MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KEYNOTE SPEECH
PERAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DALAM MEMBANGUN KUALITAS HIDUP MANUSIA DI INDONESIA Prof. Dr.dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) Menteri Kesehatan RI
Disampaikan pada Kongres ke-2 INA-HEA Jakarta, 8 April 2015 1
SISTEMATIKA
MENTERI KESEHATAN
1
4
Tantangan Pembangunan Kesehatan
2
Strategi Pembangunan Kesehatan
3
JKN – Sistem Pembiayaan Pelayanan Kes. Harapan pada Ahli Ekonomi Kesehatan
INDONESIA: Dalam Konteks Sosio Politik dan Geografis
• Jumlah Penduduk: 240 juta (estimasi 2013) • GDP per kapita $3,592 (2012) • Koefisien Gini meningkat dari 0.37 (2012) ke 0.41 (2013) • Luas Wilayah: 1.9 juta kilometer2 • 17,504 pulau • 34 Kementerian • 34 provinsi, 511 Kabupaten/Kota, 6994 Kecamatan , 72944 desa • 9655 Puskesmas • Demokrasi baru/new democracy, desentralisasi • Pemilihan Presiden langsung • Pemilihan Kepala Daerah langsung
Piramida Penduduk Indonesia 2012
BPS, Susenas 2012
1971
Posisi HDI Indonesia urutan ke-5 di negara ASEAN (2014) Ranking
HDR, 2014
BPS, 2014
MENTERI KESEHATAN
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (2007 – 2013) 73,29 72,27 70,59
2007
71,17
2008
73,81
72,77
Usia harapan hidup 70,07 tahun
71,76
2009
Rata-rata lama sekolah 8,14 tahun
2010
2011
2012
Angka Melek Huruf 94,14%
2013
Rata-rata pengeluaran per bulan Rp. 643.360
6
TREN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA (2011-2013) (Dalam ribuan)
APAKAH AKI TERKAIT ATAU KEMISKINAN TENAGA TERKAIT KESEHATAN ATAU MUTU TENAGA KESEHATAN ATAU ADA HAL YANG LAIN DI LUAR SEKTOR KESEHATAN?
28,28 Juta Penduduk Miskin Indonesia.
Penerima bayar iur JKN sebanyak 90,2 juta jiwa. ???
7 (SUSENAS, BPS 2013)
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN RPJMN I 2005 -2009 Bangkes diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes
RPJMN II 2010-2014 Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat
RPJMN III 2015 -2019 Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap
RPJMN IV 2020 -2025 Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia
KURATIFREHABILITATIF PROMOTIF - PREVENTIF
VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia PROGRAM INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA SEHAT
PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA
PARADIGMA SEHAT
PENGUATAN YANKES
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DTPK
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
VISI DAN MISI PRESIDEN
PROGRAM INDONESIA SEHAT Paradigma Sehat Program • Peng-arusutama-an kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakat
Penguatan Yankes Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu
Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk)
JKN Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS
Beban Penyakit di Indonesia 1990 Cedera
Penyakit
menular
Cedera
7%
37%
Sumber IHME: 2010
Penyakit menular
Penyakit menular
Cedera
9%
8%
33 %
43%
56% 49%
Penyakit tidak menular
2010
2000
Penyakit tidak menular
58 % Penyakit tidak menular 11
SEPULUH FAKTOR RESIKO TERTINGGI Sepuluh Faktor Resiko Utama dengan Beban yang ditimbulkan 12
DALYs share
Pola makanan yang tidak baik/beresiko
10.7%
Tekanan darah tinggi
10.0%
Merokok
8.3%
Pencemaran udara dalam rumah tangga
5.9%
Kadar Glukosa Darah Puasa tinggi
4.7%
Aktifitas fisik yang tidak memadai
3.1%
Pekerjaan yang beresiko tinggi
2.9%
Index massa tubuh
2.8%
Kekurangan zat besi
2.4%
Penyalah gunaan obat
2.1%
Sumaber International Health Metric Evaluation, 2010
MDGS YANG BELUM TERCAPAI
+
AGENDA PEMBANGUNAN PASCA2015 1
Mengakhiri Kemiskinan
2
Memberdayakan Anak Perempuan, Kaum Perempuan dan Pencapaian Kesetaraan Gender
3
Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Penerapan Belajar Seumur Hidup
4
Menjamin Hidup Sehat
5 6
Menjamin Ketahanan Pangan dan Gizi Baik Menjamin Tersedianya Akses Air Bersih dan Sanitasi
7
Membangun Ketahanan Energi Berkelanjutan
8
Menciptakan Lapangan Kerja, Penghidupan Berkelanjutan, dan Pertumbuhan Berkeadilan
9
Mengelola Aset Sumber Daya Alam secara Berkelanjutan
10
Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dan efektif
11
Menjamin Kehidupan Bermasyarakat yang Aman dan Damai
12
Menciptakan Lingkungan Global yang Kondusif sebagai Katalisator Pembiayaan Jangka panjang
13
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Pencapaian • ↙ angka kematian MDGs dan Post • ↙ angka kemiskinan 2015
• ↙ angka kesakitan
• ↗ akses pelayanan Implementasi • Pelayanan yang terstruktur • Pelayanan yang efisien & JKN efektif
Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya
Persentase Penduduk Berumur > 10 Tahun Pertama Kali Merokok Menurut Kelompok Umur
80,71% Penduduk
merokok dalam rumah dengan anggota rumah tangga
BPS, 2014
Rata-rata Batang Rokok yang dihisap setiap hari oleh Penduduk Berumur 10 tahun ke atas Provinsi
Tertinggi Bangka Belitung 16,56 batang Terendah DI Yogyakarta 10,31 batang
BPS, 2014
16
PROGRAM INTEGRASI Perilaku Sosial Negatif?
