Kontroversi Harga BBM
Kamis, 29 Maret 2012 06:23
Terkait dengan rencana pemerintah menaikan harga BBM, kini muncul berbagai kontroversi. Salah satunya adalah tulisan Kwik Kian Gie (KKG) yang berjudul “Kontroversi Harga BBM” yang dipublikasikan dalam website-nya ( http://kwikkiangie.com/v1/ ) yang juga telah beredar di masyarakat. Tulisan ini secara khusus memang ditujukan untuk membedah analisis KKG, sehingga judulnya pun sengaja dibuat sama.
Saya termasuk orang yang mengagumi KKG terkait dengan kemampuannya membuat penyederhanaan (simplifikasi) tentang berbagai persoalan ekonomi yang rumit, sehingga masyarakat (awam sekalipun) lebih mudah memahaminya. Selain itu, KKG adalah termasuk orang yang senantiasakonsisten, terkait kerisauannyaatas fenomena asingisasi dalam berbagai sektor ekonomi, terutama sumber daya alam. Dalam konteks ini, saya sangat sejalandengan KKG.
Poin-Poin Kritikal Konsep Ala KKG
KKG membuat kesimpulan bahwa dengan tetap menjual premium Rp4.500 per liter, pemerintah tidak mengeluarkan subsidi dan masih mengalami kelebihan kas. Untuk memudahkan dalam memahami logika KKG, berikut ini saya sampaikan ringkasan perhitungannya (lihat Tabel 1).
Dari analisis KKG, saya menyimpulkan dua hal yang kritikal dan perlu dicermati. Pertama, KKG tidak setuju bila pemerintah disebut telah memberikan subsidi BBM. Apalagi bila APBN disebut telah mengeluarkan dana untuk mensubsidi BBM. Menurut KKG, justru pemerintah (APBN) mengalami surplus sebesar Rp97,94 trilyun. KKG tidak setuju bila ada “subsidi” BBM pada saat ini. Kira-kira menurut KKG, subsidi baru dapat dikatakan “terjadi”, kalau pemerintah mengalamikerugian atau “keluar uang”.
Kedua, KKG tidak sepakat bila minyak mentahyang digunakan untuk memproduksi BBM dihargai menurut harga internasional. Alasannya, minyak mentah tersebut diambil dari perut bumi Indonesia. Oleh karena itu, tidak sepantasnya rakyat sebagai pemilik harus membayarnya sesuai harga internasional.Menurut KKG, konsep penggunaan harga internasional sebagai acuan ini bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945. Dalam konteks penentuan harga BBM ini, KKG lebih cenderung menggunakan konsep harga pokok produksi, bukan pada harga internasional.
1/6
Kontroversi Harga BBM
Kamis, 29 Maret 2012 06:23
Tabel 1: Perhitungan Untung Rugi Pemerintah atas BBM Bersubsidi versi KKG
Diskursus Istilah “Subsidi”
2/6
Kontroversi Harga BBM
Kamis, 29 Maret 2012 06:23
Ketikamenyusuntanggapan ini, saya mencoba mengikuti alur pikir KKG. Saya juga berusaha menjadi “Another Kwik” agar penjelasan saya ini dapat lebih mudah dipahami.Dan tampaknya, memang terdapat perbedaan perspektif yang mendasar antara saya dengan KKG. Perbedaan tersebut, terletak padatiga hal: (1) definisi “subsidi”, (2) saya menggunakan konsep opportunity cost , KKG menggunakan konsep harga pokok, dan (3) KKG menganalisis minyak mentah dan BBM secara an sich (berdiri sendiri)dan terkesan mengabaikan realitas bahwa APBN kita mengalami defisit, sementara saya mengakui realitas bahwa APBN kita mengalami defisit, sehingga perlu ada realokasi anggaran.
KKG tidak sepakat dengan istilah “subsidi” BBM, karena pemerintah tidak “keluar uang”. Pendapat ini tentu menarik untuk dikaji. Namun, sebelum lebih jauh, ijinkanlah saya tetap menggunakan istilah “subsidi” untuk menjelaskan bahwa kita memiliki BBM yang dijual murah yaitu Premium dan Solar.
