Maret 2014
Kontributor Tetap
………………………………………………………………..
Ryan Kiryanto Chief Economist BNI Telp: 0812-1079864 Ruddy N. Sasadara AVP Riset Bisnis & Ekonomi Telp: 0818-955033 Dedi Arianto AVP Investor Relations Telp: 0818-904400 Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA Regional Chief Economist Wil. Medan Telp: 0811-604094 Prof. Dr. Didik Susetyo, SE, Msi Regional Chief Economist Wil. Palembang Telp: 0812-7840422 Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE, MSIE Regional Chief Economist Wil. Bandung Telp: 0812-2379092 Dr. Alimuddin Rizal Riva’i Regional Chief Economist Wil. Semarang Telp: 0813-25359081 Dr. Rudi Purwono, SE, MSE Regional Chief Economist Wil. Surabaya Telp: 0815-9407311 Dr. Marsuki, SE, DEA Regional Chief Economist Wil. Makassar Telp: 0878-80999444 Prof. Dr. I Wayan Ramantha, MM, Ak,CPA Regional Chief Economist Wil. Denpasar Telp: 0812-3801880 Dr. Ahmad Alim Bachri, SE, MSi Regional Chief Economist Wil. Banjarmasin; Telp: 0813-55499568 Dr. Agus Tony Poputra, SE, Ak, MM, MA Regional Chief Economist Wil. Manado Telp: 0811-4301999
Ekonomi Global Ruddy N. Sasadara Riset Bisnis & Ekonomi PEMULIHAN PASAR TENAGA KERJA AS BELUM SEMPURNA, TEKANAN DEFLASI MAKIN MEMBAYANGI EROPA Kondisi pasar tenaga kerja dan tingkat inflasi masih menjadi perhatian utama di Amerika Serikat. Gubernur bank sentral AS (The Fed), Janet Yellen mengemukakan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja masih jauh dari sempurna. Tingkat pengangguran yang turun ke level 6,6 persen bulan lalu bahkan masih menunjukkan berlanjutnya pelemahan di pasar tenaga kerja. Yellen berkomitmen untuk memenuhi 2 mandat yakni membantu perekonomian kembali ke tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi, serta mengembalikan inflasi ke tingkat 2 persen. Tingkat inflasi yang masih rendah saat ini memungkinkan The Fed untuk fokus pada pertumbuhan ekonomi. Dalam Minutes of Meeting (MoM) The Fed pada Januari lalu, beberapa pejabat tetap waspada terhadap tingkat inflasi yang terlalu rendah. Di sisi lain, Janet Yellen mengatakan bank sentral kemungkinan akan mempertahankan kebijakan pemangkasan stimulus bulanan sebagai langkah pantauan apakah pelemahan dalam perekonomian bersifat sementara. Terkait dengan laporan Congressional Budget Office (CBO) mengenai usulan Presiden AS, Barack Obama untuk menaikkan upah minimum akan menyebabkan hilangnya sekitar 500
ribu lapangan kerja. Yellen juga mengatakan, hampir semua ekonom menyebutkan dua efek dari upah minimum yakni meningkatkan pendapatan para pekerja dengan upah rendah, di sisi yang lain juga dapat mengurangi lapangan kerja. Bank sentral juga menegaskan masih akan mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol persen, setidaknya selama tingkat pengangguran masih di atas 6,5 persen, dan tingkat inflasi tidak lebih tinggi dari 2,5 persen. Tekanan deflasi masih terus melanda zona Euro. Data terakhir menunjukkan tingkat inflasi bulanan pada Januari 2014 sebesar minus 1,1 persen, sedangkan secara tahunan sebesar 0,8 persen. Bank sentral Eropa, ECB, yang memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah 0,25 persen, diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijakan tersebut hingga pertengahan tahun depan jika suku bunga pasar uang naik dan suku bunga Eropa menguat. Meskipun presiden ECB, Mario Draghi menyatakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level rendah dalam rangka untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pemulihan ekonomi, pasar masih waspada untuk bulan Maret mendatang, ketika prospek inflasi diperbarui. Pada Januari 2014, negara-negara di zona Euro yang mengalami deflasi (secara tahunan) yakni Yunani, Siprus, dan Bulgaria. Hanya tiga negara yang mengalami kenaikan harga konsumen secara month-on-month, yakni Estonia, Latvia, dan Slovakia. Prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi, sebenarnya membebaskan bank sentral ECB, namun para pem-
Maret 2014
buat kebijakan harus bergulat dengan perkiraan tingkat inflasi yang masih rendah, dan tidak ada penurunan signifikan dalam tingkat pengangguran. Sementara itu, angka-angka output ekonomi menjelaskan bahwa Eropa masih tertinggal dari Amerika Serikat (AS). Perekonomian AS yang diperkirakan tumbuh 3 persen pada 2014, didukung oleh program pencetakan uang (quantitative easing), dimana ECB belum mampu meniru hal tersebut. Jerman diperkirakan akan membaik ekonominya dibandingkan Perancis dan Italia tahun ini sementara negara -negara di kawasan Euro secara perlahan mulai bangkit dari krisis. Eurostat memprediksi kawasan Euro akan tumbuh ke level 1,2% tahun ini dibandingkan prediksi sebelumnya 1,1%, dengan penyumbang pertumbuhan terbesar Jerman sekitar 1,8%. Sementara itu Perancis hanya diprediksi tumbuh 1%. Walaupun demikian, indikator tingkat pengangguran yang masih relatif tinggi dan dan inflasi yang rendah masih menjadi ganjalan ke depannya. Seorang ekonom dari the London School of Economics Pauild De Grauwe menyatakan saat ini tepat bagi ECB untuk bertindak menerapkan special emergency program untuk membeli obligasi pemerintah melalui OMT (outright monetary transaction). Namun, Presiden ECB Mario Draghi memiliki sedikit keterbatasan. Di bawah undang-undang, bank dilarang membeli obligasi langsung dari pemerintah, meskipun dapat menemukan cara membeli obligasi tersebut melalui bank-bank, misalnya di pasar terbuka atau menerima obligasi sebagai jaminan utang.
Dari Jepang, Bank of Japan (BOJ) menyatakan tetap mempertahankan kebijakan moneter ekspansif dan memperluas program pinjaman khusus sebagai upaya menaikkan pertumbuhan ekonomi. BOJ menegaskan kembali pandangan optimisnya terhadap perekonomian Jepang. Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda menyatakan kebijakan ekspansi bertujuan untuk meningkatkan mekanisme transmisi pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) dengan mendorong bank-bank untuk meningkatkan kredit. BOJ menilai pertumbuhan ekonomi Jepang sudah mulai pulih secara moderat, yang menandakan dampak dari kenaikan pajak penjualan pada April mendatang belum membutuhkan stimulus tambahan. BOJ juga menyatakan bahwa pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya, bahkan jika PDB menurun setelah pajak penjualan dinaikkan. Perdebatan mengenai prospek ekonomi setelah kenaikan pajak penjualan datang pada waktu yang kurang tepat untuk Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, karena investor mulai khawatir bahwa agenda reformasi tidak akan cukup signifikan untuk meningkatkan pertumbuhan dalam jangka panjang. Di belahan dunia lainnya, Pemerintah Cina mentargetkan pertumbuhan ekspor tahun 2014 sebesar 7,5 persen. Angka ini melambat dibandingkan realisasi ekspor tahun lalu sebesar 7,9 persen. Perlambatan pertumbuhan ekspor Cina agak mengkhawatirkan, mengingat pertumbuhan ekonomi Cina bergantung pada sektor tersebut. Selain itu, gejolak pasar negara berkembang menyebabkan permintaan mulai menurun. Kekha-
watiran mengenai tapering off dari The Fed membuat perlambatan dan volatilitas di pasar Cina makin turun. Di sisi lain, data perdagangan pada Januari 2014 lalu jauh di atas ekspektasi, tumbuh 10,6 persen dibandingkan Januari 2013. Pencapaian positif Cina ini makin memperkuat peluang Cina mengambil alih posisi AS dengan perdagangan terbesar di dunia. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) di Cina tumbuh signifikan pada Januari 2014, yakni 16,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan investasi yang masuk ke Cina dimotori oleh investasi pada sektor jasa. Reformasi perekonomian Cina dan pembukaan sektor jasa, telah membantu peningkatan kepercayaan investor asing. (*) Harapan terjadinya pemulihan ekonomi secara merata di seluruh penjuru dunia bisa berdampak pada ekspektasi akan prospek ekonomi Indonesia yang semakin positif yang diharapkan akan dapat mendorong sentimen positif pada sektor produksi maupun finansial Indonesia yang saat ini mulai membaik.
