EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SUMPAH PEMUDA JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Selvi NIM. 1113018200034
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK Selvi (NIM: 1113018200034), Evaluasi Program Praktik Kerja Industri pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menilai program Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model CIPP (Context, Input, Process and Product). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif melalui analisis data berupa wawancara, Observasi, studi dokumen dan angket. Sumber data diperoleh dari kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian administrasi perkantoran, guru produktif admnistrasi perkantoran, guru pembimbing sekolah, pembimbing dari industri/perusahaan dan peserta Prakerin Jurusan Administrasi Perkantoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Prakerin pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran secara keseluruhan belum berjalan secara efektif. Pada dimensi Context, aspek yang belum memenuhi syarat adalah MOU (Naskah Kerjasama) program Prakerin. Pada dimensi Input, aspek yang belum terpenuhi adalah persiapan, pembekalan, peserta Prakerin, sarana dan prasarana Jurusan Administrasi Perkantoran dan biaya. Pada dimensi Process, aspek yang belum berjalan secara optimal adalah pelaksanaan Prakerin, Pengawasan oleh pihak sekolah, kegiatan bimbingan oleh guru pembimbing sekolah. Pada dimensi Product, aspek yang belum optimal adalah penyusunan laporan dan presentasi laporan Prakerin. Berdasarkan temuan-temuan tersebut disarankan kepada kepala sekolah untuk melengkapi dokumen penting mengenai program Prakerin, melaksanakan program Prakerin minimal 3 bulan, siswa tidak dikenakan biaya Prakerin dan juga perlu mengadakan presentasi bagi siswa setelah penyusunan laporan selesai. Bagi Kepala Prodi kompetensi keahlian administrasi perkantoran, disarankan untuk menambah jumlah fasilitas untuk menunjang kompetensi peserta didik yakni memiliki laboratorium administrasi perkantoran, juga perlu memperbaiki daftar list penempatan, memperbaharui buku panduan program Prakerin, memberikan daftar kompetensi peserta didik kepada pihak dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dan pembekalan yang dihadiri oleh pihak DU/DI. Bagi Pembimbing I (Guru) disarankan agar melakukan 3 kunjungan sesuai dengan prosedur sekolah dan dalam melakukan monitoring lebih memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan peserta dan memberikan sanksi kepada siswa yang menyelesaikan laporan melebihi waktu yang telah ditentukan. Bagi pembimbing II (pihak industri) disarankan untuk memberikan pekerjaan dan tugas yang relavan dan yang bersifat teknis dan non teknis serta memperhatikan absensi dan jurnal yang dimiliki siswa. Bagi peserta Prakerin disarankan untuk lebih serius mempelajari bekal-bekal akademik dalam proses belajar di sekolah, berinisiasi untuk melakukan pekerjaan yang diberikan serta melaksanakan Prakerin dengan baik. Kata Kunci: Evaluasi Program, CIPP, Prakerin, Administrasi Perkantoran.
i
ABSTRACT Selvi (NIM:1113018200034), The Evaluation Program of Industrial Work Practice on The Competence of Office Administration in SMK Sumpah Pemuda. Minithies Strata 1 (S1) Faculty of Teacher Training Science, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta. This research aims to assess the program of Industrial Work Practice on the competence of office administration in SMK Sumpah Pemuda. The model that used in this research is CIPP (Context, Input, Process, and Product) model. The research conducted by using the qualitative approach with the descriptive method through the data analysis in the form of an interview, observation,document study and questionnaire. The data source is obtained from the principal, chairman of office administration skills competence, productive teachers of office administration, school guidance teachers, tutors from the industry or company and participants of industrial work practice on office administration. The results of the research show that the program of industrial work practice on the office administration skill competence as a whole has not been effective working. In the Contextual dimensions, the requirements that have not completed are Memorandum of Understanding Program of Industrial Work Practice . In the Input dimensions, the requirements that have not completed are readiness, training, participants of industrial work practice, the infrastructure of office administration course, and costs. In the process dimensions, the requirements that have not optimally work are the implementation of industrial work practice, supervision by the school, guidance activities by the school counselors. In the product dimensions, the requirements that have not completed are preparation and presentation reports of industrial work practice. Base on those findings, the principal of the school is recommended to furnish the important documents about the program of industrial work practice, implement the program minimal 3 months, no charge for students and the necessary to conduct the presentation after the report is completed. For the head of office administration skill competence department is recommended to increase the number of facilities to support the competence of the students by having office administration laboratory, improving the student placement list of industrial work practice, updating the guidebook of industrial work practice, giving the students competence list to DU/DI and provisioning by DU/DI. For the 1st supervisor (teacher) is recommended to conduct 3 times visits in accordance with school procedures, pay more attention to every activity undertaken by the participants during the monitoring, and sanction for students who complete the tasks not in accordance with the specified time limit. For the 2nd supervisor (industry party) is recommended to give the relevant jobs and tasks which are technical and nontechnical and also to pay attention the student’s attendance and journal. For the participants of industrial work practice is recommended to seriously study the academic provision in the learning process in the school, initiate to do the work that given and implement the industrial work practice well. Keyword: Program Evaluation, CIPP, Prakerin, Office Administration
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW, bersama keluarga dan sahabatnya. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, do’a, perjuangan, kesungguhan hati, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku Ketua Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini. 4. Dr. Jejen Musfah, MA, dosen pembimbing II yang telah memberikan nasehat dan masukan serta meluangkan waktunya dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 5. Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd, Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada penulis selama proses perkuliahan. 6. Seluruh dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai.
iii
7. Kepala SMK Sumpah Pemuda, Ketua Jurusan Administrasi Perkantoran, Guru Produktif Administrasi Perkantoran, guru pembimbing Prakerin (Pembimbing I), Instruktur pihak industri (Pembimbing II), Staff Tata Usaha, kepala perpustakaan dan Peserta Prakerin yang telah meluangkan waktunya dan sudah bersedia menjadi informan. 8. Ayahanda Syamsudin dan Ibunda Suhanah, kedua orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayang dan senantiasa mendukung secara moril maupun materil, yang selalu mendo’akan putrinya, membimbing, mendidik serta memberikan motivasi kepada penulis. 9. Kepada kakak tercinta Maulana Yusuf dan Nurhayati serta adik tersayang Rizka yang selalu menjadi semangat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. serta Rizki Amanatillah yang selalu membantu dan menemani penulis selama proses skripsi. 10. Teman-teman KKN UIN CADUDASA 005 yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat-sahabat tersayang Nur Rizka Dewi, Sutiawati, Efry Syafira Octary,
Tiara
Erma
Aulia,
yang
telah
memberikan
semangat,arahan,nasehat serta membantu dan mengajarkan banyak hal kepada penulis. 12. Teman-teman terbaik Nurkhasanah S.Pd, Alif waisal, Lulu, Mannik Mannila, Siti Nurhidayah, Nurfani mutianah, Lusiana, Hotimatul Mahmudah yang telah memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis. 13. Sahabat-sahabat perjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2013 dan khususnya kelas A. Terima kasih atas canda tawa penuh kehangatan yang sanggup meleburkan rasa lelah selama perkuliahan. Terimakasih atas harihari indah selama perkuliahan. Semoga semua hal yang kita torehkan akan selalu menjadi kenangan yang indah. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iv
Jazakumullah Khoirun Katsiro, Hanya Allah yang dapat membalas jasa dan kebaikan kalian semua, semoga mendapat ganjaran kebaikan yang berlipat dari Allah SWT. Amin. Penulis
menyadari
bahwa
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Mei 2017 Penulis
Selvi
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1 B. Fokus Evaluasi ......................................................................................... 7 C. Ruang Lingkup Evaluasi ........................................................................... 8 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 E. Manfaat Evaluasi ...................................................................................... 9 BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 11 1. Evaluasi Program ..................................................................................... 11 a. Pengertian Evaluasi Program ..............................................................11 b. Urgensi Evaluasi Program ..................................................................13 c. Model Evaluasi Program .................................................................... 15 d. Kriteria Evaluasi Program .................................................................. 27 2. Praktik Kerja Industri (Prakerin) .............................................................. 29 a. Pengertian Prakerin ............................................................................ 29 b. Urgensi Prakerin ................................................................................. 31 c. Komponen Prakerin ........................................................................... 35 d. Prakerin Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran ................ 42 3. Penelitian yang relavan ............................................................................ 46 4. Kerangka Pikir ......................................................................................... 47 5. Kriteria Program Prakerin ........................................................................ 49
vi
BAB III METODOLOGI EVALUASI ............................................................. 54 A. Tujuan Evaluasi ......................................................................................... 54 B. Tempat dan Waktu Evaluasi ..................................................................... 54 C. Pendekatan, Metode dan Model Evaluasi ............................................... 55 D. Sumber Data/Subjek Evaluasi ................................................................. 55 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 56 F. Kisi-kisi Instrumen ................................................................................... 58 G. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................. 62 H. Teknik Analisa Data ................................................................................. 62 BAB IV HASIL EVALUASI ............................................................................ 67 A. Gambaran Umum SMK Sumpah Pemuda ................................................67 1. Profil Sekolah ..................................................................................... 67 2. Visi, Misi dan Tujuan SMK Sumpah Pemuda ....................................69 a. Visi ................................................................................................69 b. Misi ...............................................................................................69 c. Tujuan SMK Sumpah Pemuda ..................................................... 70 3. Sarana dan Prasarana Sekolah ............................................................ 71 4. Data Guru SMK Sumpah Pemuda ..................................................... 72 B. Deskripsi dan Analisa Data Penelitian ..................................................... 74 1. Analisa Context (Konteks) ................................................................. 75 a. Aspek Legalitas Formal Program Prakerin ................................... 75 b. Latar Belakang Program Prakerin ................................................ 75 c. Tujuan Program Prakerin ............................................................. 76 d. MOU (Naskah Kerjasama) ............................................................78 e. Profil Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran ............... 78 2. Analisis Input (Masukan) ....................................................................80 a. Persiapan Program Prakerin ......................................................... 80 b. Pembekalan .................................................................................. 83 c. Siswa sebagai Peserta Prakerin .................................................... 85 d. Buku Panduan Prakerin ................................................................ 86 e. Guru Produktif Administrasi Perkantoran ................................... 87
vii
f. Pembimbing I (Guru) .................................................................... 87 g. Pembimbing II ( Instruktur Perusahaan) ...................................... 88 h. Sarana dan Prasarana Jurusan AP ................................................ 89 i. Biaya ............................................................................................ 91 3. Analisis Process (Proses) ................................................................... 93 a. Pelaksanaan Prakerin ................................................................... 93 b. Pengawasan Pihak Sekolah dan Pihak DU/DI ........................... 100 c. Kegiatan Bimbingan oleh Guru Pembimbing Sekolah (Pembimbing I) ......................................................................... 102 d. Kegiatan Bimbingan oleh Instruktur Perusahaan (Pembimbing II) .......................................................................... 106 4. Analisis Product (Hasil) ................................................................... 110 a. Kuantitas dan Kualitas Kinerja .................................................. 110 b. Laporan Prakerin ........................................................................ 111 C. Analisis Ketercapaian Evaluasi Program ............................................... 114 D. Pembahasan Hasil Temuan Evaluasi Program Prakerin ......................... 118 E. Keterbatasan Evaluasi ............................................................................ 121 BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 122 A. Simpulan ................................................................................................ 122 B. Rekomendasi .......................................................................................... 123 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 125 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 128
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Program Prakerin .................................................................... 49 Tabel 3.1 Rencana Penelitian ............................................................................... 54 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Program Prakerin .................................. 59 Tabel 3.3 Scoring ................................................................................................. 65 Tabel 4.1 Data Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran ............... 72 Tabel 4.2 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Menggunakan Peralatan Kantor ................................................................................................... 94 Tabel 4.3 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Menangani Penggandaan Dokumen ....................................................................... 95 Tabel 4.4 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Menangani Surat atau Dokumen Kantor ................................................................................. 96 Tabel 4.5 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Mengelola Sistem Kearsipan .............................................................................................. 97 Tabel 4.6 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Mengolah Data/Informasi di Tempat Kerja ................................................................................... 98 Tabel 4.7 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing I (guru) Terkait Kegiatan Bimbingan ............................................................ 103 Tabel 4.8 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing I (guru) Terkait Kemampuan Memberi Solusi ................................................ 104 Tabel 4.9 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) Terkait Kegiatan Bimbingan. ....................... 107 Tabel 4.10 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) Terkait Kemampuan Memberikan Solusi ... 108 Tabel 4.11 Persentase Nilai Peserta Selama Prakerin ........................................ 111 Tabel 4.12 Tabel Unit Analisis Ketercapaian Program Prakerin pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda .............................................................................. 114
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Evaluasi Program Prakerin Model CIPP .......................................... 48
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Pedoman Wawancara Kepala Sekolah SMK Sumpah Pemuda Jakarta .............................................................................................. 129
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara Ketua Program Keahlian Adiministrasi Perkantoran ............................................................ 131 Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Guru Produktif Administrasi Perkantoran .................................................................................... 133 Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Pembimbing I (Guru) .............................. 134 Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) .. 135 Lampiran 6 : Pedoman Wawancara Peserta Prakerin ...................................... 136 Lampiran 7 : Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMK Sumpah Pemuda ........140 Lampiran 8 : Hasil Wawancara Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran ................................................................................ 147 Lampiran 9 : Hasil Wawancara Guru Produktif Administrasi Perkantoran ... 152 Lampiran 10 : Hasil Wawancara Pembimbing I (Guru) ................................... 155 Lampiran 11 : Hasil Wawancara Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) ....... 165 Lampiran 12 : Hasil Wawancara Peserta Prakerin ............................................ 175 Lampiran 13 : Intensitas Bidang Pekerjaan yang diberikan Pembimbing II ..... 200 Lampiran 14 : Hasil Observasi Peneliti pada kinerja peserta Prakerin ............... 202 Lampiran 15 : Hasil Observasi Pembimbing II Terhadap kinerja Peserta Prakerin ....................................................................................... 203 Lampiran 16 : Hasil Angket Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) ...................................... 204 Lampiran 17 : Hasil Angket Peserta Prakerin terhadap Kinerja Pembimbing I (Guru Pembimbing Sekolah) ................................205 Lampiran 18 : Hasil Studi dokumen .................................................................. 206 Lampiran 19 : Hasil Nilai Prakerin .................................................................... 208 Lampiran 20 : Hasil Nilai Rapot kelas XI ........................................................ 209 Lampiran 21 : Profil Kompetensi Keahlian Administrasi Prakerin ................... 213 Lampiran 22 : Daftar Kelompok Prakerin ......................................................... 216
xi
Lampiran 23 : Surat Permohonan Tempat, Persetujuan Prakerin dan surat tugas Pembimbing I ............................................................................ 221 Lampiran 24 : Buku Panduan Prakerin .............................................................. 225 Lampiran 25 : Prosedur Pelaksanaan Prakerin .................................................. 246 Lampiran 26 : MOU (Naskah Kerjasama) .......................................................... 247 Lampiran 27 : Dokumentasi Penelitian .............................................................. 252 Lampiran 28 : Surat Bimbingan Skripsi ........................................................... 256 Lampiran 29 : Surat Izin Penelitian ................................................................... 257 Lampiran 30 : Surat Keterangan Penelitian dari SMK Sumpah pemuda .......... 258 Lampiran 31 : Lembar Uji Referensi ................................................................. 259 Lampiran 32 : Biodata Penulis ........................................................................... 266
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia telah menyepakati untuk kerja sama ekonomi Negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan Perdagangan Bebas Asean (Asean Free Trade Area/AFTA) sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia tahun 2020. Keadaan ini akan menimbulkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat serta keberanekaragaman penggunaan berbagai teknologi canggih. Untuk itu dibutuhkan tenaga kerja yang bermutu, terampil, inovatif, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki daya saing dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Salah satu kebijakan pemerintah untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan mempersiapkan tenaga kerja yang kompetitif pada tingkat menengah yaitu dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 Pasal 1 Tentang Pendidikan Menengah, “Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk jenis pekerjaan tertentu”.1 Peraturan tersebut menyiratkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan untuk memfokuskan jenis program keahlian yang diminati dan untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan siap pakai di dunia usaha dan dunia industri. dengan harapan lulusan SMK mampu menguasai keterampilan yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian serta siap bersaing di dunia kerja. Seperti yang disebutkan dalam peraturan pemerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2005 pasal 26 menyatakan bahwa “standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasaan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan 1
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 29 Tahun 1990, Tentang Pendidikan Menengah, (Jakarta: 1990), h. 1.
1
2
kejuruannya.” 2 Bahkan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Pasal 3 Ayat (2) Menegaskan juga bahwa ‘SMK mengutamakan penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.’’3 Upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) ialah dengan menerapkan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pola penyelenggaraan Pendidikan sistem ganda adalah kegiatan pembelajaran selain dilaksanakan di lingkungan sekolah juga dilaksanakan pada dunia kerja melalui kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Kegiatan Prakerin merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh sekolah, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan dan diikuti oleh peserta didik. Tujuan dari kegiatan Prakerin itu sendiri menurut menteri pendidikan dan kebudayaan RI nomor 323/U/1997 pasal 2 menyatakan sebagai berikut: 1. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peranserta IP (Industri Perusahaan) 2. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. 3. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan. 4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagaian dari proses pendidikan 5. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan melalui pendayagunaan sumberdaya pendidikan yang ada di dunia kerja. 4 Dari penjelasan tujuan di atas, kita dapat mengetahui kegiatan prakerin dilaksanakan dalam rangka mensukseskan penyelenggaraan Prakerin di SMK. Peserta didik diharapkan dapat menjadi lulusan yang siap kerja dan dapat bersikap professional setelah melaksanakan kegiatan Prakerin ini.
2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, ( Jakarta: 2005), h. 142. 3 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, Op.Cit., h. 2. 4 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997, Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan, (Jakarta: 1998), h. 3.
3
Pelaksanaan Program Prakerin disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan SMK. Prakerin di berlakukan bagi peserta didik yang belum menyelesaikan studi, guna untuk mengetahui jenis kegiatan yang ada di dunia usaha karena di sekolah mereka hanya mempelajari teori, sedangkan di dunia usaha dapat belajar langsung pada praktiknya. Ini berarti bahwa untuk memaksimalkan pembelajaran di SMK harus dilaksanakan Prakerin guna mendukung tingkat penguasaan program keahlian dan sebagai tempat belajar sebelum mereka terjun langsung ke dunia kerja. Kenyataan di lapangan masih banyak pihak industri yang mengeluhkan ketidakrelevanan lulusan SMK masih rendah dengan harapan dunia kerja, sehingga daya serap lulusan SMK yang masih rendah. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan diadakannya kegiatan Prakerin itu sendiri. kemudian apabila dilihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa jumlah pengangguran sampai dengan bulan Februari 2016 mencapai 7,24 Juta. Berdasarkan jumlah tersebut, angka paling banyak adalah lulusan Sekolah Menangah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tahun 2016 tingkat pengangguran Terbuka (TPT) untuk pendidikan menengah atas tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 1,76 juta dan TPT sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 1,35 juta. 5 Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan berbagai terobosan yang inovatif, salah satunya dengan menciptakan program Prakerin yang berkualitas. Dalam arti sesuai dengan tujuan Prakerin dalam mengembangkan sumber daya manusia khususnya peserta didik SMK, agar dapat terserap dalam dunia kerja setelah lulus dari sekolah. Akan tetapi pelaksanaan Prakerin banyak menemui permasalahan yang dihadapi antara lain, sulitnya mencarikan tempat Prakerin untuk menempatkan peserta didik yang sesuai dengan standar Prakerin, ketidaksesuaian antara jurusan yang dipilih dengan pekerjaan yang 5
Badan Pusat Statistik, https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/972 (diunduh pada bulan 26 April 2016)
4
diberikan, ketidaksesuain teori dengan pengimplementasian di perusahaan, kurangnya monitoring dari pihak sekolah ke tempat prakerin., sistem penilaian/evaluasi belum terlaksana dengan baik, Instruktur di industri belum disiapkan sepenuhnya untuk membimbing, seperti pembimbing di industri yang tidak sepenuhnya memberi penjelasan pada peserta didik mengenai tugas yang diberikan, sehingga membuat peserta didik kebingungan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Selain itu, Pihak industri yang bekerja sama dengan pihak sekolah belum dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dan pihak industri yang menjadi mitra sekolah belum mampu ikut merencanakan kegiatan belajar peserta didik dalam membentuk profesionalisme peserta didik. Seperti peserta didik yang tidak disiplin dan juga peserta didik yang menganggur di jam kerja karena tidak diberi kesempatan ikut dalam kerja secara real/nyata. Hal yang sama diungkapkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang menyatakan bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, yaitu: 1. Keragaman tingkat kesiapan dan kemajuan SMK 2. Belum dimiliki struktur jabatan dan keahlian yang baku pada industri, 3. Belum adanya alokasi biaya pengembangan sumber daya manusia di industri, 4. Belum dimilikinya persepsi bahwa Praktik Kerja Industri dapat menguntungkan industri yang bersangkutan, 5. Belum dimilikinya kesadaran oleh industri tentang peningkatan efisiensi, keefektifan dan kualitas6. Akibat yang ditimbulkan dari masalah-masalah tersebut yaitu tidak adanya feedback antara sekolah dengan industri, tidak adanya perkembangan belajar peserta didik dalam segi praktiknya, serta peserta didik menjadi tidak memahami atau memperdalam bidang keahlian setelah melakukan Prakerin. Salah satu SMK yang melaksanakan Prakerin yaitu SMK Sumpah Pemuda. Sekolah ini merupakan sekolah yang berada dibawah yayasan pendidikan islam Al-Mujahidin. Yayasan ini berdiri sejak tahun 1979 yang
6 Doni Gustion, Artikel Evaluasi Program Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan, (Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Negeri Padang ; 2012.) h. 4
5
didirikan oleh KH. Drs. Ma’mun HK, M.Pd, Yayasan ini bergerak dibidang pendidikan, keagamaan dan sosial masyarakat. Pada tahun 1979 didirikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin dan SMP Sumpah Pemuda, kemudian pada tahun 1993 yaysan membuka Sekolah menengah Kejuruan (SMK) dengan akreditasi A dengan kepala sekolah saat ini bernama Marali, S.Ip., M.Pd.I. SMK ini memiliki tiga kompetensi keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. dimana salah satu kompetensi keahlian ini yakni Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran menjadi salah satu Kompetensi Keahlian yang paling banyak diminati masyarakat. Apalagi saat ini sistem administrasi dan tata kelola surat menyurat pasti dibutuhkan semua instansi atau perusahaan. Pelaksanaan program Prakerin di SMK sumpah pemuda bertujuan agar peserta didik menjadi tanggung jawab, mandiri, serta menyadari betapa sulitnya mencari pekerjaan, dan dengan adanya Prakerin peserta didik dapat belajar di dunia kerja. Adapun Tujuan Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran adalah : 1. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat kepada relasi dan masyarakat. 2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. 3. Menjalin kerja sama yang erat dan saling menguntungkan dengan DU/DI untuk melaksanakan Prakerin peserta didik guna meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap peserta didik. 4. Meningkatkan kecerdasan yang bermartabat didasari azas kecakapan hidup dibidang bisnis dan manajemen. 5. Menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dibidang bisnis dan manajemen untuk siap bersaing baik untuk mandiri maupun melanjutkan pendidikan lebih tinggi. 6. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengeola surat/dokumen sesuai dengan standar operasi dan prosedur untuk tugas pokok lembaga. 7. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten seuai denan kompetensi keahliannnya. 7
7
Data dikutip dari dokumen kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sumpah Pemuda pada tanggal 2 April 2016
6
Rumusan tujuan tersebut memberikan gambaran bahwa lulusan SMK pada Kompetensi Admnistrasi Perkantoran di dunia usaha sangat diharapkan mampu melakukan pekerjaan kantor dengan sebaik-baiknya. Hal ini disebabkan belum diketahuinya berbagai kegiatan yang harus dilakukan di dunia usaha. Upaya yang dilakukan untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas dan terampil pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran adalah dengan memberikan pengetahuan secara teoritis dan praktis. Secara teoritis pada saat pembelajaran peserta didik diberi pengetahuan tentang cara menggunakan alat komunikasi yang ada di kantor, mengentry surat masuk dan surat keluar, menggandakan dokumen, cara menerima telepon dengan kalimat yang santun, mempelajari mengenai rapat dan yang berkaitan dengan kode etik K3LH dan cara berpakaian rapih selayaknya menjadi seorang sekretaris. Sedangkan secara praktik peserta didik mengaplikasikan teori yang telah dipelajarinya dalam melaksanakan Prakerin di sebuah perusahaan.
8
Dengan
demikian peserta didik dapat mengetahui berbagai kegiatan yang ada di dunia usaha dan diharapkan dapat lebih terampil dalam menyelesaikan pekerjaan kantor. Walaupun sudah selalu diselenggarakan setiap tahun namun dalam pelaksanaannya masih mengahadapi berbagai kendala, antara lain; belum optimalnya perencanaan program Prakerin, sulitnya mencari tempat Prakerin, dikarenakan banyak pihak industri yang menolak dijadikan tempat pelaksanaan Prakerin karena tidak sesuai antara jurusan dengan kebutuhan pihak industri, adanya ketidakcocokkan antara bidang keahlian peserta didik dengan pekerjaan yang dilakukan di tempat praktik bahkan ada beberapa peserta didik melakukan kegiatan seperti halnya pesuruh perusahaan. Selain itu guru yang dijadikan guru pembimbing sering kali tidak melakukan visitalisasi. Disisi lain pihak sekolah belum memiliki kegiatan Pra Prakerin sebagai bekal peserta didik untuk melakukan Prakerin. Selain itu belum mempunyai ruang praktik di sekolah sebagai stimulus sebelum peserta didik memasuki dunia kerja sehingga siswa 8
Hasil wawancara dengan Drs.Irfan Dadi,.M.Pd, selaku Kaprodi Administrasi Perkantoran pada tanggal 2 April 2016.
7
belum mempunyai gambaran di dunia kerja. Hal tersebut menyebabkan peserta didik kurang paham terhadap peraturan pihak industri, kurang berfungsinya peran guru pembimbing dan instruktur di pihak industri sehingga banyak peserta didik yang mengalami kebingungan dan kesulitan dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan prakerin, waktu jam pelajaran yang tidak ideal dan ada beberapa guru produktif yang jarang masuk ke kelas, tidak ada batasan waktu dalam pembuatan karya tulis dan belum adanya sidang sebagai tindak lanjut setelah membuat hasil laporan Prakerin. Tidak terlaksananya program Prakerin dengan baik dan sebagaimana mestinya dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan kegiatan atau dalam kegiatan ini peserta didik tidak dapat menguasai standar kompetensi dunia kerja, atau efek yang lebih luasnya ialah lulusan SMK tidak siap kerja. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pelaksanaan Prakerin yang difokuskan pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran. Berdasarkan permasalahan di atas, judul penelitian yang relavan adalah “ Evaluasi Program Praktik Kerja Industri pada Kompetensi Keahlian Admnistrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta. ”
B. Fokus Evaluasi Pada pelaksanaan program Prakerin Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran, terdapat berbagai komponen yang perlu diamati dan dievaluasi untuk mengetahui berbagai ketercapaian program tersebut. Terkait pelaksanaan penelitian evaluasi maka identifikasi masalah yang ditemukan pada saat studi pendahuluan dalam program Prakerin sebagai berikut : 1. Perencanaan program Prakerin yang belum optimal, mulai dari Sulitnya mencari tempat Prakerin, kurangnya sosialisasi kepada peserta Prakerin mengenai prosedur pelaksanaan Prakerin serta dokumen yang tidak lengkap mengenai pelaksanaan Program Prakerin. 2. Waktu jam pelajaran yang tidak ideal dan ada beberapa guru produktif yang tidak mengajar pada saat jam pelajaran.
8
3. Ketidakrelevan antara bidang keahlian peserta didik saat melaksanakan Prakerin dengan pekerjaan yang dilakukan di tempat praktik. 4. Guru yang dijadikan sebagai guru pembimbing tidak memenuhi kehadiran dalam melakukan visitasi. 5. Pihak sekolah belum mengadakan Kegiatan Pra Prakerin sebagai bekal peserta didik untuk melakukan Prakerin. 6. Adanya biaya yang dikeluarkan dari pihak siswa untuk pelaksanaan program Prakerin. 7. Belum mempunyai ruangan Praktik di sekolah, sebagai Stimulus sebelum peserta didik memasuki dunia kerja, sehingga siswa belum mempunyai gambaran di dunia kerja. 8. Kurang berfungsinya peran guru pembimbing dan instruktur di pihak industri sehingga banyak peserta didik yang mengalami kebingungan dan kesulitan dalam pelaksanaan Prakerin dan pembuatan laporan Prakerin. 9. Tidak ada batasan waktu dalam pembuatan laporan Prakerin serta belum adanya sidang/presentasi laporan sebagai tindak lanjut dari laporan Prakerin.
C. Ruang Lingkup Evaluasi Berdasarkan identifikasi masalah di atas, program Prakerin di SMK sumpah pemuda cukup luas. Oleh karena itu, penulis membatasi masalah berdasarkan komponen evaluasi yang telah dipilih yaitu CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini dipilih sebagai instrument dalam melakukan evaluasi dengan tujuan agar mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan program Prakerin pada Kompetensi Keahlian Administrasi perkantoran.
D. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian evaluasi ini dirumuskan berdasarkan aspek CIPP (Context, Input, Process, Product). Dengan demikian terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
9
1. Bagaimana evaluasi Context program Prakerin Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta? 2. Bagaimana evaluasi Input sekolah dalam pelaksanaan Prakerin Kompetensi Keahlian Admnistrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta? 3. Bagaimana
evaluasi
Process
Prakerin
Kompetensi
Keahlian
Admnistrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta? 4. Bagaimana evaluasi Product Program Prakerin Kompetensi Keahlian Admnistrasi Perkantoran bagi peserta didik di SMK Sumpah Pemuda Jakarta ?
E. Manfaat Evaluasi Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Kegunaan secara Teoritis, adalah: Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin), serta sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian yang sejenis. 2. Kegunaan secara Praktis, adalah: a. Bagi Peserta didik Peserta didik jadi lebih memahami dan mengetahui hal–hal yang harus mereka lakukan dalam pelaksanaan Prakerin tersebut, serta mengetahui kompetensi yang dimilikinya. b. Bagi Sekolah 1) Masukan untuk lembaga sekolah sejauh mana tujuan program Prakerin dilihat dari aspek guru maupun peserta didik dapat tercapai. 2) Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut dalam setiap tahapan program prakerin mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyempurnaan program Prakerin di SMK Sumpah Pemuda Jakarta
10
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan, pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. c. Bagi Industri/Perusahaan Dapat dijadikan sebagai dokumentasi penting terhadap pelaksanaan Prakerin dan dapat digunakan sebagai masukan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang kompeten dalam bidang Bisnis dan Manajemen.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Evaluasi Program a. Pengertian Evaluasi Program Setiap lembaga pendidikan memiliki program yang berbeda-beda dengan lembaga pendidikan lain, program tersebut berguna sebagai suatu identitas atau ciri khas yang membedakan dengan lembaga pendidikan lainnya. Dengan kata lain, program merupakan suatu rencana yang menentukan semua aktivitas yang ada di lembaga pendidikan. Tayibnapis mendefinisikan program sebagai segala sesuatu yang dicoba lakukan sesorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.9 Selanjutnya
Arikunto
menjelaskan
program
adalah
kegiatan
yang
direncanakan dengan saksama.10 Kemudian Widiyoko mengartikan program sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan saksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.11 Berdasarkan uraian di atas tampak jelas bahwa program adalah suatu kesatuan kegiatan yang direncanakan dan disusun dengan baik agar rangkaian kegiatan menjadi terarah dan mendatangkan hasil atau pengaruh dari rangkaian kegiatan. Program juga merupakan sebuah sistem, maka kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Oleh karena itu, mengingat pentingnya setiap program, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu proses setiap program adalah evaluasi terhadap program tersebut. Melalui evaluasi suatu program dapat dilakukan penilaian secara sistematik, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Apabila suatu program tidak dievalusi, maka tidak dapat 9
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 9. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
10
h.291. 11
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 8.
11
12
diketahui apakah program tersebut sudah berjalan baik dan memberikan peningkatan mutu terhadap proses pembelajaran. Arikunto mendefinisikan evaluasi program sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.12 Sejalan dengan pengertian di atas, Mugiadi dalam buku Sudjana menjelaskan bahwa Evaluasi program adalah : Upaya pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan atau proyek. Informasi tersebut berguna bagi pengambilan keputusan, antara lain untuk memperbaiki program, menyempurnakan kegiatan program lanjutan, menghentikan suatu kegiatan, atau menyebarluaskan gagasan yang mendasari suatu program atau kegiatan. Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan ilmiah, praktis, tepat guna, dan sesuai dengan nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan keputusan.13 Hal ini juga sama dikemukakan oleh Sudjana yang mengartikan evaluasi program sebagai kegiatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk memperoleh data yang berguna bagi pengambilan keputusan.14 Berbeda dengan pendapat di atas, Arikunto dan Jabar menjelaskan evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya.15 Berdasarkan uraian konsep dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui efektivitas komponen program
dalam
mendukung
pencapaian
tujuan
program.
Dengan
mengumpulkan infromasi, membandingkan apa yang telah dicapai dari program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar yang telah ditetapkan guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan program. Informasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil
12
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 290. Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 21. 14 Ibid., h. 22. 15 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktis Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2014), h. 18. 13
13
keputusan guna untuk memperbaiki program, menyempurnakan kegiatan program lanjutan, menghentikan suatu program dan
menyebarluaskan
program.
b. Urgensi Evaluasi Program Tujuan merupakan suatu unsur yang sangat penting. Tujuan evaluasi program berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi serta efektivitas dari kegiatan evaluasi. Menurut Arikunto dan Jabar terdapat dua macam tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.16 Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen. Selain itu, Darrusalam juga mengemukakan bahwa tujuan evaluasi program untuk meninjau kembali atas pencapaian tujuan dan membantu memberikan alternatif berikutnya dalam pengambilan keputusan.17 Dari penjelasan tersebut bahwa tujuan dilakukannya evaluasi program adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program. Tujuan ini dilihat berdasarkan aspek idealis yang terdapat dalam pedoman dengan empirik (studi lapangan) sehingga mudah mengambil keputusan dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Ada enam standar yang harus dilakukan untuk pelaksanaan evaluasi. The standards are organized into six, section: (1) Formulation and negotiation, (2) Structure and desaign, (3) Data collection and preparation, (4) Data Analysis and interpretation, (5) Communication and disclosure and (6) Untilization.18
16
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar , op. cit., h. 19. Muyasaroh,sutisno, “Pengembangan Instrumen evaluasi CIPP pada program pembelajaran Tahfiz al-Qur’an di Pondok Pesantren”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia,2014) h. 215. 18 Peter H. Rossi, New Direction for Program Evaluation: Standar for Evaluation Practice, (San Fransisco: Jossey-Bass, 1982), h. 11. 17
14
Kemudian menurut Musfah memaparkan bahwa tujuan paling penting dari evaluasi program adalah bukan untuk membuktikkan tapi untuk meningkatkan.19 Selain itu menurut Mujiman dalam Musfah menulis bahwa, evalusi pada intinya bertujuan untuk mengukur keberhasilan program, dalam segi (i) hasil belajar partisipan berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang diperkirakan sebagai akibat pelatihan dan (ii) kualitas penyelenggaraan program pelatihan dalam aspek yang bersifat teknis dan substantif.
20
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari evaluasi program adalah bukan untuk membuktikan tetapi untuk mengetahui dan meningkatkan pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui bagaimana dari komponen dan sub komponen program yang belum terlaksana dan mengidentifikasi sebabnya, kemudian ditindaklanjuti dengan keputusan atau perbaikan terhadap program tersebut. Evaluasi program juga mempunyai banyak manfaat. Adapun manfaat evaluasi program menurut Arikunto dan Jabar antara lain; Menghentikan program, Merevisi program, Melanjutkan program dan Menyebarluaskan program.21 Roswati dalam Munthe juga memaparkan tentang manfaat dari evaluasi program: 1) Memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau diteruskan, 2) Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki, 3) Memberitahukan strategi,atau teknik yang perlu dihilangkan/diganti, 4) Memberikan masukan apakah program yang sama dapat diterapkan di tempat lain, 5) Memberikan masukan dana harus dialokasikan ke mana,
19 Jejen Musfah, Pendidikan Holistik Pendekatan Lintas Perspektif, (Ciputat: FITK Press, 2011), h. 15. 20 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan praktik, ( Jakarta: Kencana, 2011), h. 92. 21 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op. cit., h.22.
15
6) Memberikan masukan apakah teori/pendekatan tentang program dapat diterima/ditolak.22 Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi program dapat memberikan rekomendasi yang akurat dan objektif bagi pembuat kebijakan untuk mengambil keputusan apakah program direvisi, dilanjutkan, disebarluaskan, mengulangi
program di lain waktu atau
diberhentikan program tersebut. c. Model Evaluasi Program Dalam melakukan suatu evaluasi program pendidikan, ada banyak model yang dapat digunakan. Menurut Widiyoko mendefinisikan model evaluasi sebagai desain evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap evaluasinya.23 Kaufirman dan Thomas dalam Arikunto membedakan model evaluasi menjadi delapan,yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler Gold Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven Formatif-Sumatif Model, dikembangkan oleh Michael Scriven Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake CSE-UCLA Evaluation Model, Menekankan kepada “kapan” evaluasi dilakukan 7. Discrepancy Evaluation Model, dikembangkan oleh Provus 8. CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam24 Dari beberapa model evaluasi di atas, beberapa model diantaranya yang banyak dikenal serta digunakan dalam evaluasi akan dikemukakan secara singkat sebagai berikut: a) Goal Oriented Evaluation Model Goal Oriented Evaluation Model adalah model evaluasi yang fokus pada tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program
22 Ashiong P. Munthe, Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan: Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat, Scholaria, Vol. 5, No. 2, Mei 2015: 1-14. p. 8 23 Eko Putra Widoyoko, op. cit., h. 172. 24 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op. cit., h. 40.
16
dimulai. Adapun pelaksanaan evaluasi dilakukan secara terus-menerus, berkesinambungan, mencek seberapa jauh tujuan tersebut telah terlaksana dalam proses pelaksanaan program. b) Goal Free Evaluation Model Model evaluasi ini berbeda dengan model yang telah dikemukakan oleh Tyler sebelumnya. Pada model ini proses evaluasi tidak mengacu terhadap tujuan yang telah ditetapkan dari suatu program. Michael Scriver menjelaskan bahwa dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang negatif (yang sebelumnya memang tidak diharapkan).
25
Pada model ini
proses evaluasi berfokus pada hasil yang sebenarnya dari suatu program atau kegiatan, bukan hanya tujuan-tujuan yang teridentifikasi. Akan tetapi, model ini tidak sepenuhnya lepas dari tujuan, hanya saja terlepas dari tujuan-tujuan khusus sehingga evaluator hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci per komponen. c) Formatif Sumatif Evaluation Model Model evaluasi lainnya yang dikembangkan oleh Michael Scriven adalah model evaluasi formatif-sumatif. Model ini menunjuk adanya tahapan dari lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (disebut evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai atau berakhir (disebut evaluasi sumatif).26 Kedua evaluasi ini tidak bisa terlepas dari tujuan seperti model evaluasi yang sebelumnya, walaupun keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Oleh karena itu Michael Scriven mengemukakan bahwa model evaluasi ini terkait dengan “apa,kapan, dan tujuan” dari evaluasi yang dilaksanakan.
25 26
Ibid., h. 41. Ibid., h. 42.
17
Evaluasi formatif dan sumatif dapat kita jumpai pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Hampir setiap bulan guru-guru akan melakukan evaluasi formatif berupa ulangan harian. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan atau ketercapaian siswa pada masing-masing pokok bahasan. Setiap mata pelajaran memiliki bobot dan pokok bahasan yang berbeda-beda sehingga evaluasi formatif tidak dapat ditentukan pasti kapan akan dilaksanakan dan berapa kali untuk masingmasing mata pelajaran. Berbeda dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengukur ketercapaian suatu program. Evaluasi sumatif lebih diarahkan
untuk
menguji efek dari komponen-komponen pendidikan atau pembelajaran terhadap murid-murid, atau dapat juga dikatakan bahwa evaluasi sumatif dirancang unuk mengetahui seberapa jauh kurikulum dan program pembelajaran yang telah disusun sebelumnya memberikan hasil pada peserta didik antara lain mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. d) Countenance Evaluation Model Model ini dikembangkan oleh Stake. Menurut ulasan tambahan yang diberikan oleh Fernandes, Model Stake menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi dan (2) pertimbangan, serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu (1) anteseen (anteedents/context), (2) transaksi (transaction/process), dan keluaran (Output-outcomes).27 Dalam setiap program yang dievaluasi, evaluator harus mampu mengidentifikasi tiga hal yaitu konteks, proses, dan hasil. Langkah selanjutnya mendeskripsikan yang berkaitan atau menyangkut dua hal yang menunjukkan posisi sesuatu (yang menjadi sasaran evaluasi), yaitu apa maksud/tujuan yang diharapkan oleh program, dan pengamatan/akibat, atau apa yang sesungguhnya terjadi atau apa yang betul-betul terjadi.
27
Ibid., h. 43.
18
Langkah selanjutnya melakukan pertimbangan yang dalam langkah tersebut mengacu pada standar. e) CSE-UCLA Evaluation Model CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan yaitu CSE dan UCLA. CSE merupakan singkatan dari Centre for the Study of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari University of California in Los Angeles. Model evaluasi ini menekankan pada “kapan” evaluasi akan dilakukan. Fernandes membagi model ini menjadi empat tahap dalam pelaksanaan evaluasi yaitu (1) Need assesment, (2) program planning, (3) formative evaluation, dan (4) summative evaluation.28 (1) Need assesment, Dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada penentuan masalah. (2) Program Planning Dalam tahap kedua dari CSE model ini evaluator mengumpulkan data yang terkait langsung dengan pembelajaran dan mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap kesatu. Evaluasi tahap ini tidak lepas dari tujuan yang telah dirumuskan. (3) formative evaluation Dalam tahap ketiga ini evaluator memusatkan perhatian pada keterlaksanaan program. Dengan demikian, evaluator diharapkan betul-betul terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan berbagai informasi dari pengembang program. (4) Summative evaluation. Dalam tahap keempat, evaluasi sumatif, para evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dampak dari program. Melalui evaluasi sumatif ini diharapkan dapat diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah tercapai, dan jika belum dicari bagian mana yang belum dan apa penyebabnya.
