e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH DEVIDEN PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 1
K. Dian Rosita Dewi, 2 I Made Pradana Adiputra, SE.,SH,M.Si 3 Gede Adi Yuniarta, SE.,MSi.,Ak. Jurusan Akuntansi Program SI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
Email:{
[email protected],
[email protected],
[email protected] }@undiksha .ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris bahwa (1) Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan (2) Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi penelitian seluruh perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purpossive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan Earning Per Share (EPS) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham secara parsial. Kata kunci : Dividend Per Share, Earning Per Share, dan Harga saham Abstract This study was intended to prove empirically that (1) the Dividend Per Share (DPS) partially affected the price of shares of the Go Public Manufacturing companies registered at the Indonesia’s Stock Exchange, and (2) the Earning Per Share (EPS) partially affected the price of shares of the Go Public Manufacturing Companies registered at the Indonesia’s Stock Exchange. This present study is a quantitative one of which the population included all the Go Public manufacturing companies registered at the Indonesia’s Stock Exchange from 2009 to 2013. The sample was determined using the multiple linier regression analysis method through the SPSS program 16.0 for windows. The result of the study showed that partially, the Dividend Per Share (DPS) significantly affected the price of shares. However, the Earning Per Share (EPS) did not significantly partially affected the price of shares. Keywords: Dividend Per Share, Earning Per Share, and Price of Shares
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jurnal yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari dalam negeri misal tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan devisa. Untuk mengatasi kelangkaan dana perlu mengusahakan efektivitas pengerahan dana investasi pada sektor-sektor produktif. Lembaga keuangan perbankan maupun di luar pebankan perlu dituntut bekerja keras lagi untuk meningkatkan penarikan dana dari masyarakat. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Pasar modal menurut UU RI No 18 tahun 1995 merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek atau suratsurat berharga misalnya saham. Pasar modal merupakan sarana yang menjembatani perusahaan dalam mencari dana dengan para investor yang akan menanamkan modalnya. Tujuan pasar modal di Indonesia adalah disamping untuk mengerahkan dana dari masyarakat agar dapat disalurkan di sektor-sektor produktif, juga ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui kepemilikan sahamsaham perusahaan. Tujuan tersebut dapat dicapai secara bertahap dengan semakin banyaknya jenis dan jumlah surat-surat berharga yang diperjualbelikan sejalan dengan bertambahnya lembaga-lembaga yang mendukung terselenggaranya pasar modal tersebut. Dengan berkembangnya pasar modal selain menambah sumbersumber pengerahan dana masyarakat di luar perbankan, juga merupakan sumber dana yang potensial bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dan jangka menengah. Sedangkan bagi masyarakat kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif investasi
yang selama ini dirasakan sangat terbatas di Indonesia. Masyarakat kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif investasi yang selama ini dirasakan sangat terbatas di Indonesia. luar perbankan, juga merupakan sumber dana yang potensial bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dan jangka menengah. Sedangkan bagi masyarakat kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif investasi yang selama ini dirasakan sangat terbatas di Indonesia. Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah bermacam-macam surat berharga yang diantaranya seperti saham, obligasi dan sekuritas efek. Tetapi pasar modal lebih dikenal dengan nama pasar saham (the stock market) karena memang yang diperjualbelikan lebih banyak saham daripada obligasi (Kasmir,2016:62). Perkembangan yang sangat pesat pada pasar modal ini sangat menarik perhatian investor atau para pemilik modal untuk berinvestasi di pasar modal. Masyarakat yang memeiliki dana berlebih dapat memilih alternatif investasi melalui pasar modal yaitu dengan membeli sejumlah saham go public, dan dari pemilihan alternatif tersebut diharapkan ada keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jualnya dikemudian hari. Bursa efek Indonesia sampai saat ini terdapat dua Bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BEJ merupakan salah satu bursa efek yang cepat perkembangannya sehingga bursa efek yang berpusat di Jakarta ini menjadi alternatif yang disukai perusahaan go public yang mencari dana. Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen (preffered stock), saham biasa (common stock), hak (rights) dan obligasi konvertibel (convertible bonds). Saham biasa mendominasi volume transaksi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX). Sekuirtas Efektif mulai bulan November 2007, setelah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) diadakannya RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). BEI akan memperdagangkan seluruh produk investasi yang dimiliki BEJ dan BES seperti saham, Kontrak Opsi Saham (KOS), Exchange Traled Funds (ETF), Obligasi, maupun Kontrak Futures baik Nikkei-225 Futures atau LQ-45 Futures. Setelah diadakan penggabungan, diharapkan nilai kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 2.100 triliun dan diharapkan terus berkembang sesudahnya. Sampai akhir tahun 2007, terdapat 385 saham yang tercatat yang diperdagangkan di BEI. Kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 1.500 triliun. Bagi investor informasi tentang Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dalam kebutuhan pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko yang mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan Tjiptono dan Hendy (2001) menyatakan semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka harga saham ikut juga turun. Jadi kesimpulannya bahwa secara statistik terjadi reaksi harga saham yang signifikan sehari sebelum dan sesudah pengumuman laba. Dividen Per Share (DPS) dapat didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. DPS yang tinggi diyakini akan dapat menigkatkan harga saham perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham
perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry,2001:139). Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospekearning perusahaan di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning Per Share (EPS) memberikan informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar, sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, Earning Per Share (EPS) memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun demikian Earning Per Share (EPS) bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harus dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besranya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum mebuat keputusan investasinya di suatu perusahaan. Pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) tinggi, apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cenderung bergerak naik. Beberapa fakta emperis selama ini menemukan bahwa hubungan perubahan dividen dengan perubahan laba bersih sering berlawanan dengan prediksi, sehingga sinyal yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ataupun cash flow perusahaan di masa depan serta pasar kadangkala tidak dapat menangkap sinyal dengan akurat. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hokum permintaan dan penawaran (kekuatan tawar-menawar). Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Faktorfaktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari interal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain adalah laba perusahaan, pertumbuhan aktiva tahunan, likuiditas, nilai kekayaan total dan penjualan. Sementara itu, faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah dan dampaknya, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor dan sentimen pasar serta penggabungan usaha (Business combination). Beberapa perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Nurmala (2001), pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia dengan variabel independen yang diteliti yaitu earning per share, dividen per share, dan variabel dependen yang diteliti yaitu clossing price yang hsail penelitiannya berdasarkan analsiis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi rank spearma dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen yang diterapkan oleh
ketiga perusahan otomotif tersebut (PT. Goodyear Indonesia, Tbk, PT. Selamat Sempurna Tbk, PT. Tunas Ridean Tbk.) tidak mempengaruhi harga saham. Disisi lain penelitian Nuliana (2003), pengaruh dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri (ROE) terhadap harga pasar saham PT. Telkom, Tbk. variabel independen yang digunakan adalah dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri (ROE), dengan hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri (ROE) baik secara parsial maupun secara simultan taerhadap harga pasar saham PT. Telkom, Tbk. Penelitian yang lain dilakukan Sangsolo dan Wulandari (2003) yang berjudul Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Tergadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2001-2002, variabel independen yang diteliti yaitu return on assets (ROA), earning per share (EPS), return on sales (ROS), dan basic earning power (BEP) dengan hasil penelitian menunjukkan hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan BEP tidak berpengaruh terhadap harga saham. Kemudian, Halim (2007) dengan judul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Dari Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2006, variabel penelitiang yang digunakan variabel dependen yaitu harga saham, variabel independennya meliputi return on equity, earning per share, dan net profit margin dimana hasil penelitian menunjukkan hanya ROE dan EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Selain itu, Tambunan (2007) dengan judul penelitian Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, kebijakan dividen yang digunakan sebagai variabel independen adalah dividen per share dan earning per share, harga saham yang digunakan sebagai variabel dependen adalah harga saham penutupan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan regresi linear berganda, dapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) disimpulkan bahwa dividen per share dan earning per share mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, membuktikan bahwa masih adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian penelitian terdahulu, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh dividen per share (DPS) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham dengan menggunakan dua variabel yaitu dividen per share (DPS) dan earning per share (EPS). Menurut Tjipton Darmadji dan Hendry M (2001) pengertian laba per lembar saham atau EPS yaitu merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Untuk menganalisis penyebab perubahan EPS dapat digunakan analisis rasio laba rasio laba menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Laba per lembar saham dapat dihitung dengan rumus : Laba setelah pajak EPS = Jumlah saham yang beredar Dividend Per Share (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Intan, 2009). Informasi mengenai dividen per share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang saham. Jika dividen per share yang diterima naik maka akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Karena dengan naiknya dividen per share kemungkinan besar akan menarik investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu perusahaan akan naik di pasar modal (Maryati, 2012:4) Dividen saham merupakan pembayaran tambahan saham biasa kepada pemegang saham. Dividen saham hanya menunjukkan perubahan pembukuan dalam perkiraan ekuitas pemegang saham pada neraca perusahaan. Proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan tetap sama. Dividen dapat diberikan dalam berbagi bentuk, dilihat dari bentuk dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham, dividen dapat dibedakan menjadi dividen tunai, dividen saham, dividen properti dan dividen likuidasi. a. Dividen tunai (cash dividen) yaitu ddividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (tunai). b. Dividen saham (stock dividend) yaitu dividen yang dibagikan perusahaan bukan dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk saham perusahaan tersebut. c. Dividen properti (property dividend) yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-surat berharga. d. Dividen likuidasi (liquidating dividend) yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasikannya perusahaan. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijaksanaan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dari segi perusahaan membagikan dividen kepada para investor memerluka pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan pertumbuhan perusahaan. Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividen Tunai DPS = Jumlah Saham Beredar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Nilai pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas itu sendiri. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar merupakan harga terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual. Dalam teori manajemen dijelaskan bahwa tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian efisien atau tidaknya suatu keputusan keuangan dapat dilihat dari nilai perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham, nilai perusahaan yaitu nilai saham ditambah dengan nilai pasar hutang. Husnan (2001) mengemukakan bahwa nilai saham adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Horne mengemukakan bahwa harga pasar bertindak sebagai barometer dari kinerja bisnis. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Oleh karena itu manajemen selalu berada dalam pengawasan. Para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah dividen per share dan earning per share secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah earning per share secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengakses website yang ada. Dalam melakukan penelitian, penulis akan merancang kajian teoritis dan kajian empiris, Berdasarkan kajian teori, maka dirumuskan masalah penelitian dan data
Berdasarkan kajian teori, maka dirumuskan masalah penelitian dan hipotesis penelitian. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu data yang dugunakan berupa laporan keuangan perusahaan Manufaktur yang sudaf terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. Diolah dengan model regresi yang menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 18.0. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan, yaitu tahun 2009-2013. Sedangkan sampel yang digunakan sebagai objek penelitian ini yaitu sebanyak 35 perusahaan yang memenuhi kriteria penyampelan berdasarkan metode purposive sampling. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai Dividen Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS) dan harga saham yang didapat dari laporan keuangan perusahaan perusahaan Manufaktur yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.sahamok.com dan www.idx.co.id Variabel Penelitian Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Variabel Independen (bebas) Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel independen di sini adalah Dividen Per Share (X₁) dan Earning Per Share (X₂) 2) Variabel Dependen (tidak bebas) Harga saham (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah closing price 31 desember per tahun masingmasing perusahaan yang diteliti dengan periode penelitian dari 20092013
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tehnik Analisis Data Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linear berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh antara beberapa atau lebih dari satu variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) sedangkan pengolahan datanya dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0. Model analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ү = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + е Dimana : Ү = Harga Saham α = konstanta β1.β2.β3 = Koefisien regresi X1 = Dividen Per Share (DPS) X2 = Earning Per Share (EPS) e = Residual error atau variabel pengganggu Adapun tehnik analisis penelitian ini yaitu: 1. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Selain itu, dapat digunakan uji statistik KolmogorovSmirnov (K-S), yang dijelaskan oleh Ghozali. Bila nilai signifikan < 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi data normal. 2. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini muncul karena observaasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observaasi ke observasi lainnya. Dengan menggunakan program SPSS, deteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan melihat besaran DURBIN-WATSON, yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin Watson) pada tabel D-X. Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara,
misalnya dengan melakukan transformasi data dan menambah data observasi. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan metode chart (diagram scatterplot). 3. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) VIF (variance inflation factor) yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Uji hipotesis dilakukan dengan pengujian yang berhubungan dengan model statistik. Model dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linear berganda. 4. Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedanga, dan besar). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, amak telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Hasil uji Kologorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikasi 0,160. Nilai ini jauh diatas nilai signifikan yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan b. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolinearitas dilakukan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) VIF (variance inflation factor) yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
e.
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedanga, dan besar). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitasBerdasarkan pada grafik 4.1, diketahui bahwa uji heteroskedastisitas menunjukkan grafik scatterplot tidak membentuk pola yang teratur seperti bergelombang, melebur ataupun menyempit, tetapi titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau dapat disebut homokedastisitas.
2. a.
Uji Hipotesis Uji Regresi Linier Berganda Alat analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Dividen Per Share (X1), Earning Per Share (X2) terhadap Harga Saham (Y). Hasil uji regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS adalah sebagai berikut :
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.. c.
d.
Hasil uji autokorelasi diketahuii bahwa besarnya nilai Durbin-Watson (DW) hitung adalah sebesar 1,276. Dari hasil perhitungan tersebut angka DW yang didapatkan berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada gejala autokorelasi atau tidak adanya gejala korelasi antar variabel. Berdasarkan hasil perhitungan data, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan semua variabel independen mempunyai nilai lebih dari 0,10. Besarnya nilai R square dari hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi variabel earning per share dan dividen per share 0,31 yang memiliki arti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 31%, sementara sisanya 69% dijelaskan oleh faktorfaktor yang tidak diuji dalam penelitian ini.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 381.175 191.921 DPS .859 .226 .562 EPSdiolah, 2015 -.062 .130 -.070 Sumber: data a. Dependent Variable: HG
t 1.986 3.791 -.473
Sig. .056 .001 .639
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh persamaan regresi yang dapat disimpulkan sebagai berikut. Y
1.
