LAMPIRAN 1
.PETA SOSIAL KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xvi
LAMPIRAN 2
Catatan Kegiatan Fokus Group Disccusion (FGD) PEMBERDAYAAN PENGRAJIN RAJUTAN MELALUI PENGUATAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) BAGI PENGEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT
1. 2. 3. 4. 5.
Hari/ tanggal Tempat Waktu Jumlah Peserta Unsur Peserta
Persiapan
: Selasa, 21 April 2009 : Aula Binong : 13.00 – 16.20 Wib. : 23 orang : a. Aparat Kelurahan Binong b. KSM Pengrajin Rajutan c. KSM UKM (Pedagang Sandang Musiman) d. KSM UKM (Pedagang Makanan Kecil) e. Pengurus P2KP/ PNPM Mandiri g. Tokoh Masyarakat (Ketua RW) h. Tokoh Masyarakat (Anggota DPK) i. Akademisi (Mhs. Program Pascasarjana ITB)
:
Untuk kepanitiaan pelaksanaan kegiatan ini, selain berkoordinasi dengan pihak kelurahan, penulis juga bekerjasama dengan ibu-ibu pengurus Program PNPM Mandiri. Sebelum acara dilaksanakan, bersamaan dengan mengisi daftar hadir yang telah disediakan, kepada para peserta penulis juga membagikan resume hasil penelitian yang telah diperoleh (terlampir). Materi yang disampaikan terkait dengan latar belakang penelitian dan simpulan hasil penelitian, khususnya terkait dengan permasalahan, dampak dan penyebab terjadinya masalah. Pelaksanaan : Acara di buka oleh Kasie Ekbang Kelurahan Binong, yaitu Bp. Andhi yang mewakili Bapak Lurah yang kebetulan pada saat pelaksanaan tidak dapat hadir karena harus menghadiri Rapat Koordinasi Palang Merah Indonesia (PMI) di Kantor Kecamatan Batununggal Kota Bandung. Dalam
pengantar
pembukaan,
selain
menjelaskan maksud
dan tujuan
penyelenggaraan secara umum, bapak Andhi juga menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan FGD tersebut terkait dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya. Dalam kesempatan tersebut disampaikan juga harapan pihak pemerintahan setempat bahwa hasil penelitian tersebut dapat memberikan manfaat bagi pengembangan usaha ekonomis produktif di Kelurahan Binong, khususnya dalam bidang usaha rajutan.
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xvii
Selanjutnya acara diserahkan kepada penulis. Setelah mengucapkan terima kasih
kepada
Bapak
Andhi,
penulis
memperkenalkan diri
dan
menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakanya kegiatan Focus Group Disscusion (FGD). Sebelum memulai diskusi, penulis mengajak para peserta untuk menyepakati tentang interval waktu pelaksanaan pertemuan dan mekanisme pembahasan topik-topik yang muncul. Penulis juga menjelaskan arah dan tujuan akhir dari diskusi tersebut, yaitu untuk mencari solusi bagi permasalahan yang terjadi pada KSM “Damar Suci” khususnya dalam pengelolaan dana P2KP bagi upaya pengembangan aktivitas ekonomi masyarakat yang lebih luas sehingga dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat di Kelurahan Binong. Dalam kesempatan tersebut penulis juga sampaikan bahwa apa yang akan dibicarakan / didiskusikan merupakan simpulan sementara dari hasil pengamatan, observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan sekitar tahun 2005/ 2006 yang lalu. Penulis menjelaskan bahwa simpulan tersebut diperoleh dari hasil beberapa kali wawancara dengan pengelola P2KP, pengurus BKM, warga masyarakat dan anggota KSM “Damar Suci” secara terpisah. Dijelaskan pula bahwa dalam wawancara tersebut penulis mencoba menggali informasi mengenai keadaan masyarakat di Kelurahan Binong secara umum dan aktivitas ekonomi yang dikembangkan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, penulis juga menyampaikan kondisi umum yang diperoleh terkait dengan potensi dan permasalahan yang teridentifikasi di kelurahan Binong, yaitu antara lain : 1.
Potensi a. Tenaga kerja, di Kelurahan Binong terdapat sedikitnya 10.000 penduduk usia kerja, 6000 diantaranya belum memiliki pekerjaan tetap.. b. Sistem pemasaran yang mudah dijangkau, Kelurahan Binong berada di pusat Kota Bandung, utamanya dekat dengan Pasar Tradisional Kiara Condong, Bandung Super Mall, dan Plaza Kiara Condong serata Pasar Baru yang merupakan salah satu sentra perdagangan pakaian terbesar di Kota Bandung. c. Pengalaman mengelola Industri Rajutan yang sudah cukup lama (sejak 1974). d. Adanya ikatan kekerabatan yang cukup dekat diantara para pengrajin.
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xviii
2.
Permasalahan. a. Rendahnya tingkat pendidikan, baik pelaku pengrajin rajutan maupun penduduk yang masih menganggur. b. Kurangnya pengetahuan para pengrajin dalam mengelola usaha. c. Belum adanya upaya pengembangan model ataupun desain hasil produksi. d. Tidak adanya sistem jaringan dalam pemasaran. e. Keterikatan para pengrajin kepada pemasok barang baku tertentu. f.
Kurangnya perhatian pemerintah/ instansi terkait khususnya yang membidangi sektor permodalan, pemasaran, pengembangan usaha dan pengembangan sumber daya manusia.