DAMPAK PERKEMBANGAN TERHADAP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Biaya langsung dan tidak langsung 33 miliar euro/tahun (pada negara anggota EU di 2002: Fry dan Finley, 2005)
‘Cost of Value’ ‘Intangible Cost’
BONUS DEMOGRAFI
2020
Bonus demografi dan jendela peluang 90 80
Bonus Demografi
70 60
Jendela peluang
M uda
40 30 20
Lansia
10 0
1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
Persentas e
50
mayoritas penduduk USIA PRODUKTIF
menentukan peluang Indonesia menjadi NEGARA MAJU
Tahun 18
KERUGIAN EKONOMI AKIBAT PENYAKIT
FILARIASIS
HIV +
AIDS
MALARIA
Rata2 prev.: 4,7 % Jumlah pddk berisiko : 102.279.736 orang Jumlah pddk terinfeksi : 4.897.148 orang Asumsi total kerugian per kasus (berdasarkan UMR 2013) : 2.753.368/ tahun
kasus 2012 : 591.823 Hari produkif hilang : 1,575 Jumlah hari produktif yang hilang dari semua kasus HIV : 932.121.225 Jumlah hari tidak produktif sebenarnya : 626.484.858 Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) : 79.000
Jumlah kematian ODHA (50%) : 295.911,50 Tahun yg hilang : 35 Total thn produktif hilang : 10.356.903 Total hari produktif hilang : 3.780.269.413 Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) : 79.000 Kerugian kematian akibat HIV-AIDS (Rp) : 298.641.283.587.500
Total kasus malaria yg berobat dg ACT (2012) : 417.000 kasus malaria di masyarakat : 1.237.389 Hari produktif yg hilang : 5 Jumlah hari produktif yang hilang : 6.186.944 Jumlah hari tidak produktif sebenarnya : 4.640.208 Pendapatan rata2 UMR per hari (Rp) : 79.000
Rp. 13,2 T / Tahun
Rp. 51,5 T / Tahun
Rp. 350 T / Tahun
Rp. 366 M/ Tahun
19
ASFR 48%
STATUS KESEHATAN PEREMPUAN
KEK pada WUS 15-19 thn: 38.5% (hamil); 46.6% (tdk hamil)
AKI 359/100.000 KH
Ca serviks 12,8%
Kanker payudara 28,7%
IRT banyak dilaporkan menderita AIDS: 6.539 kasus
KDRT 280.710
TFR 2.6
Pendidikan rendah
Anemia 23,9%
Status gizi dan kesehatan rendah
Faktor budaya Kondisi geografis
Ibu Hamil dengan HIV 2061
Persentase AIDS terbanyak pd usia produktif 30-39 thn (42%) & 20-29 thn (36.9%), lbh bnyk pd perempuan (68%)
Ketidaksetaraan gender: diskriminasi, subordinasi, rentan mengalami kekerasan, peran ganda
Kurangnya akses ke pelayanan Sosial ekonomi Ketidakberdayaan kesehatan rendah perempuan dlm mengambil keputusan
Beban Ekonomi Kesehatan Remaja Anemia remaja puteri • Prevalensi anemia remaja = 18,4%(15-24 thn), 26,4%(5-14 tahun)Riskesdas 2013 • Jumlah remaja putri : 22.136.584 Pengobatan anemia (sumber : Adolescent Jobs Aid): • 3 tablet besi (II) 200 mg + 0.25 mg sulfat per hari x 90 hari • Albendazole 400 mg (atasi masalah kecacingan) • Economic loss ≈ cost pengobatan ≈ 10 T = (18,4% x 22.000.000* x 270 tab x Rp.90**) + (18,4% x 22.000.000 x Rp.549) = Rp. 10.058.875.200.000,*Kemenkes No. 436 tahun 2013 tentang HET Obat Generik, *Jumlah Sasaran Penduduk 2014, Pusdatin,
