ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA Dini Putri Permatasari, Muhammad Akhyar, Yuyun Estriyanto Program Studi PTM, FKIP, UNS Surakarta. Email:
[email protected] ABSTRACT The objectives of this research are to investigate: (1) the description of school conditions in implementing the industrial apprenticeship; (2) the preparation done by the school in implementing the industrial apprenticeship; (3) the quality of the implementation of the industrial apprenticeship; (4) the factors that support the implementation of the industrial apprenticeship; and (5) the benefits of the industrial apprenticeship.The research employed the descriptive evaluative research method with the Context, Input, Process, and Product (CIPP) model. The samples of research were taken by using the purposive sampling technique. They included 18 teachers of the Study Program of Mechanical Engineering, 95 students in Grade XII of the Study Program of Mechanical Engineering, and 3 industries. The data of research were collected through questionnaire and documentation. The items of questionnaire were validated by using the logic validity. They were analyzed by using the average score counted analysis model.The results of research are as follows: (1) State Vocational High School 2 of Surakarta is very wellconditioned in preparing the industrial work practice; (2) the preparation done by the school in implementing the industrial apprenticeship is already very good; (3) the quality of the implementation of the industrial apprenticeship of the school is very good; (4) the factors that support the implementation of the industrial apprenticeship include 19 factors, namely: vision of industrial apprenticeship, missions of industrial apprenticeship, students’ condition, their parents’ condition, the teachers’ condition, objective of industrial apprenticeship, school preparation, facility and infrastructure preparation, facility and infrastructure utilization, students’ activities, teachers’ activities, business/industry involvement, administration implementation, control toward the violation done by the students, implementation of industrial apprenticeship evaluation, students’ skills, students’ experiences, students’ personalities, and students’ satisfaction; and (5) the benefits of the industrial apprenticeship consist of five namely: improvement of the educational quality of the school, improvement of the students’ practical skills, addition of the students’ practical experiences, improvement of the students’ personalities, and increase of students’ satisfactions of the industrial apprenticeship. Keywords: Vocational Education, industrial apprenticeship, evaluation, CIPP
1. Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu
faktor
kemajuan
yang
suatu
mempengaruhi
bangsa.
tersebut melandasi bahwa pendidikan dalam SMK harus bersinergi dengan
Sekolah
perkembangan Dunia Usaha/ Industri
Menengah Kejuruan (SMK) adalah
(DUDI). Keterkaitan kerjasama antara
salah satu institusi dalam dunia
dunia pendidikan dan dunia industri di
pendidikan
yang
berfokus
ungkapkan
penyiapan
tenaga
kerja.
pada Alasan
oleh
Soenarto
bahwa
power networking merupakan kunci
keberhasilan organisasi
menuju yang
kesuksesan
dicapai
pelajaran prakerin merasa percaya diri
dengan
untuk memasuki dunia kerja setelah
kerjasama
mengikuti kegiatan prakerin dan 10%
kemitraan saling mendukung, saling
siswa New South Wales (NSW)
percaya,
mampu memahami pekerjaan apa
mengembangkan,
saling
menguntungkan
(Susanti, 2005:5).
yang
nanti
akan
dipilih
setelah
Pola pendidikan yang dianut
mengikuti prakerin. Hal tersebut dapat
oleh SMK pada saat ini berdasarkan
diartikan bahwa kegiatan prakerin
kebijakan
pola
merupakan
kegiatan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pola
membantu
peserta
penyelenggaraan PSG di SMK lebih
memperkenalkan terhadap dunia kerja
dikenal dengan sebutan praktik kerja
sesungguhnya.
industri
Prakerin
Bilboe (2011) tentang “Vocational
program
Education and Training in Kuwait:
sekolah yang menjalin kerja sama
Vocational Education Versus Values
dengan DUDI guna memperkenalkan
and Viewpoint” menyimpulkan bahwa
kepada siswa tentang budaya dan etos
prakerin merupakan salah satu hirarki
kerja yang terbentuk dalam suatu
dari pendidikan. Prakerin akan sangat
dunia
berarti bagi suatu Negara, dimana
di
atas
adalah
(prakerin).
