e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH DEVIDEN PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012
1
Putu Ryan Damayanti, 1Anantawikrama Tungga Atmadja, SE., M.si., Ak, 2I Made Pradana Adiputra, SE.,SH,M.Si Jurusan Akuntansi Program SI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
e-mail : {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris bahwa (1) Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia, dan (2) Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi penelitian seluruh perusahaan Indutri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purpossive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan menunjukkan Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata kunci : Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) dan Harga saham Abstract This study was aimed to demonstrate empirically that (1) Earning Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) partial effect on the stock price in Consumer Goods Industry companies in Indonesia Stock Exchange, and (2) Earning Per Share (EPS) and dividend Per Share (DPS) simultaneously influenced on stock price on the Consumer Goods Industry companies in Indonesia Stock Exchange. This research was a quantitative study with with the all population Consumer Goods Industry company which listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2010-2012 . Sampling was done by purposive sampling. Purposive sampling method were used as samples determining method. Analysis method in this study was multiple regression analysis. Based on the results of research and discussion we conclude that partial, Earning Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) have a significant effect on stock prices. The results simultaneously show that Earning Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) have a significant effect on stock prices . Keywords : Earning Per Share (EPS) , Dividend Per Share (DPS) and Stock Price
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Dalam zaman globalisasi ini semakin banyak terjadi persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang semakin hari semakin berkembang dengan pesat. Perusahaan yang tidak dapat bertahan di dalam persaingan tersebut maka akan tersingkirkan dari dunia usaha yang telah mereka jalankannya. Hal tersebut akan menuntut setiap perusahaan agar terus berkembangan sehingga mereka dapat bertahan di dalam kondisi persaingan tersebut. Dengan banyaknya usaha yang terus berkembang di Indonesia maka akan menyebabkan setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup banyak agar usaha yang dijalankan tetap berjalan dengan lancar. Sedangkan pembiayaan tradisional yang biasanya digunakan semakin susah untuk diperoleh, sehingga dengan kondisi ini akan mendorong setiap perusahaan mencari sumber pembiayaan lain yang dapat menyediakan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk mengembangkan usaha produksi perusahaan maupun kegiatan usaha perusahaan yang lainnya. Dengan permasalahan tersebut, pada zaman ini para pemilik modal akan lebih diarahkan kepada pasar modal. Hal ini dikarenakan pasar modal merupakan pilar penting dalam suatu perekonomian di Indonesia saat ini (Gunadarma:2011). Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan dan surat berharga jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang atau modal sendiri. Banyak perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan memperkuat posisi keuangan di perusahaannya agar tetap berjualan dengan lancar. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai suatu lembaga perantara yang menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana yang merupakan fungsi ekonomi dari pasar modal (Ahmad, 2004:17). Selain fungsi ekonomi, pasar modal juga memiliki fungsi
keuangan yaitu, memberikan kesempatan imbalan atau return bagi para investor atau pemilik dana seuai dengan investasi yang dipilih. Pada pasar modal terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang berasal dari bermacam-macam sektor. Salah satu perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal adalah Perusahaan Barang Konsumsi. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang menarik dan menjadi pilihan untuk melakukan investasi. Hal ini adapat dilihat pada kondisi minyak mentah dunia mengalami kenaikan harga. Pada kondisi tersebut perusahaan ini cenderung bertahan, hal ini disebabkan karena perusahaan ini merupakan perusahaan indutri yang memenuhi masyarakat sehari-hari. Pertumbuhan perusahaan ini juga dapat dipicu oleh semakin meningkatnya kelas menengah dalam beberapa tahun ini di Indonesia. Kondisi ini akan meningkatkan konsummsi penduduk Indonesia dan dengan demikian prospek indutri barang konsumsi juga akan meningkat (Suprapto dan Triyanti, 2011) dan dampaknya bagi para investor yang menanamkan modalnya juga akan menerima keuntungan tersebut karena adanya peningkatan penjualan. Tetapi berinvestasi pada pasar modal juga tidak lepas dari resiko-resiko yang harus ditanggung oleh investor. Dengan adanya ketidakpastian berinvestasi tersebut makan para investor harus berhatihati dalam mengambil keputusan terhadap saham apa yang akan dibeli. Setiap keputusan yang diambil oleh investor harus didasarkan pada analisis-analisis yang baik dan benar. Analisis tersebut memerlukan informasi yang dapat investor peroleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan. Menurut Kasmir (2010:66) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan ini disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai (user) terutama sebagai dasar pertimbagan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) transaksi bisnis. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi pada pasar modal salah satunya adalah harga saham. Harga saham dalam bursa efek pada kenyataannya memiliki tingkat ketidakstabilan, maka para investor harus melakukan analisis yang baik agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan kenaikan serta penurunan harga saham masih dalam batas-batas kewajaran. Harga saham menggambarkan nilai perusahaan, sehingga harga saham sangat dipengaruhi oleh prestasi dan kinerja perusahaan serta prospek dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Apabila prestasi dan kinerja meningkat, maka investor akan menerima penghasilan atau keuntungan dari saham yang dimiliki pada perusahaan berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Sedangkan capital gain merupakan pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga beli (Ang, 1997:69). Harga saham tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya adalah Dividen per share dan Earning per share. Dividen per share (DPS) adalah perbandingan antara dividen yang akan dibayarkan perusahaan dengan jumlah lembar saham (Maryati, 2012:4). Informasi mengenai dividen per share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang saham. Sedangkan Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares) (Ang, 1997:6.22). EPS juga merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan suatu manajemen dalam hal mencapai keuntungan bagi para pemegang saham
serta EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan diperoleh oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan diterimanya. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham diantaranya telah diteliti oleh Intan (2009) yang meneliti mengenai Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan deviden per share (DPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan secara simultan baik dividen per share (DPS) dan earning per share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public di BEI. Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh Priatinah dan Prabandaru (2012) yang meneliti tentang Pengaruh ROI, EPS dan DPS terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2010 menunjukkan bahwa ROI, EPS dan DPS secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Madichah (2005) yang meneliti mengenai pengaruh Earning per Share (EPS), Dividen per Share (DPS) dan Financial Leverage (FL) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa secara parsial EPS berpengaruh terhadap harga saham dan DPS tidak ada pengaruh terhadap harga saham, dan FL juga tidak ada pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan EPS dan DPS dan FL berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang lain yaitu yang dilakukan oleh Prasetyo (2011) yang meneliti mengenai Pengaruh Financial Leverage (FL), Earning Per Share (EPS) dan Dividen per Share (DPS) Terhadap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2009 menunjukkan bahwa secara parsial FL tidak berpengaruh terhadap harga saham, EPS berpengaruh positif terhadap harga saham, dan DPS berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara simultan FL, EPS dan DPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa masih adanya ketidakkonsistenan hasil penelitianpenelitian terdahulu, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengaruh dividen per share (DPS) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham dengan menggunakan dua variabel yaitu dividen per share (DPS) dan earning per share (EPS). Dividend Per Share (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Intan, 2009). Informasi mengenai dividen per share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang saham. Jika dividen per share yang diterima naik maka akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Karena dengan naiknya dividen per share kemungkinan besar akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu perusahaan akan naik di pasar modal (Maryati, 2012:4) DPS =
Dividen Tunai Jumlah Saham Beredar
Menurut Hery (2012:216) laba per saham (earning per share) adalah besarnya laba bersih atas setiap lembar saham biasa. Sedangkan menurut Kasmir (2010:115) menyatakan bahwa rasio per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat
pengembalian yang tinggi. Rumus earning per share (EPS) adalah : EPS =
Laba Bersih Jumlah Saham yang Beredar
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa yang dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya (Kasmir, 2010:66). Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Menurut Ahmad (2004:18), pengertian pasar modal dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu : a. Definisi yang luas. Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak langsung. b. Definisi dalam arti menengah. Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk sahamsaham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta deposito berjangka. c. Definisi dalam arti sempit. Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Sedangkan menurut Husnan (2003) pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Harga Saham menurut Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004:151) dalam penelitian Priatinah dan Prabandaru adalah merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa akan yang akan datang. Sedangkan menurut Anoraga (2001) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Keuntungan dari saham berupa capital gaint dan dividend. Capital gaint merupakan keuntungan yang diperoleh apabila harga yang dijual kembali lebih tinggi dari harga beli dari besar kecilnya dividen yang diperoleh tergantung dari keuntungan perusahaan. Apabila perusahaan untung, maka dividen yang diperoleh juga besar demikian pula sebaliknya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah Dividen Per Share (DPS) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Industri barang Konsumsi di BEI? 2. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Industri barang Konsumsi di BEI? 3. Apakah Dividen Per Share dan Earning Per Share secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Industri barang Konsumsi di BEI.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengakses website yang ada. Dalam melakukan penelitian, penulis akan
