No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM I) DIPERKIRAKAN NAIK 0,39 PERSEN A. PADI
Produksi padi di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 857.944 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami penurunan sebesar 24.148 ton GKG (2,74 persen) dibandingkan tahun 2013.
Produksi padi di tahun 2015 berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) diperkirakan sebesar 861.321 ton GKG atau mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi ini diperkirakan terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kwintal/hektar (1,41 persen) meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1.419 hektar (0,99 persen).
B. JAGUNG
Produksi jagung di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 40.613 ton pipilan kering atau turun 16.960 ton pipilan kering (29,46 persen) dibandingkan tahun 2013.
Produksi jagung di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23 persen) dibandingkan tahun 2014. Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 1.168 hektar (7,00 persen), namun produktivitas justru mengalami kenaikan sebesar 0,20 kwintal/hektar (0,83 persen).
C. KEDELAI
Produksi kedelai di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.187 ton biji kering atau mengalami kenaikan 754 ton biji kering (10,14 persen) dibandingkan tahun 2013.
Produksi kedelai di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 7.571 ton biji kering. Capaian produksi ini diperkirakan turun sebesar 616 ton biji kering (7,52 persen) dibandingkan tahun 2014. Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 103 hektar (1,92 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kwintal/hektar (5,71 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
1
1. PENDAHULUAN Statistik produksi tanaman pangan yang disajikan dalam BRS (Berita Resmi Statistik) ini terdiri dari luas panen, produktivitas, dan angka produksi, serta hanya mencakup komoditas padi, jagung, dan kedelai. Angka produksi tanaman pangan disajikan dalam 4 (empat) periode waktu yang berbeda, yakni ARAM I, ARAM II, ASEM, dan ATAP. ARAM I (Angka Ramalan I) terdiri dari realisasi produksi subround I (Januari April) dan angka ramalan subround II dan subround III (Mei Desember) berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April. ARAM II (Angka Ramalan II) terdiri dari realisasi produksi subround I dan subround II (Januari Agustus) dan angka ramalan subround III (September Desember) berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus. ASEM (Angka Sementara) merupakan realisasi produksi selama satu tahun (Januari Desember), tetapi belum final karena menunggu sampai menjadi angka tetap (data tersedia dengan lengkap). ATAP (Angka Tetap) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari Desember), dan sudah merupakan angka final. Adapun jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP di tahun 2015 melalui BRS dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Jadwal Rilis ARAM, ASEM, dan ATAP di Tahun 2015 Subround
Status Angka
Jadwal Rilis BRS
1.
ASEM 2014
2 Maret 2015
REALISASI 2014 (Angka Belum Final)
2.
ATAP 2014
1 Juli 2015
REALISASI 2014 (Angka Final)
3.
ARAM I 2015
1 Juli 2015
4.
ARAM II 2015
2 November 2015
Januari – April
Mei – Agustus
REALISASI 2015
September – Desember
RAMALAN
REALISASI 2015
RAMALAN
Para konsumen data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya, baik untuk evaluasi/monitoring maupun perencanaan, dan hendaknya selalu mengacu pada hasil perhitungan yang dirilis terakhir.
