Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional Edisi I 2017
www.bi.go.id
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional Kembalinya Momentum Pemulihan Ekonomi Global
Edisi I 2017
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia
peRkembangan Ekonomi Keuangan dan kerja sama internasional Edisi I 2017
Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global Perkembangan Ekonomi Individu Negara Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional Artikel
Departemen Internasional
i
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007
Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para penulis dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia. Pengutipan diizinkan dengan menyebut sumbernya.
Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik demi perbaikan terbitan ini. Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan, laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.
Alamat Redaksi: Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional Departemen Internasional Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 5 Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10110 Telepon : (021) 2981-4507, 2981-8631, Faksimili : (021) 2311529 http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi+Keuangan+dan+Kerjasama+Internasional
ii
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia
Kata Pengantar Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan YME atas selesainya penyusunan Buletin PEKKI edisi I/2017. Mulai edisi ini, kami melakukan beberapa perubahan dalam Buletin PEKKI terkait dengan perubahan proses asesmen ekonomi global yang dilakukan oleh Departemen Internasional, termasuk penambahan negara yang dianalisis, perubahan susunan isi buletin, dan waktu penerbitan. Oleh karena adanya penambahan negara dan proses asesmen ekonomi global, penerbitan Buletin PEKKI berubah dari akhir Februari, Mei, Agustus dan November menjadi pertengahan Maret, Juni, September dan Desember. Edisi PEKKI kali ini mengambil tema “Kembalinya Momentum Pemulihan Ekonomi Global” yang merefleksikan mulai menguatnya pemulihan dan kinerja ekonomi global di tengah faktor ketidakpastian yang kian meningkat. Pemulihan ekonomi global ditopang oleh negara maju, terutama AS dan Jepang, yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Perbaikan ini dapat mengompensasi pelemahan ekonomi di Kawasan Euro dan Inggris yang terimbas sentimen negatif dari Brexit. Perkembangan bervariasi terpantau terjadi di negara berkembang. Tiongkok masih menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi di kelompok negara berkembang dengan dukungan dari surplus perdagangan dan investasi pemerintah. Perbaikan ekonomi juga dialami oleh sejumlah negara di ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Viet Nam. Sementara itu, Filipina, Thailand, dan India tumbuh melambat. Pemulihan ekonomi global ini menjadi oase yang menyejukkan dan menumbuhkan optimisme bahwa perbaikan akan terus berlanjut. Namun demikian, optimisme tersebut dibayangi oleh sejumlah peristiwa. Setelah Brexit, dunia kembali dikejutkan dengan pemilihan presiden di AS yang dimenangkan oleh Donald Trump. Keyakinan bahwa ekonomi AS dapat tumbuh lebih tinggi di bawah administrasi Trump, terusik oleh meningkatnya ketidakpastian arah kebijakan ekonomi AS, termasuk kekhawatiran kebijakan perdagangan yang proteksionis. Peristiwa tersebut menggeser preferensi investor global untuk beralih ke safe haven asset dan menyebabkan gejolak di pasar keuangan negara berkembang. Pemulihan ekonomi yang dibarengi oleh kenaikan inflasi memberikan tantangan tersendiri bagi otoritas moneter di sejumlah negara. Kondisi tersebut perlu direspon dengan cermat agar pengetatan moneter tidak menjadi bumerang bagi proses pemulihan ekonomi. Rencana kenaikan Fed Fund Rate yang diproyeksikan akan terjadi dalam waktu dekat menjadi faktor yang tidak
iii
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007
pula dapat diabaikan. Concern terhadap berbagai risiko juga menjadi bahasan dalam fora kerja sama internasional untuk memitigasi efek samping keberlanjutan perbaikan ekonomi global. Respons kebijakan yang dilakukan secara terkoordinir antar otoritas lintas negara merupakan salah satu solusi yang disepakati. Perkembangan ekonomi global beserta peristiwa yang memengaruhinya telah kami rangkum dalam PEKKI Edisi I/2017. Pada PEKKI edisi ini, sebagaimana uraian di atas kami telah melakukan penyesuaian cakupan negara dengan menambahkan Inggris dan Brazil untuk memperoleh gambaran yang lebih kompreshensif tentang ekonomi global. Penyesuaian tersebut sejalan dengan komitmen kami untuk senantiasa meningkatkan kualitas PEKKI. Selamat membaca.
Jakarta,
Maret 2017
Departemen Internasional
iv
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia
Daftar Isi Halaman Kata Pengantar...................................................................................................... iii Daftar Isi .................................................................................................................. v Daftar Singkatan.................................................................................................. viii RINGKASAN EKSEKUTIF.............................................................................................. 1 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PASAR GLOBAL........................................ 5 A. Perkembangan Ekonomi Global................................................................................ 7 A.1 Kinerja Ekonomi Global..................................................................................... 7 A.2 Inflasi dan Harga Komoditas Global .................................................................. 10 A.3 Tantangan Ekonomi Global .............................................................................. 12 A.4 Kebijakan Moneter ........................................................................................... 13 A.5 Outlook Ekonomi Global 2017 dan 2018 .......................................................... 15 B. Pasar Keuangan........................................................................................................ 17 B.1 Pasar Saham...................................................................................................... 17 B.2 Pasar Obligasi Pemerintah.................................................................................. 19 B.3 Pasar Valuta Asing............................................................................................. 22 C. Pasar Komoditas ...................................................................................................... 24 BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA .......................................... 29 2.1 Amerika Serikat ..................................................................................................... 30 2.2 Kawasan Euro ........................................................................................................ 41 2.3 Inggris ................................................................................................................... 51 2.4 Jepang ................................................................................................................... 59 2.5 Tiongkok ............................................................................................................... 74 2.6 India ...................................................................................................................... 87 Boks 1. Kerentanan Ekonomi India Akibat Kebijakan Demonetisasi................................ 96 2.7 ASEAN-5................................................................................................................. 100 2.8 Brazil...................................................................................................................... 110 BAB III PERKEMBANGAN KERJA SAMA DAN LEMBAGA INTERNASIONAL............. 119 A. Kerja Sama Regional................................................................................................. 120 A.1 Concern Terhadap Dampak Perkembangan Ekonomi Global.............................. 120 A.2 Penguatan Resiliensi Kawasan dengan Regional Financial Arrangement (RFA).... 120 A.3 Kerja sama Integrasi Sektor Keuangan .............................................................. 121
v
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007
B. Kerja Sama Multilateral............................................................................................. 122 B.1 Pembahasan Implikasi Perkembangan Ekonomi Global...................................... 123 B.2 Kerja sama Mendorong Pertumbuhan dan Pemulihan Ekonomi......................... 124 B.3 Kerja sama Meningkatkan Resiliensi................................................................... 125 B.4 Article IV Consultation IMF Untuk Indonesia 2016............................................. 126 BAB V ARTIKEL............................................................................................................ 129 Artikel 1 Menakar Dampak Trumponomics.................................................................... 129 Artikel 2 Global Value Chain Dalam Perspektif Kebijakan............................................... 136
vi
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia
LAMPIRAN .................................................................................................................. 143 Tabel 1 Produk Domestik Bruto..................................................................................... 144 Tabel 2 Angka Pengangguran....................................................................................... 145 Tabel 3 Inflasi IHK......................................................................................................... 146 Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral.................................................................. 147 Tabel 5 Pertumbuhan Uang Beredar.............................................................................. 148 Tabel 6 Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah................................................................ 149 Tabel 7 Neraca Berjalan................................................................................................. 150 Tabel 8 Cadangan Devisa.............................................................................................. 151 Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD........................................................................ 152 Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia................................................. 153 Tabel 11 Indeks Saham.................................................................................................. 154 Tabel 12 Government Debt............................................................................................ 155 Tabel 13 Harga Komoditi Dunia..................................................................................... 156
vii
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007
Daftar Singkatan
AEC AMRO ASEAN ASEAN5 BAR BIS BNM BOJ BUMN CA CF CMIM CNH CNY CPI ECB EEC EMEAP ETFs EU FAI FATF FDI FFR FOMC FTA FWG G20
GFC GFSN
viii
ASEAN Economic Community ASEAN+3 Macroeconomic Research Office Association of South East Asian Nations Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina Beijing’s Belt and Road Bank for International Settlements Bank Negara Malaysia Bank of Japan Badan Usaha Milik Negara Current Account Consensus Forecast Chiang Mai Initiative Multilateralization Chinese Yuan (Offshore) Chinese Yuan/Renminbi Consumer Price Index European Central Bank European Econimic Community Executives Meeting of East Asia Pacific Central Banks Exchange-Traded Funds European Union Fixed Asset Investment Financial Action Task Force Foreign Direct Investment Fed Fund Rate Federal Open Market Committee Free Trade Area Framework Working Group Group-20 yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Global Financial Crisis Global Financial Safety Net
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia
GNI Gross National Income GST Goods and Services Tax GVCs Global Value Chains GWM Giro Wajib Minimum IMF International Monetary Fund IO International Organization JPY Japan Yen J-REITs Japan Real Estate Investments MPC Monetary Policy Committee NFP Non Farm Payroll NPC National People Congress NPL Non Performing Loans MBDs Multilateral Development Banks MPM Monetary Policy Meeting MRO Main Refinancing Operations OECD Organisation for Economic Co-operation and Development OTC Over The Counter PBC People’s Bank of China PDB Produk Domestik Bruto PMI Purchasing Manager Index PPI Producer Price Index PPP Public Private Partnership QQE Quantitative and Qualitative Easing RBI Reserve Bank of India RFA Regional Financial Arrangement RMB Renmimbi ROI Rate of Investment RRR Reserve Requirement Ratio SAP Strategic Action Plan SDR Special Drawing Rights SGD Singapore Dollar SLC Senior Level Committee TFP Total Factor Productivity
ix
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007
TLTRO Targeted Long Term Refinancing Operation TPIP Transatlantic Trade and Investment Partnership TW Triwulan USD US Dollar WEO World Economic Outlook WTI Western Texas Intermediate WTO World Trade Organization WTV World Trade Volume
x
Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif “Kembalinya Momentum Pemulihan Ekonomi Global” Ekonomi global menutup tahun 2016 dengan tumbuh membaik pada TW4-16, yang dimotori oleh perbaikan sejumlah negara maju dan Tiongkok. Ekonomi global pada TW416 tumbuh 3,25%, sedikit meningkat dibanding TW3-2016. Pencapaian tersebut cukup mengesankan mengingat selama TW4-16 terjadi berbagai peristiwa dan menjadi tantangan bagi proses pemulihan ekonomi. Sepanjang triwulan terakhir 2016, berbagai faktor ketidakpastian, seperti penyelenggaraan pemilihan presiden AS dan rencana kenaikan suku bunga kebijakan the Fed, berpotensi “menyandera” proses pemulihan ekonomi global. Nuansa ketidakpastian semakin pekat setelah secara mengejutkan Donald Trump dengan agenda kebijakan ekonomi yang protektif terpilih sebagai pemenang dalam pemilihan presiden AS pada November 2016. Berbagai peristiwa tersebut sempat menimbulkan gejolak di pasar keuangan global dan menahan aktivitas ekonomi – investasi dan aktivitas bisnis. Perbaikan ekonomi negara maju menjadi sumber pertumbuhan ekonomi global di TW4-16. Kinerja ekonomi AS dan Jepang yang tumbuh lebih tinggi mampu mengompensasi pelemahan di negara maju lainnya, seperti Kawasan Euro dan Inggris. Pertumbuhan ekonomi AS ditopang oleh aktivitas konsumsi yang terus menguat, seiring perbaikan di sektor tenaga kerja yang terus berlanjut. Aktivitas konsumsi yang meningkat pada gilirannya turut mendorong kegiatan produksi. Sementara itu ekonomi Jepang tumbuh cukup tinggi, didorong oleh net ekspor yang terakselerasi akibat depresiasi yen. Antisipasi pelaku pasar global terhadap berbagai faktor ketidakpastian di triwulan laporan mendorong nilai tukar yen terdepresiasi sehingga memperbaiki daya saing ekspor. Kendati demikian, perbaikan ekonomi Jepang belum didukung oleh aktivitas konsumsi domestik yang masih terbatas. Di sisi lain, Kawasan Euro dan Inggris tumbuh melambat. Pertumbuhan ekonomi Kawasan Euro mengalami koreksi tipis akibat investasi yang menurun. Meski demikian, kinerja ekonomi Kawasan Euro secara umum masih solid, mengingat konsumsi masih cukup kuat. Di Inggris, perlambatan ekonomi diakibatkan oleh kinerja perdagangan yang menurun. Pelaku usaha di Kawasan Euro dan Inggris diliputi suasana yang gloomy terkait dengan proses negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), faktor keamanan (terorisme), dan ketidakpastian politik sehubungan akan dilangsungkannya pemilu di Perancis, Belanda dan Jerman.
1
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Kondisi yang bervariasi terpantau pada kinerja ekonomi negara berkembang. Sebagai motor pertumbuhan ekonomi di kawasan, ekonomi Tiongkok tumbuh lebih tinggi dengan dukungan investasi pemerintah. Resiliensi kinerja ekonomi Tiongkok terjadi di tengah tantangan arus modal keluar, yang direspon oleh otoritas dengan pengetatan likuiditas perekonomian dan menerapkan pembatasan aliran modal (capital flow measures). Perbaikan kinerja ekonomi juga terjadi di kawasan ASEAN, khususnya Malaysia, Singapura, dan Viet Nam. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Filipina dan Thailand terkoreksi. Ekonomi India juga tercatat melambat pada triwulan laporan, terimbas kebijakan demonetisasi yang secara tiba-tiba diumumkan oleh pemerintah pada November 2016. Kinerja ekonomi global yang kembali menemukan momentum perbaikan, secara umum tercermin pada inflasi yang meningkat pada akhir tahun 2016. Peningkatan tekanan inflasi bersumber dari harga minyak dunia yang terus meningkat di sepanjang triwulan. Pembatasan pasokan minyak dunia yang dilakukan oleh negara anggota OPEC dan non-OPEC menjadi alasan dibalik kenaikan inflasi tersebut. Negara maju, seperti AS, Kawasan Euro, dan Inggris merupakan kelompok negara yang mengalami fenomena kenaikan inflasi cukup tajam selama TW4-16. Kenaikan inflasi di ketiga negara tersebut bahkan mendekati target inflasi. Sementara itu, inflasi di Jepang meningkat namun relatif masih rendah dan jauh di bawah target. Kondisi yang sedikit berbeda terpantau di kelompok negara berkembang, dimana tekanan inflasi cenderung beragam. Pergerakan harga meningkat di hampir seluruh negara ASEAN, sementara inflasi di Tiongkok, India, Brazil dan Rusia menurun. Sisi permintaan negara berkembang yang belum sebaik negara maju melatarbelakangi laju inflasi yang lebih moderat di sejumlah negara berkembang. Perkembangan ekonomi global memengaruhi perkembangan di pasar keuangan. Tingginya faktor ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate berikutnya, hasil pemilihan presiden di AS, dan kebijakan Tiongkok yang sulit diprediksi – seringkali memicu terjadinya flight to safety dari aset berisiko ke safe haven assets. Peralihan dana ke safe haven assets terutama terjadi pada arus modal dari negara berkembang ke aset berdenominasi US dollar. Hal tersebut kemudian disusul oleh jatuhnya harga aset di berbagai pasar keuangan negara berkembang dan pelemahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US dollar. Sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia, pasar komoditas juga diwarnai oleh tren kenaikan harga. Harga komoditas tambang (tembaga, alumunium, timah, dan batubara) meningkat, akibat kenaikan permintaan yang terutama didorong oleh membaiknya aktivitas ekonomi di Tiongkok. Di pasar komoditas pertanian, pergerakan harga lebih bervariasi,
2
Ringkasan Eksekutif
dipengaruhi oleh faktor cuaca. Harga beberapa komoditas meningkat, seperti minyak sawit, kedelai, dan jagung, sedangkan beberapa komoditas seperti cocoa, beras, dan gandum mengalami penurunan harga. Pemulihan ekonomi yang dibarengi oleh kenaikan inflasi memberikan tantangan tersendiri bagi otoritas moneter di sejumlah negara. Otoritas negara maju cenderung masih berhati-hati dalam melakukan kebijakan moneternya. Aktivitas ekonomi yang mulai pulih di tengah tekanan inflasi yang perlahan naik perlu direspons dengan seksama agar pengetatan moneter tidak menjadi bumerang bagi proses pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, waktu dan magnitude menjadi kunci dalam perumusan kebijakan moneter negara maju. Pemulihan ekonomi AS yang kian membaik di tengah kenaikan inflasi menjadi dasar bagi the Fed melanjutkan normalisasi kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga kebijakannya (Fed Fund Rate) sebesar 25 bps menjadi 0,50%-0,75%. Sinyal pengetatan moneter pada beberapa instrumen juga ditunjukkan oleh otoritas moneter Tiongkok. PBC memberikan sinyal pengetatan melalui peralihan intensitas penggunaan instrumen repo ke tenor yang lebih panjang, intervensi valas, dan pengendalian uang beredar agar tumbuh di bawah target. Kebijakan moneter ketat juga dilakukan oleh otoritas moneter Turki yang berjuang menahan tekanan inflasi. Sementara itu, sejumlah negara masih mengandalkan kebijakan akomodatif untuk menstimulasi perekonomian, seperti ECB, BOE dan BOJ. Bahkan, otoritas moneter Jepang melakukan penyempurnaan kerangka operasional kebijakan moneternya melalui pentargetan yield (yield targeted) obligasi pemerintah. Dinamika ekonomi global yang disertai peningkatan sejumlah faktor ketidakpastian turut mewarnai diskusi di fora internasional. Berbagai upaya kerja sama di fora regional maupun multilateral terus dilakukan dalam rangka mendukung proses pemulihan ekonomi global, khususnya di tengah tantangan yang mungkin muncul dari arah kebijakan negara maju ke depan. Kebijakan AS di bawah administrasi Presiden Trump menjadi sorotan di forum EMEAP, khususnya terkait langkah antisipatif yang dapat dilakukan oleh negara-negara di kawasan. Risiko yang meningkat akibat faktor ketidakpastian juga mendorong forum ASEAN+3 untuk terus berupaya menyempurnakan kerjasama jejaring pengaman keuangan di kawasan dan mekanisme surveilans yang dapat diandalkan. Fora multilateral seperti IMF, G20, dan BIS turut berkontribusi dengan memberikan asesmen, melakukan pembahasan dan melanjutkan komitmen untuk mendorong stabilitas dan pertumbuhan global yang berkelanjutan. Perkembangan ekonomi global yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan menjadi dasar bahwa kinerja ekonomi ke depan dapat tumbuh lebih tinggi. IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh sebesar 3,4% di 2017 (World Economic Outlook, Januari 2017). Negara maju dan berkembang diperkirakan menjadi kontributor perbaikan ekonomi global. Pertumbuhan
3
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
terutama diperkirakan didorong oleh beberapa negara dengan basis permintaan domestik yang kuat, seperti AS, Tiongkok dan India. Sementara itu, negara maju lainnya, seperti Kawasan Euro, Inggris dan Jepang, diperkirakan tumbuh moderat dengan kecenderungan menurun. Meski diperkirakan tumbuh lebih tinggi, sejumlah risiko masih membayangi prospek perbaikan ekonomi global. Risiko bagi ekonomi global terutama bersumber dari berbagai faktor seperti (i) kebijakan ekonomi AS, baik moneter maupun fiskal, serta kebijakan perdagangan di bawah pemerintahan Trump yang diperkirakan semakin protektif, (ii) restrukturisasi neraca keuangan di negara maju, (iii) perlambatan ekonomi dan ketidakpastian kebijakan Tiongkok, (iv) pembalikan arus modal (capital reversal) di negara berkembang yang dapat berdampak pada beban utang, profitabilitas, neraca perbankan, dan terbatasnya ruang kebijakan, (v) gejolak politik di beberapa negara Eropa yang akan melakukan pemilihan umum (seperti Perancis, Belanda, dan Jerman), serta (vi) risiko geopolitik yang terkait konflik antarnegara, aksi terorisme, keamanan, dan pengungsi.
4
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
BA B
1 Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global Momentum pemulihan ekonomi global semakin kuat di TW4-16 yang ditandai oleh kian meningkatnya laju pertumbuhan meskipun ekonomi global dihadapkan pada sejumlah tantangan yang cukup berat. Peningkatan pertumbuhan lebih didorong oleh negara-negara maju yang mengalami pertumbuhan, sementara negara berkembang relatif tumbuh stabil. Pertumbuhan ekonomi AS dan Jepang meningkat cukup tinggi sehingga mampu menutup pelemahan pertumbuhan di Kawasan Euro dan Inggris. Peningkatan pertumbuhan AS didorong oleh konsumsi yang menguat sejalan dengan membaiknya kondisi employment. Berbeda dengan AS, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jepang didorong oleh net ekspor setelah yen terdepresiasi cukup signifikan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang lebih bervariasi. Tiongkok adalah salah satu negara yang berhasil mencatat peningkatan pertumbuhan, yang didorong oleh peningkatan investasi pemerintah. Sementara itu, India tumbuh melambat yang antara lain disebabkan penurunan aktivitas ekonomi sebagai dampak dari pengetatan likuiditas ekonomi akibat kebijakan demonetisasi. Di tengah aktivitas ekonomi yang cenderung meningkat, ekonomi global mulai menunjukkan fenomena kembalinya inflasi. Tren peningkatan inflasi didorong oleh kenaikan harga minyak setelah negara OPEC dan non-OPEC sepakat untuk mengurangi produksi minyak. Peningkatan tekanan inflasi terutama dirasakan oleh kelompok negara maju yang pada umumnya merupakan importir minyak dan kinerja perekonomiannya cenderung membaik. Beberapa tantangan yang dihadapi ekonomi global adalah meningkatnya faktor ketidakpastian terkait dengan kenaikan Fed Fund Rate dan pemilihan presiden di AS. Hal itu berdampak langsung pada gejolak di pasar keuangan dan lebih jauh lagi dapat menahan aktivitas ekonomi. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS masih menimbulkan ketidakpastian yang bersumber dari ekspektasi kebijakan yang akan diambil yang diperkirakan akan semakin protektif dan terfokus pada kepentingan AS namun mengabaikan ekonomi global.
5
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Perkembangan ekonomi global sangat memengaruhi perkembangan di pasar keuangan, setidaknya terkait dengan tiga hal. Pertama, masih tingginya faktor ketidakpastian –seperti ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate berikutnya, hasil pemilihan presiden di AS, dan kebijakan Tiongkok yang sulit diprediksi– seringkali memicu terjadinya flight to safety dari aset berisiko ke safe haven assets. Beberapa aset yang dianggap sebagai safe haven assets antara lain adalah US Treasury Notes, Japan Government Bond, dan obligasi pemerintah beberapa negara Eropa (Jerman dan Inggris). Risiko ketidakpastian ini memicu terjadinya aliran modal keluar dari negara berkembang sehingga menjadikan pasar keuangan sangat volatile. Kedua, kinerja ekonomi negara maju yang relatif lebih baik menjadi faktor penarik aliran modal ke negara maju, terutama ke negara dengan prospek ekonomi yang lebih baik. Berbeda dengan perilaku flight to quality, aliran modal yang disebabkan oleh faktor ini lebih banyak ditanamkan di pasar saham sejalan dengan prospek return yang ikut membaik dengan membaiknya kinerja ekonomi. Dalam banyak kesempatan rilis data indikator ekonomi yang menunjukkan perkembangan dan kinerja ekonomi yang membaik diikuti oleh kenaikan harga saham. Ketiga, tekanan inflasi yang mulai meningkat di negara maju menyebabkan yield obligasi jangka panjang (10Y) cenderung meningkat. Hal ini mendorong terjadinya shifting penempatan dana dari obligasi jangka panjang ke obligasi jangka pendek atau ke pasar saham. Di pasar komoditas, harga komoditas juga menunjukkan pola pergerakan yang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh faktor spesifik masing-masing komoditas. Harga minyak cenderung bergerak meningkat yang disebabkan oleh kesepakatan pembatasan produksi oleh negara-negara produsen/eksportir minyak. Harga komoditas logam dan pertambangan lebih banyak dipengaruhi oleh permintaan Tiongkok yang cenderung meningkat. Sementara itu, harga komoditas pertanian dan perkebunan masih dipengaruhi oleh faktor cuaca yang pada gilirannya memengaruhi produksi dan pasokan. Dengan perkembangan ekonomi global yang baru mulai membaik (rebound) dan besarnya tantangan ekonomi global ke depan, pihak otoritas di berbagai negara pada umumnya tetap mempertahankan stance kebijakan yang cenderung akomodatif, kecuali kebijakan moneter AS yang mulai memasuki siklus pengetatan. Selain AS, Tiongkok juga mulai menunjukkan sinyal pengetatan melalui beberapa instrumen kebijakan moneternya. Berbagai perkembangan tersebut pada akhirnya menjadikan ekonomi global berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi ke depan, apabila berbagai risiko dan tantangan yang ada dapat dikelola dengan baik. IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh meningkat mencapai 3,4% di 2017 dan 3,6% di 2018. Namun demikian, IMF juga melihat adanya risiko yang dapat menahan pertumbuhan ekonomi global, seperti (i) risiko politik dan kebijakan yang semakin proteksionis, (ii) restrukturisasi neraca keuangan di negara maju yang masih berjalan lambat, (iii) pertumbuhan Tiongkok yang melambat lebih tajam, (iv) risiko capital reversal di negara berkembang, dan (v) risiko geopolitik (pengungsi, keamanan, terorisme, dsb).
6
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
A. Perkembangan Ekonomi Global A.1. Kinerja Ekonomi Global
% yoy 4,00
3,55
3,49
3,50
3,47
3,36 3,46
3,42
3,33
3,06
3,11 3,08
3,21 3,25
keseluruhan 2016 tumbuh sebesar 3,1%1.
(3,2%), ekonomi global menunjukkan kinerja
2,48 0,78
2,48
2,47
2,48
0,64
0,60
0,73
2,29 0,77
2,45
2,43 1,04
2,46
0,00
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4* 2014
Meskipun pertumbuhan pada 2016 tersebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya
0,87
0,50
2,53
16 –dari 3,21% (TW3-16)– sehingga secara
1,00
1,00
0,83
Ekonomi global tumbuh 3,25% (yoy) pada TW4-
2,62
1,50
0,81
dengan tumbuh meningkat di TW4-16.
2,75
2,00
2,73
2,50
0,79
Kinerja ekonomi global kembali menunjukkan perkembangan yang membaik
0,76
3,00
2015
Kontribusi Negara Maju
2016
Kontribusi Negara Berkembang
PDB Dunia
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Global & Kontribusi Negara Maju – Berkembang
yang positif dengan terjadinya rebound di semester II setelah berturut-turut tumbuh
Peningkatan pertumbuhan ekonomi
meningkat di TW3 dan TW4 2016. Selain
global didorong oleh kinerja ekonomi negara
itu, membaiknya kinerja ekonomi global
maju yang terus membaik, terutama AS dan
tersebut menjadi lebih istimewa mengingat
Jepang. PDB AS tumbuh 1,9% sepanjang
perekonomian tetap mampu tumbuh
TW4-16 –meningkat dari 1,7% pada triwulan
meningkat meskipun tantangan yang dihadapi
sebelumnya– yang didorong oleh menguatnya
cukup berat. Tantangan dimaksud antara lain
konsumsi dan investasi. Di Jepang, peningkatan
adalah dampak hasil referendum2 di Inggris,
pertumbuhan PDB lebih didorong oleh ekspor
ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate, dan
yang meningkat secara signifikan setelah
pemilihan presiden di AS –terpilihnya Donald
yen terdepresiasi. Peningkatan pertumbuhan
Trump sebagai presiden AS juga menimbulkan
AS dan Jepang tersebut dapat menutupi
ketidakpastian terhadap kebijakan AS ke depan. Berbagai ketidakpastian tersebut
% yoy
menimbulkan gejolak di pasar keuangan global
10,00
dan menahan aktivitas ekonomi –investasi dan
8,00
aktivitas bisnis.
% yoy CHN
TW4 201 6 US
6,00 JPN
4,00
VNM
SGP
IDN
IND
2,00
1 Estimasi berdasarkan pertumbuhan 32 negara –85% dari total PDB dunia– pada TW4-16. Untuk negara yang belum merilis pertumbuhan PDB TW4-16 digunakan forecast dari berbagai sumber (Consensus Forecast, Bloomberg, dsb). 2 Referendum untuk menentukan kelangsungan keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa. Hasil referendum secara mengejutkan dimenangkan oleh pilihan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) sehingga menimbulkan keguncangan di pasar keuangan di Inggris dan di Kawasan Euro. Hasil referendum ini juga menyebabkan pergantian pemerintahan di Inggris dimana PM David Cameron yang mendukung Inggris tetap dalam Uni Eropa terpaksa turun dan digantikan oleh PM Theresa May.
-0,00
UK
RUS
-2,00 -4,00
TW3 2016
EZ
BRL
-6,00 -8,00 -8,00
-6,00
-4,00
-2,00
-0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Global (TW4-16 vs TW3-16)
7
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
pelemahan yang terjadi di negara maju
% yoy 16
lainnya, seperti Kawasan Euro dan Inggris.
14
Pertumbuhan ekonomi 19 negara Kawasan
12
Euro sedikit melambat menjadi 1,7%, dari
10
1,8% pada TW3-16. Sementara itu, ekonomi
8
Inggris tumbuh 2,0%, sedikit melambat
6
dibanding TW3-16 yang tumbuh 2,2%. Perlambatan Kawasan Euro dan Inggris
Negara Maju Negara Berkembang Global
4
4,2 3,8
2
3,2
0
tidak terlepas dari pesimisme bisnis terkait
Q1 Q2 Q3Q4 Q1Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2011 2012 2013 2014 2015 2016
dengan akan keluarnya Inggris dari Uni Grafik 1.3 Pertumbuhan Penjualan Ritel
Eropa -(Brexit), faktor keamanan (terorisme), dan ketidakpastian politik sehubungan akan dilangsungkannya pemilu di Perancis, Belanda,
menyebabkan menyusutnya likuiditas ekonomi
dan Jerman. Meski melambat, kedua negara
yang selanjutnya berdampak pada terhentinya
tersebut tetap menunjukkan proses pemulihan
banyak aktivitas ekonomi. Sementara itu,
ekonomi yang terus berjalan sebagaimana
pertumbuhan negara ASEAN bervariasi –
tercermin pada konsumsi domestik yang terus
dimana Singapura, Malaysia dan Viet Nam
membaik.
tumbuh meningkat, namun Indonesia, Thailand
Di kelompok negara berkembang,
dan Filipina tumbuh melambat.
Tiongkok berhasil mendorong aktivitas
Berdasarkan komponen PDB,
ekonominya sehingga PDB TW4-16
peningkatan pertumbuhan ekonomi global
tumbuh 6,8%, meningkat dari 6,7% di tiga
didorong oleh faktor yang berbeda di
triwulan sebelumnya (TW1 s.d. TW3 2016).
berbagai negara. Peningkatan pertumbuhan
Peningkatan pertumbuhan Tiongkok didorong
AS didorong oleh konsumsi yang terus
oleh pengeluaran pemerintah, terutama investasi di sektor properti. Di sisi lain, India mengalami perlambatan pertumbuhan –
% yoy 10 Negara Maju
menjadi 7,0% pada TW4-16 dari 7,4% pada
8
TW3-16– akibat kebijakan demonetisasi3 yang
6
Negara Berkembang
Global
4
3
Kebijakan demonetisasi dilakukan dengan menarik uang pecahan 500 dan 1000 rupee –dengan share sekitar 86% dari total uang kartal yang beredar– dan menggantinya dengan pecahan baru. Tujuannya adalah untuk mengurangi transaksi ilegal yang ditengarai sangat besar jumlahnya. Penukaran dibatasi jumlah (relatif kecil) dan waktunya (sangat singkat, 50 hari), sehingga diperkirakan tidak seluruh uang tersebut dapat ditukarkan dengan uang baru. Alternatifnya, masyarakat dapat menyetorkan ke bank sebagai deposit –mengingat kebijakan ini ditujukan untuk mendorong masyarakat ke less cash society serta mendukung perbaikan perpajakan.
8
2 0 -2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Grafik 1.4 Pertumbuhan Produksi Industri
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
menguat yang ditunjukkan oleh pertumbuhan
meningkat, the Fed melanjutkan normalisasi
konsumsi (komponen PDB) yang secara
kebijakan moneter dengan menaikkan Fed
konsisten tumbuh meningkat sejak awal
Fund Rate sebesar 25 bps menjadi 0,50% -
2016. Konsumsi yang solid juga ditunjukkan
0,75%.
oleh penjualan ritel yang juga mengalami tren peningkatan pertumbuhan, bahkan pertumbuhannya semakin meningkat di TW416. Perbaikan konsumsi tidak terlepas dari kondisi employment –angka pengangguran, partisipasi angkatan kerja dan tingkat upah– yang terus membaik dan kebijakan moneter yang relatif masih akomodatif.
Tiongkok juga berhasil mendorong peningkatan pertumbuhan PDB –sebesar 6,8% pada TW4-16 setelah tumbuh stabil 6,7% dalam tiga triwulan sebelumnya– yang lebih didorong oleh investasi. Investasi tetap menunjukkan perkembangan yang solid, didukung oleh investasi pemerintah yang tetap tinggi di tengah tren penurunan investasi
Konsumsi yang membaik juga
swasta. Selain itu, konsumsi juga menunjukkan
mendorong peningkatan aktivitas produksi
perbaikan, terutama konsumsi jasa,
dan perbaikan iklim bisnis. Tidak hanya
sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan
itu, aktivitas produksi yang meningkat
pertumbuhan PDB di sektor tersier (jasa).
juga mendorong peningkatan investasi,
Mengingat produk sektor jasa bersifat non-
terutama investasi nonresidensial. Di sisi
tradable maka peningkatan pertumbuhannya
lain, net ekspor memburuk sejalan dengan
secara tidak langsung mengindikasikan
melambatnya pertumbuhan ekspor pada saat
peningkatan konsumsi domestik.
pertumbuhan impor meningkat akibat apresiasi US dollar. Penurunan net ekspor mengoreksi pertumbuhan yang disumbang oleh konsumsi dan investasi.
Kinerja ekonomi Tiongkok tersebut menunjukkan resiliensi ekonomi yang cukup baik dimana pada saat yang sama Tiongkok juga menghadapi tekanan aliran modal
Permintaan domestik yang semakin
keluar yang sangat besar. Aliran modal keluar
kuat mengakselerasi peningkatan inflasi yang
tersebut menekan nilai tukar yuan, menggerus
mulai bergerak naik didorong oleh harga
cadangan devisa dan menjadikan likuiditas
minyak. Kenaikan harga minyak secara penuh
perekonomian semakin ketat dan menghambat
tertransmisi pada peningkatan harga bahan
aktivitas ekonomi. Untuk menjaga stabilitas
bakar dan energi. Lebih jauh lagi, berbagai
yuan sekaligus menekan aliran modal keluar,
indikator inflasi (CPI, PPI dan PCE) bergerak
otoritas melakukan pengetatan likuiditas
meningkat dan bahkan semakin mendekati
perekonomian dan menerapkan pembatasan
target inflasi.
aliran modal (capital flow measures).
Dengan pemulihan ekonomi yang
Berbeda dengan AS dan Tiongkok,
semakin solid dan tekanan inflasi yang
peningkatan pertumbuhan ekonomi Jepang
9
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
yang cukup signifikan –mencapai 1,7% pada
melambat, namun level pertumbuhannya
TW4-16, dari 1,1% di TW3-16– disumbang
masih tetap tinggi, yaitu 7,0% (dari 7,4% di
oleh perbaikan ekspor. Peningkatan ekspor
TW3-16). Melambatnya pertumbuhan India
Jepang tidak terlepas dari pelemahan yen
lebih disebabkan oleh faktor temporer dampak
–terkait fenomena strong USD– sehingga
kebijakan demonetisasi.
produk Jepang menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Di sisi lain, depresiasi yen menghambat pertumbuhan impor. Net ekspor
A.2. Inflasi dan Harga Komoditas Global
yang meningkat pada gilirannya mendorong
Sejalan dengan meningkatnya
peningkatan aktivitas produksi. Sementara itu,
pertumbuhan ekonomi global yang didorong
konsumsi relatif masih lemah yang tercermin
oleh peningkatan konsumsi, tekanan inflasi
pada angka penjualan ritel dan keyakinan
meningkat semakin tinggi di akhir 2016 dan
konsumen yang belum menunjukkan
awal 2017. Sebelumnya, inflasi sudah mulai
peningkatan. Lemahnya konsumsi disebabkan
meningkat yang didorong oleh upaya negara
oleh upah yang relatif stagnan, meskipun pasar
OPEC dan non-OPEC untuk mengurangi
tenaga kerja dalam kondisi ketat.
produksi minyak untuk mengendalikan
Di sisi lain, Kawasan Euro, Inggris
harga minyak. Harga minyak varian Brent
dan India mengalami pertumbuhan yang
sepanjang TW4-16 meningkat sekitar 16%
melambat. Terlepas dari pertumbuhannya
(point-to-point) menjadi USD55,4 per barel
yang melambat, kinerja ekonomi negara-
di akhir Desember 2016. Di awal 2017,
negara tersebut pada umumnya masih
harga minyak masih bergerak meningkat
cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Kawasan
meskipun peningkatannya lebih terbatas.
Euro hanya menurun tipis, yaitu dari 1,8%
Penurunan produksi yang bersamaan dengan
di TW3-16 menjadi 1,7% di TW4-16. Laju
meningkatnya permintaan mendorong
pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi
kenaikan harga minyak dan inflasi.
yang semakin menguat dan aktivitas produksi
Peningkatan inflasi terutama terjadi
yang meningkat. Melambatnya pertumbuhan
di negara maju. Inflasi di AS, Inggris dan
diperkirakan akibat menurunnya investasi
Kawasan Euro meningkat sangat signifikan,
mengingat kapasitas produksi yang ada
bahkan mendekati atau melampaui target
masih dapat memenuhi permintaan domestik
inflasi 2%. Inflasi AS meningkat dari 1,5% di
dan permintaan ekspor. Seperti Kawasan
September 2016 menjadi 2,1% di Desember
Euro, Inggris juga tumbuh sedikit melambat
2016. Peningkatan inflasi di AS masih berlanjut
–menjadi 2,0% di TW4-16 dari 2,2% di
di awal 2017. Inflasi Kawasan Euro juga
triwulan sebelumnya– meskipun konsumsi
meningkat tajam dari 0,4% di September
dan aktivitas produksi di negara ini relatif
2016 menjadi 1,1% di Desember 2016 dan
masih kuat. Sementara itu, India juga tumbuh
meningkat terus mencapai 1,8% di Januari
10
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
% yoy
inflasi di Tiongkok, India, Brazil, dan Rusia
6,0 Negara Maju Negara Berkembang Global
5,0 4,0
justru menurun. Tekanan inflasi di negara berkembang yang relatif lebih moderat lebih disebabkan oleh tekanan dari sisi permintaan
3,0
2,7 2,0
2,0
1,2 1,0
yang belum sekuat negara maju, terutama di Brazil dan Rusia yang perekonomiannya masih berjuang untuk keluar dari resesi.
0,0
Sejalan dengan harga minyak yang
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2011
2012
2013
2014
2015
2016
meningkat, harga beberapa komoditas juga meningkat. Selain terdorong oleh harga
Grafik 1.5 Inflasi
minyak, peningkatan harga komoditas juga 2017. Di Inggris inflasi meningkat dari 1,0%
didorong oleh membaiknya aktivitas ekonomi di
(September 2016) menjadi 1,6% (Desember
Tiongkok, sehingga meningkatkan permintaan
2016) dan 1,8% (Januari 2017). Inflasi di
atas berbagai komoditas, terutama komoditas
Jepang juga mengalami peningkatan, namun
tambang (seperti tembaga, alumunium, timah,
levelnya relatif masih rendah dan masih jauh
dan batubara). Sementara itu, harga komoditas
di bawah target inflasi 2%, yaitu dari deflasi
pertanian lebih bervariasi yang dipengaruhi
-0,5% (September 2016) menjadi 0,3%
oleh faktor cuaca. Beberapa komoditas yang
(Desember 2016).
mengalami peningkatan harga antara lain
Berbeda dengan negara maju, tekanan inflasi di negara berkembang lebih bervariasi. Peningkatan tekanan inflasi terjadi di hampir seluruh negara ASEAN, sementara
adalah minyak sawit, kedelai, dan jagung. Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cocoa, beras, dan gandum.
% yoy
USD/barrel
4,0
140
3,0
120
WTI
1,6 1,1
2,0
2,1
100
1,0
80
0,0
60
-1,0
0,3 Amerika
Kawasan Euro
Inggris
Brent
40
Jepang
-2,0
20 1 3
6 9 2013
12 3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
Grafik 1.6 Inflasi Negara Maju
6 9 2016
12
Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Jan 2014 2015 2016 2017
Grafik 1.7 Harga Minyak
11
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
% Cocoa Coffee Palm Oil Rice Soybean Wheat Corn Tin Lead Nickel Zinc Copper Alumunium Gold Oil Price - WTI Oil Price - Brent -30,0
Selain itu, kelanjutan kenaikan FFR juga tetap menjadi faktor ketidakpastian, yaitu timing dan besarnya kenaikan FFR. Ketidakpastian yang berkaitan dengan kebijakan juga ditimbulkan oleh otoritas Tiongkok yang mengeluarkan kebijakan secara tidak terduga, termasuk implementasi
Rata-rata Point to Point -20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
capital flow measures untuk meredam capital outflows dan kebijakan fixing renminbi
Grafik 1.8 Harga Komoditas, TW4-16
yang menggunakan berbagai basket currency. Kebijakan Tiongkok tersebut juga
A.3. Tantangan Ekonomi Global
menyebabkan tekanan di pasar keuangan, terutama di negara berkembang. Shock yang
Sebagaimana disinggung di atas, kinerja
ditimbulkan oleh kebijakan juga terjadi di
ekonomi global yang membaik tersebut
India –meskipun tidak sampai menimbulkan
terjadi di tengah berbagai tantangan yang
gejolak di pasar keuangan global– yang
cukup berat. Setelah munculnya isu Brexit
melakukan penarikan uang beredar tertentu
yang mengguncang pasar keuangan global,
dan berdampak pada terjadinya demonetisasi.
faktor ketidakpastian dalam perekonomian global masih tetap tinggi dan berpotensi menimbulkan gejolak di pasar keuangan, terutama ketidakpastian yang terkait dengan kenaikan FFR dan pemilihan presiden AS (November 2016). Bahkan setelah the Fed menaikkan FFR (Desember 2016) dan presiden AS telah terpilih –yaitu Donald Trump– ketidakpastian masih tetap membayangi dan kali ini terkait dengan arah kebijakan Presiden Trump yang dapat berdampak besar bagi perekonomian AS dan perekonomian dunia4.
Berbagai ketidakpastian tersebut pada umumnya menjadikan investor global mengalihkan dananya pada safe haven assets, terutama dari negara berkembang ke aset berdenominasi US dollar. Akibatnya, harga aset di berbagai pasar keuangan jatuh dan diikuti oleh melemahnya nilai tukar mata uang domestik terhadap US dollar. Hal ini berdampak negatif bagi negara tersebut mengingat jatuhnya harga aset menurunkan wealth dan daya beli, sementara depresiasi mata uang mengakibatkan beban utang luar negeri semakin besar –pembayaran
4 Apabila mengikuti janji kampanyenya, Presiden Trump antara lain akan mengenakan tarif yang sangat tinggi pada negara tertentu (Tiongkok dan Meksiko). Selain itu, Presiden Trump juga akan mereformasi Obamacare, mendeportasi tenaga kerja ilegal, dan menutup perbatasan dengan Meksiko. Kebijakan tersebut berpotensi mengubah ekonomi AS dan pola perdagangan dunia yang akan semakin protektif.
12
dan refinancing cost– dan tekanan inflasi meningkat. Pada gilirannya akumulasi berbagai dampak negatif tersebut akan menekan pertumbuhan ekonomi.
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
Tingginya risiko ketidakpastian dan
tersendiri bagi otoritas moneter dalam formulasi
kinerja ekonomi negara maju yang lebih baik
kebijakan moneternya. Di satu sisi, inflasi terus
dibanding negara berkembang menyebabkan
meningkat –yang didorong oleh tren kenaikan
perubahan aliran modal asing. Investor global
harga minyak (cost push inflation)– dan
cenderung mengalihkan investasinya pada aset
semakin mendekati target inflasi sehingga
yang lebih aman, sekaligus memberikan return
perlu direspons oleh bank sentral. Namun,
yang lebih tinggi, sehingga terjadi capital
di sisi lain, kinerja perekonomian baru saja
outflows dari negara berkembang. Akibatnya,
memperoleh kembali momentum pemulihan
harga aset keuangan di negara berkembang
di paruh kedua 2016, sehingga apabila
jatuh –tercermin pada penurunan indeks
dilakukan pengetatan kebijakan moneter yang
harga saham dan peningkatan yield obligasi
terlalu cepat justru akan menurunkan kembali
pemerintah– dan diikuti oleh pelemahan mata
aktivitas ekonomi yang mulai meningkat. Oleh
uang domestik. Nilai tukar berbagai mata uang
karena itu, timing dan magnitude kebijakan
–termasuk hard currency seperti euro, pound
moneter yang diambil bank sentral menjadi
sterling Inggris, dan yen Jepang– cenderung
sangat crucial.
melemah terhadap US dollar.
Sepanjang TW4-16, beberapa bank
Selanjutnya, investor global
sentral melakukan pengetatan moneter –meski
menempatkan dananya pada obligasi
kebijakan moneter tersebut dianggap masih
pemerintah dan di pasar saham negara maju.
akomodatif bagi perekonomian–, seperti the
Hal ini menjadikan harga saham di negara
Fed dan PBC. The Fed pada FOMC meeting
maju cenderung meningkat. Namun demikian,
13-14 Desember 2016 menaikkan FFR sebesar
aliran dana investor global ke pasar obligasi
25 bps menjadi 0,50%-0,75%. Keputusan
pemerintah tidak menyebabkan yield obligasi
tersebut diambil setelah memastikan kinerja
pemerintah (10Y) menurun. Hal ini disebabkan
ekonomi dan kondisi employment telah cukup
oleh ekspektasi peningkatan inflasi di masa
baik, serta inflasi bergerak dalam path menuju
depan, sehingga mendorong yield tetap naik.
target 2,0%. PBC secara implisit memberikan
Selain itu, dalam kondisi ekspektasi inflasi
sinyal pengetatan melalui beberapa instrumen
meningkat investor cenderung memindahkan
kebijakan moneter. Setelah menggeser
investasi obligasi ke tenor yang lebih pendek
intensitas penggunaan instrumen repo 7 hari
sehingga yield obligasi tenor jangka panjang
ke repo 14 dan 28 hari di September 2016,
(10Y) cenderung meningkat.
PBC banyak melakukan intervensi valas yang berdampak pada semakin ketatnya likuditas perekonomian 5 . Selain itu, otoritas juga
A.4. Kebijakan Moneter Tekanan inflasi yang mulai meningkat, terutama di negara maju, menjadi tantangan
5
Intervensi dilakukan untuk menahan depresiasi yuan dan derasnya aliran modal keluar dari Tiongkok.
13
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
terkesan ‘membiarkan’ uang beredar M2
Brazil keluar dari resesi. Sepanjang TW4-16
tumbuh di bawah target dan ‘membiarkan’
Bank Sentral Brazil dua kali menurunkan suku
fixing repo rate 7 dan 14 hari meningkat
bunga kebijakan masing-masing sebesar 25
cukup signifikan. Kebijakan moneter ketat
bps menjadi 14,00% di Oktober 2016 dan
juga diimplementasikan oleh Bank Sentral
13,75% di November 2016.
Turki yang berjuang menahan tekanan inflasi yang tinggi. Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 bps menjadi 8,0% pada November 2016.
Satu kebijakan yang cukup mengejutkan dilakukan oleh Bank Sentral India yaitu dengan menarik uang pecahan 500 dan 1000 rupee dari peredaran dan menggantikannya dengan
Di sisi lain, sebagian besar bank
uang baru pada November 2016. Kebijakan ini
sentral tetap mempertahankan kebijakan
ditujukan untuk memberantas transaksi ilegal
moneter akomodatif untuk mendorong
yang cukup signifikan jumlahnya, serta untuk
aktivitas ekonomi. Di samping itu, tekanan
mendukung less cash society dan peningkatan
inflasi yang dihadapi beberapa negara tidak
tax base pajak. Untuk itu otoritas membatasi
setinggi tekanan inflasi di AS. Di Jepang,
pelaksanaan penukaran dalam jangka waktu
tekanan inflasi relatif masih rendah –sebesar
yang sangat singkat (sekitar 50 hari) dan
0,3% pada Desember 2016– sehingga
dengan membatasi jumlah uang yang dapat
BOJ tetap mempertahankan kebijakan
ditukar setiap hari. Mengingat uang pecahan
moneter ekstra longgar, bahkan melakukan
500 dan 1000 rupee merupakan pecahan
penyempurnaan kerangka kebijakan moneter
yang paling banyak beredar (sekitar 85%
untuk meningkatkan efektifitas kebijakan
dari total uang kartal), diperkirakan tidak
moneter dengan mentargetkan yield obligasi
mungkin seluruh uang dapat ditukarkan
pemerintah pada level tertentu.
dengan uang baru. Kondisi ini memaksa
ECB dan BOE belum melakukan pengetatan moneter meskipun tekanan inflasi di kedua negara telah meningkat secara signifikan. ECB bahkan memperpanjang program pembelian aset (quantitative easing), meskipun dengan nilai pembelian yang lebih rendah6. Sementara itu, bank sentral Brazil justru melakukan pelonggaran kebijakan moneter untuk membantu perekonomian 6
ECB memperpanjang program pembelian aset yang seharusnya berakhir Maret 2017, yaitu memperpanjang sampai Desember 2017, namun dengan nilai pembelian yang lebih rendah –sebesar EUR60 milyar per bulan dari sebelumnya sebesar EUR 80 milyar per bulan.
14
masyarakat untuk membuka rekening di bank dan menyetorkan uangnya agar terhindar dari kehilangan kekayaan atau harta. Lebih jauh lagi, penarikan uang dari bank juga dibatasi sehingga sebagian besar uang masyarakat tersimpan di bank. Hal ini dapat digunakan pemerintah untuk kepentingan penarikan pajak. Namun, kebijakan ini berdampak pada menyusutnya likuiditas dalam perekonomian, sehingga menghambat aktivitas ekonomi –oleh karena sebagian besar transaksi dilakukan secara tunai– dan menekan pertumbuhan ekonomi. Otoritas mengambil kebijakan ini
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
dengan pertimbangan dampak demonetisasi
AS, Tiongkok, dan India yang memiliki basis
ini hanya bersifat temporer.
permintaan domestik yang kuat. AS akan kembali menjadi lokomotif
A.5. Outlook Ekonomi Global 2017 dan 2018
ekonomi global dengan laju pertumbuhan yang diperkirakan meningkat signifikan mencapai 2,3% di 2017 dan 2,5% pada
Dengan kinerja ekonomi global
2018 –dari hanya tumbuh 1,6% pada 2016.
yang mulai rebound di paruh kedua 2016
Peningkatan pertumbuhan tersebut dapat
dan dengan kebijakan yang masih cukup
tercapai apabila konsumsi AS semakin solid
akomodatif, perekonomian global diperkirakan
yang didukung oleh kondisi employment yang
akan tumbuh semakin tinggi pada 2017
membaik –labor participation yang meningkat,
dan 2018. IMF dalam World Economic
unemployment yang rendah dan upah yang
Outlook Januari 2017 (update) memperkirakan
meningkat– sehingga dapat menggerakkan
perekonomian global akan dapat tumbuh
aktivitas produksi dan investasi. Terlebih
sebesar 3,4% di 2017 dan meningkat mencapai
apabila juga didukung oleh stimulus fiskal –
3,6% di 2018. Laju pertumbuhan tersebut
defisit anggaran diperkirakan akan meningkat
diperkirakan akan didorong baik oleh negara
di bawah administrasi Presiden Trump– yang
maju maupun negara berkembang. Namun,
sehat dan sustainable. Namun demikian,
terdapat beberapa negara yang menjadi
kebijakan Presiden Trump yang semakin
kunci pertumbuhan ekonomi global, yaitu
proteksionis diperkirakan akan mengurangi
Tabel 1.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global % yoy
WEO Januari 2017 Update Dunia AEs Dunia (PDB PPP) Amerika Serikat Kawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol Inggris Jepang EMDEs Brazil Russia Tiongkok India
Perubahan dari WEO Oktober 2016
2016
2017
2018
2016
2017
2018
3,1 1,6
3,4 1,9
3,6 2,0
0,0 0,0
0,0 0,1
0,0 0,2
1,6 1,7 1,7 1,3 0,9 3,2 2,0 0,9 4,1 -3,5 -0,6 6,7 6,6
2,3 1,6 1,5 1,3 0,7 2,3 1,5 0,8 4,5 0,2 1,1 6,5 7,2
2,5 1,6 1,5 1,6 0,8 2,1 1,4 0,5 4,8 1,5 1,2 6,0 7,7
0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,4 -0,1 -0,2 0,2 0,1 -1,0
0,1 0,1 0,1 0,0 -0,2 0,1 0,4 0,2 -0,1 -0,3 0,0 0,3 -0,4
0,4 0,0 0,1 0,0 -0,3 0,2 -0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sumber: IMF-WEO Januari 2017 Update Ket: *) Fiscal years starting in April
15
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
positive spillover pertumbuhan ekonomi AS
itu, kinerja ekonomi Jepang akan terkendala
ke negara-negara mitra ekonomi AS. Banyak
oleh inflasi yang tetap rendah, melambatnya
ekonom memperkirakan kebijakan Trump
pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan recovery
akan memberi manfaat pertumbuhan ekonomi
yang lambat di kawasan Asia.
yang meningkat dalam jangka pendek, namun dalam jangka waktu yang panjang ekonomi global secara keseluruhan akan dirugikan apabila kebijakan proteksionis semakin meluas. Mundurnya AS dari arena globalisasi
Meskipun pertumbuhan ekonomi global diprediksi tumbuh meningkat sebagaimana diuraikan di atas, IMF juga melihat potensi risiko yang dapat menjadikan ekonomi global tumbuh tidak setinggi perkiraan. Faktor risiko
diperkirakan akan mendorong Tiongkok
dimaksud adalah:
untuk mengambil alih peran AS sebagai
•
Meningkatnya gejolak politik – terkait
pusat globalisasi. Tiongkok selama ini telah
pemilu
menjadi pusat global value chain dan memiliki
(Perancis,
kapasitas produksi yang besar. Namun,
dan
Tiongkok tidak memiliki basis konsumen yang
proteksionisme
sangat konsumtif seperti AS, dan bahkan
menimbulkan
cenderung sebaliknya, yaitu masyarakat
global
penabung sehingga trade balance Tiongkok
penggunaan sumber daya global.
cenderung selalu surplus. Meskipun tidak dapat sepenuhnya menggantikan AS, Tiongkok
•
di
beberapa
negara
Belanda,
dan
kecenderungan
dan
Eropa Jerman)
kebijakan
yang
berpotensi
disintegrasi
ekonomi
menimbulkan
defisiensi
Restrukturisasi
neraca
keuangan
di
negara maju yang berjalan lambat
diperkirakan tetap dapat tumbuh tinggi
berpotensi
mencapai 6,5% pada 2017 dan 6,0% pada
menekan
pertumbuhan
ekonomi dan berdampak negatif pada
2018.
beban utang. Kontributor lain untuk pertumbuhan
•
Upaya
Tiongkok
mendorong
ekonomi global adalah India yang memiliki
pertumbuhan
basis konsumen besar dan tengah melakukan
kebijakan stimulus berpotensi justru
reformasi struktural di perekonomiannya. India
mendorong pertumbuhan kredit dan
diperkirakan tumbuh 7,2% pada 2017 dan
utang secara signifikan. Hal ini justru
7,7% pada 2018.
akan meningkatkan beban korporasi
ekonomi
melalui
Negara maju lainnya, seperti Kawasan
dan rumah tangga, serta lebih jauh lagi
Euro, Inggris, dan Jepang, diperkirakan akan
akan semakin membebani pertumbuhan
tumbuh moderat dengan kecenderungan
ekonomi.
menurun. Perlambatan di Kawasan Euro dan
•
Risiko
capital
reversal
di
negara
Inggris tidak terlepas dari proses Brexit yang
berkembang
akan terjadi sepanjang 2017-2018. Sementara
akibat beban utang korporasi yang
16
semakin
meningkat
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
tinggi,
•
profitabilitas,
dari negara berkembang, termasuk investasi
memperburuk neraca perbankan, dan
menurunkan
saham sehingga mengakibatkan jatuhnya
membatasi ruang kebijakan.
harga saham.
Risiko geopolitik yang terkait dengan
Di bursa saham negara maju,
konflik antar negara, permasalahan
peningkatan harga saham tertinggi terjadi di
pengungsi, dan terorisme berpotensi
Jepang. Indeks harga saham negeri Sakura
memperburuk sentimen pasar yang
tersebut (Nikkei) ditutup pada level 19.114,4
pada
pada akhir TW4-16, atau secara point to
gilirannya
akan
membebani
pertumbuhan ekonomi.
point (ptp) naik 16,2% dibandingkan posisi penutupan TW3-16 sebesar 16.449,8.
