PETA SOSIAL KELURAHAN CIBABAT Keadaan Umum Lokasi
Kota Cimahi secara geografis merupakan kota yang termasuk dalam kategori daerah pinggiran dan merupakan kota transit gerbang keluar masuknya transportasi Jakarta – Bandung. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa masyarakat Kota Cimahi merupakan masyarakat transisi, yang menurut Useem dan Useem (dalam Sarlito, 2001), masyarakat transisi merupakan masyarakat yang sedang mencoba untuk membebaskan diri dari nilai-nilai masa lalu dan menggapai masa depan dengan terus menerus membuat nilai-nilai baru dan halhal baru. Masyarakat perkotaan juga sering diidentikkan dengan masyarakat modern yang serba kompleks akibat dari produk kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi yang pada akhirnya memunculkan banyak masalah sosial. Salah satu permasalahan sosial yang ada di Kelurahan Cibabat adalah bertambahnya jumlah penduduk miskin yang salah satunya dikarenakan bertambahnya jumlah pengangguran pada usia angkatan kerja/usia muda. Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari data penerima Raskin (beras miskin) bulan Januari 2007 terdapat kurang lebih 1.364 KK atau kurang lebih mencapai 5.207 orang adalah pengangguran. Sedangkan jumlah tamatan SLTA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi mencapai 8.814 orang atau 25,25.% dari total jumlah penduduk yang berjumlah 34.897. Beberapa potensi ekonomi yang dimiliki Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara dapat dikelompokkan ke dalam 2 kategori. Potensi ekonomi jangka pendek dan potensi ekonomi jangka panjang. Potensi ekonomi jangka pendek adalah aktivitas ekonomi yang telah dan sedang berkembang saat ini, salah satunya adalah industri kerajinan benda-benda kebutuhan sehari-hari (gypsum, handy-craft, peralatan rumah tangga dan alat edukasi anak-anak, dll)
serta
penjualan makanan di sektor informal yang menjamur di setiap titik keramaian wilayah Cibabat. Sedangkan potensi ekonomi jangka menengah dan panjang yang dapat dikembangkan dan membutuhkan persiapan dari sekarang, diantaranya
41
adalah; industri bidang cyber dan komputerisasi, Hal ini seiring dengan program Kota Cimahi sebagai Kota Cyber City pada Tahun 2009. Selain itu, program lainnya adalah Cimahi sebagai Kota Kompos. Salah satu proyek percontohan pengolahan sampah dengan teknik komposting, berada di Rw 16 kelurahan Cibabat. Hal lain yang mendukung dalam kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat yang dapat dikelola oleh generasi muda Cibabat adalah letak wilayah Kelurahan Cibabat yang cukup strategis sebagai pusat perkantoran dan ibukota Pemerintah Kota Cimahi sekaligus pula ibukota kecamatan Cimahi Utara. Cibabat yang terletak di daerah paling Utara tersebut juga merupakan jalur alternatif menuju daerah wisata Lembang dan Kota Bandung. Selain itu ketersediaan tempat usaha dan pasar cukup memadai sebagai modal pengembangan kelembagaan pemuda dalam peningkatan peran ekonomi, meskipun pasar yang ada di Kelurahan Cibabat hanya merupakan pasar kaget yang hanya ada pada hari-hari tertentu saja dan terkadang berpindah lokasi. Pasar kaget biasa terdapat di sepanjang jalan Raya Cibabat,depan RS Cibabat, dan di sepanjang jalan layang kantor Pemkot Cimahi. Sejak dua tahun terakhir, tempat-tempat usaha mulai bermunculan dan berjejer di sepanjang jalan Cihanjuang dan jalan Pesantren yang semula belum ada. Berbagai potensi ekonomi tersebut hingga saat ini belum sempat digarap serius baik oleh pemerintah Kota Cimahi maupun juga oleh masyarakat lokal setempat. Salah satu hal terpenting yang terlewat oleh pemerintah setempat maupun juga masyarakat adalah masih minimnya ide-ide serta kreatifitas dalam pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah Kelurahan Cibabat.
