Preparasi Dan Uji Biodisfrihllsi Renilllll-/86-Efilen Widyaslllli, Ceeep Tm!fik.dan EI'i Sovill/wafi
Disi.~fein (/86 Re-Ee) Sebagai Preparal Endovaseu/ar Braehyfherapy
PREP ARASI DA~ UJI BIODlSTRlBUSI ENDOVASCUL
R BRACHYTHERAPY
Widyastuti, DISISTJIN Cece, Taufik, ('86Re-EC) Evi Sovilawati SEBAGAI PREPARAT RENIUM-186-ETlLEN
ABSTRAK
e86Re-EC) PREPARASI SEBAGAI
DAN UJI ENDOVASCULAR BIODI&TRIBUSI BRACHYTHERAPY. RENIUM - 186 - ETILEN DISISTEIN PREPARAT Kasus restenosis atau
mengakibatkan masalah yang serius. Salah satu ca a penanggulangannya ialah dengan metoda endovascular brachyfherapy yaitu pembalonan bagian semp't arteri jantung dikombinasi dengan radiasi interna menggunakan kembali scnyawa pembuluh 186Re_EC arteri dimanajantung~paSka radia i P- yang menghancurkan sel penyempitan proses dipancarkan angioplasly akan ban yak terjadi dan seldapat hyperplasia yang terbentuk didalam pembuluh arteri yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh tersebut. Telah serangkaian untuk mercari kondisi reaksi optimumkompleksasi penandaan I86Re_EC, 186Re_EC, antara lain dengan dilakukan memvariasikan waktu percobaan inkubasi untuk penyempurnaan penambahan asam askorbat sebagai anti oksidan, dan pengatuTn pH menjadi pH netral setelah pembentukan 186Re_EC untuk menyesuaikan dengan pH tubuh sehingg~ dapat diperoleh senyawa kompleks yang stabil dengan kemumian radiokimia yang tinggi. Uji biodistribusi pada hewan percobaan telah pula dilakukan untuk melihat sifat farmakokinetika
sediaan bertanda inij Hasil percobaan menunjukkan
bahwa waktu inkubasi 15
yang tinggi (diatas 85%), demikian juga penamb han asam askorbat dalam jumlah setara dengan reduktor yang pada digunakan dapat meningkatkan kestabilan kompleks 186Re_EC. Perubahan kemurnian pH dari radiokimia pH reaksi memreroleh kompleks 186Re_ECdengan menit suhu ruangan sudah cukup untuk kompleksasi (pH 2) hingga pH netral tidak memf.engaruhi kestabilan kompleks 186Re_EC, sehingga untuk ke;imanan pasien pada saat pemakaian sediaan 18Re-EC dapat diatur pada pH 6 - 7. Pengujian pada mencit sifat farmakokinetik sesuai dengan yang diharapka . Hasil formula terbaik 186Re_ECadalah terdiri dari 4 mg sehat menunjukkan yang tin~gi pada dan kandung kemih, hal ini asam menunjukkan etilen disistein (EC) akumulasi dalam daparradioaktif natrium bikarbon t 0.5 M, ginjal 2 mg timah klorida dihidrat, 2 mg askorbat dan 100 Jlg perenat, dan stabil selama lebih dari sa~ minggu pada pH 6-7. Kata kunci : Radiofarmaka, penandaan, 186Re_EC.
etilen
disistein,
I
Renium-186
('86Re),
endovascular
brachytherapy,
ABSTRACT.