B. PASAR KEUANGAN B.1. Pasar Saham Perkembangan pasar saham global sepanjang TW4-16 bergerak variatif. Harga saham di bursa saham negara maju cenderung meningkat, sementara di negara berkembang lebih bervariasi meskipun dengan
Kenaikan harga saham yang cukup tinggi juga dicatatkan oleh bursa saham Kawasan Euro (Euro Stoxx 50) yang meningkat 9,6% (ptp) dan bursa saham AS (Dow Jones) yang meningkat 7,9% (ptp). Sementara itu, indeks harga saham di negara maju lainnya (termasuk bursa saham Inggris atau FTSE) meningkat pada kisaran 1% - 3,5% (ptp).
kecenderungan menurun. Harga saham yang
Di AS, tren perbaikan pada bursa
meningkat di negara maju pada umumnya
saham dipengaruhi rilis data ekonomi yang
disebabkan oleh faktor fundamental ekonomi
menunjukkan perbaikan ekonomi AS sehingga
–kinerja ekonomi dan ekspektasi (prospek)
memunculkan ekspektasi kenaikan FFR –
yang membaik– serta faktor sentimen pasar,
yang pada akhirnya terealisasi pada FOMC
seperti euphoria terpilihnya Donald Trump
meeting Desember 2016. Selain itu, terpilihnya
sebagai Presiden AS yang diharapkan akan
Donald Trump sebagai Presiden AS dan
membawa perbaikan ekonomi AS. Sementara
tercapainya kesepakatan pemangkasan
itu, perkembangan harga saham di negara
produksi minyak dari anggota OPEC dan
berkembang banyak dipengaruhi oleh tingginya
Non-OPEC menumbuhkan persepsi positif
faktor ketidakpastian yang menimbulkan
akan perbaikan ekonomi global sehingga turut
sentimen negatif di pasar saham dan berbagai
mendongkrak harga saham AS dan negara
faktor idiosyncratic negara terkait. Beberapa
maju lainnya.
sentimen negatif –misalnya ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate dan kebijakan proteksionisme Presiden Trump– bahkan mengakibatkan terjadinya flight to quality sehingga investor asing menarik investasinya
Platform kebijakan Trump yang progrowth menumbuhkan optimisme berlanjutnya perbaikan ekonomi AS. Sejumlah kebijakan Trump yang diharapkan dapat mendorong
17
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
%
pertumbuhan antara lain adalah penurunan pajak, peningkatan pengeluaran infrastruktur dan militer, serta deregulasi di sektor keuangan –yang akan meningkatkan penyaluran pembiayaan oleh lembaga keuangan. Selain itu, kebijakan Presiden Trump untuk mengganti atau memperbaiki program kesehatan Affordable Care Act –dikenal dengan Obamacare– turut mendongkrak saham, khususnya saham perusahaan di sektor farmasi.
STI PCOMP KLCI SET BEI Shanghai KOSPI Hang Seng Nikkei FTSE Stoxx 50 Nasdaq S&P 500 DJIA
Rata-rata Point to Point
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.9 Perubahan Harga Saham, TW4-16
Kesepakatan negara eksportir minyak untuk mengurangi produksi telah menaikkan
ditutup melemah pada level 6.781,2 pada akhir
harga jual minyak dunia dan mendongkrak
Desember 2016, cukup tajam dibandingkan
harga saham perusahaan minyak dan
penutupan akhir TW3-16 yang mencapai
komoditas lainnya. Optimisme tersebut
7.629. Bursa saham Indonesia juga tak luput
menumbuhkan sentimen ‘risk on’ dari investor
dari pelemahan meski magnitude-nya tidak
sehingga mengalihkan investasi ke bursa
terlalu besar yaitu -1,3% (ptp) atau -0,05%
saham. Namun demikian, negosiasi Brexit
(rata-rata) dibandingkan triwulan lalu.
yang sempat diliputi ketidakpastian antara soft dan hard Brexit menjadikan akselerasi di pasar saham sedikit tertahan sebagaimana tercermin pada indeks FTSE.
Kemenangan Trump dalam Pemilu AS juga mewarnai pergerakan di bursa saham negara berkembang. Kebijakan Trump yang akan mengutamakan rakyat Amerika (“America
Berbeda dengan negara maju, harga
First”) dengan membatasi imigran illegal dan
saham di bursa saham negara berkembang
proteksionisme perdagangan menghambat
bergerak variatif. Bursa saham Tiongkok
kinerja pasar saham negara berkembang.
(Shanghai) membukukan pertumbuhan harga
Pelemahan indeks PCOMP dipengaruhi
saham sebesar 3,3% (ptp) atau 3,51% (rata-
kebijakan pembatasan imigran yang berpotensi
rata) dibandingkan TW3-16. Hal ini disebabkan
menurunkan penerimaan remitansi Filipina
oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang
dari Filipino worker yang bekerja di AS yang
relatif tetap tinggi, meskipun dengan tren
selama ini berkontribusi cukup besar dalam
yang menurun. Di sisi lain, harga saham di
pertumbuhan ekonomi Filipina. Selain itu,
bursa negara Asia lainnya terpantau menurun,
kebijakan proteksionisme perdagangan
dengan pelemahan terdalam terjadi pada bursa
berpotensi menurunkan transaksi ekspor
Filipina (PCOMP) yang turun sebesar 10,3%
negara berkembang ke AS. Kekhawatiran ini
(ptp) atau 9,4% (rata-rata). Indeks PCOMP
memicu penurunan harga saham yang tajam.
18
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
Investor juga khawatir terhadap dampak negatif rencana kenaikan FFR oleh the Fed yang diperkirakan mencapai tiga kali sepanjang 2017. Kenaikan FFR akan meningkatkan capital outflow dari pasar keuangan domestik.
145
150
105
85
Tiongkok masih mampu tumbuh positif
75
jika dibandingkan akhir TW3-16 sebesar
200
115
Di tengah ketidakpastian kebijakan
16 ditutup pada level 3.103,6, meningkat
250
125
Presiden Trump ke depan, bursa ‘Shanghai’
terbatas. Bursa Shanghai pada akhir TW4-
Indeks Jan 2015=100
135
95
meski dengan magnitude yang relatif
Indeks Jan 2013=100
100
50
0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan FebMar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2015 2016 Hang Seng SET
PCOMP Shanghai, rhs
BEI KLCI
STI
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.11 Bursa Saham Negara Berkembang
3.004,7 –naik 3,3% (ptp) atau 3,51 (ratarata). Investor mengkhawatirkan kebijakan
pemangkasan produksi minyak yang sempat
trade protectionism AS akan berdampak
meragukan menahan kinerja saham negara
negatif pada kinerja ekspor Tiongkok. Selain
perusahaan eksportir minyak Malaysia.
itu, investor juga mewaspadai capital outflow yang masih terjadi di Tiongkok. Bursa saham tertolong oleh indikator manufaktur dan jasa
B.2. Pasar Obligasi Pemerintah
yang masih mengalami kenaikan. Tekanan juga
Kinerja obligasi pemerintah (sovereign
masih terjadi pada bursa Malaysia. Negosiasi
debt) di berbagai negara secara umum diwarnai oleh peningkatan yield sepanjang TW4-16. Peningkatan yield obligasi pemerintah
220
tersebut terjadi baik di negara maju maupun di
Indeks Jan 2013=100
negara berkembang. Meskipun yield bergerak
200
searah, peningkatan yield di negara maju
180
dan negara berkembang digerakkan oleh
160
faktor yang berbeda. Peningkatan yield di
140
negara maju didorong oleh ekspektasi inflasi
120
ke depan dan ekspektasi defisit anggaran
100
pemerintah (AS) yang lebih besar. Sementara
80 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan FebMar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2015 2016 DJIA FTSE
S&P 500 Nikkei
Nasdaq KOSPI
Stoxx 50
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.10 Bursa Saham Negara Maju
itu, peningkatan yield obligasi pemerintah di negara berkembang lebih dipengaruhi perilaku flight to quality investor asing terkait dengan meningkatnya risiko ketidakpastian, termasuk ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate.
19
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Yield obligasi sovereign AS mengalami
peningkatan ekspektasi inflasi dan cost of
peningkatan tertinggi di antara negara maju
refinancing. Selain menyebabkan shifting
lainnya. Sepanjang TW4-16, yield obligasi AS
investasi dari obligasi pemerintah ke aset
meningkat signifikan sebesar 85 bps menjadi
lain (saham), berbagai faktor tersebut juga
2,44% di akhir TW4-16. Peningkatan yield
menimbulkan shifting investasi obligasi
obligasi AS di awal triwulan dipengaruhi rilis
pemerintah antar tenor ke arah tenor yang
data indikator ekonomi AS yang menunjukkan
lebih pendek. Hal ini tercermin pada semakin
perbaikan yang mendorong perilaku risk on.
meningkatnya yield spread antara obligasi
Pelaku pasar mengalihkan investasinya dari
pemerintah tenor 10Y dengan 2Y sepanjang
US Treasury Notes ke saham yang memberikan
TW4-16.
potensi return lebih besar sejalan dengan membaiknya perekonomian. PDB yang tumbuh di atas ekspektasi, employment yang membaik dan PCE core yang meningkat merupakan beberapa indikator yang mencerminkan perbaikan ekonomi AS.
Searah dengan UST, yield obligasi pemerintah Inggris juga mengalami kenaikan. Kondisi ini dipicu oleh sentimen negatif terkait kekhawatiran bahwa Theresa May akan menempuh hard Brexit sehingga menimbulkan political instability dan perbedaan pendapat
Yield obligasi AS kembali meningkat
diantara anggota parlemen. Peningkatan
pasca terpilihnya Donald Trump sebagai
yield juga didorong oleh inflasi yang bergerak
Presiden AS pada pemilu 8 November 2016.
naik sehingga meningkatkan ekspektasi
Peningkatan ini didorong oleh platform
inflasi dan menimbulkan kekhawatiran dapat
kebijakan Presiden Trump yang cenderung pro-
melampaui target 2%7. Concern terkait inflasi
growth melalui stimulus fiskal –pengurangan Indeks
pajak dan peningkatan pengeluaran, sehingga
200
defisit meningkat– yang berdampak pada
180
Yield spread 10Y-2Y Yield spread 5YY-2Y
160 bps
140 120
Thailand
100
Singapura
80
Filipina Malaysia
60
Indonesia
40
Korea
20
Tiongkok
0
Jepang
1 Jan
Inggris Perancis Jerman Amerika
Rata-rata Point to Point
-100
-50
1 1 Mei Jul 2015
1 Sep
1 Nov
1 Jan
1 Mar
1 1 Mei Jul 2016
1 Sep
1 Nov
1 Jan 2017
Sumber: Bloomberg
0
50
Grafik 1.13 Yield Spread US T-note Jk. Panjang – Jk. Pendek
100
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.12 Perubahan Yield Obligasi Pemerintah (10Y), TW4-16
20
1 Mar
7
Inflasi Desember 2016 sebesar 1,6% yoy, dan berlanjut ke 1,8% di Januari 2017.
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
yang melampaui target segera dijawab oleh
Sejumlah peristiwa global dan domestik
BoE yang akan menolerir jika inflasi sedikit
menjadi faktor pendorong kenaikan yield
overshoot dari target untuk menenangkan
negara emerging. Sentimen kenaikan FFR telah
pasar. Selain dari dalam negeri, sentimen
mendorong terjadinya capital outflow dari
terpilihnya Trump sebagai Presiden AS dan
negara emerging dan mendorong kenaikan
kenaikan FFR juga menjadi faktor yang
yield. Sinyal the Fed yang akan menaikkan
mendorong kenaikan yield obligasi Inggris.
kembali FFR sebanyak tiga kali pada 2017
Yield obligasi Inggris selama periode laporan
menjadi concern tersendiri bagi investor.
naik sebesar 49 bps (ptp).
Ke depan, tantangan eksternal bagi negara
Di negara berkembang, pada umumnya yield obligasi juga mengalami peningkatan. Obligasi Pemerintah Indonesia termasuk yang mengalami kenaikan yield cukup tinggi bersama dengan Malaysia dan Singapura. Yield obligasi sovereign Indonesia sepanjang TW4-16 meningkat 91 bps (ptp), lebih tinggi dibandingkan kenaikan yield obligasi pemerintah Singapura (67 bps) ataupun Malaysia (68 bps). Sementara yield obligasi Tiongkok terpantau mengalami kenaikan yang terbatas sebesar 32 bps. %
emerging diprediksi akan semakin meningkat. Pelaksanaan pemilu di beberapa negara Kawasan Euro (Jerman, Perancis, dan Belanda) diprediksi dapat menimbulkan fluktuasi di pasar keuangan. Selain itu, belum adanya kejelasan rincian kebijakan Trump masih menimbulkan ketidakpastian. Dalam konteks ini, tidak tertutup kemungkinan yield obligasi negara berkembang akan kembali terakselerasi. Untuk itu, negara berkembang perlu mempersiapkan respons kebijakan yang tepat sehingga dapat meminimalisir dampak negatifnya.
%
4
% 1
12
0,8
10
TW4
TW4 3,5
0,6
3
0,4 2,5
8 6
0,2 4
2
0
1,5
-0,2 -0,4
1 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes 2015 2016 Amerika 10yr Govt Bond, lhs Tiongkok 10yr Govt Bond, lhs
Jerman 10yr Govt Bond, rhs Jepang 10yr Govt Bond, rhs
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.14 Yield Obligasi Negara Maju dan Tiongkok
2 0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes 2015 2016 Indonesia 10yr Govt Bond Malaysia 10yr Govt Bond Philippines 10yr Govt Bond
Singapore 10yr Govt Bond Thailand 10yr Govt Bond
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.15 Yield Obligasi Pemerintah Negara Berkembang
21
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
B.3. Pasar Valuta Asing Pasar valuta asing global TW4-16 kembali diwarnai oleh tren penguatan dolar AS terhadap mata uang global. Penguatan dolar AS sepanjang TW4-16 dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian AS, ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate, dan sentimen positif pasar terhadap pemilu AS yang dimenangkan oleh Donald Trump sebagai presiden AS
sebesar 25 bps pada Desember 2016. Lebih jauh lagi, revisi ke atas outlook ekonomi AS pada 2016 dan 2017 dan ekspektasi bahwa the Fed akan kembali menaikkan FFR sebanyak tiga kali pada 2017, semakin mendorong apresiasi dolar AS. Di sisi lain, berlanjutnya penguatan dolar AS terus memicu pengalihan aset oleh investor global ke aset berdenominasi dolar AS, terutama dari emerging market8.
terpilih. Pada kelompok negara maju, nilai
Euro (EUR) secara umum melemah
tukar yen Jepang terdepresiasi cukup dalam
terhadap dolar AS sepanjang triwulan laporan.
terhadap dolar AS, akibat investor mengalihkan
Pelemahan disebabkan oleh spekulasi pasar
sebagian investasinya ke aset berdenominasi
terhadap perpanjangan quantitative easing
dolar AS. Nilai tukar mata uang negara
ECB di tengah ekspektasi kenaikan FFR. Pada
berkembang pada umumnya juga melemah
TW4-16, EUR ditutup pada level EUR1,0517/
terhadap dolar AS –kecuali rubel Rusia– dengan
USD dari EUR1,1235/USD pada akhir TW3-16.
pelemahan terdalam dialami oleh ringgit
Secara rata-rata, EUR terdepresiasi sebesar
Malaysia. Sementara itu, renminbi Tiongkok
-3,44% qtq atau -6,39% ptp. Ketidakpastian
masih terus melemah yang disebabkan oleh
stance ECB atas program pembelian aset (QE)9
capital outflows yang masih terjadi. Di tengah
memberikan tekanan depresiatif terhadap EUR.
pelemahan mata uang dunia, rubel Rusia justru mengalami apresiasi. Penguatan rubel tidak terlepas dari perbaikan harga minyak sehingga menjadikan perekonomian Rusia yang sangat bergantung pada minyak membaik. Selain itu, nilai tukar rubel juga terangkat oleh sinyal Presiden Trump yang cenderung pro-Rusia.
Indeks 105 103 101 99 97 95
TW4
93 91
Penguatan dolar AS sepanjang TW4-
89
17 tercermin pada indeks DXY yang terus
87 85
meningkat. Indeks DXY pada akhir 2016 ditutup pada posisi 102,2, meningkat 7,1%
DXY Des
Mar
2014
Jun
Sep 2015
Des
Mar
Jun
Sep
Des
2016
Sumber: Bloomberg
(ptp) dari 95,5 pada akhir TW3-16. Agenda
Grafik 1.16 Indeks Nilai Tukar USD (DXY)
pemerintahan Trump yang pro-growth melalui kebijakan stimulus fiskal telah mendongkrak nilai tukar dolar AS. Dolar AS bahkan melonjak lebih tinggi pasca the Fed menaikkan FFR
22
8
USD sempat menyentuh level 103,3 (indeks DXY) pada 20 dan 28 Desember 2016, tertinggi sejak akhir 2002. 9 Pada Governing Council Meeting Oktober 2016, ECB.
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
Nilai tukar EUR sempat jatuh di bawah level
tarif impor– secara alamiah bersifat inflatoir
EUR1.04/USD, titik terendah dalam 14 tahun
sehingga dapat mendorong kenaikan FFR
terakhir, yang dipicu oleh kenaikan FFR pada
lebih awal pada 2017. Berdasarkan ekspektasi
Desember.
tersebut investor mengalihkan investasinya ke
Nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar AS (GBP) juga bergerak
aset berdenominasi dolar AS, sehingga JPY terus melemah.
menurun sepanjang TW4-16. Nilai tukar GBP
Tekanan depresiatif terjadi pada hampir
di akhir TW4-16 tercatat sebesar GBP1,234/
seluruh negara berkembang. Mata uang yuan
USD, lebih rendah -4,87% ptp dibandingkan
Tiongkok (CNY) secara rata-rata melemah
TW3-16 (GBP1,2972/USD). Secara rata-rata
2,45% (qtq) atau melemah 4,12% (ptp)12. Tren
triwulanan GBP terdepresiasi sebesar 5,45%
capital outflows masih berlangsung seiring
(qtq). Depresiasi GBP terjadi setelah PM Theresa
tingginya persepsi pasar bahwa pelemahan
May pada 2 Oktober 2016 menyatakan
kinerja ekonomi Tiongkok masih berlanjut.
negosiasi Brexit akan dimulai Maret 2017,
Selain itu, faktor eksternal seperti pemilu
namun tidak menjelaskan prospek hubungan
AS, kenaikan FFR, dan prospek kerja sama
dengan EU ke depan, sehingga menimbulkan
perdagangan antara AS dan Tiongkok yang
persepsi kerjasama yang lebih tertutup dari
diliputi ketidakpastian, juga turut memicu tren
ekspektasi sebelumnya . GBP sempat menguat
pelemahan CNY.
10
pada November 2016 karena fokus investor berpaling ke pemilu AS, namun melemah kembali akibat kenaikan FFR.
Performa ringgit Malaysia (MYR) menjadi yang terburuk pada TW4-16. MYR secara ratarata terdepresiasi sebesar 6,32% atau 8,01%
Imbas pemilu AS dan kenaikan FFR
secara point to point dibandingkan TW3-
paling besar terjadi pada yen Jepang (JPY).
1613. Kemenangan Trump dan kebijakannya
Sepanjang TW4-16, JPY secara rata-rata
yang pro-growth mendorong penjualan
melemah terhadap dolar AS sebesar -6,41%
aset keuangan MYR secara serentak oleh
qtq dan -13,39% ptp11. Rencana kebijakan
investor asing sehingga MYR terdepresiasi
Trump –penurunan pajak, peningkatan
cukup dalam, paling dalam diantara negara
pengeluaran infrastruktur, dan pengenaan
berkembang. MYR bahkan sempat menyentuh level terendah sejak krisis 1998 pada Desember 2016 karena derasnya capital outflows. Won
10 GBP mengalami flash crash pada 7 Oktober 2017 pagi hari waktu Asia Timur, dimana GBP jatuh lebih dari 8% dari $1.26 ke $1.14 hanya dalam 8 menit, meskipun GBP kembali ke $1.24 pada 30 menit kemudian. Fenomena ini diduga kuat terjadi akibat kesalahan pada sistem algoritmik berbasis komputer yang diprogram untuk secara otomatis menjual GBP jika mendapati berita negatif terkait Brexit. 11 Pada TW4-16, JPY ditutup pada level JPY0.0085/USD, dari JPY0.0099/USD pada akhir TW3-16.
Korea dan rupee India juga terkena imbas hasil
12 CNY pada akhir TW4-16 melemah ke CNY0,1439/USD, dari CNY0,1501/USD pada akhir TW3-16. 13 MYR TW4-16 ditutup pada MYR0,2229/USD, dari MYR0,2423/ USD pada TW3-16.
23
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
pemilu AS dan peningkatan yield AS, meskipun tidak sedalam MYR. KRW melemah -3,33% (rata-rata) dan -8,78% (ptp), sedangkan INR
90
Indeks Jan 2013=100
105
TW4 80
terdepresiasi -0,73% (rata-rata) dan -2,07%
70
ptp .
60
14
Indeks Jan 2013=100
100 95 90
Berbeda dengan negara berkembang lainnya, rubel Rusia (RUB) justru terapresiasi pada TW4-16. RUB secara rata-rata menguat sebesar 2,57% dan lebih tinggi 2,20% dibanding posisi akhir TW3-16. Rusia yang merupakan salah satu produser minyak terbesar, menikmati imbas positif kenaikan
50 40 30
85 Apresiasi 80 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2016
2015 INR, lhs RUB, lhs
IDR,lhs CNY,rhs
MYR,lhs KRW,rhs
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.18 Nilai Tukar Negara Berkembang
harga minyak dengan dicapainya kesepakatan antara negara OPEC dan non-OPEC untuk membatasi produksi minyak. Selain itu, kedekatan hubungan Rusia dengan Donald Trump diperkirakan juga menjadi faktor yang mendorong apresiasi RUB di tengah tren pelemahan mata uang global pasca pemilu AS.
100
Indeks Jan 2013=100
Indeks Jan 2013=100
C. PASAR KOMODITAS Dinamika pergerakan harga komoditas global sangat bervariasi pada TW4-16. Harga minyak dan logam meningkat, sementara harga komoditas agrikultural –pertanian dan perkebunan– bergerak cukup variatif. Penguatan harga minyak disebabkan oleh
90
Tw4
kesepakatan OPEC untuk mengurangi produksi minyak global. Harga logam naik seiring
95
85
90
80
85
75
80
70
sebagai imbas apresiasi USD dan kenaikan
75
65
suku bunga. Harga komoditas perkebunan
60
juga cenderung turun sebagai dampak
70
Apresiasi
EUR,lhs JPY,rhs
GBP, lhs AUD, rhs
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2015
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.17 Nilai Tukar Negara Maju
peningkatan permintaan dari Tiongkok dan pengetatan suplai global. Harga emas berbalik turun karena permintaan investasi menurun,
peningkatan produksi kakao, meskipun harga kopi cenderung mixed. Harga minyak melonjak pada TW4-16 menyusul kesepakatan negara OPEC dan
14 Depresiasi INR juga dipengaruhi oleh kebijakan demonetisasi bank sentral India, meskipun tidak sesignifikan pengaruh spillover kenaikan FFR dan kebijakan Trump. Selain itu, Foreign Currency Non-Resident Deposit sebesar USD24 miliar juga jatuh tempo pada TW4-16 sehingga mendorong aliran dana asing keluar dari India.
24
non-OPEC untuk mengurangi produksi minyak
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
dunia sebanyak 1,8 juta barel per hari15. Harga minyak TW4-16 berbalik tumbuh positif dengan rata-rata sebesar 9,4% qtq (WTI) dan 9,3% (Brent). Secara point-to-point, harga minyak menguat sebanyak 11,4% (WTI) dan 16,1% (Brent). Harga minyak WTI dan Brent ditutup pada level USD53,72 dan USD55,41 per barel16. Namun demikian, rata-rata harga minyak sepanjang 2016 masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya17. World Bank memperkirakan tren kenaikan harga minyak
USD/barrel 120 WTI
110
TW4
Brent
100 90 80 70 60 50 40 30 20 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.20 Harga Minyak
akan terus berlanjut pada 2017 dengan ratarata mencapai USD55 per barel.
akibat ekspektasi investasi infrastruktur yang
Harga komoditas logam melanjutkan peningkatan pada TW4-16. Perbaikan ini didorong oleh penguatan permintaan global
lebih tinggi di AS, kebijakan stimulus kredit di Tiongkok, serta penurunan suplai logam dunia. Berdasarkan jenisnya, rata-rata harga timbal meningkat tertinggi, sebesar 14,3% (qtq), meskipun secara point to point turun sekitar
US$, 2010=100
5%. Dari rata-rata di bawah USD2,000/ton
150
TW4
130
melebihi USD2.500/ton pada November 2016,
110
sebelum ditutup di level USD2016,5/ton pada
Agrikultural 90
akhir 2016. Peningkatan harga tersebut dipicu oleh meningkatnya kebutuhan Tiongkok atas
Logam
70 50
baterai –salah satu end-product dari timbal–
Energi
seiring peningkatan penjualan otomotif dan
30 Jan-11
pada September 2016, harga timbal melonjak
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Jan-15
Jan-16
Jan-17
Keterangan: Data per Desember 2016 Sumber: World Bank
Grafik 1.19 Harga Komoditas
kebutuhan pemupukan cadangan baterai menjelang musim dingin. Tingginya permintaan dari Tiongkok juga mendorong peningkatan harga tembaga
15 Kesepakatan OPEC membatasi produksi minyak global menjadi 32,5 juta barel per hari, efektif 1 Januari 2017. Produksi negara OPEC diturunkan 1,2 juta barel per hari, sementara produksi negara non-OPEC turun 600 ribu barel per hari. Kesepakatan ini berlaku s.d. 30 Juni 2017, namun dapat diperpanjang jika diperlukan. 16 Pada akhir TW3-16, harga minyak WTI dan Brent ditutup pada USD48,24 dan USD47,71 per barel. 17 Rata-rata harga minyak 2016 = USD43,28 per barel; sementara harga rata-rata 2015 = USD48,70 per barel.
secara signifikan. Secara rata-rata harga tembaga meningkat sebesar 10,6% atau 13,8% secara point-to-point. Peningkatan harga yang mencapai dua digit tersebut merupakan yang pertama kali dalam lima tahun terakhir. Kenaikan permintaan Tiongkok
25
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
tersebut berasal dari sektor otomotif,
Harga komoditas pertanian dan
pembangkit tenaga listrik, dan konstruksi.
perkebunan TW4-16 juga bergerak variatif
Logam lainnya –zinc dan timah– kembali
dengan kecenderungan menurun. Tren
tumbuh positif sehingga menjadikannya terus
penurunan harga gandum sejak TW3-16
meningkat selama empat kuartal berturut-
terus berlanjut –karena perbaikan produksi
turut18. Peningkatan harga tersebut disebabkan
dan hasil panen yang memadai–, yaitu
oleh beberapa kendala pasokan, seperti
secara rata-rata menurun -6,6% qtq atau
penutupan tambang zinc utama di Australia,
-3,9% ptp. Peningkatan hasil panen dialami
Kanada, dan Irlandia; serta penurunan output
oleh hampir seluruh negara produsen dan
timah dari Indonesia –negara eksportir timah
eksportir gandum utama, yakni Australia,
terbesar– akibat tingginya curah hujan yang
Uni Eropa, Rusia, Ukraina, dan AS. Selain
menahan proses produksi dan distribusi.
gandum, perbaikan iklim produksi juga dialami
Di sisi lain, harga emas berbalik tumbuh menurun. Harga emas sepanjang TW4-16 terkoreksi sebesar -8,9% (rata-rata) atau -12,8% (ptp). Permintaan terhadap emas
komoditas beras pada sejumlah eksportir utama seperti Thailand dan Filipina, sehingga menekan harga beras turun sebesar -4,4% (rata-rata) atau -7,2% (ptp).
menurun akibat ekspektasi kenaikan suku
Di sisi lain, produksi minyak kelapa
bunga riil dan apresiasi USD . Permintaan
sawit dan kedelai mengalami penurunan
emas fisik juga melemah di India dan
dibanding triwulan sebelumnya. Kekeringan
Tiongkok –dua negara konsumen emas
yang terjadi sebagai imbas badai El-Nino
terbesar dunia. Permintaan dari India yang
tahun lalu menyebabkan penurunan pasokan
sebelumnya diperkirakan meningkat karena
minyak kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia,
musim perayaan dan pernikahan, justru
sehingga mendorong kenaikan harga sekitar
melemah akibat kebijakan demonetisasi
12,2% (rata-rata) atau 16,9% (ptp). Harga
bank sentral India20. Sementara penurunan
kedelai juga meningkat pada TW4-16 dengan
permintaan di Tiongkok lebih disebabkan
rata-rata sebesar 2,3% atau 4,0% (ptp), yang
beralihnya preferensi konsumen muda dari
disebabkan oleh meningkatnya permintaan
perhiasan emas ke barang berharga lainnya
dari Tiongkok dan penurunan produksi dari
dan pariwisata.
Latin Amerika yang disebabkan faktor cuaca
19
yang tidak menentu. 18 Kenaikan rata-rata zinc dan timah TW4-16 adalah 12,0% dan 11,3%, secara ptp sebesar 8,4% dan 5,5%. 19 Kenaikan suku bunga dan apresiasi USD memiliki implikasi negatif bagi harga emas, karena investor mencari aset yield-bearing yang lebih tinggi. 20 Pada November 2016, Reserve Bank of India melakukan penarikan uang kartal INR pecahan 500 dan 1000 dari sirkulasi dan menggantinya dengan uang baru sebagai upaya pemberantasan transaksi uang tunai ilegal dan penumpukan uang tunai, serta dalam rangka mengubah budaya menabung masyarakat dari aset fisik (seperti emas dan real estate) ke aset finansial.
26
Pergerakan harga kopi dan kakao di sepanjang TW4-16 relatif beragam. Harga kopi bergerak meningkat sebesar 2,2% (rata-rata), meskipun secara ptp turun sebesar -11,5%. Kenaikan harga kopi disebabkan penurunan produksi kopi robusta di Brazil, Indonesia, dan
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global
% Cocoa Coffee Palm Oil Rice Soybean Wheat Corn Tin Lead Nickel Zinc Copper Alumunium Gold Oil Price -WTI Oil Price - Brent -30,0
Tabel 1.2 Perubahan Harga Komoditas TW4-16 Komoditas
Rata- rata Point to Point -20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
Sumber: Bloomberg
Tembaga Zinc Timah Emas Gandum Beras Kelapa Sawit kedelai Kopi Kakao
Satuan USD/ton USD/ton USD/ton USD/ounce USD/bushel USD/kuintal MYR/ton USD/bushel USD/Pound USD/ton
Rata- Rata Harga Tw4 Tw3 5.296 4.790 2.528 2.258 20.681 18.583 1.335 1.216 448 419 11 10 2.632 2.952 990 1.012 151 154 2.916 2.461
Harga Penutup Tw4 Tw3 5.536 4.865 2.576 2.377 21.125 20.025 1.316 1.148 408 425 10 10 3.199 2.736 1.004 966 137 155 2.126 2.734
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.21 Perubahan Harga Komoditas TW4-16
Viet Nam, yang disebabkan oleh kegagalan
-15,6% atau -22,2% (ptp), sebagai akibat
panen. Sebaliknya, produksi kopi arabika
dari peningkatan output kakao secara cukup
justru meningkat sehingga menahan kenaikan
signifikan di Pantai Gading dan Ghana yang
harga kopi lebih jauh. Sementara itu, rata-rata
merupakan pemasok utama kakao di pasar
harga kakao pada TW4-16 menurun sebesar
dunia.
27
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Halaman ini sengaja dikosongkan
28
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
BA B
2 Perkembangan Ekonomi Individu Negara Proses pemulihan ekonomi AS terus berlanjut dan semakin memperoleh traksi yang didukung oleh perbaikan employment dan kebijakan moneter akomodatif. Pada TW4-16, AS berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,9% yoy, meningkat dari sebesar 1,7% pada TW3-16. Peningkatan pertumbuhan PDB dikontribusi oleh konsumsi swasta dan investasi. Sebaliknya, ekspor yang melemah berkontribusi negatif bagi pertumbuhan ekonomi AS. Kinerja ekonomi AS pada triwulan akhir 2016 juga diwarnai oleh proses pemilihan Presiden AS yang pada akhirnya dimenangkan oleh Donald Trump. Situasi politik yang sempat memanas dan diliputi ketidakpastian mendorong konsumen dan pelaku usaha mengambil sikap wait and see. Hal ini menjadikan pertumbuhan PDB TW4-16 berada di bawah ekspektasi sebesar 2,0%. Secara keseluruhan tahun 2016, pertumbuhan PDB AS tumbuh melambat ke 1,6%, turun cukup signifikan dibandingkan 2015 sebesar 2,6%. Pasar tenaga kerja secara umum telah mengalami perkembangan positif, ditandai dengan menurunnya angka pengangguran menjadi 4,7% pada Desember 2016. Namun demikian, pasar tenaga kerja masih menghadapi tantangan dari menurunnya tingkat partisipasi kerja, relatif rendahnya kenaikan upah dan fenomena meningkatnya tenaga kerja paruh waktu. Inflasi juga menjadi indikasi mulai bangkitnya perekonomian dengan bergerak meningkat mendekati target the Fed sebesar 2%. Inflasi Desember 2016 telah mencapai 2,1% yoy, sejalan dengan meningkatnya harga energi. Indikator personal consumption expenditure (PCE) core juga telah meningkat secara gradual dan mencapai 1,7% di Desember 2016. Perkembangan inflasi tersebut memperkuat ekspektasi bahwa the Fed akan segera menaikkan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) pada Maret 2017.
29
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Performa ekonomi AS yang kian positif menjadi pertimbangan the Fed untuk merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 menjadi 2,1% yoy, naik dari 2,0% pada proyeksi sebelumnya. PDB kemudian diprediksi akan tumbuh 2% pada 2018. Sementara IMF lebih optimis dan memprediksi ekonomi akan tumbuh sebesar 2,3% pada 2017, dan 2,5% pada 2018. Namun perkembangan ekonomi AS tersebut akan sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan Presiden Trump terutama terkait dengan kebijakan fiskal, perdagangan, imigrasi dan deregulasi peraturan di sektor keuangan. Selain itu, AS juga perlu mewaspadai risiko yang berasal dari eksternal antara lain pelemahan ekonomi Tiongkok, risiko geopolitik di Eropa, serta kemungkinan peningkatan hambatan perdagangan akibat tindakan retaliasi dari negara mitra.
2.1. Amerika Serikat Kinerja ekonomi AS pada TW4-16 kembali mengalami perbaikan sehingga menumbuhkan optimisme bahwa pemulihan ekonomi semakin solid. Pada TW4-16, AS berhasil membukukan pertumbuhan PDB sebesar 1,9% yoy1, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,7%. Meski meningkat, pertumbuhan PDB tersebut masih di bawah ekspektasi sebesar 2,0%2. Situasi politik dalam negeri menjelang berlangsungnya pemilihan Presiden AS (November 2016) yang sempat ‘memanas’ menjadikan konsumen dan pelaku bisnis di AS mengambil sikap wait and see sehingga aktivitas ekonomi tertahan yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Secara keseluruhan 2016, ekonomi AS hanya tumbuh 1,6%, menurun cukup signifikan dari 2,6% pada 2015.
Pertumbuhan ekonomi AS ditopang oleh konsumsi swasta – dengan pangsa 70% PDB- yang tumbuh sebesar 2,8% yoy pada TW4-16, relatif stabil dibanding triwulan sebelumnya. Konsumsi yang terus meningkat sejak awal tahun 2016 mendorong peningkatan aktivitas bisnis, termasuk investasi yang mulai meningkat untuk memenuhi permintaan konsumsi. Investasi hanya tumbuh 0,1% di TW4-16, namun pertumbuhan tersebut menjadi sangat berarti – dan memberikan andil pada peningkatan pertumbuhan PDB – oleh karena investasi mengalami kontraksi pada 3 triwulan sebelumnya3. Peningkatan investasi bahkan terjadi pada investasi nonresidensial (mesin dan alat produksi lainnya) sehingga meningkatkan kapasitas produksi di masa depan. Sementara, pengeluaran pemerintah meningkat tipis menjadi 0,5%, dari sebelumnya 0,4%. Di sisi lain, pengeluaran pemerintah dan
1
2
Namun secara SAAR, PDB AS justru menunjukkan perlambatan dan hanya tumbuh 1,9%, dari 3,5% di TW3 dan di bawah ekspektasi 2,1% (CF). Perlambatan diakibatkan oleh penurunan ekspor (faktor base effect) dan perlambatan konsumsi. Secara keseluruhan 2016, PDB (SAAR) relatif tetap yakni 1,9% yoy. Dalam Consensus Forecast edisi Januari 2017 para ekonom yang disurvei oleh Consensus Forecast memperkirakan PDB AS tumbuh sebesar 2,0% yoy pada TW4-16.
30
net ekspor masih mengalami tekanan sehingga berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan PDB. Kinerja ekspor yang melemah diakibatkan 3
Pertumbuhan investasi pada TW1-16 tercatat sebesar -0,7% yoy, TW2-16 (-2,9%) dan TW3-16 (-2,7%).
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% GDP
01/01/2020
01/01/2018
01/01/2016
01/01/2014
01/01/2012
01/01/2010
01/01/2008
tumbuh sebesar 0,6%.
01/01/2006
mencapai 2,5%, dari triwulan lalu yang hanya
01/01/2004
-8
01/01/2002
-6
meningkatnya pertumbuhan impor yang
01/01/2000
Pelemahan ekspor tersebut terjadi di tengah
01/01/1998
-4
01/01/1996
triwulan lalu yang tumbuh sebesar 2,0%.
01/01/1994
-2
01/01/1982
0
ekspor tumbuh melambat ke 1,5%, dari
01/01/1992
2
pada triwulan sebelumnya.4 Pada TW4-16,
01/01/1990
4
yang kembali normal setelah tumbuh signifikan
01/01/1988
produk, dan ekspor produk pertanian (kedelai)
01/01/1986
6
01/01/1984
oleh apresiasi USD yang mengikis daya saing
Sumber: IMF
Kinerja ekonomi AS yang perlahan
Grafik 2.2 Output Gap
mulai membaik juga tercermin pada semakin menyempitnya output gap - mengindikasikan
permintaan. Tekanan dari output gap yang
ekonomi AS semakin mendekati level
menyempit mulai tertransmisikan pada
potensialnya. Dengan investasi yang cenderung
tekanan inflasi yang meningkat semakin cepat
menurun sebelum TW4-16 dan employement
– sebelumnya inflasi juga telah meningkat
yang relatif stabil – pengangguran tidak lagi
secara gradual yang didorong oleh kenaikan
menurun dan partisipasi tenaga kerja tidak
harga minyak. Inflasi berpotensi meningkat
meningkat –, penyempitan output gap lebih
semakin pesat apabila tren positif permintaan
disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
domestik terus berlanjut, terlebih apabila
produksi untuk memenuhi peningkatan
pengeluaran pemerintah dan defisit fiskal juga meningkat.
% yoy
% yoy
30 20 1,9
10 0
6
Aktivitas belanja masyarakat yang
4
meningkat seiring datangnya musim liburan
2 0
GDP, rhs Kosumsi Swasta Pengeluaran Pemerintah Investasi Ekspor Impor
-10 -20 -30
-2
akhir tahun mendorong perbaikan aktivitas konsumsi AS pada triwulan akhir 2016. Rerata penjualan ritel pada TW4-16 tumbuh 4,1% yoy, naik signifikan dari triwulan
-4
lalu sebesar 2,6%. Peningkatan tersebut
-6
didorong kenaikan penjualan kendaraan,
Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.1 Pertumbuhan PDB (yoy)
furniture, dan bahan bangunan untuk recovery pembangunan tempat tinggal akibat badai Mathew yang melanda beberapa daerah di AS. Tren pembelian secara on line juga turut
4 Pada TW3-16, ekspor kedelai AS melonjak tajam akibat cuaca buruk di negara pesaing (Argentina dan Brazil) sehingga mengalami penurunan hasil panen.
mendongkrak penjualan ritel. Pada TW416, penjualan kendaraan kembali tumbuh
31
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
positif mencapai 1,0%, cukup signifikan jika
Indeks 120
dibandingkan triwulan lalu yang terkontraksi
110
-1,6%. Penjualan kendaraan tumbuh positif
100
untuk pertama kalinya pada Desember 2016,
90
setelah sejak Agustus 2016 selalu terkontraksi.
80
U. of Michigan Sentiment Confidence U. of Michigan Expectation Confidence U. of Michigan Current Confidence
70
Konsumsi swasta yang memiliki andil
60
cukup besar pada pertumbuhan diprediksi
50
akan terus membaik. Indeks kepercayaan
40
konsumen yang dirilis Universitas Michigan mengalami peningkatan menjadi 93,1
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.4 Kepercayaan Konsumen
pada TW4-16, dari 90,3 pada triwulan lalu. Optimisme konsumen terus meningkat pasca kemenangan Donald Trump. Masyarakat
industri pada TW4-16 masih mengalami
AS mengharapkan kebijakan Trump dapat
kontraksi sebesar -0,3% yoy (rata-rata),
memberi manfaat positif bagi ekonomi
kendati kontraksinya telah menyempit
domestik. Dalam kampanyenya, Trump
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
menjanjikan peningkatan belanja infrastruktur,
-1,0%. Meskipun secara rata-rata masih
penurunan pajak korporasi, dan deregulasi
kontraksi, produksi industri terus membaik dan
peraturan keuangan Dodd Franc Act yang
bahkan telah tumbuh positif di akhir TW4-16
dianggap menghambat penyaluran kredit
(Desember 2016). Produksi industri pada sektor
dan pembiayaan ekonomi, serta mengganti/
manufaktur mengalami sedikit perbaikan
memperbaiki program kesehatan Obamacare.
sejalan dengan meningkatnya pesanan barang.
Perbaikan
konsumsi
mulai
menggerakkan aktivitas produksi. Produksi % yoy
sektor utilites akibat berlangsungnya musim dingin5. Sementara itu, sektor pertambangan terpantau masih relatif stagnan. Aktivitas
% yoy
30
Peningkatan juga terjadi pada produksi di
9
produksi yang baru mulai bangkit belum
25
Penjualan Ritel, rhs
8
20
Penjualan Kendaraan, lhs
7
mendorong peningkatan utilisasi kapasitas
6
yang sepanjang TW4-16 stabil di sekitar 75%.
15 10 5
5
0
4
-5
3
-10
2
-15 -20 -25 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Dengan aktivitas produksi yang mulai bangkit, aktivitas bisnis ke depan diprediksi
1
akan terus mengalami perbaikan. Indeks
0
ISM manufaktur TW4-16 meningkat ke 53,3, lebih tinggi dibandingkan TW2-16
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.3 Penjualan Ritel dan Kendaraan
32
5
Musim dingin meningkatkan kebutuhan gas dan listrik.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
%
Indeks 83
10
81
5
65 60
79 77
0
75
-5
73 71
-10
69
-15
Produksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs
-20
55 50 45 40
67
35
65
30
1 3 6 9 12 3 6 9121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
ISM Manufacturing ISM Non-Manufacturing 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.5 Investasi
Grafik 2.6 Keyakinan Bisnis
sebesar 51,1. Peningkatan ISM manufaktur
saing ekspor. Defisit neraca perdagangan yang
antara lain dipengaruhi oleh perbaikan
cukup besar terutama dengan Tiongkok dan
produksi, employment dan pesanan baru.
Meksiko menjadi salah satu isu yang disoroti
ISM non manufaktur juga meningkat ke 55,8,
Presiden Trump. AS berencana mengenakan
dari sebelumnya sebesar 54,4. Perbaikan
tarif pajak impor yang cukup tinggi untuk
tersebut menunjukkan optimisme pelaku
menahan impor dari kedua negara tersebut.
bisnis bahwa rencana kebijakan Presiden Trump yang cenderung pro-growth akan dapat menggairahkan aktivitas ekonomi.
Penguatan dolar AS terhadap mata uang global tercermin pada rerata indeks DXY yang sepanjang TW-14 mencapai 99,87,
Nilai tukar yang cenderung apresiatif
dibandingkan rerata TW3-16 sebesar 95,78.
menahan kinerja eksternal negeri Paman Sam.
Indeks DXY juga secara konsisten berada di
Defisit neraca perdagangan pada TW4-16 kian melebar menjadi –USD132,7 miliar, dari
Miliar USD
% yoy
defisit –USD117,5 miliar pada triwulan lalu.
0
15
Kondisi tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
-10
10
impor yang meningkat lebih tinggi dibanding
-20
5
ekspor. Rata-rata pertumbuhan impor TW4-
-30
0
16 terakselerasi sebesar 2,8% yoy, tumbuh
-40
-5
cukup tinggi setelah terkontraksi -1,3% di triwulan sebelumnya. Sementara ekspor hanya tumbuh 1,8%, dari terkontraksi -0,2% di TW316. Akselerasi ekspor relatif tertahan akibat
-10
-50 Trade Balance, lhs
Exports, rhs
Imports, lhs -15
-60 3
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
penguatan nilai tukar USD terhadap mata uang negara lainnya sehingga menggerus daya
Grafik 2.7 Neraca Perdagangan
33
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Indeks
atas 100 setelah terpilihnya Presiden Trump
105
pada Pemilu November 2016. Selain didorong
100
eforia terpilihnya Presiden Trump, apresiasi
95
USD juga didorong oleh keputusan the Fed
90
menaikkan FFR pada FOMC meeting Desember
85
2016.
80
Kinerja sektor perumahan selama
75 Jan
May 2014
Sep
Jan
May 2015
Sep
Jan
May 2016
Sep
Jan 2017
Sumber: Bloomberg
triwulan akhir 2016 kembali bergerak mixed. Minat masyarakat untuk membeli rumah baru (new home) mengalami penurunan, sedangkan
Grafik 2.8 Pergerakan USD
Ribu unit
Ribu USD
650 600 550
340 New Home Sales (ribu unit), lhs 320
New Home Median Price, rhs
300
500 450
280
400
260
350
240
300 220
250 200
200 13 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Juta Unit
Ribu USD
% yoy 300
6,0
60 40
5,5 250 5,0
20 0
4,5
200 -20
4,0 150 Existing Home Sales (juta unit), lhs Existing Home Median Price, rhs
3,5 3,0
Sumber: Bloomberg
Housing Starts Building Permit
-60 100
13 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
-40
-80 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.9 Indikator Perumahan
34
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
pembelian rumah second (existing home) meningkat. Rata-rata penjualan rumah baru pada TW4-16 terkoreksi menjadi 568 ribu unit, setelah pada triwulan lalu berhasil terjual 583 ribu unit. Kenaikan harga rumah baru dan mulai meningkatnya suku bunga KPR –sejalan dengan kenaikan FFR di Desember 2016menjadi faktor yang menahan pembelian. Minat pembelian rumah begeser kepada rumah second (existing) sehingga rata-rata
% 7,0 5/1-Adjustable Rate Mortgage
6,5
15-Year Fixed Rate Mortgage
6,0
30-Year Fixed Rate Mortgage
5,5 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5
2,0 Feb-08 Feb-09 Feb-10 Feb-11 Feb-12 Feb-13 Feb-14 Feb-15 Feb-16 Feb-17 Sumber: Bloomberg
penjualan terakselerasi menjadi 5,6 juta unit
Grafik 2.10 Suku Bunga Kredit Perumahan
pada TW4-16, membaik dari 5,4 juta unit pada periode sebelumnya. Berbeda dengan
Kinerja sektor tenaga kerja secara
harga rumah baru, harga rumah second
umum menunjukkan tren perbaikan –bahkan
sedikit menurun sehingga menjadi faktor yang
mendekati kondisi full employment- meski
mendorong pembelian.
pada TW4-16 sedikit tertahan. Tingkat
Pembangunan rumah baru (housing start) sepanjang TW4-16 secara ratarata mencapai 1.216 ribu unit per bulan, meningkat dari 1.144 ribu unit pada TW316. Meningkatnya aktivitas pembangunan rumah baru ini dipengaruhi oleh faktor cuaca yang cukup kondusif untuk melaksanakan pembangunan. Kinerja sektor perumahan ke depan diperkirakan akan semakin membaik, sejalan dengan peningkatan permintaan ijin pendirian rumah (building permit) menjadi 1.233,3 ribu unit (rata-rata bulanan) pada TW4-16, dari 1.173,7 ribu unit di triwulan sebelumnya. Minat untuk memiliki rumah oleh penduduk AS kembali meningkat secara gradual sejalan dengan perbaikan pada sektor tenaga kerja –pengangguran turun dan upah
pengangguran 2016 menurun secara gradual hingga mencapai 4,7% pada Desember 2016, lebih baik dibandingkan September 2016 sebesar 5%. Namun kinerja tersebut belum diikuti perbaikan partisipasi kerja yang justru menurun ke 62,7%, dari posisi akhir September 62,9%. Hal ini merupakan imbas dari bertambahnya jumlah orang yang keluar dari pasar tenaga kerja (people not in labor force).6 Selain itu, rata-rata penyerapan tenaga kerja yang ditunjukkan oleh indikator Non Farm Payroll pada TW4-16 juga menurun menjadi hanya 148 ribu orang per bulan, dibandingkan penyerapan pada TW3-16 yang mencapai 238 ribu orang per bulan. Perbaikan upah juga berjalan lambat dan tumbuh stagnan sebesar 2,7% yoy selama dua kuartal terakhir 2016.
meningkat moderat-, serta suku bunga yang relatif masih rendah –meski sedikit meningkat karena kenaikan FFR.
6
People not in labor force Desember 2016 meningkat menjadi 95,1 juta orang, dari posisi September 2016 yaitu 94,2 juta.
35
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Kinerja pasar tenaga kerja AS secara
Ribu Orang 600
menyeluruh yang ditunjukkan oleh Labor
400
Market Condition Index7 mengindikasikan
200
penurunan aktivitas tenaga kerja. Selain itu,
0
kualitas perkembangan pasar tenaga kerja AS
-200
juga perlu dicermati mengingat jumlah pekerja
-400
part time cenderung meningkat –sementara jumlah pekerja full time cenderung menurun–
-600 -800
13 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
dan banyak pekerja yang direkrut tidak sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan.
Change in Non-farm Payrolls
-1000
Sumber: U.S. Bureau of Labor Statistics
Meningkatnya jumlah pekerja part time
Grafik 2.12 Non Farm Payroll
ditengarai karena perusahaan berusaha menghindari beban tanggungan asuransi
Trump ingin membatasi masuknya imigran
kesehatan bagi pegawai yang bekerja di atas
ilegal, menarik masuk investasi AS yang berada
30 jam per-minggu sebagaimana diatur dalam
di luar negeri, dan memaksa investor asing
program Obamacare.
mendirikan pabrik di AS jika ingin menjual
Isu ketersediaan lapangan kerja mendapat perhatian serius dari pemerintahan Trump, yang ingin membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi rakyat AS. Untuk itu, %
produknya di pasar domestik. Trump juga akan mengenakan pajak yang relatif tinggi bagi masuknya barang impor, terutama dari Tiongkok dan Mexico.
% yoy
%
67
12 Unemployment rate, rhs Labor force participation rates, lhs
66
10
4,0 Full Time Job
3,0
Part Time Job
2,0
65
8
64 6 63 4
62
1,0 0,0 -1,0 -2,0
61
2
60
0 13 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: U.S. Bureau of Labor Statistics
Grafik 2.11 Tingkat Pengangguran
7 Ditunjukkan oleh data Labor Market Condition Index yang beberapa kali di bawah threshold 0.
36
-3,0 -4,0 1 3
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.13 Part Time dan Full Time Job
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
USD
% yoy
% yoy 4,0
30
% yoy
7,0
30
3,5
25
3,0 20
2,5
20
5,0
10 3,0
2,0
15
1,5
10
1,0 5
0 1,0 -10 CPI Food & beverages Medical care Energy, rhs
-1,0
0,5 0,0
0
-3,0
-20 -30
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
13 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 123 6 9 12 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Avg hourly earnings (all employees) private nonfarm (USD)-lhs
Core CPI Housing Transportation, rhs
Sumber: Bloomberg
Avg hourly earnings (all employees) private nonfarm (% yoy)-rhs Sumber: Bloomberg
Grafik 2.14 Upah
Grafik 2.15 Inflasi
Dalam konteks perkembangan harga,
ditunjukkan oleh peningkatan PCE core yang
selama beberapa tahun terakhir, tekanan
mencapai 1,7% dan mulai mendekati target
inflasi AS berada pada level yang rendah
the Fed sebesar 2%.
sebagai imbas dari anjloknya harga energi. AS bahkan sempat mengalami deflasi pada semester pertama 2015 8. Namun, sejalan dengan mulai meningkatnya harga minyak, inflasi AS mulai meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan mencapai 2,1% pada Desember 2016, meningkat cukup signifikan dibandingkan akhir September 2016 yang
Harga minyak mulai bergerak naik pasca tercapainya kesepakatan diantara negara produsen dan eksportir minyak pada November 2016. Negara anggota OPEC menyepakati untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,2 miliar barel/hari secara kolektif. Sementara negara eksportir non
hanya sebesar 1,5%. Indikator konsumsi
USD/barrel
personal consumption expenditure (PCE) juga
140
meningkat ke 1,6% pada Desember 2016 (dari
120
1,2% di September 2016).
100
Satu hal yang menarik adalah
80
akselerasi kenaikan inflasi yang lebih tinggi
60
dibanding kenaikan harga minyak. Inflasi
40
yang terakselerasi tersebut juga didorong oleh meningkatnya konsumsi sebagaimana
WTI
Brent
20 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
8
Tekanan harga pada Januari dan Maret 2015 sebesar -0,1% yoy, selanjutnya kembali deflasi -0,2% di April 2015.
Grafik 2.16 Harga Minyak WTI dan Brent
37
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
OPEC9, termasuk Rusia, juga akan memangkas
investasi dari nilai pokok surat berharga Agency
produksi sebesar 558.000 barel/hari10. Sampai
Debt dan Agency MBS yang jatuh tempo ke
dengan Januari 2017, Saudi Arabia, Oman,
dalam Agency MBS, serta melanjutkan rollover
Qatar dan Angola telah dapat memenuhi
terhadap UST notes yang jatuh tempo.
kesepakatan pemangkasan produksi.
Keputusan the Fed dalam FOMC
Inflasi meningkat dengan cepat
meeting Desember 2016 tersebut kemudian
dan diiringi oleh penguatan konsumsi dan
dipertahankan pada FOMC 31 Januari-1
perbaikan di sektor ketenagakerjaan, menjadi
Februari 2017. Terkait penyesuaian FFR
pertimbangan the Fed yang memutuskan
ke depan, the Fed akan memperhatikan
menaikkan FFR sebesar 25 bps menjadi 0,5%-
realisasi dan ekspektasi kondisi ekonomi
0,75% dalam FOMC meeting tanggal 13-14
relatif terhadap target maximum employment
Desember 2016. Meski FFR dinaikkan, the
dan 2% inflation. The Fed diperkirakan akan
Fed menilai kebijakan moneter masih cukup
menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada
akomodatif dan dapat mendorong penguatan
tahun 2017 menjadi 1,5% -sesuai dengan dot
pasar tenaga kerja dan inflasi menuju target
plot hasil survei kepada FOMC member. Dalam
2%. Untuk menjaga agar tetap akomodatif
jangka panjang, FFR diprediksi akan meningkat
the Fed tetap mempertahankan kebijakan re-
lebih tinggi yaitu mencapai 3,0%.
Which Countries Reached Their Output Target in January? Four of 21 countries inolved reached their target Production reached target
Production did not reach target
Non-OPEC nation
Note : OPEC members Iran, Libya and Nigeria are allowed to boost output
Gambar 2.1 Pemenuhan Pemangkasan Produksi Minyak
9
Negara non OPEC yang juga memangkas produksi minyak adalah Rusia, Mexico, Azerbaijan, Malaysia, Oman, Eq. Guinea, Bahrain, Brunei, Sudan. 10 Kesepakatan memangkas produksi minyak akan dilakukan hingga Juni 2017.
38
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Persen
% 0,80
5,0
0,75
Fed Fund Rate
4,5
0,70
4,0 3,5
0,60
3,0
0,50
0,50
2,5 2,0
0,40
1,5 1,0
0,30
0,5 0,0
0,20 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 121 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
2016
2017
2018
2019
Longer run
Sumber: the Fed
Sumber: the Fed
Grafik 2.17 Suku Bunga the Fed
Grafik 2.18 Dot Plot Estimasi FFR
K ine r ja f isk a l AS p a d a T W 4 -1 6
ekonominya. Ekonomi AS pada 2017
mengalami pelemahan dengan defisit yang
diprediksi akan tumbuh sebesar 2,1% (median)
semakin melebar menjadi -USD208 miliar,
-meningkat dari prediksi September 2016
setelah pada triwulan sebelumnya defisit
sebesar 2,0%- dan mempertahankan estimasi
-USD187 miliar. Namun rasio defisit fiskal
pertumbuhan PDB 2018 dan 2019 masing-
terhadap PDB terindikasi sedikit membaik
masing sebesar 2% dan 1,9%. Di sisi lain, the
menjadi -2,8% PDB, dari triwulan lalu -2,9%
Fed masih mempertahankan proyeksi inflasi
PDB. Level utang pemerintah terus mengalami
(PCE) pada 2017 dan 2018 masing-masing
peningkatan dan pada Desember 2016 telah
sebesar 1,9% dan 2,0%.
mencapai USD19.977 miliar . 11
IMF memandang ekonomi AS lebih
Perbaikan perkembangan ekonomi AS
optimis dibandingkan the Fed. Dalam WEO
pada semester kedua 2016 mendorong the
Januari 2017, IMF memperkirakan PDB AS akan
Fed merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan
tumbuh sebesar 2,3% pada 2017 dan berlanjut
Tabel 2.1 Defisit Anggaran dan Utang AS Indikator Defisit (Miliar USD) Defisit/PDB (%)
2014
2015
2016
III -117
IV -177
I -263
II 123
III -123
IV -216
I -245
II 60
III -187
IV -208
-2,8
-2,8
-2,9
-2,4
-2,4
-2,6
-2,5
-2,5
-2,9
-2,8
Hutang Negara (Miliar USD)
17.824 18.141 18.152 18.152 18.151 18.922 19.265 19.382 19.573 19.977
Hutang/PDB (%)
101,5
102,5
102,1
100,9
100,0
103,8
105,4
105,0
104,8
106,8
Sumber: U.S. Bureau of Economic Analysis, Bloomberg
11 Level utang pemerintah ini hampir menyentuh Debt Ceiling yang dahulu ditetapkan sebesar USD20.100 miliar. Dengan mencermati perkembangan utang pemerintah tersebut, banyak pihak yang memperkirakan bahwa debt ceiling akan terlampaui pada Februari atau Maret 2017.