merupakan
salah
kerja.
satu
Penelitian
Gordon
Stanley dan Robert G. MacCann
kegiatan
(2009)
pendapatan
tentang
“Incorporating
ini
yang
dapat
didik
untuk
Penelitian
dapat
Wendy
menambah
Negara
dengan
Industry Specific Training into School
berkurangnya pengangguran dalam
Education:
suatu Negara. Pelajar di Kuwait
Enrolment
and
Performance Trends in a Senior
berpendapat
Secondary
prakerin merupakan ajang promosi
bahwa
System”
prakerin
menyimpulkan
yang
dimasukan
bahwa
pelaksanaan
karir yang terbatas.
dalam kurikulum Senior Secondary
Pelaksanaan kegiatan prakerin
System memberikan dampak positif
dalam dunia pendidikan didukung
bagi siswa. Penelitian ini dibuktikan
oleh berbagai
dengan 90% siswa di New South
Faktor-faktor tersebut yang nantinya
Wales (NSW) yang mengambil mata
akan
faktor
membentuk
didalamnya.
karakter
siswa
menjadi lebih unggul atau sebaliknya
(attitude),
setelah
kegiatan
(skill) untuk membekali peserta
prakerin. SMK Negeri 2 Surakarta
didiknya dalam memasuki dunia
merupakan
kerja.
melaksanakan
salah
satu
sekolah
kejuruan di Surakarta yang dirasa mampu
mengelola
dan
keterampilan
b. Tinjauan tentang Evaluasi CIPP
pelaksanaan
Model
evaluasi
CIPP
kegiatan prakerin dengan baik. Salah
merupakan satu rangkaian yang
satu bukti kemampuan SMK Negeri 2
utuh tetapi dalam pelaksanaannya
Surakarta dalam mengelola kegiatan
evaluator
prakerin adalah tingginya nilai siswa
menggunakan semuanya. Model
SMK Negeri 2 Surakarta dalam
evaluasi ini memiliki 4 komponen
pelaksanaan prakerin. Penelitian ini
didalamnya yaitu Context, Input,
bertujuan menyajikan data secara utuh
Process, dan Product.
tentang faktor-faktor pendukung yang
1) Evaluasi Konteks
tidak
harus
mempengaruhi kegiatan prakerin di
Sax
(Widoyoko,
2014)
SMK Negeri 2 Surakarta.
menyatakan bahwa evaluasi konteks merupakan gambaran
2. Kajian Pustaka
tentang
a. Pengertian Pendidikan Kejuruan
program,
Pendidikan kejuruan juga
belum
lingkungan
suatu
kebutuhan
yang
terpenuhi,
dapat diartikan sebagai bagian
populasi
dari suatu sistem pendidikan yang
individu
mempersiapkan seseorang agar
pelayanan dan tujuan program.
dapat
suatu
Indikator yang termasuk dalam
kelompok pekerjaan atau bidang
evaluasi konteks antara lain
pekerjaan daripada bidang-bidang
visi prakerin, misi prakerin,
pekerjaan lainnya (Pitono, 2008:
kondisi siswa, kondisi guru,
13).