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t sebesar 3,791. Uji hipotesis pengaruh Dividen Per Share (DPS) terhadap Harga Saham dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi 0,001 < ɑ 0,05. Artinya H₀ ditolak dan H₁ diterima. Hal ini berarti bahwa Dividen Per Share (DPS) berpengaruh dan signifikan terhadap Harga Saham, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Dividen Per Share (DPS) berpengaruh signifikan seacara parsial terhadap Harga Saham. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t sebesar – 0,062. Uji hipotesis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi 0,639 > ɑ 0,05. Artinya H₁ ditolak dan H₀ diterima. Hal ini berarti bahwa Earning Per Share (EPS) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak ada pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham
= 381,175 + 0,859(X1) - 0,062 (X2) + e
Dari persamaan tersebut maka dapat dijelaskan sebagai berikut a. Konstanta (a) = 381,175, menunjukkan bahwa harga konstan, dimana jika variabel dividen per share (X1) dan variabel earning per share (X2) dianggap konstan maka harga saham (Y) akan meningkat sebesar 381,175. b. e (X1) = 0,859, menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan variabel DPS sebessar 1% maka akan menaikkan harga saham sebesar 0,859 rupiah. c. Koefisien regresi variabel earning per share (X2) = -0,062, menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan variabel EPS sebessar 1% maka akan menurunkan harga saham sebesar 0,062 rupiah. Uji t Uji signifikansi parameter individual digunakan untuk mengetahui atau mengukur pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis dilakukan dengan melihat tabel coefficients pada output SPSS. Uji t juga digunakan untuk menguji secara parsial apakah Dividen Per Share (DPS) dan Earning Per Share mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham. Hasil perhitungan uji t dengan bantuan SPSS adalah sebagai berikut : Hasil pengujian hipotesis masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependennya dapat dianalisis sebagai berikut :
2.
b.
SIMPULAN DAN SARAN Hasil uji t yang diperoleh menyatakan bahwa Dividen Per Share (DPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari tingkat signifikansi X1 (DPS) sebesar 0,001 < 0,05 dimana menyatakan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat diterima. Hasil uji t yang diperoleh menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari tingkat signifikansi X2 (EPS) sebesar 0,639 > 0,05 dimana menyatakan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat ditolak. Berdasarkan simpulan di atas, penulis
Hasil Uji t (Secara Parsial)
Model 1
(Constant) DPS EPS Sumber: data diolah, 2015
T 1.986 3.791 -0.062
Sig. .056 .001 .639
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masa mendatang. Adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut: Bagi perusahaan, untuk dapat meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan, maka diperlukan suatu kinerja yang baik dari sebuah perusahaan dan bisa menyampaikan informasi perkembangan ataupun pertumbuhan perusahaan yang dibutuhkan oleh para investor. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan menambah sampel penelitian yang digunakan tidak hanya dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI melainkan secara keseluruhan dengan mengambil sampel secara random serta menggunakan atau menambah variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Bagi para investor dan calon investor, diharapkan sebelum melakukan investasi harus terlebih dahulu mengetahui asal usul suatu perusahaan yang dimana hal itu merupakan yang terpenting agar nantinya para investor bisa merasakan keuntungan dari investasi tersebut. Dan juga untuk menjamin keakuratan informasi yang didapatkan oleh para investor.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Z Iskandar. 2003. Pasar Modal Teori dan Akuntansi. Jakarta: Yayasan Pncur Siwah. Anggraini, Dyah Ayu. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Emperis pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Ang,
Robbert. Indonesia. Indonesia.
1997. Pasar Modal Jakarta: Mediasoft
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Damayanti, Ryan. 2014. Pengaruh Dividen Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha. Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin, 2006. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: PT. Salemba Empat. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi. Edisi kedua, Jakarta: PT. Salemba Empat. Halim, Yuliana, 2007. Pengaruh ROE, NPM, EPS, dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan. Intan, Taranika. 2009. Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perushaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta: Erlangga. Nuliana, Novin P. 2003. Pengaruh Dividen Per Saham dan Rentabilitas Modal Sendiri (ROE) Terhadap Harga Pasar Saham PT. TELKOM, Tbk. Skripsi. Unversitas Islam Bandung. Prasetyo, Galih. 2011. Pengaruh Financial Leverage (FL), Earning Per Share (EPS) DAN Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Skripsi. Universitas Pasundan Bandung Santoso, Singgih, 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono, G. dan F. Winarni, 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman laporan Keuangan Pengelolaan aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja perusahaan), Yogyakarta: Media Pressindo Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta. Tambunan, Roy August, 2007. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Skripsi. Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. http://www.idx.co.id http://www.sahamok.com