39
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
ke 2,5% di 2018. Kebijakan Presiden Trump
Kebijakan ini di satu sisi diperkirakan dapat
untuk mendorong pertumbuhan melalui
menggairahkan sektor keuangan dan
stimulus fiskal –investasi infrastruktur dan
meningkatkan pembiayaan, namun di sisi
penurunan pajak korporasi- diperkirakan dapat
lain dikhawatirkan mengesampingkan aspek
berimplikasi positif pada ekonomi AS ke depan.
kehati-hatian pada industri keuangan.
Arah perkembangan ekonomi AS ke
Upaya Trump untuk memberikan
depan akan ditentukan oleh serangkaian
stimulus fiskal dengan membiayai proyek
kebijakan Presiden Trump. Kebijakan trade
infrastruktur dan militer dapat bermanfaat
protection berupa menaikkan pajak impor
positif bagi ekonomi AS. Namun implementasi
dapat menghambat aliran barang modal
melalui skema public private partnership (PPP)
impor ke AS. Akibatnya AS akan mengalami
diperkirakan memerlukan waktu yang lebih
kelangkaan barang impor dan memicu
lama sehingga baru dapat terealisasi pada
peningkatan harga (inflasi), serta berpotensi
tahun 2018. Kebijakan Trump yang seringkali
menimbulkan tindakan retaliasi dari negara
di luar dugaan juga menjadi faktor risiko
mitra. Kebijakan pembatasan imigran illegal di
tersendiri dan menimbulkan uncertainty.
satu sisi berpotensi meningkatkan penyerapan
Executive order mengenai pembatasan imigran
tenaga kerja AS, namun di sisi lain AS akan
ilegal, melarang penduduk dari tujuh negara
kehilangan kesempatan untuk memperoleh
Islam, dan moratorium penerimaan pengungsi
tenaga kerja murah. Deportasi imigran
banyak ditentang oleh masyarakat dan pejabat
illegal juga akan menurunkan output di
pemerintahan di AS. Selain itu, AS juga perlu
sektor pertanian, konstruksi, leisure dan
mewaspadai risiko yang berasal dari eksternal
hospitality, serta manufaktur yang banyak
antara lain perlambatan ekonomi Tiongkok,
menggunakan tenaga kerja ilegal. Trump juga
risiko geopolitik di Eropa, dan kemungkinan
berencana melakukan deregulasi ketentuan
peningkatan hambatan perdagangan akibat
di sektor keuangan (Dodd-Franc Act) yang
tindakan retaliasi dari negara mitra.
dianggap terlalu membebani sektor keuangan. Tabel 2.2 Poyeksi the Fed dalam FOMC Desember 2016 Indikator (Median)
2017
2018
2019
PDB Riil (% yoy)
1,9
2,1
2,0
1,9
1,8
Estimasi Sep 2016
1,8
2,0
2,0
1,8
1,8
Inflasi PCE (% yoy)
1,5
1,9
2,0
2,0
2,0
Estimasi Sep 2016
1,3
1,9
2,0
2,0
2,0
Inflasi Core-PCE (% yoy)
1,7
1,8
2,0
2,0
Estimasi Sep 2016
1,7
1,8
2,0
2,0
Longer run
Tingkat Pengangguran (%)
4,7
4,5
4,5
4,5
4,8
Estimasi Sep 2016
4,8
4,6
4,5
4,6
4,8
FFR
0,6
1,4
2,1
2,9
3,0
Estimasi Sep 2016
0,6
1,1
1,9
2,6
2,9
Sumber: The fed
40
Des-16 2016
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Di tengah ketidakpastian kebijakan
2.2. Kawasan Euro Proses pemulihan ekonomi di Kawasan Euro berlangsung dengan laju pertumbuhan yang tertahan. PDB TW4-16 tumbuh sebesar 1,7% yoy, lebih rendah dibandingkan TW316 yang mencapai 1,8%. Tertahannya kinerja ekonomi Kawasan Euro dipengaruhi oleh investasi yang menurun terdampak sentimen negatif ketidakpastian negosiasi Brexit dan gejolak politik menjelang pemilu di Belanda, Perancis dan Jerman. Selain itu, aktivitas konsumsi juga bergerak stagnan akibat kenaikan harga minyak. Di antara empat negara inti, hanya Perancis yang tumbuh meningkat ke 1,1%, dari 0,9% pada TW3-16. Perekonomian Jerman dan Italia masing-masing tertahan pada level 1,7% dan 1,1%. Sedangkan Spanyol tumbuh melambat menjadi 3,0% dari triwulan lalu sebesar 3,2%.
ekonomi AS dan situasi politik dalam negeri, prospek ekonomi Kawasan Euro diyakini masih dapat tumbuh positif. ECB memperkirakan ekonomi Kawasan Euro pada 2017 akan tumbuh 1,7% –lebih tinggi dari estimasi sebelumnya– namun sedikit menurun menjadi 1,6% pada 2018. Pada 2018, Kawasan Euro diprediksi akan mengalami tekanan eksternal akibat proses negosiasi Brexit dan ketidakpastian kebijakan AS. IMF juga merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan 2017 menjadi 1,6% (dari 1,5%) dan tumbuh stabil pada 2018. Dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Kawasan Euro menghadapi sejumlah tantangan. Proses negosiasi UK dari Uni Eropa masih menjadi kekhawatiran, meskipun sudah sedikit terjawab pada Januari 2017 saat PM May memaparkan kejelasan rencana negosiasi dan stance tegas UK
Tekanan inflasi Kawasan Euro semakin
keluar dari pasar tunggal Uni Eropa. Brexit
mendekati sasaran ECB. Rata-rata inflasi pada
meningkatkan popularitas anti-EU dan partai
TW4-16 mencapai 0,7%, naik dari triwulan
politik yang mendukung isu tersebut. Kondisi
sebelumnya yaitu 0,3%, didorong kenaikan
ini menimbulkan kekhawatiran disintregrasi
harga minyak dan pelemahan nilai tukar EUR.
Uni Eropa mengingat pada 2017 akan
Tekanan inflasi pada Januari 2017 bahkan
diselenggarakan pemilu di Jerman, Perancis,
mencapai 1,8%. Dalam konteks kebijakan
dan Belanda. Terpilihnya Donald Trump
moneter, ECB masih mempertahankan stance
sebagai presiden AS juga menimbulkan
akomodatif dengan terus menjaga suku bunga
ketidakpastian dampak spillover negatif dari
di level yang rendah dan memperpanjang Asset
sisi ekonomi dan politik.
Purchase Program (APP) hingga Desember 2017 –meski jumlah pembelian diturunkan menjadi EUR60 miliar dari sebelumnya EUR80 miliar.
Ekonomi Kawasan Euro tumbuh dengan akselerasi yang lebih lambat. PDB Kawasan Euro TW4-16 terdeselerasi menjadi 1,7% yoy, setelah tumbuh 1,8% pada
41
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
TW3-16. Perlambatan ekonomi dipengaruhi
cukup signifikan menjadi 3,3% dari 2,6% pada
oleh tertahannya aktivitas investasi akibat
TW3-1617, juga diikuti oleh kinerja positif impor
ketidakpastian negosiasi Brexit serta gejolak
yang tumbuh meningkat ke 3,2%, dari 2,8%
politik menjelang pelaksanaan pemilu di
pada triwulan lalu18.
12
beberapa negara Kawasan Euro pada 2017. 13
Investasi pada TW4-16 tumbuh melambat menjadi 1,5%, lebih rendah dibandingkan TW3-16 sebesar 2,3%14. Faktor lain seperti tren peningkatan harga minyak –yang mendorong kenaikan inflasi sehingga mengurangi daya beli konsumen– juga menahan konsumsi sehingga tumbuh stagnan pada level 1,8% yoy15. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah juga tertahan pada 1,6%16. Kendati demikian, Kawasan Euro memperoleh dorongan dari perbaikan ekspor sejalan dengan tren depresiasi EUR terhadap USD. Ekspor tumbuh
Pertumbuhan negara inti Kawasan Euro bervariasi, dengan Perancis mencatat kenaikan pertumbuhan, Jerman dan Italia tumbuh tetap, namun Spanyol bergerak melambat. PDB Perancis pada TW4-16 tumbuh meningkat ke level 1,1% yoy, setelah sebelumnya terkontraksi ke 0,9% pada TW316. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan perbaikan perdagangan. Ekspor tumbuh meningkat di tengah pertumbuhan impor yang termoderasi sehingga net ekspor berkontribusi
% yoy
% yoy 3
% yoy
20
Kawasan Euro Jerman Perancis
7,0
2
1,7 1,6 1,8 1,7
15 5,0
10 1 5 0 GDP, lhs Household, rhs Government, rhs Gross Fixed Capital Formation, rhs
-1
-2
Exports, rhs Imports, rhs 12 per. Mov. Avg. (GDP, lhs)
3,0 1,0
0
-1,0
-5
-3,0
-10
-5,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : Bloomberg
Italia Spanyol
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 Sumber : Bloomberg
Grafik 2.19 Pertumbuhan PDB
Grafik 2.20 Pertumbuhan PDB Beberapa Negara Kawasan Euro
12 Brexit adalah istilah keluarnya Inggris dari Uni Eropa. 13 Pada 2017, terdapat pelaksanaan pemilu di tiga negara besar Eropa, yaitu Belanda pada 15 Maret 2017, Perancis pada 23 April 2017, dan Jerman pada 24 September 2017. 14 Investasi TW4-16 berkontribusi 0,3% terhadap PDB, lebih rendah dibandingkan TW3-16 sebesar 0,5%. 15 Konsumsi TW4-16 berkontribusi 1,0% terhadap PDB, sama dengan TW3-16. 16 Pengeluaran pemerintah TW4-16 berkontribusi 0,3% terhadap PDB, sama dengan TW3-16.
17 Ekspor TW4-16 berkontribusi 1,5% terhadap PDB, meningkat dari 1,2% pada TW3-16. 18 Impor TW4-16 berkontribusi -1,3% terhadap PDB, turun dari -1,2% pada TW3-16.
42
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
positif terhadap ekonomi Perancis. Sebaliknya,
tumbuh cukup signifikan. Namun, belanja
investasi relatif masih lemah akibat sentimen
konsumen mengalami perlambatan meskipun
pelaku pasar yang belum sepenuhnya pulih
keyakinan konsumen sedikit memulih. Kinerja
karena beberapa aksi teror yang terjadi
perdagangan juga menahan pertumbuhan
sepanjang 2016.
karena impor yang tumbuh lebih tinggi
Jerman, yang merupakan kekuatan
dibandingkan ekspor.
ekonomi terbesar di kawasan, tumbuh
Berbeda dengan negara inti lainnya
stagnan. PDB Jerman TW4-16 tumbuh sebesar
yang tumbuh stagnan, perekonomian Spanyol
1,7% yoy, sama dengan triwulan sebelumnya.
tumbuh melambat pada TW4-16. Spanyol
Tertahannya laju ekonomi disebabkan oleh
membukukan pertumbuhan PDB sebesar
investasi yang semakin menurun sejak awal
3,0% yoy, lebih rendah dibandingkan TW3-
2016. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah
16 sebesar 3,2%, namun masih lebih tinggi
juga semakin melambat. Namun demikian,
dibandingkan negara inti lainnya. Faktor
konsumsi Jerman tetap robust dan menopang
pemicu perlambatan adalah turunnya belanja
pertumbuhan ekonomi dengan pangsa sebesar
pemerintah sejalan dengan upaya pemerintah
55% dari PDB. Kinerja perdagangan juga relatif
untuk menurunkan pengeluaran guna menjaga
membaik dimana kinerja ekspor dan impor
defisit fiskal. Investasi juga tumbuh melambat
terakselerasi cukup tinggi.
pada triwulan laporan. Konsumsi –penopang
Italia juga tumbuh stagnan pada TW4-16 sebesar 1,1% yoy. Pertumbuhan tersebut lebih lemah dari yang diharapkan tetapi menunjukkan ketahanan Italia dalam menghadapi ketidakpastian politik 19 dan kondisi perbankan yang belum pulih.
ekonomi Spanyol 20 – tumbuh stabil dan terbantu oleh pemulihan pada pasar tenaga kerja. Selain itu, ekspor Spanyol juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan impor sehingga dapat menahan perlambatan ekonomi lebih jauh.
Investasi tumbuh meningkat, sejalan dengan
Konsumsi rumah tangga Kawasan
perbaikan rata-rata produksi industri selama
Euro21 memberikan kontribusi positif terhadap
TW4-16, didorong oleh kenaikan produksi
pertumbuhan PDB. Rata-rata penjualan ritel
energi di tengah investasi barang modal
selama TW4-16 mencapai 2,3% yoy, lebih
yang masih lambat. Ekonomi Italia juga
tinggi dari triwulan sebelumnya (1,4%).
terbantu oleh pengeluaran pemerintah yang
Kendati lebih baik, penjualan ritel pada TW4-16 bergerak dalam tren menurun 22.
19 Gejolak politik dipicu oleh referendum konstitusi yang diajukan oleh PM Renzi, yang ditujukan untuk membatasi kewenangan senat melalui perubahan susunan senat di parlemen dan tata kelola pemerintahan. Pengambilan suara telah dilaksanakan pada 4 Desember 2016, dengan hasil mayoritas masyarakat menolak referendum tersebut. Sebagai konsekuensi, PM Renzi mengajukan pengunduran diri sehari setelahnya dan digantikan oleh Paolo Gentiloni.
Moderasi penjualan ritel tersebut sebagian
20 Pangsa konsumsi sebesar 58% dari PDB Spanyol. 21 Pangsa konsumsi sebesar 55% dari PDB Kawasan Euro. 22 Penjualan ritel Okt-2016: 3,3%, Nov-2016: 2,5%, Des-2016: 1,1%.
43
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
besar disebabkan oleh ketidakpastian yang tinggi akibat referendum Inggris, serangan teror, kenaikan harga minyak, dan pelemahan disposable income.
% yoy
%
15
1
10
0,5
5
0
0 -0,5
Kepercayaan konsumen terhadap
-5
prospek konsumsi ke depan turut menguat.
-10
Survei kepercayaan konsumen secara rata-rata
-15
mengalami penyempitan kontraksi menjadi
-20
-6,4%, dari sebelumnya -8,2% pada TW316. Konsumen memiliki ekspektasi bahwa
-1 Produksi Industri, lhs Industrial Confidence, lhs Business Climate Indicators, rhs
-1,5 -2
Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Bloomberg
daya serap tenaga kerja akan menguat
Grafik 2.22 Indikator Investasi
seiring dengan tren tingkat pengangguran yang semakin membaik, sehingga mampu
1,1%. Namun jika ditelaah lebih lanjut,
mendukung belanja konsumen yang lebih
pola pergerakan produksi industri cukup
tinggi. Neraca keuangan rumah tangga
volatile selama triwulan laporan, dipicu
juga diharapkan membaik, sebagaimana
oleh masih tingginya ketidakpastian politik
diindikasikan dari penurunan rasio utang
di Eropa. Komponen capital goods –yang
terhadap penerimaan rumah tangga.
mencerminkan investasi bisnis jangka panjang–
Aktivitas investasi TW4-16 melambat seiring dengan iklim investasi yang belum sepenuhnya pulih. Rata-rata produksi industri TW4-16 tumbuh sebesar 2,0% yoy, lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu sebesar
meningkat secara rata-rata dari TW3-16, namun mengalami penurunan pada Desember 2016 karena terhambatnya produksi Jerman akibat kondisi cuaca dan libur panjang para pekerja.
% yoy
% yoy 4
% 25
13
20
3
15
2
10
1
5 0
0
-5
-1
-10 Penjualan Ritel. lhs Retail Trade Confidence, rhs Cons. Confidence, rhs New Passenger Vehicle Sales, rhs
-2 -3
Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.21 Indikator Konsumsi
44
11 10 9
-15 -20
8
-25 -30
-4
12
Unemployment Rate 7 Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.23 Angka Pengangguran
2016
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Sejalan dengan produksi industri,
%
sentimen bisnis ke depan terindikasi lebih
10
optimis. PMI Komposit TW4-16 berbalik
5
meningkat –sekaligus mengakhiri tren
0
penurunan sentimen bisnis sejak awal TW4-16, PMI komposit terpantau dalam
-20
Perbaikan persepsi bisnis dipengaruhi oleh ekspansi di kedua sektor manufaktur dan
105
100
-5
-15
Desember 2016 –tertinggi sejak Mei 2011.
110
-10
tahun– dan mencapai level 53,9. Selama tren meningkat dan mencapai 54,4 pada
Indeks
15
95 Industrial Confidence, lhs Services Confidence, lhs Consumer Confidence, lhs Economic Sentiment Indicator, rhs
-25 -30
90
85 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2014 2015 2016
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.25 Indikator Keyakinan Ekonomi
jasa, meskipun lebih didominasi oleh sektor manufaktur23. Perkembangan positif tersebut
negara inti cenderung bervariasi, dimana
ditopang oleh peningkatan pembukaan
Jerman dan Italia membaik sementara Perancis
bisnis baru, kenaikan permintaan ekspor dan
dan Spanyol menurun, meskipun hanya dalam
jasa pariwisata karena depresiasi EUR, serta
skala kecil24.
perbaikan sektor ketenagakerjaan. Sentimen bisnis pada keempat negara inti bergerak searah dengan rata-rata menguat, yang disertai pula oleh perbaikan di sektor manufaktur. Di sisi sektor jasa, pergerakan pada keempat
Data perdagangan menunjukkan perbaikan ekspor dan impor. Pada TW4-16, ekspor tumbuh signifikan menjadi 2,4%, dari 0,4% pada triwulan sebelumnya. Perbaikan ini didorong oleh tren depresiasi mata uang EUR sehingga meningkatkan daya saing produk ekspor. Impor juga membaik dan
Indeks 56
berhasil keluar dari zona kontraksi yang
55
berlangsung sejak awal tahun dengan rata-rata
54 53 52
mencapai 2,0%, dari -1,9% pada TW3-16.
51
Dengan pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi
50
dibandingkan impor, maka surplus neraca
49 48
PMI Manufacturing PMI Services PMI Services
47 46 Mar
Jun Sep 2014
Des
Mar
Jun Sep 2015
Des
Mar
Jun Sep 2016
Des
perdagangan TW4-16 meningkat menjadi EUR73,4 miliar, dari sebelumnya sebesar EUR68,3 miliar.
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.24 Indikator PMI 23 PMI Manufaktur TW4-16 membaik menjadi 54,0 dari 52,1 (TW3-16), naik lebih tinggi dibandingkan PMI Jasa TW4-16 yang meningkat ke 53,4 dari 52,6.
24 Jerman TW4-16: PMI Komposit (55,1 dari 53,8), Manufaktur (55,0 dari 53,9), Jasa (54,5 dari 52,3). Perancis TW4-16: PMI Komposit (52,0 dari 51,6), Manufaktur (52,3 dari 48,9), Jasa (51,97 dari 52,03). Italia TW4-16: PMI Komposit (52,5 dari 51,7), Manufaktur (52,1 dari 50,7), Jasa (52,2 dari 51,7). Spanyol TW4-16: PMI Komposit (55,0 dari 54,2), Manufaktur (54,4 dari 51,4), Jasa (54,90 dari 54,93).
45
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Surplus neraca transaksi berjalan berbalik meningkat pada TW4-16. Current
Miliar EUR 60 50
account surplus selama TW4-16 mencapai
40
EUR95,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan
30
TW3-16 sebesar EUR88,9 miliar. Peningkatan
20
ini dipicu oleh neraca pendapatan primer
10
yang naik tajam dari EUR8,8 miliar menjadi EUR23,8 miliar, khususnya pada November yang mencapai surplus tertinggi. Neraca pendapatan sekunder juga mengikuti tren perbaikan, dengan kontraksi yang perlahan menurun dan secara umum lebih baik dari TW3-16. Nilai tukar EUR yang cenderung melemah mendorong pelunasan piutang dan investasi dari eksternal, sehingga surplus neraca berjalan meningkat.
Barang Secondary Income
Jasa Current Account
Primary Income
0 -10 -20 Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber : Bloomberg
Grafik 2.27 Neraca Transaksi Berjalan
0,2%, dari sebelumnya terdeflasi -5,1%. Harga jasa juga meningkat meskipun tidak signifikan, sementara rata-rata harga barang sedikit menurun. Namun demikian, inflasi inti
Tingkat harga di Kawasan Euro tumbuh
masih tetap pada level 0,83%, tidak berubah
positif dan semakin mendekati sasaran
dibandingkan TW3-16. Berdasarkan data
inflasi sebesar 2% yoy. Rata-rata inflasi
terakhir, inflasi headline melonjak ke level
pada TW4-16 mencapai 0,7%, lebih tinggi
1,8% yoy pada Januari 2017 dari 1,1% pada
dibandingkan rata-rata triwulan sebelumnya
Desember 2016, yang juga dikontribusi oleh
yaitu 0,3%. Peningkatan ini dikontribusi oleh
peningkatan harga energi.
tren akseleratif harga minyak dunia yang memicu kenaikan tajam harga energi menjadi % yoy
inflasi tertinggi pada TW4-16 terjadi di Jerman
EUR bn
35,0
35
yang naik menjadi 1,1%, dari triwulan
30
sebelumnya sebesar 0,5%. Inflasi Perancis
25
25,0
20 15
15,0
10 5
5,0
-5,0
Trade Balance, rhs Exports, rhs Imports, rhs
-15,0 Feb
Apr
Jun Ags 2015
Okt
Des
Feb
Apr
Jun Ags 2016
Okt
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.26 Neraca Perdagangan
46
Des
Tren kenaikan harga terjadi merata di empat negara inti Kawasan Euro. Peningkatan
juga meningkat tipis menjadi 0,5% (dari sebelumnya 0,3%). Italia dan Spanyol berhasil keluar dari zona deflasi. Inflasi Italia meningkat
0
menjadi 0,1% pada TW4-16 (dari -0,03% di
-5 -10
TW3-16), dan Spanyol naik menjadi 1,0% (dari
-15
-0,2% di TW3-16). Sejalan dengan itu, indeks harga produsen Kawasan Euro juga berhasil
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
% yoy
% yoy 6
20
4
15
2
10
2
0
5
1,5
-2
0
-4
-5
-6
-10
-8
-15
-10
-20
4 Inflasi Inti, lhs Services, lhs
Inflasi, lhs Food, lhs Energy, rhs
3,5 3 2,5
1 0,5 0 -0,5 -1
% yoy 6 Durable Consumer Goods Capital Goods Energy
Nondurable Consumer Goods Intermediate Goods PPI, rhs
4 2 0 -2 -4 -6
Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012 2013 2014 2015 2016
Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2013 2014 2015 2016
Sumber : Bloomberg
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.28 Inflasi Kawasan Euro
Grafik 2.30 Producer Price Index
keluar dari tekanan deflasi akibat kenaikan
meningkat dengan skala lebih kecil menjadi
harga energi. Rerata indeks harga produsen
2,1%, dari sebelumnya 2,0%. Pemulihan
pada TW4-16 sebesar 0,4%, membaik dari
pertumbuhan kredit ini didukung oleh
sebelumnya -2,0%.
permintaan pinjaman bank yang meningkat,
Proses pemulihan intermediasi perbankan terus berlanjut secara bertahap. Penyaluran kredit kepada non financial corporations (NFCs) secara rata-rata tumbuh sebesar 1,8% yoy, lebih tinggi dibandingkan TW3-16 sebesar 1,4%. Sedangkan rata-rata pertumbuhan kredit kepada rumah tangga
serta penurunan suku bunga kredit perbankan yang cukup signifikan sejak 2014 sebagai dampak dari kebijakan moneter longgar ECB. Namun di sisi lain, pertumbuhan kredit masih menghadapi kendala dari konsolidasi neraca keuangan dan nonkeuangan perbankan yang terus berlanjut.
% yoy
% yoy
3,0
% yoy 4
3
Jerman Spanyol
Kawasan Euro Italia
2,5
Perancis
2
2,0
Loans to Non-financial Corporation, lhs Loans to Household, rhs
3,5 3
1
1,5 1,0 0,5
2,5
0
2
-1
1,5 1
-2
0,0
-0,5
-3
-0,5 -1,0
-4
-1,5
-5
3
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.29 Inflasi Negara Inti
6 9 2016
12
0 -0,5 -1 Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.31 Pertumbuhan Kredit Perbankan
47
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
EUR/USD
%
1,4
1,5 Refinancing Rate (0,00%)
1,25 1,3
Deposit Fadility (-0,4%)
1
Marginal leding Facility (0,25%)
0,75 0,5
1,2
0,25 0
1,1
-0,25
EUR 1 Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec 2013
2014
2015
2015
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.32 Nilai Tukar Euro
-0,5 Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.33 Suku Bunga ECB
Merespons ekonomi global yang
dari minimal dua tahun menjadi satu tahun;
diliputi ketidakpastian menjelang akhir 2016,
(ii) pembelian surat berharga dengan yield
ECB masih mempertahankan kebijakan
di bawah DF (-0,4%) diperbolehkan jika
moneter akomodatif. Pada Governing Council
diperlukan. Kedua perubahan ini hanya
Meeting 20 Oktober 2016, ECB memutuskan
berlaku bagi Public Sector Purchase Programme
untuk tidak melakukan perubahan terhadap
(PSPP)25. ECB menyatakan bahwa APP dapat
kebijakan moneter, baik konvensional maupun
diperpanjang kembali jika diperlukan, hingga
nonkonvensional. Namun tekanan eksternal
path inflasi sejalan dengan sasarannya.
yang meningkat pasca kemenangan Trump
ECB juga dapat menyesuaikan nilai dan
dan ekspektasi pasar yang kuat atas kenaikan
jangka waktunya apabila kondisi ekonomi
FFR pada Desember 2016, ECB melakukan
memerlukannya.
penyesuaian pada kebijakan moneternya pada Governing Council Meeting 8 Desember 2016 –khususnya pada program pembelian aset. ECB mempertahankan program pembelian aset (Asset Purchase Program/APP) dengan nilai sebesar EUR80 miliar per bulan sampai dengan Maret 2017, dan memperpanjangnya sampai Desember 2017 dengan nilai yang lebih kecil (EUR60 miliar per bulan). Selain itu, ECB juga melakukan perubahan terhadap parameter obligasi yang tercakup dalam kriteria APP yaitu: (i) batasan remaining maturity surat berharga dikurangi
48
Kinerja fiskal pada TW3-16 relatif memburuk. Defisit fiskal TW3-16 mencapai -1,6% terhadap PDB (non-seasonally adjusted), lebih tinggi dibandingkan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar -0,9% PDB. 26 Total penerimaan pemerintah TW3-16 turun menjadi EUR1,20 triliun, dari sebelumnya EUR1,25 25 APP mencakup pembelian aset/obligasi dari publik maupun swasta untuk memitigasi risiko inflasi rendah yang berkepanjangan. APP terdiri dari: Third Covered Bond Purchase Programme (CBPP3), Asset-Backed Securities Purchase Programme (ABSPP), Public Sector Purchase Programme (PSPP), dan Corporate Sector Purchase Programme (CSPP). 26 Namun defisit fiskal masih sedikit lebih baik dari TW3-15 yaitu -1,7%.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
triliun, diikuti oleh total pengeluaran yang juga
% GDP 80
% GDP Govt. Revenue
Govt. Exprnditure
Fiscal Balance (RHS)
0
turun menjadi EUR1,25 triliun, dari EUR1,28
70
triliun. Penerimaan yang turun lebih besar
60
dari pengeluaran tersebut berdampak pada
50
pelebaran defisit fiskal.
40
-2,5
30
-3
Meskipun defisit fiskal memburuk,
20
namun rasio utang pemerintah terhadap PDB
10
membaik. Utang pemerintah pada TW3-16
0
tercatat sebesar EUR9,6 triliun (90,1% dari PDB), turun tipis dari EUR9,7 triliun (91,2% PDB pada TW2-16).27 Berdasarkan negara,
-0,5 -1,6 -1 -1,5 -2
-3,5 -4 -4,5 -5 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.35 Rasio Defisit Fiskal Terhadap PDB
rasio utang terbesar pada TW3-16 terdapat di Yunani (176,9%), Portugal (133,4%) dan
2017 menjadi 1,7% dari estimasi sebelumnya
Italia (132,7%). Sementara negara dengan
sebesar 1,6% pada Governing Council Meeting
rasio utang terendah adalah Estonia (9,6%),
Desember 2016. Hal ini didasari ekspektasi
Luxembourg (21,5%), dan Bulgaria (28,7%).
bahwa permintaan domestik akan tetap
ECB memperkirakan perbaikan ekonomi Kawasan Euro akan berlanjut. ECB mempertahankan proyeksi pertumbuhan 2016 pada 1,7%, dan merevisi ke atas pertumbuhan
yang akomodatif dan perbaikan pada pasar tenaga kerja. Investasi –perumahan dan bisnis– diprediksi meningkat, sejalan dengan peningkatan disposable income, mortgage rate yang rendah, dan kepercayaan bisnis
% GDP
yang membaik. Sejalan dengan ECB, IMF
95 90
kuat didukung oleh kebijakan moneter
91,2
pada World Economic Outlook Januari 2017
85
mempertahankan proyeksi 2016 pada 1,7%,
80
dan menyesuaikan outlook 2017 menjadi
75
1,6% –lebih tinggi dari estimasi sebelumnya
70
1,5%. Revisi tersebut didorong oleh kinerja
65 EA19 Govt Debt 60 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.34 Rasio Utang Publik Terhadap PDB
ekonomi yang lebih baik pada paruh kedua 2016 dari prediksi sebelumnya. ECB merevisi ke atas proyeksi inflasi 2017. Laju inflasi diperkirakan meningkat drastis dari 0,2% di 2016, menjadi 1,3% pada 2017. Kenaikan proyeksi harga sangat
27 Utang pemerintah TW4-16 juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu (TW3-15) sebesar 91,5% PDB.
dipengaruhi oleh tren peningkatan harga minyak dunia. Core inflation diharapkan naik
49
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 2.3 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi Kawasan Euro ECB (Desember 2016) 2016 2017 2018
Estimasi GDP (% yoy) Estimasi Sebelumnya HICP (% yoy) Estimasi Sebelumnya
1,7 1,7 0,2 0,2
1,7 1,6 1,3 1,2
EC (Februari 2016) 2016 2017 2018
1,6 1,6 1,5 1,6
1,7 1,7 0,2 0,3
1,6 1,5 1,7 1,4
1,8 1,7 1,4 1,4
IMF (WEO Januari 2017) 2016 2017 2018 1,7 1,7 n.a 0,3
1,6 1,5 n.a 1,1
1,6 n.a n.a n.a
Ket. Estimasi sebelumnya: ECB (September 2016), EC (November 2016), IMF (WEO Oktober 2016)
secara bertahap di tengah perkembangan
negara untuk meningkatkan popularitas.
positif tenaga kerja dan tingkat upah. Selain
Apabila pemilu dimenangkan oleh kandidat
itu, inflasi juga diprediksi akan didukung
dengan aliran Euroskeptis, maka Kawasan
oleh peningkatan harga barang impor akibat
Euro akan menghadapi ancaman terjadinya
kenaikan harga minyak dunia.
disintegrasi Uni Eropa. Pembatasan imigran akan memberikan tekanan terhadap prospek
Di tengah proses pemulihan
pertumbuhan Kawasan Euro mengingat
pertumbuhan ekonomi, terdapat sejumlah
kehadiran imigran dengan low cost and low
tantangan yang harus dihadapi Kawasan
skill banyak membantu mengatasi isu aging
Euro pada 2017. Dari dalam negeri, terdapat
population di Eropa. Namun diantara ketiga
risiko politik sejalan dengan pelaksanaan
negara tersebut, Jerman memiliki risiko paling
pemilu di negara-negara utama yaitu
rendah karena memiliki stance kuat dalam
Jerman, Perancis, dan Belanda. Terdapat
mendukung kesatuan Uni Eropa.
tendensi aksi penolakan imigran di dataran Eropa sehingga meningkatkan popularitas
Dari sisi eksternal, ketidakpastian
anti-Euro (Euroskeptis), yang bahkan kian
kebijakan Presiden Donald Trump berpotensi
meningkat pasca aksi teror selama 2016.
memberikan dampak negatif pada Kawasan
Aksi teror kemudian dimanfaatkan dan
Euro. Skeptisme terbuka Trump terhadap
dikampanyekan oleh calon kandidat di ketiga
perdagangan internasional semakin
Tabel 2.4 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Kawasan Euro
Proyeksi IMF Realisasi CF Februari 2017 WEO Januari 2017 2015 2016 2017 2016 2017 2018 2016 2017 2018 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 1,7 1,6 1,6 1,7 1,6 1,5 1,8 2,0 1,9 2,0 1,7 1,6 1,8 1,7 1,3 1,4 1,4 1,4
Jerman
1,7
1,5
1,5
1,9
1,4
1,6
1,2
1,8
1,7
1,3
1,9
1,8
1,7
1,7
1,5
1,3
1,5
1,5
Perancis
1,3
1,3
1,6
1,1
1,3
1,4
1,3
1,2
1,1
1,2
1,2
1,1
0,9
1,1
0,9
1,3
1,4
1,4
Italia
0,9
0,7
0,8
0,9
0,8
0,9
0,4
0,6
0,6
0,9
1,0
0,9
1,1
1,1
0,6
0,8
0,8
0,9
Spanyol
3,2
2,3
2,1
3,2
2,4
2,1
2,7
3,1
3,4
3,6
3,4
3,4
3,2
3,0
2,6
2,4
2,2
2,2
Keterangan: Cetak miring biru merupakan angka proyeksi Consensus Forecast Februari 2017
50
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
menyangsikan keberlangsungan perjanjian
Tekanan inflasi terus meningkat
Transatlantic Trade and Investment Partnership
terdorong kenaikan harga minyak dan depresiasi
(TTIP). Dampaknya diperkirakan akan cukup
pound sterling. Dengan mempertimbangkan
besar karena ketergantungan Kawasan Euro
trade-off antara inflasi dan proyeksi ekonomi
yang cukup tinggi, terutama Jerman yang
ke depan yang diprediksi melemah, BoE
memiliki signifikansi hubungan ekspor, PMA,
mempertahankan stance kebijakan akomodatif
dan tenaga kerja yang besar dengan AS
selama TW4-16. Bank sentral mempertahankan
khususnya di sektor otomotif.
suku bunga kebijakan (Bank Rate) sebesar
Kebijakan stimulus fiskal AS diperkirakan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan Kawasan Euro dalam jangka pendek. Penguatan USD akan meningkatkan permintaan produk ekspor dari Kawasan Euro ke AS. Namun kinerja perdagangan Kawasan
0,25%, melanjutkan program pembelian aset yang terdiri dari pembelian obligasi perusahaan non-keuangan berperingkat investment-grade hingga GBP10 miliar, serta mempertahankan level stok pembelian obligasi pemerintah sebesar GBP435 miliar.
Euro berpotensi terkendala terutama jika AS
Dari sisi kebijakan fiskal, Pemerintah
keluar dari negosiasi TTIP. Selain itu, Trump
Inggris mengubah stance dengan tidak lagi
dengan retorika anti-imigran, berpotensi
menargetkan surplus di tahun anggaran
mendukung keputusan negara-negara di
2019/20. Pemerintah juga mengucurkan
Kawasan Euro untuk keluar dari keanggotaan
stimulus dengan fokus utama pembangunan
Uni Eropa.
infrastruktur perumahan, transportasi, telekomunikasi, serta penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan
2.3. Inggris
produktivitas perekonomian.
Ekonomi Inggris kembali melambat pada
Proses pemulihan ekonomi Inggris ke
TW4-16, atau dua kuartal pasca referendum
depan masih akan dibayangi oleh sejumlah
Brexit (23 Juni 2016). PDB pada TW4-16
faktor risiko. Dari dalam negeri, ketidakpastian
tumbuh sebesar 2,0% yoy, dari 2,2% pada
dalam proses negosiasi Brexit akan menahan
TW3-16 akibat menurunnya aktivitas sektor
ekspansi investasi, sementara konsumsi
perdagangan, meskipun nilai tukar pound
juga diprediksi menurun akibat tekanan
sterling dalam tren depresiasi. Sementara
inflasi yang meningkat dan laju kenaikan
kinerja konsumsi dan investasi mengalami
upah yang diperkirakan melambat. Adapun
perbaikan. Meningkatnya kinerja konsumsi
faktor eksternal yang perlu diwaspadai
dan investasi mendorong perbaikan di pasar
adalah ketidakpastian kebijakan ekonomi
ketenagakerjaan dengan tingkat penyerapan
Amerika di bawah kepemimpinan Trump,
tenaga kerja yang tinggi dan upah (weekly
rencana kenaikan suku bunga The Fed, serta
earnings) yang membaik.
faktor geopolitik terutama pemilu yang akan
51
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
berlangsung di beberapa negara Kawasan Euro (Perancis, Jerman, dan Belanda). Outlook perekonomian Inggris ke depan relatif beragam. Dengan perkembangan ekonomi terkini yang memperlihatkan resiliensi, BoE merevisi ke atas forecast PDB 2017 menjadi 2% yoy dari proyeksi semula (1,4%), dan selanjutnya akan melambat ke 1,6% pada 2018. Sementara, IMF meyakini
Kinerja ekonomi pada TW4-16 ditopang oleh tingkat konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah yang membaik, di tengah tertahannya aktivitas sektor perdagangan31. Konsumsi rumah tangga – kontributor utama PDB TW4-1632– tumbuh meningkat ke 3,2% yoy, dari 2,6% pada TW3-16, sejalan dengan perbaikan di sektor ketenagakerjaan dan upah.
ekonomi Inggris akan tumbuh 1,5% pada
Investasi pada TW4-16 juga tumbuh
2017, dan sedikit melemah ke 1,4% di 2018.
meningkat ke 0,9%, setelah relatif stagnan
HM Treasury 28 memiliki pandangan yang
di triwulan sebelumnya (0%). Peningkatan
berbeda. Dengan berbagai tantangan yang
investasi didominasi oleh peralatan transportasi
tidak ringan, pemerintah memperkirakan
dan perumahan. 33 Peningkatan investasi
terjadinya perlambatan pertumbuhan PDB
peralatan transportasi sejalan dengan
menjadi 1,4% pada 2017, dan membaik pada
prioritas pemerintah yang tengah memacu
2018 menjadi 1,7%.
investasi pembangunan rel kereta, jalan, dan
Momentum pertumbuhan ekonomi Inggris masih relatif terjaga di TW4-16, meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. PDB Inggris pada TW4-2016 tumbuh sebesar 2,0% yoy, (dari 2,2% di TW3-16) dan melampaui proyeksi CF (1,9%). 29 Secara qoq, PDB Inggris tumbuh 0,7%, lebih baik dibandingkan PDB TW3-16 (0,6%). Dengan melambatnya PDB TW4-16 tersebut, ekonomi Inggris tumbuh 2,0% yoy pada 2016, melemah
jalan tol untuk meningkatkan konektivitas dan mendongkrak produktivitas ekonomi. Sementara itu, peningkatan aktivitas di sektor perumahan terutama dikontribusi oleh pembangunan public housing34 seiring komitmen pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan rumah murah. Sejalan dengan perkembangan tersebut, pengeluaran pemerintah tumbuh 0,6% yoy di TW4-16, dari 0,2% pada TW3-16.
dibandingkan 2015 sebesar 2,2%, dan di bawah ekspektasi30.
28 HM Treasury (Kementerian Keuangan) menugaskan lembaga independen yang dibentuk pemerintah pada 2010 yaitu Office for Budget Responsibility (OBR) untuk menganalisa kebijakan dan kinerja fiskal, serta menyusun forecast ekonomi dan fiskal Inggris. 29 Consensus Forecast, Januari 2017. 30 Pemerintah memperkirakan pertumbuhan PDB tahun 2016 sebesar 2,1%, sementara CF ( 2,0%) dan IMF-WEO (1,9%).
52
31 Ekspor TW4-16 berkontribusi -0,1% terhadap PDB, turun dari 0,4% pada TW3-16. Kontribusi impor juga turun menjadi 0,6%, dari 1,4% pada TW3-16. Sehingga perdagangan netto berkontribusi negatif terhadap PDB TW4-16 sebesar -0,7%, dari -1,0% pada triwulan sebelumnya. 32 Konsumsi TW4-16 berkontribusi 2,0% terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan TW3-16 (1,8%), sementara investasi menyumbang 0,1% (dari 0% pada TW3-16). Pengeluaran pemerintah TW4-16 berkontribusi 0,1%, dari 0% pada TW3-16. 33 Peralatan transportasi tumbuh 17,6% yoy (dari 16,9% pada TW3-16) dan perumahan 3,4% (dari 1,8% pada TW3-16). 34 Pembangunan public housing tumbuh 6,6% yoy, dari 2,8% pada TW3-16.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Sementara kinerja eksternal masih
jasa yang merupakan kontributor utama
mengalami pelemahan meski nilai tukar GBP
ekonomi Inggris37 tumbuh 3,1% yoy, menurun
terdepresiasi. Ekspor TW4-16 terkontraksi
dibandingkan kuartal sebelumnya (3,3%).
untuk pertama kalinya dalam 9 kuartal terakhir
Pertumbuhan sektor jasa terutama bersumber
sebesar -0,4% yoy, dari 1,7% pada TW3-16.
dari aktivitas jasa akomodasi dan makanan,
Pelemahan ekspor disebabkan oleh masih
jasa perdagangan grosir dan ritel, serta jasa
lemahnya permintaan terutama dari negara
profesi, keilmuan dan teknis yang masing-
di Kawasan Euro. Sementara impor melambat
masing meningkat 6,5%, 5,8%, dan 4,7%
menjadi 1,7% yoy, dari 4,2% sejalan dengan
(dari 6,2%, 4,8% dan 3,9% pada TW3-16).
tingginya import content produk ekspor Inggris 35. Pelemahan GBP belum mampu mendorong kinerja perdagangan di tengah ketidakpastian proses negosiasi Brexit.
Perbaikan aktivitas konsumsi terdorong oleh faktor seasonal persiapan Natal dan antisipasi kenaikan inflasi. Penjualan ritel ratarata tumbuh meningkat menjadi 5,8% yoy
Berdasarkan sektoral, sektor produksi
pada TW4-16, dari 5,5% yoy pada triwulan
menjadi penopang utama PDB selama TW4-
sebelumnya. Penjualan ritel bahkan tumbuh
16. Sektor produksi tumbuh 1,9% yoy dari
7,4% pada Oktober 2016 -tertinggi sejak Mei
1,2% pada TW3-16, didorong oleh aktivitas
2002. Kenaikan penjualan terutama dikontribusi
sektor listrik, gas, uap dan udara, serta
oleh non-store retailing atau penjualan online
sektor manufaktur36. Sementara itu, sektor
dengan rata-rata pertumbuhan yang melonjak
% yoy 4,0
3,0
% yoy
% yoy
GDP, lhs Government, rhs Exports, rhs
20,0
Household, rhs Gross Fixed Capital Form, rhs Imports, rhs
15,0
2,0
10,0
1,0
5,0
0,0
0,0
-1,0
-5,0
% yoy
4,0
20
2,0
10
0,0
0
-2,0
-10 -20
-4,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
GDP, lhs Production Industries, rhs Services, rhs
-6,0
Agriculture, rhs Construction, rhs
-30 -40
-8,0 Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4 2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.36 Pertumbuhan PDB (yoy)
Grafik 1.37 Pertumbuhan PDB sektoral (yoy)
35 Hasil evaluasi OECD-WTO pada 2015 menunjukkan bahwa konten impor pada produk ekspor Inggris tahun 2011 sebesar 22,9%, meningkat dari 18,8% pada 2009. 36 Peningkatan aktivitas manufaktur –selaku kontributor terbesar terhadap sektor produksi– ditopang oleh produksi industri farmasi untuk pasar ekspor.
37 Sektor jasa merupakan kontributor utama PDB Inggris mencapai 80,2% dari PDB, disusul oleh sektor industri 19,2% dan pertanian 0,6%.
53
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
hingga 24,7% pada TW4-16, dari 15,8% pada TW3-16. Namun demikian, pertumbuhan
Index 10 5
retail sales perlu dicermati sejalan dengan
0
perlambatan pertumbuhan pada November
-5 -10
dan Desember 2016.
-15
Berbeda dengan retail sales, rata-rata
-20
penjualan kendaraan -diindikasikan dari new
-25
car registration- tumbuh melambat menjadi
-30
1,1%, dari 1,6% pada TW3-16. Penurunan tersebut disebabkan perilaku konsumen yang memajukan waktu pembelian pada Agustus 2016 (3,3% yoy) menjelang diberlakukannya
Gfk Consumer Confidence Index
1 3
6 9 12 2013
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6
9 2016
12
2 2017
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.39 Kepercayaan Konsumen & Pertumbuhan Kredit Konsumsi
plat nomor kendaraan berkode 66 mulai
Perbaikan konsumsi memberikan
September 2016. 38 Konsumsi ke depan
spillover positif pada aktivitas produksi.
diprediksi membaik moderat sejalan dengan
Produksi industri tumbuh 1,9% yoy di TW4-16,
kontraksi kepercayaan konsumen yang
meningkat dari 1,2% pada TW3-16 dengan
menyempit menjadi -6, dibandingkan triwulan
tren yang membaik. Produksi industri bahkan
sebelumnya (-6,7).
sempat tumbuh 4,3% yoy pada Desember 2016 dan tertinggi sejak Januari 2011. Kinerja
% yoy
industri ditopang oleh aktivitas sektor listrik,
% yoy
8
30
7
25
gas, uap dan udara, serta sektor manufaktur.39
20
Peningkatan aktivitas manufaktur –kontributor
4
15
terbesar sektor produksi– ditunjang industri
3
10
farmasi yang berorientasi ekspor. Aktivitas
2
5
bisnis sektor manufaktur diprediksi melanjutkan
0
ekspansinya sebagaimana tercermin dari PMI
6 5
1 0
-5
Retail Sales (% yoy), lhs New Car Registration (% yoy), rhs
-1 -2 1 3
6
9
2013
12 3
6
9 2014
12
3
6
9 2015
12
-10 3
6
9
12
2016
Sumber: Bloomberg
Manufaktur yang terus membaik ke 54,7 pada TW4-16, naik dari 52,4 di triwulan lalu. Sejalan dengan itu, PMI di sektor konstruksi kembali memasuki zona ekspansif sebesar 53,2, setelah
Grafik 1.38 Penjualan Ritel & Registrasi Mobil Baru
berada di zona kontraksi 49,1 pada TW3-16. Aktivitas bisnis sektor jasa bergerak makin ekspansif mencapai 55,3 pada TW4-16, dari
38 Dalam sistem registrasi kendaraan baru di Inggris pada plat nomor tercantum kode yang mengindikasikan periode registrasi. Kode kendaraan yang diregistrasi selama periode September 2016 - Maret 2017 adalah “66” yang dianggap membawa keberuntungan.
54
51,0 pada TW4-16. 39 Produksi sektor listrik, gas, uap dan udara tumbuh 4,5% yoy (dari -0,8% di TW3-16) dan manufaktur (1,9% dari 0,8%).
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
Indeks
5 4 3
Miliar GBP
70
Industrial Production, lhs PMI Manufacturing, rhs PMI Construction, rhs Manufacturing Production, lhs PMI Services, rhs
2 1 0
% yoy
20
20 Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs
65
15
15
60
10
10
55
5
5
50
0
0
45
-5
-5
40
-10
-1 -2 -3 3
6
9 2014
12
3
6
9 2015
12
3
6
9
12
-10 1 3
2016
Sumber: Bloomberg
6 9 12 2013
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.40 Produksi industri, produksi manufaktur & PMI
Grafik 1.41 Neraca Perdagangan
Di sisi neraca perdagangan, kinerja
difasilitasi program Term Funding Scheme
perdagangan Inggris terpantau membaik.
(TFS). TFS adalah program pinjaman dari BoE
Defisit neraca perdagangan TW4-16
kepada bank komersial, dengan suku bunga
menyempit menjadi -GBP8,6 miliar, dari
setara suku bunga kebijakan (Bank Rate).
sebelumnya -GBP14,1 miliar. Kondisi tersebut
Bank penerima TFS wajib mempertahankan
merupakan imbas dari peningkatan ekspor
atau meningkatkan penyaluran kredit kepada
yang lebih baik dibandingkan kenaikan impor.
sektor riil (rumah tangga dan kalangan usaha).
Total ekspor selama TW4-16 bertambah
TFS berlaku sejak Agustus 2016 dengan total
sebesar GBP7,8 miliar40 terutama ditopang
alokasi dana sebesar GBP100 miliar, dan
peningkatan ekspor kepada negara non EU
diharapkan dapat mendukung efektivitas
(Tiongkok dan Swiss), di tengah kenaikan
transmisi kebijakan moneter ke ekonomi
impor yang lebih lambat yaitu GBP2,2 miliar . 41
Seiring perbaikan kinerja perdagangan, defisit transaksi berjalan pada TW4-16 diprediksi akan menyempit dibandingkan TW3-16 yang mencapai GBP25,5 miliar (5,2% PDB).
Miliar GBP
% GDP
40 5,0
30 20
3,0
10
1,0
0 -1,0
-10
Meningkatnya aktivitas konsumsi dan investasi turut didorong oleh ketersediaan kredit perbankan bagi sektor swasta yang
-20
-3,0
-30
-5,0
-40 -7,0
-50
-9,0
-60 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
40 Total ekspor pada TW4-16 tercatat sebesar GBP14,3 miliar, lebih tinggi dari GBP13,5 miliar di TW3-16 (atau tumbuh 9,8% yoy dari 7,3% di TW3-16). 41 Total impor pada TW4-16 mencapai GBP52,1 miliar, naik dari TW3-16 sebesar GBP51,2 miliar (atau tumbuh 11,5% dari sebelumnya 11%).
2010
2011
Goods, lhs Secondary Income, lhs
2012
2013
Services, lhs Current Account, lhs
2014
2015
2016
Primary Income, lhs CA (%GDP), rhs
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.42 Transaksi Berjalan
55
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
% yoy
Miliar GBP
30
2000 Rumah tangga Perusahaan Non-Keuangan
25 20
Rumah tangga
1800
Perusahaan Non-Keuangan
1600 1400
15
1200
10
1000
5
800 600
0
400
-5
200
-10
0 13 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 3 9 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: BoE
Sumber: BoE
Grafik 1.43 Pertumbuhan Outstanding Kredit Swasta
Grafik 1.44 Outstanding Kredit Swasta
domestik melalui intermediasi perbankan.
pengangguran stagnan, tingkat pendapatan
Data BoE menunjukkan terjadi pertumbuhan
menunjukkan perkembangan yang membaik
kredit swasta (rumah tangga dan perusahaan
dengan rata-rata upah mingguan (weekly
non-keuangan) yang masih cukup solid pada
earnings) tumbuh 2,6% yoy, dari 2,4%
TW4-16, meski melambat dibandingkan
pada triwulan sebelumnya. Perbaikan iklim
triwulan sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan
ketenagakerjaan ini turut mendorong
kredit (outstanding) rumah tangga pada TW4-
peningkatan aktivitas konsumsi Inggris pada
16 sebesar 4,4% (dari 4,6% pada TW3-16),
triwulan laporan.
sementara kredit perusahaan non-keuangan TW4-16 tumbuh sebesar 2,9% (dari 3,8% pada TW3-16).
Inflasi headline (CPI) di TW4-16 meningkat akibat kenaikan harga minyak dan depresiasi GBP, namun masih di bawah
Perkembangan pasar ketenagakerjaan
target 2%. Tekanan inflasi CPI pada TW4-16
di TW4-16 cukup menggembirakan seiring
tercatat sebesar 1,2%, dengan tren akseleratif
aktivitas konsumsi dan investasi yang
dari 0,7% pada TW3-16. 42 Bahkan angka
meningkat. Tingkat penyerapan tenaga kerja
inflasi pada Desember 2016 mencapai 1,6%,
(usia 16 hingga 64 tahun) pada TW4-16
yang merupakan angka tertinggi dalam 2
terpantau sedikit membaik mencapai 74,6%41,
tahun terakhir. Akselerasi harga terjadi pada
dari 74,5% pada TW3-16, dan merupakan
kelompok harga transportasi (3,7% dari 2,5%
rekor tertinggi Inggris. Penyerapan kerja yang
pada TW3-16) seiring kenaikan harga minyak
relatif stabil tersebut menyebabkan tingkat
dunia serta depresiasi GBP. Pelemahan nilai
pengangguran stagnan pada level 4,9%
tukar memiliki peran signifikan terhadap inflasi
selama dua kuartal terakhir 2016. Meski
Inggris karena sekitar separuh dari bahan
41 Penyerapan tenaga kerja terutama pada sektor perdagangan grosir, ritel, hotel & restoran, sektor jasa profesi, keilmuan, dan teknis, serta sektor kesehatan dan pekerja sosial.
42 Sementara itu, inflasi inti relatif stabil dengan rata-rata 1,4% yoy selama dua triwulan terakhir 2016, disertai tren meningkat.
56
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara %
% yoy
8,5 8
3
7,5
% yoy
50
Food, lhs Housing lhs Recreation and Culture, lhs CPI, rhs
40
2,5
7
2
6,5
Unemployment Rate, lhs Average Weekly Earnings, rhs
6 5,5
30
1,5
20
1
10
0,5
5 4,5
% yoy
3,5
Alcoholic, lhs Transportation, lhs Education, lhs Core CPI, rhs
3
2013
6
9
2014
12
3
6
9
2015
12
3
6
9
12
-0,5
2016
Sumber: Bloomberg
3 2,5 2 1,5 1 0,5
0
0
0 1 3 6 9 12
3,5
-10
-0,5 1 3 6 9 12
3
2013
6
9
12
3
2014
6
9
12
3
2015
6
9
12
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.45 Ketenagakerjaan
Grafik 1.46 Inflasi IHK
pangan yang dikonsumsi Inggris berasal dari
atas target. Opsi pengetatan moneter dapat
impor terutama dari Kawasan Euro yang
ditempuh jika akselerasi inflasi dinilai melewati
mencapai 60%.
batas toleransi. Keputusan tersebut juga akan
Dengan mempertimbangkan trade off antara tekanan inflasi yang meningkat serta upaya mendorong aktivitas ekonomi
diambil setelah mempertimbangkan ekspektasi inflasi, sektor ketenagakerjaan dan upah, serta konsumsi rumah tangga.
dan ketenagakerjaan, BoE melanjutkan paket
Pemerintah Inggris mengubah stance
kebijakan akomodatif yang telah diluncurkan
fiskal dengan tidak lagi menargetkan surplus
pada Agustus 2016. Pengetatan moneter di
di tahun anggaran 2019/20. Pemerintah
tengah pemulihan ekonomi yang masih rapuh
menetapkan defisit fiskal sekitar GBP21
dikhawatirkan berdampak kontraproduktif
miliar di akhir tahun fiskal 2020/2021 seiring
dan berpeluang mendorong perekonomian ke %
arah resesi. BoE mempertahankan bank rate
0,55
sebesar 0,25% dan melanjutkan paket stimulus
0,50
moneter (asset purchase program). Program
0,45
pembelian aset terdiri dari pembelian obligasi
0,40
perusahaan non-keuangan investment-grade
0,35
hingga GBP10 miliar, serta mempertahankan
0,30
stok pembelian obligasi pemerintah (gilts)
0,25
sebesar GBP435 miliar. Keputusan tersebut
0,20
dilatarbelakangi oleh ekspektasi inflasi yang diperkirakan dapat melampaui target 2% pada 2017 dan 2018. BoE memberikan sinyal akan memberikan toleransi terbatas inflasi yang di
Miliar GBP 440 430 420 410
BoE Asset Purchase Target, rhs UK Bank Rate, lhs
400 390 380 370 360 350 340
1 3
6 9 12 3 2013
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.47 Suku Bunga dan Target Pembelian Aset BoE
57
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
ketidakpastian dan proyeksi pertumbuhan
Sementara itu, tantangan dari eksternal juga
ekonomi pasca referendum Brexit yang lebih
tidak kalah berat, yang meliputi dinamika
Perubahan
ekonomi AS dan arah kebijakan Presiden
target tersebut bertujuan untuk memperluas
Donald Trump, serta rencana kenaikan suka
ruang fiskal dalam rangka mendukung kinerja
bunga the Fed. Faktor lainnya adalah faktor
perekonomian dalam jangka pendek. Meski
geopolitik di kawasan Euro khususnya terkait
demikian, pemerintah tetap berkomitmen
dengan pemilu Perancis, Jerman, dan Belanda
menciptakan keseimbangan fiskal secepatnya
serta masih tingginya aliran imigran yang
setelah 2020. Pemerintah juga merilis National
masuk ke kawasan.
rendah dari perkiraan semula.
43
Productivity Investment Fund sejumlah GBP23 miliar untuk pendanaan inovasi dan pembangunan infrastruktur selama lima tahun ke depan. Disamping itu, sistem perpajakan terus disempurnakan, sekaligus menyesuaikan tarif pajak korporasi untuk meningkatkan daya saing bisnis.
