PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DESA MANDIRI PANGAN DI DESA MANGGUNGJAYA KECAMATAN RAJAPOLAH KABUPATEN TASIKMALAYA
Neisya Dwi Anggita NPM: 103507017 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Desa Mandiri Pangan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya”. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya Program Desa Mandiri Pangan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya guna mewujudkan ketahanan pangan nasional yang dimulai dari pemenuhan pangan diwilayah pedesaan. Fokus penelitian ini adalah mengkaji bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif deskriftif, dengan teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa adanya sebuah program pemberdayaan masyarakat dari pemerintah sebesar 100 juta/desa untuk mengatasi kerawanan pangan yang terjadi di pedesaan. Desa Manggungjaya kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya adalah merupakan salah satu desa yang mendapatkan program tersebut. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Desa Mandiri Pangan telah nyata manfaatnya bagi Masyarakat Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, khususnya pada Kelompok Afinitas di Desa Manggungjaya. Manfaat tersebut bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan keluarga saja, tetapi juga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Adapun kesimpulannya adalah Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupate Tasikmalaya telah berhasil dengan menggunakan Model Kelompok seperti ini. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berkurangnya jumlah KK miskin yang ada di Desa Manggungjaya yang tadinya mencapai 1087 KK dari jumlah 2757 KK sekarang menjadi 452 KK, respon Masyarakat yang tinggi dalam program ini dan kerawanan pangan lebih banyak dapat teratasi. Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Kemiskinan dan Kegiatan Desa Mandiri Pangan
Abstract The study is titled "Rural Community Empowerment through food security activities in the Village District Manggungjaya Rajapolah Tasikmalaya regency". This research is motivated by the Independent Village Food Programme conducted by the Tasikmalaya regency government to achieve national food security starting from the fulfillment of food in rural areas. The focus of this research is to examine how the empowerment process undertaken by the Government of Tasikmalaya regency. The purpose of this study was to determine
how the empowerment process undertaken by the Government of Tasikmalaya regency. The research method used is descriptive qualitative, with the informant selection techniques using purposive sampling and snowball sampling. Results of this study declare that the existence of a community development program of the government of 100 million / village to tackle food insecurity is happening in the countryside. Manggungjaya village Rajapolah Tasikmalaya district is one of the villages that receive the program. Community Empowerment Through Self-Activity Village Food has real benefits for the Village Community Manggungjaya Rajapolah Tasikmalaya district, especially on the Affinity Group in the Village Manggungjaya. The benefit is not just in meeting the needs of food, clothing and shelter families, but also in meeting the educational and health needs. The conclusion is made for Community Empowerment in Rural Manggungjaya Rajapolah Kabupate Tasikmalaya district has had success using this model such groups. The success can be seen from the reduction in the number of poor households in the village that had reached 1087 Manggungjaya of total 2757 KK KK KK now 452, High Society response in this program and more food insecurity can be overcome. Keywords: Community Empowerment, Rural Poverty and food security activities
Pendahuluan Kerawanan pangan mempunyai korelasi positif dan erat kaitannya dengan kemiskinan, oleh karena itu fokus pembangunan pada saat ini diarahkan pada penanganan masalah kerawanan pangan dan kemiskinan dengan jalan meningkatkan ketahanan pangan. Sejalan dengan hal tersebut, salah satu rencana program ketahanan pangan masyarakat adalah penurunan tingkat kemiskinan perdesaan dan pemenuhan kebutuhan pangan sampai tingkat rumah tangga. Ketahanan pangan diwujudkan bersama dengan masyarakat dan pemerintah, serta dikembangkan mulai tingkat rumah tangga. Apabila setiap rumah tangga sudah mencapai ketahanan pangan maka secara otomatis ketahanan pangan masyarakat, daerah, dan nasional akan tercapai. Dalam bidang ketahanan pangan, landasan perwujudan ketahanan didasarkan pada pasal 2 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan mengartikan Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Salah
satu upaya Pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan dilaksanakan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan
Pangan,
yang
menyatakan
bahwa
penyediaan
pangan