28
Ibid., h. 44.
19
f) Discrepany Model Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus. Kata Discrepany bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi “kesenjangan”. Model ini merupakan model yang menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada disetiap komponen.29 Beberapa model yang lain pada langkah-langkah evaluasi menunjuk pada penekanan atau objek sasaran, dan ada yang sekaligus menunjukkan sasaran dan langkah atau pentahapan. Pada Model ini menekankan pada kesenjangan yang sebetulnya merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah riil dicapai.
d. Evaluasi Model CIPP Menurut Widyoko konsep evaluasi model CIPP (Context, Input, Process, Product) pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam pada 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA (The Elementary and Secondary Education Act). Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikkan, tetapi untuk memperbaiki.30 Adapun tugas dari model CIPP yaitu “ The CIPP Evaluation model is designed to systematically guide both evaluation and stakeholders and posing relevant questions and conducting assesments as the beginning of a project (context and input evaluation), while it is in progress (input and process evaluation), and at its end (product evaluation).”31 Sesuai dengan penjabaran di atas, keempat dimensi tersebut akan menjadi sasaran dari evaluasi yang merupakan komponen-komponen dari proses sebuah program kegiatan. 29
Ibid., h.48. Eko Putro Widyoko, op. cit., h. 181. 31 Guili Zhang, et al,. Using the Context, Input, Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a Comprehensive Framework to Guide the Planning, Implementation, and Assesment of ServiceLearning Programs, Journal of Higher Education Outreach and Engagement, volume 15. Number 4, p. 59, 2011. 30
20
Evaluasi model CIPP memiliki kelebihan di antara model evaluasi lainnya sebagaimana dipaparkan Widiyoko antara lain lebih komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil.32 Model Evaluasi CIPP juga memiliki beberapa kelemahan. A potential weakness of this model is the evaluator’s occasional inability to respond to some significant questions or issues and this model requires more time requires more time or resources.33 Evaluasi model CIPP pada garis besarnya melayani empat macam keputusan: 1. Perencanaan keputusan yang memengaruhi pemilihan tujuan umum dan tujuan khusus. 2. Keputusan membuat struktur, menentukan apakah sumber daya tersedia, mempertimbangkan strategi alternatif program. 3. Keputusan implementasi, bagaimana implementasi dari rencana semula, apakah ada ancaman terhadap kespuksesan, apakah revisi diperlukan, apakah prosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki. 4. Keputusan Pemutaran (recycling) yang menentukan, hasil apa yang dicapai, apa yang harus dikerjakan dengan program yang telah berjalan. Jika suatu program itu diteruskan, diteruskan dengan modifikasi atau diberhentikan secara total atas dasar kriteria yang ada.34 Untuk melaksanakan empat macam keputusan tersebut, ada empat macam fokus evaluasi yaitu evaluasi Konteks, Evaluasi Input, Evaluasi Proses dan Evaluasi Produk. a) Evaluasi Konteks (Context Evaluation) Evaluasi
konteks
merupakan
gambaran
dari
spesifikasi
lingkungan program, kebutuhan yang belum terpenuhi, dan tujuan program. Ditegaskan kembali bahwa Context Evaluation involves studying the environment of the program and the purpose is to define
32
Eko Putro Widyoko, op. cit.,, h. 184. Karatas Hakan, Journal CIPP Evaluation Model Scale: Development, reliability and Validity,Procedia Social and Behavioral Sciences, 2011, p. 593. 34 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 63. 33
21
the relevant information, focus on unmet needs and missed opportunities, and diagnose the reasons for unmet needs.35 Evaluasi konteks menurut Arikunto dalam Widoyoko dilakukan untuk menjawab pertanyaan : a) kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program, b) tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan c) tujuan manakah yang paling mudah dicapai. Hal ini juga dikemukakakan oleh Tayibnapis Context Evaluation to Serve Planning Decision Evaluasi konteks membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, merumuskan tujuan program. 36 Evaluasi konteks
ini
menghasilkan
informasi
tentang
macam-macam
kebutuhan yang telah diatur prioritasnya, agar tujuan dapat dicapai. Hasan menjelaskan tujuan evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan. 37 Oleh karena itu, evaluasi konteks ini sebagian tugasnya adalah melakukan need assesment. selain dari need Assesment, evaluasi konteks harus pula dapat memberikan pertimbangan apakah tujuan yang akan dicapai sesuai dengan need (kebutuhan) yang telah diidentifikasi. Menurut Mulyatiningsih, orientasi utama dari evaluasi konteks mengidentifikasi latar belakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Berikut ini diberikan beberapa contoh kegiatan evaluator dalam melakukan evaluasi konteks, yaitu: (1) Mencatat visi, misi, tujuan, sasaran dan prioritas program. (2) Mendiagnosis masalah yang menyebabkan munculnya kebutuhan. (3) Menganalisis apakah tujuan diusulkan telah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah yang ingin diatasi. 35 Mitra Farsi & Maryam Sharif, Stufflebeam’s CIPP Model & Program Theory:A Systematic Review, International Journal of Languange Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW), Volume 6. July 2014. P. 400. 36 Farida Yusuf Tayibnapis, op. cit., h. 14. 37 Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 216.
22
(4) Mengidentifikasi potensi dan peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan dari beberapa alternatif program yang dipilih. (5) Mengumpulkan informasi latar belakang kebutuhan dan potensi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dari dokumen yang dapat dipercaya. (6) Mewawancarai pemimpin program untuk mendiskusikan prediksi beberapa masalah yang akan dihadapi jika program dilaksanakan pada masa yang akan datang. 38 Selain itu, Mulyatiningsih juga memaparkan bahwa keputusan hasil evaluasi konteks dapat digunakan oleh penyelenggara program untuk: (a) Memilih program dari beberapa alternatif program yang mungkin untuk dipilih (b) Memperbaiki tujuan program yang dapat menjamin program dapat memenuhi kebutuhan (c) Membantu menilai efektivitas dan signifikansi program39 Dari penjelasan di atas, Aspek konteks berkaitan dengan situasi atau latar belakang yang memengaruhi terhadap pengembangan program pendidikan tertentu yang dalamnya terdapat visi dan misi, jenis-jenis tujuan, dan strategi pencapaian yang akan dikembangkan dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain, Informasi yang digali antara lain apakah keputusan pencetusan ide program yang diambil sudah sesuai dengan kebutuhan dan potensi lembaga untuk melaksanakannya. evaluasi konteks juga dilakukan untuk menguji apakah tujuan dan prioritas program telah dirancang berdasarkan analisis kebutuhan. Adapun informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi konteks dapat diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber data pertama adalah merumuskan analisis SWOT dari dokumen usulan program. Untuk melengkapi informasi konteks dapat pula dilakukan wawancara
38 Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 151. 39 Ibid., h. 152.
23
tentang
latar
belakang
penyusunan
program
dengan
pemimpin/perancang program dan pengguna program. Serta Keputusan diambil dengan cara mengecek kembali apakah tujuan sudah sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan masalah yang dipecahkan atau sudah memanfaatkan kesempatan yang ada. b) Evaluasi Masukan (Input Evaluation) Evaluasi masukan dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sumberdaya manusia, bahan, alat, waktu, tempat dan biaya pelaksanaan program yang telah dipilih.40 Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan apakah strategi pemecahan masalah dan perancangan tahap-tahap kegiatan sudah relevan, layak dan ekonomis sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Hal ini juga sependapat yang dipaparkan oleh Tayibnapis bahwa
Evaluasi
masukan
membantu
mengatur
keputusan,
menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Adapun komponen evaluasi masukan meliputi: a) Sumber daya manusia, b) Sarana dan peralatan pendukung, c) Dana/anggaran, dan d) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.41 Selain itu terdapat beberapa yang akan mempengaruhi dalam evaluasi masukan, The matters will impress: (1). Planning the procedure and the expense that will be done to fulfill the demands. (2). The score of the uses that will be accept and have a potential to success into fulfill the demands.42 Hal tersebut dimaksudkan untuk kegiatan dan penganggaran perubahan penataan dan penjadwalan kegiatan program, serta menyediakan dasar untuk menilai implementasi.
40
Ibid., h. 152. Eko Putro Widoyoko, op.cit., h. 182. 42 Azizi Hj. Yahaya, The using of model Context, Input, Process and Products (CIPP) in Learning Programs Assesment, Journal International Conference on Chellenges and Propects in Teacher Eduacation, 2001 p. 7. 41
24
Evaluasi masukan bertujuan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu perancang program untuk memilih dan membuat program yang dapat membawa perubahan yang diinginkan berdasarkan sumberdaya yang dimiliki.43 Dalam Sukardi bahwa “fokus evaluasi input menyediakan informasi tentang masukan yang terpilih, butir-butir kekuatan dan kelemahan, strategi dan desain untuk merealisasikan tujuan”.44 Kemudian diperkuat oleh Tayibnapis, Input Evaluation structuring decision. Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. 45 Pada tahapan ini menjadi
segala
sesuatu
yang
berpengaruh
terhadap
proses
pelaksanaan evaluasi harus disiapkan dengan benar. Input evaluasi ini akan memberikan bantuan agar dapat menata keputusan, menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan, mencari berbagai alternatif yang akan dilakukan, menentukan rencana yang matang, membuat strategi yang akan dilakukan dan memperhatikan prosedur kerja dalam mencapainya. Untuk dapat melakukan evaluasi masukan, evaluator perlu memiliki pengetahuan tentang kriteria program yang baik supaya dapat mengambil keputusan apakah program sudah direncanakan sesuai dengan kriteria. Program yang baik dirancang berdasarkan analisis lingkungan eksternal (Peluang dan tantangan) serta analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan). Evaluasi masukan dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis dokumen dan pengamatan kegiatan yang sedang berlangsung serta pengamatan kepada tim pelaksana program. Maksud keseluruhan dari evaluasi masukan ini adalah untuk membantu mengatasi kebutuhan yang
43
Endang Mulyatiningsih, op.cit., h. 153. Sukardi, op. cit., h. 63. 45 Farida Yusuf Tayibnapis, op. cit., h. 14 44
25
dinilai dari sasaran penerima manfaat, mengembangkan sebuah rencana yang bisa diterapkan dan sesuai dengan anggaran, serta evaluasi masukan dapat digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan program, mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki supaya dapat mencapai hasil yang terbaik, memodifikasi masukan sesuai dengan kriteria yang dituntut dalam pelaksanaan program. c) Evaluasi Proses (Process) Evaluasi proses adalah aspek penting dari implementasi program. atau bisa dikatakan Process evaluation is a continual assessment of the implementation of the action plan that has been developed by organization.46 Evaluasi Proses berguna untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program.
47
Dengan kata lain
evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Menurut Mulyatiningsih, evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi
atau
memprediksi
hambatan-hambatan
dalam
pelaksanaan kegiatan atau implementasi program.48 Pelaksanaan Evaluasi proses dalam model CIPP Menurut Arikunto dan Jabar yaitu menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai.49 Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan pada program apakah sudah terlaksana sesuai dengan rencana program.
46 Harsit Topno, Evaluation of Training and Development: An Analysis of Various Models, Journal of Business and Management, Volume 5, Issue 2, 2012. p. 20. 47 Eko Putro Widoyoko, op. cit., h. 182. 48 Endang Mulyatiningsih, op. cit., h. 154. 49 Suharsimi Arikunto dan dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op. cit., h. 47.
26
Evaluasi proses menyediakan informasi untuk para evaluator melakukan prosedur monitoring terpilih yang mungkin baru diimplementasi sehingga butir yang kuat dapat dimanfaatkan dan yang lemah dapat dihilangkan. Dengan demikian, keputusan-keputusan yang diperlukan dalam usaha memperbaiki proses yang sedang berlangsung dapat dilaksanakan. Dapat dikatakan evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan dengan mencatat atau mendokumentasikan setiap kejadian dalam pelaksanaan kegiatan, memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi menghambat dan menimbulkan kesimpulan yang tidak diharapkan, menemukan informasi khusus yang berada di luar rencana, menilai dan menjelaskan proses secara aktual. Selama evaluasi proses, evaluator dituntut berinteraksi dengan staf pelaksana program secara terus menerus. d) Evaluasi Produk/Hasil ( Product Evaluation) Dari hasil evaluasi proses diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat membantu evaluator dalam mengambil sebuah keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir maupun modifikasi program. Menurut Stufflebeam evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi lanjutan dari kegiatan evaluasi proses model CIPP. Tujuan utama dari evaluasi hasil adalah untuk menentukan sampai sejauh mana program yang telah diimplementasikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan kelompok yang menggunakannya.50 Selain itu menurut Tayibnapis dalam Widoyoko evaluasi produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.51 Evaluasi produk menurut Sukardi, mengakomodasi informasi untuk meyakinkan dalam kondisi apa tujuan dapat dicapai dan juga untuk menentukan, jika strategi yang berkaitan dengan prosedur dan metode 50 51
Hamid Hasan, op. cit., h. 219. Eko Putro Widoyoko, op. cit., h. 183.
27
yang diterapkan guna mencapai tujuan sebaiknya berhenti, modifikasi atau dilanjutkan dalam bentuk yang sekarang.52 Stufflebeam mengatakan evaluasi produk dilakukan untuk empak aspek evaluasi. Stufflebeam suggest the product evaluation conducted for four aspects of evaluation: impact, effectiveness, sustainability, and transportability.53 Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, data observasi dan diagram data, yang masing-masing dapat ditelusuri kaitannya dengan tujuan yang lebih rinci. Evaluasi hasil didasarkan pada kategori hasil belajar. Data yang dihasilkan akan sangat menentukan dampak, efektivitas, keberlanjutan, kualitas atau keadaan sebuah program dan menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi atau diberhentikan. Dari berbagai macam model di atas, terdapat perbedaan antara model yang satu dengan yang lainnya, namun memiliki tujuan yang sama yaitu menyediakan segala data dan informasi bagi pengambilan keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Penulis menggunakan model CIPP sebagai acuan dalam menilai komponenkomponen penyelenggaraan program. Penulis memilih model CIPP karena Penulis lebih mudah memahami dan lebih terperinci dalam menilai komponen program, karena dilakukan dari awal sampai akhir secara menyeluruh.
e. Kriteria Evaluasi Program Evaluasi program mempunyai ukuran keberhasilan, yang dikenal dengan istilah kriteria. Dikarenakan dalam evaluasi program kedudukan kriteria sangat penting maka diperlukan suatu kriteria untuk menilai suatu
52
Sukardi, op. cit., h. 63. Warju, Education Program Evaluation using CIPP Model, Journal Innovation of Vocational Technology Education, invotec XII:1(2016), p. 39. 53
28
program. Menurut Arikunto dan Jabar Istilah “kriteria” dalam penilaian sering juga dikenal dengan kata “tolok ukur” atau standar. Dari nama nama yang digunakan tersebut dapat segera dipahami bahwa kriteria, tolok ukur atau standar adalah suatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur.54 Kriteria atau tolak ukur yang sudah dibuat dapat digunakan untuk menjawab atau mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan, jika ada orang yang ingin menelusuri lebih jauh atau ingin mengkaji ulang. Dasar dalam pembuatan kriteria berasal dari sumber pengambilan kriteria secara keseluruhan. Menurut Arikunto dan Jabar ada 7 sumber pengambilan kriteria, antara lain: 1. Sumber pertama Apabila yang dievaluasi merupakan suatu implementasi kebijakan maka yang dijadikan sebagai kriteria atau tolok ukur adalah peraturan atau ketentuan yang sudah dikeluarkan berkenaan dengan kebijakan yang bersangkutan. 2. Sumber Kedua Kriteria atau tolok ukur yang tersusun diperoleh dari buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan (juklak). 3. Sumber ketiga Apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan yang dapat digunakan oleh penyusun sebagai sumber kriteria maka menggunakan konsep atau teori-teori yang terdapat dalam buku buku ilmiah 4. Sumber keempat Jika tidak ada ketentuan, peraturan atau petunjuk pelaksanaan, dan juga tidak ada teori yang diacu, penyusun disarankan untuk menggunakan hasil penelitian. 5. Sumber kelima Apabila tidak menemukan acuan yang tertulis dan mantap. Dapat minta bantuan pertimbangan kepada orang yang dipandang mempunyai kelebihan dalam bidang yang sedang dievaluasi. 6. Sumber keenam Kriteria atau tolok ukur yang tersusun merupakan hasil kesepakatan kelompok dengan kata lain dapat menentukan kriteria secara bersama dengan anggota tim atau beberapa orang yang mempunyai wawasan tentang program yang akan dievaluasi.
54
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op. cit., h. 30.
29
7. Sumber ketujuh Kriteria atau tolok ukur hanya mengandalkan akal atau nalar penyusun sendiri sebagai dasar untuk menyusun kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi program. 55 Kriteria atau tolok ukur sebaiknya dibuat bersama, dan sebaiknya dibuat oleh orang-orang yang menggunakannya yaitu calon evaluator, dengan maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka sudah memahami, bahkan tahu apa yang melatarbelakanginya. Adapun kriteria evaluasi program terjabarkan dalam kisi-kisi instrumen sebagaimana tertera pada tabel 3.2. 2. Praktik Kerja Industri (Prakerin) Pada pendidikan kejuruan, Prakerin menjadi bagian dari kurikulum pendidikan sistem ganda yang berusaha mendekatkan peserta didik dengan dunia usaha/dunia industri, sehingga mereka mempunyai keterampilan dan memiliki bekal untuk memasuki dunia kerja. Menurut Hamalik, Prakerin bukan hanya memberikan keterampilan kerja, tetapi juga memberikan bekal bagaimana bekerja yang efektif dan efesien.56 Kegiatan Prakerin menciptakan kesempatan untuk memasuki dunia kerja ataupun
meningkatkan
keterampilan
kerja
semaksimal
mungkin
dan
menyiapkan mental kerja ketika terjun ke dalam dunia usaha atau dunia industri. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas mengenai Prakerin.
a. Pengertian Prakerin Prakerin
merupakan
upaya
lembaga
pendidikan
untuk
menyelenggarakan kegiatan belajar di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah. Kegiatan belajar selain dilakukan di lingkungan sekolah juga dilakukan pada dunia kerja atau industri baik industri besar, sedang, kecil atau industri rumah tangga. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan 55
Ibid., h. 33. Oemar Hamalik, Pendidikan Tenaga Kerja Nasional Kejuruan,kewiraswastaan, dan manajemen, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990), h. 15. 56
30
keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah menengah kejuruan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu.57 Prakerin diharapkan dapat meningkatkan kompetensi keahlian yang dimiliki peserta didik sehingga dapat menjadi bekal dalam memasuki dunia kerja. Kemudian Direktorat Pembinaan SMK dalam pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan memaparkan bahwa Prakerin adalah Pembelajaran yang secara khusus diprogramkan untuk diselenggarakan di masyarakat, program Prakerin disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana bagi dunia kerja (DU/DI) untuk berkontribusi dalam upaya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan di SMK. 58 Prakerin dimaksudkan sebagai penyelenggaraan pendidikan yang menggabungkan teori di sekolah dengan praktik di dunia industri. Dengan kata lain bahwa Prakerin adalah suatu strategi di mana setiap peserta didik mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan Prakerin ini peserta didik memperoleh pengalaman dengan bekerja serta diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Prakerin ini peserta didik tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena peserta didik belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja. Selain itu perusahaan tidak dapat mengetahui tenaga kerja yang bermutu dan mana tenaga kerja yang tidak bermutu. Prakerin memang harus dilaksanakan karena dapat menguntungkan semua pihak yang melaksanakannya.
57 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No. 323/U/1997, Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan, Bab I Pasal 1. h. 2. 58 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Pelatihan Implementasi kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan, Materi Pelatihan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016. h. 1.
31
b. Urgensi Prakerin Dunia industri memerlukan tenaga kerja yang berkualitas dan ahli di bidangnya. Pelaksanaan Prakerin dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang bermutu guna menghasilkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang mengacu pada pencapaian kemampuan professional. Merujuk kepada Kepmendikbud RI tentang Penyelenggaraan Prakerin pada SMK, tujuan Prakerin sebagai berikut: 1. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peran serta industri perusahaan. 2. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja 3. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan 4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan 5. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan melalui pendayagunaan sumberdaya pendidikan yang ada di dunia kerja.59 Sedangkan di dalam buku pedoman kurikulum dalam Arikunto disebutkan bahwa tujuan kegiatan Prakerin antara lain: a) Membekali peserta didik dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan guna penyesuaian diri dalam dunia kerja dan masyarakat. b) Memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh dari latihan praktek di sekolah. c) Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa di dalam melaksanakan tugas. d) Meluaskan pandangan peserta didik terhadap jenis-jenis kerja yang ada di bidang yang bersangkutan/tempat praktek, dengan segala persyaratan. e) Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta f) Memperoleh umpan balik dari dunia kerja untuk pemantapan dan pengembangan program pendidikan.60
59
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., Bab 2 pasal 2. h. 3. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: CV Rajawali, 1990), h. 69. 60
32
Pernyataan di atas juga diperkuat dengan pernyataan Direktorat Pembinaan SMK yang memaparkan bahwa tujuan Prakerin adalah: 1) Mengaktualisasikan model penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) antara SMK dan institusi pasangan (DU/DI) yang memadukan secara sistematis dan sistematik program pendidikan di sekolah (SMK) dan program latihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI) 2) Membagi topik-topik pembelajaran dari kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan di institusi pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masing-masing pihak. 3) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja. 4) Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global. 61 Dilihat dari tujuan-tujuan Prakerin yang diungkapkan secara jelas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari program Prakerin adalah untuk menghasilkan lulusan SMK yang siap bekerja. Dengan kata lain penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk menghasilkan lulusan lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dengan mengoptimalkan pembelajaran antara pendidikan di sekolah dan dunia usaha/industri. Mengoptimalkan pembelajaran
disini
berarti
mengembangkan
kemampuan
siswa,
membentuk kepribadian siswa yang disiplin dan bertanggung jawab serta adanya umpan balik dari pihak industri untuk mengembangkan pendidikan yang berorientasi pada keterampilan dan pengetahuan serta memperkokoh Link and match antara sekolah dengan pihak industri. Pelaksanaan Prakerin yang baik akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh. Soewandi dalam Wena mengatakan bahwa kerjasama antara dunia pendidikan dan industri sangat bermanfaat, antara lain :
61
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Op.Cit., h. 2.
33
(a) Terjaminya relevansi program pendidikan (b) Dapat mengetahui kecenderungan teknologi baru yang akan digunakan di industri (c) Bisa mendapat pengetahuan mengenai teknik dan metode yang diterapkan di industri (d) Memberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman industri baik bagi peserta didik maupun staf pengajar (e) Menciptakan aplikasi kerja62 Selanjutnya Menurut Wardiman dalam Wena pelaksanaan Prakerin akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang bekerja sama, sebagai berikut: (1) Manfaat bagi pihak industri perusahaan Menurut Wardiman, manfaat bagi perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja. Selain itu selama proses pendidikan melalui kerja di industri, peserta didik lebih mudah diatur dalam disiplin, seperti kepatuhan terhadap aturan perusahaan.63 Dapat dikatakan bahwa manfaat bagi pihak industri, perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik, membantu pekerjaan karyawan, dan perusahaan dapat merekrut peserta didik menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut jika kinerja peserta didik bagus tetapi kalau tidak, bisa dilepas, karena tidak ada keharusan bagi perusahaan untuk mempekerjakan mereka apabila telah tamat dan dapat membentuk sikap peserta didik sesuai dengan ciri khas perusahaan. (2) Manfaat bagi sekolah Menurut Wardiman, tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik lebih terjamin pencapaiannya, apabila terdapat kesesuaian yang lebih pas, antara program pendidikan dan kebutuhan lapangan kerja sesuai prinsip link and match dan memberi kepuasan bagi penyelenggaraan praktik kerja industri.64
62
Made Wena, Pendidikan Sistem Ganda, (Bandung: Tarsito,1996), h. 78. Ibid., h. 34 64 Ibid., h. 35 63
34
Manfaat yang diperoleh bagi sekolah dapat disimpulkan sekolah mengeluarkan tamatan yang ahli dan berkompeten dibidang kompetensinya. Tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermakna baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, maupun untuk kepentingan bangsa. (3) Manfaat bagi peserta didik Menurut Wardiman, Hasil belajar peserta didik akan lebih bermakna selain itu Lead-time untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat.65 Keahlian profesional yang diperoleh melalui Prakerin dapat mengangkat harga dan percaya diri tamatan, yang selanjutnya dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi. Peserta didik juga dapat merasakan manfaatnya karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian professional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan diri secara berkelanjutan, tidak memerlukan waktu latihan lanjutan lagi untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai. Dari
Penjelasan
tersebut
disimpulkan
bahwa
manfaat
penyelenggaraan Prakerin agar peserta didik memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan dan tuntutan usaha/industri. Di samping itu juga agar diperoleh pengalaman kerja sebagai salah satu hal untuk meningkatkan keahlian professional. Hal ini beralasan mengingat dunia industri memerlukan tenaga kerja yang berkualitas dan ahli dibidangnya untuk mengoperasikan jenis-jenis peralatan kantor yang semakin canggih.
65
Ibid.
35
c. Komponen Prakerin Pelaksanaan program Prakerin memiliki beberapa komponen yang mendukung berjalannya kegiatan tersebut. Menurut Djojonegoro dalam Hamalik, Prakerin sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bidang kejuruan didukung oleh faktor yang menjadi komponen utama. Komponen tersebut adalah; 1. Pasangan Dunia usaha/dunia industri (DU/DI); 2. Program pendidikan dan pelatihan bersama, yang terdiri dari kurikulum dan standar kompetensi, standar pelatihan dan pendidikan, penilaian hasil belajar dan sertifikasi Prakerin, kelembagaan kerjasama.66 1. Pasangan Dunia usaha/Dunia Industri (DU/DI) Prakerin hanya mungkin dilaksanakan apabila terdapat kerjasama dan kesepakatan antara institusi pendidikan dan pelatihan kejuruan, dalam hal ini SMK dan institusi lain (industri/perusahaan yang berhubungan dengan
lapangan
kerja)
yang
memiliki
sumber
daya
untuk
mengembangkan keahlian tersebut mempunyai Partner atau pasangan. Hal ini dimaksudkan agar DU/DI yang dijadikan mitra benar-benar sesuai dengan program keahlian yang sedang ditekuni oleh peserta didik sehingga tujuan Prakerin tercapai dengan baik. Dalam merencanakan program Prakerin atau sebelum dilakukan penyusunan program Prakerin, sekolah melakukan pemetaan industri. menurut Direktorat Pembinaan SMK memaparkan bahwa pemetaan industri merupakan proses analisis kompetensi dasar (KD) dan topik pembelajaran/pekerjaan pada mata pelajaran paket keahlian serta memetakannya berdasarkan kemungkinan atau peluang dilaksanakan pembelajaran topik-topik tersebut di masing-masing DU/DI yang menjadi institusi pasangan.67 Pemetaan industri bertujuan untuk memperoleh data institusi pasangan (DU/DI) yang sesuai dengan KD yang sedang ditekuni oleh peserta didik, serta meningkatkan jalinan kerja sama antara sekolah
66
Konsultan Kresna,http://konsultasiskripsi.com/2017/01/09/komponen-praktik-kerja-industri -prakerin -skripsi-dan-tesis/ ( diunduh pada bulan Januari 2017). 67 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Op.Cit., h. 2.
36
dengan dunia kerja. Pemetaan DU/DI dilakukan dengan cara melakukan inventarisasi DU/DI melalui media masa seperti internet, dilanjutkan dengan kunjungan langsung atau survei, bisa juga menggunakan cara lain yang lebih efektif sesuai dengan keadaan SMK. Secara umum DU/DI yang tepat dilibatkan dalam program Prakerin adalah DU/DI dengan skala regional, nasional atau multinasional. 2. Program pendidikan dan pelatihan. Prakerin pada dasarnya adalah milik dan tanggungjawab bersama antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dan institusi pasangannya (dunia usaha/industri), maka program pendidikan dirancang dan disepakati oleh kedua belah pihak dengan tuntutan keahlian dunia keja. Program atau kurikulum yang saat ini berlaku dan dikembangkan disusun mengacu pada Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang mengutamakan penyiapan tamatan agar dapat memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Adapun komponen program pendidikan dan pelatihan yang harus disepakati bersama tersebut paling tidak meliputi: a) Kurikulum dan Standar Kompetensi Pengembangan kurikulum Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang menjadi dasar penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk meningkatkan kebermaknaan substansi kurikulum yang akan dipelajari di sekolah dan di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI) sebagai kesatuan yang utuh dan saling melengkapi.68 Tujuan ini mengandung arti bahwa tamatan SMK harus memiliki kemampuan/kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia usaha/industri (DU/DI), sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan, penyelenggaraan dan penilaian pendidikan dan pelatihan harus mengacu pada pencapaian standar kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan profesi. Untuk mencapai kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan profesi
68
Ibid.
37
haruslah mempunyai bekal yang diperoleh melalui belajar di sekolah agar peserta didik dapat memiliki banyak kompetensi. Menurut Jarvis dalam Musfah mengungkapkan tiga elemen kompetensi siswa yaitu: 1) Pengetahuan dan pemahaman, mencakup disiplin akademik, elemen psikomotorik, hubungan interpersonal dan nilai-nilai moral. 2) Keterampilan, mencakup melaksanakan prosedur yang bersifat psikomotorik, dan berinteraksi dengan orang lain. 3) Sikap-sikap profesional, mencakup pengetahuan tentang profesionalisme, komitmen emosi terhadap profesionalisme dan kesediaan untuk bertindak secara profesionalisme.69 Kompetensi ini yang akan menjadikannya pribadi mandiri, mampu bekerja, dan berkepribadian matang dan baik. Kompetensi membuat seseorang secara tidak langsung percaya diri, kuat, dan memperoleh kehidupan yang layak. Oleh karena itu, standar kompetensi harus memuat ukuran kemampuan dan menggambarkan kewenangan pada kurikulum masing-masing program prodi. Selain itu pengaturan waktu yang tepat terkait dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan waktu pelaksanaan Prakerin yang akan dilaksanakan, sehingga peserta didik dapat menguasai segala kemampuan sesuai dengan standar kompetensi yang relevan. b) Standar Pendidikan dan Pelatihan Untuk mencapai kewenangan dan penguasaan standar kemampuan tamatan yang telah ditetapkan, diperlukan suatu proses pendidikan dan pelatihan yang terstandar dengan ukuran materi, waktu dan metode pola pelaksanaan. Selanjutnya dalam pelaksanaan Prakerin, kesempatan waktu pelaksanaan sangat penting sehingga penyelengaraannya disesuaikan dengan tuntutan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menguasai/mencapai standar profesi yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak, baik sekolah maupun dunia usaha/industri. Menurut pembinaan SMK, waktu pelaksanaan Prakerin 69
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan dan Praktik, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 35.
38
minimal 3 bulan.70 Sedangkan dalam pola pelaksanaan yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan di SMK maupun dunia usaha/industri. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 4 model, yaitu (1) Days Release Dalam bentuk days release disepakati bersama dari enam hari belajar dalam satu minggu, beberapa hari di sekolah dan beberapa hari di institusi yang menjadi partner sekolah tersebut. (2) Block Release Dalam model ini disepakati bersama berapa bulan/caturwulan/ semester di sekolah dan berapa bulan/ caturwulan/semester \di institusi yang menjadi partner sekolah (3) Hours Release Model Hours Release menggunakan metode pada jam-jam tertentu peserta didik berada di sekolah dan selanjutnya praktek kerja pada jam-jam tertentu di institusi partner sekolah. (4) Kombinasi ketiga model Model ini merupakan kombinasi dari ketiga model tersebut di atas.71 Dari keempat model yang telah dikemukakan di atas, model block release merupakan model yang sering digunakan pada sekolah-sekolah kejuruan. Hal ini dikarenakan model block release dianggap paling efektif dan efesien dalam mengaplikasikan kompetensi pada kegiatan Prakerin. Dengan model tersebut, peserta didik merasakan kondisi lingkungan kerja yang nyata. Selain itu untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan Prakerin, diperlukan suatu pembekalan bagi peserta yang akan melaksanakan Prakerin. Pembekalan ini diperoleh dari sekolah dan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang kegiatan belajar yang harus dilakukan di institusi pasangan/industri. Menurut Direktorat Pembinaan SMK mengatakan bahwa materi pembekalan bagi peserta didik antara lain karakteristik budaya kerja di industri, tata krama di industri,
70
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Op.Cit., h. 6. Soeprijanto, “Daya Dukung Industri Terhadap Pelaksanaan Praktik Kerja Idustri (Prakerin), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Vol. 16 Nomor 3, Mei 2010), h. 279. 71
39
penyusunan jurnal, pembuatan laporan dan penilaian pasca Prakerin.72 Dengan demikian, umumnya sekolah melaksanakan Pembekalan yang memuat gambaran secara utuh mengenai dunia kerja. c) Penilaian hasil belajar dan sertifikasi Prakerin Penilaian adalah upaya untuk menafsirkan hasil pengukuran dengan cara membandingkannya terhadap patokan yang disepakati. Sedangkan sertifikasi adalah suatu proses pengakuan keahlian dan kewenangan seorang dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan tertentu, melalui sesuatu proses sistem pengujian keahlian yang mengacu kepada standar keahlian yang berlaku dan diakui oleh lapangan pekerjaan. Setelah kegiatan Prakerin berakhir, maka diperlukan suatu evaluasi akhir untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi sesuai dengan keahlian profesi yang akan ditetapkan secara bersama antar pihak sekolah dan DU/DI. Bagi peserta didik yang telah menguasai kemampuan yang dipersyaratkan dinyatakan lulus dan dibekali dengan sertifikat oleh penguji, yang terdiri dari unsur SMK, dunia usaha/industri, asosiasi profesi, di mana terdapat dua jenis penilaian yaiu penilaian hasil belajar dan penilaian penguasaan keahlian. d) Kelembagaan kerjasama Dilihat dari segi kelembagaan pendidikan sistem ganda kejuruan terdiri dua sub sistem yaitu sub sistem pendidikan di sekolah dan sub sistem pendidikan di industri. Lembaga sekolah kejuruan sebagai salah satu sub sistem dari sistem ganda memang secara khusus dirancang sebagai tempat belajar. Tetapi lembaga industri sebagai bagian dari sistem ganda tidak secara khusus dirancang sebagai tempat belajar tetapi dapat digunakan sebagai tempat belajar. Oleh karena itu, agar dunia industri dapat digunakan sebagai tempat belajar praktik
72
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Op.Cit., h. 6.
40
secara maksimal oleh pesera didik maka seyogyanya pihak industri mampu memerankan fungsi kependidikan. Adapun lembaga kerjasama ini melibatkan pihak pemerintahan dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan seluruh pihak yang berkepentingan dengan pendidikan dan pelatihan kejuruan antara lain pihak organisasi pekerja dan asosiasi profesi dan tokoh masyarakat. Lembaga kerjasama dalam pelaksanaan Prakerin hanya mungin dapat dilaksanakan jika ada kesediaan dan kemauan dunia industri/ perusahaan yang menjadi institusi pasangan dengan sekolah kejuruan. Oleh karena itu, pihak lembaga pendidikan/sekolah dituntut untuk mampu menjalin kerjasama dengan dunia industri/usaha. Mengingat dunia industri usaha belum begitu merasa wajib untuk menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan. Maka sikap proaktif dari lembaga pendidikan kejuruan perlu dilakukan dalam mencari institusi pasangan. Selain itu untuk menghasilkan kualitas Prakerin maka dibutuhkanlah suatu standar pelaksanaan Prakerin. Karena setiap kegiatan pembelajaran tentunya memiliki standar tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6, standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.73 Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya Prakerin dalam pendidikan kejuruan juga mempunyai standar pelaksanaan yang tertuang dalam permendiknas No.22 Tahun 2006 sebagai berikut: 1. Materi pembelajaran dasar kompetensi kejuruan dan kompetensi kejuruan harus disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.
73
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 4.
41
2. Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/ dunia industri.74 Dunia usaha/industri sebagai tempat melaksanakan Prakerin, di antara yang banyak belum tentu saja ada yang sanggup menerima murid-murid praktek di tempatnya, tetapi sebagian lain tidak demikian walaupun beberapa dunia usaha atau lembaga tersebut menyediakan diri untuk dijadikan tempat praktek, akan tetapi sekolah tidak boleh begitu saja menerima kesediaan tersebut. Beberapa persyaratan mengenai dunia usaha atau lembaga tempat praktek telah dikeluarkan oleh direktorat pendidikan menengah kejuruan. Persyaratan tersebut adalah bahwa dunia usaha atau lembaga yang bersangkutan: 1) Dipilihkan dunia usaha/lembaga yang sesuai dengan jurusannya 2) Disarankan untuk memilih dunia usaha yang telah mempunyai administrasi yang baik dan tertib (ada izin usaha, struktur organisasi, dan sebagainya) 3) Tidak menutup kemungkinan untuk memilih industri rumah tangga sepanjang memenuhi tujuan pengiriman siswa untuk melakukan Prakerin 4) Sedapat mungkin memilih tempat praktek di daerah setempat.75 Pengaturan lain tentang pelaksanaan Prakerin diatur dalam petunjuk Prakerin, kurikulum pendidikan menengah kejuruan tahun 1984. Hal-hal yang termasuk di dalam pengaturan Prakerin meliputi antara lain: (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
74
Pengiriman surat dari sekolah ke dunia usaha/lembaga. Pengiriman surat pemberitahuan/persetujuan orang tua/wali Pembuatan surat pengantar Prakerin Pembuatan surat keterangan jalan Penyusunan program praktek Pembuatan tata tertib Pembuatan daftar nilai Prakerin Pembuatan tata cara penyusun laporan Prakerin.76
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi. h. 19. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. op.cit., h. 70. 76 Ibid., h. 71. 75
42
Kedua komponen Prakerin tersebut, jika saling bersinergi akan menjadi tempat belajar yang menunjang bagi tercapainya kompetensi lulusan SMK. Maka proses pembelajaran yang sistem ganda harus mampu memadukan secara sistematis kedua tempat belajar yang berbeda tersebut. Secara jelas tampak pula bahwa sub sistem lembaga sekolah dan sub sistem dunia industri kerja menjadi bagian integral dari program Prakerin. Namun harus diingat tujuan utama peserta didik ke industri bukan bekerja tetapi belajar melalui bekerja langsung (Learning by doing). Dengan kata lain dimensi belajar lebih menjadi titik tekan. Diharapkan setelah selesai menyelesaikan program di industri peserta didik betul-betul menguasai suatu keterampilan kerja tertentu. Dengan kata lain wawasan peserta didik terhadap dunia kerja semakin bertambah baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. d. Prakerin Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Prakerin dalam suatu kompetensi keahlian merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan pada setiap SMK. Salah satu program pendidikan yang melaksanakan Prakerin adalah Jurusan Administrasi Perkantoran yang menyelenggarakan Prakerin pada pekerjaan kantor (Office Work). The Liang gie dalam Durotul menjelaskan administrasi perkantoran adalah rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberi arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya adalah Office work (pekerjaan kantor).77 George R. Terry dalam Anggraini dan Wahyudi menjelaskan bahwa administrasi
perkantoran
adalah
perencanaaan,
pengorganisasian,
pengkordinasian dan pengawasan pekerjaan kantor dan pelaksanaannya untuk
77
Durotul Yatimah, Kesekretarisan Modern dan Administrasi Perkantoran, (Bandung: Pusaka Setia,2009), h. 20.
43
mencapai tujuan yang telah ditentukan.78 Adapun pekerjaan kantor yang dikemukakan oleh Mulyono Seperti mencatat surat masuk dan surat keluar, ekspedisi, menerima telepon, mendistribusikan surat, menggandakan dokumen, mencatat buku tamu, dan buku-buku penting yang terkait dengan penyelenggaraan kantor.79 Prakerin pada kegiatan administrasi dalam perusahaan biasanya berada dalam suatu unit/bagian/divisi yang disebut sekretariat atau kesekretariatan. Dalam menunjang kegiatannya maka dibutuhkan tenaga-tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan keterampilan pada bidang administrasi perkantoran yang akan membantu pekerjaan administrasi bagi tenaga-tenaga struktural misalnya kepala seksi, kepala bagian/manager bahkan sekretariat dewan direksi. Pekerjaan kantor penting dilakukan untuk mendukung tugas-tugas utama/pokok perusahaan agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Adapun
contoh
mengumpulkan
jenis data,
pekerjaan mencari
kantor
informasi,
(1)Menghimpun membuat
kliping
seperti serta
mengumpulkan berita dan menyusunnya, (2) Mencatat seperti membuat surat, membuat notula, mencatat kegiatan. (3) Mengolah seperti membuat rekapitulasi data, membuat laporan tertulis, dan membuat laporan keuangan. (4) Menggandakan seperti memfotocopy surat, mencetak informasi dengan printer atau risograph, (5) Mengirim, seperti mengirim surat ke luar pos, mendistribusikan informasi, mengirim surat melalui facsimile, dan mengirim informasi dengan email, (6) Menyimpan, seperti menyimpan surat/arsip, menyimpan data/informasi kekomputer dan menyusun buku di perpustakaan (7) Melakukan komunikasi, seperti bertelepon, melakukan korespondensi, chatting. (8) Menghitung, seperti menghitung hasil penjualan, menghitung data keuangan dan menghitung jumlah sarana dan prasarana (9) Pekerjaan lainnya, seperti pelayanan tamu, kurir dan petugas kebersihan kantor. 78 Dewi Anggraini dan Pebri Dian wahyudi, Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran, (Jakarta: Inti Prima Promosindo, 2011), h. 8. 79 Mulyono, Manajemen Admnistrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h. 59.
