BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 47/07/35/Th XIII,1 Juli 2015
PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,4 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan dengan produksi Padi tahun 2013 sebesar 12,05 juta ton GKG, terjadi kenaikan produksi sebesar 347,71 ribu ton (2,89 persen). Kenaikan produksi padi ini disebabkan naiknya luas panen sebesar 35,61 ribu hektar (1,75 persen) dari 2,04 juta hektar menjadi 2,07 juta hektar dan tingkat produktivitas sebesar 0,66 kuintal/hektar (1,12 persen) dari 59,15 kuintal/hektar menjadi 59,81 kuintal/hektar.
Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2015 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,78 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami peningkatan sebesar 381,30 ribu ton (3,08 persen) dibanding produksi Padi tahun 2014. Ramalan peningkatan produksi ini disebabkan adanya kenaikan pada luas panen sebesar 11,35 ribu hektar (0,55 persen) dari 2,07 juta hektar menjadi 2,08 juta hektar dan tingkat produktivitas sebesar 1,51 kuintal/hektar (2,52 persen) dari 59,81 kuintal/hektar menjadi 61,32 kuintal/hektar.
B. JAGUNG Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Jagung Provinsi Jawa Timur sebesar 5,74 juta ton Pipilan Kering. Dibandingkan dengan produksi Jagung tahun 2013 sebesar 5,76 juta ton Pipilan Kering, terjadi penurunan produksi sebesar 23,58 ribu ton (-0,41 persen). Penurunan produksi jagung ini disebabkan turunnya produktivitas sebesar 0,31 kuintal/hektar (-0,65 persen) dari 48,03 kuintal/hektar menjadi 47,72 kuintal/hektar meskipun Luas Panen mengalami peningkatan sebesar 2,76 ribu hektar (0,23 persen) dari 1,199 juta hektar menjadi 1,202 juta hektar.
Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2015 produksi Jagung Provinsi Jawa Timur sebesar 6,21 juta ton pipilan kering atau mengalami peningkatan sebesar 472,83 ribu ton (8,24 persen) dibanding produksi Jagung tahun 2014. Ramalan peningkatan produksi ini disebabkan naiknya luas panen sebesar 18,48 ribu hektar (1,54 persen) dari 1,20 juta hektar menjadi 1,22 juta hektar dan produktivitas sebesar 3,15 kuintal/hektar (6,60 persen) dari 47,72 kuintal/hektar menjadi 50,87 kuintal/hektar.
C. KEDELAI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Kedelai Provinsi Jawa Timur sebesar 355,46 ribu ton Biji Kering. Dibandingkan dengan produksi Kedelai tahun 2013 sebesar 329,46 ribu ton Biji Kering, terjadi kenaikan produksi sebesar 26 ribu ton (7,89 persen). Kenaikan produksi kedelai ini disebabkan naiknya luas panen sebesar 4,26 ribu hektar (2,02 persen) dari 210,62 hektar menjadi 214,88 hektar dan tingkat produktivitas sebesar 0,90 kuintal/hektar (5,75 persen) dari 15,64 kuintal/hektar menjadi 16,54 kuintal/hektar.
Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2015 produksi Kedelai Provinsi Jawa Timur sebesar 345,68 ribu ton biji kering atau mengalami penurunan sebesar 9,78 ribu ton (-2,75 persen) dibanding produksi Kedelai tahun 2014. Ramalan penurunan produksi ini disebabkan turunnya luas panen sebesar 7,78 ribu hektar (-3,62 persen) dari 214,88 ribu hektar menjadi 207,10 ribu hektar sedangkan produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,15 kuintal/hektar (0,91 persen) dari 16,54 kuintal/hektar menjadi 16,69 kuintal/hektar. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
1
1.
PENDAHULUAN Penyajian data produksi Jagung dan Palawija dilakukan oleh BPS sebanyak 5 (lima) kali dalam setahun
dengan status angka yang berbeda. Yang pertama adalah PROGNOSA. Angka prognosa ini diperoleh dari angka ramalan/perkiraan Januari-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Desember tahun sebelumnya. Angka prognosa digunakan secara internal di pemerintahan dan tidak diumumkan kepada publik. Angka Ramalan I (ARAM I) merupakan angka ramalan/perkiraan produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April. Angka Ramalan I (ARAM I) terdiri dari angka realisasi panen Januari-April dan angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April. Angka Ramalan II (ARAM II) terdiri dari angka realisasi panen Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan SeptemberDesember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan angka realisasi panen Januari-Desember tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan. Angka Tetap (ATAP) adalah angka realisasi penuh satu tahun (Januari-Desember) dan merupakan angka final. Oleh karena itu jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP melalui Berita Resmi Statistik (BRS) adalah seperti berikut: Status Angka
Jadwal Rilis BRS
1. PROGNOSA
Awal Maret
2. ARAM I
Awal Juli
3. ARAM II
Awal Nopember
Subround Jan-Apr
Mei-Agst
Sep-Des
RAMALAN REALISASI
RAMALAN REALISASI
4. ASEM
Awal Maret
REALISASI (angka belum final)
5. ATAP
Awal Juli
REALISASI (angka final)
RAMALAN