Kamus Wikipediamenyebutkan subsidi sebagai “money given by a government to help support a business or person the market does not support ”, yang dapat dimaknai sebagai “keluar uang”. Namun, Wikipedia juga menyebutkan, subsidi tidak harus “keluar uang”. Contohnya, subsidi dalam bentuk “pemberian perlindungan” kepada orang atau bisnis,yang misalnya dinyatakan dalam bentuk pengenaan tarif ( tariffprotection ) atau hambatan perdagangan ( trade barriers ) lainnya.
Saya berpendapat, subsidi dalam bentuk “keluar uang” adalah pengertian dalam arti sempit. Sementara itu, dalam arti lebih luas, hilangnya kesempatan memperoleh manfaat yang lebih besar (konsepopportunity cost) juga termasuk subsidi.Indonesia juga telah mempraktekkan subsidi berdasarkan konsep opportunity cost ini. Pada 2009, untuk menjaga daya beli masyarakat akibat krisis global, pemerintah memberikanstimulus fiskal, antara lain berbentuk subsidi bea masuk dan pajak ditanggung Pemerintah (DTP) senilai Rp13,3 trilyun. Subsidi ini tidak “keluar uang”, tetapi berakibat hilangnya kesempatan bagi pemerintah untuk memperoleh pajak yang lebih besar.
Konsep subsidi BBM yang digunakan APBN,tampaknya mengacu pada konsep opportunity cost . Ini terlihat
3/6
Kontroversi Harga BBM
Kamis, 29 Maret 2012 06:23
dari penggunaan harga internasional sebagai acuan dalam menentukan asumsi harga minyak mentah. Pemikirannya, bila harga minyak mentah mengacu pada harga internasional, akan ada tambahan penerimaan berupa opportunity benefit . Sebagai ilustrasi, bila harga BBM menjadi Rp6.000 per liter (asumsi varibel lainnya tetap), dengan menggunakan kerangka berhitung KKG, pemerintah akan mengalami “kelebihan uang”(meminjam istilah KKG) sebesar Rp192,44 trilyun (lihat Tabel 2 ).
Selisih “kelebihan uang” antara perhitungan versi saya (Rp192,44 trilyun) dengan perhitungan versi KKG (Rp97,94 trilyun) inilah yang disebut opportunity cost. Bila berpegang pada perhitungan KKG, pemerintah akan kehilangan kesempatan memperoleh dana tambahan sebesar Rp94,5 trilyun yang dapat digunakan untuk memperkuat anggaran lain yang memiliki nilai strategis bagi rakyat.Mungkin yang perlu diklarifikasi, apakah betul pemerintah selalu bilang subsidi BBM itu berarti “keluar uang”, seperti yang ditulis KKG? Saya kira pemerintah perlu menjelaskannya.
Tabel 2: Perhitungan Untung Rugi Pemerintah Berdasarkan Konsep Opportunity Cost
4/6
Kontroversi Harga BBM
Kamis, 29 Maret 2012 06:23
Diskursus TentangHarga Internasional KKG mentah melanggar pelanggarannya? tidak maupun sepakat konstitusi, harga dengan Pasal BBM. penggunaan 33 Menurut UUD 1945. KKG, harga Pertanyaannya, penggunaan internasional, harga kalau baik internasional melanggar, sebagai acuan sebagai dimana harga letak acuan minyak itu Perlu APBN. diketahui, Tujuannya, penggunaan selainuntuk harga menghitung internasional subsidi hanyalah (baca: kehilangan sebagai acuan dalam penyusunan opportunity benefit),juga untuk menentukan tingkat “kewajaran” harga BBM, agar diperoleh opportunity benefit diatur lebih oleh baik. pasar. Penggunaan harga internasional, bukan berarti dalam menentukan harga BBM Dalam Singapura menentukan (MOPS atauMean harga BBM, kita mengacu padaharga rata-rata yang berlaku di pasar of Platts Singapore). karenakita bukan “mensubsidi” berubah belum BBM. harga memiliki mengikuti BBM bersubsidi acuan harga harga MOPS kita pasar mengikuti harian.Dan dimanfaat dalam Penggunaan harga faktanya, negeri.Meski pasar, setiap MOPS karena mengacu tahun sebagai harga pemerintah BBM pada acuan