44
Dalam pelaksanaan Prakerin administrasi perkantoran, terlebih dahulu harus diketahui ruang lingkup administrasi perkantoran guna untuk mengetahui tugas administrasi di kantor. Menurut Sedianingsih, dkk menjelaskan ruang lingkup administrasi perkantoran, antara lain sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan surat-menyurat yang meliputi pembuatan surat, penerimaan, pengolahan, pendistribusian dan penyimpanan. 2. Menyelenggarakan tata hubungan baik secara intern maupun ekstern 3. Menyelenggarakan kepanitian rapat 4. Menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya rahasia 5. Menyelenggarakan pengaturan penerimaan tamu/kunjungan. 6. Menyelenggarakan tugas bantuan lain yang bersifat menunjang pelaksanaan tugas pokok dan menyediakan fasilitas, terutama untuk mengkordinasikan pelaksanaan tugas pokok organisasi.80 Memahami sebagai peserta didik yang belum melaksanakan Prakerin maka ruang lingkup administrasi perkantoran sangat berguna sebagai bekal pengetahuan peserta didik agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan sebagai pedoman peserta didik dalam melaksanakan Prakerin. Selain ruang lingkup peserta didik juga perlu memperhatikan syarat-syarat untuk menjadi administrasi kantor yang baik. Departemen Pendidikan Nasionpal menjelaskan setiap tenaga kerja harus memiliki syarat-syarat tertentu yang dituntut perusahaan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaikbaiknya, tidak terkecuali seorang administrasi kantor. Syarat-syarat untuk menjadi seorang administrasi kantor yang baik, antara lain : a) Syarat kepribadian Kepribadian yang dikehendaki meliputi penampilan diri yang baik, ramah, pandai bergaul, dapat dipercaya, dapat memegang teguh rahasia. b) Syarat pengetahuan umum Sebagai seorang administrasi kantor, harus memiliki pengetahuan umum sesuai dengan perkembangan yang ada dimasyarakat, apa yang terjadi di masyarakat saat ini termasuk juga perkembangan bahasa dan keterampilan. 80
Sedianingsih, Farida Mustikawati dan Nieke Prihardini, Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan ,(Jakarta : Prenada Media Group, 2010), h. 12.
45
c) Syarat pengetahuan khusus Memahami terhadap kegiatan yang ada diperusahaan tempat dia bekerja sehingga dapat mengetahui tuntutan pengetahuan yang harus dimiliki. d) Syarat keterampilan Memahami terhadap jenis kegiatan yang ada diperusahaan tempat dia bekerja sehingga dapat mengetahui tuntutan kompetensi yang harus dimiliki. e) Syarat praktik Memiliki pengalaman bekerja/praktik di bidang administrasi perkantoran. 81 Kualitas seorang pekerja kantor dapat dilihat dari pemenuhan syarat menjadi administrator yang baik. Selain itu perlu mengetahui jenis pekerjaan kantor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Prakerin Program Keahlian Administrasi Perkantoran sebagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri yang relevan pada bidang administrasi perkantoran yang Pelaksanaannya dilakukan sesuai prosedur tertentu. Bagi peserta didik yang akan melakukan Prakerin setidaknya sudah memiliki kemampuan dasar administrasi perkantoran atau sudah mendapatkan bekal dari pembimbing di sekolah agar memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia Industri. Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan Prakerin ini selain peserta didik mendapat keahlian professional dan meningkatkan kemampuan sesuai dengan tuntutan dunia usaha/industri, juga peserta didik akan memiliki etos kerja yang meliputi kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas, hasil kerja yang berkualitas dan disiplin waktu dan Menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dibidang bisnis dan manajemen untuk siap bersaing baik untuk mandiri maupun melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
81 Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Dirjen Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Buku Panduan Bahan Ajar Administrasi Perkantoran kesekretarisan, (tidak diterbitkan, 2007), h. 23.
46
3. Penelitian yang relavan Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang secara umum memberikan gambaran mengenai Prakerin sehingga peneliti menemukan judul “Evaluasi Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta”. Beberapa hasil Penelitian sebagai berikut : a. Ahmad Mandiriyanto (33014041530) Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi,2009, berjudul Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Kesiapan Menghadapi dunia Kerja pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 2 Tegal
tahun 2008/2009. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara Prakerin terhadap kesiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Pada siswa kelas XII SMK N 2 Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan Kuantitatif. Perbedaan penelitian tersebut karena peneliti membahas mengenai evaluasi program Prakerin pada Jurusan Administrasi Perkantoran secara menyeluruh dengan pendekatan kualitatif. b. Arif Wiji Santosa, (06501241013), Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,2013, berjudul Evaluasi Penyelenggaraan Program Praktik Kerja Industri Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2012. Penelitian ini menitikberatkan pada evaluasi penyelenggaraan
Prakerin
di
Sekretaris
Jenderal
Kementerian
Perhubungan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Prakerin dengan cara mengevaluasi program Prakerin menggunakan Model Countenance yaitu mengevalusi mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil program tersebut. Perbedaan penelitian tersebut, peneliti juga membahas evaluasi program Prakerin akan tetapi lebih difokuskan pada kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran berbeda dengan penelitian di atas, tempat penelitian yang masih umum atau luas untuk diteliti dan peneliti
47
menggunakan Model CIPP ( Context, Input, Process dan Product ) untuk mengevaluasi program Prakerin. c. Ayu Yasaroh, (5402405039), Fakultas Teknis Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Universitas Negeri Semarang, 2010, Berjudul Peran Industri dalam Pelaksanaan Praktek Kerja Indusri (PRAKERIN) Siswa Jurusan Tata Busana SMK Negeri 6 Semarang. Penelitian ini menitikberatkan pada peran industri dalam pelaksanaan Prakerin Jurusan Tata Busana yang secara keseluruhan telah berperan dengan baik. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan lebih menitikberatkan pada evaluasi program Prakerin pada Jurusan Administrasi Perkantoran yang dilakukan dengan menggunakan Model CIPP, mulai dari tahap Context, Input, Prosess, dan Product.
4. Kerangka Pikir Prakerin merupakan sebuah program di SMK yang bekerja sama antara
sekolah
dengan
Perusahaan/industri
dan
sebagai
tempat
pengaplikasian teori setelah peserta didik memperoleh pengetahuan bidang keahlian yang didapatkan di sekolah. Proses Prakerin berfungsi untuk memberikan bekal keahlian kompetensi kepada anak didik SMK Sumpah Pemuda Jakarta agar memiliki keahlian dalam bidang administrasi perkantoran, yang nantinya dapat dipergunakan atau dimanfaatkan bagi mereka setelah lulus dari sekolah. Pelaksanaan Prakerin pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran. Yaitu melakukan sebagaimana pekerjaan administrasi perkantoran dalam keadaan kerja yang sebenarnya dan dilengkapi fasilitas peralatan dan sumber belajar yang ada di DU/DI. Prakerin ini membantu peserta didik dalam mengasah keterampilan peserta didik sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dibidang bisnis dan manajemen untuk siap bersaing baik untuk mandiri maupun melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
48
Namun pada kenyataannya DU/DI umumnya masih menunjukkan sikap enggan untuk terlibat dalam program Prakerin ini. Dalam hal ini ditunjukkan sulitnya peserta didik untuk mencari tempat Prakerin di DU/DI. Kemudian persiapan Prakerin yang belum matang, kedua hal ini dapat menghambat keberhasilan Prakerin dan akan berdampak pada tidak terampilnya peserta didik dalam menggunakan atau melakukan pekerjaan kantor. Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut,
sekolah
tentu
membutuhkan evaluasi terkait pelaksanaan Prakerin untuk menilai berjalannya program Prakerin apakah sudah mencapai tujuan yang telah dirancang atau sebaliknya. Kerangka pikir dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang dicapai terkait pelaksanaan Prakerin pada kompetensi keahlian admnistrasi perkantoran. Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi model CIPP yaitu evaluasi Konteks, evaluasi Input, evaluasi Proses, dan evaluasi Produk. Kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Masalah
Evaluasi Program Prakerin dengan model CIPP
Hasil
1. Perencanaan Program Prakerin 2. Elemen-elemen terkait kesiapan program Prakerin 3. Pelaksanaan program Prakerin 4. Kegiatan Bimbingan dan pengawasan oleh pembimbing I dan II
1. Context 2. Input 3. Process 4. Product
5. Laporan Prakerin dan Sidang laporan sebagai tindak lanjut dari pembuatan laporan Prakerin. Gambar 2.1 Evaluasi Program Prakerin Model CIPP
Peserta didik terampil dalam mengerjakan pekerjaan Administrasi Perkantoran
49
5. Kriteria Evaluasi Program Prakerin Adapun Kriteria evaluasi program Prakerin dijabarkan sebagai berikut:;
Tahap Context
Tabel 2.1 Kriteria Evaluasi Program Prakerin Indikator Fokus Standar Objektif Legalitas Formal Terdapat landasan Adanya landasan hukum yang program Prakerin hukum yang mengatur mengatur seperti salinan undangprogram Prakerin undang dan surat keputusan yang mengacu pada pemerintah. Latar Belakang Terdapat latar Program Prakerin belakang program Prakerin yang jelas dan rinci Tujuan program Memiliki tujuan Prakerin program Prakerin yang terukur dan rinci
MOU (Naskah Terdapat kerjasama Kerjasama) antara sekolah dan DU/DI Profil Kompetensi Terdapat Profil Keahlian kompetensi keahlian Administrasi Administrasi Perkantoran Perkantoran
Input
Latar belakang program Prakerin SMK Sumpah Pemuda
1. Kejelasan tujuan program Prakerin yang dimiliki sekolah. 2. Kesesuaian tujuan program dengan kebutuhan peserta didik dalam memenuhi tuntutan dunia kerja Adanya kerjasama antara sekolah dan DU/DI 1. Latar belakang kompetensi keahlian AP 2. Tahun dibuka kompetensi keahlian AP 3. Visi Misi kompetensi keahlian AP 4. Tujuan kompetensi keahlian AP
Kesiapan program Terdapat Tahap 1. Tahap penyusunan program Prakerin penyusunan program kerja Prakerin prakerin yang rinci 2. Jadwal kegiatan program Prakerin Adanya tahap prosedur 1. Prosedur pelaksanaan Prakerin pelaksanaan Prakerin 2. Persyaratan bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin yang rinci Pembekalan
1. Materi pembekalan
1. Waktu pelaksanaan pembekalan 2. Tujuan pembekalan
50
Dihadiri oleh pihak DU/DI 2. Durasi waktu 2 jam untuk masing-masing pembekalan 3. Pembekalan dilakukan secara umum dan khusus
3. Materi pembekalan 4. Pengisi pembekalan 5. Jumlah peserta pembekalan dalam 1 pembekalan 6. Lama masa pembekalan 7. Pendapat terhadap pembekalan 8. Pendapat mengenai Bekal keterampilan 9. Pendapat mengenai Bekal sikap 10. Pendapat mengenai bekal pengetahuan 11. Manfaat pembekalan
Buku Panduan Terdapat Buku Prakerin Panduan Prakerin yang Kompetensi rinci dan jelas. Keahlian Administrasi Perkantoran
Memiliki Buku Panduan Prakerin yang rinci dan jelas.
Siswa sebagai Menguasai mengenai peserta Prakerin pelajaran produktif administrasi perkantoran
1. Penguasaan mengelola peralatan kantor 2. Penguasaan penggandaan Dokumen 3. Penguasaan menangani surat/dokumen kantor 4. Penguasaan mengelola sistem kearsipan 5. Penguasaan mengelola data/informasi di tempat kerja 6. Pemahaman tentang penyusunan laporan kegiatan Prakerin
Guru AP
Produktif 1. Seluruh guru 1. Kualifikasi Pendidikan produktif AP 2. Kompetensi memenuhi kualifikasi akademik (S1/D4) 2. Memenuhi kompetensi pada bidang akademik
51
Guru Pembimbing Memahami gambaran 1. Kemampuan guru mengontrol tugas dan fungsi peserta Prakerin sebagai guru 2. Kemampuan guru membimbing peserta Prakerin pembimbing I Instruktur industri/ perusahaan
Process
1. Seluruh instruktur industri/perusahaa n memenuhi kualifikasi akademik (S1/D4) 2. Memenuhi kompetensi pada bidang akademik Sarana dan Tersedia sarana dan Prasarana jurusan prasarana yang AP memadai
1. Kualifikasi pendidikan 2. Kompetensi
Biaya
1. 2. 3. 4.
Tidak ada dana yang dikeluarkan dari pihak siswa untuk pelaksanaan program Prakerin
Pelaksanaan 1. Pelaksanaan Prakerin oleh Prakerin yang peserta Prakerin relavan pada bidang administrasi perkantoran 2. Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan selama 3 bulan.
1. Ketersediaan sarana dan prasarana AP 2. Kepemadaian sarana dan prasarana AP 3. Kualitas sarana dan prasarana AP 4. Kemanfaatan sarana dan prassarana AP 5. Kesan terhadap sarana dan Prasarana AP Biaya Pembekalan Biaya Administrasi Biaya penyusunan program Biaya transportasi pembimbing I (guru) 5. Biaya-biaya lain terkait dengan pelaksanaan program Prakerin 1. Lama pelaksanaan Prakerin 2. Tempat pelaksanaan Prakerin yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki 3. Ruang lingkup Prakerin 4. Perlakuan mitra kerja terhadap peserta Prakerin 5. Jenis pekerjaan yang diberikan selama Prakerin 6. Divisi tempat Prakerin yang relavan 7. Jurnal kegiatan harian selama Prakerin
52
8. Rolling jenis pekerjaan pada saat praktik 9. Hambatan selama Prakerin 10. Monitoring oleh guru pembimbing 11. Pendapat mengenai selama Prakerin 12. Intensitas melaksanakan pekerjaan administrasi perkantoran
Product
Pengawasan pihak 1. Pengawasan Sekolah dan pihak dilakukan oleh DU/DI pihak sekolah 3 kali dalam 2 bulan 2. Pengawasan oleh pihak DU/DI 5 hari dalam seminggu. Kegiatan 1. Kegiatan bimbingan oleh Bimbingan guru pembimbing maksimal 6 bulan sekolah 2. Melaksanakan semua tugas kegiatan bimbingan Kegiatan 1. Kegiatan bimbingan oleh bimbingan instruktur dilakukan setiap perusahaan hari 2. Melaksanakan semua tugas kegiatan bimbingan Kuantitas dan 1. Adanya kualitas kinerja peningkatan keterampilan 2. Adanya peningkatan pemahaman area tugas administrasi perkantoran 3. Terdapat nilai Prakerin yang diberikan oleh pihak industri
1.
pengawasan terkait program Prakerin oleh pihak sekolah 2. pengawasan terkait program Prakerin oleh pihak industri
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Kehadiran Intensitas bimbingan Kualitas bimbingan kemampuan memberi solusi Manfaat bimbingan
Kehadiran Intensitas bimbingan Kualitas bimbingan kemampuan memberi solusi Manfaat bimbingan
1. Kesesuaian target volume pekerjaan 2. Keterampilan peserta Prakerin dalam melakukan pekerjaan kantor 3. Peningkatan pemahaman area tugas sebagai siswa AP 4. Manfaat hasil kerja bagi perusahaan/ tempat Prakerin 5. Manfaat hasil kerja bagi sekolah
53
Laporan Prakerin
Adanya Laporan Prakerin sesuai dengan buku pedoman Prakerin
1. Kesesuaian Pemilihan judul dengan bagian pekerjaan di tempat pelaksanaan Prakerin 2. Kejelasan uraian kegiatan pekerjaan kantor yang dilakukan di institusi 3. Kualitas penggunaan bahasa 4. Ketepatan teknik penulisan 5. Kelengkapan pengumpulan data 6. Ketepatan penarikan kesimpulan dan saran 7. Mempresentasikan/ mengadakan sidang laporan Prakerin
BAB III METODOLOGI EVALUASI
A. Tujuan Evaluasi Secara Umum, tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai program Prakerin dan memberi masukan sebagai upaya dalam peningkatan program Prakerin pada Kompetensi Keahlian Admnistrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta.
B. Tempat dan waktu Evaluasi Evaluasi ini dilaksanakan di SMK Sumpah Pemuda Jakarta yang beralamat di Jalan Raya Joglo No.36 Kec. Kembangan. Jakarta Barat. Adapun waktu evaluasi dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2017 sampai dengan Mei 2017 dengan rincian sebagai berikut. Tabel 3.1 Rencana Penelitian Waktu No
Kegiatan Apr
1
Observasi pendahuluan
2
Pengesahan proposal
3
Perbaikan bab 1, 2 dan 3
Okt
Penyusunan instrumen 4 5
penelitian Pengumpulan data Pengolahan data dan
6
analisa data Penyusunan laporan
7
hasil penelitian
54
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
55
C. Pendekatan, Metode dan Model Evaluasi Pendekatan yang digunakan dalam evaluasi ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif baik dari hasil wawancara, studi dokumen maupun observasi langsung. Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian evaluasi program ini menggunakan
model
evaluasi
Context-Input-Process-Product
(CIPP).
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan menyeluruh, informasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan bagi sekolah dalam mengambil keputusan guna untuk memperbaiki program Prakerin, meningkatkan penyelenggaraan program Prakerin serta menjadi acuan dalam mengembangkan program Prakerin ke arah yang lebih baik.
D. Sumber Data/Subjek Evaluasi Sumber data adalah segala sesuatu yang menunjuk pada asal data diperoleh. Sumber data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dapat berupa Person, Paper, dan Place.82 1. Person yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa jawaban lisan atau melalui penyebaran angket berupa jawaban tertulis. Adapun Sumber data Person dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian administrasi perkantoran, guru produktif
admnistrasi
perkantoran,
guru
pembimbing
Prakerin,
pembimbing dari industri/perusahaan dan peserta Prakerin kompetensi keahlian administrasi perkantoran. 2. Paper yaitu sumber data yang diperoleh dari segala bentuk simbol yang berupa grafis, tulisan, gambar, tabel, denah, dokumen dan lain-lain Sumber data dokumen dalam penelitian ini berupa buku panduan pelaksanaan Prakerin, alamat Industri/perusahaan tempat peserta didik Prakerin, laporan Prakerin yang dibuat peserta didik.
82
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, op. cit., h. 88
56
3. Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Adapun sumber data tempat pada penelitian ini adalah sekolah dan industri/perusahaan tempat peserta didik melaksanakan Prakerin. Adapun dalam penelitian ini digunakan sumber data seperti Person, Paper dan Place untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini yakni : a) Data Primer Data Primer diperoleh dari sumber data pertama dan ketiga yakni Person dan Place dengan menggunakan prosedur dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan angket. b) Data Sekunder Data Sekunder diperoleh dari sumber data kedua yakni Paper dengan dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan data Untuk memperoleh data yang objektif, maka dalam penelitian diperlukan metode dan teknik yang tepat serta alat pengumpul data yang relavan. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, studi dokumen dan angket untuk mendapatkan data pendukung. Teknik pengumpulan data meliputi; 1. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.83 Wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai program Prakerin mulai dari konteks, perencanaan, masukan sampai
dengan hasil.
Mewawancarai kepala
sekolah untuk memperoleh data tentang latar belakang Prakerin,
83
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 317.
57
mewawancarai ketua kompetensi keahlian admnistrasi perkantoran untuk memperoleh data terkait profil kompetensi keahlian administrasi perkantoran mulai dari visi misi, tujuan AP, Standar kompetensi lulusan dan lain-lain. Guru produktif administrasi perkantoran untuk memperoleh data mengenai belajar mengajar di kelas, guru pembimbing Prakerin untuk memperoleh data kegiatan bimbingan, monitoring yang dilakukan selama Prakerin dan peserta Prakerin jurusan administrasi perkantoran untuk memperoleh bagaimana Prakerin dilaksanakan. wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. 2. Observasi Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.84 Observasi digunakan untuk memperoleh data tambahan terkait dengan pelaksanaan program Prakerin kompetensi keahlian administrasi
perkantoran
yang
dilakukan
di
sekolah
dan
industri/perusahaan. Dengan demikian fokus observasi ditujukan pada kegiatan pelaksanaan program Prakerin yang dilakukan oleh peserta Prakerin kompetensi keahlian administrasi perkantoran. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. 3. Studi Dokumen/Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran atau arkeologis.85 Studi Dokumen dilakukan untuk mendapatkan data tentang profil SMK Sumpah Pemuda Jakarta, visi dan misi sekolah, Profil kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, visi dan misi kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, dokumen program Prakerin, data siswa, data guru Produktif, data guru pembimbing Administrasi perkantoran, dokumen tentang sarana dan Prasarana sekolah. Dokumen84 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 272 85 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 175
58
dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian secara representatif. 4. Angket/ Kuisioner Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument.86 Dalam penelitian ini angket digunakan
untuk mendapatkan data pendukung, karena peneliti ingin
mengetahui penilaian peserta Prakerin terhadap pembimbing I dan Pembimbing II, Intensitas pekerjaan yang dilakukan selama Prakerin, serta penilaian pembimbing II terhadap kinerja peserta Prakerin untuk mendapatkan hasil yang objektif.
F. Kisi-kisi Instrumen Adapun kisi-kisi Instrumen evaluasi yang akan digunakan berdasarkan definisi konseptual dan operasional yang dikembangkan menjadi kisi-kisi instrumen seperti pedoman wawancara, pedoman observasi dan analisis dokumen. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah Tahapan Context
Input
Indikator Adanya landasan hukum yang mengatur seperti salinan undang-undang dan surat keputusan yang mengacu pada pemerintah. Latar belakang program Prakerin SMK Sumpah Pemuda
No Butir
Jumlah
1
1
2
1
1. Kejelasan tujuan program Prakerin yang dimiliki sekolah. 2. Kesesuaian tujuan program dengan kebutuhan peserta didik dalam memenuhi tuntutan dunia kerja
3, 4, 5, 7
4
Adanya kerjasama antara sekolah dan DU/DI
6, 8
2
1. Tahap penyusunan program kerja Prakerin 2. Jadwal kegiatan program Prakerin
9, 10, 11
3
12, 13
2
1. 86
Prosedur pelaksanaan Prakerin
Ibid., h. 194.
59
2. Persyaratan bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin
Process
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1.
Product
Waktu pelaksanaan pembekalan Materi pembekalan Pengisi pembekalan Jumlah peserta pembekalan dalam 1 pembekalan Lama masa pembekalan Manfaat pembekalan Ketersediaan sarana dan prasarana AP Kepemadaian sarana dan prasarana AP Kualitas sarana dan prasarana AP Kemanfaatan sarana dan prassarana AP Kesan terhadap sarana dan Prasarana AP Lama pelaksanaan Prakerin Tahap adaptasi pengenalan lingkungan tempat Prakerin Tempat pelaksanaan Prakerin yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki Ruang lingkup Prakerin Perlakuan mitra kerja terhadap peserta Prakerin pengawasan terkait program Prakerin oleh pihak sekolah
14, 15, 16, 17
4
18, 19
2
20, 21, 22, 23, 24
5
25
1
26, 27
2
1. Manfaat hasil kerja bagi sekolah 2. Rencana perbaikan
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran Tahap Context
Input
1. 2. 3. 4. 3. 4. 1. 2. 1. 2. 1.
Indikator Latar belakang kompetensi keahlian AP Tahun dibuka kompetensi keahlian AP Visi Misi kompetensi keahlian AP Tujuan kompetensi keahlian AP Prosedur pelaksanaan Prakerin Persyaratan bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin Kualifikasi Pendidikan Guru Produktif Kompetensi Guru Produktif Kemampuan guru mengontrol peserta Prakerin Kemampuan guru membimbing peserta Prakerin Kualifikasi pendidikan pembimbing II
Nomor Butir 1,2,3,4
Jumlah 4
7,8,9
5,6
2
13
1
12
1
60
2. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. Process
Product
Kompetensi Pembimbing II Ketersediaan sarana dan prasarana AP 10, 11 Kepemadaian sarana dan prasarana AP Kualitas sarana dan prasarana AP Kemanfaatan sarana dan prassarana AP Biaya Pembekalan 14,15,16,17 Biaya Administrasi Biaya penyusunan program Biaya transportasi pembimbing I (guru) Biaya-biaya lain terkait dengan pelaksanaan program Prakerin
1. Lama pelaksanaan Prakerin 18, 19, 20, 21 2. Tempat pelaksanaan Prakerin yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki 3. Ruang lingkup Prakerin 4. Perlakuan mitra kerja terhadap peserta Prakerin 1. Pengawasan terkait program Prakerin oleh pihak sekolah 2. Pengawasan terkait program Prakerin oleh pihak industri 1. Kesesuaian target volume pekerjaan\ 2. Keterampilan peserta Prakerin dalam melakukan pekerjaan kantor 3. Peningkatan pemahaman area tugas sebagai siswa AP 4. Manfaat hasil kerja bagi perusahaan/ tempat Prakerin 5. Manfaat hasil kerja bagi sekolah 1. Kesesuaian Pemilihan judul dengan bagian pekerjaan di tempat pelaksanaan Prakerin 2. Kejelasan uraian kegiatan pekerjaan kantor yang dilakukan di institusi 3. Kualitas penggunaan bahasa 4. Ketepatan teknik penulisan 5. Kelengkapan pengumpulan data 6. Ketepatan penarikan kesimpulan dan saran 7. Mempresentasikan/ mengadakan sidang laporan Prakerin
2
4
4
22
1
23,24,27, 28, 29
5
25, 26,
2
61
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Guru Produktif Administrasi Perkantoran
Tahap Input
Process
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nomor Butir Indikator Ketersediaan sarana dan prasarana AP 1,2,3 Kepemadaian sarana dan prasarana AP Perlengkapan atau alat peraga AP Lama waktu pelajaran produktif dalam 1 minggu 4,5,6,7,8,9,10, waktu yang disediakan untuk menyampaikan materi 11,12 Pengetahuan mengenai DU/DI Arahan dalam mempersiapkan peserta Prakerin Kesan Program Prakerin Pendapat mengenai bekal Pengetahuan Pendapat mengenai bekal keterampilan Pendapat mengenai bekal sikap Hambatan dalam mengajar pelajaran Produktif
Jumlah 3
9
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Pembimbing I (Guru)
Indikator
Tahap Process
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kehadiran Mengantar peserta Prakerin Memonitoring peserta Prakerin Menjemput peserta Prakerin Hambatan/kesulitan selama Prakerin Intensitas bimbingan Kualitas bimbingan kemampuan memberi solusi Harapan setelah selesai Prakerin Kesan terhadap peningkatan kompetensi peserta Prakerin
Nomor Butir 1,2,3,4,5,6, ,7,8,9,10
Jumlah 10
Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
Indikator
Tahap Process
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kehadiran Pekerjaan yang diberikan kepada peserta Prakerin Pengawasan oleh pembimbing II Manfaat adanya Prakerin Perlakuan mitra kerja kepada peserta Prakerin Hambatan/kesulitan selama Prakerin Intensitas bimbingan
Nomor Butir 1,2,3,4,5,6, ,7,8,9,10
Jumlah 10
62
8. Kualitas bimbingan 9. kemampuan memberi solusi 10. Kesan terhadap kemampuan peserta Prakerin dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi perkantoran
Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara Peserta Prakerin
Tahap Input
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator Materi pembekalan Lama masa pembekalan Pendapat terhadap pembekalan Pendapat mengenai Bekal keterampilan Pendapat mengenai Bekal sikap Pendapat mengenai bekal pengetahuan Manfaat pembekalan Kemanfaatan sarana dan prassarana AP Kesan terhadap sarana dan Prasarana AP
Nomor Butir
Jumlah
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 ,9
9
20
Process
1. Tempat pelaksanaan Prakerin yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki 2. Ruang lingkup Prakerin 3. Perlakuan mitra kerja terhadap peserta Prakerin 4. Jenis pekerjaan yang diberikan selama Prakerin 5. Divisi tempat Prakerin yang relavan 6. Rolling jenis pekerjaan pada saat praktik 7. Hambatan selama Prakerin 8. Monitoring oleh guru pembimbing 9. Pendapat mengenai selama Prakerin 10. Kehadiran Pembimbing I 11. Intensitas bimbingan I 12. kemampuan memberi solusi 13. Kehadiran Pembimbing II 14. Intensitas bimbingan II 15. kemampuan memberi solusi 16. Manfaat bimbingan oleh pembimbing II
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30 , 33
Product
1. Aspek pembuatan laporan Prakerin 2. Hambatan pembuatan laporan Prakerin 3. Keterampilan peserta Prakerin melakukan pekerjaan kantor
28, 29, 31, 32, 34, dalam
5
63
6. Peningkatan pemahaman area tugas sebagai siswa AP Tabel 3.8 Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Prakerin
No
Aspek yang diamati
1
Kesungguhan dalam melakukan pekerjaan
2
Kerjasama sesama anggota kelompok
3
Kerjasama peserta Prakerin dengan pembimbing II (instruktur perusahaan)
4
Kerjasama dengan staf/karyawan lain
5
Ketaataan atau kepatuhan terhadap pembimbing II (instruktur perusahaan)
6
Kehadiran anggota kelompok
7
Pemahaman dalam mengerjakan tugas
8
Kerapihan anggota kelompok dalam melakukan pekerjaan
9
Kerajinan anggota kelompok dalam melakukan pekerjaan
10
Keberhasilan menjalankan tugas
11
Tanggung jawab anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan
12
Kedisplinan anggota kelompok
13
Kejujuran anggota kelompok terhadap pimpinan
14
Keterampilan anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan
15
Tingkat pengetahuan anggota kelompok terhadap pekerjaan yang diberikan
16
Inisiatif anggota kelompok Tabel 3.9 Kisi-kisi Angket Kinerja Pembimbing II
Aspek yang diamati
No 1
Pembimbing II memberikan pengarahan
tentang apa yang harus dilakukan selama
melaksanakan praktik
2
Kesungguhan pembimbing II dalam membimbing
3
Kerjasama pembimbing II dengan anggota kelompok
4
Pembimbing II Memberikan pekerjaan sesuai dengan jurusan anda
5
Pembimbing II rajin dalam membimbing kelompok anda
6
Solusi yang diberikan pembimbing II apabila ada kendala yang anda hadapi
64
7
Pembimbing II Bersikap ramah terhadap anggota kelompok
8
Tanggung jawab pembimbing II terhadap peserta Prakerin
9
Pembimbing II Memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok
10
Memantau perkembangan peserta praktik
11
Memberikan masukan/saran terhadap kelompok anda Tabel 3.10 Kisi-kisi Angket Kinerja Pembimbing I (Guru)
No
Aspek yang diamati
1
Kesungguhan pembimbing I dalam membimbing kelompok anda
2
Kerjasama pembimbing I dengan anggota kelompok anda
3
Memberikan pengarahan oleh pembimbing I mengenai pelaksanaan praktik yang baik.
4
Menganjurkan peserta untuk bertanya kepada instruktur apabila ada hal yang tidak bisa dilakukan
5
Memotivasi kelompok anda untuk giat bekerja selama praktik
6
Kerajinan dalam membimbing kelompok anda
7
Memberikan solusi apabila ada kendala yang anda hadapi
8
Menanyakan mengenai kegiatan yang dilakukan di tempat Prakerin
9
Pembimbing I Bersikap ramah terhadap anggota kelompok
10
Pembimbing I bertanggung jawab terhadap peserta praktik
11
Pembimbing I Memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok
12
Pembimbing I Memantau perkembangan peserta praktik
13
Pembimbing I memberikan arahan terkait pembuatan laporan karya tulis
14
Memberikan masukan/saran terhadap kelompok anda
G. Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dimaksudkan untuk mengecek ulang antara data yag diperoleh melalui studi dokumen, wawancara, penyebaran angket untuk mendapatkan data pendukung dan observasi. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan
65
data dari sumber yang sama.87 Adapun tujuan triangulasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
H. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yang diproses dari kegiatan wawancara, penyebaran angket untuk mendapatkan data pendukung, pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data yang telah terkumpul, dianalisis, diinterpretasikan/ditafsirkan dan disimpulkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, logis dan sesuai dengan penelitian yang dibahas. Selanjutnya data yang telah diperoleh melalui wawancara, studi dokumen, dan observasi akan dianalisa melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Scoring Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir jawaban yang dipilih. Scoring digunakan untuk mengolah data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut: Tabel. 3.11 Scoring
87
Nilai
Keterangan
5
Sangat Baik/ yang Setara
4
Baik/ yang Setara
3
Cukup Baik/ yang Setara
2
Kurang Baik/ yang Setara
1
Tidak Baik/ yang Setara
Sugiono, op. cit., h. 330
66
2. Data Reduction (Reduksi Data), yakni merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.88 Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam mengenai hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya jika sewaktuwaktu diperlukan. 3. Data Display (Penyajian Data), dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.89 Melalui penyajian data tersebut, akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut sehingga peneliti dapat menguasai data yang diperoleh. 4. Conclusion Drawing/Verification (Verifikasi) merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
90
Untuk membantu temuan baru dilakukan
dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih sehingga memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk membantu menarik kesimpulan dan mendukung tercapainya tujuan penelitian.
88 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 338 89 Ibid., h. 341 90 Ibid., h. 345
BAB IV HASIL EVALUASI
A. Gambaran Umum SMK Sumpah Pemuda 1. Profil Sekolah SMK Sumpah Pemuda merupakan sekolah yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al-Mujahidin Joglo dan beralamat di Jalan Joglo Raya No.36 Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Yayasan Pendidikan Islam Al-Mujahidin berdiri pada tanggal 16 Juli 1979 yang didirikan oleh KH. Drs.Ma’mun HK.M.Pd. Yayasan ini bergerak di bidang Pendidikan, Keagamaan dan Sosial Masyarakat. Dalam bidang pendidikan yayasan mendirikan satuan-satuan pendidikan dari taman-taman kanak hingga sekolah lanjutan atas. Dalam bidang keagamaan yayasan juga menyelenggarakan majlis taklim untuk (kaum bapak, ibu dan remaja), bimbingan haji dan umroh, mendirikan sarana ibadah seperti masjid,musholla dan menyelenggarakan peringatan hari-hari besar Islam. Dalam bidang sosial masyarakat yayasan juga mendirikan rumah singgah dan panti asuhan dengan kegiatannya menampung anak-anak jalanan, yatim piatu, duafa dan jompo serta santunan-santunan. Pada tahun 1979 didirikan madrasah ibtidaiyah Al-Mujahidin, menyusul kemudian didirikan SMP Sumpah Pemuda pada tahun 1984. Tuntutan masyarakat sekitar sekolah yang menghendaki adanya sekolah kejuruan, sehingga tahun 1993 yayasan membuka Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Sumpah Pemuda atau disebut Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah ini sudah terakreditasi A, dengan kepala sekolah saat ini bernama Marali, S.Ip., M.Pd.I. Sekolah ini memiliki 3 Program Keahlian yaittu Akuntasi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. Yayasan ini membuka program keahlian tersebut dikarenakan melihat peluang pekerjaan dan disesuaikan dengan kebutuhan kerja.
67
68
Setiap tahun SMK Sumpah Pemuda mengalami perkembangan yang cukup maju, dari segi peminat peserta didiknya, setiap tahunnya selalu mengalami penambahan murid, karena di sekolah ini tidak memungut biaya gedung sebagaimana mestinya di sekolah swasta yang lainnya yang memakai biaya gedung. Hanya saja sekolah ini hanya memungut biaya untuk seragam sehingga untuk ekonomi menengah ke bawah dapat terjangkau, selain itu sekolah ini juga mempunyai lokasi yang strategis, mudah dijangkau dari bisbis kota. Faktor tersebut berdampak pada jumlah siswa yang menjadi bertambah, sehingga banyak masyarakat/orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Saat ini tahun ajaran 2016/2017 jumlah keseluruhan peserta didik pada program keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran berjumlah 1259 peserta didik. Dengan jumlah 325 peserta didik untuk program keahlian Akuntansi, 555 untuk jumlah peserta didik program keahlian administrasi perkantoran dan 379 untuk jumlah peserta didik program keahlian pemasaran. Ditinjau dari segi fasilitas yang tersedia cukup memadai untuk kebutuhan belajar mengajar, bahkan selalu ada penambahan fasilitas setiap tahunnya misalnya pada tahun 2015 sudah ada GOR yang digunakan untuk tempat olahraga atau acara-acara tertentu dan pada tahun 2016 setiap lantai terpasang CCTV, penambahan komputer di ruang laboratorium, penambahan kelas sebanyak 4 kelas. Hanya saja ada beberapa fasilitas yang kurang menunjang kegiatan belajar mengajar yaitu belum terdapat ruang praktikum untuk masingmasing program keahlian dan belum mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian dan minimnya kesadaran pihak sekolah maupun bagi siswanya terhadap perawatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selanjutnya ditinjau dari segi SDM mengalami perkembangan yaitu guruguru yang mengajar sebagian besar sudah memiliki latar pendidikan S2. Walaupun masih terdapat ada beberapa guru yang mengajar dengan latar pendidikan secukupnya. Ditinjau dari segi prestasi, SMK Sumpah pemuda memang sudah terakreditasi A tetapi minim dalam prestasi akademiknya,
69
karena sulitnya saingan-saingan dengan SMK swasta yang jauh lebih bagus, belum ada prestasi yang unggul dalam hal akademik. Akan tetapi sekolah ini mempunyai pretasi nonformal antara lain pernah menjurai lomba Anggar se DKI dan se Tanggerang. Adapun ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah ini ada 8 eskstrakurikuler yaitu Anggar, saman, paskibra, beksi, drumband, hadroh, marawis, qosidah, futsal, dan rohis. Semua ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah ada penambahan peminat untuk setiap ekstrakurikulernya. Dengan demikian SMK Sumpah Pemuda yang telah terakreditasi A, yang mempunyai sarana prasarana yang cukup memadai, guru-guru yang berkuliatas,
memungkinkan
bagi
sekolah
ini
untuk
melaksanakan
pembelajaran secara optimal sehingga kompetensi yang diharapkan dapat dicapai secara baik.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMK Sumpah Pemuda a. Visi SMK Sumpah Pemuda memiliki visi yaitu “Menjadikan SMK yang berkualitas, unggul berdasarkan IMTAQ dan IPTEK serta menghasilkan tamatan yang mampu bersaing ditingkat nasional dan regional”. Visi ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa misi yang ada di SMK Sumpah Pemuda yaitu: b. Misi Adapun misi SMK Sumpah Pemuda yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Meningkatkan kualitas organisasi dan manajemen sekolah dalam menumbuhkan keunggulan semangat berkompetensi secara sehat Meningkatkan kualitas KBM dalam mencapai kompetensi siswa yang berstandar nasional Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam mewujudkan standar pelayanan minimal Meningkatkan kualitas pembinaan peserta didik dalam mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEK Meningkatkan kemitraan dengan DU/DI sesuai prinsip simbiosis mutualisme
70
7.
Meningkatkan kualitas pengelolaan unit produksi tiap-tiap program keahlian untuk menunjang kualitas tertentu. 8. Memberdayakan lingkungan sekolah untuk mewujudkan wawasan wiyata mandala.91 Dari 8 misi yang ada di sekolah, ada beberapa misi yang berkaitan dengan pelaksanaan Prakerin yaitu poin nomor 2, 3, 5, 6, 7. Misi ini tidak akan dapat terwujud jika tidak didukung oleh kualitas KBM, guru yang berkompeten di dalam bidangnya, kerjasama yang baik dengan DU/DI. Apalagi peserta didik yang diajarkan nantinya akan melaksanakan Prakerin dan akan berintreraksi langsung dengan para pekerja di perusahaan. Maka harus ada peningkatan lagi untuk mencapai KBM yang berkualitas harus dibarengi dengan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti seharusnya terdapat ruang praktikum masing-masing jurusan sebagaimana SMK swasta lainnya. Kemudian guru yang mengajar sesuai dengan latar pendidikan, dan adanya dukungan serta kerjasama yang baik antara sekolah dengan DU/DI yang dijadikan sebagai tempat Prakerin sehingga sekolah mampu menghasilkan peserta didik yang produktif dan siap bersaing. c. Tujuan SMK Sumpah Pemuda Adapun tujuan SMK Sumpah pemuda yaitu: 1. Membiasakan peseta didik beramal dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari 2. Menyiapkan peserta didik agar menjadi tamatan yang memiliki produktivitas, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi program keahliannya. 3. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet, gigih serta jujur dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang dimiliknya. 4. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5. Membekali peserta didik dan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.92
91 92
Dokumen SMK Sumpah Pemuda, tidak dipublikasikan. Dokumen SMK Sumpah Pemuda, tidak dipublikasikan
71
Tujuan sekolah ini kemudian dijabarkan pada masing-masing tujuan program keahliannya. Adapun tujuan administrasi perkantoran tertentu, yaitu: a. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat kepada relasi masyarakat. b. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. c. Menjalin kerja sama yang erat dan saling menguntungkan dengan DU/DI untuk melaksanakan Prakerin siswa guna meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap siswa. d. Meningkatkan kecerdasan yang bermartabat didasari azas kecakapan hidup dibidang bisnis dan manajemen. e. Menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dibidang bisnis dan manajemen untuk siap bersaing baik untuk hidup mandiri maupun melanjutkan pendidikan lebih tinggi. f. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk tugas pokok lembaga. g. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten sesuai dengan kompetensi keahliannya.93 Dapat dilihat pada tujuan sekolah yang selaras dengan tujuan progrm keahlian administrasi perkantoran antara lain poin 2,4, dan 5. Di mana pihak sekolah berusaha untuk menghasilkan siswa yang produktif tingkat menengah yang harus dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik. Tujuan sekolah tidak dapat tercapai apabila tujuan program keahlian tidak terpenuhi, maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif, dan dibekali dengan keterampilan-keterampilan peserta didik terkait dengan administrasi perkantoran. 3. Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana dan Prasarana yang dimiliki SMK Sumpah Pemuda dalam menunjang pelaksanaan Prakerin meliputi ruang kelas, ruang guru, ruang lab.komputer,masjid,kantin, lapangan olahraga, perpustakaan. Dari keterangan tersebut dapat di katakan bahwa sarana dan prasarana sekolah belum memadai 93
Dokumen Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sumpah Pemuda
72
karena belum terdapat beberapa ruang praktikum, ada beberapa alat-alat perkantoran yang belum disediakan dari sekolah yang dipergunakan untuk mengasah keterampilan peserta didik sehingga peserta didik belum mencapai kompetensi yang diharapkan dan kurang terampil dalam melaksanakan Prakerin pada administrasi perkantoran.
4. Data Guru SMK Sumpah Pemuda Berhubung
penelitian
yang
dilakukan
pada
Program
Keahlian
Admininistrasi Perkantoran, maka berikut ini akan dijabarkan data guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran pada tahun 2016/2017.94 Tabel 4.1 Data Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran No
Mata pelajaran yang diajarkan
1
Marali, S.IP., MPd.I.
Bahasa Indonesia
2
Agus Sutanto, S.Pd, MM.
