PERUNDINGAN ROEM-ROYEN DALAM PEMBERITAAN DAN OPINI HARIAN WASPADA MEDAN 1949
JURNAL
OLEH :
ABDUL RAHMAN HAKIM NIM. 309121001
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013
PERUNDINGAN ROEM-ROYEN DALAM PEMBERITAAN DAN OPINI HARIAN WASPADA MEDAN 1949
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk Mengetahui berita tentang Perundingan RoemRoyen pada Harian Waspada April-Mei 1949 ; (2) Melakukan analisis bagaimana berita tentang Perundingan Roem-Royen di harian Waspada 1949 ; (3) Mengetahui opini dan tujuan yang ingin disampaikan harian Waspada tahun 1949 dalam menilai Perundingan Roem-Royen. Penelitian ini menggunakan metode Library Research atau Study Pustaka yaitu suatu metode penelitian dengan cara menelusuri buku-buku, arsip, dokumen-dokumen, jurnal, artikel ilmiah, catatan maupun foto-foto atau gambar-gambar yang relevan atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini metode studi pustaka digunakan untuk menelusuri dan mengumpulkan informasi dan data yang relevan dari berbagai buku, arsip serta literatur yang berkenaan dengan pemberitaan seputar perundingan Roem-Royen yang diterbitkan oleh Harian Waspada Medan 1949. Hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian mengenai perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah berupa 15 buah berita dan 3 opini ; (2) Hasil data yang diperoleh dalam membagi posisi berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah sebagai berikut , yakni Berita Utama, Berita Halaman depan dan Berita Halaman tengah; (3) Didalam harian Waspada terdapat dua buah Opini yang merupakan hasil tulisan atau pendapat dari Mohammad Said yang merupakan seorang Ketua Umum harian Waspada.
Kata kunci : Perundingan Roem-Royen dalam Harian Waspada, Metode Penelitian kepustakaan
Pendahuluan Pasca kemerdekaan, Indonesia mengalami hambatan-hambatan dan halangan dalam membangun sebuah Negara baru. Dalam membangun sebuah Negara baru, tidaklah mudah. Apalagi untuk membangun sebuah kekuasaan yang baru merdeka dan telah mengalami banyak peperangan. Di tambah lagi dengan kondisi keuangan Indonesia yang belum stabil, bahkan belum adanya uang kas Negara. Walaupun Indonesia sudah merdeka, namun Indonesia masih mendapat serangan-serangan dari Belanda. Serangan-serangan yang dilakukan oleh Belanda untuk mengguncang stabilitas Negara yang baru merdeka. Untuk itu, mereka melakukan sebuah jalan damai dengan mengadakan perundingan baru. Perundingan baru ini dilakukan untuk menhentikan segala tindakan dan serangan yang dilakukan oleh pihak Belanda terhadap republik Indonesia. Perundingan ini dibuat dengan harapan agar masalah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dapat segera terselesaikan. Oleh karena itu, PBB dan Negara-negara lain memutuskan untuk memanggil seorang wakil dari kedua belah pihak. Pihak Indonesia di wakili oleh Mr. Roem. Sedangkan Belanda di wakili oleh Mr. Van Royen. Peristiwa-peristiwa ini kemudian menjadi bahan laporan yang menarik untuk disampaikan kepada khalayak ramai. Laporan-laporan ini kemudian menjadi sebuah berita yang digunakan oleh Waspada untuk menyampaikan segala Peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dan di alami oleh Pemerintah indonesia dalam membentuk sebuah Pemerintahan. Berita-berita ini dimaksudkan untuk memantik semangat juang rakyat Indonesia dan juga untuk menumbuhkembangkan rasa Kebangsaan dan Nasionalisme rakyat Indonesia. Dalam membuat berita mereka menggunakan berbagai cara untuk membuat pembaca setianya agar terus membeli dan berlangganan dengan percetakan mereka. Tidak jarang ditemukan adanya perbedaan penyampaian dalam menyampaikan isi berita antara satu surat kabar dengan surat kabar lainnya. Dengan adanya perbedaan ini, isi berita sangatlah beragam. Dan berbeda di antara surat kabar yang beredar. Di antara surat kabar itu, Waspada juga memiliki pemikiran yang berbeda dengan surat kabar yang lain. Waspada merupakan sebuah surat kabar yang cukup besar yang beredar di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Waspada juga merupakan salah satu surat kabar yang memiliki pembaca yang cukup banyak setiap harinya. Banyaknya pembaca yang di miliki oleh Waspada didapat bukan dengan cara yang mudah, melainkan karena telah mendapatkan nama setelah menerbitkan berita pertamanya pada tahun 1947(Said.1995:9) . Dengan melihat banyaknya peran harian Waspada dalam memberitakan peristiwaperistiwa yang berhubungan dengan Perundingan Roem-Royen, maka penulis mengambil kesimpulan untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang “Perundingan Roem-Royen dalam Pemberitaan Harian Waspada Medan 1949 (April-Mei 1949)”.
