PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Kecamatan Untuk mewujudkan dinamika dan sinkronisasi antara kegiatan Kecamatan Bandung Kulon dengan kebutuhan dan kondisi faktual yang ada dalam organisasi, maka pengenalan lingkungan strategis sangat penting untuk diperhatikan dalam konteks analisis lingkungan strategis ini. Untuk itu Kecamatan Bandung Kulon berupaya mengenali lebih dalam faktorfaktor internal dan eksternal yang diprediksi dapat mempengaruhi terhadap kinerja pencapaian visi dan misi Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung. Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung yang berkaitan dengan Tugas Umum Pemerintahan dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan Kecamatan Bandung Kulon, yaitu permasalahan pada tataran kebijakan, Program Kegiatan dan teknis operasional. Pada tataran kebijakan Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon dapat didentifikasi
permasalahan
utama
pelayanan
Pemerintah
Kecamatan
Bandung Kulon sebagai berikut : 1. Belum Optimalnya kualitas pelayanan publik pada Kecamatan, nilai IKM Kecamatan Tahun 2013 = 73,94%; 2. Belum optimlanya Akuntabilitas Kinerja Kecamatan dintandai dengan nilai AKIP Kecamatan Tahun 2012 sebesar = 41,48; 3. Opini BPK WDP (Wajar Dengan Pengecualian) atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kota
Bandung
dimana
Kecamatan
Bandung
Kulon
merupakan salah satu SKPD di dalamnya. Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada Bagian / Unit Kerja
di
lingkungan
Pemerintah
Kecamatan
Bandung
Kulon
dapat
diidentifikasi permasalahan pelayanan Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon, sebagai berikut: 1. Kelurahan yang telah melaksanakan tertib adminsitrasi Kelurahan sebesar 90%; 2. Belum Optimalnya Tingkat Partisipasi lembaga kemasyarakatan tingkat Kecamatan; 3. Belum optimalnya Perencanaan Strategis tingkat SKPD;
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 25
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON 4. Belum optimalnya penerapan SMM ISO 9001:2008; 5. Tingkat koordinasi aparatur kewilayahan masih rendah; 6. Rendahnya kapasitas aparatur kewilayahan; 7. Tingkat koordinasi antar dengan lembaga kemasyarakatan dalam penanganan kebencanaan masih rendah; 8. Masing
kurangnya
pemahaman
aparatur
terhadap
PBJ
(metode
swakelola). Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari pelayanan Kecamatan Bandung Kulon, sebagai berikut 1. Kurangnya SDM Kecamatan dan Kelurahan; 2. Masih belum optimalnya pelaporan Kecamatan dan Kelurahan Program dan kegiatan kepada Pemerintah Kota Bandung; 3. Belum
dioptimalkannya
pemanfaatan
teknologi
informasi
dalam
membantu kelancaran pelaksana tugas dan pelayanan Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Bandung Kulon sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang kewenangannya dilimpahkan sebagian oleh Walikota adalah factor internal dan eksternal Kecamatan
Bandung
Kulon,
masalah
internal
yang
mempengaruhi
Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung antara lain : 1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja; 2. Masih
lemahnya
pemahaman
Tupoksi
para
aparat
pemerintah
mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi; 3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja; 4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem yang terpadu, efektif dan efesien. Sedangkan
masalah
eksternal
yang
mempengaruhi
kinerja
Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung adalah : 1. Adanya multi interpretasi terhadap pelimpahan kewenangan kepada Camat dan Lurah yang dapat menimbulkan kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan; 2. Belum adanya koordinasi yang baik dengan satuan kerja perangkat daerah lain di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 26
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Berdasarkan data dan informasi tersebut di atas secara umum isu-isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung dalam kurun waktu 2013-2018, adalah sebagai berikut : 1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik) Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan
berjalannya
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan di tingkat Kecamatan sebagaimana sasaran yang telah dicanangkan adalah peningkatan pelayanan public, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih dari KKN. 2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah Tuntutan warga kota terhadap kebutuhan pelayanan prima (services
