PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM SARJANA TERHADAP DAGING AYAM OLAHAN
SKRIPSI JONI ARIANSYAH
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM SARJANA TERHADAP DAGING AYAM OLAHAN
JONI ARIANSYAH D34103027
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM SARJANA TERHADAP DAGING AYAM OLAHAN
Oleh JONI ARIANSYAH D34103027
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 14 Januari 20088
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. Burhanuddin, MM NIP. 132.232.454
Ir. Dewi Ulfah Wardani, MS NIP. 131.878.941
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. Agr. NIP. 131.955.531
RINGKASAN JONI ARIANSYAH. D34103027. 2007. Perilaku Konsumsi Mahasiswa IPB Terhadap Daging Ayam Olahan. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Burhanuddin, MM Pembimbing Anggota : Ir. Dewi Ulfah Wardani, MS Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memperhatikan kebutuhan pangannya, terutama kebutuhan protein hewani salah satunya daging ayam. Institut Pertanian Bogor juga tentunya memiliki mahasiswa dengan berbagai karakteristik. Perbedaan karakteristik tersebut menjadikan mahasiswa memiliki perilaku konsumsi yang khas. Mahasiswa sebagai generasi muda memerlukan asupan gizi yang memadai agar gizi di dalam tubuh seimbang. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berfikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Mahasiswa IPB diduga memiliki perilaku konsumsi yang baik dalam mengkonsumsi makanan terutama daging ayam olahan atau mereka akan memperhatikan faktor penting dalam mengkonsumsi daging ayam olahan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif dan penjelasan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara langsung dengan responden yaitu mahasiswa IPB. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait yaitu buku-buku hasil studi pustaka yang relevan dan sesuai sebagai data pendukung. Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, umur, asal daerah dan uang kiriman uang per bulan. Selain itu, analisis ini juga menganalisis perilaku konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB meliputi frekuensi konsumsi, jenis masakan yang paling disukai dan waktu konsumsi yang paling disuka, pilihan tempat pembelihan, jenis potongan yang dibeli, alasan mahasiswa mengkonsumsi, pertimbangan dalam memilih tempat untuk membeli dan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi daging ayam. Analisis yang dilakukan antara lain persentase dan rata-rata. Penaksiran koefisien-koefisien regresi dan pengujian model dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 (Statistical Product and Servicse Solutions). Berdasarkan uji-t (Model 1), dapat dilihat bahwa variabel independen yang berpengaruh nyata pada taraf nyata (α=0,01) adalah harga daging ayam olahan dan uang kiriman. Variabel yang tidak berpengaruh nyata yaitu harga barang subtitusi, dummy jenis kelamin dan dummy asal daerah. Berdasarkan uji-t dimana t-hitung harga barang subtitusi sebesar 1,393 yang lebih kecil dari t-tabel α=0,01 (2,390), artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata pada tingkat signifikan 0,167 lebih besar dari 0,01. Begitupun dengan kedua variabel lainnya yang tidak berpengaruh nyata yaitu dummy jenis kelamin dan dummy asal daerah. Hasil analisis regresi (Model 2) didapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,519 atau 51,9%. Ini berarti bahwa sebesar 51,9% variasi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan dapat diterangkan oleh kedua variabel independen yang diteliti
yaitu harga daging ayam olahan dan uang kiriman. Sisanya sebesar 48,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam model. Nilai F-hitung (Model 2) sebesar 52,356 lebih besar dari F tabel (α=0,01) dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil daripada α=0,01, ini berarti harga daging ayam dan uang kiriman secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pengeluaran konsumsi daging ayam olahan pada α=0,01. Kata-kata kunci : daging ayam olahan, perilaku konsumsi
ABSTRACT Consumption’s Behaviour of IPB’s Colleges Student to Flesh Chicken Ariansyah, J., Burhanuddin, and D.U. Wardani Chicken is one of foodstuffs that contained of a high enough animal protein to fulfill humankind’s needed. Student colleges of Bogor Agriculture University as a younger generation must be paid attention to their food’s needed. Bogor Agriculture University definitely have also student college with various characteristics. That difference characteristics make them to be have a special behaviour of consumption. The aims of this research were to analize flesh chicken consumption’s behaviour of Bogor Agriculture University college’s student and to analize some factors that influenced in chicken consumption’s expenses of Bogor Agriculture University college student. This study was done by surved method. The data were collected in primary and secondary data, which was analized using descriptive analysis. Assumtion of regression’s coefficients and model test was done by SPSS 13.0 program. Based on this research, both of health and nutrition become the main factors for Bogor Agriculture University college student in consume flesh chicken. The model of regression expenses is Y= -36589,928 + 7,014X1 + 2,866X2 + 0,96X3 – 177,102D1 + 1866,261D2. Two factors which influenced in flesh chicken consumption’s expenses of Bogor Agriculture University college student are pocket money (Rp/month) and price of flesh chicken (Rp/piece). Keyword : flesh chicken, behavior of consumption.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1985 di Palembang, tepatnya di desa Ketiau. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Subhi Ali dan Ibu Cik Ona. Riwayat pendidikan penulis dimulai di SDN Ketiau pada tahun 1991-1997, kemudian dilanjutkan di SLTP swasta Cinta Manis pada tahun 1997-2000 dan SMUN 1 Tanjung Raja tahun 2000-2003. Penulis diterima sebagai mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan IPB melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003. Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah aktif di DPM TPB (2003) sebagai staff PSDM, LDK DKM Al-Hurriyyah IPB sebagai staff PSDM (2003), Sekretaris Umum (2004), Kepala Divisi Hublu (20052007) dan di Lembaga Amil Zakat (LAZ) DKM Al-Hurriyyah IPB. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam di IPB (2005 dan 2006) dan penyiar radio muslim IPB ALVO FM. Beasiswa yang pernah diperoleh penulis yaitu beasiswa ICC, beasiswa PPA, beasiswa SUPERSEMAR dan beasiswa INDOCEMENT.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Shalawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada suri tauladan kita sepanjang masa Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini merupakan hasil studi mengenai Perilaku Mahasiswa IPB Terhadap Daging Ayam.
