i
ii
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pendapatan Petani Jeruk (Cytrus sinensis L.) di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Rahel Menni Ginting NIM H34114078
*
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ii
iii
ABSTRAK RAHEL MENNI GINTING. Analisis Pendapatan Petani Jeruk(Cytrus sinensis L.) di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara. Dibimbing oleh RATNA WINANDI. Jeruk merupakan salah satu komoditi buah unggulan kabupaten Karo. Serangan hama lalat buah menyebabkan gagal panen, penurunan jumlah produksi dan produktivitas jeruk, selain itu biaya operasional untuk kegiatan usahatani sangat besar. Harga jual jeruk ditingkat petani tahun 2013 lebih mahal dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, pendapatan, efisiensi dan ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani. Skala usaha berpegaruh pada pendapatan petani. Semakin besar skala usahatani, semakin besar pendapatan petani. Umur tanaman berpengaruh pada pendapatan petani. Pendapatan petani terbesar terdapat pada umur tanaman 11-16 tahun. Biaya tunai usahatani sebagian besar digunakan untuk pembelian pestisida dan pupuk kimia sedangkan biaya non tunai sebagian besar dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam keluarga. Usahatani jeruk skala besar lebih efisien dari skala usaha lain dengan nilai R/C 2.53 serta usahatani jeruk pada umur tanaman tua merupakan kegiatan usahatani yang tidak efisien jika dibandingkan dengan umur tanaman lain dengan nilai R/C 1.46. Kata kunci: pendapatan, R/C, struktur biaya, usahatani jeruk
ABSTRACT RAHEL MENNI GINTING . The Analysis of Citrus (Cytrus sinensis L.) Farming income in Tigapanah, Karo, North Sumatra. Supervised by RATNA WINANDI. Orange is one of the leading fruit commodity in Karo. Pest attacks causing crop failure, a decrease of the production and productivity, besides operating costs for farming activity is large. Selling price of oranges in 2013 is better than the previous year. This study aims to analyze the cost structure, income, efficiency of citrus farming. Analysis of the efficiency of farming is by analyzing the cost, revenue, income and analysis return cost ratio (R/C) and financial income and size of farming. Business scale having an effect on the income of farmers. The greater business scale give large income to the farmers. Age of plant have an effect on farmer’s income. The largest profit containt to 11-16 years old. The cost of cash farm are mostly used for the purchase of pesticides and chemical fertilizers and non cash incurred labour in family. Large scale of citrus farming is more efficient than another business scale with R/C 2.53 and citrus farming on old plant aren’t efficient than the other with R/C 1.46. Keywords : citrus farming , cost structure, income and R/C
iv
v
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa ,mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
vi
vii
ANALISIS PENDAPATAN PETANI JERUK (Cytrus sinensis L.) DI KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
RAHEL MENNI GINTING
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
viii
ix
Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Petani Jeruk (Cytrus sinensis L.) di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara Nama : Rahel Menni Ginting NIM : H34114078
Disetujui oleh
Dr.Ir Ratna Winandi, MS. Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Dwi Rachmina, Msi Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
x
xi
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan Petani Jeruk (Cytrus sinensis L.) di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Alih Jenis Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr.Ir. Ratna Winandi, MS., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, saran serta ilmu pengetahuannya selama penyusunan skripsi. Terimakasih juga kepada Ibu/Bapak dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, seluruh petani responden di Kecamatan Tigapanah serta seluruh pihak yang telah membantu memberikan berbagai informasi kepada penulis. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu dan keluarga besar atas doa dan dorongan semangat yang diberikan tak pernah putus, nasehat, serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman teman-teman Agribisnis Alih Jenis angkatan dua yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan semua teman-teman Komunitas Mahasiswa Kristen Alih Jenis IPB. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Bogor, Juli 2014
Rahel Menni Ginting
xii
xiii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
1 1 3 6 6
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Usahatani Jeruk Struktur Biaya Analisis Pendapatan
6 6 7 8
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional
9 9 15
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data
16 16 17 17 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Usahatani Jeruk
20 20 21
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
38 39 39
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN
41
RIWAYAT HIDUP
69
DAFTAR TABEL 1 2 3 4
Produksi buah Indonesia tahun 2010-2012 (ton) 1 Perkembangan volume impor komoditas buah tahun 2007-2011 2 Produksi jeruk berdasarkan provinsi di Indonesia 2 Luas panen, produksi dan produktivitas jeruk di Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2012 3 5 Jumlah panen, produksi dan produktivitas jeruk di kabupetan Karo 3
xiv
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Harga jeruk di tingkat petani Sumatera Utara (Rp/100 kg) 5 Ringkasan penerimaan,biaya dan pendapatan usahatani jeruk dalam setahun 19 Karakteristik petani responden berdasarkan usia 20 Karakteristik petani responden berdasarkan tingkat pendidikan 21 Karakteristik petani responden berdasarkan pengalaman bertani 21 Rata-rata penerimaan petani jeruk tahun 2013 berdasarkan skala usaha 22 Rata-rata penerimaan petani jeruk berdasarkan umu tanaman tahun 2013 23 Sebaran biaya tunai rata-rata usahatani jeruk berdasarkan skala usaha 24 Sebaran biaya rata-rata biaya usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman tahun 2013. 26 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk skala usaha kecil 27 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk skala usaha sedang 29 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk skala usaha besar 29 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun 30 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun 30 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun 31 Pendapatan usahatani jeruk skala kecil tahun 2013 32 Pendapatan usahatani jeruk skala sedang tahun 2013 32 Pendapatan usahatani jeruk skala besar tahun 2013 32 Pendapatan usahatani jeruk tahun 2013 berdasarkan umur tanaman 33 Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan luas lahan 36 Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman 38
DAFTAR GAMBAR 1 Kurva Fungsi Produksi Total dan Hubungannya dengan Produk Marjinal dan Produk Rata-Rata 12 2 Diagram kerangka pemikiran penelitian pendapatan usahatani jeruk 16 3 Mesin Penyemprot Pestisida 28 4 Selang 28 5 Tempat pengaduk pestisida permanen dan drum 28
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Karakteristik petani responden Penerimaan petani responden tahun 2013 Biaya usahatani jeruk skala usaha kecil di kecamatan tigapanah Biaya penyusutan usahatani jeruk skala kecil di kecamatan tigapanah B iaya tenaga kerja luar keluarga usahatani jeruk skala kecil di kecamatan Tigapanah 6 Sebaran biaya tenaga kerja dalam keluarga usahatani jeruk kecamatan tigapanah 7 Biaya sewa lahan usahatani jeruk skala kecil di kecamatan Tigapanah 8 Penerimaan usahatani jeruk skala usaha kecil di kecamatan Tigapanah
41 42 43 44 45 46 46 46
xv
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Biaya usahatani jeruk skala usaha sedang di kecamatan Tigapanah 47 Biaya penyusutan usahatani jeruk skala sedang di kecamatan Tigapanah 48 Sebaran biaya tenaga kerja luar keluarga usahatani jeruk skala usaha sedang 49 Sebaran biaya TKDK usahatani jeruk skala usaha sedang di kecamatan Tigapanah 50 Biaya sewa lahan usahatani jeruk skala sedang di kecamatan Tigapanah 50 Penerimaan usahatani jeruk skala sedang di kecamatan Tigapanah 51 Biaya usahatani jeruk skala besar di kecamatan Tigapanah 51 Biaya penyusutan usahatani jeruk skala besar di kecamatan Tigapanah 52 Biaya TKLK usahatani jeruk skala usaha besar di kecamatan Tigapanah 53 Biaya TKDK usahatani jeruk skala usaha besar di kecamatan Tigapanah 54 Penerimaan usahatani jeruk skala usaha besar di kecamatan Tigapanah 54 Biaya usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah 54 Biaya penyusutan umur tanaman 8-10 tahun 55 Biaya tenaga kerja usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah 56 Biaya tenaga kerja dalam keluarga umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah 57 Biaya sewa lahan usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah 57 Penerimaan petani umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah 58 Biaya usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan Tigapanah 58 Biaya penyusutan usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan Tigapanah 59 Biaya TKLK usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan tigapanah 61 Biaya TKDK usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan tigapanah 63 Biaya sewa lahan usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan Tigapanah 63 Penerimaan petani umur tanaman 11-16 tahun kecamatan Tiganapah 64 Biaya usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan tigapanah 64 Biaya penyusutan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah 65 Biaya TKLK usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah 66 Biaya TKDK usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah 66 Biaya sewa lahan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah 67 Penerimaan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah 67
xvi
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia adalah petani. Sektor-sektor pertanian mampu meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. PDB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui peranan subsektor berbagai jenis lapangan usaha terhadap pendapatan nasional. Sektor pertanian merupakan sektor kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia setelah sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2010 mencapai 15.29 persen, 14.70 persen pada tahun 2011 dan 14.44 persen pada tahun 20121. Salah satu sektor pertanian yang turut meningkatkan PDB nasional adalah sektor hortikultura. Sektor hortikultura meliputi tanaman buah-buahan, tanaman obat, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Tingginya permintaan masyarakat akan kebutuhan buah memberikan peluang yang besar bagi pelaku bisnis ataupun petani untuk meningkatkan produksi buah mereka. Indonesia sebagai negara agraris memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan buah-buah nasional. Beberapa jenis buah yang memiliki produksi paling tinggi di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1. Produksi buah nasional yang paling banyak adalah buah pisang. Buah jeruk merupakan buah ketiga yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Produksi buah jeruk di Indonesia dari tahun 2010-2012 cenderung mengalami penurunan. Tabel 1 Produksi buah Indonesia tahun 2010-2012 (ton) Komoditi 2010 2011 2012 Pisang 5 755 073 6 132 695 6 189 052 Mangga 1 287 287 2 131 139 2 376 339 Jeruk 2 028 904 1 818 949 1 611 784 Nenas 1 406 445 1 540 626 1 781 899 Salak 749 867 1 082 125 1 035 407 Sumber: Badan Pusat Statistik (20132)
Jeruk sebagai salah satu produk buah yang banyak diproduksi dalam negeri merupakan komoditi buah yang paling banyak diimpor. Tabel 2 menunjukkan lima komoditas buah dengan volume impor tertinggi dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Buah dengan volume impor tertinggi adalah buah jeruk, apel, pir, anggur dan durian. Rata-rata pertumbuhan impor jeruk adalah 20 persen dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Besarnya volume impor jeruk dari tahun ke tahun merupakan masalah yang besar bagi petani. Jeruk yang dihasilkan petani harus 1
Badan Pusat Statistik. 2013. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_05feb13.pdf. (28 Mei 2013) 2 Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Buah-buahan Indonesia 1995-2012. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=5 (21 Oktober 2013)
2
bersaing dengan buah jeruk impor. Peningkatan jumlah impor jeruk pada tahun 2011 merupakan salah satu akibat dari tingginya penurunan jumlah produksi jeruk nasional (tabel 1). Tabel 2 Perkembangan volume impor komoditas buah tahun 2007-2011 Komoditas 2007 Jeruk Apel Pir Anggur Durian
119 740 146 655 94 558 29 136 23 149
Volume Impor (Ton) 2008 2009 2010 143 770 141 239 86 755 28 156 24 679
216 785 155 277 90 390 37 745 28 935
203 916 199 484 111 276 44 087 24 368
2011
Rata rata pertumbuhan
231 542 214 245 133 592 59 162 27 149
20% 11% 10% 20% 5%
Sumber: Departemen Pertanian (2012)
Jeruk merupakan tanaman hortikultura yang mampu tumbuh dengan baik hampir diseluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan tabel 3, Provinsi Sumatera Utara merupakan penghasil terbesar produksi jeruk nasional Indonesia. Produksi jeruk Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 sebesar 728 796 ton atau 34.19 persen dari total produksi Indonesia. Produksi jeruk Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 dengan persentase terhadap produksi nasional sebesar 38.88 persen. Tahun 2011 dan tahun 2012 produksi jeruk Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan yang sangat besar. Produksi tahun 2011 hanya mencapai 579 741 ton. Penurunan produksi terbesar terjadi pada tahun 2012 yang hanya mencapai 362 250 atau hampir setengah produksi tahun 2011 yaitu 22.48 persen dari produksi jeruk nasional. Tabel 3 Produksi jeruk berdasarkan provinsi di Indonesia Provinsi Indonesia Sumatera Utara Jawa Timur Kalimantan Barat Bali Sulawesi Barat Kalimantan Selatan Sumatera Selatan Jambi NTT Sulawesi Selatan
2009 2 131768 728 796 378 923 170 201 162 916 157 484 88 061 77 316 39 073 36 918 36 266
Produksi (ton) 2010 2011 2 028904 1 818949 788 748 579 471 289 592 328 100 146 690 110 640 97 524 99 156 115 438 141 682 106 233 116 156 49 763 23 995 52 212 43 811 24 149 19 247 31 334 58 616
2012 1 611784 362 250 390 388 172 945 129 670 70 903 101 016 17 934 45 056 19 914 46 054
2009 100 34.19 17.78 7.98 0.01 7.39 4.13 3.63 183 1.73 1.70
Persentase (%) 2010 2011 100 100 38.88 31.86 14.27 18.04 0.72 0.61 4.81 5.45 5.69 7.79 5.24 6.39 2.45 1.32 2.57 2.41 1.19 1.06 1.54 3.22
2012 100 22.48 24.22 10.73 0.80 4.40 6.27 1.11 2.80 1.24 2.86
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
Sumatera Utara sebagai sentra produksi jeruk di Indonesia merupakan wilayah yang cocok untuk penanaman jeruk. Berdasarkan tabel 4, sentra produksi jeruk di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 sampai 2012 adalah kabupaten Karo. Luas lahan budidaya jeruk di kabupaten Karo pada tahun 2011 adalah 7 883.12 hektar dengan jumlah produksi 502 493.2 ton dan produktivitas 637.43 kwintal per hektar dan tahun 2012 adalah 6 976.6 hektar dengan jumlah produksi 250 126.9 ton dan produktivitas 358.52 kwintal per hektar. Turunnya produksi jeruk di kabupaten Karo disebabkan oleh adanya serangan hama lalat buah dan
3
penurunan luas lahan produksi jeruk. Hal ini akan berdampak pada pendapatan petani jeruk di kabupaten Karo.. Tabel 4 Luas panen, produksi dan produktivitas jeruk di Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2012 Kabupaten
Simalungun Tanah karo Tapanuli Utara Tapanuli Tengah Dairi Madina
Ls panen (Ha) 264.93 7 883.12 212.1 40.91 267.89 119.40
2011 Produksi (ton)
Produktivitas (kw/Ha)
Luas panen (Ha)
1 025.34 637.43 192.11 99.97 554.16 129.60
396.79 6 976.6 239.29 41.045 279.32 159
27 164.1 502 493.2 4 074.7 409 14 845.3 1 547.5
2012 Produksi (ton)
Produktivitas (kw/Ha)
51 124.3 250 126.9 13 727.3 412.7 14 516 8 751.9
1 288.43 358.52 573.67 100.55 519.69 550.43
Sumber: Dinas Pertanian Sumatera Utara (2013)
Kabupaten Karo merupakan sentra produksi jeruk di Sumatera Utara. Jeruk yang dihasilkan di kabupaten Karo lebih dikenal dengan sebutan jeruk medan. Hampir semua kecamatan di kabupaten Karo memiliki lahan produksi jeruk. Tabel 5 merupakan beberapa kecamatan yang menjadi sentra produksi jeruk di kabupaten Karo pada tahun 2011. Kecamatan Simpang Empat merupakan sentra produksi jeruk di kabupaten Karo. Jumlah pohon jeruk yang menghasilkan di kecamatan Simpang Empat mencapai 969 000 pohon, dengan jumlah produksi mencapai 2 348 977 kwintal dan produktivitas 2.42 kwintal per pohon. Sedangkan sentra produksi jeruk kedua di kabupaten Karo adalah kecamatan Tigapanah. Jumlah pohon jeruk yang menghasilkan di kecamatan Tigapanah adalah 585 500 pohon, jumlah produksi 720 674 kwintal serta produktivitas mencapai 1.23 kwintal per pohon. Tabel 5 Jumlah panen, produksi dan produktivitas jeruk di kabupetan Karo Kecamatan
2011 Jumlah Panen (pohon) Produksi (kwintal) Simpang Empat 969 000 2 348 977 Tigapanah 585 500 720 674 Naman Teran 342 000 421 525 Kabanjahe 334 807 401 678 Dolat Rayat 231 669 267 222 Merek 351 763 216056 Merdeka 300 000 215 000 Sumber: Dinas Pertanian Tk II kabupaten Karo (2013)
Produktivitas(kw/pohon) 2.42 1.23 23 1.20 1.15 0.61 0.72
Perumusan Masalah Jeruk merupakan komoditi buah unggulan di kabupaten Karo. Jeruk yang berasar dari kabupaten Karo lebih dikenal dengan sebutan jeruk medan ataupun jeruk berastagi. Luas areal penanaman jeruk di kabupaten karo pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan yang sangat besar yaitu mencapai 906 hektar atau 11.5 persen pertahun. Penurunan luas produksi ini berdampak pada penurunan jumlah produksi jeruk nasional. Lahan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam kegiatan usahatani. Asumsinya, semakin luas lahan yang diusahakan, maka produksi akan semakin besar sehingga penerimaan petani
4
dalam satu tahun akan meningkat. Selain penurunan luas lahan produksi, produktivitas jeruk di kabupaten karo juga mengalami penurunan yang sangat besar. Penurunan produksi yang terjadi mencapai 43.75 persen dari tahun 2011 ke tahun 2012. Kecamatan Tigapanah merupakan sentra produksi jeruk di Kabupaten Karo setelah kecamatan Simpang Empat. Jumlah tanaman jeruk yang menghasilkan pada tahun 2011 di kecamatan Tigapanah adalah 585 500 pohon atau 1 463.75 ha jika dalam satu hektar tanaman terdapat 400 tanaman. Jumlah produksi jeruk mencapai 720 674 kwintal dan produktivitas 1.23 kwintal per pohon. Usahatani jeruk merupakan salah satu bentuk kegiatan investasi bisnis. Tanaman jeruk baru menghasilkan setelah umur 3-4 tahun dan puncak produksi pada umur 8-16 tahun (Bank Indonesia). Namun, produktivitas yang dihasilkan oleh jeruk tidak sama untuk semua umur tanaman. Jeruk yang berumur muda akan menghasilkan produksi yang kecil, kemudian akan meningkat saat usianya bertambah dan akan mengalami penurunan produksi pada umur yang lebih tua. Petani tidak dapat secara langsung mendapatkan imbalan dari biaya-biaya yang mereka keluarkan untuk budidaya jeruk. Masalah yang dihadapi oleh petani menurut Mubyarto (1989) adalah masalah pembiayaan pertanian. Menurutnya, petani tidak dapat meningkatkan produksinya karena kekurangan biaya (modal). Jumlah produksi jeruk sangat dipengaruhi oleh input-input yang digunakan petani sebagai modal usaha. Modal usaha yang biasa digunakan oleh petani jeruk berupa lahan, alat-alat pertanian, pestisida, pupuk kimia maupun pupuk organik serta input-input lain. Luas lahan yang dikelola oleh petani akan sangat berpengaruh pada jumlah produksi yang akan mereka peroleh. Selain kebutuhan modal, petani juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk dapat melakukan kegiatan usaha pertanian dengan efisien. Keberhasilan budidaya jeruk akan tercapai jika petani memperoleh imbalan yang sesuai dengan biaya atau modal yang mereka keluarkan. Hal ini terkait dengan besarnya input yang digunakan dan besarnya output yang diperoleh. Selain itu, harga merupakan faktor penentu dalam kegiatan usahatani. Harga input yang mahal, jika tidak diikuti dengan harga output yang mahal akan merugikan para petani. Harga input yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan harga jual jeruk yang rendah dan berfluktuasi mempengaruhi pendapatan petani. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa petani, tahun 2011 dan tahun 2012 merupakan tahun dimana petani mengalami gagal panen karena tingginya serangan hama dan lalat buah. Selain menyebabkan gagal panen, biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk mengendalikan serangan hama semakin banyak. Jika biasanya petani melakukan penyemprotan pestisida sepuluh hari sekali, akibat serangan hama lalat buah, sebagian petani harus melakukan penyemprotan seminggu sekali dengan dosis yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan biaya operasional yang dibutuhkan oleh petani untuk pengendalian hama semakin besar. Harga output merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan usaha. Harga jual yang tinggi akan meningkatkan pendapatan para pelaku bisnis. Harga komoditi jeruk di tingkat petani di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 6.
5
Tabel 6 Harga jeruk di tingkat petani Sumatera Utara (Rp/100 kg) Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-rata
Tapanuli Utara 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 650 000 550 000 575 000 575 000 575 000 622 917
2011 Simalungun 450 000 450 000 450 000 650 000 650 000 600 000 450 000 450 000 600 000 600 000 600 000 600 000 545 833
Karo
Samosir
550 000 650 000 650 000 700 000 700 000 650 000 500 000 450 000 500 000 550 000 500 000 450 000 570 833
800 000 850 000 850 000 850 000 850 000 900 000 900 000 900 000 800 000 800 000 750 000 750 000 833 333
Tapanuli Utara 550 000 600 000 600 000 600 000 600 000 600 000 500 000 500 000 450 000 450 000 450 000 450 000 529 167
2012 Simalungun 475 000 475 000 475 000 750 000 900 000 900 000 900 000 550 000 600 000 500 000 400 000 500 000 618 750
Karo
Samosir
400 000 450 000 500 000 700 000 800 000 700 000 500 000 620 000 650 000 600 000 520 000 480 000 576 667
850 000 850 000 850 000 850 000 700 000 600 000 600 000 600 000 600 000 600 000 600 000 640 000 695000
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (2014)
Berdasarkan tabel 6 di atas, harga jeruk ditingkat produsen atau petani dari tahun 2011-2012 masih sangat rendah dan berfluktuasi. Harga ditingkat petani berkisar antara Rp 4 500-Rp 9 000 per kilogram. Harga jeruk tertinggi pada tahun 2011 dan 2012 adalah di kabupaten Samosir yaitu sebesar Rp 8 333 per kilogram dan 6 950 per kilogram. Harga jeruk terendah pada tahun 2011 terdapat di kabupaten Simalungun dan tahun 2012 di kabupaten Tapanuli Utara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani harga jeruk ditingkat petani pada tahun 2013 berkisar antara Rp 4 500 - Rp 10 000 per kilogram tergantung dari kualitas buah yang dimiliki oleh petani. Harga jeruk pada tahun 2013 lebih tinggi dari pada tahun 2011 ataupun 2012 dengan rata-rata harga sebesar Rp 7 000 per kilogram. Selain harga yang lebih tinggi, produktivitas dan produksi jeruk yang dihasilkan pada tahun 2013 masih rendah sedangkan biaya operasional yang dikeluarkan masih sangat tinggi khususnya untuk pengendalian hama. Harga jeruk yang berfluktuasi, jumlah produksi dan biaya operasional akan mempengaruhi pendapatan petani. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melihat besarnya pendapatan petani dan efisiensi usahatani jeruk pada tahun 2013 pada saat harga jual semakin tinggi tetapi biaya operasional tinggi serta produksi dan produktivitas masih rendah. Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana struktur biaya usahatani jeruk di daerah penelitian. 2. Bagaimana pendapatan petani jeruk di daerah penelitian. 3. Bagaimana efisiensi dan besarnya ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk di daerah penelitian. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui struktur biaya usahatani jeruk di daerah penelitian. 2. Menganalisis pendapatan petani jeruk di daerah penelitian. 3. Mengetahui efisiensi dan besarnya ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk di daerah penelitian.
