PEMBEKALAN PRAKTIK INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN USAHA PERJALANAN WISATA SMK NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Zaroh Lailatul Chanifah NIM 12101241020
PROGRAM GRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016
Pembekalan Praktik Industri (Zaroh Lailatul Chanifah) 1
PEMBEKALAN PRAKTIK INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN USAHA PERJALANAN WISATA SMK NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA Pre-service-training on Industry Practice Skills Competency of Business Tourism Vocational School in Yogyakarta Oleh: Zaroh Lailatul Chanifah, Universitas Negeri Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan(1) persiapan pembekalan praktikindustri, (2) pelaksanaan pembekalan praktik industri, dan (3) evaluasi pembekalan praktikindustri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifrancangan studi multisitus. Situs-situsyang diteliti yaitukompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK Negeri 4, SMK Negeri 6, dan SMK Negeri 7 di Kota Yogyakarta. Subyek terdiri (1) wakil kepala sekolah urusan humas,(2) ketua kompetensi keahlian, (4) guru, (5) instruktur, dan(6) siswa. Teknik pengumpulan datamelalui observasi berpartisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis datamenggunakan teknik induksi analitik termodifikasi dengan analisis data situs individual dananalisis data lintas situs. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan teknik. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa (1) persiapan pembekalan praktik industri meliputi persiapan administratif dan edukatif, (2) pelaksanaan pembekalan praktik industri mengacu pada identifikasi dan analisis kebutuhan oleh pihak internal dan eksternal sekolah, dan (3) kegiatan evaluasi pembekalan praktik industri belum dilaksanakan secara sistematis pada setiap sekolah. Kata kunci: pembekalan, pratik industri, kompetensi keahlian
Abstract This research aimed to described (1) preparationpre-service-training on industry practice, (2) implementationpre-service-training on industry practice, and (3) evaluationpre-service-training on industry practice. The writer used qualitative research with multisite study. The sites were SMK Negeri 4, SMK Negeri 6, and SMK Negeri 7 in Yogyakarta. Subjects were (1) the vice principal of public relations, (2) head of study program, (3) teacher, (4) instructur and (5) student. The technique of data collections are (1) data reduction, (2) data display, and (3) data conclusion through both of individual site data analysis and multisite data analysis. The data credibility had been analyzed through triangulation sources and methods. The result are (1) preparationpre-service-training on industry practice consist of administrative and educative preparations, (2) implementation pre-service-training on industry practice based on identify and need analysis byinternal and external schools, and (3) evaluation pre-service-training on industry practice haven’t been systematically implemented.
Keywords: pre-service-training,industry practice, skills competency
masa yang akan datang. Upaya peningkatan
PENDAHULUAN Dalam pidato Rektor Universitas Negeri
tenaga kerja terampil pada sektor pariwisata
periode
merupakan salah satu kunci keberhasilan bangsa
Februari 2016, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd.,
Indonesia menghadapi berbagai tantangan pada
MA., menyatakan bahwa masyarakat Indonesia
masa kini dan masa yang akan datang.
Yogyakarta
pada
upacara
wisuda
sedang dihadapkan pada tantangan masa kini dan
2 Jurnal Manajemen Pendidikan edisi Mei Tahun 2016
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor
yang
sangat
berpengaruh
pelaksanaan pendidikan di dunia usaha/ industri
terhadap
merupakan upaya yang sangat bermanfaat bagi
peningkatan perekonomian suatu bangsa. Hal ini
siswa. Manfaat yang diperoleh siswa dalam
dikarenakan sektor pariwisata memiliki peran
praktik
yang strategis dalam penerimaan pendapatan dan
memperoleh berbagai informasi dan pengalaman
penyerapan tenaga kerja terampil. Berbagai upaya
terkait bidang pekerjaan dalam situasi kerja yang
dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah
sesungguhnya.
industri
antara
lain
siswa
akan
daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Namun disisi lain, berdasarkan hasil
pada sektor pariwisata. Upaya peningkatan dan
wawancara dengan Bapak Karyanto Wibowo,
pengembangan sektor pariwisata salah satunya
S.H., selaku Human Resource and Development
dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
dari Total Nusa Tours and Travel pada hari Rabu,
sumber daya manusia, melalui penyelenggaraan
21 Oktober 2015 menyatakan bahwa: “...dalam
pendidikan dan pelatihan.