kondisi orangtua, dan tujuan
bekerja
dalam
Pendidikan
kejuruan
memiliki tiga fungsi pokok terkait dengan
definisinya
yaitu
pengetahuan (knowledge), sikap
dan
ciri-ciri
yang
prakerin. 2) Evaluasi Input
sampel
dari
mendapat
Stufflebeam
(Destianingtyas,
prasarana,
pelaksanaan
2013: 16) menyatakan bahwa
administrasi,
evaluasi
terhadap
masukan
(input
pengendalian
pelanggaran
yang
evaluation) merupakan analisis
dilakukan oleh siswa, kegiatan
personal yang berhubungan
siswa,
dengan pengaturan keputusan,
keterlibatan
DUDI,
serta
menentukan
pelaksanaan
penilaian
hasil
sumber-sumber
yang ada, alternatif tindakan yang akan diambil, rencana
kegiatan
prakerin. 4) Evaluasi Proses
dan strategi mencapai tujuan,
Evaluasi
dan
evaluation)
prosedur
kerja
untuk
guru,
produk
(product merupakan
mencapainya. Indikator yang
tahapan
dapat digunakan untuk menilai
evaluasi CIPP. Widyomoko
input
pelaksanaan
prakerin
(Destianingtyas,
adalah
penyiapan
sekolah,
mengatakan bahwa evaluasi
dan
produk merupakan penilaian
penyiapan
sarana
akhir
model
2013:
yang
serta penyiapan guru.
mengukur keberhasilan dalam
Worthen
untuk
pencapaian tujuan yang telah
dan
(Irnawati,
akhir
32)
prasarana, penyiapan siswa,
3) Evaluasi Proses
paling
dari
Sanders
2012:
30)
ditetapkan. dapat
Indikator
digunakan
yang menilai
menyatakan bahwa tujuan dari
produk adanya pelaksanaan
evaluasi proses adalah untuk
prakerin
memprediksi
keterampilan
siswa,
tahap
pengalaman
siswa,
dan
personalitas
rancangan
prosedur
selama
implementasi
menyediakan informasi untuk
antara
siswa,
lain
dan
kepuasan siswa.
keputusan program. Indikator evaluasi
proses
dalam
3. Metode Penelitian
pelaksanaan prakerin antara
Penelitian ini dilaksanakan di
lain pemanfaatan sarana dan
SMK Negeri 2 Surakarta, Jalan L.U.
Adisucpito No. 33 Surakarta. Jenis
yang mengungkapkan suatu keadaan
penelitian
atau peristiwa subjek atau objek
ini
adalah
penelitian
evaluatif. Penelitian evaluatif yang
penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah
berlangsung berdasarkan fakta yang
penelitian evaluatif pada program
tampak atau sebagaimana adanya (fact
yang
finding).
sudah
berjalan.
Populasi
pada
saat
Jenis
penelitian
validitas
yang
penelitian ini adalah siswa kelas XII
digunakan dalam penelitian ini adalah
program keahlian Teknik Mesin yang
validitas logika. Penelitian evaluatif
berjumlah
tidak
program
137
siswa,
keahlian
guru-guru
statistika
Mesin,
maupun pengujian sebagai metode
DUDI, dan data nilai prakerin siswa
analisis data. Analisis data dalam
kelas XII program keahlian Teknik
penelitia ini menggunakan analisis
Mesin.
perhitungan
Sampel
Teknik
mempergunakan
penelitian
dalam
nilai
rata-rata.
Skor
penelitian ini adalah 95 siswa kelas
maksimal pada satu kriteria adalah 5
XII program keahlian Teknik Mesin
dan
tahun ajaran 2014/ 2015 di SMK
(Arikunto, 2013: 271). Skor kriteria
Negeri 2 Surakarta, 18 guru program
penilaian antara lain:
skor
minimalnya
adalah
keahlian Teknik Mesin, 3 DUDI, dan
0,00 – 1,25 = Sangat rendah
data nilai prakerin Siswa kelas XII
1,26 – 2,50 = Rendah
program
2,51 – 3,75 = Tinggi
keahlian
Teknik
Mesin.
Teknik pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah
purposive
sampling.
Pengumpulan data yang dilakukan penulis
dalam
penelitian
ini
menggunakan
kuesioner
dan
dokumentasi.
