ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, EKSPOR NON MIGAS DAN KRISIS EKONOMI TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 1985– 2008 Djames Siahaan
Staf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menjajaki variabel makro regioanal seperti Tenaga Kerja, Ekspor Non Migas serta Krisis Ekonomi terhadap perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sumatera Utara untuk periode 1985 hingga 2008. Data historis terhadap ke-empat variabel di atas digunakan sebagai bahan analisis namun dengan melibatkan angka inflasi tahunan sebagai proksi terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) guna memperoleh nilai riil variabel PMDN dan Ekspor Non Migas. Analisis data digunakan dengan menggunakan model ekonometrika berupa regresi berganda serta persamaan terbaik diperoleh dalam bentuk Semi Log sehingga dipenuhi asumsi normalitas regresi. Uji keseluruhan, Koefisien Determinasi menunjukkan angka yang cukup baik demikian pula tidak ditemukan pelanggaran terhadap asumsi klasi. Dengan demikiian peneliti menilai hasil estimasi parameter regresi sudah dapat digunakan sebagai bahan interpretasi. Variabel Tenaga Kerja berdampak signifikan dan positip terhadap PMDN, sebagai indikator bahwa Tenaga Kerja di Sumatera merupakan potensi dalam peningkatan investasi domestik. Ekspor non migas juga berdampak signifikan dan positip terhadap PMDN, yang juga mendukung terhadap asumsi bahwa sektor ekspor non migas adalah penopang perekonomian Sumatera Utara secara makro. Krisis ekonomi yang mulai terjadi pada tahun 1998 ternyata telah berdampak buruk secara signifikan terhadap PMD Sumatera Utara. Dengan demikian pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang semakin kondusip demikian pula upaya dan kebijakan peningkatan ekspor non migas, pembenahan ketenaga-kerjaan serta industri keuangan/perbankan di Sumatera Utara. KATA KUNCI Tenaga Kerja, Ekspor Non Migas, Krisis Ekonomi dan Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) PENDAHULUAN pembangunan nasional dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yakni yang berasal dari dana masyarakat, swasta dan pemerintah. yang berasal dari swasta ini dapat dibagi pula menjadi swasta dalam negeri dam swasta asing
yang tercermin dari penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Sementara itu yang berasal dari pemerintah sendiri adalah berasal dari tabungan pemerintah serta yang berasal dari bantuan luar negeri. Tahun 1998 semua sumber diatas mencatat penurunan
kecuali utang luar negeri yang semakin membengkak. Dalam merebut investor daerah diharapkan tidak hanya memfokuskan kepada kalangan pengusaha kuat saja dan tidak menciptakan dikotomi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Hendaknya para investor diberikan kesempatan untuk menanamkan modal sesuai dengan kapasitasnya tanpa adanya diskriminasi yang bersifat subyektif. Diharapkan juga para investor besar harus bersedia melibatkan dan menggandeng investor lokal sehingga sekaligus mereka dapat diberdayakan. Kenaikan dan penurunan tersebut terjadi pada saat terjadi krisis ekonomi. Mengingat ingin mengetahui peran Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri terhadap stabilitas perekonomian suatu daerah maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “PENGARUH TENAGA KERJA, EKSPOR NON MIGAS DAN KRISIS EKONOMI TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DI PROPINSI SUMATERA UTARA PERIODE TAHUN 1985– 2008”. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Investasi Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang-barang modal yang terdiri dari mesin-mesin, pabrik, kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan
peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output dan pendapatan. Faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal dilakukan dalam satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai investasi, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan untuk: a. Seluruh pembelian para pengusaha atas barang modal dan membelanjakan untuk mendirikan industri-industri. b. c.
Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal. Pertambahan dalam nilai stok barang-barang perusahaan yang berupa bahan mentah, barang yang belum diproses dan barang jadi.
