peningkatan aspek keterkaitan maupun kedalaman. Berbagai industri hulu telah dibangun. Perkembangan sektor industri ini
NONMIGAS' EKSPOR EKONOMI, PEMBANGUNAN PASAREROPADAN MODUSPERDAGANGAN
menyiratkan kuatnya orientasi industri untuk ekspor. Sekitar 8O% dari seluruh ekspor non migas kita adalah ekspor hasil industri pengolahan. Ini juga menunjukkan, industri kita tidak saja tumbuh
Ekspor Indonesia ke Masyarakat Eropa sebenarnya kecil' Namun, karena Eropa Barat bakal berpengaruh.ku?t-dalam ekonomi global, Pasar Bersama Eropa perlu dl-antlslpasl' Rotterdam berpotenst untuK menJaol Pintu masuk utama ke sana'
dalam volume' tetapi juga dalam kualitas yang kompetitif pasaran dunia..
Dewasa ini, pembangunanekonomi Indonesiamengalami lima kecenderungan dasar yang penting. Pertama kecenderungan dasar tercapainya perubahan struktur ekonomi yang lebih seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri. Pertumbuhan ratayaitu rata sektor industri pada tiga tahun terakhir ini cukup pesat, sekitar 1 2olo setahun. Bila pada tahun 1968 sumbangan sektor industri pada GDP hanya sekitar 896, maka tahun 199O meniadi 19,2o/o. Kemajuandisektorindustriinijugadiikutidenganpengempada GDP bangan sektor iasa. Dilain pihak, sektor pertanian adalah sekitar 4o,1o/o,pada tahun 199O meniadi 21,296. Sehingga dalam waktu singkat' kurva sumbangan sektor industri dan pertanianpadaGDPiniakanbertumburan.Pertumbuhansektor pertanian industri tetap didasarkan atas perkembangan sektor yang kuat. Dalam kenyataan, perkembangan sektor pertanian yang kuat itu adalah dasar ekonomi bagi pertumbuhan industri. Peningkatan kesejahteraan hidup petani, dan kemampuan berswasembada beras adalah penopang penting pembangunan ekonomi kita secara makro. Dalam pembangunan sektor industri sendiri terlihat
268
baik
di
Kecenderungan dasar kedua, telah teriadi perubahan yang lebih kentara dari suatu public sector led economy kepada private sector led economy {developmentl. Dulu, arti peranan budget negara bahkan bantuan luar negeri iustru untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat sendiri yang cukup besar. Kemudian, program itu juga meningkatkan
kapasitas sektor masyarakat. Misalnya dari program-program penyuluhan pertanian kepada Kontak-kontak Tani, dari transmigrasi pemerintah ke transmigrasi swakarsa dan lain-lain. Namun terutama dengan upaya debirokratisasi dan deregulasi yang dilakukan sejak tahun 1983-an, teriadi penciptaan iklim yang kondusif bagi sektor usaha (the private sectorl, sehingga tercapai momentum pertumbuhan sektor swasta yang cepat. Private sector fixed investment growth tahun 1990 hampir 2O%. Domestic investments naik 2,1 kali, dan foreign investment naik 1,8 kali dalam dua tahun terakhir ini (tabel 11. Kecenderungan dasar ketiga, selain pertumbuhan ekonomi dafam dua tahun terakhir 7,4Vo dan perkembangan dari sektor masyarakat terutama dunia usaha, sudah berkembang pula effective demand dan pasar dalam negeri. Pada dasarnya ada kecenderungan, ekonomi (pasarl dalam negeri sudah menjadi penggerak utama pertumbuhan. Ini pernah
