Vol. 2 l No. 24 l Desember 2011
Selamat
Natal
Percepatan Pariwisata Nasional
P
ertama kali dalam sejarah pariwisata Indonesia, diselenggarakan Konferensi Pariwisata Nasional oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Jakarta pada 5–6 Desember 2011. Menko Per ekonomian Hatta Rajasa membuka dan mem
berikan keynote. Tema Utama konferensi: Pembangunan Pariwisata Daerah untuk mendukung Pariwisata Nasional dan Peningkatan Ekonomi Daerah. Kita mau melaksanakan, bu kan sekedar berwacana, kata Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu.
ISI NOMOR INI Yachter Bakal Perlu Jeli 7 Daerah-daerah 18 Wisman Meramaikan Laut Kita Dalam Memilih Para The Real WOW 11 Membawa 20 Ketika Pewaris Muda Mengunjungi Warisan Dunia ke Dunia! www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Nun Disana, 24 Dari Danau Sentarum 29 Jogja Fashion Week
2
UTAMA
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
Konferensi Pariwisata Nasional di Jakarta pada 5–6 Desember 2011.
Hadir lebih 700 orang dari seluruh Indonesia, dari instansi pemerintah, ka langan swasta sampai pers dan stakeholders umumnya. Ada gubernur, bupati, kepala dinas pariwisata tingkat provinsi, kabu paten dan kota, dari DPR-RI dan DPRD berbagai daerah, dan seterusnya. Para pembicara : Menko Perekonomian memberikan keynotes serta meresmikan pembukaan Konferensi, Menteri Pariwisa ta dan Ekonomi Kreatif, Menteri/Kepala Bappenas, Wakil Menteri Keuangan, Wa kil Menteri Pertanian, CEO CT Group, Managing Director Grup Ciputra, Pimpin an BPPI, Tokoh Pendiri Sahid Group, ke mudian ditutup dengan paparan dan dis
kusi dengan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Percepatan Pengembangan Pariwisata
Konferensi ini secara substansial mene kankan perlunya segera langkah kongkrit di daerah-daerah mempercepat pengem bangan pariwisata. Mulai dari Menko Perekonomian Hatta Rajasa sampai setiap nara sumber mengkaitkan upaya pengem bangan pariwisata sesuai potensi sumbersumber daerah, dengan konsep MP3EI, Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang telah diluncur kan oleh pemerintah pusat.
Menko Perekonomian meyakinkan hadirin akan kesungguhan pemerintah dan seriusnya situasi di mana Indonesia perlu mengembangkan dan memanfaat kan pariwisata sebagai salah satu pendu kung utama perekonomian Indonesia. Maka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa kita dengan Konferensi ini ingin membicarakan ‘pelaksanaan’ dari konsep, ide dan rencana-rencana. Pokoknya, mem percepat implementasi dan bukan sekedar berwacana. Di tingkat nasional ada RIPPARNAS, Rencana Induk Pembangunan Kepari wisataan Nasional. Saya harap masingmasing daerah segera membuat RIPPARDA, Rencana Induk Pem bangunan Pariwisata Daerah. Berdasarkan Ripparda maka daerah secara konseptual ber gerak membangun dan mempercepat pengem bangan pariwisata. Ini memang sebuah kegiatan pertama kali di dunia pariwisata In donesia, tampil dengan Konferensi Pariwisata Nasional. Beberapa fakta telah mendorong perlunya konferensi ini. Pariwisata di Indonesia telah terbukti memberi kan kontribusi sedemi kian besar terhadap per ekonomian nasional. Para Menteri di bi
Vol. 2
l
No. 24
l
utama
Desember 2011
dang perekonomian menunjukkan ‘kebe saran’ sektor pariwisata bagi tujuan kes ejahteraan masyarakat bangsa ini jika saja terkelola dengan optimal. Dalam perspektif kontemporer kegiat an ‘ekonomi’ pariwisata berperan sabuk penyelamat di tengah krisis ekonomi Eurozone dan perlambatan ekonomi AS, yang membuat perekonomian dunia dibayangi gejala tidak menentu. Para peserta konferensi dari seluruh daerah Indonesia tampak serius mengikuti pertemuan dua hari itu. Para Menteri dan Wakil Menteri bidang perekonomian, to koh-tokoh pengusaha nasional, Chairul Tanjung, termasuk senior Sukamdani Gitosardjono, semua berbicara terbuka dan mengajak peserta agar ketika kem bali ke daerah masing-masing segeralah mengambil langkah kongkrit: membuat rencana komprehensif, meningkatkan ka pasitas organisasi dan sumber daya manu sia, melakukan investasi pada prasarana dan sarana. Chairul Tanjung mengajak adakalanya
3
Menteri Mari Elka Pangestu menguraikan pariwisata Indonesia masa lalu, sekarang, dan yang akan datang, menghidupkan suasana pembahasan dengan tidak berpidato sekedar berdiri di podium, dan mengarahkan fokus perhatian hadirin yang lebih 700 orang peserta Konferensi Pariwisata Nasional pada tantangan dan peluang yang kini ada dihahadapan para stakeholders pariwisata Indonesia.
investasi dilakukan dengan ide-ide ‘gila’, maksudnya tentulah berfikir out of the box, jangan konvensional semata-mata. Dia contohkan ketika mengambil kepu tusan membangun proyek TransStudio di Makassar dan Bandung. Sukamdani
Gitosardjono mencontohkan ketika dia mengambil keputusan membangun hotelhotel di kawasan Timur Indonesia sampai di Papua, padahal berbagai fasilitas seperti aksesibilitas udara masih amat minim. Wamen Parekfraf, Sapta Nirwandar, menutup Konferensi dengan terlebih da hulu menyajikan paparan dan diskusi. Kegiatan dan biaya promosi janganlah dianggap ‘cost’, itu merupakan investasi, katanya. Juga bisa diukur hasilnya! Menparekraf memaparkan bagaimana cara mengembangkan destinasi pariwisata. Dan bagaimana upaya meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia. Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Faried Moertolo T. Burhanuddin Wisnu B. Sulaeman Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email :
[email protected] www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.
4
Vol. 2
UTAMA
l
No. 24
l
Desember 2011
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
Menteri Mari E. Pangestu
50 DESTINASI PARIWISATA NASIONAL, 88 KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL, DAN 222 KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (POTENSI). PETA SEBARAN
Menparekraf Mari Pangestu meng ingatkan apa yang dikandung dalam Ripparnas, antara lain peta sebaran 50 destinasi pariwisata nasional, 88 kawasan strategis pariwisata nasional, dan 222 ka wasan pengembangan pariwisata nasional yang memang masih bertarap ‘potensi”. Ditunjukkannya lagi ruang lingkup Ripparnas berdasarkan PP no. 50/2011, dan
komponen-komponen dalam pembangun an pariwisata Indonesia. Oleh karena itu dimintanya setiap daerah, sesuai potensi riel masing-masing agar mempunyai Ripparda. Ripparnas dan Ripparda agar segera ter laksana, dengan pemahaman dan persepsi yang tentunya positif tercapai antar kelem bagaan dan elemen masyarakat, termasuk
dengan kalangan legislative di pusat dan daerah. Konferensi Pariwisata Nasional ini diikuti oleh pimpinan dan anggota Komisi X DPR-RI dan wakil-wakil DPRD dari beberapa ka bupaten dan kota. Dari dimensi kuantitatip peng amat pariwisata mengakui bahwa sembilan Negara anggota ASEAN manakala dihitung dan dijumlahkan potensi destinasi pariwisatanya, ba rulah akan bisaa menyamai jumlah sama dengan apa yang terdapat di Indonesia, a largest archipelagic country in the world. Berdasarkan ‘kebesaran’ dan ‘aneka ragam’ potensi pariwisata itu maka kondisi objektif pariwisata Indonesia berpeluang mengambil posisi dan peran yang besar pula di komunitas ASEAN. Sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia, dari daratan pegunungan hingga laut dan kawasankawasan pesisir Indonesia akan men jadi destinasi wisata yang menawarkan ‘attractiveness’ bagi hampir setiap tipe dan tingkat segmen konsumen dan bangsabangsa di dunia. Lagi pula, posisi geografis di katulis tiwa dan situasi musim yang hanya mem bagi periode musim hujan dan kemarau sesungguhnya menciptakan kondisi dan karakter yang membuat negeri ini ideal dikunjungi sepanjang tahun. n
UTAMA
Wamen Sapta Nirwandar
Sekjen Wardiyatmo
Ekonomi Pariwisata untuk Membangun Daerah, dan sebaliknya
P
ariwisata adalah Industri yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di berbgai daerah. Itulah sebabnya, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meng undang berbagai pihak untuk berparti sipasi dalam Konferensi Nasional Pari wisata 2011, yang berlangsung tanggal 5–6 Desember 2011 di hotel Sahid, Jakarta. Menko Perekonomian Hatta Rajasa men jadi keynote speaker pada pembukaan Konfe rensi ini, yang bertema “Pembangunan Pariwisata Daerah untuk Mendukung Pariwisata Nasional dan Peningkatan E konomi Daerah”. Sekjen Kemenparekraf Wardiyatmo bertindak selaku Ketua Panitia Penye lenggara. Wardiyatmo menerangkan lima gubernur hadir, puluhan bupati, wakil bupati, walikota dan wakil walikota, serta pimpinan atau anggota DPRD dari ber bagai tingkat di daerah. Bersama dengan pimpinan hampir semua asosiasi bisnis pariwisata dan akademisi, wakil-wakil dari berbagai instansi pemerintahan di pusat, asosiasi profesi, dan jajaran eselon I, II, III Kemenparekraf, tercatat lebih 700 orang mengikuti konferensi ini. Begitulah, untuk pertama kalinya da lam sejarah perkembangan pariwisata Indonesia, berbagai pihak sengaja diper temukan untuk membicarakan perkem bangan ekonomi pariwisata, baik pari wisata daerah maupun nasional.
“Perkembangan ekonomi pariwisata pada dasarnya adalah hasil kerjasama berbagai pihak,” demikian Menteri Mari Elka Pangestu, “maka pengembangan pariwisata bisa optimal melalui kerja sama para pemangku kepentingan pari wisata.” Hal ini berlaku di pusat maupun di daerah. Secara khusus, Menteri Parekraf me nyatakan bahwa kunci pengembangan pariwisata ada di pemerintahan daerah. “Pariwisata dapat memberi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mempunyai efek pengganda yang besar terhadap perkembangan ekonomi daerah,” ujarnya. Konsekuensinya, dibutuhkan dialog dan perencanaan berkesinambungan, agar perkembangan pariwisata dan perencana an daerah dapat saling mendukung. Menurut Menparenkraf, konferensi ini adalah sarana rekomendasi dan masukan bagi pemerintah daerah untuk mengem bangkan ekonomi pariwisata. Di tingkat dialog kebijakan, konferensi ini secara khusus menyosialisasikan Rencana Induk Pembangunan Kepari wisataan Nasional (Ripparnas) yang me ngacu pada UU Nomor 10/2009 tentang Kepariwisataan. “Ekonomi pariwisata terbukti mem perlancar ekonomi di sejumlah daerah, karena terkait langsung dengan ekonomi
5
Dirjen PDP Firmansyah Rahim
masyarakat,”ujar Wakil Menteri Sapta Nirwandar dengan yakin. Pada awalnya, Wamen menerangkan kepada pers, ada sebagian pemda yang tidak yakin terhadap manfaat langsung pariwisata, terutama bila yang dipertim bangkan hanya pendapatan pemerintah daerah saja. Tetapi begitu diajak melihat pengaruh pariwisata pada ekonomi ma syarakat, termasuk para pedagang atau perajin, banyak pemimpin daerah mulai sadar manfaat pariwisata. “Ekonomi pariwisata berkembang, ekonomi masyarakat berkembang. Nah, otomatis PAD juga berkembang,”demikian Sapta Nirwandar. Wakil Menteri ini berulang kali mene kankan bahwa daerah memiliki peran sen tral dalam pengembangan pariwisata. Sapta Nirwandar juga mengungkap kan, bahwa kehadiran kalangan pemang ku kebijakan di tingkat pusat dan daerah, dalam konferensi ini, dapat bermanfaat bagi dialog guna penguatan anggaran pariwisata berbagai daerah. Dari segi investasi, tingkat kontribusi investasi pariwisata di Indonesia saat ini berkisar 4,7% dari total investasi nasional. Angka ini memang lebih rendah dari rata rata dunia yang mencapai 8,2%. Bagi AB Susanto dari Jakarta Consulting Group, yang turut membantu penyeleng garaan konferensi ini, kesenjangan antara angka investasi pariwisata dalam negeri dan angka rata-rata dunia, merupakan dasar untuk tetap optimis bahwa investasi pariwisata masih bisa meningkat, hingga paling tidak sama dengan rata-rata dunia. Salah satu pokok bahasan adalah me ngenai dukungan daerah bagi pengem bangan investasi pariwisata. Dukungan semacam ini, tak pelak lagi, berpengaruh terhadap prospek kontribusi pariwisata terhadap PDB secara nasional.
6
Vol. 2
UTAMA
Menurut Mari Elka Pangestu, sumbangan langsung sektor pariwisata terhadap produk domestic bruto (PDB) saat ini sebesar 5%, sedangkan kontribusi tidak langsung berkisar 9,1%. Kemenparekraf optimis bahwa angka ini masih bisa ditingkatkan. “Banyak daerah yang belum punya insentif-insentif untuk menarik investor. Kita akan diskusikan dengan pemda terkait supaya kendala-kendala yang menghambat bisa diminimalisasi,” demikian Wakil Men teri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar. Dirjen Pengembangan Destinasi Pari wisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim, menerangkan bagaimana meningkatkan ka pasitas dan kualitas turisme di daerah antara lain melalui upaya mengaktifkan Destination Management Organization, pemberdayaan masyarakat, termasuk pengembangan desa wisata. Tetapi kami tidak lagi menjalankan ke bijakan menyediakan sarana fisik untuk keperluan pemberdayaan di daerah, seperti misalnya perahu motor, karena pengalaman menunjukkan kebijakan seperti tu tidak ber manfaat optimal. AB Susanto, konsultan pariwisata meng amati bahwa dari sekitar 500 kabupaten/kota di Indonesia hanya 20 persen yang penguasa daerahnya ‘melek pariwisata’ atau sadar akan wisata. Dari itu diperkirakan setengahnya, atau 10 persen antusias dalam mengembang kan ekonomi pariwisata. “Ukuran antusiasme tampak pada ke bijakan yang mengembangkan ekonomi pariwisata dan ekonomi masyarakat,” ujar Susanto, “Artinya, bukan hanya berorientasi pada pengembangan retribusi saja.” Bagi Sapta Nirwandar, 10% dari seluruh kabupaten tersebut sudah merupakan angka yang besar. “Itu jumah yang besar bila diman faatkan dengan baik, apalagi kalau dikelola dengan baik, akan dapat sangat signifikan bagi perekonomian nasional,”ujarnya serius. Konferensi Pariwisata Nasional ini men cerminkan semangat yang berkembang di Kementerian Parekraf untuk menjadikan ekonomi Pariwisata lebih berdaya, jika diper lukan menjadi prioritas di berbagai daerah. “Kita akan dorong agar pariwisata tidak hanya menjadi kegiatan pilihan di daerah,tapi juga sebagai unggulan,” ujar Mari Elka Pangestu. Sementara itu dimaklumi pula, pariwisata pun punya kecenderungan akan terbangun manakala pembangunan ekonomi umumnya berjalan aktif dan dinamis. n Lihat juga hal. 17
l
No. 24
l
Desember 2011
Rumusan dari Konferensi Pada acara penutupan, kesimpulan berupa rumusan-rumusan ini dibacakan:
1 2
Kontribusi pariwisata Indonesia terhadap PDB Indonesia lebih kecil dari rata-rata dunia.