excelent)
mempunyai
perlu
kompetensi
diimbangi yang
baik
dengan dalam
citra bidang
birokrasi
yang
profesionalisme
aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai ‘pelayan masyarakat’. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan
dan
kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 27
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pendayagunaan aparatur pemerintah Kecamatan Bandung Kulon dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang
pada
hakekatnya
merupakan
upaya
pembinaan,
penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah kota, melalui kerjasama secara terkoordinasi
guna
mengambil
langkah
pembaharuan
sektor
penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance. 3. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik Perwujudan
penyelenggaraan
pemerintah
yang
baik
(good
governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsure
pemerintahan
Kecamatan
dan
kelurahan,
sedangkan
penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Faktor kunci keberhasilan Penataan kelembagaan ini terletak pada
pemberdayaan
aparatur
kecamatan
dan
kelurahan,
SKPD
dilingkungan Pemerintah Kota Bandung dan masyarakat umum sebagai stakeholder,
LPM,
PKK,
Karang
Taruna,
dan
lain-lain
Lembaga
Kemasyarakatan tingkat Kecamatan sebagai sebagai shareholder. Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan publik perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan system dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi.
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 28
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON 4. Pengelolaan Keuangan dan Barang Keuangan dan Barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan pemerintah Kecamatan, oleh karena itu manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget). Sistem manajemen keuangan daerah (financial management system)
merupakan
bagian
penting
dalam
rangka
mendukung
terciptanya good governance di Kecamatan. Bagian-bagian lain yang sama
pentingnya
adalah
menata
perencaaan
penganggaran
dan
Pengeluaran, pemahaman akuntansi serta sistem pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal. Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolasan anggaran dilakukan dengan
mendasarkan
konsep
value for
money
sehingga
tercipta
akuntabilitas publik (public accountability). Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu : perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian (termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan aset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui legislatif. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : (1)
Terwujudnya
tertib
administrasi
mengenai
kekayaan
daerah,
menyangkut barang inventarisasi tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan sistem pelaporan; (2) Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; (3) Pengamanan barang daerah; (4) Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 29
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON 3.2
Telaahan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Sesuai
dengan
Visi dan
Misi
Kota Bandung
yang
tercantum
dalam Revisi RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, yaitu : “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA” Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut : Bandung adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak Tahun 1811 hingga sekarang. Unggul adalah menjadi yang terbaik dan terdepan serta contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyaman dan kesejahteraan warga Kota Bandung. Nyaman
adalah
terciptanya
suatu
kondisidi
mana
kualitas
lingkungan terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya. Sejahtera yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis
pada
ketahanan
keluarga
dan
Iingkungan
sebagai
dasar
pengokohan sosial masyarakat. Masyarakat sejahtera tentunya tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materisaja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah.Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah sebuah manifestasi akan sebuah
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 30
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk
mencapai
kualitas
kehidupan
yang
semakin
baik,
hingga