Berita Domestik Ryan Kiryanto Chief Economist EKONOMI 2014 DIPERKIRAKAN TETAP STABIL Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan, stabilitas makro ekonomi akan tetap terjaga pada 2014, meskipun Indonesia akan
2
Maret 2014
menghadapi pemilu yang berpotensi menganggu kestabilan politik. Pola makro ekonomi dan stabilitas pada 2014 akan terus terjaga, sehingga bisa menjadi basis yang baik di pemerintahan yang baru. Menkeu menjelaskan, stabilitas ekonomi telah terjaga sejak pemerintah dan Bank Indonesia melakukan antisipasi atas tekanan eksternal akibat kebijakan "tapering off" yang dilakukan oleh The Fed dengan memperbaiki kinerja defisit neraca transaksi berjalan. BI telah menaikkan suku bunga agar kreditnya melambat. Dari segi fiskal, Kemenkeu menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dari dua kebijakan itu, apabila pertumbuhan ekonomi menjadi turun, ini adalah 'by design', sesuatu yang dibuat agar masalah 'current account deficit' teratasi. Kebijakan tersebut telah berjalan efektif yang terlihat dari surplus neraca perdagangan selama tiga bulan berturut-turut, dan membaiknya defisit neraca transaksi berjalan, sehingga nilai tukar rupiah kembali menguat setelah sebelumnya mengalami depresiasi. Pada Desember 2013, 'current account deficit' tercatat 4 miliar dolar AS dari sebelumnya 10 miliar dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil tersebut berhasil mengatasi isu yang ada. Karena itu, upaya menjaga fundamental perekonomian nasional akan terus dilakukan dan pemerintah tidak takut untuk membuat kebijakan baru apabila diperlukan, apalagi para pemangku kepentingan dalam bidang ekonomi tidak terlibat langsung dalam pemilu. Menkeu Chatib mengatakan, salah satu kebijakan baru yang dapat diputuskan adalah
terkait reformasi struktural dalam belanja subsidi energi yang dapat mengurangi beban fiskal dan menyehatkan defisit neraca transaksi berjalan hingga kisaran 2,5% terhadap PDB. Menkeu Chatib memastikan pemerintah akan mempertimbangkan seluruh dampak apabila terjadi penyesuaian harga BBM bersubsidi pada tahun ini, terutama kepada masyarakat miskin, karena barangbarang komoditas dipastikan ikut mengalami kenaikan. Komitmen pemerintah ini tentu memberikan angin segar bagi dunia usaha sehingga ekspansi tetap berjalan sebagaimana mustinya.
SEKTOR OTOMOTIF BERKEMBANG PESAT Sektor industri otomotif di Indonesia bekembang cukup pesat p a d a ku ar t a l I -2 0 14 se t e lah mengalami peningkatan investasi cukup signifikan selama empat tahun terakhir. Atas perkembangan sektor otomotif yang cukup pesat itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis realisasi investasi kuartal I2014 mencapai angka Rp100 triliun. Investasi di sektor otomotif pada 2013 mencapai US$ 3,7 miliar. Tingkat investasinya naik 10 kali lipat dibandingkan tahun 2010. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan salah satu perusahaan otomotif yang melakukan investasi Rp2,3 triliun di awal tahun 2014. Selain itu, BKPM juga kini telah menerima rencana investasi 570 proyek penanaman modal asing (PMA) dan 57 penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor otomotif. Jika realisasi investasi di kuartal I2014 menembus Rp 100 triliun, maka
BKPM menembus rekor terbaru. Rekor tersebut adalah perolehan realisasi investasi sebesar Rp100 triliun dalam 3 kuartal berturut-turut. Selain otomotif, sektor elektronik juga mengalami peningkatan di kuartal I-2014. Sementara itu pelaku usaha sektor otomotif menilai jika aliran investasi baru yang masuk pada tahun ini tak sekencang tahun lalu sebagai kewajaran. Pasalnya, market juga diyakini tak bertumbuh banyak malah berpotensi anjlok. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jika pasar saja stagnan tentu tak ada produsen otomotif yang minat berinvestasi. Penjualan mobil melambat, wajar kalau investasi tidak tumbuh sekencang pada 2012 ke 2013. Sebelumnya BKPM menyampaikan investasi di sektor otomotif dan komponen tumbuh 120% pada tahun lalu. Selama 2012, baru terkumpul US$1,68 miliar lantas naik menjadi US$3,7 miliar sepanjang 2013. Perolehan 2013 itu tumbuh 10 kali lipat dibandingkan 2010. Tetapi, kucuran investasi pada tahun ini dinilai cenderung stagnan. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi kapital yang akan masuk hanya sekitar US$4 miliar. Menurut Gaikindo, besarnya investasi yang muncul sepanjang tahun lalu terdorong implementasi program mobil ramah lingkungan harga terjangkau (low cost and green car/LCGC). Sebab, seluruh prinsipal yang berkomitmen masuk ke dalamnya wajib melokalisasi sekitar 85% kegiatan produksi. Jadi, investasi yang dilakukan tahun ini masih
3
Maret 2014
kelanjutan dari tahun lalu. Investasi itu masih berjalan dan belum tuntas. Dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian domestik, Gaikindo memproyeksi penjualan mobil hanya di kisaran 1,23 juta unit. Jika makro ekonomi loyo sales bahkan diproyeksi turun menjadi 1,1 juta unit. Gaikindo menggarisbawahi sejumlah hal dari perekonomian tahun ini, khususnya pertumbuhan ekonomi yang berkisar 5,5% per tahun. Pertimbangan lain ialah pergerakan BI Rate, inflasi, nilai tukar rupiah, penaikan pajak kendaraan, pemilu, upah buruh, serta kenaikan tarif listrik industri. Kalau pun terdapat kenaikan biaya produksi, namun permintaan otomotif tetap tinggi lantaran permintaan riil yang tinggi sejalan dengan terjaganya daya beli masyarakat, khususnya kelas menengahnya. (*)
Pojok Regional Parulian Simanjuntak RCE Wilayah Medan EKSPOR SUMATERA UTARA TURUN TAJAM Erupsi Gunung Sinabung yang merusak ribuan hektar lahan pertanian siap panen di Kabupaten Karo berakibat buruk terhadap aktivitas ekspor sayur-mayur Sumatera Utara (Sumut) melalui terminal peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT). Selama tahun 2013 aktivitas ekspor sayur-mayur Sumut melalui terminal peti kemas BICT hanya naik sedikit. Bahkan, di awal 2014 ekspor komoditas sayur yang banyak dipro-
duksi Tanah Karo turun dengan drastis. Sejak akhir tahun 2013, pengaruh erupsi Gunung Sinabung terhadap aktivitas ekspor sayur mayur Sumut yang dikapalkan melalui BICT sudah mulai terasa. Sepanjang tahun 2013 aktivitas ekspor sayur Sumut melalui BICT hanya naik sekitar 11% yakni dari 48.905 ton pada 2012 menjadi 54.330 ton. Dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap aktivitas ekspor sayur mayur Sumut bertambah turun di tahun ini. Di mana selama Januari 2014 aktivitas ekspor sayur Sumut yang dikapalkan melalui dermaga internasional BICT tercatat 2.071 ton. Sementara periode serupa di 2013 jumlahnya 4.054 ton atau turun hingga 48,84%. Lesunya permintaan pasar dunia akibat krisis global yang masih melanda Amerika dan Eropa beberapa waktu belakangan menyebabkan harga komoditas utama ekspor Sumatera Utara terus menurun. Selain kakao dan kopi, dampak terparah dialami karet dan minyak sawit yang terus mengalami penurunan nilai jual dalam beberapa waktu belakangan. ada beberapa faktor yang menyebabkan harga komoditas utama yakni karet dan minyak sawit mentah (CPO) mengalami penurunan harga. Selain faktor permintaan yang rendah, sentimen negatif pasar yang terus gencar melakukan kampanye hitam terhadap produk Indonesia menjadi salah satu penyebabnya. Seperti diketahui, hingga saat ini CPO belum berhasil masuk sebagai produk ramah lingkungan menurut WTO. Kebijakan pemerintah yang mulai menggalakkan produksi biodiesel dengan mencampurkan minyak sawit dengan solar juga memiliki andil yang lumayan cukup