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai perilaku konsumsi mahsiswa IPB dalam mengkonsumsi daging ayam, sehingga harapannya dapat menjadi masukkan terhadap kita terutama penjual daging ayam untuk berkreasi lebih baik lagi dalam menjual produk daging ayamnya. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama
pembimbing skripsi yang dengan sabar membina saya dan menyumbangkan ide-ide dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Bogor, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ................................................................................................. i ABSTRACT.................................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP........................................................................................ iv KATA PENGANTAR.................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................. vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang................................................................................................. 1 Perumusan Masalah ......................................................................................... 2 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3 KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 6 Perilaku Konsumsi........................................................................................... 6 Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi................................ 7 Umur .................................................................................................... 7 Pendidikan dan Pekerjaan .................................................................... 7 Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Makan............................................. 7 Preferensi ............................................................................................. 8 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi ............................ 9 Pendapatan Keluarga ........................................................................... 9 Sumber Informasi ................................................................................ 10 Budaya ................................................................................................. 10 Daging Ayam Olahan ...................................................................................... 11 METODE........................................................................................................ 13 Lokasi dan Waktu ............................................................................................ 13 Populasi dan Sampel........................................................................................ 13 Desain Penelitian ............................................................................................. 13 Data dan Instrumentasi .................................................................................... 13 Analisis Data.................................................................................................... 14 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................. 14 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 14 Pengujian Secara Tunggal ................................................................... 15 Pengujian Secara Serentak................................................................... 15
BATASAN ISTILAH..................................................................................... 17 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 18 Karakteristik Responden.................................................................................. 18 Fakultas ............................................................................................... 18 Umur .................................................................................................... 18 Agama.................................................................................................. 19 Asal Daerah.......................................................................................... 19 Uang Saku............................................................................................ 20 Perilaku Konsumsi Daging Ayam Olahan Mahasiswa IPB............................. 20 Jenis Masakan dan Waktu Mengkonsumsi.......................................... 20 Jenis Potongan ..................................................................................... 21 Frekuensi Mengkonsumsi .................................................................... 22 Tempat Pembelian ............................................................................... 23 Alasan Konsumsi ................................................................................. 24 Pertimbangan Pemilihan Tempat Membeli ......................................... 24 Pengeluaran Konsumsi ........................................................................ 25 Analisis Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan .................................. 26 Model Persamaan Penduga Pengeluaran Konsumsi............................ 26 Uji Kelayakan Model........................................................................... 28 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi ........................... 30 Uang Kiriman ...................................................................................... 30 Harga Daging Ayam Olahan................................................................ 30 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 31 Kesimpulan ...................................................................................................... 31 Saran ................................................................................................................ 31 UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... 32 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 33 LAMPIRAN ................................................................................................... 35
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur .............................................. 19 2. Sebaran Responden Berdasarkan Asal Daerah .................................... 19 3. Sebaran Responden Berdasarkan Besar Uang Kiriman....................... 20 4. Jenis Masakan Daging Ayam Olahan Yang Paling Disukai Mahasiswa IPB .................................................................................... 21 5. Jenis Potongan Daging Ayam Olahan Yang Paling Disukai oleh Mahasiswa IPB ............................................................................ 22 6. Frekuensi Konsumsi Daging Ayam Olahan Mahasiswa IPB .............. 23 7. Tempat Membeli Daging Ayam Olahan oleh Mahasiswa IPB............ 24 8. Alasan Mahasiswa IPB Mengkonsumsi Daging Ayam Olahan .......... 24 9. Pertimbangan Pemilihan Tempat Pembelian Daging Ayam Olahan... 25 10. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan Mahasiswa IPB .................................................................................... 26 11. Koefisien Penduga Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan (Model 1) ......................................................... 26 12. Koefisien Penduga Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan (Model 2) ......................................................... 27
DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ 5 2. Model Studi Preferensi Konsumsi Makanan ....................................... 9 3. Normal Probability Untuk Uji Normalitas........................................... 29 4. Scatterplot Untuk Uji Heteroskedastisitas ........................................... 29
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Uji Multikolinearitas (Model 1 dan Model 2) ...................................... 35 2. Uji Autokorelasi (Model 1 dan Model 2) ............................................. ................................................................................................................... 36
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Daging ayam sangat disukai oleh masyarakat, karena daging ayam mudah dimasak dan diolah. Selain itu, daging ayam juga memiliki rasa yang enak dan dapat diterima semua golongan masyarakat karena harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi, kambing atau babi. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memperhatikan kebutuhan pangannya, terutama kebutuhan protein hewani yang salah satunya daging ayam. Institut Pertanian Bogor juga tentunya memiliki mahasiswa dengan berbagai karakteristik. Perbedaan karakteristik tersebut menjadikan mahasiswa memiliki perilaku konsumsi yang khas. Mahasiswa sebagai generasi muda memerlukan asupan gizi yang memadai agar gizi di dalam tubuh seimbang.