Kondisi Geografis Kelurahan Cibabat merupakan salah satu kelurahan dari 4 kelurahan di Kecamatan Cimahi Utara. Memiliki luas wilayah sebesar 287,38 Ha dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan termasuk daerah dataran rendah dibanding dengan 2 kelurahan lainnya di Kecamatan Cimahi Utara (Kelurahan Citeureup dan Kelurahan Cipageran), namun masih lebih tinggi dari Kelurahan Pasirkaliki dan 2 Kecamatan lainnya di Cimahi. Orbitasi, jarak dan waktu tempuh dapat diketahui dari tabel berikut ini :
42
Tabel 3 Orbitasi, Jarak dan Waktu Tempuh Kelurahan Cibabat No.
Orbitasi
Jarak Km/meter
1.
Ibukota 0,100 km/100 meter Kecamatan 2. Ibukota Kota 0,700 km/700 meter Cimahi 3. Ibukota Propinsi 15 km 4. Ibukota Negara 180 km Sumber : Data Monografi Kelurahan Cibabat 2006
Waktu Tempuh jam/menit 5 menit 15 menit ½ jam/30 menit 2 jam/120 menit
Letak kantor Kelurahan Cibabat dengan kantor Kecamatan dan kantor Pemerintahan Kota yang dapat ditempuh cukup dengan berjalan kaki dan hanya memakan waktu 10 hingga 15 menit ini sangatlah memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan
pemerintah
terutama
pelayanan
yang
bersifat
administratif. Kelurahan Cibabat memiliki luas wilayah 287,38 Ha yang terdiri dari 138 Rt dan 25 Rw dengan dihuni oleh 9.798 KK atau 34.897 jiwa. Secara geografis wilayah Kelurahan Cibabat berbatasan dengan beberapa wilayah,meliputi : 1.
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Cihanjuang
2.
Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya Cibabat
3.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Citeureup dan Kelurahan Cimahi
4.
Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pasirkaliki dan Kelurahan Sukaraja. Berdasarkan data topografi yang dimiliki, Kelurahan Cibabat mempunyai
bentuk permukaan tanah yang berupa dataran dengan kemiringan tanah 20 derajat ke arah Utara. Jalan yang menghubungkan Kelurahan dengan Ibukota Kecamatan dan Pemerintahan Kota Cimahi merupakan jalan aspal dengan lebar sekitar 6 meter. Antara kantor Kecamatan dengan kantor Pemerintahan Kota Cimahi terdapat jalan alternatif (jalan Cihanjuang) menuju arah Lembang dan Bandung Utara yang menghubungkan Kota Cimahi dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung. Jalan Cihanjuang dilalui oleh jalur angkutan umum Cimahi-Parongpong
43
(Kabupaten Bandung Barat) dan jalur Cimahi-Ledeng (Kota Bandung). Kedua jalur angkutan umum tersebut hanya beroperasi hingga pukul 21.00 WIB, selanjutnya berdasarkan kesepakatan tidak tertulis yang dibuat antara pengemudi angkot dengan tukang ojeg motor, maka mulai dari pukul 21.00 WIB hingga pukul 04.30 WIB disepakati sebagai jadwal tukang ojeg yang mengambil alih jalur transportasi di sepanjang jalan Cihanjuang. Dengan adanya kemudahan dan kelancaran transportasi di wilayah Cibabat ini, menjadi salah satu potensi yang mendukung untuk dilakukannya peningkatan peran kelembagaan pemuda dalam mangatasi masalah ekonomi keluarga.
Kependudukan Data kependudukan Kelurahan Cibabat sampai bulan Juni 2006 jumlah penduduknya adalah 34.897 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 17.394 dan penduduk perempuan 17.503 jiwa. Kepadatan penduduk Kelurahan Cibabat berkisar 121 jiwa/Ha atau 12.143 jiwa/Km2. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4 :
44
Tabel 4 Komposisi Penduduk Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006 Kelompok Umur No.
(Tahun)
1.