Kehamilan remaja
•
ASFR 15-19 tahun (≈ Angka kehamilan remaja ) = 48/1000 kelahiran (SDKI 2012) Estimasi jumlah kelahiran (lahir hidup) 2014 = 4.809.304 (Jumlah Sasaran Penduduk 2014, Pusdatin) 40% remaja hamil tidak melanjutkan pendidikannya (Preventing Teen Pregnancy 2010-2015, CDC) Rata-rata upah buruh/karyawan pegawai (BPS 2012) = Rp 1,6 juta/ bulan
•
Economic loss setahun ≈
• • •
Loss = 48/1000 x 4.809.304 x 40% x Rp. 1.600.000 x 12 bulan = Rp 1,77 T
21
Investasi Gizi untuk pembangunan manusia • The Copenhagen Consensus 2012: Para ekonom terkenal dunia mengidentifikasi cara paling cerdas mengalokasikan uang untuk menghadapi 10 tantangan utama dunia adalah: Investasi untuk perbaikan status gizi penduduk
• Investasi pada gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan dan meningkatkan PDB negara 2 hingga 3% per tahun. • Investasi $1 pada gizi dapat menghasilkan kembalinya $30 dalam peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas ekonomi. •
Sumber: SUN Movement Secretariate, 2013 22
Rasio “Manfaat-Biaya” untuk paket inti intervensi spesifik gizi dengan cakupan >= 90% untuk menurunkan Stunting
Indonesia: 48
Setiap investasi 1 USD u/ menurunkan Stunting akan memberikan manfaat 48 kalinya (48 USD)
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN KESEHATAN (1) PEMBIAYAAN KESEHATAN
TERSEDIA DG JML YG MENCUKUPI, BERKESINAMBUNGAN
TERALOKASI SECARA ADIL, MERATA
MENJAMIN TERSELENGGARANYA PEMB KESEHATAN
TERMANFAATKAN SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
DERAJAT KESMAS
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN KESEHATAN (2) ANGGARAN KESEHATAN
Minimal 5% dari APBN diluar gaji
Minimal 10% dari APBD diluar gaji
Anggaran kesehatan diprioritaskan utk pelayanan publik yg besarannya sekurang2nya 2/3 darianggaran kesehatan
INTEGRASI BEBERAPA SKEMA JAMINAN KESEHATAN MENJADI JKN (1 JANUARI 2014) Askes (PNS, Pens PNS) Jamsostek (Pekerja sektor formal) Jamkesmas (penduduk miskin) Jamkesda TNI/Polri
16,3 Juta
8,1 Juta
86,4 Juta 4,2 Juta
4,5 Juta
Pool tunggal, Pembayar tunggal: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dikelola oleh BPJS Kesehatan
Semua masyarakat Indonesia berhak mendapat JKN untuk mencapai tujuan Pelayanan Universal pada 2019. Program JKN merupakan loncatan besar untuk penyatuan (pooling) dana
PERLUASAN PESERTA 2015 & PROYEKSI KEPESERTAAN 2014-2019 NO 1.
RINCIAN KEGIATAN TAMBAHAN PBI JKN KIS 2015 a. Bayi baru lahir dari orang tua peserta PBI b.
JUMLAH
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK & TARGET ProPESERTA yeksiJumlahPenduduJKN kdanTarge tPesertaJKN2014-2019 2014-2019
1.831.816 jiwa
950.400 jiwa
32.409 jiwa Narapidana/tahana n miskin
c. PMKS
849.007 jiwa
2.
BESARAN PREMI/ IURAN PER ORANG
Rp. 19.225,-
3.