Dengan demikian, para pengguna data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya baik untuk perencanaan maupun monitoring. Diharapkan pengguna data selalu mengacu kepada hasil penghitungan dengan status angka yang terakhir. Dalam BRS ini, ATAP 2014 merupakan hasil hitungan berdasarkan realisasi luas panen Januari– Desember 2014 yang dilaporkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan (atau dinas lain yang menangani data tanaman pangan) di Kabupaten/Kota se Jawa Timur, dan realisasi tingkat produktivitas Januari-Desember 2014 yang berasal dari hasil Survei Ubinan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian bersama dengan BPS. Sedangkan ARAM I 2015 merupakan hasil hitungan berdasarkan realisasi luas panen Januari–April 2015 yang dilaporkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan (atau dinas lain yang menangani data tanaman pangan) di Kabupaten/Kota se Jawa Timur, dan realisasi tingkat produktivitas Januari- April 2015 yang berasal dari hasil Survei Ubinan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian bersama dengan BPS.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
2. PRODUKSI PADI 2.1. Produksi Padi Angka Tetap (ATAP) 2014 dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2015 Produksi Padi Jawa Timur Angka Tetap (ATAP) tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Berdasarkan ATAP 2014 produksi Padi sebesar 12,4 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan ATAP 2013 produksi padi sebesar 12,05 juta ton GkG, sehingga ada kenaikan produksi padi sebesar 347,71 ribu ton (2,89 persen). Kenaikan produksi padi terjadi karena adanya kenaikan Luas Panen sebesar 35,61 ribu ton (1,75 persen) dan tingkat produktivitas sebesar 0,66 kuintal/hektar (1,12 persen). Pada subround Januari-April tahun 2014 produksi Padi mengalami kenaikan sebesar 142,35 ribu ton (2,33 persen), subround Mei-Agustus juga naik sebesar 236,27 ribu ton (6,08 persen), sedangkan pada subround September-Desember produksi Padi mengalami penurunan sebesar 30,91 ribu ton (-1,51 persen) bila masing-masing dibandingkan dengan produksi Padi pada subround yang sama tahun 2013 (year on year). Realisasi produksi padi SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Kabupaten yang mengalami kenaikan produksi padi yang besar antara lain : Kabupaten Lamongan naik 87,99 ribu ton GKG (21,20 persen), Kabupaten Bojonegoro naik 66,85 ribu ton GKG (16,55 persen), Kabupaten Tuban naik 33,76 ribu ton GKG (12,08 persen), Kabupaten Madiun naik 24,12 ribu ton GKG (13,71 persen), dan Kabupaten Tulungagung naik 24,10 ribu ton GKG (18,86 persen). Sedangkan kabupaten yang mengalami penurunan produksi padi yang besar antara lain, Kabupaten Malang turun 48,14 ribu ton GKG (-23,99 persen), Kabupaten Sumenep turun 29,32 ribu ton GKG (-17,41 persen), Kabupaten Situbondo turun 25,82 ribu ton GKG (-16,25 persen), Kabupaten Ngawi turun 23,17 ribu ton GKG (-7,99 persen), dan Kabupaten Probolinggo turun 20,07 ribu ton GKG (-10,06 persen). Beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur yang mengalami kenaikan produksi pada subround II/2014 bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya antara lain adalah; Kabupaten Banyuwangi naik 53,64 ribu ton GKG (35,13 persen), Kabupaten Lamongan naik 47,06ribu ton GKG (14,61 persen), Kabupaten Nganjuk naik 35,78 ribu ton GKG (24,96 persen), Kabupaten Sampang naik 34,99 ribu ton GKG (82,37 persen), dan Kabupaten Madiun naik 24,13 ribu ton GKG (15,32 persen). Sedangkan kabupaten yang mengalami penurunan produksi padi yang besar antara lain; Kabupaten Blitar turun 25,32 ribu ton GKG (-25,43 persen), Kabupaten Ngawi turun 18,55 ribu ton GKG (-6,70 persen), Kabupaten Mojokerto turun 12,04 ribu ton GKG (-10,02 persen), Kabupaten Situbondo turun 9,51 ribu ton GKG (-10,83 persen), dan Kabupaten Kediri turun 5,22 ribu ton GKG (-5,20 persen). Dari hasil pertemuan sinkronisasi data antara BPS dan Diperta se Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa kenaikan produksi padi SR I-SR II 2014 dibandingkan dengan SR I-SR II 2013 karena adanya curah hujan yang tinggi pada akhir tahun 2013 dan awal 2014, sehingga petani cenderung tanam padi, artinya adanya pergeseran tanam dari palawija pindah ke tanaman padi. Penggunaan agen hayati pengelolaan tanaman terpadu (PTT) untuk mengantisipasi adanya serangan hama wereng diterapkan di Kabupaten Lamongan dan Nganjuk. Selain
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
3
itu adanya kegiatan-kegiatan pendukung seperti kegiatan SLPTT padi, bantuan Alsintan hand tracktor dan pompa air, dan rehabilitasi JITUT dan JIDES di beberapa kabupaten. Adanya iklim yang tidak mendukung di beberapa kabupaten sangat mengurangi laju kenaikan produksi total padi di Provinsi Jawa Timur, seperti; di Kabupaten Mojokerto, Jember (pada SR I), Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kediri, dan Ngawi yang berpengaruh pada perubahan pola tanam dari komoditas padi ke jagung, dan juga penurunan produktivitas karena adanya hama dan penyakit yang terjadi di Kabupaten Ngawi dan Pacitan, antara lain WBC, Piricularia, Xanthomonas, Penggerek batang dan tikus. Dampak erupsi gunung kelud dan lahar dingin serta mutasi ke tanaman tembakau, kacang tanah, roseli (lokasi barat sungai) terjadi di Kabupaten Kediri, serangan OPT dan kekeringan juga terjadi di Kabupaten Situbondo pada SR II. Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Jawa Timur, Jawa dan Nasional Tahun 2013-2015 2015 (ARAM 1)