Jenis Kelamin
Jumlah jiwa
Laki-laki
perempuan
0–4
1.593
1.814
3.407
2.
5–9
1.374
1.411
2.785
3.
10 – 14
1.334
1.377
2.711
4.
15 – 19
1.633
1.587
3.220
5.
20 – 24
2.147
1.860
4.007
6.
25 – 29
1.509
2.046
3.555
7.
30 – 34
1.881
1.405
3.286
8.
35 – 39
1.391
1.252
2.643
9.
40 – 44
1.169
1.060
2.229
10.
45 – 49
735
1.012
1.747
11.
50 – 54
467
694
1.161
12.
55 – 59
576
617
1.193
13.
60 – 64
954
598
1.552
14.
65+
631
770
1.401
17.394
17.503
34.897
JUMLAH
Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Cibabat 2006
Apabila digambarkan dalam bentuk piramida penduduk maka jumlah penduduk Kelurahan Cibabat berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
45
Gambar 1 Piramida Penduduk Kelurahan Cibabat
Bentuk piramida yang mengerucut ke atas menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Cibabat merupakan penduduk muda dengan sebagian besar penduduk berada pada usia muda. Berdasarkan data penduduk Kelurahan Cibabat tahun 2006 diperoleh data mengenai jumlah penduduk usia muda pada umur 15 hingga 44 tahun mencapai 18.940 jiwa, atau 54,27 % dari total jumlah penduduk. Hal ini menunjukan bahwa potensi kepemudaan sebagai sumber daya manusia di Kelurahan Cibabat cukup besar, sehingga sangat relewan dengan mulai bermunculannya kelembagaan pemuda baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun yang bentukan dari bawah/masyarakat. Besarnya Rasio Beban Tanggungan (RBT) penduduk merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun). Rasio Beban Tanggungan penduduk Kelurahan Cibabat adalah sebesar 42, yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk menanggung 42 orang penduduk yang tidak produktif. Dari perbandingan ini dapat diketahui bahwa jumlah pengangguran di Kelurahan Cibabat masih banyak. Dengan melihat besarnya potensi pemuda yang rata-rata ada pada usia kerja, perlu ada suatu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut.
46
Jumlah penduduk yang termasuk usia angkatan kerja sangat besar. Sebagai contoh, pada rentang usia angkatan kerja 20 tahun sampai 24 tahun saja jumlahnya sebesar 4007 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat potensi yang besar pada ketersediaan angkatan kerja apabila ditunjang dengan tersedianya lapangan kerja serta pendidikan yang memadai. Jumlah penduduk usia kerja di Kelurahan Cibabat adalah sebanyak 70,47 % atau 24.593 jiwa. Jumlah tersebut belum terserap seluruhnya pada lapangan kerja
sehingga
megakibatkan
pada
tingginya
masalah
pengangguran.