Sektor pariwisata memiliki potensi penyelamatan ekonomi Indonesia menghadapi krisis Eropa dan perlambatan ekonomi USA.
3
Sinergi, koordinasi, integrasi dan komunikasi para pemangku kepentingan adalah suatu keniscayaan untuk pembangunan kepariwisataan.
4
Untuk investasi di bidang kepariwisataan perlu komitmen para pemangku kepentingan, terutama di dalam menghilangkan high cost economy.
5 6 7 8 9 10 11
Infrastruktur pariwisata perlu mendapatkan perhatian dan prioritas dari pemerintah daerah dan pusat. Mendorong terwujudnya konektivitas baik melalui udara, laut dan darat. Perlu adanya kesiapan sumber daya manusia. Perlu adanya kesiapan masyarakat lokal di daerah tujuan destinasi. Perlu adanya upaya-upaya debottle necking (solusi). Harus berfikir out of the box (tidak mau didikte keadaan).
Melakukan inisiatif-inisiatif di daerah di dalam penerapan semangat enterprising the government di dalam bingkai otonomi daerah.
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
W
amen Parekraf, Sapta Nir wandar, tak jarang mem produktifkan waktu saatsaat pertemuan dengan insan-insan pers dalam suatu acara jumpa pers, dengan menjelaskan seraya berdis kusi dan membangun pemahaman ten tang strategi dan taktik-taktik pemasar an destinasi maupun produk pariwisata Indonesia. Tentulah menyenangkan.
Pemasaran Destinasi
7
Daerah-daerah Perlu Jeli Dalam Memilih
Antara lain dibicarakan perihal Pendekatan Pemasaran Pariwisata Daerah
Aspek pendekatan pemasaran pari wisata daerah perlu diolah semenjak sebuah destinasi hendak dipersiapkan untuk dipasarkan. Wamen menyebut kota Singkawang. Di kota itu telah diciptakan salah satu event untuk menarik lebih banyak wisman dan wisnus berkunjung. Medio November 2011 diadakan di sana International Borneo Sumpit Tournament, mengganti event tahunan yang biasanya dalam format kon ser musik. Festival yang intinya turnamen sumpit itu menunjukkan potensi kuat un tuk cepat berkembang. Nah, Singkawang juga dikenal mem punyai ‘Seribu kelenteng’. Menurut saya, kata Sapta Nirwandar, kelenteng bisa dijadikan ikon dari kota Singkawang. Se pengetahuannya sampai saat ini, belum ada yang menggunakan julukan kota ‘Seribu kelenteng’. Dengan kekayaan semacam itu, kota Singkawang bisa mengeksplorasi lebih dalam lagi segi budaya, sejarah dan religi. Riwayat kelenteng-kelenteng di sana pasti ada akulturasi.
Pada momen-momen kesempatan berbincang dengan wartawan, Wamenparekraf Sapta Nirwandar pun berupaya membangun pemahaman strategi dan taktik-taktik pemasaran destinasi maupun produk wisata. Keterhubungan sejarah dengan Cina daratan, Taiwan, Malaysia dan Singapura juga bisa membangkitkan keterikatan iden titas antar etnis di wilayah Singkawang– Indonesia, Malaysia dan sekitarnya. Jadi, paket menonton Festival Sumpit plus juga tur ke Singkawang, misalnya menginap selama 3 hari atau weekend. Se harusnya tempat tempat seperti itu res ponsif, karena kalau tidak ya kita terbatas mengadakan event begitu saja. Padahal bisa dijadikan beberapa paket tur. Acara itu sendiri mengandung news value, mem
Salah satu momen itu ialah ketika Wamenparekraf bersama Wali-kota Singkawang mengadakan jumpa pers menjelang diselenggarakannya ajang lomba sumpit internasional 2011.
buat media mau mempublikasikannya. Mengundang travel agent akan mem buat mereka bisa menyusun paket tur. Tentu cukup banyak bisa diangkat dari Singkawang. Jika sampai sekarang masih Bali yang umumnya dipromosikan, itu karena para pelaku industri belum berani berspekulasi di destinasi lain. Dukung an pemerintah mungkin bisa diberikan dalam bentuk promosi atau paket-paket gratis tertentu. Sekarang sudah banyak maskapai yang melayani penerbangan ke Pontianak, ka rena tahun 1990-an baru ada satu maska pai yang melayani rute ini. Saya sarankan, kata Wamen Parekraf, semacam Festival Kelenteng mungkin bisa didekatkan dengan perayaan Cap Go Meh. Jadi akan ada sesuatu yang baru sambil mengeksplorasi apa yang akan ingin diangkat/difokuskan dalam festival tersebut. Aset ‘Seribu kelenteng’ itu bisa di jadikan gimmick pariwisata. Tapi untuk mengundang banyak pihak luar agar mau datang mesti ada lagi kandungan ‘aktivi tas’ yang menarik. Atau festival tersebut bisa diadakan menjelang liburan sekolah. Kalau diadakan secara tersendiri akan terasa berat. Eksplorasilah apa yang menampilkan ciri khas Singkawang dan sesuatu yang benar-benar baru agar bisa membedakan nya dengan tempat lain seperti Semarang
8
Pemasaran Destinasi
yang juga memiliki trade mark vihara/ kelenteng. Sekarang kita sudah membuat bebe rapa ajang lainnya seperti festival danau Sentani, Festival Aceh, dan mungkin saja yang akan datang diadakan Festival Seri bu Kelenteng di Singkawang. Dia juga mengingatkan, dari pendekat an pemasaran, festival-festival itu hanya sebagai entry point, jadi tetap harus ada atraksi lain yang bisa mengikat orang agar datang berkunjung ke destinasi. Karena itulah perlu pengemasan yang baik dan bagus. Kita juga sudah punya akses untuk mengiklankan di media massa di Cina se cara gratis khusus untuk Indonesia Chinese Community Overseas. Yang perlu dipersiapkan itu materinya, obyeknya apa dan programnya apa. Jadi jangan nanti orang/wisman sudah sampai di kelenteng tapi tidak ada atraksi, maka jangan mereka terjebak hanya bengong. Jadi, bisa di-design wisatawan harus stay beberapa hari untuk menikmati fes tival tersebut. Mungkin bisa dimasukkan informasi sejarah dan lain sebagainya. Potensi wisman dari Cina itu besar sekali. Kementerian sendiri bisa sampai 20 kali dalam setahun mempromosikan pariwi sata Indonesia di Cina. Karena wisman Cina yang datang ke Indonesia masih di bawah satu juta orang. Banyak konglom erat di Cina tapi belum banyak yang tertarik da tang ke Indonesia. Tahun depan 2012 kita akan memompa lagi kunjungan wisatawan dengan menggerakkan komunitas-komunitas, memperbanyak ragam macam festival dan lain sebagainya.
Misalnya wisman yang sudah sampai di Jakarta akan ditawarkan paket ke Semarang, kemudian paket ke Singkawang untuk mengunjungi Seribu kelenteng beserta atraksi dan kulinernya dan seterusnya.
Pilihan-pilihan
Bedanya Kalimantan bagian Malaysia dan Kalimantan bagian Indonesia adalah di Kalimantan bagian Indonesia Pemdanya belum banyak yang berpihak pada pariwisata. Kekayaan alam yang melimpah di pu lau Kalimantan, kayu, batubara, migas telah menjadi rebutan dan pengembang an pariwisata kurang dilirik. Sedangkan yang di bagian Malaysia, mereka tidak memiliki pilihan apa-apa makanya pari wisata disana jauh lebih terkenal. Tapi jika ditanya bera pa potensi ekonomi realnya, pastilah Kalimantan Timur yang lebih dike nal. Namun sekarang kita (pariwisata) bisa mengisi terus pereko nomian karena sumber daya tambang itu akan habis. Karenanya akan sangat baik jika guber
Danau (indah) Sentarum di kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menanti rencana pengembangan dan pemasaran yang tepat. (Lihat halaman 24–26)
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
nur mau datang ke acara festival-festival sebagai dukungan moral. Gubernur Kali mantan Barat sering menghadiri festivalfestival tersebut. Bicara soal pilihan-pilihan taktis, di Ka limantan Selatan ada pasar terapung yang merupakan satu-satunya di Indonesia, tapi memang masih jauh dari upaya pengembangan seperti yang terlihat di Thailand. Mengapa? Posisi rumah-rumah di sepanjang sungai di Kalimantan membelakangi sungai, berbeda dengan di Thailand. Tapi ada pulau kecil yang dihuni monyet kecil, Bekantan, di sungai di Kalimantan Sela tan, ini bisa dciptakan menjadi spot un tuk aktivitas kunjungan wisatawan. River cruise di Thailand kegiatannya hanya be lanja dan makan durian. Beberapa gubernur sudah mulai turut
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
paralelisme di mana semakin banyak yang menyadari sumber tambang akan habis dan mulai memperhatikan pariwisata. Beberapa negara di dunia memutuskan tidak lagi menggali tambang. Ada salah satu kabupaten yang me minta daerahnya tidak dijadikan daerah tambang dan sebagai gantinya ingin me ngembangkan pariwisata. Kabupaten Singkarak menginginkan tiga pilihan agar tidak dijadikan daerah tambang, yakni musik, olahraga (sport) dan budaya. Saat kita pelajari, jika mengadakan fes tival musik jazz, kurang ada peminatnya. Jika kita adakan olahraga high-end, seperti balap motor, akan merusak alam juga. Akhirnya kita pilih ajang balap sepeda ka rena populer, mudah, tidak mengotori atau polusi, mudah dilaksanakan dan jalannya bisa dimanfaatkan di luar pertandingan. Yaitu Tour de Singkarak (TDS). Terasa sekali dampaknya setelah diadakan TDS. Awalnya empat kabupaten saja, namun kini berjumlah 14 kabupaten/kota yang berpartisipasi dalam TDS berikutnya.