MPK Mengelola Dokumen Administrasi Umum
3
H. Abd. Hasan,M.Pd
PAI
Riwi Indarti,M.Pd.I
MYOB Mengelola Dana Kas Kecil Pengantar Akuntansi
Irfan Dadi,M.Pd.I
Apl. Presentasi Penggandaan Dokumen Adm. Di tempat Kerja
6
Ikhwan Setiawan,M.Pd
KKPI Perangkat Lunak IPS
7
Hamiah,M.Pd
Matematika
8
Drs. Muhammad Ali, M.Pd.I
PKN Sejarah Indonesia IPS
9
Lika Testin I, S.Pd
IPS Ekonomi Bisnis
10
Hj.Amanah,S.Pd.I.
Iqro’
4
5
94
Nama
Dokumen Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran.
73
11
Adih, S.Pd
BK
12
Ma’mun S.Pd
Mengelola Dana Kas Kecil MLHPP
13
Masan, S.Pd.I
Korespondensi
14
Sri Rahayu, A.Md
Kewirausahaan
15
Elly Asriani, M.Pd
PKN
16
Indriani, S.T, M.Pd
IPA
17
Nurfiani Sri H, S.Pd
Kewirausahaan
18
Abd. Aziz, S.Pd
Bahasa Inggris
19
Ade Rosita, S.Pd
Bahasa Inggris
20
Isnaini, S.Ag
PAI Aqidah Akhlak Iqro
21
H. Khairul Anwar, SE
KKPI
22
Dwi Sundari, SE
Proses Perjalanan Bisnis Perencanaan Bisnis
23
Warsiyah, S.Sos
IPS PKN
24
Abdillah, S.Pd.I.
Iqro Aqidah Akhlak
25
Rudi Rudiman, S.Pd
Penjasorkes
26
Ardian Purnama R, S.Pd.I.
PAI Aqidah Akhlak
27
Ary Nuryastuti, SE
Kas Kecil/Bank MLHPP Meng. Dana kas kecil MPBJ Pengantar Akuntansi
28
Dita Yulianti, S.Pd
Matematika
29
Tatik Hikmawati, S.Pd
Mem. Perjalanan Bisnis Kearsipan
30
Syamsudin, S.Th.I
PAI Akidah akhlak
31
Mulyadi, S.Pd.I
PAI Akidah Akhlak
32
Abd.Hakim, S.Pd
Sejarah Indonesia
33
Opi Suryadi, S.Pd
Penjasorkes
Ella Somad, S.Pd
Kearsipan IPS Mengolah Data
34
74
35
Reniwati, S,Pd
Membuat Dokumen Kearsipan
36
Kumiyati, S.Pd
Kewirausahaan
37
Evi Ruriati Ningsih, S.Pd
Bahasa Inggris
38
Nurcholis, S.Pd
IPA
39
Ana Kurfiah, S.Pd
Seni Budaya
40
Selvi Aryanti, S.Pd
Bahasa indonesia Seni budaya
41
Chairrunisa, S.Pd
Kewirausahaan Marketing Otomatisasi Perkantoran
42
Mohamad Rosih, S.Pd.I
PAI Otomatisasi Perkantoran
43
Arwani Julianti, S.Pd
Bahasa indonesia Seni budaya Kearsipan
44
Drs. Sjahnawita
Men.Surat/Dokumen Kantor Membuka Usaha eceran
45
Deden Permadi
Simulasi Digital
Dilihat dari gelar sarjananya umumnya mereka adalah sarjana pendidikan, sehingga sangat memungkinkan mereka mampu membina serta mengantarkan peserta didik mencapai tujuan atau mencapai kompetensi mata pelajaran yang diharapkan. Sedangkan dari pembagian tugas mengajar sangat memungkinkan relavan dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh, walaupun masih ada pembagian tugas mengajar yang tidak relavan dengan latar pendidikan yang ditempuh tetapi tidak memungkinkan bagi guru untuk mengoptimalkan pembelajaran di kelas. B. Deskripsi dan Analisa Data Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti melalui wawancara, observasi, penyebaran angket dan studi dokumentasi maka peneliti mencoba untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang dipaparkan berdasarkan pilihan model evaluasi program yang dipilih yaitu Contect, Input, Process dan Product.
75
1. Analisis Context (Konteks) a. Aspek Legalitas Formal Program Prakerin Suatu program yang dilaksanakan tentunya mengacu pada landasan formal. Begitupun dengan program Prakerin yang ada di SMK Sumpah Pemuda mengacu pada landasan formal yang mengikuti kebijakan pemerintah yaitu Permendikbud No. 60 Tahun 2014 dan Permendikbud No.53 Tahun 2015. 95 Secara aspek legalitas formal, perencanaan program Prakerin sekolah ini mengacu pada UU No.2 Thn 2003 tentang Sisdiknas, Permendikbud No.60 tahun 2014 yang membahas mengenai kurikulum SMK, sedangkan Permendikbud No. 53 tahun 2015 membahas tentang penilaian hasil belajar yang meliputi konsep, teknik dan prosedur penilaian, baik penilaian sikap, penilaian pengetahuan maupun penilaian keterampilan serta Peraturan Prakerin termuat dalam keputusan menteri pendidikan
dan
kebudayaan
RI
Nomor
323/U/1997
tentang
penyelenggaraan pendidikan sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan. Dengan demikian sekolah memiliki dokumen tentang dasar hukum progam Prakerin yang telah tertuang secara umum dalam kurikulum KTSP SMK, maka selama ini pelaksanaan Prakerin sudah memahami hakekat tujuan dan manfaat Prakerin, yang pada akhirnya akan memudahkan bagi sekolah untuk mengukur keberhasilan program Prakerin. b. Latar Belakang Program Prakerin Menurut kepala sekolah, yang melatarbelakangi adanya program Prakerin karena merasa apa yang diperoleh dari sekolah belum cukup sebagai bekal siswa untuk terampil dalam bekerja, peserta didik harus melakukan praktik secara nyata, sehingga mereka perlu diperkenalkan dengan dunia kerja. Program Prakerin ini juga berkaitan dengan link and match, saling berkaitan antara sekolah sebagai pendidikan formal dengan Hasil wawancara dengan Mar’ali, S.IP., MPd.I. selaku kepala sekolah, Tanggal 17 Januari 2017 di Ruang Kepala Sekolah. 95
76
dunia usaha/dunia industri sebagai tempat mereka untuk bekerja, jadi minimal peserta didik itu sudah tahu gambaran mengenai dunia kerja. Maka lahirlah sebuah program Prakerin. 96 Penjelasan
tentang
latar
belakang
penyelenggaraan
yang
disampaikan oleh kepala sekolah sudah sesuai dengan filosofi dan paradigma Prakerin. Hanya saja sekolah tidak menuangkan latar belakang tersebut ke dalam buku panduan pelaksanaan Prakerin yang dimiliki siswa. Padahal latar belakang program Prakerin ini menjadi bagian yang harus ditulis dalam membuat laporan Prakerin dan juga dibutuhkan untuk siswa sebagai referensinya. Hal ini akan berakibat minimnya pemahaman siswa tentang paradigma dan landasan filosofis Prakerin. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan peserta Prakerin yang mengatakan bahwa mereka hanya melakukan apa yang diperintahkan sekolah tanpa memahami alasan dan tujuan mengikuti Prakerin. Oleh karena itu, perlu bagi sekolah untuk menuangkan hakekat, latar belakang Prakerin ke dalam buku panduan yang dibagikan kepada siswa. c. Tujuan Program Prakerin Perumusan tujuan program Prakerin di sekolah ini mengikuti kebijakan pemerintah dan mengacu kepada undang-undang sistem pendidikan nasional, yaitu menciptakan atau membentuk manusia yang seutuhnya, salah satunya dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau kegiatan belajar mengajar di luar kelas. Sedangkan tujuan program Prakerin yang mengacu pada tujuan sekolah, jika dikaitkan dengan tujuan sekolah dapat mengembangkan bakat dan kemampuan anak, meningkatkan kompetensi yang sesuai dengan bidang program keahliannya. Misalnya pada program keahlian Administrasi Perkantoran, pada pelaksanaan Prakerin mereka di tempatkan sesuai dengan keahliannya misalnya di bidang persuratan atau kesekretariatan. Tujuan
96
Ibid.
77
program Prakerin yang sudah dibuat ini rata-rata mereka mampu, bertambah pengetahuan, wawasan, keterampilan, sikap mereka di dalam dunia kerja. 97 Tujuan program Prakerin yang dibuat tentu saja berkesinambungan dalam menyusun kompetensi program Prakerin. Dalam hal ini Pihak sekolah belum melibatkan pihak Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) karena kesulitan dalam mendorong pihak DU/DI untuk terlibat dalam penyusunan kompetensi program Prakerin. Hal ini disebabkan pihak DU/DI sendiri disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Pihak DU/DI hanya memberikan masukan/saran terkait dengan penyusunan kompetensi program Prakerin. Berdasarkan aspek tujuan program Prakerin yang telah dipaparkan, konsep tujuan program Prakerin sudah mengacu pada undang-undang sistem pendidikan nasional dan mengacu pada tujuan sekolah. Penjelasan tersebut sudah sesuai antara tujuan program Prakerin dengan kebutuhan peserta didik dalam memenuhi tuntutan dunia kerja. Tujuan program Prakerin pun sudah dituangkan ke dalam dokumen tertulis. Akan tetapi sekolah tidak menjabarkan tujuan program Prakerin ke dalam buku panduan pelaksanaan Prakerin. Seharusnya sekolah menjabarkan tujuan Prakerin ke dalam buku panduan agar warga sekolah pun dapat mengetahui dan memahami tujuan program Prakerin.
97
Ibid.
78
d. MOU (Naskah Kerjasama) Untuk melaksanakan program Prakerin dibutuhkan kerjasama permanen antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI . Untuk jurusan AP kerjasama yang selama ini sudah terjalin adalah dengan CV.Andika Prestasi bergerak di bidang jasa yaitu konsultasi bisnis dan pengembangan SDM. CV.Andika Prestasi yang bergerak dibidang jasa ini dapat dikatakan relavan dalam memberikan kesempatan pelatihan yang diberikan kepada peserta didik jurusan AP. Apalagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pasti setiap harinya selalu berkomunikasi dengan pihak luar, selalu melakukan kegiatan administrsi sehingga dapat membantu meningkatkan kompetensi keahlian pada jurusan AP di SMK Sumpah pemuda. Walaupuan selama ini Prakerin sudah dilaksanakan tetapi tidak ada bukti MOU dengan pihak DU/DI yang ada hanya naskah kerjasama dengan CV Andika Prestasi dan hal itu pun hanya sebagai penguji pihak luar untuk kelas XII dalam melaksanakan uji kompetensi keahlian. (Dokumen MOU Terlampir). Jadi, Selama ini teknis penentuan tempat Prakerin diserahkan sepenuhnya kepada siswa sehingga pemilihan tempat Prakerin tersebut tidak berkelanjutan setiap tahunnya tergantung upaya dan usaha siswa. e. Profil Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda dibuka pada tahun 1993. Kompetensi keahlian ini berakreditasi A. Hasil wawancara dengan Irfan Dadi,M.Pd (Selaku Ketua Program Administrasi Perkantoran) mengatakan bahwa yang melatarbelakangi adanya kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda karena melihat peluang di setiap dunia usaha atau dunia industri yang selalu dibutuhkan, misalnya setiap perusahaan selalu melakukan surat menyurat setiap harinya untuk menyampaikan pesan tertulis dengan perusahaan
lain,
mengarsipkan
surat-surat
yang
sudah
lama,
79
menggunakan alat-alat kantor dengan baik. Apalagi saat ini kemungkinan
besar
di
setiap
perusahaan
memerlukan
tenaga
administrasi. Maka dari itulah SMK Sumpah Pemuda mengadakan Jurusan Administrasi Perkantoran. 98 Setiap jurusan idealnya memiliki visi dan misi tersendiri sebagai penciri tiap jurusan. Hasil wawancara dengan Irfan Dadi (selaku Ketua Program Administrasi Perkantoran) memaparkan bahwa jurusan administrasi perkantoran tidak memiliki visi misi tersendiri namun mengikuti visi misi sekolah, dari visi misi sekolah tersebut dirumuskan tujuan program Adminisrasi perkantoran,99 yaitu: a.
b. c.
d. e.
f.
g.
Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat kepada relasi masyarakat. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Menjalin kerja sama yang erat dan saling menguntungkan dengan DU/DI untuk melaksanakan Prakerin siswa guna meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap siswa. Meningkatkan kecerdasan yang bermartabat didasari azas kecakapan hidup dibidang bisnis dan manajemen. Menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dibidang bisnis dan manajemen untuk siap bersaing baik untuk hidup mandiri maupun melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk tugas pokok lembaga. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten sesuai dengan kompetensi keahliannya.100 Pada aspek profil administrasi perkantoran, dilihat dari rumusan
yang telah diuraikan di atas sudah jelas. Namun, seharusnya memiliki dokumen mengenai latar belakang dan tahun berdirinya program keahlian administasi perkantoran dan memiliki visi misi tersendiri yang dituangkan
98 Hasil wawancara dengan Irfan Dadi, Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran, pada tanggal 23 Januari 2017 di sekolah. 99 Ibid. 100 Dokumen kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sumpah Pemuda.
80
dalam bentuk tulisan sehingga memudahkan bagi program keahlian administrasi perkantoran untuk merumuskan kompentensi yang diharapkan. Berdasarkan analisis pada setiap aspek, maka secara keseluruhan pada bagian konteks program Prakerin yang diselenggarakan SMK Sumpah pemuda sudah terencana secara baik. Hal ini karena mempunyai dokumen tentang dasar hukum progam Prakerin, memiliki
dokumen tertulis
mengenai latar belakang program Prakerin, memiliki dokumen tujuan program Prakerin, dan memiliki dokumen profil kompetensi keahlian administrasi perkantoran. Hanya saja tidak ada MOU (naskah kerjasama) antara pihak Sekolah dengan DU/DI terkait penyaluran peserta didik dalam rangka penyelenggaraan Prakerin.
2. Analisis Input (Masukan) a. Persiapan Program Prakerin Tahap yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mempersiapkan penyelenggarakan program Prakerin yaitu tahap penyusunan program Prakerin dan tahap prosedur pelaksanaan program Prakerin. Adapun tahap penyusunan program Prakerin yaitu: 1. Pembentukan panitia Prakerin yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala program keahlian serta humas sekolah. Sedangkan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Prakerin yaitu Peserta didik kelas XI, staff tata usaha, guru pembimbing Prakerin, orang tua siswa dan masyarakat (DU/DI). 2. Menentukan jenis model penyelenggaraan Prakerin yaitu Days Release. Waktu pelaksanaan Prakerin dilaksanakan 5 hari yaitu pada hari Senin - Jum’at di tempat Prakerin dan 1 hari yaitu pada hari Sabtu di sekolah. 3. Menentukan waktu pelaksanaan Prakerin dengan cara melihat kalender pendidikan, dan disesuaikan dengan bulan-bulan yang pada saat itu tidak melakukan ulangan harian atau ujian sekolah seperti bulan Januari-Februari, serta tidak menganggu guru-guru yang bertugas sebagai guru pembimbing Prakerin. 4. Sosialisasi terkait pelaksanaan Prakerin 5. Membuat kelompok yang terdiri 1 kelompok maksimal 5 orang, kemudian diserahkan kepada walikelas
81
6. Rapat dengan guru-guru terkait dengan penentuan guru pembimbing dan pemberitahuan mengenai tugas dan fungsi guru pembimbing, 7. Materi pembekalan yang disampaikan oleh pihak sekolah 8. Tata cara terkait mencari tempat Prakerin 9. Pemberitahuan terkait laporan karya tulis sebagai bentuk pertanggung jawab setelah melaksanakan Prakerin.101 Selain panitia yang telah dibentuk, para guru juga dilibatkan dalam menyusun program Prakerin dan sekaligus menjadi pembimbing. Para guru yang ditunjuk sebagai pembimbing biasanya mengikuti agenda rapat panitia Prakerin. Adapun prosedur persiapan dan pelaksanaan Prakerin yaitu: a. Pembentukan kelompok Prakerin oleh wali kelas b. Penggandaan dan penyerahan nama-nama kelompok Prakerin kepada masing-masing ketua program keahlian c. Penyerahan perangkat Prakerin kepada ketua masing-masing kelompok Prakerin. d. Penyerahan biodata kelompok Prakerin, data Pribadi, dan surat pernyataan kepada ketua program keahlian masing-masing sebelum melaksnakan Prakerin. e. Pengajuan surat permohonan Prakerin ke DU/DI f. Meminta surat balasan dari DU/DI jika pengajuan Prakerin ke DU/DI tersebut diterima kemudian di fotocopy 2 lembar untuk diserahkan kepada ketua program keahlian, pembimbing dan sebagai arsip siswa, g. Pembuatan surat tugas untuk pembimbing oleh ketua program keahlian setelah menerima surat balasan Prakerin dari DU/DI h. Penyerahan surat tugas kepada pembimbing masing-masing oleh ketua kelompok Prakerin i. Pelaksanaan tugas oleh pembimbing masing-masing kelompok Prakerin mulai dari mngantar, memonitoring, dan perpisahan Prakerin. j. Penyerahan biodata keolompok Prakerin, data probadi siswa, surat pernyataan siwa, blanko, daftar hadir, daftar nilai, pengamatan pelaksanaan Prakerin k. Permohonan blanko sertifikat Prakerin dan cinderamata oleh ketua kelompok, 1 minggu sebelum masa Prakerin berakhir l. Pemberitahuan ketua kelompok kepada pembimbing masingmasing 3 hari sebelum masa Prakerin berakhir agar pembimbing dapat hadir pada acara perpisahan
101
Hasil wawancara dengan Mar’ali selaku kepala sekolah. op. cit.
82
m. Penyerahan nilai Prakerin dan sertifikat Prakerin kepada ketua program keahlian masing-masing jika Prakerin telah selesai dilakukan n. Konsultasi penyusunan karrya tulis kepada pembimbing masingmasing sampai dengan pengesahan oleh pembimbing dari sekolah, pembimbing dari DU/DI dan kepala sekolah o. Penyerahan karya tulis kepada ketua program keahlian masingmasing.102 Sebelum pelaksanaan Prakerin dilaksanakan, pihak sekolah memiliki persyaratan yang harus dipenuhi bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin yaitu harus ada di kelas sebelas, terdaftar sebagai peserta didik SMK Sumpah Pemuda, berperilaku baik, berpenampilan menarik, harus dapat menjaga nama baik sekolah, nama baik keluarga, mempunyai fisik yang baik, seandainya ada peserta Prakerin yang mempunyai fisik yang cacat, pihak sekolah mengharuskan peserta didik untuk melaksanakan Prakerin di perpustakaan atau di tata usaha sekolah.103 Pada aspek persiapan program Prakerin sudah dikatakan cukup baik, karena pada tahap penyusunan program kerja jelas dan rinci, sehingga dapat dipahami tetapi tahap penyusunan program Prakerin saya dapatkan dari hasil mewawancarai kepala sekolah, sekolah tidak mempunyai bukti tertulis mengenai tahap tersebut. Hal ini mengakibatkan panitia penyelenggaraan Prakerin serta pihak yang terlibat hanya menunggu arahan dari kepala sekolah dan tahap tersebut bisa saja tidak berurutan dan tidak sistematis. Apalagi, tahap penyusunan program Prakerin sebagai bagian integral dari program pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan pihak DU/DI dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi tersebut. hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaanya, penempatan peserta didik dapat tepat sasaran sesuai dengan kompetensi yang akan dipelajari. Namun, sekolah mempunyai prosedur pelaksanaan Prakerin yang sudah disusun secara rinci, jelas dan terdapat dokumen prosedur pelaksanaan 102 103
Dokumen SMK Sumpah Pemuda tahun 2017. Hasil wawancara dengan Mar’ali selaku kepala sekolah, op.cit.
83
Prakerin. Akan tetapi, prosedur pelaksanaan Prakerin hanya dimiliki oleh kepala program keahlian masing-masing dan prosedur pelaksanaan Prakerin tidak dimasukkan ke dalam buku panduan pelaksanaan Prakerin, sehingga
menyulitkan
bagi
peserta
untuk
memahami
prosedur
pelaksanaan Prakerin secara keseluruhan. b. Pembekalan Waktu
pelaksanaan
pembekalan
dilaksanakan
pada
bulan
Desember, tetapi 2 bulan sebelum pelaksanaan Prakerin kepala program administrasi perkantoran dan guru-guru produktif AP sudah memberikan gambaran mengenai Prakerin yang dilakukan dengan memberi infornasi terkait Prakerin pada saat waktu pelajaran. Tujuan adanya pembekalan agar mereka mengetahui pekerjaan yang harus dikerjakan pada pelaksanaan Prakerin, memberi bekal berupa pengetahuan,
keterampilan
dan
sikap
kepada
peserta
Prakerin,
menginformasikan pentingnya Prakerin, mengetahui manfaat pelaksanaan Prakerin serta pengarahan mengenai peraturan yang harus dipatuhi di tempat Prakerin dan menginformasikan bahwa Prakerin ini menjadi persyaratan untuk mengikuti kegiatan ujian sekolah/ujian nasional 104 Hasil wawancara dengan kepala sekolah, mengatakan jumlah peserta dalam satu kali pembekalan yaitu 1 rombongan belajar kelas IX jurusan administrasi perkantoran dan biasa dilakukan di aula, atau di lapangan. Informasi yang disampaikan oleh kepala sekolah berbeda dengan informasi yang saya wawancarai dengan ketua program keahlian dan siswa yang mengatakan bahwa pembekalan dilakukan di kelas masing-masing. Mungkin yang dimaksud kepala sekolah adalah rencana untuk pembekalan yang akan datang. Kegiatan ini dilaksanakan antara 6090 menit yang berisi pembekalan teknis, dan sikap dalam bekerja. Kepala sekolah menyatakan bahwa materi yang disampaikan pada saat pembekalan berkaitan dengan agenda kegiatan siswa yang harus
104
Ibid.
84
ditulis selama Prakerin, pekerjaan yang harus dilakukan peserta, dan pemberitahuan tentang peraturan-peraturan yang ada di DU/DI.105 Adapun pihak yang mengisi pembekalan tersebut hanya dari internal sekolah. Pembekalan
berupa
pengetahuan
terkait
dengan
pekerjaan
administrasi perkantoran didapatkan dari pelajaran-pelajaran produktif AP yang dijelaskan oleh guru di sekolah. Hasil wawancara dengan peserta Prakerin mengatakan bahwa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran yang diperoleh belum cukup memadai, artinya belum dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa secara konteks. Mereka hanya memahami secara umum tentang menggunakan peralatan kantor, mengelola kearsipan, menyortir surat, menulis agenda surat masuk dan agenda surat keluar, menggandakan dokumen. 106 Selanjutnya hasil wawancara dengan peserta Prakerin terkait dengan pembekalan berupa keterampilan terkait dengan pekerjaan perkantoran yang didapatkan dari pratik atau stimulus yang diberikan oleh guru produktif AP sudah memadai atau bekal keterampilan dapat dicerna dengan baik. Adapun bekal keterampilan yang didapatkan yaitu menggunakan microsft word, microsoft excel, power point, cara mengirim email, menyortir surat, cara mengarsip surat, cara membuat agenda surat masuk dan surat keliuar, kartu tunjuk silang, kartu indeks, lembar disposisi dan membuat buku ekspedisi. Pembekalan aspek sikap diperoleh dari sekolah terkait dengan tata krama di tempat melaksanakan Prakerin sudah sangat bagus dalam menyampaikannya. Pembekalan sikap tersebut mengenai kedisiplinan, kerapihan, sopan santun, larangan mencuri milik barang orang lain, sholat, menjaga nama baik sekolah, mematuhi peraturan di tempat Prakerin.
105
Ibid. Hasil wawancara dengan peserta Prakerin, pada tanggal 19 Januari 2017, di Tempat Prakerin. 106
85
Kegiatan pembekalan ini tidak menjadi prasayarat bagi peserta Prakerin sehingga jika ada mereka yang tidak mengikuti pembekalan maka tidak mendapat sanksi apapun. Seharusnya pembekalan menjadi syarat mutlak, yang wajib diikuti oleh setiap calon peserta Prakerin, sehingga apabila ada yang tidak mengikuti maka tidak bisa lanjut mengikuti Prakerin. Karena pembekalan ini sangat penting bagi calon peserta Prakerin, terutama untuk memberi wawasan pekerjaan, sikap dalam bekerja dan gambaran umum mengenai dunia kerja. Berdasarkan deskripsi dan analisis tentang aspek pembekalan maka dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh sekolah belum optimal, karena selain durasi waktu yang terbatas juga pembekalan tidak menjadi prasayarat padahal kegiatan ini sangat penting bagi calon peserta Prakerin. Selain itu hanya diisi oleh pihak internal sekolah sedangkan pihak DU/DI yang ditunjuk sebagai tempat Prakerin tidak dilibatkan sehingga peserta prakerin belum mempunyai gambaran utuh tentang beban pekerjaan yang dilakukan di sana, semua hanya sebatas teori saja. Seharusnya pembekalan dilakukan secara umum dan secara khusus, pembekalan secara umum membahas mengenai tata tertib selama pelaksanaan Prakerin yang disampaikan oleh kepala sekolah dan pada pembekalan khusus sesuai dengan program keahliannya. Pembekalan khusus ini disampaikan oleh kepala program keahlian masing-masing serta melibatkan pihak DU/DI supaya siswa mengetahui gambaran utuh tentang pekerjaan yang dilakukan di tempat Prakerin. c. Siswa sebagai Peserta Prakerin Sebelum melaksanakan Prakerin, peserta didik sudah dibekali dengan pengetahuan yang diberikan oleh guru-guru di sekolah khususnya pada pelajaran produktif administrasi perkantoran. Adapun pelajaran produktif administrasi perkantoran pada kelas IX yaitu mengelola peralatan kantor (MPK), menangani penggandaan dokumen (MPD), menangani surat/dokumen kantor (MSDK), mengelola sistem kearsipan (MSK) dan mengelola data/informasi di tempat kerja (MDITK).
86
Dari 5 mata pelajaran produktif ini, belum seluruh peserta didik mencapai nilai tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sebagai hasil studi dokumen terkait dengan rapot siswa, dari 35 siswa yang dijadikan sampel, masih terdapat 15 siswa (42,86%) yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran mengelola peralatan kantor, 12 siswa (34,29%) yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran menangani penggandaan Dokumen, 2 siswa (5,71%) yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran mengelola sistem kearsipan, terutama pada mata pelajaran menangani surat/dokumen kantor 23 siswa (65,71%) yang belum mencapai KKM dan 21 siswa (60%) yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran mengelola data/informasi di tempat kerja. Selain harus menguasai mata pelajaran produktif, siswa juga harus memahami teknik penyusunan laporan kegiatan Prakerin. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta Prakerin, umumnya mereka menyatakan belum memahami teknik penyusunan laporan Prakerin yang benar. Hal ini dikarenakan kurang inisiatif siswa untuk bertanya mengenai teknik pembuatan laporan Prakerin dan waktu yang tidak cukup untuk menjelaskan pembuatan laporan Prakerin. Seharusnya pihak sekolah memberi pelatihan atau workshop kepada peserta Prakerin untuk menyusun laporan Prakerin yang dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran. Pihak sekolah juga perlu menyediakan lab komputer yang memadai dan menyusun jadwal praktik agar siswa yang ingin praktik agar tidak berbarengan dengan kelas lain yang juga akan melaksanakan praktik. d. Buku Panduan Prakerin Buku panduan Prakerin pada Kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran merupakan buku yang menjadi landasan atau pedoman bagi calon peserta Prakerin. Buku ini membahas mengenai peraturan Prakerin, daftar alamat tempat Prakerin dan cara pembuatan laporan Prakerin serta terdapat dokumen-dokumen yang diperlukan pada saat pelaksanaan Prakerin. Untuk lebih jelas dan rinci mengenai Buku panduan Prakerin
87
administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta terdapat pada lampiran. Buku Panduan Prakerin untuk kompetensi keahlian administrasi perkantoran belum lengkap secara konteks, karena di dalam buku panduan Prakerin belum terdapat latar belakang, tujuan, serta belum ada pembaharuan buku panduan artinya buku panduan Prakerin selama ini setiap tahunnya tidak ada pembaharuan, baik dari segala data maupun dari dokumen. Hal ini tentunya akan berakibat pada ketidakpahaman peserta didik dalam menjalankan proses Prakerin. e. Guru Produktif Administrasi Perkantoran Seluruh guru produktif administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda berpendidikan S1 dengan sebagian besar bergelar S.Pd., bahkan ada 4 guru produktif administrasi perkantoran yang sudah berpendidikan S2. Secara kualifikasi pendidikan yang dimiliki guru produktif sudah memenuhi persyaratan sebagai tenaga pengajar tingkat SMK. Artinya tenaga pengajar yang dimiliki pada umumnya berasal dari background pendidikan. Kompetensi yang dimiliki oleh guru produktif administrasi perkantoran pun sudah relavan dengan mata pelajaran yang diampunya pada saat ini. f. Pembimbing I (Guru) Pembimbing I yaitu guru-guru yang ditugaskan dari pihak sekolah. Guru yang menjadi pembimbing I juga rata-rata bependidikan sarjana. Hasil wawancara dengan Kaprog mengatakan bahwa tugas dan fungsi pembimbing I (guru) yaitu Pertama, mengantar anak Prakerin untuk meminta izin dan mohon untuk diberi bimbingan serta ucapan terima kasih anak didiknya sudah diterima Kedua, Memonitoring dan memvisiting, review melihat cara kerja mereka dan ketiga, Menjemput dan memberikan Souvenir sebagai bentuk terimakasih dan bentuk kenangan.
107
Sebelum
mereka melaksanakan bimbingan, pihak kepala sekolah dan panitia
107
Hasil wawancara dengan Irfan Dadi (Kaprog Administrasi Perkantoran), op. cit.
88
penyelenggara Prakerin sudah memberikan arahan agar mereka dapat menguasai dan memahami tugas yang harus dikerjakan oleh pembimbing sehingga diharapkan mereka dapat melakukan tugasnya dengan sebaikbaiknya. Dengan demikian dari aspek pembimbing I sebenarnya sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan, karena sudah memahami gambaran mengenai tugas dan fungsi mereka sebagai pembimbing I dan sebelumnya pun guru-guru tersebut memang sudah berpengalaman dalam membimbing peserta Prakerin. g. Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) Instruktur perusahaan merupakan pembimbing II pada pelaksanaan Prakerin. Pembimbing II sebagian besar sudah berpendidikan D3, S1 dan S2 namun masih ada yang berpendidikan SLTA/SMK. Kompetensi yang dimiliki oleh pembimbing II sudah sesuai dengan bidang pekerjaannya sendiri. Dengan kompetensi yang dimilikinya berkaitan dengan praktik administrasi perkantoran sehingga dapat membantu dan mengarahkan peserta Prakerin dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh karyawan. Kompetensi yang dimilikinya sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan diadakan Prakerin, serta berpengaruh terhadap keterampilan yang diperoleh oleh peserta Prakerin selama 2 bulan. Dari aspek instruktur perusahaan (pembimbing II), seluruh instruktur perusahaan sudah memenuhi persyaratan kriteria, karena sudah memenuhi kualifikasi pendidikan dan kompetensi pada bidang akademik. Instruktur perusahaan (pembimbing II) juga sudah terbiasa untuk menerima peserta Prakerin sehingga mereka sudah tahu apa saja yang harus diajarkan oleh peserta Prakerin. Namun, dari pihak sekolah tidak ditemukan standar instruktur serta dokumen yang berisi tentang persyaratan instruktur Prakerin. Standar tersebut seharusnya dimiliki sekolah supaya dapat membimbing peserta Prakerin dengan bagus.
89
h. Sarana dan Prasarana Jurusan AP Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar menagajar yang optimal. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah dalam memfasilitasi peserta didik untuk bekal mereka melaksanakan Prakerin seperti sudah ada 4 Lab komputer, adanya CCTV setiap sudut lorong kelas, kondisi kelas yang nyaman, meja dan kursi dalam kondisi baik, buku pelajaran, LCD Proyektor, perlengkapan atau alat peraga terkait dengan pelajaran produktif, misalnya kertas, perforator, cap tanggal, mesin pemberi nomor, penjepit kertas yang kecil, sedang dan besar, lembar disposisi, format agenda surat masuk dan surat keluar. Hanya saja belum disediakan ruang praktik administrasi perkantoran dan peralatan administrasi misalnya mesin fotocopy, printer, mesin tik, faksimile. Hal ini akan mengakibatkan kurangnya peserta didik dalam mengasah keterampilan yang didapatkan di sekolah untuk bekal mereka dalam pelaksanaan Prakerin. Maka seharusnya sarana dan prasarana lebih ditingkatkan lagi. Untuk kepemadaian sarana dan prasarana AP pada umumnya belum cukup memadai, dengan kata lain sarana dan prasarana belum dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam melatih keterampilan. Karena terdapat kendala dari segi penyediaan komputer. Hasil wawancara dengan ikhwan selaku (mengelola data/informasi di tempat kerja) mengatakan walaupun sudah 160 unit komputer atau 4 laboratorium komputer yang dimilikinya, namun masih terdapat beberapa komputer yang tidak menyala dan jumlah komputer yang disediakan belum seimbang dengan jumlah keseluruhan peserta didik pada tingkat SMP, SMA dan SMK. Kepemadaian sarana dan prasarana juga mempengaruhi dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Agus Susanto (selaku guru mengelola peralatan kantor) memaparkan untuk praktik mengenai peralatan kantor, misalnya pada saat mempraktikkan cara faksimile, sekolah hanya mempunyai 1 mesin
90
faksimile itupun milik yayasan. Sehingga hanya beberapa siswa yang mempraktikan dengan mesin tersebut, kemudian dijelaskan kembali di kelas oleh gurunya.108 Sedangkan untuk kualitas sarana dan prasarana AP, berdasarkan hasil observasi, kualitasnya sudah cukup baik, komputer yang dimiliki masih dalam keadaan baik, meja dan kursi yang masih dalam keadaan baik, kondisi kelas yang bagus, lapangan serta perpustakaan yang masih dalam keadaan baik, ruang jurusan yang terpisah dari ruang guru lainnya. Tetapi kualitas sarana dan prasarana perlu ditingkatkan lagi dalam segi perawatannya untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang optimal. Selanjutnya untuk pemanfaatan fungsi sarana dan prasarana AP, khususnya laboratorium yang dimilikinya. Di sekolah ini hanya mempunyai 1 ruang laboratorium, yaitu laboratorium komputer. Berdasarkan
analisis
mengatakan
bahwa
hasil
wawancara
pemanfaatan
dengan
laboratorium
peserta
Prakerin
komputer
kurang
maksimal, karena masih terdapat komputer yang tidak menyala dan siswa pun jarang untuk melakukan praktik di laboratorium komputer. 109 Pemanfaatan fungsi laboratorium komputer sudah cukup baik, tapi kalau untuk laboratorium AP biasanya dipenuhi kebutuhannya, dan difasilitasi pada saat menjelang Ujian Kompetensi Keahlian (UKK). Maka laboatorium AP kaitannya dengan kegiatan bekal dalam pelaksanaan Prakerin memang belum maksimal. Karena kelas yang harus disiapkan untuk laboratorium AP di pergunakan untuk ruang belajar atau dengan kata lain sekolah belum memfasilitasi ruang praktik administrasi perkantoran. Seharusnya sekolah memiliki ruang laboratorium untuk praktik administrasi perkantoran, karena itu merupakan tempat yang sangat berguna untuk mengasah semua teori yang diberikan sehingga siswa sudah mempunyai keterampilan sebelum melaksanakan Prakerin. 108 Hasil wawancara Agus Susanto, guru produktif administrasi perkantoran, pada tanggal 18 Januari 2017. 109 Hasil wawancara dengan peserta Prakerin, pada tanggal 20 Januari 2017, di tempat Prakerin.
91
Dari aspek Sarana Prasarana AP belum memadai, karena sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah belum lengkap, tidak memiliki ruang lab khusus administrasi perkantoran, jumlah komputer yang tidak seimbang dengan jumlah keseluruhan di sekolah ini, alat peraga yang belum lengkap disediakan oleh sekolah misal belum ada mesin fotocopy, facksimile, dan mesin print. Walaupun demikian sekolah sudah semaksimal untuk membantu dalam menunjang proses pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dengan kondisi belajar yang nyaman. Hanya saja perlu ditingkatkan lagi dalam pengadaaan sarana prasarana khususnya jurusan AP karena sangat berpengaruh terhadap tingkat keterampilan yang dimiliki siswa. i. Biaya Salah satu faktor penunjang dalam pelaksanaan Prakerin yaitu biaya. Biaya tersebut di antaranya pertama, biaya pembekalan. Sekolah tidak mengeluarkan biaya pembekalan karena materi yang mengisi pembekalan dari pihak internal dan tidak membutuhkan dana. Kedua, biaya administrasi, pada tahun ini biaya administrasi yang dikeluarkan sebesar 250.000 per siswa. Ketiga, biaya transportasi, dengan rincian untuk sekali datang ke tempat Prakerin, guru diberikan uang transportasi sebesar 150.000. Dari sisa uang tersebut kemudian dikelola oleh pihak sekolah untuk almamater, souvenir, biaya administrasi, dan biaya transportasi pembimbing I (guru). Dari aspek biaya, peserta Prakerin dikenai 2 kali beban biaya, yaitu membayar SPP dan membayar Prakerin. Padahal selama Prakerin tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan demikian guru-gurunya pun tidak mengajar dan guru yang biasa mengajar pun merupakan guru pembimbing Prakerin artinya biaya yang dikeluarkan untuk guru pembimbing dibayar dari uang SPP bukan biaya yang dikeluarkan dari siswa dan seharusnya almamater sudah menjadi include dalam biaya pendidikan. Maka dari itu, Seharusnya tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk Prakerin.
92
Berdasarkan analisis pada bagian input (Masukan) secara keseluruhan belum cukup baik. Hanya beberapa aspek yang sudah sesuai dengan kriteria, dilihat dari segi guru produktif, guru pembimbing, instruktur perusahaan (pembimbing II) sudah memenuhi kualifikasi pendidikan dan memenuhi kompetensi bidang akademik. Namun, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Pertama, kesiapan pelaksanaan Prakerin, dalam mempersiapkan pelaksanaan Prakerin seharusnya tahaptahap pelaksanaan dan prosedur Prakerin dituangkan ke dalam buku panduan pelaksanaan Prakerin. Kedua, pada aspek pembekalan pun seharusnya dilakukan secara umum dan secara khusus yang seharusnya bukan dari pihak sekolah saja yang terlibat akan tetapi dihadiri oleh pihak DU/DI. Ketiga, pada aspek penguasaan siswa terhadap pelajaran produktif sebagian besar belum mencapai KKM terutama pada mata pelajaran MSDK dan mata pelajaran mengelola data/informasi di tempat kerja dan juga siswa belum memahami teknik menyusun laporan Prakerin yang benar. Maka seharusnya guru lebih pandai dalam mengelola waktu di kelas dan pihak sekolah memberi pelatihan atau workshop untuk menyusun laporan Prakerin yang dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran. Keempat, Pada aspek buku panduan Prakerin kompetensi keahlian administrasi perkantoran yang dimilki sekolah belum lengkap, baik secara data atau informasi mengenai Prakerin seperti tidak tercantum latarbelakang Prakerin, tujuan Prakerin serta tidak ada pembaharuan buku panduan setiap tahunnya. Kelima, Pada aspek sarana prasarana dilihat dari fasilitas yang dimiliki sekolah
pada saat ini belum memfasilitasi kebutuhan yang
menunjang keterampilan siswa seperti belum memiliki ruang lab khusus administrasi perkantoran, jumlah komputer yang tidak seimbang dengan jumlah keseluruhan di sekolah ini, alat peraga yang belum lengkap disediakan oleh sekolah misal belum ada mesin fotocopy, facksimile, dan mesin print. Keenam, pada aspek biaya, siswa dikenai 2 kali beban biaya
93
yaitu biaya SPP dan biaya Prakerin. Seharusnya tidak ada biaya Prakerin yang dikeluarkan oleh peserta karena selama Prakerin tidak ada pembelajaran di kelas sehingga untuk uang transportasi pembimbing Prakerin dibayarkan dari uang SPP. Dari komponen komponen yang belum tercapai dengan baik artinya perlu beberapa perbaikan agar semua komponen input di sekolah dapat meningkatkan serta optimal dalam menunjang kebutuhan peserta sebelum pelaksanaan Prakerin.
3. Analisis Process (Proses) a. Pelaksanaan Prakerin Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan pada kelas XI selama 2 bulan yaitu pada bulan Januari dan Februari disesuaikan dengan jadwal kalender pendidikan sekolah dan menyesuaikan dengan tahun ajaran yang sedikit mengadakan evaluasi kegiatan belajar. Seharusnya secara ideal Prakerin minimal dilaksanakan selama 3 bulan lamanya. Menurut kepala sekolah pelaksanaan Prakerin pada jurusan administrasi perkantoran dilaksanakan di instansi perusahaan pemerintah, instransi perusahaan swasta, pelayanan masyarakat dan di sekolah. Walaupun demikian, tempat pelaksanaan Prakerin tidak kemungkinan relavan dengan kompetensi yang dimiliknya.karena memang mengikuti kegiatan dan kebutuhan yang ada di dunia usaha/dunia industri.110 Begitupun dengan divisi yang ditempatkan untuk peserta Prakerin tergantung dengan kebutuhan DU/DI. Setiap satu anggota kelompok sebagian besar tidak ditempatkan pada satu ruang yang sama melainkan berbeda ruangan. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tiap-tiap divisi yang ada di kantor dan sebagian besar tidak ada rolling ke divisi lain. Artinya peserta Prakerin selama 2 bulan ditempatkan pada ruang kerja yang sama. Hanya segelintir peserta Prakerin yang di rolling ke divisi lain. Walaupun begitu, divisi yang ditempatkan saat ini sudah sesuai dengan
110
Hasil wawancara dengan Mar’ali S.IP., MPd.I. selaku kepala sekolah, op. cit.