Pengangguran di Kelurahan Cibabat sekitar 21,17 % dari jumlah usia kerja dan 14,92% dari jumlah penduduk. Dari 5.207 jiwa atau jumlah tersebut terdapat 2.641 jiwa yang termasuk kategori pengangguran tetap yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali. Sisanya sebanyak 2.566 jiwa merupakan pengangguran tidak kentara yaitu mereka yang bekerja tidak tetap seperti buruh bangunan, pengrajin musiman ataupun mereka yang baru menyelesaikan sekolah dan belum mendapatkan pekerjaan. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5 Komposisi Penduduk Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tingkat Pendidikan
Belum sekolah SD Tidak pernah sekolah Tidak tamat SD Tamat SD SLTP/Sederajat SLTA/sederajat Akademi (Sarjana muda) 8. Sarjana 9. Pasca Sarjana 10. Doktor Jumlah Sumber : Profil Kelurahan Cibabat tahun 2006
Jumlah (jiwa) 3.497 35 456 3.751 10.356 10.651 1.837 1.985 238 59 32.865
Prosentase (%) 10,64 0,11 1,39 11,41 31,51 32,41 5,59 6,04 0,72 0,18 100
47
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Cibabat termasuk pada kategori sedang, karena jumlah penduduk yang belum sekolah, tidak pernah sekolah serta yang tidak tamat SD hanya berjumlah 3.988 orang atau 12,13 % dan yang tamat SD berjumlah 11,41 % atau 3751 orang. Sedangkan untuk penduduk yang tamat SLTP 31,51 %dan SLTA 32,41 %. Yang terjadi di Kelurahan Cibabat adalah jumlah penduduk tamatan SLTP dan SLTA yang setiap tahun bertambah namun karena terbatasnya lapangan kerja dan persaingan yang cukup tinggi maka tidak semuanya terserap, sehingga semakin menambah jumlah pegangguran dengan kategori “pengangguran terdidik”. Data di atas menunjukkan bahwa total jumlah tamatan SLTP dan SLTA adalah 21.007 orang atau 63,92% dari total jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Kondisi tingkat pendidikan penduduk Cibabat ini sebenarnya merupakan potensi tersendiri yang dapat diolah dan dikembangkan, hanya memerlukan sebuah kerjasama antara pihak pemerintah, swasta dan stakeholders. Salah satu bentuk upaya mengolah dan mengembangkan potensi tersebut adalah dengan melalui peningkatan peran kelembagaan pemuda. Hal ini cukup strategis dikarenakan selain jumlah penduduk usia muda cukup tinggi, ditunjang pula oleh banyaknya kelembagaan pemuda yang ada di Kelurahan Cibabat, yaitu sebanyak 34 buah (hasil PL I). Dengan demikian diperlukan suatu kajian pengembangan masyarakat untuk menggarap kedua potensi tersebut sehingga dapat melahirkan program dalam hal mengatasi masalah ekonomi keluarga.
Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian/pekerjaan
Mata pencaharian atau pekerjaan penduduk Kelurahan Cibabat sangat heterogen, aspek keberagaman mata pencaharian warga Cibabat ini juga merupakan potensi yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan peran kelembagaan pemuda dalam mengatasi masalah ekonomi keluarga. Dengan melalui jaringan dan interaksi sosial, maka beragam pengalaman pekerjaan dapat digali serta dijadikan bekal bagi pengembangan SDM pada kelembagaan pemuda di Kelurahan Cibabat. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
48
Tabel 6 Komposisi Penduduk Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2006 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
Mata Pencaharian Buruh PNS Legislatif Swasta/BUMN/BUMD Pedagang TNI/POLRI Jasa : - montir - sopir - dokter - tukang ojeg (motor) - penjahit Pengrajin Pertukangan - tukang kayu - tukang batu Peternak Jumlah
Jumlah (jiwa) Prosentase (%) 10.000 47,38 1.806 8,56 8 0,04 6.051 28,67 1.698 8,04 271 1,28 244 270 52 53 119
1,16 1,28 0,25 0,25 0,56
51
0,24
294 175 15 21.107
1,39 0,83 0,07 100
Sumber : Profil Kelurahan Cibabat tahun 2006 Dari data tabel 6 diketahui bahwa 47,38 % penduduk Kelurahan Cibabat mempunyai mata pencaharian sebagai buruh terutama sebagai buruh di pabrikpabrik, buruh bangunan dan buruh pasar. Peringkat kedua mata pencaharian penduduk Kelurahan Cibabat adalah bekerja di sektor swasta dan BUMN/BUMD seperti PTDI. Jenis usaha lain di Kelurahan Cibabat adalah banyaknya usaha ekonomi lokal, berikut data kelembagaan ekonomi masyarakat tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 7.
49
Tabel 7 Jumlah Lembaga Ekonomi/Jenis usaha Kelurahan Cibabat Tahun 2006 No.