merancang kajian teoritis dan kajian empiris, kemudian data diolah dengan model regresi yang menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 18.0. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan, yaitu tahun 2010-2012. Sedangkan sampel yang digunakan sebagai objek penelitian ini yaitu sebanyak 14 perusahaan yang memenuhi kriteria penyampelan berdasarkan metode purposive sampling. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai Dividen Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS) dan harga saham yang didapat dari laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.sahamok.com, www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com. Variabel Penelitian Ada dua macam variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel. independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel independen yang diteliti adalah : a) Dividen Per Share (DPS) = X1 b) Earning Per Share (EPS) = X2 Sedangkan untuk variabel dependen (Y) yang akan diteliti adalah harga saham. Definisi Operasional Variabel 1) Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas, yaitu a. Dividen Per Share (DPS) Dividen Per Shar (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Rumus Dividen Per Share (DPS)= Dividen TunaiYangDiperolehPe rusahaan x100% Jumlah Saham Beredar
b. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham dan begitu juga sebaliknya. Rumus Earning Per Share (EPS) adalah = Laba BersihYangDiperolehPerusahaan x100% Jumlah Saham yang Beredar
2) Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain, yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah closing price pertahun perusahaan yang diteliti dengan periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Tehnik Analisis Data Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linear berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh antara beberapa atau lebih dari satu variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) sedangkan pengolahan datanya dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.0. Model analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ү = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + е Dimana : Ү = Harga Saham α = konstanta β1.β2.β3 = Koefisien regresi X1 = Dividen Per Share (DPS) X2 = Earning Per Share (EPS) e = Residual error atau variabel pengganggu
Adapun tehnik analisis penelitian ini yaitu: 1. Uji normalitas dilakukan dengan dengan menggunakan statistik KolmogorovSmirnov. Jika nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. Dan jika nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2011:165). 2. Uji autokorelasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dan dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). 3. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan metode chart (diagram scatterplot). 4. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat angka collinearity statistics yang ditunjukkan oleh nilai menggunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolinearitas pada model regresi. 5. Uji hipotesis dilakukan dengan pengujian yang berhubungan dengan model statistik. Model dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linear berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas dapat diketahui bahwa nilai Asymptotic Significance sebesar 0,345 lebih besar dari 0,05 (0,155 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. b. Uji autokorelasi dapat diketahui bahwa hasil output SPSS, diperoleh nilai DW hitung bahwa du < d < 4 du hitung (1,615<2,355<2,385), sehingga hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa tidak ada gejala autokorelasi atau tidak adanya gejala korelasi antara variabel itu sendiri. c. Uji heteroskedastisitas dapat diketahui bahwa dari grafik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
d. Uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa VIF untuk EPS sebesar 4.650; DPS sebesar 4.650; dan nilai Tolerance untuk EPS sebesar 0,215; DPS sebesar 0,215. Berdasarkan nilai VIF dan Tolerance yang ada pada variabelvariabel penelitian ini, dapat dilihat bahwa semua nilai VIF tidak lebih dari 10 dan semua nilai Tolerance tidak kurang dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Uji Hipotesis
Tabel 1 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Uji Parsial
Model
1
(Constant) EPS (X1)
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -67.005 9489.922 7.873 2.704 .375
DPS (X2) 13.850 3.077 a. Dependent Variable : Harga Saham Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka model penelitian yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = -67,005 + 7,873 X1 + 13,850 X2. Arti dari persamaan ini adalah: 1. Konstanta sebesar -67,005 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu : EPS dan DPS dianggap konstan maka harga saham akan menurun sebesar 67,005 satuan. 2. Earning per Share (EPS) memiliki koefisien bertanda positif sebesar 7,873, yang artinya apabila terjadi
.579
T -.007 2.911
Sig. .994 .006
4.501
.000
perubahan varabel EPS sebesar 1 satuan maka akan menaikkan harga saham sebesar 7,873 satuan. 3. Dividen Per Share (DPS) memiliki koefisien bertanda positif sebesar 13,850, yang artinya apabila terjadi perubahan variabel DPS sebesar 1 satuan maka aka menaikkan harga saham sebesar 13,850 satuan. a. Pengujian Hipotesis 1 (Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham) Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa variabel EPS mempunyai angka signifikansi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) sebesar 0,006 yang artinya di bawah 0,05 dan menunjukkan bahwa EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Intan (2009) dan Priatinah & Prabandaru (2012) yang menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.