6
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu: 1. Para petani. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam kegiatan usahatani jeruk. 2. Pemerintah dan instansi terkait. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan tambahan masukan dalam melihat sejauh mana efisiensi usahatani jeruk. 3. Mahasiswa dan perguruan tinggi. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pembanding bagi studi-studi mengenai komoditas jeruk.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Jeruk merupakan komoditi yang diteliti. Penelitian ini hanya melihat kegiatan usahatani jeruk pada tahun 2013. Petani yang diteliti dalam penelitian ini adalah petani yang memiliki umur tanaman jeruk diatas 7 tahun. Petani di bedakan menjadi beberapa bagian yaitu petani dengan skala usaha kecil (< 300 pohon), petani dengan skala usaha sedang (300 ≤ jumlah pohon < 700) dan petani skala usaha besar ( ≥ 700 pohon) dan berdasarkan umur tanaman yaitu: Petani dengan umur tanaman 8-10 tahun, 11-16 tahun dan 15-20 tahun. Analisis usahatani ini digunakan untuk melihat gambaran umum usahatani jeruk dalam satu tahun tanpa melihat komponen penerimaan dan biaya yang diterima dan dikeluarkan oleh petani pada tahun sebelumnya. Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani berdasarkan pendekatan penerimaan dan biaya usahatani dan analisis R/C atas biaya total dan biaya tunai. Analisis R/C pada kegiatan usahatani dilakukan untuk melihat apakah penerimaan usatani petani sudah menguntungkan kemudian akan dianalis besarnya ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk.
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Usahatani Jeruk Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman yang berasal dari Asia dan dipercaya bahwa Cina sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Jeruk yang dibudidayakan di Indonesia terdapat dua kelompok utama, yaitu Jeruk Keprok dan Jeruk Siem. Jeruk Siem cocok ditanam di dataran rendah sedangkan jeruk Keprok lebih sesuai ditanam di dataran tinggi dan pada saat dikupas cenderung memiliki rasa asam yang lebih banyak daripada jeruk Siem. Jeruk yang ditanam di dataran tinggi, umumnya berkulit tebal dan bila terdapat perbedaan suhu yang tajam akan memberi warna orange yang nyata. Jeruk dapat tumbuh pada suhu 25-30ºC dengan ketinggian 1 900-2 400 m dpl. Tanah yang cocok untuk budidaya tanaman jeruk adalah tanah yang berstruktur gembur, berpasir dengan iklim yang kering dan berada pada tempat yang terbuka agar semua bagian tanaman jeruk terkena sinar matahari (Redaksi
7
Agromedia, 2009). Usahatani jeruk merupakan salah satu bentuk kegiatan investasi bisnis. Umur tanaman relatif lama yaitu sampai 20 tahun (Bank Indonesia). Suyanto dan Irianti (2011) menemukan bahwa tanaman jeruk yang dikelola dengan menerapkan teknologi budidaya anjuran relative memiliki pertumbuhan lebih baik dibandingkan teknologi petani. Pemeliharaan tanaman yang baik menyebabkan tanaman tumbuh lebih sehat sehingga serangan penyakit dapat ditekan, jumlah tanaman jeruk yang berbuah lebih banyak. Penggunaan pupuk yang tepat yang disertai pemangkasan menyebabkan tanaman tumbuh lebih sehat dan seimbang antara pertumbuhan vegetative dan generatif sehingga dapat berbuah. Tanaman yang dipelihara lebih intensif mampu menghasilkan buah yang lebih banyak dengan bobot yang lebih berat. Jumlah dan bobot buah sangat terkait pertumbuhan tanaman. Tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik dapat menghasilkan buah lebih banyak karena tumbuhnya tunas-tunas generatif yang lebih banyak sebagai akibat dilakukannya pemangkasan. Pemangkasan yang baik dan teratur dengan menerapkan teknologi anjuran menyebabkan penetrasi sinar matahari ke tajuk tanaman relative merata. Dengan mendapat sinar matahari yang cukup, hormon di tunas-tunas muda terangsang untuk melakukan proses generatif sehingga buah menjadi lebih banyak (Tanaka, 1980 dalam Suyanto dan Irianti, 2011). Adar (2011), rendahnya produktivitas usahatani jeruk keprok SoE disebabkan oleh penggunaan input-input produksi seperti jumlah pohon produktif, kompos, tenaga kerja dan bibit okulasi yang tidak memenuhi standar teknis budidaya yang baik (Good Agricultural Prcatices-GAP) dan Standard Operational Procedure-SOP); ukuran usahatani kecil; tingkat penguasaan teknologi yang rendah serta tingkat inefisiensi yang tinggi. Perbedaan zona agroklimat dan ukuran usahatani berpengaruh pada produktivitas jeruk keprok SoE. Produktivitas rendah karena zona agroklimat dan ukuran usahatani yang berbeda. Semakin besar ukuran usahatani, maka tingkat produktivitas semakin tinggi. Selain itu, semakin besar ukuran usahatani jeruk keprok SoE, maka tingkat efisiensinya semakin tinggi. Usahatani jeruk keprok SoE yang berlahan kecil tidak efisien secara teknis. Pada daerah dataran tinggi dengan lahan usahatani yang besar menunjukkan tingkat pencapaian efisiensi teknis yang tinggi dan sudah efisien secara teknis. Kelompok umur tanaman produktif yang berbeda menunjukkan tingkat pencapaian efisiensi teknis yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh tingkat produktivitas antar kelompok umur tanaman produktif tersebut berbeda. Sebelum mencapai produktivitas maksimum, semakin tua umur tanaman produktif, maka semakin efisien secara teknis. Umur tanaman produktif sebagai ciri khas fungsi produksi tanaman tahunan merupakan input yang paling penting. Struktur Biaya Usahatani Biaya usahatani dapat dikelompokkan menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Penelitian yang dilakukan oleh Singarimbun (2012) dan Purnamagiri (2012) biaya tunai usahatani jeruk dan salak organik paling banyak digunakan adalah biaya pembelian pupuk dan biaya tenaga kerja luar keluarga sedangkan biaya diperhitungkan salak organik sebagian besar digunakan untuk
8
biaya tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan. Biaya diperhitungkan jeruk sebagian besar dihabiskan untuk bibit, oleh-oleh dan sewa lahan. Simarmata (2010) menemukan bahwa semakin luas tanaman jeruk semakin tinggi biaya produksi per petani serta tidak ada hubungan antara umur tanaman dengan jumlah biaya per hektar. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani pepaya (Chaerningrum, 2010) adalah biaya pajak, sewa lahan dan penyusutan peralatan seperti cangkul, sprayer dan arit. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja luar keluarga baik secara borongan maupun harian. Daton (2008), biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani jambu mete meliputi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya diperhitungkan yaitu biaya sewa lahan sebesar 51.20 persen dan biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu 32.02 persen, biaya penyusutan alat 3.01 persen. Sedangkan biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani adalah biaya tenaga kerja keluarga dan biaya pajak lahan sebesar 14.11 persen dan 0.76 persen. Analisis Pendapatan Usahatani Penelitian pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh petani dalam kegiatan usahatani mereka. Untuk mengetahui pendapatan usahatani, perlu dilakukan analis penerimaan, analisis biaya serta analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya (rasio R/C). Besarnya pendapatan usahatani dipengaruhi oleh input yang mereka gunakan. Input yang digunakan dapat berupa pupuk, petisida, alat-alat pertanian, tanah dan modal lainnya. Pendapatan usahatani akan sangat dipengaruhi oleh penggunaan input-input dalam kegiatan usahatani. Salah satu input yang mempengaruhi adalah penggunaan lahan. Penggunaan luas lahan akan mempengaruhi besarnya pendapatan petani. Penelitian Purba (2008), pendapatan usahatani pepaya california dikelompokkan menjadi tiga skala usaha, yaitu: skala usaha kecil (luas lahan < 1 ha), skala usaha menengah (luas lahan 1 sampai < 2 ha) dan skala usaha besar (luas lahan ≥ 2 ha). Pendapatan petani pada skala besar lebih tinggi dari pada skala usaha kecil maupun skala usaha sedang. Berbeda dengan penelitian Chaerningrum (2010) pendapatan tertinggi usahatani pepaya california diterima oleh petani yang memiliki luas lahan 0.5 ha. Sedangkan untuk pendapatan terendah diterima oleh petani dengan luas lahan 1 ha. Pendapatan yang rendah yang diterima oleh petani dengan luas lahan 1 ha dikarenakan oleh total biaya yang dikeluarkan lebih besar dari luas lahan 0.5 ha dan 0.25 ha Simarmata (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan nyata antara umur tanaman jeruk dengan jumlah penerimaan per hektar serta terdapat hubungan nyata antara umur tanaman dengan jumlah keuntungan per hektar. Efisiensi Usahatani Beberapa penelitian yang menganalisis pendapatan usahatani buah adalah penelitian Purba (2008), Rumapea (2010), masing-masing menemukan bahwa usahatani pepaya california dan jeruk manis secara finansial layak untuk dikembangkan. Besarnya R/C usahatani jeruk adalah 5.82 dan besarnya R/C pepaya california adalah 3.59.
9
Penelitian Purba (2008) berdasarkan analisis R/C petani dengan skala kecil (luas lahan < 1 ha ) yaitu 2.95. Analisis R/C petani dengan skala menengah (luas lahan 1 sampai < 2 ha) yaitu 4.86. Sedangkan Analisis R/C petani dengan skala besar (luas lahan ≥ 2 ha) yaitu 3.15. Sehingga, petani dengan luas lahan sedang memiliki keuntungan yang lebih besar dari petani dengan skala usaha kecil ataupun besar. Penelitian Singarimbun (2012) dan Purnamagiri (2012) menemukan bahwa nilai R/C jeruk dengan umur tanaman 5-15 tahun memiliki R/C atas biaya tunai sebesar 2.35 dan R/C atas biaya total sebesar 1.36; umur tanaman > 15 tahun memiliki R/C atas biaya tunai sebesar 2.18 dan R/C atas biaya total sebesar 1.45 sedangkan untuk salak organik dengan umur tanaman 4-9 tahun memiliki R/C atas biaya tunai sebesar 3.20 dan R/C biaya atas biaya total sebesar 2.17; umur tanaman 10-11 tahun memiliki nilai R/C atas biaya tunai sebesar 3.68 dan R/C atas biaya total sebesar 2.57. Berdasarkan skala usaha, usahatani papaya california dengan luas lahan 1 sampai < 2 ha lebih menguntungkan bagi petani pepaya dari pada skala usaha lain. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaerningrum (2010), nilai efisiensi tertinggi terdapat di luas lahan 0.25 ha dengan nilai R/C atas biaya total yang dihasilkan sebesar 4.89. Luas lahan 0.5 ha nilai R/C atas biaya total yang dihasilkan sebesar 3.59 dan luas lahan 1 ha memperoleh nilai R/C atas biaya total sebesar 3.06. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin luas lahan usahatani pepaya california di daerah penelitian, semakin tidak efisien kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka hipotesa penelitian ini adalah skala usaha dan umur tanaman mempengaruhi struktur biaya, pendapatan dan efisiensi kegiatan usahatani jeruk.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Usahatani Rahim dan Hastuti (2007) mendefinisikan usahatani sebagai ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat. Ilmu usahatani menurut Soekartawi (1995) adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurutnya, usahatani akan efektif jika petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan efisien jika pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Menurut Soekartawi (1995), usahatani pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemen modern, lebih bersifat modern sedangkan usahatani pada skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, menggunakan teknologi tradisional, lebih bersifat usahatani sederhana, sifat usahataninya subsisten serta lebih bersifat memenuhi kebutuhan konsumsi untuk
10
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Hernanto (1989), terdapat empat unsur pokok usahatani, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan pengeloaan (manajemen). a. Tanah Tanah merupakan salah satu unsur pokok kegiatan usahatani. Tanah sebagai faktor produksi pada umumnya relatif langka dibandingkan dengan faktor produksi lainnya serta distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. Berdasarkan tanahnya, petani dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu: (1) golongan petani luas (lebih dari 2 ha); (2) Golongan petani sedang (0.5-2 ha);(3) golongan petani sempit (0.5 ha) dan golongan buruh tani tidak bertanah. Perbedaan petani berdasarkan luas tanah akan berpengaruh terhadap sumber dan distribusi pendapatannya. Status kepemilikan tanah dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu tanah milik atau tanah hak milik, tanah sewa, tanah sakap, tanah gadai dan tanah pinjaman. Status kepemilikan tanah oleh petani akan mempengaruhi pengelolaan mereka terhadap kegiatan usahatani. Misalnya petani yang memiliki lahan sendiri akan lebih bebas mengolah tanahnya, bebas untuk merencanakan dan menentukan cabang usahatani yang akan diusahakan di atas tanah tersebut, bebas menggunakan teknologi dan cara budidaya yang paling dikuasai dan disenangi oleh petani, bebas diperjualbelikan serta dapat menjamin sebagai anggunan. Tanah dapat digunakan sebagai ukuran usahatani. Ukuran-ukuran usahatani berdasarkan tanah yaitu: 1. Total tanah usahatani dimaksudkan terhadap jumlah luas tanah yang digunakan usahatani. 2. Total luas pertanian dimaksudkan jumlah aljabar dari dari luas pertanaman pada tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu satu tahun. b. Tenaga kerja Selain tanah, tenaga kerja juga merupakan salah satu unsur pokok usahatani. Jenis tenaga kerja pada kegiatan usahatani dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja ternak digunakan untuk pengolahan tanah dan pengangkutan. Sedangkan tenaga kerja mekanik dapat digunakan untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan, penanaman serta panen. Tenaga kerja mekanik bersifat substitusi pengganti tenaga ternak dan manusia. Tenaga kerja manusia dapat dipeoleh dari dalam keluarga ataupun tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Tenaga kerja luar keluarga dapat diperoleh dengan cara: 1. Upahan: tenaga upahan bervariasi dari satu tempat ketempat lain. Upah untuk pria berbeda dengan wanita maupun anak-anak. Pembayaran upah dapat dilakukan secara harian, mingguan ataupun setelah pekerjaan selesai. 2. Sambatan: dilakukan dengan tolong menolong antar petani. Umumnya tidak berdasarkan pertimbangan ekonomi. 3. Arisan tenaga kerja: setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya. c. Modal Modal merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengolahan menghasilkan barang-barang baru
11
yaitu produksi pertanian. Modal pada kegiatan usahatani dapat berupa (a) tanah; (b) bangunan-bangunan (gudang, kandang, lantai jemur, pabrik dan lain-lain); (c) alat-alat pertanian (traktor, luku, garu, sprayer, cangkul, parang); (d) tanaman, ternak dan ikan kolam; (e) bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit, obat-obatan); (f) piutang di bank dan (h) uang tunai. Berdasarkan sifatnya modal dapat dibagi menjadi dua yaitu: modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap merupakan modal yang tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini memerlukan pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu yang lama. Modal bergerak merupakan modal yang habis atau dianggap habis dalam satu periode proses produksi. Contohnya alat-alat, bahan, uang tunai, tanaman, ternak, ikan. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi (a) modal milik sendiri;(b) pinjaman atau kredit (kredit bank atau dari pelepas uang/tetangga/ keluarga); (c) hadiah warisan; (d) dari usaha lain dan (e) kontrak sewa. d. Pengelolaan Pengelolaan usahatani merupakan kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasi faktor-faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari usahanya. Untuk melihat perubahan produk yang dihasilkan dan yang disebabkan oleh penggunaan faktor produksi dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi adalah persentase perubahan output sebagai akibat persentase perubahan input (Soekartawi, 1995). Berdasarkan nilai elastisitas produksi, fungsi produksi dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah dengan elastisitas produksi yang lebih besar dari satu (daerah I), antara nol dan satu (daerah II), dan lebih kecil dari nol (daerah III), dapat dilihat pada gambar 1. Pembagian daerah produksi berdasarkan elastisitas produksi dibedakan atas tiga daerah, yaitu : 1. Daerah I nilai elastisitas produksi adalah lebih besar dari satu sehingga setiap penambahan faktor prouksi sebesar satu persen akan mengakibatkan penambahan produksi lebih tinggi sebesar satu persen. Pada daerah ini produksi masih dapat ditingkatkan dengan cara pemakaian jumlah input yang lebih besar dari keuntungan maksimum belum tercapai, oleh sebab itu daerah I disebut Daerah Irrasional (Irraational Region atau Irrational Stage of Production). 2. Pada daerah II nilai elastisitas produksi terletak antara nol dan satu sehingga penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan penambahan produksi paling tinggi sebesar satu persen dan paling rendah sebesar nol persen. Daerah ini dicirikan dengan penambahan hasil produksi yang peningkatannya semakin menurun. Pada daerah ini dicapai keuntungan maksimum dengan tingkat penggunaan faktor produksi tertentu, oleh karena itu daerah ini disebut Daerah Rasional (Rational Region atau rational Stage of Production) 3. Pada daerah III nilai elastisitas produksinya bernilai lebih kecil dari nol sehingga setiap penambahan faktor produksinya sebesar satu persen akan mengakibatkan penurunan produksi sebesar nilai elastisitasnya. Penggunaan
13
tetap (variabel cost). Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikembangkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya biaya tetap tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang besarkecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Biaya ini akan berubah tergantung dari besar-kecilnya produk yang diinginkan. Menurut Rahim dan Hastuti (2007), penentuan biaya tetap (fixed cost) dan (b) biaya tidak tetap (variabel cost) tergantung pada sifat dan waktu pengambilan keputusan tersebut. Menurut Hernanto (1989) biaya produksi dalam usahatani dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu: a. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, misalnya pajak tanah, pajak air, penyusutan alat dan bangunan pertanian. b. Biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada skala produksi misalnya biaya pembelian pupuk, bibit, pestisida, buruh, biaya panen c. Biaya tunai yaitu biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap misalnya pajak, tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya variabel misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Biaya tunai ini digunakan untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. d. Biaya diperhitungkan (biaya tidak tunai) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri (biaya tetap) dan tenaga kerja dalam keluarga (biaya variabel). Biaya tidak tunai digunakan untuk melihat bagaimana manajemen yang dilakukan terhadap suatu usahatani. Menurut Hernanto (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi adalah fungsi lahan dan strukturnya lahan, waktu berusahatani, luas lahan produksi dan penggunaan teknologi baru ataupun adopsi teknologi yang dilakukan oleh petani dalam kegiatan usahatani yang mereka lakukan. Pendapatan Usahatani Soekartawi (1995) mendefinisikan pendapatan usahatani sebagai selisih antara penerimaan dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani (Soekartawi et all, 1986). Menurut Hernanto (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani meliputi: (a) luas lahan (areal tanaman, luas pertanaman dan luas petanaman rata-rata; (b) tingkat produksi (produktivitas per hektar dan indeks pertanaman); (c) pilihan dan kombinasi cabang usaha; (d) intensitas pengusahaan pertanaman dan (e) efisiensi tenaga kerja. Efisiensi Usahatani Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi usahatani adalah analisis Return Cost Ratio (R/C). Analisis R/C merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan oleh patani dalam kegiatan usaha mereka. Apabila nilai R/C > 1, berarti penerimaan yang diperoleh lebih besar daripada tiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan
14
tersebut (usahatani untung). Apabila nilai R/C < 1 maka tiap rupiah biaya yang dikeluarkan akan lebih besar daripada penerimaan yang diperoleh (usahatani rugi). Sedangkan untuk kegiatan usaha yang memiliki nilai R/C = 1, berarti kegiatan usaha berada pada keuntungan normal (normal profit atau usahatani tidak untung dan tidak rugi). Penghitungan nilai R/C dapat dibagi menjadi dua yaitu 1) menggunakan data pengeluaran (biaya produksi) yang secara riil dikeluarkan oleh petani dengan menghitung nilai tenaga kerja keluarga serta bibit yang disiapkan sendiri (total biaya) dan 2) berdasarkan data dengan memperhitungkan tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan (dianggap menyewa lahan), alat-alat pertanian (dianggap sewa). Nilai R/C tipe 1 selalu menjadi lebih besar dibandingkan dengan tipe 2. Efisiensi kegiatan usahatani dapat juga dianalisis dengan melihat ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani. Menurut Soekartawi, et.al (1986) ukuran pendapatan usahatani mencakup nilai transaksi barang dan perubahan nilai inventaris atau kekayaan usahatani selama kurun waktu tertentu dapat dihitung. a. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam kegiatan usahatani. b. Pengeluaran total usahatani (total farm expenses) Pengeluaran total usahatani didefenisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dai dalam produksi tetapi tidak termasuk tenaga kerja dalam keluarga. Pengeluaran total dipisahkan menjadi pengeluaran tetap (fixed cost) dan pengeluaran tidak tetap (variabel cost). Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai. c. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani. d. Penghasilan bersih usahatani (net farm earnings) Penghasilan bersih usahatani diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman. Ukuran ini menggambarkan penghasilan yang diperoleh dari usahatani untuk keperluan keluarga dan merupakan imbalan terhadap semua sumberdaya milik keluarga yang dipakai didalam usahatani. e. Imbalan kepada seluruh modal (return to total capital) Imbalan kepada modal merupakan patokan yang baik untuk penampilan usahatani. Imbalan kepada seluruh modal dihitung dengan mengurangkan nilai kerja keluarga dari pendapatan bersih usahatani. Untuk keperluan ini kerja keluarga dinilai menurut tingkat upah yang berlaku. Hasilnya biasanya dinyatakan dalam persen terhadap nilai seluruh modal. f. Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) Diperoleh dengan mengurangkan nilai kerja keluarga dari penghasilan bersih usahatani. Ukuran ini umumnya dinyatakan dalam persen terhadap nilai modal petani.