Pentingnya Pertumbuhan
Investasi
dalam
Pada setiap moment, persediaan modal adalah determinan output perekonomian yang penting, karena persediaan modal bisa berubah sepanjang waktu, dan perubahan itu bisa mengarah ke pertumbuhan ekonomi. Biasanya, terdapat dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan modal: investasi dan depresiasi. Investasi mengacu pada pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dan
hal itu menyebabkan persediaan modal bertambah. Depresiasi mengacu pada penggunaan modal, dan hal itu menyebabkan persediaan modal berkurang. (Mankiw N. Gregory, 2003 : 178) Selain itu, ada juga investasi tidak langsung. Pembangunan fasilitas-fasilitas irigasi akan dapat memperbaiki kualitas lahan pertanian melalui peningkatan produktivitas per hektar. Jika 100 hektar lahan beririgrasi bisa menghasilkan output yang sama dengan 200 hektar lahan tak beririgrasi (dengan catatan penggunaan input-input lainnya sama), maka fasilitas irigasi itu nilainya sama dengan dua kali luas lahan tanpa irigasi. Penggunaan pupuk-pupuk kimia dan pemabasmian hama penyakit dengan pestisida juga akan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas lahan. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tenaga kerja dan jumlah kapital. Investasi akan menambah jumlah daripada kapital. Tanpa investasi maka tidak akan ada pabrik atau mesin baru, dan dengan demikian tidak ada ekspansi. Pengertian investasi mencakup investasi barang-barang tetap pada perusahaan (business fixed invesment), persediaan (inventory) serta perumahan (residential). (Nopirin, 1995 : 133) Teori tentang investasi pada umumya hendak menjelaskan faktor-faktor (variabel) yang mempengaruhi investasi. Beberapa faktor yang diduga kuat pengaruhnya terhadap investasi ini antara lain: tingkat bunga, penyusutan, kebijakan perpajakan, serta perkiraan (expectation) tentang penjualan serta kebijakan ekonomi. Mempertimbangkan ekspektasi ke
dalam penentuan investasi merupakan pandangan yang relatif baru. Investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang-barang atau jasa untuk tujuan investasi, yaitu untuk penambahan stok di gudang atau perluasan pabrik. Ini berarti bahwa barang-barang tersebut dibeli dengan harapan untuk menghasilkan keuntungan. Aspek yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan besarnya pengeluaran investasi yaitu: Teori Tentang Tenaga Kerja Pengertian tenaga kerja adalah penduduk yang berumur dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap Negara. Batas usia kerja yang dianaut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun tanpa bats usia maksimum, jadi setiap orang atau penduduk yang sudah berusia 10 tahun keatas adalah tergolong sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, menganggur, dan mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan golongan lain yang menerima pendapatan. Ketiga golongan tersebut sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja, oleh sebab itu kelompok ini sering disebut sebagai potensial labor force. Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang mempunyai pekerjaan, dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan yang
termasuk bukan angkatan kerja adalah mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga, menerima pendapatan akan tetapi bukan dari imbalan langsung atas kerjanya. Ekspor Non Migas Ekspor Non Migas adalah total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barangbarang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu di luar Minyak Bumi dan Gas alam (Sasandara, 2005). Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor impor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negaranegara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Krisis Ekonomi
perbankan di seluruh tanah air kita ini. Salah satunya adalah tingkat kepercayaan masyarakat dalam negeri dan luar negeri terhadap perbankan di Indonesia yang menurun drastis. Padahal landasan utama dari perbankan adalah kepercayaan. Adanya kepercayaan menyebabkan masyarakat mau menitipkan dananya ke bank, dan karena adanya kepercayaan maka bank mau meminjamkan dananya kepada masyarakat. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Penanaman (PMDN)
Modal
Dalam
Negeri
Data tentang Investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan data Investasi Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) dalam miliar rupiah. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dan Statistik Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dalam berbagai tahun penerbitan dan dinyatakan dalam sataun Milyar rupiah. Tenaga Kerja
Perkembangan perbankan yang cukup pesat pada masa setelah derugulasi ternyata tidak berlangsung cukup lama untuk dapat mengangkat Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan yang sama dengan negaranegara lain di Asia Tenggara.
Adalah keseluruhan jumlah tenaga kerja yang bekerja di semua sektor ekonomi. Data diperoleh dari Statistik Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik dalam berbagai tahun penerbitan dan dinyatakan dalam satuan orang.