Kandungan gizi makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa akan
berpengaruh baik terhadap kualitas fisik maupun kualitas kecerdasan berfikirnya. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berfikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif
terhadap
informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek (Sumarwan, 2003). Mahasiswa IPB diduga memiliki perilaku konsumsi yang baik dalam mengkonsumsi makanan terutama daging ayam atau mereka akan memperhatikan faktor penting dalam mengkonsumsi daging ayam. Institut Pertanian Bogor sebagai perguruan tinggi negeri bidang pertanian yang terbesar di Indonesia tentunya memiliki civitas yang cukup mengerti akan pentingnya protein hewani. Persediaan daging ayam, terutama daging ayam olahan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor cukup banyak. Hal ini bisa kita ketahui dengan melihat setiap warung makan yang selalu menyediakan menu masakan dari daging ayam. Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari 9 Fakultas
(Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan dan Ilmu Kelutan, Peternakan, Kehutanan, Tekhnologi Pertanian, MIPA, Ekonomi Manajemen dan Ekologi Manusia) ditambah Tingkat Persiapan Bersama (TPB) diduga mahasiswanya akan memiliki perilaku konsumsi yang khas. Penelitian ini perlu dilakukan mengingat kita harus mengetahui perilaku konsumsi mahasiswa IPB guna perbaikan strategi ke depannya baik dalam hal produksi, distribusi dan ketersediaan produk.
Selain itu, penelitian ini perlu
dilakukan sebagai masukan untuk pemerintah maupun pihak rektorat IPB dalam hal perhatian mereka terhadap konsumsi pangan yang mengandung protein hewani, khususnya daging ayam.
Perumusan masalah Mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai generasi harapan bangsa dan masyarakat sekitarnya sangat memerlukan perhatian dalam pola pangannya. Kandungan gizi yang seimbang dalam bahan pangan sangat penting untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan aktivitas keseharian.
Selain itu, aktivitas
mahasiswa mulai dari kuliah sampai kegiatan ekstra, membuat mereka harus memenuhi kebutuhan konsumsi pangannya. Oleh karena itu, mahasiswa IPB sangat membutuhkan konsumsi protein hewani yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya, salah satunya mengkonsumsi daging ayam, terutama daging ayam olahan. Mahasiswa IPB yang terdiri dari berbagai fakultas, diduga memiliki perilaku konsumsi yang baik atau akan memperhatikan faktor penting dalam mengkonsumsi daging ayam terkait tingkat pengetahuannya.
Perilaku konsumsi dalam
mengkonsumsi daging ayam olahan yang diamati adalah frekuensi dalam mengkonsumsi, jenis masakan dan potongan daging ayam yang disukai, pilihan tempat
membeli,
alasan
mengkonsumsi
dan
rata-rata
pengeluran
dalam
mengkonsumsi daging ayam olahan. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut 1. Bagaimana perilaku konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB ? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengeluaran daging ayam olahan bagi para mahasiswa IPB ?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu : 1. Menganalisis perilaku konsumsi daging olahan ayam mahasiswa IPB. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai perilaku konsumsi mahasiswa IPB terhadap daging ayam olahan kepada instansi IPB, instansi lainnya, para pembaca dan sebagai literatur bagi penelitian selanjutnya.
KERANGKA PEMIKIRAN Mahasiswa IPB sebagai generasi muda tentunya memerlukan asupan gizi yang cukup demi mendukung aktivitas belajarnya selama di IPB. Oleh karena itu, mahasiswa IPB perlu memperhatikan konsumsi pangannya yang mengandung protein hewani. Salah satu bahan pangan yang mengandung protein hewani adalah daging ayam.