signifikan sebesar 0,000 yang artinya di bawah 0,05 yang juga menunjukkan bahwa DPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Priatinah & Prabandaru (2012) yang memperoleh hasil bahwa Dividen Per Share (DPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. c. Pengujian Hipotesis 3 (Earning Per Share dan Dividen Per Share terhadap Harga Saham)
b. Pengujian Hipotesis 2 (Dividen Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham) Berdasarkan tabel 1 dapat Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel DPS mempunyai angka
Tabel 2 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Uji Simultan Model l 1
R .928a
R Square
Adjusted R Square
.861
Std. Error of the Estimate
.854
Durbin-Watson
51800.30084
2.355
a. Predictors: (Constant), DPS, EPS ANOVAb Model
Sum of Squares Df 1 Regression 6.483E11 2 Residual 1.046E11 39 Total 7.530E11 41 a. Predictors: (Constant), DPS, EPS Berdasarkan tabel 2 Uji ANOVA diperoleh besarnya nilai adalah 120.808 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa p value (0,000) lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa EPS dan DPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,928 atau 92,8%. Artinya
Mean Square F 3.242E11 120.808 2.683E9
Sig. .000a
hubungan antara variabel independen Harga saham terhadap variabel dependen yaitu Laba Bersih dan Deviden adalah 92,8%. Nilai R Square (R2) sebesar 0,861 atau 86% yang artinya bahwa variabel dependen yaitu earning per share dan dividen per share dapat menerangkan variabel independen yaitu harga saham sebesar 86%. Sedangkan sisanya sebesar 14% diterangkan oleh variabel lain yang tidak di masukkan dalam modal regresi pada penelitian ini. Adjusted R Square merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model, dari tabel di atas
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square (R2) adalah sebesar 0,854 atau 85,4%. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini maka dapat diperoleh kesimpulan, yaitu Secara parsial, Earning Per Share (EPS), dan Dividen Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Dan secara simultan, Earning Per Share (EPS), dan Dividen Per Share (DPS) menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Saran yang dapat diberikan peneliti bagi perusahaan adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahan yang baik dan menyampaikan informasi perkembangan perusahaan yang cukup kepada investor. Bagi Peneliti sejenis berikutnya agar sampel yang digunakan tidak hanya dari satu perusahaan saja tetapi perusahaan manufaktur dan dari keseluruhan bidang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel secara acak (random) selain itu, agar peneliti berikutnya menggunakan periode pengamatan yang lebih lama sehingga didapat hasil yang lebih baik. Serta agar memperhatikan variabel internal dan variabel eksternal perusahaan. Dan bagi para investor dan calon investor, untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukkan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ang,
Robbert. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi kelima. Universitas Diponegoro. Gunadarma. 2011. Blog Komunitas Pasar Modal. (online). (pasarmodal.blog.gunadarma.ac.id) Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Intan, Taranika. 2009. Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Jakarta : Kencana. Madichah. 2005. Pengaruh Earning Per Share, Dividen Per Share dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Maryati, Mita. 2012. Pengaruh Earning Per Share, Dividen Per Share dan Finansial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Prasetyo, Galih. 2011. Pengaruh Financial Leverage (FL), Earning Per Share (EPS) dan Dividen per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2009. Skripsi. Universitas Pasundan Bandung. Priantinah, Denies dan Prabandaru Adhe Kusuma. 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share (DPS) Terhadapt Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta. Husnan, Suad dan Eny Pudjiastuti. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Suprapto dan Triyanti. 2011. Permasalahan Barang Konsumsi Sebagai Kebutuhan Sehari-hari di Indonesia. (online) (share.pdfonline.com).