bersubsidi MOPS, masih Kata kunci dari Pasal 33 UUD 1945 adalah “...sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Saya harusmenghargai yang untuk justru kita penikmat tidak wajar berpendapat, tidak mengetahui memberikan BBM dan tepat bersubsidi tepat, bila sumber harga filosofi karena agar harga yang adalah daya Pasal dapat dipakai yang wajar, alam 33 sebagian memberikan wajaruntukminyak UUD untuk kita yang harus 1945 memproduksi kita besar miliki ini mengacu kelas sesungguhnya (termasuk mentah maksimal menengah BBM harga kita. yang minyak internasional. meminta bagi Di atas dikonsumsi sisi rakyat. mentah) perkotaan lain, kita kita Dan Oleh rakyat, dengan tahu (biasanya, karenanya, bahwa lantas nilai lihat Gambar 1kebutuhan ). disebut Pertanyaannya: mewujudkan apakah kebijakan yang justru semakin memperkaya yang kaya ini yang “...sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat ”? Alasan perhitungannya, mentah minyak lain karena tersebut impor dibalik tersebut KKG berasal penolakan juga pasti dari BBM menyebut dibeli perut KKG kita dengan menggunakan bumi besar, adanya kita. harga sementara Tampaknya, minyak internasional. harga mentah minyak internasional KKG impor. kita Kita terlewatkan tidak memang Dan adalah mencukupi. jangan bahwa harus karenaminyak lupa, dalam impor Nah, apakah sementara adil BBM-nyakita bagi rakyat, bila jual minyak dengan mentah harga murah? impor yang dibeli dengan harga internasional itu, Saya berpendapat, tidak tepat bila kita mengabaikan opportunity cost BBM. anggaran Sebagai Rp99, Karena 2berarti trilyun, perbandingan, “subsidi” di Rp48 sisi BBM. lain, trilyun, anggaran anggaran Pada dan APBN Rp53,9 kemiskinan, kemiskinan, 2012, trilyun. anggaran kesehatan, kesehatan, “subsidi” dan dan pertanian BBM pertanian sebesar dalam masing-masing justru menetapkan Rp123,6 jauh diminyak trilyun. bawah hanya harga Gambar 3: Komposisi Pengguna BBM Bersubsidi
5/6
Kontroversi Harga BBM
Kamis, 29 Maret 2012 06:23
Saya pemakaian menaikkan adalah kita US$3.300-an. ini relatif mengalami berpendapat, harga cukup harga BBM yang Dengan baik. pertumbuhan bersubsidi, BBM cukup lebih kata bersubsidi, baik wajar. lain, atau cukup subsidi Sepertidiketahui, daya menciptakan katakanlah pesat. beli masyarakat ditekan Tingkat menjadi harga beberapa (melalui PDB yang kita Rp6.000 per (khususnya berbeda).Bila kenaikan tahun kapita per terakhir kita liter, harga, kelas kini menurut pemerintah ini, juga pembatasan menengah) kelas telah saya menengah mencapai itusaat 2012, kenaikan menjadi tepat, Satu defisit dengan hal 3,6 harga yang persen kita mengalihkan patut BBM mencapai dari dicatat, tidak PDB. dieksekusi, Rp124 realitasnya Karena trilyun. itulah, defisit adalah Berdasarkan penting APBN APBN dapat dilakukan kita keterangan bertambah mengalami realokasi pemerintah, Rp175,9 defisit. anggaran Pada triliun jika secara kebijakan APBN dan lebih opportunity benefityang lebih sepertibaik kesehatan, masyarakat. yang banyak justru dalam telah pendidikan, Dan menguntungkan menciptakan saya bentuk kira, pertanian, anggaran perjuangan kelas ketidakadilan.*** dan kompensasi, menengah sarana ini justru infrastruktur atas, lebih kemiskinan, terdapat ke penting, pos dasar anggaran pada jaring dibandingkan lainnya pos pengaman yang BBM, yang lebih “mensubsidi” yang dibutuhkan sosial, tepat, jelas-jelas BBM *) Sunarsip adalah Ekonom The Indonesia Economic Intelligence REPUBLIKA, Kamis, 29 Maret 2012 diBBM rubrik Pareto halaman 16. (IEI). Analisis ini dimuat oleh
6/6