Pengumpulan
data
menggunakan
kuesionar
0
3,76 – 5,00 = Sangat tinggi 4. Hasil
Penelitian
dan
Pembahasan a. Evaluasi
Guru
Terhadap
Prakerin 1) Evaluasi Konteks Berdasarkan
penelitian
dilakukan
yang telah dilakukan didapatkan
semantik
rata-rata indikator pada evaluasi
differensial. Penelitian ini merupakan
konteks dengan responden guru
penelitian fact finding yaitu penelitian
mendapatkan
dengan
kuesioner
rata-rata
dengan
kriteria sangat tinggi sebagaimana pada Tabel 1 berikut ini.
Indikator Tabel 1. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Konteks
evaluasiinput
menunjukkan bahwa pelaksanaan prakerin dengan responden guru jika
dirata-ratamendapatkan
4,08.Pada kriteria penilaian, hal ini berarti sangat tinggi. Hasil tersebut Indikator evaluasi konteks pelaksanaan
prakerin
dengan
responden guru jika dirata-rata akan mendapatkan 4,28. Pada kriteria penilaian, hal ini berarti sangat
tinggi.
Hasil
tersebut
menyatakan bahwaaspek konteks dalam
pelaksanaan
prakerin
dengan responden guru tergolong
menyatakan dalam
aspekinput
pelaksanaan
prakerin
dengan responden guru tergolong sangat baik. 3) Evaluasi Proses Berdasarkan
penelitian
yang telah dilakukan didapatkan rata-rata indikator pada evaluasi proses dengan responden guru mendapatkan
sangat baik.
bahwa
rata-rata
dengan
kriteria sangat tinggi sebagaimana
2) Evaluasi Input Berdasarkan penelitian yang
pada Tabel 3 berikut ini.
telah dilakukan didapatkan ratarata indikator pada evaluasi input dengan mendapatkan
responden rata-rata
Tabel 3. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Proses
guru dengan
kriteria sangat tinggi sebagaimana pada Tabel 2 berikut ini. Indikator evaluasi proses Tabel 2. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Input
menunjukkan bahwa pelaksanaan prakerin dengan responden guru
jika dirata-ratamendapatkan 4,08. Pada kriteria penilaian hal ini berarti
sangat
Siswa
1) Evaluasi Konteks
tersebut menyatakan bahwaaspek
Berdasarkan
dalam
prakerin
pelaksanaan
responden
guru
tergolong sangat baik.
Terhadap
Pelaksanaan Prakerin
Hasil
proses
tinggi.
b. Evaluasi
penelitian
yang telah dilakukan didapatkan rata-rata indikator pada evaluasi konteks dengan responden siswa
4) Evaluasi Produk
mendapatkan
Berdasarkan penelitian yang
kriteria
rata-rata sangat
dengan tinggi
telah dilakukan didapatkan rata-
sebagaimana pada Tabel 5 berikut
rata indikator pada evaluasi produk
ini.
dengan
responden
mendapatkan
rata-rata
guru dengan
kriteria sangat tinggi sebagaimana
Tabel 5. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Konteks
pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Produk
Indikator evaluasi konteks pada pelaksanaan prakerin dengan responden
siswa
ratamendapatkan Indikator evaluasi produk
jika
dirata-
3,92.
Pada
kriteria penilaian, hal ini berarti
menunjukkan bahwa pelaksanaan
sangat
prakerin dengan responden guru
menyatakan bahwaaspek konteks
jika dirata-ratamendapatkan 4,08.
dalam
Pada kriteria penilaian, hal ini
dengan responden siswa tergolong
berarti
sangat baik.
sangat
tinggi.Hasil
tersebut menyatakan bahwaaspek
tinggi.
Hasil
pelaksanaan
tersebut
prakerin
2) Evaluasi Input
pelaksanaan
Berdasarkan penelitian yang
prakerin dengan responden guru
telah dilakukan didapatkan rata-rata
tergolong sangat baik.
indikator pada evaluasi input dengan
produk
dalam
responden siswa mendapatkan ratarata
dengan
kriteria
tinggi
sebagaimana pada Tabel 6 berikut ini.