15
g. Imbalan kepada tenaga kerja keluarga (return to family labour) Dapat dihitung dari penghasilan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga modal petani yang diperhitungkan. Ukuran imbalan ini dapat dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang bekerja dalam usahatani untuk memperoleh taksiran imbalan kepada tiap orang (return per man). Angka ini dapat dibandingkan dengan imbalan atau upah kerja di luar usahatani. Kerangka Pemikiran Operasional Kabupaten Karo merupakan salah satu sentra produksi jeruk di Provinsi Sumatera Utara. Budidaya jeruk di kabupaten ini merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi sebagian penduduk. Lahan merupakan salah satu faktor utama dalam kegiatan usahatani. Semakin luas lahan yang diusahakan, semakin besar pendapatan yang diperoleh oleh petani. Asumsi ini akan tercapai jika petani mampu menggunakan unsur-unsur usahatani lain dengan baik. Penurunan luas lahan produksi jeruk yang terjadi di kabupaten Karo sangat berpengaruh pada penurunan produksi jeruk baik di tingkat kabupaten ataupun tingkat nasional. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah impor buah jeruk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tananaman jeruk merupakan tanaman tahunan yang mampu berbuah dalam jangka waktu yang lama yaitu sekitar 20 tahun (Bank Indonesia). Umur tanaman yang berbeda-beda akan sangat mempengaruhi produksi dan produktivitas jeruk dalam satu tahun produksi. Perbedaan umur tanaman akan mempengaruhi komponen pengeluaran, penerimaan dan pendapatan petani jeruk dalam satu tahun produksi. Serangan hama lalat buah pada tahun 2011 sampai tahun 2012 menyebabkan gagal panen di sebagian besar wilayah sentra produksi jeruk. Gagal panen ini menyebabkan petani mengalami penurunan penerimaan yang cukup besar karena biaya yang dibutuhkan untuk budidaya jeruk sangat besar. Serangan hama lalat buah mulai berkurang pada tahun 2013, namun petani jeruk harus tetap melakukan pengendalian hama yang lebih intensif untuk mempertahankan buah jeruk mereka mengurangi serangan hama lalat buah. Pengendalian hama yang biasanya dilakukan sepuluh hari sekali, sebagian petani harus melakukan pengendalian hama seminggu sekali. Selain intensitas penyemprotan pestisida yang tinggi, peningkatan harga input pertanian seperti harga pupuk kimia, pupuk kandang, pertisida dan biaya tenaga kerja juga meningkatkan pengeluaran petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Harga jual jeruk dalam satu tahun produksi terus berfluktuasi sehingga pendapatan petani menjadi tidak menentu. Selain itu, produktivitas yang dihasilkan pada tahun 2013 masih rendah walaupun harga jual petani lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Penelitian ini akan menganalisis pendapatan usahatani dengan mengukur tingkat keuntungan yang diterima petani atas biaya yang dikeluarkan. Bagian yang diteliti adalah dengan membandingkan usahatani berdasarkan skala usaha dan umur tanaman jeruk yang dimiliki oleh petani. Berdasarkan skala usaha, usahatani jeruk akan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu skala usaha kecil (< 300 pohon), skala usaha sedang (300 ≤ jumlah pohon < 700 ) dan skala usaha besar (≥ 700 pohon). Sedangkan berdasarkan umur tanaman, usahatani jeruk dibagi menjadi tiga bagian yaitu umur tanaman 8-10 tahun, umur tanaman 11-16 tahun dan umur tanaman 17-20 tahun. Kemudian digunakan analisis R/C untuk
16
mengetahui apakah usahatani jeruk tersebut menguntungkan atau tidak serta akan dilakukan analisis terhadap ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani. 1. Harga jeruk tahun 2013 lebih tinggi dari tahun 2011 dan 2012 dan terus berfluktuasi selama satu tahun produksi 2. Penurunan luas lahan produksi jeruk 3. Produktivitas dan produksi jeruk masih rendah akibat serangan hama lalat buah 4. Biaya produksi mahal
Usahatani jeruk 2013
Struktur biaya usahatani jeruk Biaya tunai
Biaya non tunai
Penerimaan Usahatani jeruk
Harga jeruk
Produksi jeruk
Pendapatan Usahatani Jeruk 1. Pendapatan atas biaya tunai 2. Pendapatan atas biaya total
Efisiesi dan ukuran pendapatan usahatani Rekomendasi
Gambar 2 Diagram kerangka pemikiran penelitian pendapatan usahatani jeruk
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan salah satu sentra produksi jeruk di kabupaten Karo. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada Desember 2013April 2014.
17
Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani responden dengan menggunakan kuesioner yang sudah disusun sebelumnya. Data primer yang dikumpulkan dari petani yaitu: karakteristik petani, skala usaha, sarana produksi, biaya usahatani, produksi buah dan harga jual petani. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, Kantor Kecamatan, Internet dan beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada para petani yang menjadi responden. Data-data yang dikumpulkan meliputi data-data kegiatan usahatani jeruk seperti harga jual jeruk, produksi jeruk, biaya-biaya usahatani yang dikelurkan petani dalam setahun. Metode pengumpulan sample petani dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu dengan mewawancarai petani yang ada dilahan jeruk mereka. Jumlah petani yang akan dijadikan responden adalah 20 orang. Penentuan banyaknya responden petani berdasarkan pertimbangan bahwa aktivitas-aktivitas bisnis yang dilakukan oleh satu petani hampir sama dengan petani lain. Jumlah petani skala usaha kecil adalah 5 orang, skala sedang 9 orang dan skala besar 6 orang. Selain membagi petani berdasarkan skala usaha, petani responden akan dibagi menjadi petani dengan umur tanaman 8-10 tahun berjumlah 6 orang, 11-16 tahun 11 orang dan umur tanaman 17-20 tahun sebanyak 3 orang. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah microsoft excel. Data yang diperoleh dari petani responden akan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu petani skala usaha kecil (< 300 pohon), petani skala sedang (300 ≤ jumlah pohon < 700) dan petani skala besar (≥ 700 pohon). Selain berdasarkan skala usaha, petani juga dibagi menjadi petani dengan umur tanaman 8-10 tahun, petani dengan umur tanaman 11-16 tahun dan umur tanaman 17-20 tahun. Pembagian petani responden berdasarkan umur tanaman akan dikonversi menjadi luas lahan satu hektar (400 tanaman). Pembagian umur tanaman jeruk dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, Bank Indonesia (BI). Menurut BI jeruk umur 8-10 tahun memiliki produksi 250-350 buah per pohon, umur jeruk 11-16 tahun memiliki produksi 400-600 buah dan akan mengalami penurunan produksi pada umur tanaman 17-20 tahun. Pembagian usahatani jeruk dilakukan berdasarkan skala usaha (jumlah pohon menghasilkan) untuk melihat pendapatan petani dengan skala usaha yang beragam karena skala usaha yang dimiliki oleh petani berbedabeda. Pembagian petani berdasarkan umur tanaman dilakukan karena umur tanaman jeruk yang cukup lama sehingga pendapatan petani akan berbeda pada setiap umur tanaman.
18
Analisis Penerimaan Usahatani Jeruk Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Untuk menghitung penerimaan usahatani dapat digunakan rumus: TR= P x Y Dimana:
TR = Total penerimaan (Total Revenue) Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani P = harga Y Penerimaan usahatani jeruk di daerah penelitian akan dilakukan dengan menghitung semua data produksi dan harga jual petani dalam kurun waktu satu tahun yaitu 2013. Analisis Struktur Biaya Usahatani Jeruk Biaya usahatani jeruk pada penelitian ini akan dibagi menjadi biaya tunai dan biaya non tunai (biaya diperhitungkan). Biaya tunai usahatani jeruk yang dianalisis meliputi biaya pembelian pupuk kandang, pembelian pupuk kimia, tenaga kerja luar kerluarga dan biaya pembelian bensin. Sedangkan biaya non tunai yang akan dihitung meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan peralatan, penyusutan bibit dan sewa lahan. Menurut Soekartawi et all (1986), mesin-mesin pertanian dihitung sebagai biaya diperhitungkan dengan menghitung penyusutannya. Penghitungan penyusutan akan dilakukan untuk input kegiatan usahatani seperti pembelian bibit dan pembelian alat-alat pertanian. Untuk menghitung biaya penyusutan digunakan metode garis lurus. Penyusutan= Dengan kiteria: 1. Jika TR>TC maka usaha untung, 2. Jika TR=TC, maka usaha impas, dan 3. Jika TR
19
Dimana: TR = Total Penerimaan TC = Total Pengeluaran (biaya total (biaya tunai dan biaya diperhitungkan)) Analisis Efisiensi Usahatani Jeruk Setelah menghitung pendapatan usahatani, akan dianalisis efisiensi usahatani dengan menggunakan analisis Return Cost Ratio (R/C). R/C merupakan perbandingan antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost) yang diperoleh petani dalam satu periode. Efisiensi usahatani atas biaya total akan dihitung dengan menggunakan rumus: R/C = Efisiensi usahatani atas biaya tunai: R/C = Menurut Rahim dan Hastuti (2007), kegiatan usahatani menguntungkan untuk dilakukan apabila nilai rasio R/C > 1, kegiatan usahatani akan rugi jika rasio R/C < 1 dan impas jika rasio R/C=1. Selain menggunakan analisis R/C, efisiensi usahatani jeruk akan dianalisis dengan menggunakan analisis ukuran pendapatan usahatani akan dilakukan dengan menggunakan tabel 7. Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk akan dibagi berdasarkan skala usaha dan umur tanaman. Tabel 7 akan digunakan sebagai acuan untuk melihat ukuran pendapatan dan keuntungan petani jeruk. Tabel 7 Ringkasan penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani jeruk dalam setahun A B C
Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani Penerimaan usahatani jeruk Pendapatan kotor (gross farm income) Biaya Tunai
D
Biaya diperhitungkan
E F G H
TKDK Total Pengeluaran (total farm expenses) Pendapatan bersih usahatani jeruk (net farm income) Modal Pinjaman
I J K L M
Nilai modal pinjaman Modal Sendiri Nilai modal petani yang diperhitungkan (i=6,5%) Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) % Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) % Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) Imbalan kepada tiap orang (return per man)
N O
Keterangan Harga x produksi (kg) A Pupuk kimia, pupuk kandang, pestisida, Bensin,TKLK Sewa lahan dan penyusutan E C+D B-F a. Pinjaman koperasi b. Pinjaman bank H x % bunga F J x % bunga BI G-I G-E M/(C+D+E) L-E N/J L-K O/HOK
20
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Kecamatan Tigapanah Kecamatan Tigapanah merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Tigapanah terletak pada ketinggian 1 1921 376 meter dpl. Kecamatan Tigapanah merupakan bagian dari kabupaten Karo yang terletak pada jajaran bukit barisan dan wilayahnya merupakan dataran tinggi. Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musih hujan dan musim kemarau. Musim hujan mulai pada bulan Agustus sampai dengan Januari dan bulan Maret sampai Mei, sedangkan kemarau pada bulan Februari, Juni dan Juli. Suhu udara berkisar antara 18.80C sampai dengan 19.80C dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 86.66 persen (Pemkab Karo, 2013). Berdasarkan keadaaan geografis, kecamatan Tigapanah cocok untuk kegiatan usahatani jeruk. Luas keseluruhan kecamatan Tigapanah adalah 186.84 km2. Kecamatan Tigapanah terdiri atas 26 wilayah desa yaitu desa Sukamaju, Kutambelin, Singa, Kutambelang, Kacinambun, Lauriman, Manumulia, Kutakepar, Bunuraya, Mulawari, Suka, Sukadame, Tigapanah, Kutabale, Seberaya, Leparsamura, Ajimbelang, Kutajulu, Bertah, Ajibuhara, Ajijahe, Ajijulu, Salit, Suka Mbayak, Suka Sipilihen dan desa Lambar. Karakteristik Petani Responden Keberhasilan usahatani suatu wilayah akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh para petaninya. Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 20 orang (Lampiran 1). Karakteristik petani responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan usahatani dan pengalaman bertani. Usia Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap petani responden, usia petani responden di kecamatan Tigapanah umumnya adalah 31-40 tahun sebanyak 11 orang atau 55.00 persen. Petani responden sebagian besar berada pada usia produktif yaitu pada usia 20-50 tahun sebanyak 17 orang atau 85.00 persen dari total responden. Secara rinci karakteristik petani responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 8. No 1 2 3 4
Tabel 8 Karakteristik petani responden berdasarkan usia Usia (tahun) Jumlah petani (Orang) Persentase (%) 20-30 4 20.00 31-40 11 55.00 41-50 2 10.00 >50 3 15.00 Total 20 100.00
21
Tingkat pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan usahatani pertanian. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani, semakin mudah petani tersebut menerima tekhnologi-teknologi pertanian baru. Tingkat pendidikan petani responden di daerah penelitian sangat bervariasi. Petani dengan tingkat pendidikan SD dan SLTP masing-masing 25.00 persen dan 15.00. Petani dengan latar belakang pendidikan SLTA berjumlah 11 orang atau 55.00 persen, sedangkan petani dengan tingkat pendidikan D3/S1 hanya satu orang. Karakteristik petani berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 9. No 1 2 3 4
Tabel 9 Karakteristik petani responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Jumlah petani (Orang) Persentase (%) SD 5 25.00 SLTP 3 15.00 SLTA 11 55.00 D3-S1 1 5.00 Total 20 100.00
Status kepemilikan lahan Lahan yang digunakan untuk bertani merupakan lahan milik petani sendiri, bukan lahan sewaan ataupun bagi hasil. Petani memilih menggunakan lahan sendiri karena usia tanaman jeruk yang cukup lama. Pengalaman bertani Petani jeruk di kecamatan Tigapanah telah melakukan kegiatan usahatani jeruk selama 6 sampai lebih dari 17 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 10. Dari 20 orang petani responden, 2 orang (10 persen) petani memiliki pengalaman bertani 6-7 tahun, mereka adalah petani yang melanjutkan usahatani jeruk milik orang tua mereka. Sebagian besar petani telah memiliki pengalaman bertani yang cukup lama yaitu 8-17 tahun sebanyak 16 orang petani (80 persen) dan > 17 tahun 2 orang petani (10 persen). Mereka memulai usahatani jeruk sejak pertama kali menanam tanaman jeruk. Tabel 10 Karakteristik petani responden berdasarkan pengalaman bertani No Pengalaman bertani (tahun) Jumlah petani (Orang) Persentase (%) 1 1-5 2 6-7 2 10.00 3 8-17 16 80.00 4 >17 2 10.00 Total 20 100.00 Analisis Usahatani Jeruk Analisis usahatani dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan rasio penerimaan terhadap biaya (R/C rasio) usahatani jeruk selama satu tahun (2013). Analisis usahatani berdasarkan konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tunai dan biaya total (biaya tunai dan biaya diperhitungkan). Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk uang tunai untuk
22
keperluan usahatani jeruk. Biaya diperhitungkan adalah biaya yang tidak dikeluarkan secara tunai oleh petani dalam usahatani jeruk. Biaya total adalah penjumlahan antara biaya tunai usahatani dan biaya diperhitungkan. Analisis usahatani jeruk akan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu berdasarkan skala usaha dan berdasarkan umur tanaman. Berdasarkan skala usaha, analisis pendapatan akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu skala kecil (< 300 pohon), skala sedang (300 ≤ jlh pohon <700) dan skala besar (≥ 700 pohon). Sedangkan berdasarkan umur tanaman, jeruk akan dibagi menjadi tiga yaitu umur 8-10 tahun, 11-16 tahun dan 17-20 tahun . Penerimaan Usahatani Jeruk Penerimaan merupakan hasil perkalian antara hasil produksi dengan harga jual per satuan. Penerimaan merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, diperoleh dari hasil kali dari jumlah produksi total dengan harga jual persatuan produk. Hasil penerimaan merupakan hasil penjualan jeruk petani selama tahun 2013. Jumlah penerimaan petani diperoleh dari penjumlahan penerimaan petani setiap kali panen pada tahun 2013. Petani jeruk melakukan panen secara berulang-ulang setiap tahun. Panen raya jeruk di daerah penelitian dalam satu tahun produksi berlangsung pada dua periode yaitu pada bulan Desember-Februari dan Juli-September. Frekuensi panen petani bervarasi yaitu antara satu sampai enam kali panen dalam satu tahun tergantung pola pemanenan yang dikehendaki oleh petani. Harga jeruk ditingkat petani pada panen raya lebih rendah daripada panen jeruk jika dilakukan diluar waktu panen raya. Jeruk segar biasanya dijual langsung kepada agen-agen jeruk yang datang langsung ke lahan petani dan harga jeruk sesuai dengan kesepakatan antara petani dan agen jeruk. Penerimaan petani berdasarkan luas lahan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 11 berikut. Tabel 11 Rata-rata penerimaan petani jeruk tahun 2013 berdasarkan skala usaha Keterangan Jumlah panen (pohon) Produksi (kg) Produktivitas (kg/pohon) Penerimaan (Rp)
Skala kecil 176 10 540 59.89 75 410 000
Skala sedang 436 21 394 49.06 146 505 556
Skala besar 866.67 59 500 68.65 449 166 667
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa usahatani jeruk skala kecil memiliki produktivitas sebesar 59.89 kilogram per pohon per tahun. Besarnya jumlah panen yang diperoleh petani adalah 10 540 kilogram dan penerimaan petani Rp 75 410 000. Jumlah tanaman usahatani jeruk skala usaha sedang adalah 436 pohon. Produksi jeruk pada tahun 2013 mencapai 21 394 kilogram sehingga produktivitas tanamana jeruk dalam satu tahun produksi adalah 49.06 kilogram per pohon. Penerimaan yang diperoleh oleh petani adalah Rp 146 505 556. Penerimaan yang diperoleh oleh petani dengan skala usaha besar adalah Rp 449 166 667 per tahun dengan jumlah produksi 59 500 kilogram. Rata-rata jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 866.67 pohon sehingga peroduktivitas yang diperoleh adalah 68.65 kilogram per pohon. Berdasarkan analisis penerimaan diatas, semakin besar skala usahatani jeruk, semakin besar penerimaan yang diperoleh oleh petani. skala usaha tidak mempengaruhi
23
produktivitas jeruk. Hal ini dapat dilihat dari produktivitas jeruk pada skala usaha sedang yang lebih rendah daripada skala usaha kecil. Besarnya penerimaan petani berdasarkan skala usaha dapat dilihat pada lampiran 8,14 dan 19. Tabel 12 Rata-rata penerimaan petani jeruk berdasarkan umu tanaman tahun 2013 Keterangan Jumlah panen (pohon) Jumlah panen (kg) Produktivitas (kg/pohon) Penerimaan (Rp)
8-10 (tahun) 400 22 666 56.55 167 451 449
11-16 (tahun) 400 27 766 69.42 202 025 818
17-20 (tahun) 400 16 252 40.63 109 837 037
Berdasarkan tabel 12 diatas, besarnya penerimaan yang diperoleh oleh petani dengan umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 167 451 449 per 400 tanaman dengan total produksi 22 666 kilogram per tahun. Produktivitas yang diperoleh adalah 56.55 kilogram per pohon. Penerimaan petani dengan usia tanaman 11-16 tahun adalah Rp 202 025 818 per hektar dengan total produksi 27 766 kilogram per 400 pohon dengan produktivitas 69.42 kilogram per pohon. Sedangkan besarnya penerimaan petani jeruk dengan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 109 837 037 dengan total produksi 16 252 kilogram per tahun sehingga produktivitas tanaman jeruk yang diperoleh adalah 40.63. Berdasarkan analisis penerimaan diatas dapat diketahui bahwa jeruk yang memiliki produksi tertinggi adalah jeruk dengan umur tanaman 11-16 tahun. Hal ini dapat dilihat dari produktivitas jeruk yang lebih tinggi daripada umur tanaman lain. Petani akan mendapatkan penerimaan terbesar pada saat umur tanaman mereka mencapai 11-16 tahun (Lampiran 25, 31 dan 37). Produktivitas jeruk pada umur tanaman tua (17-20 tahun) lebih rendah dari umur tanaman lain. Pada umur ini, pertumbuhan tanaman mulai terhenti sehingga jumlah dan bobot buahnya semakin kecil. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tanaka (1980) dalam Suyanto dan Irianti (2011), pemangkasan dapat dilakukan untuk menumbuhkan tunas-tunas generatif yang lebih banyak sehingga menghasilkan buah yang lebih banyak. Struktur Biaya Usahatani Jeruk Biaya usahatani jeruk merupakan semua pengeluaran yang digunakan dalam kegiatan usahatani baik biaya tunai maupun biaya tidak tunai (biaya diperhitungkan). Biaya usahatani jeruk akan dijelaskan sebagai berikut. Biaya Tunai Biaya tunai adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh petani dalam menjalankan kegiatan usahatani selama satu tahun dalam bentuk uang tunai. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani adalah biaya pembelian pupuk kimia, pupuk kandang, pestisida, pembelian bensin dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Semakin besar skala usahatani, semakin besar modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usahatani.