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut % (5) (6) (7) (8)
Uraian
2013
2014 (ATAP)
(1) 1. Luas Panen (ha) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia 2. Produktivitas (ku/ha) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia 3. Produksi (ton) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia
(2)
(3)
(4)
2.037.021 6.467.073 13.835.252
2.072.630 6.400.038 13.797.307
2.083.980 6.448.127 14.309.364
35.609 -67.035 -37.945
1,75 -1,04 -0,27
11.350 48.089 512.057
0,55 0,75 3,71
59,15 57,98 51,52
59,81 57,29 51,35
61,32 59,69 52,80
0,66 -0,69 -0,17
1,12 -1,19 -0,33
1,51 2,40 1,45
2,52 4,19 2,82
12.049.342 37.493.020 71.279.709
12.397.049 36.663.049 70.846.465
12.778.353 38.489.805 75.550.895
347.707 -829.971 -433.244
2,89 381.304 -2,21 1.826.756 -0,61 4.704.430
3,08 4,98 6,64
Keterangan: kualitas produksi Padi adalah Gabah Kering Giling Produksi padi di subround III/2014 bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 30,91 ribu ton (-1,51 persen). Beberapa kabupaten yang mengalami penurunan produksi yang besar, antara lain: Kabupaten Bojonegoro turun 22,68 ribu ton (-18,06 persen), Kabupaten Lamongan turun 22,19 ribu ton (-20,36 persen), Kabupaten Banyuwangi turun 14,46 ribu ton (-6,06 persen), Kabupaten Bondowoso turun 9,04 ribu ton (-18,11 persen), Kabupaten Probolinggo turun 8,86 ribu ton (-19,51 persen), kabupaten Magetan turun 7,56 ribu ton (-12,38 persen), Kabupaten Pacitan turun 7,33 ribu ton (-48,70 persen), Kabupaten Trenggalek turun 6,69 ribu ton (-26,35 persen), dan Kabupaten Sumenep turun 6,32 ribu ton (-81,46 persen). Pengaruh curah hujan yang rendah pada akhir II/2014 dan awal subround III/2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada subround yang sama mempengaruhi minat petani menanam padi. Hal ini tercermin pada luas tanam padi pada bulan Juli-September 2014 lebih rendah (223.277 Ha) dibanding tahun sebelumnya
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
pada periode yang sama (235.684 Ha), seperti di Kabupaten Lamongan, Banyuwangi, Magetan dan Pacitan. Bahkan di Kabupaten Bojonegoro ada alih tanam dari padi ke kedelai. Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015
Uraian
2013
2014 (ATAP)
2015 (ARAM 1)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Luas Panen (ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari - Desember 2. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari - Desember 3. Produksi (ton) - Januari - April - Mei - Agustus - September - Desember - Januari - Desember
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut % (5) (6) (7) (8)
1.023.479 690.934 322.608 2.037.021
1.044.249 713.559 314.822 2.072.630
1.018.490 728.278 337.212 2.083.980
20.770 22.625 -7.786 35.609
2,03 3,27 -2,41 1,75
-25.759 14.719 22.390 11.350
-2,47 2,06 7,11 0,55
59,79 56,24 63,37 59,15
59,96 57,77 63,95 59,81
62,57 57,78 65,18 61,32
0,17 1,53 0,58 0,66
0,28 2,72 0,92 1,12
2,61 0,01 1,23 1,51
4,35 0,02 1,92 2,52
6.119.226 3.885.886 2.044.230 12.049.342
6.261.572 4.122.155 2.013.322 12.397.049
6.372.510 4.207.780 2.198.063 12.778.353
142.346 236.269 -30.908 347.707
2,33 6,08 -1,51 2,89
110.938 85.625 184.741 381.304
1,77 2,08 9,18 3,08
Keterangan: kualitas produksi Padi adalah Gabah Kering Giling Pada skala nasional produksi Padi ATAP 2014 mengalami penurunan sebesar 433,24 ribu ton (-0,61 persen). Penurunan produksi Padi secara nasional terjadi karena adanya penurunan luas panen sebesar 37,94 ribu hektar (-0,27 persen) dan produktivitas sebesar 0,17 kuintal/hektar (-0,33 persen). Penurunan produksi padi secra global juga terjadi di Pulau Jawa dengan total sebesar 829,97 ribu ton (-2,21 persen). Penurunan produksi di Pulau Jawa terjadi karena turunnya luas panen sebesar 67,04 ribu hektar (-1,04 persen) dan produktivitas turun sebesar 0,69 kuintal/hektar (-1,19 persen). Realisasi produksi subround I 2015 sebesar 6,37 juta ton GKG, bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 110,94 ribu ton GKG (1,77 persen). Kenaikan produksi SR I 2015 ini karena naiknya produktivitas sebesar 2,61 kuintal/hektar (4,35 persen) dari 59,96 kuintal/hektar menjadi 62,57 kuintal/hektar, sedangkan Luas Panen turun sebesar 25,76 ribu hektar (-2,47 persen) dari 1,04 juta hektar menjadi 1,02 juta hektar. Pada musim tanam MP. 2014/2015 menjadi musim tanam yang relatif basah dibanding musim tanam MP. 2013/2014, bila diperhatikan dalam bulan yang sama (Oktober hingga Maret) dalam hal ini jumlah curah hujan tahunan pada MP.2014/2015 (40.114) adalah 1,04 % lebih tinggi dibanding pada tahun MP. 2013/2014 (39.700), sehingga di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Kediri, Situbondo, Jember, Ngawi, Sampang, dan Sumenep luas tanam padi MP 2014/2015 lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