DICYSTEINE e86Re-EC) FOR ENDOV ASCU R BRACHYTHERAPY. Restenosis or renarrowing of AND BIODItRIBUTION OF RHENIUM-186-ETHYLENE coronary PREPARATION artery following angioplasty procedur is commonly occurred and causes serious problem. Endovascular brachytherapy, - a balloonisation profedure into the narrowing cononary artery combined with internal radiation - using 186Re_EC is an alternativ~ method to solve this problem from which /3"radiation
Jurnal Radioisotop dall Radiofarmaka Journal of Radioisotope.v alld Radiopharmaceuticals Vol. 7. No. I. April 2004
will destroy hyperplasia cells built up in the vessel walls t at cause blockage. Experiments to obtain optimal condition of labeling I86Re_EC, such as variation of ncubation time, addition of ascorbic acid as an antioxidant and pH adjustment to neutral of the final olution have been carried out in order to get a radio labeled compound with high radiochemical purity a d stability. Biodistribution in experimental animal has also been carried out to see its pharmacokinetic behav our. The results showed that incubation time of 15 minutes at room temperature is sufficient to form 186Re_ C complex with high radiochemical purity (more than 85%). The addition of an equivalent amount of ascor ic acid to the reducing agent used can increase the stability of the 186Re_EC complex. The pH adjustment rom acidic to neutral did not affect the stability, therefore to avoid irritation at the time of administration the pH of the solution could be adjusted to 6-7. Administration to normal mice showed high accum lation in kidney and bladder, revealed good pharmacokinetic behaviour of this labeled compound. T e results showed that 186Re_EC preparation can be formulated using 4 mg of etiylene dicysteine (EC) dissol ed in sodium bicarbonate buffer 0.5 M, 2 mg of stannous chloride dihydrate, 2 mg of ascorbic acid and 10 Ilg of perrhenate, stable more than a week at pH 6-7. Keywords:
Radiopharmaceuticals, ethylene dicysteine, ~enium-186 labeling, I86Re_EC.
('86Re), endovascular brachytherapy,
PENDAHULUAN
Kasus restenosis banyak terjadi pada penderita penyempitan pembuluh arteri jantung yang telah menjalani operasi bal/oon angioplasty. Restenosis adalah peristiwa menyempitnya kembali atau penyumbatan embuluh arteri disebabkan oleh efek sampingan dari angioplasty (balonisasi). Me anisme terjadinya restenosis melalui 3 tahap, yaitu elastic recoil, chronic remodeling an pembentukan neointimal hyperplasia. Elastic recoil ialah kembalinya dinding pembu uh arteri ke posisi semula (seperti sistem pegas), chronic remodeling ialah kontraksi din 'ng pembuluh arteri secara perlahan-Iahan menyebabkan lumen (rongga pembuluh da h) mengecil, sedangkan pembentukan neointimal hyperplasia ialah pembentukan jari gan otot polos secara berlebihan, dimana jaringan terse but terdiri dari sel-sel otot polos dan matriks disekitarnya yang membelah diri di dalam dinding pembuluh dan terbawa ke dalam lumen arteri [1]. Salah satu metoda pencegahan re tenosis yang cukup prospektif ialah endovascular brachytherapy menggunakan se iaan radiofarmaka pemancar p-, dimana sediaan radiofarmaka tersebut berbentuk la tan dan dimasukkan ke da1am balon bertekanan rendah.[2,3,4]. Resiko penggun an metoda endovascular brachytherapy yang menggunakan 1arutan senyawa radioakt f adalah terjadinya kebocoran/pecahnya balon yang mengakibatkan masuknya radiois top ke dalam sirkulasi darah [4]. Oleh karena itu diperlukan suatu senyawa berbentu radiofarmaka yang mudah diekskresikan melalui urin, akumulasi pada organ lain yang ukan organ sasaran sekecil mungkin, dan mempunyai kestabilan kimia yang tinggi [5]. 2
Preparasi Dan Up Biodistribusi Renium-/86-Etilen Widyastuti, Cecep Taufik,dan Evi Sovilawati
Disl~tein (/86 Re-Ec) Sebagai Preparat Endovascu/ar
Brachytherapy