besar dalam penurunan harga ini. Saat ini, banyak CPO yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan produksi biodiesel untuk meningkatkan harga jual. Kebijakan itu juga yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengutip bea keluar produk yang bersifat bahan baku seperti CPO dan karet mentah. Terus tingginya produksi barang substitusi seperti karet sintetis, biji bunga matahari, minyak kedelai dan produk minyak nabati lainnya juga sangat mempengaruhi permintaan kedua produk unggulan itu. Persediaan di pasar makin tinggi sementara permintaan makin rendah. Stagnasi kondisi dunia usaha Sumatera Utara (Sumut) yang terjadi sepanjang tahun 2013, turut memengaruhi kucuran kredit modal kerja (KMK) perbankan setempat. Data Bank Indonesia (BI) Wilayah IX SumutAceh menunjukkan, kucuran KMK perbankan Sumut sepanjang 2013 mencapai Rp 75,67 triliun atau hanya tumbuh 13,64% dibandingkan tahun 2012 senilai Rp 66,59 triliun. Pertumbuhan KMK ini kalah jauh dibandingkan kucuran kredit investasi yang sebesar 42,89% yang naik dari Rp 30,52 triliun menjadi Rp 43,61 triliun. Melambatnya kucuran KMK perbankan di Sumut memang tidak terlepas dari perekonomian yang lesu di tahun lalu. (*)
Didik Susetyo RCE Wilayah Palembang ISU STRATEGIS EKONOMI DAN BISNIS DI PROPINSI JAMBI FEBRUARI 2014 Seiring dengan kegiatan pembangunan daerah, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi berdasarkan data BI
4
Maret 2014
pada triwulan IV 2013 sedikit mengalami perlambatan yaitu dari 7,87% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 6,93% (yoy). Pada sisi penawaran, semua sektor mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor perdagangan, hotel dan resto, serta konstruksi yang masing-masing tumbuh 14,3% (yoy) dan 9,7% (yoy). Sedangkan pertambangan dan industri pengolahan tumbuh rendah hanya 0,5% (yoy) dan umbuh 3,3% (yoy. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi mempublikasi laju inflasi Kota Jambi Desember 2013 tercatat 8,74% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 7,96% (yoy). Peningkatan inflasi Kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices dan volatile foods masing-masing sebesar 19,16% (yoy) dan 9,86% (yoy). Sumber inflasi berasal dari volatile foods terkait dengan peningkatan permintaan pada hari raya Idul Adha, perayaan Natal, dan tahun baru. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mencatat kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan menjadi 121,66% sementara kualitas kredit terus membaik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 1,98%. Outstanding kredit meningkat 22,5% (yoy) menjadi Rp23.621,08 miliar, melamban dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 28,9%. Sementara DPK tumbuh rendah h any a 8, 2% (y oy ) me nj adi Rp19.415,01 miliar dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,9% (yoy).
Dampak melambatnya laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi juga tercermin oleh beberapa kinerja perbankan daerah yang mengalami perlambatan, antara lain: (a) perlambatan pertumbuhan DPK perbankan; (b) pertumbuhan alokasi kredit menurun; (c) meningkatnya laju inflasi yang menggerus daya beli masyarakat. Sementara itu, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi daerah tidak berdampak langsung pada rencana penambahan kantor layanan bank sehingga bisnis perbankan di daerah masih prospektif. Beberapa kinerja perbankan tumbuh positif antara lain adanya penambahan asset, peningkatan LDR, penurunan NPL, dan meningkatnya pembayaran baik tunai maupun non-tunai. Prospek bisnis perbankan daerah tahun 2014 di Provinsi Jambi akan didorong oleh tumbuhnya beberapa sektor ekonomi potensial antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi. Sementara sektor unggulan daerah yaitu pertanian dan pertambangan terkena badai menurunnya harga komoditi di pasaran global. Kegiatan produksi komoditi unggulan di Provinsi Jambi terutama karet, CPO, dan batubara mengalami penurunan karena harga internasional belum mampu menutupi biaya operasionalnya. Dukungan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan serta tersedianya energi belum optimal dalam menekan biaya produksi sehingga harga komoditi unggulan daerah tidak mampu bersaing di pasaran global. (*)
Rina Indiastuti RCE Wilayah Bandung PROSPEK PEMBIAYAAN INDUSTRI UNGGULAN PADA SEMESTER I 2014 Perbankan sudah menggali potensi kredit subsektor/industri unggulan, terbukti sekitar 61% penyaluran kredit perbankan di wilayah Bandung sepanjang 2013 dikucurkan untuk membiayai 7 (tujuh) industri/subsektor unggulan antara lain perdagangan besar & eceran, tanaman bahan makanan, konstruksi, TPT (tekstil & produk tekstil), industri makanan minuman, industri barang kayu serta telekomunikasi. Kondisi empiris dan tantangan perekonomian 2014 akan mendasari analisis pembiayaan industri unggulan di wilayah Bandung di atas berikut ini: 1. Prospek pembiayaan industri unggulan khususnya industri makanan dan minuman mampu menarik sumber pembiayaan dari perbankan maupun PMA (Penanaman Modal Asing)/PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Walaupun menghadapi tantangan perlambatan perekonomian memasuki 2014, ternyata ada tren positif pembiayaan dari perbankan untuk 3 (tiga) industri unggulan yaitu untuk subsektor perdagangan besar dan eceran, konstruksi, dan industri makanan dan minuman. Namun demikian, ada catatan penting khususnya pembiayaan perdagangan besar dan eceran, yang ternyata perbankan dinilai terlalu fokus dan berlebihan dalam pembiayaan usaha perdagangan besar dan eceran karena menyerap lebih dari 36% sumber pembiayaan perbankan, bandingkan
5
Maret 2014
dengan porsinya dari investasi PMA/ PMDN jauh lebih kecil sekitar 12%. Subsektor konstruksi juga menarik pembiayaan perbankan lebih besar dibandingkan investor PMA/PMDN. Hanya industri makanan dan minuman yang mampu dibiayai baik dari perbankan dan PMA/PMDN dengan peningkatan yang konsisten. 2. Pembiayaan PMA/PMDN ternyata lebih banyak untuk sektor produksi dan mulai membidik daerah dengan UMR/UMP relatif tidak tinggi. Penghargaan Regional Champion untuk Jawa Barat sebagai tujuan investasi terbaik kedua dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)tahun 2013 merupakan indikasi prospek investasi dan bisnis. Investor domestik dan asing masih percaya akan prospek bisnis sektor riil mengingat potensi pasar domestik yang besar. Walaupun investasi pada semester I tahun 2014 diprediksikan melambat dibandingkan periode yang sama tahun 2013 akibat fokus perhatian pada Pemilu legislatif dan presiden namun investor masih percaya akan terjadinya pemulihan perekonomian pada tahun depan terutama era Presiden dan pemerintahan yang baru. Pola investor yang masih konsiten membiayai sektor produksi termasuk industri unggulan seperti industri makanan dan minuman dan industri TPT, mulai membidik berinvestasi di daerah baru yang tingkat UMR (Upah Minimum Regional) atau UMP (Upah Minimum Propinsi) nya tidak tinggi. Ada indikasi menarik yaitu terjadinya penurunan investasi PMA/PMDN di pusat pertumbuhan kota dan kabupaten Bandung, dan
