POTENSI SUMBER DAYA LOKAL UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN & DAYA SAING INDUSTRI BAJA NASIONAL Oleh: Koesnohadi & Ahmad Sobandi
DISAMPAIKAN DALAM RANGKA KOLOKIUM-tekMIRA “PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI ANTISIPASI KEBIJAKAN EKSPOR BAHAN WANTAH” BANDUNG, 5-6 NOVEMBER 2008
ABSTRAK Kebutuhan baja nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan sektor industri dan semakin intensnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pada satini konsumsi baja di telah mencapai ~ 6.3 juta juta ton, sementara produksinya hanya ~ 3.8 juta ton. Kekurangan penyediaan baja sebesar 2.5 juta ton dipasok dari impor. Untuk memproduksi baja di Indonesia diperlukan bahan baku dan bahan-bahan penunjang yang sebagian besar masih diimpor. Bahan-bahan yang 100% pengadaannya masih bergantung impor adalah bijih besi dan bahan pemadu (Alloy), sedangkan skrap sebagian bisa dipasok dari dalam negeri. Dilain pihak, Indonesia yang sesungguhnya memiliki potensi sumberdaya bahan–bahan tambang yang diperlukan industri baja seperti misalnya: bijih besi, bijih mangan, bijih chrom, bijih nikel dll, justru banyak di ekspor ke negara lain. Pengembangan industri baja berbasis bahan baku lokal merupakan langkah yang sangat strategis untuk membangun kemandirian dan daya saing industri baja nasional termasuk industri turunannya. Untuk bisa merealisasikan hal tersebut diperlukan kesiapan industri tambang bahan baku lokal, regulasi yang lebih berpihak pada kepentingan nasional dan pemilihan teknologi yang mampu memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal. Beberapa alaternatif teknologi yang berpotensi untuk dimanfaatkan mengolah bahan baku lokal antara lain adalah Rotary Kiln, Rotary Hearth (Fasmet, ITMK3, Comet,Inmetco dll). Teknologi-teknologi tersebut sekaligus juga dapat menjadi solusi untuk meminimasi ketergantungan kokas (Blast Furnace) dan gas alam (Hyl & Midrex) yang availabelitasnya semakin terbatas dan harganya cenderung terus meningkat.
PENDAHULUAN Baja merupakan material logam yang memegang peranan sangat penting dalam peradaban/kehidupan manusia. Hampir semua peralatan logam yang digunakan manusia, ~ 95% terbuat dari baja. Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja menjadi sangat strategis untuk kemajuan/kemakmuran suatu negara. Dalam percaturan bisnis perbajaan global, produksi baja Indonesia menempati peringkat 37 dengan indeks konsumsi yang tergolong relatif rendah yaitu hanya ~ 33 kg per kapita per tahun. Untuk menjadikan industri baja nasional mampu berperan dalam memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia, perlu adanya industri baja yang lebih mandiri dan kompetitif. Pemberdayaan potensi sumber daya lokal terutama Bijih Besi dan Energi merupakan salah satu peluang strategis untuk membangun fondamental kemandirian dan daya saing industri baja nasional. Kolokium bidang Pertambangan & Open House ini diharapkan bisa menjadi forum sinergi pertukaran informasi, pemikiran dan pengalaman secara integratif para pelaku bisnis perbajaan, pertambangan, pembuat kebijakan, peneliti dan komunitas perguruan tinggi dalam rangka membangun masa depan Indonesia.
PERAN STRATEGIS BAJA
~ 95 PERALATAN LOGAN TERBUAT DARI BAJA !!