Kajian Pustaka 1.
Perundingan Roem-Royen
Pada tanggal 1 Maret terjadinya sebuah serangan yang terjadi di kota Yogyakarta. Serangan ini merupakan aksi pembalasan yang dilakukan oleh TNI kepada militer Belanda yang telah merebut dan menguasai dengan mudahnya kota Yogyakarta. Pasukan TNI menyerang Yogyakarta dengan tujuan untuk merebut kembali kota Yogtakarta dan menunjukkan kepada rakyat bahwa TNI masih memiliki kekuatan dari segi Militer. Kemudian pada tanggal 23 Maret atau tepatnya setelah terjadinya serangan umum 1 Maret 1949 Kanada juga mengusulkan resolusi yang menginginkan kekerasan di Indonesia segera di hapuskan yang isinya sesuai dengan Resolusi 28 Januari (Yayasan 19 Desember 1948). Belanda tidak menyatakan menolak dan sebaliknya segera mengangkat ketua baru delegasi Belanda, yaitu Dr. Van Royen, wakil belanda dalam dewan keamanan dan duta besar Belanda di U.S.A. Mr. Moh. Roem sebagai ketua delegasi Indonesia memberitahukan kepada U.N.C.I bahwa Republik Indonesia bersedia melangsungkan perundingan pendahuluan di Jakarta. Pada tanggal 11 April delegasi Belanda telah tiba di Jakarta dan pada tanggal 14 April Ketua U.N.C.I Merle Cochran mengetuai sidang yang pertama dari perundingan pendahuluan Indonesia-Belanda. Pada tanggal 7 Mei dapat diumukan telah tercapainya persetujuan antara delegasi Indonesia dan delegasi Belanda, yang kemudian terkenal sebagai “Persetujuan Roem-Royen” (Yayasan 19 Desember 1948.1994:37-38). 2. Peran Pers dalam Revolusi Indonesia Dalam sejarah perjuangan mencapai Indonesia merdeka terbentang fakta-fakta yang membuktikan bahwa wartawan-wartawan Indonesia adalah patriot yang berperan aktif bahumembahu dengan para perintis pergerakan di pelbagai pelosok tanah air untuk menentang penjajah. Malahan wartawan patriot tersebut menyandang dua peran sekaligus di masa pergerakan, yaitu sebagai pekerja aktif di bidang pers yang melaksanakan tugas-tugas pemberitaan dan penerangan guna membangitkan kesadaran nasional, dan sebagai pelaku politik yang melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan membangun perlawanan rakyat terhadap penjajahan. Kedua peran tersebut mempunyai tujuan tunggal, yakni mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia (Tribuana Said.1987:1). 3. Sejarah Pers Sumatera Utara Tanggal 18 Maret 1885 terbitlah di Medan surat kabar yang pertama, milik Belanda dan berbahasa Belanda bernama “Deli Courant”. Sebagai penerbit diperkenalkan dibagian atas halaman depan seorang bernama Jacques Deen. Tanggal 30 Nopember 1895, lahir pula surat kabar kSe-2 di Medan bernama “De Oostkust” (artinya : “Pantai Timur”). Ia terbit dua kali seminggu, selasa dan Jum’at, juga dalam bahasa Belanda. Tahun 1899 terbit sebuah lagi koran Belanda bernama “De Sumatra Post”, sebagai penerbit dikenal nama J. Hallerman
seorang pendatang Eropah yang ingin merebut keberuntungan ke Deli, sebagai pemimpin rdaksinya seorang sarjana hukum bernama J. Van de Brand. 4. Sejarah Harian Waspada Maka yang teringat itu ialah untuk menganjurkan supaya mereka waspada, atau siapapun dari kita semua harus waspada. Kekurangan waspada membuat kita akan menderita rugi lebih banyak lagi. Disitulah penulis tergugah untuk menyebut saja nama surat kabar yang akan diterbitkan itu, kalau jadi dengan nama Waspada”(Prabudi Said.1995:9). 5. Analisis Wacana Menurut Eriyanto (2001:4-6) didalam bukunya istilah analisis wacana adalah istilah umum yang di pakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Paling tidak ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivisme-empiris. Oleh penganut aliran ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek diluar dirinya. Pandangan kedua, disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme/positivisme yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun instutisional.