sebaliknya mulai disasarnya daerah di luar Bandung raya yaitu Subang, Cianjur, Sumedang, Tasik dan Garut, serta wilayah timur yaitu Cirebon, Indramayu dan Majalengka. 3. Meningkatnya daya tarik investasi di daerah yang infrastrukturnya mulai dibangun. Pusat pertumbuhan investasi selama ini yaitu kota dan kabupaten Bandung mengalami penurunan realisasi investasi PMA/ PMDN. Sebaliknya daerah lainnya mencatat pertumbuhan investasi yang positif. Kepercayaan investor mulai tampak terhadap daerah di luar Bandung raya yang memiliki komitmen tinggi dalam membangun infrastrukturnya. Pada tahun 2014 dan 2015, wilayah Cirebon dan sekitarnya diprediksikan akan terhindar dari efek pelemahan perekonomian nasional karena mulai dibangunnya infrastruktur yaitu pembangunan jalan tol Cisun dawu (Bandung-Majalengka), pembangunan pelabuhan udara Kertajati di Malalengka, jalan tol Cikopo (Cikampek-Palimanan), jalan tol Cikapali (Cirebon-Jakarta), pembangunan jalur kereta 2 arah, pembangunan rel kereta api RancaekekTanjungsari-Cirebon, serta pembangunan kawasan industri Astanajapura Cirebon dan kawasan industri TPT Majalengka. Dari analisis di atas, pembiayaan perbankan direkomendasikan tetap untuk membiayai 7 industri unggulan di atas terutama industri makanan dan minuman yang berlokasi di berbagai daerah yang dinilai memiliki prospek tinggi dari indikator tren investasi yang positif pada tahun 2014. Hal lain, ada prospek peningkatan
pembiayaan untuk ke-tujuh industri unggulan di daerah selain kota dan kabupaten Bandung terutama daerah yang infrastrukturnya mulai dibangun yaitu di Cirebon dan Majalengka. (*)
Alimuddin Rizal Riva’i RCE Wilayah Semarang DAMPAK BANJIR DI JAWA TENGAH: PERLU DICANANGKAN RECOVERY YANG CERMAT DAN SEGERA Banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah (Jateng) dan dilanjutkan dengan debu vulkanik Gunung Kelud berdampak luas bagi perekonomian masyarakat di Jateng. Secara fisik kerusakan yang dialami oleh daerahdaerah yang terkena banjir meliputi: infrastrukstur jalan, bangunan, jembatan, jalan, tanggul, bangunan air, air bersih dan sanitasi, jaringan irigasi, perhubungan, industri, sarana perdagangan dan sektor pertanian. Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Jateng memperkirakan kerugian material akibat banjir dan tanah longsor ini sebanyak Rp2 triliun rupiah lebih. Jumlah tersebut diketahui setelah Bappeda Jateng menghitung ulang dan ditambah dengan laporan pemerintah kabupaten/kota. Kerugian terbesar adalah pada sektor ekonomi sebesar Rp 872,76 miliar, sub-sektor pertanian sebesar Rp 769,52 miliar, infrastruktur sebesar Rp 690 miliar (jalan, jembatan, irigasi, tanggul dan lainnya). Banjir di 12 kabupaten kota selama Desember 2013 hingga Januari 2014 juga membuat sektor perumahan merugi sekitar Rp 424,8 miliar, sektor sosial Rp 19,4 miliar, dan sarana prasarana pemerin-
6
Maret 2014
tah Rp 3,3 miliar. Untuk sektor perumahan yang menyangkut bangunan rumah diperkirakan sebesar Rp 424,8 miliar, sektor sosial, kesehatan dan pendidikan mencapai nilai Rp 19,4 miliar, serta sarana pemerintahanpun mengalami kerugian mencapai Rp3,3 miliar. Berdasarkan perhitungan, diperkirakan bahwa untuk sektor yang paling banyak dampaknya adalah sektor pertanian, mencapai 44.000 hektar tanaman padi dan palawija, dan peternakan. Sementara, untuk subsektor kelauatan dan perikanan budidaya diperkirakan akan memperkecil volume produksi sampai dengan 15% dari total perkiraan produksi sebesar 293.000 ton. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, baik menangani masalah saat banjir dan pasca banjir. Penanganan pasca banjir menjadi lebih sangat penting karena sifatnya harus memperhatikan tata lingkungan dan berbasis pada lingkungan hijau agar tidak terulang banjir yang disebabkan oleh kecerobahan manusia. Oleh karenanya, penanganan tatanan sosial dan ekonomi serta infrastruktur pasca banjir ini harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Sebagai langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan instansi terkait adalah dengan cara melakukan recovery berbagai saranaprasarana tempat tinggal dan alatalat produksi pertanian serta bantuan bibit padi dan palawija. Sementara, untuk melakukan recovery total ini, pemerintah perlu membuat rencana baru atau menambah anggaran belanja baru yang memasukkan biaya
yang diperlukan untuk penanggulangan pasca banjir ini. Pemerintahan Provinsi telah membuat rencana untuk tambahan dana sebesar Rp440,3 miliar rupiah melalui APBN, disamping menggunakan dana APBD tahun 2014. Menurut Gubernur Jateng, Pemerintah provinsi mengajukan bantuan secara bertahap dari APBN 2014 sebesar Rp 77,97 miliar, APBN Perubahan 2014 sebesar Rp 400,35 miliar, dan APBN 2015 sebesar Rp 2,7 triliun. Juga ditambah dengan APBD 35 kabupaten pun diminta menyumbang Rp 1,2 miliar untuk APBD 2014 serta Rp 72,5 miliar pada APBD Perubahan 2014 dan APBD 2015. Untuk urusan pembangunan infrastruktur yang menjadi tanggung jawab pemerintah dapat ditangani melalui anggaran pemerintah, namun untuk recovery usaha masyarakat bukanlah hal mudah. Sektor pertanian dalam arti luas yang mengalami kerugian maka pemerintah perlu memberikan pemulihan lahan, karena tanpa bantuan pemerintah akan menjadi sulit bagi rumah tangga petani untuk melakukan recovery secara mandiri. Sementara, untuk sektor industri pengolahan atau UMKM lainnya pun demikian, rusaknya tempattemapat usaha berdampak pada produksi menjadi terhenti, sehingga mengakibatkan income mereka terhenti pula. Untuk mengurangi beban pengusaha atau petani yang terkena dampak ini, maka perlu penanganan khusus agar pemulihan sektor ekonomi dapat bergerak lagi dan tumbuh. Salah satunya adalah dengan melibatkan pihak penyedia dana, baik lembaga keuangan bank maupun bukan bank. Langkah yang perlu dilaku-
kan adalah dengan melakukan rescheduling atau restructuring dari para pelaku bisnis yang usahanya terkena bencana ini, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk data prediksi dari OJK terdapat sebesar Rp 365 miliar pinjaman yang berpotensi macet di Jawa Tengah, dari 1.346 rekening. Potensi kredit macet paling besar dialami Bank Rakyat Indonesia (BRI) yakni mencapai Rp 112 miliar, kemudian disusul Bank BPD Jateng dengan total kredit sebesar Rp 92,4 miliar. Bank lain yang juga memiliki potensi kredit macet adalah Bank Mandiri sebesar Rp 36 miliar, BNI sebesar Rp 71 miliar, dan BCA mencapai Rp 55,5 miliar. Jumlah ini belum lagi ditambah dengan kredit yang disalurkan oleh lembaga-lembaga keuangan BPR, maupun Koperasi di Jateng. Tingginya potensi kredit macet yang cukup besar, menyebabkan OJK Wilayah Jateng membuat rancangan peraturan OJK untuk meringankan beban para kreditur yang terkena dampak bencana. Dalam rancangan peraturan yang saat ini sudah dikirimkan ke OJK Pusat tersebut, akan meminta kepada pihak bank untuk memberikan relaksasi atau kemudahan bagi para kreditur yang terkena dampak bencana. Semua tindakan ini akan membantu recovery para pebisnis maupun para petani yang terkena dampak bencana alam ini, sehingga jika recovery dapat berjalan dengan serentak dan terintegrasi maka sangat mungkin perekonomian Jawa Tengah yang mengandalkan pada sektor pertanian, perdagangan dan industri olahan ini akan cepat pulih. (*)
7
Maret 2014