disebut dalam pidato kenegaraan Presiden. Beberapa indikatornya, selain peningkatan investasi dalam negeri, dana-danayang dihimpun lembaga-lembagaperbankandan lembaga keuangannon bank juga meningkat. Peningkatan invesasi dalam negeri, |ajunya |ebih cepat dari laju pertumbuhan investasi luar negeri. Perluasan investasi dalam negeri memang banyak berorientasi ekspor, tetapi iuga untuk sebagian rely on pasar dalam negeri- Bila peningkatan effective demand masyarakat yang tercermin dalam intensitas kegiatan ekonomi dalam negeriluga memberi pengaruhterhadap peningkatan pendapatan, maka peningkatan penerimaan paiak dapat iuga dianggap sebagai indikator peningkatanpasar dalam negeri. Penerimaan dua tahun terakhir ini naik rata-rata 28,7o/o.current budget year penerimaan pajak adalah sebesar Rp. 22,34 trilyun l$ 17 billion). Meskipun angka itu sekitar 11% dari GDR tapi masih rendah kalau dibanding negara-negaraASEAN : Thailand 17oh, Singapore 18o/o,dan Malaysia 23.o/oTabel 1 Angka Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri T a h u n1 9 8 7 - 1 9 9 0 / 1 9 9 1
1987 19 8 8 19 8 9 1990 1990/1991
Dalam Negeri Rp- 1O-3 trilyun Rp. 14.9 trilyun Rp. 19.5 trilyun Rp. 59.8 trilyun Rp.64.1 trilyun
Luar Negeri S 1-4 billion $ 2.4 billion $ 4.8 billion $ 8.7 billion $ 9.7 billion
Kecenderungan ini juga memperlihatkan, Indonesia dapat memelihara momentum pertumbuhannya {pembangunannya)
270
biarpun beberapa negara industriu maju waktu itu mengalami lslightl recession. Kecenderungan keempat, bergesernya struktur penerimaan anggaran dan ekspor kepada komoditi non migas. Dalam struktur penerimaan budget, bila tahun 1984 penerimaan dalam negeri dari sektor nbn migas sekitar 3596, maka tahun 19BB penerimaannon migas sudah berbalik sekitar 69% (Maret 1984 non migas Rp. 4,9 trilyun dari Rp. 23 trilyun seluruh penerimaanl. Memang, pada tahun 199O penerimaan migas kembali meningkat, tetapi ini bukan kecenderungan dasar, melainkan suatu gejala kenaikan harga minyak akibat adanya Perang Teluk. Kecenderungan ini juga terjadi pada ekspor. Bila tahun 1985 ekspor migas merupakan 68% dari total ekspor, maka tahun 1989 persentasenya menurun menjadi 39% tTahun 1985 ekspor migas $ 12,8 billion dari $ 18,6 billion seluruh penerimaanekspor. tahun 1989 jadi $ 8,7 billion ekspor'migas dari $ 22 billion seluruh penerimaan eksporl. Kecuali itu, kelihatan bahwa peningkatan ekspor non migas untuk manufactured products cukup pesat. Sekarang, sekitar 75% sampai BOor6dari ekspor non migas adalah dari produk pengolahan (termasuk wood productsl. Biarpun demikian, ada kecenderungan pertumbuhan ekspor non migas menurun (tabel 21. Tahun 199O, ekspor keseluruhan $ 28 billion. Tabel 2 Nilai Ekspor Non Migas Indonesia T a h u n1 9 8 6 - 1 9 9 O
1986 1987 1988 1989 1990
$ $ $ $ $
6,5 8,6 1 1,7 13,4 14,6
billion billion (naik 31To dari tahun sebelumnyal billion (naik 36,25Yo dari tahun sebelumnyal billion (naik 14,5Vo dari tahun sebelumnyal billion (naik 8,9% daritahun sebelumnyal
Jadi komposisi tahun 199O memang kurang representatif' karena nilai ekspor migas naik. Dari data terakhir, ada titik cerah dalam 7 bulan pertama tahun 1991 : ekspor non migas naik 25,7o/o. Pada dasarnya, ekonomi Indonesia telah mengalami pergeseran mendasar dalam struktur penerimaan negara dan ekspor, yaitu peralihan ke non migas terutama karena perkembangan dalam ekspor industri (manufakturl. Kecenderungan dasar kelima berbentuk pertanyaan. Pertumbuhan ekonomi yang lebih industrial perlu didukung oleh perkembangan masyarakat yang lebih industrial pula- Disini pun kecenderungan itu sudah kelihatan. Penduduk Indonesia sudah lebih urban. Bila tahun 1968 hanya sekitar 1O% penduduk tinggal di perkotaan, sekarang ini,.mengejutkan,sudah sekitar 30%Tingkat pendidikan juga maju sekali. Kalau tahun 1974 enrollment ratio adalah 