192, Strontium/Ytrium-90, Phosphor-3 , Renium-186 dan Renium-188 [1]. Beberapa jenis radiofarmaka diketahui dapat digu akan untuk endovascular brachytherapy. yaitu yang dapatseperti N 186Re04, untuk keperluan ini antara186Re_DTPA.Ketiga lain ialah lridiumpreparat Radionuklida penyidik fungsi ginjal 186Re-MAG3,dan senyawa bertanda tersebut mempunyai kelemahan, antara lain Nal86Re04 dan 186Re_ DTP A memberikan paparan pada lamb ng dan tiroid, sedangkan 186Re-MAG3 kurang stabil pada penyimpanan setelah 6 jam baik pada suhu kamar maupun suhu 4°C [6,7]. Sediaan 186Re-Etilen Disistein ('86Re_ C) memberikan prospek yang lebih baik mengingat 99mTc_ECtelah dikenal seba ai preparat penyidik fungsi ginjal yang sarna
digunalan
Preparasi senyawa kompleks re ium memerlukan kondisi yang lebih khusus dibandingkan senyawa kompleks tekne ium karena kecenderungan kompleks Re yang mudah dengan teroksidasi kembali tetapi menjadi i n perrenat. Untuk meningkatkan kestabilan baiknya 99mTc-MAG3 lebi~stabil pada penyimpanan [5]. senyawa kompleks Re perlu ditambahkan anti oksidan seperti asam askorbat. pada suhu air mendidih selama 30 menit 7]. Untuk menyempumakan reaksi kompleksasi perlu dilakukan percobaan pelabelan de gan waktu inkubasi (setelah selesai pemanasan) yang divariasikan. Disamping optimal itu, pH te11.adi se iaan pada parenteral diharapkan mendekatipemanasan pH netral pH 2-3, dan memerlukan Kompleksasi 186Re_ECyang agar tidak mcnyakitkan pada waktu penruntikan,
maka perlu diamati kestabilan sediaan
meningkat setelah ditambahkan asam korbat dengan kadar yang sebanding dengan kadar SnCh.H20 [9]. ini pada pH netral (pH 6-7). sediaaf '86Re_HEDP dilaporkan bahwa stabilitasnya Penelitian ini bertanda akan menetapkan; kondisimempunyai optimum penandaan memperoleh senyawa 186Re_E
BAHAN DAN TATA KERJA
Bahan dan Peralatan
Etilen Disistein (EC) diperoler. dari bantuan IAEA, larutan perrenat 186Re04 disiapkan di P2RR-BA TAN, asam askorbat (Merck), bahan kimia standar (Merck), air gel eluen aseton salin digun~kan buatan diperoleh Merck, dari TLC pasarscanner lokal. TLC (Veenstra silica sterilG,untuk injeksi dan dan larutari NaCI 0.9 r/o (IPHA)
3
Jllrnal Radioisotop dan Radiofarmaka JOllfllal of Radioisotopes and Radioplwrmacell/icals Vol. 7. No. I. Apri/2004
Instrument), indikator universal pH 1-14. Ulntuk mengukur radioaktifitas pada organ mencit digunakan alat pH pengukur radioaktifitas «(:::apintec).
Tata Kerja
Uji kemurnian
Ee.
Untuk gugus meyakinkan masih keadaan mumi (masih mengandung fungsi bahwa esensialetilen yaitudisistein C
Pelabelan 186Re_EC. [5J
(0,5 M, pH 9,0), kemudian diencerkan denga 0,4 mL larutan NaCl 0,9 % (salin). Ke dalam larutan EC ditambahkan 20 J.lL (2 mg larutan SnCIz.2 H20 dalam HCI pekat. Etilen Oisistein (4larutan mg, 1,5 x 10.2 mol) dalam 0,4 mL 4 (yang mengandung ± dapar 100 J.lgbikarbonat Re), dan Kemudian ditambahkan perrenat 186Refilarutkan I
pH diatur pada 2. Larutan reaksi dialiri gas pen an gas air selama 30 menit.
~2
selama 5 menit dan dipanaskan di atas
Variasi waktu inkubasi.
Setelah tertentu pemanasan reaksi 30 menit, larutan didiamkan selama variasi waktu yaitularutan 15, 30, 45, sel~ma 6d menit, kemudian dianalisis kemumian tertinggi akan digunakan sebagai acuan untuk y~ng ~ercobaan selanjutnya. radiokimianya dengan TLC. Waktu inkubasi memberikan % kemumian radiokimia
Penambahan
asam askorbat sebagai anti oksl'aan
Ke dalam larutan reaksi yang telah diprnaskan ditambahkan 2 mg asam askorbat, sebelumnya, kemudian dianalisa kemumian radiokimianya dengan TLC. Senyawa bertanda tersebut disimpan dalam (Wakt~ lemar optimal pendingin dianalisa kemumian dan diinkubasi selama waktu tertentu yang dan diperoleh dari hasil tahap 4
Preparasi Dan Uji Biodistribusi Renium-186-Etilen Widyastuti. Cecep Taufik.dan Evi Sovi/awati
Difistein (/86 Re-Ec) Sebagai Preparat Endovascular
Brachytherapy
radiokimianya dengan caradilakukan yang sam~ harisetselama seminggu untuk penambahan mengamati stabilitasnya. Pengamatan j*gatiap pada percobaan lain tanpa asam askorbat sebagai pembanding.