2. PRODUKSI PADI Produksi padi di Bali tahun 2014 tercatat sebesar 857.944 ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 24.148 ton GKG (2,74 persen) dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, produksi padi di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 861.321 ton GKG. Capaian produksi ini diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39 persen). Kenaikan produksi diperkirakan terjadi pada subround II (Mei - Agustus) sebesar 34.932 ton GKG (13,53 persen) dan subround III (September -Desember) sebesar 28.141 ton GKG (9,30 persen), sedangkan pada subround I (Januari - April) justru terjadi penurunan sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Secara absolut maupun persentase, kenaikan produksi padi relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Badung sebesar 23.746 ton GKG (21,76 persen). Kenaikan produksi padi di Bali selama tahun 2015 (ARAM I) diperkirakan karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kwintal/hektar (1,41 persen) meskipun luas panen diperkirakan turun seluas 1.419 hektar (0,99 persen). Kenaikan produktivitas tertinggi diperkirakan terjadi di 3 (tiga) kabupaten/kota, yakni Kabupaten Karangasem sebesar 4,91 kw/ha (9,05 persen), Kota Denpasar sebesar 3,88 kw/ha (5,97 persen) dan Kabupaten Badung sebesar 3,19 kw/ha (5,05 persen). 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
Secara umum, ada 3 (tiga) faktor sebagai penyebab kenaikan produktivitas padi. Pertama, di Kota Denpasar, karena adanya kompensasi subsidi pupuk kepada petani yang lahannya mengalami kekeringan di tahun 2014 lalu. Subsidi pupuk tersebut diberikan ketika petani yang memulai menanam padi pada periode bulan November - Desember 2014, yang hasil panennya terjadi di subround I - 2015. Kedua, di Kabupaten Badung, tepatnya di Kecamatan Petang, petani setempat menggunakan varietas padi unggul seperti Ciherang, sehingga produksi dapat meningkat hingga 8,5 ton/hektar. Selain itu, di Kabupaten Badung juga ada program UPSUS (Upaya Khusus) untuk komoditas Padi (bersumber APBN), yakni 310 hektar di Kecamatan Petang, 2.084 hektar di Kecamatan Mengwi, 755 hektar di Kecamatan Abiansemal, dan 251 hektar di Kecamatan Kuta Utara. Ketiga, di Kabupaten Karangasem, disebabkan oleh kesuburan lahan dan kondisi cuaca yang sangat mendukung. Utamanya di Kecamatan Sideman yang lahannya subur bekas penanaman komoditas Hortikultura (sayuran) dengan rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,98 kg/plot. Sedangkan di tahun 2014 lalu di kecamatan yang sama, rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,50 kg/plot. Selain itu juga didukung dengan penggunaan pupuk di kalangan petani padi secara lengkap. Tabel 2 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Provinsi Bali Menurut Subround Tahun 2013 - 2015 No
Uraian
(1)
2013
2014
2015 (ARAM I)
Perkembangan 2013 - 2014
2014 - 2015
Absolut
%
Absolut
%
(6)
(7)
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
(5)
-
Luas Panen (ha) Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember
49 880 48 416 52 084 150 380
49 801 43 346 49 550 142 697
38 498 49 201 53 579 141 278
- 79 -5 070 -2 534 -7 683
-0,16 -10,47 -4,87 -5,11
-11 303 5 855 4 029 -1 419
-22,70 13,51 8,13 -0,99
-
Produktivitas (kw/ha) Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember
58,17 55,26 62,29 58,66
59,67 59,57 61,07 60,12
61,68 59,58 61,73 60,97
1,50 4,31 -1,22 1,47
2,57 7,80 -1,96 2,50
2,01 0,01 0,66 0,84
3,37 0,02 1,08 1,40
-
Produksi (ton) Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember
290 155 267 524 324 413 882 092
297 151 258 199 302 594 857 944
237 455 293 131 330 735 861 321
6 996 -9 325 -21 819 -24 148
2,41 -3,49 -6,73 -2,74
-59 696 34 932 28 141 3 377
-20,09 13,53 9,30 0,39
1
2
3
Keterangan: Kualitas Produksi Padi adalah Gabah Kering Giling (GKG)