Merespon berbagai tantangan di atas, HM Treasury memprediksi pertumbuhan ekonomi Inggris melambat menjadi 1,4% di tahun 2017. Selanjutnya dampak ketidakpastian tersebut dipercaya akan mereda, sehingga pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 1,7% di tahun 2018.44
Sejumlah tantangan akan membayangi
Sedikit berbeda, dengan memperhatikan
dinamika ekonomi Inggris ke depan. Dengan
perkembangan perekonomian di TW4-
momentum ekonomi di 2016 yang masih
16 yang masih memperlihatkan resiliensi,
membukukan daya dorong positif di seluruh
BoE pada Februari 2017 merevisi ke atas
sektor, Pemerintah Inggris yakin bahwa
forecast PDB 2017 menjadi 2% dari proyeksi
fundamental ekonomi masih cukup kuat
November 2016 (1,4%). Downside risk dan
dan resilien sehingga mampu bertahan
dampak Brexit terhadap ekonomi diperkirakan
pasca keluarnya Inggris dari European Union.
semakin intensif pada 2018 sehingga ekonomi
Namun demikian, dalam jangka pendek,
diprediksi tumbuh melambat menjadi 1,6%.
aktivitas ekonomi akan sangat diwarnai oleh
Sementara, IMF meyakini ekonomi Inggris akan
ketidakpastian proses negosiasi Brexit. Investasi
tumbuh sebesar 1,5% pada 2017, dan sedikit
diprediksi melambat disebabkan ketidakpastian
melemah ke 1,4% di 201845.
hasil negosiasi Brexit antara UK dan EU, serta ketidakpastian masa depan Inggris setelah keluar dari EU. Konsumsi juga diperkirakan menurun karena daya beli masyarakat tertahan oleh kenaikan inflasi seiring depresiasi GBP serta
Berkaitan dengan tingkat harga, pergerakan inflasi masih akan sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia dan nilai tukar GBP. Selain itu, memperhatikan bahwa
kenaikan upah yang diprediksi akan melambat. 43 Sebelumnya, Pemerintah menargetkan budget surplus di akhir masa jabatan tahun fiskal 2020/2021.
58
44 Autumn Statement, 23 November 2016. 45 Sementara CF (Februari 2017) memperkirakan Inggris akan tumbuh sebesar 1,5% dan 1,3% masing-masing pada 2017 dan 2018.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
pada tahun anggaran 2018-2019 pemerintah
moneternya dengan menerapkan yield curve
akan mulai menerapkan retribusi industri
control untuk menstimulasi ekonomi domestik.
minuman ringan, maka OBR memperkirakan
Pemerintah Jepang juga mempertahankan
inflasi mencapai 1,7% pada 2017, dan 2,2%
stance kebijakan fiskal untuk melakukan
pada 2018. Untuk periode yang sama, BoE
konsolidasi dan merevitalisasi ekonomi melalui
memprediksi inflasi akan lebih tinggi sebesar
sejumlah kebijakan.
2,7% (2017) dan 2,6% (2018), sedangkan proyeksi CF sebesar 2,6% (2017) dan 2,7% (2018).
Perbaikan ekonomi Jepang menjadi pertimbangan bagi BOJ dan IMF untuk merevisi ke atas outlook pertumbuhan. BOJ memproyeksikan ekonomi akan tumbuh
2.4. Jepang
sebesar 1,4% yoy pada tahun fiskal 2016 dan membaik ke 1,5% pada tahun fiskal
Pertumbuhan ekonomi Jepang membaik
2017. IMF juga merevisi ke atas prospek
signifikan dengan tumbuh sebesar 1,7%
pertumbuhan ekonomi Jepang pada WEO
yoy pada TW4-16 -dibandingkan 1,1%
Update, Januari 2017 menjadi 0,8%, lebih
pada TW3-16- didorong perbaikan ekspor.
optimis dari proyeksi sebelumnya (Oktober
Dinamika sektor eksternal membaik sejalan
2016) yang memperkirakan ekonomi hanya
dengan depresiasi yen, yang dipengaruhi oleh
tumbuh sebesar 0,6%. Sejumlah risiko
perkembangan politik di AS. Pemulihan sektor
yang membayangi outlook pertumbuhan
eksternal kemudian berimbas pada aktivitas
meliputi ketidakpastian global seiring proses
investasi, khususnya sektor manufaktur
rebalancing Tiongkok, negosiasi Brexit dan
yang juga meningkat, dan pada gilirannya
terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
memengaruhi konsumsi swasta.
Sementara, risiko domestik lebih bersumber
Perkembangan positif pada perekonomian Jepang juga tertangkap pada
dari struktur usia penduduk yang menua dan kesinambungan fiskal.
pergerakan inflasi yang memasuki teritori
Jepang berhasil menutup 2016 dengan
positif pada triwulan laporan dengan tumbuh
pertumbuhan yang cukup impresif, seiring
sebesar 0,3%, setelah terdeflasi -0,5% di
perbaikan yang terjadi pada sektor eksternal.
periode lalu. Kendati demikian, kenaikan
Perekonomian negeri sakura tersebut
inflasi lebih dipengaruhi oleh faktor harga
tumbuh sebesar 1,7% yoy pada TW4-16
energi dan pangan di tengah inflasi inti yang
(first estimate)46, lebih baik dari pencapaian di
cenderung tidak banyak mengalami perubahan. Merespons perkembangan tersebut, BOJ tetap mempertahankan stance kebijakan akomodatif selama TW4-16. Bahkan, BOJ melakukan perubahan framework kebijakan operasional
46 Rilis 13 Februari 2017. Pada Desember 2016, Pemerintah Jepang menerapkan metode baru bagi perhitungan pendapatan nasional, yaitu System of National Accounts 2008 (SNA 2008). Dengan metode baru tersebut, komponen belanja riset dan penelitian (R&D) privat dihitung sebagi bagian dari private capital expenditure sehingga berdampak pada revisi komponen final demand yang cukup signifikan.
59
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
periode sebelumnya (1,1%) dan dari ekspektasi (1,3%).47 Antisipasi pelaku pasar terhadap kenaikan FFR (Fed Fund Rate) dan kemenangan
% yoy
% yoy 8,0
10,0 Konsumsi Swasta Konsumsi Pemerintah Investasi Ekspor Impor Stat Discp.
8,0
48
Donald Trump berbuah manis bagi Jepang, menyebabkan yen terdepresiasi sehingga mendorong daya saing ekspor. Ekspor tercatat
6,0 4,0
6,0 5,0 4,0 3,0
2,0
1,1
-2,0
tinggi dari triwulan sebelumnya, yang hanya
-4,0
1,7
2,0 1,0
0,0
tumbuh signifikan mencapai 4,7%, jauh lebih
0,3
0,9
0,0 -1,0 -2,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2012 2013 2014 2015 2016
tumbuh sebesar 1,0%. Impor terakselerasi sehingga kontraksi melambat menjadi -1,0%,
7,0
Sumber: Bloomberg
membaik dari -3,1% di TW3-16, didorong
Grafik 2.49 PDB Kontribusi
oleh harga energi dan komoditas dunia yang mulai meningkat. Di sisi lain, surutnya belanja
TW4-16 dibandingkan triwulan sebelumnya
modal pemerintah menyebabkan pengeluaran
mencapai 1,0% (qoq annualized), melambat
pemerintah melambat menjadi 0,9%, dari
dari periode sebelumnya sebesar 1,4%.
1,2% di TW3-16.
Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh
Namun dalam perspektif yang sangat pendek —secara triwulanan— ekonomi
penurunan permintaan domestik, yakni belanja rumah tangga dan pemerintah.
Jepang mengalami perlambatan. Pertumbuhan
Kinerja sektor eksternal yang berangsur pulih turut tercermin pada pendapatan bruto
% yoy
% yoy
12 PDB, Ihs Konsumsi Pemerintah, Ihs Ekspor, rhs
10 8
Konsumsi Swasta, Ihs Investasi, Ihs Impor, rhs
40
16 yang meningkat. Pendapatan nasional
30
tumbuh sebesar 0,8%, dari 0,3% di TW3-
25
6
20
4
1,7 0,91,1 0,3
2 0
16, ditopang oleh perolehan ekspor seiring
15 10 5
-2
0
-4
-5 -10
-6
nasional (gross national income/GNI) TW4-
35
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
% yoy 7 PDB
6
GNI
5 4 3 1,7
2
1,1
1
Grafik 2.48 Pertumbuhan PDB
0
0,8
0,3
-1 -2
47 Consensus Forecast Februari 2017. 48 Pada 14 Desember 2016, the Fed kembali menaikkan suku bunga kebijakannya (FFR). Respons kebijakan tersebut sudah diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya sehingga mereka melakukan pricing-in dan mendorong yen terdepresiasi. Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat Bab Perkembangan Ekonomi dan Pasar Global.
60
-3 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.50 PDB dan GNI
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
dengan depresiasi yen di tengah penurunan
libur natal dan tahun baru. Kenaikan belanja
pendapatan korporasi Jepang di luar negeri.
swasta terutama terjadi pada barang-barang
Peran konsumsi domestik sebagai motor pertumbuhan ekonomi Jepang masih
durable, seperti otomotif, peralatan rumah tangga elektronika, dan smartphones.
dominan. Aktivitas konsumsi swasta (pangsa
Sejumlah indikator high frequent turut
56,5%) di TW4-16 berhasil membukukan
mengonfirmasi peningkatan konsumsi swasta.
pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu sebesar
Penjualan ritel pada triwulan laporan memasuki
0,9%, dari 0,3% di TW3-16. Pencapaian
teritori positif dengan rata-rata pertumbuhan
tersebut merupakan cerminan dari perbaikan
sebesar 0,7%, setelah terkontraksi selama
sektor ketenagakerjaan, sebagai second-round
empat triwulan berturut-turut. Penjualan
effect dari kinerja positif sektor eksternal.
ritel masih terkontraksi pada Oktober 2016
Geliat konsumsi domestik distimulasi oleh
(-0,2%) namun kemudian mengalami rebound
pembayaran bonus akhir tahun dan wealth
pada November dan Desember 2016, masing-
effects kenaikan harga saham yang mendorong
masing sebesar 1,7% dan 0,7%. Penjualan
daya beli masyarakat, khususnya pada masa
department store masih terkontraksi namun
% yoy 30 25 20 15
%
% yoy Penj. Ritel Penj. Dept Store Penj. Kendaraan (rhs)
60
8
80
50
6
60
10 5
40
0 20
-5 -10
0
-15 -20
3
0
20
-2 -4
10
-6
0
-40
-20
Sumber: CEIC
2
30
-10
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016
4
40
-20
-25 -30
% yoy
100
-8 -10 -12 3
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016 Rating of savings to disposable income Living Expenditure (rhs) Disposable Income (rhs) Sumber: Bloomberg
Grafik 2.51 Indikator Penuntun Konsumsi
Grafik 2.52 Disposable Income dan Belanja RT
Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Jepang
Rilis PDB (% yoy, SNA 2008)
PDB
Kons Swasta
Kons Pemerintah
Investasi
Ekspor
Impor
PDB TW1-16
0,3
-0,1
2,7
-1,5
-1,4
-2,0
PDB TW2-16
0,9
0,4
1,4
1,1
0,5
-0,6
PDB TW3-16
1,1
0,3
1,2
-0,4
1,0
-3,1
1st est. PDB TW4-16
1,7
0,9
0,9
-0,1
4,7
-1,0
Sumber: ESRI Jepang
61
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
menyempit menjadi -2,7%, dari sebelumnya
sektor manufaktur. Investasi swasta membaik
-3,7%, terdorong oleh peningkatan belanja
meski masih mengalami kontraksi sebesar
wisatawan asing di tengah yen yang mengalami
-0,1% pada TW4-16, dari sebelumnya -0,4%.
depresiasi. Penjualan kendaraan terpantau
Pemulihan aktivitas investasi dimotori oleh
meningkat signifikan menjadi 4,9%, dari
aktivitas investasi nonresidensial (85% dari
0,1%.
investasi swasta) yang tumbuh sebesar Konsumsi domestik yang tumbuh lebih
baik tersebut belum dapat mengindikasikan
1,7%, meningkat dari 1,0% pada periode sebelumnya.
perbaikan kondisi fundamental sisi permintaan
Perbaikan investasi nonresidensial
Jepang. Faktor harga memiliki peran yang cukup
tercermin pada produksi sektor manufaktur
dominan dalam mendorong pertumbuhan
yang terakselerasi sepanjang triwulan laporan.
nilai konsumsi domestik sepanjang triwulan
Produksi industri pada TW4-16 secara rata-
laporan. Harga pangan segar (fresh food),
rata terakselerasi 2,1%, membaik signifikan
seperti buah, sayur dan hasil perikanan,
dari TW3-16 yang hanya tumbuh sebesar
terdorong naik karena kurangnya pasokan
0,1%. Depresiasi nilai tukar yen dan perbaikan
akibat cuaca yang kurang mendukung selama
ekonomi sejumlah mitra dagang menjadi
Agustus-Oktober 2016. 49 Kenaikan harga
faktor penting yang menstimulasi permintaan
energi yang simultan dengan depresiasi
eksternal industri Jepang. Bahkan, dalam
yen, semakin memperbesar nilai konsumsi
dua bulan terakhir di 2016, produksi industri
sekaligus membebani konsumen, khususnya
mengalami pertumbuhan positif setelah
pengeluaran biaya hidup. Sektor swasta Jepang
mengalami kontraksi selama delapan bulan
—khususnya rumah tangga— cenderung
sebelumnya. Produksi industri pada Oktober
masih berhati-hati dalam berbelanja. Hal
2016 sempat mengalami kontraksi sebesar
tersebut tercermin pada rasio savings to
-0,2%, terimbas faktor cuaca yang kurang
disposable income yang meningkat, terutama
mendukung aktivitas produksi. Namun
setelah pembayaran bonus pada periode
produksi industri kembali rebound dan tumbuh
November-Desember 2016.
sebesar 1,7% (November 2016) dan sebesar
50
Dampak perbaikan sektor eksternal dan peningkatan konsumsi domestik memicu pemulihan aktivitas investasi, khususnya
49 Topan dan badai melanda hampir seluruh wilayah Jepang sepanjang Agustus-Oktober 2016, seperti topan Chanthu, Lionrock dan Kompasu yang menyerang Pulau Hokkaido serta topan Mindulle yang menyerang sebelah timur Pulau Honshu dan Hokkaido. 50 Kelompok food and beverages dan fuels masing-masing memiliki pangsa sebesar 32,0% dan 9,8% terhadap angka penjualan ritel.
62
0,7% (Desember 2016). Peningkatan terutama terjadi pada kategori peralatan transportasi, peralatan elektronik dan general-purpose machinery. Bangkitnya aktivitas bisnis juga terefleksikan pada investasi residensial yang tumbuh lebih tinggi di TW4-16 menjadi 7,3%, dari sebelumnya 6,5% di TW3-16. Perbaikan tersebut didukung oleh kondisi
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
% yoy
18 12
% yoy
40,0
30,0
30,0
20,0
20,0
6
10,0
0
0,0
10,0 0,0 -10,0
-10,0
-6
12 per. Mov. Avg. (Produksi Industri) IP Shipments Produksi Industri Inventory
-12 -18
-30,0
-30,0
-40,0
-40,0 Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2012 2013 2014 2015 2016 General mach. Transportation eq. Chemicals Informations & com. electronic eq. (RHS) Electronic parts, devices & circuits (RHS)
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2011
2012
2013
2014
2015
-20,0
-20,0
2016
Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.53 Produksi Industri dan Inventory
JPY Miliar
Grafik 2.54 Volume Produksi Lima Kategori Produk Utama
% yoy
% yoy
Indeks
120
17.000
Laba Operasi (semua industri) Pertumbuhan, rhs
15.000 13.000
260
105
200
75
120 100
90
80
60
11.000 140
9.000
80
7.000 5.000
20
3.000 -40
1.000
45 60
30 15
40
0 -15 -30
20
-45
-100
-1.000 Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Bloomberg
0
-60 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Utilisasi kapasitas (rhs) Order mesin Construction order 12 per. Mov. Avg. (Order mesin) Sumber: Bloomberg
Grafik 2.55 Laba Korporasi
Grafik 2.56 Utilisasi Kapasitas dan Order Mesin
finansial yang ekstra-akomodatif di sepanjang
Tankan 51 pada TW4-16 menggambarkan
triwulan, sejalan dengan kebijakan quantitative
optimisme pelaku bisnis, khususnya di sektor
easing dengan suku bunga ultra-rendah yang
manufaktur besar. Indeks current condition
dilakukan oleh otoritas moneter Jepang selama
naik ke level 10, setelah selama tiga triwulan
TW4-16.
berturut-turut stagnan pada level 6. Optimisme
Berlanjutnya pemulihan aktivitas
khususnya terdeteksi pada industri processing,
investasi dan depresiasi yen membangkitkan ekspektasi pelaku bisnis di Jepang. Hasil Survei
51 Periode survei 14 November – 13 Desember 2016.
63
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
seperti general-purpose machinery dan
Cerita yang sedikit berbeda terpantau
electrical machinery. Perbaikan ekspor -di
pada sektor nonmanufaktur (jasa). Hasil Survei
tengah depresiasi nilai tukar- diyakini masih
Tankan terkini menunjukkan bahwa situasi
berlanjut sehingga pelaku usaha optimis
bisnis selama TW4-16 tidak mengalami banyak
akan berdampak positif pada performa
perubahan dari periode sebelumnya, dimana
bisnis dan meningkatkan laba. Sementara
indeks current condition stagnan di level 18.
indeks expectation meningkat menjadi 8 -dari
Aktivitas pariwisata yang meredup karena
sebelumnya sebesar 6- yang mengindikasikan
faktor cuaca menjadi alasan dibalik tertahannya
tingginya keyakinan pelaku bisnis baik pelaku
kegiatan bisnis sektor nonmanufaktur tersebut.
usaha kecil maupun menengah di sektor
Sub-sektor restoran, retailers, dan perhotelan
manufaktur.
mendominasi pelemahan selama periode Indeks 60 PMI Services PMI Manufaktur PMI Komposit
55
Ekspansi
50 Kontraksi 45
40 Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.57 Indeks PMI Komposit
Indeks
Indeks 30
Ekspektasi
20
30
Ekspentasi
20
10
10
0 0
-10 -20
-10
-30
-20
-40 Large Entprises Medium Entprises Small Entprises
-50 -60
-30
Large Entprises Medium Entprises Small Entprises
-40 -50
-70 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.58 Survei Tankan Perusahaan Manufaktur
64
Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 2012 2014 2008 2009 2010 2011 2013 2016 2015 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.59 Survei Tankan Perusahaan NonManufaktur
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
laporan survei. Pelaku sektor non-manufaktur
sejak Juli 1991– dari 1,38 pada akhir periode
masih pesimis terhadap prospek bisnis ke
sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
depan, sebagaimana dicerminkan oleh indeks
tersedia 143 lowongan pekerjaan bagi setiap
expectation yang tidak bergerak dari level
100 orang pelamar kerja atau dengan kata
16 dan masih berada dalam tren menurun.
lain permintaan terhadap pekerja masih lebih
Perkembangan sektor rumah tangga Jepang
tinggi dibandingkan ketersediaan pekerja
yang belum cukup kuat dikhawatirkan
(labor market tightening). Persoalan demografi
memberikan efek rambat (spillover) ke sektor
akibat struktur penduduk yang menua (aging
nonmanufaktur.
population) masih menjadi alasan utama di
Pulihnya aktivitas bisnis dan keyakinan
balik ketatnya pasar tenaga kerja tersebut.
pelaku usaha tertransmisikan ke sektor
Meski pasar tenaga kerja ketat,
tenaga kerja. Peningkatan aktivitas produksi
perkembangan upah cenderung lamban.
mendorong kenaikan penyerapan tenaga
Rata-rata upah (average cash earnings) tumbuh
kerja, khususnya untuk sektor manufaktur,
melambat menjadi 0,2% pada TW4-16,
wholesale and retail sales, dan tenaga medis.
dari sebelumnya 0,4%. Daya dorong hanya
Angka pengangguran di akhir TW4-16 juga
berasal dari faktor temporer, yaitu bonus
tergolong masih rendah, yaitu 3,1%, meski
akhir tahun yang rata-rata meningkat menjadi
sedikit lebih tinggi dari akhir TW3-16 (3,0%).
0,5%, dari kontraksi -0,1 pada triwulan
Kenaikan tersebut tidak lepas dari faktor
sebelumnya. Upah reguler hanya tumbuh tipis
cuaca yang kurang kondusif bagi sektor
sebesar 0,4%, dari sebelumnya 0,3%. Secara
pertanian (agriculture and forestry), sehingga
nominal, perkembangan upah reguler tidak
mengganggu penyerapan tenaga kerja di
mencerminkan perubahan yang berarti. Jika
sektor ini.
pada TW3-16 upah reguler rata-rata sebesar
Sektor tenaga kerja yang cukup baik juga tercermin pada tingkat partisipasi kerja
JPY240.044, pada TW4-16 upah reguler hanya naik tipis menjadi JPY240.048.
yang masih cukup tinggi meski persentasenya
Meski perkembangan bisnis dan tenaga
sedikit menurun. Tingkat partisipasi tenaga
kerja membaik, optimisme konsumen masih
kerja pada TW4-16 terkoreksi ke 60,2%,
tertahan. Indeks keyakinan konsumen TW4-
dari periode sebelumnya (60,4%) dan lebih
16 berada di level 42,1, relatif tidak berubah
dipengaruhi oleh keluarnya angkatan kerja
dari sebelumnya. Hal tersebut tidak terlepas
wanita usia 55 tahun ke atas dari pasar
dari prospek perbaikan upah di Jepang yang
tenaga kerja. Di sisi permintaan terhadap
bergerak lamban. Komponen overall livelihood
tenaga kerja, job-to-applicant ratio juga terus
tidak berubah dari triwulan sebelumnya
mengindikasikan peningkatan. Rasio lowongan
dengan bertahan di angka 41,1. Komponen
pekerjaan terhadap jumlah pelamar di akhir
employment secara rata-rata terkoreksi
TW4-16 meningkat menjadi 1,43 –tertinggi
menjadi 44,3 di TW4-16, dari sebelumnya
65
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Rasio
Indeks
% yoy
1,6
6
60
5
1,4
4 Job to applicant ratio SA Unemployment rate SA (rhs) Avg Cash Earnings (rhs)
1,2 1
Optimis 50 Pesimis
3 2 1
40
0
0,8
-1
0,6
30
-2
0,4
-3 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.60 Tingkat Pengangguran
20
Consumer Conf. Households (SA) Income growth Wilingness to buy durable goods
Overall livelihood Employment
Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.61 Indeks Kepercayaan Konsumen
44,6. Koreksi tipis juga terjadi pada komponen
Pada saat yang sama, impor juga
willingness to buy durable goods yang turun
membaik signifikan. Secara rata-rata, kontraksi
menjadi 41,7, dari 41,8. Indikator-indikator ini
impor melambat signifikan menjadi -9,3%,
mengonfirmasi permintaan domestik Jepang
dari -19,3%, merefleksikan peningkatan harga
yang belum sepenuhnya pulih.
energi dunia.53 Di sisi lain, permintaan impor
Perbaikan kondisi perekonomian mitra dagang dan depresiasi yen mendorong pemulihan kinerja sektor eksternal. Ekspor membaik signifikan dengan kontraksi yang semakin sempit menjadi -1,7% yoy di TW4-16, dari sebelumnya -10,2%. Meski secara nominal masih terkontraksi, volume ekspor mengalami
terhadap komoditas lain cenderung masih lemah, mencerminkan permintaan domestik yang juga masih lesu. Akselerasi ekspor di tengah impor yang masih terkontraksi mengakibatkan surplus neraca perdagangan di TW4-16 melebar menjadi JPY427,0 miliar, dari JPY326,9 miliar di TW3-16.
peningkatan menjadi 4,8%, jauh lebih tinggi
Di sisi lain, penurunan penerimaan
dari periode sebelumnya yang rata-rata tumbuh
dari luar negeri menyebabkan surplus neraca
sebesar 1,0%. Perbaikan terutama terjadi pada
transaksi berjalan menurun menjadi JPY4,25
volume ekspor ke Tiongkok, negara Asia lain,
triliun di TW4-16, dari JPY5,84 triliun di TW3-
dan Amerika Serikat.52 Produk yang mengalami
16. Surplus primary income balance turun
peningkatan permintaan terutama permesinan,
drastis menjadi JPY3,35 triliun, dari JPY5,19
alat transportasi, perangkat elektronik, dan
triliun, akibat tren apresiasi yen sebelumnya.
alat komunikasi.
Namun penurunan neraca pendapatan primer tersebut masih terkompensasi oleh
52 Volume ekspor ke Tiongkok dan negara Asia lain masing-masing tumbuh sebesar 13,1% yoy dan 7,0% pada TW4-16, meningkat drastis dari TW3-16 (3,3% dan 2,2%). Sementara itu, volume ekspor ke AS mengalami rebound dengan tumbuh sebesar 4,0%, dari kontraksi sebesar -0,1%.
66
53 Impor energi memiliki pangsa sebesar 17% -18% terhadap total nilai impor Jepang.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
JPY Miliar
50 Trade balance, SA (rhs) Ekspor Impor
40 30
% yoy 2,000
20
1,500
15
1,000
20
500
10
0
0 -10
-500
-20 -30 -40 -50
% yoy 30 20
10 5
10
0
0
-5 -10
-10,00
-15
-1,500
-20
-2,000
-25 3
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2008 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
-10
Total Asia Tiongkok (rhs) AS EU-27 6 9 12 2013
3
-20 -30
6 9 12 2014
3
6 9 12 2015
3
6
9 12 2016
Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.62 Neraca Perdagangan
Grafik 2.63 Volume Ekspor ke Tujuan Utama
JPY Miliar
Indeks
JPY/USD
3.500
130
2.500
125
22.000 Pilpres AS 20.000
120
1.500
115
500
18.000
Depreasi
110 -500
16.000
105
Sumber: Bloomberg
12.000
Nikkei225 (rhs)
Apresiasi
10.000
Okt-16
Des-16 Feb-17
Jun-16
Ags-16
Feb-16 Apr-16
Okt-15
Des-15
Jun-15
Ags-15
Feb-15 Apr-15
Okt-14
90
Des-14
Jun-11 Ags-11 Okt-11 Des-11 Feb-12 Apr-12 Jun-12 Ags-12 Okt-12 Des-12 Feb-13 Apr-13 Jun-13 Ags-13 Okt-13 Des-13 Feb-14 Apr-14 Jun-14 Ags-14 Okt-14 Des-14 Feb-15 Apr-15 Jun-15 Ags-15 Okt-15 Des-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Ags-16 Okt-16 Des-16
-3.500
95
Spot: USD/JPY
Jun-14
-2.500
14.000
100
Ags-14
Goods and services Current TransferBalance Net Primary Income Current account
Feb-14 Apr-14
-1.500
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.64 Current Account Balance
Grafik 2.65 Harga Saham dan Nilai Tukar
neraca perdagangan yang membaik. Neraca
(fresh foods) 54 dan harga energi dunia di
perdagangan barang dan jasa membukukan
tengah depresiasi yen. Bencana topan badai
surplus sebesar JPY1,32 triliun, naik dari
periode Agustus 2016 - Oktober 2016
JPY1,18 triliun.
berimplikasi tertahannya aktivitas di sektor
Pergerakan harga energi dan makanan yang meningkat turut mengerek inflasi. Di TW4-16, rata-rata pergerakan harga (headline inflation) kembali ke teritori positif dengan meningkat menjadi 0,3%, setelah mengalami deflasi sebesar -0,5% pada TW3-16. Kondisi ini terutama akibat peningkatan harga makanan
pertanian, sehingga memengaruhi rantai pasokan makanan segar. Harga makanan bahkan mengalami peningkatan sebesar 2,9% pada triwulan laporan, melonjak dari 0,7% di periode sebelumnya. 54 Kelompok harga makanan memberikan sumbangan sebesar 25% terhadap keranjang inflasi Jepang.
67
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Kenaikan inflasi merupakan hal
framework kebijakan moneternya. BOJ
yang dinantikan oleh otoritas moneter dan
memperkenalkan kombinasi kebijakan QQE
Pemerintah Jepang. Namun demikian, akselerasi
(Qualitative and Quantitative Easing) dengan
harga pada akhir 2016 tersebut belum dapat
yield curve control dalam suku bunga negatif
diinterpretasikan sebagai pencapaian yang
melalui:
positif, mengingat dipicu oleh tekanan dari
i. Yield curve control (interest rate targeted)
sisi penawaran (cost-push inflation). Inflasi
– pengendalian terhadap suku bunga
inti55 yang merefleksikan permintaan domestik
jangka pendek dan jangka panjang,
justru tertekan, menurun menjadi 0,1%
dengan
pada TW4-16, dari 0,2% pada TW3-16.
-0,1% bagi lembaga keuangan yang
Penurunan terutama terjadi pada kelompok
menempatkan dananya di BOJ pada
rekreasi, pakaian, dan furnitur, akibat perilaku
policy rate balances current account
konsumen yang cenderung membatasi belanja,
(suku
di tengah terbatasnya daya beli.
membeli JGB untuk menjaga yield tenor
Dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi yang masih berada di bawah potensinya, BOJ mempertahankan stance kebijakan moneter akomodatif selama TW416. Dalam MPM (Monetary Policy Meeting) 2021 September 2016, BOJ secara mengejutkan mengumumkan perubahan mendasar dalam % yoy
10 8
4,5
6 4
3,0
2 0
1,5
-2 -4
0,0
-6 -8
-1,5
-10 -3,0
-12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016 CPI CPI excl. food & energy CPI fuel & light (rhs)
CPI excl. freshfood CPI food CPI transport (rhs)
Sumber: Bloomberg
bunga
jangka
suku
bunga
pendek).
BOJ
10-year pada kisaran 0% dengan pace pembelian sebesar JPY80 triliun per tahun (suku bunga jangka panjang). BOJ juga memperkenalkan perangkat baru untuk operasi pasar berupa (i) Fixedrate
purchase
operation
(pembelian
JGB dengan rate yang ditetapkan oleh BOJ/fixed rate) dan (ii) Fixed-rate funds supplying operations.
% yoy
6,0
menetapkan
ii. Inflation-overshooting
commitment
–
BOJ berkomitmen untuk meningkatkan monetary base hingga inflasi melampaui target 2% (… until the inflation rate exceeds the price stability target of 2 percent and stays above the target in a stable manner). Untuk hal ini, BOJ melakukan
kebijakan
QQE
dengan
yield curve control selama diperlukan. BOJ melanjutkan quantitative easing melalui pembelian aset berupa: (i) ETFs
Grafik 2.66 Inflasi
(Exhcanged Traded Funds) dan J-REITs (Japan Real Estate Investments) dengan
55 Di luar harga makanan dan energi.
68
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
%
% 0,4
0,8 Recent shape of JGB yield curve
0,6
0,2
Target level of a long-term interest rate “around zero percent”
Short-termpolicy interestrate “minus 0,1 percent”
0,4
Pilpres AS
10-yr JGB yield 2-yr JGB yield 5-yr JGB yield
0,3
0,1 0
0,2
-0,1 -0,2
0,0
-0,3 -0,2
-0,4
0
1 year
2
3
4
5
6 7 8 9 resindual maturity
10 15
20
30
01-Des-15 15-Des-15 29-Des-15 12-Jan-16 26-Jan-16 09-Feb-16 23-Feb-16 08-Mar-16 22-Mar-16 05-Mar-16 19-Apr-16 03-Mei-16 17-Mei-16 31-Mei-16 14-Jun-16 28-Jun-16 12-Jul-16 26-Jul-16 09-Ags-16 23-Ags-16 06-Sep-16 20-Sep-16 04-Okt-16 18-Okt-16 10-Nov-16 15-Nov-16
-0,5
-0,4 40
Sumber: BOJ
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.67 Yield Curve Control BOJ
target
penambahan
Grafik 2.69 Yield JGB Pasca Pengumuman Fixed Rate Tender
masing-masing
untuk pertama kalinya BOJ mengumumkan
mencapai JPY6 triliun dan JPY90 miliar;
melakukan fixed rate tender pembelian JGB.
(iii) CP (commercial paper) dan corporate
Keputusan tersebut diumumkan pada 17
bonds, dengan tujuan menjaga posisi
November 2016 untuk menjaga yield JGB
outstanding
agar tidak menyimpang jauh dari target yang
masing-masing
sebesar
ditetapkan. Tenor dan yield yang ditetapkan
JPY2,2 triliun dan JPY3,2 triliun. Menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS yang menimbulkan gejolak di pasar keuangan global dan domestik,
adalah dua tahun pada fixed rate -0,09% dan tenor lima tahun pada fixed rate -0,04%. Kebijakan tersebut direspons baik oleh pasar
% yoy
% 0,8
12 M1
M2
M3
10 8
6-Jul-2016 0,6
7-Nov-2016
0,4
16-Nov-2016 18-Nov-2016
0,2 6 0 4
-0,1
2
-0,2
0
-0,6
Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012 2013 2015 2016 2014 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.68 Money Supply
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.70 Term Structure JGB per 18 November 2016
69
12
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
8 Nov-16: Pilpres AS
0,1
17 Nov: Fixed-Rate JGB Purchase Announcement
meningkat namun belum tersalur ke sektor riil.
10Y 2Y 5Y
0,05 0
M1 tumbuh signifikan hingga mencapai 9,2% pada Desember 2016, diikuti pertumbuhan M2
-0,05
(4%) dan M3 (3,4%). Hal ini mengindikasikan
-0,1
peningkatan permintaan likuiditas untuk motif
-0,15
berjaga-jaga yang ditempatkan pada instrumen
-0,2
jangka pendek, meski menerima imbal hasil
-0,25
yang rendah. Kondisi keuangan yang ekstra-
-0,3 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 November 2016
akomodatif berimplikasi pada penurunan suku bunga kredit. Namun demikian, pertumbuhan
Sumber: Bloomberg
kredit masih cenderung datar karena kondisi
Grafik 2.71 Yield JGB November 2016
ekonomi domestik yang belum cukup baik meski BOJ urung mengeksekusi keputusan
telah menahan permintaan kredit. Peningkatan
tersebut. Yield JGB yang sempat tertekan ke
deposit dana di lembaga keuangan tanpa
bawah dan kembali memasuki teritori negatif
penyaluran kredit yang berarti dapat menekan
berhasil kembali ke kisaran yang ditargetkan
profit margin perbankan Jepang.56
oleh BOJ. Kebijakan moneter akomodatif BOJ dan penetapan yield curve control dengan QQE kembali diafirmasi dalam MPM 1920 Desember 2016. Monetary base terus
56 Pada Desember 2016, rata-rata deposit rate di tiga bank besar Jepang mengalami penurunan hingga mendekati 0%. Ratarata deposit rate di Bank Mitsubishi UFJ dan Bank Mizuho menjadi 0,00% pada akhir Desember 2016 (dari 0,03% pada akhir Desember 2015); sementara rata-rata deposit rate di Bank Sumitomo Mitsui turun menjadi 0,01%.
Tabel 2.6 Monetary Base Target dan Proyeksi Balance Sheet BOJ (trillion Yen)
Monetary Base
End 2013 (Actual)
End 2014 (New Target)
End Des End Des 2014 2015 (Actual) (Actual)
End Des 2016 (Actual)
202
275
276
356
437
The Pace of annual target increase About 80 trillion (abandoned in MPM Sep-2016 )
Breakdown of The Bank's Balance Sheet JGBs
142
200
202
282
361
About 80 trillion
CP
2.2
2.2
2.2
2.2
2.3
Maintain outsanding balance
Corporate bonds
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
Maintain outstanding balance
Exchange-traded funds (ETFs) Japan real estate investment trusts (J-REITs) Total assets (including others) Banknotes Current deposits Total liabilities and net asset (including others) Sumber: BOJ
70
2.5
3.8
3.8
6.9
11.1
About 6 trillion (announced in MPM July-2016)
0.14
0.18
0.18
0.27
0.36
About 90 billion
224
297
300
383
476
90 107
93 177
93 178
98 253
102 330
224
297
300
383
476
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Di sisi fiskal, Pemerintah Jepang terus
meningkatkan belanja negara sebesar
berupaya menjaga kesinambungan postur
JPY622,5 miliar. Sebanyak JPY195,5 miliar
fiskal dalam jangka panjang sembari melakukan
dialokasikan untuk penanggulangan bencana
reformasi struktural di sektor tenaga kerja
dan mendorong pemulihan sektor pertanian
untuk menstimulasi perekonomian. Upaya
pascabencana topan badai yang terjadi pada
konsolidasi fiskal masih terus dilanjutkan
Agustus 2016 dan bencana gempa Kumamoto
dengan mengurangi rasio ketergantungan
pada April 2016. Belanja militer ditingkatkan
terhadap pembiayaan dari penerbitan surat
menjadi JPY170,6 miliar sebagai antisipasi
utang (bond dependancy ratio).
Penerbitan
ancaman nuklir Korea Utara dan peningkatan
JGB pada FY2016 direncanakan sebesar
aktivitas Tiongkok di Laut Cina Timur. Sisanya
JPY34,43 triliun atau menurun JPY2,40 triliun
senilai JPY168,5 miliar diperuntukkan bagi
dari tahun sebelumnya. Sementara untuk FY
kontribusi finansial Jepang pada organisasi
2017, pemerintah merencanakan penerbitan
internasional.
57
JGB sebesar JPY34,37 triliun. Pemerintah sejauh ini cukup konsisten dalam upaya menurunkan penerbitan surat utang.
Nuansa konsolidasi fiskal semakin kental dalam rencana anggaran pemerintah untuk tahun fiskal 2017. Memasuki tahun
Pemerintah kembali mengumumkan
kedua konsolidasi fiskal 58 , pemerintah
sejumlah budget measures dalam Third
berupaya merevitalisasi ekonomi domestik
Supplementary Budget FY2016 pada Desember
dan melakukan perimbangan APBN. Total
2016. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah
anggaran pemerintah direncanakan sebesar
%
Trilion yen 100 90
Government bonds issues (LHS)
Constructions bonds 44,6 44,6 Special deficit-financing bonds
80
38,4
37,9
70
40 30 20 10 0
37,6
30,7 25,5
50
47,9 47,6 46,3
41,8
General Account Expenditure
43,0 38,3
37,6
35,3
34,3
60 50
36,9
48,0
30,5
Bond dependency ratio (RHS)
40
35,6
30
21,6
44,344,3 44,2 42,9 41,3 6,4 6,1 5,9 5,8 36,4 36,6 6,0 36,9 34,4 34,4 34,4 33,3 6,0 14,4 28,3 30,0 6,4 6,5 6,2 30,0 6,1 6,1 25,4 25,3 7,6 9,2 11,8 11,2 5,5 6,8 9,3 13,7 8,8 10,1 8,4 5,2 5,2 19,1 16,7 38,2 38,3 37,1 38,0 7,6 35,2 15,6 30,9 28,4 28,3 30,0 30,1 28,2 25,7 8,1 10,5 9,7 9,0 9,2 8,4 21,7 23,5 24,5 20,2 7,1 19,6 23,2 20,1 5,6 5,3 7,3 5,8 10,1 7,5 7,1 1,3 5,6 5,3 7,3 8,1 10,5 9,7 20,0
31,1
32,6
20
10
0
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 2000 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 (FY) Sumber: MOF Jepang, 2016
Grafik 2.72 Bond Dependancy Ratio FY2017
General Account Revenue
(Unit : trilion yen)
National Debt Service Primary Goverment Interest 23,528.5 Expenses Bond Issues Payments 24.1% 34,369.8 73,926.2 9,160.4 Income tax Redeption of the 75.9% 35.3% SpecialDevicit9.4% 17,948.0 National Debt Financing Bonds 18.4% Social Security 14,368.8 28,272.8 Corporation General Account 32,437.5 14.7% General Acount 29.0% Tax Total Expenditures 33.3% Others Total Revenues Construction 12,391.0 National 97,454.7 9.427.5 97,454.7 Bonds 12.7% 9.7% Defense (100.0%) (100.0%) 6,097.0 5,125.1 Consuptions Tax 6.3% Local Allocation 5.3% Other 17,138.0 Public Tax Grant. etc. Other Education Works 10.235.0 17.6% 15.567.1 Revenues and Science 5,976.3 10.5% 16.0% 5,372.9 5,356.7 6.1% 5.5% 5.5% General Expenditure* : 58,539.1(59.9%) Food Supply 1.017.4 (1.0%) Energy 963.5 (1.0%) (*Primary Expenses -Local Allocation Tax Grants. etc.) Economic Assistance 511.0 (0.5%)
Tax and Stamp Revenues 57,712.0 59.2%
Former Military Personel Pensions 294.7 (0.3%) Promotion SMEs 181.0 (0.2%) Miscellaneous 6.109.8 (6.3%) Contigency Reserves 350.0 (0.4%)
Sumber: MOF Jepang, 2016
Grafik 2.73 Budget 2017 57 Bond Dependency Ratio mengukur persentase jumlah rencana penerbitan JGB pada tahun fiskal dibagi dengan rencana pengeluaran pemerintah pusat pada awal tahun fiskal tersebut. Setiap tahun pemerintah pusat mengeluarkan jenis JGB untuk rekonstruksi dan JGB untuk menutup defisit fiskal.
58 Pemerintah Jepang memulai upaya konsolidasi fiskal sejak FY2015.
71
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
JPY97,5 trilliun atau naik 0,8 % dibandingkan
tinggi dari proyeksi Oktober 2016 (1,0%).
FY 2016 (JPY96,7 triliun). Pemerintah juga
Perekonomian diperkirakan tumbuh lebih
berupaya mengendalikan beban pembayaran
tinggi pada tahun fiskal 2017 sebesar 1,5%,
bunga dan pokok utang serta mempertajam
dari sebelumnya 1,3%. Kondisi finansial yang
prioritas pengeluaran, salah satunya terkait
ekstra-akomodatif, peningkatan stimulus
sistem jaminan sosial yang memakan lebih
fiskal, perbaikan kondisi ekonomi global,
dari 50% APBN.
dan depresiasi yen menjadi pertimbangan
Secara umum, rencana anggaran FY2017 lebih diarahkan untuk melakukan reformasi struktural, khususnya di sektor tenaga kerja, melalui sejumlah insentif perpajakan. Salah satunya dengan pengurangan pajak hingga 14% dari total belanja research and development perusahaan untuk mendorong inovasi dan mendukung revitalisasi ekonomi. Selain itu, pemerintah menaikkan batas penghasilan minimal bebas pajak bagi laporan pajak suami-istri menjadi JPY1,5 juta, dari JPY1,03 juta untuk mendorong partisipasi wanita dalam lapangan kerja.
bagi BOJ dalam meningkatkan outlook perekonomian Jepang. IMF juga merevisi ke atas prospek pertumbuhan ekonomi dalam WEO Update (Januari 2017). Ekonomi Jepang pada 2017 diperkirakan tumbuh sebesar 0,8%, lebih optimis dari proyeksi sebelumnya (Oktober 2016) yang memperkirakan ekonomi hanya tumbuh sebesar 0,6%. Namun sedikit berbeda dengan BOJ, perubahan outlook oleh IMF tersebut merupakan penyesuaian terhadap perubahan metodologi perhitungan pendapatan nasional yang turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Jepang pada periodeperiode sebelumnya.59
Perkembangan terkini dalam perekonomian yang relatif optimis mendorong BOJ meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Januari 2017. BOJ memperkirakan ekonomi Jepang tumbuh sebesar 1,4% pada tahun fiskal 2016, lebih
59 Pada Desember 2016, otoritas nasional Jepang menggunakan perhitungan statistik national accounts baru, yaitu System of National Accounts (SNA) 2008 dan merubah tahun dasar menjadi 2011. Perubahan mendasar dari penggunaan SNA 2008 adalah dimasukkannya komponen R&D swasta sebagai bagian dari capital expenditure sehingga dihitung sebagai final demand.
Tabel 2.7 Proyeksi PDB dan Inflasi Negara PDB (% yoy) proyeksi sebelumnya*) Inflasi (% yoy) proyeksi sebelumnya
(Januari 2017) Proyeksi BOJ FY 2016 FY 2017 FY 2018 2016 1,4 1,5 1,1 0,9 1,0 1,3 0,9 0,5 -0,2 1,5 1,7 0,2 -0,1 1,5 1,7 -0,2
WEO IMF 2017 0,8 0,6 0,4 0,5
Keterangan : FY 2016 adalah April 2016-Maret 2017; FY 2017 adalah April 2017-Maret 2018; FY 2018 adalah April 2018-Maret 2019 *) Proyeksi Inflasi BOJ adalah untuk CPI all items excl fresh food, excl effect consumption tax hikes Proyeksi BOJ & WEO sebelumnya: Oktober 2016
72
2018 0,5 0,5 n.a 0,6
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Di sisi harga, pergerakan harga energi
AS di bawah Presiden Trump adalah melalui
dan komoditas lain di dunia menjadi alasan
keterlibatan korporasi Jepang dalam NAFTA
bagi BOJ untuk merevisi ke atas outlook inflasi.
(North America Free Trade Agreements)60.
BOJ memperkirakan pergerakan harga tahun
Jika NAFTA dibubarkan atau direnegosiasikan,
fiskal 2016 masih terdeflasi (-0,1%) namun
seperti retorika kampanye Trump, maka
membaik dari proyeksi sebelumnya (-0,2%).
Jepang berpotensi mengalami kerugian dari
Sementara itu, proyeksi inflasi pada tahun
penurunan surplus perdagangan, profitabilitas
fiskal 2017 dan 2018 relatif tidak berubah yaitu
korporasi di luar negeri, dan net-factor income
masing-masing 1,5% dan 1,7%. Akselerasi
from abroad. Sektor yang diperkirakan
inflasi 2017 dan 2018 merefleksikan harga
terancam secara langsung adalah sektor
domestik yang terkerek harga energi dan
manufaktur (produk high-end dan barang
komoditas serta pass-through dari depresiasi
modal) serta sektor jasa (R&D dan sektor
yen. Berbeda dengan BOJ, IMF memperkirakan
perbankan besar). Faktor ketidakpastian global
perkembangan tingkat harga sedikit lebih
juga dapat muncul dari hasil akhir negosiasi
rendah dari proyeksi sebelumnya. Pada 2017,
Brexit,61 potensi kenaikan FFR, dan proses
proyeksi inflasi dikoreksi menjadi 0,4%, dari
rebalancing ekonomi Tiongkok. Sementara itu
sebelumnya 0,5%. IMF meyakini bahwa
dari dalam negeri, risiko yang harus dihadapi
meski pergerakan harga secara umum sudah
adalah persoalan aging population yang dapat
meningkat akibat faktor harga komoditas,
menghambat revitalisasi ekonomi Jepang
secara umum core inflation belum banyak
dan perbaikan permintaan domestik, serta
mengalami perubahan dan masih berada di
sustainabilitas kebijakan fiskal.
bawah target otoritas. Sejumlah risiko berpotensi menahan keberlanjutan pemulihan ke depan. Faktor risiko terbesar berasal dari meningkatnya ketidakpastian kondisi ekonomi global, terutama pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS. Dengan agenda kebijakan ekonomi yang kental dengan nuansa proteksionisme, kebijakan ekonomi Donald Trump –khususnya di bidang perdagangan– dapat memberikan implikasi negatif bagi sektor eksternal Jepang. Eksposur langsung bagi Jepang dari kebijakan perdagangan
60 Korporasi Jepang yang bergerak di sektor manufaktur, khususnya industri permesinan dan otomotif, memiliki keuntungan dari skema tarif NAFTA karena sejumlah korporasi tersebut melakukan kegiatan produksinya di Meksiko. Niat Presiden Trump untuk mereformasi NAFTA dapat berimplikasi pada kenaikan tarif. Sebagai informasi, salah satu dari retorika yang disampaikan selama kampanye, yaitu menarik AS dari perjanjian perdagangan TPP (Trans-Pacific Partnership) telah digenapi oleh Presiden Trump pada 23 Januari 2017. 61 Pada 23 Juni 2016, warga negara Inggris Raya memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa melalui referendum (Brexit). Saat ini, Pemerintah Inggris tengah mempersiapkan diri untuk proses negosiasi Brexit dengan counterparty-nya (European Commission). Hasil negosiasi tersebut akan menentukan nasib hubungan ekonomi Inggris ke depan, baik dengan negara anggota Uni Eropa lainnya, maupun dengan negara ketiga, seperti Jepang.
73
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
2.5. Tiongkok Ekonomi Tiongkok pada TW4-16 bergerak sejalan dengan tren penyesuaian strukturalnya. Ekonomi tumbuh 6,8% yoy pada triwulan akhir 2016, sedikit terakselerasi dari tiga triwulan sebelumnya (6,7%). Keseluruhan 2016 pertumbuhan mencapai 6,7% atau melambat dari pertumbuhan 2015 sebesar 6,9%. Sektor tersier menjadi pendorong, diikuti oleh sektor sekunder dan primer. Konsumsi belum menunjukkan perbaikan yang memadai, sementara investasi relatif stabil didukung oleh stimulus pemerintah.
surplus perdagangan dan arus penanaman modal langsung, sementara capital outflows terjadi di pasar portfolio, sehingga nilai tukar tertekan. Intervensi valas yang dilakukan pemerintah menyebabkan cadangan devisa menurun drastis dan kondisi likuiditas mengetat. Untuk membantu meredam tekanan depresiasi, pengendalian terhadap aliran modal diberlakukan. Stance moneter dijaga netral dan prudent, meski sinyal bias ketat mulai terlihat. Di sisi fiskal, stance kebijakan relatif akomodatif untuk menopang konsumsi dan investasi swasta yang masih lemah.
Surplus perdagangan menjadi penopang
Dalam proses penyesuaian dengan
pertumbuhan, sekalipun pertumbuhan ekspor
tekanan eksternal yang cukup besar, ekonomi
mengalami stagnasi.
Tiongkok diprediksi semakin melambat di
Dinamika ekonomi dalam jangka pendek masih menunjukkan pola yang beragam. Produksi relatif stabil karena penyesuaian kapasitas di beberapa industri utama terkompensasi peningkatan produksi pada industri berteknologi menengah-tinggi. Laba korporasi membaik terimbas positif kenaikan harga komoditas dan penyesuaian kapasitas industri. Akibat kenaikan harga komoditas dan koreksi persediaan di sektor industri, inflasi mulai terakselerasi, terutama pada tingkat produsen. Sektor properti masih dalam tren kenaikan harga, meski kecepatannya menurun karena langkah kehatihatian pemerintah. Keseimbangan eksternal Tiongkok secara keseluruhan masih relatif terjaga, meskipun terjadi tekanan pada transaksi modal. Keseimbangan eksternal ditopang oleh
74
2017 dan 2018. Risiko dapat muncul dari peningkatan level utang dan koreksi harga properti yang berdampak negatif pada stabilitas sistem keuangan. Capital outflows dapat menambah kerentanan eksternal dan menghambat proses produksi melalui penurunan akumulasi modal secara drastis. Sumbangan surplus perdagangan berisiko menurun apabila kebijakan proteksionisme diterapkan AS. Sementara, stimulus dapat berdampak positif dalam jangka pendek, meskipun berakibat negatif dalam jangka menengah-panjang. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok termoderasi di 2016, seiring dengan tren perlambatan natural dan penyesuaian struktural yang terjadi. Ekonomi 2016 tumbuh 6,7% yoy, lebih rendah dari pencapaian 2015 sebesar 6,9%. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata pertumbuhan medium term sebesar 7,7%
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
(2011-2016), dan pertumbuhan longer term
% yoy 18
% yoy PDB
Secondary
Tertiary
18
Primary
sebesar 9,4%.62 Perekonomian masih berada
16
16
pada jalur perlambatan, yang merupakan
14
14
12
12
10
10
menengah (middle income) menuju negara
8
8
berpendapatan tinggi (proses natural). 63
6
6
Sejalan dengan hal itu, Pemerintah Tiongkok
4
4
2
2
proses transisi dari negara berpendapatan
juga mengubah strategi pertumbuhannya dari export and manufacture led economy, menjadi consumption and services led economy, agar
0
0 Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: National Bureau of Statistics of China
perekonomian lebih berimbang dan lebih
Grafik 2.74 Pertumbuhan Ekonomi
berkesinambungan (perubahan struktur ekonomi). Dalam perubahan natural dan
sebelumnya.64 Perlambatan ekonomi Tiongkok
struktural menuju keseimbangan yang lebih
sudah dianggap sebagai “new normal,” dalam
baik, perlambatan ekonomi menjadi suatu
perspektif jangka menengah-panjang.
keniscayaan, sebagaimana sejarah yang dialami negara-negara maju di periode
Ekonomi Tiongkok pada TW416 bergerak cukup sejalan dengan tren penyesuaian struktural dalam persepektif
Tabel 2.8 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral (% yoy) Periode (% yoy) 2015 TW1 TW2 TW3 TW4 2016 TW1 TW2 TW3 TW4 Rerata 2015 2016 2011-2016 2006-2016
PDB
Primer Sekunder
Tersier
7,0 7,0 6,9 6,8 6,7 6,7 6,7 6,8
3,1 3,5 3,8 3,9 2,9 3,1 3,5 3,3
6,3 6,2 6,1 6,2 5,9 6,1 6,1 6,1
8,0 8,3 8,4 8,2 7,6 7,5 7,6 7,8
6,9 6,7 7,7 9,4
3,6 3,2 3,6 3,8
6,2 6,1 7,9 10,0
8,2 7,9 8,2 9,8
Sumber: National Bureau of Statistics of China
62 Medium term diukur dari rata-rata pertumbuhan tahunan selama lima tahun (2011-2016), sedangkan longer term merupakan ratarata pertumbuhan selama 10 tahun (2006-2016). 63 Saat ini pendapatan per kapita Tiongkok mencapai USD6.497,50 (pendapatan menengah atas). Negara yang dikategorikan sebagai berpendapatan tinggi adalah yang memiliki pendapatan per kapita lebih dari USD12.476.
jangka menengah-panjang. Pertumbuhan di TW4-16 mencapai 6,8%, sedikit lebih tinggi 0,6
0,6
0,5
0,5 0,4
0,4 0,3
Secondary Primary 20 per. Mov. Avg. (Tertiary)
Tertiary 20 per. Mov. Avg. (Secondary) 20 per. Mov. Avg. (Primary)
0,3
0,2
0,2
0,1
0,1 0
0 Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: National Bureau of Statistics of China
Grafik 2.75 Pangsa Nominal PDB
64 Korea Selatan dan Jepang merupakan contoh di Asia yang berhasil menjadi negara maju. Untuk lebih detil mengenai pembahasan ini lihat PEKKI edisi TW2-16 artikel Cerita Lama Jepang di Tiongkok dan Jalur Penyesuaian Berikutnya.
75
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
dari tiga triwulan sebelumnya sebesar 6,7%. Sektor jasa tumbuh 7,8% pada TW4-16, menguat dari triwulan sebelumnya sebesar 7,6%. Sektor sekunder tumbuh stabil sebesar 6,1% selama tiga triwulan terakhir (TW2-TW4 2016). Sementara, sektor primer tumbuh melambat menjadi 3,3%, terdeselerasi dari 3,5% pada TW3-16. Sesuai rebalancing act
% yoy
55
18 16
Penjualan Kendaraan, rhs
Penjualan Ritel, lhs
14
45 35
12
25
10 15
8 6
5
4
Cons. Confidence, rhs
2 0 1
mengenai perubahan struktur ekonomi, sektor jasa tumbuh semakin dominan. Pangsa sektor
% yoy
20
4
7 10 1 2012
4
7 10 1 2013
4
7 10 1 2014
4
7 10 1 2015
-5 -15 4
7 10 1 2016
Sumber: Bloomberg
tersier, sekunder, dan primer terhadap total
Grafik 2.76 Indikator Konsumsi
output pada lima tahun terakhir masing-masing sebesar 48%, 43%, dan 8%. Secara spasial tren deselerasi terjadi cukup merata, terutama
Zara, GAP, H&M, dan C&A, menunjukkan tren
pada provinsi besar. Wilayah perindustrian
positif. Kepercayaan konsumen masih upward
besar seperti Tiajin, Hubei, Hunan, Guangxi,
trending, dan penjualan kendaraan relatif
Chongquing, Sichuan, Guizhou, Yunian, dan
menguat akibat instentif pajak pemerintah.
Shaanxi, yang tumbuh tinggi rata-rata di atas 10% pada periode 2011-2016, terdeselerasi signifikan menjadi 6%-8% pada periode 2015-2016. Di tengah path perlambatan,
Tren permintaan terhadap investasi terus menurun. Total investasi aset tetap (fixed asset investment), tumbuh ratarata sebesar 8,2% pada TW4-16, sedikit terakselerasi dari 8,1% di TW3-16. Investasi
pergerakan indikator permintaan jangka pendek memperlihatkan arah yang beragam
% yoy
% yoy 30
(mixed). Sisi permintaan domestik dan eksternal
30
pada umumnya masih relatif lemah. Meskipun
25
demikian, keseimbangan perdagangan
20
20
masih memberikan kontribusi positif pada
15
15
pertumbuhan. Penjualan ritel tumbuh datar,
10
10
5
5
rata-rata sebesar 10,6% pada TW4-16, dari 10,5% pada TW3-16. Komponen pembentuk penjualan ritel menunjukkan pergerakan yang mixed. Penjualan online dan supermarket
Private FAI FAI (Ex. Rural HH)
25
0
0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2013
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
tumbuh relatif datar, sementara penjualan department store bergerak fuktuatif. Di sisi lain, penjualan specialty stores, seperti Uniqlo,
76
Grafik 2.77 Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment)
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
pemerintah jauh lebih akseleratif dari swasta yang hanya tumbuh 3,1% pada TW4-16, sehingga mengindikasikan besarnya stimulus
30 Industrial profit (% yoy), lhs 6 per. Mov. Avg. (Industrial profit (% yoy), lhs)
25 20 15
pemerintah dalam menopang perekonomian.65
10
Tren penurunan investasi yang persisten
5
menunjukkan masih terjadinya proses
0 -5
penyesuaian ekses kapasitas. Perusahaan
-10
menurunkan persediaan dengan menjual
-15
produk lebih murah, mempertimbangkan
Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2013 2014 2015 2016
permintaan masyarakat yang belum menguat
Sumber: National Bureau of Statistics of China
signifikan.