Sekarang daging ayam, terutama daging ayam olahan menjadi
kebutuhan penting bagi mahasiswa untuk menjaga keseimbangan gizinya. IPB yang di dalamnya terdiri dari banyak mahasiswa berbagai fakultas tentunya memiliki perbedaan perilaku dalam mengkonsumsi daging ayam olahan. Mahasiswa IPB diduga memiliki perilaku yang baik dalam mengkonsumsi daging ayam olahan terkait dengan tingkat pengetahuan yang ada pada mereka, mulai dari tempat membeli, frekuensi makan daging ayam olahan, dan lain-lain. Keputusan mahasiswa IPB merupakan hal yang akan menentukan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap daging ayam olahan. Pengeluaran konsumsi daging ayam olahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut
adalah meliputi uang saku (Rp/bulan), harga daging ayam (Rp/potong), harga barang subtitusi (Rp/butir/potong), jenis kelamin dan asal daerah. Perilaku konsumsi daging ayam olahan meliputi frekuensi konsumsi, jenis masakan yang paling disukai, pilihan tempat pembelian, jenis potongan yang dibeli, alasan mahasiswa mengkonsumsi, pertimbangan dalam memilih tempat untuk membeli dan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi daging ayam. Analisis regresi linier berganda merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan. Penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumsi mahasiswa IPB terhadap daging ayam olahan. Diagram alur kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Mahasiswa IPB Program Sarjana Perilaku konsumsi daging ayam olahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan - uang saku (Rp/bulan) - harga daging ayam olahan (Rp/potong) - harga barang subtitusi (Rp/butir/potong) - dummy jenis kelamin - dummy asal daerah
Konsumsi daging ayam olahan
- frekuensi konsumsi - jenis masakan yang paling disukai - pilihan tempat pembelihan - jenis potongan yang dibeli -alasan mahasiswa mengkonsumsi, pertimbangan dalam memilih tempat untuk membeli -rata-rata pengeluaran untuk konsumsi daging ayam olahan.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Statistik Deskriptif
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumsi Perilaku konsumsi merupakan kegiatan penggunaan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perilaku konsumen mengandung arti semua aktivitas individu dalam memperoleh dan menggunakan komoditi termasuk pengambilan keputusan yang meliputi aktivitas tersebut (Engel et al., 1978). Cohen (1981) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai segala aktivitas dari unit pengambilan keputusan (keluarga atau kelompok orang disamping individu) dalam memperoleh dan menggunakan komoditi termasuk pengambilan keputusan yang meliputi aktivitas tersebut. Menurut Sumarwan (2003) secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut apa yang dibeli konsumen (what do they buy)?, mengapa konsumen membelinya (why do they buy it)?, kapan mereka membelinya (when do they buy it)?, dimana mereka membelinya (where do they buy it)?, berapa sering mereka membelinya (how often do they buy it)?, berapa sering mereka menggunakannya (how often do they use it)?. Perilaku mengkonsumsi suatu produk merupakan bagian dari perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukannya. konsumen
adalah
tindakan
yang
langsung
terlibat
dalam
Perilaku
mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Engel et al., 1994). Sciffman dan Kanuk dalam Suryana (2003) mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang memperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Konsumen dihadapkan pada memilih dan menggunakan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam kehidupan sehari-hari.
Mempelajari proses
memilih dan mengkonsumsi pangan merupakan bagian dari perilaku konsumen. Jadi, perilaku konsumsi merupakan bagian dari perilaku konsumen (Sumarwan, 2003).
Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Umur Siklus hidup seorang konsumen akan ditentukan oleh usianya. Sejak lahir ke dunia, seorang manusia telah menjadi konsumen. Ia terus menjadi konsumen dengan kebutuhan yang berbeda sesuai dengan usianya. Kotler (1991) menyatakan bahwa umur dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa. Konsumsi makanan biasanya terkait dengan jumlah energi yang diperlukan oleh individu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada masa kanakkanak, jumlah energi yang diperlukan oleh tubuh tidak sebesar jumlah energi yang diperlukan pada masa remaja. Kemudian dengan pertambahan umur, jumlah energi tersebut akan meningkat dan mencapai puncaknya pada masa dewasa.
Namun,
jumlah energi yang diperlukan oleh tubuh akan mengalami penurunan kembali pada saat usia lanjut.
Pendidikan dan Pekerjaan Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen.
Profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi
pendapatan yang diterimanya (Sumarwan, 2003). Orang yang memiliki pengetahuan dan pendidikan lebih tinggi cenderung untuk memilih makanan yang lebih baik kualitasnya daripada orang yang berpendidikan rendah (Hardinsyah & Suhardjo, 1987). Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berkaitan dengan pengetahuan gizi yang lebih tinggi pula.
Hal ini
dimungkinkan seseorang memiliki informasi tentang gizi dan kesehatan yang lebih baik dan mendorong terbentuknya perilaku makan yang baik pula (Sediaoetama, 1991).
Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Makan Menurut Engel et al. (1994) pengetahuan adalah informasi yang disimpan di dalam ingatan seseorang. Pengetahuan adalah salah satu proses pendidikan dan atas hasil penginderaan terhadap masalah tersebut dalam ahli ini gizi dan kesehatan yang
terjadi melalui indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang akan berdampak pada motivasi, sikap dan perilaku. Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan pengetahuan tentang peran makanan dan gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dimakan sehingga tidak menimbulkan penyakit, cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmodjo, 1993). Khumaidi (1989) menyatakan bahwa pengetahuan gizi akan berhasil jika disertai suatu pengetahuan tentang sikap, kepercayaan dan nilai-nilai dari masyarakat. Kebiasaan makan menurut Hartog, Staveren dan Brouwer (1995) adalah cara seseorang atau sekelompok orang memilih, mengkonsumsi dan menggunakan pangan yang tersedia sebagai tanggapan terhadap faktor sosial, budaya dan ekonomi. Kebiasaan makan dipengaruhi oleh beberapa variabel lingkungan, yaitu lingkungan budaya, populasi dan lingkungan alam, dimana diantara ketiga variabel tersebut bersama-sama saling mempengaruhi kebiasaan makan pada suatu masyarakat. Kebiasaan makan juga merupakan tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan (Khumaidi, 1994).