5
Menurut data dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, luas serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Utama di semua kabupaten di Jawa Timur dalam MT 2015 terkendali mencapai 54,8 % atau berkurang 20.260 ha dibanding musim tanam yang sama tahun 2014. Optimalisasi peningkatan produksi tanaman pangan di Jawa Timur pada tahun 2015 dilakukan agar memberikan pengaruh yang nyata adalah melalui peningkatan intensifikasi tanaman. Adapun langkah – langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui pemakaian benih varietas unggul bermutu termasuk benih padi hibrida, pemupukan berimbang dan pemakaian pupuk organik serta pupuk bio-hayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya disertai pengawalan, pemantauan, pendampingan dan koordinasi, yang penerapannya diitegrasikan dengan pelaksanaan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi. Produksi ARAM I 2015 diramalkan sebesar 12,78 juta ton GKG atau naik sebesar 381,30 ribu ton GKG (3,08 persen) dibandingkan produksi padi ATAP 2014. Pada SR II 2015 produksi padi diramalkan mengalami kenaikan sebesar 85,62 ribu ton GKG (2,08 persen), begitu juga pada SR III 2015 diramalkan naik sebesar 184,74 ribu ton GKG (9,18 persen). Pada skala nasional produksi Padi ARAM I 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,70 juta ton GKG (6,64 persen). Kenaikan produksi Padi secara nasional terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 512,06 ribu hektar (3,71 persen) dan produktivitas sebesar 1,45 kuintal/hektar (2,82 persen). Kenaikan produksi padi secra global juga terjadi di Pulau Jawa dengan total sebesar 1,83 juta ton (4,98 persen). Kenaikan produksi di Pulau Jawa terjadi karena naiknya luas panen sebesar 48,09 ribu hektar (0,75 persen) dan produktivitas sebesar 2,40 kuintal/hektar (4,19 persen). 2.2. Pola Panen Bulanan Tanaman Padi Tahun 2012-2015 Pola panen padi di SR I 2012-2015 hampir sama, naik di bulan februari-maret kemudian turun di bulan april, dengan puncak panen di bulan maret. Di SR II dan III polanya juga hampir sama kecuali di bulan oktober 2014 ada penurunan luas areal panen dibanding bulan september 2014, gambar 1.
(Ribu Ha)
Gambar 1. Luas Panen Padi Jawa Timur Bulanan, 2012-2015 (Ha) 500,0
250,0
-
6
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
2012 (Ha)
45422,0
249156,0
504734,0
217370,0
99873,0
222746,0
248199,0
122132,0
78614,0
79184,0
65502,0
42767,0
2013 (Ha)
43910,0
170371,0
518534,0
290664,0
87489,0
169052,0
299386,0
135007,0
87959,0
99811,0
87858,0
46980,0
2014 (Ha)
53469,0
149681,0
543392,0
297707,0
89236,0
172987,0
297648,0
153688,0
93218,0
90783,0
78972,0
51839,0
2015 (Ha)
45228,0
124088,0
516552,0
332622,0
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
3. PRODUKSI JAGUNG 3.1. Produksi Jagung ATAP 2014 dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2015 Berdasarkan ATAP 2014, produksi Jagung di Provinsi Jawa Timur sebesar 5,74 juta ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 23,58 ribu ton (-0,41 persen) dibanding tahun 2013. Penurunan produksi ini disebabkan menurunnya produktivitas sebesar 0,31 kuintal/hektar (-0,65 persen) dari 48,03 kuintal/hektar menjadi 47,72 kuintal/hektar, sedangkan luas panen meningkat sebesar 2,76 ribu hektar (0,23 persen) dari 1,199 juta hektar menjadi 1,202 juta hektar. Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Jawa Timur, Jawa dan Nasional, Tahun 2013-2015
Uraian (1) 1. Luas Panen (ha) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia 2. Produktivitas (ku/ha) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia 3. Produksi (ton) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut % (5) (6) (7) (8)
2013
2014
2015 (ARAM 1)
(2)
(3)
(4)
1.199.544 1.958.883 3.821.504
1.202.300 1.954.175 3.837.019
1.220.783 1.992.667 3.997.499
2.756 -4.708 15.515
0,23 -0,24 0,41
18.483 38.492 160.480
1,54 1,97 4,18
48,03 51,54 48,44
47,72 51,98 49,54
50,87 54,67 51,70
-0,31 0,44 1,10
-0,65 0,85 2,27
3,15 2,69 2,16
6,60 5,18 4,36
5.760.959 10.095.486 18.511.853
5.737.382 10.158.725 19.008.426
6.210.212 10.892.960 20.666.702
-23.577 63.239 496.573
-0,41 0,63 2,68
472.830 734.235 1.658.276
8,24 7,23 8,72
Keterangan: Bentuk produksi Jagung adalah pipilan kering Penurunan produksi Jagung di Jawa Timur tahun 2014 terjadi pada subround Januari-April sebesar 128,24 ribu ton (-5,02 persen), dan pada subround September-Desember sebesar -34,26 ribu ton (-1,89 persen), sedangkan pada subround Mei-Agustus terjadi kenaikan produksi sebesar 138,93 ribu ton (9,96 persen), bila masing-masing dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2013 (year on year). Realisasi produksi jagung SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Kabupaten yang mengalami kenaikan produksi jagung yang besar antara lain; Kabupaten Ngawi naik 28,31 ribu ton pipilan kering (55,41 persen), Kabupaten Lamongan naik 20,68 ribu ton pipilan kering (19,91 persen), Kabupaten Pasuruan naik 14,06 ribu ton pipilan kering (22,51 persen), Kabupaten Gresik naik 13,04 ribu ton pipilan kering (28,46 persen), dan Kabupaten Pamekasan naik 12,26 ribu ton pipilan kering (15,69 persen). Sedangkan kabupaten yang mengalami penurunan produksi jagung yang besar antara lain, Kabupaten Ponorogo turun 41,01 ribu ton pipilan kering (-27,04 persen), Kabupaten Sumenep turun 34,38 ribu ton pipilan kering (-11,54 persen),