g. Pengelolaan Kelompok (KSM) yang masih bersifat tradisional, belum ada pengurus, tidak ada aktivitas pertemuan rutin. h. Manajemen kelompok (KSM) masih bersifat diskriminatif. Untuk melengkapi data dan informasi yang telah penulis peroleh, pada pertemuan tersebut, penulis mengajak para peserta untuk secara bersama-sama mengenali dan menggali potensi dan permasalahan yang yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan Binong, khususnya terkait dengan aktivitas ekonomi yang dikembangkan, menurut versi dan cara pandang mereka sendiri. Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh data pembanding yang lebih objektif. Setelah menjelaskan hal-hal umum tersebut, selain menjelaskan topik diskusi, penulis juga menjelaskan hal-hal berikut : 1. Bahwa yang menjadi fokus pembahasan adalah terkait dengan pengelolaan dana bantuan dari Program P2KP. 2. Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) dapat mengembangkan modal usahanya dan mampu mengembangkan kreativitas anggotanya. 3. Bahwa pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasikan dan mencarikan solusi dari permasalahan yang terdapat dalam KSM berbasis masyarakat. Melanjutkan penjelasan diatas, penulis juga menyampaikan kondisi yang lebih mendetail yang terjadi pada KSM-KSM yang penulis amati. Salah satunya adalah terkait dengan komentar hasil wawancara yang penulis peroleh dari beberapa anggota KSM yang menyatakan bahwa mereka tidak diperlakukan
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xix
secara adil didalam kelompoknya. Pada akhir penyampaian yang penulis lakukan, penulis menyampaikan bahwa kondisi sebagaimana telah disebutkan diawal dapat dilihat dari fakta-fakta, antara lain : 1.
Belum adanya/ paling tidak belum nampak peningkatan kualitas dan kualitas ekonomi anggota dalam KSM dan masyarakat secara umum.
2.
Aktivitas yang dilakukan secara berkelompok (working in Group) semakin berkurang.
3.
Revolving dana P2KP menjadi terhambat. Atas kondisi tersebut, penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan guna
mendapatkan masukan dari masyarakat yaitu : 1.
Mengapa kondisi tersebut terjadi dalam KSM ?
2.
Bagaimana pengelolaan da a bantuan P2KP dalam KSM?
3.
Bagaimana kelompok dibentuk
4.
Apa upaya yang dilakukan kelompok dalam mengingkatkan/ membuka dengan hubungan dengan pihak luar? Menanggapi penjelasan mengenai gambaran kondisi yang penulis peroleh
dari hasil penelitian, salah seorang peserta, yaitu Bapak Swd yang juga merupakan Ketua KSM “Damar Suci” mengakui bahwa dalam proses pengembalian dana bantuan dari Program P2KP banyak terjadi kemacetan, termasuk dalam kelompoknya sendiri. Namun kondisi tersebut menurutnya, pembentukan Kelompok (KSM) yang dilakukan oleh masyarakat dalam program P2KP tidak lebih hanya sebagai alat/ sarana untuk mendapatkan pinjaman. Sementara kelompoknya sendiri tidak memiliki suatu ikatan kerjasama khusus dalam berproduksi, sebagaimana yang penjelasannya berikut : “Sebetulnya saya juga pernah pernah meminta kepada ketua BPM Kelurahan Binong , yang pada saat itu terjadi kemacetan, dan alhamdulillah untuk saat ini kita bisa mencicil. Kenapa program P2KP hampir di seluruh Indonesia terjadi kemacetan.. karena disini KSM sebagai kreditur saja.. jadi KSM hanya sebagai fasilitator. Kenapa kemacetan itu terjadi ?. Menurut bapak Swd kondisi tersebut terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Pemanfaatan dan Pengelolaan dana bantuan yang tidak direncanakan dengan baik. Bantuan cenderung digunakan untuk menambah asset, bukan untuk biaya operasional yang lebih penting dalam mempertahankan produktivitas usaha.
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xx
2. Mekanisme pengembalian pinjaman dana P2KP yang menggunakan sistem angsuran dinilai tidak tepat diterapkan dalam sektor industri rajutan yang tingkat cash flownya tinggi. 3. Jangka waktu pengembalian pinjaman yang diterapkan dalam P2KP terlalu pendek sementara cash flow dana dalam industri rajutan sangat cepat. 4. Adanya
pandangan
bahwa
dikembangkan pemerintah
program-program
pemberdayaan
yang
adalah bantuan hibah yang tidak menuntut
pengembalian. Dengan Main frame demikian, masyarakat cenderung menggunakan
bantuan yang
diterima
untuk
menambah
aset
tanpa
memperhitungkan biaya operasional. 5. Tidak seimbangnya perencanaan aspek produksi dan pemasaran. Namun, permasalahan yang disampaikan oleh Bp. Swd tersebut tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Sebab menurut pandangan umum, kondisi tersebut sifatnya sangat kasuistis, sehingga tidak dapat digeneralisir. Kondisi tersebut tidak terjadi dalam KSM lainnya. Beberapa KSM yang bergerak dalam bidang usaha ekonomis non rajutan, merasa bahwa bantuan yang diperoleh melalui program P2KP besar sekali manfaatnya dalam membantu penambahan pendapatan rumah tangga para anggotanya. Salah satu KSM yang merasa telah memperoleh manfaat yang nyata dari bantuan P2KP ini adalah KSM pemasaran komoditas yang sedang In di masyarakat yang terdiri dari beberapa ibu-ibu kelompok PKK dalam kesempatan tersebut, Ketuanya, yaitu ibu Een menyampaikan sebagai berikut : “.. bapak nggak salah... maaf pak.. kan KSM itu karekaternya berbeda-beda.. kalau bagi saya.. sayakan dengan ibu- ibu PKK , KSM itu sangat membantu untuk ibu-ibu PKK - betul bu.. – memang saya nggak pengalaman di rajut.., tapi nggak salahkan kalau ikut-ikutan ..nggak tau gimana .itunya.. yah..., sudah dipikirin.. bukan saya sendiri nggak terjun langsung.., saya Cuma ngasih modal.. Cuma terima laporannya.. suruh kirim.., kirim-kirim.. tapi disana tidak diterima.., baning harga .., tetap tidak diterima..” Adanya pandangan lain dari konsep permasalahan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa permasalahan yang digambarkan diatas hanya terjadi dalam KSM-KSM yang bergerak dalam usaha industri rajutan. Hal ini mungkin selain disebabkan oleh kebutuhan akan faktor modal yang cenderung lebih besar, dapat juga disebabkan karena lemahnya ikatan sosial diantara para anggota yang terlibat, sehingga sulit menciptakan rasa saling percaya (trust) diantara mereka.