menjaditeladan bagi kota lainnya. Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari Misi Tahap III dalam RPJPD Kota Bandung 2005 – 2025 dan integrasi dari sasaran yang akan dicapai pada Misi Tahap III tersebut. Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan misi ini adalah : Manusia yang berdaya saing, ekonomi kokoh, tata kelola pemerintah yang baik, infrastruktur berkelanjutan, serta kokohnya
interaksi
sosial,
budaya
dan
kemasyarakatan
Kota
Bandung. Kelima hal ini merupakan bidang garapan besar yang akan menjadi sebuah panduan dalam bagaimana memandang pembangunan di Kota Bandung. Adapun Misi tersebut terdiri dari: 1. Menata
Kota
Bandung
melalui
penataan
ruang,
pembangunan
infrastruktur, dan fasilitas publik yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman. 2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani. 3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. 4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Hal penting yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung 2013-2018 adalah janji-janji politik selama masa kampanye dari Walikota dan Wakil Walikota
terpilih
yang
akan
dilaksanakan
pemerintahan daerah, yaitu sebagai berikut :
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 31
dalam
penyelenggaraan
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Tabel 3.2a Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih No. Aspek Indikator 1 BANDUNG SEHAT 1. Asuransi Kesehatan 2. Ambulance gratis 3. Santunan Kematian Rp. 2 juta/jiwa 4. Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam 2 BANDUNG RESIK 1. Bebas Sampah dalam 2 Tahun 2. Bebas Banjir dalam 3 Tahun 3. Jalan Mulus dan Caang dalam 3 Tahun 4. Bebas Macet dalam 4 Tahun 3 BANDUNG NYAMAN 1. Sarana olahraga/taman bermain di setiap RW 2. Penyediaan sarana air bersih 3. Perbaikan 10.000 rumah tidak layak huni 4. Bantuan 100 juta/RW/tahun 5. Bantuan 100 juta PKK/kelurahan/tahun 6. Bantuan 100 juta/karang taruna kelurahan/tahun 4 BANDUNG 1. Menciptakan 100.000 wirausahawan SEJAHTERA 2. Menciptakan 250.000 lapangan pekerjaan baru 3. Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMU dan mahasiswa per tahun 4. Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru madrasah, dan tempat ibadah 5. Subsidi Harga sembako dan gas 3 kg Sumber : Bappeda Kota Bandung 2013
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 32
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Tabel 3.2b Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih
Bandung Resik Bebas Sampah : 2 thn Bebas Banjir : 3 thn Jalan Mulus & Caang : 3 thn Bebas Macet : 4 thn
2014
2015
2018
2017
2016
Bandung Sehat
Asuransi Kesehatan Ambulance gratis
Santunan Kematian Rp. 2 juta/jiwa Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam
Bantuan 100 juta/RW/tahun Bantuan 100 juta PKK/kelurahan/tahun Bantuan 100 juta/karang taruna kelurahan/tahun
Bandung Nyaman
Sarana olahraga/taman bermain di setiap RW Penyediaan sarana air bersih Perbaikan 10.000 rumah tidak layak huni
Bandung Sejahtera
Menciptakan 100.000 wirausahawan Menciptakan 250.000 lapangan pekerjaan baru
Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMU dan mahasiswa per tahun Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru madrasah, dan tempat ibadah Subsidi Harga sembako dan gas 3 kg
Sumber : Bappeda Kota Bandung 2013
Hal Bandung
tersebut Kulon
menjadi
bersama
tanggung
jawab
Pemerintah
stakeholder
untuk
turut
Kecamatan
mewujudkannya,
berdasarkan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon untuk mengawal janji-janji politik Walikota Bandung dan Wakil Walikota
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 33
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Bandung terpilih, secara terkoordinasi bersama dengan Stakeholder di lingkungan Kecamatan Bandung Kulon dan Kota Bandung pada umumnya. Demikian pula adanya Instruksi Walikota Bandung Nomor 002 Tahun
2013 tanggal 20 September 2013 tentang Rencana Aksi Menuju
Bandung Juara telah mencanangkan 24 Kelompok Kerja meliputi 335 (tiga ratus tiga puluh lima) Program / Kegiatan untuk mewujudkan Bandung Juara atau unggul di bandingkan dengan Pemerintah Kota / Kabupaten lainnya di Indonesia, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon, adapun rincian Rencana Aksi Menuju Bandung Juara yang digagas oleh Walikota Bandung secara lengkap sebagaimana terlampir, adapun rekapitulasi jumlah kegiatan rencana aksi Bandung Juara adalah sebagai berikut : Tabel 3.2c Rencana Aksi Menuju Bandung Juara No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