Peralatan Pabrik Pertahanan
BAJA
Infrastruktur
Transportasi Tek.Informasi Peralatan Rmh Tangga
PRODUKSI BAJA KASAR & PRODUSEN BAJA TERBESAR DUNIA PRODUKSI BAJA KASAR DUNIA
1300
NEGARA
1200 1100 JUTA TON PERTAHUN
PRODUSEN BAJA TERBESAR 2006
1000 900 800 700 600 1 1995
1995
2
3
4
2000 5 2000 6 7
8
9
JUTA TON
KETERANGAN
China
422.7
Punya kokas, Bijih besi sebagian impor
Japan
116.2
Bijih besi dan kokas impor
USA
98.6
Punya kokas dan bijih besi
Rusia
70.8
Punya kokas dan bijih besi
South Korea
48.5
Bijih besi dan kokas impor
Germany
47.2
Bijih besi dan kokas impor
India
44.0
Punya bijih besi Kokas impor
Ukraine
40.9
Punya kokas dan bijih besi
Italy
31.6
Bijih besi dan kokas impor
Brazil
30.9
Punya Bijih besi kokas impor
Turkey
23.3
Punya bijih besi dan kokas
Taiwan
20.2
Bijih besi dan kokas impor
Total Dunia
1244
2006 10 2005 11 12
Sejak tahun 1997 s/d 2006 produksi baja dunia naik hampir 60% menjadi 1,2 milyar ton, Sementara produksi baja nasional baru mencapai 3,8 juta ton atau sekitar 0,3% produksi baja dunia.
KONSUMSI BAJA DUNIA 1,600 1,400
1,000 800 600
2007
Juta Ton
1,200
[ World Steel Dynamic, November 2007]
China merupakan negara rodusen & pengkonsum baja terbesar di dunia, yang setiap tahun mengalami pening-katan secara signifikan.
Produksi Baja , Juta Ton/Thn Produksi ( juta ton / TH ) 1 China Japan United States Russia South Korea Germany India Ukraine Italy Brazil Turkey Taiwan, China France Spain Mexico Canada United Kingdom Belgium Poland Iran South Africa Australia Austria Czech Republic Netherlands Romania Egypth Argentina Sweden Malaysia Thailand Slovakia Finland Venezuela Kazakhstan Saudi Arabia Indonesia Luxembourg Greece Byelorussia Bulgaria Hungary
PRODUKSI BAJA INDONESIA
1000
422.7 (peringkat 1) 116.2 (peringkat 2)
100
3.8 (Peringkat 37)
10
Others : 1013.2 mmt Negara Produsen Baja
PERDAGANGAN & & KONSUMSI KONSUMSI BIJIH BESI DUNIA
Industri baja di kawasan Timur Jauh terutama China, Jepang dan Korea merupakan pemakai bijih besi terbesar dunia. Untuk menjamin pasokan bahan bakunya industri baja “Besar” Jepang, Korea dan China telah melakukan integrasi ke hulu beraliansi dengan industri pemasok utama bijih besi dunia dari Amerika latin dan Australia. Tersedotnya bijih besi di kawasan tersebut telah mengancam pasokan bijih besi industri baja berskala kecil di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
PERDAGANGAN BIJIH BESI DUNIA
World Iron Ore Consumption 2007 Oceania 1% Africa 2% Middle East 2% America-North 4% America-Central & South 6% Indian Sub-Cont 5% Europe 18%
Far East & SE Asia
62%
[Braemer Seascope]
TREND HARGA BIJIH BESI INTERNASIONAL
132,7
140 120
Price $cent/ per unit iron 100 80,4
Fe 63.5 FOB $/ T
73,5
80
84,2
61,7
60 40
28,3
28,6
29,5
26,2
27,4
28,5
27,8
30,3
36 46,64
51,05
39,19
20 17,99 18,19
18,7
16,64 17,37 18,11 17,67 19,27
22,85
9
2008-09
2007-08
2006-07
2005-06
2004-05
2003-04
2002-03
2001-02
2000-01
1999-00
1998-99
1997-98
1996-97
0
PRODUKSI & KONSUMSI BAJA NEGARA ASEAN PRODUKSI, x1000T
KONSUMSI, x1000T
NEGARA
1998
2002
2006
1998
2002
2006
Indonesia
2 699
2 462
3 759
3 314
4 859
6 245
Malaysia
1 903
4 722
5 834
4 087
7 061
6 779
Philiphines
884
550
558
2 977
3 735
3 141
Singapore
499
545
607
3 245
2 925
2 575
Thailand
1 814
2 538
5 210
3 827
9 988
13 416
Vietnam
306
409
1 400
2 046
4 489
5 821
8.150
11 226
17 368
19 496
33 057
37 977
Total
Sejak tahun 2002, produksi dan konsumsi baja Malaysia dan Thailand melampaui Indonesia.