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Pemerintah Pusat bersama-sama Pemerintah Provinsi dan Daerah mempunyai program dan kegiatan yaitu mengurangi dan mengentaskan tingkat kemiskinan maka digulirkan yang namanya Desa Mandiri Pangan, Desa Mandiri Pangan obyek sasarannya adalah kelompok Rumah Tangga Miskin. Desa
Mandiri Pangan adalah merupakan penyempurnaan dari
program dan kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif, Lumbung Pangan Masyarakat dan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat. Kegiatan Desa Mandiri Pangan terbagi kedalam tiga tahap yaitu Tahap Penumbuhan, Tahap Pengembangan dan Tahap Kemandirian. Dari hasil proposal yang masuk ke Bagian Ketahanan Pangan Setda Kabupaten Tasikmalaya dan investigasi kelapangan dengan skala prioritas dan instrument-instrument yang menjadi kriteria maka kelompok yang mendapat bantuan adalah desa yang Rumah Tangga Miskinnya diatas 30%. Salah satunya adalah Desa manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya dapat dikatakan sebagai Desa rawan pangan, dari data yang di peroleh dari Profil Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010, hal tersebut dilihat dari jumlah KK miskin yang berada di Desa Manggungjaya yaitu mencapai lebih dari 30%, yakni 1.087 KK dari jumlah 2.757 KK. Berdasarkan pada realita bahwa Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah memiliki angka kemiskinan keluarga diatas 30 % maka, program Desa Mandiri panganpun dilaksanakan di Desa tersebut sebagai bentuk perhatian da kekhawatiran jika suatu saat terjadi kerawanan pangan yang meluas maka dari itu penelitian ini di lakukan di Desa Manggungjaya karena Desa tersebut telah melakukan proses pemberdayaan masyarakat melalui program Desa mandiri pangan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Mandiri Pangan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif. Sedangkan pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan yang digunakan apabila terjadi suatu peristiwa atau kasus tertentu dalam waktu tertentu dan tempat tertentu. Penelitian kualitatif menghasilkan data berupa ucapan, tulisan dan perilaku serta penekanan pada aspek subjektif yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri1 Metode ini langsung menunjuk setting dan individu-individu dalam seting itu secara keseluruhan materi. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Kegiatan Desa Mandiri Pangan Kegiatan Desa Mandiri Pangan (Kegiatan Desa Mapan) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa rawan pangan, dengan karakteristik jumlah KK miskin diatas 30%. Komponen kegiatan desa mapan meliputi: (1) pemberdayaan masyarakat; (2) penguatan kelembagaan; (3) pengembangan sistem ketahanan pangan; (4) integrasi program lintas sektor dalam menjalin dukungan pengembangan sarana prasarana perdesaan. Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pelatihan; pendampingan; dan peningkatan akses untuk pengembangan: kerjasama partisipasi inklusi, kapasitas individu, kapasitas
kelembagaan aparat,
kelembagaan masyarakat, dan kelembagaan pelayanan di perdesaan. Melalui fasilitas pemerintah, kelembagaan dibangun untuk mampu mengoptimalkan input:
sumber daya alam, sumber daya manusia, dana,
teknologi, dan kearifan lokal untuk menggerakan sistem ketahanan pangan, 1
Lexy J. Moleong.op.cit. hlm 3
melalui: (1) subsistem ketersediaan pangan dalam peningkatan produksi dan cadangan pangan masyarakat; (2) subsistem distribusi yang menjamin kemudahan akses fisik, peningkatan daya beli, serta menjamin stabilitasi pasokan; dan (3) subsistem konsumsi untuk peningkatan kualitas pangan dan pengembangan diversivikasi pangan. Upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat melalui berbagai fasilitasi tersebut, memerlukan dukungan koordinasi dan integrasi program/ kegiatan lintas subsektor, yang diimplentasikan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sarana prasarana perdesaan. Bekerjanya mekanisme tersebut, diharapkan dapat mencapai output yang diinginkan, antara lain: berkembangnya usaha produktif berbasis sumber daya lokal, meningkatnya ketersediaan pangan, meningkatnya daya beli rumah tangga, meningkatnya akses pangan rumah tangga, menurunnya kerawanan pangan dan gizi di rumah tangga dan berdampak terhadap terwujudnya ketahanan pangan dan gizi masyarakat desa.
Manfaat Program Desa Mandiri Pangan yang dirasakan oleh Kelompok Afinitas di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tujuan dari Kegiatan Desa Mandiri Pangan tersebut adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang dikuasai untuk mencapai kemandirian pangan rumah tangga dan masyarakat. Adapun bentuk bantuan dari Kegiatan Desa Mandiri Pangan adalah berupa pinjaman modal untuk mengembangkan usaha yang dimiliki dan juga pemberian pengetahuan mengenai pangan. Dengan di berikannya pengetahuan mengenai pangan diharapkan masyarakat dapat memanfaaatkan pekarang di sekitar rumah untuk di tanami berbagai macam tanaman yang dapat digunakan dan di manfaatkan sebagai sumber pangan. Dengan pemanfaatan tersebut maka masyarakat diharapkan dapat menghemat biaya untuk membeli sayuran untuk makan sehari-hari.