pelaksanaan praktik industri masih terdapat
Tenaga kerja terampil dapat dihasilkan melalui
pendidikan
dan
pelatihan
ketidaksesuaian antara kompetensi yang dimiliki
yang
siswa dengan kompetensi yang diperlukan di
kejuruan.
dunia usaha/ industri”. Kemudian, Wagiran
pendidikan
(dalam Siti Hamidah, 2011: 7) juga menyatakan
kejuruan di Indonesia yaitu Sekolah Menengah
bahwa ditemukan adanya kelemahan siswa dalam
Kejuruan (SMK). Senada dengan hal tersebut
penguasaan softskill dalam pelaksanaan praktik
Eling Damayanti (2014: 14) mengungkapkan
industri
bahwa penyelenggaraan SMK mempunyai peran
beradaptasi, komunikasi, disiplin, etos kerja dan
yang sangat strategis bagi terwujudnya tenaga
kerjasama.
diselenggarakan
pada
Satuan
penyelenggaraan
kerja
bentuk
terampil.
pendidikan
Dalam
hal
percaya
diri,
kemampuan
SMK
Wakil kepala sekolah urusan humas SMK
dengan
Negeri 1 Yogyakarta pada hari Senin, 28
pendidikan
September 2015 menyampaikan bahwa masih
penyelenggaraan
terdapat kecenderungan siswa tidak disiplin
pendidikan sistem ganda pada SMK yaitu untuk
dalam melaksanakan praktik industri. Beberapa
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan
dugaan penyebab siswa tidak disiplin dalam
dan pengalaman kerja kepada siswa sebelum
melaksanakan praktik industri yaitu: 1) siswa
terjun ke dunia kerja ketika dewasa nanti.
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas
menyelenggarakan
pendidikan
mengimplementasikan
kebijakan
sistem
ganda.
Tujuan
ini
seperti
Operasionalisasi implementasi kebijakan
dari dunia usaha/ industri, 2) siswa belum siap
pendidikan sistem ganda yaitu melalui program
memasuki lingkungan kerja yang sesungguhnya,
praktik industri. Praktik industri merupakan
dan 3) kurangnya kegiatan pembekalan bagi
program bersama antara SMK dan industri yang
siswa sebelum melaksanakan praktik industri.
dilaksanakan di dunia usaha/ industri serta
Beberapa
kenyataan
tersebut
merupakan suatu pembelajaran berbasis kerja.
mengisyaratkan
Tamrin
melaksanakan praktik industri. Untuk mengatasi
(2008:
52)
menyatakan
bahwa
bahwa
siswa
belum
siap
Pembekalan Praktik Industri (Zaroh Lailatul Chanifah) 3
hal
tersebut
sekolah
perlu
mengupayakan
pembekalan praktik industri kompetensi keahlian
kesiapan siswa dalam melaksanakan praktik
usaha perjalanan wisata SMK Negeri di Kota
industri. Salah satu upaya tersebut adalah melalui
Yogyakarta.
penyelenggaraan
METODE PENELITIAN
kegiatan
pembekalan.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sukarnati (2011: 23) bahwa sebelum melaksanakan praktik
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan
industri
menyelenggarakan
kualitatif dengan rancangan studi multisitus.
kegiatan pembekalan yang cukup kepada siswa.
Sevilla et. all. (dalam Abdul Aziz. 1998: 2)
Tanjung dan Rahmawati (dalam Ira Tusmowati,
menyatakan bahwa penelitian multisitus adalah
2004:
kegiatan
studi mengeksplorasi suatu masalah dengan
bentuk
batasan terperinci, melakukan pengambilan data
penyelenggaraan pelatihan yang disebut pre-
yang mendalam, dan menyertakan berbagai
service-training.
sumber informasi dari tempat yang mempunyai
sekolah
9)
harus
menyebutkan
pembekalan
merupakan
bahwa salah
satu
Kenyataan tersebut diperkuat dengan
ciri khas sama.
pernyataan beberapa siswa yang ditemui dalam studi pendahuluan pada hari Senin, 28 September 2015 di SMK Negeri 1 Yogyakarta yang
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMK
mengungkapkan bahwa selama ini sekolah dalam
Negeri
menyelenggarakan kegiatan pembekalan masih
menyelenggarakan kompetensi keahlian usaha
kurang.