Indikator Tabel 6. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Input
evaluasi
proses
menunjukkan bahwa pelaksanaan prakerin dengan responden siswa jika dirata-ratamendapatkan 3,48. Pada kriteria penilaian hal ini berarti
Indikator
evaluasiinput
menunjukkan bahwa pelaksanaan prakerin dengan responden siswa jika dirata-ratamendapatkan 3,65. Pada kriteria penilaian, hal ini berarti
tinggi.
menyatakan
Hasil
bahwaaspek
tersebut input
dalam pelaksanaan prakerin dengan responden siswa tergolong baik. 3) Evaluasi Proses
telah dilakukan didapatkan rata-rata pada
dengan mendapatkan
evaluasi
responden rata-rata
tersebut
menyatakan bahwaaspek dalam
pelaksanaan
proses prakerin
dengan responden siswa tergolong baik. 4) Evaluasi Produk Berdasarkan
penelitian
yang telah dilakukan didapatkan rata-rata indikator pada evaluasi proses dengan responden siswa mendapatkan
Berdasarkan penelitian yang
indikator
tinggi.Hasil
rata-rata
dengan
kriteria sangat tinggi sebagaimana pada Tabel 8 berikut ini.
proses siswa dengan
Tabel 8. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Produk
kriteria tinggi sebagaimana pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Proses
Indikator evaluasi produk menunjukkan bahwa pelaksanaan
prakerin dengan responden siswa
Indikator
evaluasi
proses
jika dirata-rata mendapatkan 3,99.
menunjukkan bahwa pelaksanaan
Hasil
prakerin dengan responden DUDI
tersebut
bahwaaspek
menyatakan
produk
pelaksanaan
pada
jika dirata-rata mendapatkan 4,3.
prakerindengan
Pada kriteria penilaian ini berarti
responden siswa tergolong sangat
sangat
tinggi.
menyatakan
c. Evaluasi
DUDI
Terhadap
tinggi.
Hasil
tersebut
proses
pelaksanaan
dalam
prakerindengan
Pelaksanaan Prakerin
responden DUDItergolong sangat
1) Evalausi Input
baik.
Penelitian
yang
telah
dilakukan mendapatkan rata-rata indikator pada evaluasi input 4.2 dengan kriteria penilaian sangat tinggi. 2)
d. Rata-Rata
1)Evaluasi Konteks yang diperoleh pada
penelitian
Berdasarkan penelitian yang
Responden
Guru, Siswa, dan DUDI
Data
Evaluasi Proses
Kriteria
ini
pelaksanaan
konteks prakerin
program
telah dilakukan didapatkan rata-rata
keahlian
indikator
proses
Negeri 2 Surakarta tergolong sangat
DUDI
baik sebagaimana pada Tabel 10
pada
dengan mendapatkan
evaluasi
responden rata-rata
dengan
Teknik
dalam
Mesindi
SMK
berikut ini.
kriteria tinggi sebagaimana pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 10. Deskripsi Data Komponen Evaluasi Konteks
Tabel 9. Deskripsi Data Aspek Evaluasi Proses 2) Evaluasi Input Data yang diperoleh pada evaluasiinput
dalam
pelaksanaan
prakerin program keahlian Teknik Mesindi SMK Negeri 2 Surakarta
tergolong sangat baik sebagaimana pada Tabel 11 berikut ini.
Tabel 13. Deskripsi Data Komponen Evaluasi Produk
Tabel 11. Deskripsi Data Komponen Evaluasi Input
Hasil
komponen
evaluasi
pelaksanaan prakerin menunjukkan bahwa kualitas pelaksanaan prakerin program keahlian Teknik Mesin di 3) Evaluasi Proses
SMK Negeri 2 Surakarta tergolong
Data yang diperoleh pada penelitian
ini
pelaksanaan keahlian
proses
prakerin
Teknik
dalam program
Mesindi
SMK
sangat baik. Hal ini terlihat dari tingginya
perolehan
komponen
evaluasi
rata-rata sebagaimana
padaTabel 14 berikut ini.