Total impor ke 6 negara Asean pada th. 2006 sebesar 20 juta ton. Pertanyaannya, mengapa industri baja nasional dengan jumlah penduduk peringkat ke empat dunia, produksi bajanya baru mencapai 3,8 juta ton atau hanya 0,3% dari produksi baja dunia ?
TANTANGAN & PELUANG MEMBANGUN KEMANDIRIAN INDUSTRI BAJA NASIONAL 1. Tantangan utama pengembangan industri besi baja nasional adalah masalah pengadaan bahan baku dan terbatasnya sumber energi listrik. -Bijih besi dan scrap hampir seluruhnya masih diimpor dari negara yang secara geografis jaraknya sangat jauh seperti: Brazil, Peru, Bahrain, Swedia, USA, sehingga biaya bahan baku menjadi kurang kompetitif, terlebih lagi dengan naiknya BBM, ~60% biaya pembuatan besi baja berasal dari biaya untuk pengadaan bahan baku. -Ketersediaan energi listrik nasional terbatas, sehingga industri baja tidak bisa beroperasi secara optimal yang secara langsung dapat mengakibatkan turunnya produktivitas dan kenaikan indeks biaya produksi. 2. Indonesia mempunyai keunggulan komperatif potensi geologi bahan - bahan tambang, seperti: Bijih Besi, Batu Bara, Gas Alam, Bijih Mangan, Nikel, Krom, kapur dan dolomit, yang selama ini belum didayagunakan oleh industri baja nasional, tetapi justru telah banyak di ekspor. Prospek kompetitif pendayagaahal diatas -Potensi sumberdaya Bijih besi cukup besar ~1,5 milyar ton, dan batubara sangat besar ~ 93 milyar ton. -Biaya transport lebih murah, karena jarak dari sumber lebih dekat. -Biaya inventory lebih rendah, karena cycle time pengadaanya lebih pendek.
KEBUTUHAN MATERIAL & KEMANDIRIAN INDUSTRI BAJA NASIONAL
TEKNOLOGI Peralatan Utama Suku Cadang
BAHAN BAKU Bijih Besi, Pig Iron,
Scrap
ENERGI Gas, Listrik, BBM, Batu Bara
Alloy FeMn,Fe-Si, SiMn,
INDUSTRI BESI BAJA NASIONAL
PRODUK BAJA KASAR
CaSi, FeCr, FeNb, FeV, FeTi, FeMo,
FeNi, Al REFRAKTORI ELEKTRODA
B. PENUNJANG C-Riser Batu Kapur, Kapur Bakar
- Pruduk dalam negeri - Impor - Produk dalam negeri & Impor
WAKTU DAN BIAYA PENGAPALAN
14 days ~ 32 $/T
7 days ~ 18 $/T 32 days ~ 72 $/T 7 days ~ 27$/T
EKSPOR BIJIH BESI INDONESIA 5000 4.274 4000
X 1000 MT
3000 2.161 2000 835
1000 639 114 0 2003
2004
2005
2006
2007
POTENSI BIJIH BESI LOKAL
Estimated Deposite of Iron Ore in Indonesia
Primary
Laterite
Iron Sand
~ 320 Millon.MT
~ 1.391 Million MT
~ 600 Million MT
Fe: 52-66%
40-56%
Fe: 25-40%
PETA POTENSI BATU BARA DI INDONESIA
36,22 m.t 5,30 m.t
53,82 m.t
0,23 m.t
0,002 m.t
0,15 m.t
13,41 m.t
0,01 m.t
Sumber Daya :93.40 milyar ton (m.t) Cadangan : 18,71 m.t Sumber : Badan Geologi - 2007