hanya
perjalanan wisata. SMK tersebut meliputi yaitu
dalam
Pembekalan
yang
singkat
dengan
SMK Negeri 4, SMK Negeri 6 dan SMK Negeri
seluruh
siswa
dari
berbagai
7. Pelaksanaan pengambilan data dilakukan sejak penyusunan proposal penelitian yaitu pada bulan
Bidang keahlian pariwisata pada SMK dari
Yogyakarta
relatif
kompetensi keahlian.
terdiri
Kota
yang
waktu
melibatkan
diselenggarakan
di
2
kompetensi
keahlian
Oktober 2015 – Maret 2016.
yaitu
akomodasi perhotelan dan usaha perjalanan wisata. Dalam melaksanakan praktik industri,
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan
siswa akan menghadapi banyak wisatawa baik
komponen
domestik maupun mancanegara. Untuk dapat
penyelenggaraan
melaksanakan praktik industri dengan baik, siswa
kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata
perlu memiliki bekal pengetahuan, keterampilan
SMK Negeri di Kota Yogyakarta. Terdiri dari
dan pembawaan sikap yang memadai. Upaya
wakil kepala sekolah urusan humas, ketua
peningkatan kompetensi dan keterampilan dapat
kompetensi keahlian, guru, instruktur dan siswa.
dilakukan melalui kegiatan pembekalan praktik industri. Berdasarkan beberapa uraian pemaparan tersebut penelitian
peneliti terkait
tertarik
untuk
penyelenggaraan
melakukan kegiatan
yang
terlibat program
langsung praktik
dalam industri
4 Jurnal Manajemen Pendidikan edisi Mei Tahun 2016
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai key instrumen. Teknik pengumpulan data dalam studi multisitus ini, yaitu 1) wawancara mendalam, 2) observasi berpartisipatif, dan 3)
Tabel 1. Temuan persiapan administratif
No 1 2
studi dokumentasi. 3
Teknik Analisis Data Dalam penelitian studi multisitus, teknik analisis data terdapat 2 macam, yaitu analisis data
4 5
setiap sekolah yang dijadikan situs dalam penelitian. Dalam melakukan analisis data, peneliti melakukan interpretasi terhadap data sehingga diperoleh makna. Kegiatan analisis data dilakukan sejak pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai. Selanjutnya, kegiatan analisis lintas situs dimaksudkan sebagai proses membandingkan temuan-temuan yang diperoleh dari setiap situs, sekaligus sebagai proses memadukan
temuan
setiap
situs
Administratif Pengumuman
SMK
4
6
7
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Pendaftaran dan Seleksi Pembentukan Tim Pelaksana Perencanaan Biaya Persiapan Sarana dan Prasarana
bahwa ketiga sekolah memiliki kesamaan dalam melakukan persiapan administrasi pembekalan yaitu menyampaikan pengumuman kepada siswa maupun orangtua calon peserta praktik industri, membentuk tim praktik industri yang terdiri dari wakil
kepala
koordinator keahlian,
sekolah
dari
urusan
humas
masing-masing
kemudian
melakukan
dan
kompetensi perencanaan
pembiayaan pembekalan praktik industri. Tabel 2. Temuan persiapan edukatif
No
Persiapan Edukatif
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sinkronisasi
Persiapan Pembekalan
Kurikulum
Atmodiwirio
SMK
sebagai
pembahasan dalam penelitian.
Soebagio
SMK
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
situs individual dan analisis data lintas situs. Analisis data situs individual dilakukan pada
Temuan Lintas Situs
Persiapan
(1993:
SMK
SMK
SMK
4
6
7
3
3
3
a. Penentuan tujuan
28)
membagi tahapan dalam persiapan pendidikan
Temuan Lintas Situs
b. Penentuan strategi 1
dan pelatihan menjadi 2, yaitu persiapan yang
c. Penentuan metode d. Penyusunan kurikulum
ditinjau dari segi administratif dan persiapan yang
e. Penetapan
ditinjau dari segi edukatif.
pemateri 2
Hasil Evaluasi Praktik Industri
3
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa setiap sekolah melakukan persiapan edukatif berupa kegiatan identifikasi dan analisis kebutuhan praktik industri. Tujuan identifikasi
Pembekalan Praktik Industri (Zaroh Lailatul Chanifah) 5
dan analisis kebutuhan praktik industri yaitu
melaksanakan praktik industri. Berikut beberapa
untuk mengetahui sejauh mana permasalahan
temuan dalam pelaksanaan pembekalan praktik
yang dihadapi sehingga pelatihan yang akan
industri kompetensi keahlian usaha perjalanan
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Senada
wisata SMK Negeri di Kota Yogyakarta.