94
jurusannya yakni administrasi perkantoran. Mereka ditempatkan dan ditugaskan untuk mengerjakan kegiatan administrastif. Divisi yang ditempatkan dan pekerjaan yang diberikan sangat sesuai dengan keterampilan yang diajarkan di sekolah. Adapun jenis pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II dalam melakukan kegiatan administrasi seperti fotocopy, rekap data, pekerjaan yang berhubungan dengan penginputan data, mendistribusikan surat, menyortir surat, melengkapi data, membuat surat, melayani masyarakat, mengetik surat, mengarsipkan surat, dan menyusun faktur.111 Pekerjaan-pekerjaan yang diberikan setiap hari oleh pembimbing II kemudian dicatat oleh peserta ke dalam jurnal kegiatan harian selama Prakerin. Untuk mengetahui intensitas pelaksanaan pekerjaan administrasi perkantoran yang dilakukan oleh peserta Prakerin. Berikut ini adalah tabel yang berisi tentang pelaksanaan pekerjaan dalam menggunakan peralatan kantor. Tabel 4.2 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Menggunakan Peralatan Kantor Intensitas Bidang Pekerjaan
Selalu
Sering
Kadang
Pernah
-kadang
Tidak Pernah
sMenggunakan Peralatan kantor, meliputi: 1. Menerima
telepon
dan
0%
8%
4%
28%
60%
36%
24%
24%
16%
0%
8%
12%
12%
32%
36%
menelepon kepada pihak lain 2. Menggunakan
peralatan
kantor sederhana seperti pelubang kertas, penjepit kertas, Map. 3. Stempel surat
111
Ibid.
95
4. Mengirim surat melalui
0%
0%
0%
0%
100%
4%
8%
24%
32%
32%
faksimile 5. Memberi
nomor
surat
memakai mesin tik
Dari tabel tersebut dapat dikatakan secara umum pekerjaan yang sering dilakukan peserta adalah menggunakan peralatan kantor sederhana, menyentempel surat dan memberi nomor menggunaka mesin tik, jadi yang hanya diajarkan kepada peserta berupa hal-hal yang bersifat teknis, sedangkan pekerjaan yang jarang dilakukan adalah menerima telepon dan menelepon kepada pihak lain, sehingga peserta tidak terbiasa untuk berkomunikasi melalui telepon. dan pekerjaan yang tidak pernah dilakukan adalah mengirim surat melalui facsimile, sehingga peserta tidak mengetahui cara mengirim surat melalui faksimile dan tidak menerapkan ilmu mengenai pelajaran tersebut. Tabel berikut berisi tentang intensitas pelaksanaan pekerjaan dalam bidang menangani penggandaan dokumen. Tabel 4.3 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Menangani Penggandaan Dokumen Intensitas Bidang Pekerjaan
Selalu
Sering
Kadang
Pernah
-kadang
Tidak Pernah
Menangani Penggandaan Dokumen 1. Memfotocopy surat
28%
16%
0%
32%
24%
2. Mencetak
0%
8%
20%
56%
16%
informasi
dengan printer
Dari tabel di atas, pada bidang pekerjaan menangani penggandaan dokumen, peserta lebih sering memfotocopy surat daripada mencetak informasi dengan printer. Hal ini membuat peserta menjadi kurang terampil dalam menggunakan printer, apalagi pada saat ini semua instansi memakai
96
printer untuk mencetak informasi, maka sudah menjadi hal yang lumrah untuk mengajarkan peserta untuk terampil dalam mencetak informasi dengan printer. Tabel berikut ini berisi tentang intensitas pelaksanaan pekerjaan dalam bidang pekerjaan menangani surat/dokumen kantor. Tabel 4.4 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Menangani Surat/Dokumen Kantor Intensitas Bidang Pekerjaan
Selalu
Sering
Kadang
Pernah
-kadang
Tidak Pernah
Menangani Surat/ Dokumen Kantor 1. Mengetik
surat
24%
4%
12%
36%
24%
8%
8%
8%
16%
60%
3. Membuat surat
0%
4%
0%
52%
44%
4. Mencatat buku tamu
4%
0%
8%
16%
72%
5. Membuat notula pada saat
0%
0%
0%
0%
100%
24%
24%
36%
16%
0%
40%
4%
8%
28%
20%
0%
0%
0%
0%
100%
masuk/keluar
dan
dokumen kantor 2. Mengumpulkan berita dan menyusunya
rapat 6. Menyortir/memisahkan surat 7. Mendistribusikan/mengiri mkan surat ke divisi lain 8. Mengirim
informasi
melalui email
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa pekerjaan yang sering dilakukan oleh peserta adalah mengetik surat masuk/keluar dan dokumen kantor, membuat surat, menyortir/memisahkan surat dan mendistribusikan/ mengirimkan surat ke divisi lain, sedangkan pekerjaan yang jarang dilakukan
97
oleh peserta adalah mencatat buku tamu, mengumpulkan berita dan menyusunnya, dan pekerjaan yang tidak pernah dilakukan oleh peserta adalah membuat notula pada saat rapat dan mengirim informasi melalui email. Pada bidang menangani surat/dokumen kantor sudah banyak yang diajarkan kepada peserta, walaupun begitu ada dua pekerjaan yang belum diajarkan. tiga pekerjaan itu juga penting untuk menambah keterampilan yang diperoleh peserta. Berikut ini tabel berisi tentang intensitas pelaksanaan pekerjaan dalam mengelola sistem kearsipan.
Tabel 4.5 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Mengelola Sistem Kearsipan Intensitas Bidang Pekerjaan
Selalu
Sering
Kadang Pernah -kadang
28%
4%
40%
24%
4%
28%
16%
24%
20%
12%
Tidak Pernah
Mengelola Sistem Kearsipan 1. Menyortir/memisahkan arsip 2. Menyimpan surat/arsip
Berdasarkan tabel di atas, secara umum peserta banyak melakukan pekerjaan mengelola kearsipan seperti menyortir/memisahkan arsip dan menyimpan surat/arisp. Artinya pembimbing II rata-rata sudah mengajarkan peserta yang berhubungan dengan kearsipan, sehingga siswa dapat dikatakam memiliki keterampilan dalam mengelola kearsipan. Berikut ini adalah tabel Intensitas pelaksanaan pekerjaan dalam mengelola data/informasi di tempat kerja.
98
Tabel 4.6 Intensitas Pelaksanaan Pekerjaan dalam Mengelola Data/Informasi di Tempat Kerja Intensitas Bidang Pekerjaan
Selalu
Sering
Kadang
Pernah
-kadang
Tidak Pernah
Mengelola data/informasi di tempat kerja 1. Mencari informasi melalui
8%
0%
0%
16%
76%
2. Membuat rekapitulasi data
4%
16%
20%
24%
36%
3. Membuat laporan tertulis
0%
4%
8%
36%
52%
4. Membuat laporan keuangan
0%
0%
0%
0%
100%
media cetak dan internet
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa peserta tidak pernah membuat laporan keuangan dan jarang melakukan pekerjaan mencari informasi melalui media cetak dan internet. Mereka hanya sering melakukan pekerjaan membuat rekapitulasi data dan membuat laporan tertulis. Dari penyataan tersebut dapat dikatakan peserta kurang mendapatkan praktik di tempat Prakerin mengenai pekerjaan mengelola data/informasi di tempat kerja. Dari tabel diatas mengenai intensitas dalam melakukan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta Prakerin mengatakan bahwa mereka mampu mengerjakannya karena bagi mereka pekerjaan yang diberikan mudah dan tidak terlalu rumit, pembimbing II juga menjelaskan dan memberikan arahan mengenai pekerjaan yang diberikan dan juga sebelum Prakerin mereka sudah diberikan pembekalan keterampilan oleh pihak sekolah dan jika mereka mengalami kesulitan mengerjakan mereka bertanya kepada pembimbing II.112 Dengan demikian selama Prakerin berlangsung sebagian besar tidak ada kendala atau hambatan yang terjadi selama Prakerin.
112
Hasil wawancara dengan peserta Prakerin, pada tanggal 7 Februari 2017 di tempat Prakerin.
99
Walaupun begitu keterampilan yang diperoleh dari sekolah seharusnya lebih ditingkatkan dan dipertajam lagi terutama pada penggunaan komputer, agar peserta sudah siap dalam melaksanakan tugas yang diberikan pembimbing II. Sedangkan untuk batasan ruang lingkup kegiatan selama Prakerin, sekolah tidak membatasinya selama itu tidak membahayakan peserta didik. Artinya siswa diperbolehkan melakukan pekerjaan diluar kompetensi yang ia milikinya. Selama Prakerin berlangsung perlakuan mitra kerja mulai dari sikap dan tingkah laku karyawan sangat dirasakan oleh peserta Prakerin di antaranya peserta Prakerin merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh Pembimbing II mulai dari memberikan instruksi dengan penuh kesabaran, membimbing dengan baik, pekerjaan yang diberikan mudah dipahami dan mudah dikerjakan. Selain itu karyawannya ramah tamah, selalu memberikan arahan dan selalu menjelaskan dengan detail pekerjaan yang harus dikerjakan. Berdasarkan analisis data tentang proses pelaksanaan Prakerin bahwa lingkup pekerjaan Prakerin admnistrasi perkantoran lebih sering mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis seperti menggunakan peralatan kantor sederhana, menyentempel surat, memberi nomor menggunakan mesin tik, memfotocopy surat, mengetik surat masuk/keluar dan dokumen kantor, membuat surat, menyortir/memisahkan surat, mendistribusikan/ mengirimkan surat ke divisi lain,
menyortir/memisahkan
arsip,
menyimpan
surat/arisp,
membuat
rekapitulasi data dan membuat laporan tertulis. Pekerjaan yang jarang dilakukan meliputi menerima telepon dan menelepon kepada pihak lain, mencetak informasi dengan printer. mencatat buku tamu, mengumpulkan berita dan menyusunnya, dan mencari informasi melalui media cetak dan internet. Pekerjaan yang tidak pernah dilakukan adalah mengirim surat melalui faksimile, membuat notula pada saat rapat dan mengirim informasi melalui email, membuat laporan keuangan. Hal ini juga diakui oleh beberapa peserta Prakerin bahwa bidang pekerjaan mereka hanya dibatasi dibidang hal-hal yang sangat teknis dan tidak diperkenalkan jenis pekerjaan tersebut walaupun
100
sebenarnya mereka mempunyai kemampuan, sehingga apa yang dipelajari tidak dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan Prakerin. Pernyataan tersebut kemudian diperkuat oleh pembimbing II yang mengatakan bahwa selama Prakerin peserta lebih sering diajarkan yang berkaitan dengan teknis pekerjaan administrasi. Pekerjaan yang tidak pernah diajarkan oleh pembimbing II dikarenakan pekerjaan tersebut sudah ada yang menangani dan memang harus ditangani oleh karyawan yang bersangkutan artinya tidak boleh dikerjakan oleh orang lain dan juga menjadi rahasia perusahan. Oleh sebab itu, pekerjaan yang belum diberikan kepada peserta, perlu ditingkatkan praktiknya bila perlu diberikan arahan atau informasi mengenai pekerjaan yang memang tidak dapat dipraktikan oleh peserta, sehingga peserta meningkat pengetahuan dan kemampuannya di bidang administrasi dan seharusnya pelaksanaan Prakerin dilaksanakan selama 3 bulan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. b. Pengawasan Pihak Sekolah dan Pihak DU/DI Kepala sekolah mengatakan bahwa pengawasan dilakukan untuk memantau segala kegiatan yang dilakukan siswa selama Prakerin. Pengawasan yang selama ini terlaksana dilakukan oleh panitia-panitia program Prakerin. Pada proses pelaksanannya diserahkan kepada kaprog jurusan dan pembimbing I untuk berkoordinasi dengan pembimbing II dan kelompok peserta Prakerin. Pengawasan ini termasuk dalam tugas pembimbing I mengunjungi tempat Prakerin maka pembimbing I melakukan pengawasan selama 3 kali dalam 2 bulan yaitu pada saat mengantar, memvisiting/memonitoring dan menjemput peserta. Kemudian kaprog dan pembimbing I memberikan laporan terkait dengan informasi yang terjadi di tempat Prakerin.,113Akan tetapi, menurut pernyataan siswa, sebagain besar pembimbing I melakukan kunjungan 1-2 kali yaitu pada saat menjenguk dan menjemput peserta.114 Pernyataan tersebut juga di perkuat dengan pembimbing II yang mengatakan sebagian besar guru
113 114
Hasil wawancara dengan Mar’ali S.IP., MPd.I. selaku kepala sekolah, op. cit. Hasil wawancara dengan peserta didik pada taggal 8 Februari 2017, di tempat Prakerin.
101
pembimbing melakukan kunjungan 1-2 kali.
115
Sedangkan pengawasan yang
dilakukan oleh pihak DU/DI Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta Prakerin menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pihak industri kepada peserta sudah bagus. Artinya pengawasan sebagian besar dilakukan setiap hari oleh pembimbing II ketika mereka berada di kantor.116 Penyataan siswa kemudian dipertegas oleh pembimbing II yang mengatakan bahwa mereka selalu mengawasi segala kegiatan yang dikerjakan peserta. Mereka melakukan pengawasan setiap mereka berada di kantor dan pengawasan kegiatan peserta juga dapat diawasi sambil mereka melakukan tugas pekerjaannya karena pembimbing II dan peserta berada di dalam satu ruangan yang sama.117 Berdasarkan aspek pengawasan pihak sekolah belum bagus dalam melakukan pengawasan terhadap peserta. Idealnya pengawasan yang dilakukan pihak sekolah dilakukan 3 kali dalam 2 bulan akan tetapi sebagai besar pengawasan yang dilakukan oleh pembimbing I hanya 1-2 kali dan menyerahkan pengawasan sepenuhnya kepada pembimbing II. Seharusnya pihak sekolah melakukan pengawasan sesuai dengn prosedur yang ditetapkan sekolah dan selalu berkoordinasi dengan pembimbing II mengenai perkembangan peserta di tempat Prakerin. sehingga dapat mengetahui perkembangan keterampilan peserta dan mengukur ketercapaian keberhasilan tujuan program. Namun, pengawasan yang dilakukan oleh pihak DU/DI sudah bagus dalam memantau kegiatan peserta yang diawassi setiap harinya. Hal ini mengambarkan bahwa pihak DU/DI yang terlibat sudah terdorong untuk menjadi pembimbing II serta membantu peserta dalam memperoleh ilmu di tempat Prakerin.
115
Hasil wawancara dengan pembimbing II pada tanggal 15 Februari 2017, di tempat Prakerin Hasil wawancara dengan peserta didik pada tanggal 8 Februari 2017, di tempat Prakerin 117 Hasil wawancara dengan pembimbing II, op. cit. 116
102
c. Kegiatan Bimbingan oleh Guru Pembimbing Sekolah (Pembimbing I) Kehadiran pembimbing I (guru) berkunjung ke tempat Prakerin dilakukan 3 kali yaitu saat mengantar, memvisiting dan menjemput peserta Prakerin. Namun ada 3 pembimbing yang tidak mengantarkan peserta ke tempat Prakerin, karena dari pihak siswa belum memberikan informasi atau laporan kepada ketua jurusan mengenai lokasi yang dijadikan tempat Prakerin. Kemudian dari informasi tersebut dibuatkan surat tugas oleh ketua jurusan, lalu surat tugas diberikan kepada pembimbing I. Dengan demikian, karena pihak siswa belum menyampaikan laporan kepada ketua jurusan, maka pembimbing tidak dapat mengantar peserta ke tempat Prakerin karena sesuai dengan prosedurnya pembimbing diharuskan membawa surat tugas apabila berkunjung ke tempat Prakerin. Untuk kunjungan kedua, sebagian besar pembimbing I memvisiting atau mendatangi peserta pada akhir Januari atau awal Februari untuk menanyakan pekerjaan yang dikerjakan oleh peserta dan untuk kunjungan terakhir, sebagian besar pembimbing I menjemput peserta pada akhir bulan Februari. Intensitas dan kualitas bimbingan yang diberikan pembimbing I dilihat dari waktu kegiatan bimbingan kepada peserta Prakerin, pembimbing I mengatakan idealnya sekitar 1-6 bulan untuk melakukan bimbingan daalam menyusun laporan Prakerin. Namun sebagian besar waktu bimbingan melebihi dari waktu yang sudah ditentukan dan sebagian besar selesai laporan karya tulis pada kelas XII.118 Walaupun begitu, kegiatan bimbingan tetap dilakukan sampai akhir penyusunan membuat laporan Prakerin. Mulai dari menentukan judul karya tulis, mencari referensi di perpustakaan, menyuruh peserta untuk membuat laporan sampai selesai, kemudian diserahkan hasil print outnya ke pembimbing I, setelah itu diperiksa dan memberikan tambahan untuk bagianbagian yang masih perlu ditambahkan, lalu diperbaiki sampai sesuai dengan ketentuan laporan Prakerin.
118
Hasil wawancara dengan pembimbing I (guru sekolah), pada tanggal 20 Februari 2017.
103
Untuk mengukur kualitas bimbingan yang diberikan oleh pembimbing I, berikut ini adalah penilaian peserta Prakerin terhadap kinerja pembimbing I (guru) terkait dengan kegiatan bimbingan. Tabel 4.7 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing I (guru) Terkait Kegiatan Bimbingan Aspek yang diamati
TB
KB
C
B
SB
Kesungguhan pembimbing I dalam
0%
8%
16%
52%
24%
0%
16%
20%
48%
16%
0%
4%
8%
48%
40%
0%
4%
20%
40%
36%
0%
0%
4%
48%
48%
0%
20%
16%
44%
20%
8%
16%
60%
8%
8%
8%
28%
20%
32%
12%
0%
20%
12%
28%
40%
1,77%
12,89%
19,56%
38,67%
27,11%
No 1
membimbing kelompok anda 2
Kerjasama pembimbing I dengan anggota kelompok anda
3
Memberikan pengarahan oleh pembimbing I mengenai pelaksanaan praktik yang baik.
4
Menganjurkan peserta untuk bertanya kepada instruktur apabila ada hal yang tidak bisa dilakukan
5
Memotivasi kelompok anda untuk giat bekerja selama praktik
6
Kerajinan dalam membimbing kelompok anda
7
Pembimbing I Memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok
8
Pembimbing I Memantau perkembangan peserta praktik
9
Menanyakan mengenai kegiatan yang dilakukan di tempat Prakerin
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, umumnya peserta prakerin berpersepsi bahwa kinerja pembimbing terkait dengan kegiatan bimbingan secara keseluruhan yakni 65,78% sudah melakukan bimbingan dengan baik terutama
104
pada aspek kesungguhan dalam membimbing, kerjasama dengan anggota kelompok, memberikan pengarahan, mengajurkan peserta untuk bertanya kepada instruktur, memotivasi kelompok, kerajinan dalam menanyakan kegiatan yang dilakukan di tempat Prakerin. Namun demikian secara keseluruhan di antara mereka ada 34,22% yang menyatakan bahwa kinerja guru pembimbing belum baik, terutama pada aspek memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok serta memantau perkembangan peserta.. Seharusnya
pembimbing
I
melakukan
pemeriksaan
dan
memantau
perkembangan peserta karena aspek ini sangat penting untuk mengontrol kerajinan kehadiran peserta, dan mengetahui pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II serta mengukur tingkat kemampuan peserta dalam melakukan pekerjaan yang diberikan. Untuk mengetahui kualitas pembimbing I dalam kemampuan memberi solusi, berikut ini adalah penilaian peserta terhadap kinerja pembimbing I terkait dengan kemampuan memberi solusi.
Tabel 4.8 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing I (guru) Terkait Kemampuan Memberi Solusi No 1
Aspek yang diamati
TB
KB
C
B
SB
Memberikan solusi apabila ada kendala
0%
16%
16%
28%
40%
0%
4%
16%
8%
72%
0%
4%
16%
36%
44%
8%
12%
24%
20%
36%
0%
12%
8%
28%
52%
1,6%
9,6%
16%
24%
48,8%
yang anda hadapi 2
Pembimbing I Bersikap ramah terhadap anggota kelompok
3
Pembimbing
I bertanggung jawab
terhadap peserta praktik 4
Pembimbing I memberikan arahan terkait pembuatan laporan karya tulis
5
Memberikan masukan/saran terhadap kelompok anda
Jumlah
105
Dari tabel di atas, umumnya peserta prakerin berpersepsi bahwa terhadap kinerja pembimbing I (guru) terkait dengan kemampuan memberi solusi secara keseluruhan yakni 72,8% kemampuan memberi solusi sudah baik terutama pada aspek memberikan solusi, bersikap ramah, bertangung jawab, dan memberikan saran. Selain itu pembimbing I juga mengatakan selalu menanyakan kesulitan yang dialami peserta Prakerin dan rata-rata peserta mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan, akan tetapi nantinya peserta dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja. Pembimbing I juga memberikan solusinya dengan memberikan penjelasan dan nasehat kepada peserta terkait dengan hambatan tersebut.119 Namun demikian secara keseluruhan di antara mereka ada 27,2% yang menyatakan bahwa kinerja guru pembimbing belum baik, terutama pada aspek memberikan arahan terkait dengan laporan karya tulis. Hal ini diperkuat dengan pernyataan peserta bahwa mereka belum diarahkan dalam menyusun laporan karya tulis, sehingga siswa belum memahami dan mengerti dalam menyusun laporan karya tulis. Berdasarkan aspek kegiatan bimbingan oleh pembimbing I dapat disimpulkan bahwa seharusnya ada sanksi yang diberikan olah pihak sekolah, apabila peserta telat memberikan informasi/laporan mengenai tempat Prakerin, karena dapat menghambat pembimbing untuk mengantar peserta selain itu memberikan sanksi apabila ada peserta yang menyelesaikan laporan karya tulis melebihi dari waktu yang telah ditentukan. Namun secara umum kegiatan bimbingan memberikan manfaat kepada peserta Prakerin dan rata-rata kegiatan bimbingan yang dilakukan sampai penyusunan laporan karya tulis selesai, serta selalu memberikan solusi apabila peserta mengalami kendala. Kinerja pembimbing I dalam kegiatan bimbingan sudah dikatakan baik terutama pada aspek kesungguhan dalam membimbing, kerjasama dengan anggota kelompok, memberikan pengarahan, mengajurkan peserta untuk bertanya kepada instruktur, memotivasi kelompok, dan kerajinan dalam
119
Ibid.
106
menanyakan kegiatan yang dilakukan di tempat Prakerin, sedangkan yang belum dikatakan baik, terutama pada aspek memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok serta memantau perkembangan peserta. Hal ini kemudian diperkuat dengan pernyataan peserta yang mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena pembimbing I jarang sekali memeriksa absen dan jurnal yang dimiliki peserta serta jarang memantau perkembangan peserta karena pembimbing hanya dateng 2 kali ketika menjenguk dan menjemput. Kinerja pembimbing I terkait dengan kemampuan memberi solusi dikatakan sudah baik terutama pada aspek memberikan solusi, bersikap ramah, bertangung jawab dan memberikan saran, sedangkan kinerja pembimbing I syang belum dikatakan baik, terutama pada aspek memberikan arahan terkait dengan laporan karya tulis. Hal ini disebabkan karena pembimbing I yang disibukkan dengan jam mengajar sehingga tidak ada waktu yang tepat untuk melakukan arahan dalam membuat laporan karya tulis, walaupun begitu, siswa disuruh untuk mencari referensi karya tulis di perpustakaan, setelah itu membuat laporan karya tulis sesuai panduan kemudian diserahkan kepada pembimbing I dan diberikan saran dan masukan. d. Kegiatan Bimbingan oleh Instruktur Perusahaan (Pembimbing II) Kehadiran pembimbing II dalam memantau kegiatan peserta Prakerin dilakukan setiap hari pada jam kantor, sedangkan untuk intensitas kegiatan bimbingan biasanya dilakukan setiap peserta diberikan tugas dan setiap ada pekerjaan baru yang diberikan oleh pembimbing II. Bimbingan ini berguna untuk memberikan penjelasan dan arahan agar peserta Prakerin dapat mengerti dan memahami dalam mengerjakan tugasnya. Untuk mengukur kualitas kinerja diperlukan suatu penilaian. Berikut ini adalah penilaian peserta Prakerin terhadap kinerja pembimbing II terkait kegiatan bimbingan.
107
Tabel 4.9 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) Terkait Kegiatan Bimbingan TB
KB
C
B
SB
0%
0%
4%
20%
76%
II
0%
4%
0%
44%
52%
Kerjasama pembimbing II dengan
4%
0%
12%
20%
64%
0%
0%
4%
36%
60%
0%
0%
28%
36%
36%
0%
8%
40%
12%
40%
0%
4%
12%
24%
60%
0,57%
2,29%
14,28%
27,43%
55,43%
No 1
Aspek yang diamati Pembimbing pengarahan harus
II
memberikan
tentang apa yang dilakukan
selama
melaksanakan praktik 2
Kesungguhan
pembimbing
dalam membimbing 3
anggota kelompok 4
Pembimbing
II
Memberikan
pekerjaan sesuai dengan jurusan 5
Pembimbing II
rajin dalam
membimbing kelompok anda 6
Pembimbing II Memeriksa absen dan
jurnal
kegiatan
anggota
kelompok 7
Memantau perkembangan peserta praktik
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, umumnya peserta prakerin berpersepsi bahwa kinerja pembimbing II terkait dengan kegiatan bimbingan secara keseluruhan yakni 82,86% sudah melakukan bimbingan dengan baik terutama pada aspek memberikan pengarahan, kesungguhan dalam membimbing, kerjasama pembimbing II dengan peserta, memberikan pekerjaan yang relavan, kerajinan dalam membimbing dan memantau perkembangan peserta. Namun demikian secara keseluruhan di antara mereka ada 17,14% yang menyatakan bahwa kinerja pembimbing II belum baik, terutama pada aspek memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok, sehingga mengakibatkan
108
ketidaksesuaian antara kegiatan yang ditulis di jurnal dan kegiatan yang diberikan oleh pembimbing II dan absensi pun sangat penting untuk mengetahui kerajinan peserta selama Prakerin. Untuk mengetahui kualitas pembimbing II dalam kemampuan memberi solusi, berikut ini adalah penilaian peserta terhadap kinerja pembimbing II terkait dengan kemampuan memberi solusi. Tabel 4.10 Penilaian Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) Terkait Kemampuan Memberikan Solusi Aspek yang diamati
TB
KB
C
B
SB
Solusi yang diberikan pembimbing II apabila ada
4%
0%
24%
24%
48%
4%
0%
4%
12%
80%
0%
0%
16%
24%
60%
0%
0%
8%
32%
60%
2%
0%
13%
23%
62%
No 1
kendala yang anda hadapi 2
Pembimbing II Bersikap ramah terhadap anggota kelompok
3
Tanggung jawab pembimbing II terhadap peserta Prakerin
4
Memberikan masukan/saran terhadap kelompok anda
Jumlah
Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja pembimbing II terkait dengan kemampuan dalam memberikan solusi yakni 85% sudah baik, terutama pada aspek bersikap ramah, tanggung jawab dan memberikan masukan/saran kepada peserta. Namun demikian secara keseluruhan di antara mereka ada 15% yang menyatakan bahwa kinerja pembimbing II belum baik, terutama pada aspek solusi yang diberikan apabila terjadi kendala. Dari aspek kegiatan bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II pada umumnya sudah memenuhi kriteria dalam kegiatan bimbingan. terutama pada aspek pada aspek memberikan pengarahan, kesungguhan dalam membimbing, kerjasama pembimbing II dengan peserta, memberikan pekerjaan yang relavan, kerajinan dalam membimbing dan memantau perkembangan peserta, bersikap ramah, tanggung jawab dan memberikan
109
masukan/saran kepada peserta. Kegiatan bimbingan dilakukan secara fleksibel dan memberikan manfaat bagi peserta Prakerin. Dari hasil wawancara dengan peserta Prakerin mengatakan bahwa kegiatan bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II di tempat Prakerin ini sangat banyak memberikan manfaat kepada peserta, dengan adanya bimbingan peserta dapat bertambah wawasan terkait dengan pekerjaan pembimbing II sekaligus
pembimbing II juga
mengajarkan apa yang tidak dimengerti oleh peserta mengenai pekerjaan administrasi yang ada diperusahaan.120 Hanya saja perlu ditingkatkan dalam memberikan solusi apabila terjadi kendala dan memeriksa absensi dan jurnal kegiatan yang dimiliki peserta agar tidak terjadi ketidaksesuaian antara pekerjaan yang diberikan dengan yang dituliskan dijurnal karena nantinya akan dijadikan sebagai bahan dalam membuat laporan karya tulis. Berdasarkan analisis pada bagian proses dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan belum memenuhi kriteria karena masih terdapat beberapa faktor yang belum terpenuhi, pertama, seharusnya pelaksanaan Prakerin dilaksanakan 3 bulan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dan lingkup pekerjaan Prakerin administrasi perkantoran bukan hanya lebih sering mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis melainkan seharusnya diberi penjelasan dan dipraktikkan dalam menggunakan komputer, printer dan faksimile. Kedua pengawasan pihak sekolah belum maksimal karena hanya dilakukan 3 kali dalam 2 bulan, pengawasan ini termasuk ke dalam kunjungan mengantar, memvisiting dan menjemput. Jadi dapat dikatakan belum efektif dalam mengawasi peserta, belum lagi ada guru pembimbing yang tidak berkunjung selama 3 kali untuk melakukan pengawasan. Hal ini akan menyulitkan pembimbing dalam memantau perkembangan peserta selama prakerin, Ketiga, kegiatan bimbingan oleh pembimbing I belum dikatakan baik dalam aspek memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok, memantau perkembangan peserta dan memberikan arahan terkait laporan karya tulis. hal ini dikarenakan kepadatan jadwal mengajar sehingga tidak dapat
120
Hasil wawancara dengan peserta Prakerin pada tanggal 9 Februari 2017 di tempat Prakerin.
110
maksimal dalam melakukan kegiatan bimbingan. Walaupun begitu, pembimbing I melakukan bimbingan sampai peserta menyelesaikan laporan karya tulis, tetapi seharusnya ada sanksi yang tertulis apabila ada siswa yang menyelesaikan laporan Prakerin melebihi waktu yang telah ditetapkan. dan Keempat pada kegiatan bimbingan oleh pembimbing II lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan solusi kepada peserta apabila terdapat kendala dan memeriksa absensi dan jurnal yang dimiliki siswa agar tidak terjadi ketidaksesuaian antara pekerjaan yang dikerjakan dengan pekerjaan yang dituliskan di jurnal peserta.
4.Analisis Product (Hasil) a. Kuantitas dan Kualitas Kinerja Suatu kuantitas dan kualitas kinerja peserta dapat diukur melalui kesesuaian target volume pekerjaan yang dikerjakan dan adanya peningkatan pemahaman serta keterampilan di bidang administrasi perkantoran. Menurut pembimbing II mengatakan bahwa setiap peserta melakukan pekerjaan selalu dikerjakan dengan cepat, tuntas. 121 Begitu pun dengan keterampilan, peserta merasa bertambah keterampilannya setelah melaksanakan Prakerin, seperti dapat menyortir surat, memfotocopy, mengagendakan surat masuk dan keluar, merekap data, mengarsipkan surat dan melakukan pelayanan kepada masyarakat atau dengan karyawan yang ada di kantor. Dari penyataan tersebut siswa lebih memahami mengenai area tugas administrasi perkantoran. Keterampilan yang diperoleh siswa selama 2 bulan kemudian diberikan penilaian oleh pembimbing II.Tabel berikut ini persentase penilaian yang diberikan oleh pembimbing II. (Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran)
121
Hasil wawancara dengan pembimbing II pada tanggal 17 Februari 2017 di tempat Prakerin
111
Tabel 4.11 Persentase Nilai Peserta Selama Prakerin No
Aspek yang Dinilai
Persentase
No
Aspek yang
Persentase
Dinilai
1
Disiplin
83,76%
6
Sikap
86,8%
2
Kerjasama
85,04%
7
Prestasi Kerja
85,04%
3
Inisiatif
83,52%
8
Kejujuran
87,76%
4
Kerajinan
87,4%
9
Komputer
84,64%
5
Tanggung Jawab
85,64%
10
Mengetik
84,48%
Jumlah
85,41%
Dari tabel di atas, umumnya pembimbing II memberikan penilaian yang tinggi pada setiap aspek. Artinya kinerja peserta selama ini dapat membantu tugas pembimbing II serta sikap peserta yang mematuhi aturan di kantor. Hal ini juga diperkuat pembimbing II yang mengatakan bahwa hasil kerja yang dikerjakan oleh peserta sudah baik dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, bahkan peserta rajin dan tanggung jawab dalam membantu pekerjaan di kantor.122 Pembimbing II mengatakan bahwa hasil kerja yang dilakukan peserta bermanfaat di antaranya dapat meringankan tugas karyawan dan meningkatkan citra perusahaan.123 Bagi sekolah efek dari pelaksanaan Prakerin membuat siswa lebih berinisiatif dan bertanggung jawab bahkan dari hasil Prakerin siswa lebih menguasai materi produktif yang dipelajari dan cekatan dalam melaksanakan/menyelesaikan tugas-tugas dari guru. b. Laporan Prakerin Setelah pelaksanaan Prakerin selesai, siswa diwajibkan membuat laporan Prakerin dalam bentuk karya tulis, sebagai bentuk rasa tanggung jawab, bukti tertulis sudah menjalankan Prakerin dan sudah menjadi 122 123
Ibid. Ibid.
112
prosedur serta syarat dalam pengambilan ijazah. Petunjuk untuk penyusunan laporan Prakerin sudah ada di dalam buku panduan yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat mempelajarinya dari buku panduan tersebut. Laporan Prakerin yang bagus dibuat dengan memenuhi syarat/kriteria yang telah ditetapkan. Kaprog mengatakan bahwa karya tulis yang dibuat harus memperhatikan aspek-aspek yang dinilai di antaranya cover laporan, judul laporan, isi laporan relavan dengan permasalahan yang akan dilaporkan, pengetikan laporan, dan daftar pustaka.124 Pemilihan judul yang diambil sudah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan di tempat pelaksanaan Prakerin seperti judul yang diambil mengenai tata kerja prosedur kearsipan. Hal ini juga diperkuat dari hasil pengamatan bahwa judul sudah relavan dengan kegiatan yang dilakukan selama Prakerin, uraian kegiatan pekerjaan kantor yang dilakukan di instansi sudah dipaparkan dengan jelas, pengumpulan data juga sudah lengkap dan teknik penulisan sudah tepat. Namun, masih ada yang belum bagus pada aspek penggunaan bahasa, dan ketepatan untuk menarik kesimpulan dan saran serta belum dikaitkan antara teori yang dijabarkan dengan kegiatan yang dilakukan di kantor. Selain itu laporan yang dibuat peserta Prakerin tidak dipresentasikam dengan alasan waktu yang terbatas. Hal ini dikarenakan jadwal proses KBM yang sudah padat, sehingga sidang tidak perlu diadakan karena sudah diwakilkan dengan laporan Prakerin. Berdasarkan analisis product (Hasil) dapat disimpulkan bahwa pada aspek kuantitas dan kualitas kinerja, umumnya sudah baik, selama Prakerin peserta dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing II dengan baik, dapat membantu pekerjaan karyawan di kantor dan setelah siswa selesai melaksanakan Prakerin siswa diberikan Sertifikat Prakerin oleh sekolah yang penilaian sepenuhnya berasal dari pembimbing II. Pada aspek laporan Prakerin umumnya laporan karya tulis yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang terdapat dibuku panduan. Namun memang 124
op.cit.
Hasil wawancara dengan Drs.Irfan Dadi,.M.Pd, selaku kaprodi Administrasi Perkantoran.
113
ada beberapa aspek yang masih perlu diperbaiki yaitu penggunaan bahasa dan ketepatan dalam menarik kesimpulan dan saran. Seharusnya peserta lebih dibimbing dalam penggunaan bahasa yang bagus, sehingga bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami bagi yang membacanya dan seharusnya terdapat bagian pembahasan yang membahas tentang kegiatan yang dilakukan selama Prakerin yang dikaitkan dengan teori yang telah dipelajari Agar peserta menjadi paham mengenai lingkup administrasi perkantoran yang sebenarnya dan seharusnya diadakan sidang Prakerin sebagai tindak lanjut setelah selesai penyusunan laporan Prakerin, agar sekolah mengetahui kemampuan serta ilmu yang didapatkan saat Prakerin serta peserta didik dapat menyusun laporan dengan cepat dan serapi mungkin untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Dari hasil yang diperoleh siswa selama Prakerin, sekolah juga akan melakukan perbaikan untuk mengoptimalkan kompetensi peserta didik. hasil wawancara dengan kaprog mengatakan bahwa perbaikan ini dimulai dari pihak kantor memberikan saran kepada pihak sekolah melalui kolom saran yang akan diserahkan oleh peserta, setelah itu dipelajari untuk memperbaiki mekanisme Prakerin yang diinginkan, kemudian rapat dengan para kajur untuk memberikan solusi dan pengarahan atas saran-saran yang diberikan dan kemudian hasil nya dilaporkan ke kepala sekolah untuk dirapatkan bersama kepsek agar mengetahui aspek apa saja yang perlu ditingkatkan untuk mengotimalkan kompetensi peserta didik.125 Perbaikan ini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Prakerin pada tahun ajaran berikutnya dan menghasilkan siswa/i SMK yang siap untuk bekerja dan meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
125
Ibid
114
C. Analisis Ketercapaian Evaluasi Program Tabel 4.12 Tabel Unit Analisis Ketercapaian Program Prakerin pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda
Fokus Evaluasi C O N T E X T
I N P U T
Kriteria Keberhasilan
Legalitas Formal Terdapat landasan program Prakerin hukum yang mengatur program Prakerin Latar Belakang Program Terdapat latar Prakerin belakang program Prakerin yang jelas dan rinci Tujuan program Memiliki tujuan Prakerin program Prakerin yang terukur dan rinci MOU (Naskah Terdapat Kerjasama) kerjasama antara sekolah dan DU/DI Profil Kompetensi Terdapat Profil Keahlian Administrasi kompetensi Perkantoran keahlian Administrasi Perkantoran NILAI Kesiapan program 1. Terdapat tahap Prakerin penyusunan program prakerin yang rinci 2. Terdapat tahap prosedur pelaksanaan Prakerin yang rinci di buku panduan Prakerin Pembekalan 1. Materi pembekalan dihadiri oleh pihak DU/DI
Kondisi/ kinerja Tersedia landasan hukum
Aktualisasi Objek RN MO TG (1) (2) (3)
Tersedia dokumen latar belakang program Prakerin
Memiliki dokumen tujuan program Prakerin
Tidak ada MOU (Naskah Kerjasama)
Tersedia profil kompetensi keahlian administrasi perkantoran 2,8 1. Tidak tersedia tahap penyusunan program Prakerin 2. Tidak tersedia tahap prosedur pelaksanaan Prakerin di buku panduan Prakerin 1. Tidak dihadiri oleh pihak DU/DI
Keputusan
Tinggi
115
2. Durasi waktu 2. Tidak 2 jam untuk memenuhi masingdurasi waktu masing pembekalan pembekalan
3. Belum 3. Pembekalan melakukan dilakukan pembekalan secara umum secara umum dan khusus dan khusus Siswa sebagai peserta Menguasai Sebagian Belum Prakerin mengenai mencapai KKM pelajaran pada pelajaran produktif Produktif administrasi perkantoran Buku Panduan Prakerin Terdapat Buku Sudah memiliki Kompetensi Keahlian Panduan Prakerin buku panduan Administrasi yang rinci dan Prakerin yang Perkantoran jelas. rinci. Guru Produktif AP 1. Seluruh guru 1. Sudah produktif AP memenuhi memenuhi kualifikasi kualifikasi pendidikan pendidikan (S1/D4) 2. Memenuhi 2. Sudah kompetensi memenuhi pada bidang kompetensi akademik bidang akademik Guru Pembimbing Memahami Sudah memahami gambaran tugas mengenai tugas dan fungsi sebagai dan fungsi guru pembimbing pembimbing I I Instruktur industri/ 1. Seluruh 1. Sudah perusahaan instruktur memenuhi industri/perusa kualifikasi haan pendidikan memenuhi kualifikasi akademik (S1/D4) 2. Sudah memenuhi 2. Memenuhi kompetensi kompetensi bidang pada bidang akademik akademik
116
P R O C E S S
Sarana dan Prasarana Tersedia sarana jurusan AP dan prasarana yang memadai Biaya Tidak ada dana yang dikeluarkan dari pihak siswa untuk pelaksanaan program Prakerin NILAI Pelaksanaan Prakerin 1. Pelaksanaan oleh peserta Prakerin Prakerin yang relavan pada bidang administrasi perkantoran 2. Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan selama 3 bulan. Pengawasan pihak 1. Pengawasan Sekolah dan pihak dilakukan oleh DU/DI pihak sekolah 3 kali selama 2 bulan 2. Pengawasan oleh pihak DU/DI 5 hari dalam seminggu. Kegiatan bimbingan 1. Kegiatan oleh guru pembimbing Bimbingan sekolah maksimal 6 bulan
2. Melaksanakan semua tugas kegiatan bimbingan Kegiatan oleh perusahaan
bimbingan 1. Kegiatan instruktur bimbingan dilakukan setiap hari 2. Melaksanakan semua tugas kegiatan bimbingan
Belum tersedia sarana prasarana yang memadai Siswa masih dikenakan biaya untuk pelaksanaan Prakerin Rendah
1,78
1. Sudah relavan pada bidang administrasi perkantoran 2. Program Prakerin belum dilaksanakan 3 bulan 1. Tidak memenuhi minimal kehadiran
2. Sudah memenuhi minimal kehadiran 1. Tidak memenuhi waktu maksimal kegiatan bimbingan 2. belum terlaksana semua tugas kegiatan bimbingan 1. Sudah memenuhi waktu kegiatan bimbingan 2. belum melaksanakan semua tugas
117
kegiatan bimbingan P R O D U C T
NILAI Kuantitas dan kualitas 1. Adanya 1. sudah ada kinerja peningkatan peningkatan keterampilan 2. Adanya 2. sudah ada peningkatan peningkatan pemahaman area tugas administrasi perkantoran
Laporan Prakerin
3. Terdapat nilai 3. Tersedia nilai Prakerin yang Prakerin diberikan oleh pihak industri 1. Adanya 1. Laporan Laporan Prakerin Prakerin masih ada sesuai dengan yang belum buku panduan sesuai dengan Prakerin buku panduan Prakerin 2. Melakukan 2. Belum ada sidang laporan sidang sebagai Prakerin tindak lanjut setelah selesai pembuatan membuat laporan laporan Prakerin Prakerin NILAI
1,88
Rendah
2,4
Adapun perhitungan analisis ketercapaian evaluasi program, dihitung berdasarkan: Nilai Peroleh X Opsi Nilai Tertinggi Keterangan : Nilai Peroleh
: Diperoleh dari jumlah pencapaian aktualisasi objek per 1 tahapan Nilai Tertinggi : Diperoleh dari jumlah keseluruhan per tahapan Opsi : 3, yakni total dari aktualisasi objek. RN : Rendah (Skor 1) MO : Moderat / Sedang ( Skor 2) TG : Tinggi (Skor 3)
Moderat
118
D. Pembahasan Hasil Temuan Evaluasi Program Prakerin Dari pembahasan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa temuan hasil evaluasi program Prakerin pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK sumpah pemuda, antara lain; 1. Tahapan Context (Konteks) Orientasi utama dari evaluasi konteks yang dituliskan oleh Endang adalah mengidentifikasi latar belakang, perlunya mengadakan perubahan atau munculnya beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan. 126 Subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan yang tidak diimplementasikan yaitu pada legalitas formal program Prakerin belum memiliki dokumen tentang dasar hukum, latar belakang, tujuan dan MOU program Prakerin, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda oleh setiap warga sekolah mengenai Prakerin. Padahal idealnya yang dipaparkan oleh Farida, tahapan konteks untuk membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.