Grafik 2.79 Laba Industri
Permintaan eksternal juga belum sepenuhnya pulih, tercermin dari ekspor yang
TW4-16 terkoreksi menjadi USD132,2 miliar,
cenderung melemah. Ekspor TW4-16 masih
dari sebelumnya USD138,9 miliar. Kendati
berada pada zona kontraksi meski tumbuh
melambat, surplus perdagangan masih
lebih baik dari TW3-16. Sementara, impor
berperan sebagai motor pertumbuhan pada
mulai tumbuh positif rata-rata 2,3% pada
akhir 2016.
TW4-16, dari -4,1% pada TW3-16, dipicu kenaikan harga energi dan komoditas global. Sehingga, akumulasi surplus perdagangan
Sejumlah industri utama masih melakukan penyesuaian persediaan (inventory adjustment) untuk menyelaraskan kapasitas produksi dengan perkembangan ekonomi.
100
Volume persediaan industri metal (baja),
80
listrik, minyak, batubara, air bersih, kertas,
60
dan industri kimia mengalami pertumbuhan
40
40
negatif selama 2016. Kondisi ini sangat
20
20
berbeda dengan 2015 dan periode jangka
0
0
menengah (2011-2016), di mana rata-rata
-20
-20
persediaan tumbuh positif dengan magnitude
-40
-40
cukup tinggi. Secara prinsip, penurunan
100 Trade Balance (USD Bn) Ekspor (%, yoy) Ekspor (%, yoy) 12 per. Mov. Avg. (Trade Balance (USD Bn)
80
Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
60
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: National Bureau of Statistics of China
Grafik 2.78 Perdagangan Internasional
produksi pada sektor yang mengalami ekses kapasitas dapat memperbaiki laba karena biaya penyimpanan dan pengelolaan barang menjadi lebih murah. Di lain sisi, pengurangan produksi akan memperbaiki posisi tawar produsen untuk
65 Dengan total FAI sebesar 8,2%, dan FAI swasta hanya sebesar 3,1%, maka besarnya kontribusi pemerintah dalam mendukung investasi mencapai 5,1 ppts.
meningkatkan harga jual.
77
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Industri Tiongkok cukup berhasil dalam
masih belum tuntas. Laba dapat menurun
memperbaiki kinerja laba. Laba industri di
drastis dalam jangka pendek. Sebagai contoh,
2016 rata-rata tumbuh 6,6%, terakselerasi
laba industri pada TW4-16 rata-rata tumbuh
dari kontraksi -3% pada 2015. Secara umum,
9%, melambat dari TW3-16 sebesar 13%.
industri-industri yang mengalami penyesuaian
Sebagian pengusaha mengkhawatirkan
persediaan memiliki kinerja laba yang lebih
prospek permintaan ke depan, sehingga
baik pada 2016, dibandingkan 2015. Namun,
kenaikan harga input tidak sepenuhnya
kesinambungan kinerja laba tersebut masih
dapat ditransfer kepada konsumen dengan
diragukan karena proses penyesuaian yang
menaikkan harga jual (producer slack).
% yoy Other Mining Fabricated Metal Pdt, Machine & Eqt Repair Tobacco Processing Medical & Pharmaceutical Product Gas Production & Supply Rail, Ship, Aircraft, Spacecraft & Other Instrument & Meter Cultural,Education,Art,Sport&Recreation Pdt Wine, Beverage & Refined Tea… Garment & Apparel Petroleum & Natural Gas Acquisition Other Manufacturing Non Metal Mineral Mining & Dressing Furniture Manufacturing Leather, Fur, Feather & Its Product & Shoes Automobile Manufacturing Printing & Record Medium Reproduction Electrical Machinery & Equipment Wood… General Equipment Textile Food Manufacturing Non Metallic Mineral Product Rubber & Plastic Product Fabricated Metal Product Special Equipment Computer,Communication&Other… Agricultural & Sideline Food Processing Mining Auxiliary Activity Chemical Material & Product Chemical Fiber Paper Making & Paper Product Non Ferrous Metal Smelting & Pressing Water Production & Supply Coal Mining & Dressing Non Ferrous Metal Mining & Dressing Petroleum, Coking & Nuclear Fuel Electricity, Heat Production & Supply Comprehensive Utilization of Resource… Ferrous Metal Smelting & Pressing Ferrous Metal Mining & Dressing
1-12/2016 (ST) 1-12/2015 2/2006 - 2/2007 (Boom) 1/2011 - 12/2016 (MT)
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
Sumber: CEIC
Grafik 2.80 Penyesuaian Persediaan (Inventory Adjustment)
78
50
60
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Miliar CNY Electric Machinery &… Electronic &… Non-Metal Minerals Products Raw Chemical Materials &… Agricultural & Sideline Food… General Equipment Medical & Pharmaceutical… Non-Ferrous Metals… Metal Products Special Purpose Equipment Textile Industry Ferrous Metals Smelting &… Coal Mining & Dressing Beverage Manufacturing Food Manufacturing Petroleum Processing &… Paper Making & Paper… Timber Processing, etc Tobacco Processing Printing & Record Medium… Furniture Manufacturing Non Ferrous Metals Mining… Production & Supply of Gas Chemical Fiber Industry Non-Metal Minerals Mining &… Production & Supply of Water Waste Resources &… Ferrous Metals Mining &… Production & Supply of… Other Mining Petroleum & Natural Gas…
mth avg 2016 mth avg 2015
-15
-5
5
15
25
35
45
Sumber: CEIC, diolah
Grafik 2.81 Laba per Sektor Industri
Meski tengah melakukan penyesuaian,
60
60
aktivitas industri ke depan diperkirakan
58
58
membaik. Purchasing manager index (PMI)
56
56
54
54
52
52
industri berskala besar, dengan new order
50
50
yang membaik. Peningkatan volume industri
48
manufaktur (versi pemerintah) naik ke level 51,4 pada TW4-16, dari sebelumnya 50,2.66 Kenaikan tersebut dimotori oleh kinerja
umumnya terjadi pada industri padat teknologi, seperti industri-industri alat-alat elektronik dan komponennya (semi-konduktor atau
66 Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi.
48 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 121 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PMI Mfg (official) PMI Non-Mfg (official) (50 = no change) 6 per. Mov. Avg. (PMI Mfg (official)) 6 per. Mov. Avg. (PMI Mfg (official))
Sumber: National Bureau of Statistics of China
Grafik 2.82 Purchasing Manager Index Official (NBS)
79
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
55
55
54
54
53
53
52
52
51
51
50
50
49
49
48
48
47
47 1
3
6 9 2014
12 1
3
6 9 2015
PMI Services (Caixin) PMI Mfg (Caixin) 6 per. Mov. Avg. (PMI Services (Caixin)) 6 per. Mov. Avg. (PMI Mfg (Caixin))
12 1
3
6 9 2016
56 54
Medium Small 6 per. Mov. Avg. (Medium)
56 54
52
52
50
50
48
48
46
46
44
44 Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 2012 2013 2014 2015 2016
12 1 2017
PMI Composite (Caixin) (50 = no change) 6 per. Mov. Avg. (PMI Composite (Caixin))
Large Neutral 6 per. Mov. Avg. (Large) 6 per. Mov. Avg. (Small)
Sumber: National Bureau of Statistics of China
Sumber: Caixin Markit
Grafik 2.83 Purchasing Manager Index Caixin-Markit
Grafik 2.84 PMI per Enterprises
integrated circuit (IC)). Di sisi lain, sejalan
untuk menjaga stabilitas sektor properti—yang
dengan penyesuaian yang dilakukan industri
erat kaitannya dengan stabilitas sektor lainnya,
utama, level inventory semakin terkontraksi
terutama sektor keuangan.
sejak September 2012.
Pemerintah menerapkan peraturan
Sektor properti dengan pangsa sebesar
kehati-hatian (prudential measures) yang
15% dari PDB ikut menahan perlambatan
berbeda untuk masing-masing kota (berbasis
ekonomi lebih lanjut. Penjualan TW4-16
spasial). Persyaratan yang lebih ketat dengan
tumbuh 24,5%, dari TW3-16 sebesar 26,3%.
menaikkan uang muka kredit dan bunga
Meski melambat, magnitude pertumbuhannya
yang tinggi diterapkan untuk real estate di
relatif besar terutama jika dibandingkan
tier-1. Langkah tersebut telah dilakukan oleh
rata-rata pertumbuhan 2015 yang hanya 1,3%. Aktivitas yang tinggi di sektor properti menyebabkan harga tumbuh signifikan. Di kota tier-3 (kota-kota kecil), harga tumbuh rata-rata 4,6%, terakselerasi dari 2,1% pada TW3-16. Di kota tier-2 (kota ukuran
65
60
Inventories of Finished Goods New Order Neutral 6 per. Mov. Avg. (Inventories of Finished Goods) 6 per. Mov. Avg. (New Order)
65
60
55
55
50
50
45
45
menengah), harga tumbuh 14,5%, naik dari periode sebelumnya 10,6%. Sementara, harga di tier-1 (kota-kota utama) tumbuh sebesar 26,8%, melambat dari sebelumnya 28,2%. Perlambatan harga properti pada tier1 merupakan langkah preventif pemerintah
80
40
40 Jan MeiSep Jan MeiSep Jan MeiSep Jan MeiSep Jan MeiSep Jan MeiSep Jan MeiSep Jan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: National Bureau of Statistics
Grafik 2.85 PMI New Order dan Inventories
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
pemerintah sejak TW3-16, untuk meredam
% yoy
kerentanan sektor properti yang semakin
30
meningkat. Sebagai contoh, pemerintah
25
menaikkan uang muka (DP) KPR untuk provinsi
20
Shenzhen menjadi 62,5%. DP KPR untuk
10
0
6% dalam enam bulan. Kendati harga di tier-1 melambat, harga properti di kota-
30 20
Hefei dan Xianmen. Selain itu, pemerintah
atas kenaikan harga (price ceiling) maksimal
40
10 5
provinsi Suzhou dengan menerapkan batas
50 Vol. Penjualan, rhs Harga Tier 1, lhs Harga Tier 2, lhs Harga lainnya, lhs
15
rumah ke-2 dan ke-3 dinaikkan pada provinsi juga mengambil langkah pengetatan pada
% yoy
35
0 -10
-5 10
-20 1 3
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.87 Harga dan Penjualan Properti
kota menengah dan kecil masih dalam tren peningkatan yang moderat.67 Dengan
surplus perdagangan dan arus penanaman
demikian, tren kenaikan harga properti
modal langsung (foreign direct investment
diperkirakan masih akan terjadi, meski dengan
atau FDI) yang solid. Perkiraan arus masuk
pace yang lebih lambat.
(surplus perdagangan + FDI) selama TW4-16
Keseimbangan eksternal Tiongkok secara keseluruhan masih relatif terjaga, meskipun terjadi tekanan pada transaksi modal. Keseimbangan eksternal ditopang oleh
keluar (outflows) mencapai USD221,4 miliar, sehingga net-flows yang terjadi pada periode ini sebesar USD58,3 miliar. Outflows yang besar dari sistem keuangan Tiongkok diakibatkan oleh prospek ekonomi yang terus melemah dan
50 2015 % yoy
tingginya ketidakpastian. Persitensi arus keluar
40
membuat cadangan devisa semakin tergerus.
30
Level cadangan devisa pada Desember 2016
20
turun menjadi USD3,01 triliun, dari USD3,17
10
-10
mencapai USD163 miliar, sedangkan arus
0
0
10
20
30
40
2016 % yoy 50
-10 Sumber: CEIC, diolah
triliun pada September 2016 atau berkurang USD156 miliar selama TW4-16 akibat intervensi bank sentral.68
Grafik 2.86 Volume Produksi per Industri
67 Sebagai catatan, pangsa tier-2 dan 3 mencakup 91% dari investasi di bidang properti, 95% penjualan properti, dan 94% dari proyek properti yang telah diselesaikan.
68 Pada Januari 2017 tekanan outflows masih terus terjadi sehingga cadangan devisa menurun menjadi USD2,9 triliun, sehingga berada di bawah level psikologis pasar dan dapat menambah tingkat kerentanan.
81
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
USD Miliar
USD Miliar
USD Miliar
150
150
150
100
100
100
50
50
0
0
USD Miliar Cadangan Devisa, rhs
3000 2500
-100 -150
2000
-50 FDI flows Trade Balance Estimated Captial Flows
-100
-50
-150
0
-200
0
1500 1000 Perubahan Cadev mtm, lhs
Net Flows -200 Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber: Bloomberg
Grafik 2.88 Perkiraan Jumlah Modal Keluar
4000 3500
50 0
-50
4500
500
0 Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.89 Cadangan Devisa
Gejolak yang terjadi pada paruh kedua
Intervensi yang dilakukan otoritas
2016, membuat tingkat kepercayaan investor
Tiongkok untuk menahan level nilai tukar
pasar keuangan memudar. Berbagai shock
berimbas pada ketatnya likuiditas pasar
internasional seperti keluarnya Inggris dari
uang. Intervensi (jual USD) yang dilakukan
EU (Brexit), terpilihnya Donald Trump sebagai
Pemerintah Tiongkok pada prinsipnya
Presiden AS, dan kenaikan suku bunga bank
merupakan kontraksi moneter, sehingga Yuan
sentral AS, meningkatkan tensi di pasar
terserap dari sistem keuangan ke neraca bank
keuangan. Akibatnya, investor dan pelaku
sentral. Praktik ini menimbulkan konsekuensi
bisnis cenderung mengalihkan investasinya
berkurangnya likuiditas Yuan di pasar uang
ke aset-aset berisiko rendah, terutama
(terutama di offshore) sehingga suku bunga
berdenominasi USD. Kondisi demikian
meningkat tajam. Suku bunga HIBOR overnight
menyebabkan tekanan yang sangat hebat
mengalami berada di level 12%-15% pada
pada nilai tukar Tiongkok. Nilai tukar Yuan
akhir Desember-2016, melonjak dari kisaran
(CNY) di pasar spot terdepresiasi terhadap USD
1%-2% pada September-2016.70 Tekanan lebih
hingga 7% pada akhir Desember-2016 ytd.69
besar terjadi pada pasar offshore, dipengaruhi
Yuan offshore (CNH) juga diperdagangkan
intervensi dan penerapan pembatasan aliran
melemah hingga mencapai 6,8% ytd. Kondisi
Yuan ke luar pasar domestik.
ini semakin menambah kekhawatiran pasar terhadap ekspektasi depresiasi yang lebih dalam, karena nilai tukar hampir menyentuh level psikologis pasar CNY7 per USD.
Untuk meredam tekanan yang terlalu dalam terhadap nilai tukar Yuan, pemerintah juga menerapkan pengendalian (control) terhadap aliran modal. Aliran modal yang keluar deras secara persisten serta nilai
69 Selama TW4-16, pelemahan CNY dan CNH terhadap USD mencapai 4,1% ytd dan 4,5%.
82
70 Bahkan, pada 8 Januari 2017, SHIBOR ON sempat menyentuh level 61,3%.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
CNY, CNH/USD 1000
500
%
Spread (pips) 7,00
Spread CNY-CNH (lhs) CNY Spot CNH spot
6,95 6,90
%
7
80 SHIBOR ON, lhs HIBOR ON, rhs
6
70 60
5
50
6,85
0
4
40
3
30
6,80 -500
6,75 6,70
-1000
-1500
10
6,65
1
6,60
0
010611162126010611162126310510152025300510152025300409141924290308 Sep Okt Nov Des Jan Feb 2016 2017 Sumber: Bloomberg
20
2
0 -10 24 13 2 21 10 1 20 9 29 17 6 26 14 5 25 14 2 22 11 30 20 9 28 17 6 25 14 Jun Ags Okt Nov Jan Mar Apr Jun Jul Sep Nov Des Feb Apr Mei Jul Sep Okt Des Jan Mar Mei Jun Agt Okt Nov Jan 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.90 Nilai Tukar
Grafik 2.91 Suku Bunga Pasar Uang
tukar yang lemah membentuk hubungan
Tingkat harga mulai merangkak naik,
kausalitas. Aliran modal di satu sisi dapat
dipicu oleh kenaikan aktivitas sektor industri
menyebabkan tekanan depresiasi nilai tukar.
dan akselerasi harga komoditas global,
Di sisi lain, ekspektasi terhadap depresiasi
terutama energi. Producer price index (PPI) rata-
nilai tukar juga memicu arus modal ke luar.
rata tumbuh 3,3% pada TW4-16, meningkat
Untuk mengatasinya, Pemerintah Tiongkok
tajam dari triwulan sebelumnya sebesar -0,8%
melakukan manajemen likuiditas dan mengatur
(deflasi). Inflasi consumer price index (CPI) TW4-
keluar masuk arus modal. Di penghujung 2016,
16 rata-rata mencapai 2,2%, naik moderat dari
pengendalian arus modal dilakukan dengan
TW3-16 sebesar 1,7%. Sementara, inflasi
cara (i) membatasi pinjaman perusahaan
inti CPI naik tipis menjadi 1,9% dari 1,7%.
ke pasar Yuan offshore;
(ii) pemeriksaan
Seiring dengan penyesuaian (penurunan)
terhadap transaksi valas di atas USD5 juta
kapasitas produksi di industri utama seperti
(sebelumnya USD50 juta); (iii) pembatasan
metal (baja), batubara, dan listrik, perusahaan
terhadap pembelian aset-aset eksternal;
dapat menjual produk dengan harga yang lebih
dan (iv) pelarangan investasi langsung luar
tinggi sehingga dapat memperbaiki kinerja
negeri senilai USD10 miliar ke atas. Selain itu,
laba. Sejauh ini, tekanan inflasi pada PPI belum
manajemen likuiditas juga diarahkan untuk
tertransmisi secara kuat ke CPI. Headline CPI
menjaga kondisi nilai tukar. Aspek ini akan
bergerak lebih volatile dan bergerak sejalan
diulas lebih mendalam pada pembahasan
dengan harga makanan. Di sisi lain, inflasi inti
kebijakan moneter.
CPI, yang mencerminkan harga keseimbangan,
71
bergerak moderat, searah dengan kondisi permintaan yang tumbuh stabil.72 71 Batas atas pinjaman ditentukan dengan nilai ekuitas perusahaan dikalikan dengan suatu koefisien kehati-hatian (prudential coefficient). Total valas yang dipinjamkan juga tidak boleh melebihi 30% dari aset bersih perusahaan
72 Namun, dengan perkembangan ini, PBC mulai waspada dengan semakin kuatnya ekspektasi inflasi ke depan, sehingga menjustifikasi wacana penerapan stance bias ketat pada periode yang akan datang (2017).
83
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
% yoy
% yoy
10
% yoy 3,5
5
3
0
2,5
-5
2
% yoy
3,5
CPI
8
Food (rhs)
7
3
6
2,5
5
2
4 -10
1,5
-15
1
PPI, lhs CPI, rhs Core-CPI, rhs 12 per. Mov. Avg. (CPI, rhs)
-20
0,5
-25
0 12
3
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
1,5
Grafik 2.92 Inflasi Harga Konsumen dan Produsen
2
0,5
1
0
0 Mar
12
Sumber: National Bureau of Statistics of China
3
1
Jul 2013
Nov
Mar
Jul 2014
Nov
Mar
Jul 2015
Nov
Mar
Jul 2016
Nov
Sumber: National Bureau of Statistics of China
Grafik 2.93 Inflasi Harga Konsumen dan Inflasi Makanan
Penyaluran kredit masih mengalami
Sinyal pengetatan moneter dari PBC
p en i n gk a t a n. A k um ul a s i p e mb i a y a a n
muncul pada akhir 2016. Dalam kondisi nilai
(total social funds atau TSF) pada TW4-16
tukar yang semakin tertekan, Pemerintah
terakumulasi sebesar CNY4,3 triliun (USD630
Tiongkok memilih langkah intervensi valas.
miliar), naik dibandingkan triwulan sebelumnya
Selain mengakibatkan berkurangnya cadangan
sebesar CNY3,6 triliun (USD520 miliar). Lebih
devisa, langkah itu membuat kondisi likuiditas
dari setengah pembiayaan dipenuhi oleh
menjadi ketat. Dampaknya, beberapa kali
kredit bank lokal. Sekitar 25% dipenuhi oleh
suku bunga pasar (fixing repo 7 hari dan
lembaga pembiayaan nonbank (termasuk
14 hari) mengalami peningkatan signifikan.
shadow banking), dan sebesar 15% kebutuhan
Sinyal bias ketat terlihat dari pertumbuhan
pembiayaan dari pasar saham dan obligasi. Sementara, pembiayaan dari bank asing
RMB, Bn.
% yoy
4
17
3,5
16
3
15
2,5
14
rata-rata tumbuh 11,4% pada TW4-16,
2
13
terakselerasi 0,4 ppt dari rata-rata 11,0% pada
1,5
12
1
11
0,5
10
semakin menunjukkan penurunan. Uang beredar dalam arti luas (M2)
TW3-16. Instrumen moneter utama, seperti suku bunga acuan dan giro wajib minimum (GWM), tidak mengalami pergeseran pada rentang periode TW3 dan TW4-16 (JuliDesember 2016). Kondisi ini cukup sejalan dengan komunikasi kebijakan People Bank of China (PBC) yang menyatakan stance kebijakan moneter 2016 yang netral dan prudent.
84
0
9
-0,5
8
-1
7 3
6 9 2013
12
3
Bonds Non-Bank (Shdw Banks) Local Bank Loan M2, rhs
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
Equity Foreign Bank Loan Total Social Funds
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.94 Total Pembiayaan
121 2017
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
%
%
% yoy
22
7
21
6
20
5
19
4 3
18 RRR, lhs
17
2
PBC 1 LR, rhs PBC 1Y DR, rhs
16 3
1
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Indeks (2007= 100) 160
45
M1, lhs M2, lhs Monetary Condition Index (MCI), rhs
40 35
moneter akomodiatif
140 120
30
100
25
80
20
60
15
40
10
20
5 0
0 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.95 Instrumen Moneter Utama
Grafik 2.97 Monetary Condition Index dan Uang Beredar
M2 yang mencapai 12%, di bawah target
—sementara meningkatkan penggunaan
pemerintah sebesar 13%. Indeks kondisi
instrumen 14 hari dan 28 hari.74
moneter (Monetary Condition Index atau MCI) bergerak kurang akomodatif pada TW4-16, jika dibanding periode sebelumnya.73 Selain itu, pada September, PBC melakukan penjarangan penggunaan instrumen repo bertenor 7 hari
Perkembangan di sektor riil turut menjustifikasi langkah bias ketat dimaksud. Pada September 2016, PPI mulai memasuki zona positif (reflasi) yang semakin menguat. Meski pass-through kenaikan PPI belum dirasakan di CPI, namun kenaikan inflasi PPI yang dipicu oleh
%
% 3,4
kenaikan harga komoditas dan energi tersebut
3,2
dikhawatirkan meningkatkan ekspektasi inflasi.
3
Apalagi, inflasi inti-CPI mulai merangkak
2,8
2,8
naik kendati dengan akselerasi moderat.
2,6
2,6
2,4
2,4
2,2
2,2
mencapai 270% dari PDB menjadi tantangan
2
bagi PBC untuk melakukan pengereman
1,8
(deleveraging). Langkah deleveraging itu
3,4 PBC 7D repo MLF 1Y
3,2
Interbank 7D repo Govt. Bond Yield 5Y
3
2 1,8
Jan
Feb Mar Apr
Mei
Jun
Jul
2016
Ags
Sep
Okt Nov Des
Jan 2017
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.96 Suku Bunga Operasi Moneter dan Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
73 MCI dibentuk dari pertumbuhan kredit dan pergerakan nilai tukar.
Selain itu, level utang yang diperkirakan
dapat dilakukan secara moderat dengan menaikkan bunga repo. Opsi ini menjadi pilihan yang logis di tengah tingginya level utang rumah dan korporasi. Kenaikan suku
74 Pada 3 Februari 2017, PBC menaikkan suku bunga repo sebesar 10 bps untuk seluruh tenor (7, 14, dan 28 hari), membuktikan bahwa ekspektasi bias ketat PBC sebelumnya mulai terealisasi.
85
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
bunga kebijakan dapat berdampak negatif
% dari PDB
pada neraca rumah tangga dan korporasi
3,5
yang sangat bergantung pada kucuran kredit.
3,0
Bagi perbankan sendiri, kenaikan suku bunga
2,5
acuan dapat memperburuk kualitas aset yang
2,0
dimiliki, di tengah upaya restrukturisasi asetaset bermasalah yang belum selesai.
% dari PDB 24
4,0 Realisasi Defisit
22
Target Defisit Utang Pemerintah, rhs
20 18 16
1,5
14
1,0
12
0,5
Dari sisi fiskal, target defisit 2016 yang meningkat mengindikasikan stance kebijakan
0,0
10 2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Bloomberg
yang akomodatif. Di periode ini, defisit fiskal
Grafik 2.98 Keseimbangan Fiskal
diharapkan mencapai 3% dari PDB, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 2,3%. Angka
Perekonomian Tiongkok diprediksi
defisit tersebut juga sedikit di atas angka keseimbangan struktural sebesar 2,87
75
tumbuh melambat pada 2017 dan 2018.
sehingga menegaskan keinginan pemerintah
Pertumbuhan diperkirakan berada di bawah
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
level 2016, dengan rentang variasi yang
lebih akseleratif.
semakin lebar. Jika pertumbuhan ditargetkan
Keseimbangan fiskal masih cukup solid karena akumulasi utang pemerintah masih pada kisaran 38% dari PDB –jauh di bawah rata-rata utang pemerintah di negara maju– meski defisit melebar. Performa fiskal tersebut merupakan imbas positif dari alokasi anggaran untuk aktivitas yang produktif. Belanja
6,5%-7% pada 2016 (dengan realisasi 6,7%), maka nilai tengah estimasi pertumbuhan dari lembaga-lembaga internasional untuk 2017 mencapai 6,5% dan 6,1% untuk tahun berikutnya. Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah mengenai target pertumbuhan 2017, pada salah satu forum komunikasi, PBC
pemerintah ditujukan untuk membangun
% dari PDB
infrastruktur dan aset lainnya. Selain itu,
3,5
beberapa pembiayaan investasi pemerintah
3
lokal didanai oleh penjualan tanah, sehingga
2,5
investasi yang dilakukan tidak menambah
2
utang pemerintah.
1,5 1 0,5 0
75 Keseimbangan fiskal struktural merupakan nilai keseimbangan fiskal dibagi dengan nominal potensial output. Keseimbangan tersebut mencerminkan defisit yang sejalan dengan pertumbuhan optimal suatu negara. Jika realisasi defisit di atas keseimbangan struktural, maka stance fiskal dikatakan akomodatif.
86
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Sumber: IMF WEO database Okt 2016
Grafik 2.99 Keseimbangan Fiskal Struktural
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Tabel 2.9 Outlook Pertumbuhan PDB (% pertumbuhan tahunan)
2017
CF Jan-17
IMF WEO Jan-17
WB GEP Jan-17
OECD Outlook Nov-16
ADB Oct-16
Median CF, IMF, WB, OECD
6,4
6,5
6,5
6,4
6,6
6,5
TW1*
6,6
TW2*
6,5
TW3*
6,4
TW4*
6,4
2018
6,1
6,5
6,0
6,3
6,1
6,4
6,1
Sumber: Consensus Forecast, IMF, WB, OECD, ADB
mengindikasikan bahwa pertumbuhan 2017
menjadi faktor positif (upside risk) sehingga
akan berada dalam rentang 6%-7% dengan
mendorong pertumbuhan. Namun, dalam
nilai tengah 6,5%. Kepastian mengenai target
jangka panjang hal ini dapat menyebabkan
pertumbuhan baru dapat dipastikan setelah
tertundanya penyesuaian struktural.
dilaksanakannya Kongres Rakyat Nasional (National People Congress) pada Maret 2017. Sejumlah risiko yang akan memengaruhi
2.6. India
outlook ekonomi Tiongkok dapat bersumber
Di penghujung 2016, ekonomi India
baik dari domestik maupun dari eksternal.
membuktikan tetap dapat tumbuh solid di
Peningkatan level utang dan penyesuaian di
tengah ketidakpastian pasca implementasi
sektor properti berpeluang mengakibatkan
kebijakan demonetisasi76, meski akselerasinya
koreksi negatif pada neraca rumah tangga
tertahan. PDB TW4-16 tumbuh sebesar 7,0%
dan stabilitas sistem keuangan. Peningkatan
yoy, melambat dari TW3-16 yang mencapai
intensitas capital outflows selain menambah
7,4% yoy. Perlambatan ekonomi terutama
kerentanan sektor eksternal juga dapat
disebabkan peningkatan aktivitas impor yang
menghambat proses produksi nasional
signifikan didorong rebound harga minyak.
melalui penurunan akumulasi modal secara
Di sisi lain, aktivitas konsumsi masih dapat
drastis. Sumbangan surplus perdagangan
tumbuh impresif terdorong faktor seasonal
pada pertumbuhan berisiko menurun
(musim festival) serta kenaikan gaji Pegawai
akibat kebijakan proteksionisme AS. Selain
Negeri Sipil (PNS) dan rural income. Kendati
itu, tuntutan politik untuk mendukung
melambat, pencapaian ini jauh lebih tinggi
pertumbuhan dapat menyebabkan semakin
dari ekspektasi berbagai lembaga internasional
gencarnya stimulus baik melalui fiskal,
yang berkisar antara 6,0%-6,2%.
kuasi-fiskal, dan kebijakan kredit. Hal ini menghasilkan dampak yang berbeda untuk jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek langkah demikian dapat
76 Demonetisasi adalah kebijakan untuk menarik pecahan uang lama (INR 500 dan 1000) dan menggantikan dengan uang kertas seri pecahan baru. Kebijakan demonetisasi disosialisasikan pada 8 November 2016 dan mulai berlaku sejak 9 November 2016.
87
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Cuaca yang kondusif di tengah
dampak lanjutan kebijakan demonetisasi,
perlambatan permintaan pasca demonetisasi
memburuknya kinerja perbankan, serta defisit
telah menahan laju inflasi pada TW4-16. Rerata
fiskal yang cenderung melebar. Sementara
indeks harga konsumen TW4-16 turun ke
dari eksternal, ketidakpastian politik pasca
3,75% dan di bawah target jangka menengah
terpilihnya Presiden Trump, rencana lanjutan
(4%+2 yoy). Meskipun inflasi menurun, RBI
kenaikan FFR serta rebound harga minyak
secara mengejutkan mempertahankan suku
dapat membebani cadangan devisa serta
bunga kebijakan dan mengubah stance
mendorong kenaikan inflasi di India. Di
menjadi netral (dari akomodatif). Keputusan
samping itu, berlanjutnya tren depresiasi CNY
tersebut ditempuh untuk mengantisipasi
juga dikhawatirkan dapat mengurangi daya
kenaikan inflasi pasca tercapainya kesepakatan
saing ekspor India relatif terhadap Tiongkok.
pemangkasan produksi minyak, tren kenaikan harga makanan pada awal tahun, serta langkah kehati-hatian di tengah ketidakpastian kebijakan Presiden Trump.
Performa ekonomi India tumbuh melambat pada triwulan akhir 2016. Ekonomi tumbuh 7,0% yoy pada TW4-16, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya
Kinerja perdagangan menunjukkan tren
yang mencapai 7,4%. Kendati melambat,
positif setelah berada pada teritori negatif
pencapaian pertumbuhan ini jauh melebihi
selama dua tahun terakhir. Namun, pace
perkiraan consensus forecast yaitu (6,2%)78.
perbaikan impor yang lebih cepat dari ekspor mengakibatkan defisit necara perdagangan cenderung melebar. Sementara dari sisi fiskal, pemerintah menargetkan penyempitan defisit menjadi 3,2% PDB dalam Union Budget Meeting FY17/18, dari sebelumnya 3,5%. Pemerintah juga mengeluarkan berbagai paket kebijakan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi permintaan, aktivitas impor yang meningkat cukup signifikan79 berkontribusi negatif terhadap kinerja eksternal India. Rebound harga minyak, perayaan festival di bulan Oktober 2016, serta pengerjaan beberapa proyek infrastruktur pemerintah mendorong peningkatan impor beberapa kelompok barang (emas, minyak dan alat transportasi). Di sisi lain, aktivitas konsumsi
RBI memangkas prediksi pertumbuhan
tumbuh impresif mencapai 10,1%, dari 5,1%
ekonomi menjadi 6,9% (dari 7,6%) untuk
pada TW3-16 di tengah ketatnya likuiditas
FY16/17. IMF juga merevisi ke bawah prediksi
pasca demonetisasi. Akselerasi konsumsi
PDB FY16/17 dan FY17/18 masing-masing
terdorong oleh faktor seasonal (musim
menjadi 6,6% dan 7,2% . Sejumlah risiko masih
festival80) dan stimulasi kenaikan gaji Pegawai
77
membayangi prospek pertumbuhan ekonomi. Dari sisi internal, otoritas perlu mewaspadai 77 Dari prediksi sebelumnya sebesar 7,6 pada FY16/17 dan FY17/18.
88
78 Consensus Forecast Januari 2017. 79 Impor India tumbuh 4,5% pada TW4-16 setelah terkontraksi -7,4% pada TW3-16. 80 Bulan Oktober menjadi puncak festival agama Hindu di India yang diperingati dengan rangkaian atraksi dan ritual keagaaman.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Negeri Sipil (PNS) serta rural income81. Sama halnya dengan konsumsi, aktivitas investasi dan konsumsi pemerintah turut mencatatkan 82
% yoy
% yoy
25,0
9,0 8,4
15,0
7,8
7,8
8,5 7,9
7,8
7,2 7,4
7,4
perbaikan. Dimulainya beberapa proyek
15,0
infrastruktur83 dan bertambahnya pembayaran
10,0
gaji PNS mendorong kenaikan pengeluaran
5,0
pemerintah.
0,0
6,7
6,9
8,0 7,0
6,4
7,5 7,0
6,7
6,5
6,1 5,8
6,0 5,5
4,5
5,0 4,5
Dari sisi penawaran, sektor jasa tumbuh melambat ke level 6,8%, dari 8,2% pada TW316 yang diyakini sebagai dampak demonetisasi. Keterbatasan likuiditas di masyarakat telah menggerus pemasukan sektor jasa khususnya hotel dan restoran.84 Berbeda dengan sektor % yoy
6,7
30,0 20,0
7,8
7,4 7,8
7,8
40,0
8,4
6,4
7,9 6,9
6,7
9,0 7,2 7,4 7,0
5,8
4,5
8,0 7,0 6,0
6,1
5,0
10,0 0,0 -10,0
2014
2015
Jasa, lhs
4,0
2016 PDB, rhs
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.101 Pertumbuhan Ekonomi
jasa, pertanian dan manufaktur menunjukkan yang kondusif telah meningkatkan hasil produksi para petani. Pasca kebijakan demonetisasi, sejumlah bekerjanya kebijakan tersebut, termasuk
0,0 2013
Industri, lhs
2015
3,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Private Cons, lhs Gross Fixed Capital Form, lhs Imports, lhs
Pertanian, lhs
2014
Q1 Q2 Q3 Q4
4,0
1,0
-30,0
2013
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
aturan turut diberlakukan untuk memastikan
2,0
-20,0
Q1 Q2 Q3 Q4
pertumbuhan yang menggembirakan. Cuaca
% yoy
50,0
-5,0
2016
Government Cons, lhs Exports, lhs GDP, rhs
Sumber : Bloomberg
pembatasan penarikan uang dari ATM. Aturan ini menyebabkan masyarakat kekurangan stok uang tunai, yang pada gilirannya menunda konsumsi big purchase sales. Kondisi ini terkonfirmasi dari penjualan kendaraan penumpang85 yang terkontraksi dengan rata-
Grafik 2.100 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran
rata -2,5% yoy pada TW4-16, setelah tumbuh
81 Musim panen mendorong kenaikan pendapatan daerah pedesaan yang tumbuh 7,3% yoy pada November 2016 (dari 6,9% pada Oktober 2016) dan lebih tinggi dari rata-rata sepanjang 2016 (4,8%). 82 Investasi dan pengeluaran pemerintah masing-masing tumbuh 3,5% dan 19,9% pada TW4-16, dari -5,3% dan 15,2% pada TW3-16. 83 Beberapa proyek infrastruktur pemerintah pada TW4-16 adalah penyelesaian pembangunan jalur kereta api antar kota dan Mumbai Trans Harbour Link. 84 Karena masih banyak hotel dan restoran yang hanya dapat menerima uang tunai sebagai alat pembayaran. Dilaporkan terjadi penurunan pemasukan hingga 40% yoy pada November 2016 untuk kelompok perhotelan dan restoran di kota Pimpri.
Penurunan terjadi pada hampir seluruh
impresif pada triwulan sebelumnya (11,4%). jenis kendaraan sehingga total penjualan terkontraksi -5,3% pada TW4-16, dari tumbuh 19% pada TW3-16. Peredaran uang tunai diyakini kembali normal dalam waktu dekat.
85 Penjualan kendaraan penumpang adalah indikator konsumsi India.
89
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Kinerja produksi pada TW4-16 menunjukkan perbaikan, walaupun belum solid. Produksi industri TW4-16 berhasil kembali ke teritori positif dan tumbuh 1,2% yoy, setelah terkontraksi -0,8% pada TW316. Perbaikan juga terlihat dari indikator eight core infrastructure industries yang terakselerasi 5,7%, dari 3,7% pada TW3-16,
% yoy 60
Passenger Car
Utility Vehicle
Vans
40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 3
akibat kenaikan output perusahaan listrik dan baja. Meskipun membaik, kondisi ini dinilai
Motor Vehicle Sales
50
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber : CEIC
belum stabil karena selama triwulan berjalan,
Grafik 2.102 Indikator Konsumsi
indeks produksi hanya tumbuh pada November 2016 sebesar 5,7% karena faktor low base
index89 yang termoderasi menjadi 101,1 pada
effect.86 Penurunan permintaan (khususnya
TW4-16, dari 102,7 pada TW3-16. Pelaku
di dalam negeri) mengakibatkan beberapa
usaha juga menekan kenaikan harga jual akibat
perusahaan memangkas produksi, sehingga
penurunan konsumsi masyarakat.
terjadi pemberhentian tenaga kerja untuk sementara waktu guna menekan kerugian.87
Kinerja perdagangan mengalami perkembangan yang positif. Ekspor TW4-16
Aktivitas produksi yang belum stabil
tumbuh dengan rata-rata sebesar 5,9% yoy,
juga tercermin dari indikator bisnis ke depan
membaik dari -0,9% pada TW3-16. Perbaikan
melambat. Purchasing Manager Index (PMI)
terjadi pada beberapa komoditas, khususnya
komposit88 menurun ke 50,7 pada TW4-16, dari 53,1 pada TW3-16. Penurunan terjadi
% yoy
pada sektor manufaktur dan jasa. Para pelaku
20
usaha khawatir terhadap kerentanan ekonomi
15
India pasca kebijakan demonetisasi dan
10
kenaikan harga bahan baku. Sentimen negatif
5
pebisnis tergambar dari business expectation
0
IP
IP Mining
IP Manufacturing
IP Electricity
-5
90
-10
Jun-13 Aug-13 Oct-13 Dec-13 Feb-14 Apr-14 Jun-14 Aug-14 Oct-14 Dec-14 Feb-15 Apr-15 Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Aug-16 Oct-16 Dec-16
86 Indeks produksi secara mengejutkan meningkat ke level 5,7% pada November 2016 karena low base effect pada tahun sebelumnya dan kembali ke teritori negatif pada Desember 2016 seiring dengan kebijakan demonetisasi. 87 FoxConn (Perusahaan Teknologi India) memberhentikan 1700 tenaga kerja selama dua minggu di tengah minimnya permintaan akibat demonetisasi. Sementara perusahaan teknologi lainnya, Lava, memberhentikan 5000 pekerja selama satu minggu sejak 12 Desember 2016 untuk meminimalisir biaya. 88 PMI komposit anjlok ke level kontraksi pada November dan Desember 2016.
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.103 Industrial Production 89 Business Expectation Index merupakan survei triwulanan yang dilakukan oleh RBI untuk mengukur kondisi bisnis di India.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Indeks
% yoy 30
Eight Core Industries Steel Electricity
25 20
Coal Cement Refined Petroleum
58 56 54
15 10
52
5
50
0
48
-5 46
Oct-16
Dec-16
Jun-16
Aug-16
Feb-16
PMI Composite
Apr-16
Oct-15
Dec-15
Jun-15
Aug-15
Feb-15
PMI Services
Apr-15
Oct-14
Dec-14
Feb-14
Apr-14
Dec-13
Apr-13 Jun-13 Aug-13 Oct-13 Dec-13 Feb-14 Apr-14 Jun-14 Aug-14 Oct-14 Dec-14 Feb-15 Apr-15 Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Aug-16 Oct-16 Dec-16 Sumber : Bloomberg
Jun-14
PMI Manufacturing
44
-15
Aug-14
-10
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.104 8 Core Infrastructure Industries
Grafik 2.105 Purchasing Manager Index
ekspor minyak mentah dan kopi yang masing-
ton (kontraksi -34% yoy)91, dan sekitar 498
masing terakselerasi 6,3% dan 21,1% pada
ton (turun -45% yoy) dipenuhi dari impor.
TW4-16, dari -12,4% dan 3,4% pada TW3-
Penerapan berbagai ketentuan baru terkait
16. Tingginya ekspor kopi disebabkan oleh
pajak tambahan untuk setiap pembelian
keberhasilan budidaya di sejumlah daerah,
perhiasan, serta kewajiban penyertaan NPWP
meningkatnya permintaan global, serta low
jika membeli emas di atas INR 200 ribu
base effect dari tahun sebelumnya. Impor
menahan pembelian. Kebijakan demonetisasi
juga tumbuh 8,4% pada triwulan akhir 2016,
sempat mendorong terjadinya substitusi uang
dari TW3-16 (-10,9%) terdorong peningkatan
kertas ke fisik emas, namun hanya bersifat
impor minyak, emas, dan alat transportasi.
sementara. Beredarnya isu amandemen
Pace perbaikan impor yang lebih cepat dari
peraturan denda pajak terkait pengenaan
ekspor menyebabkan pelebaran defisit neraca
penalti apabila ditemukan harta yang belum
perdagangan pada TW4-16 menjadi –USD11,8
dilaporkan (emas dan perhiasan lainnya)
miliar, dibandingkan TW3-16 sebesar -USD7,9
menekan keinginan masyarakat untuk membeli
miliar.
emas. Isu tersebut kemudian dibantah oleh Permintaan emas India90 sepanjang 2016
mengalami penurunan yang cukup signifikan. Upaya pemerintah untuk mengurangi impor
Menteri Keuangan India yang tetap mengacu pada peraturan yang telah berlaku sejak tahun 1994.92
emas guna memperbaiki defisit neraca perdagangan telah membuahkan hasil. Permintaan emas selama 2016 mencapai 580
90 India selama ini dikenal sebagai importir emas kedua terbesar di dunia.
91 Terendah sejak 2003. 92 Pada peraturan (1994) tentang kepemillikan perhiasan tertulis bahwa seseorang dibebaskan dari pengenaan denda pajak apabila memiliki perhiasan hingga jumlah tertentu meskipun tidak diketahui asal usulnya (maksimal 500 gram untuk wanita yang sudah menikah, 250 gram untuk wanita yang belum menikah serta 100 gram untuk pria).
91
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
% yoy
USD MN
USD mn
30 20 10
0
20,00
-2000
18,00
-4000
16,00
-6000
0
-8000 -10000
-10
-12000
-20
-14000 -30 -40 2014 Trade Balance, rhs Imports, lhs 6 per. Mov. Avg. (Imports, lhs)
2015
680,0 Impor Emas Impor Minyak Impor Emas (yoy), rhs Impor Minyak (yoy), rhs
14,00
480,0 380,0
10,00
280,0
8,00
180,0
6,00
80,0
4,00 2,00
-18000
0,00
-20,0 -120,0 3
2016 Exports, lhs 6 per. Mov. Avg. (Exports, lhs)
580,0
12,00
-16000 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des
% yoy
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber : Bloomberg
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.106 Neraca Perdagangan
Grafik 2.107 Impor Minyak dan Emas
Cuaca yang kondusif mendorong
Dalam pertemuan Monetary Policy
penurunan harga baik di tingkat konsumen
Meeting 8 Februari 2017, Bank Sentral
maupun pedagang besar. Rata-rata inflasi
India (RBI) mengejutkan pasar keuangan
India TW4-16 sebesar 3,75% yoy, menurun
dengan perubahan stance kebijakannya dari
dari 5,17% pada TW3-1693 diakibatkan oleh
akomodatif menjadi netral. Kebijakan ini
harga makanan yang relatif stabil. Inflasi harga
diluar ekspektasi market yang sebelumnya
makanan melambat menjadi 2,75% pada
memproyeksikan terjadinya pemangkasan
TW4-16 dibandingkan triwulan sebelumnya
suku bunga seiring tekanan inflasi yang
(5,97%). Penurunan inflasi CPI juga terjadi
mereda, serta ekonomi yang gloomy akibat
pada kelompok pakaian dan perumahan .
kebijakan demonetisasi pada awal November
Meredanya lonjakan harga bahan pangan turut
2016. Suku bunga repurchase rate, reverse
94
mendorong penurunan harga pedagang besar (WPI) dari segi harga input produksi. Rata-rata WPI pada TW4-16 melambat menjadi 3,4% dari 3,7% pada TW3-16. Di sisi lain, kelompok bahan bakar mengalami akselerasi sejalan dengan harga minyak dunia yang mengalami rebound.
% yoy 8 6
% yoy WPI, lhs WPI Primary Articles, rhs WPI Fuel, Power & Light, rhs WPI Manufactured Products, rhs
92
10
4
5
2
0
0
-5
2-
-10
4
-15
6
93 Inflasi berada di bawah target RBI jangka menengah (4%+2). 94 CPI kelompok pakaian dan perumahan masing-masing menurun pada TW4-16 ke level 5,03% dan 5,06% (dari 5,2% dan 5,3% pada TW3-16).
15
-20 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des 2014 2015 2016
Grafik 2.108 Indeks Harga Pedagang Besar
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
% yoy
% yoy
10,0
16,00
9,0
14,00
8,0
70 68
12,00
7,0
10,00
6,0
8,00
5,0 4,0
6,00
3,0
66 64 62
4,00
2,0 1,0
2,00
0,0
0,00 1
3
5 7 9 11 2014
1
3
CIP, lhs Pan, Tobacco and Intoxicants, rhs Housing, rhs
5 7 2015
9 11 1
3
5 7 9 12 2016
Food and Beverages, rhs Clothing and Footwear, rhs Fuel and Light,rhs
60
Rupee, lhs Quarterly Average
58 Jan
Mar
Mei 2015
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei 2016
Jul
Sep
Nov
Jan 2017
Sumber : Bloomberg
Sumber: CECI
Grafik 2.109 Indeks Harga Konsumen
Grafik 2.110 Nilai Tukar
repo, dan marginal standing facility masing-
normalisasi kebijakan moneter the Fed (AS)
masing dipertahankan pada level 6,25%,
serta kebijakan proteksionisme Presiden
5,75% dan 6,75%. Keputusan ditempuh
Trump menambah ketidakpastian pasar
sebagai antisipasi pergerakan inflasi ke depan
negara berkembang termasuk India. Depresiasi
pasca tercapainya kesepakatan OPEC untuk
nilai tukar telah memicu aksi stabilisasi dari
memangkas produksi minyak, serta tren
otoritas, sehingga cadangan devisa menurun
kenaikan harga makanan pada awal tahun.
menjadi USD 360 miliar pada akhir Desember
Keputusan ini juga diambil sebagai langkah
2016, atau turun USD7 miliar dari Oktober
kehati-hatian pemerintah pasca kebijakan
2016. Meskipun demikian, capital inflow ke
demonetisasi serta ketidakpastian kebijakan politik AS di bawah pemerintahan baru.
USD MN 375000
Pergerakan nilai tukar INR selama
370000
TW4-16 secara umum dalam tren depresiasi.
365000 360000 355000
0,74% pada TW4-16 dibandingkan TW3-
350000
16. INR bahkan sempat menyentuh level
345000
terendah di 2016 yakni INR 68,77 per USD
340000
Dec-16
Oct-16
Nov-16
Sep-16
Jul-16
Aug-16
Jun-16
Apr-16
May-16
Jan-16
Feb-16 Mar-16
Dec-15
Oct-15
Sep-15
Jul-15
Nov-15
Deposit sebesar USD24 miliar pada TW4-16
330000 Aug-15
jatuh tempo Foreign Currency Non-Resident
335000 May-15
pada 28 November 2016. Dari sisi internal,
Jun-15
Secara rata-rata triwulanan, rupee melemah
Sumber : Bloomberg
mendorong aliran dana asing keluar India. Sementara dari sisi eksternal, rencana lanjutan
Grafik 2.111 Cadangan Devisa
93
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
pasar domestik India diproyeksi akan kembali
dengan maksimum utang pemerintah sebesar
meningkat, mempertimbangkan prospek
INR 3,48 triliun.
ekonomi yang cukup tinggi dan besarnya komitmen pemerintah dalam melakukan reformasi. Dengan pertimbangan tersebut, nilai tukar INR diprediksi akan semakin menguat.
Dengan mengusung tagline “Transform, Energise and Clean India”, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan. Pemerintah juga
Pengeluaran pemerintah yang
berupaya memaksimalkan potensi masyarakat
meningkat di tengah penerimaan yang
(khususnya generasi muda) serta menciptakan
cenderung menurun mengakibatkan pelebaran
pemerintahan yang bersih dan bebas dari
defisit fiskal. Sepanjang sembilan bulan pertama
korupsi. Dalam pelaksanaannya, APBN FY17/18
FY16/17 (April – Desember 2016), defisit fiskal
yang akan dimulai sejak 1 April 2017 lebih
telah mencapai INR 5,0 triliun atau 94% dari
difokuskan untuk pembangunan infrastruktur
Budget Estimates (BE). Realisasi anggaran
dan kawasan pedesaan, pemberatasan
tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan
kemiskinan, serta reformasi struktural.
periode yang sama FY sebelumnya sebesar 88%. Sampai dengan Desember 2016, total pengeluaran mencapai 74,3% BE (sedikit melebar dari 73,9% BE FY15/16). Kondisi ini disebabkan peningkatan non-plan expenditure karena kenaikan gaji PNS dan pensiunan (hasil rekomendasi 7th Pay Commission). Di sisi lain, penerimaan bukan pajak (non-tax revenue) masih relatif rendah, yakni sebesar 56,5% dibandingkan 81,9% pada periode yang sama FY15/16. Meskipun demikian, pemerintah tetap optimis bahwa target defisit fiskal yang ditetapkan sebesar INR 5,3 triliun atau 3,5% dari PDB akan tercapai.
Di tengah kemerosotan ekonomi, pemerintah meluncurkan beberapa paket kebijakan. Paket stimulus pertumbuhan mencakup (i) menurunkan pajak hingga separuh tarif dasar pajak penghasilan (menjadi 5% dari 10%) bagi perseorangan yang berpenghasilan rendah (INR 250 ribu - 300 ribu); (ii) menurunkan pajak bagi UMKM dengan pemasukan di bawah INR 500 juta per tahun menjadi 25% (dari 30%); (iii) memperpanjang batas waktu izin penundaan pembayaran Minimum Alternate Tax (MAT) menjadi 15 tahun (dari sebelumnya 10 tahun).95 Di samping itu, pemerintah juga
Pemerintah kembali melanjutkan
berupaya meningkatkan pemasukan yang
konsolidasi fiskal dengan menetapkan target
salah satunya akan dicapai melalui peningkatan
defisit sebesar 3,2% dari PDB dalam Union
pajak tambahan sebesar 10% bagi warga
Budget Meeting FY17/18. Target defisit ini
negara dengan penghasilan antara INR 500
lebih rendah dari FY16/17 (3,5%), namun
ribu – INR 10 juta.
sedikit melebar dibandingkan rencana awal (3%). Pemerintah juga menetapkan batas revenue deficit sebesar 1,9% PDB (dari 2,1%)
94
95 MAT adalah pembayaran pajak minimum yang harus dibayarkan setiap perusahaan kepada pemerintah (18%).
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Miliar INR
% 10
1500 FY16/17
Feb-17
Oct-16
Dec-16
Jun-16
Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Feb Jun Okt Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des Apr Ags Des 2013 2014 2015 2016
Aug-16
Jun
Feb-16
Apr
Feb-14
Feb
Apr-14
4
-1500
Apr-16
Reverse Repo Rate Repurchase Rate Marginal Standing Facility
Oct-15
5
Dec-15
-1000
Jun-15
6
Aug-15
-500
Feb-15
7
Apr-15
0
Oct-14
8
Dec-14
500
Jun-14
9
Aug-14
1000
Sumber : Bloomberg
Grafik 2.112 Defisit Fiskal
Grafik 2.113 Suku Bunga Kebijakan
Dalam konteks reformasi perpajakan,
ekonomi India diperkirakan tumbuh melambat
implementasi Goods and Service Tax (GST)
pada FY16/17 dan FY17/18. IMF dalam
menjadi butir penting pada pembahasan
WEO Januari 2017 menurunkan outlook
Union Budget FY17/18. Setelah melalui
pertumbuhan ekonomi India menjadi 6,6%
proses panjang, persiapan GST saat ini
pada FY16/17 dan 7,2% pada FY17/18.97
telah memasuki tahap akhir. Sebelumnya,
Adapun Consensus Forecast (CF) Januari 2017
pemerintah India membidik penyelesaian GST
memproyeksikan terjadinya perlambatan pada
pada April 2017, namun sosialisasi kepada
FY16/17 menjadi 6,8% dan 7,5% di FY17/18.
para pelaku usaha –sebagai langkah awal transisi– baru akan dilakukan pada 1 April 2017 dan belum menyebutkan secara spesifik perubahan tanggal implementasi program GST. Pemerintah masih memerlukan tambahan waktu terkait pembahasan pengelolaan pajak tersebut. GST diharapkan mampu memperbaiki sistem perpajakan India yang dinilai masih sangat kompleks96, disamping akan meningkatkan tax collection.
Downside risks dari internal mencakup dampak lanjutan kebijakan demonetisasi yang diperkirakan masih menghambat kegiatan ekonomi hingga TW1-17, kenaikan harga minyak dunia yang dapat memberi tekanan pada defisit fiskal, serta kinerja perbankan yang memburuk akibat tingginya non performing asset (NPA) hingga ke level tertinggi sejak 2002.98 Kondisi ini dikhawatirkan menurunkan penyaluran kredit.
Dengan berbagai perkembangan dan dinamika ekonomi internal dan eksternal, 96 India menduduki peringkat 157 dari 189 negara dengan sistem perpajakan paling kompleks di dunia (World Bank dan PricewaterhouseCoopers, 2016)
97 Sebelumnya India diproyeksikan tumbuh 7,6% untuk tahun FY16/17 dan FY17/18 (pada WEO dan CF Oktober 2016). 98 NPA mencapai 9,1% pada September 2016 dari 7,8% Maret 2016. Berdasarkan stress test yang dilakukan RBI, NPA diproyeksikan meningkat ke 9,8% pada Maret 2017.
95
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Sedangkan dari sisi eksternal, otoritas
domestik. Kebijakan insentif pajak dapat
perlu mencermati dampak dari rencana
mendorong aktivitas konsumsi masyarakat
kebijakan proteksionisme Amerika Serikat,
sehingga meningkatkan pemasukan
rencana kenaikan suku bunga FFR lebih lanjut
perusahaan. Kenaikan gaji PNS dan pensiunan
yang dapat memicu aliran modal keluar
turut menjadi faktor yang mendorong
sehingga menyebabkan tekanan nilai tukar
pertumbuhan dari sisi konsumsi. Komitmen
dan harga barang impor, serta tren depresiasi
pemerintah terhadap reformasi pajak
CNY yang dapat mengurangi daya saing ekspor
berpotensi meningkatkan pemasukan negara.
India, secara relatif terhadap Tiongkok.
Selain itu, realisasi proyek infrastruktur
Faktor positif yang dapat mendorong pertumbuhan lebih bersumber dari ekonomi
diperkirakan mampu memperkuat ekonomi dalam jangka pendek dan menengah.
Boks 1 Kerentanan Ekonomi India Akibat Kebijakan Demonetisasi Pada 8 November 2016, PM
di antaranya adalah korupsi99, shadow
Narendra Modi mengumumkan kebijakan
money100, pemalsuan uang kertas yang
penarikan mata uang pecahan lama INR 500
digunakan untuk mendanai terorisme,
dan 1000 di India. Kebijakan yang dikenal
penggelapan pajak, termasuk rendahnya
dengan ‘demonetisasi’ ini diterapkan hanya
transaksi non tunai di India.
berselang 1 hari pasca pengumuman, dan
Kendati memiliki tujuan positif,
diberikan waktu penukaran hingga 30
kebijakan ini telah menimbulkan kepanikan
Desember 2016. Efektif sejak 9 November
dan menganggu aktivitas konsumsi
2016, kedua pecahan INR tertinggi tidak
masyarakat. Hal ini karena, setidaknya 86%
lagi diterima sebagi alat pembayaran resmi di India dan digantikan dengan pecahan INR 500 dan INR 2000 yang baru. Melalui kebijakan ini, pemerintah berupaya memerangi permasalahan struktural yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi India. Permasalahan tersebut
96
99 India menduduki posisi 79 dari 175 sebagai negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia (Lembaga Transparency International, 2016). 100 Shadow economy adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan pertukaran barang dan jasa yang nilainya tidak tercermin dalam perhitungan PDB. Kegiatan ini dilakukan dengan motif tertentu salah satunya menghindari kewajiban perpajakan dan administratif. India’s shadow economy diperkirakan mencapai 20,7% dari PDB 2007 (World Bank, 2010).
