,9%. b. Tingkat Pendidikan Responden Sebagian besar responden berpendidikan adalah lulusan SD, yaitu sebanyak 71,4%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden sangat rendah. Tamat SMP yaitu sebanyak 18,2% dan tamatan SMA yaitu sebanyak 10,4%. c. Jenis Pekerjaan Pokok Responden Seluruh responden memiliki pekerjaan pokok sebagai nelayan serta dibidang yang erat kaitannya dengan nelayan, dan merupakan anggota dari rukun nelayan Pamayangsari. d. Alasan Responden Menjadi Nelayan Mayoritas responden (38,9%) lebih memilih menjadi seorang nelayan dikarenakan tidak adanya pilihan lain dan (29,9%) responden lebih karena faktor turun trmurun atau karena faktor keturunan dari orang tua. 2. Deskripsi Pantai Pamayangsari Dengan panjang pantai ± 500 meter, Pantai pamayangsari pun memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan kawasan pantai yang lainya di kawasan Kabupaten Tasikmalaya dikarenakan adanya aktivitas masayarakat nelayan yang cukup besar di Kabupaten Tasikmalaya, sehingga dapat dijadikan sebagai potensi objek wisata andalan di Kabupaten Tasikmalaya.
3. Pola Aktivitas Kegiatan Usaha Nelayan Pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya a. Nelayan Juragan/Tekong Pada umumnya, para nelayan juragan di Pamayangsari adalah pemiilik alat produksi/peralatan tangkap ikan dan ikut terlibat langsung dalam proses penangkapan ikan. Hanya sebagian kecil dari mereka yang tergolong dalam nelayan yang tidak aktif melaut dikarenakan faktor usia. Aktivitas penangkapan ikan ke laut terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu kegiatan penyediaan alat-alat tangkap pemeliharaan alat-alat tangkap, penangkapan ikan, pembagian hasil penangkapan ikan. b. Nelayan Buruh/Jangol Pada dasarnya nelayan buruh/jangol sama seperti nelayan juragan, persamaan yang dimilik oleh nelayan jangol yaitu sama – sama melakukan proses penangkapan ikan ke laut. Sedangkan nelayan jangol hanya nelayan yang bekerja kepada nelayan juragan, baik dalam proses aktivitas penangkapan ikan ke laut, serta dalam proses perawatan/pemeliharaan peralatan tangkap ikan. Dalam pembagian hasil proses aktivitas penangkapan ikan ke laut, seorang buruh/jangol tidak menerima upah tetap (absolut) tetapi berdasarkan persentase dari pendapatan satu kali melakukan penangkapan ikan ke laut. Upah yang diterima oleh buruh/jangol yaitu 40% dari hasil satu kali melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut. c. Nelayan Buruh Pikul Perahu/Egoh Nealayan buruh pikul perahu atau yang sering disebut sebagai egoh, merupakan nelayan yang bertugas memindahkan perahu di dermaga Pamayangsari, baik itu menurunkan untuk perahu yang akan brangkat melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut serta menaikan perahu yang tiba setelah melakukan proses aktivitas penangkapan ikan ke laut. Egoh bekerja dengan berkelompok, dalam satu kelompok egoh terdiri dari 7-10 orang. Mereka harus siap bekerja kapanpun diperlukan saat para nelayan yang hendak melaut. Baik itu pagi hari, siang hari, bahkan
malam hari, terutama pada saat musim panen ikan di laut berlangsung. Egoh mendapatkan upah secara harian dari nelayan setelah nelayan menjual hasil tangkapan ikan ke TPI. Yaitu sebesar 10% dari penghasilan yang diperoleh oleh nelayan. d. Nelayan Bakul Nelayan bakul merupakan anggota nelayan di rukun nelayan yang berperan dalam pembelian ikan di TPI, sekaligus juga neleayan yang melakukan
pendistribusian/pemasaran
hasil
tangkapan
nelayan
di
Pamayangsari. Nelayan bakul mulai berdatangan ke TPI sejak dibukanya TPI atau sesudah ada nelayan yang mendarat dari proses aktivitas penangkpan ikan ke laut. Dalam melakukan pembelian ikan di TPI bakul bekerja sama dengan pihak dari TPI, dalam proses pelelangan berlangsung bakul memilih ikan sesuai dengan yang dibutuhkan. dalam melakukan pelelangan ikan sebagian bakul ada yang memilih jenis ikan tertentu sebagai target dari pembelianya. e. Nelayan Koperasi Mina Bangkit/Petugas TPI Nelayan koperasi mina bangkit merupakan anggota nelayan di rukun nelayan Pamayangsari, yang merupakan petugas dari tempat pelelangan ikan (TPI). Petugas TPI melakukan aktivitas pada pagi hari sekitar jam 09.00 sampai proses pelelangan ikan berahir sekitar jam 13.00 akan tetapi juga tergantung dari kapan para nelayan mendarat sepulangnya melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut. Petugas TPI beperan sebagai fasilitas dalam melakukan transaksi antara nelayn dan juga para bakul. Petugas TPI mencatat semua transaksi penjualan ikan untuk setiap nelayan, ikan yang datang kemudian diletakan dilantai berupa tumpukan ikan yang sejenis wadah.