Preferensi Preferensi merupakan tingkat kesukaan yang didasarkan atas sikap seseorang dalam memilih dan menentukan pangan yang dikonsumsinya (Sanjur, 1982). Menurut Suhardjo (1989) yang dimaksud dengan preferensi makanan (food preferences) adalah tindakan/ukuran suka atau tidak sukanya terhadap makanan dan akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan. Fisiologi, perasaan dan sikap terintegrasi membentuk preferensi terhadap pangan dan akhirnya membentuk perilaku konsumsi pangan. Preferensi terhadap pangan dapat berubah-ubah, terutama pada orang-orang muda dan akan permanen apabila seseorang telah memiliki gaya hidup yang kuat. Preferensi konsumen dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu faktor dari karakteristik makanan itu sendiri, karakteristik individu dan karakteristik lingkungan di sekitarnya (Sanjur,
1982). Model yang dapat diajukan untuk mempelajari konsumsi adalah sebagai berikut : Konsumsi Makanan Preferensi Makanan
Karakteristik Individu
-
Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pendapatan Pengetahuan gizi Keterampilan memasak Kesehatan
Karakteristik Makanan
-
Karakterisik Lingkungan
-
Rasa Rupa Tekstur Harga Tipe Makanan Bentuk Bumbu Kombinasi Makanan
-
Musim Pekerjaan Mobilitas Perpindahan penduduk Jumlah keluarga Tingkatan sosial pada masyarakat
Gambar 2. Model Studi Preferensi Konsumsi Makanan. (Elizabeth & Sajur, 1981 diacu dalam Suhardjo, 1989) Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Pendapatan Keluarga Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah.
Jumlah pendapatan akan
menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen (Sumarwan, 2003). Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang tidak mampu membeli, memilih pangan yang bermutu gizi baik dan beragam (Camelia, 2002). Pekerjaan yang berhubungan dengan pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan tentang kuantitas dan kualitas makanan. Meskipun demikian adalah jelas hubungan yang erat antara pendapatan dan gizi didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang meningkat bagi perbaikan kesehatan dan masalah keluarga lainnya yang berkaitan dengan keadaan gizi hampir berlaku umum terhadap semua tingkat pendapatan (Suhardjo, 1989).
Sumber Informasi Menurut Suhardjo dan Hardinsyah (1987), konsumen dalam memperoleh informasi pangan dapat diperoleh dari iklan, promosi, pengalaman masa lalu maupun pengaruh orang-orang terkemuka atau terpandang dalam masyarakat. Selain itu, informasi juga dapat diperoleh melalui berbagai media massa. Media massa merupakan kependekan dari istilah media komunikasi massa yang secara sederhana dapat diberikan pengertian sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan serentak kepada khalayak banyak yang berbeda-beda dan tersebar di berbagai tempat.
Ketersediaan Pangan Ketersediaan pangan akan membentuk kuantitas dan kualitas konsumsi pangan penduduk suatu tempat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan
pangan di suatu wilayah diantaranya adalah persaingan dalam hal lahan (tanah), sumberdaya manusia dan tekhnologi, impor dan bantuan pangan, pola keberagaman pangan yang tersedia serta fluktuasi dalam hal musim dan kondisi alam yang tak terduga. Dalam jalur mata rantai pangan dan gizi, ketersediaan pangan menempati jalur pertama kemudian ke jalur kemampuan rumah tangga menjangkau pangan yang tersedia itu, lalu ke jalur kemauan orang untuk memperoleh pangan yang tersedia tersebut, pola distribusi pangan dalam keluarga dan berakhir pada status gizi perorangan.
Dengan demikian, ketersediaan pangan menjadi penentu konsumsi
pangan penduduk (Sayogyo, 1993).
Budaya Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Suatu nilai-nilai bisa dianggap sebagai makna budaya (cultural meaning) jika semua orang dalam sebuah masyarakat memiliki pemahaman yang sama terhadap nilai-nilai tersebut (Sumarwan, 2003). Budaya menentukan apa yang digunakan untuk makan, dalam keadaan yang bagaimana, kapan seseorang boleh atau tidak boleh menggunakannya,
apa saja yang dianggap tabu dan sebagainya. Tidak semua tabu rasional, bahkan banyak jenis tabu yang tidak masuk akal (Suhardjo, 1989). Pandangan atau tabu adalah suatu larangan mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya atau hukuman terhadap barang siapa yang melanggarnya.
Tabu yang berkenaan dengan makanan banyaknya bersangkutan
dengan emosi sehingga tidak mengherankan bila sebagian besar tabu makanan terutama dianut oleh para wanita atau dikenakan bagi anak-anak yang masih di bawah perlindungan dan asuhan wanita tersebut (Suhardjo, 1989). Bayi dan anak-anak tidak diberikan daging, ikan, telur dan makanan yang dimasak dengan santan dan kelapa parut merupakan larangan. Melarang makan daging dan ikan dengan kepercayaan bahwa bahan tersebut dapat menimbulkan cacingan, dan melarang anak makan telur agar matanya tidak terkena penyakit mata yang disebut “bloloken” atau “kotoken” (Suhardjo, 1989).
Daging Ayam Olahan Dewasa ini daging sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai bahan pangan, daging unggas tersusun atas komponen-
komponen bahan pangan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air, mineral dan pigmen. Kadar air masing-masing komponen tersebut berbeda-beda besarnya tergantung kepada jenis atau ras, umur dan jenis kelamin unggas yang bersangkutan (Mukhtadi dan Sugiyono, 1992). Menurut Priyatno (2003), konsumsi daging ayam meningkat paling pesat dibandingkan dengan daging sapi, kambing, ataupun babi. Beberapa alasan yang menyebabkan kebutuhan daging ayam mengalami peningkatan yang cukup pesat adalah sebagai berikut : 1) daging ayam relatif lebih murah dibandingkan daging lainnya, 2) daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karena mengandung sedikit lemak dan kaya protein bila dibandingkan daging sapi, kambing dan babi, 3) tidak ada agama apapun yang melarang umatnya untuk mengkonsumsi daging ayam, dan 4) daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima golongan masyarakat dan semua umur.