Perkembangan ini dalam waktu yang sangat singkat menjadi terhenti pada akhir tahun 1997-an. Krisis ekonomi yang pada awalnya hanya dipandang sebagai krisis moneter ini banyak menyebabkan perubahan dalam kondisi
Adalah keseluruhan jumlah ekspor yang ada di Sumatera Utara selain ekspor minyak bumi dan gas alam. Data diperoleh dari Statistik Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
Ekspor Non Migas
dalam berbagai tahun penerbitan dan dnyatakan dalam satuan Juta US$. Krisis Ekonomi Krisis ekonomi di Indonesia untuk periode penelitian ini adalah berawal tahun 1997 dengan puncak berada tahun 1998 yaitu pada saat terjadinya reformasi-besar-besaran. Kondisi itu ditunjukkan berbagai persitiwa ekonoi makro yang berobah secara radikal antara lain: 1). Nilai Tukar rupiah merosot secara tajam hingga 4 (empat) kali lipat. 2). Iklim investasi domestik sangat tidak kondusif akibat stabilitas keamanan. 3). Sekalipun nilai tukar rupiah merosot namun tidak menarik minat investor manca negara akibat stabilitas keamanan. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series mulai dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2013. Data historis dimaksud diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Suamtera Utara dan Laporan Tahunan Bank Indonesia dalam berbagai tahun penerbitan.
Log PMDN = β + β Log TK + β Log 0
1
2
EKS + β Dm + e 3
Keterangan: PMDN =PMDN (Milyar Rupiah) TK =Tenaga Kerja (Orang) EKS =Ekspor (Juta US$) Dm =dummy Variabel Krisis ekonomi 0 =sebelum krisis ekonomi 1 =sesudah Krisis ekonomi β Konstanta regresi 0
β1, β2, β3 = Koefisien regresi e = Kesalahan pengganggu Uji Statistik Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu dilakukan beberapa pengujian : (Gujarati, 2003) baik uji keseluruhan guna mendeteksi ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi klasik .
Multikolinearitas Adalah korealsi yang terjadi diantara variabel-variabel independen, pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan 2
koefisien determinasi parsial, (r ) dengan 2
koefisien determinasi majemuk (R ) regreasi awal atau yang disebut dengan 2
Metode Analisis Data Berdasarkan hasil plot data masingmasing variabel bebas terhadap veriabel terikat, maka fungsi yang paling mendekati adalah dalam bentuk tranformasi variabel ke dalam nilai logaritma atau dengan lebih jelas persamaan regresi linier dianggarkan sebagai berikut :
2
metode Klein rule of Thumbs. Jika r < R maka tidak ada multikolineraitas. (Gujarati, 2003).
Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara me-regresikan residual
kuadrat ( i2) dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2, di mana χ2 = Obs*R square. Uji White Test
Koefisien Determinasi (R2) 2
R menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang 2
Uji Hipotesis untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas
Otokorealasi Adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu dengan yang lain saling berhubungan, pengujian terhadap
Tahun
gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW).
PMDN (Rp. Miliar)
Tenaga Kerja (Orang)
dijelaskan oleh model, semakin besar R semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHSAN 1.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Ekspor Non Migas (US$ Miliar)
Inflasi (%)
Krisis Ekonomi
1990 1986
224,00 238,00
11.351.663 12.573.622
399.203 311.624
4,49 9,73
0 0
1987
587,00
12.571.258
428.205
9,59
0
1988
751,22
12.504.593
494.403
5,3
0
1989
808,52
13.106.608
530.242
4,83
0
1990
5715,00
13.424.784
665.020
9,02
0
1991
3634,50
13.544.104
726.865
9,62
0
1992
1507,20
13.611.177
912.400
4,34
0
1993
2768,10
13.632.439
945.063
9,37
0
1994
5766,90
13.765.142
1.082.169
6,5
0
1995
5499,00
13.462.285
1.237.712
8,26
0
1996
3366,90
14.262.731
1.307.676
5,86
0
1997
5764,20
14.128.038
1.624.364
9,94
1
1998
2574,90
14.186.853
1.613.146
70,55
1
1999
804,30
14.621.149
1.890.685
3,35
1
2000
1486,90
14.491.222
2.096.770
8,62
1
2001
2184,40
15.066.542
1.972.541
13,15
1
2002
1462,90
15.154.856
1.950.705
10,56
1
2013
1947,20
15.124.082
2.129.680
6,03
1
2004
6013,60
15.528.110
2.327.405
5,68
1
2005
1856,70
15.548.609
2.662.356
15,82
1
2006
2825,00
15.625.220
2.540.660
7,05
1
2007
2507,00
15.780.255
2.844.360
8,1
1
2008
2785,00
16.521.500
2.855.040
6,71
1
hasil yang terbaik, seperti pada model erikut: Ln (PMDNRiil)t =β +β Ln(TK)t +
2. a.