Pemasaran Destinasi Para bupati dan walikota tersebut akan diprotes oleh warganya jika TDS tidak melewati daerah mereka. Dampaknya antara lain jalan raya yang dipakai untuk TDS, yang tadinya rusak, kini mulus layak pakai, sangat membantu masyarakat. Saat TDS tahun lalu belum ada akomo dasi hotel di sekitar Singkarak, setelah itu mulai direncanakan dibangun. Bupati Sawah Lunto memberi subsidi Rp 1 juta kepada masyarakat yang bersedia menjadikan rumahnya home stay selama pe nyelenggaraan TDS. Dan sekarang Sawah Lunto punya hotel berkapasitas 40 kamar. Di lain tempat kita lihat perkembangan Lombok setelah pencanangan Visit Lombok Year 2012. Apalagi setelah dibukanya ban dara internasional baru, telah mencipta kan destinasi internasional baru. Cukup banyak daerah mengajukan proposal untuk mengadakan event di daerahnya masing-masing, kata Sapta Nirwandar. Tapi kita harus mensurvei terlebih dahulu. Untuk penyelengggaraan event, kita me lihat pada PAD, aktivitas penyelenggaraan
kepariwisataannya dan koridornya. Se perti event lomba perahu layar internasio nal di Sabang bulan Oktober lalu, sebagian orang asing sebelumnya tidak yakin bisa terselenggara, karena dianggap citra Aceh lekat dengan terorisme dan fanatik Islam. Namun nyatanya berjalan sukses. Untuk tahun depan, 2012, sudah ba nyak konfirmasi dari luar yang ingin mengikuti. Jumlah peserta 30 boat dalam event pertama kali dengan promosi mela lui internet, mulai meluas persepsi untuk singgah ke Sabang daripada ke Phuket yang sudah terlalu ramai. Pada 10 Februari 2012, akan diadakan festival Cap Go Meh di Singkawang. Se lain itu juga festival kelenteng. Akan kita angkat keduanya sebagai event ritual/religi dan spiritual, kebudayaan (lomba sumpit) dan kuliner. Akses penerbangan ke Pon tianak sudah banyak. Daerah-daerah lain di Indonesia bisa terinsipirasi atau mengorientasikan polaperencanaan pada aspek pemasaran dari perbandingan dan pengalaman faktual terurai di atas. n
Terus Merangsang Wisata Nusantara aktif mengembangkan pariwisata, di Sumatera Barat, NTT, NTB, Bali, Lampung dan Jawa Tengah. Kota-kotanya seperti Padang, Lampung, Palembang, Manado dan sebagainya. Pariwisata penyumbang devisa terbe sar nomor tiga dan menyerap tenaga kerja hampir sembilan juta orang. Investasi pariwisata berwatak lebih jangka panjang ketimbang tambang. Berkembang juga
D
i samping bertumbuh secara alamiah sejalan dengan terjadinya pe ningkatan income atau pendapatan masyarakat, kegiat an wisatawan nusantara tetap di dorong secara berkesinambung an. Hasilnya akan mempercepat lagi pertumbuhan wisnus. Pada beberapa event di perba tasan dengan negara tetangga, fungsinya menjadi ganda, sekali gus sebagai peristiwa pariwisata yang menarik wisman datang berkunjung. Kegiatan promosi ini, antara lain dilakukan di daerah-daerah sebagai destinasi, dan atau seba gai pasar yang masyarakatnya potensial untuk mengadakan perjalanan wisata. Direktorat MICE dan didu kung oleh Direktorat Promosi Dalam Negeri Kemenparekraf menyelenggarakan Sriwijaya International Expo yang diresmikan pembukaannya oleh Menteri
9
EVENTS
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pementasan seni dan budaya mewarnai kegiatan dengan yang inti merupakan pameran, diikuti oleh peserta yang datang dari se luruh provinsi Indonesia. Pameran ini memperkenalkan produk Indonesia yang beraneka ragam dari berbagai daerah, berlangsung tanggal 10 hingga 17 November 2011 di kompleks Dekranasda, Jakabaring, Palem bang. Manfaat dan hasilnya ialah sebagai wadah promosi produk Indonesia, menarik minat ber wisata bagi keluarga, remaja dan anak sekolah untuk melakukan wisata di dalam negeri, mem promosikan obyek dan daya tarik wisata kota dan Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan umum seperti yang juga diusung pada event serupa di daerah lain ialah meningkat kan rasa cinta dan rasa memiliki tanah air di masyarakat. n
10
events
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
Karnaval Kuta ke-9 Kali Berlibur ke Batam Salah satu kegiatan berfungsi kembar seperti tipe kegiatan ini berfungsi promosi pariwisata nusantara, sekaligus serentak menarik kunjungan wisman dari negara jiran, dan kunjungan mereka akan membawa dampak promosi lanjutan sekembali nya mereka di tempat asal. Dinamakan Holiday Night in Batam, diselenggarakan di salah satu hotel di kota Batam tanggal 19 November 2011. Kegiatannya dikemas dalam acara makan malam bersama, sajian tarian dan kesenian melayu dan justru juga beberapa pe nyanyi dari Singapura. Dibuka oleh Kadisparda kota Batam, keseluruhannya memang dikemas lebih meriah dari tahun lalu. Hadirin peserta kali ini mencapai sekitar 300 orang dari Malay sia, Philipina, Thailand, dan Kana-da. Jadi, sebagai wadah promosi pariwisata, menarik minat ber wisata bagi wisman khususnya dari negara tetangga anggota ASEAN, karena kota Batam merupakan daerah cross border, dan mempromosikan obyek dan daya tarik wisata kota Batam. n
Festival Musi Provinsi Sumatera Selatan tempat berlangsung SEA Games 2011, Disparda Kota Palembang menyelenggarakan Festival Musi, didukung oleh Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemenparekraf, dibuka oleh Walikota Palembang. Sudah barang tentu kegiatannya yang menonjol ialah olah raga dragon boat race, lomba Bidar Tradisional, dan lomba Bidar International. Di final dilombakan Tim Putra dan Tim Putri. Ber samaan itu keramaian tampak pada acara pementasan seni dan budaya. Kegiatan yang memadukan olah raga dan pariwisata ini biasanya diadakan pada ulang tahun kemerdekaan RI. Tapi karena SEA Games berlangsung di Palembang, untuk itu diada kan juga kegiatan Festival Musi ini pada 12–13 November 2011 di sungai Musi, Palembang. n
Satu lagi contoh kegiatan oleh pemerintah atau masyarakat di daerah yang didukung oleh Kemenparekraf, Kuta Karnival 2011, merupakan penyelengga raan yang ke-9 kali, bertema Light up the World, berlangsung tanggal 14–16 Oktober 2011 di pantai Kuta, Bali. Kuta Karnival IX 2011 diisi dengan kegiatan yang marak: surfing competition, festival layang-layang, music fiesta, food festival. Wisnus dan wisman yang mengunjung diperkirakan men capai ± 50.000 orang selama acara berlangsung. Memang sua sananya marak. Setelah obor tanda dibukanya Kuta Karnival dinyalakan, para tamu undangan digiring ke tepi pantai, dikelilingi oleh para penari kecak yang membuat satu atraksi dan formasi un tuk melakukan prosesi pelepasan tukik (anak penyu). Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dari Kemenparekraf I Gde Pitana didampingi Bupati Badung dan para wisman melepas tukik ke pantai, sesudah itu pelepasan karnaval (parade) budaya yang menempuh jalan sepanjang tepi pantai Kuta. Sementara pawai berlangsung, dilakukan tabur bunga di pantai dari helikopter oleh para surfer se bagai penghormat an kepada para korban tragedi bom bali 2002. Kemudian dilan jutkan dengan gala dinner. n
Vol. 2
l
No. 24
l
komodo
Desember 2011
Wamenparekraf Sapta Nirwandar (kanan) dan Hermawan Kartajaya (tengah) saat meluncurkan The Real WOW di Jakarta.
K
Membawa The Real WOW ke Dunia!
ata-katanya saja su dah ‘appealing’: The Real Wonder of the World, dan ketika dijadikan slogan pendek ter dengar memanggil publik : The REAL WOW! Itulah yang telah diluncurkan menjelang tutup tahun 2011. Pada malam 15 Desember 2011 di hadapan lebih 2000 hadirin, di Ballroom Ritz Carlton–Pacific Place, Jakarta, Wamenparekraf Sapta Nirwandar menyaksikan peluncurannya, yang dipimpin tokoh Marketeers Indonesia, Hermawan Kartajaya. The Real WOW merupakan sebuah inisiatif program pro mosi pelestarian asset pariwisata daerah, yang termasuk keajaiban budaya dan alam. Sebagai langkah awal, Marketeers memberikan penghargaan dan apresiasi kepada tujuh destinasi dan obyek pariwisata daerah dan lima warisan budaya berbenda dan tak berbenda, yang perlu dilestari kan dan didengungkan kepada masyarakat dunia. Tujuh produk pariwisata bermuatan keajaiban alam dan budaya dimaksud: Taman Nasional Ujung Kulon, Hutan Tropis Sumatera, Taman Nasional Komodo, Can di Prambanan, Candi Borobudur, Carstensz Pyramid (Puncak Jaya), dan situs peradaban manusia purbakala Sangiran. Beberapa warisan budaya berbenda dan tak berbenda diberikan statusnya sebagai The Real Wonder of the World antara lain Wayang, Batik, Keris, Angklung, dan Tari Saman. Sebagai dimaklumi Kemenparekraf telah gencar melaksanakan dan mendukung promosi Komodo den gan menggunakan juga slogan The Real WOW! Dimulai dengan satu konser musk yang ‘marak’ di Bali, kemudian dibawa sungguh ke dunia internasional. ‘Komodo Night’ diselenggarakan di Navy Pier’s Crystal Garden di Chicago pada 22 September 2011. Event itu menggalang Friends of Komodo di Amerika Serikat, meru
pakan bagian dari kampanye mengajak dunia turut berpar tisipasi dalam pelestarian bia wak raksasa Komodo sebagai The Real WOW. Diadakan malam itu eksibi si artefak seni dan budaya dari Pulau Komodo di Flores, mobile apps seperti games dan nongames yang bertema Komodo (untuk iPhone/iPad, Blackberry, dan Android) dari beberapa pembuat mobile apps terbaik di Asia, yang turut berpartisipasi dalam Komodo Apps Challenge, juga diputar video Konser untuk Komodo yang di adakan di pantai Kuta Bali pada 31 Juli 2011 dan menjadi trending topic di Twitter di seluruh dunia. Dihadiri oleh friends of Komodo dari industri pariwisata, para ahli margasatwa, akademisi, travel media, petualang, dan penggemar olahraga selam, event ini menampilkan sisi sebenarnya dari Komodo sebagai Keajaiban Dunia. Dan Taman Nasional Komodo sebagai Taman Jurasik yang ‘sungguhan’ di bumi ini. “Inisiatif dari penyelenggaraan Komodo: The Real Wonder of the World adalah untuk mendukung program kami,’Beyond Bali’, yang mempromosikan keajaiban ke budayaan dan alam Indonesia,” kata Sapta Nirwandar, Wamen Kemenparekraf (waktu itu Dirjen Pemasaran Pari wisata Kemenbudpar RI). Wamen Sapta Nirwandar menjelaskan, Chicago di pilih sebagai representasi dari tingginya antusiasme yang ditunjukan oleh warga Amerika terhadap pariwisata di Indonesia. Antusiasme itu terlihat dari pertumbuhan wisman dari Amerika ke Indonesia. Lagi, sebelumnya, pada 9 September 2011, di Sydney, Australia, Komodo menjadi pusat perhatian dalam Komodo Night in Sydney, di Opera Point Marquee di Sydney Opera House. Hermawan Kartajaya (Duta Besar Khusus untuk
11
12
komodo
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
wisata kota
13
Semarang yang Konon ‘Venesia van Java’ P
enulis ini berangkat ke Semarang pada awal Desember 2011 untuk melaporkan situasi mutakhir dilihat dari sudut pariwisata. Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah ‘kurang’ dikenal se-bagai destinasi wisata dibandingkan dengan Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Sura baya. Dia menulis seperti berikut. Sebagai anak muda urban yang sudah terbiasa dengan hirukpikuk dalam kepungan kemacetan dan polusi di ibukota Jakarta, saya belum bisa membayangkan apa yang akan bisa saya nik mati dari kota ini. Tapi setelah menginjakkan kaki di Bandara Internasional Ahmad Yani, pikiran dan hati saya mulai terbuka. Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang.
ariwisata Indonesia) mengatakan, "Bukan tidak mungkin P di masa depan The Real Wonder of the World dapat berfungsi sebagai tema untuk meningkatkan pandangan masyarakat terhadap Indonesia yang menakjubkan." Dipersembahkan oleh Kemenparekraf dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago dan di Sydney, yang menjadi tuan rumah, event tersebut diorganisasikan oleh Marketeers dari MarkPlus, Inc. Menurut ‘Marketeers’, kedepannya, produk pariwisata dan budaya dari daerah lain di Indonesia dapat mengikuti program The Real WOW untuk dinobatkan sebagai The Real Wonder of the World. Dalam hal ini kualifikasinya akan men gacu pada tiga hal yaitu harus otentik, memuat kearifan bu daya lokal masyarakat setempat, dan menyimpan nilai-nilai yang universal persembahan Indonesia kepada dunia. Dengan kriteria tersebut, Marketeers bersama tim expert panel akan melakukan verifikasi apakah produk pariwisata dan budaya tersebut memang layak disebut dan diperke nalkan kepa-da dunia sebagai The Real Wonder of the World. Masyarakat dunia akan mempersepsikan-negeri Indonesia dengan kekayaan berbagai keajaban alam dan budaya. “Kami tidak memerlukan dongeng Jurassic Park untuk melihat dunia yang diisi oleh reptil, semua ada di sini, di Taman Nasional Komodo,” demikianlah BBC wildlife seri Life yang dinarasikan oleh David Attenborough. Kampanye ini menggema ke dunia, oleh kehadiran dan keikutsertaan tokoh-tokoh dunia, the prominent figures. Ke tika event di Chicago, diantara Friends of Komodo yang hadir, tampak Prof Phillip Kotler, bapak marketing modern, rector dari Johnson & Son juga menjadi profesor Marketing Inter nasional di Sekolah Managemen Kellog di Northwestern University, yang baru-baru ini ditunjuk oleh pemerintah Indone-sia menjadi Duta Pariwisata Indonesia (bersama Bill Gates dan Richard Gere). Dengan keunikan dan kelangkaan Komodo, maka UNESCO menyatakan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia dan Manusia dan pengawetan Biosfer pada tahun 1986. Sejak itu, kawasan telah menjadi konser vasi untuk melindungi keanekaragaman hayati secara ke seluruhan, baik laut dan darat. n
Wisata di Semarang dimulai dari bandara Ahmad Yani. Status nya internasional kendati kecil. Tiba pagi hari, hanya toko-toko penjual snack dan minuman yang buka, sedangkan restaurant tampak bersiap-siap. Penumpang yang baru turun dari pesawat berbaris rapi di depan counter taksi bandara. Taksi pun berba ris rapi. Takjub juga melihat pemandangan seperti ini, rasanya belum pernah melihat kerapihan serupa di bandara Soekarno Hatta J akarta. Ada sih satu dua orang calo tapi taksi yang dipakai tetap tak si berlogo taksi bandara. Langsung membayar ongkos taksi di muka counter, saya merasa tidak dibohongi. Juga lantaran masih pagi sekali counter Tourist Information Center belum buka. Tadinya saya sangat berharap bisa mendapatkan peta kota Se marang dan obyek-obyek wisata yang akan saya kunjungi. Saya pun tidak menemukan iklan obyek wisata diantara beberapa pa pan billboard di depan terminal kedatangan. Jadi saya putuskan menikmati wisata di Semarang dengan mengikuti saran dan pe tunjuk yang diberikan oleh teman, kenalan dan, tentunya hasil surfing dari internet.
