VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN EKSPOR NON MIGAS DI INDONESIA
Oleh: Chenny Seftarita, S.E, M.Si (penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi UNSYIAH) (Email:
[email protected])
Abstract-This paper investigated the impact of macroeconomic variables on non-oil exsports of Indonesia from 1982-2011. The methodological approach used is based on the Engle Grenger (1987) co-integration analysis and the Granger Causality Test. Four variables have been considered; exchange rate (ERX), interest rate (R), government capital expenditure (GOV), and non oilexports (EXPORT). The Result of analysis indicates that in the long run relationships, all variables are significant and related to non oil-exporst in Indonesia.
Kata Kunci: Ekspor nonmigas Indonesia, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, Dan Anggaran Pembangunan.
PENDAHULUAN Salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional adalah ekspor. Komponen ekspor menjadi bagian penting karena penghasilan dari kegiatan ekspor akan mempengaruhi pendapatan suatu negara. Ekspor mencerminkan seberapa besar keterbukaan suatu perekonomian dan keterlibatan suatu negara dalam kegiatan perdagangan luar negeri. Mayoritas negara-negara di dunia pasti melakukan kegiatan perdagangan luar negeri baik ekspor maupun impor, namun besarnya tergantung potensi produksi dan kebutuhan negara masing-masing. Di Indonesia sendiri, total ekspor senantiasa mengalami peningkatan dari tahun-ketahun. Peningkatan ekspor ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas. Ekspor migas yang pernah menjadi sektor unggulan diera 1970-an
1
semakin mengalami penurunan pertumbuhannya mengingat semakin besarnya kebutuhan dan impor migas dalam negeri. Berikut perkembangan ekspor nonmigas di Indonesia. Gambar 1. Perkembangan ekspor non migas di Indonesia (juta US $) EXPORT 200,000
160,000
120,000
80,000
40,000
0 82
84
86
88
90
92
94
96
98
00
02
04
06
08
10
Sumber: Key Indicators Of Asia And The Pacific, data diolah.
Dari gambar 1 diatas terlihat bahwa ekspor nonmigas mengalami trend peningkatan kurun tahun 1982-2011. Ada beberapa momen dimana terjadi penurunan nilai ekspor yaitu pada tahun 1998 dan tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh adanya imbas krisis ekonomi yaitu krisis moneter tahun 1997/1998 dan krisis global tahun 2008/2009. Isu dan bahasan tentang kegiatan ekspor semakin mengemuka dengan lahirnya teori-teori yang membahas tentang hubungan dagang antar negara. Cikal bakal teori perdagangan luar negeri modern berkembang dengan lahirnya teori klasik tentang keunggulan absolut (absolut advantages) yang dikemukakan oeh Adam Smith, dan teori keunggulan komparatif (Comparative advantages) yang dikemukakan oleh David Ricardo. Lebih jauh analisis berkembang dengan lahirnya teori oleh Heekscher-Ohlin yang dikenal dengan teori proporsi faktor produksi dan teori keunggulan kompetitif oleh Michel E. Porter. Teori-teori diatas secara umum mencoba menjawab alasan mengapa suatu
negara harus
mengekspor atau mengimpor barang pada negara lain. Dalam literatur ekonomi makro, beberapa variabel penting sangat berpengaruh terhadap variabel ekspor. Menurut Mankiw (2003), ekspor neto (NX) 2
adalah sama dengan pengurangan output (Y) dengan pengeluaran domestik (konsumsi (C) + investasi (I) + pengeluaran pemerintah (G)). Jika output lebih besar dari pengeluaran domestik, maka kita mengekspor sebesar selisih kelebihan output tersebut. Lebih dalam, terdapat hubungan yang saling terkait antar pasar uang dan pasar barang. Jika Y-C-G adalah tabungan nasional (S), maka S-I adalah sama nilainya dengan NX. S-I disebut arus modal keluar neto (net capital outflow). Artinya besaran arus modal keluar neto sama dengan nilai net ekspor. Negara yang memiliki S-I dan NX positif akan mencapai surplus perdagangan dimana ekspor lebih banyak dari impor, begitu juga sebaliknya.