ALOKASI ANGGARAN PBI JKN KIS DARI APBN-P 2015 (point 1 x point 2 x 12 bln)
Rp. 422.6 milyar
Tah %un pesert a 201 51% 4 201 60% 5 Supply 201 70% Side 6 Readin 201 80% ess 7 201 90% 2014 2015 2016 2017 2018 2019 8 27 Penduduk (Jiwa) 252,164,800 255,461,700 258,705,000 201 95% 261,890,900 265,015,300 268,074,600
POLA PEMBAYARAN DALAM JKN FKTP (Puskesmas, Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik Pratama)
KAPITASI
Cara pembayaran lain (Non kapitasi)
FKRTL (Klinik Utama, Balkes, Rumah Sakit)
INA-CBG + non INA-CBG
Pola pembayaran prospektif
ALUR DANA JKN iIURAN NON PBI: PEKERJA DAN PEMBERI KERJA Biaya pelayanan kesehatan
B K P E J S S
Pembayaran kpd FKTP
Biaya operasional
Biaya cadangan
Jasa Pelayanan (jasa medik, dll) Jasa Sarana (Obat, BMHP & Alkes)
Pembayaran kpd FKRTL
Biaya Operasional lainnya
IURAN PBI: APBN 29
GAMBARAN PENGELUARAN KESEHATAN DI INDONESIA
DATA NHA
1995*
Expenditure TEH per Kapita (Rupiah current prices)
2000*
45.749,8
TEH per Kapita (exchange rate USD at current prices)
2005
132.578,4
2010
357.820,0
2011
815.259,8
909.503,5
20,35
15,74
36,87
89,68
2,0
2,0
2,8
3,0
% TEH terhadap PDB
2012 1.055.146,4
103,70 2,9
3,1
*WHO Global Health Expenditure Database, Juni 2014
300000,00
3,400%
3,150%
milyar Rupiah
200000,00
% TEH terhadap PDB
Total Expenditure on Health (TEH) dan Rasio TEH terhadap GDP Tahun 2005-2012
250000,00
150000,00
100000,00
2,900%
50000,00 ,00
2,650% 2005
2006
Government expenditure on health
2007
2008
2009
Private expenditure on health
2010
2011
2012
Total health expenditure as % of GDP
112,41
GAMBARAN PENGELUARAN KESEHATAN SISI PUBLIK DI INDONESIA
DATA NHA
120.000
45%
Belanja Kesehatan oleh Publik
40% 100.000 35%
80.000
30% 25%
60.000 20%
40.000
15% 10%
20.000 5%
-
0% 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Kementerian Kesehatan
Kementerian Lainnya
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Social security
Pengeluaran Pemerintah dari TEH
2012
DATA NHA
GAMBARAN PENGELUARAN KESEHATAN DI INDONESIA
Dibelanjakan dimana? Total Health Expenditure by Provider, 2012
Provider layanan rawat jalan 17,7%
Rumah Sakit 49,8%
Provider lain 1,8%
Provider yang menjual eceran barang medis 16,9%
Penyedia dan administrasi program kesehatan Administrasi dan masyarakat 5,3% asuransi kesehatan 8,4%
33
Proyeksi Jumlah Kasus Penyakit Katastropik 2014-2019 Tren Jumlah Kasus Katastropik
2014
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL RANAP 1.359.013 1.627.387 1.922.723 2.224.458 2.532.370 2.703.915 TOTAL RAJAL 1.901.805 2.277.367 2.690.660 3.112.908 3.543.801 3.783.861
Beban Penyakit Katastropik: [% Kasus Vs. % Biaya] PENYAKI T
KASUS INA-CBGs KASUS INA-CBGs RANAP RAJAL Jml Jml Biaya Jml Kasus Jml Kasus (Rp) Biaya (Rp)
12,759, 3,454,443,1 2,611,6 12,662,402, Semua 95 518,875 501 70,335 Penyakit • Klaim INA-CBGs periode Jan-Juli 2014 mencapai Rp. 1,029,7 1,034,610,0 735,8 4,237,618, Penyakit 3.4 T (Kasus17RAJAL) dan Rp. 12.6 T (kasus RANAP) 20,423 27 198,602 Katastropi k • Meskipun penyakit Katastropik hanya 8% thd total Beban 8.1 28% Kasus 30.0 Ranap, 28. NAMUN 33.5%burden Kasus Rajal dan Katastropik % % 2% Rajal dan 33% (beban) biayanya mencapai 30% (%) Ranap.