Kota Lama dan ‘Venesia van Java’
Cuaca cerah dan suhu udara masih hangat. Dari bandara menuju pusat kota ditempuh kurang dari setengah jam. Di lam pu merah pertama di ujung jalan keluar area bandara sudah ter lihat pintu gerbang Museum Ronggowarsito. Kemudian Tugu Muda dan Gedung Lawang Sewu menyam but saya dalam perjalanan menuju Kota Lama. Menurut litera
tur dan informasi dari teman, banyak Gereja Blenduk gedung-gedung tua bersejarah yang menarik, terutama di kawasan Kota Lama. Kawasan yang sejak dulu menja di magnet bagi orang yang datang dari luar kota Semarang, wisnus maupun wisman. Kawasan Kota Lama mulai terlihat dari sekitar pertengahan Jalan Pemuda, salah satu jalan raya utama kota ini, di mana perkantoran seperti Bank Indo nesia, Bank Mandiri dan Kantor Pos Besar Jawa Tengah yang menempati gedung-gedung tua itu, berada. Penanda lain dari kawasan Kota Lama, agaknya tak terlalu diperhatikan, adalah jalan raya yang dibangun di atas paving block. Jalan paving block ini dimulai dari sekitar depan Hotel Dibya Puri, yang menempati salah satu gedung tua namun sudah tidak beroperasi lagi sejak sekitar dua tahun lalu. Ini berakhir di depan Kantor Pos Besar Jawa Tengah. Sebelum masuk ke pusat kawasan Kota Lama di Gereja Blenduk, Stasiun Tawang dilewati. Bangunan tua stasiun kereta api itu terawat baik dan terlihat cantik. Di depannya ada sebuah polder, dibangun oleh Belanda untuk menampung aliran air dari sistem drainase di kawasan tersebut sebelum dibuang ke laut. Ternyata sejak dahulu sampai sekarang pun kawasan ini langganan banjir rob, terutama saat curah hujan tinggi dan air laut pasang. Setelah itu barulah mulai tampak deretan bangunan tua, kebanyakan tidak terawat. Malahan sebagian nyaris roboh. Bangunan-bangunan tua yang tampil terawat ada yang masih digunakan sebagai tempat tinggal, kantor, restaurant bahkan ada sebuah gedung tua yang masih dipakai untuk tempat pertun jukan. Saya berhenti di depan Gereja Blenduk atau Gereja GPIB Immanuel. Gereja tertua di Jawa Tengah yang dibangun pada tahun 1753 tetap mempertahankan bentuk aslinya. Furniture seperti kursi model back and bottom cane pun masih bertahan. J e n d e l a - j e n d e l a
Gedung tua di kawasan Kota lama.
yang didominasi kaca patri, kubah (dome) tinggi khas arsitektur Eropa dan orgel, kondisinya bagus dan selalu di mainkan saat kebaktian, membawa saya ‘keluar’ dari kota Semarang kini untuk sesaat. Bangunan tua ini masih sanggup untuk mengakomodasi berbagai macam kegiatan peribadatan. Di sebelah kiri di luar gereja ada sebuah taman kecil yang cukup apik, Ta man Srigunting. Taman ini tampaknya sudah mengalami perubahan karena tidak ada yang tahu persis seperti apa bentuk awalnya. Di depan gereja, sebuah bangunan tua terawat baik dan digunakan oleh sebuah perusahaan asuransi. Kawasan Kota Lama, terutama di sekitar Gereja Blenduk, juga dikenal sebagai lokasi favorit setting foto pranikah dan pengge mar fotografi, terutama pada sore–malam hari karena efek ca haya dari lampu-lampu penerangan yang indah sekali. Terasa sayang jika program revitalisasi Kota Lama, yang konon dicanangkan sejak sekitar dua puluh tahun lalu, tidak di hidupkan kembali. Pikiran kita dibawa melayang, membayang kan menikmati jalan-jalan menyusuri Kota Lama seluas lebih kurang 2 hektar di atas paving block yang diapit oleh bangunanbangunan tua tanpa terganggu lalu lalang kendaraan. Seperti sedang berwisata di negeri Kincir Angin rasanya.
Kelenteng Sampokong
Sejarahnya enak didengar. Awalnya Kelenteng Sampokong ini terdiri dari beberapa kelenteng kecil dan sempit untuk ber ibadah. Sebelum dilaku kan revitalisasi dan terkelola seperti yang saat ini terli hat, Kelenteng Sampokong b u k a n tempat
14
Vol. 2
wisata kota
Kelenteng Sampokong
yang menarik dan nyaman. Kelenteng Sampokong kini dikelola oleh yayasan yang mengurus kelenteng dan mendapat dukungan serta fasilitas dari pemerintah, sekarang bukan lagi hanya ber-fungsi tempat peribadatan bagi penganut keper cayaan Konghucu, tapi juga menjadi obyek wisata religi dan sejarah yang menarik bagi penganut agama dan kepercayaan lainnya. Di sini kita bisa melihat akulturasi dari Konghucu, Budha dan Islam. Memasuki pintu gerbang kelenteng, pengunjung disambut oleh halaman yang bersih, asri dan sejuk, banyak pepohonan yang rimbun. Lapangan luas di depan kuil dengan sebuah panggung raksasa boleh dipergunakan oleh pihak luar atas seizin pengelola kelenteng. Dua buah bangunan kuil berukuran sedang langsung bisa dili hat dari pintu masuk merupakan bangun an asli. Kuil yang paling besar merupakan perluasan kelenteng. Dengan dominasi warna merah dan arsitektur daratan Tion gkok serta patung Laksamana Cheng Ho, sekali lagi, kita serasa tidak sedang berada di Semarang. Di dalam kuil kita melihat makam juru kemudi kapal Laksamana Cheng Ho saat mendarat di Jawa. Ada sebuah jangkar ka pal dan bedug, peninggalan asli dari kapal Cheng Ho. Dan relif yang menceritakan per-jalanan sang Laksamana. Tiket masuk ke kelenteng ini hanya Rp 10 ribu untuk wisnus dan Rp 15 ribu untuk orang asing. Namun untuk bisa masuk ke dalam kuil, dikenakan biaya tambahan Rp 15 ribu per orang. Tidak heran jika Sam pokong menjadi daya tarik kedua setelah Kota Lama dan menjadi item wajib dalam itinerary city tour kota Semarang. Tapi saya
jadi penasaran, sebagai kota yang terletak di pantura Jawa, tidak adakah jejak sejarah wali songo di kota ini?
Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Jawa Tengah
Saya memasukkan item ini dalam itin erary city tour Semarang versi saya. Me nemukan Mesjid Agung Kauman Sema rang di sebelah pasar tradisional Johar. Letaknya berada di tengah hiruk pikuk pasar, mesjid bersejarah ini jadi hampir tak terlihat. Bahkan dari luar pun tidak bisa menampakkan keaslian bangunannya yang bersejarah kecuali bangunan baru perluasan mesjidnya. Mesjid Agung Kauman Semarang ini dibangun pada tahun 1751 oleh Kyai Masjid Agung jawa Tengah.
l
No. 24
l
Desember 2011
Mas Tumenggung Adipati Surokandi sinan Panda-naran I, yang ditunjuk dan dipercayakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam, kemudian di angkat menjadi bupati pertama di daerah ini. Dia pun kemudian diangkat sebagai pendiri kota Semarang. Sebenarnya Mesjid Agung Kauman Se marang didirikan di daerah Bubaan depan alun-alun kota yang sekarang sudah tidak ada lagi dan berubah fungsi. Mesjid perta ma itu diarsiteki oleh orang Jawa asli dan meniru arsitektur Mesjid Demak. Setelah terbakar, mesjid kemudian dipindahkan ke lokasinya sekarang dan dibangun serta diarsiteki oleh insinyur Belanda. Saat ini mesjid hanya digunakan oleh orang-orang dengan tujuan ibadah, khususnya ibadah di malam hari. Adapun Mesjid Agung Jawa Tengah menempati tanah wakaf Mesjid Agung Kauman yang letaknya dekat dengan pusat kota. Mesjid ini dibangun oleh pe merintah provinsi Jawa Tengah. Konsep nya terpadu dan modern. Design tampak meniru arsitektur Mesjid Nabawi di Ma dinah, dengan payung-payung elektronik dan udara yang menyejukkan di pelataran mesjid, wah terasa menarik minat wisnus. Apalagi di dalam area mesjid dibangun sebuah tower yang dari keting-giannya bisa melihat seluruh kota Semarang. Hari pertama di kota Semarang, saya mengakhiri city tour dengan menikmati pemandangan kota Semarang bawah dari kawasan Semarang Atas. Yang disebut Semarang Atas adalah daerah perbukitan yang tidak terlalu
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
wisata kota menyusuri lorong penjara bawah tanahnya. Lorong sepanjang ba ngunan itu telah berganti fungsi beberapa kali. Di zaman Belanda, lorong itu berfungsi sebagai pendingin udara gedung dengan cara mengalirkan air dari sistem drainase zgedung ke lorong. Fungsi itu berubah saat Jepang menjajah Indonesia. Lorong dijadi kan penjara dan tempat eksekusi para tahanan yang memberontak pada pemerintah penjajahan Jepang. Hal terakhir inilah yang kemudi an lebih banyak dikenal orang. Untuk memasuki lorong penjara bawah tanah ini ditarik karcis masuk Rp 20 ribu (untuk tiket masuk dan sewa sepatu bot) per orang dan biaya guide Rp 10 ribu.
Lawang Sewu.
tinggi dan bisa ditempuh 10–20 menit dari pusat kota. Berada di ketinggian itu kita bisa menikmati pemandangan kota Sema rang bawah termasuk pelabuhan Tanjung Mas. Banyak sudah restaurant dan kafe berdiri di sepanjang jalan. Pada esok harinya, kebetulan di Semarang sedang diadakan Lorong penjara bawah tanah. Gebyar Wisata Kuliner Jateng 2011, diselenggarakan salama 2 hari. Dan Pameran Industri Kreatif dari Kementerian Perin dustrian. Keduanya bertempat di Lawang Sewu. Tidak dipu ngut biaya untuk masuk ke fes tival itu. Saat bersamaan itu juga pe merintah kota Semarang meng gelar Festival Pandanaran di Jalan Pemuda dan Semarang Great Sale di semua pertokoan kota ini. Saya turut me-rasakan great sale Setiap guide memandu satu kelompok, ini saat membeli oleh-oleh di toko. walaupun hanya satu orang. Sayangnya, Agaknya lantaran beberapa pameran guide yang menemani saya kurang banyak dan festival ini adalah yang pertama kali penge-tahuan mengenai sejarah gedung diadakan maka gaungnya belum banyak Lawang Sewu. menggerakkan kedatangan wisatawan Sepatu bot yang disediakan harus dari daerah lain maupun wisman. Tapi dikenakan oleh setiap pe masyarakat kota tampak antusias. ngunjung. Pengunjung pun dibekali senter. Di dalam lorong tidak ada pegangan Lawang Sewu Lawang Sewu artinya ‘seribu pintu’, atau safety equipment. Memang kini menjadi ikonnya kota Semarang. ada lampu di beberapa bagian Bangunan tua ini baru saja selesai dipu yang sekali-sekali dinyalakan. Walaupun merasa sedikit gar Juli 2011. Dibuka untuk umum dan mulai dipergunakan untuk pameran dan gamang berada di ruang gelap dengan genangan air festival. Selain menik-mati keanggunan dari setinggi mata kaki sampai bangunan tua bergaya art deco, dibangun lutut, tapi di situlah sensasi tahun 1903 oleh arsitek Belanda, Prof nya, yang dinikmati bukan Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag, hanya oleh wisnus tapi juga tidak lengkap rasanya kalau tidak turun wisman.
15
Agrowisata Djauhari
Sebelum turun menyusuri lorong pen jara bawah tanah di Lawang Sewu itu, saya sempat mampir menikmati durian Mijen di sebuah agrowisata di daerah Mijen yang sedang dipromosikan. Agrowista Djauhari ini dimiliki oleh sepasang kakek nenek yang masih energik, pak Udoyo dan bu Sri Mulyani, sebuah ke bun pribadi yang kemudian dibuka untuk umum sejak tahun 2006. Sang pemilik, masih berkonsentrasi mengembangkan durian asli Mijen, walau pun di kebunnya juga ada pohon rambut an dan pala. Selain makan buah durian, di sini kita bisa mencicipi jeli hasil olahan dari daging kulit durian bagian dalam, kerupuk dari kulit biji durian, dodol durian dan es duri an. Pak Udoyo ini juga membagi penge tahuan agronomi kepada anak-anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar, pelatihan kepada para mahasiswa dan membina ke-lompok tani yang berada di sekitar kebunn-ya.
Toko OEN
Esok harinya, sebelum be rangkat menuju Stasiun Tawang untuk kembali ke Jakarta, saya mampir dulu ke Toko Oen, un tuk brunch. Toko ini didirikan tahun 1936 oleh Oen Tjoek Hok masih bertahan di antara tokotoko modern di Jalan Pemuda. Bangunan yang ditempati tokonya merupakan salah satu cagar budaya. Merangkap pula restaurant, mempertahankan resep asli, sebagiannya resep Belanda dengan sedikit-sedikit penyesuaian rasa dengan lidah Indonesia. Toko restoran ini juga merupakan salah satu item favorit dalam itinerary city tour, khususnya wisman dari Belanda. Tapi
Suasana interior Toko Oen.
16
Vol. 2
wisata kota
staf pengelolanya mengaku pengunjung dari Belanda terasa mulai berkurang, pal ing banyak satu kali sebulan tourist group 20–30 orang sejak tahun 2000-an. Mungkin sebabnya perbedaan generasi yang sudah tidak memiliki ikatan emosional terhadap Semarang secara langsung. Sebelum tahun 2000, sebulan bisa datang 3–4 tourist group dengan masing-masing grup sebanyak 50 orang, mampir di toko ini. Brunch, itu serasa nasi goreng dan poffertjes buatan oma. Ditutup dengan desert es krim home madenya, membuat saya kenyang dan tidak kelaparan sepan jang perjalanan 6 jam dengan kereta dari Semarang ke Jakarta.