Hubungan
tingkat bunga terhadap ekspor dapat dijelaskan dari ketergantungan investasi (I) terhadap tingkat bunga riil dunia (r* ) dengan asumsi r* adalah sama dengan tingkat bunga domestik r dalam perekonomian terbuka kecil. Nilai net ekspor yang dikenal juga dengan istilah neraca perdagangan akan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. Variabel yang sangat berpengaruh lainnya adalah kurs atau nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (exchange rate). Terdapat keterkaitan kurs dengan harga, dimana kurs nominal dikalikan dengan harga merupakan nilai kurs riil yang sering disebut terms of Trade. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik lebih mahal, begitu juga sebaliknya jika kurs riil rendah. Beberapa penelitian mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor suatu negara ditinjau dari sudut ekonomi makro. Analisis kemudian diperluas dengan mencoba melihat bagaimana pengaruh kebijakan ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Anthony et.al. (2010) mencoba melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kinerja ekspor non migas di Nigeria tahun 1986-2010. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan uji kointegrasi Engle Granger (1987) untuk melihat hubungan jangka panjang antar variabel. Variabel dependen meliputi ekspor nonmigas, sektor agrikultur, sektor manufaktur, dan pendapatan nasional. Variabel independen meliputi; tingkat bunga, nilai tukar, pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, dan pengeluaran rutin pemerintah. Dari hasil uji
3
OLS terlihat bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang positif namun dengan tingkat signifikansi lemah terhadap variabel dependen. Dari hasil uji kointegrasi terlihat bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel. Direkomendasikan bahwa pengeluaran pemerintah harus fokus pada peningkatan kinerja
sektor agrikultur dan manufaktur untuk meningkatkan
kinerja ekspor. Lin et.al. (1993 ), melihat bagaimana pengaruh variabel domestik dan variabel luar negeri ekonomi makro terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode VAR (vector auto regressive) yang dinilai tepat untuk melihat hubungan antar variabel endogen. Penelitian ini menggunakan data kuartal tahun 1971-1988. Variabel yang digunakan merupakan policy mix antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan nilai tukar dalam mempengaruhi ekspor daging di Amerika Serikat. Variabel yang digunakan yaitu; ekspor daging, inflasi (CPI), jumlah uang beredar (M1) domestik, tingkat bunga domestik, neraca lancar, Pengeluaran pemerintah, pajak, nilai tukar. Variabel luar negeri meliputi; pendapatan nasional luar negeri, jumlah uang beredar luar negeri, harga luar negeri. Dari variabel-variabel tersebut, hanya jumlah uang beredar domestik yang tidak signifikan mempengaruhi ekspor daging. Variabel lain yang mewakili domestik dan luar negeri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor daging di Amerika Serikat. Ben Kaabia M., dan Gil J.M. ( 2001) melihat bagaimana variabel ekonomi makro mempengaruhi kompetisi ekspor agrikultur di Spanyol dengan data kuartalan tahun 1978-1995. Metode yang digunakan yaitu uji kointegrasi dengan pendekatan Johansen’s maksimum likelihood. Variabel yang digunakan antara lain; nilai tukar, jumlah uang beredar, tingkat bunga, inflasi, GDP, harga input pertanian, harga output pertanian, dengan variabel dependen ekspor agrikultur. Hasil uji kointegrasi menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro dengan ekspor agrikultur di Spanyol. Dari studi literatur dan penelitian sebelumnya, penulis mencoba mengangkat bagaimana variabel-variabel ekonomi makro mempengaruhi ekspor nonmigas di Indonesia. Variabel ini merupakan gabungan dari variabel pada
4
penelitian sebelumnya, seperti; tingkat bunga, kurs, serta pengeluaran pemerintah (anggaran pembangunan).