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxi
Berdasarkan fakta-fakta diskusi yang terekam dalam kegiatan tersebut, selanjutnya penulis menanyakan, tindakan-tindakan apa yang kira-kira dapat meyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Karena menurut penulis, apabila permasalahan
tersebut
tidak
segera
dituntaskan,
selain
menghambat
perkembangan industri rajutan di Kelurahan Binong yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat, khususnya disekitar wilayah Kota Bandung, juga dapat menghambat upaya penentasan kemiskinan melalui P2KP di Kelurahan Binong karena berkurangnya dana bantuan yang dapat disalurkan ke masyarakat yang bergerak dalam sektor usaha ekonomis produktif lainnya. Menanggapi hal tersebut, Bapak Swd berpadangan bahwa dengan kemauan yang kuat dari kalangan pengrajin rajutan dan dukungan dari elemen masyarakat yang terkait, kondisi-kondisi tersebut bukan tidak mungkin di rubah, walaupun perubahan yang dibutuhkan sangat mendasar sekali, selama masih dalam lingkaran aktivitas industri rajutan, hal itu patut dicoba. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, perubahan tersebut tidak dapat hanya dilakukan oleh para pengrajin yang tergabung dalam KSM saja, melainkan harus melibatkan semua elemen sosial yang terkait dalam industri rajutan itu sendiri. Ia menyebutkan bahwa untuk saat ini upaya yang paling ideal adalah dengan melakukan reorientasi kelompok sebagaimana yang diungkapkannya sebgai berikut : “ Makanya saya harus realistis saja, semua program pemerintah baik P2KP atau PNPM Mandiri akan bisa beputar dan produktif, apabila si KSM ini mengambil segmennya tidak stastis, tidak diam, tidak feodal, hanya yang tahu yang masuk, kasih pinjaman, sudah! tugasnya selesai. Perlu ada semacam ee.. semacam terobosan.. sudah saja dana itu dipakai untuk marketingnya. Menurut pendapat saya.. sudah saja KSM atau rekan rajut membuat lembaga marketing atau ee..istilahnya KSM dengan pihak rajut membuka agen (penjualan) pakaian ..Jadi permasalahannya kelompok tetap ada..Cuma yang harus dipikirkan adalah bagaimana kelompok itu bisa menjadi.. bukan hanya sebagai gerombolan pengambil dana saja..” Dengan konsep tersebut, bp. Swd menyarankan agar pengembangan kelompok dapat diarahkan untuk menjadi sebagai agen pemasaran bagi produkproduk rajutan dari para pengrajin. Kelompok tidak perlu dikasih bantuan (uang) untuk modal usaha produktif, baik untuk kebutuhan operasional, penyediaan bahan baku maupun penambahan aset. Kelompok hanya diberikan bantuan dana pada saat terjadi ketidak seimbangan antara produksi yang dihasilkan para pengrajin dengan permintaan pasar. Bantuan dana tersebut digunakan untuk membeli produksi para pengrajin, khususnya pada saat harga dipasar tidak Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxii
signifikan. Dengan konsep ini, selain sebagai fasilitator dalam bidang pemasaran, kelompok juga berperan sebagai katalisator yang berperan mempertahankan nilai tawar hasil produksi sehingga tidak merugikan para pengrajin, sebagaimana yang disampaikannya : “Jadi menurut saya, kalau bantuan 10 juta itu untuk perkelompok 5 orang.. sudah saja 10 juta itu digunakan untuk dana talangan. Kelompok 5 orang itu punya produk apa, beli produknya. Sebelum Tanah Abang (Pembeli) mengirim (membayar) karena masih sepi (pemasaran) .., upah karyawan yang harus dibayar berapa ? 1 juta 1 orang ? talangi dengan dana itu, apa bila tranfer dari jakarta masuk.. simpan lagi .. bunganya perhari.. sesuai kebutuhan. Karena masalah yang tidak bisa dihindari oleh pengusaha rajut binong adalah upah karyawan.. “ Selanjutnya terkait dengan adanya pemikiran tentang reorientasi peran KSM rajutan dari semula sebagai produsen menjadi agen pemasaran, penulis mempertanyakan apakah pemikiran tersebut telah didukung oleh kemampuan anggota KSM dan bagaimana peluangnya dalam
meningkatkan akses
pemasaran itu sendiri. Apakah KSM telah memiliki taget pasar yang sudah jelas dan bagaimana upaya yang akan dilakukan terkait dengan pengembangan aspek pemasarannya. Menanggapi pertanyaan tersebut, Bp. Dedi selaku anggota KSM “Damar Suci” menjelaskan bahwa dari sisi kuantitas produksi sudah tidak ada permasalahan, namun disisi pemasaran, sampai saat ini masih terfokus pada satu tempat, yaitu pasar tanah abang di Jakarta. Sebelumnya pernah ada upaya perluasan jaringan pemasaran sampai ke Surabaya, Cirebon dan Bekasi, namun karena pertimbangan biaya pengiriman yang cukup tinggi dan lamanya proses pembayaran, akhirnya para pengrajin lebih fokus pada pasar Tanah Abang. Nah itu bu.. yang tadi saya bicarakan dengan pa Swd.., kalau kita Main frame otaknya di Binong adalah memperbanyak alat, itu sudah menunjukkan kita produsen rajut.., kenapa tidak jadi pedagang... itu marketing. Kita kalau nego.. apabila order ada.., misalkan lagi rame, di kepalanya (pengrajin) ada uang.. untuk beli mesin..menurut saya itu kesalahan besar .. harusnya Binong itu kaya produk tapi kenapa tidak ada segi marketingnya? Ini mah diperbanyak saja produksi.. akhirnya.. tanah abang (pembeli) meminta dengan harga penekanan (murah).. dijamin..! Akhirnya kita menghadapi dilema persaingan harga yang tidak sehat..” Penjelasan diatas menegaskan bahwa pada dasarnya para pengrajin di kelurahan Binong menyadari potensi ekonomi yang mereka miliki. Namun mereka juga tidak menyembunyikan kekecewaan mereka terhadap fakta adanya para pengrajin yang mereka pandang hanya mengambil kesempatan pada saat pasaran produk rajutan sedang rame saja. Keberadaan para pengrajin seperti ini
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxiii
cenderung memunculkan masalah terkait dengan nilai tawar terhadap pasar. Karena itu mereka berharap ada suatu perubahan yang dapat mengoptimalkan potensi yang ada. Hal ini dipertegas oleh pak Dedi yang menambahkan sebagai berikut : “.. binong itu peluang besar tanah dan keuangan itu kasebutnya memberikan tempat usaha..Cuma yang jadi masalah.. pengrajinnya itu kebanyakan pengrajin ikut-ikutan, karena lihat pa anu berhasil.. ikuuutt.. P2KP dari kelurahan per kelompoknya 5 (lima),.. ikutt.. sudah pasti dijamin.. Makanya PNPN Mandiri nantinya di kelurahan Binong.. sudah saja dipegang oleh KSM.., jangan dibagikan. Kerjasama dengan sentra rajut.., kualitas baju yang bagus kita tampung.. pakai Branded (merk dagang).. beres!! Kita market.. yang setor (produk rajutan).. bayar..(maksudnya dibayar oleh KSM), mereka spririt.. (maksudnya semangat).. toh kita ada tulang punggung.. ada yang menampung.. itu lebih membantu. Dari pada kita sistemnya.. 2 juta perorang cuci tangan.., nggak mau tau.. (maksudnya para anggota KSM yang bantuan yang dibagi rata, cenderung cuci tangan terhadap proses pengembaliannya), pokokyara..nya ibu ini (contoh) harus bayar..ini bu 2 juta.. udah.. KSM nggak ikut campur.. Penjelasan tersebut, selaian mempertegas potensi yang dimiliki oleh ppara pengrajin, juga menjelaskan kelemahan-kelemahan para pengrajin rajutan terkait dengan perencanaan produksi dan pemanfaatan serta pengelolaan dana bantuan dari P2KP. Mendukung penjelasan tersebut, bp. Swd menambahkan bahwa dalam upaya meningkatkan pendapatan, para pengrajin rajutan di kelurahan Binong umumnya masih berorientasi pada kuantitas produksi. Mereka berpandangan bahwa semakin banyak produksi, makaakan semakin meningkat pula pendapatan. Karenanya, dengan pemikiran tersebut apabila memiiki biaya, mereka cenderung untuk menambah asset produksi, tanpa mempertimbangkan aspek
pemasaran
dan
revolving
dana
terebut.
Demikian
juga
dalam
memanfaatkan dana bantuan yang diperoleh dari P2KP, sebagaimana disampaikan sebagai berikut : “ malah itu nanti jadi investasi ...pinjaman jangka pendek tapi dijadikan investasi pak.. itu yang ditakutkan ..., mending kalau jadi investasi pak .., malah beli yang nggak jelas.., nganjuk motor .. jadi.. jadi serba nggak jelas kalau uang dikasihkan pengrajin pak.. yang saya lihat di Binong itu.. karakteristiknya .. padahal disini itu bahan baku tinggal ngambil aja..(maksudnya dapat dihutang), karena da toko benang.. ..” Dari berbagai masukan dan simpulan dalam kegiatan FGD tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam upaya memberdayakan pengrajin rajutan bagi peningkatan ekonomi masyarakat di Kelurahan Binong, tindakan yang dipandang paling tepat adalah melakukan Reorientasi Peran dan Fungsi KSM. Dari yang
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxiv
semula bergerak dalam sektor produksi dialihkan ke sektor pemasaran. Untuk mengakomodir dan merealisasikan harapan tersebut, perlu dilakukan upaya antara lain : 1. Melakukan
pendekatan kepada
pengelola
P2KP,
yaitu
BKP
untuk
mempertimbangkan revisi kebijakan pola dan mekanisme penyaluran serta pengembalian bantuan. 2. Meningkatkan kualitas KSM yang akan diarahkan perannya pada sektor pemasaran, khsususnya terkait dengan aspek manajerial dan komnikasi bisnis. 3. Mengupayakan terbentuknya suatu paguyuban pengrajin rajutan sebagai sarana silahturahmi para pengrajin yang diharapkan dapat menghindari terjadinya persaingan tidak sehat dan membicarakan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan oleh para pengrajin dalam mempertahankan image dan posisi tawar hasil produksi di pasaran.
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxv
LAMPIRAN 3
Lokasi Penelitian ; Sentra Industri Rajutan Kelurahan Binong Kecamatan Batununggal Kota Bandung
Proses Wawancara Dengan Salah Seorang Pengrajin Rajutan Anggota KSM Sasaran Kajian
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxvi
Tahapan 1 dalam Proses Produksi Rajutan : Merajut
Tahapan 2 dalam Proses Produksi Rajutan : Lingking
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxvii
Tahapan 3 dalam Proses Produksi Rajutan : Menyetim
Tahapan 4 dalam Proses Produksi Rajutan : Menyortir dan Packing
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxviii
Alat dan Perlengkapan Industri Rajutan
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxix
LAMPIRAN 4 PANDUAN PENETAPAN RESPONDEN DAN INFORMAN
Keluaran : 1. IDENTITAS RESPONDEN ( Pengrajin Rajutan yang (akan) menjadi sample kajian) a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : d. Status : 2. IDENTITAS INFORMAN (Tokoh Masyarakat/ sktakeholder, pengurus Koperasi pengrajin Rajutan, Aparat Kelurahan , Pengurus BKM dan a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : d. Status : Tujuan : Menetapkan responden (sample) dan informan yang memenuhi criteria yang diharapkan secara representative dan kepraktisan aplikasi Kajian Penentuan reseponden dan Informan 1. Responden : a. Pengrajin Rajutan ; 10 orang (5 orang skala kecil, 5 orang skala besar) b. Pengelola Program ; - PJOK : 1 orang - Fasilitator : 1 0rang 2. Informan a. Tokoh masyarakat : 1 orang b. Aparat Kelurahan : 1orang c. Pengurus Koperasi : 1 orang Kriteria Responden dan Informan 1. Pengrajin a. Pengrajian yang terlibat dalam program P2KP. b. Pengrajian yang telah menerima bantuan stimulant c. Usahanya dinilai berhasil d. Usahanya dinilai kurang berkembang 2. Pengelola program koordinator atau petugas yang terlibat langsung dalam operasional program. 3. Tokoh masyarakat adalah yang mengetahui secdara mendalam tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan UPR ddalam komunitas. 4. Aparat kelurahan yaitu apara yang memahami secara mendalam tentang pelaksanaan program kemitraan dan perkembangan UPR. 5. Pengurua Koperasi, yaitu Ketua atau pengelola yang memahami secara mendalam perkembangan UPR dan program kemitraan yang ada. 6. Aparat instansi terkait adalah aparat pemerintahan yang memberikan pembinaan atau pendampingan kepada UPR.