dengan
Pemateri Pembekalan
hal
tersebut
konsepsi
yang
menghubungkan pekerjaan dengan kurikulum
Pemateri merupakan komponen penting
diklat adalah Training Needs Analysis (TNA).
dalam penyelenggaraan suatu kegiatan. Seorang
Husaini Usman (1998: 43) menyatakan bahwa
pemateri
tujuan penyelenggaraan pelatihan pada dasarnya
keahlian yang relevan dengan materi yang akan
adalah
disampaikan dalam pelatihan. Pemateri dalam
untuk
kesenjangan
mengurangi antara
dan
kinerja
mengatasi
pekerja
yang
harus
memiliki
kemampuan
dan
pembekalan dapat berasal dari dalam maupun
dibutuhkan organisasi dengan kinerja mutakhir
luar
yang
beberapa
diperhatikan dalam menentukan pemateri dalam
dalam
pembekalan yaitu keahlian pemateri, pengalaman
melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan.
dan kemampuan pemateri dalam menyampaikan
Menurut Wahyudi (dalam Suwatno dan Donni
pembekalan kepada siswa.
dimiliki
pendekatan
pekerja.
yang
Terdapat
dapat
dilakukan
sekolah.
Beberapa
hal
yang
perlu
Juni Priansa, 2011: 126-127), pendekatan tersebut yaitu meliputi: 1) performance analysis, 2) task
Tabel 3. Temuan terkait pemateri
analysis, 3) competency study, dan 4) planning No
need survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMK Negeri 4 Yogyakarta dan SMK Negeri 7 Yogyakarta melakukan identifikasi dan analisis
1 2
kebutuhan menggunakan pendekatan competency 3
analysis. Disisi lain, SMK Negeri 6 Yogyakarta melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
4 5
task analysis dan competency analysis. 6
Pelaksanaan Pembekalan
Temuan Lintas Situs
Pemateri Pembekalan Wakil kepala sekolah urusan humas Ketua kompetensi keahlian
SMK
SMK
SMK
4
6
7
3
3
3
3
3
3 3
Guru Perwakilan dari biro perjalanan wisata Perwakilan dari obyek wisata Perwakilan dari
3
3
3
3
3
3
3
lembaga lain
dan
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
Rahmawati (dalam Ira Tusmowati, 2004: 9)
bahwa pemateri dalam kegiatan pembekalan
pembekalan
praktik industri kompetensi keahlian usaha
Pembekalan
menurut
merupakan
Tanjung
pelatihan
pratugas.
Pembekalan praktik industri merupakan kegiatan
perjalanan
yang
wisata
SMK
Negeri
di
Kota
siswa
sebelum
Yogyakarta terdiri dari pihak internal dan
industri.
Tujuan
eksternal sekolah. Pihak internal sekolah meliputi
penyelenggaraan pembekalan praktik industri
wakil kepala sekolah urusan humas, ketua
yaitu untuk memastikan kesiapan siswa dalam
kompetensi keahlian, dan guru produktif dari
wajib
melaksanakan
diikuti praktik
oleh
6 Jurnal Manajemen Pendidikan edisi Mei Tahun 2016
kompetensi keahlian. Selanjutnya, pihak eksternal
3) pembentukan sikap. Terdapat perbedaan
sekolah yaitu perwakilan dari dunia usaha/
alokasi waktu dalam pelaksanaan pembekalan
industri.
praktik industri pada setiap sekolah. SMK Negeri
Materi Pembekalan Materi merupakan
4 Yogyakarta mengalokasikan waktu pembekalan utama
selama 5 jam, kemudian SMK Negeri 6
dalam penyelenggaraan suatu pelatihan. Gomes
Yogyakarta selama 39 jam dan SMK Negeri 7
(2012, 205) materi pelatihan sangat menentukan
Yogyakarta selama 11 jam.
keberhasilan
pelaksanaan
komponen
pelatihan.