Metode Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel makro terhadap ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun 1982-2011. Data merupakan data time series yang diperoleh dari Key Indicators For Asia and The Pacific dan Badan Pusat statistik (BPS). Variabel dependen adalah Ekspor non migas (EXPORT), sedangkan variabel independen yang merupakan variabel ekonomi makro meliputi; tingkat bunga (R) yaitu tingkat bunga deposito 6 bulan dalam satuan persen, kurs (EXR) yaitu kurs rupiah terhadap dolar dalam satuan rupiah, dan pengeluaran pemerintah dalam anggaran pembangunan (GOV) dalam satuan rupiah. Berikut model yang dipakai dalam penelitian ini: EXPORT = bo + bi R + b2 EXR + b3 GOV + Ut.................................(1)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kointegrasi dan Uji Granger Causality test. Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antara ekspor nonmigas dengan variabel ekonomi makro. Pengujian dengan Granger Causality test untuk melihat hubungan sebab akibat antar variabel. Sebelum dilakukan pengujian dengan metode diatas, data akan diuji dengan tes uji akar unit (unit root test) untuk melihat apakah data stasioner atau tidak. Pengujian ini untuk menghindari masalah spourius dalam data dan hasil regresi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebelum uji kointegrasi dan Granger Causality test, data time series akan diuji apakah data stasioner atau tidak. Berikut tabel perbandingan uji akar unit pada tingkat level dan First difference dengan pendekatan Augmented Dickey Fuller.
5
Tabel 1. Uji Akar-akar Unit dengan pendekatan Augmented Dickey-Fuller Level VARIABEL
ADF Value
First Difference
Critical Value
ADF Value
Critical Value
EXPORT
3.827274
-3.679322
-3.001461**
-3.689194
EXR
-1.537058
-3.679322
-7.0403058***
-3.689194
GOV
-2.369303
-3.679322
-7.157408***
-3.689194
R
-3.428678
-3.679322***
-
-
Catatan: **: signifikan pada tingkat 5 %, ***: signifikan pada tingkat 1 %.
Berdasarkan hasil uji akar unit dengan menggunakan metode Augmented Dickey Fuller test, didapat bahwa data EXPORT, EXR, dan GOV tidak stasioner pada tingkat level. Hal ini terlihat dari nilai ADF yang lebih besar (>) dari critical value. Artinya data-data tersebut tergolong sebagai data non-stationary pada tingkat level atau tingkat 1(0). Data kemudian didiferensi pada tingkat 1(1) atau First difference, pada tingkat ini data EXPORT, EXR, GOV stasioner terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil (<) dari nilai critical value, sehingga data ketiga variabel tersebut yang digunakan adalah data First Difference. Variabel R terlihat stasioner pada tingkat level (1(0)), terlihat dari nilai ADF yang lebih kecil dari nilai critical value, sehingga data variabel R yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada tingkat level. Setelah pengujian akar-akar unit, data akan diuji dengan uji kointegrasi untuk melihat bagaimana hubungan keseimbangan antar variabel dalam jangka panjang. Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari besarnya nilai trace statistik dan Max-Eigen statistik dibandingkan dengan nilai critical value pada tingkat kepercayaan 110%. Berikut tabel hasil uji kointegrasi.
Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi dengan Trace Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized
Trace
6
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**
None *
0.836057
99.92631
47.85613
0.0000
At most 1 *
0.775680
54.72032
29.79707
0.0000
At most 2 *
0.428923
17.35325
15.49471
0.0260
At most 3**
0.125322
3.347477
3.841466
0.0673
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level
Tabel 3. Hasil Uji Kointegrasi dengan Max-Eigen Statistik Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized
Max-Eigen
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**
None *
0.836057
45.20599
27.58434
0.0001
At most 1 *
0.775680
37.36707
21.13162
0.0001
At most 2**
0.428923
14.00577
14.26460
0.0549
At most 3**
0.125322
3.347477
3.841466
0.0673
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level ** denotes rejection of the hypothesis at the 0.10 level
