PERTEMUAN KOORDINASI DALAM RANGKA PERCONTOHAN PENYULUH MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS EKONOMI BIRU PADA DI POS PENYULUHAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS, PROV. SUMATERA SELATAN Kegiatan Temu Koordinasi dalam rangka Percontohan Penyuluh mendukung Industrialisasi Perikanan Berbasis Ekonomi Biru di Kabupaten Musi Rawas kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21-23 Oktober 2014 yang berlokasi di Pos Pelayanan Penyuluhan Perikanan, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Hasil kegiatan sebagai berikut: Hari pertama tanggal 21 Oktober 2014, dilaksanakan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan untuk menindaklajuti rencana kegiatan dan memohon dukungan serta kesedian instansi menjadi narasumber kegiatan. Berdasarkan hasil koordinasi Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanand an Kehutanan Kab. Musi Rawas sangat mendukung serta berkenan menghadiri temu koordinasi percontohan/wirausaha penyuluh perikanan. Hari Kedua tanggal 22 Oktober 2014, pelaksanaan Temu Koordinasi dalam rangka Percontohan Penyuluh mendukung Industrialisasi Perikanan Berbasis Ekonomi Biru. Hadir Sebagai narasumber dari (1). Dinas Peternakan dan Perikanan, Kepala Bidang Perikanan Emi Ermita, S.Pi dengan yang menyampaikan materi “Membangun Perikanan kabupaten Musi Rawas”; (2). Ir. Hayatun Nofrida, MP Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehuatanan dengan materi “Peran Strategis Penyuluh Perikanan dalam mendukung Percontohan Penyuluh Perikanan mendukung industrialisasi Perikanan berbasis ekonomi biru”; (3). Ir. Tonny Sarwono, M.Sc dan Tatang, S.St.Pi dari Koordinator dan Liassion Officer Penyuluh Perikanan Regional I Suamtera dengan materi sosialiasi Percontohan/wiausaha Penyuluh Perikanan mendukung Industrialisasi Perikanan Berbasis Ekonomi Biru; (4). Rasidi, S.Pi, M.Si dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Balitbang KP yang menyampaikan materi Progress Kegiatan Litbang Kajian Pengembangan Sistem Produksi Benih Ikan Nila BEST di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan; (5). Akmad Rukbi, SP, MM, M.Si sebagai koordinator lapangan kegiatan percontohan/wirausaha penyuluh perikanan. Penyampaian dari Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan meyampaikan begitu penting kegiatan ini dan berterima kasih kepada Pusat Penyuluhan KP Badan Pengembangan SDM KP melalui Koordinator Penyuluh Perikanan Regional I Sumatera serta berharap kegiatan seperti ini terus dikembangkan dimasa datang. Percontohan/wirausaha penyuluh perikanan dengan judul “Pembenihan Ikan Nila Unggul”sudah sangat sejalan dengan pengembangan komoditas unggulan (Industrialisasi) di Musi Rawas bahkan setiap tahun Dinas Peternakan dan Perikanan selalu melakukan pengadaan induk nila unggul seperti Nila Gesit, JICA, dan Nila Nirwana. Pengembangan usaha pembenihan yang akan menghasilkan benih unggul jelas sangat diharapkan oleh pelaku utama/pelaku usaha yang bergerak pada segmentasi usaha pembesaran ikan nila baik yang disusahakan di Kolam tanah, KJA maupun kolam air deras yang banyak tersebar di Musi Rawas. Penyuluh perikanan yang diberikanan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan ini agar dapat mengelola produksi dan menyeimbangkan dengan kebutuhan pasar dan permintaan konsumen khususnya permintaan ukuran benih, baik benih kebul, ukuran 23 cm, 4-6 cm, 7-8 cm dan 8-12 cm.
1
Gambar 1. Panyampaian materi dari Ir. Hayatun Nofrida, MP Ka. BP4K Musi Rawas
Ir. Hayatun Nofrida, MP pada materinya menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Musi Rawas melalui Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mendukung penuh program-progrma prioritas yang dikembangkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan yang dikembangkan diwilayah Musi Rawas. Program Prioritas KKP yang dilaksanakan pada tahun 2013-2014 diantaranya program PNPM mandiri KP yang terdiri dari Pengembangan Usaha Mina Pedesaan dalam rangka peningkatan produksi ikan yang difokuskan pad 74 kelompok pembudidaya ikan dan 4 kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) hasil perikanan. Program lainnya adalah peningkatan kesejahteraan Pembudidaya Ikan dan penguatan kelembagaan pelaku utama. Penyampaian materi dari Koordinator Penyuluh Penyuluh Perikanan dan Liassion Officer penyuluh perikanan tentang Bisnis Akuakultur yang Berbasis Blue Economy Adalah suatu model bisnis yang menyediakan peluang pengembangan bisnis dan investasi yang: lebih menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan sosial; menggunakan sumber daya alam yang lebih efisien; ramah lingkungan; menggunakan kreasi dan inovasi teknologi adaptif; tanpa limbah; menghasilkan produk turunan dengan nilai ekonomi yang tinggi; menciptakan lapangan kerja, dan memberikan peluang dan manfaat kepada berbagai pihak secara adil.