KELOMPOK KERJA KELOMPOK KERJA KEMACETAN BANDUNG KELOMPOK KERJA PEDAGANG KAKI LIMA KELOMPOK KERJA SAMPAH BANDUNG KELOMPOK KERJA BANDUNG HIJAU KELOMPOK KERJA BANDUNG AMAN (MASALAH SOSIAL) KELOMPOK KERJA BANJIR BANDUNG KELOMPOK KERJA KOTA KREATIF BANDUNG KELOMPOK KERJA BANDUNG KOTA BUDAYA KELOMPOK KERJA BANDUNG SMART CITY KELOMPOK KERJA KOLABORASI BANDUNG KELOMPOK KERJA KAMPUNG JUARA KELOMPOK KERJA REVITALISASI BANDUNG KELOMPOK KERJA REFORMASI PENDIDIKAN KELOMPOK KERJA PARIWISATA BANDUNG KELOMPOK KERJA REFORMASI PASAR BANDUNG KELOMPOK KERJA TAMAN TEMATIK KELOMPOK KERJA BANDUNG KOTA MUSIK/FILM KELOMPOK KERJA BANDUNG KOTA DESAIN KELOMPOK KERJA INDEX KEBAHAGIAAN (INDEX OF HAPINNES) BANDUNG KELOMPOK KERJA PUBLIC RELATION BANDUNG KELOMPOK KERJA REFORMASI DEKRANASDA BANDUNG KELOMPOK KERJA REFORMASI PKK BANDUNG KELOMPOK KERJA KESEHATAN KELOMPOK KERJA BANDUNG TO WTP Jumlah
Sumber : Bagian Orpad Setda Kota Bandung 2013
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 34
JUMLAH KEGIATAN / RENCANA AKSI 24 11 18 30 11 7 16 15 13 22 21 15 14 14 6 21 12 15 7 5 8 9 6 15 335
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Berdasarkan telaahan visi, misi walikota terpilih diatas dapat dapat dikemukakan
beberapa
faktor
pendukung
yang
berpengaruh
pada
keberhasilan Kecamatan Bandung Kulon dalam mencapai Visi, Misi tersebut diantaranya : 1. Adanya
Perda
No
14
Tahun
2007
tentang
Struktur
Organisasi
Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandung; 2. Adanya Perwal No 870 Tahun 2011 tentang pelimpahan sebagian kewenangan Walikota kepada Camat; 3. Keputusan
Walikota
Bandung
Nomor
250
Tahun
2008
tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan. Keputusan Walikota ini memberikan kejelasan mengenai kedudukan , tugas pokok, fungsi, dan wewenang yang menjadi tanggung jawab seluruh komponen / aparat Kecamatan Bandung Kulon; 4. Ketersediaan Kendaraan Dinas Operasional yang memadai di Kecamatan Bandung Kulon beserta Kelurahan; 5. Wilayah kerja dan lokasi kantor Kecamatan Bandung Kulon cukup strategis, terletak di pusat Kota Bandung dan berada di kawasan perdagangan dan jasa. Disamping beberapa
kekuatan
kelemahan
untuk
yang
disampaikan
pencapaian
Visi,
diatas Misi
terdapat
Walikota
pula
terpilih
diantaranya adalah : 1. Terbatasnya
sumber
daya
aparatur
pemerintah
Kecamatan
dan
Kelurahan baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas : a. Masih adanya kekosongan jabatan eselon IV b di Kelurahan sebanyak 3 jabatan kepala seksi; b. Jumlah PNS di Kecamatan dan Kelurahan sangat terbatas dimana para kepala seksi tidak mempunyai staf pelaksana dalam membantu pelaksanaan tugasnya; c. Tidak adanya PNS dengan kualifikasi pendidikan teknis di Kecamatan dan Kelurahan sehingga ketika ada pekerjaan yang berhubungan dengan teknis masih harus meminta bantuan ke Dinas Teknis terkait. 2. Keterbatasan sarana dan prasarana bangunan gedung kantor terutama di Kelurahan, adanya Kelurahan yang membutuhkan rehabilitasi gedung Kantor; 3. Keterbatasan anggaran yang dikelola oleh Kecamatan;
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 35
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON 4. Kewenangan Kecamatan masih pada taraf Koordinasi dan Fasilitasi sehingga berdampak pada terbatasnya Program dan Kegiatan yang bisa digunakan oleh Kecamatan terutama di bidang Teknis di lapangan; 5. Sebagai SKPD yang mempunyai Tupoksi yang sama seharusnya ada keseragaman setiap Kecamatan dalam menentukan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran di dalam perumusan Renstra Kecamatan. 3.3
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota 3.3.1 Kementrian Dalam Negeri, Propinsi, Kota Bandung Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 bahwa Visi Kementerian Dalam Negeri Tahun 20102014
adalah
”Terwujudnya
sistem
Pemerintahan
yang
Desentralistik,
berkelanjutan,
serta
keberdayaan
dengan didukung
politik
yang
pembangunan masyarakat
demokratis, daerah
yang
yang
partisipatif,
sumber daya aparatur yang profesional dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Sedangkan Misi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 yaitu
Menetapkan
Kebijaksanaan
Nasional
dan
Memfasilitasi
Penyelenggaraan Pemerintahan dalam upaya :
a.