Hubungan kointegrasi dapat dilihat dari nilai Trace statistik dan MaxEigen statistik yang lebih besar (>) dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Pada tabel 2 terlihat dengan uji Trace statistik variabel ekonomi makro seperti EXR, GOV, dan R memiliki hubungan kointegrasi dengan variabel EXPORT. Hubungan kointegrasi terlihat pada persamaan kointegrasi 0 hingga 3 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5%. Persamaan kointegrasi yang ke 4 pada tabel 2 juga berkointegrasi, namun pada tingkat signifikansi yang lemah yaitu 10 %. Pada tabel 3 terlihat semua variabel juga memiliki hubungan kointegrasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Max-Eigen statistik yang lebih besar dari nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5-10 %. Adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang bermakna bahwa variabel
ekonomi
makro
seperti
kurs,
pengeluaran
pemerintah
untuk
pembangunan, dan tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap ekspor nonmigas di Indonesia dalam jangka panjang. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di negara lain. Dalam jangka panjang, nilai kurs yang
7
relatif stabil sangat mendorong aktivitas ekspor nonmigas di Indonesia, bahkan dalam beberapa kasus depresiasi kurs dalam batas yang wajar akan sangat menguntungkan eksportir karena dapat meningkatkan nilai ekspor. Pengeluaran pemerintah dalam wujud pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana akan sangat menunjang kegiatan produksi dalam negeri yang pada akhirnya meningkatkan ekspor. Tingkat bunga merupakan
salahsatu faktor penentu
investasi dan investasi akan menggerakkan sektor riil. Tingkat bunga tabungan yang mengalami peningkatan tentu saja akan membuat investor cenderung berinvestasi di perbankan. Keputusan investor ini akan mengurangi aktivitas disektor riil termasuk ekspor. Setelah didapat hubungan jangka panjang antar variabel, pengujian dilanjutkan dengan uji Granger Causality untuk melihat kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara variabel makro ekonomi dengan ekspor nonmigas. Berikut tabel hasil uji kausalitas dengan pendekatan Granger Causality Test.
Tabel 4. uji Granger Causality Test. Null Hypothesis: DGOV does not Granger Cause DEXPORT
Obs
F-Statistic
Prob.
28
0.00494
0.9445
1.34850
0.2565
5.89622
0.0227
0.03841
0.8462
7.28116
0.0123
0.33364
0.5687
DEXPORT does not Granger Cause DGOV DEXR does not Granger Cause DEXPORT*
28
DEXPORT does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DEXPORT*
28
DEXPORT does not Granger Cause R * signifikan pada tingkat kepercayaan 5%
Dari uji Granger Causality terlihat adanya hubungan searah antara variabel EXR dengan EXPORT,
dimana variabel nilai tukar (EXR)
mempengaruhi
EXPORT. Hasil ini terlihat dari signifikannya nilai F statistik pada tingkat kepercayaan 5%, yang berarti hipotesa 0 yang menyatakan EXR tidak menyebabkan EXPORT ditolak. Hubungan searah antara nilai tukar terhadap eksport memperkuat beberapa penelitian sebelumnya tentang keeratan hubungan antara nilai tukar dan ekspor. 8
Hubungan searah juga dapat kita lihat pada variabel tingkat bunga yaitu R mempengaruhi EXPORT. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya,
bahwa
tingkat
bunga
berpengaruh
pada
ekspor
dengan
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berinvestasi, apakah berinvestasi disektor riil atau di sektor keuangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekspor. Variabel GOV terlihat tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan EXPORT, hasil ini tidak sejalan dengan teori dan penelitian sebelumnya yang menyatakan adanya hubungan yang erat antara pengeluaran pemerintah untuk pembangunan dengan kinerja ekspor. Uji Granger kausality mencoba melihat hubungan kausalitas antar variabel, namun tidak mencakup apakah hubungan tersebut dalam jangka panjang atau jangka pendek.
Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Dari hasil uji kointegrasi terlihat adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara variabel ekonomi makro meliputi; kurs, pengeluaran pemerintah, tingkat bunga, terhadap nilai ekspor nonmigas di Indonesia kurun tahun 1982-2011. Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengindikasikan pengaruh variabel ekonomi makro terhadap ekspor dalam jangka panjang. Analisis
berlanjut dengan ditemukannya hasil uji kausalitas dengan
menggunakan metode Granger Causality test. Berdasarkan pengujian tersebut, terdapat beberapa hubungan searah antar variabel. Variabel kurs dan tingkat bunga terlihat mempengaruhi ekspor nonmigas. Variabel pengeluaran pemerintah tidak memiliki hubungan kausalitas terhadap ekspor.