Pengaturan pH akhir larutan pada pHnetral
ditambahkan maupun tidakpH ditam~ahkan nyal dari 2asam menjadi askorbat, 6-7, kemudian baik untuk dianalisa larutandengan yang Larutan reaksiyang diatur TLC setiap hari selama seminggu untu mengamati stabilitasnya. Pengamatan dilakukan juga TLC.pada Senyawa set percobaan bertanda lain tersebut dengan disim~an pH tetapdalam (pH 2) lemari sebagai pendingin pembanding. dan dianalisa dengan
Ana/isis Larutan kemurnian radiokimia dengal TLC pada dua strip TLC silica gel G berukuran percobaan (5 ilL) ditot Ikan I
15 x I cm yang sebelumnya
telah diaktitkan
pada suhu 100°C selama
10 menit,
10 cm. masing dengan kemudian masing-masing aseton dan dimasukkan larutan ~rCI ~e dalam 0,9%bejana (salin)kromatografi hingga ketinggian dan dielusi± masingKromatogram kemudian dikeringkan dan dianalisis dengan TLC scanner. TLC dalam permukaan pelarut, sedangkan 186Re_C dan koloid I86ReOz tetap berada di titik penotolan. TLC dalam digunakan O~ ntuk mengetahui % koloid 186ReOzyang yang 186Re04' . yang akan merambat naik bersama aseton digunakan untuksalin mengetahui akan tertinggal di titik penotolan, 186Re_EC dan 186Re04akan 186ReOz terelusi dan % koloid bersama permukaan pelaru1. Denganserpentara diketahuinya % I86Re04' sebagai pengotor, maka % kemumian ra~iokimia 186Re_ECdapat dihitung.
Uji biodistribusi
(± 100 2IlCi) padadibunuh 6 ekor Masing-masing ilL kemudian larutanl186Re-EC mencit sehat melalui vena100 ekor, masing-masing ekor disuntikkan mencit tersebut kandung ginjal, usus h~lus, lambung, hati, jantung, limpa, parupada 1, 3,kemih dan 24dan jamurin, paska penyuntik~n, dandarah, dilakukan pengukuran radioaktifitas pada paru, tulang dan oto1.
5
Jurnal RadioisolOP dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceutica/.\' Vol.7, No, I, Apri/2004
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji kemurnian etilen disistein yang dil kukan dengan mengukur serapan sinar infra merah dan titik leleh memberikan serap n pada 1591 em-I yang menunjukkan adanya gugus karboksilat, dan titik leleh pada 53°C - 257°C yang tidak jauh berbeda dengan literatur (di literatur dinyatakan 251°C - 53°C) [8]. Pengaruh waktu inkubasi terhadap % k urnian radiokimia diamati dari variasi waktu inkubasi (interval waktu setelah pem nasan hingga analisa dengan TLC), menunjukkan bahwa waktu inkubasi 15 men t hingga 60 menit tidak memberikan perbedaan yang berarti pada % kemurnian radio imia. Dengan demikian waktu inkubasi 15 menit digunakan sebagai aeuan prosedur untu pereobaan selanjutnya (Tabel 1).