Selain diberikan pengetahuan tentang pemanfaatan pekarangan, masyarakat khususnya anggota kelompok afinitas di berikan pengetahuan tentang pentingnya menabung, anggota kelompok diwajibkan
untuk
menabung setiap pertemuan yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Hal tersebut berguna untuk anggota tersebut apabila ada salah satu anggota yang membutuhkan bantuan keuangan. Selain menabung, sebagian
anggota
kelompok juga ada yang yang mengadakan arisan. Dengan adanya Arisan tersebut diharapkan dapat menjalin silaturahmi antar anggota kelompok dan juga untuk tambahan keuangan individu. Kondisi kemajuan yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Manggungjaya jelas sangat terasa sekali manfaatnya setelah adanya program dari pemerintah tersebut, karena kondisi keadaan masyarakat Desa Manggungjaya sebelum adanya Kegiatan Desa Mandiri Pangan ini sangat memprihatinkan. Sedangkan setelah adanya kegitan tersebut
masyarakat
sedikit banyaknya terbantu dengan adanya bantuan yang diberikan dan berangsur-angsur perekonomian mayarakat khususnya anggota kelompok afinitas pun mulai membaik.
Hambatan dalam pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmlaya Pada saat ini program desa mandiri pangan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmlaya telah mencapai tahap pengembangan. Dalam setiap tahap yang dilakukan memang tidak mudah djalani ada saja hambatan yang dirasakan. Hambatan adalah hal yang selalu hadir dalm setiap hal, terutama jika berbicara mengenai sebuah program, apalagi jika menyangkut mengenai program pemerintah. Dalam program desa mandiri pangan terdapat hambatan-hambatan yang dirasakan ketika pelaksanaannya. Hambatan tersebut muncul dari berbagai unsur, yaitu dari anggota, pengurus dan Pemerintah bagian ketahanan pangan setda Kabupaten Tasikmalaya.
Hambatan yang muncul dari anggota kelompok adalah bermacammacam diantaranya yaitu keaktifan dalam mengikui setiap program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan. Contohnya ketika ada pertemuan yang diadakan baik itu berupa pelatihan maupun sosialisasi program seringkali beberapa anggota tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Ketidakhadiran anggota disebabkan oleh berbagai macam alasan dan yang paling utama adalah alasan pekerjaan. Kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan seringkali tidak pada waktu yang tepat. Kegiatan sosialisasi biasanya diadakan pada siang hari dan berdasakan hasil observasi peneliti mengetahui apabila pada saat itu kebanyakan dari kelompok afinitas melakukan kegiatan masing-masing seperti bertani dan berdagang
sehingga
mereka
tidak
dapat
mengikuti
kegiatan
yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan. Dengan ketidakhadiran tersebut seringkali informasi yang di dapatkan oleh anggota kurang maksimal. Hambatan lain yang muncul adalah berasal dari pengurus program itu sendiri. Terdapat beberapa hambatan atau masalah yang muncul dari pengurus. Masalah tersebut diantaranya adalah kelalaian dari pengurus dalam mengatur keuangan kelompok. Misalnya
anggota sudah
membayar
kepengurus tetapi suka terpakai oleh pengurus. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya
perputaran
uang dalam
kelompok
tersebut.
Pengurus
seharusnya dapat membedakan mana yang merupakan uang pribadi dan juga uang kelomok, dengan demikian uang yang seharusnya merupakan asset kaelompok tidak diperguunakan untuk kebutuhan pribadi. Masalah atau hambatan lain yang muncul dari pengurus adalah adanya perbedaan pendapat diantara pengurus. Seringkali antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain memiliki pendapat yang berbeda dan juga memiliki instruksi yang berbeda kepada anggota. Hal tersebut menyebabkan munculnya ketidakpahaman dari anggota dan kesimpangsiuran terhadap informasi yang didapatkan oleh anggota dari beberapa pengurus. Dari
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pengurus masalah tersebut sedikitnya dapat teratasi. Sehingga tidak terlalu berimbas pada program yang sedang dilaksanakan. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sebagai fasilitator dalam kegitan desa mandiri pangan juga memiliki masalah yang dapat menghambat jalannya program tersebut masalah tersebut muncul ketika Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan kurang efektif dalam memberikan informasi kepada anggota dan juga pengurus. Pemerintah yang bersangkutan biasanya melakukan sosialisasi dengan cara diadakannya seminar. Seminar tersebut terkadang kurang efektif baik untuk Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya yang mensosialisasikan maupun lagi pengurus dan juga anggota seminar yang diisi oleh materi-materi dan ceramah yang cukup lama, membuat anggota yang hadir menjadi jenuh dan tidak fokus terhadap materi yang disampaikan. Dengan tidak fokusnya anggota yang hadir seringkali informasi yang diberikan kurang di pahami. Masalah yang terakhir adalah masalah yang ditimbulkan oleh pemerintah pusat. Seringkali dana yang seharusnya diberikan tepat waktu sesuai dengan program mengalami keterlambatan dalam hal pencairan.dengan adanya keterlabatan tersebut menjadi hambatan dala pelaksanaan program desa mandiri pangan di desa manggungjaya kecamatan rajapolah kabupaten tasikmalaya. Keterlambatan dana menyebabkan ketidak efektifan dalam pelaksanaan prrogra teersebut.dengan terlambatnya pencairan dana keegiatan yang dilakukan juga mengalami keterlambatan dikarenakan tidak adanya biaya operasional untuk melakukan kegiatan. Dengan keterlambatan dana juga otomatis gajih untuk pegawai pemerintah dan pendamping juga mengalami keterlambatan. Hal tersebut menyebabkan pegawai dan pendamping tersebut kurang bersemangat dan kurang optimal dalam melakukan tugasnya. Adapun hambatan dalam kegiatan desa mandiri pangan berasal dari beberapa unsur yaitu dari anggota, pengurus, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan dan Pemerintah pusat, namun
masalah tersebut dapat teratasi sehingga kegiatan desa mandiri pangan dapat terlaksana dengan baik.