Materi
Berdasarkan
temuan
diatas
dapat
pelatihan harus sesuai dengan kompetensi yang
disimpulkan bahwa SMK Negeri 6 Yogyakarta
dipersyaratkan/
memberikan perhatian
dibutuhkan.
penyelenggaraan
praktik
Dalam
industri,
kurikulum
yang lebih
pelaksanaan pembekalan praktik industri. Hal ini
disusun oleh sekolah dengan mempertimbangkan
terlihat
struktur program kurikulum, kalender pendidikan
menyelenggarakan kegiatan pembekalan.
dan kesediaan dunia usaha/ industri sebagai
terhadap
dari
keseriusan
sekolah
dalam
institusi pasangan (Pedoman Pelaksanaan Praktik
Metode Pembekalan Terdapat berbagai macam metode dalam
Industri SMK Negeri 7 Yogyakarta, 2015: 2).
penyelenggaran pelatihan. Kaswan (2012: 108) juga menyebutkan bahwa metode yang dapat
Tabel 4. Temuan terkait materi Materi
No
Pembekalan
diterapkan dalam pelatihan, yaitu 1) metode
Temuan Lintas Situs
presenstasi, 2) metode hands-on, dan 3) metode
SMK
SMK
SMK
membangun
4
6
7
Perencanaan
3
perjalanan wisata 1
Pemesanan tiket penerbangan
3
3
3
3
3
Tata tertib
3
3
3
3
3
3
kegiatan Sopan satun, etika pergaulan
3
Motivasi
informasi-informasi yang dimiliki dari suatu pelatihan kepada trainee, 2) metode simulasi: penerapan
yang
dilakukan
dalam
pelatihan, dan 3) pelatihan pada pekerjaan:
3
pelaksanaan langsung pelatihan pada pekerjaan
3
3
3
yang sedang dilaksanakan. Dari beberapa metode tersebut, tidak terdapat satu metode yang
diketahui bahwa materi pembekalan praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan Negeri
dikelompokkan 1)
yaitu: 1) presentasi informasi: memberikan
3
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
SMK
pelatihan dapat dikelompokkan dalam tiga cara,
3
Penampilan
wisata
Henry
Simamoran (dalam Suwatno dan Donni Juni
teknik 3
Penyusunan laporan
Kemudian
Priansa (2011: 119) menyebutkan bahwa metode
Pemanduan wisata Pengisian jurnal
2
kelompok.
peningkatan
di
menjadi
Kota 3
kompetensi,
Yogyakarta
aspek, 2)
yaitu teknis,
dianggap paling baik. Metode yang paling baik tergantung pada efektivitas biaya, isi yang diharapkan, prinsip-prinsip belajar, fasilitas yang layak, kemampuan dan preferensi peserta serta kemampuan dan preferensi pamateri.
Pembekalan Praktik Industri (Zaroh Lailatul Chanifah) 7
Tabel 5. Temuan terkait metode
No
Metode Pembekalan
Tabel 6. Temuan terkait sarana dan prasarana
Temuan Lintas Situs SMK
SMK
SMK
4
6
7
1
Ceramah
3
3
3
2
Diskusi
3
3
3
3
Simulasi
3
3
3
4
Karya wisata
Sarana Prasarana
No
Pembekalan
Temuan Lintas Situs SMK
SMK
SMK
4
6
7
3
3
3
Hand-out materi, 1
pedoman dan jurnal praktik industri
2
Beauty kit
3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
3
LCD Projector
3
bahwa ketiga sekolah menerapkan metode yang
4
sama
dalam
3
menyelenggarakan
kegiatan
Akomodasi karya
3
wisata
5
3
Snack
pembekalan yaitu ceramah, diskusi, dan simulasi.
3
Berdasarkan
tabel
tersebut,
dapat
Namun disisi lain SMK Negeri 6 Yogyakarta
diketahui bahwa sarana dan prasarana yang
juga menerapkan metode karya wisata. Karya
disediakan disesuaikan dengan strategi yang
wisata merupakan sebuah metode pelatihan
diterapkan dalam penyelenggaraan pembekalan
dengan melakukan kunjungan ke lapangan kerja
praktik industri pada setiap sekolah. Hasil
untuk memperoleh penjelasan, pengalaman serta
penelitian menunjukkan bahwa setiap sekolah
melakukan observasi langsung. Senada dengan
dalam
hal
industri menyediakan hand-out materi, buku
tersebut,
Winarno
(1980:
115-116)
penyelenggaraan
pembekalan
praktik
menyebutkan bahwa field trip merupakan metode
pedoman
belajar dan mengajar dimana siswa dengan
pembekalan, dan jurnal kegiatan praktik industri.
bimbingan guru diajak untuk mengunjungi
Evaluasi Pembekalan
tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.