Lembaga Ekonomi/jenis usaha
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Koperasi Industri makan Industri kerajinan Industri pakaian Industri mebel Usaha perdagangan Warung makan Kios kelontong Bengkel Toko swalayan/minimarket Percetakan dan sablon Jumlah Sumber : Profil Kelurahan Cibabat Tahun 2006
Jumlah (buah) 5 17 28 9 5 91 210 38 19 15 3 440
Dengan beragam dan banyaknya jenis usaha ekonomi lokal yang berjumlah 440 buah di Kekurahan Cibabat tersebut sebenarnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Kelurahan Cibabat. Akan tetapi, pada kenyataannya masalah permodalan dan pemasaran lagi-lagi menjadi kendala, dibarengi tingginya tingkat persaingan diantara para pelaku ekonomi lokal.
Kepemimpinan Lokal Bentuk pelapisan sosial dapat berdasarkan atas kesamaan tujuan, kesamaan masalah, kesamaan status, kesamaan pekerjaan ataupun kesamaan lainnya. Pelapisan sosial yang ada pada masyarakat Kelurahan Cibabat didasarkan pada : 1. Agama Masyarakat Kelurahan Cibabat tergolong masyarakat yang agamis, dalam hal ini agama Islam. Masyarakat memandang tinggi dan memberikan pelapisan sosial teratas terhadap tokoh-tokoh agama (kyai/ustadz), terlebih lagi jika tokoh agama tersebut memimpin sebuah pesantren. Di Kelurahan Cibabat terdapat 9 pondok pesantren yang dipimpin oleh para kyai yang juga merupakan tokoh
50
masyarakat. Para ulama sebagai tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan pendekatan religius dalam mencermati persoalan pemuda pengangguran. Sehingga terdapat perbedaan yang agak mencolok antara pemuda menganggur yang berada di lingkungan pesantren dengan pemuda menganggur yang di luar lingkungan pesantren. 2.
Pekerjaan Pelapisan sosial yang menduduki peringkat kedua setelah aspek agama di Kelurahan Cibabat adalah pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang. Masyarakat akan lebih menghargai dan menghormati seseorang yang memiliki pekerjaan, terlebih lagi jika jenis pekerjaannya seperti PNS termasuk
(pengajar/guru dan dosen), ABRI, pegawai swasta di Bank,
pengusaha, atau pedagang. Seseorang yang memiliki jenis pekerjaan tersebut menempati posisi pelapisan sosial yang baik. Dengan demikian kelompok pemuda yang tidak memliki pekerjaan berada pada golongan yang marjinal pada pelapisan sosial ini. Hal ini pula yang merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat persaingan pemerolehan lapangan kerja antar pemuda di Kelurahan Cibabat. 3.
Pendidikan formal Semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang, maka makin tinggi pula posisi pelapisan sosial yang disematkan masyarakat kepadanya. Demikian pula dengan masyarakat di Kelurahan Cibabat selain aspek agama dan pekerjaan, aspek pendidikan sangat dipandang penting oleh masyarakat sebagai faktor penentu dalam sebuah pengambilan keputusan di forum-forum warga (dalam rapat-rapat RT atau RW).
4. Kekayaan yang dimiliki Masyarakat Kelurahan Cibabat akan sangat hormat, segan dan lebih mendengarkan kepada seseorang apabila orang tersebut seseorang yang memiliki kekayaan namun mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap warga sekitarnya terlebih lagi kepada warga yang kurang mampu. Realitas lain di lapangan tentang pemuda pengangguran meskipun menganggur tetapi jika pemuda tersebut anak dari seorang pengusaha atau saudagar kaya, maka akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari rekan pergaulannya.