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxx
LAMPIRAN 5
PEDOMAN OBSERVASI EVALUASI PROGRAM / KEGIATANPENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL PROPINSI JAWA BARAT
MODEL A:
Observasi ditujukan pada aktivitas peserta program/ kegiatan dan sarana dan prasarana yang digunakan dan hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
1. Melihat Kondisi program pengembangan masyarakat/pemberdayaan masyarakat yang ada 2. Inventarisir jenis-jenis program/ kegiatan yang pemah dilaksanakan Catatan : 3. Melihat permasalahan sosial yang dominan Catatan : 4. Upaya dan apa yang telah dilakukan masyarakat dalam mengatasi masalah yang dihadapi. 5. Potensi-potensi sosial lokal yang dimiliki masyarakat untuk pengembangan masyarakat 6. Menginventarisasi dan mengamati jenis-jenis, kategori dan karakteristik lembaga dan organisasi lokal yang ada dan tingkat kepatauhan masyarakat terhadap norma-norma atau aturan yang berlaku dalam kelembagaan. 7. Melihat lingkungan sekitar dimana peserta program/ kegiatan melakukan aktivitas. 8. Melihat tempat dimana calon peserta program/ kegiatan menerima penyuluhan sosial dan motivasi sosial serta sarana dan prasarana yang digunakan. 9. Melihat dan mengamati secara langsung kemampuan dan keterampilan petugas pendamping dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsi selama berintegrasi dengan peserta program/ kegiatan dalam setiap kesempatan. 10. Melihat dan mengamati secara langsung perilaku peserta program/ kegiatan dalam melaksanakan usaha (bersemangat, tekun dan cekatan). 11. Melihat dan mengamati secara langsung bagaimana peserta program/ kegiatan bekerja dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki. 12. Melihat dan mengamati secara langsung bagaimana kerjasama yang terjalin dengan peserta program/ kegiatan dalam melaksanakan usahanya. 13. Melihat dan mengamati secara langsung produktivitas peserta program/ kegiatan dalam pengadaan peralatan bahan baku, pembuatan barangbarang komoditi dan pemasaran. 14. Melihat dan mengamati secara langsung bagaimana peserta program/ kegiatan dalam pembagian keuntungan usaha, tabungan kelompok, iuran kesetiakawanan sosial dan cara mengelola hasil usaha. 15. Melihat dan mengamati kehidupan peserta program/ kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, perumahan dan lingkungan. 16. Melihat dan mengamati bagaimana perkembangan program/ kegiatan yang dikembangkan berdasarkan alat ukur : a. Organisasi dan administrasi b. Kegiatan usaha c. Pembagian tugas kelompok d. Pembagian hasil usaha e. Upaya pengembangan usaha f. Sekuritas pendanaan 17. Bagaimana kegiatan bantuan pengembangan usaha dilaksanakan ? jelaskan mengenai sasaran, waktu, mated, alat, pelaksana, pelaksanaan dan pelaporan. 18. Bagaimana kegiatan pendampingan dilaksanakan ? jelaskan mengenai sasaran, waktu, tempat dan pelaksana. 19. Bagaimana anda melihat keberhasilan pelaksanaan pada tahap pengembangan usaha ini ?
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxi
20. Bagaimana kegiatan inventarisasi/registrasi dilaksanakan pada tahap Kemitraan usaha ? jelaskan mengenai sasaran, waktu, waktu, mated, alat, pelaksana, pelaksanaan dan pelaporan ? 21. Bagaimana kegiatan pendataan dan identifikasi dilaksanakan pada tahap Kemitraan usaha ? jelaskan mengenai sasaran, tempat, alat, pelaksana dan pelaksanaan ? 22. Bagaimana kegiatan seleksi dilaksanakan pada tahap Kemitraan usaha ? jelaskan mengenai sasaran, tempat, alat, pelaksana dan pelaksanaan ? 23. Bagaimana kegiatan bimbingan organisasi kemitraan usaha dilaksanakan pada tahap Kemitraan usaha ? jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated, metode alat, pelaksana dan pelaksanaan ? 24. Bagaimana kegiatan pelaksanaan kemitraan usaha dilaksanakan pada tahap Kemitraan usaha ? jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated, metode alat, pelaksana dan pelaksanaan ? 25. Bagaimana kegiatan perluasan jaringan kemitraan usaha dilaksanakan pada tahap Kemitraan usaha ? (tanyakan mengenai sasaran, tempat, dan pelaksanaan ? 26. Bagaimana anda melihat keberhasilan pelaksanaan pada tahap kemitraan usaha ini ?
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxii
LAMPIRAN 6
PEDOMAN OBSERVASI EVALUASI PROGRAM / KEGIATANPENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL PROPINSI JAWA BARAT MODEL B :
IDENTIFIKASI PROGRAM
IDENTITAS RESPONDEN a. b. c. d.