Rudi Purwono RCE Wilayah Surabaya JAWA TIMUR SEMAKIN CANTIK DI MATA INVESTOR ASING Jawa Timur merupakan provinsi yang menjadi tujuan utama investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Domestik (PMDN). Pada tahun 2013 kontribusi investasi PMA dan PMDN Jawa Timur terhadap nasional sebesar 17,2% atau senilai Rp 68,5 triliun, dimana Jawa Timur menduduki peringkat kedua nasional. Untuk PMDN kontribusi Jawa Timur terhadap nasional menduduki peringkat teratas yaitu sebesar 27,2% atau senilai Rp 34,85 triliun, sedangkan untuk PMA kontribusi Jawa Timur terhadap nasional sebesar 11,9% atau senilai US$ 3,4 miliar yang menduduki peringkat kedua nasional. Tingginya PMA di Jawa Timur mengindikasikan Jawa Timur menjadi daerah tujuan utama dari investor asing. Hal ini karena di Jawa Timur tersedia fasilitas yang lengkap untuk berinvestasi. Ketersediaan infrastruktur seperti pasokan listrik yang lebih, jalan tol antar kota industri dan jalan arteri yang lebar, pelabuhan laut dan bandara udara di berbagai kota. Beberapa kawasan industri yang sudah ada dan baru di berbagai kota, kemudahan dalam perijinan investasi dan pintu gerbang bagi Kawasan Timur Indonesia yang menjadi daya tarik utama Jawa Timur bagi investor. Upaya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Timur untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur dan berkomitmen memberikan kemudahan perijinan investasi, ternyata berbuah perjanjian bilateral dengan beberapa negara
sahabat. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengawali Tahun 2014 telah melakukan kerjasama bilateral dengan Amerika Serikat dan OsakaJepang. Hal ini terungkap dengan kunjungan Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake yang membawa “angin segar” bahwa Amerika Serikat tertarik untuk melakukan investasi di Jawa Timur di sektor perdagangan dan industri. Dasar pertimbangannya adalah Jawa Timur menjadi pusat logistik dan konektivitas bagi kegiatan ekonomi Indonesia. Selama Tahun 2013, Amerika Serikat melakukan investasi di Jawa Timur sebesar Rp 0,58 triliun dengan menyerap tenaga kerja sebesar 719 orang. Tahun 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga melakukan kerjasama dengan Prefektur OsakaJepang. Kehadiran Gubernur Osaka, Ichiro Matsui dalam rangka memperingati 30 tahun terjalinnya Sister Province-Prefecture antara Provinsi Jawa Timur dengan Prefektur Osaka. Kerjasama yang difokuskan pada pembangunan generasi muda, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan infrastruktur. Pada tahun 2013 investasi yang berasal dari Jepang merupakan investasi yang terbesar kedua setelah Singapura yaitu mencapai nilai Rp 2,81 triliun dengan menyerap 10.055 tenaga kerja. Jika dilihat historis kerjasama antara Jawa Timur dan Jepang, selama 4 tahun terakhir tercatat 171 proyek investasi dengan total nilai US$ 3,81 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 37.116 orang. Kerjasama dengan melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota sangat penting karena pemerin-
tah provinsi dan kabupaten/kota yang lebih mengetahui potensi apa yang bisa dimanfaatkan dan dikerjasamakan. Sementara itu, meningkatnya investasi asing diharapkan akan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal yang selanjutnya memperkuat supply chain dan UMKM di Jawa Timur dan Indonesia. Hal ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dan Indonesia diikuti secara langsung dengan perluasan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan dan disparitas antar daerah. (*)
Marsuki RCE Wilayah Makassar BUMD BANTAENG DAN SEMEN BOSOWA KERJASAMA MEMBANGUN INFRASTRUKTUR DI BANTAENG Rabu, 19 Februari 2014, Presiden RI meresmikan banyak proyek di Sulawesi Selatan (Sulsel), antara lain pabrik unit V PT Semen Tonasa, di Bungoro, Kabupaten Pangkep beserta power plant berkapasitas 2x35 MW. Banyak pihak memperkirakan bahwa proyek-proyek tersebut tersebut dapat menggairahkan perekonomian Sulsel. Selain itu Presiden juga menandatangani sejumlah proyek lain di Sulsel. Di antaranya, pembangunan Bendungan Tomatoppe di Bajo, Kabupaten Luwu, pembangunan jalan Poros Bantaeng-Bulukumba, dan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK) di Sidrap, Maros, Soppeng, dan Lutra. Pada kesempatan tersebut, presiden mengungkapkan bahwa Indonesia
8
Maret 2014
yang tergabung dalam East Asia Summit telah mendorong beberapa negara seperti New Zealand, India, Amerika, dan Rusia, ikut bergabung dalam arsitektur kerja sama itu. Indonesia seharusnya memanfaatkan peluang tersebut, terutama dalam mendorong pembanguan kawasan timur Indonesia, baik itu dalam hal pengemangan dan pembangunan industri tambang, migas, dan pariwisata. Saat ini Semen Tonasa yang telah menjadi industri semen terbesar di kawasan Indonesia Timur, jelas dapat menggerakkan ekonomi Sulsel khususnya. Saat ini, PT Semen Tonasa merealisasikan proyek strategis dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun. Ketersediaan bahan baku di pabrik unit V diperkirakan dapat bertahan sampai 100 tahun. Pabrik Tonasa V dan pembangkit listrik tersebut dibangun dengan investasi USD412 juta, atau setara Rp3,5 triliun. Investasi tersebut bersumber dari pendanaan PT Semen Tonasa (40 persen), dan pinjaman beberapa perbankan besar, nasional dan daerah. Dengan beroperasinya pabrik unit V, PT Semen Tonasa kini bisa memproduksi 6,8 juta ton per tahun. Dengan empat unit pabrik selama ini; unit I, II, III, dan IV, Semen Tonasa sudah memproduksi minimal 4,6 juta ton. Dengan demikian, Tonasa telah sudah siap mengatasi kesulitan distribusi akibat meningkatnya jumlah produksi semen. Semen Tonasa yang 80 persen didistribusikan di wilayah timur Indonesia. Didukung oleh delapan unit pengantongan semen di pelbagai wilayah timur, dengan total kapasitas 4,5 juta ton per tahun. Tonasa sementara ini membangun
unit pengantongan semen di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dan Lapuko, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menunjang penambahan produksi 2,5 juta ton per tahun. Tonasa akan membangun unit pengantongan lagi di Maluku Utara, Jayapura dan Gorontalo. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Sulsel mengungkapkan, dengan diresmikannya pabrik Semen Tonasa unit V dan power plant kapasitas 2x35 MW, semakin mengukuhkan posisi Semen Tonasa sebagai industri andalan Sulsel, sehingga gubernur optimis dengan beroperasinya pabrik unit V tersebut akan meningkatkan perekonomian Sulsel. (*)
I Wayan Ramantha RCE Wilayah Denpasar MUTIARA SEMAKIN BERSINAR DI NUSA TENGGARA BARAT Mutiara merupakan salah satu komoditas unggulan negeri ini yang pembudidayaannya banyak dilakukan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kondisi perairan NTB yang relatif bersih dari pencemaran dan kaya akan nutrient, merupakan area potensial budidaya mutiara. Karena itu, banyak penggemar yang menyatakan bahwa kilau mutiara kian bersinar dari Bumi Gora (sebutan bagi NTB) sebuah provinsi yang dikenal sebagai penghasil mutiara terbaik dunia. Harian Tokoh (24 Februari 2014), memuat data bahwa salah satu jenis mutiara bermutu yang berhasil dibudidayakan di NTB adalah jenis South Sea Perl (Mutiara Laut Selatan), dengan produksi berkisar 0,5 hingga