Kegiatan
praktik
industri
evaluasi
untuk
diperlukan
peserta
untuk
Dengan metode ini peserta dapat melakukan
mengetahui hasil dari pelaksanaan pendidikan
analisis dan interpretasi terhadap apa yang dilihat
dan
dan didengar.
dirumuskan pada tahap perencanaan.Berdasarkan
Sarana dan Prasarana Pembekalan Sarana yaitu mencakup perabotan dan
hasil
peralatan yang diperlukan sebagai kelengkapan ruang/ gedung dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi hasil produk dan layanan, sedangkan prasarana adalah
pelatihan
penelitian
pencapaian tujuan (Hartati Sukirman, 2009: 76).
tujuan
diketahui
yang
bahwa
telah
dalam
penyelenggaraan pembekalan, tim praktik industri kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata SMK
Negeri
di
Kota
Yogyakarta
belum
menyelenggarakan kegiatan evaluasi pembekalan praktik industri secara sistematis.
segala sesuatu berupa barang atau perlengkapan yang mendukung secara tidak langsung upaya
dengan
Padahal disisi lain, Husaini Usman (1998: 93)
menyatakan
bahwa
untuk
mengetahui
efektivitas program diklat, maka harus dilakukan evaluasi. Hal tersebut senada dengan ungkapan Tracey
(1974:
299)
yang
menyatakan:
“Evaluation is the process of determining the
8 Jurnal Manajemen Pendidikan edisi Mei Tahun 2016
effectiveness and efficiency of training systems
dan analisis kebutuhan pembekalan praktik
and
dengan
industri. Berikut temuan terkait pelaksanaan
efektivitas penyelenggaraan suatu program diklat,
pembekalan praktik industri pada masing-
Siagian (dalam Husaini Usman, 1998: 93)
masing sekolah.
their
components”.
Berkenaan
menyatakan bahwa efektivitas penyelenggaraan
a. Pemateri dalam pembekalan praktik industri
suatu program diklat tercermin pada tercapai
pada ketiga sekolah terdiri dari komponen
tidaknya
yaitu
internal dan eksternal. Komponen internal
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sekolah meliputi wakil kepala sekolah urusan
perubahan sikap peserta untuk bekerja lebih
humas, ketua kompetensi keahlian, dan guru
produktif. Peneliti berpandangan bahwa kegiatan
produktif
evaluasi pembekalan praktik industri, dapat
Kemudian, pihak eksternal yaitu perwakilan
dirancang oleh tim praktik industri pada tahap
dari dunia usaha/ industri, baik dari biro
persiapan pembekalan praktik industri. Kegiatan
perjalanan wisata maupun obyek wisata.
tujuan
yang
ingin
dicapai
evaluasi dapat dilakukan terhadap proses maupun
dari
b. Substansi
kompetensi
kurikulum
keahlian.
pembekalan
praktik
hasil pembekalan sebagaimana yang diungkapkan
industri setiap sekolah terdiri dari aspek
oleh Soekidjo Notoatmodjo (1998: 33).
kompetensi,
aspek
teknis
SIMPULAN DAN SARAN
pembentukan
sikap.
Terdapat
Simpulan Berdasarkan uraian temuan dan analisis
pengalokasian waktu dalam penyelenggaraan
data lintas situs, maka dapat ditarik kesimpulan
setiap sekolah. SMK Negeri 4 Yogyakarta
sebagai berikut.
mengalokasikan
1. Persiapan
pembekalan
praktik
dan
aspek
perbedaan
kegiatan pembekalan praktik industri pada
waktu
selama
5
jam,
industri
kemudian SMK Negeri 6 Yogyakarta selama
kompetensi keahlian usaha perjalanan wisata
39 jam, dan SMK Negeri 7 Yogyakarta selama
SMK Negeri di Kota Yogyakarta, yaitu
11 jam.
sebagai berikut.