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
7
Kabupaten Malang turun 1,20 ton pipilan kering (-19,75 persen), Kabupaten Situbondo turun 26,55 ribu ton pipilan kering (-20,58 persen), dan Kabupaten Lumajang turun 18,04 ribu ton pipilan kering (-40,96 persen). Menurunnya realisasi produksi jagung pada SR I 2014 sebesar 5,02 persen dibandingkan dengan SR I 2013 karena beberapa kabupaten mengalami penurunan produksi, antara lain; Kabupaten Ponorogo terjadi Perpindahan pola tanam dari Jagung ke tanaman Padi dan kedelai, produktivitas jagung mengalami penurunan karena ketersediaan pupuk (Urea, SP 36, dan ZA) pada saat dibutuhkan oleh petani tidak tersedia, di Kabupaten Malang terjadi perpindahan pola tanam dari Jagung ke tanaman Tebu. Tabel 4. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015
Uraian (1) 1. Luas Panen (ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September – Desember - Januari – Desember 2. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September – Desember - Januari – Desember 3. Produksi (ton) - Januari – April - Mei – Agustus - September – Desember - Januari – Desember
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut % (5) (6) (7) (8)
2013
2014 (ATAP)
2015 (ARAM 1)
(2)
(3)
(4)
608.390 296.499 294.655 1.199.544
599 432 314 432 288 436 1.202.300
602.798 320.686 297.299 1.220.783
-8.958 17.933 -6.219 2.756
-1,47 6,05 -2,11 0,23
3.366 6.254 8.863 18.483
0,56 1,99 3,07 1,54
41,96 47,06 61,52 48,03
40,45 48,79 61,66 47,72
44,77 50,14 64,02 50,87
-1,51 1,73 0,14 -0,31
-3,60 3,68 0,23 -0,65
4,32 1,35 2,36 3,15
10,68 2,77 3,83 6,60
2.552.804 1.395.324 1.812.381 5.760.959
2 424 560 1 534 253 1 778 569 5.737.382
2.698.984 1.607.920 1.903.308 6.210.212
-128.244 138.929 -34.262 -23.577
-5,02 9,96 -1,89 -0,41
274.424 73.667 124.739 472.830
11,32 4,80 7,01 8,24
Keterangan: Bentuk produksi Jagung adalah pipilan kering Realisasi produksi jagung SR II 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Kabupaten yang mengalami kenaikan produksi jagung yang besar antara lain; Kabupaten Tuban naik 44,26 ribu ton pipilan kering (naik 65,09 persen), Kabupaten Bangkalan naik 22,95 ribu ton pipilan kering (naik 61,64 persen), Kabupaten Jombang naik 19,48 ribu ton pipilan kering (naik 87,72 persen), Kabupaten Banyuwangi naik 18,78 ribu ton pipilan kering (naik 79,90 persen), dan Kabupaten Blitar naik 18,64 ribu ton pipilan kering (naik 26,94 persen). Sedangkan kabupaten yang mengalami penurunan produksi jagung yang besar antara lain, Kabupaten Probolinggo turun 30,94 ribu ton pipilan kering (-26,18 persen), Kabupaten Bondowoso turun 10,05 ribu ton pipilan kering (-18,78 persen), Kabupaten Malang turun 7,96 ribu ton pipilan kering (-8,50 persen), Kabupaten Nganjuk turun 7,66 ribu ton pipilan kering (-33,35 persen), dan Kabupaten Jember turun 3,15 ribu ton pipilan kering (- 3,09 persen).
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
Realisasi produksi Jagung di SR III yang mengalami penurunan sebesar 34,26 ribu ton pipilan kering (-1,89 persen) bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya disebabkan adanya penurunan pada luas panen sebesar 6,22 ribu hektar (-2,11 persen) dari 294,66 hektar menjadi 288,44 hektar Kekurangan air karena curah hujan yang rendah merupakan penyebab turunnya minat petani menanam jagung di beberapa kabupaten, antara lain di Kabupaten Situbondo, Lumajang, Probolinggo, Tuban, dan Lamongan, sehingga pada subround III ada alih komoditi tanam oleh petani, misal di Kabupaten Lamongan ada alih komoditi Jagung ke horti, yakni Kangkung, yang diambil bijinya untuk bahan kosmetik. Pada skala nasional terjadi kenaikan produksi Jagung ATAP 2014 sebesar 494,57 ribu ton (2,68 persen). Kenaikan produksi terjadi karena naiknya luas panen sebesar 15,52 ribu hektar (0,41 persen) dan produktivitas sebesar 1,10 kuintal/hektar (2,27 persen). Untuk Pulau Jawa secara global juga mengalami kenaikan sebesar 63,24 ribu ton (0,63 persen). Kenaikan produksi Jagung terjadi karena naiknya produktivitas sebesar 0,44 kuintal/hektar (0,85 persen) sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 4,71 ribu hektar (-0,24 persen). Realisasi produksi subround I 2015 sebesar 2,7 juta ton pipilan kering, bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 274,42 ribu ton pipilan kering (11,32 persen). Kenaikan produksi SR I 2015 ini karena naiknya produktivitas sebesar 4,32 kuintal/hektar (10,68 persen) dari 40,45 kuintal/hektar menjadi 44,77 kuintal/hektar, begitu juga dengan Luas Panen naik sebesar 3,37 ribu hektar (0,56 persen) dari 599,43 ribu hektar menjadi 602,8 ribu hektar. Produksi ARAM I 2015 diramalkan sebesar 