Kendati produktivitas padi di Bali meningkat, namun luas panen terjadi penurunan yang diperkirakan sebesar 1.419 hektar (0,99 persen). Penurunan luas panen terjadi secara merata di hampir semua kabupaten/kota. Secara umum, beberapa faktor yang menyebabkan penurunan luas panen, antara lain: adanya penurunan sebesar 27,61 persen Luas Tanam Akhir (LTA), dari 34.236 hektar LTA Desember 2013 menjadi 24.784 hektar LTA Desember 2014 yang diakibatkan dampak kemarau panjang di hampir semua wilayah, adanya mundur tanam (seperti yang terjadi di Kabupaten Gianyar, Klungkung, dan Buleleng), alih fungsi lahan, adanya perbaikan saluran irigasi di akhir tahun 2014 lalu yang berakibat pada turunnya realisasi luas tanam, adanya pengalihan komoditas karena sawah kurang supply air, yakni pengalihan ke komoditas ubi kayu di Kabupaten Badung dan ke komoditas
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
3
jeruk di Kabupaten Bangli, serta terjadi penerapan pola tanam padi sebanyak lima kali dalam dua tahun yang digambarkan dari penurunan LTA Desember 2013 ke LTA Desember 2014 (terjadi di Kabupaten Gianyar). Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi padi di tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 861.321 ton GKG tersebut, Kabupaten Tabanan memberi kontribusi (share) tertinggi sebesar 24,47 persen atau 210.801 ton GKG. Kedua adalah Gianyar dengan share 21,60 persen atau 186.035 ton GKG, dan ketiga adalah Badung dengan share 15,43 persen atau 132.894 ton GKG. Kontribusi kabupaten/kota lainnya berada di bawah 15,43 persen. Sementara itu, bila dilihat dari sisi pola panen padi di Bali selama tahun 2015 (kondisi subround I) tidak berbeda atau sama dengan dua tahun sebelumnya. Musim puncak panen atau panen raya berada di subround I (Januari - April) baik di tahun 2015, tahun 2014 dan 2013 yang terjadi pada bulan April (lihat Gambar 1). Gambar 1 Pola Panen Padi di Provinsi Bali Tahun 2013
2015 (hektar)
3. PRODUKSI JAGUNG Produksi jagung di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 40.613 ton pipilan kering atau turun 16.960 ton pipilan kering (29,46 persen) dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, produksi jagung di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23 persen). Penurunan ini terjadi di dua subround, yakni pada subround I (Januari - April) turun sebesar 3.748 ton pipilan kering (11,40 persen) dan subround II (Mei - Agustus) turun sebesar 362 ton pipilan kering (13,80 persen). Sedangkan pada subround III (September - Desember) diperkirakan mengalami kenaikan produksi sebesar 1.579 ton pipilan kering (30,92 persen). Secara absolut, penurunan produksi jagung relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng sebesar 1.960 ton pipilan kering, 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
sedangkan secara persentase, penurunan produksi jagung relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 35,48 persen. Penurunan produksi jagung di Bali selama tahun 2015 diperkirakan karena adanya penurunan luas panen seluas 1.168 hektar (7,00 persen). Secara absolut, penurunan luas panen relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng seluas 1.136 hektar. Sedangkan secara persentase, penurunan luas panen relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 36,84 persen. Secara umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan luas panen jagung, antara lain: menurunnya Luas Tanam Akhir (LTA) Desember 2014 sebesar 1.045 hektar (6,97 persen) dibandingkan LTA Desember 2013. Selain itu, semakin menurunnya lahan atau luas tanam jagung karena dialihkan untuk tanaman kehutanan atau hutan rakyat (seperti jati, gamelina, dan lain-lain) yang sudah semakin besar, sehingga dapat menaungi tanaman seperti yang terjadi di Kabupaten Karangasem. Penyebab lain adalah beralihnya ke tanaman hortikultura seperti tanaman kubis dan buncis di Kab. Bangli, serta banyak jagung yang di panen muda dominan terjadi di Kab. Badung. Kendati