Saran Beberapa penelitian telah mendukung adanya hubungan jangka panjang antar variabel ekonomi makro terhadap ekspor. Hal ini berarti variabel-variabel seperti nilai tukar, pengeluaran pemerintah, dan tingkat bunga dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor khususnya ekspor nonmigas untuk kasus di Indonesia. Hasil penemuan ini sekaligus memberikan saran bagi pemerintah untuk
9
tetap menjaga stabilitas ekonomi makro seperti nilai tukar dan tingkat bunga sehingga tetap memberikan ruang gerak bagi peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Pengeluaran pemerintah juga diyakini dalam jangka panjang berpengaruh terhadap ekspor, artinya kedepan anggaran ini diarahkan untuk mempermudah dan memfasilitasi kegiatan ekspor nonmigas di Indonesia. Dari hasil uji Granger Causality, terdapat hubungan searah antara variabel nilai tukar dan tingkat bunga dengan variabel ekspor. Hasil ini mengindikasikan besarnya peran kurs dan tingkat bunga terhadap ekspor nonmigas di Indonesia. Namun pengujian ini tidak dapat melihat masa atau waktu analisis apakah dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kedepan diharapkan ada penelitian lanjutan yang melihat bagaimana pengaruh dalam jangka pendek antar variabel dan tentunya dengan tambahan variabel-variabel lain, seperti; inflasi, jumlah uang beredar,anggaran rutin pemerintah, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2012. Statistik Ekspor Nonmigas. BPS: Provinsi Aceh.
http/www.adb.org. Key indicators For Asia and The Pacific. Edisi Berbagai Tahun, diakses pada 4 Oktober 2013 melalui Google.
Ilegbinosa, A.I., Uzomba, P., and
somiari R. 2012. The Impact Of
Macroeconomic Variables On Non-Oil Exports Performance In Nigeria, 1986-2010. Journal of Economics and Suistainable Development. 3, 5.
10
Kaabi, M., and Ben, M. 2001. Spanish Agricultural Exports competitiveness: The Role Of Macroeconomic Variables. CIHEAM ( Cahiers Options Mediterraneennees). 57, 81-99.
Liu, D. J., Chung, P.J., and Meyer, W.H. 1993. The Impact Of Domestic and Foreign Macroeconomic Variables On U.S. Meat Exports. Lowa Agriculture and Home Economic Experiment Stration. 3026, 9-15550.
Makiw, N.Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Rahardja, P., dan Manurung, M. 2001. Teori Ekonomi Makro. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lampiran
Tabel.1 Data EXR EXPORT Obs
(rupiah
GOV
R
(Juta US $) terhadap US $) (milyar Rupiah)
(persen)
1982
3929
661
7360
6
1983
5005.2
909
9899
19.7
1984
5869.9
1026
9952
18.4
1985
5868.9
1111
87310
16.9
1986
6528.5
1283
6716
15.3
1987
8579.6
1644
11122
18.4
1988
11536.9
1686
11399
18
11
1989
13480.2
1770
12836
17.7
1990
14604.2
1843
18191
19.6
1991
18247.5
1950
20440
22.6
1992
23296.1
2030
26259
17.7
1993
27077.2
2087
27705
13
1994
30359.8
2161
28599
13
1995
34953.6
2249
30686
17
1996
38093
2342
35952
16.8
1997
41821.1
2909
38359
17
1998
40975.5
10014
55142
36.8
1999
38873.2
7856
81902
14.3
2000
47757.4
8422
42594
13.3
2001
43684.6
10261
122639
16.2
2002
45056.1
9311
138794
13.8
2003
47406.8
8577
69247
8
2004
55939.3
8939
61450
7.1
2005
66428.4
9705
32889
10.2
2006
79589.1
9159
54952
10.7
2007
92012.3
4141
64289
7.7
2008
107894.2
9699
72773
10.3
2009
97491.7
10390
75871
7.9
2010
129739.5
9090
80287
7.2
2011
162019.6
8770
117118
7.2