51
Keberadaan pemimpin formal dan pemimpin informal ditandai dengan adanya interaksi terutama pada saat pengambilan keputusan melalui kegiatan musyawarah kelurahan.untuk menentukan skala prioritas pembangunan, yang akan diusulkan ke kecamatan dan Pemerintah Kota Cimahi
Sumber Daya Lokal Seperti halnya di wilayah urban pada umumnya, perbandingan antara daya dukung layanan ekologis dengan kepadatan populasi di wilayah Kelurahan Cibabat cukup mengkhawatirkan. Masalah pengelolaan sampah perkotaan, masalah sanitasi lingkungan, alih fungsi lahan pertanian ke pemukiman, dan minimnya jalur hijau, kesemua itu merupakan masalah klasik mismanajemen tata kota di Indonesia. Dalam hal ini masyarakat banyak mengalami kesulitan dalam mengakses sistem sumber daya yang terdapat di lingkungannya. Diperburuk dengan permasalahan sosial yang mengemuka dan lahir dari masalah pemerataan pembangunan ekonomi, masyarakat dan pemerintah luput untuk memahami krusialitas permasalahan daya dukung ekosistem wilayahnya. Sumber daya lokal yang dimiliki oleh wilayah Kelurahan Cibabat adalah : 1. Lahan Wilayah Kelurahan Cibabat memiliki luas area sebanyak 287,38 Ha dengan tipologi daerah perkotaan, memiliki prosentase lahan terluas digunakan sebagai lahan pertokoan yaitu 58,09 % (166,95 Ha) dan 18,36 % (58,09 Ha) untuk lahan industri. Alih fungsi lahan dari lahan pertanian yang dirubah menjadi lahan pemukiman/kompleks perumahan hal ini yang pada 2 tahun terakhir ini menimbulkan masalah lingkungan yaitu banjir kiriman dari daerah atas (Kecamatan Parompong dan Lembang wilayah Kabupaten Bandung). Berdasarkan informasi warga asli penduduk Cibabat, didapatkan data bahwa sawah di daerah Cibabat – Cihanjuang ini merupakan sawah penghasil padi dengan 3x panen dalam 1 tahun. Menurut masyarakat setempat bahwa sejak area sawah di Kelurahan Cibabat berubah menjadi kawasan perumahan maka setiap musim hujan daerah bawah Kelurahan Cibabat terutama (Rw 02, 11. 12) akan mengalami banjir sedangkan daerah rawan longsor adalah (Rw 18, 19, 20) yang merupakan daerah sisi kali Cimahi (curug Mod).
52
Pemerintah Kota Cimahi menetapkan lokasi pengolahan sampah dengan teknik komposting di Rw 16 dan Rw 17 sebagai lokasi percontohan dan penelitian DepKimPrasWil (Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah) pusat, luas area lahan yang akan digunakan lokasi pengolahan sampah tersebut masih dalam pembahasan. Batuan alat pengolah sampah tersebut berasal dari Departemen Lingkungan Hidup Hidup Pusat. 2. Tenaga kerja Tenaga kerja di Kelurahan Cibabat cukup memadai dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimilki oleh masyarakat Cibabat. Dari jumlah usia kerja (15-64) penduduk Kelurahan Cibabat sebanyak 70,47 % atau 24.593 jiwa dengan latar belakang pendidikan yang belum sekolah, tidak pernah sekolah serta yang tidak tamat SD total hanya berjumlah 3.988 orang atau 12,13 % dan yang tamat SD berjumlah 11,41 % atau 3751 orang. Sedangkan untuk penduduk yang tamat SLTP 31,51 %dan SLTA 32,41 %. Yang terjadi di Kelurahan Cibabat adalah jumlah tenaga kerja justru berlimpah namun lapangan dan kesempatan kerja yang tidak memadai. Sehingga hal ini menimbulkan
masalah
baru
yaitu
dengan
semakin
bertambahnya
pengangguran terdidik. 3. Modal sosial dan modal ekonomi Struktur kelembagaan dan organisasi di Kelurahan Cibabat dapat dikatakan cukup beragam dan relatif kompleks. Hal ini seiring dengan perkembangan dan kemajuan Cimahi sebagai sebuah Kota yang mandiri secara administrasi sejak tahun 2001. Kelembagaan kemasyarakatan yang muncul merupakan bentukan baik yang berasal dari inisiatif masyarakat lokal maupun bentukan dari pihak pemerintah, baik yang sudah berbentuk organisasi maupun yang belum. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Cibabat terbagi dalam kategori kelembagaan yang dibentuk dengan berorientasi pada kegiatan ekonomi, dan kelembagaan yang non ekonomi atau kelembagaan sosial inipun terbagi lagi dalam kelembagaan bentukan dari atas/pemerintah dan yang dari bawah/masyarakat. Berikut beberapa kelembagaan tersebut yang ada di Kelurahan Cibabat : a. Kelembagaan ekonomi bentukan atas meliptui ; Koperasi (5 buah), BKM Muamalat, KUBE, Koperasi Simpan Pinjam, KUD, dan Badan Kredit
53
b. Kelembagaan pemuda dengan kegiatan ekonomi bentukan bawah antara lain ; kelompok pemuda pedagang kaki lima, kelompok pengemudi ojeg, Kelompok pengrajin (industri kerajinan tangan dan industri makanan tradisional).