127
Oleh sebab itu, dapat diketahui terdapat beberapa ketidaksesuaian dalam tahapan konteks. ketidaksesuaian tersebut sebaiknya diperbaiki dengan memiliki dokumen yang diperlukan dalam penyelenggaraan Prakerin untuk meningkatkan program Prakerin. 2. Tahapan Input (Masukan) Komponen Input (masukan) meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, dana/anggaran, dan berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.128 Pada
aspek
sarana
prasarana
pada
kompetensi
keahlian
administrasi perkantoran pada saat ini belum memfasilitasi kebutuhan yang menunjang keterampilan siswa seperti belum memiliki ruang lab khusus administrasi perkantoran, jumlah komputer yang tidak seimbang
126
Endang Mulyatiningsih, op.cit, h. 151. Farida Yusuf Tayibnapis, op.cit., h. 14. 128 Eko Putro Widoyoko, op.cit., h. 182. 127
119
dengan jumlah keseluruhan di sekolah ini, alat peraga yang belum lengkap disediakan oleh sekolah misal belum ada mesin fotocopy, facksimile, dan mesin printer. seharusnya sekolah memiliki laboratorium untuk mengasah keterampilan jurusan administrasi perkantoran. Pada aspek biaya, siswa dikenai 2 kali beban biaya yaitu biaya SPP dan biaya Prakerin. Seharusnya tidak ada biaya Prakerin yang dikeluarkan oleh peserta, apalagi biaya tersebut untuk memperoleh jas almamater, semestinya jas almamater sudah didapatkan sejak awal tahun ajaran baru. di SMK 19 misalnya, siswa tidak membayar biaya Prakerin. selain itu biaya dikeluarkan untuk biaya transporatsi guru, seharusnya uang transportasi pembimbing Prakerin dapat dibayarkan dari uang SPP, karena selama Prakerin tidak ada pembelajaran di kelas. 3. Tahapan Process (Proses) Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program.
129
.
Prakerin pada kegiatan administrasi dalam perusahaan biasanya berada dalam
suatu
unit/bagian/divisi
yang
disebut
sekretariat
atau
kesekretariatan. Menurut pembinaan SMK, waktu pelaksanaan Prakerin minimal 3 bulan.130 Adapun pekerjaan kantor yang dikemukakan oleh Mulyono Seperti mencatat surat masuk dan surat keluar,
ekspedisi,
menerima
telepon,
mendistribusikan
surat,
menggandakan dokumen, mencatat buku tamu, dan buku-buku penting yang terkait dengan penyelenggaraan kantor.131 Pada aspek pelaksanaan Prakerin oleh peserta dilakukan selama 2 bulan karena disesuaikan dengan kalender sekolah. Artinya dari sisi waktu tidak memenuhi waktu minimal pelaksanaan Prakerin yang sesuai dengan prosedur Prakerin dan pekerjaan yang diberikan selama
129
Eko Putro Widoyoko, op. cit., h. 182. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Op.cit., h. 6. 131 Mulyono,Op.cit., h. 59. 130
120
Prakerin sebagian besar hanya melakukan pekerjaan yang bersifat teknis. Pada aspek pengawasan pihak sekolah, dalam melakukan kunjungan sekaligus untuk pengawasan sesuai prosedur sekolah dilakukan 3 kali selama dua bulan yaitu pada saat mengantar, menjenguk dan menjemput, namun sebagian besar guru-guru melakukan pengawasan atau kunjungan 1 atau 2 kali yakni pada saat menjenguk dan menjemput peserta. Hal ini dikarenakan peserta didik yang akan melaksanakan Prakerin tidak tepat waktu memberikan surat tugas kepada pembimbing I seperti diberikan pada saat pertengahan bulan sehingga pembimbing I tidak dapat mengantar peserta ke tempat Prakerin karena belum menerima surat tugas. Berdasarkan data yang diperoleh, masih terdapat hambatan dalam setiap aspek proses. karena memang tujuan evaluasi proses adalah untuk mengidentifikasi atau memprediksi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau implementasi program.132 Dengan kata lain evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. 4. Tahapan Product (Hasil) Tujuan utama dari evaluasi hasil yang dituliskan oleh Hamid Hasan adalah untuk menentukan sampai sejauh mana program yang telah diimplementasikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan kelompok yang menggunakannya.133 Pada aspek laporan Prakerin, belum diadakan presentasi/sidang Prakerin sebagai tindak lanjut setelah siswa menyelesaikan laporan Prakerin. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan jadwal proses KBM yang sudah padat, sehingga sidang tidak perlu diadakan karena sudah diwakilkan dengan laporan Prakerin.
132 133
Endang Mulyatiningsih, op. cit., h. 154. Hamid Hasan, op. cit., h. 219.
121
Padahal, sidang Prakerin ini berguna agar sekolah mengetahui kemampuan dan ilmu yang didapatkan saat Prakerin serta peserta didik dapat menyusun laporan dengan cepat dan serapi mungkin serta untuk melatih mental peserta. Data yang dihasilkan akan sangat menentukan dampak, efektivitas, keberlanjutan, kualitas atau keadaan sebuah program. kemudian dipertegas oleh Farida (dalam widoyoko) bahwa evaluasi produk berguna untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.134 Dengan kata lain, dapat memberikan informasi yang dapat membantu evaluator dalam mengambil sebuah keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir maupun modifikasi program. Oleh sebab itu, pihak sekolah sebaiknya mengadakan presentasi/sidang laporan Prakerin sebagai tindak lanjut dari penyusunan laporan tersebut. Namun, bagi peserta didik yang melakukan Prakerin setidaknya sudah memiliki kemampuan dasar administrasi perkantoran atau sudah mendapatkan bekal dari sekolah dan tempat Prakerin, ilmu-ilmu dasar yang telah diperoleh dapat dipergunakan di tempat kerja,.
E. Keterbatasan Evaluasi Selama melakukan penelitian program Prakerin kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda tidak semua yang peneliti inginkan tersedia dengan baik, selain itu keterbataan waktu yang dimiliki peneliti juga menjadi kendala dalam menghasilkan evaluasi program yang representatif, instrumen yang terbatas untuk melakukan evaluasi dan keterbatasan data tentang penyelenggaraan program Prakerin.
134
Eko Putro Widoyoko, op. cit., h. 183.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan analisis hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa program Prakerin pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda belum efektif. Hal ini bisa dilihat dari empat aspek berikut: 1. Pada aspek Context (konteks), sebagian besar sudah memenuhi syarat, karena dokumen yang dimilikinya lengkap, memiliki landasan hukum mengenai program Prakerin, memiliki tujuan program Prakerin , Dokumen profil kompetensi keahlian administrasi perkantoran. hanya saya tidak tercapai pada aspek MOU (Naskah Kerjasama ) dengan pihak DU/DI. 2. Pada aspek input (masukan), sebagian besar belum semuanya terpenuhi. karena disebabkan oleh beberapa komponen yaitu belum memiliki tahap penyusunan program Prakerin, belum mencantumkan tahap prosedur Prakerin ke dalam buku panduan Prakerin, pembekalan belum dihadirkan dari pihak DU/DI, durasi waktu yang tidak cukup, sebagian besar belum mencapai KKM pada pelajaran produktif, buku panduan Prakerin yang belum lengkap, sarana dan prasarana jurusan administrasi perkantoran belum menunjang keterampilan peserta dan masih ada biaya yang dikeluarkan oleh siswa. Namun hanya tercapai pada aspek guru produktif AP, guru pembimbing sekolah dan instruktur industri/perusahaan. 3. Pada aspek process (Proses), sebagian besar belum berjalan secara optimal. Ketidakoptimalan terjadi pada beberapa komponen, pelaksanaan Prakerin belum dilaksanakan 3 bulan, pengawasan yang dilakukan oleh guru pembimbing belum melakukan sesuai prosedur sekolah, pembimbing I belum melaksanakan tugas kegiatan bimbingan dengan optimal. hanya saja tercapai pada kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing II. 4. Pada aspek
product
(Hasil), sebagian
besar belum
optimal .
Ketidakoptimalan terjadi pada beberara komponen, masih terdapat beberapa laporan Prakerin yang belum sesuai dengan buku panduan
122
123
Prakerin dan belum ada sidang sebagai tindak lanjut dalam pembuatan laporan Prakerin. Namun, ada aspek yang tercapai yakni bertambahnya keterampilan siswa, penilaian yang diperoleh dari pembimbing II berada pada kategori baik artinya hasil kerja yang dilakukan peserta bermanfaat dan dapat membantu pekerjaan pembimbing II. B. Rekomendasi Berdasarkan temuan-temuan dan simpulan hasil penelitian maka secara umum penelitian ini menyarankan agar program Prakerin lebih dioptimalkan dari segala aspek. Secara rinci peneliti juga ingin menyampaikan rekomendasi yang ditunjukkan kepada: 1. Kepala sekolah; sebaiknya sekolah memiliki dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan Prakerin, agar mempunyai bukti tertulis mengenai program Prakerin dan juga akan lebih baik sekolah mengadakan kordinasi dengan pihak DUDI serta guru mata pelajaran produktif dalam merencanakan program Prakerin agar pelaksanaan Prakerin berjalan lebih terarah dan relevan antara kompetensi yang dimiliki dengan kebutuhan di lapangan. Selain itu juga sebaiknya Prakerin dilaksanakan 3 bulan sesuai dengan ketentuan prosedur dan sebaiknya siswa tidak dikenakan biaya untuk pelaksanaan Prakerin dan juga akan lebih baik sekolah mengadakan sidang Prakerin setelah siswa menyelesaikan penyusunan laporan Prakerin. 2. Ketua program keahlian administrasi perkantoran; sebaiknya kepala program lebih memaksimalkan fasilitas yang menunjang kompetensi peserta didik dalam mengikuti
program
Prakerin seperti
memiliki
laboratorium
administrasi perkantoran, alat peraga, penambahan jumlah komputer untuk meningkatkan bekal keterampilan peserta didik. dan akan lebih baik juga kaprog memperbaiki daftar list penempatan anggota Prakerin yang disertai dengan guru pembimbing dan sebaiknya memperbarui buku panduan program Prakerin, serta sebaiknya memberikan daftar kompetensi peserta didik kepada pihak DUDI sehingga memungkinkan kegiatan yang diberikan mengacu kepada kompetensi peserta didik, selain itu juga akan lebih baik
124
pembekalan dihadiri
pihak DUDI agar mengetahui dan memberikan
gambaran pekerjaan yang ada di lingkungan kerja sebenarnya. 3. Pembimbing I (Guru); sebaiknya pembimbing I melakukan 3 kunjungan sesuai dengan prosedur sekolah serta dalam melakukan monitoring sebaiknya guru lebih memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik dan memberikan pengarahan mengenai keterkaitan kegiatan yang dilakukan dengan kompetensi yang dimiliki agar peserta didik memahami tujuan dari pelaksanaan Prakerin. Selain itu juga dalam membimbing laporan hasil Prakerin sebaiknya memberikan sanksi kepada siswa yang menyelesaikan laporan Prakerin melebihi waktu yang telah ditentukan. 4. Pembimbing II (Pihak Industri yang terlibat); pembimbing II sekiranya dapat memberikan pekerjaan atau tugas yang dapat relavan dengan kompetensi peserta didik bukan hanya pekerjaan yang bersifat teknis saja yang diajarkan akan tetapi nonteknis pun juga diajarkan, sehingga kemampuan yang dimiliki dapat mengalami peningkatan dan untuk kegiatan yang bersifat ineternal yang tidak dapat diberikan oleh peserta didik setidaknya dapat diberikan pengetahuan atau memberi contoh pelaksanaanya sehingga peserta didik tetap dapat mengaplikasikan seluruh kompetensi yang dimiliki. dan akan lebih baik pihak industri Ikut terlibat dalam pembekalan yang dilakukan sekolah dan sebaiknya pembimbing II memperhatikan absen dan jurnal yang dimiliki siswa, agar dapat mengetahui tingkat kerajinan dan keberagaman tugas yang diberikan oleh pembimbing II. 5. Peserta Prakerin; sebaiknya peserta lebih serius mempelajari bekal-bekal akademik dalam proses belajar di sekolah dan melaksanakan Prakerin dengan baik, serta berinisiasi untuk melakukan pekerjaan yang diberikan karena program Prakerin disiapkan untuk menghasilkan siswa yang produktif dan terampil di bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: CV Rajawali. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Anggraini, Dewi dan Pebri Dian Wahyudi. 2011. Memahami prinsip-prinsip penyelenggaraan administrasi perkantoran. Jakarta: Inti Prima Promosindo. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktis Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azizi Hj. Yahaya. 2001. The using of model Context, Input, Process and Products (CIPP) in Learning Programs Assesment. Journal International Conference on Chellenges and Propects in Teacher Eduacation. Badan Pusat Statistik, https://www.bps.go.id/link TabelStatis/view/id/972 diakses pada 26 April 2016. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Dirjen Pembinaan Kursus dan Kelembagaan.2007.Buku Panduan Bahan Ajar Administrasi Perkantoran kesekretarisan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2016. Pelatihan Implementasi kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan, Materi Pelatihan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dokumen Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sumpah Pemuda. Farsi, Mitra & Maryam Sharif. Stufflebeam’s CIPP Model & Program Theory:A Systematic Review. International Journal of Languange Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW). Volume 6. July 2014. Gunawan, Imam. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:Bumi Aksara. Gustion, Doni. 2012. Artikel Evaluasi Program Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan. Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan; Universitas Negeri Padang.
125
126
Hakan, Karatas. 2011. Journal CIPP Evaluation Model Scale: Development, reliability and Validity,Procedia Social and Behavioral Sciences. Hamalik, Oemar. 1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional Kejuruan, kewiraswastaan, dan manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakti. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor 323/U/1997. Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: 1998. Konsultan Kresna. http://konsultasiskripsi.com/2017/01/09/komponen-praktikkerja-industri-prakerin-skripsi-dan-tesis/ diunduh pada bulan Januari 2017 Mulyatingsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyono. 2010. Manajemen Admnistrasi & Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Munthe, Ashiong P. 2015. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan: Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat, Scholaria. Vol. 5, No. 2. Musfah, Jejen. 2011. Pendidikan Holistik Pendekatan Lintas Perspektif. Ciputat: FITK Press. Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan praktik. Jakarta: Kencana. Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group. Muyasaroh, Sutisno. 2014. Pengembangan Instrumen evaluasi CIPP pada program pembelajaran Tahfiz al-Qur’an di Pondok Pesantren. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Tentang Pendidikan Menengah. Nomor 29 Tahun 1990. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Nomor 19 Tahun 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Tentang Standar Isi. No.22 Tahun 2006.
127
Rossi, Peter H. 1982. New Direction for Program Evaluation: Standar for Evaluation Practice. San Fransisco: Jossey-Bass. Sanjaya, Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sedianingsih, Farida Mustikawati dan Nieke Prihardini. 2010. Teori dan Praktik Administrasi Kesekretariatan. Jakarta : Prenada Media Group. Sugiono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta. Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya.Jakarta:Bumi Aksara. Soeprijanto. “Daya Dukung Industri Terhadap Pelaksanaan Praktik Kerja Idustri (Prakerin), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 16 Nomor 3, Mei 2010. Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta. Topno, Harsit. 2012. Evaluation of Training and Development: An Analysis of Various Models, Journal of Business and Management, Volume 5, Issue 2. Widoyoko, Eko Putro. 2015. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Warju. 2016. Education Program Evaluation using CIPP Model, Journal Innovation of Vocational Technology Education, invotec XII:1. Wena, Made. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung:Tarsito. Yatimah, Durotul. 2009. Kesekretarisan Modern dan Administrasi Perkantoran. Bandung: Pusaka Setia. Zhang, Guili et al. 2011. Using the Context, Input, Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a Comprehensive Framework to Guide the Planning, Implementation, and Assesment of Service-Learning Programs, Journal of Higher Education Outreach and Engagement, volume 15. Number 4.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
128
129
LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara Kepala SMK Sumpah Pemuda A. Komponen Konteks (Context) 1. Bagaimana landasan formal program Prakerin di SMK Sumpah Pemuda? 2. Bagaimana latar belakang program Prakerin di SMK Sumpah Pemuda? 3. Apa tujuan program Prakerin di SMK Sumpah pemuda? 4. Apakah
tujuan
program
Prakerin
dirumuskan
mengikuti
kebijakan
pemerintah? 5. Apakaha tujuan program Prakerin yang telah dibuat mampu meningkatkan kemampuan dan keahlian peserta didik? 6. Apakah pihak industri dilibatkan dalam menyusun kompetensi program Prakerin? Sebutkan pihak DU/DI yang terlibat dalam penyusunan kompetensi program Prakerin tesebut? mengapa pihak pihak terlibat? 7. Apakah kompetensi yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh sekolah sudah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha? 8. Apakah ada MOU antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI dalam program Prakerin? B. Komponen Masukan (Input) 9. Siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan Prakerin? 10. Bagaimana tahap tahap penyusunan program kerja dalam mempersiapkan pelaksanaan Prakerin? 11. Bagaimana penjadwalan kegiatan program Prakerin? 12. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin? 13. Bagaimana cara sekolah memberikan pemahaman terhadap pentingnya program Prakerin
kepada peserta didik? Menurut bapak, apakah
kemungkinan mereka memahami? 14. Kapan waktu pelaksanaan pembekalan? Dan apa tujuan dari pembekalan? 15. Materi apa saja yang disampaikan kepada calon peserta Prakerin? Serta siapa saja atau pihak mana saja yang menjadi pengisi pembekalan?
130
16. Berapa jumlah peserta dalam Satu kali pembekalan? berapa lama masa pembekalan?
Dan
apakah
pembekalan
termasuk
prasyarat
dalam
pembekalan? 17. Bagaimana kesan kepala sekolah terhadap pembekalan? 18. Menurut bapak, sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah, apakah sudah cukup memfasilitasi peseta didik untuk bekal mereka melaksanakan Prakerin? 19. Bagaimana pemanfaatan fungsi laboratorium yang dimiliki sekolah? apakah penggunaan laboratorium sudah optimal untuk menunjang KBM disekolah? C. Komponen Proses (Process) 20. Berapa lama pelaksanaan Prakerin? Mengapa waktu pelaksanaanya selama itu? 21. Bagaimana tahapan-tahapan Prakerin? Apakah ada tahap adaptasi dengan pengenalan lingkungan tempat Prakerin? 22. Apakah tempat pelaksanaan Prakerin memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan yang relavan dengan kompetensi yang dimilikinya? 23. Ruang lingkup Prakerin yang seperti apa yang dibolehkan oleh sekolah? 24. Pada saat pelaksanaan Prakerin, Apakah ada peserta Prakerin yang dikembalikan oleh pihak DU/DI? Mengapa peserta Prakerin dikembalikan? 25. Bagaimana pengendalian dan pengawasan yang selama ini terlaksana di SMK Sumpah Pemuda terkait dengan program Prakerin? D. Komponen Hasil (Product) 26. Harapan yang seperti apa yang bapak inginkan setelah siswa melaksanakan Prakerin? 27. Apakah
ada
rencana
perubahan
dalam
mengoptimalkan kompetensi peserta didik
rangka
perbaikan
untuk
131
LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran A. Komponen Konteks (Context) 1. Bagaimana latar belakang kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda? 2. Kapan dibuka kompetensi keahlian administrasi perkantoran? 3. Apa tujuan kompetensi keahlian administrasi perkantoran? 4. Kurikulum apa yang dipakai kompetensi administrasi perkantoran? B. Komponen Masukan (Input) 5. Apakah seluruh guru produktif administrasi perkantoran memiliki latar belakang pendidikan S1? 6. Apakah seluruh guru pembimbing I (guru) memiliki latar belakang pendidikan S1? 7. Bagaimana prosedur pelaksanaan Prakerin kompetensi keahlian administrasi perkantoran? 8. Arahan yang seperti apa yang bapak sampaikan sebelum pelaksanaan Prakerin? 9. Apa saja yang harus disiapkan oleh jurusan terkait program Prakerin? 10. Apakah menurut bapak, sarana dan prasarana sudah memadai untuk bekal keterampilan calon peserta Prakerin? 11. Apakah ruang praktik administrasi perkantoran sudah memberikan gambaran yang optimal kepada calon peserta Prakerin? 12. Institusi yang seperti apa yang dapat memenuhi standar untuk dijadikan tempat pelaksanaan Prakerin? 13. Apa saja tugas dan fungsi guru pembimbing I (guru)? 14. Apakah ada biaya pembekalan? 15. Apakah ada biaya administrasi? 16. Berapa biaya transportasi pembimbing I (guru)? 17. Apakah ada biaya-biaya lain terkait dengan pelaksanaan program Prakerin? C. Komponen Proses (Process)\
132
18. Mengapa Prakerin dilaksanakan pada saat kelas XI ? 19. Apakah semua kelompok
jurusan administrasi perkantoran
sudah
mendapatkan tempat Prakerin? 20. Apakah selama siswa melaksanakan Prakerin, siswa juga masuk sekolah untuk belajar ? 21. Apakah pihak sekolah menekankan kepada mitra kerja agar peserta Prakerin hanya menekuni bidang administrasi perkantoran? 22. Siapa saja yang mengawasi jalannya praktik yang dilakukan oleh siswa? D. Komponen Hasil (Product) 23. Mengapa setelah peserta Prakerin membuat sebuah karya tulis? 24. Apakah karya tulis sebagai persyaratan kelulusan? Mengapa? 25. Apa saja aspek yang dinilai ketika peserta Prakerin melaksanakan Prakerin? 26. Apa saja aspek yang dinilai ketika peserta Prakerin membuat laporan karya tulis? 27. Bagaimana kesan bapak setelah peserta didik melakukan Prakerin? 28. Apakah ada rencana perbaikan terkait dengan Prakerin pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran? 29. Apa saja manfaat hasil kerja bagi sekolah?
133
LAMPIRAN 3 Pedoman Wawancara Guru Produktif Administrasi Perkantoran A. Komponen Masukan (Input) 1. Apakah ruang kelas yang dipergunakan untuk tempat belajar sudah dapat mendukung kegiatan belajar mengajar yang baik? 2. Apakah ruang praktik yang disediakan sekolah sudah dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar? 3. Perlengkapan atau alat peraga apa saja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar tekait pelajaran produktif? Dan apakah sekolah menyediakan perlengkapan atau alat peraga tersebut? B. Komponen Proses (Process) 4. Berapa lama waktu pelajaran produktif dalam satu minggu? 5. Apakah bapak/ibu merasa cukup dengan waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi kepada calon peserta Prakerin? 6. Apakah siswa diberikan pengetahuan mengenai DU/DI ? 7. Arahan yang seperti apa yang bapak/ibu berikan dalam mempersiapkan peserta Prakerin untuk memasuki duia kerja ? 8. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap program Prakerin? 9. Apakah bapak/ibu sudah merasa cukup dalam memberikan bekal pengetahuan kepada calon peserta Prakerin? 10. Apakah bapak/ibu sudah merasa cukup dalam memberikan bekal keterampilan kepada calon peserta Prakerin? 11. Apakah bapak/ibu sudah merasa cukup dalam memberikan bekal sikap kepada calon peserta Prakerin? 12. Hambatan apa yang bapak/ibu alami ketika mengajarkan pelajaran produktif?
134
LAMPIRAN 4 Pedoman Wawancara Pembimbing I (Guru) A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah bapak/ibu memberikan arahan kepada peserta Prakerin sebelum mereka ke tempat Prakerin? arahan apa saja yang diberikan kepada peserta Prakerin? 2. Apakah bapak/ibu mengantarkan peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu megantarkannya? 3. Apakah bapak/ibu memvisiting dan memonitoring Peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu memvisiting atau memonitoringnya? 4. Apakah bapak/ibu bertanya mengenai kesulitan yang dialami peserta Prakerin? kesulitan apa saja yang dialami peserta Prakerin? 5. Apakah peserta Prakerin selalu bercerita kepada bapak/ibu ketika terjadi hambatan dalam melakukan Prakerin? dan Apakah bapak/ibu memberikan solusi jika terdapat hambatan dalam Prakerin ? 6. Apakah bapak/ibu Membimbing Peserta Prakerin Sampai akhir Penyusunan membuat laporan Prakerin ? 7. Berapa kali bapak/ibu membimbing peserta Prakerin terkait dengan penyusunan membuat laporan Prakerin? 8. Apakah bapak/ibu menjemput peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu menjemputnya? 9. Apa yang bapak/ibu harapkan ketika peserta Prakerin sudah selesai melaksanakan Prakerin? 10. Apa kesan bapak/ibu terkait dengan peningkatan kompetensi peserta Prakerin?
135
LAMPIRAN 5 Pedoman Wawancara Pembimbing II (Instruktur Perusahaan) A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah Peserta didik suka datang terlambang ke tempat Prakerin ? seberapa sering peserta didik datang terlambat dalam kurun waktu 1 bulan ? 2. Apa saja pekerjaan yang bapak/ibu berikan kepada peserta Prakerin ? 3. Apakah setiap kegiatan atau tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dapat diselesaikan dengan baik ? 4. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi segala kegiatan dan hasil yang dikerjakan peserta didik selama Prakerin berlangsung? 5. Apakah dengan adanya peserta Prakerin, pihak kantor lebih terbantu dalam mengerjakan pekerjaan kantor ? 6. Apakah ada kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan industri/perusahaan ? 7. Apakah setiap memberikan pekerjaan ke peserta Prakerin, guru pamong DU/DI memberikan penjelasan terhadap pekerjaan yang diberikan 8. Apakah bapak/ibu membantu memberikan solusi, apabila terjadi kesulitan pekerjaan yang dialami peserta Prakerin? 9.
Apakah seluruh guru pembimbing II (instruktur perusahaan) memiliki latar belakang pendidikan S1?
10. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap kemampuan peserta Prakerin dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi perkantoran?
136
LAMPIRAN 6 Pedoman Wawancara Peserta Prakerin A. Komponen Masukan (Input) 1. Apa kesan anda terhadap pembekalan Prakerin yang dilaksanakan oleh pihak sekolah? 2. Bagaimana pembekalan dilakukan? Materi apa saja yang diberikan? Dan berapa kali pembekalan dilakukan? 3. Bagaimana kesan anda terhadap sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah? 4. Apakah menurut anda, sarana dan prasarana di sekolah membantu dalam melatih keterampilan anda sebelum melaksanakan Prakerin? 5. Bagaimana kesan anda terhadap laboratorium yang dimiliki sekolah? 6. Apakah anda merasa bekal keterampilan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal keterampilan apa saja yang anda peroleh? 7. Apakah anda merasa bekal sikap terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal sikap apa saja yang anda peroleh? 8. Apakah anda merasa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran
sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal
pengetahuan apa saja yang anda peroleh? 9. Apakah pembekalannya memberikan manfaat bagi anda ? B. Komponen Proses (Process) 10. Berapa kali pembimbing I (guru) mengunjungi anda ke tempat Prakerin? Pada saat kapan saja pembimbing I (guru) mengunjungi anda? Dan apa yang disampaikan oleh pembimbing I (guru) kepada pembimbing II (instruktur perusahaan)? 11. Apakah divisi yang anda tempatkan sekarang, sesuai dengan jurusan administrasi perkantoran?
137
12. Jenis pekerjaan apa yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan)? 13. Apakah bidang kerja yang anda lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan pada jurusan anda? 14. Apakah anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? 15. Apakah anda merasa mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? 16. Jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? 17. Apakah ada Rolling ke divisi lain? 18. Apakah 1 kelompok di tempatkan pada 1 divisi yang sama? 19. Seberapa sering pembimbing II ( instruktur perusahaan) membimbing anda? 20. Apakah anda merasakan manfaat bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ? 21. Seberapa sering pembimbing II (instruktur perusahaan) mengawasi anda selama Prakerin? 22. Apakah anda merasa senang untuk mengikuti program Prakerin?mengapa? 23. Apakah tempat Prakerin yang anda pilih
sesuai dengan harapan
anda?mengapa? 24. Hambatan/ kendala apa saja yang terjadi selama Prakerin? 25. Apakah anda bercerita kepada pembimbing I (guru) anda apabila ada kendala selama Prakerin? Dan solusi apa yang diberikan oleh pembimbing I(guru) anda? 26. Apakah pembimbing II (instruktur perusahaan) memberikan solusi apabila anda mengalami kendala dalam mengerjakan pekerjaan?solusi yang diberikan seperti apa? 27. Apakah program Prakerin mengenalkan anda kepada lingkungan kerja yang sebenarnya?mengapa? C. Komponen Hasil (product) 28. Apakah kamu memahami cara menyusun laporan Prakerin? Aspek-aspek apa saja yang harus ada dalam laporan Prakerin?
138
29. Apakah anda merasa mampu membuat laporan Prakerin? 30. Apakah pembimbing I (guru) mengajari membuat laporan? 31. Adakah anda merasa kesulitan dalam membuat laporan Prakerin? 32. Apakah kamu merasa keterampilan kamu bertambah setelah melaksanakan Prakerin? Keterampilan apa saja yang bertambah? 33. Bagaimana kesan anda selama Prakerin? 34. Apa harapan anda setelah melaksanakan Prakerin ? 35. Intensitas melaksanakan Pekerjaan bidang administrasi perkantoran yang dilaksanakan oleh Peserta Prakerin. No A
B
C
Bidang Pekerjaan
Selalu Sering Menggunakan Peralatan kantor, meliputi: 1. menerima telepon dan menelepon kepada pihak lain 2. Menggunakan peralatan kantor seperti melubangi kertas, penjepit kertas, Map. 3. Stempel surat 4. Mengirim surat melalui faksimile 5. Memberi nomor surat memakai mesin tik Menangani Penggandaan Dokumen,meliputi: 1. Memfotocopy surat 2. Mencetak informasi dengan printer Menangani Surat/ Dokumen kantor 1. Mengetik surat masuk/keluar dan dokumen kantor 2. Mengumpulkan berita dan menyusunya 3. Membuat surat 4. Mencatat buku tamu 5. Membuat notula pada
Intensitas Kadang2 Pernah
Tdk prnh
139
D
E
saat rapat 6. Menyortir/memisahkan surat 7. Mendistribusikan/mengir imkan surat ke kantor lain atau ke divisi lain 8. Mengirim informasi melalui email Mengelola sistem kearsipan 1. Menyortir/memisahkan arsip 2. Menyimpan surat/arsip Mengelola data/informasi di tempat kerja 1. Mencari informasi melalui media cetak dan internet 2. Membuat rekapitulasi data 3. Membuat laporan tertulis 4. Membuat laporan keuangan
140
LAMPIRAN 7 Hasil Wawancara Kepala SMK Sumpah Pemuda Jakarta Nama Responden
: Marali, S.IP., MPd.I
Jabatan
: Kepala SMK Sumpah Pemuda
Hari/tanggal pelaksanaan
: 17 Januari 2017
Tempat wawancara
: Ruang Kepala Sekolah
A. Komponen Konteks (Context) 1. Bagaimana landasan formal program Prakerin di SMK Sumpah Pemuda? Jawab: Landasan formal program Prakerin di SMK Sumpah Pemuda mengikuti kebijakan pemerintah yaitu Permendikbud No,60 Tahun 2014, permendikbud No.53 Tahun 2015 dan Panduan penilaian Prakerin. 2. Bagaimana latar belakang program Prakerin di SMK Sumpah Pemuda? Jawab : Prakerin merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dan praktik langsung ke lapangan untuk menyiapkan peserta didik yang berkompeten tingkat menengah. Program Prakerin berkaitan dengan link and match, saling berkaitan antara sekolah sebagai pendidikan formal dengan dunia usaha/dunia industri yang nantinya merupakan tempat mereka untuk bekerja, jadi minimal siswa itu sudah tahu gambaran mengenai dunia kerja melalui kegiatan Prakerin. 3. Apa tujuan program Prakerin di SMK Sumpah pemuda? Jawab : Tentu saja mengacu pada peraturan pemerintah dan tujuan sekolah, kalo dikaitkan dengan tujuan sekolah dapat mengembangkan bakat dan keampuan anak, meningkatkan kompetensi yang sesuai dengan bidang program keahliannya. Misalnya pada program keahliam Administrasi Perkantoran, Maka pada pelaksanaan Prakerinnya mereka ditempatkan yang sesuai dengan keahliannya misalnya di bidang persuratan, kesekretarisan. 4. Apakah
tujuan
program
Prakerin
dirumuskan
mengikuti
kebijakan
pemerintah? Jawab: Iya, mengikuti kebijakan pemerintah dan idealnya mengacu pada undang-undang sistem pendidikan nasional , di mana sistem pendidikan nasional itu mengarah kepada menciptakan/membentuk manusia yang
141
seutuhnya, mungkin terlalu luas, kemudian dijabarkan yaitu satu satunya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau kegiatan belajar mengajar di luar kelas. Nah,
yang prakerin kegiatan belajar mengajar di luar kelas.
Karena masih dalam ada pantauan, monitor dan bimbingan dari dewan guru yang diberi tugas untuk membimbing mereka, 5. Apakah tujuan program Prakerin yang sudah dibuat mampu meningkatkan kemampuan dan keahlian peserta didik? Jawab: Rata-rata mereka mampu, bertambah pengetahuan, wawasan, keterampilan, sikap mereka di dalam dunia kerja terutama, sebagai bekal mereka bekerja maka mereka prakerin. 6. Apakah pihak industri dilibatkan dalam menyusun kompetensi program Prakerin? sebutkan pihak DU/DI yang terlibat dalam penyusunan kompetensi program Prakerin tesebut? mengapa pihak pihak terlibat? Jawab: Idealnya mereka terlibat, seharusnya sekolah menjalin kerjasama dengan DU/DI, misalnya dalam bidang kurikulum, uji praktek dan harus ada bentuk MOU secara formal dan Secara langsung Sekolah belum melibatkan dalam membuat kompetensi program prakerin, hanya memberikan masukan atau saran dari instansi 7. Apakah kompetensi yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh sekolah sudah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha? Jawab: Iya, sudah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Kebutuhan selalu berkembang yang kita laksanakan mungkin sesuai dengan keadaan sekarang, tetapi ke depannya tentu perlu mendapatkan tambahan/ masukan-masukan untuk perbaikan. Jadi tidak bisa hanya berdasarkan keadaan tanpa melakukan perubahan. Sekolah harus siap mengikuti perkembangan yang dibutuhkan kebutuhan tentang kompetensi keahlian Akuntasi kaitannya dengan MYOB, bagaimana
mengaplikasi
komputer.
Tetap
mengikuti
perkembangan,
misalnya pada calon lulusan SMK harus lebih dipacu/ ditingkatkan minimal mereka dapat diterima di dunia kerja atau membuka lapangan kerja.
142
8. Apakah ada MOU antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI dalam program Prakerin? Jawab : Di sekolah ini juga sudah Ada kerjasama dengan APRINDO, Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia. Kaitannya dengan program keahlian pemasaran, PT STAFI untuk program Akuntansi , PT NAKIA untuk program keahlian Administrasi perkantoran. Selain itu juga ada kerja sama seperti dengan perguruan tinggi yang disekitar sekolah antara lain mercubuana, budi luhur, LP3I salah satunya Prakerin, anak-anak prakerin yang tidak dapat tempat, sekolah memberikan referensi untuk melakukan Prakerin di sana. B. Komponen Masukan (Input) 9. Siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan Prakerin? Jawab: Penanggung jawab kepala sekolah, wakil kepsek, para kaprog, staff tata usaha, dan guru pembimbing Prakerin, orang tua siswa , masyarakat 10. Bagaimana tahap-tahap penyusunan program kerja dalam mempersiapkan pelaksanaan Prakerin? Jawab: Tahapannya menentukan kelompok kelompok Prakerin, 1 kelompok maksimal 5 orang, mereka diarahkan atau disosialisasikan, orang tua diundang untuk memberitahu tentang pelaksanaakn Prakerin,
mereka
dipersilahkan mencari tempat prakerin yang sesuai dengan bidang mereka, ketika sudah dapat, dibuatkan surat pengantar untuk siswa mengikuti Prakerin, mendapatkan surat tugas dari kepala sekolah. 11. Bagaimana penjadwalan waktu kegiatan program Prakerin? Jawab: Dengan melihat kalender pendidikan, dan disesuaikan dengan maka bulan-bulannya itu yang tidak ada ujian-ujian ulangan, seperti bulan januarifebruari, dan tidak menganggu guru-guru yang dijadikan sebagai guru pembimbing Prakerin. 12. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi bagi siswa yang akan melaksanakan Prakerin? Jawab: Harus ada di kelas sebelas, Terdaftar siswa smk, Berperilaku baik , Berpenampilan menarik, Harus bisa menjaga nama baik sekolah, nama baik
143
keluarga, Punya fisik yang baik, karena dengan mereka mempunyai fisik yang cacat, mereka Prakerin di sekolah, entah itu di perpustakaan, tata usaha. 13. Bagaimana cara sekolah memberikan pemahaman terhadap pentingnya program Prakerin
kepada peserta didik? Menurut bapak, apakah
kemungkinan mereka memahami? Jawab : Disosialisakan tentang kegunaan dan manfaat dari Prakerin dan menjadi persyaratan untuk mengikuti kegiatan ujian akhir, karena
kalo
mereka tidak mengikuti Prakerin. Berarti mereka Tidak tuntas dalam semua pelajaran. Iya mereka memahami, mereka rata-rata mengikuti prakerin tuntas selama 2 bulan, artinya mereka memahami bahwa Prakerin itu penting, dan mereka diwajibkan untuk membuat laporan Prakerin, jadi ketika nanti mereka mengambil ijazah harus dilampirkan dengan salah satunya laporan Prakerin, artinya kalo mereka sudah tau, mereka merasa terbebani dimasa yang akan datang, kalo tidak diselesaikan maka mereka paham keharusan yang akan datang. 14. Kapan waktu pelaksanaan pembekalan? Dan apa tujuan dari pembekalan? Jawab: Sebelum pelaksanaan Prakerin, pada bulan desember. Tujuannya agar mereka tahu manfaat dan tujuan dari Prakerin itu sendiri. Prakerin itu mempunyai konkuensinya kalo tidak di ikuti. Apa yang harus dilakukan pada pelaksanaan Prakerin. 15. Materi apa saja yang disampaikan kepada calon peserta Prakerin? Serta siapa saja atau pihak mana saja yang menjadi pengisi pembekalan? Jawab: Kaitannya dengan agenda kegiatan siswa, berkaitan dengan apa yang harus dilakukan siswa, pemberitahuan tentang peraturan-peraturan yang ada di DU/DI.
Yang mengisi pembekalan yaitu pihak internal yaitu kepala
sekolah dan kaprog. 16. Berapa jumlah peserta dalam Satu kali pembekalan? berapa lama masa pembekalan? Dan apakah pembekalan termasuk prasyarat dalam mengikuti Prakerin? Jawab: Per 1 jurusan, biasa dilakukan di aula atau di gor. 2-3 jam pembekalan teknis, sedangkan pembekalan kemampuan, keterampilan, sikap itu sudah
144
diberikan pada kegiatan belajar mengajar yang sudah mereka peroleh dari kelas X. Tidak termasuk prsayarat dalam mengikuti Prakerin 17. Bagaimana kesan kepala sekolah terhadap pembekalan? Jawab: Secara umum dengan kegiatan belajar mengajar cukup baik dapat berjalan dengan lancar, dan terbukti anak-anak SP bisa mengikuti kegiatan prakrin dengan baik artinya tidak ada masalah. Kalo kaitannya dengan teknis baik-baik saja, artinya selama ini yang sudah disampaikan dapat berjalan dengan lancar. 18. Menurut bapak, sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah, apakah sudah cukup memfasilitasi peserta didik untuk bekal mereka melaksanakan Prakerin? Jawab: Kalo secara ideal pasti belum. Tapi kalo proses persiapan dan pengadaan Sarana dan prasarana sudah cukup baik. Kalo sejauh ini kategori cukup, tapi tentu saja harus lebih ditingkatkan lagi. 19. Bagaimana pemanfaatan fungsi laboratorium yang dimiliki sekolah? apakah penggunaan laboratorium sudah optimal untuk menunjang KBM disekolah? Jawab: Pemanfaatan fungsi lab komputer sudah cukup baik, tapi kalau untuk laboratorium AP biasanya dipenuhi kebutuhannya, difasilitasi
pada saat
menjelang UKK. Tapi untuk lab.AP kaitannya dengan kegiatan pelaksanaan Prakerin memang belum maksimal. Kadang kelas yang harus disiapkan untuk lab. AP di pergunakan untuk ruang belajar. C. Komponen Proses (Process) 20. Berapa lama pelaksanaan Prakerin? Mengapa waktu pelaksanaanya selama itu? Jawab : Pelaksanaan Prakerin dilakukan selama 2 Bulan yaitu bulan januari dan februari, Dengan melihat kalender pendidikan sekolah, dan disesuaikan dengan bulan yang tidak ada kegiatan ujian-ujian, ulangan harian. 21. Bagaimana tahapan-tahapan Prakerin? Apakah ada tahap adaptasi dengan pengenalan lingkungan tempat Prakerin? Jawab. Tahapannya yaitu sosialisasi di sekolah berupa pembekalan, mencari tempat Prakerin, membuat surat lamaran, proses Prakerin, penutup dan
145
penyusunan Laporan. Dan tidak ada tahap pengenalan dengan lingkungan tempat Prakerin. 22. Apakah tempat pelaksanaan Prakerin memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan yang relavan dengan kompetensi yang dimilikinya? Jawab: Tidak kemungkinan, karena ada beberapa jurusan Akuntansi melakukan pekerjaan administrasi, begitupun sebaliknya. Tetapi sekolah sudah membrikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada pesertad didik. Hanya saja memang kegiatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang ada di dunia usaha/ dunia industri . 23. Ruang lingkup Prakerin yang seperti apa yang dibolehkan oleh sekolah? Jawab: Tidak ada batasan ruang lingkup Prakerin, selama itu tidak membahayakan peserta didik. 24. Pada saat pelaksanaan Prakerin, Apakah ada peserta Prakerin yang dikembalikan oleh pihak DU/DI? Mengapa peserta Prakerin dikembalikan? Jawab : Ada, pada tahun 2013, siswa yang dikembalikan karena mencuri Handphone milik salah satu karyawan di tempat mereka melaksanakan Prakerin, dan dikeluarkan dari sekolah sebagai konsekuensi yang harus diterima siswa. 25. Bagaimana pengawasan yang selama ini terlaksana di SMK Sumpah Pemuda terkait dengan program Prakerin? JawabL Pengawasan yang selama ini terlaksana dilakukan oleh panitiapanitia program Prakerin dan pada proses pelaksanannya saya serahkan kepada Kaprog jurusan dan guru pembimbing untuk berkoordinasi dengan pembimbing II dan peserta Prakerin masing-masing untuk memantau segala kegiatan yang dilakukanya. Karena mereka sudah ditugaskan untuk membimbing dan mengawasi peserta selama Prakerin.. Kemudian nantinya melaporkan kepada saya terkait dengan informasi yang terjadi di tempat Prakerin.