Nama Umur Pendidikan Status
: : : :
1. Adakah Program-program/ kegiatan yang diarahkan diperuntukkan bagi peningkatan kapasitas dan kualitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya (CD) yang pemah atau masih berlangsung ?, seperti : P2KP, UPGK, Posyandu, UP2K, dll a. Kalau ada, amati/ analisa : - Sifatnya, swadaya,swadana atau pemerintah ? - Inisiatif kegiatan berasal dad siapa/ pihak mana ? - Apa kegiatannya, uraikan ? - Bagaiman tahapan/ prosedur pelaksanaan kegiatan ? - Adakah pra-syarat yang harus dipenuhi oleh masyarakat agar dapat terlibat dalam program/ kegiatan tsersebut ? sebutkan ! - Unsur-unsur apa saja yang teriibat dalam program/ kegiatan tersebut ? (Lembaga, Instansi, LSM) - Adakah Kriteria khusus bagi unsur-unsur yang terlibat ? Catat hasilnya ;
b. Kalau Program/ kegiatan tersebut bersifat swadaya/ swadana ; - Apa ciri khusus komunitas tersebut ? - Apa modal-modal sosial yang dimiliki! melekat dalam komunitas tersebut ? Sebutkan ! - Siapa penggerak/ motivator nya ? Cari tokohnya ! - Termasuk ke dalam Type/ Jenis apa, kelembagaan yang terbentuk atau yang dikembangkan dalam program/ kegiatan tersebut ? - Bagaimana aturan main modal sosial yang terlibat ? (Nilai, Norma, Aturan ) - Aspek-aspek / prinsip-prinsip CD apayang dominan (fokus pengembangan ) dalam program tersebut ? - Apa keuntunganf manfaat yang dapat diperoleh dad program/ kegiatan tersebut ? Catat Hasilnya ; 2. Bagaimana proses pengorganisasian masyarakat dalam mengikuti program tersebut ? a. Metote yang digunakan, mis ; Top down, PRA dll ? b. Pendekatan apa yang digunakan ? c. Type partisipasi mana yang diterapkan ? Catat hasilnya ;
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxiii
3. Bagaimana keberfihakkan Program/ kegiatan tersebut terhadap kepentingan dan kebutuhan komunitas/ masyarakat ? Catat hasilnya ;
4. Bagaimana penerapan asasl prinsip CD dalam program/ kegiatan tersebut ? Catat hasilnya ;
5. Aspek/ prinsip CD mana yang menjadi sasaran/ yang ingin dikembangkan ? (terkait den an tujuan) Catat hasilnya ;
6. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam program/ kegiatan tersebut ? Catat Hasilnya ; 12. Melihat dan mengamati secara langsung bagaimana kerjasama yang terjalin diantara peserta program/ kegiatan dalam melaksanakan usahanya. Catat hasilnya ;
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxiv
LAMPIRAN 7
PEDOMAN WAWANCARA EVALUASI PROGRAM J KEGIATANPENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL PROPINSI JAWA BARAT MODEL C
: PERSIAPAN PROGRAM
IDENTITAS RESPONDEN a. b. c. d.
Nama Umur Pendidikan : Status
: : :
1. Bagaimana kegiatan orientasi dan observasi dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, materi, alat yang digunakan, jumlah pelaksana, pelaksanaan dan laporan. Hasil yang diperoleh : …
2. Bagaimana kegiatan registrasi dan identifikasi dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated, alat yang digunakan, pelaksana, pelaksanaan dan laporan. Hasil yang diperoleh : …
3. Bagaimana kegiatan sosialisasi kegiatan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, matode, alat yang digunakan, metode, pelaksana, petaksanaan dan laporan Hasil yang diperoleh : …
4. Bagaimana kegiatan bimbingan motivasi dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated, alat yang digunakan, pelaksana, pelaksanaan dan laporan. Hasil yang diperoleh : …
5. Bagaimana anda melihat keberhasilan pelaksanaan tahap persiapan ? Hasil yang diperoleh : …
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxv
6. Bagaimana kegiatan seleksi dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated yang dilihat, alat yang digunakan, pelaksana, pelaksanaan dan laporan. Hasil yang diperoleh : …
7. Bagaimana kegiatan pelatihan petugas pendamping dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, waktu, tempat, mated pelatihan pendamping, alat yang digunakan, pelaksana, metoda, dan pelaporan. Hasil yang diperoleh : …
8. Bagaimana kegiatan diskusi pemilihan jenis usaha dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated yang diberikan, metoda, alat yang digunakan, pelaksana, pelaksanaan dan laporan. Hasil yang diperoleh : …
9. Bagaimana kegiatan latihan keterampilan berusaha dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated yang diberikan, metoda, alat yang digunakan, pelaksana, pelaksanaan dan laporan. Hasil yang diperoleh : …
10. Bagaimana kegiatan bantuan stimulan permakanan dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, jenis bantuan, metode, alat yang digunakan, pelaksana dan pelaksanaan. Hasil yang diperoleh : …
11. Bagaimana kegiatan pemberian bantuan modal UEP dilaksanakan ? Jelaskan. mengenai sasaran, tempat, metode, pelaksana dan pelaksanaan Hasil yang diperoleh : …
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxvi
12. Bagaimana kegiatan bimbingan pelaksanaan UEP dan bimbingan kelompok dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated, alat metoda, pelaksana dan pelaksanaan Hasil yang diperoleh : …
13. Bagaimana kegiatan Pembinaan pendidikan; kesehatan, perumahan dan lingkungan dilaksanakan ? Jelaskan mengenai sasaran, tempat, mated, alat metoda, pelaksana dan pelaksanaan Hasil yang diperoleh : …
14. Bagaimana anda melihat keberhasilan pelaksanaan pada tahap pelaksanaan ini ? Hasil yang diperoleh : …
15. Bagaimana kegiatan seleksi dilaksanakan pada tahap pengembangan usaha ? jelaskan mengenai sasaran, waktu, waktu, mated, alat, pelaksana, pelaksanaan dan pelaporan ? Hasil yang diperoleh : …
16. Bagaimana kegiatan bimbingan pengembagan usaha kelompok dilaksanakan ? jelaskan mengenai sasaran, waktu, waktu, mated, alat, pelaksana, pelaksanaan dan pelaporan. Hasil yang diperoleh : …
17. Melihat dan mengamati apakah peserta program/ kegiatan, setelah mengikuti program/ kegiatan dalam kelompok mengerti dan mampu melaksanakan dan mengembangkan kemampuan dalam aspek : a. Peningkatan dan pengembangan usaha produksi b. Adaptasi dan manajemen kelompok c. Pemanfaatan dan pengembangan modal social d. Memanfaatkan teknologi (produksi) e. Mengembangkan jejaring sosial 18. Melihat, apakah ada berkas proposal dan surat perjanjian dalam pelaksanaan kemitraan usaha. Hasil yang diperoleh : …
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxvii
19. Melihat, apakah ada berkas proposal dan surat perjanjian dalam perluasan jaringan kemitraan usaha. Hasil yang diperoleh : …
20. Melihat sampai sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam program/ kegiatan mempengaruhi keberhasilan program/ kegiatan yang ada. Hasil yang diperoleh : …
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxviii
LAMPIRAN 8
PEDOMAN WAWANCARA EVALUASI PROGRAM / KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL PROPINSI JAWA BARAT IDENTIFIKASI II. IDENTITAS RESPONDEN 1. 2. 3. 4.