Jenis usaha lainnya seperti kios kelontong 38 buah, bengkel
19 buah, usaha perdagangan lainnya 91 buah dan 15 buah mini market. c. Kelembagaan pemuda dengan kegiatan sosial bentukan atas ; Karang Taruna. d. Adapun kelembagaan pemuda berbasis sosial keagamaan bentukan masyarakat, adalah IRMA dan DKM, e. Kelembagaan pemuda sosial bentukan dari bawah meliputi ; Pemuda Pecinta Vespa Antik, Pemuda Pecinta Alam SENPAL, kelompok Pemuda Pengolah Komposting, Pemuda Muhammad Iqbal, Kelompok Pemuda Panitia Bedah Rumah tidak layak huni warga RW 12 Kelembagaan pemuda yang ada di Kelurahan terdiri dari 34 buah dengan 8 jenis kegiatan seperti dipaparkan diatas. Lembaga pendidikan di Kelurahan Cibabat meliputi, TK sebanyak 11 buah, SD/sederajat sebanyak 15 buah, madrasah 3 buah, Pondok Pesantren 9 buah, perpustakaan 1 buah, kursus komputer 1 buah dan kursus mengemudi 1 buah. Kelembagaan pendidikan mampu menyerap anak-anak usia sekolah warga masyarakat Kelurahan Cibabat bahkan anak-anak di luar wilayah Cibabat juga dapat terserap. Lembaga kesehatan penduduk di Kelurahan Cibabat meliputi; Puskesmas 1 buah, Poliklinik/balai pengobatan sebanyak 5 buah, apotik 10 buah, Posyandu 30 buah, tempat dokter praktek terdapat 8 buah dan 1 buah Rumah Sakit Umum Cibabat. Nilai-nilai kegotong-royongan dan kepedulian sosial masyarakat Cibabat masih cukup tinggi, demi untuk tidak menyinggung sekelompok masyarakat yang tidak mampu maka di RW 12 menggunakan istilah “Kaum Dhu’afa” bukan masyarakat miskin/orang miskin. Dengan demikian masyarakat yang kurang mampu tersebut juga tidak merasa menjadi golongan yang terpinggirkan dan harus dikasihani.
54
Kesejahteraan Sosial Berdasarkan data penerima Raskin pada Januari 2007 diketahui bahwa peningkatan jumlah penduduk miskin sangatlah signifikan. Berawal dari data, penerima beras miskin (Raskin) Kelurahan Cibabat pada bulan Oktober 2006 berjumlah 1.463 KK yaitu 14,93% dari total jumlah KK di Cibabat yang berjumlah 9.798 KK. Pada bulan Januari 2007 jumlah penerima Raskin bertambah menjadi 2.510 KK yang berarti meningkat 25,61%. Sementara itu jumlah pengangguran sebesar 1.364 KK atau kurang lebih mencapai 5.207 orang adalah pengangguran. Pemerintah mengupayakan pengurangan
jumlah
pengangguran
Rencana
pihak
kelurahan
adalah
mengoptimalisasikan sektor informal yang telah berkembang di wilayah Cibabat, dan menyerap tenaga kerja dari generasi muda Cibabat sendiri. Hal ini belum sampai pada tahap rencana pengembangan kelembagaan lokal termasuk kelembagaan pemuda secara lebih fokus.