146
147
LAMPIRAN 8 Hasil Wawancara Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran Nama Responden
: Irfan Dadi, M.Pd
Jabatan
: Ketua Program keahlian Administrasi Perkantoran
Tempat wawancara
: di Sekolah
A. Komponen Konteks (Context) 1. Bagaimana latar belakang kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Sumpah Pemuda? Jawab: Dari 3 kompetensi keahlian yang didirikan di sekolah, memang kompetensi keahlian administrasi perkantoran selalu banyak peminatnya dibandingkan
dengan jurusan Akuntansi dan Pemasaran. Kompetensi
Keahlian Admnistrasi Perkantoran memang salah satu jurusan yang sangat dibutuhkan di dunia usaha/dunia industri. Kompetensi keahlian administrasi perkantoran ini dilatarbelakangi karena adanya peluang di setiap dunia usaha, misalnya perusahaan mana yang tidak membutuhkan surat menyurat, arsip. Pasti perusahaan tersebut membutuhkan itu. Maka pihak sekolah berusaha untuk menyiapkan peserta didik yang berkompeten di bidang bisnis dan manajemen. 2. Kapan dibuka kompetensi keahlian administrasi perkantoran? Jawab: Kompetensi keahlian administrasi perkantoran berdiri pada tahun 1993.
Untuk kompetensi keahlian administrasi perkantioran sudah
terakreditasi A semenjak tahun 2016. 3. Apa tujuan kompetensi keahlian administrasi perkantoran? Jawab: Ada 7 Tujuan kompetensi keahlian administrasi perkantoran, untuk lebih rinci dijabarkannya dapat dilihat di lampiran. 4. Kurikulum apa yang dipakai kompetensi administrasi perkantoran? Jawab: Kurikulum mengikuti kebijakan pemerintah. Untuk tahun ajaran 2016/2017 Kelas X memakai K13, kelas XI dan kelas XII memakai KTSP 2006.
148
B. Komponen Masukan (Input) 5. Apakah seluruh guru produktif administrasi perkantoran memiliki latar belakang pendidikan S1? Jawab: Rata-rata guru SMK Sumpah Pemuda latar belakang pendidikan S1, khususnya 50 % guru-guru produktif administrasi perkantoran sudah S2. 6. Apakah seluruh guru pembimbing I (guru) memiliki latar belakang pendidikan S1? Jawab: Iya. Sudah memiliki latar belakang pendidikan S1, bahkan sudah ada guru yang latar belakang pendidikan S2. 7. Bagaimana prosedur pelaksanaan Prakerin kompetensi keahlian administrasi perkantoran? Jawab: tercantum di dokumen kompetensi keahlian AP 8. Arahan yang seperti apa yang bapak sampaikan sebelum pelaksanaan Prakerin? Jawab: Kira-kira 2 bulan akan menjelang pelaksanakan PSG sudah ada pengarahan di kelas-kelas. 1 bulan sebelum pelaksanaan barulah dibentuk kelompok dibantu dengan walikelas. Kalo sudah terbentuk kelompok kemudian dipersilahkan untuk mencari tempat Prakerin. 9. Apa saja yang harus disiapkan oleh jurusan terkait program Prakerin? Jawab: Surat permohonan tempat pelaksanaan Prakerin ke kantor, Sertifikat, Souvenir, buku panduan dan surat tugas pembimbing. 10. Apakah menurut bapak, sarana dan prasarana sudah memadai untuk bekal keterampilan calon peserta Prakerin? Jawab : Kalo sarana dan prasarana sudah memadai, sudah ada 4 lab komputer. 11. Apakah ruang praktik administrasi perkantoran sudah memberikan gambaran yang optimal kepada calon peserta Prakerin? Jawab: Sudah optimal bagi anak-anak. 12. Institusi yang seperti apa yang dapat memenuhi standar untuk dijadikan tempat pelaksanaan Prakerin?
149
Jawab : Institusi yang disiplin, diperhatikan cara kerja siswa nya, diperiksa absensinya, etika. 13. Apa saja tugas dan fungsi guru pembimbing I (guru)? Jawab: (1) Mengantar anak Prakerin, untuk meminta izin, mohon bimbingan, ucapan terima kasih anak didiknya sudah diterima, (2) Menjenguk, review melihat cara kerja mereka, (3)Menjemput, sekaligus diberikan Souvenir. 14. Apakah ada biaya pembekalan? Jika ada berapa biaya pembekalan? Jawab: Tidak ada biaya pembekalan 15. Apakah ada biaya administrasi? Jika ada berapa biaya administrasi? Jawab: Ada. Untuk tahun ini mengeluarkan 250.000 per siswa. Dari uang tersebut kemudin dikelola oleh pihak sekolah untuk almamater, souvenir, biaya administrasi dan lain-lain. 16. Berapa biaya transportasi pembimbing I (guru)? Jawab: Untuk biaya transportasi, untuk sekali datang diberikan biaya 150.000, beda lagi dengan bimbingan peserta didik. 17. Apakah ada biaya-biaya lain terkait dengan pelaksanaan program Prakerin? Jawab: Tidak ada biaya-biaya lain. C. Komponen Proses (Process) 18. Mengapa Prakerin dilaksanakan pada saat kelas XI ? Jawab: Karena disesuaikan dengan jadwal kalender pendidikan sekolah dan menyesuaikan dengan tahun ajaran yang sedikit mengadakan evaluasi kegiatan belajar. 19. Apakah semua kelompok
jurusan administrasi perkantoran
sudah
mendapatkan tempat Prakerin? Jawab: Semua anggota kelompok sudah mendapatkan tempat Prakerin 20. Apakah selama siswa melaksanakan Prakerin, siswa juga masuk sekolah untuk belajar ? Jawab: iya masuk sekolah pada hari sabtu dan mata pelajaran disesuaikan dengan mata pelajaran yang telah ditentukan pada harii sabtu. 21. Apakah pihak sekolah menekankan kepada mitra kerja agar peserta Prakerin hanya menekuni bidang administrasi perkantoran?
150
Jawab: iya ditekankan melalui guru pembimbing masing-masng kemudian pembimbing menyampaikan kepada pembimbing II. bahwa mohon untuk dipekerjakan sesuai dengan bidang keahlian administrasi perkantoran, 22. Siapa saja yang mengawasi jalannya praktik yang dilakukan oleh siswa? Jawab: pembimbing I dan pembimbing II. D. Komponen Hasil (Product) 23. Mengapa setelah peserta Prakerin membuat sebuah karya tulis? Jawab: (1)untuk menulis hasil kegiatan selama Prakerin, (2) untuk menumbuhkan rasa tanggug jawab, (3) karena sudah menjadi prosedur untuk membuat karya tulis sebagai syarat pengambilan ijazah, (4) untuk menjadi referensi untuk peserta Prakerin selanjutnya. 24. Apakah karya tulis sebagai persyaratan kelulusan? Mengapa? Jawab: iya, karena sudah menjadi prosedur dari sekolah dan sebagai bentuk rasa tanggung jawab dengan pekerjaannya. 25. Apa saja aspek yang dinilai ketika peserta Prakerin melaksanakan Prakerin? Jawab: aspek disiplin, kerjasama, inisiatif, kerjainan, tanggungjawwab, sikap, prestasi kerja, kejujuan, komputer dan mengetik 26. Apa saja aspek yang dinilai ketika peserta Prakerin membuat laporan karya tulis? Jawab: Cover laporan, Judul laporan, isi laporan relavan dnegan permasalahan yang akan dilaporkan, pengetikan laporan, dan daftar pustaka. 27. Bagaimana kesan bapak setelah peserta didik melakukan Prakerin? Jawab: Saya merasa lega ketika peserta sudah mendapatkan tempat Prakerin, saya pun juga bangga peserta dapat melaksanakan prakerin tanpa ada masalah dan peserta tentunya mempunyai pengalaman bekerja seperti dapat melatih cara bekerja di kantor, dan cara bertingkah laku yang sopan di kantor. 28. Apakah ada rencana perbaikan terkait dengan Prakerin pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran? jawab: Pasti ada,rencana
perbaikan dimulai dari pihak kantor dengan
memberikan saran-saran untuk pihak sekolah yang dicatat di kolom saran, setelah itu dipelajari untuk memperbaiki mekanisme Prakerin yang
151
diinginkan, kemudian rapat dengan para kajur untuk memberikan solusi dan pengarahan atas saran-saran yang diberikan dan kemudian hasil nya dilaporkan ke kepala sekolah untuk mendapatkan pesrsetujuan.
152
LAMPIRAN 9 Hasil Wawancara Guru Produktif Administrasi Perkantoran Nama Responden
: Agus Sutanto, M.Pd
Jabatan
: Guru Produktif Administrasi Perkantoran (MPK)
Hari/tanggal pelaksanaan
: 14 Januari 2017
Tempat wawancara
: Sekolah
A. Komponen Masukan (Input) 1. Apakah ruang kelas yang dipergunakan untuk tempat belajar sudah dapat mendukung kegiatan belajar mengajar yang baik? Mengapa? Jawab : Sudah, karena ruang sudah memenuhi syarat, fasilitas ada semuanya seperti AC, kipas, fasilitas mendukung semua berarti sudah bisa digunakan untuk belajar. 2. Apakah ruang praktik yang disediakan sekolah sudah dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar? Mengapa? Jawab : Ruang praktik komputer mendukung karena semuanya lengkap, kalo untuk ruang praktik AP, gak ada. Biasanya kalo sudah UKK (ujian keahlian Kompetensi) ruang kelas dibuat sebagai ruang praktik AP. 3. Perlengkapan atau alat peraga apa saja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar tekait pelajaran produktif? Dan apakah sekolah menyediakan perlengkapan atau alat peraga tersebut? Jawab: Semua disediakan oleh sekolah, seperti ketas, perforator, cap tanggal, mesin pemberi nomor, penjepit kertas yang kecil, sedang dan besar. C. Komponen Proses (Process) 4. Berapa lama waktu pelajaran produktif dalam satu minggu? Jawab: Untuk pelajaran MPK 4 jam dalam seminggu sebulan 16 jam, 2 jam untuk teori dan 2 jam untuk praktek.
153
5. Apakah bapak/ibu merasa cukup dengan waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi kepada calon peserta Prakerin? Jawab : Sudah merasa cukup. Karena udah 4 jam anak praktek udah 2 jam diterangkan , kalo sudah jelas, 2 jam di praktikan. 6. Apakah siswa diberikan pengetahuan mengenai DU/DI ? Jawab: Tentang menggunakan peralatan kantor, bahwa anda di prakerin anda itu hanya mencari pengalaman, anda bukan pegawai tetap, anda belajar disitu kalau gak tau nanya. Kalau anda prakerin harus mengikuti aturan, selayaknya pegawai disana. 7. Arahan yang seperti apa yang bapak/ibu berikan dalam mempersiapkan peserta Prakerin untuk memasuki duia kerja ? Jawab: Harus ikuti aturan di sana , Tidak boleh terlambat, Harus izin apabila tidak masuk, Kejujuran, Hargain pegawai pegawai di sana, Sopan dan kerjakan tugas itu dengan penuh tanggung jawab. 8. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap program Prakerin? Jawab : (1) Untuk pengalaman anak, biar tahu bagaimana orang kerja, (2)Bahwa anak tersebut anak tersebut sudah dibekali materinya, tingal mereka mempraktikkananya, (3) Biar bisa beradaptasi di kantor tersebut,biasa mengenal lingkungan kantor, (4) Mempunyai wawasan dan menambah ilmu pengetahuan 9. Apakah bapak/ibu sudah merasa
cukup dalam memberikan bekal
pengetahuan kepada calon peserta Prakerin? Jawab: Sudah cukup, karena sudah mencakup semuanya. Artinya sudah dibekali materi, sudah diberi pengarahan disana harus jujur, disiplin. itu sudah mencakup semuanya. 10. Apakah bapak/ibu sudah merasa cukup dalam memberikan bekal keterampilan kepada calon peserta Prakerin? Jawab : Belum cukup. Fasilitas terbatas. Karena hanya beberapa peralatan yang disediakan oleh sekolah. contohnya faksimile.
Sekolah hanya
mempunyai 1 faksimile punya yayasan. Maka hanya perwakilan siswa yang mengunakan faksimile. Sisanya hanya dijelaskan teorinya.
154
11. Apakah bapak/ibu sudah merasa cukup dalam memberikan bekal sikap kepada calon peserta Prakerin? Jawab: Sudah cukup. Karena sudah diberi bekal sikap, mulai dari disiplin, kejujuran seperti jangan membuat jelek nama baik sekolah. jangan buat nama pembimbing jelek.
155
LAMPIRAN 10 Hasil Wawancara Pembimbing I (Guru)
Nama Responden
: Ade rosita S.Pd
Jabatan
: Pembimbing I (guru)
Tempat wawancara
: Ruang Guru
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah bapak/ibu memberikan arahan kepada peserta Prakerin sebelum mereka ke tempat Prakerin? arahan apa saja yang diberikan kepada peserta Prakerin? Jawab: Iya, Saya beri arahan atau masukan seperti jaga nama baik sekolah, masuknya rajin, harus ada inisiatif, selama disana bersikap baik. Kalau mengenai pekerjaan diserahkan ke pembimbing 2. 2. Apakah bapak/ibu mengantarkan peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu megantarkannya? Jawab: Iya, saya mengantarkannya ke tempat Prakerin pada awal januari. 3. Apakah bapak/ibu memvisiting dan memonitoring Peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu memvisiting atau memonitoringnya? Jawab:
Iya,
saya
memvisiting
pada
akhir
januari,
sedangkan
memonitoringnya saya biasanya melalui via Whatsupp dengan peserta dan paling ketemu pada hari sabtu di sekolah 4. Apakah bapak/ibu bertanya mengenai kesulitan yang dialami peserta Prakerin? kesulitan apa saja yang dialami peserta Prakerin? Jawab: Iya bertanya, kesulitannya lebih ke personal bukan teknis dalam pekerjaan 5. Apakah peserta Prakerin selalu bercerita kepada bapak/ibu ketika terjadi hambatan dalam melakukan Prakerin? dan Apakah bapak/ibu memberikan solusi jika terdapat hambatan dalam Prakerin ? Jawab: Belum ada hambatan dalam pekerjaan, paling hanya jenuh kalau lagi tidak ada kerjaan.
156
6. Apakah bapak/ibu Membimbing Peserta Prakerin Sampai akhir Penyusunan membuat laporan Prakerin ?
157
158
Nama Responden
: Abdul Aziz. S.Pd
Jabatan
: Pembimbing I (guru)
Tempat wawancara
: Ruang Guru
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah bapak/ibu memberikan arahan kepada peserta Prakerin sebelum mereka ke tempat Prakerin? arahan apa saja yang diberikan kepada peserta Prakerin? Jawab: Iya,memberikan arahan kepada peserta Prakerin. Arahannya seperti menasehati, etika , absensi dan selalu taat sama aturan di sana. 2. Apakah bapak/ibu mengantarkan peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu megantarkannya? Jawab: Saya tidak mengantarkannya. Karena dari pihak siswa belum memberikan surat tugas dan tidak memberikan kabar kepada saya, jadi saya tidak tahu tempat Prakerin siswanya. 3. Apakah bapak/ibu memvisiting dan memonitoring Peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu memvisiting atau memonitoringnya? Jawab: Iya, saya memvisiting pada awal februari, sedangkan memonitoringnya paling biasanya bertemu pada hari sabtu di sekolah 4. Apakah bapak/ibu bertanya mengenai kesulitan yang dialami peserta Prakerin? kesulitan apa saja yang dialami peserta Prakerin? Jawab: Iya bertanya, kesulitannya lebih ke adaptasi atau lingkungan kerja 5. Apakah peserta Prakerin selalu bercerita kepada bapak/ibu ketika terjadi hambatan dalam melakukan Prakerin? dan Apakah bapak/ibu memberikan solusi jika terdapat hambatan dalam Prakerin ? Jawab: Iya cerita, seperti hambatannya ketika belum mendapatkan tempat Prakerin. 6. Apakah bapak/ibu Membimbing Peserta Prakerin Sampai akhir Penyusunan membuat laporan Prakerin ? Jawab: Iya sampai akhir penyusunan membuat laporan, dan saya menyuruh mereka untuk membuat laporan sampai selesai, nanti diserahkan hasil print
159
outnya ke saya, kemudian saya koreksi dan memberikan tambahan untuk bagian-
160
161
Nama Responden
: Nurfiani, S.Pd
Jabatan
: Pembimbing I (guru)
Tempat wawancara
: Ruang Guru
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah bapak/ibu memberikan arahan kepada peserta Prakerin sebelum mereka ke tempat Prakerin? arahan apa saja yang diberikan kepada peserta Prakerin? Jawab: Iya, arahannya seperti kedisiplinan, kehadiran, tanggung jawab pekerjaa dan kejujuran. 2. Apakah bapak/ibu mengantarkan peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu megantarkannya? Jawab: Iya, mengantarkan peserta Prakerin sesuai jadwal di surat tugas. 3. Apakah bapak/ibu memvisiting dan memonitoring Peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu memvisiting atau memonitoringnya? Jawab: Iya, mengunjungi nya setiap bulan 2 kali. Dan memonitoringnya melalui via whatsapp. 4. Apakah bapak/ibu bertanya mengenai kesulitan yang dialami peserta Prakerin? kesulitan apa saja yang dialami peserta Prakerin? Jawab: Iya, rata-rata kesulitan mereka adalah beradaptasi dengan karyawan dan malu untuk bertanya. 5. Apakah peserta Prakerin selalu bercerita kepada bapak/ibu ketika terjadi hambatan dalam melakukan Prakerin? dan Apakah bapak/ibu memberikan solusi jika terdapat hambatan dalam Prakerin ? Jawab: Ya, saya selalu memberikan solusinya. 6. Apakah bapak/ibu Membimbing Peserta Prakerin Sampai akhir Penyusunan membuat laporan Prakerin ? Jawab: Iya, saya bimbing sampai akhir penyusunan membuat laporan Prakerin. 7. Berapa kali bapak/ibu membimbing peserta Prakerin terkait dengan penyusunan membuat laporan Prakerin? Jawab: 2 kali dalam seminggu sampai 6 bulan
162
163
Nama Responden
: Dwi Sundari, S.E
Jabatan
: Pembimbing I (guru)
Tempat wawancara
: Ruang Guru
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah bapak/ibu memberikan arahan kepada peserta Prakerin sebelum mereka ke tempat Prakerin? arahan apa saja yang diberikan kepada peserta Prakerin? Jawab: Iya, arahannya seperti attitude dan etika peserta, peserta harus aktif tidak boleh pasif, memberitahukan informasi kepada pembimbing II apabila berhalangan hadir. 2. Apakah bapak/ibu mengantarkan peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu megantarkannya? Jawab: Iya, mengantarkan peserta Prakerin sesuai jadwal di surat tugas pada tanggal 3 Januari 2017. 3. Apakah bapak/ibu memvisiting dan memonitoring Peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu memvisiting atau memonitoringnya? Jawab: Iya, memvisiting nya 1 kali dalam sebulan dan memonitoringnya melalui via whatsapp dengan mengabari anggota peserta Prakerin. 4. Apakah bapak/ibu bertanya mengenai kesulitan yang dialami peserta Prakerin? kesulitan apa saja yang dialami peserta Prakerin? Jawab: Iya bertanya, selama ini tidak ada kesulitan yang dialami peserta Prakerin. 5. Apakah peserta Prakerin selalu bercerita kepada bapak/ibu ketika terjadi hambatan dalam melakukan Prakerin? dan Apakah bapak/ibu memberikan solusi jika terdapat hambatan dalam Prakerin ? Jawab: Ya, saya selalu memberikan solusinya. Saya selalu menyuruh anak untuk bertanya kepada pembimbing II dan memberikan nasehat kepada peserta.
164
165
Nama Responden
: Masan. S.Pd.I
Jabatan
: Pembimbing I (guru)
Tempat wawancara
: Ruang Guru
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah bapak/ibu memberikan arahan kepada peserta Prakerin sebelum mereka ke tempat Prakerin? arahan apa saja yang diberikan kepada peserta Prakerin? Jawab: Iya,memberikan arahan kepada peserta Prakerin. Arahannya tentang kedisplinan, berpakaian, berbicara dan memberitahu kalau Prakerin itu untuk mencari pengalaman bekerja. 2. Apakah bapak/ibu mengantarkan peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu megantarkannya? Jawab: Saya tidak mengantarkannya. Karena dari pihak siswa belum memberikan surat tugas
kepada saya serta tidak memberikan informasi
kepada saya mengenai lokasi tempat Prakerin siswanya. 3. Apakah bapak/ibu memvisiting dan memonitoring Peserta Prakerin ke tempat Prakerin? kapan bapak/ibu memvisiting atau memonitoringnya? Jawab: Iya, saya memvisiting
per 2 minggu sekali, sedangkan
memonitoringnya melalui telepon saja. 4. Apakah bapak/ibu bertanya mengenai kesulitan yang dialami peserta Prakerin? kesulitan apa saja yang dialami peserta Prakerin? Jawab: Iya bertanya, selama ini tidak ada kesulitan yang dialami peserta Prakerin. 5. Apakah peserta Prakerin selalu bercerita kepada bapak/ibu ketika terjadi hambatan dalam melakukan Prakerin? Apakah bapak/ibu memberikan solusi jika terdapat hambatan dalam Prakerin ? Jawab: Iya cerita, seperti peserta yang sulit beradaptasi dengan lingkungan kerja.dan masalah kehadiran peserta. Kemudian saya memberikan solusinya dengan memberikan penjelasan dan nasehat kepada anak terkait dengan hambatan tersebut.
166
167
LAMPIRAN 11 Hasil Wawancara Pembimbing II (Instruktur Perusahan) Nama Responden
: Imron Fauzi, S.Kom
Jabatan
: Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
Tempat wawancara
: Kemendikbud bagian Biro PKLN
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah Peserta didik suka datang terlambang ke tempat Prakerin ? seberapa sering peserta didik datang terlambat dalam kurun waktu 1 bulan ? Jawab: Pernah telambat. Beberapa kali saja. Paling 3 kali terlambatnya. karena Di awal pertama kali masuk Prakerin saya sudah memberitahu jam kerja, etika,dan berpakaian sopan. 2. Apa saja pekerjaan yang bapak/ibu berikan kepada peserta Prakerin ? Jawab : Mengarsipkan surat, merekap dan mengentry data. 3. Apakah setiap kegiatan atau tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dapat diselesaikan dengan baik ? Jawab: Selama ini tugas yang diberikan dapat diselesaikan lumayan baik. 4. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi segala kegiatan dan hasil yang dikerjakan peserta didik selama Prakerin berlangsung? Jawab: Kadang-kadang saja mengawasi, karena saya sering rapat ada acara dari kantor. 5. Apakah dengan adanya peserta Prakerin, pihak kantor lebih terbantu dalam mengerjakan pekerjaan kantor ? Jawab: Merasa terbantu, karena tahun ini baru nerima anak Prakerin 6. Apakah ada kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan industri/perusahaan ? Jawab: Tidak ada, sikap karyawan disini rata-rata ramah, baik, dan tidak membedakan antara karyawan dalam memperlakukan peserta Prakerin.
168
169
Nama Responden
: Nurmah, A.Md
Jabatan
: Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
Tempat wawancara
: PT. Tunas Toyata
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah Peserta didik suka datang terlambang ke tempat Prakerin ? seberapa sering peserta didik datang terlambat dalam kurun waktu 1 bulan ? Jawab: Peserta Prakerin selama ini tidak pernah telambat. Karena mereka masuk jam 9, bahkan sebelum jam 9 mereka sudah datang. 2. Apa saja pekerjaan yang bapak/ibu berikan kepada peserta Prakerin ? Jawab : Memilah-milah File file faktur service, kemudian dikelompokkan berdasarkan faktur service, memfotocopy dan menginput data ke komputer. 3. Apakah setiap kegiatan atau tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dapat diselesaikan dengan baik ? Jawab: Selama ini tugas yang diberikan dapat diselesaikan lumayan baik. 4. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi segala kegiatan dan hasil yang dikerjakan peserta didik selama Prakerin berlangsung? Jawab: Ya saya selalu mengawasi, karena tempat kerja peserta Prakerin berada di samping tempat meja kerja saya. 5. Apakah dengan adanya peserta Prakerin, pihak kantor lebih terbantu dalam mengerjakan pekerjaan kantor ? Jawab: Iya, Merasa terbantu banget. 6. Apakah ada kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan industri/perusahaan ? Jawab: Tidak ada kesenjangan sikap. Artinya perlakuan sikap disamakan antara karyawan dengan peserta Prakerin. 7. Apakah setiap memberikan pekerjaan ke peserta Prakerin, guru pamong DU/DI memberikan penjelasan terhadap pekerjaan yang diberikan ? berapa kali guru Pamong DU/DI memberikan arahan? Jawab: Iya setiap saya memberikan tugas yang berbeda kepada peserta, dan pekerjaan yang diberikan saya selalu memberikan penjelasan dan arahan. Misalnya pekerjaan memilah-milah file faktur services, cara memfotocopy.
170
171
Nama Responden
: Mulyadi.S.IP. MM
Jabatan
: Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
Tempat wawancara
: Kelurahan Sudimara Timur
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah Peserta didik suka datang terlambang ke tempat Prakerin ? seberapa sering peserta didik datang terlambat dalam kurun waktu 1 bulan ? Jawab: Selama ini peserta Prakerin jarang terlambat. Bahkan mereka sudah datang sebelum jam 8 dan mengikuti upacara setiap pagi di kelurahan kami. 2. Apa saja pekerjaan yang bapak/ibu berikan kepada peserta Prakerin ? Jawab : Melayani masyarakat, membuat pengantar SKCK, mencatat pembuatan KTP, mengentri data kematian dan memfotocopy. 3. Apakah setiap kegiatan atau tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dapat diselesaikan dengan baik ? Jawab: Selama ini tugas yang diberikan dapat diselesaikan lumayan baik. 4. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi segala kegiatan dan hasil yang dikerjakan peserta didik selama Prakerin berlangsung? berapa kali dalam 1 minggu? Jawab: Kadang-kadang saja mengawasi,karena saya sering rapat dan ada acara dari kantor. Tapi staff saya selalu mengawasi mereka karena posisi tempat kerjanya berdampingan dengan tempat kerjanya. 5. Apakah dengan adanya peserta Prakerin, pihak kantor lebih terbantu dalam mengerjakan pekerjaan kantor ? Jawab: Iya merasa terbantu. 6. Apakah ada kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan industri/perusahaan ? Jawab:Tidak ada, kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan disini. Justru peserta di sini sangat akrab dengan karyawan kami dan begitupun sebaliknya. . 7. Apakah setiap memberikan pekerjaan ke peserta Prakerin, guru pamong DU/DI memberikan penjelasan terhadap pekerjaan yang diberikan ? berapa kali guru Pamong DU/DI memberikan arahan?
172
173
174
Nama Responden
: Beny Hendrawan, A.Md
Jabatan
: Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
Tempat wawancara
: Lemigas
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah Peserta didik suka datang terlambang ke tempat Prakerin ? seberapa sering peserta didik datang terlambat dalam kurun waktu 1 bulan? Jawab: Peserta Prakerin selama ini tidak pernah telambat, selama ini mereka masuk setengah 8 sama seperti karyawan biasanya dan maksimal masuk jam 8 2. Apa saja pekerjaan yang bapak/ibu berikan kepada peserta Prakerin ? Jawab : Mengarsipkan surat/dokumen dan mengentry data, 3. Apakah setiap kegiatan atau tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dapat diselesaikan dengan baik ? Jawab: Selama ini tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. 4. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi segala kegiatan dan hasil yang dikerjakan peserta didik selama Prakerin berlangsung? berapa kali dalam 1 minggu? Jawab: Setiap saya ada dikantor saya mengawasi mereka. 5. Apakah dengan adanya peserta Prakerin, pihak kantor lebih terbantu dalam mengerjakan pekerjaan kantor ? Jawab: Merasa terbantu, karena lebih meringankan pekerjaan dari staff kami. 6. Apakah ada kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan industri/perusahaan ? Jawab: Tidak ada kesenjangan sikap antar peserta Prakerin dengan karyawan perusahaan. Karena pesertanya juga sopan dengan karyawan sini dan mereka juga hanya ditempatkan di satu bagian saja. 7. Apakah setiap memberikan pekerjaan ke peserta Prakerin, guru pamong DU/DI memberikan penjelasan terhadap pekerjaan yang diberikan ? berapa kali guru Pamong DU/DI memberikan arahan? Jawab: Iya, saya jelaskan pekerjaan yang saya berikan agar peserta Prakrin dapat mengerti dan memahami dalam mengerjakan tugasnya. 8. Apakah bapak/ibu membantu memberikan solusi, apabila terjadi kesulitan pekerjaan yang dialami peserta Prakerin?
175
176
Nama Responden
: Sujiyo
Jabatan
: Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
Tempat wawancara
: TVRI bagian sarana dan Prasarana di Gd.GPO (Gedung penunjang Operasional)
A. Komponen Proses (Process) 1. Apakah Peserta didik suka datang terlambang ke tempat Prakerin ? seberapa sering peserta didik datang terlambat dalam kurun waktu 1 bulan? Jawab: Peserta Prakerin pernah telambat. Tapi masih saya toleransi dan saya dimaklumi karena mengingat pekerjaan yang dikerjakan di sini tidak terlalu banyak. 2. Apa saja pekerjaan yang bapak/ibu berikan kepada peserta Prakerin ? Jawab : Mengarsipkan surat/dokumen, memfotocopy, mendistribusikan surat, menulis surat masuk dan surat keluar, mengentry data. 3. Apakah setiap kegiatan atau tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dapat diselesaikan dengan baik ? Jawab: Iya, tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. 4. Apakah bapak/ibu selalu mengawasi segala kegiatan dan hasil yang dikerjakan peserta didik selama Prakerin berlangsung? berapa kali dalam 1 minggu? Jawab: Iya, setiap hari selalu mengawasi segala kegiatan yang dikerjakan oleh peserta . karena bisa diawasi sambil kerja. 5. Apakah dengan adanya peserta Prakerin, pihak kantor lebih terbantu dalam mengerjakan pekerjaan kantor ? Jawab: Iya, sangat merasa terbantu dan dapat meringankan pekerjaan staff kami. 6. Apakah ada kesenjangan sikap antara peserta Prakerin dengan karyawan industri/perusahaan ? Jawab: Tidak ada kesenjangan sikap antar peserta Prakerin dengan karyawan perusahaan. Justru karyawan sini sangat terbuka dan akrab dengan adanya peserta Prakerin.
177
178
LAMPIRAN 12 Hasil Wawancara Peserta Prakerin KELOMPOK I Responden
: Nira Maulida, amanah, salimah, arsyid, Febby Rizkiyah
Kelas
: AP 1 (Peserta Prakerin)
Tempat Prakerin
: PT Tunas Toyota
A. Komponen Masukan (Input) 1. Apa kesan anda terhadap pembekalan Prakerin yang dilaksanakan oleh pihak sekolah? Jawab : Menurut saya pembekalan yang diberikan oleh sekolah belum cukup membuat saya mengerti, karena pembekalan yang dilakukan hanya sekedar menjelaskan tentang tata tertib, etika, arahan. yang menurut saya mudah dipahami. tapi dengan pembekalan menambah wawasan saya sebelum memasuki dunia kerja 2. Bagaimana pembekalan dilakukan? Materi apa saja yang diberikan? Dan berapa kali pembekalan dilakukan? Jawab : Dilakukan dengan cara masuk ke kelas masing-masing, saya diperintahkan untuk mengikuti perintah dari pihak kantor, menjaga nama baik sekolah, menaati tata tertib, tidak boleh mengambil barang milik pembimbing di kantor, harus disiplin, rapi bersikap baik. Pembekalan sering dilakukan. 3. Bagaimana kesan anda terhadap sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah? Jawab : Sarana dan prasarananya belum cukup memadai, karena kurang lengkap. Belum ada lab. administrasi perkantoran, dan jumlah komputer yang masih kurang. 4. Apakah menurut anda, sarana dan prasarana di sekolah membantu dalam melatih keterampilan anda sebelum melaksanakan Prakerin? Jawab : Cukup membantu 5. Bagaimana kesan anda terhadap laboratorium yang dimiliki sekolah?
179
Jawab : Kurang memadai, karena tidak ada laboratorium Praktikum administrasi perkantoran dan laboratorium komputer tidak semua komputer menyala. 6. Apakah anda merasa bekal keterampilan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal keterampilan apa saja yang anda peroleh? Jawab : Sudah cukup memadai, saya dapat menjalankan microsoft word, excel, powerpoint. Dapat membuat buku ekspedisi, buku agenda, lenbar disposisi, kartu kendali, surat masuk dan surat keluar. 7.
Apakah anda merasa bekal sikap terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal sikap apa saja yang anda peroleh? Jawab : Sudah mengerti, harus disiplin, mengikuti tata tertib yang dibuat dan menjaga nama baik sekolah.
8.
Apakah anda merasa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran
sudah
memadai
untuk
melaksanakan
Prakerin?
Bekal
pengetahuan apa saja yang anda peroleh? Jawab : Belum merasa cukup mengerti, karena hanya beberapa hal saja yang diajarkan, seperti penyortiran surat , mendistribusikan surat, menggandakan surat dan beberapa hal tentang kearsipan. Tapi belum menjelaskan secara keseluruhan 9.
Apakah pembekalannya memberikan manfaat bagi anda ? Jawab : Ya, sangat bermanfaat. Lebih mengetahui gambaran dunia kerja
B. Komponen Proses (Process) 10. Berapa kali pembimbing I (guru) mengunjungi anda ke tempat Prakerin? Pada saat kapan saja pembimbing I (guru)
mengunjungi anda? Dan apa yang
disampaikan oleh pembimbing I (guru) kepada pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab: pembimbing I datang 2 kali yaitu 1 kali menjenguk, 1 kali menjemput, menanyakan kegiatan apa yang dilakukan dan etika siswanya. Dan
180
menyampaikan kepada saya mengenai karya tulis jangan terlalu disepelekan dan harus segera di kerjakan. 11. Apakah divisi yang anda tempatkan sekarang, sesuai dengan jurusan administrasi perkantoran? Jawab: Iya sangat sesuai dengan jurusan saya. Saya bagian customer relation, bagian administrasi, bagian billing (Admin showrooom) dan bagian customer relation. 12. Jenis pekerjaan apa yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab : Pekerjaan yang berhubungan dengan penginputan data mobil keluar ke sistem, pengecekan area showroom dan bengkel, menerima handle customer service, memfotocopy dan mendistribusikan surat, Mengirim SMS kepada customer, Menyusun STNK yang sudah jadi, Menginput nama STNK dan BPKB, Menyusun surat keluar service, Menyusun faktur service Penyortiran surat dan pengarsipan surat, Seperti menyusun surat, mengurutkan arsip. 13. Apakah bidang kerja yang anda lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan pada jurusan anda? Jawab: Iya, bidang kerja yang saya lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan 14. Apakah anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: Nyaman, karena pembimbing (II) menjelaskan dan memberikan instruksi kepada saya dengan detail dan penuh kesabaran. 15. Apakah anda merasa mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: Iya saya mampu mengerjakannya, karena pembimbing saya memberikan pekerjaan dengan kemampuan saya. tidak terlalu rumit pekerjaanya dan saya mengeti apa yang diperintahkan oleh pembimbing saya dan jika saya tidak bisa, saya bertanya kepada pembimbing saya, kemudian saya diberi tahu apa saja yang harus saya kerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya dengan benar.
181
16. Jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? Jawab: menyortir surat, mendistribusikan surat, mengarsipkan surat, menginput surat 17. Apakah ada Rolling ke divisi lain? Jika “ada” Rolling ke divisi apa saja? Jawab : Tidak pernah di Rolling ke divisi lain 18. Apakah 1 kelompok di tempatkan pada 1 divisi yang sama? “jika berbeda” pada divisi mana temen kelompok anda di tempatkan? Jawab: Tidak, teman-teman saya ditempatkan dengan tugasnya masing-masing, 1 dibagian billing, 3 bagian administrasi dan 1 dibagian customer relation. 19. Seberapa sering pembimbing II ( instruktur perusahaan) membimbing anda? Jawab: Setiap hari instruktur perusahaan membimbing saya saat memberikan pekerjaan ataupun ada pekerjaan baru dan jika saya kurang merasa mengerti dengan apa yang saya kerjakan dan pembimbing saya selalu memberikan penjelasannya. 20. Apakah anda merasakan manfaat bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ? Jawab : Iya sangat bermanfaat, pembimbing II saya mengajarkan apa yang saya tidak mengerti yang ada diperusahaan, selain itu bisa menambah wawasan terkait dengan pekerjaan pembimbing II 21. Seberapa sering pembimbing II (instruktur perusahaan) mengawasi anda selama Prakerin? Jawab: Sangat sering, karena tempat kerja saya dan pembimbing II berdampingan 22. Apakah anda merasa senang untuk mengikuti program Prakerin?mengapa? Jawab : Senang sekali, karena dari sini saya dapat merasakan perbedaan dunia kerja dan dunia sekolah dan saya mendapatkan pengalaman tentang pekerjaan di perusahaan. 23. Apakah
tempat
Prakerin
yang
anda
pilih
sesuai
dengan
harapan
anda?mengapa? Jawab : Tidak Sesuai dengan apa yang saya harapkan, , karena tidak merasakan waktu kerja yang sesungguhnya
182
24. Hambatan/
kendala
apa
saja
yang
terjadi
selama
Prakerin?
Jawab: Tidak ada hambatan/kendala dalam menjalankan Prakerin. 25. Apakah anda bercerita kepada pembimbing I (guru) anda apabila ada kendala selama Prakerin? Dan solusi apa yang diberikan oleh pembimbing I(guru) anda? Jawab : Tidak pernah bercerita dan tidak ada kendala selama Prakerin 26. Apakah pembimbing II (instruktur perusahaan) memberikan solusi apabila anda mengalami kendala dalam mengerjakan pekerjaan?solusi yang diberikan seperti apa? Jawab : Pembimbing memberikan solusi kepada saya saat saya menemukan kendala
dalam
mengerjakan
pekerjaan
yang
diberikan
pembimbing,
pembimbing memberikan solusi dengan menjelaskan kembali kepada saya untuk tugas/pekerjaan yang tidak saya mengerti sampai saya benar-benar paham. 27. Apakah program Prakerin mengenalkan anda kepada lingkungan kerja yang sebenarnya?mengapa? Jawab : Iya benar, karena saya langsung melaksanakan tugas kelapangan dan memahami praktek kerja yang ada di perusahaan ini C. Komponen Hasil (product) 28. Apakah kamu memahami cara menyusun laporan Prakerin? Aspek-aspek apa saja yang harus ada dalam laporan Prakerin? Jawab : Belum sepenuhnya memahami, karena rumit. 29. Apakah anda merasa mampu membuat laporan Prakerin? Jawab : Belum cukup mampu. 30. Apakah pembimbing I (guru) mengajari membuat laporan? Jawab : Mengajari,akan tetapi saya belum begitu mengerti . 31. Adakah anda merasa kesulitan dalam membuat laporan Prakerin?
183
Jawab :Iya merasa kesulitan , saat menyusun laporan Prakerin. dan saat mengumpulkan data dalam membuat laporan Prakerin. 32. Apakah kamu merasa keterampilan kamu bertambah setelah melaksanakan Prakerin? Keterampilan apa saja yang bertambah? Jawab : Iya merasa bertambah, karena diperusahaan ini saya langsung praktek, saya bisa menggunakan microsoft excel, word dan berkomunikasi sama customer, menggunakan fotocopy, menyortir surat, mencatat stnk masuk dan keluar, mengarsipkan dan menyortirkan surat.
184
185
KELOMPOK 2 Responden
:Reksa Baya, Andika Perdana, Rosilah, Syaif Fajar, Fathiya
Kelas
: AP 2 (Peserta Prakerin)
Tempat Prakerin
: Kelurahan Sudimara Timur
A. Komponen Masukan (Input) 1. Apa kesan anda terhadap pembekalan Prakerin yang dilaksanakan oleh pihak sekolah? Jawab: Kesannya saya mendapatkan bimbingan yang terarah, serta mendapatkan pengarahan mengenai pekerjaan yang dilakukan tempat Prakerin 2. Bagaimana pembekalan dilakukan? Materi apa saja yang diberikan? Dan berapa kali pembekalan dilakukan? Jawab: pembekalan dilakukan dengan masuk ke kelas maisng-masing memberikan penjelasan mengenai karya tulis, etika, tata krama, . dan memberikan buku pedoman tentang Prakerin. pembekalan dilakukan sering. 3. Bagaimana kesan anda terhadap sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah? Jawab: belum memadai, karena prasarana dan sarananya masih kurang, karena tidak ada lab. praktikum. 4. Apakah menurut anda, sarana dan prasarana di sekolah membantu dalam melatih keterampilan anda sebelum melaksanakan Prakerin? Jawab : Cukup membantu, namun pendalaman materi yang diberikan terkait komputer/ pelajaran TIK masih kurang diajarkan dan juga prasarannya di sekolah masih kurang 5. Bagaimana kesan anda terhadap laboratorium yang dimiliki sekolah? Jawab: kurang, dan harus lebih diperbaiki, karena komputernya sebagian tidak menyala. dan tidak memiliki lab administrasi perkantoran.