Metodologi Penelitian a.
Metode penelitian
Untuk mempermudah penulis dalam melihat peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang telah terlewatkan namun telah di bukukan oleh sebuah surat kabar di kota Medan tentang Perundingan Roem-Royen, penulis memilih menggunakan Library Research Method ( metode penelitian kepustakaan). Metode ini berarti sebuah metode yang di lakukan dengan cara meneliti sumber-sumber yang terkait dengan peristiwa masa lalu yang telah di laporkan di dalam surat kabar melalui studi kepustakaan dan meneliti dari dokumen-dokumen yang masih memiliki keterkaitan dengan berita tersebut.
b. Sumber data Sumber data primer yang penulis gunakan adalah : Harian waspada yang terbit pada tanggal 28 April 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 30 April 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 3 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 4 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 5 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 6 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 7 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 12 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 13 Mei 1949 Sedangkan data sekunder yang penulis gunakan adalah buku-buku ataupun dokumendokumen yang memiliki hubungan dengan Republik Indonesia pada masa Perundingan Roem-Royen. c.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumen. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini menggunakan Library Research Method ( metode penelitian kepustakaan), maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara meneliti berita yang pernah di muat dalam surat kabar Waspada yang memuat berita tentang Perundingan RoemRoyen sebagai data primer. Untuk data sekunder, penulis meneliti buku-buku yang memiliki hubungan dengan keadaan Indonesia pada masa Perundingan Roem-Royen dan tentang peranan pers.
d.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data yang dilakukan melalui analisis wacana dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari
harian Waspada, kemudian memilah-milah harian tersebut yang berhubungan dengan Peristiwa seputar Perundingan Roem-Royen, setelah harian tersebut di kumpulkan, proses selanjutnya mulai menganalisis harian tersebut dengan melihat dari sudut pandang harian Waspada bagaimana harian Waspada menuliskan berita tersebut di dalam media. Tahap yang terakhir membuat kesimpulan tentang Perundingan Roem-Royen dalam Pemberitaan Harian Waspada.
Pembahasan A. Perundingan Roem-Royen 1. Latar Belakang Moh. Roem Moh. Roem merupakan seorang tokoh Pergerakan Nasional Indonesia yang mewakili delegasi Indonesia dalam berbagai aksi pergerakan yang diikutinya. Namun, Perundingan Roem-Royen yang mampu membuat namanya semakin dikenal masyarakat Indonesia. Ditambah lagi beliau merupakan seorang tokoh pergerakan yang islamis. Roem lahir pada 16 mei 1908, putra keenam dari seorang lurah Klewongan bernama Djulkarnain Djojosasmito di Parakan, Temenggung. Untuk ukuran masa itu Roem beruntung bisa bersekolah. Roem menjalani pendidikan formal barat-nya di Hollandsche Inlandsche School (HIS), sebuah sekolah dasar ‘kelas dua’ pribumi-kelas satu-nya adalah Europe Leger School (ELS). Ketika Roem masih muda, masih berlaku aturan, siswa lulusan HIS bisa melanjutkan ke School tot Opleiding voor Artsen (STOVIA) di Batavia. Setamat HIS, pada awalnya Roem, masuk sekolah dokter pribumi itu. Tingkat persiapan dalam sekolah itu berhasil dilalui oleh Roem pada tahun 1927. Roem tidaklah menikmati pendidikan disini, dia lalu melanjutkan pendidikannya ke Algemene Middelsbare School (AMS)-setaraf SMU sekarang ini. (http://politik.kompasiana.com/2010/09/15/muhamad-roem-dalam-pergerakan258069.html/19/7/2013:15.24 2.