Nama Umur Pendidikan Status
: : : :
III. KARAKTERISTIK DAN LATAR BELAKANG USAHA 1. Sejak Kapan menggeluti/ terlibat dalam aktivitas produksi rajutan ? 2. Apa alas an ketertariskan pada sector usaha rajutan ? 3. Apa saja jenis produk yang dihasilkan ? 4. berapa jumlah pekerja yang dimiliki ? 5. Berapa sstem penggajiannya ? 6. Bagaimana system penggajiannya ? 7. Bagaimana status kepemilikan tempat usaha yang digunakan ? 8. Bagaimana perkembangan modal usaha dari awal sampai dengan sekarang ? 9. Fasilias apa saja yang dimiliki ? IV. KERAGAAN USAHA PENGRAJIN RAJUTAN DALAM PETA SOSIAL KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG 1. Lokasi a. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap lokasi usaha yang dikembangkan dsehubungan dengan aksesibiliatas lokasi terhadap jarak dan waktu serta? apakah cukup menunjang kelancaran usaha? Mengapa ? b. Mengingat banyaknya pusat perbelanjaan di sekitar lokasi ini, apakah PR dapat memanfaatkan kondisi ini untuk mengembangkan usaha? c. Sejauhmana pengaruh keberadaan pusat perbelanjaan tersebut terhadap perkembangan UPR ? d. Apakah pernah dilakukan upaya-upaya untuk menembus pasaran ke pusatpusat perbelanjaan tersebut ? Mengapa ? 2. Kependudukan a. Siapa saja yang menjadi pekerja di perusahaan saudara ? Apa hubungan anda dengan pekerja? b. Bagaimana tingkat pendidikan yang diperlukan untuk dapat bekerja diperusaan saudara? c. Berapa usia minimal dan maksimal yang diperlukan untuk dapat bekerja di perusahaan ? d. Bagaimana perbandingan jumlah pekerja dilihat dari jenis kelamin ? e. Selain bagai para pencari kerja, apakah usaha ini memberi peluang bagi penduduk di sekitarnya untuk memperoleh tambahan penghasilan keluarga? Bagaimana caranya ? 3. Struktur Komunitas a. Bagaimana peranan kepemimpinan formal/informal terhadap perkembangan UPR ? b. Dengan banyaknya jumlah pengrajin, bagaimana hubungan social diantara sesama pengrajin ? c. Bagaimana hubungan sosial diantara Pengrajin dengan masyarakat disekitarnya ?
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xxxix
d. Bagaimana pengaruh kepemimpinan formal/ informal terhadap hubungan sosial diantara UPR maupun dengan anggota masyarakat lainnya ? e. Tokoh kepemimpinan formal dan informal yang bagaiman yang disegani dan dipatuhi oleh para pengrajin ? f. Pada saat para peangrajin menghadapi masalah pengembangan dalam usaha, apakah sering meminta pendapat kepada pemimpin formal/ informal yang ada di kelurahan ini? Kalau ya bagaimana, kalau tidak mengapa ? 4. Lembaga Kemasyarakat a. Apakah untuk mengembangkan usaha kerajinan akan lebih baik menggunakan sistem kekerabatan ? Mengapa? b. Adakah potensi adat istiadat, tatacara, atau kebiasaan masyarakat yang bisa dikembangkan untuk pengembangan usaha rajutan ? c. Apakah ada organisasi kemasyarakatn yang dapat dilibatkan dalam upa ya pengembangan UPR ? Kalau ada sebutkan ? d. Bagaimana hubungan sosial antara UPR dengan berbagai organisasi atau kelompok-kelompok masyarakat yang ada ? e. Bagaimana tanggapan organisasi atau kelembagaan masyarakat maupun penduduk disekitarnya terhadap keberadaan UPR ? f. Apakah ada pertemuan rutin diantara sesama UPR baik berupa pengajian atau kegiatan arisan ? Misalnya ? apa tujuannya? g. Bagaimana peran PR yang sukses (maju) dalam membantu sesama PR dari kegagalan usahanya ? h. Sejauh ini apakah pernah terjadi konflik baik antara sesama PR maupun dengan masyarakat disekitarnya? 5. Latar Belakang Usaha 5.1. Gambaran Umum terbentuknya a. b. c. d. e.
5.2.
Tahun berapa usaha ini dimulai ? Bagaimana perkembangan usahanya ? Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengembangkan usaha ? Sejarah singkat koperasi Tahun berapa koperasi dibentuk - Siapa yang mempunyai ide membentuk koperasi ? - Siapa yang menentukan susunan pengurusnya ? - Apa pertimbangan dibentuknya koperasi ? - Bagaimana perkembangan usaha koperasi ? - Bergerak dalam kegiatan apa saja koperasi tersebut ?
Potensi Konflik a. Adakah potensi konflik yang paling kuat diantara UPR ? b. Pernahkah tejadi konflik yang cukup menonjol diantara UPR ? Kalau pernah kapan dan bagaimana kejadiannya ? c. Bagaimana pandangan masyarakat/ PR terhadap masalah tersebut ? d. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ? e. Bagaimana keterlibatan lembaga/ pemerintah/ komunitas dalam konflik tersebut ? f. Apa isu-isu yang muncul dengan adanya kasus tersebut ?
5.3. a. b. c. d.
Upaya-upaya pengelolaan kasus konflik Bagaimana upaya perundingan antara pihak-pihak yang berkonflik ? Adakah keterlibatan pihak ketiga dalam menyelesaikan konflik? Bagaiman hasil yang diperoleh ? Maslah-masalah apa yang belum terselesaikan sampai saat ini ?
V. KERAGAAN KEMITRAAN ASPEK SOSIAL USAHA UPR 1. Kepercayaan antar pengusaha a. Apakah pernah melakukan kerjasama usaha dengan pihak lain ?