Daging adalah bagian dari karkas yang didapatkan dari ternak yang disembelih secara halal (kecuali babi) dan benar serta lazim, layak, dan aman dikonsumsi manusia, yang terdiri dari potongan daging bertulang atau daging tanpa tulang lainnya (PERMENTAN, 2006). Daging adalah bagian-bagian dari ternak yang telah dipotong dan layak dimakan manusia (PERDA Jakarta, 1989).
Daging Olahan
adalah daging yang diproses dengan cara atau metoda tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan yang dilakukan secara halal, dan benar serta lazim, layak, dan aman dikonsumsi oleh manusia (PERMENTAN, 2006). Daging olahan adalah daging yang telah mengalami proses pengolahan kecuali dikalengkan ( PERDA Jakarta, 1989). Daging ayam olahan adalah daging ayam yang telah mengalami proses pengolahan sehingga menjadi ayam bakar, ayam goreng dan ayam crispy.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kampus IPB. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilakukan awal Maret sampai dengan akhir April 2007. Pemilihan tempat penelitian ini karena akan meneliti mahasiswa IPB mengenai pola konsumsinya terhadap daging ayam.
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa IPB program sarjana seluruh fakultas dan TPB. Metode penarikan sampel menggunakan metode Unproportional Cluster Random Sampling. Jumlah seluruh mahasiswa IPB program sarjana adalah lebih kurang 15.000 mahasiswa. Rumus Slovin digunakan untuk mengetahui jumlah minimal sampel dengan ukuran populasi yang diketahui, sehingga 100 responden digunakan dalam penelitian ini.
Setiap fakultas di IPB diambil 10 responden
sehingga didapat 90 responden ditambah dengan 10 responden dari TPB. Rumus Slovin n=
N 1 + Ne 2
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi E = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir sebesar 10 %
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif. Menurut Prasetyo dan Jannah (2005), informasi melalui survei dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.
Data dan Instrumentasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuisioner dan wawancara langsung dengan responden yaitu mahasiswa IPB. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait yaitu buku-buku hasil studi pustaka yang relevan dan sesuai sebagai data pendukung.
Analisis Data Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, umur, pendapatan atau kiriman uang per bulan. Selain itu, analisis ini juga menjelaskan perilaku konsumsi daging ayam mahasiswa IPB meliputi frekuensi konsumsi, jenis masakan yang paling disukai, pilihan tempat pembelian, jenis potongan yang dibeli, alasan mahasiswa mengkonsumsi, pertimbangan dalam memilih tempat untuk membeli dan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi daging ayam. Analisis yang dilakukan antara lain persentase dan rata-rata.
Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda adalah persamaan regresi dengan satu peubah tak bebas (Y) dengan lebih dari satu peubah bebas (X1, X2, ......, Xp) (Ananta, 1987). Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5D1 + b6D2 + e Keterangan : Y a b X1 X2 X3 D1 D2 e
= Pengeluaran konsumsi daging ayam olahan (Rp/bulan) = Konstanta = Koefisien regresi variable ke i (i= 1, 2,......,6) = Harga daging ayam olahan (Rp/potong) = Harga barang subtitusi (telur/ikan olahan) (Rp/butir/potong) = Uang Kiriman (Rp/bulan) = Dummy jenis kelamin 1 = Laki-laki 0 = Perempuan = Dummy asal daerah 1 = Kota 0 = Desa = Pengaruh acak (disturbance term)
Penaksiran koefisien-koefisien regresi dan pengujian model terbaik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 (Statistical Product and Servicse Solutions). Model terbaik yang dipilih dalam membahas permasalahan terdiri dari koefisien determinasi yang telah disesuaikan (R2 adjusted), pengujian parameter secara serentak (F
hitung),
pengujian parameter secara tunggal (t
hitung),
kesesuaian
tanda dan besar parameter regresi (Santoso dan Tjiptono, 2001). Pengujian parameter regresi dilakukan secara serentak dan tunggal dengan menggunakan α = 5 % dan 1%. (1) Pengujian Secara Tunggal
Pengujian
secara
tunggal
dilakukan
dengan
uji
t
yaitu
dengan
membandingkan t hitung dan t tabel. ) bt t= ) St Ho : koefisien regresi tidak signifikan H1 : koefisien regresi signifikan Jika : t hitung < t tabel maka Ho diterima, X1 tidak berpengaruh nyata terhadap Y. t hitung > t tabel maka Ho ditolak, H1 diterima ; X1 berpengaruh nyata terhadap Y. (2) Pengujian Secara Serentak
Pengujian
secara
serentak
dilakukan
dengan
uji
F
yaitu
dengan
membandingkan antara F hitung dengan F tabel.