Tabel1. Pengaruh waktu inkubasi terhadap ti~gkat kemurnian radiokimia 186Re_EC
Waktu penyimpanan
15 menit 30 menit 45 menit 60 menit
Pengaruh penambahan asam askorba terhadap stabilitas sediaan 186Re_EC terlihat dengan jelas setelah hari ke-2, diman tingkat kemurnian radiokimia sediaan 186Re_EC tanpa penambahan asam askorbat menurun dari 92,6% menjadi 81,7%, sedangkan tingkat kemurnian radiokimia sediaa yang mengandung asam askorbat tidak berubah hingga hari ke- 7 yaitu tetap > 90% ( ambar 1, 2 dan 3). Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat berfungsi sebagai anti ksidan yang meneegah teroksidasinya kembali kompleks Re menjadi perrenat. Pengaturan pH akhir larutan 186Re_EC ampai 6-7 (pH netral) dapat ditunjukkan berpengaruh pada peningkatan stabilitas, yaitu setelah penyimpanan > 1 hari sediaan 186Re_EC pH netral menunjukkan kemurnian radiokimia lebih tinggi dibandingkan sediaan 186Re_ECpH 2 (pH reaksi), baik untuk ediaan 186Re_ECyang ditambahkan asam askorbat maupun yang tidak. Hal ini menunjuk an bahwa sediaan 186Re_ECrelatif lebih stabil disimpan pada pH netral dibandingkan pada pH asam (Gambar 4, 5 dan 6). 6
Preparasi Dan Uji Biodislribllsi Renium-/86-EIi/en Widyasluli. Cecel' Taufik,dan Evi Sovi/awali
Di'fislein (186 Re-Ec) Sebagai Preparal Endovascu/ar
Brachylherapy
Disamping itu pH netral juga mengunt4ngkan bagi pasien karena dapat dihindarkan rasa sakit pada saat penyuntikan.
186Re-ECI tanpa asam askorbat
100 g ~m
80
.:;
60 40 20 o ---
:§ I!!
f!.
.% perrenat
T--
~UT
5 2
134 aktu penyimpanan
6
• % Re keloid :
1
D% Gambar Re-EC
1 formula standar pada penyimpanan 1. Stabilitas 186Re_C
186Re_EC d~ngan
{hari}
asam askorbat
100 90 VI
80
J]!
70
~
60
> ~
e!
50 40 30
"#.
20
'6
10
o • I
% perrenat • % Re keloid •
C%
Re-EC
2
3 waktu penyimpanan
4
5
6
(hari)
Gambar 2. Stabilitas 186Re_ECdengan: penambahan asam askorbat pada penyimpanan
7
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol. 7. No. J. April 2004
100 90 80 70
60 50 40 30 20
10 o
5
2 IJ T anpa as am askorbat EfJ
ktu penyimpanan (hari)
Dengan as am askorbat ;
Gambar
3. Pengaruh penambahan asam a~korbat terhadap stabilitas 186Re_EC
186Re_EC dengan asam askorbat
pH 2 100 90 80 19
70
~
60
~
50 40
-"
:c e! ?fl
30 20
10
o • % perrenat • % Re koloid
2
3
6
panan (hari)
CI% Re-EC
Gambar 8
4. Stabilitas 186Re_ECdengan p~nambahan asam askorbat pada pH 2
Preparasi Dan Uji Biodislribusi Renium-/86-Elilen Widyasluli, Cecep Taufik,dan Evi Sovilawali
Difislein (/86 Re-Ec) Sebagai Preparal Endovascular
BrachYlherapy
1BBRe_EC dEimganasam askorbat
pH 7 120 100 I/)
l!! :~
80
~o
60
e:!
40
'6 ~ o
20 o 2
• % perrenat • % Re kotoid D % Re-EC
Gambar
3 waktu penyimpanan
5
4
6
(hari)
5. Stabilitas 186Re_ECdendan penambahan asam askorbat pada pH netral
100 90 80
70 60 50
40 30 20
10 o
2 I!] pH 2
345
6
wak~u penyimpanan (hari)
I?JIpH netral
Gambar
6. Pengaruh pH terhadap stabilitas 186Re_EC 9
Jurnal Radioisolop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceulicals V0/. 7. No. I. April 2004
jam paska penyuntikan 186Re_ECmenunjukkan kemih dan ginjal, hal ini sesuai dengan yang karena akumulasi pada organ-organ lain yang Uji biodistribusi pada meneit yangmemb tidak mengganggu pencitraan dan tidak sehat (Gambar 7),
akumulasi yang tinggi pada kandung iharapkan untuk sediaan radiofarmaka, idak diharapkan sangat keeil sehingga setelah 5 menit, 3 jam dan 24 rikan paparan padaI jam, organ-organ yang
diam!ti
60
~ 50
~ 5 manit
e>
o 0> -en 19 'S;
:;:::
o 1 jam
40
.3 jam
30
024 jam
~
co
,Q "'0
20
~
'#.
10 o
Gambar 7.