Pembahasan Estimasi Parameter Model Regresi. Sebagaimana direncanakan dalam metode analisa data, bahwa terhadap persamaan regresi dimungkinkan adanya perlakukan seperti transformasi guna mengupayakan
0
1
β Ln(EksRiil )t + β Dmt + et 2
3
Hasil pendugaan parameter dengan menggunakan SPSS disajikan pada bagian berikut
: Descriptive Statistics
LNPMDNRL LN_TK LNEKPRIL DM
b.
Mean 5.4480
Std. Deviation 1.0018
9.5536 11.9121 .4583
8.997E-02 .8236 .5090
Evaluasi Model Regresi
Regression Residual Total
a.
Predictors: (Constant), DM, LNEKPRIL, LN_TK
b.
Dependent Variable: LNPMDNRL
Dengan menggunakan uji statistik F, diperoleh bahwa nilai F-Hitung sebesar 19,934 adalah lebih besar dari F-Tabel (DF: 2,20), tingkat keyakinan 5 persen yaitu sebesar 3.10 . Dengan demikian disimpulkan bahwa secara serentak semua variabel bebas Tenaga Kerja, Ekspor Non Migas dan Krisis Ekonomi adalah berpengaruh
24 24 24
2). Uji Signifikansi Keseluruhan (Over all test)
ANOVA Sum of Squares 17.298 5.785 23.084
24
persen asumsi ceteris paribus. Sebaliknya faktor lain hanya menyumbang sebesar 25 persen, seperti disajikan pada tabel di bawah ini.
1). Kemampuan variabel prediktor. Angka R-Square sebesar 0.749 menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas Tenaga Kerja, Ekspor Non Migas dan Krisis Ekonomi sangat besar dalam menentukan variasi dari perkembangan PMDN Sumatera Utara, yaitu sekitar 75
Model 1
N
df 3 20 23
b
Mean Square 5.766 .289
F 19.934
secara signifikan Sumatera Utara.
terhadap
Sig. .000
a
PMDN
3). Uji Otokorelasi. Nilai Durbin Watson Statistik pada tafar kesalahan 5 persen dan banyak observasi 24, diperoleh sebesar 1,999 dengan derajat bebas. Jika dibandingkan dengan D-W tabel pada k=3 diperoleh sebesar dl
= 1,10 dan du=1,66 . Dengan mem-polt D-W Hitung dengan D-W tabel
disimpulkan bahwa : tidak terdapat otokorelasi antar nilai residual
.
4). Uji Multikolinearitas a
Coefficient Correlations Model 1
Correlations
Covariances
DM LNEKPRIL LN_TK DM LNEKPRIL LN_TK
DM 1.000
LNEKPRIL .095
LN_TK -.733
.095 -.733 .141
1.000 -.527 6.606E-03
-.527 1.000 -.683
6.606E-03 -.683
3.436E-02 -.242
-.242 6.170
a. Dependent Variable: LNPMDNRL
Berdasarkan angka koefisien korelasi partial antar variabel bebas dimana nilai tertinggi adalah variabel Tenaga Kerja dengan Krisis Ekonomi (DM), sebesar 0,733. Angka itu masih di bawah koefisien korelasi keseluruhan (total
regresi) yaitu sebesar 0,866. Dengan demikian model regeresi dinilai tidak mengandung persoalan multikolinearitas antar variabel bebas, seperti disajikan pada tabel di bawah ini.
b
. Hasil pendugaan parameter regresi Model terpilih untuk digunakan sebgai dasar interpretasi adalah dengan
menggunakan semi logaritma (ln) dengan persamaan hasil sebagai berikut:
+ 0.685 Log EKSt - 1.980 Dmt R2 0.749
Log PMDNt = -92.515 + 9.495 Log TKt
a
Residuals Statistics
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 3.1526 -1.0203 -2.647 -1.897
Maximum 6.7441 1.0409
Mean 5.4480 9.252E-17
1.494 1.935
.000 .000
Std. Deviation .8672 .5015 1.000 .933
N 24 24 24 24
a. Dependent Variable: LNPMDNRL
e. Uji Individu Koefisien variabel. Ketiga variabel bebas ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap variabel PMDN pada tingkat kesalahan 1
c. 1.