74o/o, sekarang ini sudah lOO% (statistik Bank Dunia lebih dari itu). Tentu saja ada kesalahan lokasi dan lain-lain sehingga tak terpenuhi placement. Sekarang literacy rate sudah Bo%. Akses telekomunikasi dan terutama informasi sudah sangat meningkat. Biarpun pendidikan dan latihan yang berorientasi industri masih perlu ditingkatkan, orientasi kepengusahaan dan kewiraswastaan masih perlu terus dikembangkanlktim yang kondusif untuk dunia usaha dan kegiatan ekonomi produktif pada umumnya iuga telah lebih berkembang- Ini adalah berkat sustained deregulation measures- Berbagai upaya memang dilakukan untuk mendukung ekspor non migas- Misalnya, preferensi investment for export (dalam komponen share investment, draw back system dan lain-lainl melalui kemajuan-kemaiuan
272
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (transfer-improve capacity), peningkatanpula dalam R dan D dan engineering.Ini semua membantu competitiveness of product. Biarpun kita tidak bisa complacent disini, karena ekonomi globat juga bertambah kompetitif. Untuk ini perlu terus diperhatikan pengembangandan peningkatansumber daya manusia,dan dibidanghukum, hukum ekonomi. secara tidak langsungtetapi tetap berpengaruh,adalah pengembangan lebih adanya keterbukaan dalam kehidupan masyarakat tentu saja dengan tetap memelihara politicat dan economic stability. lni juga suatu infrastruktur bagi kegiatan ekonomi produktif. Demikian pula sustained effort for equity. sekarang baik dalam mengurangiabsolutepoverty maupundatam gini ratio terjadi perbaikan-perbaikanlgini ratio yang ditahun 19g7 adalahO.38 turun ditahunlgBZ menjadiO.321. Ekspor Non Migas Akhir-akhir ini ekonomi Indonesia mengatamidua kecenderungan khusus yang memertukanperhatian,dan justru dapat dianggap sebagai masalah dalam peraksanaanpembangunan sekarang. Pertama apa yang disebut economic overheating, private sector fixed investment naik dengan amat cepat yaitu sekitar 19% ditahun terakhir ini. Kenaikanyang diakibatkanoleh investasi domestik maupun foreign yang tinggi ini, menimbutkan ketegangan-ketegangandibidang penyediaan(physicall infrastruktur seperti listrik, telekomunikasi,jaringanjalan, ransportasi dan lairr. lain maupundalam bidangservice.
273
o yang banYak Selain diPerlukan PembiaYaaninvestasi-investasi melalui bersifat mega proiects, teriadi pula monetary expansion bank' kredit-kredit perbankan, berbagai lembaga keuangan non serta offshore loans Yang tinggi. keseTahun 199O, ekspor non migas naik B'97"' dan ekspor sekitar turuhan naik dengan 1}o/o,tetapi kenaikan impor meledak
langsung, kekeringan panjang juga menambah kuat kebakaran hutan di Kalimantan, yang berjalan sudah lama. Kecuali itu, akhir-akhir ini harga-harga primary products kita di pasaran dunia iuga cenderung menurun. Demikian pula nilai ekspornya. Pokok ketiga, biarpun pasar dalam negeri sudah bisa merangsang pertumbuhan, namun dengan kecenderungankhusus seperti
3oo/o|24Vosampai3oTotahun-tahunterakhirini).lnijugatercersurmin dari profil perdagangan Indonesia dengan Eropa' Trade
sudah disebut yaitu tingginya investasi, impor untuk menunjang
pluslndonesia-MEyangsebesar5l4millionEKUtahunl9B9'
investasi, ekspansi moneter yang melonjak, yang tidak dapat dibarengi dengan kenaikan produksi yang memadai akan menim-
turunmenjadi22mi|lionEKUtahunlggo.Ha|inidisebabkan peningkatan ekspor meningkat sekitar 3OO million EKU' tetapi
bulkan ketegangan-ketegangan inflatoir llihat grafik|.