atau ditempatkan dalam
4. Faktor-Faktor Geografi Yang Mempengaruhi Pola Aktivitas Nelayan Pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya a. Faktor Fisik (geografis, oseanografi, iklim/cuaca) Dalam aktivitas penangkapan ikan ke
laut
nelayan di
Pamayangsari sangat bergantung sekali pada faktor alam, dikarenakan faktor fisik yang begitu berpengaruh terhadap aktivitasnya baik itu faktor geografis, oseanografi, iklim/cuaca. Keadaan geografis pesisir dan pantai di Pamayangsari merupakan pantai dan peisir yang landai, namun pantai Pamayangsari merupakan pantai yang berkarang, sempit, serta ada bagian yang sedikit curam atau menanjak, yaitu pada bagian penyimpanan perahu. Sementara faktor oseanografi dan iklim/cuaca, kedua faktor ini sangat berkaitan.
Dengan karakteristk pantai selatan yang dicirikan
dengan keadaan ombak yang besar, laut dalam, tinggi gelombang yang dapat mencapai 2-3 meter. Keadan demikian dipengaruhi oleh keadaan anginn yang begitu kencang, serta volume hujan yang begitu tinggi. Yang berdampak naiknya tinggi gelombang. b. Faktor ekonomi (modal, tingkat pendapatan) Faktor ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberlangsungan dalam aktivitas nelayan, faktor ekonomi merupakan faktor yang berkaitan dengan modal/biaya produksi dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut, serta tingkat pendapatan nelayan. Modal yang dimaksudkan adalah modal atau biaya produksi yang digunkan oleh nelayan dalam menjalankan aktivitasnya. Hasil tangkapan sangatlah berpengaruh dalam melakukan aktivitas penangkpan ikan di laut, apabila hasil yang diperoleh bagus atau yang sering dikatakan sebagai masa musim panen ikan di laut. Maka aktivitas nelayan akan sering melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut, apabila sebaliknnya dimana pada musim paceklik nelayan akan sangat jarang dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut.
c. Faktor sosial (tingkat pendidikan) Pendidikaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu masyarakat serta kualitas SDM masyarakat, karena kualitas pendidikan yang baik dapat dijadikan sebagai penentu manusia dalam menghadapi perkembangan teknologi dan zaman. Tingkat pendidikan
nelayan pesisir Pamayangsari yang
mayoritas hanya berlatar belakang tamatan SD (71,4%), maka akan sulit dalam pemahaman dalam perkembangan tekonologi dan zaman. Terlihat dari penggunaan peralatan tangkap yang digunakan oleh nelayan di Pamayngsari yang masih menggunakan perlatan tangkap yang tradisonal, hampir seluruh nelayan di Pamayangsari (95,1%) yang menggunakan peralatan tangkap yang tradisional dan biasa saja. d. Faktor sarana dan prasarana (dermaga, TPI, perahu, alat tangkap) Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang dalam melakukaka aktivitas yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok. Sarana dan prasarana yang berpengaruh terhadap aktivitas nelayan di Pamayangsari diantaranya keberadan dermaga, TPI, perahu, dan alat tangkap ikan. Keberadaan dermaga membantu nelayan dalam keberangkatan pada saat melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut, selain itu akan memudahkan nelayan dalam mendaratkan ikan sepulang melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut. Kemudian yang paling menunjang untuk keperluan aktivitas penangkapan ikan ke laut adalah jenis alat tangkap yang digunakan serta perahu yang memadai. Peralatan tangkap ikan yang memadai akan sangat berpengaruh tehadap hasil dari tangkapan ikan yang diperoleh oleh nelayan. TPI juga membantu nelayan untuk menjual hasil tangkapannya, karena di TPI hasil tangkapan sudah ditunggu oleh para bakul yang hendak melakukan aktivitas pelelangan ikan. e. Faktor kebijakan (adat istiadat, ketentuan rukun nelayan) Kebijakan yang dimaksudkan merupakan ketentuan yang berlaku pada masyarakat nelayan di Pamayangsari, yang berhubungan dengan aktivitas nelayan. Ketentuan yang berlaku beruhubungan dengan aktivitas
nelayan di Pamayngsari, diantaranya nelayan yang berhak menjadi seorang juragan adalah nelayan yang telah berumah tangga, tidak adanya aktivitas nelayan pada saat rapat anggota tahunan nelayan, adanya biaya retribusi sebesar 10% untuk keperluan nelayan yang bersangkutan dengan koperasi. Selain itu juga adat istiadat yang berlangsung di nelayan pamayangsari yaitu tidak adanya aktiviatas nelayan pada hari kamis sore atau malam jumat sampai hari jumaat setelah melakukan shalat jumat dan pada saat ritual syukur laut.