Sumber: key Indicators For Asia And The Pacific, BPS, data diolah Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi Date: 10/21/13 Time: 15:21 Sample (adjusted): 1987 2011 Included observations: 25 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: DEXPORT DGOV DEXR R Lags interval (in first differences): 1 to 3 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized
Trace
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**
None *
0.836057
99.92631
47.85613
0.0000
At most 1 *
0.775680
54.72032
29.79707
0.0000
12
At most 2 *
0.428923
17.35325
15.49471
0.0260
At most 3
0.125322
3.347477
3.841466
0.0673
Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized
Max-Eigen
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
Prob.**
None *
0.836057
45.20599
27.58434
0.0001
At most 1 *
0.775680
37.36707
21.13162
0.0001
At most 2
0.428923
14.00577
14.26460
0.0549
At most 3
0.125322
3.347477
3.841466
0.0673
Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I): DEXPORT
DGOV
DEXR
R
0.000537
-0.000109
0.001445
0.454497
-0.000454
5.51E-05
1.67E-05
-0.152353
-0.000159
-0.000231
0.000797
-0.115277
-9.05E-05
7.63E-06
0.002377
-0.377932
Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(DEXPORT)
-1270.785
-1057.893
-192.8177
627.4135
D(DGOV)
6753.273
-7080.672
4710.667
-260.1342
D(DEXR)
-500.2562
-797.2900
89.44893
-498.4080
D(R)
-0.729689
-1.164036
2.464062
-1.101881
Log likelihood
-765.3495
1 Cointegrating Equation(s):
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT
DGOV
DEXR
R
1.000000
-0.203590
2.692329
846.7797
13
(0.06300)
(0.70480)
(90.5515)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT)
-0.682076 (0.36140)
D(DGOV)
3.624726 (1.81550)
D(DEXR)
-0.268506 (0.27413)
D(R)
-0.000392 (0.00082)
2 Cointegrating Equation(s):
Log likelihood
-746.6659
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT
DGOV
DEXR
R
1.000000
0.000000
-4.074339
-420.5703
(2.49473)
(349.098)
-33.23677
-6225.015
(13.7892)
(1929.58)
0.000000
1.000000
Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) D(DGOV) D(DEXR) D(R)
-0.201878
0.080530
(0.41684)
(0.07258)
6.838780
-1.128398
(1.84425)
(0.32113)
0.093400
0.010701
(0.31677)
(0.05516)
0.000137
1.55E-05
(0.00105)
(0.00018)
3 Cointegrating Equation(s):
Log likelihood
-739.6631
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) DEXPORT
DGOV
DEXR
R
1.000000
0.000000
0.000000
456.2742 (88.4313)
0.000000
1.000000
0.000000
927.9168 (463.234)
0.000000
0.000000
1.000000
14
215.2114
(50.6912) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(DEXPORT) D(DGOV) D(DEXR) D(R)
-0.171304
0.125093
-2.007707
(0.42526)
(0.15434)
(0.97395)
6.091849
-2.217117
13.39531
(1.58959)
(0.57691)
(3.64060)
0.079217
-0.009972
-0.664917
(0.32414)
(0.11764)
(0.74238)
-0.000254
-0.000554
0.000890
(0.00093)
(0.00034)
(0.00213)
Tabel.3. Hasil Uji Kausalitas
Pairwise Granger Causality Tests Date: 10/21/13 Time: 15:23 Sample: 1982 2011 Lags: 1 Null Hypothesis: DGOV does not Granger Cause DEXPORT
Obs
F-Statistic
Prob.
28
0.00494
0.9445
1.34850
0.2565
5.89622
0.0227
0.03841
0.8462
7.28116
0.0123
0.33364
0.5687
1.33462
0.2589
0.41411
0.5258
0.90518
0.3505
0.38897
0.5385
0.01198
0.9137
1.95530
0.1743
DEXPORT does not Granger Cause DGOV DEXR does not Granger Cause DEXPORT
28
DEXPORT does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DEXPORT
28
DEXPORT does not Granger Cause R DEXR does not Granger Cause DGOV
28
DGOV does not Granger Cause DEXR R does not Granger Cause DGOV
28
DGOV does not Granger Cause R R does not Granger Cause DEXR
28
DEXR does not Granger Cause R
15