impor lebih tinggi yaitu 8OO million EKU'
Percentage Change Consumers Price lndex Tahun 1985 - 199O
Akibatnya,kecua|ida|ampenyediaaninfrastrukturinvestasi (deficit of curdan services, ketegangan iuga terjadi dalam DCA rentaccounts).Sekarang(tahunl990/1991)terdapatDcA bisa sebesar $ 3-52 billion. Diperkirakan, tahun menddtang mendekati$Sbillion.offshoreloanyangtinggi,dandebtburden yangsudah|ebihtinggi-yaituseiaklgB5aiddisbursement|ebih Ratio kecil dari debt burden - memperburuk posisi Debt services kita. Inilah makna adanya Keppres 39 tahun 1991' yang ' Kecenderungan berat kedua adalah, kemarau kering
wn5 3.o4 1908 ,.1a
panjang(draught).Halinimenurunkan|ajupertumbuhanproduksi lalu' sektor pertanian, terutama pangan, menjadi 2'Bo/o tahun penahan baik Biarpun stok pangan masih dapat dipakai untuk bahwa supply maupun harga, namun kita bisa membaca di koran' bilasudahdirasaperlu,imporpanganakandilakukan'Penurunan produksi dan banyaknya lahan yang puso juga mempengaruhi tingkatpendapatandankesejahteraanparatani.Meskipuntak
274
t909 6.60
Sumbcr:0lrS. Biarpun penerimaan dari pajak sudah meningkat sekali tetapi masih
sedikit
bila dibanding dengan nilai ekspor non migas.
275
penerimaan pajak tahun 199O/1991 memang meningkat sekali yaitu $ 17 billion, tapi nilai ekspor non migas masih lebih tinggi yaitu $ 28 billion. Jadi, pasar datam negeri tentunya tak bisa jagaake atau rely on (iadikanjaminan-Red) Pokok keempat, semua sumber dana pembangunan memang harus terus diupayakan untuk memelihara momentum pembangunan Indonesia. Kecuali peningkatan penerimaan paiak' investasi yang rasanya perlu sedikit direm, tourism, penerimaan migas, dan kerjasama pembangunanatau bantuan luar negeri' Dalam bidang bantuan luar negeri atau pengisian resources
Sebagai contoh, ekspor kita ke Belanda memang cukup tinggi, bahkan tertinggi dari ekspor Indonesiake negara-negara Eropa yang lain, kecualiuntuk Jermantahun 1990. tetapi diASEAN yang lain saja, bandingdenganekpsor dari negara.negara ada yang kita masihkalah(lihatgrafikl. lmpor Negeri Belanda dari ASEAN (dalam N fl. 1 .OOOIDari Tahun 1989-199O l2
gap misalnya, lGGl dapat memahami keadaan ekonomi lndonesia tahun 1990, 1991 seperti dikemukakan dalam Aide Memoire Pemerintah Indonesia, dan disetujuinya berbagai fast disbursing aid. Namun, gambaran diatas juga menunjukkan, upaya utama menanggulangi masalah dan mendorong terus laiu pembangunan adalah peningkatanekspor non migas' Pokok kelima adalah kesimpulan, bahwa baik sebagai upaya mengatasi ketegangan datam DCA (deficit of current accountsl
untuk
yang mudah-mudahan tidak terlalu lama, maupun dalam DSR (debt service ratiol serta pemupukan foreign exchange component dalam financial resources pembangunan, upaya utama adalah
'
ekspor non migas. Biarpunik|imekonomidanusahadidalamnegerisudah banyak direstrukturisasiagar lebih kondusif kemampuan produksi, design dan engineering ditingkatkan, kepemilikan comparative endowment,tetapikita|ugaharusmenghadapipasarg|obalyang lebih kompetitif.
te 00
r069 Etedclrrtn lSl
llnertor
V
fh.lltad
l-l
?htttolnr
EHrtrYrtr
Pasar Eropa Tiga wilayah ekonomi dunia yang berpengaruh kuat dalam perkembangan ekonomi global adalati Amerika Serikat, Kanada, Eropa Barat, dan Asia Timur. Dan ketiga wilayah yang disebut TRIAD ini adalah juga pasaran utama bagi produk Indonesia,baik
276
277
o untuk primary products maupun manufactured products' Gambaran posisi ekspor Indonesiake wilayah pasar TRIAD adalah sebagai :4Oo/o
juga tinggi, tertinggi dari hubungan dagang EC dengan wilayah ekonomi lain. Perkembanganhubungan dagang Indonesia-ECiuga
:2Oo/o
dapat dilihat daritabel 3.