R 2 / (k − 1) F = (1 − R 2 ) /( N − k ) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 H1 : paling sedikit salah satu bi≠ 0 Jika : F
hitung
tabel
maka Ho diterima, semua variabel bebas secara bersama-sama
tidak berpengaruh nyata terhadap Y. F
hitung
>F
tabel
maka Ho ditolak, H1 diterima, semua variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap Y. Baik atau tidaknya model, maka diuji dengan kriteria ekonometrika, yaitu uji autokorelasi, uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.
1) Uji Autokorelasi.
Uji autokorelasi yaitu dengan membandingkan nilai
durbin watson yang didapat dengan nilai pada tabel durbin watson, jika ia lebih besar dari tabel maka tidak terjadi autokorelasi. 2) Uji Multikolinieritas. Menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Cara mendeteksi multikolinieritas adalah sebagai berikut : a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan angka toleransi mendekati 1. Cara mendapatkan besaran VIF adalah 1/tolerance. b. Besaran korelasi antar variabel independen. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat maka terjadi multikolinieritas. 3) Uji Normalitas. Menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dapat dilihat pada grafik normal probability. 4) Uji
Heteroskedastisitas.
Model
regresi
harus
memenuhi
asumsi
homoskedastisitas yaitu varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain harus konstan, jika tidak maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000). Scatterplot digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya pola tertentu dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Batasan Istilah
1) Perilaku konsumsi adalah kebiasaan mahasiswa IPB dalam mengkonsumsi daging ayam olahan, yang diamati dari tempat membeli, jenis masakan dan potongan, frekuensi mengkonsumsi, alasan mengkonsumsi, pertimbangan dalam memilih tempat dan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi. 2) Responden adalah mahasiswa IPB program Sarjana. 3) Uang saku adalah jumlah uang yang diterima mahasiswa dari orang tua (Rp/bulan) 4) Pengeluaran konsumsi adalah jumlah pengeluaran untuk konsumsi daging ayam (Rp/bulan) 5) Harga daging ayam olahan adalah harga Rp/potong daging ayam yang sudah diolah dan dapat dikonsumsi oleh mahasiswa IPB. 6) Jenis masakan adalah jenis masakan daging ayam olahan yaitu ayam goreng, ayam crispy, ayam bakar dan pecel ayam. 7) Jenis potongan daging ayam olahan adalah dada, paha dan sayap. 8) Frekuensi konsumsi adalah tingkat keseringan mahasiswa mengkonsumsi daging ayam yang dibeli oleh mahasiswa IPB, diukur dalam satuan kali per hari, per minggu dan per bulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Karakteristik mahasiswa IPB yang diteliti yaitu fakultas, umur, agama, asal daerah dan uang saku mahasiswa IPB setiap bulan.
Fakultas
Responden yang ada dalam penelitian ini berasal dari seluruh fakultas yang ada di IPB termasuk mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Jumlah masingmasing mahasiswa setiap fakultas dan TPB adalah sama sebesar 10 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan alasan dalam mengkonsumsi daging ayam olahan pada beberapa fakultas, yaitu Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) dan TPB yang sebagian besar memilih alasan karena daging ayam olahan adalah makanan kesukaan. Hal ini terjadi karena keberadaan mahasiswa FEMA dan TPB yang masih baru di kampus IPB, sehingga dasar pemilihan makanan cenderung atas dasar kebiasaan makan. Sedangkan delapan Fakultas lainnya memiliki alasan dalam mengkonsumsi daging ayam lebih dikarenakan kesehatan/nilai gizi.
Umur
Mahasiswa
IPB
semua
umur
rata-rata
sama
dalam
frekuensinya
mengkonsumsi daging ayam. Umur responden yang berkisar antara 18 sampai 23 tahun adalah masa remaja yang kebiasaan makannya dipengaruhi minat dan penampilan diri, sehingga mereka sangat memperhatikan dalam hal kesehatan makanannya.
Umur 20-21 tahun dengan jumlah mahasiswa sebanyak 54 orang
merupakan persentase terbesar (54%), hal ini disebabkan responden rata-rata mahasiswa IPB tingkat dua, sedangkan responden yang berusia 18-19 tahun berjumlah 39 orang (39%).
Selanjutnya mahasiswa yang berusia 22-23 tahun
berjumlah 7 orang (7%). Sebaran responden berdasarkan umur secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur Usia 18-19 20-21 22-23 Total
Jumlah Mahasiswa 39 54 7 100
Persentase (%) 39 54 7 100
Agama
Semua agama yang ada dalam penelitian ini sama-sama menganggap bahwa daging ayam olahan dapat dikonsumsi dengan aman, selain karena alasan kesehatan atau nilai gizi juga karena daging ayam olahan merupakan makanan kesukaan mereka. Selain itu, faktor tidak ada agama manapun yang mengharamkan daging ayam menjadikan daging ayam olahan cukup diminati. Responden sebagian besar beragama Islam, yaitu sebanyak 95% dan sisanya sebanyak 5% beragama non islam, kristen protestan (3%) dan katolik (2%).