Jumlah Kasus & Biaya Penyakit Katastropik: Rawat Inap Januari-Juni 2014 Jumlah Kasus
Katastropik Ranap 735,827
Biaya(Rp)
Jenis Penyakit
56,033
313,094,604,232
Kanker
12,170
71,250,444,475
Hemofilia
53,948
174,850,865,430
Thalasemia
70,584
313,639,067,679
Diabetes
172,303
794,079,777,612
Stroke
232,010
1,820,092,504,825
Jantung
138,779
750,610,932,614
Ginjal
POLA PEMBAYARAN DALAM JKN FKTP (Puskesmas, Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik Pratama)
KAPITASI
Cara pembayaran lain (Non kapitasi)
FKRTL (Klinik Utama, Balkes, Rumah Sakit)
INA-CBG + non INA-CBG
Pola pembayaran prospektif
ANGGARAN KESEHATAN
PENGANGGARAN KESEHATAN KESEHATAN KE DEPAN
KEGIATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN (INFRASTRUKTUR, KOMPETENSI SDM, DLL) JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (IURAN PBI)
MEMPERKUAT FASILITAS LAYANAN KESEHATAN Dimaksudkan untuk memastikan layanan kesehatan masyarakat oleh fasilitas layanan kesehatan primer dan fasilitas layanan rujukan (kesiapan layanan).
OUTPUT 2015 -2019 1. Kesiapan 6.000 Puskesmas 2. Pembangunan 184 Rumah Sakit Rujukan Daerah 3. Pembangunan 14 Rumah Sakit Rujukan Nasional 38
39
Layanan Kesehatan Primer : Model Intervensi Integratif LAYANAN KESEHATAN PRIMER
Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan Model 1
Perkotaan/ Kota Besar Model 2
Bermasalah Kesehatan dan di wilayah yang ditinggalkan, DTPK
Model 3
Papua & Papua Barat Model 4
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan
“ Nusantara Sehat” •Intervensi berbasis-tim di layanan kesehatan primer
DOKTER LAYANAN PRIMER: THE AGENT OF CHANGE
LAYANAN KESEHATAN TERTIER
BOK PROGRAM
LAYANAN
Upaya Kesehatan Mayarakat
KESEHATAN SEKUNDER
DOKTER SUB SPESIALIS
LAYANAN KESEHATAN PRIMER
DOKTER SESUAI KOMPETENSI
SENDIRI
PROMOTIF
JAGA KESEHATAN
TENAGA MEDIS LAYANAN PRIMER
1. CARE PROVIDER 2. DECISION MAKER 3. COMMUNICATOR 4. COMMUNITY LEADER 5. MANAGER
INA CBGs
KAPITASI
42
1. Kondisi tenaga kesehatan Puskesmas (9.655 per Oktober 2014): MENTERI KESEHATAN a. 1.039 puskesmas tanpa dokter b. 3.029 puskesmas tanpa tenaga gizi c. 7.781 puskesmas tanpa tenaga asisten apoteker d. 4.252 Puskesmas tanpa tenaga analis.244 2. Distribusi tidak merata, daerah-daerah tertentu akan tetap sulit
Jenis
Nakes per 100.000 penduduk Target 2014
Dokter Umum Dokter Gigi
40
Status Tahun 2014 39,5
12
10,1
13
Perawat
158
100,6
180
Bidan
100
98,4
120
Target 2019 45
memenuhi kebutuhan nakes
Sebaran SDM Kesehatan Tahun 2013
3. Mutu belum memadai (November PARAMETER DIII DIII 2014) Profesi Ners
Keperawatan
Kebidanan
Nilai Batas Lulus
46,70
42,16
40,14
% Kelulusan
57,81
47,81
64,65
Periode Juni – Juli
Periode November - Desember Nilai Batas Lulus
46,70
44,48
40,28
% Kelulusan
46,20
59,90
76,32
110 RS RUJUKAN REGIONAL
RS RUJUKAN REGIONAL (= 110 RS)
Menkes utk Rakerkeswil Barat
RS KELAS A
3 RS
RS KELAS B
48 RS
RS KELAS C RS KELAS D
52 RS 7 RS
44
TARGET PENGUATAN SISTEM RUMAH SAKIT RUJUKAN NASIONAL
KETERANGAN 2015
2018
2016
2019
2017 45
SINERGI DAN HARMONISASI DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pemerintah Prov – Kab/Kota
Nilai Sosial Bersama komunitas Sektor Swasta
Akademisi & Masy. Madani 46
PERAN AHLI EKONOMI KESEHATAN 1. Memberikan masukan dan rekomendasi dalam perbaikan penganggaran kesehatan dan perumusan kebijakan pembiayaan kesehatan. 2. Mendukung pengembangan pembiayaan kesehatan melalui kajian-kajian 3. Memberikan kapasitas/kompetensi SDM dalam bidang pembiayaan kesehatan 4. Berperan aktif dalam monitoring dan evaluasi pembiayaan kesehatan
48