C pada organ meneit
KESIMPULAN DAN SARAN
Penambahan
asam
askorbat
ke
dalam
formula
sediaan
186Re_EC dapat
yang dapat meneegah teroksidasinya kembali m njadi perrenat. mempertahankan kestabilan Reniumtkarena berfungsi sebagai anti oksidan Telah dapat disusun kompleks formula pembua n senyawa bertanda 186Re_EC dengan kemumian radiokimia dan stabilitas tingki, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap penelitian perhitungan dosimetri untukyang endovasfular brachytherapy. 10
Preparasi Dan Uji Biodislribusi Renium-/86-Eli/en Widyasluli. Cecep Taufik.dan Evi Sovilawali
Ditislein (186 Re-Ec) Sebagai Preparal Endovascu/ar
Brachylherapy
menjadi PH 6-7reaksi setelah kompleksasi terbentuknya '86Re_E(j:telah konipleks 186Re_ECterbukti diketahui pada pH dapat 2, tetapimempertahankan pengaturan pH kestabilan kompleks. Uji biodistribusi pada mencit s hat menunjukkan akumulasi yang tinggi hanya pada kandung kemih dan ginjal, ha ini menunjukkan sifat farmakokinetika yang diharapkan dari suatu sediaan radiofa aka untuk diagnosis maupun terapi, meskipun idealnya akumulasi sediaan radiofarma a yang paling tinggi hanya pada organ sasaran, tetapi keadaan tersebut sangat sulit dica ai. dilabel dengan Disarankan 186Re,sehingga untuk mempelajari mas a dalt,larsanya femungkinan lebihpreparasi lama. kit kering EC yang belum
DAFT AR PUST AKA
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
MASJHUR, J."lntravascular Radio uclide Therapy to Prevent Restenosis Following Transluminal Coronary Angioplas y". Kongres Nasional PKNI IV - PKBNI VI. Surabaya, Indonesia, 6-7 Nopember (2000). KNAPP F. F. Jr., CALLAHAN A. P., BEETS A. L., et ai, "Intraarterial Irradiation with Rhenium-I 88 for Inhibition 0 Restenosis by PTCA - Strategy and Evaluation of Species for Rapid Urinary Excrefon "(abstract), J. Nucl. Med. 38 (1997), 124P Oh S. 1., MOON D. H., PARK S. W., et ai, "Comparison of Radiation Absorbed Dose of Re-188 Radiopharmaceuti als for Intracoronary Radiation Therapy in case of Balloon Rupture" (abstract), J. N cl. Med. 40 (1999), 41P. WEINBERGER 1. AND KNAAP . F., "Use of Liquid-filled Balloons for Coronary Irradiation." In: Vascular Brachyt erapy, 2nd ed. (Edited by Waksman R.), Futura Publishing Co., Inc., Armonk, NY. 1999), pp. 521-535. 88Re] Rhenium-Ethylene DAS, T., BANERJEE, S., SA UEL, G.,et ai, "c 8611 Dicysteine (Re-EC): Preparation a d Evaluation for Possible Use in Endovascular Brachytherapy", Nucl. Med. & Bioi, Vol. 27 (2000), pp. 189-197. LEE J., CHOI Y. J., LEE D. S., et I, "Rhenium-I 88-DTPA Liquid-filled Balloon to inhibit Restenosis after Angioplast : Development of Software of Dose Calculation and Application" (abstract), 1. Nucl Med. 40 (1999), 181P. WANG T. S., WEINBERGER ., FAWWAZ R. A. et ai, "in-vitro Stability Evaluation of Re-188-MAG3: A Potential Therapeutic Agent for Prevention of Restenosis after CTP A" (abstract), . Nucl. Med., 40 (1999), 152P. ADANG H.G., MUTALIB A., BA IAWATI S. et ai, "Preparasi dan Uji Stabilitas Radiofarmaka 186Re_HEDP", Prosi ing Seminar Sains dan Teknologi Nuklir, P3TkNBATAN, Bandung, Juni 2001, pp. 136-142. 11
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol. 7. No. I. Apri/2004
9.
12
IAEA-TECDOC-805, Production of 99mTc ~adiopharmaceuticals for brain, heart Juli and kidney imaging: Synthesis of L,L-EC and ~,L-ECD and their characterization, 1995, pp. 53-56