Stasiun Tawang dan Jalur Pantura
Stasiun Tawang tidak sebesar stasiun Kota di Jakarta. Sekarang hanya dipergu nakan untuk kereta eksekutif dan bisnis. Maka bangunan tua stasiun ini tampak terawat, bersih dan apik. Mudah meme san tiket kereta secara online, namun saat mengambil tiket cukup merepotkan karena counter pengambilan disatukan dengan counter pembelian tiket langsung. Sepanjang perjalanan menuju Jakar ta, hanya areal persawahan, yang tidak semuanya dalam kondisi terawat. Sesekali diselingi rumah-rumah penduduk. Sampai daerah Cirebon, masih bisa me lihat alam pedesaan, namun memasuki daerah Karawang sampai Jakarta lebih banyak melihat pabrik-pabrik di tengah sawah. Perjalanan pertama ke Semarang mem buat saya ingin kembali lagi untuk me ngunjungi obyek-obyek lainnya yang be lum sempat saya kunjungi. Ternyata kota Semarang memiliki banyak obyek wisata yang menarik dan cukup murah. One-day city tour rasanya belum cukup untuk me nelusuri kota Semarang seluruhnya. n
l
No. 24
l
Desember 2011
Vol. 2
l
No. 24
l
Tour Operator India ke Bali-Bandung-Jakarta
K
emenparekraf mengundang tour operator dari India pada famtrip yang digelar tanggal 5 – 10 Juli 2011. Tujuannya melakukan penetrasi lanjutan terhadap pasar untuk mening-katkan kunjungan wisman dari India. Lima orang mewakili tour operator dan satu orang VITO India meninjau Jakarta, Bandung, Bali. Kota tujuan famtrip tersebut dipilih karena sebagian besar wisatawan dari India selama ini sudah biasa pergi ke Bali, lalu ke Jakarta dan mengalir ke Bandung, wilayah me narik terdekat dari Jakarta. Wisatawan dari India cukup pen ting karena kedekatan hubungan antara Indonesia dengan India telah terjalin se jak lama. Kesamaan historis dan budaya sudah ada sejak berabad silam, era Hin du dan Buddha yang berakar dari India, dan era awal kedatangan Islam yang berasal dari Gujarat (India), hingga era modern saat ini. Saat mengunjungi Bali, para tour operator diarahkan ke Tanah Lot, Pantai Kuta, Gua Gajah, Pasar Ubud, dan Wa terboom Bali. Di sela kegiatan tanggal 8 Juli 2011, diadakan business meeting mempertemu kan industri pariwisata India dan Indo
nesia. Masing-masing dari India adalah Pegasus Travel & Tours PVT LTD, Sheeraz Tours PVT LTD, Eastern Travel PVT LTD, Hansa Holidays. Dari Indonesia hadir tiga tour operator dan enam industri hotel, antara lain KCBJ Tour and Travel, Surya Wisata Tour & Travel, Asia World, Ayodya Resort, Rama Beach Resort & Villas, Risata Bali Resort, Aston Hotel Resort & residence. Kujungan mereka berlanjut ke Ban dung, mendatangi Gedung Merdeka, salah satu gedung bersejarah yang terle tak di pusat kota Bandung. Gedung ini pernah digunakan sebagai tempat dise lenggarakannya Konferensi Asia Afrika pada 18–24 April 1955, jadi terkait de ngan India yang menjadi sponsor dalam pelaksanaan Konferensi kala itu. Perjalanan diteruskan ke Gedung Sate, bangunan dengan ciri khas orna men tusuk sate pada menara sentralnya, dan telah lama menjadi penanda atau markah tanah kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia. Setelah itu mereka diajak ke Gunung Tangkuban Perahu, dan obyek wisata air panas Ciater yang banyak diminati wisatawan mancanegara khususnya dari Asia. Saat mereka di Jakarta, Taman Impian Jaya Ancol, Monumen Nasional menjadi target kunjungannya. n
17
Dari Konferensi
FamTrips
Penetrasi Lanjutan Pasar Wisatawan India
UTAMA
Desember 2011
P
Pariwisata Nasional
ara nara sumber di Konferensi Pariwisata Nasional di Jakarta, 5 – 6 Desember 2011 mencerminkan arah keterpaduan antar berbagai instansi dan kalangan da lam kebijakan-kebijakan menyangkut pariwisata yang akan datang, dan, pariwisata diberikan komitmen untuk dima jukan dalam kerangka upaya bersama. Menko Perekonomian Hatta Rajasa meresmikan pembuka an Konferensi dan memberikan keynotes; paparan diberikan oleh Menparekraf Mari Elka Pangestu; Wamen Parekraf Sapta Nirwandar; Dirjen PDP Firmansyah Rahim; Wakil Ketua DPD, KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
GKR Hemas; Menteri/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana: Arah Kebijakan Pembangunan Nasional Dalam Menunjang Pariwisata Daerah; Wamen Keuangan Anny Ratnawati; Ketua BPPI Wiryanti Sukamdani yang dibawakan oleh Krishna: Meningkatkan Daya Saing Pariwisata Daerah; Wamen Pertanian Rusman Heriawan yang dibawakan oleh Syukur : Meningkatkan Daya Saing Pariwisata Daerah Melalui Pengembangan Wisata Agro; Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Jamil Musanif : Meningkatkan Daya Saing Pariwisata Daerah; Chairul Tanjung, CT Group, Mengembangkan Daya Tarik Investasi untuk Mendukung Pariwisata Daerah.
MINIMALKAN DAMPAK NEGATIF EKONOMI INDUSTRI PARIWISATA: LEAKAGE (BOCOR KE LUAR NEGERI)
Dua jenis leakage: 1. Import leakage: Biasanya ini terjadi ketika turis asing menuntut pelayanan standar internasional untuk memenuhi kebutuhan peralatan, makanan, dan produk lain yang tidak bisa disuplai/disediakan oleh negara tujuan (terutama di negara sedang berkembang Contoh: bahan makanan dan minuman termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran harus di impor. 2. Export Leakage: investor asing (Trans National Companies /TNC’s) yang membangun dan memiliki resort dan hotel dan mengambil keuntungannya untuk di kirim ke negaranya.
Menteri/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, antara lain meminta perhatian untuk menghindarkan dampak negatif dalam pariwisata :
Minimalkan Dampak Negatif Ekonomi Industri Pariwisata : Leakage (Bocor ke Luar Negeri).
Contoh: Di Thailand 70 % pendapatan yang diperoleh wisatawan asing dikirim ke luar Thailand. Di negara-negara lain hal yang sama juga terjadi termasuk di Indonesia dengan range antara 40% (India) sampai 80 % (Caribbean). Untuk menghindari import leakage: Upayakan meningkatkan kualitas dan kuantitas supply kebutuhan pokok yang memenuhi standar internasional bagi pengembangan pariwisata dari dalam negeri Untuk menghindari export leakage: Mendorong dunia usaha lokal/domestik agar tertarik untuk berinvestasi pada usaha di bidang pariwisata (resort, hotel, dsb)
Slide-28
Wamenkeu Anny Ratnawati :
Kemenparekraf menjadi leading sector dalam pengembangan infrastructure, capacity building, dan lain sebagainya, pada kawasan strategis pariwisata.
Chairul Tanjung mengajak para calon investor berfikir ‘out of the box’, dalam bahasa populer disebutnya sebagai ‘berinovasis gila’ dalam mencari dan membuka peluang investasi; investor itu
bukan membuang uang, tetapi mencari uang.
Dia merujuk contoh investasinya di Makassar. Industri kreatif seperti Trans Studio di Makassar berhasil meningkatkan pariwisata daerah.
18
Vol. 2
Wisata Bahari
P
l
No. 24
l
Desember 2011
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
WISATA BAHARI
19
Wisman Yachter Bakal Meramaikan Laut Kita
ara wisman yachter tak diragukan akan menikmati bebas dan in dahnya laut dan pesisir pantai di Indonesia dengan leluasa. Yacht adalah kapal wisata, dalam konteks ini mi lik warga Negara asing dari luar negeri. Yachter adalah wisatawan asing yang menggunakan yacht, baik pemilik maupun kru kapalnya. Mereka terdiri dari warga kelas atas yang biasa menikmati wisata bahari dengan berlayar dan berlabuh di negeri tempat mereka menikmati hobby itu, tergolong pembelanja mahal alias high spenders. Maka wisata bahari dari kegiatan ini akan meningkat tajam ke Indonesia, ka rena selama ini betapapun cukup banyak minat hendak berlayar ke perairan Indo nesia, langkah mereka terhambat oleh aturan-aturan yang merepotkan, sering membingungkan. Kini, mereka akan dengan mudah masuk, berkeliling berlayar di laut, dan menyusuri pantai atau berlabuh di tempat-tempat wisata. Baru saja tanggal 31 Oktober 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani Perpres no mor 79/2011 Tentang Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Asing ke Indonesian. Per pres ini memberikan kemudahan yang ‘signifikan’ bagi para yachter asing. Perpres yang menentukan sebanyak 18 titik pelabuhan tersebar di seluruh Indonesia, di titik pelabuhan itu para yachter bisa masuk dan keluar perairan Indonesia. Titik-titik itu dipilih dari jumlah 253 titik pelabuhan yang terdapat di seluruh pantai Indonesia. “Di titik-titik pelabuhan itu akan disediakan on-line system untuk pengu rusan izin-izin yang diperlukan,” itu diterangkan oleh Achyaruddin, Sekditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata pada Kemenparekraf.
Sekditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Achyaruddin (tengah) memimpin salah satu kegiatan sosialisasi Perpres 79/2011.
Dia memimpin satu hari pertemuan so sialisasi Perpres 79/2011 itu di Jakarta tang gal 9 Desember 2011. Pejabat dari intansi Kementerilan Luar Negeri, Perhubungan Laut, Imigrasi, Bea Cukai, memberikan kejelasan pelaksanaan Perpres, dimana hadirin terdiri dari berbagai kalangan pemangku kepentingan di bidang wisata yachting, termasuk agen-agen dan juga pemilik Yacht di Indonesia, dan ada yang datang dari Singapura. Achyaruddin mengatakan bahwa akhir bulan Januari 2012 juga akan diumumkan alur layar bagi kapal wisata yacht di perair an Indonesia. Sudah barang tentu itu pun diharapkan oleh para yachter internasional, sebab dipandang alur itu memperhitung kan keselamatan, keamanan, dan manfaat rute dalam konteks berwisata. On-line system di 18 pelabuhan dimak sud direncanakan mulai berfungsi tahun 2012, diharapkan mulai pada penyeleng garaan event besar Sail Morotai, yang di jadwalkan pada kuartal keempat 2012.
Proses prosedur pemberian CAIT itu akan selesai dalam satu hari dan para yachter langsung menerima surat izin. Ka lau sebelumnya ada ketentuan para yachter diharuskan, antara lain, menyetor uang jaminan untuk kapal yacht-nya agar sung guh harus dibawa kembali ke luar negeri (re-ekspor), maka kini akan cukup dengan surat jaminan yang diserahkan oleh pemi lik, atau penanggungjawab kapal wisata yang bersangkutan saat masuk di perairan Indone-sia. CAIT artinya Clearance and Approval for Indonesian Territory yang berarti izin berlayar di laut wilayah Indonesia. Pihak Kementerian Luar Negeri mencatat tahun 2010 dikeluarkan CAIT sebanyak 848 untuk izin sipil dan 128 untuk militer. Tahun 2011 ini sampai 8 Desember 2011, mencapai sebanyak 906 CAIT sipil dan 168 CAIT untuk militer. Dengan kemudahan CAIT ini ribuan kapal wisata yacht dari luar negeri di harapkan memasuki dan berlalu lalang di perairan laut Indonesia, yang disebut
Peta ini memperlihatkan betapa kaya perairan Indonesia dengan alur pelayaran bagi para wisatawan Yachter dan Sailmen, sebagaimana telah ditempuh dalam pelaksanaan beberapa kali event Sail Indonesia berskala internasional. Mulai 2011 Kemenparekraf membuka destinasi baru di Sabang, dengan menginisiasi Sabang Regatta International, akan menghidupkan rute yang lucrative ke/dari Langkawi, Penang dan Phuket. Dan terus berlanjut ke wilayah destinasi di Indonesia. dunia sebagai the largest archipelagic state Indonesia. Tentunya berdasarkan harap an sosialisasi Per-pres tersebut cepat ter laksana dan peraturan-peraturan tekh nis pelaksanaan segera terterapkan oleh masing-masing instansi terkait, mulai dari kepelabuhanan, imigrasi, bea cukai, keamanan dan seterusnya. Wisata bahari Indonesia telah dengan terus menerus dipromosikan di luar ne geri, dan di dalam negeri. Event-event besar telah, sedang dan akan diselenggarakan berkesinambungan, seperti Sail DarwinAmbon, Sial Bunaken, Sail Banda, Sail Wakatobi–Bangka Belitung, Sabang Inter national Regatta, dan Perpres tersebut me nyatakan, kapal wisata asing beserta awak kapal yang akan melakukan kunjungan wisata ke Indonesia diberikan kemudahan dalam proses permohonan dan pemberian Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT). Kemudahan dimaksud disiapkan melalui 18 pelabuhan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pelabuhan Sabang Pelabuhan Belawan Pelabuhan Teluk Bayur Nongsa Point Marina Bandar Bintan Telani Pelabuhan Tanjung Pandan
7. Pelabuhan Sunda Kelapa & Marina Ancol 8. Pelabuhan Benoa 9. Pelabuhan Tenau 10. Pelabuhan Bitung 11. Pelabuhan Kumai 12. Pelabuhan Tarakan 13. Pelabuhan Nunukan 14. Pelabuhan Ambon 15. Pelabuhan Saumlaki 16. Pelabuhan Tual 17. Pelabuhan Sorong 18. Pelabuhan Biak.