6,21 juta ton pipilan kering atau naik sebesar 472,83 ribu ton pipilan kering (8,24 persen) dibandingkan produksi jagung ATAP 2014. Pada SR II 2015 produksi jagung diramalkan mengalami kenaikan sebesar 73,67 ribu ton pipilan kering (4,80 persen), begitu juga pada SR III 2015 diramalkan naik sebesar 124,74 ribu ton pipilan kering (7,01 persen), bila dibandingkan dengan ATAP 2014 pada sub round yang sama. Pada skala nasional produksi Jagung ARAM I 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,66 juta ton pipilan kering (8,72 persen). Kenaikan produksi Jagung secara nasional terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 160,48 ribu hektar (4,18 persen) dan produktivitas sebesar 2,16 kuintal/hektar (4,36 persen). Kenaikan produksi padi secra global juga terjadi di Pulau Jawa dengan total sebesar 734,24 ribu pipilan kering (7,23 persen). Kenaikan produksi di Pulau Jawa terjadi karena naiknya luas panen sebesar 38,49 ribu hektar (1,97 persen) dan produktivitas sebesar 2,69 kuintal/hektar (5,18 persen). 3.2. Pola Panen Bulanan Tanaman Jagung Tahun 2012-2015 Puncak musim panen Jagung tahun 2012-2014 terjadi pada bulan Februari. Dalam kurun waktu tersebut puncak panen tertinggi terjadi di tahun 2012 mencapai 357,99 ribu hektar sedangkan pada Februari 2014 hanya mencapai 299,39 ribu hektar. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi sedikit pergeseran puncak musim panen jagung dari bulan februari sebesar 243,37 ribu hektar ke bulan maret sebesar 279,92 ribu hektar. Pola grafik luas panen pada tahun 2014 menyerupai dengan pola luas panen tahun sebelumnya tahun 2013, sedangkan di tahun 2015 ada sedikit perbedaan di sub round I (Gambar 2). Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
9
(Ribu Ha)
Gambar 2. Luas Panen Jagung Jawa Timur Bulanan, 2012-2015 (Ha)
400,0
300,0
200,0
100,0
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des 2012 (Ha) 89495,0 357986,0 157204,0 54926,0 96740,0 78134,0 68116,0 53803,0 64464,0 89404,0 78923,0 43220,0 2013 (Ha) 56910,0 270631,0 224535,0 56314,0 77645,0 88981,0 74888,0 54985,0 57477,0 85509,0 99860,0 51809,0 2014 (Ha) 33983,0 299393,0 226143,0 39913,0 73011,0 97729,0 87056,0 56636,0 58927,0 87237,0 92929,0 49343,0 2015 (Ha) 27429,0 243371,0 279919,0 52079,0
4.PRODUKSI KEDELAI 4.1. Angka Tetap (ATAP) Tahun 2014 dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2015 Produksi Kedelai ATAP 2014 Jawa Timur sebesar 355,46 ribu ton biji kering atau naik sebesar 26 ribu ton (7,89 persen) dibanding produksi Kedelai ATAP 2013. Kenaikan produksi Kedelai tahun 2014 terjadi karena luas panen mengalami kenaikan sebesar 4,26 ribu hektar (2,02 persen) dan produktivitas sebesar 0,90 kuintal/hektar (5,75 persen). Tabel 5. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Jawa Timur, Jawa dan Nasional Tahun 2013-2015
Uraian
2013
2014 (ATAP)
2015 (ARAM 1)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Luas Panen (ha) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia 2. Produktivitas (ku/ha) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia 3. Produksi (ton) - Jawa Timur - Jawa - Indonesia
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut
%
(5)
(6)
(7)
(8)
210.618 342.796 550.793
214.880 378.986 615.685
207.105 371.942 640.351
4.262 36.190 64.892
2,02 10,56 11,78
-7.775 -7.044 24.666
-3,62 -1,86 4,01
15,64 15,23 14,16
16,54 16,42 15,51
16,69 16,76 15,60
0,90 1,19 1,35
5,75 7,81 9,53
0,15 0,34 0,09
0,91 2,07 0,58
329.461 521.954 779.992
355.464 622.155 954.997
345.683 623.461 998.866
26.003 100.201 175.005
7,89 19,20 22,44
-9.781 1.306 43.869
-2,75 0,21 4,59
Keterangan: Bentuk produksi Kedelai adalah biji kering
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
Realisasi produksi kedelai Jawa Timur pada subround I (Januari-April 2014) sebesar 63,06 ribu ton biji kering. Bila dibandingkan dengan SR I 2013 (64,84 ribu ton biji kering) terjadi penurunan sebesar 1,78 ribu ton biji kering (-2,75 persen). Penurunan produksi pada SR I 2014 terhadap SR I 2013 karena adanya penurunan luas panen sebesar -5,89 ribu hektar (-13,07 persen) sedangkan tingkat produktivitas naik sebesar 1,71 kuintal/hektar (11,88 persen). Untuk produksi kedelai SR II 2014 terjadi kenaikan sebesar 12,18 ribu ton biji kering (11,12 persen), dan pada SR III 2014 juga terjadi kenaikan produksi sebesar 15,60 ribu ton biji kering (10,06 persen) bila masing-masing dibandingkan dengan produksi kedelai pada subround yang sama tahun 2013 (year on year). Tabel 6. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Jawa Timur Menurut Subround, 2013-2015
Uraian (1) 1. Luas Panen (ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari - Desember 2. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari - Desember 3. Produksi (ton) - Januari - April - Mei - Agustus - September - Desember - Januari - Desember
2013
2014
2015 (ARAM 1)
(2)
(3)
(4)
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut % (5) (6) (7) (8)
45.030 77.001 88.587 210.618
39.144 81.538 94.198 214.880
31.655 81.216 94.234 207.105