Sebagian besar batubara Indonesia berada pada kualitas sedang (62%) dan rendah (24%) 16
ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBUATAN BESI-BAJA
Sinter/ Pelet Fe>58% Al2O3 <1.9%
OXYGEN 92%
Coke
BLAST FURNACE Pelet / Lump Fe>55% Al2O3 <1.9%
BASIC OXYGEN FURNACE
High Cal. Coal & Coke
BIJIH BESI
SLAB
COREX High Grade Pellet Fe>65%, SiO2< 0.7% Al2O3 <1.9%
LISTRIK
Natural Gas Lump Fe>53%, Al2O3 <6%
Medium Cal.Coal
HYL / MIDREX
BLOOM
ROTARY KILN
SELF RED. PELLET Fe>53%, Al2O3 <8%
Medium Cal.Coal FEED & REDUCTANT/ ENERGY REQUIREMENTS
8% ELECTRIC ARC FURNACE
BILLET
ROTARY HEARTH IRON MAKING
STEELMAKING
STEEL CASTING
PEMBUATAN BAJA DI PTKS Ladle Furnace
Skrap N. Gas Reformer
Pelet
CO, H2 EAF: 6x120T
Imported Slab 0.26MTPY Slab Caster
Vac Degasser
1.8 MTPY Slab
Reheating F’ce.
Hyl-III, 1.5 MTPY Sponge
Hot Strip Mill
Cold Rolling Milll 2 MTPY Hot Strip Coil
Sold
0.950 MTPY Cold Rolled Coil Sold
Skrap CCM EAF: 4x60T
Ladle Furnace
Sold
Billet: Caster Sold 0.650MTPY
Reheating Furnace
Wire Rod Rolling Mill
0.450MTPY Wire Rod
APLIKASI PRODUK BAJA (HRC) PTKS (Tebal 1.8 – 25.0 mm,Lebar 600 – 2080 mm)
Struktur Pengelasan Pipa minyak dan gas Bagian Automotif & rangka Tabung Gas Boiler & Pressure Vessels Pelat Kapal
R&D TEKNOLOGI IRONMAKING BAHAN BAKU LOKAL
RK-Skala lab. 5 TPD
RK-Demo Plant 50TPD
PENGEMBANGAN PTKS S/D 2015 E 1 2 3
Sold
E 2.8 MTPY Slab
EAF 4x120 T
- Fasilitas Existing - Ekspansi I - Ekspansi II - Ekspansi III
Sold
Hyl 1.5 +0.2 MTPY Sold
1
Hot Strip Mill
RK 0.315 MTPY
EAF 4x60 T
2.4 MTPY HRC
Cold Rolling Milll
Billet 0.6 MTPY Sold Wire Rod Mill WR 0.45 MTPY Sold
2 BF 1.25 MTPY Scrap
Slab 0.315 MTPY
3 BF 1.25 MTPY
BOF
Sold Plate Mill Slab 1.435MTPY
1 MTPY Plate
0.950 MTPY CRC
KESIMPULAN & SARAN Konsumsi baja nasional cenderung terus meningkat, sementara tingkat produksinya masih selalu dibawah kebutuhan. Dengan terus meningkatnya kebutuhan baja dan tingkat konsumsi baja perkapita di Indonesia yang masih rendah, merupakan peluang untuk mengembangkan industri baja di indonesia. Pemberdayaan sumber daya lokal merupakan peluang yang sangat strategis untuk membangun kemandirian dan daya saing industri baja nasional⎯termasuk industri terkait dan turunannya⎯dalam mengahadapi persaingan global. Untuk merealisasikan hal diatas, aktivitas sinergetis dan integratif antara pelaku bisnis perbajaan, lembaga penelitian, perguruan tinggi, pembuat kebijakan dan para stake holder lainnya sangat diperlukan, seperti halnya kegiatan kolokium saat ini diyakini sangat bermanfaat untuk sharing informasi, pengalaman dan memperluas jejaring kerja.