berikut : Ekspor Indonesia ke Jepang 4O s/d 5O persen Ekspor Indonesia ke USA 15 s/d 25 petsen Ekspor Indonesia ke EC 5 s/d 15 persen
Hal ini juga menunjukkan, pasar Eropa lebih bersifat sebagai pasar bersama antara negara Eropa. Hubungan dagang EC-EFIA
Tabel 3 Neraca PerdaganganIndonesia- EC Tahun 1987 - 199O {dalam juta EKU)
"1Oo/o
Catatan : Semua dari total ekspor lndonesia Jadi, dari seluruh ekspor ke EG sebenarnya ekspor Indonesia termasuk kecil dibanding wilayah ekonomi lainnya. Tetapi dalam hal impor iustru yang terbesar dari EC (Eropa Barat). Ekspor Indonesia ke Eropa tahun 199O bagian terbesar adalah ekspor produk non migas Yaitu 7O,596Dilihat dari pasar internnya, pasar Eropa Barat.juga yang terbesar dari tiga kelompok ekonomi TRIAD tersebut. gambaran dalam tahun 1989 adalah sebagai berikut : (dalammilyar $l Eropa Barat
Ekspor
lmpor
1987 19BB 1989 1990
1.679,9 2.134 2.553 2.863
1.707,9 1.934 2.039 2.841
Neraca -28 + 2OO +514 +22
Yang perlu diperhatikan Indonesia dari pokok kedua gambaran Pasar Eropa ini adalah, perkembangan kearah Pasar Bersama Eropa (Barat) ditahun 1993. Dalam suatu studi dari Erasmus University "lndonesia and the 1992 program of the EC" antara lain dikemukakan, 'the question arises whether the internal liberah ization will be accompanied by external liberalization or by more restrictions against impons from outside the EC'. Namun, paling tidak, kalau ada entry point yang lebih terbuka (liberal), lebih mudah melalui perdagangan transito. Kekhawatirankekhawatiran ini masih beralasan bila dilihat dari kepentingan
Amerika Utara
x
Tahun
intern 165
Bagian dunia lain intern 4OO
278
negara-negara Eropa Selatan. Bahkan negeri seperti Perancis saia masih lebih bersifat tertutup mengenai perdagangan agrikuturalnya.
279
Rekomendasi dari studi di atas, pada dasarnya masih memperkirakan adanya liberalisasi dari pasar Eropa' Disebutkan ,'The Europe 1992 program aims at the free movements of goods. This services and production factors within the common Market. EC liberatization witt among others lead to increased competitiveness of European firms. This in turn creates additional' scope for externat liberatization to accompanY the libenlization internal to the EC-. The importance of participation in intemational for trade as a factor in economic growth provides another reason that an EC that is open to imports from outside; it is advocated a the common commerciat Policy after t 992 should contribute tO more liberal international economic sYstem rather than more to wa rds inc reased p rotectio n i sm "'
intra
PokokketigamengenaigambaranpasarEropa(Barat}untuk Round' ekspor Indonesia adalah soal rounding up the Uruguay Bisa atau tidak terlaksana pada tahun ini juga- suatu inultilateral arrangement for a freeer trade and fairer for the developing counpolicy EC tries. Ini justru sangat tergantung dari agricultural khususnya subsidi produksi dan ekspor farm producfs EC' Yang farm sangat menentukan disini adalah bagaimana policy terhadap electrorate di Jerman, dan terutama di Perancis' Pada dasarnya dikalangan EC sendiri terlihat kecenderungan pengpemikiran, iangan sampai mereka iustru dituduh sebagai hambat upaya keberhasilanuruguay Round. Dan kemudian dibikin kuat skenario untuk gradual subsidy reduction. lni kelihatan dikemukakan oleh Belanda baik oleh Menteri Perdagangan Van Rooymaupuno|ehAndriessen,CommissionerPerdaganganEC. A.f. Van Rooy kemukakiin : "lnmiddets ziin de twaalf EC lidstaten
280
het er in eigen gelederen over eens dat er het nodige moet vetanderen aan het landbouwbeleid, getuige het plan Mac Shatry (afschaffen prijssubsidies en in ruil daarvoor inkomensteunl, hoe 'Maar inmiddels heeft de EG fet berkritiseerd dat voorstel ook is'. 