Destinasi wisata bahari Indonesia
Jadi, kunjungan kapal wisata yacht asing ke Indonesia diatur dengan memberikan kemudahan dalam proses permohonan dan pemberian CAIT, kepelabuhanan, kepabeanan, keimigrasian dan karantina, yang diberikan untuk kapal wisatanya sendiri, beserta awak kapal dan atau pe numpang apabila masuk dan keluar mela lui 18 titik pelabuhan tersebut. Perpres itu pun menentukan dukung an fasilitas bagi kapal wisata yacht asing berupa penyiapan alur pelayaran kapal wisata asing, pembangunan marina atau terminal khusus kapal wisata asing, pem bangunan demaga, pemasangan sarana bantu navigasi pelayaran, kemudahan un tuk fasilitas perawatan dan perbaikan ka pal wisata dan fasilitas kemudahan lain nya sesuai kebutuhan. Tak pelak peluang investasi pun terbuka di lapangan ini. Kegiatan sosialisasi Per-pres-nya akan melibatkan seluruh Kementerian dan Lembaga terkait, SKPD (satuan kerja pemerintah daerah), dunia usaha pariwisata, asosiasi usaha pariwisata, aso siasi profesi bidang kepariwisataan dan masyarakat. Maka diharapkan kementeri an dan lembaga terkait akan dapat segera melaksanakan isi Perpres sesuai tugas dan wewenang masing-masing. Mengutip kalimat Edy Putera Irawady, Deputi IV Menko Perekonomian, jika Per pres ini efektif dengan baik maka akan mem-berikan ‘glory’ bagi wisata bahari Indonesia. Dia pun memberi penjelasan-penjelasan ketika dilaksanakan acara sosialisasi peraturan presiden tersebut. n
20
PUTERA PUTERI Indonesia
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
Ketika Para Pewaris Muda Mengunjungi Warisan Dunia
l
No. 24
l
Desember 2011
mereka mulai bergerak menaiki kapal yang mengantar mereka berwisata. Seolah hotel kecil terapung, kapal itu memiliki empat kabin yang dilengkapi AC. Di atas kabin kapal, ada dek terbuka yang dirancang untuk tempat dudukduduk dan menikmati pemandangan. Langit Labuan Bajo saat itu sangat cerah dan mendukung perjalanan kami. Awan putih tebal melengkapi keindahan hari itu. Laut biru, pulau-pulau hijau dan awan putih. Chelsy sempat agak kuatir karena kapal ditumpangi lagi kapal kayu kecil, tapi semua rasa takut hilang be gitu melihat keindahan laut. “Untungnya gelombang tidak tinggi jadi enak dibawa enjoy,” kata Chelsy. Kepulauan yang menjadi Taman Nasio nal ini bukan hanya rumah untuk sekitar 2.000 ekor komodo namun juga merupa kan ekosistem yang beragam di darat dan di laut. Terumbu karangnya, pemandangan ba wah lautnya spektakuler, itulah komentar mereka seusai snorkeling di pulau Sabolo, pulau Bidadari, serta Pulau Seraya Besar dan Seraya Kecil. Tempat ini memang fa vorit untuk para penyelam maupun para wisatawan yang senang snorkeling. Ada puluhan lokasi penyelaman. Lautan biru dan bening di lepas pan tai Labuan Bajo membuat mereka terpana
“K
etika mendapat kabar ka lau akan berkunjung ke Komodo, saya meloncatloncat kegirangan,” kata Made Dwi Citra Budiani, biasa dipanggil Dyan (20), “Apalagi setelah bertemu te man-teman seperjalanan yang asyik-asyik, ramah dan lucu-lucu.” Siapakah teman-teman seperjalanan Dyan? Sekumpulan anak muda yang me nyandang gelar bergengsi: putra-putri batik, serta cak dan ning Surabaya. Dyan sendiri bergelar putri mutiara. “Itu artinya saya punya tugas mempromosikan NTB,” kata mahasiswa Fakutas Ekonomi Univer sitas Mataram ini menjelaskan. Putra-putri Batik tentu saja berkewajib an mempromosikan Batik. “Itu adalah kegiatan sehari-hari buat saya,” kata Aga. “Yang penting supaya kalangan muda mencintai batik.” Cak dan Ning Surabaya? Tentu saja punya tugas khusus mempro mosikan Surabaya. Bukan mudah untuk mendapatkan ge lar itu. Tentu saja mereka harus mengatasi ribuan pesaing untuk bisa memperoleh gelarnya. Wajah tampan dan cantik serta penampilan baik saja tidak cukup. Kunjungan ke Komodo ini bagi mereka, menjadi bagian dari tugas seorang duta wisata agar lebih memahami pariwisata di Indonesia. Perjalanan ini termasuk pro gram Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang disebut Familiarization Trip. “Ini tugas yang asik, saya senang sekali” kata Aga. “Beberapa hari sebelumnya saya di kabari untuk perjalanan ini,” kata Chelsy (23) putri Batik, yang seperti kawannya yang lain, belum pernah berkunjung ke Komodo. “Rasanya penasaran sekali un tuk secepatnya datang kesana,” ujarnya, tak menyembunyikan antusiasme. “Dulu saya sering melihat biawak, saya sering membayangkan komodo itu seperti
Vol. 2
biawak,” kata Aga (22) putra batik asal Bandung, yang belajar tentang perang kat keras komputer tapi modelling. Tentu saja, gambaran biawak musnah ketika dia melihat komodo. “Percayalah, biawak itu nggak ada apa-apanya dibanding Komo do.” Ya iyalah! Berangkat dari kota masing-masing ke Bali, mereka menginap sehari di Denpasar, sebelum akhirnya mendarat di Labuan Bajo. “Kota labuan Bajo bersih, orangnya ramah,” kata kata Twinda (18) putri Batik
yang juga calon dokter, memberikan kesan tentang Labuan Bajo. “Disini orang mema sak ikan pakai nanas. Apa nanas memang bumbu disini ya?” Dia belum sempat ber tanya pada siapa pun. “Pemandu kami pak Mikael namanya,” kata Aga. ”Orang Flores, agak berumur, tapi gaul. Senang bergurau.” Kota Labuan Bajo adalah gerbang me nuju Komodo, dari sini bisa dilihat deret an pulau yang berbaris di kepulauan Ko modo. Udara terasa agak panas ketika
PUTERA PUTERI Indonesia
luar biasa. Di satu lokasi, ikan-ikan yang berwarna-warni memenuhi ruang, di lokasi lain berbagai karang penuh warna cantik, membuat mereka lupa waktu. “Warna airnya biru, birunya bagus dan bening,” kata Aga. “Pokoknya kami se mua tidak habis-habisnya bicara tentang laut itu dan berbagai keindahan di bawah nya.” “Itu adalah pemandangan laut terindah yang pernah saya saksikan,” kata Twinda
21
penuh kagum. Menjelang senja, kapal mereka merapat dekat pulau Kalong. Ribuan, mungkin jutaan kalong terbang berputar-putar di atas pulau ini. Menjelang senja, ke tika matahari terbenam, para kalong ini siap berangkat mencari makanan. Malam, angin laut sejuk, dan alunan ombak mengayun-ayunkan kapal mereka dengan lembut. “Saya sangat enjoy malam itu,” kata Aga. “Kapalnya benar-benar
22
PUTERA PUTERI Indonesia
‘keren’, makanan enak banget, teman-te man asik, udara segar. Sempurna!” Mereka main kartu, bergurau dan ter tawa lepas malam itu. Tak jauh dari mereka, ada kapal lain yang juga mengambil sauh. Di kapal yang lebih besar itu, para pejabat Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengha biskan malam. “Seandainya kami bersama bapakbapak itu, mungkin teman-teman jadi sangat sopan tak berani bergurau dan ter tawa,” kata Aga terkikik. “Sayangnya saat itu langitnya cukup gelap karena tidak ada bulan dan sedikit sekali terlihat bintang karena tertutup awan,” kata Twinda. Esok harinya adalah saat melihat Ko modo. Ada dua pulau yang biasa menjadi tempat ‘mengintip’ Komodo di alam liar, di rumahnya. Di pos pejagaan mereka mendapat pengarahan dari jagawana (ranger) Taman Nasional Komodo. Mereka diberi penga rahan bahwa wanita menstruasi tak boleh
mendarat dan berkunjung ke Komodo, komodo peka akan bau darah Selain itu, baju merah mencolok juga tak boleh dike nakan. Chelsy langsung gemetaran, maklum lah dia menjelang haid. “Awalnya saya ta kut, karena komodo bisa mencium darah dari jarak 5 km. Aduh gimana ya?” Akhir nya Chelsy diijinkan, dengan pengawalan ketat dari para ranger. Gigitan komodo sebenarnya tidak be racun, namun ada bakteri ganas hidup di mulutnya dan dapat membunuh mang sanya karena infeksi yang ditimbulkan. Ranger atau jagawana di Taman Nasio nal Komodo membawa tongkat sepanjang dua meter dengan ujung bercabang. Me rekalah yang menemani para wisatawan melihat Komodo di habitatnya. Di Pulau Rinca, mereka bertemu sekitar delapan Komodo di dekat rumah penjag aan jagawana (ranger). Komodo-komodo itu biasa kumpul-kumpul di sana. “Sepertinya mereka pacaran,” kata Aga. “Menurut ranger, mereka berpasangan,
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
yang jantan lebih besar dari yang betina.” Komodo jantan, biasanya aktif menarik perhatian betina, dengan berbagai aksi. Di Pulau Rinca, mereka sempat me lakukan perjalanan pendek di daratan, ”Nah, pas jalan itu, kita melihat ada Ko modo keluar dari lubang telur Komodo lain,” Itu memang pemandangan langka. Menurut para ranger, Komodo suka ma kan telur burung juga. “Ranger bilang telur itu camilan mereka,” kata Aga. Di Pulau Komodo, mereka melihat Ko modo yang badannya lebih besar, dan kulitnya lebih gelap. “Ada anak komodo yang ukurannya mirip kadal besar, lari dan naik ke pohon,” cerita Twinda. Di akhir hari itu, mereka kembali ke Labuan Bajo. Tapi perjalanan ke Komodo, tak terlupakan buat mereka. Apa yang paling tak terlupakan? Perca ya atau tidak, walaupun melihat Komodo di habitatnya memang sangat menarik, namun sebagian dari mereka mengatakan, “Pemandangan bawah lautnya itu, sangat berkesan dan tak terlupakan.” n
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
EVENTS
23
Pelaksanaan di Daerah plus Evaluasi
H
ampir tiada lagi rasanya min ggu tanpa gelaran ajang pari wisata di negeri kita. Beran tai sambung menyambung dari satu daerah ke daerah lain, bermacam kegiatan, lomba olahraga, seni budaya, promosi pemasaran dan penjualan produk pariwisata atau yang berkaitan dengan pariwisata. Pada umumnya ‘event’ dilaksanakan di lapangan oleh panitia pelaksana lokal. Setiap ajang di mana Kemenparekraf ikut mendukung, sebenarnya diakhiri dengan evaluasi ringkas. Evaluasi itu tentulah akan berguna secara internal bagi panitia daerah yang bersangkutan maupun bagi daerah lain pada waktu mempersiapkan ‘event’ di tahun berikutnya. Dengan begitu ‘kualitas’ event akan senantiasa ditingkatkan bahkan diperce pat peningkatannya untuk semakin kuat menarik kunjungan dari khalayak, wisnus maupun wisman.
Festival Teluk Palu Festival ini dilaksanakan pada 16–18 September 2011, di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tahun 2011 adalah yang ke-5. Kali ini dirangkaikan dengan satu Seminar de ngan Nara Sumber Sekjen BKPRS (Badan Koordinasi Pembangunan Regional Sula wesi), Ketua Badan Promosi Pariwisata Sulawesi dan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri. Rangkaian kegiatan antara lain : Pamer an, Karnaval Budaya, Lomba Tari Kreasi, Lomba Cipta Lagu Daerah, Lomba Rebana
di atas Dokar, Lomba Kuliner, Lomba Pe rahu Layar dan Hias, Pemilihan Randa dan Kabilasa, Sepeda Santai, Festival Band dan Konser Musik . Keseluruhan pelaksanaan acara yang dipergelarkan cukup unik, namun masih perlu dikemas lebih menarik.
Penerapan Konsep DP Sesungguhnya Ini salah satu realisasi konsep Direct Selling Promotion yang memfasilitasi lang sung pemasaran dan penjualan produk wisata dalam negeri kepada konsumen. Pelaksanaan DP Produk Pariwisata Kali mantan di Batam mengambil tempat di Batam City Square selama tiga hari pada tanggal 11 – 13 November 2011. Batam dipilih sebagai tempat penye lenggaraan, karena posisinya pintu masuk wisatawan dari Singapura, setiap akhir pekan menjadi daerah tujuan wisata masyarakat internasional dari negara pulau itu. Dengan konsep itulah diajak para peserta terdiri dari pelaku bisnis pariwisata, di samping ins tansi pemerintah dari Kaliman tan. Bersama Kemenparekraf dan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebu dayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan, para peserta terdiri atas Purnama Tour & Travel Kalimantan, Family Tour & Travel Kalimantan, Borneo Indo Tour Kalimantan, Insan Jaya Tour Kalimantan, Pengrajin Batu Permata Batam, Sanggar tari tradisional Duta Santarina Batam, Pentas Ke senian Tradisional Kalimantan. Untuk acara hiburan ditampil kan artis dari Jakarta, Ratu Felisha. Diadakan juga Lomba Peragaan Busana Anak-anak. Publik pengunjung cukup be ragam, dari Singapura, Malaysia, Filipina, dan Jepang. Setiap hari terhitung tak kurang dari 1.000-an pengunjung, Para travel agent memasarkan
paket liburan sekolah dengan memberi kan harga khusus ke daerah-daerah tu juan wisata di Kalimantan. Kegiatan terse but bukan saja membuka kesempatan pertemuan langsung dengan konsumen tetapi juga pertemuan antar agen perjalan an antar provinsi.
DP Produk Sulawesi di Makassar Pada ajang ini kian banyak industri pariwisata yang ikut serta. Dilaksanakan di Makassar Town Square Mall Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan, pada 25–27 November 2011. Industri yang ikut serta : Garuda Indonesia Makassar, Sriwijaya Air Makassar, Mercure Hotel, Makassar Tourism Board, Anta Tours, Aneka Sutera,
Incito Tours & Mubina Tours, Agung Wisata, BTC PHRI Maros, Pacebo Tours & Irama Suka Tours. Makassar dipilih sebagai tempat penye lenggaraan mengingat kota ini pintu ger bang jalur penerbangan menuju kota-kota besar di Sulawesi dan kota besar lainnya di kawasan Timur Indonesia. Terjadi pembelian paket wisata secara tunai oleh konsumen, sementara banyak pengunjung yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai obyek dan daya tarik wisa ta serta harga paket wisata. n
24
Persiapan Destinasi
Dari Nun Disana, Danau Sentarum I ni sungguh menarik. Nun jauh dari ibukota Jakarta, di kabupaten Kapuas Hulu, provinsi Kalimanatan Barat, danau Sentarum sedang ber siap menjadi satu destinasi wisata. Untuk wisnus dan wisman. Danau Sentarum itu telah dengan serius dikelola oleh UPT Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Untuk memasuki da nau itu, pintunya dari kecamatan Landak, tiga jam berkendara mobil dari ibukota kabupaten bernama Putussibau. Putussibau itu sendiri dicapai dengan pener bangan pesawat ATR-60 selama 70 menit dari Pon tianak, ibukota provinsi Kalimantan Barat. Indahnya danau yang luas, air tenang dan angin semilir seakan membayar kembali ongkos dan tenaga serta waktu yang di
habiskan oleh pengunjung untuk datang mencapainya. Pusat kunjungan ialah bangunan balai penelitian TNDS, berada di tengah danau, namanya Bukit Tekenang. Untuk ke situ perlu 20 menit naik speed boat bermesin motor tempel 40 PK, berpenumpang mak simal tujuh orang termasuk ‘nakhoda’. Analog dengan kota Singkawang yang dekat dengan perbatasan Negara di Entikong, Taman Nasional Danau Sentarum
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
di provinsi Kalimantan Barat ini juga, agaknya perlu mempersiapkan beberapa aspek dalam memasarkan pariwisatanya, seraya menanti beroperasinya pos lintas batas di kota kecamatan Badau. Tidak lama kok, semestinya tak akan sampai dua tahun sedari sekarang. Danau Sentarum ini mempunyai ke unikan dimana setiap musim penghujan kira-kira 85% selalu digenangi air, seba liknya di musim kemarau hanya 10%. Karena perbedaan yang kontras di antara musim maka danaunya memiliki kekayaan flora dan fauna terutama berba gai jenis ikan. Sekitar 78% ikan yang hidup di Kalimantan bisa ditemukan di sini. Di musim penghujan 25% arus Sungai Kapuas masuk ke wilayah ini. Ia berperan mengurangi banjir ke arah hilir bahkan ke Pontianak yang padat penduduk. Terdapat lebih dari 310 jenis burung termasuk jenis burung bangau hutan rawa. Hidup di sini lebah madu potensial organik, yang telah mendapat sertifikat sebagai satu-satunya di Indonesia. Untuk jenis mamalia, ada 147 jenis. Selain itu 31 jenis reptil, delapan di antaranya termasuk hewan yang dilindungi, buaya muara dan buaya selulong, ular, kura-kura, penyu, dan lain-lain.