Negeri 2 Surakarta tergolong sangat baik sebagaimana pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel
14.
Kualitas Prakerin
Pelaksanaan
Tabel 12. Deskripsi Data Komponen Evaluasi Produk
5. Kesimpulan a. Kondisi 4) Evaluasi Produk Data
yang diperoleh pada
penelitian
ini
pelaksanaan keahlian
produk
prakerin
Teknik
dalam program
Mesindi
SMK
Negeri 2 Surakarta tergolong sangat baik sebagaimana pada Tabel 13 berikut ini.
SMK
Negeri
2
Surakarta
dalam
rangka
penyiapan
siswa
untuk
melakukan
prakerin
terkondisikan dengan sangat mendukung. b. Penyiapan
yang
dilakukan
pihak SMK Negeri 2 Surakarta terkait program
pelaksanaan prakerin keahlian
Teknik
Mesin
pertama-tama
memberikan
adalah
pengarahan
administarasi, terhadap
pengendalian
pelanggaran
yang
kepada siswa program keahlian
dilakukan siswa, pelaksanaan
teknik mesin untuk memahami
penilaian
tujuan diadakaanya prakerin
keterampilan
beserta peraturan yang harus
pengalaman siswa, personalitas
ditaati siswa selama mengikuti
siswa, dan kepuasan siswa.
kegiatan prakerin, selanjutnya
e. Pelaksanaan prakerin program
pihak sekolah membebaskan
keahlian teknik mesin di SMK
siswa
Negeri
memilih
pelaksanaan sesuai
tempat
prakerin
dengan
Prakerin, siswa,
2
Surakarta
yang
memberikan banyak manfaat
peraturan
antara lain: (1) meningkatkan
sekolah.
kualitas pendidikan di SMK
c. Kualitas pelaksanaan prakerin program Mesin
hasil
keahlian di
Surakarta
SMK
Teknik Negeri
tergolong
2
sangat
baik.
Negeri
2
Surakarta;
meningkatkan siswa;
(3)
pengalaman meningkatkan
d. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan prakerin program
(2)
keterampilan menambah siswa;
(4)
personalitas
siswa, dan (5) meningkatkan kepuasan siswa.
keahlian Teknik Mesin di SMK Negeri 2 Surakarta ada 19 faktor, yaitu visi prakerin, misi prakerin, kondisi siswa, kondisi
6. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
orangtua siswa, kondisi guru, tujuan
prakerin,
penyiapan
sekolah, penyiapan sarana dan prasarana, pemanfaatan sarana dan prasarana, kegiatan siswa, kegiatan DUDI,
guru,
keterlibatan pelaksanaan
Bilboe,
Wendy. Vocational Education and Training in Kuwait: Vocational Education Versus Values and Viewpoint. Journal of Vocational Education and Training. 9 (3), 256-260. Diperoleh 14 Desember 2014 dari
http://www.freepaperdownl oad.us/1736/Article714423. htm Destianingtyas. (2013). Evaluasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi (kkpi) pada Siswa kelas XI di SMK Texmaco Pemalang. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang. Irnawati, Noviyana. (2012). Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK PGRI 1 Surakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Pitono,
J. (2008). Pengaruh pelaksanaan praktik kerja industri/ instansi dan kemandirian belajar terhadap mutu lulusan program keahlian akuntansi di SMK Negeri Surakarta. Thesis Tidak
Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Stanley, G. & MacCann, R.G. (2009). Incorporating industry specific training into school education: enrolment and performance trends in a senior secondary system. Journal of Vocational Education and Training, 61 (4), 459-466. Susanti, Fera. (2012). Evaluasi dan desain hipotetik program Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) Siswa SMK Negeri 2 Padang Panjang. Thesis. Universitas Negeri Padang. Diperoleh 5 Desember 2014 dari http: //download.portalgaruda.or g/article.php?article=10018 3&val=1482 Widoyoko, Eko Putro. (2014). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.