luas panen turun, namun produktivitas jagung mengalami peningkatan 0,20 kw/ha (0,83 persen) dalam periode tahun 2014 - 2015. Peningkatan produktivitas jagung sangat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik yang mencukupi dan penggunaan varietas komposit yang sudah banyak serta jumlah rumpun yang meningkat. Secara absolut maupun persentase, peningkatan produktivitas jagung relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan sebesar 6,37 kw/ha (11,76 persen). Tabel 3 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Provinsi Bali Menurut Subround Tahun 2013 - 2015 2015
Perkembangan
No
Uraian
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
-
Luas Panen (ha) Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember
15 546 1 377 1 300 18 223
14 501 724 1 460 16 685
13 110 763 1 644 15 517
-1 045 -653 160 -1 538
-6,72 -47,42 12,31 -8,44
-1 391 39 184 -1 168
-9,59 5,39 12,60 -7,00
-
Produktivitas (kw/ha) Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember
29,01 39,03 54,57 31,59
22,68 36,23 34,97 24,34
22,22 29,63 40,66 24,54
-6,34 -2,80 -19,60 -7,25
-21,84 -7,17 -35,91 -22,96
-0,45 -6,60 5,69 0,20
-2,00 -18,21 16,27 0,83
-
Produksi (ton) Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember
45 105 5 374 7 094 57 573
32 884 2 623 5 106 40 613
29 136 2 261 6 685 38 082
-12 221 -2 751 -1 988 -16 960
-27,09 -51,19 -28,02 -29,46
-3 748 -362 1 579 -2 531
-11,40 -13,80 30,92 -6,23
1
2
3
(ARAM I)
2013 - 2014 Absolut (6)
2014 - 2015 % (7)
Absolut (8)
% (9)
Keterangan: Kualitas Produksi Jagung adalah Pipilan Kering
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
5
Gambar 2 Pola Panen Jagung di Provinsi Bali Tahun 2013
2015 (hektar)
Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi jagung di tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 38.082 ton pipilan kering tersebut, Kabupaten Buleleng memberikan kontribusi (share) tertinggi sebesar 43,01 persen atau 16.379 ton pipilan kering. Kabupaten Karangasem menempati posisi kedua dengan share sebesar 21,91 persen atau 8.345 ton pipilan kering, dan Kabupaten Klungkung di posisi ketiga dengan share sebesar 14,20 persen atau 5.407 ton pipilan kering. Sedangkan share kabupaten/kota lainnya berada pada posisi di bawah 14,20 persen. Sementara itu, pola panen jagung pada tahun 2015 (kondisi selama subround I) agak sedikit berbeda dengan pola panen di tahun 2014, namun sama dengan pola panen di tahun 2013. Selama subround I (Januari - April) tahun 2014, puncak panen jagung terjadi di bulan Februari. Sedangkan di tahun 2015 dan 2013 terjadi di bulan Maret atau mundur sebulan dari kondisi puncak panen di tahun 2014 (lihat Gambar 2).
4. PRODUKSI KEDELAI Produksi kedelai di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.187 ton biji kering atau naik 754 ton biji kering (10,14 persen). Sementara itu, produksi kedelai di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan mencapai 7.571 ton biji kering. Angka ini mengalami penurunan sebesar 616 ton biji kering (7,52 persen). Penurunan produksi kedelai terjadi pada subround II (Mei - Agustus) sebesar 1.534 ton biji kering (25,75 persen). Sebaliknya, kenaikan produksi justru terjadi pada subround I (Januari - April) sebesar 78 ton biji kering (22,94 persen) dan subround III (September - Desember) sebesar 840 ton biji kering (44,44 persen). Secara absolut, penurunan produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Jembrana sebesar 1.213 ton biji kering. Sedangkan secara persentase, penurunan produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 89,76 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