2
Gambar 2. Penyampaian Materi Koordiantor Penyuluh Regional Sumatera (kiri) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Balitbang KP (kanan).
Percontohan/wirausaha pernyuluh perikanan dengan Kelompok Pembudidaya Ikan di Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Rawas dan Penyuluh Perikanan PNS, Penyuluh Perikanan Swadaya dan PPTK harus saling berkoordinasi dan mengambil peran masing-masing. Kegiatan ini harus berkembang dengan baik dan berhasil dari sisi bisnis perikanan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama yang semakin mampu mengelola organisasi dan secara utuh mampu mengatur kegiatan usahanya dengan peran penyuluh sebagai manager pada kegiatan ini. Adapaun indikator yang menjadi ukuran keberhasil kegiatan adalah Meningkatnya jiwa kewirausahaan bagi para penyuluh perikanan; Berkembangnya usaha perikanan di wilayah industrialisasi perikanan; Terlaksananya fasilitasi percontohan/demonstrasi sebagai media penyuluhan kelautan dan perikanan bagi pelaku utama dan pelaku usaha di wilayah kerjanya; Terlaksananya pengembangan kemampuan dan keterampilan penyuluh perikanan; Meningkatnya kemampuan dan keterampilan pelaku utama/usaha perikanan; Meningkatnya daya saing kelembagaan kelompok pelaku utama/pelaku usaha; Terlaksananya pengembangan jejaring kerja dan jejaring usaha sektor kelautan dan perikanan; dan Meningkatnya produksi dan produktivitas usaha kelautan dan perikanan. Rasidi, S.Pi, M.Si dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Balitbang KP yang menyampaikan materi Progress Kegiatan Litbang Kajian Pengembangan Sistem Produksi Benih Ikan Nila BEST di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan dengan kesimpulan utama Induk ikan nila BEST mempunyai keunggulan genetik dibandingkan nila local dan Peningkatan produksi benih ikan nila dapat dilakukan melalui hibridisasi. Selanjutnya merekomendasikan kepada DInas Peternakan dan Perikanan Kabupatem Mura untuk bahwa Induk ikan nila BEST dapat berproduksi dan tumbuh baik di BBI Tugumulyo sehingga dapat diprogramkan untuk dikembangkan di Kabupaten Mura.
Gambar 3. Penyampaian Materi dari Koordinator Lapangan (kiri) dan Pertanyaan dari Kepala UPBP Tugumulyo (Penyuluh Perikanan) Apep Saeful Mahpud
Sebagai pelaksana kegiatan Koordinator Penyuluh Perikanan BP4K Kabupaten Musi Rawas Akhmad Rukbi, SP, MM, M.Si menyampaikan kronologis kegiatan ini yang awalnya sudah diinisiasi dengan mengirimkan proposal pada pusat penyuluhan dengan komoditas yang lain akan tetapi dengan komunikasi yang terjalin baik akhirnya ditetapkan dengan kegiatan pembenihan ikan nila unggul dengan beberapa alasan:
3
Bagian dari kegaiatan hulu bagi industrialisasi ikan nila Meningkatkan peran UPR sebagai Pengasil Benih Unggul Cepat mengasilkan Biaya Produksi Minimal Segmentasi yang paling menguntungkan Mampu mendorong keterlibatan pelaku utama Pasar terbuka dan terus berkembang (terutama nila merah) Koordinator lapangan kegiatan percontohan/wirausaha penyuluh perikanan juga menyampaikan sampai saat ini seluruh dana yang disediakan dari anggran APBN melalui Pusat Penyuluhan KP semuanya sudah dapat direalisasikan sesuai dengan RAB yang diusulkan. Dari kegiatan percontohan sudah dihasilkan benih nila sebanyak 150.000 ekor dalam satu minggu. Semoga kegiatan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.
Gambar 4. Lokasi Percontohan/wirausaha penyuluh perikanan di desa A widodo
Gambar 5. Induk-induk Nila Merah Unggul dan benih Nila dan kolam pemijahan Induk Nila Hari Ketiga tanggal 23 Oktober 2014 dilaksanakan survey lokasi percontohan/wirausaha penyuluh perikanan yang dialokasikan di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Jenis usaha yang akan dikembangkan adalah pengolahan rajungan. Lokasi kegiatan di pelabuhan perikanan Kota Bengkulu tepatnya di Kelompok ”Selasih” yang berdiri pada tahun 2012 dengan produk utama berupa olahan rajungan. Penjulan rajungan langsung dikirim ke Jakarta setiap hari dengan volume sesuai dengan jumlah tangkapan nelayan. Selain usaha pengolahan rajuangan untuk pengembangan usaha ada usaha lain seperti pengolahan ikan kering yang bisa dijadikan percontohan/wirausaha penyuluh perikanan. Teknologi sedernaha yang bisa diterapkan pada usaha pengolahan adalah memperbaiki manajemen produksi yang lebih sehat (higenis) dan pengemasan yang sesuai dengan selera pasar.
4
Gambar 5. Usaha Pengolahan Rajungan yang dikembangkan kelompok ”selasih”.
Gambar 6. Peralatan Pengolahan Rajungan (kiri) dan beberapa unit usaha poklah
Tonny Sarwono
Tatang
5