'Voor de EG komt daar zelf erkend dat vennderingen nodig ziin', nog het politieke gezichtsverlies bii'. Pokok keempat adalah kenyataan bahwa dewasa ini ekspor Indonesia ke EC market sering terhambat oleh pasal 155 EEC Tieaty. Pasal ini memberikan peluang bagi fragmentasi pasar EC. Datam pasal ini dinyatakan, setiap negara anggota diberikan means untuk menahan impor dari negara-negara bukan anggota EC, mengenai barang yang sudah diimpor oleh negara anggota EC yang lain. Ini sering diberlakukan terhadap penentuan kuota suatu produk impor tertentu, dan yang biasa dituiukan untuk lndonesia adalah mengenaitekstil (blue denimsl. Artinya, impor dari Indonesia diblok dengan penentuan kuota, atau bahkan diinggap telah metampaui batas penentuan kuotanya' Untuk pemecahannya diperlukan perundang-undangan (negosiasil khusus. Pokok kelima, untuk Eropa Timur, apakah wilayah ini sudah bisa menjadi pasar bagi produk Indonesia. Ini perlu dipantau 'Morcover at the secara seksama. Study di atas mengemukakan, same time their access to the Common Market will improve because of the removal of existing restrictions on their exporF and because of association treaties with EC. Eastem Eutopean countries may therefore emerge as competitors for developing countries on the EC market. ln how far this will pose a.threat for lndonesia exports in particular depends among otherc on the rela'
281
tive speed of economic reform and development in the Eastem as this will influence their comparative European counties. advantages and consequently the composition of their exports- At
tersebut. Pernyataan Van Rooy, Menteri Perdagangan Belanda adafah penting agar jangan standar-standar environmenf dijadikan disguise untuk policy yang lebih proteksionis. Kita juga pernah
this moment these developments are hard to foresee'Pasar Eropa tentu merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dan ditingkatkan sebaik mungkin- Dan dihadapan peluang itu
dumping dan safeguard surueillance measures.
ada pula hambatan-hambatannya. Total ekspor Indonesia ke EC hanya 11o/o dari total ekspor lndonesia tahun 1989- Ekspor produk manufaktur menurut angka studi yang disebut terdahulu mencapai 50% dari total ekspor produk manufaktur Indonesia tahun 1989. Jadi untuk ekspor non migas Indonesia memang terbesar di Eropa. Dan dilihat dari data-data statistik nilai ekspor fndonesia ke EC rate of growth'nYa 17,60/o dan untuk manufactured products 34,4olo antara tahun 1971 s/d 1989- Studi 'lndonesia and the | 992 program of the EC" iuga mengemukakan bahwa Indonesia masih punya peluang untuk meriingkatkan 'providing ample scope of growth', khususnya untuk manufacexports yang reflect relative factor endowments. Iabour intensive dan resource based products. Masatah utama dalam ekspor ke EC adalah masalah standar lnon tan'ff barriercl. Kecuali physical barriers dan fiscal harriers tured
(tarif banierc), yang lebih merupakan masalah adalah standar technical barrierc. tni bisa menyangkut kualitas produk dari segi teknologi (termasuk sampai'pengemasan dan pelabelan) dan segi keselamatan, kesehatan dan lingkungan- Tentang hal ini, dalam 'there is a certain bias against studi Erasmus dikemukakan, imports from devetoping countries, although this has decreased'.
kena soal kadar chemical contents. Masalah lain adalah anti
Pasar Eropa tentu merupakan peluang yang harus dimanfaa*an dan ditingka*an sebaik mungkin. Dan dihadapan pluang itu ada pula ham batan-hambatannya. Untuk kali ini perlu ditingkatkan baik kemampuan mekanisme (institusi penangananl bagi trade disputes dan settlements-nya. Masafah lain yang disebut pasal 1 15 EC Treaty adalah Multi Fibre Arrangements (MFA) dan Genenlised System of Preference (GSP). Pada umumnya ini menyangkut masalah kuota. GSP suatu kecenderungan perdagangan yang diberlakukan oleh EC atas suatu kelompok negeri. 'lt is the group of newly industrtafized countries (NlC's) that benefit most of the GSP'. Dan disini sering negara-negara tertentu menggunakan clause 1 15 dari EC Treaty. Secara khusus GSP juga tidak berlaku pada sektor tekstil dan related products, karena ada MFA. 'MFA provides a scheme of restraints
regulating
exports of textiles and clothing of most developing countries to nearly all industrial countries. The main instruments of the MFA are bilaterally negotiated quotas in narrowly defined prcducts categories'. Bagi Indonesia antara tahun 1981 s/d 1983 rata-rata penggunaan tekstil ke negara-negara Eropa adalah 60%. Namun tahun
Ini karena banyak juga ekspor kita yang tidak memenuhi standar
1985 s/d 1987 sudah lOO%. Sedang peningkatan kuota adalah 396, sehingga masalah disputes disini lebih sering teriadi.