24
Tabel 13 Sebaran biaya tunai rata-rata usahatani jeruk berdasarkan skala usaha Biaya tunai Biaya Tunai a. Pupuk Kimia b. Pupuk Kandang c. Pestisida d. Bensin e. TKLK Total Biaya Tunai Biaya diperhitungkan a. Sewa lahan b. Penyusutan c. TKDK Total diperhitungkan Total Biaya
Skala kecil Nilai % 8 200 000 23.01 3 460 000 9.71 9 974 000 27.99 900 100 2.53 3 719 166 10.44 26 253 266
Skala sedang Nilai % 16.644 444 22.07 7 281 111 9.66 24 873 888 32.98 1 862 277 2.47 7 132 740 9.46 57 794 462
Skala besar Nilai 40 166 666 26 066 666 59 750 000 2 978 000 19 091 666 148 053 000
2 860 000 953 266 5 566 000 9 379 266 35 632 533
7 077 777 1 537 654 9 000 000 17 615 432 75 409 895
14 083 333 2 261 702 12 800 000 29 145 036 177 198 036
8.03 2.68 15.62 100.00
9.39 2.04 11.93 100.00
% 22.67 14.71 33.72 1.68 10.77
7.95 1.28 7.22 100.00
a. Pupuk Pupuk yang digunakan oleh petani dalam kegiatan budidaya jeruk adalah pupuk kimia dan pupuk kandang. Pupuk kimia yang biasa digunakan oleh petani adalah pupuk ZA, KCl, SP, patenkali butir, RI bass, Kisrit dan Hidrokomplex. Intensitas pemberian pupuk kimia yang dilakukan oleh petani berbeda-beda. Sebagian besar petani responden melakukan pemupukan setiap tiga bulan sekali. Sebagian petani melakukan pemupukan setiap dua bulan sekali dan sekali setahun. Rata-rata biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani skala usaha kecil dalam satu tahun produksi untuk pembelian pupuk kimia adalah Rp 8 200 000 (tabel 13). Persentase besarnya biaya pembelian pupuk kimia terhadap keseluruhan biaya total usahatani adalah 23.01 persen. Biaya pembelian pupuk kandang untuk kegiatan budidaya jeruk dalam satu tahun adalah Rp 3 460 000 atau 9.71 persen dari total biaya usahatani. Besarnya biaya pembelian pupuk kimia petani skala usaha sedang adalah Rp 16 644 444.44 atau 22.07 persen. Besarnya biaya pembelian pupuk kandang adalah Rp 7 281 111.11 per tahun atau 9.66 persen. Sedangkan besarnya biaya pembelian pupuk kimia yang dikeluarkan oleh petani skala usaha besar adalah Rp 40 166 666.67 per tahun atau 22.67 persen dan biaya pembelian pupuk kandang dalam satu tahun produksi adalah Rp 26 066 666.67 atau 14.71 persen. Petani jeruk skala besar lebih banyak mengunakan pupuk kandang daripada petani lain. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase penggunaan biaya tunai terhadap pembelian pupuk kandang yang cukup besar jika dibandingkan dengan petani lain. Petani dengan skala usaha kecil menggunakan biaya yang lebih banyak untuk membeli pupuk kimia dari pada petani dengan luas lahan lain jika dibandingkan dengan total biaya yaitu sebesar 23.35 persen. b. Pestisida Biaya pembelian pestisida merupakan biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh petani jeruk. Penggunaan pestisida pada budidaya tanaman jeruk adalah untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pemberian zat pengatur tumbuh baik untuk mempercepat pembungaan atau pembesaran buah. Sebagian besar petani responden menggunakan pestisida atau melakukan penyemprotan hama setiap seminggu sekali (tujuh hari) dan sepuluh hari sekali tergantung pada kondisi tanaman mereka. Semakin tinggi serangan hama penyakit tanaman, petani akan meningkatkan dosis penyemprotan pestisida. Pestisida yang sering digunakan petani adalah Sorento, Destan, Curracron, Joker, Apsa, Mankozeb.
25
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani skala usaha kecil adalah Rp 9 974 000 per tahun atau 27.99 persen dari total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani skala usaha sedang adalah Rp 24 873 888.89 per tahun atau 32.98 persen dari total biaya yang dikeluarkan oleh petani sedangkan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani skala besar adalah Rp 59 750 000 atau 33.72 persen dari biaya total yang dikeluarkan oleh petani dalam satu tahun produksi (tabel 13). Biaya yang pembelian pestisida merupakan biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan usahatani jeruk. Selain menggunakan pestisida, petani juga melakukan pemberantasan hama secara mekanis yaitu dengan cara mengumpulkan buah-buah yang terinfeksi oleh lalat buah dan menguburnya. c. Bensin Penggunaan bahan bakar bensin dalam kegiatan usahatani jeruk digunakan untuk kegiatan penyemprotan pestisida (mesin pompa) dan pembersihan gulma (mesin babat). Harga satu liter bensin murni adalah Rp 6 500 - Rp 8 000. Penggunaan bensin murni digunakan untuk mengoperasikan mesin pompa untuk penyemprotan pestisida. Sedangkan bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan mesin babat adalah campuran antara bensin dan oli dengan harga Rp 10 000 per liter. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk penggunaan bahan bakar bensin selama satu tahun produksi untuk skala usaha kecil adalah Rp 900 100 atau 2.53 persen dari total biaya produksi. Besarnya biaya pembelian bensin untuk skala usaha sedang adalah Rp 1 862 277.78 atau 2.47 persen dari biaya total sedangkan biaya pembelian pestisida untuk petani skala besar adalah Rp 2 978 000 atau 1.68 persen dari biaya total. d. Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) pada kegiatan usahatani jeruk adalah untuk kegiatan pembersihan gulma, pemupukan serta panen. Besarnya biaya yang dikeluarkan petani untuk kegiatan pembersihan gulma untuk setiap tenaga kerja adalah Rp 143 333 per orang. Tenaga kerja yang digunakan untuk pembersihan gulma adalah tenaga kerja laki-laki. Waktu kerja mulai dari jam 09.00-17.30 WIB. Sedangkan upah untuk tenaga kerja pemberian pupuk kimia adalah Rp 79 333 per orang. Tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan pemberian pupuk kimia adalah tenaga kerja wanita. Waktu kerja mulai dari jam 10.00-17.30 WIB. Besarnya biaya tenaga kerja untuk pemberian pupuk kandang adalah Rp 1 500- Rp 2 000 per pohon jeruk. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja laki-laki. Jumlah biaya tenaga kerja untuk kegiatan panen adalah Rp 73 214 per orang. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Besarnya biaya tenaga kerja panen adalah Rp 70 000 sedangkan tenaga kerja pengangkutan jeruk hasil penen dari lahan ke tempat pengumpulan jeruk adalah Rp 100 000 per orang (tenaga kerja pria). Besarnya target pencapaian panen setiap tenaga kerja berbeda-beda tergantung dari banyaknya buah jeruk yang dipanen. Rata-rata target yang diperoleh setiap tenaga kerja adalah 353.57 kg per orang dalam satu hari panen. Besarnya total biaya TKLK usahatani jeruk selama satu tahun produksi untuk skala usaha sedang adalah Rp 3 719 166 atau 10.44 persen dari total biaya dalam satu tahun, skala usaha sedang adalah Rp 7 132 740 atau 9.46 persen dari total biaya sedangkan skala usaha besar adalah Rp 19 091 666 atau 10.77 dari total biaya produksi (tabel 13). (Lampiran 3, 5, 9, 11, 15 dan 17).
26
Tabel 14 Sebaran biaya rata-rata biaya usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman tahun 2013. Biaya tunai a. Pupuk Kimia b. Pupuk Kandang c. Pestisida d. Bensin e. TKLK Total Biaya Tunai Biaya diperhitungkan a. Sewa lahan b. Penyusutan c. TKDK Total Biaya diperhitungkan Total Biaya
8-10 tahun Nilai (Rp) %
11-16 tahun Nilai (Rp) %
17-20 tahun Nilai (Rp) %
16 961 513 5 800 322 21 301 104 1 740 977 6 002 442 51 806 359
25.15 8.60 31.59 2.58 8.90
17 792 213 9 738 625 25 205 605 2 026 244 9 139 132 63 901 820
21.92 12.00 31.06 2.50 11.26
14 933 333 5 748 148 28 773 333 1 755 688 5 963 496 57 174 000
19.79 7.62 38.13 2.33 7.90
6 500 000 1 196 944 7 936 749 15 633 693 67 440 053
9.64 1.77 11.77
6 500 000 1 669 534 7 936 749 15 633 693 67 440 053
8.01 2.06 11.20
6 500 000 1 542 962 10 245 926 18 288 888 75 462 888
8.61 2.04 13.58
100
100
100
a. Pupuk Biaya tunai yang digunakan oleh petani untuk pembelian pupuk kimia untuk jeruk umur 8-10 tahun adalah 16 961 513 per hektar atau 25.5 persen dari total biaya. Biaya pembelian pupuk kimia untuk umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 17 792 213 atau 21.92 persen dari total biaya. Biaya pembelian pupuk kimia untuk umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 14 933 333 atau 19.79 persen dari total biaya. Biaya pembelian pupuk kimia untuk umur tanaman 11-16 tahun lebih besar dari pada umur tanaman lainnya. Biaya pembelian pupuk kandang tanaman umur 8-10 tahun adalah Rp 5 800 322per hektar atau 8.60 persen dari biaya total, tanaman umur 11-16 tahun adalah 9 738 625 atau 12.00 persen dari biaya total. Sedangkan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 5 748 148 atau 7.62 persen dari total biaya. Biaya pembelian pupuk kandang tanaman dengan umur 11-16 tahun lebih besar dari pada umur tanaman lain. b. Pestisida Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani untuk pembelian pestisida umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 21 301 104 per hektar atau 31.59 persen dari biaya tunai, biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani dengan umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 25 205 605 per hektar atau 31.06 persen dari biaya total, sedangkan pembelian pestisida umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 28 773 333 atau 38.13. Biaya pembelian pestisida lebih banyak dikeluarkan untuk tanaman umur 17-20 tahun. Menurut petani, tanaman pada usia ini lebih rentan terserang hama dan penyakit tanaman sehingga dibutuhkan pengendalian hama yang lebih intensif dengan dosis yang lebih besar. c. Bensin Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan petani untuk pembelian bensin untuk umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 1 740 977 per hektar atau 2.58 persen atas biaya total, umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 2 026 244 atau 2.50 persen sedangkan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 1 755 688 atau 2.33 persen atas biaya total (tabel 15). d. TKLK Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani untuk TKLK pada umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 6 002 442 per hektar atau 8.90 persen dari biaya total, biaya TKLK tanaman 11-16 tahun adalah Rp 9 139 132 atau 11.26 persen
27
sedangkan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 5 963 496 per hektar atau 7.90 persen dari biaya total (tabel 14). (Lampiran 20, 22, 26, 28, 32 dan 34). Biaya Diperhitungkan Biaya tidak tunai (biaya diperhitungkan) adalah biaya yang secara tidak tunai dikeluarkan oleh petani dalam menjalankan usahatani dan mempengaruhi besarnya pendapatan dari petani. Biaya diperhitungkan untuk petani jeruk yaitu biaya sewa lahan, biaya penyusutan serta biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Tabel 15 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk skala usaha kecil Peralatan Bibit Mesin Penyemprot Pestisida Selang Mesin babat Gunting Tempat Pengaduk pestisida Bak Penampung air Total Penyusutan Sewa lahan TKDK Total biaya diperhitungkan
Jlh (unit) 176 1 66 0.33 1 2.80 1
Harga beli (Rp) 20 000 2 540 000 4 860 1 000 000 60 000 300 000 1 980 000
63.80
84 000
Total (Rp) 3 520 000 2 540 000 541 800 1 000 000 60 000 840 000 1 980 000
Umur (thn) 20 10 2 2 1 10 15
Nilai (Rp) 140 800 254 000 180 600 66 667 60 000 84 000 132 000 918 067 2 860 000 5 566 000 8 868 754
a. Penyusutan Biaya penyusutan yang diperhitungkan dalam kegiatan usahatani jeruk adalah biaya pembelian bibit jeruk, mesin penyemprot pestisida (mesin pompa), mesin babat, bak atau drum pengaduk pestisida, bak penampungan air, selang dan gunting. Pembelian bibit jeruk merupakan biaya yang diperhitungkan karena penggunaannya yang cukup lama. Kegiatan usahatani jeruk merupakan salah satu kegiatan investasi bisnis dengan umur ekonomis mencapai 20 tahun. Harga satu pohon bibit jeruk adalah Rp 20 000. Rata-rata jumlah tanaman jeruk untuk skala usaha kecil adalah adalah 176 pohon sehingga besarnya biaya penyusutan bibit jeruk selama satu tahun adalah Rp 140.800 Pengendalian hama dan penyakit tanaman jeruk dilakukan dengan melakukan penyemprotan pestisida setiap minggu atau sepuluh hari sekali. Petani menggunakan mesin penyemprot (mesin pompa (gambar 2 )) untuk mengefisiensi penggunaan tenaga kerja manusia dan mempercepat kegiatan penyemprotan pestisida. Rata-rata harga satu mesin mesin penyemprot adalah Rp 2 540 000 dengan umur ekonomis selama sepuluh tahun pemakaian. Besarnya biaya penyusutan mesin penyemprot pestisida selama satu tahun adalah Rp 254 000. Rata-rata panjang selang (Gambar 3) yang digunakan untuk kegiatan penyemprotan adalah 66 meter dengan harga rata-rata Rp 4 860 per meter. Besarnya biaya penyusutan selang selama satu tahun adalah Rp 180 600 (tabel 15). Pengendalian gulma pada tanaman jeruk dilakukan dengan cara pembabatan atau pemotongan rumput dengan menggunakan mesin. Pembabatan atau pemotongan rumput biasanya dilakukan petani sebelum melakukan pemupukan. Besarnya penyusutan mesin babat selama setahun adalah Rp 66 667.
29
tanaman menghasilkan di daerah penelitian adalah Rp 6 500 000 per hektar dengan jumlah tanaman 400 tanaman sehingga besarnya biaya sewa lahan yang diperhitungkan untuk skala usaha kecil dengan jumlah tanaman 176 pohon adalah adalah Rp 2 860 000 (tabel 15). c. Tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dalam kegiatan usahatani jeruk hanya digunakan untuk kegiatan penyemprotan. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan penyemprotan tanaman jeruk pada umumnya adalah dua orang. Rata-rata jumlah TKDK kegiatan usahatani skala usaha kecil adalah 63.80 orang Besarnya upah untuk satu orang tenaga kerja jika dibebankan pada TKDK adalah Rp 84 000 setiap kali melakukan penyemprotan. Besarnya biaya tenaga kerja dalam keluarga yang dikeluarkan oleh petani selama satu tahun adalah Rp 5 566 000 (tabel 15). (Lampiran 4,6,7). Tabel 16 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk skala usaha sedang Peralatan Bibit Mesin Penyemprot Pestisida Selang Mesin babat Gunting Tempat Pengaduk pestisida Bak Penampung air Total penyusutan Sewa lahan TKDK Total biaya diperhitungkan
Jlh (unit) 436 1 144 1 1 2 1
Harga Beli (Rp) 20 000 2 622 222 8 188 914 286 60 000 655 556 2 011 111
93.11
98 889
Total (Rp) 8 711 111 2 622 222 1 066 667 914 286 60 000 988 889 2 011 111
Umur (thn) 20 10 3 3 1 11.11 15
Penyusutan (Rp) 435.556 263 950.62 355 555.56 203 703.70 60 000.00 84 814.81 134 074.07 1 537 654.32 7 077 777.78 9 000 000.00 17 615 432.10
Besarnya total biaya diperhitungkan untuk skala usaha sedang adalah Rp 17 615 432.10 (Tabel 16). Jumlah tanaman jeruk pada skala usaha sedang adalah 436 pohon. Total biaya bibit dan alat pertanian tahun 2013 adalah Rp 1 537 654.32 dan total biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga Rp 9 000 000.00 dengan total 93.11 orang. Biaya penyusutan yang paling besar adalah biaya penyusutan bibit yaitu 435.556 dan selang yaitu Rp 355 555.56 per tahun, mesin penyemprot pestisida Rp 263 950.62 per tahun. (Lampiran 10,12, 13) Tabel 17 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk skala usaha besar Peralatan Bibit Mesin Penyemprot Pestisida Selang Mesin babat Gunting Tempat Pengaduk pestisida Bak Penampung air Total penyusutan Sewa lahan TKDK Total Biaya diperhitungkan
Jlh (unit) 866.67 1 170 1 2 2 1
Harga beli (Rp) 20 000 2 733 333 8 900 1 450 000 60 000 1 166 667 2 133 333
Total (Rp) 17 333 333 2 733 333 1 258 333 1 450 000 120 000 1 466 667 2 133 333
127.00
105 555.56
13 405 555
Umur (thn) 20 10.33 3 4 1 12.50 15
Penyusutan (Rp) 866 666.67 264 242.42 403 571.43 352 222.22 120 000.00 112 777.78 142 222.22 2 261 702.74 14 083 333.33 12 800 000.00 29 145 036.08
30
Besarnya total biaya diperhitungkan untuk usahatani jeruk skala besar adalah Rp 29 145 036.08 (Tabel 17). Total biaya penyusutan adalah Rp 2 261 702.74 dan total biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga Rp 12 800 000.00 dengan total 127 HOK. Biaya penyusutan yang peling besar adalah biaya penyusutan bibit tanaman yaitu Rp 866 666.67 per tahun, biaya penyusutan selang sebesar Rp 403 571.43 per tahun. (Lampiran 16, 18) Tabel 18 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun Peralatan Bibit Mesin Penyemprot Pestisida Selang Mesin babat Gunting Tempat Pengaduk pestisida Bak Penampung air Total penyusutan Sewa lahan 0.93 ha TKDK Total biaya diperhitungkan
Jlh (unit) 400 1 83.33 0.17 1.17 2.17 1
Harga beli (Rp) 20 000.00 2.491 666.67 5 166.67 60 000.00 583 333.33 2.016 666.67
Total (Rp) 8 000 000.00 2 491 666.67 650 000.00 133 333.33 70 000.00 933 333.33 2 016 666.67
Umur (tahun) 20 10 2 0.50 1.00 10.83 15.00
Penyusutan (Rp) 400 000.00 249 166.67 216 666.67 44 444.44 70 000.00 82 222.22 134 444.44 1 196 944.44 6 500 000.00 7 936 749.02 15 633 693.47
Berdasarkan tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa besarnya total biaya diperhitungkan untuk umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 15 633 693.47 per tahun. Besarnya biaya penyusutan adalah Rp 1 196 944.44. Biaya penyusutan terbesar terdapat pada penyusutan bibit tanaman yaitu sebesar Rp 400 000. Biaya penyusutan terbesar kedua adalah penyusutan selang yaitu Rp 295 091.27. Total biaya sewa lahan adalah Rp 6 500 000.00 dan biaya TKDK adalah Rp 7 936 749.02. Biaya diperhitungkan untuk kegiatan usahatani jeruk paling banyak digunakan untuk biaya tenaga kerja dalam keluarga. (Lampiran 21, 23, 24). Tabel 19 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun Peralatan Bibit Mesin Penyemprot Pestisida Selang Mesin babat Gunting Tempat Pengaduk pestisida Bak Penampung air Total penyusutan Sewa lahan 1.45 ha TKDK Total Biaya diperhitungkan
Jlh (unit) 400.00 1 130 1 1 2 1
Harga beli (Rp) 20 000 2 777 273 7 118 1 154 545 60 000 909 091 2 054 545
Total (Rp) 8 000 000 1 141 727 87 273 1 263 636 2 054 545
Umur (tahun) 20 10 3 3 1 12 15
Penyusutan (Rp) 400 000 272 769 371 918 298 182 87 273 102 424 136 970 1 669 534 6 500 000 9 091 697 17 261 232
Berdasarkan tabel 19 diatas, total biaya penyusutan untuk tanaman 11-16 tahun adalah Rp 17 261 232 per tahun. Total biaya penyusutan adalah Rp 1 669 534. Biaya penyusutan paling banyak dikeluarkan untuk bibit dan selang. Total biaya sewa lahan adalah Rp 6 500 000 dan biaya tenaga kerja dalam
31
keluarga adalah Rp 9 091 697. Biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan biaya diperhitungkan paling banyak dikeluarkan oleh petani jeruk. (Lampiran 27, 29, 30). Tabel 20 Rata-rata biaya diperhitungkan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun Peralatan Bibit Mesin Penyemprot Pestisida Selang Mesin babat Gunting Tempat Pengaduk pestisida Bak Penampung air Total penyusutan Sewa lahan 1.45 ha TKDK Total Biaya diperhitungkan
Jlh (unit) 400 1 133 1 1 3 1
Harga beli (Rp) 20 000 2 400 000 8 333 866 667 60 000 300 000 2 033 333
Total (Rp) 8 000 000 1 133 333 60 000 800 000 2 033 333
Umur (tahun) 20 10 3 4 1 10 15
Penyusutan (Rp) 400 000 245 185 377 778 244 444 60 000 80 000 135.556 1 542 963 6 500 000 10 245 926 18 288 889
Berdasarkan tabel 20 diatas, total biaya penyusutan untuk tanaman umur 17-20 tahun adalah Rp 18 288 889 per tahun. Total biaya penyusutan adalah Rp 1 542 963. Biaya penyusutan paling banyak dikeluarkan untuk bibit dan selang. Total biaya sewa lahan adalah Rp 6 500 000 dan biaya tenaga kerja dalam keluarga adalah Rp 10 245 926. Biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan biaya diperhitungkan paling banyak dikeluarkan oleh petani jeruk. (Lampiran 33, 35, 36). Berdasarkan analisis biaya diperhitungkan usahatani jeruk berdasarkan skala usaha dan berdasarkan umur tanaman, maka biaya diperhitungkan paling banyak dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa lahan. Sedangkan biaya penyusutan paling banyak dikeluarkan untuk biaya penyusutan bibit tanaman jeruk dan selang. Semakin tua umur tanaman jeruk, semakin banyak biaya diperhitungkan yang harus dikeluarkan oleh petani. biaya diperhitungkan paling banyak dikeluarkan oleh tanaman umur 17-20 tahun karena biaya TKDL yang dikeluarkan labih banyak dari umur tanaman lain. Pendapatan Usahatani Jeruk Pendapatan usahatani jeruk adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Perhitungan pendapatan usahatani petani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah selisih antara penerimaan usahatani dan biaya tunai usahatani sedangkan pendapatan atas biaya total adalah selisih antara penerimaan usahatani dan biaya total usahatani yang dikeluarkan selama satu periode. Perhitungan pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan usahatani. Sedangkan analisis imbangan penerimaan dan biaya total (R/C Rasio) menilai efisiensi usahatani yang dilaksanakan oleh petani.
