No. 04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2016
Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2016 naik sebesar 2,79 persen (y-ony) dari periode yang sama pada tahun 2015.
Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan II tahun 2016 naik sebesar 1,87 persen dari triwulan I tahun 2016.
Produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2016 turun sebesar 6,32 persen (y-on-y) dari periode yang sama pada tahun 2015.
Produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan II tahun 2016 turun sebesar 1,32 persen dari triwulan I tahun 2016.
1. PENDAHULUAN Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang cukup dominan dalam perekonomian baik pada tingkat nasional maupun di tingkat regional (Provinsi Kalimantan Tengah). Pentingnya sektor ini ditunjukkan dari besarnya kontribusi sektor ini terhadap perekonomian, dimana pada tingkat nasional industri manufaktur menjadi penyumbang tertinggi PDB Indonesia. Pada skala regional, sektor ini menjadi penyumbang terbanyak kedua perekonomian di Kalimantan Tengah setelah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 15,96 persen dari total PDRB Kalimantan Tengah triwulan I 2016.
2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG Secara umum industri manufaktur dapat dibedakan kedalam dua kelompok yakni industri manufaktur berskala besar sedang dan industri manufaktur berskala mikro kecil. Keduanya dibedakan berdasarkan banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam proses industri tersebut. Industri manufaktur besar dan sedang ialah industri manufaktur dengan tenaga kerja berjumlah lebih dari 19 orang. Sedangkan industri manufaktur mikro dan kecil merupakan industri manufaktur dengan tenaga kerja berjumlah satu hingga 19 orang. Secara nasional industri manufaktur berskala besar dan sedang merupakan penyumbang tertinggi dari sektor industri, namun industri ini menyediakan kesempatan kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan industri manufaktur berskala mikro dan kecil. Pada triwulan II 2016 produksi industri manufaktur berskala besar dan sedang di Kalimantan Tengah kembali mengalami peningkatan. Peningkatan ini (q-to-q) terjadi sejak awal tahun 2016. Peningkatan produksi industri manufaktur besar dan sedang di Kalimantan Tengah pada triwulan II tahun 2016 ialah sebesar 1,87 persen (q-to-q). Peningkatan produksi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan produksi yang terjadi pada triwulan I 2016, dengan peningkatan hanya sebesar 0,68 persen. Lebih tingginya peningkatan di triwulan II ini dikarenakan peningkatan produksi pada industri Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, No.04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
1
makanan. Jika pada triwulan I 2016 industri makanan mengalami penurunan produksi (q-to-q) sebesar 0,77 persen maka pada triwulan II ini jenis industri tersebut justru mengalami peningkatan sebesar 2,31 persen. Peningkatan produksi pada jenis industri makanan ini sekaligus menjadi pertumbuhan jenis industri manufaktur terbesar dibandingkan dengan jenis-jenis industri manufaktur berskala besar dan sedang lainnya. Tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang mengalami peningkatan produksi (q-to-q) pada triwulan II 2016. Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya pada triwulan II ini justru mangalami penurunan produksi sebesar 0,15 persen. Industri besar dan sedang di Kalimantan Tengah yang termasuk kedalam jenis industri ini ialah industri berbagai jenis plywood. Pada skala nasional industri manufaktur berskala besar dan sedang juga mengalami peningkatan produsi di triwulan II 2016 ini, dengan nilai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi di Kalimantan Tengah. Peningkatan produksi industri besar dan sedang (q-to-q) di Indonesia pada triwulan II 2016 mencapai 3,54 persen. Tingginya pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Indonesia disumbangkan oleh tingginya peningkatan produksi pada jenis industri kertas dan barang dari kertas, industri reparasi, pemasangan mesin dan peralatan serta industri makanan dengan peningkatan produksi pada masing-masing jenis industri tersebut mencapai 7,86 persen, 10,32 persen dan 10,39 persen. Jika dilakukan perbandingan produksi industri manufaktur besar dan sedang Kalimantan Tengah triwulan II 2016 dengan periode yang sama di tahun 2015 (y-on-y) maka akan terlihat pertumbuhan industri manufaktur yang sedikit lebih besar (dari pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang q-to-q). Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Kalimantan Tengah (y-on-y) pada triwulan II ini mengalami peningkatan produksi sebesar 2,79 persen dibandingkan dengan produksi yang sama pada triwulan II tahun 2015. Peningkatan produksi ini terjadi pada seluruh jenis industri manufaktur besar dan sedang di Kalimantan Tengah. Urutan jenis industri dengan peningkatan produksi (y-on-y) dengan peningkatan terendah hingga tertinggi di triwulan II 2016 ini ialah industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya dengan peningkatan produksi sebesar 0,02 persen, industri makanan dengan peningkatan produksi sebesar 2,07 persen dan industri karet, barang dari karet dan plastik dengan peningkatan produksi sebesar 3,17 persen. Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II Tahun 2016 Pertumbuhan (%) No
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
q-to-q Tri I Tri II 2016 2016 (4) (5)
y-on-y Tri I Tri II 2016 2016 (6) (7)
-0,77
2,31
1,90
2,07
0,12
-0,15
1,99
0,02
2,26
0,93
4,05
3,17
Kalimantan Tengah (Regional)
0,68
1,87
2,99
2,79
Indonesia (Nasional)
-1,29
3,54
4,13
5,54
Industri Makanan - Manufacture of food products Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur)
2
16
dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like
3
22
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik - Manufacture of rubber and plastik products
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, No.04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
2
3. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL Industri manufaktur berskala mikro (jumlah pekerja 1-4 orang) dan kecil (jumlah pekerja 5-19 orang) merupakan industri manufaktur yang banyak ditemui hampir di setiap kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Meskipun demikian klasifikasi industri ini lebih banyak ditemui di kabupaten/kota induk seperti Kapuas, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Palangka Raya. Meskipun nilai output yang dihasilkan oleh Industri ini belum sebanding dengan industri manufaktur berskala besar dan sedang, namun industri ini mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan industri berskala besar dan sedang. Sama seperti triwulan I 2016 produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II 2016 juga mengalami penurunan (q-to-q). Produksi industri berskala mikro dan kecil di Kalimantan Tengah pada triwulan II ini mengalami penurunan produksi (q-to-q) sebesar 1,32 persen dibanding triwulan I 2016. Penurunan produksi ini juga terjadi hampir disetiap jenis industri manufaktur berskala mikro dan kecil. Hanya terdapat empat jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang tidak mengalami penurunan produksi (namun justru mengalami peningkatan produksi) yakni industri tekstil, industri pakaian jadi, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya dan industri alat angkutan lainnya. Keempat jenis industri tersebut mengalami peningkatan produksi masing-masing sebesar 20,15 persen, 20,13 persen, 7,39 persen dan 25,43 persen. Diantara jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan, jenis industri manufaktur dengan persentase penurunan tertinggi terjadi pada jenis industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yakni dengan penurunan produksi (q-to-q) sebesar 25,83 persen. Jenis industri ini (yang ada di Kalimantan Tengah) ialah industri jamu tradisional. Diantara seluruh jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan, kondisi yang cukup menyita perhatian adalah penurunan produksi industri makanan. Penurunan produksi industri makanan berskala mikro dan kecil justru bertolak belakang dengan permintaan makanan (dan ketersediaan produk makanan) dikarenakan bertepatan dengan bulan suci ramadhan. Tingginya permintaan makanan menjelang dan ketika bulan suci ramadhan memang telah diimbangi dengan ketersediaan penawaran dari produsen. Namun perlu diperhatikan, ketersediaan makanan tidak seluruhnya disuplai oleh sektor industri (sebagai produsen). Ketersediaan makanan tersebut selain disuplai oleh sektor industri, juga disuplai oleh sub-sektor penyediaan makan minum dan sektor perdagangan. Selain itu aktivitas industri makanan yang bersifat insidental (setahun sekali menjelang dan ketika ramadhan) tidak terklasifikasi sebagai usaha rutin dan tidak tercakup dalam survei ini. Karenanya fenomena turunnya produksi industri makanan berskala mikro dan kecil dikala permintaan sedang meningkat menunjukkan bahwa usaha industri makanan berskala mikro dan kecil justru tidak mampu bersaing ditengah tingginya permintaan. Tingginya permintaan tersebut telah meningkatkan tumbuhnya pesaing baik yang berasal dari sektor industri (namun bersifat insidental) maupun dari sektor lain seperti sektor perdagangan dan sektor penyediaan makan minum. Jika pada skala regional (Kalimantan Tengah) produksi industri manufaktur mikro dan kecil mengalami penurunan (q-to-q), kondisi yang berbeda terjadi pada produks industri manufaktur mikro dan kecil pada tingkat nasional. Hampir seluruh jenis industri manufaktur mikro dan kecil nasional mengalami peningkatan produksi kecuali untuk tiga jenis industri saja. Ketiga jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi tersebut ialah industri farmasi, obat dan obat tradisional, industri karet barang dari karet dan plastik serta industri mesin dan perlengkapan (yang tidak termasuk dalam klasifikasi lainnya). Ketiga jenis industri tersebut masing-masing mengalami penurunan produksi sebesar 3,54 persen, 1,37 persen dan 6,49 persen dari produksi yang sama di triwulan I 2016 (q-to-q). Jika melakukan komparasi dengan triwulan yang sama (triwulan II) tahun 2015 maka akan terlihat penurunan produksi industri manufaktur mikro dan kecil yang lebih besar di Kalimantan Tengah. Pada triwulan II 2016 produksi industri manufaktur mikro dan kecil Kalimantan Tengah mengalami
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, No.04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
3
penurunan sebesar 6,32 persen (y-on-y). Penurunan juga terjadi hampir di seluruh jenis industri kecuali untuk jenis industri tekstil, industri pakaian jadi, dan industri percetakan dan reproduksi media rekaman. Ketiga jenis industri tersebut justru mengalami peningkatan produksi (y-on-y). Peningkatan produksi ketiga jenis industri tersebut masing-masing sebesar 23,79 persen, 14,54 persen dan 22,87 persen. Diantara jenis industri yang mengalami penurunan, penurunan produksi tertinggi terdapat pada jenis industri furnitur dengan penurunan produksi mencapai 33,63 persen dibanding triwulan II tahun 2015. Industri makanan mikro dan kecil juga mengalami penurunan produksi dibandingkan produksi pada triwulan yang sama tahun 2015. Berbeda dengan regional Kalimantan Tengah, komparasi produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II nasional dengan triwulan yang sama (triwulan II) tahun 2015 justru mengalami peningkatan sebesar 6,56 persen dengan peningkatan produksi terjadi hampir di seluruh jenis industri kecuali industri karet, barang dari karet dan plastik, industri logam dasar, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya, industri pengolahan lainnya dan industri jasa reparasi pemasangan mesin dan peralatan. Masing-masing jenis industri tersebut justru mengalami penurunan produksi, dengan besaran penurunan produksi masing-masing sebesar 0,67 persen, 0,60 persen, 13,65 persen, 2,84 persen dan 6,67 persen. Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II Tahun 2016 No
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
2
Pertumbuhan (persen) q-to-q y-on-y (4)
(5)
Industri Makanan
-2.50
-4.54
11
Industri Minuman
-6.45
-4.45
3
13
Industri Tekstil
20.15
23.79
4
14
Industri Pakaian Jadi
20.13
14.54
5
16
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
-4.62
-7.33
6
18
Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
17.79
22.87
7
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal
-25.83
-13.71
8
22
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
-14.53
-23.04
9
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
-0.98
-22.86
10
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
7.39
-22.61
11
30
Industri Alat Angkutan Lainnya
25.43
-31.10
12
31
Industri Furnitur
-3.26
-33.63
13
32
Industri Pengolahan Lainnya
-8.84
-29.54
Kalimantan Tengah (Regional)
-1.32
-6.32
Indonesia (Nasional)
5,74
6,56
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, No.04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
4
Grafik 1. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan II 2016 (q-to-q)
Grafik 2. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan II 2016 (y-on-y)
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, No.04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
5
Grafik 3. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan II 2016 (q-to-q)
Grafik 4. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan II 2016 (y-on-y)
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, No.04/08/62/Th.X, 01 Agustus 2016
6