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
%
penduduk. Jumlah ini selanjutnya
90 80
86,4
85,2
84,1
rekening tabungan. Sejak tanggal 24
60 Volume Value
50 40 30
dikurangi menjadi INR 2000/penduduk, dan sisanya dimasukkan ke dalam
70
21,3
22,4
November 2016, seluruh pecahan INR 24,4
20
500 dan 1000 lama harus dimasukkan ke rekening tabungan sehingga aparat pajak dapat lebih mudah
10
Jan-14
Jan-15
Jan-16
Sumber : RBI
mengidentifikasi penyelewengan laporan harta kekayaan. Langkah ini
Grafik B1.1 Jumlah Pecahan INR 500 dan 1000 Lama Dibandingkan Jumlah Uang Beredar
tentunya menyulitkan masyarakat India yang termasuk negara dengan tingkat inklusi keuangan rendah101. Kebijakan
dari total cash in circulation merupakan
ini juga kan memaksa masyarakat untuk
uang pecahan INR 500 dan 1000 lama,
menginformasikan harta kekayaan
dan lebih dari 90% transaksi di India masih
yang belum dilaporkan, dengan penalti
dilakukan secara tunai.
hingga 200% bagi yang secara sengaja
Langkah drastis yang diambil
tidak melaporkan.
PM Modi telah menimbulkan pro dan
• Pembatasan penarikan uang dari
kontra di sejumlah kalangan masyarakat.
ATM dan rekening tabungan di bank:
Sebagian masyarakat menilai kebijakan
Suplai uang kertas baru tidak dapat
ini merupakan langkah tepat memerangi
memenuhi permintaan masyarakat,
‘black money’ dan penggelapan pajak,
bahkan sejumlah bank melaporkan
serta menciptakan cashless society. Di sisi
kehabisan uang tunai. Akibatnya,
lain, waktu penukaran uang yang sangat
pemerintah mulai memberlakukan
pendek (50 hari) dan minimnya sosialisasi
pembatasan penarikan uang tunai
sangat ‘memukul’ rakyat kecil. Kondisi ini
dari ATM (maksimal INR 2.000/hari)
diperburuk dengan berbagai ketentuan
dan rekening tabungan (maksimal INR
serta kendala di lapangan yang dinilai
10.000/hari dan INR 20.000/minggu).
mengganggu. Beberapa hal tersebut di antaranya adalah :
• P e r b e d a a n u k u r a n u a n g b a r u : Perbedaan ukuran uang baru dan
• Pembatasan penukaran uang pecahan lama: Pemerintah membatasi kegiatan penukaran uang pecahan lama dengan pecahan baru maksimal INR 4500/
101 Hanya 53% dari total penduduk dewasa yang memiliki akses terhadap layanan keuangan formal dan jumlah kantor cabang bank untuk 100.000 penduduk dewasa di India adalah 13,04 kantor. (World Bank, 2014)
97
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
uang lama membutuhkan konfigurasi
suku bunga. Suku bunga deposito
ulang terhadap +200 ribu ATM. Bank
menurun ke 7% pada Desember
membutuhkan waktu 2-3 minggu
2016 (dari 7,3% pada Oktober 2016).
hingga seluruh mesin ATM siap untuk
Likuiditas yang berlimpah di tengah
‘menyediakan’ uang pecahan baru.
permintaan kredit yang stabil juga
Pemerintah memberi kelonggaran
mendorong penurunan suku bunga
jumlah penukaran bagi masyarakat dengan
kredit meskipun masih rendah (suku
alasan tertentu. Keluarga yang akan
bunga kredit Desember 2016 tercatat
menyelenggarakan pernikahan dapat
sebesar 9,45%, menurun 0,25%
menarik uang tunai sejumlah INR 250
dari Oktober 2016). Penurunan suku
ribu (namun hanya dari satu rekening).
bunga kredit diharapkan meningkatkan
Pengecualian juga diberikan kepada petani
fungsi intermediasi perbankan dan
dan pedangang besar yang masing-masing
mendorong investasi.
dapat melakukan penarikan uang tunai
• L o n j a k a n c a s h l e s s t r a n s a c t i o n :
hingga INR25 ribu dan INR50 ribu setiap
Kebijakan Modi telah berdampak
minggu. Beberapa fasilitas umum seperti
positif pada peningkatan transaksi
pompa bensin, rumah sakit pemerintah,
non-tunai. Berbagai aplikasi e-wallet
layanan tiket kereta api, pesawat terbang,
dan digital currencies melaporkan
serta krematorium juga masih diizinkan
pertambahan user dan transaksi yang
menerima pecahan lama INR 500 dan INR
signifikan sejak demonetisasi. Paytm102
1000 hingga 24 November 2016. Miliar INR
Strategi pemerintahan PM Modi
1900
untuk memerangi ‘black money’ ini
1700
terbilang berani dan menunjukkan
1500
permasalahan struktural di India. Demonetisasi terbukti berdampak positif bagi ekonomi India, yaitu : • Meningkatnya inflow ke sektor perbankan menurunkan suku bunga. Kewajiban menempatkan dana di perbankan telah meningkatkan aliran
1300 1100 900 700
Jan -15 Feb -15 Mar -15 Apr -15 May -15 Jun -15 Jul -15 Aug -15 Sep -15 Oct -15 Nov -15 Dec -15 Jan -16 Feb -16 Mar -16 Apr -16 May -16 Jun -16 Jul -16 Aug -16 Sep -16 Oct -16 Nov -16 Dec -16
komitmen pemerintah dalam mengatasi
Demonetisasi
Sumber : CEIC
Grafik B1.2 Jumlah DPK Perbankan India
dana cash kepada sektor perbankan sehingga mendorong penurunan
98
102 E-commerce terbesar di India.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
%
panjang di seluruh bank India. Kerugian
10,5 10 9,45
9,5 9
yang ditimbulkan akibat antrian panjang masyarakat diperkirakan mencapai INR150 miliar. Kerugian ini
8,5
belum termasuk kerugian nonekonomi
8 7,5
7
7
Suku Bunga Deposito Suku Bunga Kredit
6,5
May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16
6
Sumber : CEIC
Grafik 3 Suku Bunga Perbankan
seperti kondisi psikologi maupun berkurangnya produktivitas masyarakat akibat lamanya antrian. Hingga saat ini, RBI masih melakukan penghitungan untuk mengetahui jumlah uang yang berhasil ditarik dari peredaran. Diperkirakan sekitar 97% dari total INR15,4
melaporkan lonjakan pertambahan
triliun pecahan lama INR 500 dan 1000
user baru sebanyak 14 juta user pada
telah ditukarkan ke perbankan. Jumlah
November 2016. Sementara Oxigen
ini dapat bertambah seiring keputusan
Wallet mengumumkan kenaikan
pemerintah menambahkan tenggat waktu
jumlah transaksi harian hingga 167%.
penukaran103 bagi residen ataupun non-
Namun, implementasi yang kurang persiapan matang memberikan dampak negatif bagi ekonomi India, antara lain: • Tertahannya aktivitas konsumsi masyarakat: pembatasan penarikan uang tunai dari rekening tabungan telah mengakibatkan likuiditas di masyarakat menyusut secara tajam (cash crunch). Akibatnya, masyarakat memilih menunda aktivitas konsumsi khususnya big purchase sales (seperti pembelian kendaraan). • Kerugian materi akibat antrian panjang: Keterbatasan jumlah bank khususnya di daerah pedesaan serta minimnya suplai pecahan uang baru mengakibatkan kepanikan dan antrian
residen India yang melakukan perjalanan luar negeri periode 9 November – 30 Desember 2016. Pemerintah optimis dampak demonetisasi bersifat temporer dan aktivitas ekonomi akan kembali normal memasuki pertengahan 2017. Sementara itu, guna menghindari penyalahgunaan uang pecahan lama, parlemen India kini bersiap-siap untuk menyusun aturan hukum yang menetapkan penyimpanan mata uang lama adalah tindakan pidana dan akan diberlakukan mulai April 2017. 103 Bagi residen India yang melakukan perjalanan luar negeri periode 9 november – 30 Desember 2016 dapat melakukan penukaran uang pecahan lama hingga 31 Maret 2017. Sementara bagi warga negara asing dapat menukarkan hingga 30 Juni 2017. Penukaran hanya dapat dilakukan di lima cabang RBI, dengan menyertakan bukti perjalanan pada periode tersebut.
99
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
2.7. ASEAN-5 Perekonomian ASEAN-5 di triwulan akhir 2016 bergerak mixed. Laju pertumbuhan Viet Nam, Singapura dan Malaysia terus meningkat bahkan melebihi ekspektasi, sedangkan ekonomi Thailand dan Filipina melambat. Tertahannya aktivitas konsumsi domestik dan investasi menjadi penghalang tercapainya pertumbuhan yang lebih tinggi. Kondisi ini tercermin dari indikator siklikal seperti penjualan ritel yang tumbuh terbatas di periode laporan. Kinerja perdagangan tumbuh impresif di seluruh kawasan ASEAN-5, ditopang pemulihan permintaan di beberapa negara mitra dagang utama serta rebound harga minyak. Permintaan global yang meningkat berkontribusi positif pada perbaikan aktivitas produksi. Dampak apresiasi harga minyak juga terefleksi pada dinamika indeks harga konsumen. Rata-rata inflasi kawasan ASEAN-5 pada triwulan laporan meningkat, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Viet Nam.
pasar keuangan berpotensi meningkat dan dapat merambat ke kawasan. Risiko di pasar keuangan regional juga berpotensi meningkat menjelang rencana kenaikan FFR. Sementara rebound harga minyak yang berkelanjutan akan berdampak negatif bagi negara importir minyak. Di sisi domestik, risiko yang membayangi outlook perekonomian ASEAN-5 umumnya berasal dari kerentanan sektor rumah tangga akibat overleveraging. Risiko domestik lainnya lebih bersifat idiosinkratik, seperti risiko di sistem perbankan, utang pemerintah, serta ketidakpastian politik. Perekonomian ASEAN-5 pada TW416 menunjukkan pergerakan yang cukup beragam. Viet Nam menjadi negara ASEAN-5 dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 6,7% yoy, naik tipis dari TW3-16 (6,6%). Sektor industri dan konstruksi Viet Nam melanjutkan ekspansinya dengan pertumbuhan mencapai 7,9% (dari 7,5% pada TW3-16). Pertumbuhan yang impresif ditopang proyek infrastruktur pemerintah terkait transportasi dan energi, serta pembangunan perumahan
Kondisi ekonomi kawasan yang resilien
oleh kontraktor swasta. Kemudahan izin
di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi
pembangunan yang dikeluarkan pemerintah
global menjadi pertimbangan penguatan
setempat turut membantu peningkatan
outlook ke depan. Kendati demikian,
sektor konstruksi. Upah minimum Viet Nam104
sejumlah risiko masih membayangi outlook
yang dinilai rendah menarik investor untuk
perekonomian kawasan. Risiko eksternal
mengembangkan usaha dan membangun
berpotensi muncul dari peningkatan faktor
industri di negara ini.
ketidakpastian global pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, proses negosiasi Brexit dan sejumlah pemilihan langsung di kawasan Eropa. Jika risiko dari faktor politik tersebut termaterialisasi, maka volatilias di
100
104 Upah minimum pekerja di Viet Nam tercatat sebesar USD 140 per bulan dan lebih rendah apabila dibandingkan pekerja Tiongkok dan Malaysia yang masing-masing dibayarkan USD317 dan USD224 setiap bulannya (Trading Economics, 2016).
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Sektor jasa dan pertanian Viet Nam
historikal lima tahun yang mencapai 3,2%.
tumbuh solid masing-masing mencapai
Pemerintah memberikan kupon potongan
7,0% dan 1,5% (dari 6,7% dan 0,7% pada
GST kepada 840 ribu penduduk Singapura
TW3-16). Meningkatnya jumlah wisatawan
berpendapatan rendah untuk memperkuat
telah memberi andil positif
permintaan masyarakat. Dari sisi penawaran,
terhadap pertumbuhan sektor jasa. Meski
meningkatnya produksi alat elektronik dan
demikian, rata-rata pertumbuhan ekonomi
biomedis telah mendorong ekspansi produksi
Viet Nam selama tahun 2016 hanya mencapai
manufaktur yang tumbuh melesat 11,5%
6,1%, di bawah target pemerintah 6,7%.
dari 1,8% pada TW3-16. Sejalan dengan
mancanegara
105
Malaysia berhasil menutup 2016 dengan pertumbuhan mengesankan, seiring perbaikan investasi dan ekspor. Perekonomian tumbuh di atas ekspektasi sebesar 4,5% pada TW4-16, dari 4,3% pada TW3-16. Ekspansi didukung oleh perbaikan aktivitas investasi
peningkatan produksi, ekspor rebound pada kuartal keempat 2016 karena tingginya permintaan dari beberapa negara tujuan seperti Hongkong dan Tiongkok. Sementara, pertumbuhan sektor jasa mencapai 1,0% pada TW4-16, terakselerasi dari 0,4% pada TW3-16.
yang tumbuh 2,4% pada TW4-16 (dari 2%
Filipina tumbuh melemah menjadi 6,6%
pada TW3-16). Konsumsi domestik juga
dari 7,0% pada TW3-16. Pelemahan tertahan
tumbuh solid meskipun sedikit termoderasi
oleh deselerasi investasi TW4-16 ke 15%, dari
menjadi 6,2% pada TW4-16 (dari 6,4% pada
18,6% pada TW3-16. Output sektor pertanian
TW3-16). Dari sisi eksternal, rebound harga
terkontraksi sebesar -1,1% dari tumbuh positif
minyak berkontribusi positif pada kinerja
2,9% pada TW3-16, terpengaruh bencana
ekspor Malaysia, setelah berada di teritori
topan haima dan karen. Kendati melemah,
negatif pada triwulan lalu. Di sisi lain, konsumsi
ekonomi Filipina masih menjadi salah satu yang
pemerintah melambat hingga ke level kontraksi
tertinggi di Asia dengan pencapaian sebesar
yang disebabkan pengetatan pengeluaran rutin
6,9% sepanjang 2016 di tengah dinamika
guna tercapainya target fiskal.
politik domestik dan ketidakpastian global.
106
Ekonomi Singapura juga tumbuh
Kinerja ekonomi yang meredup juga
menguat ke level 2,9% pada TW4-16, lebih
dialami oleh Thailand yang tumbuh melambat
dari dua kali lipat dibandingkan TW3-16
ke 3,0% pada TW4-16, dari 3,2% pada
(1,2%). Angka tersebut berada di atas advance
TW3-16. Wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej
estimate PDB (1,8%). Namun ekonomi tumbuh
pada Oktober 2016 menimbulkan sentimen
2,0% pada 2016, jauh di bawah rata-rata
negatif pada masyarakat Thailand, sehingga pertumbuhan konsumsi melambat menjadi
105 Jumlah kunjungan wisman di Viet Nam pada TW4-16 mencapai 2,6 juta orang atau tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 106 Target defisit fiskal Malaysia pada 2016 ditetapkan sebesar 3,1%.
2,5%, dari 3,0% pada TW3-16. Harga jual beras (produk unggulan Thailand) yang jatuh di pasar internasional menggerus
101
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
% yoy
% yoy
9 Malaysia, lhs
8
Filipina, lhs
Vietnam, lhs
% yoy 6
120
5
100
Singapura, lhs
Thailand, rhs
7 4
6 5
3
4
2
3
1
2 1 0 2013
2014
2015
Vietnam
Filipina, rhs
Thailand
4,5 4,0 3,5 3,0
40
2,5 2,0
20
1,5
0
-1
-40
Sumber: Bloomberg
Singapura
60
-20
2016
5,0 Malaysia
80
0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
% yoy
1,0 0,5 0,0 3
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.114 PDB ASEAN-5
Grafik 2.115 Penjualan Ritel ASEAN-5
pemasukan petani Thailand 107 sehingga
Thailand, aktivitas konsumsi yang gloomy lebih
menekan permintaan di pedesaan. Penurunan
bersifat temporer di tengah masa berkabung
ke Thailand (khususnya
kematian Raja Bhumibol Adulyadej. Guna
asal Tiongkok) memberi dampak negatif
mendorong aktivitas konsumsi, pemerintah
terhadap perekonomian negeri gajah putih
memperpanjang shopping tax break 109
tersebut. Pertumbuhan sektor hotel dan
untuk total pembelanjaan maksimal THB
restoran tergerus menjadi 4,8% pada TW4-
15.000 pada periode 14 – 31 Desember
16, dari 13,5% pada triwulan sebelumnya.
2016. Program tahunan ini diyakini mampu
Jumlah wisman menurun signifikan di masa
menstimulasi konsumsi masyarakat. Secara
berkabung Thailand.
umum, optimisme masyarakat Thailand
kunjungan wisman
108
Permintaan domestik yang belum solid menyebabkan aktivitas konsumsi di kawasan ASEAN-5 tumbuh terbatas. Penjualan ritel Singapura dan Thailand masing-masing
terhadap prospek ekonomi sedikit menurun, yang ditunjukkan dengan perlambatan ratarata indeks kepercayaan konsumen pada TW4-16 ke level 73,0 (dari 73,3 pada TW3-16).
turun ke level 1,1% dan 0,7% pada TW4-16,
Penjualan kendaraan Malaysia pada
dibandingkan triwulan sebelumnya (1,4% dan
TW4-16 masih berada pada level kontraksi
2,7%). Di Singapura, pelemahan terjadi pada
-11,1%, sekalipun mereda dari triwulan
sebagian besar kelompok barang (pakaian,
sebelumnya (-11,8%). Depresiasi ringgit telah
perabot rumah tangga, dan alat komunikasi)
mengakibatkan harga jual mobil meningkat
termasuk penjualan kendaraan. Sementara di 107 +38% warga Thailand bekerja di sektor pertanian (World Bank, 2010). 108 Kunjungan wisman ke Thailand pada TW4-16 terkontraksi -0,8% setelah tumbuh impresif 12,9% pada TW3-16.
102
109 Shopping tax break merupakan promo tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Thailand untuk menggenjot aktivitas konsumsi masyarakat. Pada 2016, promo ini berlangsung selama 19 hari (lebih lama dibandingkan 2015 yang berlangsung hanya tujuh hari).
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
sehingga menekan daya beli konsumen
kerja112 dan tingginya arus pengiriman uang
domestik. Di samping itu, pada Oktober 2016
(remitansi113) dari tenaga kerja Filipina di luar
masyarakat cenderung menunda konsumsi
negeri menjadi faktor pendorong penjualan
barang tahan lama (durable goods) sembari
ritel di Filipina. Ke depan, ekspektasi konsumen
menunggu kepastian pengumuman Anggaran
terhadap perbaikan ekonomi terindikasi
Fiskal 2017. Memasuki akhir 2016, penjualan
menguat, yang ditunjukkan dengan naiknya
kendaraan menunjukkan perbaikan secara
tingkat kepercayaan konsumen ke level
terbatas, terbantu oleh maraknya promosi
9,2 (tertinggi) pada TW4-16, dari triwulan
akhir tahun dan sebagai langkah antisipasi
sebelumnya di level 2,5.
terhadap kenaikan harga kendaraan pada 2017.
Berbeda dengan konsumsi, aktivitas produksi ASEAN-5 cenderung bergerak
Viet Nam menorehkan pertumbuhan
menguat terutama didukung pemulihan
ritel yang cukup tinggi sebesar 8,8% yoy
permintaan global. Produksi industri Singapura
pada TW4-16, sekalipun dalam tren melambat
mengalami lonjakan tertinggi dengan tumbuh
dibandingkan TW3-16 (9,3%). Peningkatan
rata-rata sebesar 11,5% pada TW4-16, dari
menjadi penggerak utama
1,8% pada triwulan sebelumnya. Permintaan
pertumbuhan pasar ritel domestik. Melihat
luar negeri yang meningkat terhadap barang
potensi pasar ritel yang besar, Asosiasi ritel Viet
elektronik dan farmasi menjadi penyebab
Nam memproyeksikan penambahan jumlah
utama dari kenaikan output produksi.
supermarket dan deparment store hingga
Akselerasi produksi industri juga ditunjukkan
dua kali lipat pada 2020111. Namun, bencana
Filipina dengan tumbuh mencapai 12,37% (dari
banjir dan angin topan yang melanda kawasan
8,8% TW3-16). Permintaan pasar luar negeri
ini sempat mengganggu aktivitas konsumsi
yang membaik juga mendorong peningkatan
masyarakat.
kapasitas produksi di Filipina dengan rata-rata
kelas menengah
110
Berbeda dengan negara peers, Filipina menjadi satu-satunya negara yang mengalami ekspansi penjualan ritel. Realisasi pertumbuhan penjualan ritel pada TW4-16 mencapai 3,8%, dari 2,5% pada TW3-16. Permintaan domestik yang solid di tengah perbaikan sektor tenaga
110 BCG memproyeksikan adanya kenaikan jumlah masyarakat kelas menengah Viet Nam hingga dua kali lipat dan mencapai 33 juta penduduk pada 2020. 111 Asosiasi Ritel mencatatkan setidaknya terdapat 800 supermarket dan 1600 department store di Viet Nam.
utilisasi kapasitas sebesar 83,8 pada TW4-16, dari realisasi pada TW3-16 (83,5). Sentimen bisnis Filipina ke depan terpantau tetap tinggi, terkonfirmasi dari rata-rata PMI manufaktur pada TW4-16 sebesar 56,2, dari 56,4 pada triwulan sebelumnya.
112 Tingkat pengangguran di Filipina pada TW4-16 menurun ke level terendah sejak 10 tahun terakhir (4,7%) dari 5,4% pada TW3-16. 113 Remitansi tumbuh impresif mencapai 6,4% pada TW4-16 dari 5,8% pada TW3-16.
103
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tren peningkatan produksi juga terjadi
% yoy 30
di Malaysia dan Thailand dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing mencapai 5,0% dan 1,5% (dari 3,9% dan -0,2% pada TW316). Kenaikan produksi di Malaysia terjadi pada kelompok manufaktur (khususnya barang elektronik) serta kelompok pertambangan, didorong oleh meningkatnya permintaan
% yoy Malaysia, lhs Singapura, lhs Thailand, rhs
20
20 15 10
10
5 0
0 -5
-10
-10 -20
-15
pasar luar negeri. 114 Rebound harga gas
3
alam dan minyak mentah global membantu
Sumber: Bloomberg
mengangkat nilai ekspor komoditas tersebut.
25
Filipina, lhs Vietnam, lhs
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Grafik 2.116 Produksi Industri
Perbaikan ekonomi negara mitra dagang utama (terutama Amerika Serikat dan Jepang)
Perdagangan sebagai mesin pendorong
telah meningkatkan permintaan barang dari
ekonomi ASEAN-5 menunjukkan pemulihan
Thailand yang pada akhirnya berdampak
sepanjang TW4-16. Kinerja ekspor didukung
positif pada sektor tenaga kerja. Tingkat
oleh membaiknya permintaan luar negeri
pengangguran turun menjadi 0,8% pada
dan rebound harga komoditas. Pertumbuhan
Desember 2016, dari 0,9% pada akhir
tertinggi dicatatkan Viet Nam dengan
September 2016.
pertumbuhan ekspor mencapai 14,8% yoy,
Aktivitas produksi di Viet Nam tetap berada pada level pertumbuhan yang cukup tinggi meskipun sedikit melambat. Pelemahan aktivitas terutama terjadi pada industri pertambangan terimbas ketentuan pajak baru bagi aktivitas pertambangan. Pada 1 Juli 2016, Pemerintah Viet Nam menaikkan pajak pertambangan terbuka menjadi 12%, dari sebelumnya 9% dan pertambangan bawah tanah sebesar 10%, dari 7%. Akibatnya, produksi Viet Nam secara umum melambat menjadi 7,3%, dari 7,4% pada TW3-16.
dari 9,3% pada TW3-16. Penguatan juga ditunjukkan pada kinerja ekspor Filipina, Singapura, dan Malaysia yang berhasil keluar dari teritori negatif dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 1,5%, 2,3% dan 3,3% (dari -3,6%, -3,4%, dan -2,3% pada TW3-16). Perbaikan ekspor keempat negara tersebut terjadi baik pada komoditas migas maupun nonmigas (khususnya barang elektronik), sebagai dampak membaiknya permintaan dari Tiongkok, Amerika Serikat dan Eropa, serta kenaikan harga minyak mentah dunia. Kinerja ekspor Thailand turut membaik dan berhasil tumbuh rata-rata 3,8% pada TW4-16, dari 0,4% pada TW3-16. Sempat memasuki zona kontraksi pada Oktober 2016,
114 Output pertambangan Malaysia tumbuh 4,7% pada TW4-16 dari 2,7% pada TW3-16.
104
perdagangan kembali tumbuh positif pada dua
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
bulan terakhir 2016. Perbaikan ekonomi mitra dagang utama seperti Jepang, Tiongkok dan
% yoy 60,0 50,0
ASEAN berdampak positif pada penguatan
40,0
ekspor Thailand, khususnya produk terkait
30,0
manufaktur. Pemulihan harga komoditas (khususnya minyak) turut berdampak positif
Malaysia
Filipina
Thailand
Vietnam
Singapura
20,0 10,0 0,0 -10,0
pada kinerja eksternal Thailand.
-20,0
Sejalan dengan ekspor, impor terpantau menguat signifikan. Viet Nam mengalami lonjakan pertumbuhan impor tertinggi pada TW4-16 menjadi 18,1%, dari 3,8% pada
-30,0 3
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.118 Impor
TW3-16. Sementara itu, impor Malaysia tumbuh 5,4%, terakselerasi dari 0,0% pada
elektronik dan transportasi. Sementara itu,
TW3-16. Akselerasi impor pada kedua negara
impor Singapura dan Thailand menunjukkan
tersebut didorong peningkatan aktivitas di
pertumbuhan positif mencapai 6,2% dan
sektor manufaktur dan beberapa proyek
6,8% pada TW4-16 setelah berada pada zona
infrastruktur domestik yang semakin gencar.
kontraksi sejak beberapa triwulan terakhir.115
Berdasarkan golongan penggunaan barang,
Kenaikan impor di kedua negara tersebut
kenaikan impor Malaysia terutama terjadi pada
juga terdorong rebound harga komoditas dan
kelompok bahan baku dan barang modal,
minyak mentah.
di tengah perbaikan iklim investasi. Impor Filipina tumbuh tinggi sebesar 14,9%, dari 8% pada TW3-16. Peningkatan terjadi pada hampir seluruh kelompok barang, khususnya
Indeks harga mengalami kenaikan di TW4-16, dengan akselerasi yang beragam. Secara umum, kenaikan harga domestik dipicu oleh harga energi dunia. Lonjakan inflasi paling signifikan terjadi di Viet Nam, yang naik
% yoy
menjadi 4,5% yoy, dari sebelumnya 2,8%
40,0 30,0
Malaysia
Filipina
Thailand
Vietnam
Singapura
di TW3-16. Inflasi yang melambung tinggi
20,0
juga dipengaruhi oleh kenaikan komponen
10,0
administered price untuk pendidikan dan
0,0
jasa layanan kesehatan, serta shopping rush
-10,0
menjelang masa libur. 116 Kenaikan inflasi
-20,0 -30,0 3
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.117 Ekspor
12
3
6 9 2016
12
115 Rerata impor Singapura dan Thailand pada TW3-16 sebesar -6,6% dan -2,3% yoy. 116 Perayaan lunar year Viet Nam (Tet holiday) jatuh pada 28 Januari 2017 sehingga mendorong aktivitas konsumsi domestik sejak Desember 2016. Akibatnya, harga sejumlah kelompok makanan, seperti daging babi, buah-buahan, dan sayur-mayur, serta komponen konstruksi meningkat.
105
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
kemudian disusul oleh Singapura, dimana pergerakan harga akhirnya beranjak dari teritori deflasi dengan rata-rata inflasi sebesar 0,0%, lebih baik dari periode sebelumnya yang terdeflasi -0,3%. Peningkatan harga terjadi pada kelompok jasa layanan kesehatan, housing, dan transportasi. Penyesuaian subsidi pemerintah berkontribusi terhadap kenaikan inflasi tersebut.117 Kelompok jasa kesehatan mengalami lonjakan inflasi tertinggi sebesar 2,1% yoy, dari 0,6% akibat reduksi subsidi
% yoy 8,0 7,0 6,0
Malaysia
Filipina
Thailand
Vietnam
Singapura
5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 -1,0 -2,0 3 6 9 2013 Sumber: Bloomberg
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Grafik 2.119 Inflasi
pemerintah terhadap premi asuransi kesehatan (medis dan gigi). Kelompok transportasi keluar
seiring berlangsungnya masa liburan dan
dari zona deflasi karena faktor kenaikan harga
gangguan faktor cuaca. 118 Sementara itu,
BBM dan tarif parkir. Deflasi kelompok housing
inflasi inti yang stabil dan cenderung menguat
melemah signifikan menjadi -3,7%, dari
mengindikasikan prospek perbaikan sisi
sebelumnya -4,3%, akibat rabat yang diberikan
permintaan yang cukup menjanjikan. Kendati
pada penghuni apartemen pada Oktober 2016.
menguat, kenaikan inflasi di kawasan masih
Inflasi naik dengan magnitude yang lebih moderat di Filipina, Thailand, dan
terkendali dan cenderung berada di bawah target masing-masing otoritas moneter.119
Malaysia. Inflasi di ketiga negara tersebut
Otoritas moneter di kawasan relatif
masing-masing sebesar 2,5%; 0,7%; dan
mempertahankan stance kebijakan akomodatif.
1,7%, terakselerasi dari sebelumnya sebesar
Bank Sentral Viet Nam, Filipina, Thailand,
2,0%; 0,3%; dan 1,4%. Kenaikan harga
dan Malaysia memutuskan untuk tetap
energi dunia dan tekanan depresiasi nilai
mempertahankan suku bunga kebijakannya
tukar menimbulkan kenaikan harga bahan
sepanjang TW4-16, masing-masing pada
baku dan memperkuat efek pass-through
level 6,5%; 3,0%; 1,5%; dan 3,0%. Otoritas
barang impor. Di Filipina, daya dorong inflasi
moneter Malaysia (BNM) juga mengeluarkan
juga berasal dari kenaikan harga makanan
sejumlah ketentuan yang bertujuan untuk
117 Kelompok healthcare services mengalami lonjakan inflasi paling tinggi menjadi 2,1% yoy, dari 0,6% akibat reduksi subsidi pemerintah terhadap premi jasa kesehatan medis dan gigi. Kelompok transportasi berhasil keluar dari zona deflasi karena faktor kenaikan harga minyak dan tarif parkir jangka pendek (short-term and seasonal parking schemes) yang diberlakukan per 1 Desember 2016. Sementara itu, deflasi kelompok housing menyempit cukup signifikan menjadi -3,7%, dari sebelumnya -4,3% akibat rabat yang dikenakan pada penghuni flats pada Oktober 2016.
118 Selama Oktober sampai dengan Desember 2016, sejumlah bencana topan badai menyerang kawasan Pasifik, termasuk Filipina sehingga memengaruhi hasil panen dan menyebabkan kenaikan harga makanan, seperti produk perikanan, buahbuahan, dan sayur-sayuran. Harga beras juga mengalami lonjakan, seiring berakhirnya masa panen. 119 Target inflasi headline 2016 masing-masing negara adalah Malaysia (2,5% - 3,5%), Filipina (3,0% + 1,0%), Thailand (2,5% + 1,5%) dan Viet Nam (5%). Sedangkan Singapura menggunakan MAS Core Inflation sebagai ukuran inflasi, yang diestimasi sebesar 0,5% - 1,5% di 2016.
106
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
yoy
% 10,0
5 4,5 4
Malaysia
Filipina
Thailand
Vietnam
Singapura
9,0
Filipina
Malaysia
Thailand
Vietnam
8,0
3,5
7,0
3
6,0
2,5
5,0
2
4,0
1,5
3,0
1
2,0
0,5
1,0 0,0
0 3
3
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.120 Inflasi Inti
Grafik 2.121 Suku Bunga Kebijakan
mengendalikan nilai tukar di tengah tekanan
ekonomi Singapura yang dinilai masih lesu di
arus modal keluar yang dipicu oleh antisipasi
tengah faktor ketidakpastian yang mewarnai
terhadap kenaikan suku bunga kebijakan
ekonomi global.
The Fed (Fed Fund Rate/FFR) pada Desember 2016. Kebijakan tersebut di antaranya dengan melakukan (i) liberalisasi dan deregulasi pasar hedging ringgit dalam negeri, (ii) penyamaan aturan untuk investasi dalam valuta asing oleh residen, dan (iii) pemberian insentif bagi repatriasi devisa hasil ekspor.
Selain merespons dinamika ekonomi global dan domestik dengan kebijakan moneter, sejumlah negara juga menggunakan kebijakan fiskal. Pemerintah Thailand mengeluarkan stimulus fiskal untuk mendorong konsumsi domestik yang sempat menurun akibat suasana
Dengan implementasi kebijakan tersebut, BNM
S$NEER
mengharapkan dapat meningkatkan likuiditas
130
valuta asing di pasar domestik sehingga dapat
127
menambah buffer cadangan devisa Malaysia di tengah depresiasi ringgit yang masih berlanjut. Stance kebijakan otoritas moneter Singapura (MAS) juga tidak mengalami perubahan pada TW4-16. Dalam MPC meeting 14 Oktober 2016, MAS kembali mengafirmasi stance kebijakan moneter netral dengan rate apresiasi SNEER
120
di 0%. Kebijakan tersebut
dilakukan untuk mendorong pertumbuhan
MPC Meeting MPC Meeting MPC Meeting MPC Meeting Apr-2015 Okt-2015 Apr-2016 Okt-2016
2,5
2,0
124 1,5 121 1,0 118 5,0
115 112
0.0 3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
12
3 2017
S$NEER 2014
S$NEER Jan- 2015
S$NEER Okt- 2015
S$NEER Apr- 2016
Proyeksi slope S$NEER Apr-16
Inflsasi Inti MAS, Rhs
Grafik 2.122 Kebijakan Moneter Singapura
120 Singapura menggunakan target NEER (Nominal Effective Exchange Rate) sebagai sasaran operasional moneter MAS.
107
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
duka warga negara Thailand pasca wafatnya
Update Oktober 2016, IMF memperkirakan
Raja Bhumibol Adulyadej. Stimulus tersebut
pertumbuhan kelima negara ASEAN pada
berbentuk tax break dan bantuan langsung
2017 akan lebih tinggi dari pencapaian 2016.
tunai bagi rumah tangga berpenghasilan
Proyeksi tersebut cenderung lebih optimis
rendah. Tax break dilakukan selama periode
dibandingkan sebelumnya (WEO Juli 2016).
14 – 31 Desember 2016, dengan total deduksi
Senada dengan IMF, otoritas moneter masing-
pajak hingga THB15.000 (USD427) untuk
masing negara dan Consensus Forecast 122
setiap total satu kali transaksi. Sementara itu,
juga cukup optimis dan menilai outlook
bantuan langsung tunai sebesar THB3000
pertumbuhan ASEAN-5 ke depan masih on-
diberikan bagi warga negara berpenghasilan
track. Sementara itu, outlook inflasi di kawasan
kurang dari THB30.000 per tahun, dan sebesar
diperkirakan meningkat secara gradual,
THB1.500 bagi warga negara berpendapatan
merefleksikan penyesuaian harga minyak dunia
THB30.000-THB100.000 per tahun. Stimulus
dan harga komoditas dunia lainnya yang akan
diberikan dalam satu kali pembayaran pada
rebound pada 2017 (lihat Tabel Proyeksi PDB
Desember 2016. Sementara itu, Pemerintah
ASEAN-5).
Singapura juga memberikan stimulus berupa pemberian rabat (potongan harga) terhadap biaya sewa residensial untuk penduduk yang tinggal di rumah susun pemerintah.121
Sejumlah risiko eksternal dan domestik juga masih perlu diantisipasi karena berpotensi menghambat perekonomian ke depan. Secara umum, risiko eksternal berasal dari
Pencapaian kinerja ekonomi ASEAN-5
peningkatan faktor ketidakpastian global,
yang terhitung solid pada TW4-16 di tengah
terutama pasca terpilihnya Donald Trump
ketidakpastian eksternal memperkuat outlook
sebagai Presiden AS. Dengan agenda kebijakan
ekonomi ASEAN ke depan. Dalam WEO
perdagangan yang protektif, negara-negara di ASEAN yang bermitra dagang dengan AS akan mengalami imbas negatif dari sisi
Tabel 2.10 Proyeksi Pertumbuhan PDB ASEAN-5 % yoy Negara
Malaysia Filipina Singapura Thailand Viet Nam
Realisasi
IMF
CF
Bank Sentral
2016
2017
2017
2017
4,3 6,8 2,0 3,2 6,1
4,6 6,7 2,2 3,3 6,2
4,2 6,3 1,5 3,1 6,5
4,7 6,0 - 7,0 1,0 - 3,0 3,2 6,7
Sumber: Otoritas Moneter, IMF WEO October Database 2016, Consensus Forecast Januari 2017
121 Pengenaan rabat terhadap biaya sewa rumah susun publik (public housing) dilakukan dalam tiga termin, yaitu pada Mei, Juli, dan Oktober 2016. Besaran rabat disesuaikan dengan tipe flat yang didiami.
108
Tabel 2.11 Proyeksi Pertumbuhan Inflasi ASEAN-5 % yoy Negara
Malaysia Filipina Singapura Thailand Viet Nam
Bank Sentral
IMF
CF
2017
Target
2017
2017
2,0 - 3,0 3,3 1,0 - 2,0 0,2 4,0
3,0 2,0 - 4,0 n.a 1,0 - 4,0 4,0
3,0 3,4 1,1 1,6 3,7
2,6 3,1 0,8 1,6 4,1
Sumber: Otoritas Moneter, IMF WEO October Database 2016, Consensus Forecast Januari 2017
122 Consensus Forecast Januari 2017.
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
eksternal. Selain itu, mengingat Tiongkok
harga minyak dunia yang berkelanjutan juga
merupakan mitra dagang ASEAN –khususnya
dapat berimbas negatif bagi inflasi di negara
di sektor manufaktur– proteksionisme yang
kawasan, khususnya bagi importir minyak.
diberlakukan AS terhadap Tiongkok akan turut memberikan spillover (efek rambat) negatif bagi sektor perdagangan ASEAN yang masuk dalam global value chains dengan Tiongkok. Selain itu, kebijakan AS terkait imigran123 juga berpotensi meningkatkan risiko bagi perekonomian Filipina, yang cukup bergantung pada remitansi tenaga kerja di luar negeri, termasuk AS.
Secara umum, risiko dari sisi domestik yang membayangi outlook perekonomian ASEAN-5 lebih bersumber dari kerentanan sektor rumah tangga akibat overleveraging, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Viet Nam. Sementara risiko domestik lainnya bersifat idiosinkratik, seperti risiko pada sistem perbankan Singapura pasca lembaga pemeringkat Fitch menurunkan
Faktor ketidakpastian global juga
rating sektor perbankan menjadi negative.125
berasal dari perkembangan politik di kawasan
Viet Nam juga masih terus berjuang mengatasi
Eropa, di tengah proses negosiasi Brexit dan
persoalan utang publik126 serta restrukturisasi
sejumlah pemilihan langsung yang akan
kelembagaan menuju sistem ekonomi yang
berlangsung di beberapa negara. Jika risiko
lebih pro-market. Di Filipina, risiko domestik
dari politik tersebut termaterialisasi, maka
bersumber dari keberlanjutan reformasi
volatilias di pasar keuangan berpotensi
perpajakan dan potensi amandemen konstitusi
meningkat dan dapat merambat ke kawasan
yang sejak lama disuarakan oleh pemerintah.127
sehingga memberikan tekanan nilai tukar dan meningkatkan kerentanan terutama negara dengan eksposur utang eksternal yang tinggi. Risiko di pasar keuangan regional juga berpotensi meningkat menjelang kenaikan FFR yang diperkirakan akan terjadi kembali di 2017. Proses rebalancing ekonomi Tiongkok124 yang tengah berlangsung juga masih menjadi risiko yang harus dihadapi oleh ASEAN-5. Selain itu, risiko eksternal juga bersumber dari kenaikan 123 Pada 25 Januari 2017, Presiden Trump mengeluarkan executive order “Enhancing Public Safety in the Interior of the United States” untuk mendeportasi imigran ilegal di AS. 124 Sejak 2013, Pemerintah Tiongkok mempercepat proses transisi dari ekonomi yang berbasis investasi menuju ekonomi yang berbasis konsumsi (rebalancing). Proses rebalancing ekonomi tersebut memberikan imbas bagi mitra dagang Tiongkok, khususnya yang selama periode boom investasi dan konstruksi menikmati peningkatan ekspor bahan baku yang cukup signifikan.
125 Lembaga pemeringkat Fitch menurunkan outlook sektor perbankan Singapura menjadi negative dengan alasan kondisi ekonomi yang melambat akan memberikan tekanan terhadap kualitas aset bank dan mengurangi laba perbankan. Tekanan terbesar dinilai datang dari sektor minyak dan gas, yang diperkirakan dapat menurunkan kualitas aset bank secara signifikan pada 2017. Fitch menambahkan bahwa perlambatan ekonomi yang berkepanjangan bisa menyebabkan risiko penurunan kualitas aset yang lebih luas, yang juga dapat mempengaruhi usaha kecil dan menengah. 126 Pada masa booming ekonomi di 2004-2007, perbankan Viet Nam memberikan kredit dalam jumlah yang besar. Kredit tersebut kemudian digunakan oleh pihak swasta dan BUMN untuk berinvestasi di bidang real estate. Namun krisis finansial 2008 menyebabkan lonjakan suku bunga pinjaman hingga 25% serta menimbulkan real estate bubble dan kesulitan pembayaran yang berujung pada tingginya kredit macet. Untuk mengatasinya, SBV mendirikan VAMC (Viet Nam Asset Management Company) yang mulai beroperasi sejak Juli 2013. 127 Dalam beberapa kesempatan, pemerintah menyampaikan rencana untuk mengajukan amandemen konstitusi mengubah bentuk negara Filipina dari unitary menjadi negara federal. Info anekdotal memperkirakan rencana tersebut akan dilakukan pada akhir 2017 atau awal 2018. Wacana amandemen konstitusi tersebut berpotensi menimbulkan gejolak politik dan meningkatkan risiko ketidakpastian iklim usaha di Filipina.
109
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
2.8. Brazil Ekonomi Brazil secara perlahan beranjak dari masa-masa sulit yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas global. Indikasi
2016. Langkah tersebut kemudian dilanjutkan dengan menurunkan Selic rate secara agresif pada dua bulan pertama 2017 masing-masing 75 bps menjadi 12,25% di Februari 2017.
pemulihan ekonomi yang mulai terjadi
Pemerintah tengah menempuh
sejak triwulan awal 2016 terus berlanjut.
reformasi fiskal untuk mengatasi tingginya rasio
Pertumbuhan PDB Brazil TW4-16 diprediksi
utang pemerintah terhadap PDB. Progres yang
mengalami kontraksi yang menyempit
signifikan telah dicapai berupa disetujuinya
menjadi -2,4% yoy, membaik dari kontraksi
amandemen undang-undang plafon belanja
-2,9% pada TW3-16 terutama ditopang
anggaran (spending cap bill) pada 13 Desember
oleh perbaikan kinerja sektor eksternal.
2016. Agenda reformasi fiskal selanjutnya
Peningkatan aktivitas ekspor dan impor seiring
adalah reformasi sistem pensiun (social security
dengan perbaikan harga komoditas dunia
system) yang diharapkan dapat disetujui pada
menjadi faktor yang cukup berperan dalam
pertengahan 2017.
mendorong pertumbuhan. Sementara aktivitas konsumsi dan investasi mengalami perbaikan yang tertahan, imbas dari berlangsungnya proses deleveraging di sektor rumah tangga dan korporasi. Pertumbuhan ekonomi yang masih terkontraksi menyebabkan pasar ketenagakerjaan masih lesu dengan tingkat pengangguran yang tinggi (12%) dan tingkat upah yang stagnan.
Proses pemulihan ekonomi Brazil ke depan masih akan dibayangi oleh sejumlah faktor risiko. Dari dalam negeri, Brazil perlu mewaspadai pemburukan di pasar ketenagakerjaan, utang rumah tangga yang tinggi, dinamika politik, skandal korupsi yang melibatkan otoritas, serta progres reformasi fiskal. Sementara faktor eksternal yang harus dicermati adalah ketidakpastian kebijakan
Upaya pengendalian harga yang
ekonomi Amerika di bawah kepemimpinan
dilakukan pemerintah mulai membuahkan
Trump, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan
hasil. Tekanan inflasi semakin mereda dan
faktor geopolitik. Memperhatikan tantangan
mencapai 6,3% pada Desember 2016,
tersebut, BCB merevisi ke bawah estimasi
menurun cukup signifikan dari 8,5% di
pertumbuhan PDB Brazil 2017 menjadi
September 2016. Seluruh komponen inflasi
0,8% (dari estimasi sebelumnya 1,3%).
mengalami deflasi terutama harga makanan.
Langkah tersebut juga diikuti oleh Kementerian
Seiring tekanan inflasi yang menurun, bank
Keuangan yang memprediksi PDB 2017 hanya
sentral mulai melonggarkan kebijakan
akan tumbuh 1% (dari prediksi lalu 1,6%). IMF
moneternya. Selama TW4-16, BCB telah
bahkan lebih pesimis dengan memprediksi PDB
menurunkan suku bunga Selic rate sebanyak
2017 tumbuh sebesar 0,5%.
50 bps hingga menjadi 13,75% di Desember
110
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Kinerja ekonomi Brazil pada TW4-16
% yoy
terus mengalami perbaikan meski belum
8
beranjak dari teritori kontraktif. PDB Brazil
6
diprediksi terkontraksi sebesar -2,4% yoy128
4
di TW4-16, lebih baik dibandingkan TW3perbaikan PDB TW4-16 diperkirakan berasal
-4
mengalami perbaikan yang tertahan oleh
20 15 10 5
0 -2
rumah tangga dan investasi terindikasi
25 PDB, lhs Industries, rhs Agriculture, rhs Services, rhs
2
16 yang terkontraksi -2,9%. Penyumbang dari sektor perdagangan. Sementara konsumsi
% yoy
10
0 -2,4* -5 -10
-6 -8
-15 Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg Ket: *Proyeksi
proses deleveraging. Jika Brazil berhasil membukukan level pertumbuhan yang sesuai prediksi, PDB Brazil selama 2016 diperkirakan
Grafik 2.124 Pertumbuhan PDB sektoral (yoy)
terkontraksi sebesar -3,06%, jauh membaik dari -3,8% pada 2015. Angka tersebut juga
dan masih berada di level kontraktif. Retail
lebih baik dari prediksi Kementerian Keuangan
sales mengalami kontraksi yang menyempit
sebesar -3,5% dan Banco Central do Brazil
menjadi -5,5% yoy (dari -5,6% di TW3-16).
(BCB) sebesar -3,4%.
Perbaikan juga terjadi pada indikator penjualan
Sejalan dengan berlangsungnya proses deleveraging, aktivitas konsumsi Brazil mengalami perbaikan yang tertahan % yoy GDP, lhs Government Cons, rhs Exports, rhs
Household Cons, rhs Gross Fixed Capital Form, rhs Imports, rhs
2
-3
-2,4*
-8 2012
2013
2014
2015
menjadi -7,1% yoy, dari -8,8% pada kuartal bahwa ekonomi akan terus membaik sehingga
28
tingkat kepercayaan konsumen naik tipis
18
menjadi 102,6 (dari 102,1 pada TW3-16)
8
meski tren sedikit menurun pada akhir TW4-
-2
16. Perbaikan kinerja konsumsi didorong oleh
-12
tekanan inflasi yang mereda serta penurunan
-22
suku bunga kebijakan BCB pada 19 Oktober
Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4 2011
itu, extended retail trade129 juga membaik
38
-32 2010
dari -16,9% pada TW3-16. Sejalan dengan
sebelumnya. Konsumen juga merasa optimis
% yoy
7
kendaraan yang terkontraksi -13,4%, membaik
2016.
2016
Sumber: Bloomberg Ket: *Proyeksi
Grafik 2.123 Pertumbuhan PDB (yoy) 128 Sumber Bloomberg. Jika PDB Brazil berhasil tumbuh -2,4% yoy maka merupakan pencapaian tertinggi dalam tujuh triwulan terakhir.
129 Extended retail trade mencakup retail sales dan penjualan kendaraan, sepeda motor, spare parts, dan bahan bangunan.
111
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
% yoy
5
0
-5
-10
Retail Sales, lhs Vehicle Sales, rhs
-15 1 3
% yoy
% yoy
10
6 9 12 2013
3
6 9 12 2014
3
6 9 12 2015
3
40
25
30
20
20
15
10
10
0
5
-10
0
-20
-5
-30
-10
-40
-15
-50
-20
6 9 12 2016
Sumber: Bloomberg
Indeks 60
55
50
45 Produksi Industri, lhs PMI Manufaktur, rhs PMI Services, rhs
40
35 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.125 Penjualan Ritel dan Kendaraan
Aktivitas investasi pada TW4-16 juga mengalami perbaikan namun terindikasi belum solid. Rerata produksi industri berhasil tumbuh -2,9% yoy, jauh membaik dari -5,3% di TW3-16. Perbaikan dipicu oleh ekspansi produksi consumer goods dan intermediate
Grafik 2.127 Produksi Industri dan PMI
Penurunan kinerja terutama terjadi pada sektor jasa dengan PMI services yang menurun tipis ke 44,47 pada TW4-16, dari triwulan sebelumnya 45,6. Sementara PMI manufacture tertahan pada level 45,9 dalam dua kuartal terakhir 2016 dengan tren yang menurun.
goods. Namun di sisi lain, PMI komposit
Perbaikan konsumsi dan investasi Brazil
TW4-16 masih berada di zona kontraktif
yang cenderung masih tertahan dipengaruhi
dan menurun menjadi 45,1, dari sebelumnya
oleh terjadinya proses deleveraging. Sektor
45,6 pada TW3-16. Pelemahan ini disebabkan
rumah tangga dan perusahaan tengah berupaya
berkurangnya order baru sehingga perusahaan
mengurangi ketergantungan terhadap utang
mengurangi produksi dan tenaga kerja.
(deleverage) untuk memperbaiki balance sheet. Miliar BRL
Indeks
Miliar BRL
120
Non-financial corporations, lhs Households, lhs Total, rhs
1700
115
3250 3200 3150
1600
110 105
3100 3050
1500
3000
100
2950
1400 95
2900 Consumer Confidence, rhs 1 3 6 9 12 3 6 9 12 2011 2012
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2013 2014 2015
3 6 9 12 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.126 Kepercayaan Konsumen
112
2850
1300
90
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2014
2015
2016
Sumber: BCB
Grafik 2.128 Kredit swasta
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
Deleveraging tercermin dari perlambatan pertumbuhan kredit sektor swasta (rumah tangga dan perusahaan nonkeuangan). Pada TW4-16, kredit rumah tangga tumbuh
USD mn
% yoy
8000 Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs
6000
50
4000
30
2000
melambat ke 3,3% yoy (dari 4,0% pada
10
0
triwulan sebelumnya), sedangkan kredit
-2000
kepada perusahaan nonkeuangan terkontraksi
-4000
lebih dalam menjadi -8,5% (dari -6,4% pada
-6000
-10 -30 -50
TW3-16). Upaya deleveraging ditempuh untuk
1 3
6
mengantisipasi pemburukan lebih dalam akibat
Sumber: Bloomberg
9
2013
tingginya tingkat suku bunga.
12
3
6
9
2014
12
3
6
9
2015
12
3
6
9
12
2016
Grafik 2.129 Neraca Perdagangan
Sektor eksternal menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan
dividen perusahan multinasional ke luar negeri,
dan mendorong perbaikan ekonomi. Pada
serta berkurangnya spending dalam rangka
TW4-16, ekspor mengalami kontraksi yang
traveling ke luar negeri masyarakat Brazil.
menurun menjadi -1,6%, dari TW3-16 sebesar -2,1%. Kenaikan ekspor dipicu oleh komoditas biji kopi, tembakau, gula tebu, gula, bijih besi, emas, dan kendaraan bermotor, dengan pangsa ekspor utama Tiongkok, AS, dan Argentina. Kontraksi impor juga menyempit menjadi -7,6%, dari sebelumnya -13,2% di TW3-16. Dengan kinerja ekspor dan impor tersebut, neraca perdagangan TW4-16 kembali membukukan surplus yang cukup
Investasi foreign direct investment (FDI) selama TW4-16 tumbuh signifikan hingga 21,2% yoy, dari kontraksi -25,6% pada TW3-16. Secara keseluruhan 2016, FDI Brazil mencapai USD78,9 miliar (4,37% PDB), meningkat dari USD74,5 miliar (4,23% PDB) pada 2015. Investor asing terutama tertarik pada sektor jasa (perdagangan) dan sektor industri (industri sepeda motor dan trailer).
besar (USD11,5 miliar), meskipun lebih rendah dibandingkan TW3-16 yaitu USD12,5 miliar.
% GDP
Miliar USD 2,0
0,5
0,0
Perbaikan juga terjadi pada indikator
-0,5
defisit transaksi berjalan. Defisit current account
-1,5
-4,0
(CAD) di akhir 2016 menurun drastis menjadi
-2,5
-6,0
USD23,5 miliar (1,3% PDB), dari USD58,9
-3,5
miliar pada 2015 (3,3% PDB) –merupakan
-4,5
defisit terendah dalam sembilan tahun
-5,5
terakhir. Penurunan defisit dipengaruhi oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan, menurunnya remitansi profit dan pembayaran
-2,0
-8,0 -10,0 Current Account (USD bn), rhs Current Account (% GDP), lhs 1 3 6 9 12 2013
3 6 9 12 2014
3 6 9 12 2015
-12,0 -14,0
3 6 9 12 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.130 Current Account
113
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Mayoritas investor berasal dari Netherlands dengan pangsa 19,5% dari total FDI, diikuti oleh Luxembourg (14%), dan AS (12%). Aliran
% 70 60 50
inflow FDI sebesar 4,37% GDP tersebut dapat
40
mendanai defisit neraca berjalan (CAD) Brazil
30
sebesar 1,3% PDB.
20
Kinerja FDI Brazil yang solid dipicu oleh
10
beberapa faktor. Suku bunga riil di Brazil yang
0
relatif tinggi, yakni sekitar 6-7%, sehingga memberikan keuntungan (return) yang menarik bagi investor. Sementara itu, investor juga memandang Brazil too big to ignore, karena memiliki sumber daya alam yang melimpah
2010
2011
2012
2013
Metallic mineral extraction Foodstuff Electricity and gas Telecommunications Motor vehicles, trailers, semi-trailers and related parts
2014
2015
2016
Chemical products Financial and auxiliary services Basic metallurgy Commerce, except vehicles Oil and gas extraction
Sumber: BCB
Grafik 2.132 Share Top 10 Sektor FDI
dan populasi yang didominasi penduduk usia produktif, sehingga perlambatan ekonomi
Perbaikan pada sektor eksternal belum
saat ini diyakini bersifat siklikal dan tidak
diikuti oleh kenaikan cadangan devisa sejalan
struktural. Daya tarik investasi Brazil juga tidak
dengan intervensi yang dilakukan BCB.
terlepas dari upaya proaktif otoritas yang telah
Cadangan devisa pada akhir Desember 2016
mereformasi hukum terkait investasi sehingga
tercatat sebesar USD372,2 miliar (setara
mempermudah proses perijinan investasi dan
31 bulan impor), menyusut dibandingkan
menjamin kepastian hukum bagi investor.
posisi akhir September 2016 yang mencapai
Pemerintah juga berkomitmen menempuh
USD377,7 miliar (32,3 bulan impor). Penurunan
reformasi fiskal yang merupakan salah satu
cadangan devisa tersebut disebabkan oleh
masalah struktural Brazil.
intervensi bank sentral untuk meredam volatilitas real pasca kemenangan Donald
Miliar USD
Trump pada pemilu AS di pertengahan
80 69,5
70 60
30
14,7
21,3
16,3
33,4
26,8 22,2
15,2
10,3
6,5
10,0
2011
2012
2013
0 2010
56,1
31,4 23,9
20 10
49,3
32,0
50 40
November 2016. Indikasi ini terlihat dari nilai
60,5 52,6
Acquisition and sale of property Services Industry
28,4
53,7
24,6
tukar real selama TW4-16 yang cenderung terdepresiasi dengan volatilitas yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Rata-rata
21,0
20,1
5,6
8,3
8,7
2014
2015
2016
16,9
Crop, livestock and mineral extraction FDI Inflows
kurs real di TW4-16 sebesar BRL3,29/USD atau terdepresiasi sebesar 1,46% dibandingkan rata-rata kurs TW3-16 (BRL3,25/USD). Performa ekonomi yang belum beranjak dari zona kontraktif berimplikasi
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.131 FDI
114
57,9
negatif terhadap pasar tenaga kerja. Tingkat
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
pengangguran sepanjang TW4-16 mencapai
% yoy 14
12% (dari 11,8% di TW3-16) dan merupakan
12
rekor tertinggi sejak pencatatan angka
10
pengangguran pada 2012. Jumlah tenaga
8
kerja yang terserap (employed population)
6
di berbagai sektor ekonomi terkontraksi -2,1% yoy. Tingkat pendapatan masyarakat juga belum mengalami perbaikan. Rata-rata pendapatan riil per bulan pada TW4-16 sebesar BRL2.043, relatif stagnan dibandingkan triwulan sebelumnya (BRL2.026) maupun terhadap TW4-15 (BRL2.033).