32
Tabel 21 Pendapatan usahatani jeruk skala kecil tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan Total penerimaan Biaya tunai Biaya diperhitungkan Total biaya Total pendapatan atas biaya tunai Total pendapatan atas biaya total R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total
Nilai (Rp) 75 410 000.00 26 253 266.67 9 379 266.67 35 632 533.33 49 156 733.33 39 777 466.67 2.87 2.12
Berdasarkan tabel 21 diatas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan petani skala kecil atas biaya tunai adalah Rp 49 156 733.33. Sedangkan pendapatan petani atas biaya total adalah Rp 39 777 466.67. Besarnya nilai R/C atas biaya tunai sebesar 2.87 artinya untuk setiap satu satuan biaya tunai yang dikeluarkan petani maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 2.87. Sedangkan untuk R/C atas total biaya sebesar 2.12 artinya adalah untuk setiap satuan biaya total yang dikeluarkan petani maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 2.12. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani jeruk di kecamatan Tigapanah untuk skala usaha kecil efisien karena nilai R/C lebih dari satu. Tabel 22 Pendapatan usahatani jeruk skala sedang tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan Total penerimaan Biaya tunai Biaya diperhitungkan Total biaya Total pendapatan atas biaya tunai Total pendapatan atas biaya total R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total
Nilai (Rp) 146 505 555.56 57 794 462.96 17 615 432.10 75 409 895.06 88 711 092.59 71 095 660.49 2.53 1.94
Berdasarkan tabel 22 diatas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan petani skala usaha sedang atas biaya tunai adalah Rp 88 711 092.59. Sedangkan pendapatan petani atas biaya total adalah Rp 71 095 660.49 . Besarnya nilai R/C atas biaya tunai sebesar 2.53 artinya untuk setiap satu satuan biaya tunai yang dikeluarkan petani maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 2.53. Sedangkan untuk R/C atas total biaya sebesar 1.94 artinya adalah untuk setiap satuan biaya total yang dikeluarkan petani maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 1.94. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani jeruk di kecamatan Tigapanah untuk skala usaha sedang efisien karena nilai R/C lebih dari satu. Tabel 23 Pendapatan usahatani jeruk skala besar tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan Total penerimaan Biaya tunai Biaya diperhitungkan Total biaya Total pendapatan atas biaya tunai Total pendapatan atas biaya total R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total
Nilai (Rp) 449 166 666.67 148 053 000.00 29 145 036.08 177 198 036.08 301 113 666.67 271 968 630.59 3.03 2.53
33
Berdasarkan tabel 23 diatas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan petani skala usaha besar atas biaya tunai adalah Rp 301 113 666.67. Sedangkan pendapatan petani atas biaya total adalah Rp 271 968 630.59. Besarnya nilai R/C atas biaya tunai sebesar 3.03 artinya untuk setiap satu satuan biaya tunai yang dikeluarkan petani maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 3.03. Sedangkan untuk R/C atas total biaya sebesar 2.53 artinya adalah untuk setiap satuan biaya total yang dikeluarkan petani maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 2.53. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani jeruk di kecamatan Tigapanah untuk skala usaha besar adalah efisien karena nilai R/C lebih dari satu. Analisis usahatani jeruk berdasarkan skala usaha yang dimiliki petani, kegiatan usahatani jeruk di kecamatan Tigapanah sudah efisien. Berdasarkan hasil analisis R/C skala usaha besar merupakan yang paling efisien karena R/C yang diperoleh lebih tinggi dari skala usaha lainnya. Namun, biaya yang dibutuhkan untuk usahatani jeruk pada skala usaha ini jauh lebih besar daripada skala usaha lain. Jika petani memiliki modal yang banyak, maka disarankan agar petani melakukan kegiatan usahatani pada skala usaha besar. Berdasarakan analisis R/C, skala usaha kecil lebih lebih efisien dari pada skala usaha sedang karena nilai R/C nya lebih besar. Tabel 24 Pendapatan usahatani jeruk tahun 2013 berdasarkan umur tanaman No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan Total penerimaan Biaya tunai Biaya diperhitungkan Total biaya Total pendapatan atas biaya tunai Total pendapatan atas biaya total R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total
8-10 167 451 449.28 51 806 359.80 15 633 693.47 67 440 053.27 115 645 089.47 100 011 396.01 3.23 2.48
11-16 202 025 818.12 63 901 820.44 17 261 232.22 81 163 052.66 138 123 997.68 120 862 765.46 3.16 2.49
17-20 109 837 037.04 57 174 000.00 18 288 888.89 75 462 888.89 52 663 037.04 34 374 148.15 1.92 1.46
Berdasarkan tabel 24 diatas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan petani atas biaya tunai untuk umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 115 645 089.47 per hektar dalam satu tahun produksi sedangkan pendapatan atas total biaya adalah Rp 100 011 396.01 per hektar. Besarnya nilai R/C atas biaya tunai adalah 3.23artinya setiap satu satuan biaya tunai yang dikeluarkan, maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar 3.23. Nilai R/C atas total biaya adalah 2.48 artinya setiap satu satuan biaya total yang dikeluarkan oleh petani, mereka akan memperoleh penerimaan sebesar 2.48. Berdasarkan analisis pendapatan usahatani jeruk untuk umur tanaman 8-10 tahun, maka kegiatan usahatani sudah efisien karena nilai R/C lebih dari satu. Besarnya pendapatan petani atas biaya tunai umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 138 123 997.68, pendapatan atas total biaya Rp 120 862 765.46. Nilai R/C yang diperoleh atas biaya tunai adalah 3.16 dan atas biaya total adalah 2.49. Pendapatan petani jeruk umur tanaman 17-20 lebih kecil daripada umur tanaman lainnya. Besarnya pendapatan petani atas biaya tunai adalah Rp 52 663 037.04 dan pendapatan petani atas total biaya adalah Rp 34 374 148.15. R/C yang diperoleh adalah 1.92 atas biaya tunai dan 1.46 atas total biaya. Analisis pendapatan usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman diperoleh bahwa tanaman jeruk dengan umur tanaman 8-10 tahun, umur tanaman 11-16
34
tahun dan umur tanaman 17-20 tahun sudah efisien. Pendapatan yang diperoleh petani umur tanaman 17-20 tahun jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan umur tanaman lain, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tua umur tanaman jeruk, semakin kecil pendapatan yang diperoleh petani dan semakin tidak efisien penggunaan input-input produksi karena besarnya nilai R/C yang diperoleh jauh lebih kecil daripada jeruk yang masih produktif.. Hasil analisis terhadap struktur biaya usahatani pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Singarimbun (2012) dan Purnamagiri (2012). Berdasarkan hasil penelitian biaya tunai yang paling banyak digunakan untuk kegiatan usahatani jeruk dan salak adalah adalah biaya pembelian pupuk dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, biaya tunai yang paling banyak dikeluarkan untuk pembelian pestisida dan pupuk kimia. Biaya non tunai yang dikeluarkan oleh petani pada penelitian ini adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Purnamagiri (2012). Hasil analisis terhadap pendapatan usahatani menunjukkan semakin besar skala usahatani semakin tinggi pendapatan petani. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2008), semakin luas skala usahatani semakin besar pendapatan petani dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaerningrum (2010) yang menemukan bahwa skala usaha besar memperoleh pendapatan yang lebih kecil. Hasil analisis terhadap efisiensi usatani jeruk menunjukkan bahwa skala usaha besar lebih efisien daripada skala usaha lain, tetapi skala kecil lebih efisien daripada skala usaha sedang berbeda dengan penelitian Purba (2008) yang menemukan bahwa semakin besar luas lahan, semakin efisien kegiatan usahatani yang dilakukan. Jeruk dengan umur tanaman 8-10 tahun, 11-16 tahun lebih efisien dari pada jeruk dengan umur tanaman tua yaitu umur tanaman 17-20 tahun. Penelitian terhadap umur tanamana sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Singarimbun (2012). Ukuran Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Jeruk a. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam kegiatan usahatani. b. Pengeluaran total usahatani (total farm expenses) Pengeluaran total usahatani didefenisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dari dalam produksi tetapi tidak termasuk tenaga kerja dalam keluarga. Pengeluaran total dipisahkan menjadi pengeluaran tetap (fixed cost) dan pengeluaran tidak tetap (variabel cost). Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai. c. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani.
35
d. Penghasilan bersih usahatani (net farm earnings) Penghasilan bersih usahatani diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman. Ukuran ini menggambarkan penghasilan yang diperoleh dari usahatani untuk keperluan keluarga dan merupakan imbalan terhadap semua sumberdaya milik keluarga yang dipakai didalam usahatani. e. Imbalan kepada seluruh modal (return to total capital) Imbalan kepada seluruh modal dihitung dengan mengurangkan nilai kerja keluarga dari pendapatan bersih usahatani. Untuk keperluan ini kerja keluarga dinilai menurut tingkat upah yang berlaku. Hasilnya biasanya dinyatakan dalam persen terhadap nilai seluruh modal. f. Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) Diperoleh dengan mengurangkan nilai kerja keluarga dari penghasilan bersih usahatani. Ukuran ini umumnya dinyatakan dalam persen terhadap nilai modal petani. Nilai modal petani yang digunakan adalah seluruh modal tunai yang digunakan oleh petani dalam kegiatan usahatani jeruk dengan tingkat suku bunga deposito menurut BI sebesar 6.5 persen. g. Imbalan kepada tenaga kerja keluarga (return to family labour) Dapat dihitung dari penghasilan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga modal petani yang diperhitungkan. Ukuran imbalan ini dapat dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang bekerja dalam usahatani untuk memperoleh taksiran imbalan kepada tiap orang (return per man). Ukuran pendapatan dan keuntungan usatahani pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan luas lahan usahatani dan berdasarkan umur tanaman jeruk. Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan luas lahan usahatani dapat dilihat pada tabel 25. Besarnya pendapatan kotor (gross farm income) petani skala usaha kecil adalah Rp 75 410 000 per tahun, skala usaha sedang Rp 146 505 556 per tahun dan skala besar adalah Rp 449 166 667 per tahun. Besarnya total pengeluaran (total farm expenses) petani skala kecil adalah Rp 30 066 533 per tahun, skala sedang adalah Rp 66 334 340 per tahun dan skala besar adalah Rp 164 398 036 per tahun. Pendapatan bersih usahatani jeruk (net farm income) skala usaha kecil adalah Rp 45 343 467 per tahun, skala sedang adalah Rp 80 171 216 per tahun dan skala besar adalah Rp 284 768 631 per tahun. Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) sama dengan nilai pendapatan bersih usahatani jeruk (net farm income) karena modal yang digunakan petani adalah modal sendiri tanpa menggunakan modal pinjaman dari pihak lain. Semakin besar skala usaha, semakin besar pendapatan dan penghasilan yang diperoleh petani jeruk. Besarnya imbalan yang diperoleh petani atas seluruh modal yang dimiliki (return to capital) skala usaha kecil adalah Rp 39 777 467 per tahun atau 111.63 persen artinya setiap satu satuan seluruh modal yang dikeluarkan petani akan memperoleh pendapatan bersih sebesar 111.63 persen. Imbalan kepada seluruh modal modal (return to capital) skala usaha sedang adalah Rp 71 171 216 per tahun atau 94.47 persen artinya setiap satu satuan seluruh modal yang dikeluarkan, petani akan memperoleh penerimaan bersih sebesar 94.47 persen dan imbalan kepada seluruh modal modal (return to capital) petani dengan skala usaha besar adalah Rp 271 968 631 per tahun atau 153.48 persen artinya setiap satu satuan seluruh modal yang dikeluarkan, petani akan memperoleh penerimaan
36
bersih sebesar 153.48. Imbalan yang diperoleh petani atas seluruh modal paling banyak diterima oleh petani skala usaha besar. Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) petani dengan skala usaha kecil adalah Rp 39 777 467 per tahun atau 132.30 persen. Artinya setiap satu satuan modal, petani akan memperoleh penghasilan bersih sebesar 132.30. Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) petani skala sedang adalah Rp 71 171 216 per tahun atau 107.29 persen artinya setiap satu satuan modal, petani akan memperoleh penghasilan bersih sebesar 107.29. Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) petani skala besar adalah Rp 271 968 631 per tahun atau 95.51 artinya setiap satu satuan modal petani, petani akan memperoleh penghasilan bersih sebesar 95.51. Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) petani skala usaha kecil adalah Rp 43 389 142 per tahun sehingga besarnya Imbalan kepada tiap orang (return per man) dengan total 63.80 HOK adalah Rp 680 081 per HOK. Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) petani dengan skala usaha sedang adalah Rp 75 859 484 per tahun sehingga besarnya Imbalan kepada tiap orang (return per man) dengan total 93.11 HOK adalah Rp 814 720 per HOK. Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) petani skala besar adalah Rp 266 258 670 per tahun sehingga besarnya imbalan kepada tiap orang (return per man) dengan total 127 HOK adalah Rp 2 096 525 per HOK. Semakin besar skala usaha, semakin besar nilai return per man yang diperoleh oleh tiap tenaga kerja dalam keluarga. Tabel 25 Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan luas lahan (jumlah pohon) A B C D E F H I J K
L
M
Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk Penerimaan usahatani jeruk (Rp) Pendapatan kotor (gross farm income) (Rp) Biaya Tunai (Rp) Biaya diperhitungkan (Rp) TKDK (Rp) Total Pengeluaran (total farm expenses) (Rp) Pendapatan bersih usahatani jeruk (net farm income) (Rp) Modal Sendiri (Rp) Nilai modal petani yang diperhitungkan (i=6,5%) (Rp) Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) (Rp) Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) (Rp) % Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) (Rp) % Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) (Rp) Imbalan kepada tiap orang (return per man) (Rp)
Skala kecil
Skala sedang
Skala besar
75 410 000 75 410 000 26 253 267 3 813 267 5 566 000 30 066 533 45 343 467
146 505 556 146 505 556 57 794 463 8 539 877 9 000 000 66 334 340 80 171 216
449 166 667 449 166 667 148 053 000 16 345 036 12 800 000 164 398 036 284 768 631
30 066 533 1 954 325
66 334 340 4 311 732
284 768 631 18 509 961
45 343 467
80 171 216
284 768 631
39 777 467
71 171 216
271 968 631
111.63
94.47
153.48
39 777 467
71 171 216
271 968 631
132.30
107.29
95.51
43 389 142
75 859 484
266 258 670
680 081
814 720
2 096 525
37
Berdasarkan tabel 25 dapat disimpulkan bahwa usahatani jeruk yang efisien adalah usahatani dengan skala usaha besar. Imbalan kepada seluruh modal petani (return to capital) dan imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) pada luas lahan ini lebih besar dari pada skala usaha lainnya. Skala usaha kecil lebih efisien karena imbalan kepada seluruh modal (return to capital) petani dan Imbalan kepada modal (return to farm equity capital) petani lebih besar dari pada skala usaha sedang. Berdasarkan analisis imbalan kepada tiap orang (return per man) usahatani dengan skala usaha besar mendapatkan penghasilan terhadap tenaga kerja keluarga yang lebih besar dari pada luas lahan lainnya. Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman jeruk dapat dilihat pada tabel 27. Besarnya pendapatan kotor (gross farm income) petani dengan umur tanaman 8-10 tahun dalam satu tahun produksi adalah Rp 167 451 449.28 per hektar, umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 202 025 818.12 sedangkan umur tanaman 17-20 tahun adalah adalah Rp 109 837 037.04 per hektar. Pendapatan kotor paling banyak diterima oleh petani dengan umur tanaman 11-16 tahun dan paling sedikit diterima oleh petani dengan umur tanaman 17-20 tahun. Total Pengeluaran (total farm expenses) tanaman umur 8-10 tahun adalah Rp 59 503 304.25 per hektar, tanaman umur 11-16 tahun adalah Rp 72 071 355.27 dan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 65 216 962.96. Total pengeluaran terbesar terdapat pada petani jeruk dengan umur tanaman 11-16 tahun dan 17-20 tahun. Pendapatan bersih usahatani jeruk (net farm income) dan penghasilan bersih usahatani (net farm earning) umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 107 948 145.03, umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 129 954 462.85 dan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 44 620 074.07. Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) petani dengan umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 100 011 396.01 per hektar atau 148.30 persen artinya setiap satu satuan seluruh modal yang digunakan, petani akan memperoleh pendapatan bersih sebesar 148.30 persen. Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) petani dengan umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 120 862 765.46 atau 148.91 artinya setiap satu satuan seluruh modal yang digunakan, petani akan memperoleh pendapatan bersih sebesar 148.91, sedangkan umur tanaman 17-20 tahun adalah Rp 34 374 148.15 atau 45.55. Imbalan usahatani jeruk terhadap modal petani lebih sedikit diterima oleh petani dengan umur tanaman 17-20 tahun dan paling banyak diterima oleh petani dengan umur tanaman 11-16 tahun. Persentase Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) umur tanaman 8-10 tahun adalah 193.05 persen artinya setiap satu satuan modal petani, petani akan memperoleh penghasilan bersih sebesar 193.05, petani dengan umur tanaman 11-16 tahun adalah 167.70 persen dan umur tanaman 17-20 tahun adalah 60.12 persen. Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) petani dengan umur tanaman 8-10 tahun adalah Rp 104 580 731.64 per hektar dengan Imbalan kepada tiap orang tenaga kerja keluarga (return per man) adalah Rp 1 262 544.04 per HOK. Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) petani dengan umur tanaman 11-16 tahun adalah Rp 125.269 824.76 per hektar dengan Imbalan kepada tiap orang tenaga kerja keluarga (return per man) adalah Rp 1.296 876.62 per HOK, sedangkan umur tanaman 17-20 tahun medapatkan return to family labour sebesar Rp 40 903 764.07 dan return per man sebesar Rp 438.811.84. berdasarkan
38
analisis ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani, maka usahatani jeruk dengan umur tanaman 11-16 tahun lebih efisien daripada umur tanaman lain, sedangkan umur tanaman 17-20 tahun menerima pendapatan dan keuntungan yang lebih kecil daripada umur tanaman lainnya. Tabel 26 Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman A B C D E F H I J K
L
M
Ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk Penerimaan usahatani jeruk (Rp) Pendapatan kotor (gross farm income) (Rp) Biaya Tunai (Rp) Biaya diperhitungkan (Rp) TKDK (Rp) Total Pengeluaran (total farm expenses) (Rp) Pendapatan bersih usahatani jeruk (net farm income) (Rp) Modal Sendiri (Rp) Nilai modal petani yang diperhitungkan (i=6,5%) (Rp) Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) (Rp) Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) (Rp) % Imbalan kepada seluruh modal (return to capital) Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) (Rp) % Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) Imbalan terhadap tenaga kerja keluarga (return to family labour) (Rp) Imbalan kepada tiap orang (return per man) (Rp)
8-10 tahun
11-16 tahun
17-20 tahun
167 451 449.28 167 451 449.28
202 025 818.12 202 025 818.12
109 837 037.04 109 837 037.04
51 806 359.80 7 696 944.44 7 936 749.02 59 503 304.25
63 901 820.44 8 169 534.83 9 091 697.39 72 071 355.27
57 174 000.00 8 042 962.96 10 245 925.93 65 216 962.96
107 948 145.03
129 954 462.85
44 620 074.07
51 806 359.80 3 367 413.39
72 071 355.27 4 684 638.09
57 174 000.00 3 716 310.00
107 948 145.03
129 954 462.85
44 620 074.07
100 011 396.01
120 862 765.46
34 374 148.15
148.30
148.91
45.55
100 011 396.01
120 862 765.46
34 374 148.15
193.05
167.70
60.12
104 580 731.64
125.269 824.76
40 903 764.07
1 262 544.04
1.296 876.62
438.811.84
Berdasarkan analisis terhadap ukuran pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk berdasarkan umur tanaman, tanaman dengan umur 11-16 tahun lebih efisien jika dibandingkan dengan jeruk dengan umur tanaman lain. Pendapatan dan penghasilan bersih yang diperoleh petani dengan umur tanaman 8-10 tahun lebih besar daripada umur tanaman lain dan imbalan kepada seluruh modal (return to capital) dan Imbalan kepada modal petani (return to farm equity capital) tanaman umur 8-10 tahun lebih besar daripada umur tanaman lain.
39
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Biaya tunai untuk pembelian pestisida merupakan biaya yang paling banyak dikeluarkan untuk kegiatan usahatani jeruk, sedangkan biaya biaya non tunai ataupun biaya diperhitungkan yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga.. 2. Semakin luas lahan usahatani jeruk semakin besar pendapatan yang diperoleh oleh petani. Pendapatan petani pada umur tanaman 11-16 tahun lebih besar daripada umur tanaman lain. Umur tanaman 17-20 tahun memiliki pendapatan yang lebih kecil dan produktivitas yang rendah. 3. Usahatani jeruk skala besar merupakan skala usaha yang lebih efisien daripada skala usaha lain dengan nilai R/C atas biaya tunai 3.03 dan atas biaya total 2.53 sedangkan berdasarkan umur tanaman, kegiatan usahatani yang paling efisien adalah umur tanaman 8-10 tahun dengan nilai R/C atas biaya tunai 3.23 atas biaya total 2.48 dan umur tanaman 11-16 tahun dengan nilai R/C atas biaya tunai 3.16 dan atas biaya total 2.49.
Saran 1. Melakukan pengendalian hama secara mekanis, misalnya dengan mengumpulkan dan mengubur buah yang sudah terserang hama lalat buah untuk menekan perkembangan lalat buah. 2. Melakukan peremajaan tanaman jeruk usia 17-20 tahun.