Interpretasi Hasil Tenaga Kerja. Tenaga kerja berpengaruh siginifikan pada kesalahan 1 persen dan positip terhadap PMDN dengan koefisien 9,495, berarti dengan penambahan 1000 orang tenaga kerja akan merespon peningkatan PMDN
persen uji statitik t sebagai mana diuraikan pada tabel di atas, t-Hitung lebih besar dari t_Tabel pada derajat bebas 20 sebesar
2.
sebesar 9,405 miliar rupiah, asumsi ceteris paribus. Ekspor Non Migas. Ekspor non migas berpengaruh secara signifikan pada kesalahan 1 persen dan positip terhadap PMDN dengan koefisien sebesar 0,685 berarti setiap peningkatan ekspor non migas sebesar 1 miliar rupiah
3.
akan merespon peningkatan PMDN sebesar 0,685 US $, asumsi ceteris paribus Krisis Ekonomi. Koedisiesn regresi variabel boneka krisis ekonomi adalah bertanda negatip yaitu sebesar -1,980 serta signifikan pada kesalahan 1 persen asumsi ceteris paribus, berarti krisis ekonomi terbukti telah menurunkan PMDN dengan berbagai penyebab dan implikasinya.
Ekspor Non Migas adalah sektor yang sangat potensil dalam kegiatan investasi khususnya investasi domestik. 3.
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan logis antara lain: 1.
2.
Model regresi yang dianggarkan berupa fungsi Semi Logaritma, dengan menggunakan angka riil untuk PMDN dan Ekspor Non Migas, dinilai telah berhasil mengungkap permasalahan penelitian dengan alasan bahwa model telah bebas dari gangguan otokorelasi, miltikolineritas dan heteroskedastisitas. Di samping itu, angka R2 yang cukup tinggi membuktikan bahwa variabel bebas berupa Tenaga Kerja, Ekspor dan Krisis Ekonomi mampu menjelaskan variasi cukup berarti terhadap PMDN Sumatera Utara. Ekspor Non Migas berpengaruh signifikan terhadap Angka Penanaman dalam Negeri (PMDN) Sumatera Utara dengan arah yang positip. Hal itu menunjukkan bahwa
4.
Tenaga Kerja sebagai sumber daya paling penting dalam sekor dunia usaha juga memberikan pengaruh siginifikan serta positip terhadap peningkatan PMDN Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja yang cukup besar di Sumatera Utara merupakan faktor yang sangat menuntungkan bagi dunia usaha, sehubungan dengan tingkat upah tenaga kerja yang masih relatif rendah, sehingga merangsang bagi investor demestik Sumatera Utara. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 terbukti sangat berdampak buruk atau negatip terhadap kegiatan investasi domestik (PMDN) Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat terjadinya krisis ekonomi maka calon investor domestik sangat mengalami ketidak-pastian dunia usaha sehingga menunda bahkan menghentikan sejumlah proyek yang sudah berjalan.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin (1999), Ekonomika Pembangunan, Edisi Ketiga, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Jhingan M.L (2000), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D. Guritno, Edisi Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
BPS, (1985-2005), Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Mankiw N.Gregory (2003), Teori Makro Ekonomi, Terjemahan Erlangga, Jakarta.
Budiono (1998), Ekonomi Internasional, BPFE UGM, Yogyakarta.
Nopirin (1995), Ekonomi Internasional, BPFE, UGM.
Fendityana, Tunggal Yoga (2005) Analisis Uji Kausalitas Granger Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Penanaman Modal asing Langsung Indonesia Periode 1986-2003, diambil pada tanggal 23 maret 2007 dari http://adln.lib.unair.ac.id/
Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, (1994), Makro Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Gujarati ,Damodar (2003), Econometric, Erlangga, Jakarta. Indra, Arya (2002), Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri Indonesia Periode 19752002”, diambil pada tanggal 23 maret 2007 dari http://adln.lib.ums.ac.id/
Sasandara, Rudy (2005), Ekspor Indonesia : Kinerja, Permasalahan serta Strategi Peningkatannya, diambil pada tanggal 17 Juni 2006 dari http://rudicty.com/ Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith (1993), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta. Widarjono, Agus (2005) Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis, Ekonisia FE UII, Yogyakarta.