c. Strategipenyelenggaraan pembekalan praktik
a. Persiapan administratif pembekalan meliputi tahap
penyampaian
pembentukan
tim
praktik
pengumuman,
SMK Negeri 6 Yogyakarta yaitu dengan
industri,
melibatkan orangtua/ wali siswa calon peserta
dan
penyusunan rencana pembiayaan. b. Persiapan
praktik industri dalam pembekalan praktik yaitu
industri, sedangkan SMK Negeri 7 Yogyakarta
melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan
belum melibatkan orangtua/ wali siswa calon
melalui
edukatif
industri di SMK Negeri 4 Yogyakarta dan
pendekatan
competency
analysis.
pembekalan
task
analysis
Namun
dan
demikian
pendekatan task analysis baru diterapkan di SMK Negeri 6 Yogyakarta.
peserta
praktik
industri
dalam
kegiatan
pembekalan praktik industri. d. Metode yang diterapkan dalam pembekalan praktik
industri
yaitu
ceramah,
diskusi,
2. Pelaksanaan pembekalan praktik industri pada
simulasi dan karya wisata. Namun demikian
setiap sekolah mengacu pada hasil identifikasi
metode karya wisata baru diterapkan dalam
Pembekalan Praktik Industri (Zaroh Lailatul Chanifah) 9
pembekalan praktik industri di SMK Negeri 6
Terdapat kesamaan pada ketiga sekolah bahwa
Yogyakarta.
dalam melakukan identifikasi dan analisis
e. Sarana/ prasarana pembekalan praktik industri
kebutuhan
menerapkan
pendekatan
secara garis besar terdiri dari hand-out materi,
competency analysis. Dalam hal ini dunia
buku pedoman dan jurnal kegiatan praktik
usaha/ industri memiliki peran yang sangat
industri.
strategis
3. Tim praktik industri pada ketiga sekolah
untuk
menentukan
keberhasilan
kegiatan identifikasi dan analisis kebutuhan.
belum melakukan kegiatan evaluasi terhadap
Perwakilan
penyelenggaraan pembekalan praktik industri.
merupakan
dari
dunia
key
usaha/
informan
industri dalam
penyelenggaraan praktik industri. Sebagai key
Saran dan
informan, perwakilan dunia usaha/ industri
mencermati temuan dan analisis data lintas situs,
memiliki banyak informasi terkait kompetensi
peneliti perlu menyampaikan beberapa saran
yang
yaitu sebagai berikut.
melaksanakan
1. Dalam melakukan persiapan pembekalan,
Penyelenggaraan pembekalan praktik industri
Melihat
keadaan
di
lapangan
diperlukan
siswa
praktik
dalam melakukan identifikasi dan analisis
menerapkan pendekatan competency analysis
kebutuhan.
untuk
juga menerapkan pendekatan task analysis.
memperkaya informasi yang dimiliki sekolah
Pendekatan task analysis yaitu dimana sekolah
sebelum menyelenggarakan kegiatan praktik
melakukan analisis terhadap pekerjaan/ tugas
industri.
yang akan dihadapi siswa selama pelaksanaan
2. Dalam
melaksanakan
pembekalan,
memperhatikan penyelenggaraan berkaitan
bertujuan
alokasi pembekalan. kuantitas
selain
perlu
praktik industri melalui analisis hasil praktik
waktu
industri pada periode sebelumnya. Dengan
ini
menerapkan
beberapa
pendekatan
dalam
melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan,
pembekalan yang akan diperoleh oleh siswa
tentu saja akan memperkaya informasi yang
sebelum melaksanakan pembekalan.
diperoleh sekolah terkait kompetensi yang
mengetahui
tingkat
dan
Yogyakarta
kualitas
3. Untuk
dengan
Hal
6
industri.
di
ini
Negeri
dalam
sebaiknya menerapkan beberapa pendekatan
Hal
SMK
oleh
keberhasilan
diperlukan siswa dalam melakukan praktik
penyelenggaraan pembekalan praktik industri,
industri. Harapannya kedepan, setiap sekolah
tim praktik industri pada setiap sekolah perlu
dapat menerapkan beberapa pendekatan dalam
melakukan kegiatan evaluasi secara sistematis.
melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan
Implikasi Hasil Penelitian Beberapa implikasi dari hasil penelitian
pembekalan praktik industri. 2. Pelaksanaan pembekalan praktik industri pada
ini, yaitu sebagai berikut.
ketiga sekolah melibatkan pihak internal
1. Salah satu tahapan dalam persipan edukatif
maupun eksternal sekolah. Namun demikian
pembekalan praktik industri yaitu melakukan
terdapat perbedaan yang signifikan dalam
kegiatan identifikasi dan analisis kebutuhan.
pemberian alokasi waktu pembekalan antara
10 Jurnal Manajemen Pendidikan edisi Mei Tahun 2016
sekolah
satu
dengan
lainnya.