% yoy CPI, lhs PPI, lhs Food, rhs Housing, rhs
20
Clothing, rhs Personal Expenses, rhs Education, rhs
15
10
4 2
5
0 -2
0 1 3
6
9 12
2013
3
6
9 12
3
2014
6
9 12
2015
3
6
9 12
2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.134 Inflasi
Tekanan inflasi selama TW4-16 semakin
dari 7,1% pada September 2016. Seluruh
mereda dan berada dalam target inflasi BCB.
komponen pembentuk inflasi mengalami
Inflasi headline (CPI) menurun menjadi 6,3%
deflasi, dengan penurunan akibat panen yang
pada penghujung 2016, dari 8,5% pada
melimpah karena cuaca yang mendukung
September 2016, dan jauh lebih rendah
produktivitas pertanian130.
dibandingkan inflasi pada akhir 2015 sebesar 10,7%. Angka CPI Desember 2016 tersebut merupakan yang terendah dalam 32 bulan terakhir, dan berada dalam rentang target inflasi BCB yaitu 4,5% + 2%. Inflasi inti juga menurun menjadi 6,2% pada Desember 2016, %
Tekanan inflasi yang mereda memberikan ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter. Pada policy meeting 19 Oktober 2016 dan 30 November 2016, BCB menurunkan suku bunga acuan Selic131 rate masing-masing sebesar 25 bps menjadi 14% dan 13,75%. Langkah tersebut kemudian dilanjutkan
BRL
13
2120
dengan menurunkan Selic rate secara agresif
12
2100
pada dua bulan pertama 2017132 masing-
2080
11
2060
10 9 8 7
2040
Februari 2017. Penurunan yang cukup agresif
2020
dilatarbelakangi oleh ekspektasi inflasi yang
2000
telah terjangkar dan diprediksi dapat mencapai
1980 Unemployment Rate Real income, rhs
6 5 1 3
6 9 2013
12
3
6 9 2014
12
3
6 9 2015
12
3
6 9 2016
masing 75 bps hingga menjadi 12,25% pada
1960
target, serta tercapainya kemajuan positif
1940 12
Sumber: Tradingeconomics
Grafik 2.133 Tingkat Pengangguran dan Pendapatan Riil
130 Harga makanan menurun menjadi 8,6% di Desember 2016, dari 13,3% pada September 2016. 131 Sistema Especial de Liquidação e Custodia (SELIC). 132 Pada Januari 2017, BCB menurunkan suku bunga sebesar 75 bps menjadi 13%, dan kembali memangkas 75 bps menjadi 12,25% di Februari 2017.
115
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
15 Inflasi (% yoy)
Pemerintah berkomitmen melakukan
SELIC Rate (%)
reformasi fiskal dan mengetatkan anggaran
12
untuk mengatasi ketidakseimbangan fiskal.
9
Rasio utang pemerintah terhadap PDB terus meningkat sejak pertengahan 2014, dan
6 Target Inflasi 4,5% +/-2%
3
membengkak pada 2016 hingga 69,5%. Angka tersebut merupakan capaian terburuk
0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Bloomberg
Grafik 2.135 Suku Bunga Kebijakan
dan menyebabkan Brazil kehilangan predikat investment grade pada 2016. Untuk itu, pemerintah berkomitmen menempuh reformasi fiskal dengan prioritas agenda pembatasan belanja fiskal dan reformasi sistem
terkait reformasi kebijakan fiskal. Penurunan
tunjangan pensiun. Dalam kaitan ini, senat
laju inflasi diperkirakan berlanjut di 2017-2018
telah menyetujui amandemen undang-undang
dan konvergen menuju target, sehingga masih
plafon belanja anggaran (spending cap bill)
terbuka peluang untuk pelonggaran moneter
pada 13 Desember 2016. Dengan amandemen
secara gradual.
tersebut, selama 20 tahun ke depan, kenaikan
Dari sisi fiskal, kinerja anggaran pemerintah mengalami perbaikan. Defisit fiskal pada TW4-16 mencapai BRL182,3 miliar, menurun dari BRL183,4 miliar pada TW3-16. Secara keseluruhan 2016, defisit fiskal mencapai BRL562,8 miliar (8,93%
belanja primer setiap tahun dipatok sebesar laju inflasi tahun anggaran sebelumnya. Restriksi tersebut mulai berlaku pada 2017, namun khusus untuk sektor pendidikan dan kesehatan, implementasi plafon akan mulai diterapkan pada 2018.
PDB), lebih rendah dibandingkan 2015 yang
Reformasi sistem jaminan sosial
mencapai BRL613 miliar (10,22% PDB).
(social-security system) ditargetkan untuk
Dalam konteks keseimbangan primer, defisit
disepakati pada pertengahan 2017. Kebutuhan
pada TW4-16 meningkat menjadi BRL70,3
anggaran pensiun Brazil mencapai sekitar
miliar, dari sebelumnya BRL61,7 miliar.
40% dari belanja primer pemerintah, dengan
Defisit keseimbangan primer pada 2016 juga
pertumbuhan pada 2016 yang cukup pesat
membengkak hingga BRL155,8 miliar (2,47%
mencapai 10% yoy akibat aging population
PDB), dari BRL111,2 miliar (1,85% PDB) pada 2015, namun masih sejalan dengan target 2016 sebesar BRL163,9 miliar. Kondisi ini mencerminkan bahwa ekonomi Brazil memiliki
Tabel 2.12 Peringkat Kredit (Sovereign Rating) Lembaga Pemeringkat
Rating
Outlook
Tangga Rating Actionl
ketergantungan yang cukup besar terhadap
S&P
BB
Negatif
17 Februari 2016
Moody’s
Ba2
Negatif
24 Februari 2016
utang.
Fitch
BB
Negatif
5 Mei 2016
116
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara
serta sistem pensiun yang ‘lunak’. Batasan usia pensiun Brazil relatif rendah (rata-rata 56 tahun) dan kenaikan tunjangan pensiun mengikuti kenaikan upah minimum. Apabila sistem tersebut tidak direformasi, beban dana pensiun terhadap PDB diperkirakan meningkat
Tabel 2.13 Proyeksi PDB dan Inflasi
Indikator PDB (% yoy) CPI (% yoy)
IMF 2017
2018
0,2 n.a
1,5 n.a
Consensus Forecast 2017 2018 0,7 4,9
2,4 4,7
Sumber: IMF-WEO Januari 2017 Update, Consesus Forecast Januari 2017
sebesar 0,3% PDB per tahun. Presiden Temer mengajukan usulan yaitu pekerja berhak
proyeksi awal sebesar 1,3%. Sejalan dengan
memperoleh tunjangan pensiun apabila telah
itu, Kementerian Keuangan juga menurunkan
berusia 65 tahun dan telah berkontribusi
proyeksi pertumbuhan PDB 2017 menjadi
kepada Social Security system sedikitnya
1,0% yoy, dari sebelumnya 1,6%133. Bahkan,
selama 25 tahun. Pemberian tunjangan juga
IMF dan Consensus Forecast134 lebih pesimis,
akan diatur dengan nilai yang berbanding lurus
dengan proyeksi ekonomi Brazil periode 2017
dengan kontribusi yang telah diberikan pekerja
masing-masing sebesar 0,2% dan 0,7%.
terhadap Social Security system.
Selanjutnya untuk 2018, IMF memperkirakan
Pemulihan ekonomi diprediksi berjalan lambat dan lebih gradual dibandingkan
ekonomi akan tumbuh membaik ke 1,5%, dan CF sebesar 2,4% yoy.
perkiraan semula meski didukung kebijakan
Tekanan inflasi pada 2017 dan 2018
moneter longgar. Sejumlah risiko mewarnai
diprediksi semakin mereda dan konvergen
outlook perekonomian Brazil, baik yang berasal
menuju target. BCB memperkirakan inflasi
dari dalam maupun luar negeri. Tantangan dari
pada 2017 dan 2018 masing-masing sebesar
dalam negeri antara lain adalah pemburukan
4% dan 3,4%, sesuai dengan rentang target
di pasar ketenagakerjaan, utang rumah
inflasi 2017 (4,5% + 1,5%)135. Sementara itu,
tangga yang tinggi, dinamika politik, skandal
pemerintah merevisi ke bawah proyeksi inflasi
korupsi yang melibatkan otoritas, serta progres
2017 menjadi 4,7% dari estimasi sebelumnya
reformasi fiskal. Sedangkan risiko yang berasal
sebesar 4,8%. CF Jan-17 memproyeksikan
dari luar negeri adalah kebijakan ekonomi
inflasi berada di posisi 4,9% di Desember 2017,
Amerika di bawah kepemimpinan Trump
dan 4,7% di Desember 2018. Dengan inflasi
dan pelemahan ekonomi global khususnya
yang terkendali, perbaikan ekonomi Brazil ke
Tiongkok yang menjadi mitra dagang utama
depan diprediksi akan terus membaik secara
Brazil.
gradual. Berbagai risiko tersebut memicu
diturunkannya prediksi pertumbuhan PDB Brazil. BCB merevisi ke bawah outlook ekonomi Brazil 2017 menjadi 0,8% yoy, dari
133 BCB dan Kementerian Keuangan Brazil tidak mengeluarkan proyeksi 2018. 134 IMF WEO Update rilis Januari 2017 dan CF Januari 2017. 135 Rentang target inflasi mulai 2017 dipersempit menjadi 4,5% +/- 1,5%, dari sebelumnya 4,5% +/- 2%.
117
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Halaman ini sengaja dikosongkan
118
Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional
BA B
3 Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional Perkembangan ekonomi global yang dinamis terus mewarnai pembahasan pada fora kerjasama internasional. Berbagai upaya yang dilakukan dalam kerangka kerjasama internasional diharapkan memberikan kontribusi bagi resiliensi perekonomian global di tengah berbagai ketidakpastian yang dihadapi, termasuk mengenai arah kebijakan di negara maju utama ke depan. Oleh karena itu fora kerjasama internasional terus melanjutkan berbagai inisiatif untuk mendorong pemulihan dan stabilitas ekonomi dan keuangan global. Baik di tataran regional maupun multilateral, berbagai fora kerjasama melakukan pembahasan yang menghasilkan rekomendasi dan komitmen bersama. Forum regional EMEAP bertukar pandangan mengenai respon kebijakan yang harus diambil negara-negara di kawasan guna mengantisipasi implikasi dari kebijakan baru yang mungkin akan diterapkan Amereka Serikat (AS) di bawah presidensi baru Donald Trump. Sementara itu, dengan kesadaran akan pentingnya memiliki jaring pengaman keuangan serta mekanisme surveillance yang dapat diandalkan, forum kerjasama ASEAN+3 melanjutkan upaya peningkatan resiliensi kawasan dalam menghadapi risiko ketidakpastian global melalui penyempurnaan Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMIM) disertai penguatan peran ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO). Sejalan dengan itu, forum ASEAN melanjutkan proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sambil terus memperkuat kerangka penguatan stabilitas makroekonomi dan keuangan di kawasan serta meyakini tercapainya manfaat dari integrasi ekonomi. Dalam kerangka kerjasama yang lebih luas, fora multilateral termasuk BIS, IMF, dan G20 juga menyoroti perkembangan perekonomian dunia terkini dengan memberikan asesmen, melakukan pembahasan dan melanjutkan komitmen untuk mendorong stabilitas dan pertumbuhan global yang berkelanjutan. Secara khusus, forum G20 menekankan upaya mencari sumber pertumbuhan baru untuk mendorong pertumbuhan global yang kuat, seimbang, berkelanjutan dan inklusif, serta berkomitmen untuk terus meningkatkan keterbukaan perekonomian. Sementara itu IMF dan
119
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
BIS menggarisbawahi pentingnya pengelolaan makro yang kuat melalui bauran kebijakan yang disesuaikan dengan ruang kebijakan masing-masing negara, disertai reformasi struktural yang sungguh-sungguh. Upaya multilateral di berbagai area dipandang penting untuk meminimalisir risiko stabilitas sistem keuangan, meningkatkan standar hidup dan meyakini bahwa manfaat dari integrasi ekonomi dinikmati oleh lebih banyak penduduk dunia.
A. KERJA SAMA REGIONAL A.1. Concern terhadap Dampak Perkembangan Ekonomi Global
Authority of Singapore dan Reserve Bank of New Zealand menggarisbawahi semakin tingginya risiko capital reversal terutama ke negara emerging seiring terpilihnya Presiden Trump.
Pertumbuhan ekonomi global di satu
Terkait hal ini, Bank Indonesia menyampaikan
sisi diwarnai optimisme, seperti tercermin
bahwa walaupun perekonomian nasional
pada asesmen IMF yang memproyeksikan
dapat terpengaruh, Indonesia tetap optimis
kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia
mengingat perekonomian domestik secara
menjadi 3,4% pada tahun 2017 dari 3,1% di
fleksibel telah terbukti dapat melakukan
tahun sebelumnya. Namun demikian, kinerja
penyesuaian dan merespon berbagai risiko
ekonomi global tahun 2017 disadari akan
global dengan pertumbuhan dan inflasi yang
menghadapi tantangan yang tidak ringan.
tetap terjaga.
Terpilihnya Presiden AS yang baru pada November 2016 dan ekspektasi kenaikan FFR yang diiringi dengan meningkatnya
A.2. Penguatan Resiliensi Kawasan
risiko geopolitik menjadi perhatian fora kerja
dengan Regional Financial Arrangement
sama internasional. Tantangan tersebut
(RFA)
diantisipasi oleh para gubernur bank sentral dengan berbagai upaya memperkuat resiliensi kawasan, terutama dalam menghadapi spillover negatif global.
Menyadari tantangan ke depan yang tidak ringan, kerja sama ASEAN+3 terus difokuskan pada upaya meningkatkan resiliensi kawasan dalam menghadapi risiko
Pertemuan Deputi Gubernur Anggota
ketidakpastian global yang terus berlanjut,
EMEAP di bulan November 2016 membahas
diantaranya melalui penguatan Chiang
kondisi ekonomi dan keuangan terkini di
Mai Initiatives Multilateralization (CMIM)
kawasan EMEAP dengan fokus pada dampak
seiring dengan peningkatan peran ASEAN+3
kebijakan Amerika Serikat di bawah presidensi
Macroeconomic Research Office (AMRO).
Donald Trump terhadap perekonomian dan stabilitas keuangan kawasan. Pada pertemuan tersebut, Bank Indonesia yang bertindak sebagai lead discussant bersama Monetary
120
Penguatan CMIM hingga TW4-2016 terutama diarahkan pada upaya peningkatan fasilitas CMIM yang tidak terhubung dengan IMF (CMIM-IMF Delinked Portion). Di samping
Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional
itu juga dilakukan penguatan koordinasi
ERPD Matrix terutama terkait penggunaan
antara CMIM dengan Global Financial Safety
primary indicator yang telah ditetapkan dalam
Net (GFSN) dan upaya peningkatan kesiapan
melakukan asesmen terhadap eligibilitas
operasionalisasi CMIM. Penguatan koordinasi
fasilitas CMIM PL. Sementara supplementary
antara CMIM dengan GFSN antara lain
indicator dapat digunakan oleh AMRO sebagai
dilakukan melalui penyempurnaan mekanisme
tambahan indikator pada surveillance reguler
operasional aktivasi fasilitas CMIM, khususnya
AMRO ke tiap negara.
yang memiliki keterkaitan dengan program IMF (CMIM-IMF Linked Portion). Sementara itu peningkatan kesiapan operasionalisasi CMIM
A.3. Kerja Sama Integrasi Sektor
dilakukan melalui penyempurnaan Operational
Keuangan
Guidelines CMIM secara berkelanjutan. Lebih
Sebagai tindak lanjut dari visi ASEAN
jauh, penguatan peran AMRO sebagai unit
paska 2015 yang menjadi bagian dari ASEAN
surveillance kawasan dalam rangka mendukung
Economic Community (AEC) Blueprint 2025,
implementasi CMIM juga dilakukan melalui
para Menteri Keuangan dan Gubernur bank
peningkatan kapasitas organisasi AMRO yang
sentral ASEAN telah menyepakati Strategic
sejalan dengan penyempurnaan strategic
Action Plan for Financial Integration 2025
direction AMRO.
pada tahun 2016 lalu. Strategic Action Plan
Bank Indonesia turut berperan aktif
tersebut merupakan rencana kerja yang berisi
dalam mendorong penguatan CMIM, antara
inisiatif integrasi keuangan di area perbankan,
lain dengan ikut serta dalam penyusunan
asuransi, pasar modal, keuangan inklusif,
Economic Review and Policy Dialogue (ERPD)
sistem pembayaran, dan aliran modal. Inisiatif
Matrix. ERPD Matrix merupakan a set of
di dalam Strategic Action Plan ini terdiri dari
eligibility criteria yang akan digunakan dalam
tiga pilar, yaitu financial integration, financial
pelaksanaan asesmen kualifikasi members
inclusion, dan financial stability. Sebagai
untuk fasilitas CMIM Precautionary Line (PL).
langkah lanjutan, kini sedang disusun Key
ERPD Matrix terdiri dari berbagai data ekonomi
Performance Indicators (KPIs) sebagai alat
dan keuangan yang dibagi ke dalam 5 kategori,
evaluasi kinerja pencapaian visi ASEAN
yaitu (i) external position and market access; (ii)
Economic Community 2025 untuk sektor
fiscal policy; (iii) monetary policy, (iv) financial
keuangan.
sector soundness and supervision; dan (v)
KPIs merupakan alat evaluasi untuk
data adequacy. Bank Indonesia mengusulkan
mengukur impact atau outcome dari inisiatif
kepada AMRO terutama dalam hal klasifikasi
integrasi keuangan yang telah dituangkan
indikator ke dalam primary dan supplementary
dalam bentuk Strategic Action Plan. Metode
indicator. Bank Indonesia juga mendorong
evaluasi pencapaian inisiatif AEC 2025 ini
untuk dilaksanakannya uji coba terhadap
berbeda dengan AEC 2015 yang bersifat
121
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
compliance monitoring, yaitu hanya untuk
masing dan menyampaikan laporan kepada
mengukur output atau memastikan target
SLC setiap semester. SLC secara rutin juga
dari suatu inisiatif akan tercapai. Sementara
akan mengundang AMRO dan ADB untuk
KPI lebih luas dari itu, yaitu memastikan
mempresentasikan update hasil surveillance
manfaat inisiatif integrasi keuangan terhadap
kedua lembaga internasional tersebut atas
ekonomi. Terkait KPI, Senior Level Committee
kondisi makroekonomi dan keuangan global
(SLC) on Financial Integration memberikan
dan regional. Selanjutnya, atas laporan hasil
mandat kepada Working Committees untuk
identifikasi dan monitoring risiko Working
menyelesaikan KPI masing-masing serta
Committee dan hasil surveillance lembaga
melibatkan ASEAN Secretariat, AMRO, dan
internasional tersebut, SLC melakukan
ADB dalam penyusunan KPI. Selanjutnya, KPI
asesmen terkait frekuensi dan signifikansi risiko
akan dibahas pada SLC Meeting yang akan
makroekonomi dan stabilitas keuangan, serta
datang sebelum diajukan untuk memperoleh
dampaknya terhadap inisiatif dalam Strategic
persetujuan Menteri Keuangan dan Gubernur
Action Plan.
bank sentral ASEAN pada pertemuan April 2017 di Cebu, Filipina. Seiring dengan itu, SLC telah
B. KERJA SAMA MULTILATERAL
menyepakati usulan Bank Indonesia sebagai
Pemulihan ekonomi global yang
co-chair untuk periode 2016-2018 bersama
masih tertahan menjadi fokus perhatian fora
Bangko Sentral ng Pilipinas untuk penguatan
kerjasama multilateral. Fora juga mencermati
SLC pada dua area dalam rangka memastikan
sejumlah tantangan, antara lain volatilitas pasar
pencapaian visi MEA 2025. Penguatan
keuangan, pelemahan ekonomi beberapa
tersebut meliputi: (i) melaksanakan asesmen
negara berkembang atau emerging market,
menyeluruh dari Working Committees ASEAN
meningkatnya kebijakan yang berorientasi
di sektor keuangan untuk meyakini tercapainya
domestik, dan faktor non-ekonomi seperti
manfaat dari integrasi ekonomi, dan (ii)
tekanan geopolitik di beberapa negara maju
melakukan asesmen stabilitas makroekonomi
dan isu terorisme. Sebagai respons dari
dan keuangan dengan menggunakan bahan
kondisi perekonomian global tersebut, fora
hasil surveillance guna menjaga kelancaran
internasional memperkuat kerjasama dan
proses integrasi MEA yang sedang berjalan.
memberikan rekomendasi serta komitmen
Dalam hal ini, Working Committees diamanatkan untuk melakukan identifikasi dan memonitor risiko terkait makroekonomi dan stabilitas keuangan di area masing-
122
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkesinambungan serta meningkatkan resiliensi ekonomi dan sistem keuangan global.
Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional
B.1. Pembahasan Implikasi
dan peningkatan output potensial dalam
Perkembangan Ekonomi Global
jangka yang lebih panjang melalui investasi
IMF tidak merubah proyeksinya atas pertumbuhan ekonomi dunia 2016 dan 2017 (3,1% dan 3,4%) dalam World Economic
infrastruktur yang berkualitas dan supplyfriendly, serta reformasi perpajakan yang memadai.
Outlook (WEO) bulan Januari 2017 dari proyeksi
Bagi negara berkembang, penguatan
sebelumnya pada WEO Oktober 2016. Hal ini
ketahanan sistem keuangan dinilai akan
mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi
mampu mengurangi kerentanan terhadap
dunia masih tertahan dan belum terdapat
kondisi keuangan global yang ketat,
indikator kuat yang dapat memberikan
pergerakan nilai tukar yang cepat, dan risiko
sinyal sebaliknya. Selain pemulihan yang
pembalikan aliran modal. Perekonomian besar
berjalan lambat, pertumbuhan ekonomi
yang memiliki ketergantungan terhadap utang
dunia juga berlangsung tidak merata. Risiko
non-keuangan, atau memiliki ketergantungan
ketidakstabilan sektor keuangan juga masih
besar terhadap pinjaman jangka pendek
tinggi, terlebih dengan adanya ketidakpastian
yang digunakan untuk pembiayaan investasi
seputar arah kebijakan pemerintahan baru di
jangka panjang, harus mengadopsi praktek
Amerika Serikat serta dampak spillover-nya.
manajemen risiko yang lebih kuat dan mampu
Dengan latar belakang tersebut dan
mengatasi mismatch pada balance sheet-nya.
perbedaan policy space yang dimiliki oleh
Bagi negara berpenghasilan rendah,
negara maju dan negara berkembang, IMF
prioritas harus diletakkan pada upaya
menilai bahwa prioritas kebijakan menjadi
meningkatkan bantalan fiskal. Hal ini dapat
berbeda untuk masing-masing negara. Untuk
dilakukan melalui efisiensi pengeluaran dan
negara maju dengan output gap negatif
alokasi ke pengeluaran barang modal yang
dan tekanan upah yang masih berlanjut,
penting, penguatan pengelolaan utang,
serta risiko inflasi yang rendah atau bahkan
peningkatan upaya mobilisasi penerimaan
deflasi masih tetap ada, kebijakan moneter
domestik. Disamping itu, yang juga tak kalah
harus tetap akomodatif, dan bersandar pada
penting menjadi prioritas adalah implementasi
unconventional strategy. Kebijakan fiskal juga
reformasi struktural. Berbagai prioritas
harus memberikan ruang kebijakan yang cukup
tersebut diyakini akan mampu meningkatkan
dan ditujukan untuk memperbaiki kerentanan
produktivitas negara berpenghasilan rendah.
serta menghasilkan momentum pertumbuhan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dalam jangka menengah. Sementara itu, untuk negara maju yang tidak memiliki output gap negatif yang substansial, kebijakan fiskal harus diarahkan pada penguatan safety nets
Gubernur Bank for International Settlements (BIS) pada Global Economic Meeting bulan Januari 2017 juga menyoroti perkembangan perekonomian dunia terkini khususnya paska pemilihan presiden AS.
123
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Meskipun pasar sudah mem-price-in sebagian
Tiongkok 2016 membawa G20 pada upaya
risiko, secara umum perkembangan ekonomi
mencari sumber pertumbuhan baru untuk
dunia masih diliputi ketidakpastian. Risiko
mendorong pertumbuhan global yang inklusif.
yang dinilai muncul dari tantangan tersebut
Agenda ini diformulasikan dalam tema 4 I, atau
mencakup: i) arah kebijakan fiskal dan
Innovative (Inovatif), Invigorated (Penguatan),
perdagangan AS yang belum jelas; dan ii)
Interconnected (Keterkaitan), dan Inclusive
potensi tekanan inflasi di AS yang diperkirakan
(Inklusif).
akan mempercepat dan meningkatkan kenaikan FFR. Hal ini pada gilirannya dapat menimbulkan volatilitas pada aliran modal serta kemungkinan pembalikan modal (capital reversal).
Pertemuan dan pembahasan dalam forum G20 selama 2016 menghasilkan beberapa langkah prioritas dalam mendorong pertumbuhan dan pemulihan ekonomi. Pertama, dalam kerangka kerja sama
Diskusi pada pertemuan BIS ini
makroekonomi global, G20 sepakat untuk
merekomendasikan respon kebijakan
menerapkan semua instrumen kebijakan yang
yang dapat ditempuh dalam menghadapi
tersedia, baik kebijakan moneter, kebijakan
ketidakpastian ekonomi AS, yaitu pengelolaan
fiskal, maupun reformasi struktural untuk
ekonomi makro yang kuat dengan
mencapai tujuan pertumbuhan yang kuat,
menggunakan bauran kebijakan, menjaga
seimbang, berkelanjutan, dan inklusif. Terkait
kepercayaan investor asing, membentengi
dengan reformasi struktural, G20 menunjukkan
ketahanan sektor eksternal, serta secara
langkah maju dalam implementasi komitmen
konsisten melakukan reformasi struktural.
yang didokumentasikan dalam Strategi
Khusus bagi emerging market economies
Pertumbuhan (Growth Strategies), baik yang
(EMEs), disimpulkan bahwa perkembangan
tercantum dalam kesepakatan G20 pada KTT
global yang tidak pasti mengimplikasikan
Brisbane (Brisbane Action Plan 2014) maupun
perlunya integrasi yang lebih kuat di antara
dalam kesepakatan G20 pada KTT Antalya
negara EMEs.
(Antalya Action Plan 2015). Kedua, G20 mendorong seluruh pelaku
B.2. Kerja Sama Mendorong Pertumbuhan dan Pemulihan Ekonomi
ekonomi untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui inovasi. Terkait hal itu, G20 mengesahkan G20 Blueprint on Innovative
Forum G20 turut mendukung
Growth, yang berisi upaya global dalam
upaya untuk mendorong pertumbuhan
mendorong inovasi melalui revolusi industri
dan pemulihan ekonomi. Presidensi G20
baru (G20 New Industrial Revolution), dan
Tiongkok 2016 melanjutkan upaya G20 untuk
inisiatif kerjasama ekonomi digital (G20 Digital
bersama-sama mendorong pertumbuhan dan
Economy Development and Cooperation
pemulihan ekonomi. Secara khusus, Presidensi
Initiative).
124
Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional
Ketiga, G20 menegaskan kembali
tersebut, G20 memiliki konsensus bersama
komitmen untuk mendorong investasi dan
yang dinamakan Hangzhou Consensus dengan
infrastruktur melalui peningkatan peran
4 area utama, yaitu (i) Vision: penguatan
Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral
agenda pertumbuhan ekonomi G20, termasuk
Development Banks atau MDBs). MDBs
membangun sumber baru untuk pertumbuhan
diharapkan mampu menggerakkan investasi
(new drivers of growth), (ii) Integration:
infastruktur, menciptakan pembiayaan
mendorong pertumbuhan yang inovatif
alternatif untuk infrastruktur, serta membentuk
dan meningkatkan sinergi, (iii) Openness:
aliansi konektivitas infrastruktur global (global
berupaya membangun ekonomi global yang
infrastructure connectivity alliance) yang
terbuka, dan (iv) Inclusiveness: memastikan
ditujukan untuk meningkatkan sinergi dan
pertumbuhan bermanfaat bagi semua negara
kerja sama antar berbagai program konektivitas
dan semua lapisan masyarakat.
infrastruktur. Keempat, G20 berkomitmen untuk meningkatkan keterbukaan perekonomian
B.3. Kerja Sama Meningkatkan Resiliensi
dengan fokus pada upaya fasilitasi dan
IMF menyoroti pentingnya upaya
liberalisasi perdagangan dan investasi.
multilateral di berbagai area untuk
Termasuk di dalamnya adalah komitmen
meminimalisir risiko stabilitas sistem keuangan
memperkuat kerjasama perdagangan dan
dan mempertahankan perbaikan standar hidup
investasi antarnegara G20. G20 menegaskan
yang telah dicapai di tingkat global. Upaya
kembali posisi untuk menolak segala bentuk
multilateral juga diperlukan untuk meyakini
proteksionisme dalam bidang investasi dan
bahwa manfaat dari integrasi ekonomi
perdagangan. Selanjutnya, G20 mengesahkan
dinikmati oleh lebih banyak penduduk dunia,
dokumen G20 Strategy for Global Trade
sehingga pembuat kebijakan harus memberi
Growth, yang berisi upaya G20 mendorong
perhatian pada golongan yang terkena dampak
peningkatan perdagangan global, antara
negatif dari keterbukaan perdagangan.
lain melalui penurunan biaya perdagangan,
Global safety net yang lebih kuat dinilai akan
pemanfaatan koherensi kebijakan perdagangan
mampu memberikan perlindungan kepada
dan investasi, mendorong perdagangan jasa,
perekonomian terhadap kerentanan yang
peningkatan pembiayaan perdagangan, dan
muncul akibat spillover dari satu negara ke
pengembangan e-commerce.
negara lain.
Sebagai puncak dari pembahasan
Sementara itu forum G20 juga
selama 2016, Konferensi Tingkat Tinggi G20
terus berupaya meningkatkan resiliensi
di Hangzhou menghasilkan kesepakatan dari
perekonomian, baik melalui reformasi sistem
kepala negara yang tertuang dalam Hangzhou
keuangan global, maupun regulasi sektor
Leaders Communique. Pada Communiqué
keuangan. Pada tahun 2016, G20 mengaktifkan
125
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
kembali International Financial Architecture
III Principles dan Total Loss Absorbing Capacity
Working Group (IFA-WG) yang berupaya
(TLAC) Standard. Selain itu, G20 juga berupaya
meningkatkan resiliensi melalui penanganan
meningkatkan infrastruktur pasar keuangan
empat isu utama. Pertama, G20 mendorong
global, diantaranya dengan membentuk
organisasi internasional, seperti IMF, OECD dan
Central Counterparty (CCP) sebagai lembaga
BIS untuk melakukan analisa perkembangan
yang bertugas melakukan proses kliring dan
aliran modal global dan memitigasi risikonya.
penjaminan transaksi di pasar keuangan.
Kedua, G20 sepakat untuk memperkuat jaring pengaman keuangan global (Global Financial Safety Net-GFSN). Penguatan tersebut dilakukan melalui pembentukan fasilitas baru IMF yang sesuai dengan kebutuhan anggota, penguatan sumber keuangan IMF, dan penguatan kerjasama yang lebih efektif antara IMF dengan jaring pengaman keuangan regional (Regional Financial Arrangement - RFA). Ketiga, G20 memberi perhatian pada risiko utang luar negeri pemerintah dan swasta yang mengalami peningkatan.
Pada sektor keuangan, G20 juga menekankan pentingnya program keuangan inklusif sebagai salah satu upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Pada 2016, G20 mendorong penggunaan teknologi dalam program keuangan inklusif melalui G20 High Level Principles for Digital Financial Inclusion, sebagai panduan bagi otoritas dalam mendorong penerapan teknologi informasi dalam keuangan inklusif.
Keempat, G20 menyadari bahwa volatilitas pasar keuangan global diantaranya juga
B.4. Article IV Consultation IMF Untuk
disebabkan oleh tingginya ketergantungan
Indonesia 2016
terhadap mata uang dolar AS. Oleh karena itu, G20 mulai mengkaji upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS melalui penggunaan mata uang IMF (Special Drawing Right – SDR) dalam perekonomian global.
Tim IMF pada tanggal 8 s/d 18 November 2016 telah melakukan asesmen terhadap perekonomian Indonesia dalam kerangka Article IV Consultation for Indonesia 2016 (AIV 2016). AIV IMF merupakan bagian dari aktivitas monitoring (surveillance) IMF yang dilakukan
Selanjutnya, upaya global dalam
satu kali dalam setiap tahun terhadap setiap
meningkatkan resiliensi adalah melalui regulasi
negara anggota. Tim IMF bertukar pandangan
sektor dan pasar keuangan. Terkait hal
dengan Pemerintah, Bank Indonesia, lembaga
tersebut, G20 berkomitmen untuk terus
publik lainnya, dan perwakilan dari sektor
mengimplementasikan agenda reformasi
swasta tentang perkembangan ekonomi
keuangan secara konsisten, penuh dan tepat
dan pasar keuangan terkini serta prospek
waktu, termasuk implementasi aturan-aturan
jangka pendek-menengah dari perekonomian
lembaga keuangan yang masuk dalam Basel
Indonesia. Hasil asesmen IMF penting bagi
126
Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional
Indonesia antara lain karena akan menjadi
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
rujukan bagi institusi keuangan internasional
dimotori konsumsi swasta dapat bertahan
lainnya termasuk lembaga pemeringkat
(sustain) dalam jangka menengah. Untuk
dan investor dalam menilai perekonomian
mencapai target pertumbuhan ekonomi yang
Indonesia.
lebih tinggi, IMF menyarankan Indonesia untuk
Fokus dari AIV 2016 mempunyai sudut
semakin memperdalam reformasi struktural.
pandang yang lebih bersifat medium-term
Lebih lanjut, IMF menyoroti bahwa
terutama dalam melihat perkembangan
tekanan inflasi telah mereda dan posisi
kebijakan fiskal dan pencapaian pertumbuhan
eksternal Indonesia semakin baik. IMF juga
ekonomi yang inklusif. Tim IMF melakukan
memperhatikan dan mendukung langkah
asesmen outlook dan risiko, kerentanan
Indonesia untuk melakukan konsolidasi fiskal
utama yang dihadapi, dan stance kebijakan
secara bertahap dan mengakui berbagai
otoritas. Termasuk di dalamnya adalah prioritas
kemajuan signifikan di bidang Stabilitas Sistem
kebijakan dan reformasi fiskal yang dilakukan
Keuangan (SSK) maupun upaya menutup gap
guna mendukung pertumbuhan jangka
terkait Crisis Management Framework. Selain
panjang namun tetap dalam koridor fiscal rule.
itu, langkah Indonesia di bidang reformasi
Secara umum, hasil asesmen IMF terhadap perekonomian Indonesia positif dan sejalan dengan pandangan otoritas,
struktural yang dimulai pada tahun 2015 juga dipandang telah memberikan kontribusi bagi iklim usaha yang lebih kondusif.
di mana Indonesia dinilai telah berhasil
Secara umum IMF menggambarkan
menjaga stabilitas makroekonomi serta
bahwa meski Indonesia menghadapi sejumlah
menyesuaikan diri dengan perubahan yang
risiko, outlook perekonomian Indonesia dinilai
terjadi di lingkungan eksternal. Bauran
tetap positif. Indonesia dinilai berada dalam
kebijakan makroekonomi dengan reformasi
kondisi yang lebih baik saat ini dibandingkan
struktural dinilai telah membantu Indonesia
tahun-tahun sebelumnya terutama dalam
dalam menghadapi beberapa tantangan,
menghadapi lingkungan eksternal yang diliputi
seperti siklus turunnya harga komoditas dunia,
ketidakpastian.
lambatnya pertumbuhan ekonomi global, serta beberapa episode gejolak keuangan yang berpengaruh kepada negara berkembang.
IMF memuji pengelolaan kebijakan makroekonomi yang ditempuh oleh otoritas dan kemajuan reformasi struktural yang telah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
dilakukan. Di sektor fiskal, IMF mendukung
dipandang tetap robust dan diperkirakan
strategi kebijakan fiskal yang diarahkan untuk
mencapai 5% pada 2016 serta meningkat
menciptakan ruang fiskal melalui perluasan
menjadi 5,1% pada 2017. Dalam laporan
basis pendapatan dan realokasi pengeluaran
AIV, IMF juga mengemukakan pandangannya
ke sektor yang lebih produktif. IMF juga
127
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
mendukung stance kebijakan fiskal jangka
Indonesia juga dipandang sejalan dengan
pendek guna memupuk bantalan fiskal serta
fundamental perekonomian dalam jangka
rencana reformasi perpajakan.
menengah. Upaya menjaga fleksibilitas nilai
Kebijakan moneter Indonesia juga dinilai tepat, termasuk reformasi untuk meningkatkan efisiensi transmisi kebijakan moneter dan pendalaman pasar keuangan. Posisi eksternal
128
tukar dan imbal hasil obligasi dinilai penting untuk diteruskan guna memberi ruang bagi perekonomian dalam penyesuaian terhadap kondisi eksternal.
Bab 4 - A r t i k e l
BA B
4 A RT I K E L Artikel 1
Menakar Dampak Trumponomics Oleh: Diah Indira Pergantian Presiden di suatu negara akan selalu menimbulkan harapan perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi ke arah yang lebih baik dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Terlebih di AS, harapan akan semakin besar mengingat peranan AS sebagai negara adidaya dengan skala ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Pergeseran arah kebijakan akan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi ekonomi dunia. Terpilihnya Trump sebagai Presiden AS ke 45 –menggantikan Barrack Obamayang diluar dugaan berhasil mengalahkan pesaingnya dari partai Demokrat ‘Hillary Clinton’ selain membawa harapan baru juga menimbulkan kekhawatiran. Belum adanya kejelasan terkait detail kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump menjadikan berbagai pihak belum dapat menentukan langkah untuk mengantisipasi dampak negatifnya.
Reaksi Pasar Keuangan Pasca Terpilihnya Trump Kemenangan Trump dalam pemilu AS dengan mengalahkan Hillary Clinton telah ‘mematahkan’ hasil polling yang memperkirakan sebaliknya. Reaksi positif terhadap kemenangan Trump diberikan oleh pasar dan menimbulkan sentimen risk on, tercermin dari penguatan mata uang USD, serta peningkatan yield US treasury dan indeks saham AS. Pelaku pasar lebih berani menempatkan investasi pada aset yang lebih berisiko di pasar saham sehingga yield obligasi US treasury terakselerasi. Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa platform kebijakan Trump yang pro-growth dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi AS. Tetapi di sisi lain terdapat kekhawatiran inflasi akan meningkat lebih cepat dari prediksi. Kekhawatiran ini mendorong kenaikan yield US Treasury yang lebih tinggi.
129
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Nominal dollar exchange rate indices
Stock prices
4 Jan 2015 = 100
4 Jan 2015 = 100 S&P 500
TOPIX
EYRO STOXX
120
115
Major Currency index OITP Currency index2
110
110
100
105
90
100
80
95 Apr 15
Feb16
Apr 15
Feb 16
Dec 16
Sumber: BIS
Dec 16
Sumber: BIS Ten- year government bond yields
Per cent
2.1 1.4 0.7 0.0 US
Getmany Apr 15
Japan Feb 16
-0.7
Italy Dec 16
Sumber: BIS
Grafik 1. Indikator Pasar Keuangan Global
Optimisme pemulihan ekonomi AS
dan nilai tukar terdepresiasi akibat terjadinya
yang kian berlanjut sayangnya memberikan
pembalikan arus modal. Situasi ini semakin
spillover negatif bagi emerging market.
tidak menguntungkan bagi negara emerging
Investor asing melepas investasinya di
yang memiliki utang luar negeri dalam jumlah
negara emerging sehingga yield obligasi
besar dan tidak dilindung nilai (unhedged).
pemerintah terkerek naik, harga saham jatuh
130
Bab 4 - A r t i k e l
Exchange rates
Jan 2015 =100
Govermment bond yields2
Per cent
100.0
9
97.0
8
95.0
7
92.0
6
90.0
5
87.5
4 3
85.0 Jun 15 Debt-weighted
Mar 16
Dec 16
Bilateral exchange rate5
Jun 15 NEER (borad)
Sumber: BIS
All EMEs
Dec 15
Jun 16
Asia
Dec 16
Latin America
Sumber: BIS
Equity prices3
Jan 2012 = 100
Weekly flows to EME funds4
In billions of USD
110
8
100
4 0
90 80 70 60
-4 -8 -12
50 Jun 15
Mar 16
Dec 16
Latin America Sumber: BIS
-16 Jun 15 Bond
Mar 16
Dec 16
Equity
Sumber: BIS
Grafik 2. Pasar Keuangan Negara Emerging
Arah Kebijakan Trump Dalam pidato inagurasi sebagai Presiden AS, Trump kembali menegaskan tekadnya untuk mewujudkan mimpi kembalinya kejayaan Amerika dengan slogan ‘America First’. Setiap kebijakan perdagangan, pajak, imigrasi dan hubungan luar negeri akan
melaksanakan kebijakan yang berorientasi domestik dan cenderung mengabaikan dampaknya bagi negara lain. Trump ingin memberikan kesempatan yang lebih luas bagi berkembangnya industri dalam negeri dan membuka peluang kerja seluas-luasnya bagi tenaga kerja lokal.
ditujukan untuk kepentingan Amerika. Trump
Kebijakan ekonomi yang akan
juga menegaskan akan menjaga wilayah
diimplementasikan oleh Presiden Trump
perbatasan dari masuknya tenaga kerja asing
-sering disebut dengan “Trumponomics”-
ilegal yang akan merampas kesempatan
secara umum dapat dibagi ke dalam empat
kerja bagi warga negara AS. Slogan America
area. Pertama kebijakan reformasi perpajakan.
First dapat diartikan bahwa AS akan
Trump berencana untuk menurunkan tarif
131
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
pajak perusahaan dan individu. Penurunan
dari korporasi AS yang berproduksi di luar
tarif pajak korporasi diharapkan akan menarik
negeri. Peningkatan pajak impor diprediksi
minat pelaku usaha AS untuk berinvestasi di
akan sulit diwujudkan karena bertentangan
dalam negeri dengan mengalihkan investasinya
dengan kesepakatan WTO (World Trade
dari luar (repatriasi). Penurunan tarif pajak
Organization), melanggar subsidies and
individu akan bermanfaat dalam memperbaiki
countervailing measures (SCM) agreement2
daya beli konsumen. Kebijakan penurunan
serta berpotensi menimbulkan retaliasi dari
pajak diperkirakan dapat lebih mudah untuk
negara mitra dagang. Selain itu, dalam konteks
disetujui oleh parlemen yang dikuasai oleh
kerja sama perdagangan, pihak Gedung
Partai Republik.
Putih akan melakukan renegosiasi NAFTA
Kedua, stimulus fiskal. Trump berencana menerapkan kebijakan fiskal yang ekspansif. Biaya infrastruktur akan dinaikkan, demikian pula dengan anggaran pertahanan. Investasi
(North Amercia Free Trade Agreement)3 dan telah menyatakan keluar dari kerjasama TPP (Trans-Pacific Partnership)4 yang semula sangat didukung Pemerintahan Obama.
infrastruktur ditargetkan mencapai USD1
Keempat, deregulasi kebijakan.
triliun dalam kurun waktu 10 tahun ke depan
Trump ingin merelaksasi aturan keuangan
dengan menggunakan skema Public Private
Dodd-Frank Act yang dianggap terlalu ketat
Partnership (PPP). Realisasi kebijakan yang
sehingga mempersempit ruang gerak sektor
cukup ambisius ini diperkirakan terkendala
keuangan. Deregulasi aturan ini diharapkan
batasan pagu utang (debt ceiling) yang
dapat meningkatkan aktivitas pembiayaan.
akan ditetapkan pada 16 Maret 2017 1 .
Keinginan untuk melakukan deregulasi pada
Realisasi pembiayaan infrastruktur dengan
aturan di sektor keuangan diperkirakan
mekanisme PPP juga akan memerlukan waktu
lebih mudah disetujui oleh Kongres AS yang
sehingga kemungkinan manfaatnya baru
mayoritas berasal dari Partai Republik –partai
dapat dirasakan pada 2018.
yang sama dengan Trump.
Ketiga, proteksionime perdagangan. Pemerintahan Trump ingin mengenakan tarif dalam jumlah yang substansial kepada barang impor dari negara lain yang dianggap memanipulasi nilai tukar untuk meningkatkan daya saing. Selain itu, Trump juga akan memberlakukan Border Tax Adjustment (BTA) yang ditujukan untuk membatasi aliran impor
1
Debt ceiling diprediksi akan dinaikkan ke USD20,1 triliun.
132
2 Melarang subsidi ekspor dan/atau pengecualian atas pajak terhadap upah, keuntungan dan berbagai sumber pendapatan. 3 Kesepakatan perjanjian perdagangan bebas antara AS, Kanada, dan Meksiko yang berlaku sejak Januari 1994. 4 Perjanjian perdagangan antara 11 negara yang terletak di Samudera Pasifik (AS, Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, New Zealand, Peru, Singapura, dan Viet Nam). Proses negosiasi sudah difinalisasi pada 4 Februari 2016 dan saat ini tengah masuk dalam tahap ratifikasi. AS menyatakan keluar dari perjanjian tersebut pada 23 Januari 2017.
Bab 4 - A r t i k e l
Bagaimana Dampak Trumponomics? Kebijakan Trump yang lebih mengutamakan kepentingan domestik tentu saja diharapkan dapat melanjutkan tren pemulihan ekonomi AS. Namun tidak dapat dipungkiri, beberapa kebijakan Trump terindikasi mengabaikan kepentingan negara lain sehingga mungkin saja menimbulkan
Selain dampak ke dalam negeri, kebijakan reformasi pajak ini juga menimbulkan spillover negatif pada negara berkembang. Penurunan tax rate dapat menarik kembali investasi AS dari berbagai negara berkembang, terutama Chile dan Meksiko, termasuk oleh perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi seperti Apple, Microsoft dan Oracle.
spillover negatif bagi negara mitra dagang dan investasi AS. Kebijakan penurunan pajak perusahaan dapat memberikan manfaat positif bagi ekonomi domestik. Investor domestik yang berinvestasi di luar AS diperkirakan akan menarik investasinya kembali ke dalam negeri. Selama ini korporasi AS –termasuk di bidang teknologi informasi– melakukan investasi di luar AS dan tidak merepatriasi keuntungannya untuk menghindari pajak tinggi yang mencapai 35% -termasuk tertinggi di dunia. Selain
Kebijakan stimulus fiskal untuk meningkatkan anggaran infrastruktur akan sangat bermanfaat bagi ekonomi AS yang sedang dalam proses pemulihan. Realisasi proyek infrastruktur akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mendorong konsumsi masyarakat AS. Namun perlu diwaspadai dampaknya pada tekanan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan. Jika kondisi tersebut terjadi, bukan tidak mungkin the Fed akan merespons dengan menaikkan Fed Fund Rate lebih cepat dibandingkan perkiraan5.
itu, Trump juga akan memangkas pajak
Trump nampak cukup agresif dalam
perorangan dari high-income tax payer dengan
rencana kebijakan di sektor perdagangan
harapan penghematan pajak tersebut akan
sehingga cenderung mengarah kepada
digunakan untuk kegiatan ekonomi.
proteksionisme. Merespons besarnya defisit
Jika skenario dari penurunan pajak tersebut berjalan sesuai rencana, maka akan membawa perbaikan pada ekonomi AS. Namun the Fed mencermati kemungkinan ekonomi AS tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sehingga terpaksa harus menaikkan Fed Fund Rate (FFR) lebih tinggi dari prediksi sebelumnya. Dari sisi fiskal, juga terdapat
neraca perdagangan dengan negara mitra yang dianggap memanipulasi nilai tukar6, AS akan mengenakan tarif impor tinggi. Selain itu, AS juga akan mengenakan BTA dan memperhitungkan kembali manfaat dari kerja sama perdagangan NAFTA dan TPP. Kebijakan menaikkan pajak impor dan BTA diharapkan dapat meningkatkan peranan produk
potensi pemburukan dengan defisit yang membengkak karena penerimaan yang
5
berkurang di tengah rencana kenaikan belanja
6
infrastruktur.
Dalam dot plot FOMC Desember 2016, the Fed memperkirakan kenaikan FFR sebanyak tiga kali hingga ke kisaran 1,5%. AS menuduh Tiongkok melemahkan yuan untuk meningkatkan daya saing ekspor.
133
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
domestik dan pada akhirnya menumbuhkan
pemberian pembiayaan yang selama ini
investasi dan kesempatan kerja. Akan tetapi
terhambat oleh aturan yang terlampau
kebijakan ini juga dikhawatirkan akan
ketat. Namun di sisi lain, deregulasi ini
mengakibatkan kenaikan harga barang impor
dikhawatirkan membuka peluang industri
dan mengganggu proses produksi perusahaan
keuangan bertindak ceroboh sehingga
domestik yang memiliki ketergantungan pada
memicu terjadinya krisis keuangan. Masih
bahan baku impor sehingga kontraproduktif
segar dalam ingatan, bahwa krisis keuangan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
2008 disebabkan oleh financial engineering
Inflasi diprediksi juga akan terkerek naik dari import price inflation. Strategi kebijakan perdagangan AS ini berpotensi besar memicu
yang dilakukan institusi keuangan untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan mengabaikan prinsip kehati-hatian.
tindakan retaliasi dari negara mitra dagang. Tiongkok berpeluang besar melakukan tindakan retaliasi dengan menghambat
Penutup
supply chain produk AS, menghentikan
Pasca terpilihnya Trump, ekonomi
produk pertanian AS serta membekukan
global dilanda ketidakpastian khususnya
perusahaan AS di Tiongkok. Sementara
terkait rincian kebijakan yang akan ditempuh
Meksiko dapat saja menghambat supply chain
oleh Gedung Putih. Rincian kebijakan juga
produksi AS khususnya sektor manufaktur dan
belum dapat diketahui dari pidato Presiden
mengenakan pajak impor.
Trump di hadapan Kongres AS. Kebijakan
Upaya retaliasi membahayakan ekonomi AS mengingat tingginya keterkaitan hubungan perdagangan antara AS dengan kedua negara tersebut. Moody’s Analytic memperkirakan bahwa jika Tiongkok dan Meksiko megenakan tarif dengan besaran yang sama dengan ketetapan AS maka sekitar 4 juta tenaga kerja AS diperkirakan akan kehilangan pekerjaan.
Trump berpotensi mengganggu kegiatan ekonomi di negara lain. Sebagai negara berkembang yang banyak menerima investasi dari AS, Indonesia perlu terus mencermati arah kebijakan Trump. Indonesia mesti mempersiapkan langkah strategis agar pelaku usaha AS tidak mengalihkan investasinya dari Indonesia. Implikasi lain dari kebijakan Trump seperti kenaikan inflasi, pengetatan
Terakhir, kebijakan deregulasi ketentuan
kebijakan moneter, apresiasi dolar AS
di sektor keuangan Dod Franc Act, di satu
juga perlu dicermati. Hal ini penting untuk
sisi akan diharapkan dapat menggairahkan
mengantisipasi terjadinya pelarian arus modal
kegiatan pada sektor keuangan termasuk
dan meningkatnya beban kewajiban dalam valuta asing.
134
Bab 4 - A r t i k e l
Daftar Pustaka
Bank for International Settlements, Januari 2017, Risk Facing Emerging Market Economies in 2017. Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York, Januari 2017, Kajian Ekonomi Keuangan Global. The Federal Reserves, Minutes of the Federal Open Market Committee January 31–February 1, 2017.
135
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Artikel 2
Global Value Chain Dalam Perspektif Kebijakan
Oleh: Arief Adrianto Rasyid
Integrasi antara produksi dan
dikenal dengan Global Value Chain (GVC) atau
perdagangan telah dirintis sejak ratusan
rantai nilai global. Singkat kata, GVC dapat
tahun silam, dan terus berkembang pesat
dianalogikan sebagai pabrik global berukuran
hingga kini. Dengan teknologi terbaru,
sangat besar. Bahan baku dapat dipasok
produsen dan pedagang selalu mencari cara
dari Asia Tenggara. Lalu, pembuatan barang
untuk menghasilkan barang secara efisien dan
antara (intermediate goods) dapat dilakukan
memiliki nilai yang tinggi. Di Amerika Serikat,
di Tiongkok. Akhirnya, finalisasi ke barang
produksi dan perdagangan berkembang pesat
jadi dilakukan di Jepang, untuk dipasarkan ke
sejak pembangunan jaringan rel kereta api
Amerika Serikat dan Eropa. Terakhir, layanan
dan penggunaan kapal uap pada 1870-an. Di
purna jual dilakukan di India.
Eropa, skala produksi dan perdagangan juga melonjak sejak ditemukannya mesin uap pada
% dari PDB
% Pertumbuhan
65
8
semakin terbuka, proses pencarian efisiensi
60
6
melalui jalur perdagangan semakin intensif.
55
Industrialisasi berjalan seiring dengan tingginya
50
intensitas perdagangan.
45
pertengahan abad ke-19. Saat ekonomi global
2 0
40
dan transportasi yang memadai, pengusaha
35
memanfaatkan faktor produksi yang lebih efisien di luar negeri untuk diintegrasikan ke dalam proses produksinya. Hal inilah yang
136
-2 Pangsa Perdagangan terhadap PDB, rhs Pertumbuhan Industri, lhs
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dengan dukungan teknologi komunikasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
4
Sumber : Bank Dunia
Grafik 1. Pertumbuhan Industri dan Pangsa Perdagangan Global
-4 -6
Bab 4 - A r t i k e l
Percentage of GDP
17,5
Intermediate goods Final goods
15,0
74
79
84
89
94
99
04
09
di hilir industri sangat menginginkan efisiensi dapat terjadi di industri hulu. Oleh karena itu, spillover teknologi sangat mungkin terjadi
12,5
dalam GVC, termasuk efisiensi pembiayaan.
10,0
Sementara itu, skala ekonomi lebih mudah
7,5
dikembangkan karena GVC mendekatkan
5,0
berbagai lokasi produksi, termasuk mendekat pada pasar. Data menunjukkan bahwa nilai
14
perdagangan dalam GVC jauh lebih besar
Sumber: BIS
Grafik 2. Perbandingan Produksi Barang Akhir dan Produksi Barang Antara
dibandingkan dengan perdagangan produk akhir. Hal ini bermakna bahwa sebelum menjadi barang jadi, perdagangan barang
Proses GVC memungkinkan terjadinya
antara dan bahan baku terjadi lebih intensif,
skala ekonomi yang paling menguntungkan.
melibatkan banyak produsen di banyak
Melalui GVC, perusahaan dapat menekan
negara.
biaya dengan memperoleh metode dan faktor produksi termurah. Metode produksi paling mutakhir dapat lebih mudah diperoleh karena GVC memperkuat hubungan perusahaan, sekalipun bukan sebagai afiliasi. Perusahaan
Dengan berbagai manfaat GVC, saat ini lebih banyak perusahaan global yang berpartisipasi dalam jejaring produksi global tersebut. Indeks partisipasi GVC—yang menunjukkan backward dan forward linkages
90
1995
80
2009
90
2008
80
60
50
50
40
40
30
30
20
20
10
10
0
0
ISL
CSFR-SVK
ZAF ISR CHE GBR THA HUN DEU ROW ESP FRA ROU ITA KOREA-NS CHL BRN VNM MEX SAU AUS IDN CAN POL USA BRA GRC NZL JPN CYP ARG CHN TUR EU IND
60
MYS NLD USSR-EST HKG BGR CSFR-CZE IRL FIN SWE TWN NOR AUT PHL USSR-LVA FYUG-SVN USSR-LTU DNK PRT USSR-RUS KHM
70
SGP LUX BEL MLT
70
Sumber: TiVA OECD database 2017
Grafik 3. Indeks Partisipasi dalam GVC
137
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
industri secara global,1 meningkat signifikan selama rentang waktu 1995-2009. Sebagai contoh, pada 1995, indeks partisipasi GVC
% yoy 25
15
rendah dari Indonesia yang saat itu mencapai
10
33,5. Namun, sembilan tahun kemudian
5
indeks Tiongkok melonjak pesat menjadi 46,1.
0
Setelah membuka diri dengan bergabung
-5
cukup besar dalam mendorong peningkatan aktivitas GVC, terutama di Kawasan Asia. Tiongkok telah menjadi sentral sebagai
India (CPI) Malaysia Thailand
Korea Filipina Vietnam
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt
Tiongkok hanya sebesar 25,7, bahkan lebih
bersama WTO, Tiongkok memiliki peran yang
Tiongkok Indonesia Singapura
20
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Bloomberg
Grafik 5. Inflasi CPI Kawasan Negara Berkembang
global factory atau industrial hub yang menghubungkan pasokan komoditas dan
mendorong perusahaan untuk menggunakan
energi dari Asia, Australia, dan Timur Tengah
faktor produksi luar negeri apabila faktor
ke pengolahan berteknologi tinggi dan pasar
produksi dalam negeri lebih mahal. Hal ini
di Jepang, Eropa, dan Amerika.
menyebabkan sinkronisasi upah dan harga
Selain merubah cara berproduksi dan berdagang, GVC memiliki implikasi bagi perkembangan ekonomi dan kebijakan domestik. Dalam keterbukaan ekonomi, GVC
antara dalam dan luar negeri menjadi lebih kuat. Upah tenaga kerja di dalam negeri harus tetap kompetitif di mata produsen, agar produksi tidak dialihkan ke luar negeri. Situasi ini memerlukan upaya yang lebih besar bagi pemerintah untuk meningkatkan daya saing
% yoy 6
Amerika Jerman Italia
domestik.