282
283
Pada dasarnya, akses pasar Eropa untuk produk-produk ekspor Indonesia tergantung dari competitiveness produk Indonesia sendiri. Bagi kita hal ini lebih sulit, karena iuga harus bersaing dengan negara-negara Nlc dan negara-negara ASEAN sendiri. usaha pemenuhan standar dan penguasaan trade regulation daci EC. Tentang hal ini perlu disusun studi-studi akses pasar setiap comodity/product profile, sehingga diketahui produk-produk mana yang mempunyai competitive edge dan cuma berpeluang. Kalaupun diketahui ada hambatan, perlu segera diatasi' satu aspek yang perlu diperhatikan dari akses pasar Eropa ini adalah direct foreign investments di Indonesia dalam hal ekspor produk manufaktur ke Eropa. Banyak produk dari Nlc bisa di ekspor ke Eropa seperti tekstil dan karet. option ini perlu diberi perhatian. Demikianlah sekilas gambaran tentang Pasar Eropa dan apa implikasinya bagi akses ekspor lndonesia. M od us Petda gangan-EksPor Pertama adafah peningkatan pemanfaatan lndonesian Ttade and Promotion Centre (ITPC) yang sudah ada di Eropa' yaitu di Hamburg, Rotterdam dan london, yang berfungsi meningkatkan ekspor melalui penetrasi akses pasar Eropa Barat. Lembaga ini serta meniadi iuga membantu pengusaha untuk promosi, display, jembatan untuk metakukan transaksi dagang, menyusun list of trade counterparts. Mereka juga bekeria sama dengan lembagalembaga pengembangan impor negara-negara di Eropa, seperti central Bureau of Imports (cBl) di Belanda, Trading House centre
284
dapat dilakukan products profile untuk countries import access. Bagi kita studi untuk ekspor menurut produk-produk ekspor tertentu. fni juga perlu update berkala. Peningkatan pemanfaatan ITPC's ini juga dilaksanakan dalam rangka gerakan trade, tourism, investment, promotion oleh Departemen Perdagangan (BPENI. Kita dengar, di Jakarta sudah dikembangkan satu kelembagaan untuk settlement of disputes perdagangan (baik soal-soal kuota, anti dumping atau standardsl. Kemudian program pelatihan trade policy di negeri Befanda dan GATT yang berialan baik, perlu dilanjutkan. Mereka int iadi nucleaus nanti dari institusi settlement of trade disputes tadi, dan menfadi liasion dengan pejabat-pejabat perdagangan di negaranegara Eropa maupun di GATT. Sebaiknya fungsi lTpC juga dlkaitkan dengan ini. Kecuali itu juga untuk meniberi penerangan dan informasi tentang trade regulations dan barrierc yang ada di Eropa. Kedua, pengembangan dan peningkatan asosiasi pada semua segi bisnis. Ini juga diarahkan kearah transaksi dagang, baik memelihara yang sudah berjalan, maupun menggali yang potensial. Menyelenggarakan forum-forum untuk promosi dagang dan investasi untuk sektor yang umum atau khusus. Studi-studi informasi tentang kebijaksanaan dan iklim usaha baik oleh suatu asosiasi usaha, bahkan dari lembaga{embaga usaha atau universitas-universitas (antara lain studi Un:versitas Twente "Tigers to be"l, perlu disusun. Tentang hal ini, KBRI-KBRIkhususnya KabidKabid EKON, ATDAC, Af Industri, AT Pertanian bertugas membantu keberhasilannya. Di Eropa, ada asosiasi usaha masing-masing negara yang memang khusus untuk hubungan usaha/ekonomi dengan Indone-
285