DAFTAR PUSTAKA Adar D. 2011. Keragaan Usahatani dan Efisiensi Produksi Jeruk Keprok Soe Berdasarkan Zona Agroklimat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK), Budidaya Tanaman Jeruk Keprok/Siam. Bank Indonesia. Chaerningrum R. 2010. Analisis Usahatani Pepaya California (Kasus :Desa Cikopo Mayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas ekonomi dan manajemen. Institut Pertanian Bogor. Daton AR. 2008. Analisis Pendapatan Usahatani Jambu Mente (Anacardium occidentale L.)(Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ). [Skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas ekonomi dan manajemen. Institut Pertanian Bogor. Hernanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta (ID): Penebar Swadaya
40
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi III. Jakarta (ID): Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial Purba AP. 2008. Analisis Pendapatan Usahatani dan Saluran Pemasaran Pepaya California (Kasus: Desa Cimande dan Desa Lemahduhur, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). [Skripisi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Purnamagiri PR. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Salak Organik Sleman Bogor. (Kasus Kelompok Tani Antanan dan Villa Salak Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas ekonomi dan manajemen. Institut Pertanian Bogor. Purwanti S. 2013. Budidaya Jeruk Manis (Citrus Sp). [diunduh 2013 Nov 27]. Tersedia pada: http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/budidaya-jeruk-maniscitrus-sp. Rahim ABD, Hastuti DRD. 2007. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Redaksi Agromedia. 2009. Budidaya Tanaman Unggul Buah Indonesia. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Rumapea R. 2010. Analisis Usahatani Jeruk Manis (citrus) (Studi Kasus: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo). [Skripsi]. Medan: Departemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Simarmata HR. 2010. Hubungan Umur Tanaman Jeruk Dengan Biaya Produksi dan Penerimaan (studi kasus: Desa Suka, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo). [Skripsi]. Medan: Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Singarimbun DN. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jeruk Siam Madu di Kabupaten Karo. Studi Kasus: Kecamatan Simpang Empat. [Skripsi]. Bogor: Departemen agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta (ID): UI Press. Soekartawi, Dillon JL, Hardaker JB, Soeharjo A. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta (ID): UI Press. Sunarjo HH. 2013. Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Suyanto A, Irianti TP. 2011. Studi Hubungan Karakteristik Tipologi Lahan yang Digunakan Terhadap Kualitas Hasil Jeruk Siem (Citrus Nobilis var. Microcarpa) di Kabupaten Sambas. Jurnal Teknik Perkebunan dan PSDL. Vol.1 No 2.: (42-48). Yulistia N. 2009. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Produksi Usahatani Belimbing Dewa Peserta Primatani di Kota Depok Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Departemen agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor
41
LAMPIRAN
42
41
Lampiran 1 Karakteristik petani responden No Nama Petani Jenis Umur Kelamin (tahun) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Antober Tarigan Rindo Sembiring Darwin Sembiring Hebron Sembiring Juniwan Tarigan Riston Ginting Sudirman Tarigan Sopan Ginting Waspada Pendi Ginting Arianto Tarigan Pani Sembiring Samson Tarigan Medi Tarigan Adnan Tarigan Nd. Delpa Josua Tarigan Dekat Tarigan Tono Ginting Ewin Ginting
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
25 25 35 41 30 31 37 59 38 40 35 36 37 33 53 33 29 59 49 31
Status
Belum Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah
Pendidikan (tahun) SLTA SD SLTA S1 SLTA SLTP SLTA SD SLTA SLTP SLTA SLTP SLTA SLTA SD SLTA SLTA SD SD SLTA
Usia Tanaman (tahun) 15 18 10 15 12 13 12 16 8 15 12 12 11 16 10 12 8 20 20 9
pengalaman Bertani (tahun) 7 7 10 15 12 13 12 16 8 15 12 12 11 13 17 12 8 20 20 9
Luas Jumlah Jumlah lahan Pohon Pohon/Ha (ha) 2.5 1 500 600 1.0 400 400 1.0 500 500 1.0 500 500 0.75 520 693 1.0 400 400 2.0 800 400 2.0 800 400 0.35 180 514 2.0 700 350 0.5 200 400 0.25 110 440 0.3 160 533 2.0 700 350 2.0 700 350 1.5 350 233 1.0 300 300 1.0 500 500 1.0 450 450 0.5 230 460
41
42 42
Lampiran 2 Penerimaan petani responden tahun 2013 1
Nama petani Antober
Luas Lahan 1500
2
Rindo
400
3
Darwin
500
4
Hebron
500
5
Juniwan
520
6
Riston
400
7
Sudirman
800
8
Sopan
800
9
Waspada
180
10
Pendi
700
11
Arianto
200
12
Pani
110
Jl. produksi (Kg) 12 000 12 000 35 000 16 000 10 000 5 000 12 000 10 000 6 000 20 000 20 000 5 000 4 500 350 5 000 17 000 3 000 10 000 15 000 5 000 20 000 10 000 5 000 7 000 35 000 5 000 3 000 5 000 4 000 3 000 10 000 5 000 5 000 5 000 6 000 7 000 15 000
59 000
Produksi/400 pohon (kg) 15 733.33
26 000
26 000.00
33 000
26 400.00
40 000
32 000.00
9 850
7 576.92
22 000
22 000.00
53 000
26 500.00
57 000
28 500.00
13 000
28 888.89
32 000
18 285.71
13 000
26 000.00
15 000
54 545.45
Harga Jual (Rp/kg) 10 000 8 500 8 000 7 000 8 000 9 000 5 000 6 000 8 000 7 000 8 000 7 000 6 800 8 000 5 000 5 412 6 500 5 000 10 000 6 000 8 000 6 000 4 500 10 000 8 500 5 000 8 000 7 000 8 000 8 000 7 000 5 500 5 000 10 000 5 000 6 500 9 000
Penerimaan (Rp) 120 000 000 102 000 000 280 000 000 112 000 000 80 000 000 45 000 000 60 000 000 60 000 000 48 000 000 140 000 000 160 000 000 35 000 000 30 600 000 2 800 000 25 000 000 92 000 000 19 500 000 50 000 000 150 000 000 30 000 000 160 000 000 60 000 000 22 500 000 70 000 000 297 500 000 25 000 000 24 000 000 35 000 000 32 000 000 24 000 000 70 000 000 27 500 000 25 000 000 50 000 000 30 000 000 45 500 000 135 000 000
Total Penerimaan/ Tahun 2013
Total Penerimaan/400phn/Tahun
502 000 000
133 866 666.67
192 000 000
192 000 000.00
213 000 000
170 400 000.00
300 000 000
240 000 000.00
68 400 000
52 615 384.62
117 000 000
117 000 000.00
409 500 000
204 750 000.00
450 000 000
225 000 000.00
84 000 000
186 666 666.67
228 500 000
130 571 428.57
75 500 000 135 000 000
151 000 000.00 490 909 090.91
43
13
Samson
160
14
Medi
700
15
Adnan
700
16
Nd. Delpa
350
17
Josua
300
18
Dekat
500
19
Tono
450
20
Ewin
230
TOTAL Rata-rata
10 000 500
3 000 1 000 50 000 40 000 3 000 30 000 3 000 30 000 7 000 3 000 10 000 4 000 3 000 700 7 000 8 000 4 000 2 000 5 000 4 000 4 000 2 000 700 5 000 602.250 500,00
4 000
10 000.00
90 000
51 428.57
66 000
37 714.29
20 000
22 857.14
14 700
19 600.00
14 000
11 200.00
13 000
13 391.30
7 700 490.177 30.112,50
443 712.00 24 508.86
7 000 6 000 6 000 7 000 10 000 7 500 10 000 8 000 8 000 7 000 5 000 6 000 10 000 9 500 11 000 4 500 9 000 8 000 5 500 7 500 4 500 8 000 6 500 7 000 443 712 22 185.59
21 000 000 6 000 000 300 000 000 280 000 000 30 000 000 225 000 000 30 000 000 240 000 000 56 000 000 21 000 000 50 000 000 24 000 000 30 000 000 6 650 000 77 000 000 36 000 000 36 000 000 16 000 000 27 500 000 30 000 000 18 000 000 16 000 000 4 550 000 35 000 000 4 390 600 000 219 530 000
27 000 000
67 500 000.00
580 000 000
331 428 571.43
525 000 000
300 000 000.00
127 000 000
145 142 857.14
137 650 000
183 533 333.33
88 000 000
70 400 000.00
75 500 000
67 111 111.11
55 550 000 4 390 600 000 219 530 000
96 608 695.65 3 556 503 806.00 177 825 190.30
Lampiran 3 Biaya usahatani jeruk skala usaha kecil di kecamatan tigapanah Nama Petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
Jlh(kg) 1 200 -
Pupuk Kimia Harga Intensitas/tahun 2 000 000 4 2 166 667 6 2 000 000 4 2 000 000 1 2 500 000 4 10 666 667 19 2 133 333 4
Jumlah/tahun 8 000 000 13 000 000 8 000 000 2 000 000 10 000 000 41 000 000 8 200 000
Jlh 2 2 1 5 1
Satuan Mobil truk Mobil truk Mobil truk -
Pupuk Kandang Harga(Rp/Satuan) 1 400 000 1 400 000 1 500 000 4 300 000 860 000
Jlh/Thn 2 800 000 5 000 000 1 500 000 8 000 000 17 300 000 3 460 000
43
44 44
Lanjutan Nama Petani 1 2 3 4 5 6
Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
Harga 150 000 210 000 200 000 200 000 300 000 1 060 000 212 000
Pestisida Intensitas/ tahun 37 52 37 52 52 230 46
Jumlah/ Tahun 5 550 000 10 920 000 7 400 000 10 400 000 15 600 000 49 870 000 9 974 000
Bensin penyemprotan Intensitas/ Harga Tahun (Rp/Liter) 37 6 500 52 8 000 37 8 000 52 8 000 52 8 000 230 38 500 46 7 700
Jumlah (ltr) 1 3 1 2 2 9 1.8
Total/ Tahun 240 500 1 248 000 296 000 832 000 832 000 3 448 500 689 700
Jumlah (ltr) 4 6 4 3 5 22 4
Bensin babat Intensitas/ Harga Tahun (Rp/Liter) 4 9 500 6 10 000 4 10 000 6 10 000 4 10 000 24 49 500 5 9 900
Total/Tahun 152 000 360 000 160 000 180 000 200 000 1 052 000 210 400
Total bensin 392 500 1 608 000 456 000 1 012 000 1 032 000 4 500 500 900 100
Lampiran 4 Biaya penyusutan usahatani jeruk skala kecil di kecamatan tigapanah Nama Petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
Jlh pohon 180 200 110 160 230 880 176
Nilai
Bibit Umur
3 600 000 4 000 000 2 200 000 3 200 000 4 600 000 17 600 000 3 520 000
20 20 20 20 20 100 20
penyusutan/ thn 180 000 200 000 110 000 160 000 230 000 880 000 176 000
Jlh 1 1 1 1 1 5 1
Mesin Penyemprot Pestisida Harga Umur Penyusutan/ Tahun 3 100 000 10 310 000 3 000 000 10 300 000 2 500 000 10 250 000 2 000 000 10 200 000 2 100 000 10 210 000 12 700 000 50 1 270 000 2 540 000 10 254 000
Selang Jlh (m) 130 100 100 330 66
Harga (Rp/m) 9 300 6 000 9 000 24 300 4 860
Lanjutan Nama Petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
Jumlah 1 1 0
Mesin Babat Harga Umur 1 000 000 3 1 000 000 3 1 000 000 2
Penyusutan/thn 333 333 333 333 66 667
Jumlah 1 1 1 1 1 5 1
Harga 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 300 000 60 000
Gunting Nilai Umur 60 000 1 60 000 1 60 000 1 60 000 1 60 000 1 300 000 5 60 000 1
Penyusutan/tahun 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 300 000 60 000
Total 1 209 000 600 000 900 000 2 709 000 541 800
Penyusutan/ tahun
Umur 3 3 3 9 2
403 000 200 000 300 000 903 000 180 600
45
Lanjutan Nama Petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total Rata-rata
Jlh 3 3 3 3 2 14 2.8
Tempat Pengaduk Pestisida Harga nilai Umur Penyusutan/tahun 300 000 900 000 10 90 000 300 000 900 000 10 90 000 300 000 900 000 10 90 000 300 000 900 000 10 90 000 300 000 600 000 10 60 000 1 500 000 4 200 000 50 420 000 300 000 840 000 10 84 000
Keterangan Drum Drum Drum Drum Drum
Jlh 1 1 1 1 1 5 1
Bak Penampung Harga nilai Umur 2 000 000 2 000 000 15 2 000 000 2 000 000 15 2 000 000 2 000 000 15 1 900 000 1 900 000 15 2 000 000 2 000 000 15 9 900 000 9 900 000 75 1 980 000 1 980 000 15
Total Penyusutan/tahun 133 333.33 133 333.33 133 333.33 126 666.67 133 333.33 660 000.00 132 000.00
737 333.33 743 333.33 1 357 666.67 804 666.67 947 333.33 4 590 333.33 918 066.67
Lampiran 5 B iaya tenaga kerja luar keluarga usahatani jeruk skala kecil di kecamatan Tigapanah Nama Petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
HOK 1 2 1 1 2 7 1
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Intensitas/ jlh Upah/ jlh/ tahun HOK HOK tahun 1 1 200 000 200 000 6 12 160 000 1 920 000 4 4 180 000 720 000 6 6 130 000 780 000 4 8 140 000 1 120 000 21 31 810.000 4.740.000 4 6 162.000 948.000
HOK 1 2 1 1 1 6 1
Pemupukan Pupuk Kimia Intensitas/ jlh Upah/ tahun HOK HOK 4 4 60 000 6 12 50 000 4 4 50 000 1 1 100 000 4 4 70 000 19 25 330.000 4 5 66.000
jlh/ tahun 240 000 600 000 200 000 100 000 280 000 1.420.000 284.000
HOK 1 2 4 7 2
Pemberian pupuk kandang Intensitas/tahun Jumlah Upah/HOK 1 1 1 3 1
1 200 2 4
Jumlah/tahun
60.000 2.000 50.000 140000 252.000 63.000
60.000 400.000 100.000 1120000 1.680.000 336.000
Lanjutan Tenaga kerja panen Nama Petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
Jumlah panen 2013 (kg) 13 000 13 000 15 000 4 000 7 700 52 700 10 540
Target Pencapaian TK/Hari (Kg) 500 250 400 300 400 1 850 370
Jlh TK (Orang) 26 52 38 13 19 148 30
Upah/Hari (Rp) 85 000 70 000 70 000 70 000 70 000 365 000 73 000
Total Biaya TK Panen 2 210 000 3 640 000 2 625 000 933 333 1 347 500 10 755 833 2 151 167
Total BiayaTenaga Kerja 2 710 000 6 560 000 3 645 000 1 813 333 3 867 500 18 595 833 3 719 167
45
46
46
Lampiran 6 Sebaran biaya tenaga kerja dalam keluarga usahatani jeruk kecamatan tigapanah Nama petani Waspada Arianto Pani Samson Ewin Total rata-Rata
HOK/minggu (Orang) 1 2 2 1 1 7 1.40
Intensitas/tahun 37 52 37 52 52 230 46.00
Jumlah HOK/Thn (Orang) 37 104 74 52 52 319 63.80
Upah/HOK 50 000.00 100 000.00 70 000.00 100 000.00 100 000.00 420 000.00 84 000.00
Lampiran 7 Biaya sewa lahan usahatani jeruk skala kecil di kecamatan Tigapanah Nama Petani Waspada Perangin-angin Arianto Tarigan Pani Sembiring Samson Tarigan Ewin Ginting Total rata-Rata
Luas Lahan 180 200 110 160 230 880 176.00
sewa lahan/ha 2 925 000 3 250 000 1 787 500 2 600 000 3 737 500 14 300 000 2 860.000
Lampiran 8 Penerimaan usahatani jeruk skala usaha kecil di kecamatan Tigapanah Nama Petani Waspada Perangin-angin Arianto Tarigan Pani Sembiring Samson Tarigan Ewin Ginting Total rata-Rata
Jumlah produksi (kg) 13 000 13 000 15 000 4 000 7 700 52 700 10 540
Penerimaan/tahun (Rp) 84 000 000 75 500 000 135 000 000 27 000 000 55 550 000 377 050 000 75 410 000
Jumlah/tahun 1 850 000.00 10 400 000.00 5 180 000.00 5 200 000.00 5 200 000.00 27.830.000.00 5.566.000.00
47
Lampiran 9 Biaya usahatani jeruk skala usaha sedang di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
Harga 5 000 000 6 000 000 5 000 000 5 000 000 3 000 000 3 000 000 4 000 000 4 500 000 3 075 000 38 575 000 4 286 111
Pupuk kimia Intensitas/ tahun 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 3.89
Jumlah/ tahun 20 000 000 24 000 000 20 000 000 20 000 000 12 000 000 12 000 000 16 000 000 13 500 000 12 300 000 149 800 000 16 644 444
Jlh 6 15 000 200 3
Pupuk kandang Satuan Harga (Rp/Satuan) Mobil truk 1 000 000 Rp/pohon 7 500 000 11 000 000 12 000 000 5 000 000 karung 10 000 Mobil truk 2 000 000
-
-
1 280 000 -
Jumlah/ Tahun 6 000 000 15 000 000 11 000 000 12 000 000 5 000000 2 000 000 6 000 000 7 250 000 1 280 000 65 530 000 7 281 111
Harga (Rp) 700 000 500 000 600 000 600 000 700 000 300 000 700 000 450 000 345 000 4 895 000 543 889
Pestisida Intensitas/ tahun 52 37 37 37 52 52 52 52 37 408 45.33
Jumlah /tahun (Rp) 36 400 000 18 500 000 22 200 000 22 200 000 36 400 000 15 600 000 36 400 000 23 400 000 12 765 000 223 865 000 24 873 889
Lanjutan Nama Petani Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
Jumlah (ltr) 5 5 4 4 4 3 3 3 2 33 3.67
Bensin penyemprotan pestisida Intensitas/ Harga Total/ Tahun (Rp/Liter) Tahun 52 6 500 1 690 000 37 8 500 1 572 500 37 7 500 1 110 000 37 6 500 962 000 52 8 000 1 664 000 52 8 000 1 248 000 52 8 000 1 248 000 52 6 500 1 014 000 37 8 000 592 000 408 67 500 11 100 500 45.33 7 500 1 233 388
Jlh (ltr) 20 20 20 20 20 6 12 15 10 143 15.89
Bensin pembersihan gulma Intensitas/ Harga Total/Tahun Tahun (Rp/Liter) 4 9 500 760 000 4 8 500 680 000 6 7 500 900 000 4 10 000 800 000 4 10 000 800 000 4 10 000 240 000 4 10 000 480 000 4 10 000 600 000 4 10 000 400 000 38 85 500 5 660 000 4.22 9 500 628 888
Total biaya bensin/tahun 2 450 000 2 252 500 2 010 000 1 762 000 2 464 000 1 488 000 1 728 000 1 614 000 992 000 16 760 500 1 862 277
47
48
48
Lampiran 10 Biaya penyusutan usahatani jeruk skala sedang di kecamatan Tigapanah Bibit Nama Petani
Jlh pohon
Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
400 500 500 400 350 300 500 450 520 3 920 436
Nilai 8 000 000 10 000 000 10 000 000 8 000 000 7 000000 6 000 000 10 000 000 9 000 000 10 400 000 78 400 000 8 711 111
Umur 20 20 20 20 20 20 20 20 20 180 20
penyusutan/ thn 400 000 500 000 500 000 400 000 350 000 300 000 500 000 450 000 520 000 3 920 000 435 556
Jlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
Mesin Penyemprot Pestisida Harga Umur Penyusutan/ tahun 3 000 000 10 300 000 2 250 000 10 225 000 4 000 000 10 400 000 2 900 000 10 290 000 2 250 000 10 225 000 2 500 000 10 250 000 2 800 000 10 280 000 1 400 000 9 155 556 2 500 000 10 250 000 23 600 000 89 2 375 556 2 622 222 10 263 951
Jlh (m) 150 150 200 150 150 150 100 100 1 150 144
Harga (Rp/m) 9 000 9 000 9 000 9 000 7 000 9 000 7 000 6 500 65 500 8 188
Selang Total
Umur
1 350 000 1 350 000 1 800 000 1 350 000 1 050 000 1 350 000 700 000 650 000 9 600 000 1 066 667
3 3 3 3 3 3 3 3 24 3
Penyusutan/ tahun 450 000 450 000 600 000 450 000 350 000 450 000 233 333 216 667 3 200 000 355 556
Lanjutan Nama Petani Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
Jlh 1 1 1 1 1 1 6 1
Mesin babat Harga Umur 1 000 000 2 000 000 900 000 700 000 900 000 900 000 6 400 000 914 286
3 4 3 4 4 3 21 3
Penyusutan/ tahun 333 333 500 000 300 000 175 000 225 000 300 000 1.833 333 203 704
Jlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
Harga 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 540 000 60 000
Gunting Umur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
Penyusutan/ thn 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 540 000 60 000
Jlh 3 1 1 3 2 1 3 2 3 19 2.11
Tempat pengaduk pestisida Harga nilai Umur 300 000 2 000 000 1 800 000 300 000 300 000 300 000 300 000 300 000 300 000 5 900 000 655 556
900 000 2 000 000 1 800 000 900 000 600 000 300 000 900 000 600 000 900 000 8 900 000 988 889
10 15 15 10 10 10 10 10 10 100 11.11
Penyusutan/ tahun 90 000.00 133333.33 120 000.00 90 000.00 60 000.00 30 000.00 90 000.00 60 000.00 90.00 763 333.33 84 814.81
Keterangan Drum Bak Pengaduk Bak Pengaduk Drum Drum Drum Drum Drum Drum
49
Lanjutan Nama Petani Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
Jlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
Harga 2 100 000 2 200 000 1 900 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 1 900 000 18 100 000 2 011 111
nilai 2 100 000 2 200 000 1 900 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 1 900 000 18 100 000 2 011 111
Umur 15 15 15 15 15 15 15 15 15 135 15
Penyusutan/tahun 140 000.00 146 666.67 126 666.67 133 333.33 133 333.33 133 333.33 133.333.33 133.33333 126 666.66 1 206 666.67 134 074.07
Total penyusutan/tahun 1 693 333.33 1 415 000.00 1 606 666.67 1 793 333.33 1 208 333.33 1 063 333.33 1 588 333.33 1 227 222.22 1 563 333.33 13 158 888.89 1 462 098.77
Lampiran 11 Biaya tenaga kerja luar keluarga usahatani jeruk skala usaha sedang Nama Petani Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
HOK 4 4 5 4 2 1 2 3 2 27 3
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Ints/ Jlh Upah/ Jlh/ tahun HOK thn 4 16 140 000 2 240 000 4 16 100 000 1 600 000 6 30 130 000 3 900 000 4 16 150 000 2 400 000 4 8 130 000 1 040 000 4 4 150 000 600 000 4 8 130 000 1 040 000 3 9 130 000 1 170 000 4 8 130 000 1 040 000 37 115 1.190 000 15 030 000 4 13 132 222 1 670 000