Penurunan produksi kedelai ini diperkirakan karena adanya penurunan luas panen sebesar 103 hektar (1,92 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kw/ha (5,71 persen). Penurunan luas panen kedelai disebabkan antara lain: baru tuntasnya perbaikan irigasi, maka petani hanya sekadar dan secara swadaya melakukan tanam kedelai (benih disebar sporadis) seperti yang terjadi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, dan terjadinya pengurangan kegiatan SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) kedelai sebesar 1000 hektar seperti terjadi di Kabupaten Gianyar. Sementara itu, penurunan produktivitas lebih disebabkan kurangnya pemeliharaan. Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi kedelai di tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 7.571 ton biji kering tersebut, Kabupaten Jembrana memberi kontribusi (share) tertinggi sebesar 26,88 persen atau 2.035 ton biji kering. Klungkung menempati posisi kedua dengan share sebesar 25,16 persen atau 1.905 ton biji kering, dan Badung di posisi ketiga dengan share sebesar 16,84 persen atau 1.275 ton biji kering. Sedangkan share kabupaten/kota lainnya berada pada posisi di bawah 16,84 persen. Sementara itu, pola panen kedelai pada subround I (Januari - April) tahun 2015 sangat berbeda dengan pola panen di tahun 2014 maupun 2013. Puncak panen kedelai pada subround I di tahun 2015 terjadi di bulan Maret, sedangkan di tahun 2014 terjadi di bulan Februari dan di tahun 2013 terjadi di bulan April. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 4 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Provinsi Bali Menurut Subround Tahun 2013 2015 Perkembangan No
Uraian
(1)
2013
(2)
1
2014
(3)
(4)
2015
(ARAM I)
(5)
2013 - 2014
2014 - 2015
Absolut
%
Absolut
%
(6)
(7)
(8)
(9)
-
Luas Panen (ha) Januari – April Mei – Agustus September - Desember Januari - Desember
518 3 321 1 766 5 605
223 3 787 1 347 5 357
248 2 999 2 007 5 254
-295 466 -419 -248
-56,95 14,03 -23,73 -4,42
25 -788 660 -103
11,21 -20,81 49,00 -1,92
-
Produktivitas (kw/ha) Januari – April Mei – Agustus September - Desember Januari - Desember
14,54 12,50 14,31 13,26
15,25 15,73 14,03 15,28
16,85 14,75 13,60 14,41
0,71 3,23 -0,28 2,02
4,88 25,82 -1,98 15,24
1,61 -0,98 -0,43 -0,87
10,55 -6,24 -3,06 -5,71
-
Produksi (ton) Januari – April Mei – Agustus September - Desember Januari - Desember
753 4 152 2 528 7 433
340 5 957 1 890 8 187
418 4 423 2 730 7 571
-413 1 805 -638 754
-54,85 43,47 -25,24 10,14
78 -1 534 840 -616
22,94 -25,75 44,44 -7,52
2
3
Keterangan: Kualitas Produksi Kedelai adalah Biji Kering
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
7
Gambar 3 Pola Panen Kedelai di Provinsi Bali Tahun 2013
2015 (hektar)
Tabel 5 Perkembangan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014 - 2015 Padi (ton gabah kering giling) Kabupaten/ No Kota
Jagung (ton pipilan kering)
Perkembangan
Kedelai (ton biji kering)
Perkembangan 2015 (ARAM I) Absolut %
Perkembangan 2015 (ARAM I) Absolut %
2014
2015 (ARAM I)
Absolut
%
(3)
(4)
(5)
(6)
1 Jembrana
62 279
51 793
-10 486
-16.84
102
286
184
180.39
3 248
2 Tabanan
214 204
210 801
-3 403
-1.59
2 128
2 572
444
20.86
3 Badung
109 148
132 894
23 746
21.76
126
187
61
4 Gianyar
186 526
186 035
- 491
-0.26
724
1 224
5 Klungkung
32 064
33 665
1 601
4.99
5 038
6 Bangli
29 208
29 072
- 136
-0.47
7 Karangasem
66 116
68 264
2 148
8 Buleleng
133 447
123 207
9 Denpasar
24 952 857 944
(1)
(2)
BALI NASIONAL
8
2014 (7)
(8)
(9)
(10)
2014 (11)
(12)
(13)
(14)
2 035
-1 213
-37.35
684
937
253
36.99
48.41
1 219
1 275
56
4.59
500
69.06
1 467
1 271
- 196
-13.36
5 407
369
7.32
976
1 905
929
95.18
4 240
3 662
- 578
-13.63
11
7
-4
-36.36
3.25
9 885
8 345
-1 540
-15.58
90
46
- 44
-48.89
-10 240
-7.67
18 339
16 379
-1 960
-10.69
43
49
6
13.95
25 590
638
2.56
31
20
- 11
-35.48
449
46
- 403
-89.76
861 321
3 377
0.39
40 613
38 082
-2 531
-6.23
8 187
7 571
- 616
-7.52
70 846 465 75 550 895 4 704 430
6.64
19 008 426 20 666 702 1 658 276
8.72
954 997
998 866
43 869
4.59
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015
Informasi lebih lanjut hubungi: Tri Erwandi, SE, M.Si. Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]