Memperkuat Keutuhan NKRI, serta memantapkan sistem politik dalam negeri yang demokratis;
b.
Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum;
c.
Memantapkan
efektivitas
dan
efisiensi
penyelenggaraan
pemerintahan yang desentralistik;
d.
Mengembangkan
keserasian
hubungan
pusat-daerah,
antar
daerah dan antar kawasan, serta kemandirian daerah dalam pengelolaan pembangunan secara berkelanjutan; Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya; serta
e.
Mewujudkan
tata
pemerintahan
berwibawa.
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 36
yang
baik,
bersih,
dan
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON 3.3.2 SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. 3.4
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi kajian fungsi, kedudukan, kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang. RTRW berfungsi sebagai : a.
Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota;
b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota. Kedudukan RTRW yaitu sebagai pedoman bagi : a.
Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya; b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota; c.
Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;
d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; e.
Penataan ruang kawasan strategis kota. Kebijakan
dan
strategi
perencanaan
tata
ruang
sebagaimana
dimaksud, terdiri atas: a.
Kebijakan dan strategi struktur ruang;
c.
Kebijakan dan strategi pola ruang; dan
d.
Kebijakan dan strategi kawasan strategis kota. Kebijakan struktur ruang kota, terdiri atas :
a.
Perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 37
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional; b.
Pengembangan
dan
peningkatan
kualitas
pelayanan
sarana
dan
prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali; c.
Peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional. Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif
dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional meliputi: a.
Mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur
b.
Membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh 1 (satu) SPK;
c.
Mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;
d.
Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala pelayanannya; dan
e.
Menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan fungsi dan kapasitas jaringan jalan. Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan
sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali meliputi: a.
Membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;
b.
Mengawasi fungsi dan hirarki jalan;
c.
Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran
jalan,
manajemen
dan
rekayasa
lalu
lintas
serta
menghilangkan gangguan sisi jalan; d.
Memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang terpadu;
e.
Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusatpusat kegiatan;
f.
Mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di batas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 38
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Pemerintah Daerah yang berbatasan; g.
Mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota. Kebijakan pola ruang kota terdiri atas:
a.
Perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung;
b.
Optimalisasi pembangunan wilayah terbangun. Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung
meliputi: a.
Menjaga
keseimbangan
proporsi
kawasan
lindung
khususnya
di
Kawasan Bandung Utara; b.
Mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota;
c.
Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;
d.
Mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api;
e.
Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi izin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang terbuka hijau;
f.
Melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk, dan wujud arsitektural;
g.
Meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana. Penyusunan
rencana
pembangunan
harus
disesuaikan
dengan
perencanan tata ruang sebagai wadah dimana perencanan tersebut akan diimplementasikan, sehingga lokasi dimana kegiatan akan dijalankan dapat diarahkan.
Dalam
kebijakan
Kebijakan
struktur
ruang
kota
untuk
mewujudkan pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan, perencanaan yang berkaitan dengan pengembangan Bandung sebagai kota jasa menjadi perhatian penting.