HOK 2 4 5 2 2 1 3 2 2 23 3
Pemupukan Pupuk Kimia Its/ Jlh Upah/ Jlh/thn thn HOK 4 8 100 000 800 000 4 16 60 000 960 000 4 20 100 000 2 000 000 4 8 100 000 800 000 4 8 60 000 480 000 4 4 60 000 240 000 4 12 60 000 720 000 3 6 60 000 360 000 4 8 60 000 480 000 35 90 660 000 6 840 000 4 10 73 333 760 000
HOK 2 5 2 2 3 6 -
Pemupukan Pupuk Kandang Ints/ Jlh Upah/ thn HOK HOK 4 8 100 000 2 500 2 000 1 5 100 000 2 400 2 000 1 2 120 000 1 2 100 000 1 3 80 000 1 6 90 000 1 520 2 000 14 1 446 2 161
Jlh/thn 800 000 2 000 000 500 000 1 600 000 240 000 200 000 240 000 540 000 1 040 000 7 160 000 795 556
49
Lanjutan Nama Petani Rindo Darwin Hebron Riston Nd. Delpa Josua Dekat Tono Juniwan Total Rata-rata
50
50
Jumlah panen 2013 (kg) 26 000 33 000 40 000 22 000 20 000 14 700 14 000 13 000 9 850 192 550 21 394
Target Pencapaian TK/Hari (Kg) 300 500 400 250 500 300 400 300 2 950 328
Jlh TK (Orang) 87 66 100 80 29 47 33 33 474 53
Upah/Hari (Rp) 70 000 100 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 590 000 73 750
Total Biaya TK Panen 6 066 667 6 600 000 7 000 000 5 600 000 2 058 000 3 266 667 2 275 000 2 298 333 35 164 667 3 907 185
Lampiran 12 Biaya TKDK usahatani jeruk skala usaha sedang di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Sembiring Darwin Sembiring Hebron Sembiring Riston Ginting Nd. Delpa Josua Tarigan Dekat Tarigan Tono Ginting Juniwan Total Rata-rata
HOK/minggu (Orang) 2 4 2 2 2 1 2 2 2 19 2.11
Intensitas/tahun 52 37 37 37 52 52 52 52 37 408 45.33
Jumlah HOK/Thn (Orang) 104 148 74 74 104 52 104 104 74 838 93.11
Lampiran 13 Biaya sewa lahan usahatani jeruk skala sedang di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Sembiring Darwin Sembiring Hebron Sembiring Riston Ginting Nd. Delpa Josua Tarigan Dekat Tarigan Tono Ginting Juniwan Total Rata-rata
Jumlah pohon
sewa lahan 400 500 500 400 350 300 500 450 520 3 920 436
6 500 000 8 125 000 8 125 000 6 500 000 5 687 500 4 875 000 8 125 000 7 312 500 8 450 000 63700 000 7 077 778
Upah/HOK 100 000 60 000 100 000 100 000 100 000 100 000 100 000 130 000 100 000 890 000 98 889
Jumlah/tahun 10 400 000 8 880 000 7 400 000 7 400 000 10 400 000 5 200 000 10 400 000 13 520 000 7 400 000 81 000 000 9 000 000
Total BiayaTenaga Kerja 9 906 667 11 160 000 13 400 000 4 800 000 6 773 333 3 098 000 5 266 667 4 345 000 5 711 667 64 461 333 7 162 370
51
Lampiran 14 Penerimaan usahatani jeruk skala sedang di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Sembiring Darwin Sembiring Hebron Sembiring Riston Ginting Nd. Delpa Josua Tarigan Dekat Tarigan Tono Ginting Juniwan Total Rata-rata
Jumlah produksi (kg) 26 000 33 000 40 000 22 000 20 000 14 700 14 000 13 000 9 850 192 550 21 394
Penerimaan/tahun (Rp) 192 000 000 213 000 000 300 000 000 117 000 000 127 000 000 137 650 000 88 000 000 75 500 000 68 400000 1 318 550 000 146 505 556
Lampiran 15 Biaya usahatani jeruk skala besar di kecamatan Tigapanah No 1 2 3 4 5 6
Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
Luas Lahan 3 2 2 2 2 2 13 2.1
Jlh (kg) 3 000 1 600 1 700 6 300 1 050
Pupuk Kimia Intensitas/ Tahun 20 000 000 4 11 200 000 4 8 000 000 4 5 000 000 4 3 000 000 6 7 700 000 6 54 900 000 28 9 150 000 5 Harga
Jlh/ tahun 80 000 000 44 800 000 32 000 000 20 000 000 18 000 000 46 200 000 241 000 000 40 166 667
Jlh 50 30 000 11 000 8 000 49 050 8 175
Pupuk Kandang Satuan Harga (Rp/Satuan) Mobil truk 1 500 000 Rp/pohon 24 000 000 Rp/pohon 8 800 000 15 000 000 Rp/pohon/2 Bulan 8 000 49 308 000 8 218 000
Jumlah/ Tahun 75000.000 24 000 000 8 800 000 15 000 000 33 600 000 156 400 000 26 066 667
Lanjutan Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
Harga (Rp) 2 000 000 1 200 000 1 300 000 1 000 000 1 100 000 900 000 7 500 000 1 250 000
Pestisida Ints/thn Jlh/tahun (Rp) 52 52 52 37 37 52 282 47
104 000 000 62 400 000 67 600 000 37 000 000 40 700 000 46 800 000 358 500 000 59 750 000
Jlh (ltr) 5 5 7 5 6 5 33 5.5
Bensin penyemprotan pestisida Ints/thn Harga Total/ (Rp/Liter) Tahun 52 6 500 1 690 000 52 8 000 2 080 000 52 8 000 2 912 000 37 8 000 1 480 000 37 8 000 1 776 000 52 8 000 2 080 000 282 46 500 12 018 000 47 7 750 2 003 000
Bensin babat/pembersihan gulma Jlh (ltr) Ints/thn Harga Total/Tahun (Rp/Liter) 40 4 9 500 1 520 000 30 4 10 000 1 200 000 50 4 10 000 2 000 000 50 1 10 000 500 000 15 1 10 000 150 000 12 4 10 000 480 000 197 18 59 500 5 850 000 32.83 3 9 916.67 975 000
Total bensin
3 210 000 3 280 000 4 912 000 1 980 000 1 926 000 2 560 000 17 868 000 2 978 000
51
52 52
Lampiran 16 Biaya penyusutan usahatani jeruk skala besar di kecamatan Tigapanah Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
jlh pohon 1 500 800 800 700 700 700 5 200 866.67
Nilai 30 000 000 16 000 000 16 000 000 14 000 000 14 000 000 14 000 000 104 000 000 17 333 333
Bibit U Ekonomis 25 25 25 25 25 25 150 25
penyusutan/ thn 1 200 000 640 000 640 000 560 000 560 000 560 000 4 160 000 693 333
Jlh 1 1 1 1 1 1 6 1
Harga 3 000 000 2 000 000 3 000 000 3 000 000 2 400 000 3 000 000 16 400 000 2 733 333
Mesin Penyemprot Pestisida U Ekonomis 10 10 11 11 10 10 62 10
Penyusutan/tahun 300 000 200 000 272 727 272 727 240 000 300 000 1.585 455 264 242
Lanjutan Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
Jumlah (m) 200 200 150 200 100 850 142
Harga (Rp/m) 9 500 10 000 9 000 7 000 9 000 44 500 7 417
Selang Total 1 900 000 2 000 000 1 350 000 1 400 000 900 000 7 550 000 1 258 333
U.Ekonomis 3 4 3 3 3 16 3
Penyusutan/tahun 633 333 571 429 450 000 466 667 300 000 2 421 429 403 571
Jumlah 2 1 1 1 1 1 7 1
Mesin Penyemprot Pestisida Harga Umur Ekonomis(tahun) 2 000 000 4 1 200 000 4 2 900 000 5 1 000 000 5 800 000 3 800 000 3 8 700 000 24 1 450 000 4
Penyusutan/tahun 500 000 300 000 580 000 200 000 266 667 266 667 2.113 333 352 222
Lanjutan Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
Jlh
Harga
Nilai
2 2 2 2 2 2 12 2
60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 360 000 60 000
120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 720 000 120 000
Gunting Umur Ekonomis 1 1 1 1 1 1 6 1
Penyusutan/tahun
Jlh
Harga
120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 120 000 720 000 120 000
3 1 1 1 3 3 12 2
300 000 2 200 000 2 000 000 1 900 000 300 000 300 000 7 000 000 1 166 667
Tempat Pengaduk Pestisida Nilai Umur Ekonomis 900 000 10 2 200 000 15 2 000 000 15 1 900 000 15 900 000 10 900 000 10 8 800 000 75 1 466 667 13
Penyusutan/tahun 90 000 146 667 133 333 126 667 90 000 90 000 676 667 112 778
Keterangan Drum Bak Pengaduk Bak Pengaduk Bak Pengaduk Drum Drum -
53
Lanjutan Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
Jumlah 1 1 1 1 1 1 6 1
Harga 2 000 000 2 000 000 3 000 000 1 800 000 2 000 000 2 000 000 12 800 000 2 133 333
Bak penampung Nilai Umur Ekonomis 2 000 000 15 2 000 000 15 3 000 000 15 1 800 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 12 800 000 90 2 133 333 15
Total penyusutan Penyusutan/tahun 133 333 133 333 200 000 120 000 133 333 133 333 853 333 142 222
2 976 667 2 111 429 2 396 061 1 866 061 1 710 000 1 470 000 12 530 216 2 088 369
Lampiran 17 Biaya TKLK usahatani jeruk skala usaha besar di kecamatan Tigapanah Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
HOK 10 6 10 10 6 3 45 8
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Its/ Jl Upah/ Jlh/ thn HOK HOK thn 4 40 140 000 5 600 000 4 24 150 000 3 600 000 4 40 130 000 5 200 000 1 10 130 000 1 300 000 6 36 150 000 5 400 000 4 12 130 000 1 560 000 23 162 830 000 22 660 000 4 27 138 333 3 776 667
HOK 4 4 6 5 2 2 23 4
Pemupukan Pupuk Kimia Its/ Jlh Upah/ thn HOK HOK 4 16 100 000 4 16 100 000 4 24 60 000 5 50 000 6 12 100 000 6 12 100 000 24 85 510 000 4 14 85 000
Jlh/ Tahun 1 600 000 1 600 000 1 440 000 250 000 1 200 000 1 200 000 7 290 000 1 215 000
HOK 50 2 52 9
Pemberian pupuk kandang Its/ Jumlah Upah thn HOK /HOK 1 50 100 000 1 800 2 000 800 1 500 700 2 000 6 12 100 000 8 2 362 205 500 1 394 34 250
Jlh/thn 5 000 000 1 600 000 1 200 000 1 400 000 1 200 000 10 400 000 1 733 333
Lanjutan tenaga kerja panen Nama Petani Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
Jlh panen (kg) 59 000 53 000 57 000 32 000 90 000 66 000 357 000 102 000
Target TK/Hari (Kg) 300 300 300 300 400 400 2 000 571
HOK 197 177 190 107 225 165 1 060 303
Upah/Hari (Rp) 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 420 000 120 000
Total Biaya TK Panen 13 766 667 12 366 667 13 300 000 7 466 667 15 750 000 11 550 000 74 200 000 21 200 000
Total Biaya Tenaga Kerja 18 646 667 15 766 667 17 220 000 8 941 667 19 650 000 12 930 000 93155 000 26 615 714
53
54
54
Lampiran 18 Biaya TKDK usahatani jeruk skala usaha besar di kecamatan Tigapanah Nama Petani
HOK/minggu (Orang)
Antober Sudirman Sopan Pendi Medi Adnan Total Rata-rata
3 4 2 2 2 3 16 2.67
Intensitas/tahun
Jumlah HOK/Thn (Orang) 156 208 104 74 64 156 762 127
52 52 52 37 32 52 277 46.17
Upah/HOK
Jumlah/tahun
100 000.00 100 000.00 100 000.00 100 000.00 150 000.00 83 333.33 633 333.33 105 555.56
15 600 000.00 20 800 000.00 10 400 000.00 7 400 000.00 9 600 000.00 13 000 000.00 76 800 000.00 12 800 000.00
Lampiran 19 Penerimaan usahatani jeruk skala usaha besar di kecamatan Tigapanah 1 2 3 4 5 6
Nama Petani Antober Tarigan Sudirman Tarigan Sopan Ginting Pendi Ginting Medi Tarigan Adnan Tarigan Total Rata-rata
Jumlah produksi (kg) 59 000 53 000 57 000 32 000 90 000 66 000 357 000 59 500
Penerimaan/tahun (Rp) 502 000 000 409 500 000 450 000 000 228 500 000 580 000 000 525 000 000 2.695 000 000 449 166 667
Lampiran 20 Sebaran biaya usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
Harga 6 000 000 2 000 000 2 000 000 7 700 000 3 000 000 2 500 000 23 200 000 3 866 666
Pupuk Kimia Its/ Jlh/thn thn 4 24 000 000 4 8 000 000 1 2 000 000 6 46 200 000 4 12 000 000 4 10 000 000 23 102 200 000 3.83 17 033 333
Jlh/thn/Ha
Jlh
Satuan
19 200 000 17 777 778 5 000 000 26 400 000 16 000 000 17 391 304 101 769 082 16 961 513
15 000 2 0 0 200 -
Rp/pohon Mobil 0 0 karung -
Pupuk Kandang Harga Jlh/Thn (rp/Satuan) 7 500 000 15 000 000 1 400 000 2 800 000 10 000 2 000 000 8 000 000 8 910 000 27 800 000 1 485 000 4 633 333
Jlh/Thn/Ha 12 000 000 6 222 222 2 666 667 13 913 043 34 801 932 5 800 322
Harga (Rp) 500 000 150 000 200 000 900 000 300 000 300 000 2 350 000 391 666
Its/ thn 37 37 52 52 52 52 282 47
Pestisida Jlh/thn (Rp) 18 500 000 5 550 000 10 400 000 46 800 000 15 600 000 15 600 000 112 450 000 18 741 666
Jlh/Thn/ Ha (Rp) 14 800 000 12 333 333 26 000 000 26 742 857 20 800 000 27 130 435 127 806 625 21 301 104.21
55
Lanjutan Nama Petani Jlh (ltr) 5 1 2 5 3 2 18 3
Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-Rata
Bensin Penyemprotan pestisida Its/ Harga Total/Thn Total/tahun/ thn (Rp/lt) Ha 37 8 500 1 572 500 1 258 000 37 6 500 240 500 534 444 52 8 000 832 000 2 080 000 52 8 000 2 080 000 1 188 571 52 8 000 1 248 000 1 664 000 52 8 000 832 000 1 446 957 282 47 000 6 805 000 8 171 972 47 7 833 1 134 167 1 361 995
Jlh (ltr) 20 4 3 12 6 5 50 8
Its/ thn 4 4 6 4 4 4 26 4
Babat/Pembersihan Gulma Harga Total/ (Rp/ltr) Thn 8 500 680 000 9 500 152 000 10 000 180 000 10 000 480 000 10 000 240 000 10 000 200 000 58 000 1 932 000 9 667 322 000
Total/ tahun/Ha 544 000 337 778 450 000 274 286 320 000 347 826 2 273 890 378 982
Total biaya bensin/tahun
Total biaya bensin/tahun/ha
2 252 500 392 500 1 012 000 2 560 000 1 488 000 1 032 000 8 737 000 1 456 167
1 802 000 872 222 2 530 000 1 462 857 1 984 000 1 794 783 10 445 862 1 740 977
Lampiran 21 Biaya penyusutan umur tanaman 8-10 tahun Jlh phn Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
500 180 160 700 300 230 2 070 345
Bibit Umur Penyusutan/ tahun 20 500 000 20 180 000 20 160 000 20 700 000 20 300 000 20 230 000 120 2 070 000 20 345 000
Harga 10 000 000 3 600 000 3 200 000 14 000 000 6 000 000 4 600 000 41 400 000 6 900 000
penyusutan/ ha 400 000 400 000 400 000 400 000 400000 400 000 2 400 000 400 000
Jlh 1 1 1 1 1 1 6 1
Mesin Penyemprot Pestisida Harga umur Penyusutan/ Tahun 2 250 000 10 225 000 3 100 000 10 310 000 2 000 000 10 200 000 3 000 000 10 300 000 2 500 000 10 250 000 2 100 000 10 210 000 14 950 000 60 1 495 000 2 491 667 10 249 167
Jlh (m) 150 100 150 100 500 83
Harga (Rp/m) 9 000 6 000 7 000 9 000 31 000 5 167
Selang Total
Umur
1 350 000 600 000 1 050 000 900 000 3 900 000 650 000
3 3 3 3 12 2
Penyusutan/ tahun 450 000 200 000 350 000 300 000 1 300 000 216 667
Lanjutan Nama petani
Jlh
Mesin babat Harga Umur
Jlh/thn
Jlh
Harga
Gunting Nilai
Umur
Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
1 1 0.17
800 000 800 000 133 333
266 667 266 667 44 444
1 1 1 2 1 1 7 1.17
60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 360 000 60 000
60 000 60 000 60 000 120 000 60 000 60 000 420 000 70 000
1 1 1 1 1 1 6 1
3 3 1
jlh/ thn 60 000 60 000 60 000 120 000 60 000 60 000 420 000 70 000
Jlh
Harga
1 3 3 3 1 2 13 2.17
2.000 000 300 000 300 000 300 000 300 000 300 000 3 500 000 583 333
Tempat pengaduk pestisida nilai Umur Jlh/thn 2 000 000 900 000 900 000 900 000 300 000 600 000 5 600 000 933 333
15 10 10 10 10 10 65 10.83
133 333 90 000 90 000 90 000 30 000 60 000 493 333 82 222
Keterangan Bak Pengaduk Drum Drum Drum Drum Drum
55
56
56
Lanjutan Nama petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
Jumlah 1 1 1 1 1 1 6 1
Harga 2 200 000 2 000 000 1 900 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 12 100 000 2 016 667
Bak penampung nilai Umur 2 200 000 15 2 000 000 15 1 900 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 12 100 000 90 2 016 667 15
Total penyusutan/thn Penyusutan/tahun 146 667 133 333 126 667 133 333 133 333 133 333 806 667 134 444
Total penyusutan/thn/ha
1 515 000 773 333 836 667 1 610 000 1 123 333 993 333 6 851 667 1 141 944
1 415 000 993 333 1 076 667 1 310 000 1 223 333 1 163 333 7 181 667 1 196 944
Lampiran 22 Biaya tenaga kerja usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah HOK Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
4 1 1 3 1 2 12 2
Its/ thn 4 1 6 4 4 4 23 3.83
Jlh HOK 16 1 6 12 4 8 47 7.83
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Jlh HOK/ Upah/ Jlh/thn th/ha HOK 13 100 000 1 600 000 2 200 000 200 000 15 130 000 780 000 7 130 000 1 560 000 5 150 000 600 000 14 140 000 1 120 000 56.13 850 000 5 860 000 9.35 141 666 976 666
Jlh/ Thn/Ha 1 280 000 444 444 1 950 000 891 429 800 000 1 947 826 7 313 699.10 1 218 949.85
HOK
Its/ thn
4 1 1 2 1 1 10.00 1.67
4 4 1 6 4 4 23.00 3.83
Jlh HOK 16 4 1 12 4 4 41.00 6.83
Lanjutan Nama petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
HOK 1 2 4 7.00 1.17
Intensitas/tahun 2 1 1 1 5 0.83
Pemberian pupuk kandang Jumlah HOK jlh hok/th/ha Upah/HOK 500 400 2.000 1 2 60.000 2 3 100.000 4 7 140.000
Jumlah/tahun 2 000 000 60 000 266 667 973 913 3 300 579 550 096
Jlh/Thn/Ha 1 600 000 133 333 355 556 1 693 762 3 782 650 630 441
Pemupukan Pupuk Kimia jlh hok/ Upah/ th/ha HOK 13 60 000 9 60 000 3 100 000 7 100 000 5 60 000 7 70 000 43.34 450 000 7.22 75 000
Jlh/ tahun 960 000 240 000 100 000 1 200 000 240 000 280 000 3 020 000 503 333
Jlh/Thn/Ha 768 000 533 333 250 000 685 714 320 000 486 957 3 044 004 507 334
57
Lanjutan Tenaga Kerja panen Nama Petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
Jumlah panen (kg) 33 000 13 000 4 000 66 000 14 700 7 700 138 400 23 067
Jlh Panen/Ha/ tahun (kg) 26 400 28 889 10 000 37 714 19 600 13 391 135 994 22 666
Target TK/ Hari (Kg) 500 500 300 400 500 400 2 600 433
Jlh TK (Orang) 66 26 13 165 29 19 319 53
Jlh HOK/ th/ha 53 58 33 94 39 0 277 46
Upah/ Hari (Rp) 100 000 85 000 70 000 70 000 70 000 70 000 465 000 77 500
Total Biaya TK Panen 6 600 000 2 210 000 933 333 11 550 000 2 058 000 1 347 500 24 698 833 4 116 472
Total biaya Tk panen/ha 5 280 000 4 911 111 2 333 333 6 600 000 2 744 000 5 859 21 874 303 3 645 717
Total Biaya Tenaga Kerja 11 160 000 2 710 000 1 813 333 14 310 000 3 164 667 3 721 413 36 879 413 6 146 569
Total tenaga kerja/ha 8 928 000 6 022 222 4 533 333 8 177 143 4 219 556 4 134 403 36 014 657 6 002 443
Lampiran 23 Biaya TKDK umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah Nama petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
HOK/minggu (Orang) 4 1 1 3 1,0 1,0 11 2
Intensitas/tahun 37 37 52 52 52,0 52,0 282 47
Penyemprotan Pestisida Jumlah HOK/Thn (Orang) jumlah HOK/thn/ha 148 118 37 82 52 130 156 89 52,0 69,3 52,0 90,4 497 580 83 97
Upah/HOK 60.000 50.000 100.000 83.333 100.000,0 100.000,0 493.333 82.222
Jumlah/tahun 8.880.000,00 1.850.000,00 5.200.000,00 13.000.000,00 5.200.000,00 5.200.000,00 39.330.000 6.555.000
Jlh/Thn/Ha 7 104 000 4 111 111 13 000 000 7 428 571 6 933 333 9 043 478 47 620 494 7 936 749
Lampiran 24 Sebaran biaya sewa lahan usahatani jeruk umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-Rata
Jumlah pohon 500.00 180.00 160.00 700.00 300.00 230.00 2 070.00 591.43
Sewa lahan 8 125 000 2 925 000 2 600 000 11 375 000 4 875 000 3 737 500 33 637 500 9 610 714
Sewa lahan/400 tanaman 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 39 000 000 6 500 000
57
58 58
Lampiran 25 Penerimaan petani umur tanaman 8-10 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Darwin Waspada Samson Adnan Josua Ewin Total Rata-rata
Jumlah panen (Kg) panen/tahun 1 ha 33.000 26.400 13.000 28.889 4.000 10.000 66.000 37.714 14.700 19.600 7.700 13.391 138.400 135.994 23.067 22.666
Penerimaan per tahun 1 ha 213.000.000 170.400.000 84.000.000 186.666.667 27.000.000 67.500.000 525.000.000 300.000.000 137.650.000 183.533.333 55.550.000 96.608.696 1.042.200.000 1.004.708.696 173.700.000 167.451.449
Lampiran 26 Biaya usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan Tigapanah Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total rata-rata
Harga 20 000 000 3 075 000 5 000 000 5 000 000 11 200 000 5 000 000 8 000 000 3 000 000 2 166 667 2 000 000 3 000 000 67 441 667 6 131 061
Its/thn 4 4 4 4 4 4 4 6 6 4 4 48 4
Pupuk Kimia Jlh/thn 80 000 000 12 300 000 20 000 000 20 000 000 44 800 000 20 000 000 32 000 000 18 000 000 13 000 000 8 000 000 12 000 000 280 100 000 25 463 636
Jlh/thn/ha 21 333 333 9 461 538 16 000 000 20 000 000 22 400 000 11 428 571 16 000 000 10 285 714 26 000 000 29 090 909 13 714 286 195 714 352 17 792 214
jlh 50 30 000 11 000 8 000 1 -
Satuan Mobil truk Rp/pohon Rp/pohon Rp/pohon/2 Bulan Mobil truk -
Pupuk Kandang Harga(Rp/Satuan) 1 500 000 1 280 000 11 000 000 12 000 000 24 000 000 15 000 000 8 800 000 8 000 1 500 000 75 088 000 6 826 182
Jlh/thn 75 000 000 1 280 000 11 000 000 12 000 000 24 000 000 15 000 000 8 800 000 33 600 000 5 000 000 1 500 000 5 000 000 192 180 000 17 470 909