Latar Belakang dr. Van Royen
Dr. Van Royen merupakan tokoh politik yang berasal dari Belanda yang dilahirkan di Istambul, Turki. Beliau merupakan seorang tokoh Belanda yang cukup terkenal di Indonesia. Terutama semenjak adanya Perundingan yang melibatkan Indonesia, yakni Perundingan Roem-Royem. Dan beliau merupakan seorang ketua delegasi perwakilan Belanda. B. Analisis berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen dalam Harian Waspada Medan 1949 Menurut Alex Sobur dalam Wazis (2012:31), bahwa dalam jurnalisme, tidak semua peristiwa dianggap penting sebagai sebuah berita, terutama bila dikaitkan dengan khalayak pembacanya. Artinya, dilihat dari tingkat kebutuhan dan keingintahuan khalayak pembaca, tidak semua kejadian pantas dikategorikan sebagai berita. Dengan demikian, berita atau informasi bisa dipilah-pilah menurut nilainya. Ukuran nilai berita itu berdasarkan tingkat kebutuhan khalayak pembaca dan daya tarik keunikan maupun keistimewaannya. Begitu pula dengan peristiwa perundingan Roem-Royen yang belum diketahui oleh masyarakat kota medan. Untuk itu, Waspada sebagai harian yang telah terbit sebelum itu dan berada di Medan memiliki andil besar dalam menyampaikan berita seputar perundingan Roem-Royen tersebut kepada masyarakat atau pembacaya yang berada di Sumatera Utara dan Aceh yang merupakan tempat penyebaran harian tersebut.
Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian mengenai perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah berupa 15 buah berita dan 3 opini. Yakni : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tidak mandek, tapi jalan terus (28 April 1949) Perundingan dilanjutkan minggu depan (30 April 1949) Syafruddin setuju Perundingan di Jakarta ( 3 Mei 1949) Patokan-patokan dari Bangka ( 4 Mei 1949) Keleluasaan Dr. Van Royen oleh Pieter ‘t Hoen (5 Mei 1949) Pertemuan informil delegasi Republik dan Belanda memuaskan (6 Mei
1949) 7. Pemerintah Darurat Mendjelaskan Sikapnja (7 Mei 1949) 8. Persetujuan sementara telah tercapai (7 Mei 1949) 9. Sambutan berbagai s.s.k. tentang persetujuan tercapai (7 Mei 1949) 10. Batu ujian buat Soekarno – Hatta ( 12 Mei 1949) 11. Persetujuan Royen-Rum menimbulkan macam-macam pikiran di Jogja oleh Juruwarta Waspada di Jogja (12 Mei 1949) 12. Sambutan Pers Nederland tentang pesetujuan Jakarta (12 Mei 1949) 13. Pengumuman di Den Haag hari ini (12 Mei 1949) 14. Test Case (12 Mei 1949) 15. Schermerhorn gembira dan optimis pada persetujuan Jakarta (13 Mei 1949) oleh juruwarta Waspada di Amsterdam 16. Penerimaan di SumateraTimur atas keterangan Belanda (13 Mei 1949) oleh juruwarta Waspada 17. Keterangan yang kurang bersemangat (13 Mei 1949) 18. Keterangan Pemerintah Belanda tentang persetujuan Jakarta (13 Mei 1949)
C.
Analisis Perundingan Rum-Royen dalam harian Waspada Medan
1949 Di dalam analisis wacana media, wacana adalah sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegental bahasa (Sobur.2004:11). Ditambahkan oleh Sobur(2004:12) lebih jauh mengenai pengertian wacana dapat ditinjau dari sudut sebuah komposisi atau karangan yang utuh. Dalam hal ini, landasan yang utama untuk membeda-bedakan karangan satu dari yang lain adalah tujuan umum yang ingin dicapai dalam sebuah karangan. Tujuan umum ini merupakan hasil klasifikasi dari semua tujuan yang ada, yang membawa corak khusus dari karangan-karangan sejenis.
Sedangkan analisis wacana menurut Tarigan dalam Sobur (2004:48) adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Kita menggunakan bahasa dalam kesinambungan atau untaian wacana. Tanpa konteks, tanpa hubungan-hubungan wacana yang bersifat antar kalimat dan suprakalimat maka kita sukar berkomunikasi dengan tepat satu sama lain. Perundingan Rum-Royen dalam harian Waspada Medan 1949 diposisikan sebagai berita yang digunakan untuk menyampaikan segala perjuangan pemimpin bangsa, dalam hal ini orang-orang yang menjadi perwakilan bangsa dalam Perundingan Rum-Royen. Perundingan ini dimasukkan Waspada mengingat hal ini merupakan sebuah peristiwa langka dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan kembali oleh Belanda. Oleh karena itu, Mr. Rum sebagai ketua perwakilan Indonesia dalam perundingan tersebut melakukan apa yang beliau bisa untuk mengembalikan atau mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam penyampaian sebuah berita, biasanya sebuah surat kabar menempatkan sebuah berita dengan menyesuaikan isi berita tersebut dengan ketertarikan masyarakat dalam menanggapi sebuah kabar yang berhembus. Ditambah lagi jika berita tersebut membawa dampak yang luas bagi masyarakat luas. Dapat dikatakan jika berita tersebut mampu menarik minat pembaca, maka pendapatan yang didapatkan oleh harian tersebut akan mengalami kenaikan atau mendapatkan surplus. Begitu pula harian Waspada Medan dalam menyampaikan berita mengenai Perundingan Roem-Royen. Walaupun perundingan Roem-Royen menjadi salah satu peristiwa besar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tidak lantas membuat berita mengenai Perundingan Roem-Royen tersebut selalu menjadi pilihan harian Waspada Medan menjadi berita utama. Hanya beberapa berita yang terbit dari tanggal 28 April 1949 sampai 14 Mei 1949 yang menjadi berita utama yang disampaikan oleh harian Waspada Medan 1949. Hasil data yang diperoleh dalam membagi posisi berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah sebagai berikut : a. Berita Utama b. Berita Halaman depan c. Berita Halaman tengah Berita utama adalah berita yang disampaikan oleh sebuah Harian, dalam hal ini Harian Waspada Medan 1949, menjadi andalan atau menjadi sebuah topik yang layak menjadi sebuah judul besar dari harian tersebut dan biasanya pembaca lebih dahulu membaca judul tersebut. Berita halaman depan adalah berita yang disampaikan oleh sebuah surat kabar yang tidak menjadi “Headline News”, namun masih berada di halaman depan. Sedangkan berita halaman tengah adalah berita yang disampikan oleh sebuah surat kabar yang berada di halaman tengah. Hal ini dikarenakan berita tersebut kurang menarik pembaca untuk membacanya.
D.
Opini dan tujuan harian Waspada dalam menilai Perundingan
Roem-Royen Dalam menyiarkan atau menyampaikan beritanya harian Waspada selalu menyelipkan sebuah pesan kepada masyarakat yang menjadi pembacanya. Pesan ini berupa Opini dan tujuan yang ingin disampaikan harian Waspada kepada Masyarakat Indonesia yang menjadi pembaca setianya. Begitu juga dengan berita yang berhubungan dengan Perundingan Rum-Royen ini. Waspada menyampaikan opininya dan tujuan penyebaran berita tersebut. Opini dan tujuan tersebut erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Indonesia selama mempertahankan kemerdekaannya. Karena setelah merdeka, Indonesia masih melakukan perlawanan untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini dikarenakan pihak Belanda masih berniat untuk kembali melakukan penjajahan dan menguasai Indonesia yang kaya akan sumber alam dan juga sumber tenaga kerjanya. Didalam harian Waspada terdapat dua buah Opini yang merupakan hasil tulisan atau pendapat dari Mohammad Said yang merupakan seorang Ketua Umum harian Waspada. Karena Mohammad Said seorang ketua umum dari harain Waspada Medan maka apa yang beliau tulis atau opini beliau dalam memandang suatu masalah menjadi opini harian Waspada Medan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari setiap opini yang disampaikan oleh Waspada selalu diakhiri dengan inisial dari ketua umum, yakni MS. Kedua opini ini berjudul: 1. Test Case 2. Keterangan yang kurang bersemangat
Penutup A.
Kesimpulan
Latar belakang terjadinya perundingan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949 adalah sebagai usaha lanjutan untuk mempersatukan atau mendamaikan dua pihak yang saling berperang, yakni Indonesia dan Belanda. Perundingan Roem-Royen diwakili oleh kedua delegasi. Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian mengenai perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah berupa 15 buah berita dan 3 opini. Hasil data yang diperoleh dalam membagi posisi berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah sebagai berikut , yakni Berita Utama, Berita Halaman depan dan Berita Halaman tengah. Didalam harian Waspada terdapat dua buah Opini yang merupakan hasil tulisan atau pendapat dari Mohammad Said yang merupakan seorang Ketua Umum harian Waspada. Karena Mohammad Said seorang ketua umum dari harain Waspada Medan maka apa yang beliau tulis atau opini beliau dalam memandang suatu masalah menjadi opini harian Waspada Medan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari setiap opini yang disampaikan oleh Waspada selalu diakhiri dengan inisial dari ketua umum, yakni MS.
B.
Saran
Perjuangan Pers di Indonesia umumnya dan Sumatera Utara khususnya tidak dapat dilepas dari tokoh-tokoh pelopor Pers nasional merupakan bagian dalam perjuangan rakyat Sumatera Utara dan Medan lebih tepatnya. Karena tokoh pers tidak hanya melakukan perlawanan melalui surat kabar saja, tapi juga melalui perang kontak fisik. Untuk itu, hendaknya kita mendirikan atau membangun sebuah gedung atau semacam museum untuk mengenang dan mempelajari aksi para tokoh pers dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia masa Perundingan Roem-Royen.
Daftar Pustaka Adam, Ahmat. 2003. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS Gottschalk, Luis. 2006. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press Lubis, Muchtar. 1963. Pers dan Wartawan. Jakarta: P.N. Balai Pustaka Ricklefs. M.C. 2009. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta:Serambi Said, H. Muhammad. 1976. Sejarah Pers di Sumatera Utara. Medan: Waspada Said, Prabudi. 1995. Sejarah Harian Waspada dan 50 Tahun Peristiwa Halaman Satu. Medan: PT Prakarsa Abadi Press Said, Tribuana. 1988. Sejarah Pers Nasional dan Pembangunan Pers pancasila. Jakarta: CV. Haji Mas Agung SESKOAD. 1991. Serangan Umum 1 Marer 1949 di Yogyakarta Latar Belakang dan Pengaruhnya. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Sobur, Drs. Alex, M.si.2004. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sugiono. Prof.dr. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wazis, Kun. 2012. Media Massa dan Konstruksi Realitas. Jember: Aditya Media Publishing Yayasan 19 Desember 1948.1994. Perang Rakyat Semesta 1948-1949. Jakarta: Balai Pustaka Sumber Internet : http://politik.kompasiana.com/2010/09/15/muhamad-roem-dalam-pergerakan258069.html/19/7/2013:15.24 http://www.nytimes.com/1991/03/20/obituaries/jan-h-van-roijen-85-former-envoy-tous.html/20/07/2013:2.42