-5.886 4.537 5.611 4.262
-13,07 5,89 6,33 2,02
-7.489 -322 36 -7.775
-19,13 -0,39 0,04 -3,62
14,40 14,23 17,50 15,64
16,11 14,93 18,12 16,54
16,01 15,02 18,36 16,69
1,71 0,70 0,62 0,90
11,88 4,92 3,54 5,75
-0,10 0,09 0,24 0,15
-0,62 0,60 1,32 0,91
64.843 109.572 155.046 329.461
63.062 121.753 170.649 355.464
50.683 121.986 173.014 345.683
-1.781 12.181 15.603 26.003
-2,75 11,12 10,06 7,89
-12.379 233 2.365 -9.781
-19,63 0,19 1,39 -2,75
Keterangan: Bentuk produksi Kedelai adalah biji kering Realisasi produksi kedelai SR II 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur ada yang mengalami kenaikan/penurunan bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya. Penurunan produksi kedelai yang paling besar terjadi di Kabupaten Blitar yang mengalami penurunan sebesar 4,90 ribu ton biji kering (-37,22 persen), disusul Kabupaten Lamongan turun 1,317 ribu ton biji kering (-5,79 persen) dan Kabupaten Bojonegoro turun 891 ton biji kering (-22,90 persen). Beberapa kabupaten yang menyumbang peningkatan terbesar terhadap produksi kedelai total Jawa Timur pada SR II 2014, antara lain Kabupaten Banyuwangi naik 3,92 ribu ton biji kering (21,68 persen), Kabupaten Bangkalan naik 3,48 ribu ton biji kering (213,35 persen), Kabupaten Jember naik 2,44 ribu ton biji kering (542,44 persen) dan Kabupaten Sampang naik sebesar 2,298 ribu ton biji kering (11,63 persen) Peningkatan produksi kedelai SR II 2014 dibandingkan dengan SR II 2013 disebabkan antara lain; terjadi peningkatan luas panen di Kabupaten Jember. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang mendukung, dan juga Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
11
disebabkan karena pemeliharaan oleh petani yang cukup baik, serta harga kedelai yang menjanjikan. Demikian pula di Kabupaten Sampang terdapat peningkatan luas panen kedelai karena adanya PAT Kedelai yang ditanam pada bulan April 2014. PAT kedelai ini sebagian menggunakan lahan yang biasa ditanami jagung sehingga luas panen jagung menurun. Produksi Kedelai di SR III juga mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada subround yang sama. Peningkatan produksi terutama adanya Peningkatan Areal Tanam (PAT) APBN di beberapa kabupaten, antara lain: Kabupaten Bojonegoro, Ngawi, Pasuruan, dan Lumajang, juga adanya pola pergeseran tanam, dari jagung ke kedelai seperti di Lumajang, dan dari Kacang Tanah ke Kedelai seperti di Blitar. Pada skala nasional, produksi Kedelai ATAP 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 175 ribu ton biji kering (22,44 persen). Demikian juga di Pulau Jawa mengalami kenaikan sebesar 100,20 ribu ton biji kering (19,20 persen). Kenaikan produksi Kedelai ATAP 2014 skala nasional terutama disebabkan oleh naiknya luas panen sebesar 64,89 ribu hektar (11,78 persen), dan tingkat produktivitas sebesar 1,35 kuintal/hektar (9,53 persen). Begitu juga untuk pulau Jawa kenaikan produksi terjadi karena naiknya luas panen sebesar 36,19 ribu hektar (10,56 persen) serta produktivitas sebesar 1,19 kuintal/hektar (7,81 persen). Realisasi produksi subround I 2015 sebesar 345,68 ribu ton biji kering, bila dibandingkan dengan subround yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 12,38 ribu ton biji kering (-19,63 persen). Penurunan produksi SR I 2015 ini karena turunnya Luas Panen sebesar 7,49 ribu hektar (-19,13 persen) dari 39,14 ribu hektar menjadi 31,65 ribu hektar dan produktivitas sebesar 0,10 kuintal/hektar (-0,62 persen) dari 16,11 kuintal/hektar menjadi 16,01 kuintal/hektar. Produksi ARAM I 2015 diramalkan sebesar 345,68 ribu ton biji kering atau turun sebesar -9,78 ribu ton biji kering (-2,75 persen) dibandingkan produksi kedelai ATAP 2014. Pada SR II 2015 produksi kedelai diramalkan sedikit mengalami kenaikan sebesar 233 ton biji kering (0,19 persen), begitu juga pada SR III 2015 diramalkan naik sebesar 2,36 ribu ton biji kering (1,39 persen), bila dibandingkan dengan ATAP 2014 pada sub round yang sama. Pada skala nasional produksi kedelai ARAM I 2015 mengalami kenaikan sebesar 43,87 ribu ton biji kering (4,59 persen). Kenaikan produksi kedelai secara nasional terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 24,67 ribu hektar (4,01 persen) dan produktivitas sebesar 0,09 kuintal/hektar (0,58 persen). Kenaikan produksi kedelai juga terjadi di Pulau Jawa dengan total sebesar 1,31 ribu biji kering (0,21 persen). Kenaikan produksi di Pulau Jawa terjadi karena naiknya produktivitas sebesar 0,34 kuintal/hektar (2,07 persen) sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 7,04 ribu hektar (-1,86 persen). 4.2. Pola Panen Bulanan Tanaman Kedelai Tahun 2012-2015 Puncak musim panen untuk tanaman Kedelai terjadi di SR III terutama di bulan September-Oktober. Puncaknya di tahun 2012 di kedua bulan tersebut panen mencapai 91,13 ribu hektar, tahun 2013 mencapai 71,84 ribu hektar, dan di tahun 2014 mencapai 75,82 ribu hektar. Akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015 gairah petani untuk menanam kedelai sangat rendah, gambar 3.