Jlh/Thn/ha 20 000 000 984 615 8 800 000 12 000 000 12 000 000 8 571 429 4 400 000 19 200 000 10 000 000 5 454 545 5 714 286 107 124 875 9 738 625
59
Lanjutan Harga Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total rata-rata
2.000 000 345 000 600 000 600 000 1 200 000 1 000 000 1 300 000 1 100 000 210 000 200 000 700 000 9 255 000 841 364
Pupuk Kimia Its/ Jlh/ thn thn 52 104 000 000 37 12 765 000 37 22 200 000 37 22 200 000 52 62 400 000 37 37 000 000 52 67 600 000 37 40 700 000 52 10 920 000 37 7 400 000 52 36 400 000 482 423 585 000 44 38 507 727
Jlh/ thn/ha 27 733 333 9 819 231 17 760 000 22 200 000 31 200 000 21 142 857 33 800 000 23 257 143 21 840 000 26 909 091 41 600 000 277 261 655 25 205 605
Jlh (ltr) 5 2 4 4 5 5 7 6 3 1 4 46 4
Bensin penyemprotan pestisida Its/ Harga Total/ Total/ th (Rp/l) Thn thn/ha 52 6 500 1 690 000 450 667 37 8 000 592 000 455 385 37 7 500 1 110 000 888 000 37 6 500 962 000 962 000 52 8 000 2 080 000 1 040 000 37 8 000 1 480 000 845 714 52 8 000 2 912 000 1 456 000 37 8 000 1 776 000 1 014 857 52 8 000 1 248 000 2 496 000 37 8 000 296 000 1 076 364 52 8 000 1 664 000 1 901 714 482 84 500 15 810 000 12 586 701 44 7 682 1 437 273 1 144 246
Jlh (ltr) 40 10 20 20 30 50 50 15 6 4 20 265 24
Its/ th 4 4 6 4 4 1 4 1 6 4 4 42 4
Bensin mesin babat Harga Total/ (Rp/l) thn 9 500 1 520 000 10 000 400 000 7 500 900 000 10 000 800 000 10 000 1 200 000 10 000 500 000 10 000 2 000 000 10 000 150 000 10 000 360 000 10 000 160 000 10 000 800 000 107 000 8 790 000 9 727 799 091
Total/ thn/ha 405 333 307 692 720 000 800 000 600 000 285 714 1 000 000 85 714 720 000 581 818 914 286 6 420 558 583 687
Total bensin/thn 3 210 000 992 000 2 010 000 1 762 000 3 280 000 1 980 000 4 912 000 1 926 000 1 608 000 456 000 2 464 000 24 600 000 2 236 364
Total bensin/ thn/ha 856 000 763 077 1 608 000 1 762 000 1 640 000 1 131 429 2 456 000 1 100 571 3 216 000 1 658 182 2 816 000 19 007 259 1 727 933
Lampiran 27 Biaya penyusutan usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun dikecamatan Tigapanah Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total rata-rata
Jlh phn 1 500 520 500 400 800 700 800 700 200 110 350 6 580 598
Nilai 30 000 000 10 400 000 10 000 000 8 000 000 16 000 000 14 000 000 16 000 000 14 000 000 4 000 000 2 200 000 7 000 000 131 600 000 11 963 636
Nilai/ha 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 8 000 000 88 000 000 8 000 000
Bibit Umur 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 220 20
penyusutan/thn 1 500 000 520 000 500 000 400 000 800 000 700 000 800 000 700 000 200 000 110 000 350 000 6 580 000 598 182
Penyusutan/tahun/ha 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 4 400 000 400 000
Jlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
Mesin Penyemprot Pestisida Harga Umur Penyusutan/tahun 3 000 000 10 300 000 2 500 000 10 250 000 4 000 000 10 400 000 2 900 000 10 290 000 2 000 000 10 200 000 3 000 000 11 272 727 3 000 000 11 272 727 2 400 000 10 240 000 3 000 000 10 300 000 2 500 000 10 250 000 2 250 000 10 225 000 30 550 000 112 3 000 455 2 777 273 10 272 769
59
60
60
Lanjutan Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
JLh (m) 200 100 200 200 200 150 100 130 150 1 430 130
HargaRp/m) 9 500 6 500 9 000 10 000 7 000 9 000 9 000 9 300 9 000 78 300 7 118
Selang Total 1 900 000 650 000 1 800 000 2 000 000 1 400 000 1 350 000 900 000 1 209 000 1 350 000 12 559 000 1 141 727
Umur 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28 3
Penyusutan/tahun 633 333 216 667 600 000 571 429 466 667 450 000 300 000 403 000 450 000 4 091 095 371 918
Jumlah 2 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
Mesin babat Harga Umur 2 000 000 4 900 000 3 2 000 000 4 900 000 3 1 200 000 4 1 000 000 5 2 900 000 5 800 000 3 1 000 000 3 12 700 000 34 1 154 545 3
Penyusutan/tahun 500 000 300 000 500 000 300 000 300 000 200 000 580 000 266 667 333 333 3 280 000 298 182
Lanjutan Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total rata-rata
Jlh 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 16 1
Harga 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 660 000 60 000
Gunting Nilai Umur 120 000 1 60 000 1 60 000 1 60 000 1 120 000 1 120 000 1 120 000 1 120 000 1 60 000 1 60 000 1 60 000 1 960 000 11 87 273 1
Penyusutan/tahun 120 000 60 000 60 000 60 000 120 000 120 000 120 000 120 000 60 000 60 000 60 000 960 000 87 273
Jlh 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 2 24 2
Harga 300 000 300 000 1 800 000 300 000 2 200 000 1 900 000 2 000 000 300 000 300 000 300 000 300 000 10 000 000 909 091
Tempat Pengaduk Pestisida nilai Umur Penyusutan/tahun 900 000 10 90 000 900 000 10 90 000 1 800 000 15 120 000 900 000 10 90 000 2 200 000 15 146 667 1 900 000 15 126 667 2 000 000 15 133 333 900 000 10 90 000 900 000 10 90 000 900 000 10 90 000 600 000 10 60 000 13 900 000 130 1 126 667 1 263 636 12 102 424
Keterangan Drum Drum Bak Pengaduk Drum Bak Pengaduk Bak Pengaduk Bak Pengaduk Drum Drum Drum Drum -
61
Lanjutan Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total rata-rata
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
Harga 2 000 000 1 900 000 1 900 000 2 000 000 2 000 000 1 800 000 3 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 22 600 000 2 054 545
Bak penampung nilai Umur 2 000 000 15 1 900 000 15 1 900 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 1 800 000 15 3 000 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 22 600 000 165 2 054 545 15
Penyusutan/tahun 133 333 126 667 126 667 133 333 133 333 120 000 200 000 133 333 133 333 133 333 133 333 1 506 667 136 970
Penyusutan/tahun 3 276 667 1 563 333 1 706 667 1 873 333 2 271 429 2 006 061 2 556 061 1 850 000 783 333 1 379 667 1 278 333 20 544 883 1 867 717
Penyusutan/tahun/ha 2 176 667 1 443 333 1 606 667 1 873 333 1 871 429 1 706 061 2 156 061 1 550 000 983 333 1 669 667 1 328 333 18 364 883 1 669 535
Lampiran 28 Biaya TKLK usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan tigapanah
Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
HOK
Its/th
10 2 5 4 6 10 10 6 2 1 2 58 5
4 4 6 4 4 1 4 6 6 4 4 47 4
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Jlh HOK Jlh HOK/ Upah/ Jumlah/ th/ha HOK tahun 40 11 140 000 5 600 000 8 6 130 000 1 040 000 30 24 130 000 3 900 000 16 16 150 000 2 400 000 24 12 150 000 3 600 000 10 6 130 000 1 300 000 40 20 130 000 5 200 000 36 21 150 000 5 400 000 12 24 160 000 1 920 000 4 15 180 000 720 000 8 9 130 000 1 040 000 228 163 1 580 000 32 120 000 21 15 143 636 2 920 000
Jlh/Thn/ ha 1 493 333 800 000 3 120 000 2 400 000 1 800 000 742 857 2 600 000 3 085 714 3 840 000 2 618 182 1 188 571 23 688 658 2 153 514
HOK
Its/th
4 2 5 2 4 5 6 2 2 1 2 35 3
4 4 4 4 4 4 6 6 4 4 44 4
Jlh HOK 16 8 20 8 16 5 24 12 12 4 8 133 12
Pemupukan Pupuk Kimia jlh hok/ Upah/ Jumlah/ th/ha HOK tahun 4 100.000 1.600.000 6 60.000 480.000 16 100.000 2.000.000 8 100.000 800.000 8 100.000 1.600.000 3 50.000 250.000 12 60.000 1.440.000 7 100.000 1.200.000 24 50.000 600.000 15 50.000 200.000 9 60.000 480.000 112 830.000 10.650.000 10 75.455 968.182
Jlh/Thn/ ha 426.667 369.231 1.600.000 800.000 800.000 142.857 720.000 685.714 1.200.000 727.273 548.571 8.020.313 729.119
61
62 62
Lanjutan Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
HOK 50 5 2 2 2 61 6
Intensitas/tahun 1 1 1 2 1 6 1 1 14 1
Pemberian pupuk kandang Jumlah HOK jlh hok/th/ha Upah/HOK 50 13 100 000 520 400 2 000 5 4 100 000 400 400 2 000 800 400 2 000 700 400 2 000 800 400 1 500 12 7 100 000 200 400 2 000 2 7 50 000 2 2 120 000 3.491 2.434 481 500 317 221 43 773
Jumlah/tahun 5 000 000 1 040 000 500 000 1 600 000 1 600 000 1 400 000 1 200 000 1 200 000 400 000 100 000 240 000 14 280 000 1 298 182
Jlh/Thn/ha 1 333 333 800 000 400 000 1 600 000 800 000 800 000 600 000 685 714 800 000 363 636 274 286 8 456 970 768 815
Lanjutan TKLK panen Nama Petani Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
Jlh panen (kg) 59 000 9 850 40 000 22 000 53 000 32 000 57 000 90 000 13 000 15 000 20 000 410 850 37 350
Jlh Panen/ha/ tahun 15 733 7 577 32 000 22 000 26 500 18 286 28 500 51 429 26 000 54 545 22 857 305 427 27 766
Target Pencapaian TK/Hari (Kg)
Jlh TK (Orang)
Jlh HOK /th/ha
Upah/ Hari (Rp)
Total Biaya TK Panen
300 300 400 300 300 300 400 250 400 250 3 200 291
197 33 100 177 107 190 225 52 38 80 1 197 109
52 25 80 88 61 95 128 104 136 91 862 78
70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 70 000 700 000 63 636
13 766 667 2 298 333 7 000 000 12 366 667 7 466 667 13 300 000 15 750 000 3 640 000 2 625 000 5 600 000 83 813 333 7 619 394
Total biaya Tk panen/ha 3 671 111 1 767 949 5 600 000 6 183 333 4 266 667 6 650 000 9 000 000 7 280 000 9 545 455 6 400 000 60 364 514 5 487 683
Total biaya TK
TKLK/ha
25 966 667 4 858 333 13 400 000 4 800 000 19 166 667 10 416 667 21 140 000 23 550 000 6 560 000 3 645 000 7 360 000 140 863 333 12 805 758
6 924 444 3 737 179 10 720 000 4 800 000 9 583 333 5 952 381 10 570 000 13 457 143 13 120 000 13 254 545 8 411 429 100 530 455 9 139 132
63
Lampiran 29 Biaya TKDL usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun dikecamatan tigapanah Nama Petani Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
HOK/minggu 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 25 2.27
Intensitas/tahun 52 37 37 37 52 37 52 32 52 37 52 477 43
Jumlah HOK/Thn 156 74 74 74 208 74 104 64 104 74 104 1 110 100
jumlah HOK/thn/ha 42 57 59 74 104 42 52 37 208 269 119 1 062 96
Upah/HOK 100 000 100 000 100 000 100 000 100 000 100 000 100 000 150 000 100 000 70 000 100 000 1 120 000 101 818
Jumlah/tahun 15 600 000 7 400 000 7 400 000 7 400 000 20 800 000 7 400 000 10 400 000 9 600 000 10 400 000 5 180 000 10 400 000 111 980 000 10 180 000
Jlh/Thn/ha 4 160 000 5 692 308 5 920 000 7 400 000 10 400 000 4 228 571 5 200 000 5 485 714 20 800 000 18 836 364 11 885 714 100 008 671 9 091 697
Lampiran 30 Biaya sewa lahan usahatani jeruk umur tanaman 11-16 tahun di kecamatan Tigapanah Nama petani Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
Jumlah pohon 1 500 520 500 400 800 700 800 700 200 110 350 6 580 598
Sewa lahan 24 375 000 8 450 000 8 125 000 6 500 000 13 000 000 11 375 000 13 000 000 11 375 000 3 250 000 1 787 500 5 687 500 106 925 000 9 720 455
Sewa lahan/ha 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 6 500 000 71 500 000 6 500 000
63
64
64
Lampiran 31 Penerimaan petani umur tanaman 11-16 tahun kecamatan Tiganapah Nama Petani Antober Juniwan Hebron Riston Sudirman Pendi Sopan Medi Arianto Pani Nd. Delpa Total Rata-rata
panen/tahun 59 000 9 850 40 000 22 000 53 000 32 000 57 000 90 000 13 000 15 000 20 000 410 850 37 350
panen/thn/400 tanaman 15 733 7 577 32 000 22 000 26 500 18 286 28 500 51 429 26 000 54 545 22 857 305 427 27 766
per tahun 502 000 000 68 400 000 300 000 000 117 000 000 409 500 000 228 500 000 450 000 000 580 000 000 75 500 000 135 000 000 127 000 000 2 992 900 000 272 081 818
400 tanaman 133 866 667 52 615 385 240 000 000 117 000 000 204 750 000 130 571 429 225 000 000 331 428 571 151 000 000 490 909 091 145 142 857 2 222 283 999 202 025 818
Lampiran 32 Biaya usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan tigapanah Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Harga 5 000 000 4 000 000 4 500 000 13 500 000 4 500 000
Pupuk Kimia Its/thn Jlh/tahun 4 20 000 000 4 16 000 000 3 13 500 000 11 49 500 000 4 16 500 000
Jlh/th/ha 20 000 000 12 800 000 12 000 000 44 800 000 14 933 333
Jumlah 6 3 (250) dan (5)
Pupuk Kandang Satuan Harga (Rupiah/Satuan) Mobil truk 1 000 000 Mobil truk 2 000 000 (karung) dan (mobil truk) (9 000) dan (1 000 000)
Jlh/thn 6 000 000 6 000 000 7 250 000 19 250 000 6 416 667
Lanjutan Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Harga (Rp) 700 000 700 000 450 000 1 850 000 616 667
pestisida Intensitas/tahun Jlh/th (Rp) 52 36 400 000 52 36 400 000 52 23 400 000 156 96 200 000 52 32 066 667
Jlh/Thn/ha 36 400 000 29 120 000 20 800 000 86 320 000 28 773 333
Jlh (ltr) 5 3 3 11 3,6
Bensin penyemprot pestisida Intensitas/Tahun Harga (Rp/Liter) Total/Tahun 52 6 500 1 690 000 52 8 000 1 248 000 52 6 500 1 014 000 156 21 000 3 952 000 52 7 000 1 317 333
Total/thn/ha 1 690 000 998 400 901 333 3 589 733 1 196 578
Jlh/th/ha 6 000 000 4 800 000 6 444 444 17 244 444 5 748 148
65
lanjutan Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Jlh (ltr) 20 12 15 47 15.66
Its/th 4 4 4 12 4
Bensin mesin babat harga Total/Thn 9 500 760 000 10 000 480 000 10 000 600 000 29 500 1 840 000 9 833 613 333
Total/thn/ha 760 000 384 000 533 333 1 677 333 559 111
Total biaya bensin/tahun 2 450 000 1 728 000 1 614 000 5 792 000 1 930 667
Total biaya bensin/thn/phn 2 450 000 1 382 400 1 434 667 5 267 067 1 755 689
Lampiran 33 Biaya penyusutan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Jumlah pohon 400 500 450 1 350 450
Jumlah/ha 400 500 450 1 350 450
Nilai 8 000 000 10 000 000 9 000 000 27 000 000 9 000 000
Bibit Nilai/ha 8 000 000 8 000 000 8 000 000 24 000 000 8 000 000
Umur 20 20 20 60 20
penyusutan/thn 400 000 500 000 450 000 1 350 000 450 000
Penyusutan/tahun/ha 400 000 400 000 400 000 1 200 000 400 000
Jlh 1 1 1 3 1
Mesin Penyemprot Pestisida Harga Umur Penyusutan/tahun 3 000 000 10 300 000 2 800 000 10 280 000 1 400 000 9 155 556 7 200 000 29 735 556 2 400 000 10 245 185
Lanjutan Nama petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Jlh (m) 150 150 100 400 133
Harga (Rp/m) 9 000 9 000 7 000 25 000 8 333
Selang Total
Umur
Penyusutan/thn
Jlh
1 350 000 1 350 000 700 000 3 400 000 1 133 333
3 3 3 9 3
450 000 450 000 233 333 1 133 333 377 778
1 1 1 3 1
Harga
Mesin babat Umur Penyusutan/tahun
1 000 000 700 000 900 000 2 600 000 866 667
3 4 4 11 4
333 333 175 000 225 000 733 333 244 444
Jumlah 1 1 1 3 1
Harga 60 000 60 000 60 000 180 000 60 000
Selang Nilai Umur Ekonomis 60 000 1 60 000 1 60 000 1 180 000 3 60 000 1
Penyusutan/thn 60 000 60 000 60 000 180 000 60 000
Lanjutan Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Jlh 3 3 2 8 3
Harga 300 000 300 000 300 000 900 000 300 000
Tempat Pengaduk Pestisida nilai Umur Penyusutan/tahun 900 000 10 90 000 900 000 10 90 000 600 000 10 60 000 2 400 000 30 240 000 800 000 10 80 000
Jlh 1 1 1 3 1
Harga 2 100 000 2 000 000 2 000 000 6 100 000 2 033 333
Bak Penampung Nilai Umur 2 100 000 15 2 000 000 15 2 000 000 15 6 100 000 45 2 033 333 15
Penyusutan/th Penyusutan/tahun 140 000 133 333 133 333 406 667 135 556
1 773 333 1 688 333 1 317 222 4 778 889 1 592 963
Penyusutan/ha 1 773 333 1 588 333 1 267 222 4 628 889 1 542 963
65
66 66
Lampiran 34 Biaya TKLK usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani
HOK
Its/th
Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
4 2 3 9 3
4 4 3 11 4
HOK 2 3 6 11 4
Its/th 4 1 1 6 2
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Jlh Jlh HOK/ Upah/ Jlh/th HOK th/ha HOK 16 16 140 000 2 240 000 8 6 130 000 1 040 000 9 8 130 000 1 170 000 33 30 400 000 4 450 000 11 10 133 333 1 483 333
Jlh/Thn/ha
HOK
Its/th
2 240 000 832 000 1 040 000 4 112 000 1 370 667
2 3 2 7 2
4 4 3 11 4
Jlh HOK 8 12 6 26 9
Pemupukan Pupuk Kimia jlh hok/ Upah/ Jlh/th th/ha HOK 8 100 000 800 000 10 60 000 720 000 5 60 000 360 000 23 220 000 1 880 000 8 73 333 626 667
Jlh/Thn/ha 800 000 576 000 320 000 1 696 000 565 333
Lanjutan Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Pembersihan Gulma(Mesin Babat) Jlh HOK Jlh HOK/ th/ha Upah/HOK 8 8 100 000 3 2 80 000 6 5 90 000 17 16 270 000 6 5 90 000
Jlh/th 800 000 192 000 480 000 1 472 000 490 667
Jlh/Thn/ha 800 000 153 600 426 667 1 380 267 460 089
Lanjutan Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Jlh panen (kg) 26 000 14 000 13 000 53 000 17 667
Jlh Panen /th/ha 26 000 11 200 11 556 48 756 16 252
Target Pencapaian TK/Hari (Kg) 300 300 400 1000 333.33
Jlh TK (Orang) 86.67 46.67 32.50 165.83 55.28
Jlh HOK/th/ha 86.67 37.33 28.89 152.89 50.96
Upah/Hari (Rp) 70 000 70 000 70 000 210 000 70 000
Total Biaya TK Panen 6 066 667 3 266 667 2 275 000 11 608 333 3 869 444
Total biaya Tk panen/ha 6 066 667 2 613 333 2 022 222 10 702 222 3 567 407
Total biaya TK 9 906 667 5 218 667 4 285 000 19 410 333 6 470 111
Total TK/ha 9 906 667 4 174 933 3 808 889 17 890 489 5 963 496
Lampiran 35 Biaya TKDL usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Sembiring Dekat Tarigan Tono Ginting Total Rata-rata
HOK/minggu 2 2 2 6 2
Intensitas/tahun 52 52 52 156 52
Jlh HOK/Thn 104 104 104 312 104
jumlah HOK/thn/ha 104 83 92 280 93
Upah/HOK 100 000 100 000 130 000 330 000 110 000
Jumlah/tahun 10 400 000 10 400 000 13 520 000 34 320 000 11 440 000
Jlh/Thn/phn 10 400 000 8 320 000 12 017 778 30 737 778 10 245 926
67
Lampiran 36 Biaya sewa lahan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Dekat Tono Total Rata-rata
Jumlah pohon 400 500 450 1.350 450
Sewa lahan 6 500 000 8 125 000 7 312 500 21 937 500 7 312 500
Sewa lahan/ha 6 500 000 6 500 000 6 500 000 19 500 000 6 500 000
Lampiran 37 Penerimaan usahatani jeruk umur tanaman 17-20 tahun di kecamatan Tigapanah Nama Petani Rindo Sembiring Dekat Tarigan Tono Ginting Total Rata-rata
Jumlah panen (Kg) panen/tahun panen/thn/ha 26 000 26 000 14 000 11 200 13 000 11 556 53 000 48 756 17 667 16 252
Penerimaan per tahun ha 192 000 000 192 000 000 88 000 000 70 400 000 75 500 000 67 111 111 355 500 000 329 511 111 118 500 000 109 837 037
67
68
69
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Rahel Menni Ginting dilahirkan di Tigapanah pada tanggal 24 April 1988 dari ayah Pengeri Ginting dan ibu Ngabin br Tarigan. Penulis adalah putri ke tiga dari empat bersaudara. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Kabanjahe dan pada tahun yang sama penulis diterima di Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor, Program Keahlian Teknologi Industri Benih melalui jalur USMI dan menyelesaikan pendidikan Diploma III pada tahun 2010 dan mendapat gelar Ahli Madya. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan kembali pada Alih Jenis Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan di Direktorat Program Diploma, penulis menjadi pengurus Forum Mahasiswa Kristen pada tahun 2009. Selain itu, pengurus juga aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti seketaris pada perayaan natal Diploma pada tahun 2009, bendahara fieldtrip Teknologi Industri Benih Jawa-Bali pada tahun 2010. Selama mengikuti pendidikan di Program Alih Jenis Agribisnis, penulis menjadi wakil koordinator pada Keluarga Mahasiswa Kristen Ekstensi IPB pada tahun 2012 dan menjadi Koordinator acara pada perayaan natal ekstensi pada tahun yang sama.