Perbedaan
dapat
diwujudkan
dalam
bentuk
terkait
keilmuan
alokasi waktu tentu saja akan mempengaruhi
pengembangan
intensitas
memperoleh
manajemen sekolah.
pembekalan sebelum melaksanakan praktik
DAFTAR PUSTAKA
industri, terutama terkait substansi materi
Abdul, Aziz SR. (1998). Memahami Fenomena Sosial melalui Studi Kasus: Kumpulan Materi Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: BMPTSI Wilayah VII Jatim. Eling, Damayanti. (2014). “Manajemen Praktek Kerja Industri pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK se-Kota Yogyakarta.” Skripsi. Yogyakarta: FIP UNY. Gomes, Faustico Cardoso. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hartati, Sukirman,dkk. (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Husaini, Usman. (1998). Manajemen Diklat. Bandung: AlfaBeta. Ira, Tusmowati. (2004). “Analisis Kebutuhan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Karyawan Tingkat Supervisor di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk-Citeureup. Bogor.” Skripsi. Bogor: FEM IPB. Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pedoman Pelaksanaan Praktik Industri SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun 2015/2016. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJMD Kota Yogyakarta tahun 2007-2011. Rochmad, Wahab. (2016). Tantangan Wisudawan Masa Kini dan Yang Akan Datang. Sambutan Rektor dalam acara Wisuda UNY. 27 Februari 2016. Yogyakarta.
siswa
dalam
dalam pembekalan. Dalam penelitian diketahui bahwa
SMK
Negeri
menyelenggarakan
6
Yogyakarta
kegiatan
pembekalan
praktik industri dengan alokasi waktu selama 39 jam, sedangkan SMK Negeri 7 Yogyakarta 11 jam dan SMK Negeri 4 Yogyakarta selama 5
jam.
Perbedaan
penyelenggaraan
alokasi
pembekalan
waktu
bisa
jadi
mengakibatkan perbedaan kualitas kesiapan siswa pada masing-masing sekolah. Dalam hal ini perlu adanya kajian lebih jauh terkait standar
waktu
penyelenggaraan
kegiatan
pembekalan praktik industri. Apabila siswa memiliki bekal kompetensi dan keterampilan yang cukup, dunia usaha/ industri akan menyambut dengan baik penyelenggaraan program praktik industri, dengan demikian akan mempererat jalinan kerjasama antara sekolah dan dunia usaha/ industri. 3. Ketiga sekolah diketahui belum melakukan kegiatan evaluasi terhadap proses maupun hasil dalam penyelenggaraan pembekalan praktik industri. Temuan ini mengindikasikan belum adanya kesadaran, pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman pada masingmasing
sekolah
dalam
hal
evaluasi
pembekalan praktik industri. Dengan demikian perlu
adanya
upaya
lebih
jauh
untuk
membangun hal-hal tersebut. Utamanya untuk mengubah paradigma tim praktik industri tentang
pentingnya
kegiatan
evaluasi
pembekalan praktik industri. Upaya tersebut
profesi
Siti, Hamidah. (2011). “Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills Terintergrasi Siswa SMK Program Studi Keahlian Jasa Boga.” Disertasi. Yogyakarta: PPs UNY. Soebagio, Atmodiwirio. (1993). Manajemen Training (Pedoman Praktis bagi
Pembekalan Praktik Industri (Zaroh Lailatul Chanifah) 11
Penyelenggara Training). Jakarta: Balai Pustaka. Soekidjo, Notoatmodjo. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Sondang P. Siagian (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sukarnati. (2011). “Pengembangan Model Manajemen Praktek Kerja Industri di Sekolah Menengah Kejuruan”. Disertasi. Yogyakarta: PPs UNY.
Suwatno, Donni Juni Priansa. (2011). Manajemen SDM Publik dan Bisnis. Bandung: AlfaBeta. Tamrin, A.G. (2008). “Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol. 1 No. 1. Tracey, W.R. (1974). Managing Training and Development System. New York: Amacon.