0,8 ton setiap tahunnya dan menghasilkan devisa jutaan dolar. Beberapa negara tujuan ekspor mutiara NTB antara lain Jepang, China, Hongkong, Singapura, Australia dan beberapa negara Eropa. Selama ini mutiara sudah menjadi ikon NTB dengan kualitas dikenal sebagai yang terbaik. Jadi selain sebagai destinasi pariwisata, Lombok dan Sumbawa yang merupakan wilayah NTB juga dikenal sebagai sentra perdagangan mutiara terbesar di Indonesia. Secara umum mutiara NTB memiliki keunggulan komparatif dan perairan NTB merupakan hamparan mutiara yang berkualitas tinggi dan memberikan peluang yang sangat besar untuk pengembangan ekonomi masyarakat setempat. Bila dilihat dari teori bauran pemasaran, Product mutiara NTB sebetulnya beraneka ragam dengan 27 jenis warna, dengan tiga warna unggulannya yaitu bronze, metal dan emerald emas kehijauan. Keunikan serta kekayaan variasi warna mutiara Lombok dan Sumbawa dikarenakan perairan NTB merupakan tempat bertemunya persebaran spesies kerang berbibir kuning atau emas yang berada di Palawan dan Filipina dengan kerang berbibir putih di Papua hingga Australia. Sementara Promotion nya dilakukan dengan berbagai cara, termasuk yang terkini adalah dengan mendirikan Rumah Mutiara Indonesia (RMI) yang difasilitasi oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang berlokasi di depan Bandara International Lombok. Langkah promosi dengan cara itu dilakukan untuk mengantisipasi persaingan perdagangan interna-
9
Maret 2014
sional mutiara yang semakin ketat. Walaupun mutiara NTB memiliki keunggulan komparatif, kompetitor dari China dan India dengan mutiara air tawarnya juga cukup bersaing di pasar global. Dari segi harga (Price) mutiara NTB cukup bersaing di pasar global, apalagi kalau dilihat dari kondisi satu semester terakhir di mana nilai tukar dolar AS cukup kuat terhadap rupiah. Dengan biaya produksi yang dominan menggunakan bahan dan sumber daya lokal, menjadikan beban pokok budidaya mutiara tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan harga jualnya yang mengacu pada mata uang asing. Kebijakan mengkombinasikan perdagangan mutiara dan pariwisata, diharapkan akan berdampak bagi tumbuhnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) di NTB dan memperkuat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi tersebut. Dengan begitu sektor terkaitpun, seperti jasa perbankan akan memperoleh manfaat dari situ dan semakin berkembang di kemudian hari. (*)
Ahmad Alim Bachri RCE Wilayah Banjarmasin PENINGKATAN ARUS PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN PT Pelindo III Cabang Banjarmasin memprediksi terjadi peningkatan aktivitas bongkar muat peti kemas di dermaga Pelabuhan Trisaksi Banjarmasin, seiring dengan ditambahnya luas areal dermaga dengan daya tampung mencapai 35.000 box. PT Pelindo III Cabang Banjarmasin menargetkan arus peti kemas naik hingga
422.000 box pada duniatahun 2014. Pada tahun 2013 arus peti kemas mencapai 410.000 box. Namun demikian, pada Januari 2014 arus peti kemas yang masuk ke Banjarmasin hanya 29.000 box. Adanya larangan berlayar karena tingginya gelombang pada beberapa minggu terakhir menjadi kendala kurangnya produktivitas masuk peti kemas. Namun untuk Maret 2014 akan terjadi peningkatan aktivitas seiring dengan normalnya gelombang laut. Hal ini memberikan dampak positif terhadap kelancaran aktivitas perdagangan di Kalimantan Selatan karena pelabuhan Trisakti merupakan gerbang masuknya barang ke Kalimantan Selatan dan sebagian wilayah Kalimantan Tengah sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan peningkatan aktivitas perdagangan antar daerah serta penyerapan lapangan kerja.
PRODUKSI SITE BLOK EMAS SERUYUNG AKAN DIEKSPOR KE AUSTRALIA Produksi emas PT. Sago Prima Pratama (SPP) di Site Blok Emas Seruyung, Kecamatan Sebuk Kab. Nunukan Kalimantan Utara akan diekspor ke Australia. Emas yang diproduksi PT SPP melalui eksplorasi di lahan seluas 3.600 hektare tersebut dalam bentuk batangan dan sebelum diekspor dilakukan pengujian kadar di PT Antam Tbk sebagai salah satu perusahaan yang memiliki legalitas. Mekanisme ekspor sudah memenuhi UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batubara (Minerba) yang melarang ekspor hasil tambang masih dalam bahan mentah karena perusahaan telah memiliki smelter pemur-
nian dan uji coba telah dilakukan pada lahan seluas 25 hektare dengan kandungan emas sekitar 300.000 troy ons atau 9.450.000 gram yang telah siap dieksploitasi. Kualitas emas di Site Blok Emas Seruyung sangat baik dan telah memenuhi syarat untuk diolah dalam jangka waktu 10-15 tahun kedepan dengan nilai investasi mencapai Rp 1 triliun untuk kapasitas 65.000 troy ons per tahun. (*)
Agus Tony Poputra RCE Wilayah Manado MANADO MENUJU KOTA DAGANG DAN JASA Sejak tahun 2005, pembangunan infrastruktur perdagangan dan jasa dipacu di Kota Manado. Infrastruktur perdagangan yang menonjol adalah pembangunan tiga kawasan bisnis di daerah reklamasi, yaitu kawasan bisnis Mega Mas, Manado Town Square, dan Boulevard Mall. Khusus Boulevard Mall mengalami kemandekan pembangunan karena permasalahan internal para pemilik yang kemudian diakusisi oleh Lion Group dan dijadikan hotel. Rencananya kawasan tersebut akan difungsikan kembali menjadi kawasan bisnis oleh pemilik baru dengan memanfaatkan lahan kosong dan bagian bangunan mall yang belum terpakai. Selain infrastruktur perdagangan, fasilitas perhotelanpun ikut dibangun terutama dipicu oleh antisipasi terhadap pelaksanaan World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) yang diselenggarakan di Manado pada Mei 2009. Kegiatan tersebut memberi dampak positif dimana saat ini Manado memiliki puluhan hotel berbintang yang akhirnya
10
Maret 2014
memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Manado maupun Sulawesi Utara. Kemajuan ekonomi Kota Manado terus menarik minat para investor terutama yang bergerak dalam kegiatan perdagangan dan jasa. Saat ini, salah satu kelompok usaha besar nasional, yaitu Lippo Group akan melakukan ground breaking untuk pembangunan superblock dengan nilai investasi Rp 1,8 triliun. Proyek tersebut berlokasi di daerah Kairagi, Kota Manado dengan luas bangunan keseluruhan 230.000 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 2,7 ha. Proyek ini akan menjadi bangunan terbesar di kota Manado, Sulawesi Utara. Superblock tersebut akan menjadi bangunan komersial terintegrasi. Fasilitas yang akan dibangun di lokasi ini adalah Rumah Sakit Siloam International dengan peralatan modern yang berkapasitas 300 tempat tidur pasien. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan Hotel Aryaduta, hotel
berbintang lima dengan kapasitas 200 kamar, sekolah nasional plus Dian Harapan serta dua tower dengan 260 unit apartemen setiap tower, serta pusat perbelanjaan. Pada tahap pertama yang direncanakan pada tahun ini, Lippo Plaza Manado superblock akan segera membuka pusat entertainment dengan nama "Manado XChange" (MX) Lippo Plaza seluas 12.000 meter persegi. Anchor tenant yang sudah siap membuka outlet adalah Hypermart, jaringan bioskop Cinemax yang memiliki 7 layar dan berkapasitas total 2.000 tempat duduk. Manado XChange (MX) Lippo Plaza rencananya akan beroperasi pada pada tahun 2014 namun dengan adanya bencana banjir yang terjadi di Manado bisa saja mengganggu jadwal pembangunan.
intah daerah lainnya perlu lebih aktif menarik investasi agar tidak terjadi penumpukan investasi di Kota Manado yang semakin memperlebar kesenjangan antar kabupaten/kota yang ada Sulawesi Utara. (*)
Keberadaan proyek yang berskala besar ini akan semakin menambah daya tarik Kota Manado. Namun demikian, capaian Kota Manado belum diikuti oleh daerah lain di Sulawesi Utara. Oleh sebab itu, pemer-
Analisis Pasar Saham & Kinerja BUMN 01 – 28 Februari 2014
INDEKS SAHAM GLOBAL
Sepanjang bulan Februari ini secara umum pergerakan indeks saham baik di kawasan global maupun regional membentuk pola uptrend dengan pengecualian indeks saham di Thailand. Indeks saham di Thailand masih bergerak dalam pola mendatar.