Kesimpulan
Proses pelaksanaan Kegiatan Desa Mandiri Pangan meliputi (4) tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penumbuhan, tahap pengembangan, dan tahap kemadirian. Tahap persiapan adalah tahap dimana pada tahap ini, persiapan dilaksanakan untuk mempersiapakan penanggulangan kerawanan pangan dan pelaksanaan Kegiatan Desa Mandiri Pangan supaya berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik secara aturan maupun manfaatan bagi masyarakat. Selain itu juga pada tahap ini pembentukan TPD (Tim Pangan Desa) dan LKD (Lembaga Keuangan Desa) serta pendataan KK Miskin (DDRT). Tahap penumbuhan pada tahap ini yaitu pembentukan kelompok afinitas, pembinaan kelompok afinitas, dengan diadakan perteuan tiap bulan di setiap kelompok, pembinaan ekonomi rumah tangga seperti, “kalau memang bisa di tanam mengapa harus beli”, dan setiap kelompok afinitas wajib menabung, arisan, dan tanaman pekarangan. Setelah itu pengajuan proposal dan pelaksanaan pencairan. Selanjutnya adalah tahap pengembangan dan tahap kemandirian. Adapun manfaat yang dirasakan dengan adanya kegiatan Desa Mandiri Pangan adalah adanya bantuan modal usaha yang hasilnya dapat meningkatkan pendapatan sehingga berhasil membantu meningkatkan taraf kesejahteraan hidup keluarga. Sehingga dengan sendirinya, kondisi ketidakberdayaan yang selam ini mengukung setiap anggota kelompok afinitas di desa Manggungjaya bisa tetasi dengan baik walaupun secara perlahan-lahan. Pengentasan kemiskinan menjadi manfaat nyata dari adanya kegiatan Desa Mandiri Pangan khususnya bagi anggota kelompok afinitas di Desa Manggungjaya. Hal ini bisa dilihat dari adanya pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang dan papan. Selain itu pemenuhan kebutuhan lainnya termasuk pendidikan dengan
sendirinya bisa terpenuhi mengingat peningkatan taraf hidup anggota kelompok afinitas di Desa manggungjaya. Kesimpulannya adlah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya telah berhasil dengan menggunakan model kelompok seperti ini. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berkurangnya jumlah KK miskin yang ada di desa Manggungjaya yang tadinya mencapai 1087 KK dari jumlah 2757 KK sekarang menjadi 452 KK, respon masyarakat yang tinggi dalam program ini dan kerawanan pangan lebih banyak dapat teratasi.
Daftar Pustaka Awang, Azam. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Kartasasmita,
Ginandjar,
1995.
Ekonomi
Rakyat
:
Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan; CIDES, Jakarta Milles Matthew B. Dan Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif, alih bahasa Tjejep Rohendi Rohidi, UI-Press: Jakarta. Moleong, J Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung. Nazir, Moh, 1993 Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Erlangga: Jakarta. Riduwan, 2002. Skala Pengkuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung. Sairin, Sjafri, 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Soelaeman, M Munandar, 1986. Ilmu Sosial Dasar, Refika Aditama. Bandung Soehartono, Irawan, 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung. Sutoro, Eko, 2005. Pemberdayaan Kaum Marjinal, APMD Press, Jakarta. Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar Toritis dan Praktis, Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Usman, Sunyoto. 2010. Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Widjaja, Haw, 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sumber lain: Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Umum Desa Mandiri Pangan. Jakarta Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun1996 Tentang Pangan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan Profil Desa Manggungjaya www.depsosri.go.id Afriza Wordpress, ” Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat” di kutip dari . http://afrizalwszaini.wordpress.com/2011/02/20/pembangunanpemberdayaan-masyarakat/pada 3 Desember 2012 pukul 08.36.