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xl
b. Apakah anda sudah lama mengenal pengelola program kemitraan ? c. Kalau sudah lama, seberapa dekat hubungan tersebut ? d. Apakah kedekatan hubungan berpengaruh pada proses pemberian bantuan ? Mengapa ? e. Berapa kali anda sudah mendapat bantuan ? f. Pada saat mengajukan pinjaman selanjutnya, apakah anda tidak mendapat kesulitan ? Mengapa ? g. Bagaimana upaya yang anda lakukan agar memelihara kepercayaan yang sudah diberikan dengan pengelola program ? h. Menurut anda, sejauh ini apakah dana yang dikelola oleh pengelola program telah sesuai dengan sasaran program ? 2. Kerjasama antar pengusaha a. Menurut anda kira-kira siapa saja atau lembaga apa saja yang bisa dihubungi untuk menjadi mitra usaha ? b. Bagaimana anda memperoleh bahan baku produksi ? c. Apakah ada pengusaha lain yang memasok bahan baku ? d. Pada saat anda mengalami kesulitan memperoleh bahan baku atau memasarkan produk a, apakah biasa saling membantu dengan PR lainya ? e. Apakah pengelola program ikut membantu mengatasi masalah yang dihadapi? Bagaimana ? f.
Pada saat memperoleh order yang besar, apakah anda melakukan kerjasama dengan PR lain? Bagaimana bentuk kerjasama tersebut ?
g. Pada saat memesan bahan baku atau mengirim produk, apakah biaya untuk transportasi biasa anda galang dengan PR lainnya ? h. Bagaimana anda memperluas jaringan pemasaran ? i.
Bagaimana anda memperoleh informasi tentang hal tersebut ?
j.
Bagaimana kelanjutan dari jaringan yang telah dibentuk ?
k.
Apakah adan aturan-aturan tertentu dalam komunitas anda yang harus diperhatikan pada saat membentuk jaringan usaha dengan pihak luar ? Kalau ada, bagaimana bentuknya ?
l.
Apakah aturan-aturan tersebut dianggap memberatkan ? Mengapa ?
3. Pengetahuan dan Keterampilan a. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh pengelola program ? berapa kali ? b. Selain dari pihak pengelola program, apakah pernah diadakan pelatihanpelatihan dari instansi pemerintah? Bagaimana bentuk pelatihannya ? c. Selain pelatihan, apakah ada kegiatan pemagangan? Bagaimana dan dimana pelaksanaannya ? d. Bagaimana hasil pelatihan dan pemagangan tersebut dapat diterapkan pada usaha anda ? e. Apakah anda merasakan m,anfaatnya ? Mengapa ? f. Darimana materi yang diberikan dalam pelatihan sesuai dengan kebutuhan anda ? Mengapa ? g. Dari mana anda memperoleh informasi tentang pelatihan tersebut ? h. Siapa yang mendorong untuk mengikuti pelatihan tersebut ? i. Selain pelatihan teknis, apakah diberikan pula pelatiahan tentang administrasi usha ? bagaimana penerapannya dalam usaha anda ? j. Apakah anda mengetahui tentang akses peminjaman kredit modal ke lembaga keuangan lainnya ? Kalau ya, darimana informasinya anda peroleh ? k. Apakah anda pernah menggunakan peluang tersebut ? mengapa ? l. Bagaimana pemanfaatan dari pinjaman tersebut ?
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xli
LAMPIRAN 9
PEDOMAN WAWANCARA KAJIAN PEMBERDAYAAN PENGRAJIN RAJUTAN MELALUI PENGUATAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT BAGI PENGEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BINONG KECAMATAN BATUNUNGGAL – KOTA BANDUNG JAWA BARAT Tanggal wawancara Pewawancara Data yang diharapkan Sasaran
: ………………………… : ………………………… : Kapasitas dan peran Pendampingan : Fasilitator Kelurahan
IDENTITAS RESPONDEN 2. Nama : 3. Umur : 4. Pendidikan : 5. Status : PERTANYAAN: 1. Bagaimana proses rekruitment anda menjadi seorang pendamping ? 2. Bagaimana hasil yang anda peroleh secara keseluruhan mengenai materi pelatihan pendamping yang anda terima? Apakah ada nilainya ? 3. Apakah anda memahami tentang tugas, peran dan fungsi anda ? 4. Keterampilan praktis apa saja yang anda miliki ? 5. Bagaimana anda memberikan bimbingan kepada anggota kelompok dalam mengelola bantuan stimulan permodalan yang diterimanya ? 6. Bagaimana anda melaksanakan tugas, fungsi dan peran dalam bimbingan pelaksanaan UEP dan bimbingan kelompok , dalam proses produksi dan pemasaran, penggunaan hasil usaha dan pengelolaan hasil usaha ? 7. Bagaimana anda melaksanakan tugas, peran dan fungsi pendamping dalam kegiatan pembinaan pendidikan, kesehatan, perumahan dan lingkungan ? 8. Bagaimana anda melihat keberhasilan pada tahap pelaksanaan ini ? 9. Bagaimana anda mengevaluasi tahap pelaksanaan ini ? 10. Bagaimana anda melaksanakan tugas, peran dan fungsi anda dalam kegiatan seleksi pada tahap pengembangan usaha ? 11. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan bimbingan pengembangan usaha dilaksanakan ? 12. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan bantuan pengembangan usaha? 13. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan pendampingan petugas pelaksana lapangan ? 14. Bagaimana anda melihat keberhasilan pelaksanaan pada tahap pengembangan usaha ini ? 15. Bagaimana anda mengevaluasi tahap persiapan ini ? 16. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan pendataan dan identifikasi pada tahap kemitran usaha? 17. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan seleksi pada tahap kemitraan usaha? 18. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan bimbingan organisasi manajemen kemitraan usaha pada tahap kemitraan usaha? 19. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan pelaksanaan kemitraan usaha pada tahap kemitran usaha? 20. Bagaimana tugas, peran dan fungsi anda selama kegiatan perluasan jaringan kemitraan usaha?
Kajian Pengembangan Masyarakat-– Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB
xlii