Indeks saham di Amerika Serikat perlahan mendaki dan menyentuh titik tertinggi dalam bulan Februari pada hari perdagangannya. Data ekonomi yang dipublikasikan sepanjang bulan ini cukup menggembirakan. Data tersebut diantaranya turunnya tingkat pengangguran menjadi 6,6% dari 6,7% yang mengantarkan indeks saham Dow Jones dan S&P bergerak naik dalam minggu pertama. Ke-
mudian pernyataan Janet Yellen, ketua The Fed baru, untuk terus melakukan stimulus quantitative easing menguatkan pola uptrend yang telah terbentuk pada minggu sebelumnya. Data indeks manufaktur yang dirilis pada minggu ketiga sebesar 56,7, yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan 53,6 mengerek indeks saham di Amerika pada minggu tersebut. Berita baik dari Amerika terus ber-
11
Maret 2014
lanjut hingga pekan terakhir bulan Februari dengan pidato Janet Yellen ayng menyatakan perhatian pembenahan ekonomi Amerika juga meliputi keadaan cuaca setempat. Sebelumnya investor mengkhawatirkan bahwa The Fed tidak memperhitungkan faktor cuaca dalam upaya pemulihan ekonomi Amerika. Penegasan Janet Yellen memberikan keyakinan bagi investor bahwa pemerintah Amerika Serikat telah memperhitungkan secara detail dalam memperbaiki pere-
konomiannya. Berbagai berita baik dari Amerika ini membawa indeks di Amerika melaju hingga titik tertinggi pada akhir bulan Februari dan berpengaruh pada penguatan indeks saham di Eropa. Data ekonomi dari Eropa sendiri membaik dengan tekanan inflasi yang sesuai dengan target dibawah 2%. Data inflasi tahunan pada bulan Januari lalu tercatat sebesar 1,9% Pada pekan terakhir pada bulan Februari indeks saham di Eropa melemah dan perle-
mahan ini berkaitan dengan berita yang terjadi di Ukraina. Kericuhan terjadi setelah adanya perbedaan pendapat antara kalangan yang pro Ukraina masuk Uni Eropa dan yang kontra. Bersitegang ini berlanjut dengan turunnya pemerintah yang berkuasa. Ketegangan ini memuncak setelah masuknya dana bantuan dari Rusia. Ukraina merupakan pemasok gas bagi Eropa. Ketegangan yang terjadi di negara pecahan Uni Sovyet membahayakan pasokan energi di
Dow Jones
FTSE
S&P
Nikkei
12
Maret 2014
Eropa dan semakin menjadi penting perannya karena Eropa sedang mengalami musim dingin yang ekstrim dan panjang.
penting bagi Jepang turunnya indeks manufaktur berarti akan menurunkan angka ekspor Jepang ke Cina.
Indeks saham Nikkei Jepang bergerak paralel dengan indeks saham Amerika pada tiga minggu pertama bulan ini dan pada minggu terakhir perlahan meninggalkan rekannya sekawasan. Koreksi pada minggu terakhir berkaitan dengan spekulasi data manufaktur Cina yang akan jatuh ke titik terendah dalam 17 bulan terakhir. Cina merupakan rekan bisnis
INDEKS SAHAM DI REGIONAL Indeks saham di kawasan regional pada dasarnya bergerak sejajar dengan pergerakan indeks saham di Amerika Serikat. Pengecualian pada indeks kawasan regional terjadi pada i nd ek s sah am T ha i lan d yan g cenderung bergerak di tempat. Gairah investor pada saham Thailand relatif terbatas karena kondisi politik
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Strait Times
dalam negeri Thailand sendiri yang kurang stabil. Stabilitas politik sangat penting bagi kegiatan ekonomi dan tentu saja pada portfolio investasi investor. Oleh karena itu, meski sentimen positif berhembus dari Amerika Serikat namun hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti pada indeks saham Thailand. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mengikuti pola uptrend. IHSG bergerak dari titik 4.386 dan menutup bulan Februari pada 4.620 atau secara bulanan menguat
Thailand
Hang Seng
13
Maret 2014
sebanyak 5,3%. Penguatan IHSG pada bulan Februari dipengaruhi oleh sentimen positif dari luar negeri namun juga data ekonomi Indonesia yang baik. Dalam bulan Februari ini, pemerintah mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi, inflasi, ekspor-impor dan suku bunga acuan perbankan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kwartal IV tahun 2013 mencapai 5,72% dan dengan data tersebut membuat GDP Indonesia di tahun 2013 mencapai 5,78%, lebih tinggi daripada yang diduga sebelumnya 5,6%. Inflasi Indonesia sepanjang bulan Januari tercatat sebesar 1,07% lebih tinggi dari bulan-bulan Januari sebelumnya. Tekanan harga meningkat melebihi dari biasanya ini dapat dimengerti sehubungan dengan banjir dan gempa bumi yang melanda berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ekspor Indonesia pada bulan Desember tahun 2013 lebih tinggi daripada impor dengan selisih positif USD 1,5 milyar. Kondisi ini membawa neraca transaksi berjalan Indonesia lebih baik dari yang diperkirakan 3,5% menjadi 3,26% untuk sepanjang tahun 2013.Dengan data inflasi dan perdagangan internasional Indonesia, Bank Sentral Indonesia bersikap untuk menahan suku bunga acuan pada level sekarang atau 7,5%. Langkah ini dinilai bijaksana dan dengan data ekonomi yang baik, investor asing mulai berdatangan berinvestasi pada emiten Indonesia. Total nilai pembelian bersih asing di lantai bursa Indonesia sepanjang bulan Februari 2014 mencapai Rp 7,8 triliun dari Rp 2,3 triliun pada bulan Januari atau naik 239%.
Perbankan Sebagai sektor yang cukup sensitif terhadap kondisi makro dan dengan membaiknya kondisi data makro per Februari lalu membawa saham sektor mayoritas bergerak dalam pola rebound. Kenaikan saham perbankan yang tertinggi dialami oleh Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan kenaikan sebesar 18,7% diikuti oleh Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Bank CIMB Niaga (BNGA) dan Bank Central Asia (BBCA) dengan kenaikan sebesar 11,7%, 6,6%, 4,6%, 4,5% dan 4,1%. Anomali pola uptrend ini terjadi pada Bank Danamon (BDMN) yang turun -5,3%. Kenaikan harga saham BBTN yang terus naik berkaitan erat dengan pembagian keuntungan bersih perusahaan. BBTN telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang memutuskan pembagian keuntungan bersih sebesar 30% atau akan senilai Rp 44.35 per lembar saham bagi pemegang saham BBTN yang tercatat hingga tanggal 18 Maret 2014. Dengan penutupan harga saham BBTN yang terakhir Rp 1.075 memberikan dividend yield sebesar 4,1%. Turunnya saham BDMN berhubungan dengan laporan keuangan yang terakhir dirilis dimana para analis melihat BDMN kesulitan mempertahankan net interest margin. Kondisi dimana rasio LDR yang telah mencapai 122% dan potensi kesulitan mengumpulkan dana murah serta berkurangnya pertumbuhan kredit perbankan di tahun ini dapat menekan kinerja BDMN. Oleh sebab itu, banyak analis yang merekomendasika jual untuk saham BDMN
dan membawa BDMN terkoreksi pada akhir bulan ini. Infrastruktur Saham dalam sektor ini ditutup dalam teritori yang variatif. Saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) ditutup dalam zona positif dengan kenaikan sebesar 4,7% dan 2,3%. Posisi mata uang rupiah yang belakangan ini menguat dibandingkan dollar Amerika menjadi dasar keputusan investor untuk kembali membeli saham perusahaan ini. Saham sektor infrastruktur yang masih belum dapat menutup bulan ini dalam posisi yang lebih tinggi dialami oleh PT Indosat (ISAT). Keputusan menjual tower yang dimaksudkan untuk mengurangi rasio hutang perusahaan masih belum meyakinkan investor akan demikian arahnya. Investor menilai ISAT lebih cenderung menjual tower untuk kepentingan pemegang saham utama daripada mengurangi hutang perusahaan. ISAT ditutup -1,8% dari harga awal bulan Februari Rp 4.090 Konstruksi Sektor konstruksi menutup bulan ini pada zona hijau dan merupakan salah satu sektor yang mengalami kenaikan yang signifikan di bulan ini. Mayoritas saham sektor ini ditutup dengan penguatan double digits seperti yang dialami oleh PT Adhi Karya (ADHI) dan PT Waskita Karya (WSKT) yang menguat sebesar 28,6% dab 18,8%. PT Pembangunan Perumahan dan PT Wijaya Karya menutup bulan ini den-
14
Maret 2014
fisik Indonesia semakin kuat karena peraturan mengenai pembebasan lahan akan efektif berlaku pada tahun ini. Dengan demikian pembangunan fisik Indonesia yang tertinggal akan dapat dikejar sehingga proyek-proyek
gan kenaikan sebesar 3,3% dan 8,6%. Meski di tahun ini akan terjadi perubahan pemerintahan namun diyakini pembangunan fisik Indonesia masih akan terus berlanjut dan tidak berkurang. Ekspektasi pertumbuhan
pembangunan perusahaan konstruksi diyakini akan terus bertumbuh. Pertambangan Saham sektor pertambangan ditutup kompak dalam teritori hijau bulan ini.