Analisis Kajian Geografi Ekonomi Terhadap “Pola Aktivitas Kegiatan Usaha Nelayan Pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya” Jadi geografi ekonomi membicarakan hal-hal seperti: eksplorasi sumberdaya alam dari bumi oleh manusia, produksi dan komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang
pabrik), kemudian usaha transfortasi, distribusi dan
konsumsi (Daldjoeni 1997:73). Dalam hal ini kajian geografi ekonomi yang mengacu pada konsepkonsep mina politan, kemudian dikaitkan dengan analisi penelitia mengenai pola aktivitas nelayan di Pamayangsari. Apabila dikaitkan dengan konsep-konsep dari minapolitan, keadaan di Pamayangsari cukup berpotensi dalam perencanaan wilayah yang berbasis minapolitan. Mengingat ketersedian dari sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimiliki, Pamayangsari dapat dijadikan kawasan ekonomi unggulan, dengan komoditas utama kelautan dan perikanan. Baik dengan skala yang kecil maupun menengah keatas.
Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran di Sekolah Mengenai Mata Pelajaran Geografi Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan. Hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu berkaitan dengan analisis potensi SDA perencanaan wilayah dan pertanian didalam dunia pendidikan khususnya didalam persekolahan hal tersebut sudah dipelajari di kelas XI SMA.
SIMPULAN Pola Aktivtas Kegiatan Usaha Nelayan Pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pola aktivitas kegiatan usaha nelayan pesisir Pamayangsari Tasikmalaya
Desa
Cikawungading
Kecamatan
Cipatujah
Kabupaten
terdapat lima kategori aktivitas kegiatan usaha nelayan pesisir
Pamayangsari, yaitu nelayan juragan, nelayan buruh/jangol, nelayan buruh pikul perahu/egoh, nelayan bakul, dan nelayan koperasi mina bangkit/petugas TPI. 1. Nelayan Juragan/Tekong Juragan adalah nelayan yang menyediakan peralatan tangkap, pemeliharaan alat tangkap, aktivitas penangkapan ikan, serta pemberian upah kepada buruh/jangol. 2. Nelayan Buruh/Jangol Buruh/jangol merupakan nelayan yang membantu juragannya dalam aktivitas penangkapan ikan ke laut, pemeliharaan alat tangkap ikan, buruh/jangol mendapatkan upah sebesar 40% dari hasil penangkapan ikan ke laut dengan juragannya. 3. Nelayan Buruh Pikul Perahu/Egoh Egoh
merupakan
nelayan
yang
tidak
melakukan
aktivitas
penangkapan ikan ke laut, namun keberadaan egoh membantu nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan ikan ke laut. Peran egoh yaitu menurunkan dan menaikan perahu di dermaga/pelabuhan. 4. Nelayan Bakul Bakul merupakan anggota nelayan yang membeli dan memasarkan hasil tangkapan ikan nelayan Pamayangsari. Bakul membeli ikan hasil tangkapan nelayan di TPI, dengan cara mengikuti pelelangan ikan. 5. Nelayan Koperasi Mina Bangkit/Petugas TPI Petugas TPI merupakan anggota nelayan yang bekerja di TPI, petugas TPI mepersiapakan TPI sebelum aktivitas lelang berlangsung, serta petugas TPI juga melakukan penimbangan dan mencatat hasil pelelangan.
Faktor-Faktor Geografi Yang Mempengaruhi Pola Aktivitas Kegiatan Usaha Nelayan Pesisir Pamayangsari Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Dari hasil penelitian dan pembahasan yang mempengaruhi aktivitas kegiatan usaha nelayan Pamayangsari meliputi faktor-faktor geografi diantaranya faktor fisik yaitu berkaitan dengan keadaan geografis, oseanografi dan iklim/cuaca, ekonomi berhubungan dengan modal dan tingkat pendapatan, sosial mengenai tingkat pendidikan, sarana dan prasarana berkaitan dengan fasilitas di Pamayangsari, kebijakan merupakan ketentuan baik adat maupun dari rukun nelayan.
DAFTAR PUSTAKA Apridar, dkk. 2011. Ekonomi Lelautan dan Pesisir. Graha Ilmu: Yogyakarta Bemmelen Van, RW. 1949. The Geology of Indonesia Vol 1A General of Indonesia Adjacent Archipelagoes. Netherlands: Martinus Nijihoff, 1970 Dahuri, Rokhmin dkk. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita: Jakarta Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press: Bandung Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni: Bandung Widodo dan Suadi. 2008. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta