No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN IV TAHUN 2010
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sulawesi Tengah di Triwulan IV Tahun 2010 (q-to–q) naik sebesar 2,92 persen dari produksi industri triwulan III tahun 2010. Pertumbuhan pada triwulan IV ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,29 persen, atau meningkat sebesar 2,63 persen poin.
Jenis Industri Makanan dan Minuman (KBLI 15) mengalami pertumbuhan (q-to–q) paling besar, yaitu sebesar 8,58 persen di triwulan IV. Keadaan ini jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III yang mencapai 1,17 persen, atau mengalami peningkatan sebesar 7,41 persen poin.
Jenis Industri Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furniture), dan Barang-Barang Anyaman (KBLI 20) mengalami pertumbuhan negatif (q-to–q) sebesar -1,13 persen pada triwulan IV tahun 2010. Kondisi tersebut jauh lebih rendah dibanding triwulan III tahun 2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,40 persen, atau mengalami penurunan sebesar 6,53 persen poin.
Jenis Industri Furniture dan pengolahan lainnya (KBLI 36) mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,58 persen pada triwulan IV tahun 2010. Lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan III yang mengalami pertumbuhan sebesar 0,72 persen.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang tingkat nasional, pada triwulan IV tahun 2010 (q-to–q) meningkat sebesar 2,65 persen dari triwulan III tahun 2010. Pertumbuhan triwulan IV tahun 2010 ini mengalami peningkatan sebesar 0,52 persen poin dibanding triwulan III 2010 sebesar 2,13 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011
1
1. PENDAHULUAN Sektor industri manufaktur merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Perkembangan dan kontribusi sektor ini, diharapkan semakin meningkat sejalan dengan adanya transformasi struktural perekonomian Indonesia yang semakin mengarah pada sektor sekunder dan tersier, dari kondisi yang sebelumnya didominasi oleh sektor primer (pertanian). Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Sulawesi Tengah tersebar di beberapa Kabupaten/Kota antara lain Kabupaten Banggai, Morowali, Donggala, Buol, Tolitoli, Parigi Moutong, Tojo Una-Una, dan Kota Palu. 2. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah yang tertuang dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sampai saat ini masih mengandalkan sektor pertanian dengan kontribusi mencapai sekitar 40 persen. Sedangkan sektor industri peranannya baru mencapai sekitar 7 persen, namun yang menggembirakan dari waktu ke waktu kontribusinya sudah semakin meningkat hingga mencapai 7,79 persen pada tahun 2009.
Gambar 1. Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan II - IV tahun 2010 Provinsi Sulawesi Tengah (q-to-q)
Pertumbuhan (persen)
8
6
4
2
0 Triwulan II
Triwulan III Sulawesi Tengah
2
Triwulan IV Indonesia
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011
Data terbaru tentang Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Sulawesi Tengah pada Triwulan IV Tahun 2010 mengalami pertumbuhan produksi
sebesar 2,92 persen
dibandingkan Triwulan III Tahun 2010 (q-to–q). Pertumbuhan ini meningkat 2,63 persen poin dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,29 persen. Pertumbuhan IBS Triwulan III Tahun 2010 Sulawesi Tengah (q-to–q) disumbang oleh Industri Makanan dan Minuman (KBLI 15). Sementara Industri kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furniture), Barang-Barang Anyaman (KBLI 20) dan Industri Furniture dan pengolahan lainnya (KBLI 36) justru mengalami penurunan. Sementara itu secara nasional pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Indonesia tumbuh sebesar 2,65 persen pada Triwulan IV tahun 2010, mengalami peningkatan sebesar 0,52 persen poin dibanding triwulan III yang mencapai 2,13 persen.
Tabel 1. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional Triwulan II -IV Tahun 2010 (q-to-q)
Pertumbuhan(q-to-q) IBS Sulawesi Tengah (Persen)
KBLI
15 20
36
Pertumbuhan (q-to-q) IBS Nasional (Persen)
Jenis Industri
Makanan dan Minuman Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furniture), dan Barang-Barang Anyaman Furniture dan Pengolahan Lainnya IBS Gabungan
Triwulan II
Triwulan III *)
Triwulan IV **)
Triwulan II
Triwulan III *)
Triwulan IV **)
11,78
1,17
8,58
3,83
4,70
0,17
-6,72
5,40
-1,13
-6,75
5,63
0,58
- 9,03
0,72
- 4,58
3,68
0,15
2,03
6,85
0,29
2,92
2,42
2,13
2,65
Keterangan : *) Angka perbaikan **) Angka sangat sementara Industri Makanan dan Minuman (KBLI 15) mengalami pertumbuhan sebesar 8,58 persen pada Triwulan IV (q-to–q). Keadaan ini jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III yang mencapai 1,17 persen. Sedangkan pertumbuhan di tingkat nasional pada triwulan IV hanya sebesar 0,17 persen lebih rendah dibandingkan triwulan III yang mencapai sebesar 4,70 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011
3
Untuk Industri Kayu, Barang-Barang dari Kayu (tidak termasuk furniture), dan Barang-Barang Anyaman (KBLI 20) mengalami pertumbuhan (q-to-q) negatif, yaitu sebesar -1,13 persen pada triwulan IV tahun 2010. Kondisi tersebut jauh lebih rendah dibanding triwulan III tahun 2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,40 persen, atau terjadi penurunan sebesar – 6,53 persen poin. Adapun
untuk Industri Furniture dan Pengolahan Lainnya (KBLI 36) di Sulawesi Tengah
mengalami penurunan sebesar -4,58 persen pada triwulan IV tahun 2010 lebih rendah dibanding triwulan III tahun 2010 (q-to-q) yang sebesar 0,72 persen. Walaupun pertumbuhan produksi untuk jenis industri kayu dan furniture mengalami pertumbuhan negatif, namun secara umum industri manufaktur besar dan sedang di Propinsi Sulawesi Tengah pada triwulan IV mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,92 persen. Hal ini dipicu oleh tingginya pertumbuhan produksi untuk jenis industri makanan dan minuman.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011
Lampiran
KONSEP DAN DEFINISI YANG DIGUNAKAN
1. Perusahaan industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling) 2. Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapatkan imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). 3. Pengelompokan industri pengolahan biasanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yaitu : Industri Besar, Industri Sedang, Industri Kecil dan Industri Mikro. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, hanya menyajikan data industri besar dan sedang 4. Industri Besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 5. Industri Sedang adalah perusahaan industri yangmempunyai tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 6. Industri Kecil adalah perusahaan industri yangmempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 7. Industri Mikro adalah perusahaan industri yangmempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. 8. Kode Klasifikasi Industri yang digunakan sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2005. KBLI yang tercakup dalam pengumpulan data Industri besar dan sedang triwulanan, antara lain : Kode Industri 15
: Makanan dan minuman.
Kode Industri 20
: Kayu dan barang dari kayu (tidak termasuk furniture), dan barang-barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya.
Kode Industri 36
: Furniture dan pengolahan Lainnya
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tengah No. 05/02/72/Th. XIV, 1 Februari 2011
5