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
Persiapan Destinasi
25
Bupati Kapuas Hulu (ke-4 dari kiri) bersama para nara sumber lokakarya, termasuk Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri (ke-3 dari kiri) dan Sekditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata (ke-5 dari kanan). Lokakarya yang juga membahas secara khusus pengembangan Ekowisata, tentulah memerlukan langkah-langkah kongkrit lebih lanjut.
Cukup banyak penduduk tinggal di wilayah Danau Sentarum. Di dalam kawasan ada sekitar 63 desa yang ditem pati lebih dari 1.300 keluarga. Lebih 250 jenis ikan hidup di danau ini, puluhan jenis binatang mulai dari orang utan, beruk, burung-burung sampai bua ya dapat ditemui manakala kita berjalan mengelilingi Bukit Tekenang. TNDS mem bangun jembatan kayu yang apik dan ko koh mengelilingi bukit ini. Dan puluhan jenis tanaman mulai dari angrek hingga pohon buah-buahan, mangga durian dan lain sebagainya. Kita mencicipi duriannya saat berkunjung di situ.
Kapal Pintar atau Cruiship ?
Kepala TNDS, Suwignyo, mengaku t elah mengajukan permintaan anggaran untuk mengadakan sebuah kapal yang disebutnya ‘kapal pintar’. Perlu Rp 600 juta. Kapal itu rancangannya bisa meng angkut 30 orang. Dinding-dinding bagian dalamnya akan dijadikan rakrak berisi buku layaknya perpustaka an, disediakan ruangan ‘meeting’, atau untuk makan bersama, kapal pintar ini dirancang untuk digunakan oleh pengunjung yang ingin berwisata sera ya melakukan ‘penelitian’. Anggarannya belum dise tujui, kata Suwignyo. Tapi ide itu mengung kapkan satu fenomena yang sebenarnya sedang tumbuh di berbagai pelosok tanah air. Gagasan-gagasan untuk memba ngun suatu destinasi wisata. Adapun kawasan Danau Sentarum ini, tampaknya dua tahun mendatang
akan menjadi destinasi bagi wisatawan yang masuk melalui perbatasan dengan negeri jiran Sarawak. Di kota kecamatan bernama Badau di tapal batas dengan Malaysia itu, jaraknya sekitar dua jam naik mobil dari danau Sen tarum, pemerintah Indonesia sudah sejak setahun lalu menyelesaikan pembangun an kompleks pos lintas batas. Bangunan pos CIQ sudah rapih siap pakai, sampai pun juga kompleks perumahan untuk pe gawai imigrasi, bea cukai, dan lain-lain, yang akan bertugas di situ. Tetapi di seberang batas yang meru pakan tanah Malaysia, pembangunan kompleks pos-pos pelayanan keimigra sian tampak baru mulai, ketika kami berkunjung medio November 2011. Agaknya memerlukan setahun atau lebih untuk rampung.
Maka dari pemandangan kasat mata itu, diperkirakan agaknya dua tahun yang akan datang pos lintas batas ini akan bisa berfungsi. Dapatlah dikatakan, seperti pos lintas batas di Entikong yang hingga kini men catat sekitar 25 ribu pengunjung asing yang masuk ke Indonesia per tahun, lin tas batas melalui Badau ini tampak ber peluang akan memperbanyak jumlah ‘wisman’. Jadi, sekiranya pada waktu itu TNDS telah demikian siap dalam hal pemenuh an 3-A industri pariwisata: aksesibilitas (darat dan air), akomodasi, dan atraksi di Danau Sentarum, kita bisa ‘bermimpi’ (dan semoga menjadi kenyataan) pada waktu itu diperlukan ‘kapal pesiar me rangkap kapal pintar’ yang akan men jadi salah satu ‘daya tarik’ di Danau Sentarum. Atraksi? Ya. Selain alam yang indah, diperlukan ak tivitas sehari dua hari bagi pengunjung selama berada di destinasi yang ditawarkan. Ter masuk misalnya, mengunjungi ke hidupan sehari-hari penduduk desa di tepi danau, aktivitas bersama pen duduk atau acara dinner on cruiship, dan seterusnya. Saat itulah agaknya sebuah kapal pintar dan kapal wisata akan bisa hidup dengan self propelling growth. Tak memerlukan subsidi bahkan profit making. Dan pariwisata di kawasan Danau pun akan bergerak dinamis.
Kesungguhan niat
Lokakarya Pengembangan Ekowisata dan Rakor Jasa Lingkungan Air Kawasan Taman Nasional dan Sekitarnya di
26
Vol. 2
Persiapan Destinasi
l
No. 24
l
Desember 2011
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
YOGYAKARTA
27
Konser Budaya
P
Dari pihak Indonesia, pos-pos pelayanan CIQ di perbatasan dengan Malaysia sudah siap pakai, tampak elok, bukan? Tinggal kesiapan dari pihak Negara tetangga.
abupaten Kapuas Hulu, diselenggara K kan dua hari pada 21–22 November 2011 di Putussibau. Para nara sumber termasuk Bupati Ka puas Hulu memperlihatkan kesungguhan pemerintah setempat, bersama dengan ke menterian kehutanan, WWF dan beberapa LSM, yang ingin membangun pariwisata dalam konsep pemeliharaan dan peman faatan lingkungan alam. Kemenparekraf diundang memberi kan ‘arahan’. Maka berbicaralah di situ Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Faried Moertolo dan Sekditjen Pengembangan Destinasi, Pariwisata Achyaruddin.
Kesungguhan niat tampak sekali dari kehadiran dan masukan-masukan dan sa ran dari puluhan peserta termasuk kepalakepala desa di mana sedang digiatkan persiapan ‘desa wisata’. Dari situ disosialisasikan bahwasanya Danau Sentarum mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu: Penyangga sistem kehidu pan; Pengawetan keberagaman hayati dan ekosistemnya; Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam dan ekosistemnya Fungsi ini dimanfaatkan sebagai wa hana pendidikan, penelitian, ilmu penge tahuan dan ekowisata. Dalam pengelolaan Danau Sentarum, karena masyarakat disini sudah ada sebe
lum hutan di wilayah ini ditetapkan men jadi taman nasional, maka pengelolaannya pun berbasis manajemen masyarakat yang berada di wilayah ini. Dengan pengakuan pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, merupakan pendekatan yang efektif dalam manajemen taman nasional, serta melalui partisipasi aktif dan komit men dari penduduk setempat untuk me ngelola sumber daya mereka sendiri. Maka danau-danau kecil yang berada dalam taman nasional akan tetap lestari sepanjang masa. Itulah penjelasan dari Suwignyo, Kepala TNDS. n
Memantau Wisnus Sejak krisis ekonomi dunia silih berganti terjadi dari waktu ke waktu satu dasawarsa terakhir ini, banyak negara memberi bobot perhatian pada upaya menggalakkan domestic tourism, disamping tetap berupaya meningkatkan inbound tourism. Termasuk negara besar dengan jumlah penduduk besar seperti China, sampai yang lebih kecil seperti
Penumpang Keberangkatan Posisi : Januari–Oktober 2011 (Ribuan)
Saudi Arabia. Indonesia secara objektif merupakan ‘destinasi’ sekaligus ‘pasar’ yang relatif luas dan besar. Karenanya tinggal upaya ‘memompa’ agar wisata dalam negeri relatif cepat meningkat. Sebagai indikator, jumlah penumpang berangkat yang diangkut alat transportasi terpantau adalah sebagai berikut :
ara pemangku kepentingan pariwisata (stakeholders) di Yogyakarta, tampak tiada putus silih berganti mengada kan event-event yang langsung dan tak langsung berfungsi mempromosikan pariwisata. Kegiatan itu tampak terasa sekali semenjak upaya membangkitkan kembali pariwisata pasca erupsi Merapi akhir tahun 2010. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menggelar kon ser, sebenarnya untuk penggalangan dana, namun dengan tema The Harmony of Indonesia Arts and Culture, pada 15 September 2011 di Kampus Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Selain menjadi wahana apresiasi dan revitalisasi budaya, sekaligus juga diharapkan menjadi atraksi yang me narik bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, baik wisatawan domestik maupun manca negara.
Adalah menarik, dana yang terkumpul akan digunakan ntuk menggelar sebuah konser besar lagi pada 1 Oktober u 2011. Pengunjung bisa masuk ke konser di Kampus secara gratis, bantuan donasi dari pengunjung bisa dimasukkan ke dalam tempat disediakan. Konser budaya tersebut mengemas semua lagu nuansa etnis Indonesia, menghadirkan musik khas daerah berurut an dari wilayah Indonesia Barat, seperti Aceh dan Sumatera Barat hingga wilayah Timur. Suasana etnis semakin kental dengan hadirnya beberapa komunitas tari daerah. Ada lima komunitas tari daerah, yaitu Grisadha yang membawakan tari daerah Jawa, Sekar Jepun dengan tari daerah Bali, Pakat Dayak dengan tari daerah Kalimantan, Likurai dengan tari daerah Atambua, dan Kopi Pa’it dengan tari daerah Flores. Konser itu sangat tepat bagi mahasiswa maupun wisa tawan asing yang berada di Yogyakarta.
Diplomat Asing ke Desa Wisata
P
usdiklat Kementerian Luar Negeri RI mengajak tujuh di plomat asing dari Jakarta mengunjungi dan beraktivitas di Desa Wisata Sambi, hari Sabtu dan Minggu 10 – 11 September 2011. Para diplomat itu berasal dari Equador, Jepang, Polandia, Fiji, Laos, Kamboja dan Myanmar. Rombongan dari Kemenlu kesemuanya berjumlah 20 orang. Ketujuh diplomat asing beserta pendamping dari Kementerian Luar Negeri selama di desa wisata Sambi melakukan aktivitas trekking susur sungai Kalikuning, permainan flying fox, belajar kupas kelapa, belajar karawitan, membajak sawah, menanam padi dan kenduri. Selain itu mereka juga disuguhi fragmen Sendra tari Ramayana dengan la kon Rahwana Gandrung oleh seniman setempat. Salah satu peserta asal Polandia Ryan mengatakan bahwa pengalaman ber kunjung dan beraktivitas di salah satu desa wisata di Sleman merupakan pe ngalaman spesial yang tidak akan terlupakan. Ia berharap ke de pan akan semakin banyak wisatawan asing berkunjung ke desa wisata untuk melihat dari dekat dan mengalami secara langsung aktivitas dan budaya lokal masyarakat. Kehidupan di desa wisata menunjukkan keaslian dan keunik an. Kebersamaan dan ketulusan dalam berinteraksi meskipun dalam waktu yang begitu singkat benar-benar terasa. Kondisi tersebut tentu akan membuat ‘kangen’ untuk berkunjung di desa wisata di lain waktu.
Tour de Merapi
K
Sumber : BPS, PT. AP I & II
abupaten Sleman kembali menggelar event rally motor wisa ta bertajuk Tour de Merapi (TDM) 2011, Minggu 30 Oktober 2011. TDM mengambil start di Lapangan Pemda Sleman dan finish di Museum Gunungapi Merapi (MGM). Pelaksanannya atas kerjasama dengan Dinas Pariwisata Propinsi DIY. Meskipun tidak menggandeng kabupaten/kota lain sepertinya Klaten, Ma gelang, dan Boyolali pihaknya merasa optimis TDM 2011 akan berjalan dengan sudah memiliki komunitas pecinta touring yang hampir dipastikan mengikuti pada setiap tahunnya. TDM 2011 menempuh jarak 100 km melewati berbagai obyek wisata dan desa wisata di Sleman. Rute yang ditempuh melewati 14 wilayah kecamatan se-Kabupaten Sleman. Adapun obyek dan daya tarik wisata yang dilewati meliputi lokasi Upacara Adat
28
Tuk Sibedug, Selokan Ma taram, Selokan Van der Wijck, desa wisata Kem bangarum, desa wisata Brayut, desa wisata Tan jung, Masjid Pathok Ne goro Plosokuning, Stadi on Maguwoharjo, Masjid Wot Galeh, budidaya ikan arwana dan ikan koy di Mblendangan, Candi Ratu Boko, Candi Prambanan, kawasan lava tour Brong gang Argomulyo, huntara Plosokerep, lava tour Kalikuning dan Museum Gunungapi Merapi (MGM). Tahun 2011 ini hanya menerima sebanyak 500 sepeda mo tor atau 1.000 orang peserta. Mereka memperebutkan doorprize utama tiga buah sepeda motor dan sejumlah doorprize lainnya. Semua peserta TDM dapat masuk ke museum secara gratis terkecuali cinema di lantai dua. Event ini bersifat fun serta lebih untuk memperkenalkan obyek-obyek wisata di wilayah S leman.
Desa Wisata, Tempat Meeting
D
Vol. 2
YOGYAKARTA
esa wisata di Sleman ternyata mulai banyak diminat seba gai tempat penyelenggaraan pertemuan-pertemuan keluar ga, sekolah maupun komunitas, seperti arisan, pertemuan tutup tahun, syawalan, dan sebagainya. Tren dan peluang tersebut semestinyalah dapat ditangkap oleh para pengelola desa wisata dengan memberikan pe layanan yang lebih baik. Menurut pengelola desa wisata Kelor Endro, misal nya, kegiatan semacam pertemuan- pertemuan sudah sering dilakukan di desa wisatanya. Mereka berasal dari guru-guru
l
No. 24
l
Desember 2011
sekolah, kelompok trah, koperasi, dan lain sebagainya. Di antaranya pada Minggu 18 September 2011 dilaksanakan syawalan oleh Trah Parta Sentana yang diikuti oleh sekitar 100 orang. Mereka dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok orang tua dan pemuda, serta kelompok anak-anak. Kelompok orang tua dan pemuda dilengkapi dengan kegiatan outbound dan susur sungai. Sedangkan kelompok anak-anak melakukan kegiatan outbound dengan pemandu tersendiri pula.