Kawasan Euro Perancis Sepanyol
Kondisi demikian menjadi tantangan
4
pengelolaan kebijakan moneter. Sebagai 2
contoh, dalam proses stabilisasi harga (kebijakan moneter), peningkatan harga bahan
0
baku industri sangat berpengaruh dalam
2012
2013
2014
2015
Jan Apr Jul Okt Jan
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt 2011
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt
mengakselerasi inflasi headline. Seyogyanya,
-0
2016
2017
Sumber : Bloomberg
Grafik 4. Inflasi CPI Kawasan Negara Maju 1
Backward linkages menjelaskan kekuatan hubungan suatu industri dengan pemasoknya (di hulu). Sementara, forward linkages mengukur hubungan dengan industri hilir.
138
kebijakan tersebut akan mendorong bank sentral untuk melakukan pengetatan moneter. Di saat yang sama, tingginya harga bahan baku industri tersebut memicu produsen untuk melakukan off-shoring produksi ke luar negeri demi mendapatkan harga
Bab 4 - A r t i k e l
pasokan yang lebih murah, sehingga produsen
ekonomi, hingga terjadinya krisis keuangan
akhirnya dapat menjual dengan harga yang
global. Setelah terjadinya krisis keuangan
lebih terjangkau oleh konsumen. Dengan
global 2007-2008, ekonomi dunia belum
demikian, upaya meredam kenaikan inflasi di
sepenuhnya pulih. Perdagangan internasional
tengah permintaan yang masih tinggi akan
hanya tumbuh sekitar 3% (2012-2015),
membutuhkan measures2 yang lebih kuat dari
turun signifikan dari rata-rata 7% pada
bank sentral.
periode 2000-2007.6 Rendahnya pertumbuhan
Bank sentral juga menghadapi tradeoff antara daya saing nilai tukar dan stabilitas harga. Depresiasi nilai tukar di satu sisi meningkatkan daya saing produk dalam negeri di mata importir. Namun di sisi lain, depresiasi juga menyebabkan tekanan imported-inflation menjadi lebih tinggi, yang berarti bahan baku produksi menjadi lebih mahal. Pada akhirnya, efek daya saing dari depresiasi nilai tukar terkompensasi dengan harga input yang lebih tinggi.3 Penelitian IMF menyimpulkan bahwa semakin tinggi partisipasi suatu negara dalam GVC, akan menurunkan elastisitas Real Effective Exchange Rate (REER)4 terhadap ekspor sebesar 22% yaitu dari -1,11
perdagangan antara lain mencerminkan pelemahan pada aktivitas GVC. Perdagangan GVC sebagian besar adalah raw materials, komponen, dan jasa pendukung. Komoditas dan manufaktur menyumbang sekitar sekitar 80% dari perdagangan global saat ini. Sebagai contoh, minyak mentah merupakan input industri yang sangat berperan dalam rantai produksi global. Penurunan volume produksi minyak bumi menyumbang 10% penurunan perdagangan minyak, 5% perdagangan bahan kimia, dan 2,5% perdagangan produk farmasi. Dalam situasi saat ini, penurunan harga minyak dunia sangat berpengaruh negatif pada nilai produksi industri dan perdagangan global.
menjadi 0,87.5 Penurunan elastisitas bahkan
Selain itu, perlambatan ekonomi
dapat mencapai 30% untuk negara dengan
Tiongkok berimplikasi kuat dalam
partisipasi GVC tertinggi (lihat grafik Indeks
perkembangan GVC. Pengaruh ekonomi
Partisipasi dalam GVC).
Tiongkok semakin besar seiring dengan
Skema GVC semakin diminati dan terus berkembang seiring meningkatnya pertumbuhan global dan pertumbuhan 2 3
4 5
Langkah kebijakan. Hal tersebut bisa dipandang sebagai natural hedge. Jika nilai tukar terapresiasi maka efek kehilangan daya saing akan terkompensasi dengan harga input produksi yang lebih murah. REER merupakan nilai tukar tertimbang rata-rata terhadap mitra dagang, yang telah disesuaikan dari pengaruh inflasi. Elastisitas -1,11 berarti 1% depresiasi REER meningkatkan ekspor sebesar 1,11% (elastis). Sementara, 0,87 berarti 1% depresiasi REER menurunkan ekspor sebesar 0,87% (inelastic). Efek dari depresiasi justru kontraproduktif terhadap ekspor karena menaikkan harga bahan baku industri yang berasal dari impor.
kemajuan industri yang dialami negara tersebut. Besarnya aliran perdagangan barang antara yang dikapalkan berulang kali—dari dan ke Tiongkok sesuai dengan kebutuhan produksi—menyebabkan Tiongkok memiliki backward-forward linkages yang tinggi. IMF (2016) menghitung bahwa indeks backward
6
Pembahasan mengenai perlambatan perdagangan internasional diulas pada artikel PEKKI TW2-16, “Perdagangan Internasional: Perlambatan Berkepanjangan.”
139
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
linkages Tiongkok bernilai sekitar 15%-40%, yang berarti kenaikan 1 unit produksi di Tiongkok membutuhkan input dari industri hulunya di luar negeri sebesar 15%-40%. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dari median indeks backward linkage global sebesar 0,3%. Tiongkok kini juga menguasai 40% dari reekspor produk elektronik global. Dengan kondisi ini, apabila perdagangan
Sumber: IMF (2016)
dan produksi Tiongkok melambat maka dampaknya akan cukup signifikan pada aktivitas GVC. Padahal, Tiongkok kini
Grafik 7 Indeks Forward Linkages GVC Tiongkok (2005 vs 2011)
tengah mengalami perlambatan ekonomi dan perubahan struktur dari berorientasi
Permasalahan politik turut mewarnai
perdagangan menjadi lebih berorientasi
dinamika GVC ke depan. Kemenangan
konsumsi domestik. Di samping itu, kemajuan
kelompok populis pada ajang politik dunia
domestik Tiongkok dari low tech industries
membuat kekhawatiran terhadap tren
menuju medium to high tech industries
proteksionisme yang dapat menghambat
menyebabkan pabrik-pabrik Tiongkok
perdagangan global. Dalam skema GVC,
memproduksi berbagai input canggih di
pengenaan tarif impor pada suatu produk
dalam negeri—sebelumnya diimpor dari
dan negara akan berdampak luas ke negara
negara maju—sehingga impor terkait GVC
lain karena jejaring produksi—menyebar
ikut menurun.
dan teramplifikasi. Menurut studi yang dilakukan Timer (2016) pengenaan tarif pada alat transportasi yang diimpor AS dari Tiongkok dan Meksiko sebesar 10%, mengakibatkan kenaikan biaya produksi industri otomotif AS sebesar 0,9%. Untuk mengompensasi kenaikan tersebut, AS harus mampu menurunkan biaya tenaga kerja sebesar 6%. Negara-negara pemasok Tiongkok dan Meksiko juga akan terdampak negatif secara signifikan, dengan besarnya
Sumber: IMF (2016)
Grafik 6 Indeks Backward Linkages GVC Tiongkok (2005 vs 2011)
140
indeks backward linkage yang dimiliki negara tersebut.
Bab 4 - A r t i k e l
Sebagai penutup, GVC telah menjadikan
korporasi di luar negeri. Selain itu, kebijakan
kegiatan perdagangan dan produksi
untuk mendorong daya saing melalui nilai
global yang berbeda dibandingkan dekade
tukar akan menjadi kurang efektif dalam
terdahulu. Kemudahan mendapatkan input
GVC, karena terkompensasi oleh kenaikan
yang efisien akan memperkuat sinkronisasi
harga input. Koordinasi kebijakan lintas
harga (inflasi) secara global. Kondisi ini
negara merupakan upaya yang perlu didalami
merupakan tantangan tersendiri bagi bank
terkait hal ini. Kebijakan proteksionisme juga
sentral dalam melakukan stabilisasi harga.
perlu diantisipasi secara serius, karena dapat
Otoritas membutuhkan instrumen dan bauran
berakibat luas pada industri hulu di negara-
kebijakan yang lebih efektif dalam mengelola
negara pemasok, terutama di emerging Asia.
aspek permintaan, mengingat penentuan
Kebijakan tersebut berpotensi mengancam
harga jual turut ditentukan oleh jejaring
kesinambungan pemulihan ekonomi global.
Daftar Pustaka
Ahmed, Swarnali. Appendino, Maximiliano., & Ruta, Michele 2015: Global Value Chains and Exchange Rate Elasticity of Exports, IMF Working Paper. Baldwin, R. 2008. “Managing the Noodle Bowl: The Fragility of East Asian Regionalism”, in Singapore Economic Review, 53:(3): 449-478. Hong, Gee Hee et. al. 2016. China and Asia in Global Trade Slowdown, IMF Working Paper, WP/16/105. Timmer, M, B Los, R Stehrer and G de Vries (2016): “An anatomy of the global trade slowdown based on the WIOD 2016 release”, GGDC research memorandum, no 162.
141
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Halaman ini sengaja dikosongkan
142
Lampiran
Lampiran
143
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 1. Produk Domestik Bruto (% yoy)
Negara
2013
2014
2015
2016
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
Amerika Amerika Serikat 1,3 1,0 1,7 2,7 1,6 2,4 2,9 2,5 3,3 3,0 2,2 1,9 1,6 1,3 1,7 1,9 Argentina
0,3 6,2 2,5 0,1 -0,9 -2,0 -4,2 -3,1 0,0 3,9 3,8 2,6 0,6 -3,7 -3,8 -2,3
Brazil
2,8 4,1 2,8 2,4 3,2 -0,8 -1,1 -0,7 -1,8 -3,0 -4,5 -5,8 -5,4 -3,6 -2,9 -2,5
Chili
5,2 3,5 4,5 3,0 2,5 2,4 0,8 1,7 2,2 2,4 2,8 1,8 2,0 1,4 1,5 1,5
Meksiko
1,0 1,7 1,6 1,1 2,3 1,8 2,3 2,6 2,8 2,5 2,8 2,5 2,3 2,6 2,0 2,2
Asia Pasifik Australia
1,8 2,0 2,0 2,3 3,0 2,7 2,6 2,3 2,5 2,0 2,4 2,5 2,5 3,1 1,9 2,4
Tiongkok
7,9 7,6 7,9 7,7 7,4 7,5 7,1 7,2 7,0 7,0 6,9 6,8 6,7 6,7 6,7 6,8
India
4,5 6,7 7,8 6,4 5,8 7,4 7,8 6,1 6,7 7,8 8,4 6,9 7,9 7,2 7,4 7,0
Jepang
0,7 1,8 2,8 2,7 3,1 -0,3 -1,1 -0,3 -0,1 1,8 2,1 1,1 0,4 0,9 1,1 1,6
Korea Selatan 2,1 2,7 3,2 3,5 3,9 3,5 3,4 2,7 2,4 2,2 2,8 3,1 2,8 3,3 2,6 2,3 ASEAN-6 Indonesia
5,5 5,6 5,5 5,6 5,1 4,9 4,9 5,1 4,8 4,7 4,8 5,2 4,9 5,2 5,0 4,9
Malaysia
4,3 4,6 4,9 5,0 6,3 6,5 5,6 5,7 5,7 4,9 4,7 4,5 4,2 4,0 4,3 4,5
Filipina
7,5 7,9 6,8 6,1 5,6 6,8 5,7 6,7 5,0 5,9 6,2 6,5 6,8 7,0 7,0 6,6
Singapura 3,0 4,4 5,7 5,6 4,6 2,6 3,1 2,8 2,4 2,0 2,1 1,3 1,9 1,9 1,2 2,9 Thailand
5,2 2,7 2,5 0,5 -0,5 1,0 1,1 2,1 3,1 2,9 3,0 2,7 3,1 3,6 3,2 3,0
Viet Nam
4,8 4,9 5,1 5,4 5,1 5,2 5,5 6,0 6,0 6,3 6,5 6,7 5,5 5,5 5,9 6,2
Eropa Kawasan Euro -1,2 -0,4 0,1 0,7 1,3 1,0 1,1 1,3 1,8 2,0 1,9 2,0 1,7 1,6 1,8 1,7 Inggris
1,5 2,1 1,7 2,4 2,6 3,1 3,1 3,5 2,8 2,4 1,8 1,7 1,8 2,0 2,2 2,0
Russia
0,6 1,1 1,2 2,1 0,6 1,1 0,9 0,2 -2,8 -4,5 -3,7 -3,8 -1,2 -0,6 -0,4 -0,2
Turki
3,1 4,7 4,3 4,6 4,9 2,4 1,8 3,0 2,5 3,7 3,9 5,7 4,7 3,1 2,3 2,3
Afrika Afrika Selatan 2,2 2,5 2,1 3,1 1,9 1,6 1,8 1,6 2,6 1,3 0,9 0,6 -0,6 0,3 0,7 0,7 Sumber: Bloomberg, Consensus Forecast Januari 2017 Keterangan: Cetak miring adalah angka proyeksi dari Bloomberg dan Consensus Forecast Oktober 2015
144
Lampiran
Tabel 2. Angka Pengangguran Akhir Periode (%)
Negara
2013
2014
2015
2016
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
Amerika Amerika Serikat 7,5 7,5 7,2 6,7 6,6 6,1 5,9 5,6 5,5 5,3 5,1 5,0 5,0 4,9 4,9 4,7 Argentina
7,1 7,2 6,8 6,4 7,1 7,5 7,5 6,9 6,9 5,9 5,9 -
Brazil
8,0 7,4 6,9 6,2 7,2 6,8 6,8 6,5 7,9 8,3 8,9 9,0 10,9 11,3 11,8 12,0
- 9,3 8,5
-
Chili
6,2 6,2 5,7 5,7 6,5 6,5 6,6 6,0 6,1 6,5 6,4 5,8 6,3 6,9 6,8 6,1
Meksiko
5,0 5,0 4,9 4,8 5,3 4,8 4,8 4,2 4,3 4,4 4,3 4,3 4,2 3,9 3,9 3,7
Asia Pasifik Australia
5,6 5,7 5,7 5,9 5,8 6,1 6,2 6,1 6,1 6,0 6,1 5,8 5,7 5,8 5,6 5,8
Tiongkok
4,1 4,1 4,0 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,0 4,1 4,1 4,0 4,1 4,0 4,0
India
n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a
Jepang
4,1 3,9 4,0 3,7 3,6 3,7 3,6 3,4 3,4 3,4 3,4 3,3 3,2 3,1 3,0 3,1
Korea Selatan 3,1 3,1 3,0 3,1 3,5 3,6 3,5 3,5 3,7 3,9 3,5 3,5 3,8 3,6 4,0 3,4 ASEAN-6 Indonesia
5,9
n.a
6,3
n.a
5,7
n.a
5,9
n.a
5,8
n.a
6,2
n.a
5,5
n.a
5,6
n.a
Malaysia
3,1
3,0
3,1
3,0
3,1
3,0
3,1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Filipina
7,1 7,5 7,3 6,5 7,5 7,0 6,7 6,0 6,6 6,4 6,5 5,6 5,8 6,1 5,4 4,7
Singapura 2,8 2,9 2,7 2,7 2,9 2,8 2,8 2,7 2,5 2,8 3,0 2,9 2,7 3,0 2,9 Thailand Viet Nam
-
0,7 0,6 0,7 0,6 0,9 1,2 0,8 0,6 1,0 0,8 0,8 0,7 1,0 1,0 0,9 0,8 - - - 3,6 - - - 2,1 - - - - - - - -
Eropa Kawasan Euro 12,0 12,0 12,0 11,8 11,7 11,5 11,5 11,4 11,2 11,0 10,7 10,4 10,2 10,1 9,8
9,6
Inggris
7,8 7,8 7,6 7,2 6,8 6,3 6,0 5,7 5,6 5,6 5,3 5,1 5,1 4,9 4,8 4,8
Russia
5,7 5,4 5,3 5,6 5,4 4,9 4,9 5,3 5,9 5,4 5,2 5,8 6,0 5,4 5,2 5,3
Turki
9,4 8,1 9,2 9,6 9,7 9,1 10,5 10,9 10,6 9,6 10,3 10,8 10,1 10,2 11,3 12,1
Afrika Afrika Selatan n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a Sumber: Bloomberg, CEIC Keterangan: Tanda ( - ) : Data belum keluar n.a : Data tidak tersedia
145
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 3. Inflasi IHK Akhir Periode (% yoy)
Negara
2013
2014
2015
2016
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
Amerika Amerika Serikat 1,5 1,8 1,2 1,5 1,5 2,1 1,7 0,8 -0,1 0,1 0,0 0,7 0,9 1,0 1,5 2,1 Argentina
10,6 10,5 10,5 11,0
-
-
-
- 16,5 15,0 14,5 26,9 35,0 40,5
-
-
Brazil
6,6 6,7 5,9 5,9 6,2 6,5 6,8 6,4 8,1 8,9 9,5 10,7 9,4 8,8 8,5 6,3
Chili
1,5 1,9 1,9 2,9 3,9 4,3 4,9 4,6 4,2 4,4 4,6 4,4 4,5 4,2 3,1 2,7
Meksiko
4,3 4,1 3,4 4,0 3,8 3,8 4,2 4,1 3,1 2,9 2,5 2,1 2,6 2,5 3,0 3,4
Asia Pasifik Australia
2,5 2,4 2,2 2,7 2,9 3,0 2,3 1,7 1,3 1,5 1,5 1,7 1,3 1,0 1,3 1,5
Tiongkok
2,1 2,7 3,1 2,5 2,4 2,3 1,6 1,5 1,4 1,4 1,6 1,6 2,3 1,9 1,9 2,1
India
9,4 9,5 10,5 9,5 8,2 6,8 5,6 4,3 5,3 5,4 4,4 5,6 4,8 5,8 4,4 3,4
Jepang
-0,9 0,2 1,1 1,6 1,6 3,6 3,2 2,4 2,2 0,4 0,0 0,2 -0,1 -0,4 -0,5 0,3
Korea Selatan 1,5 1,2 1,0 1,1 1,3 1,7 1,1 0,8 0,5 0,7 0,5 1,1 0,8 0,7 1,3 1,3 ASEAN-6 Indonesia
5,0 5,4 7,9 8,1 7,3 6,7 4,5 8,4 6,4 7,3 6,8 3,4 4,5 3,5 3,1 3,0
Malaysia
1,6 1,8 2,6 3,2 3,5 3,3 2,6 2,7 0,9 2,5 2,6 2,7 2,6 1,6 1,5 1,8
Filipina
3,2 2,7 2,7 4,1 3,9 4,4 4,4 2,7 2,4 1,2 0,4 1,5 1,1 1,9 2,3 2,6
Singapura
3,5
1,8
1,6
1,5
1,2
1,9
0,7
-0,1 -0,3
-0,3 -0,6 -0,6
-1,0 -0,7 -0,2
0,2
Thailand
2,7
2,3
1,4
1,7
2,1
2,4
1,8
0,6 -0,6
-1,1 -1,1 -0,9
-0,5
1,1
Viet Nam
6,6 6,7 6,3 6,0 4,4 5,0 3,6 1,8 0,9 1,0 0,0 0,6 1,7 2,4 3,3 4,7
0,4
0,4
Eropa Kawasan Euro 1,7 1,6 1,1 0,8 0,5 0,5 0,3 -0,2 -0,1 0,2 -0,1 0,2 0,0 0,1 0,4 1,1 Inggris
2,8 2,9 2,7 2,0 1,6 1,9 1,2 0,5 0,0 0,0 -0,1 0,2 0,5 0,5 1,0 1,6
Rusia
7,0 6,9 6,1 6,5 6,9 7,8 8,0 11,4 16,9 15,3 15,7 12,9 7,3 7,5 6,4 5,4
Turki
7,3 8,3 7,9 7,4 8,4 9,2 8,9 8,2 7,6 7,2 8,0 8,8 7,5 7,6 7,3 8,5
Afrika Afrika Selatan 5,9 5,5 6,0 5,4 6,0 6,6 5,9 5,3 4,0 4,7 4,6 5,2 6,3 6,3 6,1 6,8 Sumber: Bloomberg
146
Lampiran
Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral Posisi akhir periode (%)
Negara
2013 2014 2015 2016 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
Amerika 0,25 7,25 6,00 4,00
0,25 8,00 5,00 4,00
0,25 0,25 0,25 9,00 10,00 10,75 5,00 4,50 4,00 3,75 3,50 3,50
0,25 11,00 4,00 3,00
0,25 11,00 3,25 3,00
0,25 11,75 3,00 3,00
0,25 12,75 3,00 3,00
0,25 13,75 3,00 3,00
0,25 14,25 3,00 3,00
0,50 14,25 3,50 3,25
0,50 14,25 3,50 4,25
0,50 14,25 3,50 4,75
0,75 13,75 3,50 5,75
Australia (Cash target rate) Tiongkok (Lending rate) India (Reverse repo rate) Jepang (O/N Call target) Korea Selatan (Call rate)
3,00 6,00 7,50 0,10 2,75
2,75 6,00 7,25 0,10 2,50
2,50 6,00 7,50 0,10 2,50
2,50 6,00 7,75 0,10 2,50
2,50 6,00 8,00 0,10 2,50
2,50 6,00 8,00 0,10 2,50
2,50 6,00 8,00 0,10 2,25
2,50 5,60 8,00 0,10 2,00
2,25 5,35 7,50 0,10 1,75
2,00 4,85 7,25 0,10 1,50
2,00 4,60 6,75 0,10 1,50
2,00 2,00 1,75 4,35 4,35 4,35 6,75 6,75 6,50 0,10 -0,10 -0,10 1,50 1,50 1,25
1,50 4,35 6,50 -0,10 1,25
1,50 4,35 6,25 -0,10 1,25
ASEAN-5 Indonesia (BI rate)* Malaysia (O/N rate) Filipina (O/N rate) Thailand (Repo rate)
5,75 3,00 3,50 2,75
6,00 3,00 3,50 2,50
7,25 3,00 3,50 2,50
7,50 3,00 3,50 2,25
7,50 3,00 3,50 2,00
7,50 3,00 3,50 2,00
7,50 3,25 4,00 2,00
7,75 3,25 4,00 2,00
7,50 3,25 4,00 1,75
7,50 3,25 4,00 1,50
7,50 3,25 4,00 1,50
7,50 3,25 4,00 1,50
6,75 3,25 4,00 1,50
6,50 3,25 3,00 1,50
5,00 3,00 3,00 1,50
4,75 3,00 3,00 1,50
0,75 0,50 5,50
0,50 0,50 4,50
0,50 0,50 4,50
0,25 0,25 0,50 0,50 7,00 4,50 10,00
0,15 0,50 7,50 8,75
0,05 0,05 0,05 0,50 0,50 0,50 8,00 17,00 14,00 8,25 8,25 7,50
0,05 0,50 11,50 7,50
0,05 0,50 11,00 7,50
0,05 0,50 11,00 7,50
0,00 0,50 11,00 7,50
0,00 0,50 10,50 7,50
0,00 0,25 10,00 7,50
0,00 0,25 10,00 8,00
5,00
5,00
5,00
5,00
5,50
5,75
5,75
6,00
6,25
7,00
7,00
7,00
7,00
Amerika Serikat (Fed fund rate) Brazil (Selic rate) Chili (Overnite rate) Meksiko (Overnite rate)
0,50 14,25 3,50 3,75
Asia Pasifik
Eropa Kawasan EURO (Refinancing rate) Inggris (Bank rate) Rusia Key rate) Turki (1 Week Repo)
Afrika Afrika Selatan (Refinancing rate)
5,50
5,75
5,75
Sumber: Bloomberg Keterangan: *) Per 19 Agustus 2016 menggunakan suku bunga kebijakan 7-Day Reverse Repo Rate
147
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 5. Pertumbuhan Uang Beredar
2014
2015 Posisi akhir periode (% yoy)
Negara
2013
2014
2015
2016
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
Amerika Amerika Serikat (M2)
7,3 7,0 6,3 5,4 6,1 6,6 6,1 5,9 6,2 5,6 5,7 5,7 6,1 6,9 7,2 7,1
Argentina (M3)
34,2 30,7 29,8 26,4 23,3 22,9 21,0 27,7 30,5 34,6 35,1 33,1 26,7 23,9 20,0 26,5
Brazil (M3)
13,3 12,2 9,8 8,7 7,4 8,4 11,9 13,0 12,7 12,0 8,1 10,2 11,3 10,7 12,1 11,0
Meksiko (M3)
15,0 9,9 10,1 9,4 8,8 12,6 10,9 12,3 10,3 9,0 8,8 5,7 6,1 5,8 7,8 8,1
Asia Pasifik Australia (M3)
6,9 6,6 6,0 6,9 6,8 7,0 8,1 7,2 7,5 6,8 6,2 5,9 6,2 6,0 5,8 6,9
Tiongkok (M2)
15,7 14,0 14,2 13,6 12,1 14,7 12,9 12,2 11,6 11,8 13,1 13,3 13,4 11,8 11,5 11,3
India (M3)
13,8 12,7 13,0 14,8 13,6 11,8 12,4 10,7 10,8 10,6 10,7 10,7 10,3 10,4 12,1 6,5
Jepang (M3)
2,5 3,1 3,1 3,4 2,9 2,5 2,5 2,9 3,0 3,2 3,1 2,5 2,6 2,9 3,0 3,4
Korea Selatan (M3)
8,1 6,6 6,7 6,6 6,4 6,7 7,1 8,2 8,6 10,5 10,5 8,9 8,6 7,9 7,8 8,1
ASEAN-5 Indonesia (M2)
14,0
11,8
Malaysia (M3)
8,7
8,1
Filipina (M3)
13,0
20,2
14,6 12,8 6,9
7,3
31,0 31,8
9,9 13,0 5,9
5,6
35,3 23,5
11,9 11,9
12,4
9,0
7,4
8,7
5,1
7,0
7,8
5,9
5,2
2,6
0,9
1,9
2,2
3,0
16,4 11,2
8,8
9,3
8,7
9,9
11,1
12,7 12,9
13,5
5,2
16,3 13,0
10,0
Singapura (M3)
8,8
9,2
7,5
4,3
1,8
0,6
2,0
3,4
4,2
3,7
3,3
1,7
2,2
4,2
5,0
7,7
Thailand (M2)
9,5
10,2
7,1
7,3
6,4
4,4
4,0
4,7
6,1
6,1
5,4
4,4
3,8
4,3
3,9
4,2
Eropa Kawasan Euro (M3) Inggris (M4)
2,5 2,3 2,0 0,9 1,1 1,7 2,4 3,8 4,3 4,6 4,7 4,7 5,2 5,1 5,1 5,0 0,3 1,5 2,6 0,2 -0,1 -0,6 -2,6 -1,1 -0,7 -0,3 -0,6 0,3 1,5 3,6 6,1 6,2
Rusia (M2)
14,6 15,4 16,0 14,9 8,7 6,7 7,0 1,5 5,1 6,3 5,9 11,3 11,8 12,2 12,7 9,2
Turki (M3)
16,9 19,0 23,6 26,6 23,3 18,6 16,5 15,6 15,1 21,2 24,7 21,1 17,0 13,9 10,0 17,6
Afrika Afrika Selatan (M3)
8,1 9,2 7,0 5,9 7,8 7,2 7,7 7,2 7,3 8,7 8,5 10,5 8,7 5,6 5,6 6,1
Sumber: Bloomberg Keterangan: -
148
Lampiran
Tabel 6. Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah (% PDB)
Negara
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
Amerika Amerika Serikat Argentina Brazil
-10,7 -10,5 -8,6 -5,6 -3,9 -3,6 -4,5 -4,6 -4,1 0,2 -1,4 -2,1 -1,9 -2,4 -3,9 -5,0 -4,9 -3,5 0,1 0,2 0,3 -0,6 -6,1 -10,3 -10,1
-9,5
-7,5
Chile
-0,5 1,3 0,6 -0,6 -1,6 -2,2 -3,1 -3,3 -2,5
Meksiko
-2,4 -2,3 -2,4 -2,2 -2,6 -2,8 -2,3 -2,1 -2,0
Asia Pasifik Australia
-5,5 -4,8 -4,3 -2,7 -2,9 -2,9 -2,8 -2,6 -2,4
Tiongkok
-2,4 -1,7 -1,5 -2,0 -2,1 -2,3 -3,4 -3,4 -3,4
India
-7,0 -7,8 -6,9 -6,7 -6,5 -7,2 -6,5 -6,2 -6,1
Jepang
-9,3 -9,8 -8,8 -8,6 -6,2 -5,2 -5,6 -5,7 -5,0
Korea Selatan
1,3 1,4 1,3 1,0 0,6 0,0 0,3 0,2 0,1
ASEAN-6 Indonesia
-0,7
-1,1
-1,8
-2,2
-2,1
-2,6
-2,5
-2,4
-2,4
Malaysia
-5,3
-4,7
-4,3
-3,8
-3,4
-3,2
-3,0
-3,0
-2,9
Filipina
-3,5
-2,0
-2,4
-1,4
-0,6
-1,4
-2,2
-3,0
-2,7
0,3
1,1
1,6
1,3
0,1
-1,2
0,9
0,5
0,5
Thailand
-2,7
-1,3
-4,1
-2,5
-2,5
-2,5
-
-
-
Viet Nam
-3,7
-1,4
-4,0
-6,1
-6,9
-4,5
-5,7
-5,7
-5,5
Singapura
Eropa Kawasan Euro
-6,1
Inggris
-9,6 -7,6 -8,3 -5,7 -5,7 -4,3 -3,6 -3,5 -3,2
-4,1
-3,7
-3,0
-2,6
-2,2
-
-
Rusia
-3,2 1,4 0,4 -1,2 -1,1 -3,5 -4,2 -3,9 -3,1
Turki
-3,4 -0,7 -1,5 -1,6 -1,3 -0,6 -1,6 -2,2 -1,3
Afrika Afrika Selatan
-3,7 -4,4 -3,8 -3,4 -3,1 -2,8 -3,4 -3,1 -2,7
Sumber: Moody’s Statistical Handbook November 2016, www.tradingeconomics.com
149
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 7. Neraca Berjalan (% PDB)
Negara
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
Amerika Amerika Serikat
-3,0 -3,0 -2,8 -2,2 -2,3 -2,6 -2,6 -2,7 -3,0
Argentina
-0,4 -0,8 -0,2 -2,0 -1,4 -2,5 -1,5 -1,4 -1,3
Brazil
-3,4 -2,9 -3,0 -3,0 -4,3 -3,3 -1,0 -1,2 -1,7
Chili Meksiko
1,7 -1,2 -3,6 -3,7 -1,3 -2,0 -1,6 -1,8 -2,0 -0,5 -1,2 -1,4 -2,5 -2,0 -2,9 -3,1 -2,5 -2,4
Asia Pasifik Australia Tiongkok India
-3,6 -3,0 -4,2 -3,4 -3,0 -4,7 -3,6 -3,5 -3,0 3,9 1,8 2,5 1,5 2,6 3,0 1,8 1,3 0,9 -2,8 -4,6 -4,8 -1,7 -1,4 -1,1 -0,6 -0,9 -1,1
Jepang
4,0 2,2 1,0 0,9 0,8 3,3 3,5 3,0 3,0
Korea Selatan
2,6 1,6 4,2 6,2 6,0 7,7 7,0 6,4 5,0
ASEAN-6 Indonesia
0,7
0,2
-2,7
-3,2
-3,1
-2,0
-1,8
-2,2
Malaysia
10,1
10,9
5,2
3,5
4,4
3,0
1,2
1,6
1,9
3,6
2,5
2,8
4,2
3,8
2,6
0,7
-0,2
-0,8 20,5
Filipina Singapura
-2,3
23,8
22,8
18,1
17,9
17,5
19,8
22,9
21,2
Thailand
3,4
2,5
-0,4
-1,2
3,7
8,1
9,5
7,4
5,0
Viet Nam
-3,7
0,2
5,9
4,7
4,9
1,0
0,3
-0,3
-0,9
Eropa Kawasan Euro Inggris
0,1
0,1
1,9
2,5
3,0
3,7
-
-
-
-2,8 -1,8 -3,7 -4,4 -4,7 -5,4 -5,7 -5,1 -4,7
Rusia
4,1 4,8 3,3 1,5 2,8 5,2 2,1 2,5 2,3
Turki
-6,1 -9,6 -6,1 -7,7 -5,5 -4,5 -4,3 -4,0 -4,3
Afrika Afrika Selatan
-1,5 -2,2 -5,1 -5,9 -5,3 -4,4 -3,9 -4,0 -3,7
Sumber: Bank Indonesia, www.tradingeconomics.com, Moody’s Statistical Handbook November 2016
150
Lampiran
Tabel 8. Cadangan Devisa Akhir periode (Miliar USD)
Negara Amerika Amerika Serikat Argentina Brazil Chili Meksiko Asia Pasifik Australia Tiongkok India Jepang Korea Selatan ASEAN-6 Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand Viet Nam Eropa Kawasan Euro Inggris Russia Turki Afrika Afrika Selatan
TW1
2013 TW2 TW3
TW1
2014 TW2 TW3
TW4
45,6 34,2 376,9 39,8 167,0
44,4 31,5 371,1 41,0 166,5
43,8 28,9 376,0 42,3 172,0
39,9 3.442,7 259,7 1.181,8 327,4
38,2 3.496,7 255,3 1.175,9 326,4
98,0 135,0 84,0 258,2 167,7 28,4
TW1
2015 TW2 TW3
TW4
TW4
TW1
2016 TW2 TW3
TW4
42,7 25,0 375,8 41,1 176,6
43,0 21,3 377,2 41,0 182,7
46,8 23,4 380,5 41,1 190,3
45,3 22,4 375,7 40,1 190,7
42,2 26,0 374,1 40,5 193,0
39,6 26,3 371,0 38,4 195,4
39,5 28,6 372,2 38,2 192,4
40,4 28,1 370,6 38,2 181,0
39,2 20,6 368,7 38,6 176,4
41,0 24,2 375,2 39,6 176,9
41,5 25,0 376,7 39,7 177,3
43,2 24,5 377,8 39,4 175,8
39,2 33,6 372,2 40,5 176,5
39,0 3.662,7 247,9 1.206,3 336,9
42,5 3.821,3 268,6 1.202,4 346,5
47,1 3.948,1 276,4 1.212,9 354,3
49,1 3.993,2 288,8 1.216,0 366,6
43,7 3.887,7 287,4 1.201,1 364,4
44,7 3.843,0 295,4 1.199,7 363,6
48,4 3.730,0 316,2 1.187,9 362,8
42,7 3.693,8 330,5 1.185,9 374,8
42,2 3.514,1 326,6 1.192,9 368,1
41,0 3.330,0 329,2 1.179,0 368,0
41,2 3.212,6 332,1 1.201,2 369,8
44,0 3.205,2 336,6 1.202,7 369,9
42,5 3.166,4 346,7 1.196,2 377,8
47,6 3.010,5 336,6 1.157,8 371,1
92,1 131,9 81,3 259,8 162,5 24,9
89,4 132,0 83,5 268,1 163,5 24,4
93,4 130,5 83,2 273,1 159,0 25,9
96,4 125,8 79,6 272,9 158,8 33,8
101,4 127,4 80,7 278,0 159,3 35,8
105,3 123,0 79,6 266,1 153,3 36,8
106,1 111,8 79,5 256,9 149,1 34,2
105,9 101,2 80,5 248,4 148,5 36,9
102,4 101,5 80,6 253,3 152,5 37,3
96,2 89,4 80,6 251,6 148,0 30,7
100,6 91,4 80,7 247,7 149,3 28,3
101,8 93,6 83,0 246,5 166,9 31,6
103,8 93,9 85,3 248,9 170,1 35,0
109,7 94,2 86,1 253,4 171,9 37,6
110,9 91,2 80,7 246,6 164,1 -
217,2 65,3 477,3 105,7
215,5 67,2 475,2 105,6
221,9 70,3 479,5 108,9
220,8 69,6 469,6 112,0
228,8 74,7 442,8 105,9
229,4 76,7 432,0 111,9
223,4 72,9 409,2 112,8
228,0 76,4 339,4 106,3
240,5 88,2 309,1 103,5
240,1 92,9 313,3 100,8
242,5 101,1 322,4 99,6
245,6 101,6 319,8 95,7
251,4 107,7 323,3 95,0
255,8 111,6 329,3 101,9
262,9 115,2 332,2 99,0
261,0 106,5 317,5 92,1
40,8
39,0
41,8
41,9
41,4
40,5
41,4
41,5
39,0
39,4
38,9
38,9
39,1
38,2
39,1
39,6
Sumber: Bloomberg, SEKI-Bank Indonesia (untuk Indonesia) Keterangan: Tidak termasuk emas Tanda (-): Data belum keluar
151
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USD
Negara Amerika Argentina (Peso) Brazil (Real) Chili (Peso) Meksiko (Peso) Asia Pasifik Australia (Dollar) New Zealand (Dollar) Hong Kong (Dollar) Tiongkok (Yuan) India (Rupee) Jepang (Yen) Korea Selatan (Won) ASEAN-6 Indonesia (Rupiah) Malaysia (Ringgit) Filipina (Peso) Singapura (Dollar) Thailand (Bath) Viet Nam (Dong) Eropa Kawasan Euro (USD/Euro) Inggris (USD/GBP) Rusia (Ruble) Turki (Lira) Afrika Afrika Selatan (Rand) Sumber: Bloomberg, diolah Keterangan: -
152
2013 TW1
TW2
2014 TW3
TW4
TW1
TW2
2015 Rata-rata Periode 2016
2015 TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
TW1
TW2
TW3
TW4
5,01 5,24 5,60 6,05 7,60 8,06 8,30 8,51 8,69 8,96 9,25 10,16 14,48 14,23 14,95 15,45 2,00 2,07 2,29 2,28 2,36 2,23 2,27 2,55 2,87 3,07 3,54 3,84 3,90 3,50 3,25 3,29 472,44 484,77 507,00 516,63 551,97 554,76 577,55 598,41 624,51 618,11 676,61 698,00 700,77 677,47 661,69 665,42 12,64 12,48 12,90 13,02 13,23 12,99 13,12 13,90 14,95 15,32 16,44 16,77 18,03 18,11 18,76 19,85
0,96 1,20 7,76 6,22 54,17 92,25 1.085
1,01 1,22 7,76 6,16 55,96 98,76 1.122
1,09 1,08 1,12 1,07 1,08 1,17 1,27 1,29 1,38 1,39 1,38 1,34 1,32 1,34 1,25 1,21 1,20 1,16 1,19 1,28 1,33 1,37 1,54 1,50 1,51 1,45 1,38 1,41 7,76 7,75 7,76 7,75 7,75 7,76 7,76 7,75 7,75 7,75 7,77 7,76 7,76 7,76 6,13 6,09 6,10 6,23 6,17 6,15 6,24 6,20 6,30 6,39 6,54 6,54 6,67 6,85 62,07 61,98 61,79 59,78 60,58 62,01 62,26 63,49 64,91 65,92 67,49 66,94 66,95 67,45 98,89 100,48 102,83 102,14 104,02 114,54 119,17 121,36 122,16 121,44 115,23 107,98 102,37 109,62 1.109 1.062 1.069 1.029 1.027 1.087 1.101 1.097 1.170 1.157 1.201 1.163 1.120 1.158
9.707 9.799 10.652 11.604 11.835 11.631 11.769 12.253 12.810 13.127 13.857 13.769 13.520 13.314 13.134 13.253 3,08 3,07 3,24 3,21 3,30 3,23 3,19 3,37 3,62 3,66 4,05 4,28 4,19 4,01 4,05 4,32 40,71 41,78 43,68 43,63 44,87 44,11 43,80 44,80 44,44 44,69 46,08 46,88 47,23 46,54 47,08 49,12 1,24 1,25 1,27 1,25 1,27 1,25 1,25 1,30 1,36 1,34 1,39 1,41 1,40 1,36 1,35 1,41 29,80 29,87 31,45 31,74 32,65 32,45 32,11 32,71 32,65 33,25 35,25 35,83 35,64 35,26 34,83 35,42 20.881 20.968 21.158 21.108 21.094 21.158 21.218 21.324 21.383 21.713 22.150 22.429 22.343 22.321 22.302 22.503
1,32 1,55 30,42 1,79
1,31 1,54 31,65 1,84
1,33 1,55 32,79 1,97
1,36 1,62 32,55 2,03
1,37 1,65 35,03 2,21
1,37 1,68 34,97 2,11
1,33 1,67 36,29 2,16
1,25 1,58 48,05 2,26
1,13 1,51 62,83 2,46
1,11 1,53 52,72 2,66
1,11 1,55 63,20 2,86
1,10 1,52 66,18 2,91
1,10 1,43 74,56 2,94
1,13 1,44 65,79 2,90
1,12 1,31 64,60 2,97
1,08 1,24 63,01 3,29
8,95
9,48
9,99
10,16
10,86
10,54
10,77
11,23
11,75
12,08
13,01
14,24
15,81
15,00
14,07
13,91
Lampiran 2011
Tabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia
2015
Rata-rata Periode
Negara
2013 2014 2015 2016 2013 2014 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4
Amerika Amerika Serikat (Dollar)
9.707 9.799 10.652 11.604 10.440 11.835 11.631 11.769 12.253 11.872 12.810 13.127 13.857 13.769 13.520 13.314 13.134 13.253
Argentina (Peso)
1.936 1.870 1.903 1.917 1.907 1.557 1.444 1.418 1.440 1.465 1.475 1.466 1.498 1.355
Brazil (Real)
4.860 4.737 4.657 5.099 4.838 5.006 5.219 5.174 4.810 5.052 4.459 4.276 3.918 3.581 3.468 3.804 4.045 4.023
Chili (Peso) Meksiko (Peso)
20,5
20,2
21,0
22,5
21,1
21,4
21,0
20,4
20,5
20,8
20,5
21,2
20,5
19,7
934 19,3
936 19,7
878 19,8
858 19,9
768,2 785,5 825,5 891,0 817,6 894,4 895,1 896,9 881,4 892,0 856,7 856,7 842,7 821,2 749,8 735,3 700,0 667,6
Asia Pasifik Australia (Dollar)
10.085 9.700 9.757 10.753 10.074 10.611 10.852 10.882 10.464 10.702 10.071 10.210 10.047 9.918 9.765 9.923 9.959 9.924
New Zealand (Dollar)
8.104 8.041 8.498 9.604 8.562 9.897 10.018 9.908 9.582 9.851 9.630 9.598 9.017 9.183 8.980 9.195 9.490 9.419
Hong Kong (Dollar)
1.252 1.262 1.373 1.497 1.346 1.525 1.500 1.518 1.580 1.531 1.652 1.693 1.788 1.777 1.739 1.716 1.693 1.708
Tiongkok (Renminbi)
1.560 1.592 1.739 1.905 1.699 1.940 1.866 1.909 1.993 1.927 2.054 2.116 2.198 2.153 2.068 2.037 1.970 1.935
India (Rupee)
179,2 175,1 171,6 187,2 178,3 191,6 194,6 194,3 197,6 194,5 205,7 206,8 213,5 208,9 200,3 198,9 196,2 196,5
Jepang (Yen)
105,2
Korea Selatan (Won)
8,9
99,2 107,7 115,5 106,9 115,1 113,9 113,1 107,0 112,3 107,5 108,2 113,4 113,4 117,3 123,3 128,3 120,9 8,7
9,6
10,9
9,6
11,1
11,3
11,5
11,3
11,3
11,6
12,0
11,8
11,9
11,3
11,4
11,7
11,4
ASEAN-5 Malaysia (Ringgit)
3.150 3.194 3.289 3.617 3.312 3.588 3.595 3.687 3.640 3.628 3.538 3.587 3.418 3.215 3.225 3.320 3.241 3.066
Filipina (Peso)
238,5 234,5 243,9 266,0 245,7 263,8 263,7 268,7 273,5 267,4 288,3 293,8 300,7 293,7 286,3 286,1 278,9 269,8
Singapura (Dollar)
7.845 7.846 8.403 9.282 8.344 9.327 9.285 9.402 9.455 9.367 9.443 9.775 9.961 9.783 9.645 9.804 9.711 9.392
Thailand (Baht)
325,7 328,1 338,7 365,6 339,5 362,5 358,5 366,5 374,6 365,5 392,4 394,8 393,1 384,2 379,4 377,6 377,1 374,2
Viet Nam (Dong)
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,6
0,5
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
Eropa Kawasan Euro (Euro)
12.813 12.800 14.119 15.799 13.883 16.219 15.954 15.597 15.302 15.768 14.434 14.530 15.415 15.080 14.927 15.035 14.661 14.286
Inggris (Pound)
15.068 15.051 16.523 18.793 16.359 19.586 19.579 19.653 19.394 19.553 19.405 20.128 21.464 20.882 19.363 19.106 17.248 16.457
Rusia (Rubbel)
319,0 309,7 324,9 356,5 327,5 337,9 332,6 324,3 255,0 312,4 203,9 249,0 219,2 208,1 181,3 202,4 203,3 210,3
Turki (Lira)
5.437 5.328 5.411 5.730 5.482 5.345 5.508 5.439 5.416 5.426 5.198 4.926 4.852 4.736 4.597 4.595 4.427 4.024
Afrika Afrika Selatan (Rand)
1.085 1.034 1.066 1.142 1.082 1.090 1.103 1.093 1.091 1.094 1.091 1.086 1.065
967
855
887
934
953
Sumber: Bloomberg, diolah Keterangan: -
153
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017 2011
Tabel 11. Indeks Saham
TW1
2013 TW2 TW3
TW4
13.994 1.514 3.264 58.813 21.974 44.384
14.959 1.609 3.481 53.355 20.658 41.414
15.286 1.675 3.844 50.234 18.681 40.926
15.736 1.769 5.324 52.697 18.630 41.199
4.951 2.324 19.519 11.458 1.986
4.960 2.205 19.336 13.629 1.934
5.075 2.085 19.344 14.128 1.913
4.598 1.647 6.419 3.262 1.501 471
4.938 1.743 6.850 3.299 1.535 497
Eropa Kawasan Euro (DJ Stoxx 50) Inggris (FTSE 100) Rusia (RTS. $ terms) Turki (XU100)
2.677 6.300 1.557 81.200
2.696 6.438 1.363 83.784
Afrika Afrika Selatan (JSE AS)
40.336 39.861 42.078 44.704 41.745 46.569 49.486 51.321 49.114 49.122 51.483 53.138 50.785 51.789 49.694 52.616 52.599 50.662
Negara Amerika Amerika Serikat (DJIA) Amerika Serikat (S&P 500) Argentina (MERV) Brazil (BVSP) Chili (IGPA) Meksiko (BOLSA) Asia Pasifik Australia (All Ord.) Tiongkok (Shanghai) India (BSE) Jepang (Nikkei 225) Korea Selatan (KOSPI) ASEAN-6 Indonesia (JSX) Malaysia (KLSE) Filipina (PCOM) Singapura (STI) Thailand (SET) Viet Nam (Ho Chi Min)
Sumber: Bloomberg Keterangan: -
154
TW1
2014 TW2 TW3
TW4
14.994 1.642 3.978 53.775 19.985 41.981
16.177 1.835 5.810 47.907 17.945 40.321
16.604 1.900 7.193 52.741 19.038 41.675
16.954 1.976 9.503 57.265 19.269 44.779
17.345 2.009 9.823 52.710 18.963 43.566
5.286 2.170 20.703 14.951 2.010
5.068 2.196 19.726 13.541 1.961
5.336 2.052 21.107 14.959 1.946
5.438 2.049 23.911 14.655 1.993
5.521 2.203 26.239 15.553 2.041
4.457 1.769 6.393 3.171 1.413 489
4.364 1.811 6.248 3.161 1.400 502
4.589 1.742 6.478 3.223 1.462 490
4.530 1.821 6.197 3.093 1.313 566
4.895 1.868 6.742 3.259 1.423 564
5.124 1.867 7.049 3.313 1.549 607
2.782 6.530 1.349 73.021
3.018 6.612 1.445 74.075
2.793 6.470 1.428 78.020
3.091 6.680 1.278 64.761
3.214 6.764 1.265 76.047
2015 Rata-rata Periode
2013
TW1
2015 TW2 TW3
TW4
TW1
2016 TW2 TW3
TW4
16.770 1.930 8.082 52.656 18.804 42.585
17.808 2.064 9.400 49.624 18.963 42.867
18.004 2.102 11.639 54.577 19.499 44.989
17.077 2.027 11.032 48.568 18.528 43.865
17.475 2.052 12.175 46.354 18.392 43.888
16.663 1.951 11.841 43.495 18.239 43.206
17.764 2.075 13.224 50.983 19.534 45.480
18.372 2.162 15.722 57.171 20.319 47.147
18.865 2.185 17.046 61.042 20.932 46.439
5.337 2.641 27.490 16.660 1.948
5.408 2.236 24.687 15.457 1.982
5.691 3.339 28.566 18.226 1.966
5.711 4.484 27.536 20.058 2.094
5.352 3.540 27.087 19.475 1.987
5.228 3.495 26.213 19.035 2.000
5.056 2.905 24.415 16.843 1.926
5.303 2.920 25.996 16.394 1.980
5.518 3.035 28.072 16.500 2.027
5.510 3.152 26.989 17.952 2.012
5.077 1.794 7.187 3.282 1.553 580
4.907 1.838 6.794 3.237 1.460 579
5.343 1.789 7.693 3.393 1.557 576
5.199 1.789 7.753 3.422 1.518 564
4.566 1.655 7.288 3.081 1.409 591
4.513 1.674 7.007 2.929 1.364 587
4.691 1.669 6.773 2.705 1.321 559
4.833 1.662 7.399 2.810 1.410 606
5.315 1.669 7.853 2.868 1.503 659
5.290 1.646 7.123 2.868 1.498 673
3.173 3.102 3.145 3.442 3.621 3.387 3.333 2.974 2.974 2.976 6.756 6.526 6.682 6.793 6.920 6.399 6.271 5.988 6.204 6.765 1.246 975 1.191 833 998 835 831 758 913 958 79.336 80.785 75.232 84.978 83.186 76.977 77.335 74.993 79.950 77.237
3.091 6.923 1.037 76.670
2014
Lampiran
Tabel 12. Government Debt (% PDB)
Negara
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F
Amerika Amerika Serikat Argentina Brazil Chili Meksiko
82,0 86,0 89,8 91,2 91,7 90,2 94,8 95,8 95,9 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! 51,8 51,3 53,8 51,7 57,2 66,5 74,1 78,5 82,5 8,6 11,1 12,0 12,8 15,1 17,5 21,5 25,2 26,5 27,1 27,9 28,5 31,1 33,0 34,4 35,8 36,7 37,8
Asia Pasifik Australia
19,0 22,0 26,5 29,0 32,6 36,1 38,8 40,5 41,9
Tiongkok
32,8 31,6 32,1 34,9 38,6 38,3 39,3 40,0 40,9
India
66,7 67,4 66,6 66,8 67,4 68,6 68,8 68,4 67,6
Jepang
215,8 231,6 238,0 244,5 249,1 248,0 250,4 252,9 255,1
Korea Selatan
30,8 31,6 32,2 34,3 35,9 38,0 39,6 40,1 40,9
ASEAN-6 Indonesia
24,5
23,1
22,9
24,9
24,7
27,4
27,8
27,9
27,8
Malaysia
49,6
50,0
51,6
53,0
52,7
54,5
54,7
54,8
54,3
Filipina
47,0
45,7
44,9
43,4
40,3
40,1
39,2
39,0
38,4
Singapura
40,3
41,1
40,3
28,7
25,4
27,3
26,8
26,4
25,7
Thailand
27,4
28,0
29,9
29,4
30,4
31,0
30,2
30,3
28,9
Viet Nam
40,9
39,3
38,8
42,6
46,4
50,3
52,3
53,4
54,6
Eropa Kawasan Euro
83,8
Inggris
76,0 81,6 85,1 86,2 88,1 89,1 89,7 90,3 90,8
86,0
89,3
91,1
92,0
90,7
-
-
-
Rusia
10,6 10,9 11,8 13,1 15,9 16,4 17,0 21,4 24,7
Turki
42,3 39,1 36,2 36,1 33,5 32,9 32,2 31,8 30,5
Afrika Afrika Selatan
37,0 40,7 43,2 45,8 48,7 50,9 52,5 53,5 52,0
Sumber: Moody’s Statistical Handbook November 2016, www.tradingeconomics.com Keterangan: Tanda ( - ) : Data belum keluar
155
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2017
Tabel 13. Harga Komoditi Dunia
Akhir Periode 2015 Total Indeks Energi Indeks Harga spot Minyak WTI (USD/barrel) Batubara (USD/ton) Gas Alam (USD/Mn Btu) Logam Indeks Harga spot Emas (USD/ounce) Timah (USD/mt) Tembaga (USD/mt) Alumunium (USD/mt) Nikel (USD/mt) Pangan Indeks Harga spot Jagung (USD/bushel) Gandum (USD/bushel) Gula (Cents/pound) Kedelai (USD/bushel) Beras (USD/mt) CPO (USD/mt)
2015
TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 142,8 139,8 126,7 123,2 131,5 140,9 140,3 144,2
TW1 146,6
TW2 141,0
TW3 130,6
TW4 126,1
TW1 125,8
2016 TW2 TW3 137,2 139,2
TW4 142,7
68,2
75,0
63,8
53,3
52,1
60,9
63,9
66,9
69,1
73,7
65,8
58,3
50,5
57,7
62,9
65,9
47,8 53,1 2,8
59,8 52,8 2,8
45,5 48,6 2,6
37,2 43,5 1,9
37,8 42,2 1,7
48,7 40,5 2,6
45,2 40,7 3,0
52,0 47,1 3,6
48,6 53,3 2,9
57,8 52,9 2,7
46,4 50,6 2,7
42,0 46,1 2,1
33,2 42,3 2,0
45,5 41,1 2,1
44,9 40,9 2,8
49,2 44,9 3,0
172,0
163,4
152,3
142,2
158,0
159,2
170,6
174,7
176,9
167,6
153,4
147,2
149,2
158,3
169,2
174,0
1.180 1.182 1.125 1.069 1.244 1.276 1.326 1.150 1.219 1.194 1.125 1.104 1.180 1.258 1.335 1.217 17.468 15.090 15.235 14.671 16.815 16.947 19.445 21.068 18.406 15.621 15.108 15.036 15.373 16.874 18.567 20.669 5.916 5.847 5.202 4.640 4.935 4.648 4.740 5.670 5.801 6.058 5.266 4.877 4.666 4.728 4.794 5.294 1.782 1.727 1.605 1.498 1.538 1.602 1.606 1.720 1.815 1.791 1.621 1.507 1.515 1.583 1.633 1.709 13.808 12.863 9.968 8.748 8.752 8.974 10.240 11.025 14.450 13.097 10.616 9.458 8.540 8.863 10.309 10.834 158,4
155,0
138,9
146,0
152,6
170,7
158,1
158,0
162,7
154,8
146,7
145,7
147,6
163,8
156,8
157,8
3,6 5,0 13,2 9,7 400,7 606,7
3,5 4,9 12,5 9,7 370,5 605,5
3,5 4,2 11,9 8,6 358,8 469,5
3,6 4,1 14,6 8,7 354,3 505,8
3,5 4,0 15,4 8,7 370,5 624,0
3,9 3,8 19,5 11,2 420,7 622,4
3,1 2,9 21,5 9,5 384,0 694,9
3,3 2,8 18,5 9,9 367,5 719,4
3,6 5,2 14,4 9,8 406,6 625,8
3,5 4,9 13,0 9,6 381,8 599,5
3,6 4,5 12,1 9,4 374,0 508,7
3,6 4,2 14,4 8,7 357,7 504,6
3,5 4,0 14,3 8,7 367,7 575,4
3,7 3,9 17,2 10,2 401,8 649,7
3,1 3,1 20,4 9,9 418,2 647,2
3,3 2,8 20,3 9,7 365,3 682,3
Sumber: Bloomberg, IMF, diolah Keterangan: Indeks Harga Komoditi, harga rata-rata 2005= 100
156
Rata-rata 2016
Tim Penyusun PEKKI Triwulan I 2017
Penanggung Jawab Aida S. Budiman, Harmanta
Editor M. Noor Nugroho, Diah Indira, Sari Hadiyati Binhadi
Tim Produksi M. Noor Nugroho, Diah Indira, Arief Adrianto Rasyid, Shinta Fitrianti, Andriadi Pandiatma Rahadi, Shanty Nathalia Margaretha, Sonya Clarissa
Kontributor Tulisan, Tabel, dan Grafik Perkembangan Ekonomi Global M. Noor Nugroho (Perkembangan Ekonomi Global); Diah Indira (Pasar Saham dan Pasar Obligasi Pemerintah); Andriadi Pandiatma Rahadi (Pasar Valuta Asing dan Pasar Komoditas) Perkembangan Ekonomi Individu Negara Diah Indira (Amerika Serikat); Arief Adrianto Rasyid (Tiongkok); Shinta Fitrianti (Inggris, Brazil); Hayyu Vitria Sari (Inggris); Andriadi Pandiatma Rahadi (Kawasan Euro); Shanty Nathalia Margaretha (Jepang, ASEAN-5); Sonya Clarissa (India, ASEAN-5) Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional Rahutomo Anugrah Dewanto (Kerja Sama Regional); Pingki Rita Dewi (Kerja Sama Multilateral) Artikel Diah Indira (Menakar Dampak Trumponomics); Arief A. Rasyid (Global Value Chain Dalam Perspektif Kebijakan) Lampiran, Tabel, dan Grafik Azmi Utama Nawawi