sia,misalnyaAmindhodiBelanda'Dilndonesia'adalndonesia dalam promosi Netherlands Association (lNAl vans aktif sekali bertindak hubungan dagang dan investasi' INA di Belanda iustru sebagaiperwaki|andari|NAdi|ndonesia.Di|ndonesiaadapu|a EKoN|Duntukhubungan|ndonesia-Jerman.DariECsendiriada kesediaan membantu forum dari berbagai segi bisnis' lnggris Pertemuan Bisnis yang besar antara Indonesia dan baru.baruinidise|enggarakandenganprakarsa|angsungdariKBR| ekspor yang di London. ltu adalah bentuk modalitas perdagangan penting. yang juga penting Ketiga, modalitas perdagangan ekspor lain ada|ahberbagairagambentukjointventures,branchoffices' market cooperctive (trade) arrangemenfs, yang bisa meningkatkan keragaman ini access dan nsk-sharing dalam pasar EC' Namun' tetap memerlukan keluwesan dalam bentuknya' peranan dari ioint Dalam usaha meningkatkan adanya dan venturesuntukeksporkeECinimungkinper|udiberiperhatian tersendiri dalam suatu forum yang khusus' perdagangan' Keempat, masaiah keuangan untuk mendukung dan lembagaMisalnya, bagaimana melibatkan pusat-pusat dana' perdagangan di Eropa' lembaga keuangan untuk menyokong seperti|embagadansektorperbankankita.SepertidiBe|andaada lndover. bisa dimanSumber dana di negara-negara Eropa sendiri iuga harus diperfaatkan. Tentu saja. tenggang waktu dan kondisinya pemneraca beban hatikan iuga, sehingga tidak memberatkan jelas diperlukan' bayaran. lblaah dan peran pada ahli Aspekmoda|itasperdaganganeksporke|imaada|ahperhatian Terutama' harbour dan pemanfaatan pintu masuk (gatewaysl'
entry gateways. dengan tidak mengesampingkanbertambah pentingnya jalur lalu lintas barang ekspor pelabuhan-pelabuhan udara. Tentanghal ini, pintu masuk Indonesiauntuk ke Eropatidak Tiiestg Genoa, Marseille, cuma satu. Ada pelabuhan-pelabuhan Le Havre, london, Antwerpen, Rotterdam, Amsterdam, Hamburg dan Bremen. Tentu, masing-masingada comparative advantage, dilihat dari segi lokasidan tujuan eksporkita. Namun ada lima kriteriayang dapat dipakaisebagaipemilihan pintu masuk yang lebih baik, yaitu : 1. Less barrierc, lebih terbuka sebagai entry point untuk Eropa (dilihat dari TB maupun NTB-nyal. 2. Facilities for cargo handling and other seruices, termasuk untuk container handling. 3 . Trunk line shipping dan shipping /rnes yang ada. 4. Facilities warehouse, container terminals, consignment, ITDC's. 5 . The hinterland trasito capacities. transport access. Ya secara nyata pasardibelakangnya. Melihat kelima kriteria tersebut, Rotterdamdapat dikatakan berpotensi dan bisa dimanfaatkansebagai pintu utama menuiu 1993. Alasan pertama Belandamemang lebih kuat dalam perdagangan transito, bersikap liberal dalam trade, serta mempunyai hinterland PasarJerman (Eropalyang kuat. dan nantinya mungkin juga Eropafimur.. Dalam hal ini sistem transpor dan angkutan sudah dikembangkan untuk pelayananpasar hinterlandini- Di Jerman sendiri dikembangkan sistem transpor (kareta api) yang disebut outgird
Iine, yang lebih mementingkan ialur-ialur keluar. Kedua, pelabuhan Rotterdam iuga berkapasitas handting terbesar dari beberapa pefabuhan besar Eropa tahun 1989, meskipun efisiensi handlingnya kalah dengan Antwerpen (tabel4). Tabel 4 Kapasitas Handling beberapa Pelabuhan Besar di Eropa
29.086 Trieste Marseille 93.42O Hamburg 57.8O0 Anterpen 95.4OO 289.864 Rotterdam)
metrik ton metrik ton metrik ton metrik ton metrik ton
111,2peti kemasl 5.371 peti kemasl 1.727,6 peti kemasl 1.473,7 peti kemasl (30.481 peti kemas)
Afasan ketiga, adanya trunk line singapore-Rotterdamdan major shipping /rnes lain. Keempat, melihat comparative edge ftu, Rotterdam juga menjadi pusat dari TDC's negara-negaraAsia pasifik, ASEAN saia sudah dan akan tiga yaitu singaporg Thailand dan Indonesiasendiri. Kecuali itu tentu Taiwan, Hongkong dengan cina. dan Korea selatan. Kelima, warehousing,terminals dan consaignmentfacitities Rotterdamcukup baik' Januari1992