12 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
(Ribu Ha)
Gambar 3. Luas Panen Kedelai Jawa Timur Bulanan (Ha), 2012-2015
55,0 45,0 35,0 25,0 15,0 5,0 (5,0)
Jan
Feb
Mar
Apr
2012 (Ha)
9792,0
20885,0
6804,0
4132,0
22213,0 25464,0 12761,0 12876,0 44071,0 47062,0 10682,0
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nop
4073,0
Des
2013 (Ha)
5836,0
25821,0 11678,0
1695,0
34787,0 20205,0 14340,0
7669,0
29623,0 42222,0 13976,0
2766,0
2014 (Ha)
4718,0
22472,0
7222,0
4732,0
30216,0 30962,0 13242,0
7118,0
37539,0 38278,0 13348,0
5033,0
2015 (Ha)
935,0
20442,0
7130,0
3148,0
5. ATAP 2014 Komoditi Palawija Lainnya dan Angka Ramalan I (ARAM I) 2015 Produksi Ubi Jalar ATAP 2014 sebesar 312,42 ribu ton Umbi Basah atau turun sebesar 80,78 ribu ton (-20,54 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Penurunan produksi ATAP 2014 karena adanya penurunan pada luas panen sebesar 5,66 ribu hektar (-29,55 persen) sedangkan produktivitas naik sebesar 26,27 kuintal/hektar (12,79 persen). ARAM I tahun 2015 Produksi Ubi Jalar sebesar 386,57 ribu ton Umbi Basah atau naik sebesar 74,15 ribu ton Umbi Basah (23,73 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2014. Kenaikan produksi Ubi Jalar diperkirakan karena adanya kenaikan pada luas panennya sebesar 694 hektar (5,15 persen) dari 13,48 ribu hektar menjadi 14,18 ribu hektar, dan produktivitas diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 40,97 kuintal/hektar (17,68 persen). Produksi Ubi Kayu ATAP 2014 sebesar 3,64 juta ton Umbi Basah atau naik sebesar 34,38 ribu ton (0,95 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Kenaikan produksi Ubi kayu ATAP 2014 karena naiknya produktivitas sebesar 17,29 kuintal per hektar (8,08 persen) sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 11,08 ribu hektar (-6,59 persen). ARAM I tahun 2015 Produksi Ubi Kayu sebesar 3,62 juta ton Umbi Basah atau turun sebesar 10,87 ribu ton (-0,30 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2014. Penurunan produksi Ubi Kayu karena adanya penurunan pada luas panen sebesar 5,66 ribu hektar (-3,61 persen) sedangkan produktivitasnya naik sebesar 7,94 kuintal/hektar (3,43 persen). Produksi Kacang Tanah ATAP 2014 sebesar 188,49 ribu ton Biji Kering atau turun sebesar 19,48 ribu ton (-9,37 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Penurunan produksi Kacang tanah ATAP 2014 karena turunnya luas panen sebesar 10,12 ribu hektar (-6,75 persen) dan produktivitas sebesar -0,39 kuintal per hektar (-2,81 persen). ARAM I tahun 2015 Produksi Kacang Tanah sebesar 203,79 ribu ton Biji Kering atau naik sebesar 15,3 ribu ton (8,11 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2014. Kenaikan produksi Kacang Tanah karena naiknya luas panen sebesar 2,24 ribu hektar (1,60 persen) dan produktivitas sebesar 0,87 kuintal/hektar (6,46 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015
13
Produksi Kacang Hijau ATAP 2014 sebesar 60,31 ribu ton Ose kering atau naik sebesar 2,62 ribu ton (4,55 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2013. Kenaikan produksi Kacang Hijau ATAP 2014 karena naiknya luas panen sebesar 1,41 ribu hektar (2,89 persen) dan produktivitas sebesar 0,19 kuintal per hektar (1,61 persen). ARAM I tahun 2015 Produksi Kacang Hijau sebesar 57,77 ribu ton Biji Kering atau turun sebesar 2,54 ribu ton (-4,21 persen) dibandingkan produksi ATAP tahun 2014. Penurunan produksi Kacang Hijau karena terjadi penurunan pada luas panen sebesar 1,68 ribu hektar (-3,33 persen) dan produktivitas sebesar 0,11 kuintal/hektar (-0,92 persen). Tabel 7. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Palawija Lainnya di Jawa Timur, 2013-2015 2014 (ATAP)
2015 (ARAM 1)
Perkembangan 2013-2014 2014-2015 Absolut % Absolut % (5) (6) (7) (8)
Uraian
2013
(1)
(2)
(3)
1. Luas Panen (ha) - Ubi Jalar - Ubi Kayu - Kacang Tanah - Kacang Hijau
19.139 168.194 150.017 48.845
13.483 157.111 139.893 50.259
14.177 151.447 142.129 48.584
-5.656 -11.083 -10.124 1.414
-29,55 -6,59 -6,75 2,89
694 -5.664 2.236 -1.675
5,15 -3,61 1,60 -3,33
205,44 214,1 13,86 11,81
231,71 231,39 13,47 12,00
272,68 239,33 14,34 11,89
26,27 17,29 -0,39 0,19
12,79 8,08 -2,81 1,61
40,97 7,94 0,87 -0,11
17,68 3,43 6,46 -0,92
393.199 3.601.074 207.971 57.686
312.421 3.635.454 188.491 60.310
386.574 3.624.586 203.787 57.770
-80.778 34.380 -19.480 2.624
-20,54 0,95 -9,37 4,55
74.153 -10.868 15.296 -2.540
23,73 -0,30 8,11 -4,21
2. Produktivitas (ku/ha) - Ubi Jalar - Ubi Kayu - Kacang Tanah - Kacang Hijau 3. Produksi (ton) - Ubi Jalar - Ubi Kayu - Kacang Tanah - Kacang Hijau
(4)
Keterangan: bentuk produksi Kacang Tanah adalah biji kering, Kacang Hijau adalah ose kering, Ubi Jalar dan Ubi Kayu adalah umbi basah
14 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 47/07/35/Th.XIII,1 Juli 2015