Pergerakan Beberapa Harga Saham Perbankan Bank
Closing Price
IHSG / JCI BNI
Mandiri
BRI
BCA
Niaga
Danamon
BTN
3-Feb-2014
4,270
8,700
8,300
9,825
895
4,310
910
4,386
4-Feb-2014
4,220
8,525
8,275
9,850
895
4,345
900
4,352
5-Feb-2014
4,180
8,600
8,325
9,950
895
4,350
905
4,384
6-Feb-2014
4,230
8,625
8,400
10,150
900
4,345
970
4,425
7-Feb-2014
4,250
8,775
8,725
10,250
900
4,380
1,030
4,467
10-Feb-2014
4,280
8,750
8,700
10,050
905
4,470
1,000
4,451
11-Feb-2014
4,280
8,950
8,800
10,150
905
4,600
1,010
4,470
12-Feb-2014
4,310
8,975
8,675
10,300
910
4,625
1,030
4,496
13-Feb-2014
4,315
9,000
8,700
10,250
920
4,600
1,020
4,492
14-Feb-2014
4,380
9,025
8,725
10,375
925
4,595
1,040
4,508
17-Feb-2014
4,470
9,150
8,950
10,475
935
4,550
1,110
4,555
18-Feb-2014
4,450
9,125
9,000
10,400
925
4,495
1,115
4,556
19-Feb-2014
4,470
9,125
9,375
10,250
925
4,400
1,100
4,593
20-Feb-2014
4,500
9,225
9,550
10,400
920
4,360
1,105
4,598
21-Feb-2014
4,725
9,425
9,650
10,450
930
4,355
1,130
4,646
24-Feb-2014
4,655
9,400
9,650
10,400
935
4,300
1,130
4,624
25-Feb-2014
4,545
9,050
9,425
10,375
935
4,160
1,080
4,577
26-Feb-2014
4,415
8,950
9,425
10,275
935
4,000
1,095
4,533
27-Feb-2014
4,505
9,000
9,200
10,300
930
4,190
1,080
4,569
28-Feb-2014
4,550
9,100
9,275
10,225
935
4,080
1,080
4,620
Growth
6.6%
4.6%
11.7%
4.1%
4.5%
-5.3%
18.7%
5.3%
Average Transaction
>> Volume [Thousand]
Valuation Ratio
>> PER
9.7
12.4
10.8
18.2
5.5
9.8
8.1
21.2
>> PBV
1.9
2.6
3.1
4.1
0.9
1.3
1.0
2.6
>> Value [Rp Million]
34,060
31,721
44,335
14,625
525
3,931
66,993
12,797
150,773
286,189
400,481
149,887
483
16,983
70,725
47,304
15
Maret 2014
Proyeksi akan membaiknya ekonomi dunia memberikan sentimen positif pada emiten pertambangan. Kenaikan saham dalam sektor ini dialami oleh PT Timah (TINS) yang menguat 25,2% dalam sebulan. Kenaikan TINS diikuti oleh PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Aneka Tambang (ANTM) dengan kenaikan 3,5% dan 2,0%.
Selain proyeksi perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia yang membantu mengerek saham pertambangan, keputusan untuk melarang ekspor dalam bentuk bijih dan membentuk perdagangan timah dalam negeri ini membantu pergerakan saham TINS. Investor melihat kebijaksanaan pemerintah ini akan memberi manfaat bagi industri timah dalam jangka pan-
jang oleh sebab itu saham TINS menguat signifikan. (*)
Pergerakan Harga Saham BUMN Berbagai Sektor INFRASTRUCTURE
CONSTRUCTION
MINING
Closing Price TLKM
ISAT
PGAS
WIKA
ADHI
PTPP
WSKT
PTBA
TINS
ANTM
3-Feb-2014
2,220
4,090
4,790
1,975
1,820
1,360
560
9,250
1,290
1,020
4-Feb-2014
2,195
4,100
4,745
1,955
1,790
1,350
555
9,125
1,275
1,005
5-Feb-2014
2,235
4,080
4,820
2,020
1,875
1,380
585
9,275
1,260
1,000
6-Feb-2014
2,305
4,040
4,830
2,035
1,920
1,390
595
9,650
1,265
1,000
7-Feb-2014
2,295
4,040
4,830
2,030
1,915
1,390
605
9,625
1,280
1,010
10-Feb-2014
2,295
4,030
4,825
1,990
1,890
1,350
595
9,600
1,290
1,015
11-Feb-2014
2,275
4,050
4,800
1,985
1,920
1,345
620
9,650
1,335
1,040
12-Feb-2014
2,290
4,020
4,805
1,985
1,915
1,355
615
9,600
1,335
1,035
13-Feb-2014
2,265
4,020
4,790
1,985
1,930
1,365
610
9,350
1,345
1,015
14-Feb-2014
2,250
4,000
4,930
2,025
2,010
1,400
625
9,275
1,370
1,015
17-Feb-2014
2,275
3,975
4,955
2,090
2,210
1,450
665
9,250
1,420
1,035
18-Feb-2014
2,305
3,995
4,965
2,070
2,200
1,430
665
9,300
1,490
1,060
19-Feb-2014
2,330
4,000
5,050
1,995
2,200
1,390
660
9,350
1,490
1,060
20-Feb-2014
2,360
3,995
5,050
1,940
2,180
1,370
645
9,300
1,460
1,045
21-Feb-2014
2,400
3,995
5,000
1,995
2,310
1,405
675
9,325
1,465
1,055
24-Feb-2014
2,375
4,010
5,000
2,005
2,290
1,405
670
9,225
1,510
1,050
25-Feb-2014
2,290
4,000
4,950
2,075
2,300
1,405
665
9,150
1,475
1,035
26-Feb-2014
2,285
3,995
4,865
2,080
2,295
1,385
660
9,200
1,495
1,035
27-Feb-2014
2,285
3,955
4,900
2,145
2,370
1,425
675
9,350
1,610
1,045
28-Feb-2014
2,325
4,015
4,900
2,145
2,340
1,405
665
9,575
1,615
1,040
Growth
4.7%
-1.8%
2.3%
8.6%
28.6%
3.3%
19%
3.5%
25.2%
2.0%
Average Transaction
>> Volume [Thousand]
100,776
1,566
19,178
40,766
37,889
21,586
70,923
3,127
17,193
28,223
>> Value [Rp Million]
232,142
6,306
93,896
83,051
78,649
30,196
44,870
29,277
24,966
29,381
Valuation Ratio
>> PER
15.2
(9.3)
13.8
25.3
17.6
23.4
41
12.6
43.3
21.4
>> PBV
3.9
1.3
4.5
4.6
3.2
3.8
3.04
3.2
1.8
0.8
16