186
6. Apakah anda merasa bekal keterampilan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal keterampilan apa saja yang anda peroleh? Jawab: sudah cukup. menggunakan microsoft word, excel, cara mengirim email, mengarsip surat, membuat agenda, mengarsipkan surat, menggunakan alat kantor, kartu indeks, menyortir, mengarsip, kartu tunjuk silang 7. Apakah anda merasa bekal sikap terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal sikap apa saja yang anda peroleh? Jawab: sudah, bekal sikap yang diperoleh disiplin, kerapihan, etika, tutur kata dan bahasa yang sopan, attitude dan inisiatif. 8. Apakah anda merasa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal pengetahuan apa saja yang anda peroleh? Jawab: sudah memadai, pengetahuan tentang surat, arsip, peralatan kantor, perlengkapan, agenda surat, surat masuk dan surat keluar, menggandakan dokumen, penyortiran dan mengarsipkan 9. Apakah pembekalannya memberikan manfaat bagi anda ? Jawab : iya sangat bermanfaat B. Komponen Proses (Process) 10. Berapa kali pembimbing I (guru) mengunjungi anda ke tempat Prakerin? Pada saat kapan saja pembimbing I (guru)
mengunjungi anda? Dan apa yang
disampaikan oleh pembimbing I (guru) kepada pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab : pembimbing I (guru) 2 kali Mengunjungi. 1 kali mengantarkan pada tanggal 03 Januari 2017, 1 kali menjenguk pada tanggal 24 januari 2017. menanyakan kegiatan apa yang dilakukan dan etika serta kinerja siswanya selama melaksanakan tugas yang diberikan 11. Apakah divisi yang anda tempatkan sekarang, sesuai dengan jurusan administrasi perkantoran?
187
Jawab : iya, sesuai dengan jurusan aadministrasi perkantoran, kami di bagian pelayanan 12. Jenis pekerjaan apa yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab : melengkapi data, menyortir, mendistribusikan surat, membuat surat, mengetik, mengakses surat, melayani warga, membuat surat mengenai ktp, KK, dan akte kelahiran, surat pindah, menginput, membuat SKCK, membuat data gizi, membuat surat keterangan kematian, membuat lampiran surat nikah. 13. Apakah bidang kerja yang anda lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan pada jurusan anda? Jawab: iya, keterampilan yang sesuai microsoft word, excel, pelayanan prima, stempel, menyortir surat, memberi nomor surat, 14. Apakah anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: iya, karena pekerjaan yang diberikan sesuai dengan jurusan, karyawannya ramah tamah, selalu memberikan arahan, 15. Apakah anda merasa mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: iya saya mampu, karena sudah diberikan bekal dari sekolah 16. Jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? Jawab : membuat surat, pelayanan prima, menyortir surat, mendistribusikan surat, mengarsipkan surat. 17. Apakah ada Rolling ke divisi lain? Jika “ada” Rolling ke divisi apa saja? Jawab : tidak pernah di Rolling ke divisi lain 18. Apakah 1 kelompok di tempatkan pada 1 divisi yang sama? “jika berbeda” pada divisi mana temen kelompok anda di tempatkan? Jawab : iya, kami ditempatkan pada divisi dan ruangan yang sama. 19. Seberapa sering pembimbing II ( instruktur perusahaan) membimbing anda? Jawab : Setiap hari. 20. Apakah anda merasakan manfaat bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?
188
Jawab : iya , saya merasakan manfaatnya. saya dapat melakukan pekerjaan yang diberikan dengan baik. 21. Seberapa sering pembimbing II (instruktur perusahaan) mengawasi anda selama Prakerin? Jawab : setiap hari pembimbing II mengawasi anda selama Prakerin. 22. Apakah anda merasa senang untuk mengikuti program Prakerin?mengapa? Jawab : iya senang, karna banyak ilmu yang saya dapatkan, dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja. 23. Apakah tempat Prakerin yang anda pilih sesuai dengan harapan anda?mengapa? Jawab : tidak, karena terlalu santai sehingga banyak waktu luang dan tidak sesuai dengan yang diajarkan 24. Hambatan/
kendala
apa
saja
yang
terjadi
selama
Prakerin?
Jawab: Ruangannya kurang, Fasilitasnya kurang, tidak ada pembagian jobdesk ke peserta Prakerin, 25. Apakah anda bercerita kepada pembimbing I (guru) anda apabila ada kendala selama Prakerin? Dan solusi apa yang diberikan oleh pembimbing I(guru) anda? Jawab : iya, pembimbing saya memberikan solusi apa saja yang saya dapat jika ada kendala di dalam Praekrin, dan kami diajarkan untuk mandiri, serta apabila dalam melakukan kegiatan Prakerin yang tidak dimengerti diperintahkan bertanya dengan pembimbing II. 26. Apakah pembimbing II (instruktur perusahaan) memberikan solusi apabila anda mengalami kendala dalam mengerjakan pekerjaan?solusi yang diberikan seperti apa? Jawab : iya, pembimbing II memberikan pengarahan dalam melakukan pekerjaan. 27. Apakah program Prakerin mengenalkan anda kepada lingkungan kerja yang sebenarnya?mengapa? Jawab : iya, karena untuk melatih kita di dunia kerja C. Komponen Hasil (product) 28. Apakah kamu memahami cara menyusun laporan Prakerin? Aspek-aspek apa saja yang harus ada dalam laporan Prakerin?
189
Jawab : sedikit memahami, harus ada latar belakang, daftar isi, kesna dan pesan , sejarah dan teori tentanf judul yang dipilih 29. Apakah anda merasa mampu membuat laporan Prakerin?
190
KELOMPOK 3 Responden
:Siti Aisyah ,Siti Fatimah,Dicky Haikal, Ridhwan H,Fikri Khaisal
Kelas
: AP 3 (Peserta Prakerin)
Tempat Prakerin : Kemendikbud bagian Biro PKLN A. Komponen Masukan (Input) 1. Apa kesan anda terhadap pembekalan Prakerin yang dilaksanakan oleh pihak sekolah? Jawab: Pembekalan yang dilakukan kurang jelas dan kurang mengerti serta tidak terlalu mendapatkan arahan serta gambaran dunia kerja. 2. Bagaimana pembekalan dilakukan? Materi apa saja yang diberikan? Dan berapa kali pembekalan dilakukan? Jawab: pembekalan sering dilakukan dengan cara masuk ke kelas masing-masing, materi yang diberikan berupa macam-macam surat, cara mengarsipkan surat dan dokumen, diberi tahu tentang tata cara prakerin, cara berperilaku baik dikantor. 3. Bagaimana kesan anda terhadap sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah? Jawab: kurang memadai dan kurang di perhatikan sarana dan prasarannya sehingga ada yang tidak bisa digunakan sarananya seperti komputer. 4. Apakah menurut anda, sarana dan prasarana di sekolah membantu dalam melatih keterampilan anda sebelum melaksanakan Prakerin? Jawab: Sedikit membantu. 5. Bagaimana kesan anda terhadap laboratorium yang dimiliki sekolah? Jawab :lab nya kurang memadai. tidak ada lab.admin. perkantoran. 6. Apakah anda merasa bekal keterampilan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal keterampilan apa saja yang anda peroleh? Jawab : belum memadai sarana prasarana yang dimilikinya, bekal yang saya peroleh adalah mengetahui jenis-jenis surat dan mengarsipkan surat. serta mengetahui tata cara membuat surat.
191
7. Apakah anda merasa bekal sikap terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal sikap apa saja yang anda peroleh? Jawab: iya sudah memadai,bekal sikap yang diperoleh adalah sopan santun terhadap orang kantor, mengikuti aturan kantor. 8. Apakah anda merasa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal pengetahuan apa saja yang anda peroleh? Jawab: ya, sudah cukup. pengetahuan yang diberikan tentang kearsipan, jenisjenis surat, menggandakan dokumen dan mengagendakan surat. Belum
memadai,Cuma
hanya
mengetahui
jenis-jenis
surat
dan
dapat
mengarsipkan surat. 9. Apakah pembekalannya memberikan manfaat bagi anda ? Jawab :bermanfaat, B. Komponen Proses (Process) 10. Berapa kali pembimbing I (guru) mengunjungi anda ke tempat Prakerin? Pada saat kapan saja pembimbing I (guru)
mengunjungi anda? Dan apa yang
disampaikan oleh pembimbing I (guru) kepada pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab: 1 kali, ketika menjenguk peserta. yang disampaikan kepada pembimbing II seperti aktivitas yang dilakukan peserta. 11. Apakah divisi yang anda tempatkan sekarang, sesuai dengan jurusan administrasi perkantoran? Jawab:sangat sesuai. 12. Jenis pekerjaan apa yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab : mengarsipakan surat keluar, mengantar surat, fotocopy dan merekap surat. 13. Apakah bidang kerja yang anda lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan pada jurusan anda? Jawab: sangat sesuai.
192
14. Apakah anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: sangat nyaman,karena mudah dikerjakan dan membimbing dengan baik dan penuh kesabaran. 15. Apakah anda merasa mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: mampu,karena disekolah sudah diajari dan pembimbing II sudah mengajarkannya terkait pekerjaan yang diberikan. 16. Jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? Jawab: mengarsipkan surat, menyortir surat, menggandakan surat ,mengantar surat. 17. Apakah ada Rolling ke divisi lain? Jika “ada” Rolling ke divisi apa saja? Jawab : ada, Fatin dan Fikri Rolling ke bagian perencanaan program dan kebagian evaluasi program. 18. Apakah 1 kelompok di tempatkan pada 1 divisi yang sama? “jika berbeda” pada divisi mana temen kelompok anda di tempatkan? Jawab: berbeda, 3 orang di bagian perencanaan program dan anggaran ,dan 2 orang dibagian kebijakan dan evaluasi program. 19. Seberapa sering pembimbing II ( instruktur perusahaan) membimbing anda? Jawab: seminggu 3 atau 2 kali, setiap diberikan pekerjaan saja. 20. Apakah anda merasakan manfaat bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ? Jawab :iya sangat merasakan manfaatnya, saya lebih mengerti dalam menjalankan tugas yang diberikan. 21. Seberapa sering pembimbing II (instruktur perusahaan) mengawasi anda selama Prakerin? Jawab: setiap hari ,karena seruangan. 22. Apakah anda merasa senang untuk mengikuti program Prakerin?mengapa? Jawab: Iya senang,karena menjadi mengetahui kerja kantor dan banyak manfaat yang diperoleh dan karyawannya juga ramah. 23. Apakah tempat Prakerin yang anda pilih sesuai dengan harapan anda?mengapa?
193
Jawab: sangat sesuai karena diberi tugas yang pasa sesuai jurusan. 24. Hambatan/
kendala
apa
saja
yang
terjadi
selama
Prakerin?
Jawab: tidak ada kendala. 25. Apakah anda bercerita kepada pembimbing I (guru) anda apabila ada kendala selama Prakerin? Dan solusi apa yang diberikan oleh pembimbing I(guru) anda? Jawab :tidak saya,tidak pernah bercerita . 26. Apakah pembimbing II (instruktur perusahaan) memberikan solusi apabila anda mengalami kendala dalam mengerjakan pekerjaan?solusi yang diberikan seperti apa? Jawab: iya memberikan solusi ,seperti kalau ada yang tidak mengerti menanyakan kepada instruktur perusahaan. seperti sedang mengerjakan Microsoft excel ada yang tidak tahu cara membuat garis dan langsung memberikan solusi . 27. Apakah program Prakerin mengenalkan anda kepada lingkungan kerja yang sebenarnya?mengapa? Jawab: iya,karena saya diberikan kerja yang tepat bagi program study saya, kita lebih mengenal lingkungan kerja. C. Komponen Hasil (product) 28. Apakah kamu memahami cara menyusun laporan Prakerin? Aspek-aspek apa saja yang harus ada dalam laporan Prakerin? Jawab :kurang terlalu memahami,seperti yang saya tahu hanya laporan pekerjaan kita disini, karena belum terlalu dijelaskan lebih dalam oleh ketua jurusan saya. 29. Apakah anda merasa mampu membuat laporan Prakerin? Jawab: Sepertinya mampu tetapi masih butuh bantuan dalam menyusun laporan Prakerin. 30. Apakah pembimbing I (guru) mengajari membuat laporan? Jawab : tidak. 31. Adakah anda merasa kesulitan dalam membuat laporan Prakerin? Jawab : iya sangat kesulitan . 32. Apakah kamu merasa keterampilan kamu bertambah setelah melaksanakan Prakerin? Keterampilan apa saja yang bertambah?
194
Jawab: Iya, keterampilan saya sangat bertambah ,seperti mengarsipkan surat, merekap data, membuat surat,dan memindahkan surat ke microsoft excel. 33. Bagaimana kesan anda selama Prakerin?
195
KELOMPOK 4 Responden
: Nata Hidayat, Rizka,Icha,Yoga TriSakti, Mela
Kelas
: AP 4 (Peserta Prakerin)
Tempat Prakerin
: PT Lemigas (Cipulir)
A. Komponen Masukan (Input) 1. Apa kesan anda terhadap pembekalan Prakerin yang dilaksanakan oleh pihak sekolah? Jawab: pembekalan yang diberikan oleh pihak sekolah masih belom memadai, sebab pembekalan yang dilakukan hanya sekedar menjelaskan tentang Bahasa prakerin dan masih kurang dimengerti dan yang paling diutamakan oleh pihak sekolah adalah tata tertib. 2. Bagaimana pembekalan dilakukan? Materi apa saja yang diberikan? Dan berapa kali pembekalan dilakukan? Jawab: pembekalan dilakukan dengan cara masuk ke kelas masing-masing,, materi yang diberikan tata tertib Prakerin, sopan santun di kantor, menuruti pekerjaan dari kantor, menjaga nama baik sekolah, tidak boleh mengambil barang milik orang lain,disiplin dalam pekerjan ,rapih dan bersikap baik. pembekalan dilakukan setiap minggu. 3. Bagaimana kesan anda terhadap sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah? Jawab: sarana dan prasarannya kurang memadai. 4. Apakah menurut anda, sarana dan prasarana di sekolah membantu dalam melatih keterampilan anda sebelum melaksanakan Prakerin? Jawab: cukup membantu, tapi kurang memadai sarana dan prasarannya. 5. Bagaimana kesan anda terhadap laboratorium yang dimiliki sekolah? Jawab: kurang memadai karena tidak mempunyai laboratorium praktik. admin. perkantoran dan komputer tidak semua menyala. 6. Apakah anda merasa bekal keterampilan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal keterampilan apa saja yang anda peroleh?
196
Jawab: ya, saya rasa cukup memadai,saya dapat menjalankan dan mengetahui Microsoft excel, word, power point dan membuat buku ekspedisi,kartu kendali, surat masuk/keluar, lembar disposisi. 7. Apakah anda merasa bekal sikap terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal sikap apa saja yang anda peroleh? Jawab: iya sangat dibekali, harus sopan, disiplin, menjaga nama baik sekolah, etika dalam pekerjaan, dan kerapihan 8. Apakah anda merasa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal pengetahuan apa saja yang anda peroleh? Jawab: Belum merasa cukup mengerti, teori yang diberikan mengenai jenis-jenis surat, macam-macam perangkat lunak seperti Microsoft office,excel,dll,
dan
kearsipan. 9. Apakah pembekalannya memberikan manfaat bagi anda ? Jawab: iya lumayan bermanfaat, supaya tidak bingung bila melaksanakan tugas dikantor dan lebih mengetahui dunia kerja. B. Komponen Proses (Process) 10. Berapa kali pembimbing I (guru) mengunjungi anda ke tempat Prakerin? Pada saat kapan saja pembimbing I (guru)
mengunjungi anda? Dan apa yang
disampaikan oleh pembimbing I (guru) kepada pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab: 1 kali pada saat menjenguk, melihat kegiatan sehari, menanyakan aktivitas yang dilakukan peserta dan menyampaikan tentang kaya tulis jangan terlalu dispelekan dan harus segera dikerjakan. 11. Apakah divisi yang anda tempatkan sekarang, sesuai dengan jurusan administrasi perkantoran? Jawab: Iya sesuai,karena devisi yang saya tempatkan sekarang dibagian Admin. 12. Jenis pekerjaan apa yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab :memilih –milih surat, membuat surat. mengorder sampel,mengetik surat,menyortir surat, mengantar sampel dan menyortir serta mengarsipkan file.
197
13. Apakah bidang kerja yang anda lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan pada jurusan anda? Jawab: iya, sangat sesuai dengan apa yang saya sudah pelajari. 14. Apakah anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: ya nyaman, karena pekerjaan sangat mudah dimengerti, pembimbing (II) memberikan instruksi kepada saya dengan penuh kesabaran. 15. Apakah anda merasa mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab:sangat
mampu,karena
mudah
dikerjakan
dan
pembimbing
saya
memberikan pekerjaan dengan kemampuan saya. 16. Jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? Jawab: menyortir surat, mengarsipkan dan menginput. 17. Apakah ada Rolling ke divisi lain? Jika “ada” Rolling ke divisi apa saja? Jawab : Tidak pernah di rolling ke divisi lain. 18. Apakah 1 kelompok di tempatkan pada 1 divisi yang sama? “jika berbeda” pada divisi mana temen kelompok anda di tempatkan? Jawab:iya sama semuanya. 19. Seberapa sering pembimbing II ( instruktur perusahaan) membimbing anda? Jawab: tidak terlalu sering, jika ada pekerjaan baru. 20. Apakah anda merasakan manfaat bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ? Jawab: Iya sangat bermanfaat,karena saya bisa menambah wawasan terkait dengan pekerjaan pembimbing II. 21. Seberapa sering pembimbing II (instruktur perusahaan) mengawasi anda selama Prakerin? Jawab; tidak sering mengawasi karena pembimbing sibuk dengan pekerjaannya. 22. Apakah anda merasa senang untuk mengikuti program Prakerin?mengapa? Jawab :senang,ya sebab saya mendapatkan pengalaman yang sesuai jurusan sekolah dan dapat membedakan dunia sekolah dan mana dunia kerja.
198
23. Apakah tempat Prakerin yang anda pilih sesuai dengan harapan anda?mengapa? Jawab : tidak sesuai,karena tidak merasakan waktu kerja sesungguhnya dan jarang memeberikan tugas yang diberikan. 24. Hambatan/kendala
apa
saja
yang
terjadi
selama
Prakerin?
Jawab: Tidak ada hambatan /kendala dalam menjalankan prakerin. 25. Apakah anda bercerita kepada pembimbing I (guru) anda apabila ada kendala selama Prakerin? Dan solusi apa yang diberikan oleh pembimbing I(guru) anda? Jawab :belum bercerita. 26. Apakah pembimbing II (instruktur perusahaan) memberikan solusi apabila anda mengalami kendala dalam mengerjakan pekerjaan?solusi yang diberikan seperti apa? Jawab: selama ini belum ada kendala, tapi pembimbing saya langsung mengajarkan dan memberikan saya pemahaman tentang pekerjaan yang diberikan. 27. Apakah program Prakerin mengenalkan anda kepada lingkungan kerja yang sebenarnya?mengapa? Jawab :iya, karena saya melaksanakan tugas yang dikerjakan oleh karyawan, diajarkan bekerja yang benar. C. Komponen Hasil (product) 28. Apakah kamu memahami cara menyusun laporan Prakerin? Aspek-aspek apa saja yang harus ada dalam laporan Prakerin? Jawab: Iya sedikit memahami. 29. Apakah anda merasa mampu membuat laporan Prakerin? Jawab: Iya mampu 30. Apakah pembimbing I (guru) mengajari membuat laporan? Jawab: Mengajari, tetapi saya belum mengerti. 31. Adakah anda merasa kesulitan dalam membuat laporan Prakerin? Jawab :iya,saat membuat laporan prakerin. 32. Apakah kamu merasa keterampilan kamu bertambah setelah melaksanakan Prakerin? Keterampilan apa saja yang bertambah? Jawab: Iya ,semakin mahir dalam membuat surat, menyortir surat dan mengarsipkan file-file.
199
200
KELOMPOK 5 Responden
: Nabilla, Apik Sri Sadiana, Reza Aprilla, Reza Apria, M.Bayu
Kelas
: AP 5 (Peserta Prakerin)
Tempat Prakerin
: TVRI.
A. Komponen Masukan (Input) 1. Apa kesan anda terhadap pembekalan Prakerin yang dilaksanakan oleh pihak sekolah? Jawab: tsangat baik dan cukup dipahami sehingga pembekalan tersebut sangat bermanfaat 2. Bagaimana pembekalan dilakukan? Materi apa saja yang diberikan? Dan berapa kali pembekalan dilakukan? Jawab: pembekalan sering dilakukan dengan masuk ke kelas masing-masing memberikan penjelasan mengenai karya tulis, etika, tata krama, dan memberikan buku pedoman tentang Prakerin. 3. Bagaimana kesan anda terhadap sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah? Jawab: belum memadai, karena prasarana dan sarananya masih kurang. belum ada lab dan komputer masih sedikit. 4. Apakah menurut anda, sarana dan prasarana di sekolah membantu dalam melatih keterampilan anda sebelum melaksanakan Prakerin? Jawab: sedikit membantu keterampilan, karena guru jarang memberikan praktik tentang administrasi perakntoran dan sarana prasarana kurang lengkap. 5. Bagaimana kesan anda terhadap laboratorium yang dimiliki sekolah? Jawab: sangat baik, bagus dan nyaman. 6. Apakah anda merasa bekal keterampilan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal keterampilan apa saja yang anda peroleh? Jawab: sudah cukup. mengarsip surat, menggunakan alat kantor, menyortir, mengarsip dan membuat surat.
201
7. Apakah anda merasa bekal sikap terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal sikap apa saja yang anda peroleh? Jawab: sudah, bekal sikap yang diberikan mengenai kedisplinan, kerapihan, etika, tingkah laku yang sopan, tutur kata dan bahasa yang sopan dan menjaga nama baik sekolah. 8. Apakah anda merasa bekal pengetahuan terkait dengan pekerjaan administrasi perkantoran sudah memadai untuk melaksanakan Prakerin? Bekal pengetahuan apa saja yang anda peroleh? Jawab: cara membuat nomor surat, indeks, peralatan kantor, jenis-jenis surat, kearsipan, microsoft word dan excell. 9. Apakah pembekalannya memberikan manfaat bagi anda ? Jawab : iya, sangat bermanfaa. B. Komponen Proses (Process) 10. Berapa kali pembimbing I (guru) mengunjungi anda ke tempat Prakerin? Pada saat kapan saja pembimbing I (guru)
mengunjungi anda? Dan apa yang
disampaikan oleh pembimbing I (guru) kepada pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab : pembimbing I (guru) 2 kali Mengunjungi.
1 kali menjenguk pada
tanggal 17 Januari 2017, 1 kali menjemput pada tanggal 28 Februari 2017. menanyakan kegiatan yang dilakukan, etika serta kinerja siswanya selama melaksanakan tugas yang diberikan 11. Apakah divisi yang anda tempatkan sekarang, sesuai dengan jurusan administrasi perkantoran? Jawab : iya, sesuai dengan jurusan aadministrasi perkantoran. 12. Jenis pekerjaan apa yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan)? Jawab: memfotocopy, mendistribusikan surat, mengagendakan surat masuk dan surat keluar, mengetik surat dengan mesin tik dan komputer, mengaripkan surat. 13. Apakah bidang kerja yang anda lakukan sesuai dengan keterampilan yang diajarkan pada jurusan anda? Jawab: iya, keterampilan yang sesuai yaitu mengagendakan surat, menyortir surat.
202
14. Apakah anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: sangat nyaman, karena pekerjaan yang diberikan mudah dipahami 15. Apakah anda merasa mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ?mengapa? Jawab: iya mampu, karena pekerjaan yang diberikan mudah untuk dikerjakan. 16. Jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah? Jawab : mengarsipkan surat dan mengagendakan surat. 17. Apakah ada Rolling ke divisi lain? Jika “ada” Rolling ke divisi apa saja? Jawab : tidak pernah di Rolling ke divisi lain 18. Apakah 1 kelompok di tempatkan pada 1 divisi yang sama? “jika berbeda” pada divisi mana temen kelompok anda di tempatkan? Jawab : iya, kami ditempatkan pada divisi dan ruangan yang sama. 19. Seberapa sering pembimbing II ( instruktur perusahaan) membimbing anda? Jawab : Setiap hari. 20. Apakah anda merasakan manfaat bimbingan yang diberikan oleh pembimbing II (instruktur perusahaan) ? Jawab : iya , saya merasakan manfaatnya. saya dapat melakukan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan harapan pembimbing II. 21. Seberapa sering pembimbing II (instruktur perusahaan) mengawasi anda selama Prakerin? Jawab : sangat sering, pembimbing II mengawasi selama Prakerin. 22. Apakah anda merasa senang untuk mengikuti program Prakerin?mengapa? Jawab : iya, sangat senang, karena bisa merasakan cara bekerja di kantor, 23. Apakah tempat Prakerin yang anda pilih sesuai dengan harapan anda?mengapa? Jawab : iya sesuai harapan, karena sangat nyaman. 24. Hambatan/
kendala
apa
saja
yang
terjadi
selama
Prakerin?
Jawab: tidak ada kendala. 25. Apakah anda bercerita kepada pembimbing I (guru) anda apabila ada kendala selama Prakerin? Dan solusi apa yang diberikan oleh pembimbing I(guru) anda? Jawab : belum pernah bercerita.
203
204
LAMPIRAN 13 Intensitas bidang pekerjaan yang diberikan Pembimbing II Jumlah dan persentase hasil perolehan siswa dalam intensitas bidang pekerjaan yang diberikan Pembimbing II. No A
Bidang Pekerjaan
Intensitas
Selalu Sering Menggunakan Peralatan kantor, meliputi: 1. menerima telepon dan menelepon kepada pihak lain Persentase (%) 2. Menggunakan peralatan kantor seperti melubangi kertas, penjepit kertas, Map. Persentase (%) 3. Stempel surat Persentase (%) 4. Mengirim faksimile
surat
melalui
Persentase (%) 5. Memberi nomor memakai mesin tik Persentase (%) B
surat
Tdk Prnh
0
2
1
7
15
0%
8%
4%
28%
60%
9
6
6
4
0
36%
24%
24%
16%
0%
2
3
3
8
9
8%
12%
12%
32%
36%
0
0
0
0
25
0% 1
0%
0%
0%
100%
2
6
8
8
4%
8%
24%
32%
32%
7
4
0
8
6
28%
16%
0%
32%
24%
0
2
5
14
4
0%
8%
20%
56%
16%
6
1
3
9
6
24% 2
4%
12%
36%
24%
2
2
4
15
8%
8%
8%
16%
60%
0
1
0
13
11
Menangani Penggandaan Dokumen,meliputi: 1. Memfotocopy surat Persentase (%) 2. Mencetak informasi dengan printer Persentase (%)
C
Kadang2 Pernah
Menangani Surat/ Dokumen kantor 1. Mengetik surat masuk/keluar dan dokumen kantor Persentase (%) 2. Mengumpulkan menyusunya Persentase (%) 3. Membuat surat
berita
dan
205
Persentase (%) 4. Mencatat buku tamu Persentase (%) 5. Membuat notula pada saat rapat Persentase (%) 6. Menyortir/memisahkan surat Persentase (%) 7. Mendistribusikan/mengirimka n surat ke kantor lain atau ke divisi lain Persentase (%) 8. Mengirim informasi melalui email Persentase (%) D
4%
0%
54%
44%
1
0
2
4
18
4%
0%
8%
16%
72%
0
0
0
0
25
0% 6
0%
0%
0%
100%
6
9
4
0
24% 10
24%
36%
16%
0%
1
2
7
5
40%
4%
8%
28%
20%
0
0
1
1
23
0%
0%
4%
4%
92%
7
1
10
6
1
28%
4%
40%
24%
4%
7
4
6
5
3
28%
16%
24%
20%
12%
2
0
0
4
19
8%
0%
0%
16%
76%
1
4
5
6
9
4%
16%
20%
24%
36%
0
1
2
9
13
0%
4%
8%
36%
52%
0
0
0
0
25
0%
0%
0%
0%
100%
Mengelola sistem kearsipan 1. Menyortir/memisahkan arsip Persentase (%) 2. Menyimpan surat/arsip Persentase (%)
E
0%
Mengelola data/informasi di tempat kerja 1. Mencari informasi melalui media cetak dan internet Persentase (%) 2. Membuat rekapitulasi data Persentase (%) 3. Membuat laporan tertulis Persentase (%) 4. Membuat laporan keuangan Persentase (%)
Keterangan : Jumlah Responden 25 Peserta Prakerin.
206
LAMPIRAN 14 Hasil Observasi Peneliti Terhadap Kinerja peserta Prakerin No 1
Aspek yang diamati Kesungguhan dalam melakukan pekerjaan
2
Kerjasama sesama anggota kelompok
3
Kerjasama peserta Prakerin dengan pembimbing II (instruktur perusahaan)
4
Kerjasama dengan staf/karyawan lain
5
ketaataan atau kepatuhan terhadap pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
6
Kehadiran anggota kelompok
7
Pemahaman dalam mengerjakan tugas
8
Kerapihan anggota kelompok dalam melakukan pekerjaan
9
Kerajinan anggota kelompok dalam melakukan pekerjaan
10
Keberhasilan menjalankan tugas
11
Tanggung jawab anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan
12
Kedisplinan anggota kelompok
13
Kejujuran anggota kelompok terhadap pimpinan
14
Keterampilan anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan
15
Tingkat pengetahuan anggota kelompok terhadap pekerjaan yang diberikan
16
Inisiatif anggota kelompok
Ket Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%)
TB (1) 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
KB (2) C (3) 0 0 0% 0% 0 1 0% 20% 0 0 0% 0% 0 2 0% 40% 0 0 0% 0% 0 3 0% 60% 0 0 0% 0% 0 0 0% 0% 0 1 0% 20% 0 0 0% 0% 0 0 0% 0% 0 1 0% 20% 0 0 0% 0% 0 2 0% 40% 0 5 0% 100% 0 2 0% 40%
B (4) 3 60% 3 60% 4 80% 3 60% 4 80% 2 40% 4 80% 4 80% 3 60% 3 60% 2 40% 3 30% 3 60% 3 60% 0 0% 2 40%
Keterangan : SB (5) : Sangat Baik C (3) : Cukup TB (1) : Tidak Baik B (4) : Baik KB (2) : Kurang Baik Jumlah responden : 5 Kelompok Cara Perhitungan : % Nilai = Jumlah perolehan siswa x100 % Jumlah Keseluruhan (5)
SB (5) 2 40% 1 20% 1 20% 0 0% 1 20% 0 0% 1 20% 1 20% 1 20% 2 20% 3 60% 1 20% 2 40% 0 0% 0 0% 1 20%
207
LAMPIRAN 15 Hasil Observasi Pembimbing II terhadap Kinerja Peserta Prakerin No 1
Aspek yang diamati Kesungguhan dalam melakukan pekerjaan
2
Kerjasama sesama anggota kelompok
3
Kerjasama peserta Prakerin dengan pembimbing II (instruktur perusahaan)
4
Kerjasama dengan staf/karyawan lain
5
ketaataan atau kepatuhan terhadap pembimbing II (Instruktur Perusahaan)
6
Kehadiran anggota kelompok
7
Pemahaman dalam mengerjakan tugas
8
Kerapihan anggota kelompok dalam melakukan pekerjaan
9
Kerajinan anggota kelompok dalam melakukan pekerjaan
10
Keberhasilan menjalankan tugas
11
Tanggung jawab anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan
12
Kedisplinan anggota kelompok
13
Kejujuran anggota kelompok terhadap pimpinan
14
Keterampilan anggota kelompok terhadap tugas yang diberikan
15
Tingkat pengetahuan anggota kelompok terhadap pekerjaan yang diberikan
16
Inisiatif anggota kelompok
Ket Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%)
TB (1) 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
KB (2) 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
C (3) 3 60% 1 20% 2 40% 2 40% 1 20% 1 20% 3 60% 3 60% 2 40% 2 40% 0 0% 1 20% 0 0% 2 40% 1 20% 3 60%
Keterangan : SB (5) : Sangat Baik B(4): Baik C (3): Cukup KB (2) : Kurang Baik TB: (1): Tidak Baik. Jumlah responden : 5 Kelompok Cara Perhitungan : % Nilai = Jumlah perolehan siswa x100 % Jumlah Keseluruhan (5)
B (4) 1 20% 4 80% 2 40% 3 60% 4 80% 4 80% 2 40% 2 40% 3 60% 3 60% 4 80% 4 80% 5 100% 3 60% 4 80% 2 40%
SB (5) 1 20% 0 0% 1 20% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 20% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
208
LAMPIRAN 16 Hasil Angket Peserta Prakerin Terhadap Kinerja Pembimbing II (Instruktur Perusahaan)” No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Aspek yang diamati
Ket
Pembimbing I imemberikan pengarahan tentang apa Jmlh siswa yang harus dilakukan selama melaksanakan praktik Persentase (%) Kesungguhan pembimbing II dalam membimbing Jmlh siswa Persentase (%) Kerjasama pembimbing II dengan anggota Jmlh siswa kelompok Persentase (%) Pembimbing II memberikan pekerjaan sesuai Jmlh siswa dengan jurusan anda Persentase (%) Pembimbing II rajin dalam membimbing kelompok Jmlh siswa anda Persentase (%) Solusi yang diberikan pembimbing II apabila ada Jmlh siswa kendala yang anda hadapi Persentase (%) Pembimbing II bersikap ramah terhadap anggota Jmlh siswa kelompok Persentase (%) Tanggung jawab pembimbing II terhadap peserta Jmlh siswa Prakerin Persentase (%) Pembimbing II memeriksa absen dan jurnal Jmlh siswa kegiatan anggota kelompok Persentase (%) Memantau perkembangan peserta praktik Jmlh siswa Persentase (%) Memberikan masukan/saran terhadap kelompok Jmlh siswa anda Persentase (%)
Keterangan : SB (5) : Sangat Baik B (4) : Baik C (3) : Cukup KB (2) : Kurang Baik TB (1) : Tidak Baik Jumlah responden : 25 Orang
Cara Perhitungan : % Nilai =
Jumlah perolehan siswa x 100 % Jumlah Keseluruhan (25)
TB KB (1) (2) 0 0 0% 0% 0 1 0% 4% 1 0 4% 0% 0 0 0% 0% 0 0 0% 0% 1 0 4% 0% 1 0 4% 0% 0 0 0% 0% 0 2 0% 8% 0 1 0% 4% 0 0 0% 0%
C B (3) (4) 1 5 4% 20% 0 11 0% 44% 3 5 12% 20% 1 9 4% 36% 7 9 28% 36% 6 6 24% 24% 1 3 4% 12% 4 6 16% 24% 10 3 40% 12% 3 6 12% 24% 2 8 8% 32%
SB (5) 19 76% 13 52% 16 64% 15 60% 9 36% 12 48% 20 80% 15 60% 10 40% 15 60% 15 60%
209
LAMPIRAN 17 Hasil Angket Peserta Prakerin terhadap kinerja Pembimbing I (guru)”
No 1
Aspek yang diamati Kesungguhan Pembimbing I dalam membimbing kelompok anda
2
Kerjasama pembimbing I dengan anggota kelompok anda
3
Memberikan pengarahan oleh pembimbing I mengenai pelaksanaan praktik yang baik Menganjurkan peserta untuk bertanya kepada instruktur apabila ada hal yang tidak bisa dilakukan Memotivasi kelompok anda untuk giat bekerja selama praktik
4
5 6
Kerajinan dalam membimbing kelompok anda
7
Memberikan solusi apabila ada kendala yang anda hadapi
8
Menanyakan mengenai kegaitan yang dilakukan di tempat Prakerin
9
Pembimbing I bersikap ramah terhadap anggota kelompok
10
Pembimbing I bertanggung jawab terhadap peserta praktik
11
Pembimbing I memeriksa absen dan jurnal kegiatan anggota kelompok
12
Pembimbing I memantau perkembangan peserta praktik
13
Pembimbing I memberikan arahan terkait pembuatan lapran karya tulis
14
Memberikan masukan/saran terhadap kelompok anda
Keterangan : SB (5) : Sangat Baik KB (2) : Kurang Baik
Ket Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%)
TB (1) 0 0% 0 0% 0 0%
KB (2) 2 8% 4 16% 1 4%
C (3) 4 16% 5 20% 2 8%
B (4) 13 52% 12 48% 12 48%
SB (5) 6 24% 4 16% 10 40%
Jmlh siswa Persentase (%)
0 0%
1 4%
5 20%
10 40%
9 36%
Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%) Jmlh siswa Persentase (%)
0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 2 8% 2 8% 2 8% 0 0%
0 0% 5 20% 4 16% 5 20% 1 4% 1 4% 4 16% 7 28% 3 12% 3 12%
1 4% 4 16% 4 16% 3 12% 4 16% 4 16% 15 60% 5 20% 6 24% 2 8%
12 48% 11 44% 7 28% 7 28% 2 8% 9 36% 2 8% 8 32% 5 20% 7 28%
12 48% 5 20% 10 40% 10 40% 18 72% 11 44% 2 8% 3 12% 9 36% 13 52%
B (4) : Baik TB (1) : Tidak Baik
C (3) : Cukup Jumlah responden : 25 Orang
Cara Perhitungan : % Nilai = Jumlah perolehan siswa x 100 % Jumlah Keseluruhan (25)
210
LAMPIRAN 18 Hasil Studi Dokumen
211
212
LAMPIRAN 19 Hasil Nilai Prakerin
213
LAMPIRAN 20 Hasil Nilai Raport kelas XI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
MPK 68 68 68 70 78 86 78 70 70 78 71 82 77 78 70 70 87 76 79 81 70 74 78 78 72 72 74 77 71 70 80 78 79 72 76
Nilai Mata Pelajaran MPD MSDK MSK 80 68 82 84 68 86 80 72 86 72 81 60 82 60 80 84 73 80 80 72 76 80 72 78 82 72 80 82 72 78 70 74 78 81 78 80 80 81 76 70 72 77 70 72 78 70 73 80 80 72 82 84 72 80 80 76 55 70 83 77 70 75 78 80 79 85 74 77 82 80 78 86 80 85 83 82 80 80 70 73 83 70 73 78 70 68 74 70 72 77 82 65 83 83 73 78 80 68 78 70 73 74 80 65 77
MDTK 70 70 70 73 72 57 78 78 80 76 77 87 83 80 78 75 78 83 83 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 70 73 75
KKM 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74
214
Keterangan : MPK MPD MSDK MSK MDTK KKM
: Mengelola Perlatan Kantor : Menangani Penggandaan Dokumen : Menangani Surat/Dokumen Kantor : Mengelola Sistem Kearsipan : Mengelola Data/Informasi di Tempat Kerja : Kriteria Ketuntasan Minimal
215
Hasil Olah Nilai Rapot Peserta Prakerin No
KKM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74
MPK 68 68 68 70 70 70 70 70 70 70 71 71 72 72 72 74 74 76 76 77 77 78 78 78 78 78 78 78 79 79 80 81 82 86 87
Nilai Mata Pelajaran MPD MSDK MSK 70 60 55 70 65 60 70 65 74 70 68 74 70 68 76 70 68 76 70 68 77 70 72 77 70 72 77 70 72 77 70 72 78 72 72 78 74 72 78 80 72 78 80 72 78 80 72 78 80 72 78 80 73 78 80 73 80 80 73 80 80 73 80 80 73 80 80 73 80 80 74 80 80 75 80 81 76 82 82 77 82 82 78 82 82 78 83 82 79 83 82 80 83 83 81 85 84 81 86 84 83 86 84 85 86
MDTK 57 70 70 70 70 72 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 75 75 76 77 78 78 78 78 80 80 83 83 83 87
216
Persentasae Nilai Rapot Peserta Prakerin No
Mata Pelajaran
Jlmh Siswa yang Kompeten
1 2 3 4 5
MPK MPD MSDK MSK MDTK
20 Siswa 23 Siswa 12 Siswa 33 Siswa 14 Siswa
Persentase jmh Jmlh siswa siswa yang yang belum Kompeten Kompeten 57,14% 65,71% 34,29% 94,29% 40%
15 Siswa 12 Siswa 23 Siswa 2 Siswa 21 Siswa
Cara Perhitungan : % Nilai Rapot
= Jmlh siswa yang kompeten/belum kompeten x 100% Jumlah Keseluruhan (35) Siswa
Persentase jmlh siswa yang belum Kompeten 42,86% 34,29% 65,71% 5,71% 60%
217
LAMPIRAN 21 Profil Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
218
219
220
LAMPIRAN 22 Daftar Kelompok Prakerin
221
222
223
224
225
LAMPIRAN 23 Surat Permohonan Tempat, Persetujuan Prakerin dan Surat Tugas Pembimbing I
226
227
228
229
LAMPIRAN 24 Buku Panduan Prakerin
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
LAMPIRAN 25 Prosedur Pelaksanaan Prakerin
251
LAMPIRAN 26 MOU (Nakah Kerjasama)
252
253
254
255
256
LAMPIRAN 27 Dokumentasi Penelitian
257
258
259
260
LAMPIRAN 28 Surat Bimbingan Skripsi
261
LAMPIRAN 29 Surat Izin Penelitian
262
LAMPIRAN 30 Surat Keterangan Penelitian dari SMK Sumpah Pemuda
263
LAMPIRAN 31 Lembar Uji Referensi
264
265
266
267
268
269
270
LAMPIRAN 32 Biodata Penulis
Selvi, Lahir di Jakarta, 28 Maret 1996. Putri dari pasangan Bpk. Syamsudin dan Ibu Suhanah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Alamat email penulis
[email protected]. Penulis menempuh pendidikan di antaranya di MI Al-Fakhriyyah tahun 2002-2007, MTs N 12 Jakarta pada tahun 2007-2010, SMK Sumpah Pemuda Jakarta pada tahun 2010-2013, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 20132017, Jurusan Manajemen Pendidikan dan lulus dengan menyandang Sarjana Pendidikan (S.Pd). Skripsi yang penulis buat berjudul “ Evaluasi Program Praktik Kerja Industri pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sumpah Pemuda Jakarta.” Penulis telah selesai mengerjakan tugas akhir ini melalui berbagai arahan dan bimbingan dari bapak Drs. Muarif SAM, M.Pd dan Dr. Jejen Musfah, MA. Harapan penulis saat ini adalah semoga ilmu yang telah diperoleh di UIN Syarif Hidayatullah dapat penulis terapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Amiin. Motto : “Do the best, be good, then you will be the best”