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 39
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON Hal ini sejalan dengan perencanaan di tingkat Provinsi Jawa Barat berdasarkan
Kesepakatan
Bersama
antara
Gubernur
dengan
Bupati/Walikota di Provinsi Jawa Barat Nomor : 912/05/Bapp/2010, bahwa dalam Pendekatan Tematik Kewilayahan Kota Bandung bersama Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya termasuk dalam kota dengan tema pengembangan jasa perdagangan dan industri kreatif. 3.5
Penentuan Isu-Isu Strategis Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, Pemerintah Kecamatan Bandung Kulon dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-perubahan baik ditingkat lokal, regional dan nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan isuisu dan permasalahan yang mungkin dihadapi kedepan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan konferensif
sehingga
arah
pembangunan
sesuai
dengan
tujuan
pembangunan daerah. Memperhatikan isu– isu dan permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan yang akan dihadapi Kecamatan Bandung Kulon pada tahun 2014 – 2018 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu pembangunan Kota Bandung. Secara umum, isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain : 1)
Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang prima.
2)
Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan.
3)
Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat SDM untuk meningkatkan kemampuannya.
4)
Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan komitmen.
5)
Meningkatkan
komitmen
aparatur
dalam
menyelenggarakan
Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. Isu-isu
strategis
tersebut
memerlukan
penanganan
secara
komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kota Bandung yang mencakup arahan pemanfaatan ruang, indikasi
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 40
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON program pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan program pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Bandung Kulon, sebagai berikut : 1)
Membangun sistem pelayanan prima yang murah, aman, cepat, efisien, dan transparan.
2)
Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan akuntabilitas.
3)
Meningkatkan
komitmen
aparatur
dalam
penyelenggaraan
Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. 4)
Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat
5)
Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota
Bandung
dalam
menetapkan
kebijakan
strategis
dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar
atau
sebaliknya,
dalam
hal
tidak
dimanfaatkan,
akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Berdasarkan
hasil
analisis
terhadap
isu
strategis
Pemerintah
Kecamatan Bandung Kulon dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : Tabel 3.5 Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Bandung Kulon dan Dinamika Lingkungan Strategis No. 1.
Tupoksi
Isu Strategis 1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik) Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 41
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON No.
Tupoksi
Isu Strategis masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan di tingkat Kecamatan sebagaimana sasaran yang telah dicanangkan adalah peningkatan pelayanan public, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih dari KKN.
2.
2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Tuntutan warga kota terhadap kebutuhan pelayanan prima (services excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai ‘pelayan masyarakat’. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pendayagunaan aparatur pemerintah Kecamatan Bandung Kulon dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah kota, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance.
3.
3. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsure pemerintahan Kecamatan dan kelurahan, sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Faktor kunci keberhasilan Penataan kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur kecamatan dan kelurahan, SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Bandung dan masyarakat umum sebagai stakeholder, LPM, PKK,
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 42
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
KECAMATAN BANDUNG KULON No.
4.
Tupoksi
Isu Strategis Karang Taruna, dan lain-lain Lembaga Kemasyarakatan tingkat Kecamatan sebagai sebagai shareholder. Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan publik perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan system dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi. 4. Pengelolaan Keuangan dan Barang Keuangan dan Barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan pemerintah Kecammatan, oleh karena itu manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget). Sistem manajemen keuangan daerah (financial management system) merupakan bagian penting dalam rangka mendukung terciptanya good governance di Kecamatan. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencaaan penganggaran dan Pengeluaran, pemahaman akuntansi serta sistem pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal. Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolasan anggaran dilakukan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability). Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu : perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian (termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan aset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui legislatif. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : (1) Terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah, menyangkut barang inventarisasi tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan sistem pelaporan; (2) Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; (3) Pengamanan barang daerah; (4) Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.
RENSTRA KECAMATAN BANDUNG KULON 2013-2018 | 43