Gelar Pelangi Budaya Bumi Merapi
M
asih di Sleman, di penghujung tahun 2011, kembali digelar event wisata budaya yang dikemas bertajuk Pelangi Budaya Bumi Merapi. Event ini dibarengkan dengan pelaksanaan Festi val Kesenian Sleman, Sabtu–Minggu, 19 dan 20 November 2011 di Lapangan Candibinangun Pakem, Sleman. Event dua hari berturut-turut tersebut dimaksudkan agar lebih menggairahkan semangat warga masyarakat Sleman pada khususnya dan DIY pada umumnya di sektor seni, budaya dan pariwisata. Diharap kan event tersebut mampu menarik wisatawan baik domestik maupun manca negara, yang diharapkan menjadi testimoni bahwa kawasan lereng Merapi sudah benar-benar aman untuk beraktivitas wisata. Dari festival tersebut terlihat apresiasi dari masyarakat seki tar. Festival juga menunjukkan bahwa generasi muda khususnya di Sleman masih memiliki kepedulian dalam melestarikan seni budaya daerah. Dalam festival itu khususnya pentas karawitan dan sanggar serta pentas seni tradisional kerakyatan sekitar 90% pelakunya adalah generasi muda. Itu juga menepis opini bahwa generasi muda sudah tidak lagi mencintai seni budaya daerah. Seni budaya di Sleman terus berkembang dari waktu ke waktu, menurut catatan ter akhir kelompok seni tradisional jathilan berjumlah 552 kelom pok, dan bertambah 11 kelompok di tahun 2011 sehingga secara total berjumlah 563 kelompok. Ini juga menunjukkan bahwa seni tradisional banyak diminati oleh masyarakat khususnya generasi muda.
Vol. 2
I
l
No. 24
l
Desember 2011
ni ajang bercorak lain. Dilaporkan, be rawal dari kegelisahan atas produk tra disi bangsa yang timbul tenggelam, dan cenderung terkesan lamban berkembang. Kemerosotan statistik jumlah pengrajin di sentra industri rumah tangga, yang menghasilkan batik dan tenun lurik pun terlindas perkembangan era globalisasi yang mengacu pada produk luar negeri. Kemudian atas prakarsa GKR Pemba yun, Afif Syakur dan Alm. Isman Indarto yang kemudian didukung oleh Balai Pe layanan Bisnis Disperindagkop, Dinas Pari wisata Provinsi dan Dinas Pendidikan dan Budaya, maka dilaksanakan sebuah event fashion yaitu Jogja Fashion Week 2006 den gan tema The Expression of Traditions. Per tama kali tahun 2006 kemudian berlanjut setiap tahun, dengan catatan seperti ini: Jogja Fashion Week 2006, The Expression of Tradition, 30 November–3 Desember 2006. Diikuti 46 orang Perancang. Jogja Fashion Week 2007, Essentially Global di Pagelaran Kraton Jogjakarta, 6–9 Septem ber 2007. Dengan konsep anjuran untuk lebih meningkatkan hasil karya asli daerah dengan mengacu pada pasar nasional dan internasional dalam menghadapi derasnya pengaruh ekonomi global. Diikuti oleh 50 orang perancang. Jogja Fashion Week 2008, Culturally Plural, 27–31 Agustus 2008. Dengan kekua tan beragam budaya daerah, menghasilkan jumlah hasil karya yang indah dan bersaing di pasar nasional dan internasional. Diiku ti oleh 52 orang perancang. Jogja Fashion Week 2009, Budaya in Motion, 5–9 Agustus 2009. Jogja Fashion Week 2010, The Recent Future, 27–31 Oktober 2010. Dengan Kon sep ready to wear, mengetengahkan kuali tas produksi daerah, hari ini untuk esok. Menantang pasar bebas dengan kekuatan hasil tradisi budaya. Desainer peserta 50
YOGYAKARTA
Jogja Fashion Week
orang perancang. Tahun 2011 ini digelar Jogja Fashion Week 2011 bertema In Vintage. Kekuatan tradisi masa lalu yang megah dan mewah dalam garis rancang populer ready to wear, bersaing dalam kualitas di pasar bebas lokal maupun internasional. Konsistensi untuk mempertahankan hasil karya luhur tradisi budaya bangsa Indonesia, serta meningkatkan kualitas produk dalam negeri yang berpijak pada
Merti Bumi di Kaliurang
A
29
dalah tradisi bagi warga masyarakat Jawa melakukan ritual tradisi menyambut kedatangan tahun baru Jawa. Salah satu nya adalah Merti Bumi Kaliurang yang diselenggarakan oleh warga masyarakat Kaliurang dan sekitarnya, pada hari Sabtu 26 November 2011 di kawasan Tlogo Putri Kaliurang. Masyarakat dengan kesadaran sendiri masih melestarikan dan ‘nguri-uri’ tradisi lokal, menunjukkan tradisi Jawa masih benarbenar kental dan terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat se tempat. Disisi lain diharapkan keberadaan tradisi menyambut tahun baru Jawa dengan berbagai variasi kemasannya dapat menjadi aset berharga bagi pengembangan kepariwisataan daerah. n
kelestarian alam semesta. Menurut penye lenggaranya, fashion week ini pun menerus kan konsep gelar busana siap pakai/ready to wear yang dibalut kental nuansa vintage yang eco-fashion. Fashion week itu diisi juga dengan be ragam kegiatan: Pameran Dagang/Trade Exhibition/Fashion & Accessories, Lomba Cipta Busana/Fashion Competition, Carnival/Fashion on the Street, Peragaan Busa na/Fashion Show.
30
Vol. 2
INDIKATOR
Januari – Oktober, 2011 vs 2010
BULAN
2011
2010
(+/-) %
JANUARI
548,821
493,799
11.14%
FEBRUARI
568,057
523,135
8.59%
JAN–OKT
MALAYSIA
817,422
846,160
-28,738
-3.40%
AUSTRALIA
739,084
601,401
137,683
22.89%
555,915
9.39%
M E I
600,191
600,031
0.03%
J U N I
674,402
613,422
9.94%
J U L I
745,451
658,476
13.21%
KOREA SELATAN
AGUSTUS
621,084
586,530
5.89%
INGGRIS
SEPTEMBER
650,071
560,367
16.01%
INDIA
135,137
PERANCIS
149,111
BELANDA
135,859
JERMAN
121,966
594,654
10.32%
6,270,244
5,780,571
8.47%
NOVEMBER
578,152
DESEMBER
644,221
GRAND TOTAL
7,002,944
500.000
608,093
656,006
11.36%
APRIL
OKTOBER
100,653
886,404
Desember 2011
l
CHINA
423,721
365,630
58,091
15.89%
JEPANG
348,979
343,100
5,879
1.71%
248,996
237,222
11,774
4.96%
163,416
158,953
4,463
2.81%
117,749
17,388
14.77%
138,641
10,470
7.55%
132,861
2,998
2.26%
120,211
1,755
1.46%
31
INDIKATOR
800.000
600.000
987,057
0.64%
No. 24
Realisasi Wisman Bulanan, 2009 – 2011
(+/-) %
SINGAPURA
594,242
l
SELISIH
2010
Vol. 2
2011
700.000
2011
598,068
TOTAL JAN-OKT’11
FOKUS PASAR
MARET
Desember 2011
Januari – Oktober, 2011 vs 2010
l
Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar
Realisasi Wisman Bulanan
No. 24
l
2010 2009
400.000 300.000 200.000 100.000 –
JAN
FEB
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOV
DES
FILIPINA
105,858
87,616
18,242
20.82%
TIMUR TENGAH
80,744
66,720
14,024
21.02%
598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006
68,213
60,481
7,732
12.78%
2011
548,821 568,057
1,744,681 1,617,422
127,259
7.87%
2010
493,799 523,135
594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944
6,270,244
489,673
8.47%
2009
473,165 421,555
511,314 487,121 521,735 550,582 593,415 566,797 493,799 547,159 531,669 625,419 6,323,730
RUSIA
LAINNYA *) GRAND TOTAL
5,780,571
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOV
DES
TOTAL
6,270,244
*) Kebangsaan lain dan pintu lain.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan (Periode : Januari–Oktober 2011) P i n t u No.
Kebangsaan
Kode Negara
SoekarnoHatta
Ngurah Rai
Polonia
M a s u k Batam
Juanda
Utama Sam Ratulangi
P i n t u Entikong
Minangkabau
Adi Sumarmo
Makassar
Mataram
Sepinggan
M a s u k
St Syarif Q-II Tanjung Priok Pknbaru
Tanjung Pinang
Utama Adi Sucipto
Husein Sas- Tanjung tranegara Uban
Balai Karimun
Jumlah 2011
2010
1. Singapura SPO 136,066 84,178 8,916 552,267 11,458 1,669 171 242 737 403 2,427 1,728 1,556 128 57,23 3,906 6,887 85,247 31,836 987,057 886,404 2. Malaysia MLS 206,638 134,653 95,481 124,072 32,874 356 15,496 17,824 6,046 5,411 336 3,481 10,804 293 9,851 13,934 79,090 11,282 49,500 817,422 846,160 3. Jepang JEP 145,604 156,368 1,404 15,763 5,310 1,388 37 118 130 92 261 363 70 207 156 695 330 20,601 82 348,979 343,100 4. Korea Selatan KS 75,626 102,896 1,186 40,005 2,498 187 83 23 74 31 308 122 101 1,716 502 212 187 23,184 55 248,996 237,222 5. Taiwan TWN 45,553 112,791 1,959 2,988 5,966 40 90 7 18 25 7 62 104 932 170 60 44 4,422 100 175,338 168,378 6. China RRC 152,291 198,781 5,173 17,183 9,902 303 621 345 173 110 87 454 249 9,632 1,433 354 165 26,139 326 423,721 365,630 7. India IND 46,628 40,341 1,836 21,485 2,488 111 80 95 150 27 238 659 462 3,360 1,416 620 373 13,846 922 135,137 117,749 8. Philippina PHI 29,841 11,213 791 28,442 1,314 248 199 27 30 46 128 334 141 21,226 947 268 302 10,032 329 105,858 87,616 9. Hong Kong HKG 22,924 17,593 2,191 1,800 3,357 453 89 30 41 37 121 63 18 34 295 84 83 8,388 51 57,652 49,700 10. Thailand TAI 27,569 27,833 1,720 3,035 2,391 230 34 49 185 31 27 135 83 2,186 109 551 585 1,044 212 68,009 59,091 11. Australia ALI 63,255 643,044 3,035 7,994 2,036 1,019 166 1,329 227 150 599 1,149 144 52 420 734 559 13,110 62 739,084 601,401 12. Amerika Serikat AS 61,085 68,517 2,593 8,496 4,133 1,415 103 233 309 140 420 554 378 6 375 1,225 428 7,636 34 158,080 143,697 13. Inggris ING 39,804 88,813 2,252 11,461 1,858 916 111 221 222 231 1,579 520 110 30 600 1,008 362 13,228 90 163,416 158,953 14. Belanda BLD 58,548 60,093 5,946 2,709 2,138 1,231 168 202 310 218 409 197 30 24 191 1,183 349 1,890 23 135,859 132,861 15. Jerman JB+JT 30,377 72,817 2,594 2,912 2,285 1,616 53 128 491 271 940 330 76 506 312 954 240 5,050 14 121,966 120,211 16. Perancis FRA 29,283 97,867 1,535 2,544 1,962 780 31 327 3,802 413 683 558 46 9 296 2,654 167 6,071 83 149,111 138,641 17. Rusia RUS 7,906 56,158 158 427 185 223 3 4 7 23 145 92 16 1,096 46 125 13 1,581 5 68,213 60,481 18. Saudi Arabia SAU 70,173 2,150 108 137 239 1 4 11 20 5 16 4 4 - - 30 80 97 - 73,079 59,128 19. Mesir MES 1,428 1,209 40 54 26 3 2 4 4 1 1 8 4 45 12 6 4 42 - 2,893 2,740 20. Uni Emirat Arab UEA 3,444 368 182 22 46 - - 5 - - - - - - - - 12 9 - 4,088 4,181 21. Bahrain BRN 418 208 11 9 4 - - 7 - - - 1 - - - - 2 24 - 684 671 22. Lainnya - 344,559 342,138 11,336 87,214 57,812 4,853 2,064 2,360 6,643 3,502 6,135 2,191 3,208 11,392 9,657 10,809 1,488 24,795 1,533 933,689 866,666 Jumlah 2011 1,599,020 2,320,029 150,447 931,019 150,282 17,042 19,605 23,591 19,619 11,167 14,867 13,005 17,604 52,874 84,023 39,412 91,750 277,718 85,257 5,918,331 5,450,681 Jumlah 2010 1,536,815 2,126,670 131,451 811,991 137,442 17,261 18,240 20,796 19,800 11,826 14,172 8,813 12,375 52,263 79,709 42,466 73,553 253,255 81,783 Pertumbuhan 4.05% 9.09% 14.45% 14.66% 9.34% -1.27% 7.48% 13.44% -0.91% -5.57% 4.90% 47.57% 42.25% 1.17% 5.41% -7.19% 24.74% 9.66% 4.25% Kunjungan Wisman melalui Pintu Masuk Lainnya 351,913 329,890 Total Kunjungan Wisman melalui seluruh Pintu Masuk 6,270,244 5,780,571
Pertumbuhan (%) 11.36% -3.40% 1.71% 4.96% 4.13% 15.89% 14.77% 20.82% 16.00% 15.09% 22.89% 10.01% 2.81% 2.26% 1.46% 7.55% 12.78% 23.59% 5.58% -2.22% 1.94% 7.73% 8.58% 6.68% 8.47%
32
Vol. 2
l
No. 24
l
Desember 2011
www.indonesia.travel
Danau Sentarum, Kalimantan Barat
T
elah terbukti berbagai ‘event pariwisata’ mendorong peningkatan wisnus, dan, menarik kunjungan wisman. Ditjen Pemasaran Pariwisata Indonesia, Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginisiasi dan mendukung ratusan ‘ajang’ di seluruh Indonesia. Rencanakanlah sedari sekarang perjalanan Anda mengunjungi ‘core event’ untuk periode 2012, antara lain : 4 Tour de Singkarak di Sumatera Barat 4 Sabang International Regata di Sabang, Aceh 4 Borneo Extravaganza di Jakarta 4 Festival Musik Bambu di Jakarta 4 International Borneo Sumpit Tournament di Kalimantan Barat 4 Festival Perahu Phinisi di Bulukumba, Sulawesi Selatan 4 Festival Danau Batur di Bali 4 Festival Danau Sentani di Papua 4 Festival Budaya Asmat di Papua 4 Festival Raja Ampat di Papua 4 Festival Jazz ASEAN di Batam 4 Festival Jepen di Kalimantan Timur 4 Festival Timoresia di Atambua, perbatasan di Timor 4 Festival Legu Gam di Maluku Utara 4 Festival Teluk Ambon di Ambon 4 Festival Mutiara di Lombok Dan banyak sekali ‘event pariwisata’ di berbagai daerah.
Memasuki 2012
Berwisata Mensejahterakan Masyarakat Itulah capaian akhir setiap kali kita melakukan wisata di dalam negeri. Pun ketika wisman datang berkunjung. Semakin lekas dan sering Anda berwisata, semakin panjang mata rantai kegiatan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif www.budpar.go,id