Asal Daerah
Pada penelitian ini, responden sebagian besar berasal dari kota yaitu sebanyak 61 orang (61%), sedangkan responden yang berasal dari desa sebanyak 39 orang (39%). Pengeluaran konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB yang berasal dari kota lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa IPB yang berasal dari desa, sehingga frekuensi mengkonsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB yang berasal dari kota pun lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa IPB yang berasal dari desa. Hal ini terjadi karena uang kiriman yang diterima oleh mahasiswa yang berasal dari kota lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari desa. Sebaran responden berdasarkan asal daerah ditampilkan pada tabel 2. Tabel 2. Sebaran Responden Berdasarkan Asal Daerah Asal Daerah Mahasiswa IPB Kota Desa Total
Jumlah Mahasiswa 61 39 100
Pengeluaran Konsumsi (Rp) 47.163,93 36.205,13 83.369,06
Uang Kiriman (Rp) 527.049,18 455.128,2 982.177,38
Uang Saku
Uang saku yang diterima mahasiswa IPB per bulan berkisar dari Rp 100.000 sampai Rp 1.250.000 dengan rata-rata uang saku yang diterima oleh mahasiswa IPB yaitu sebesar Rp 499.000 per bulan. Sebanyak 53% mahasiswa IPB menerima uang saku antara Rp 480.001-Rp 860.000.
Hal ini memperlihatkan bahwa rata-rata
mahasiswa IPB menerima uang kiriman per bulan yang cukup tinggi atau sedang. Sebanyak 42% mahasiswa IPB memperoleh uang kiriman yang dalam penelitian ini dikatakan rendah, yaitu uang kiriman yang berkisar Rp 100.000-Rp 480.000, sedangkan sebanyak 5% mahasiswa IPB memperoleh uang kiriman yang tinggi, yaitu antara Rp 680.001-Rp 1.250.000. Sebaran responden berdasarkan besar uang saku disajikan pada Tabel 3. Perbedaan besarnya uang saku yang diterima oleh mahasiswa IPB cukup mengakibatkan perbedaan konsumsi makanan, termasuk daging ayam olahan. Jumlah uang saku yang terlalu kecil menyebabkan mahasiswa IPB membatasi konsumsi daging ayam olahan. Karena itu besar uang saku yang diterima oleh mahasiswa mempengaruhi pengeluaran konsumsi untuk daging ayam olahan. Tabel 3. Sebaran Responden Berdasarkan Besar Uang Kiriman (Rp/bulan) Jumlah Uang Kiriman (Rp/bln) 100.000-480.000 480.001-680.000 680.001-1.250.000 Total
Jumlah Mahasiswa
Persentase (%)
42 53 5 100
42 53 5 100
Perilaku Konsumsi Daging Ayam Mahasiswa IPB
Perilaku konsumsi merupakan segala aktivitas dari unit pengambil keputusan dalam memperoleh dan menggunakan komoditi, yaitu daging ayam olahan. Perilaku konsumsi yang diamati adalah jenis masakan daging ayam olahan yang paling disukai dan waktu yang disukai dalam mengkonsumsi, jenis potongan daging ayam olahan yang disukai, frekuensi konsumsi daging ayam olahan, pilihan tempat pembelian, alasan dan pertimbangan dalam memilih tempat pembelian dan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi daging ayam olahan.
Jenis Masakan dan Waktu Mengkonsumsi Daging Ayam Olahan
Data pada Tabel 4, memberikan informasi mengenai jenis masakan daging ayam olahan yang paling banyak disukai oleh mahasiswa IPB. Sebanyak 52 orang (34,44%) lebih menyukai ayam bakar, sebanyak 38 orang (25,17%) lebih menyukai ayam crispy, 37 orang (24,50%) lebih menyukai ayam goreng dan 24 orang (15,89%) lebih menyukai pecel ayam. Waktu yang paling disukai mahasiswa IPB dalam mengkonsumsi daging ayam olahan adalah pada malam hari dikarenakan ketersediaan produk tersebut yang banyak di malam hari sedangkan pada siang hari waktu luang yang dimiliki sangat sedikit karena aktivitas kuliah yang padat. Namun ada beberapa mahasiswa yang memilih waktu mengkonsumsi daging ayam pada siang hari dikarenakan aktivitas yang begitu tinggi menyebabkan tubuh memerlukan protein untuk menambah energi, hal tersebut bisa mereka dapatkan di dalam daging ayam olahan.
Ayam bakar lebih disenangi oleh sebagian mahasiswa IPB
dikarenakan beberapa alasan, seperti rasanya yang lebih enak, cocok untuk konsumsi di malam hari dan tampilannya lebih menarik. Selain itu faktor ingin berlama-lama di tempat dan obrolan santai dengan teman sembari menunggu ayam pesanan dibakar, membuat ayam bakar semakin diminati. Sedangkan ayam crispy cenderung disukai oleh mahasiswa IPB yang ingin cepat saji, bisa disebabkan ada tugas kuliah (laporan) atau ditunggu teman yang menyebabkan mereka harus segera pulang ke rumah. Tabel 4. Jenis Masakan Daging Ayam Olahan yang Paling Disukai Mahasiswa IPB Jenis Masakan Daging Ayam Frekuensi Pilihan Olahan* Responden Ayam bakar 52 Ayam crispy 38 Ayam goreng 37 Pecel ayam 24 Total 151 Keterangan : *) Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Persentase (%) 34,44 25,17 24,50 15,89 100
Jenis Potongan
Jenis potongan daging ayam juga mempengaruhi mahasiswa IPB dalam mengkonsumsi daging ayam olahan. Potongan daging ayam yang disukai oleh mahasiswa IPB berbeda-beda. Potongan yang biasa dijual yaitu dada, paha dan
sayap. Tabel 5 memperlihatkan bahwa jenis potongan dada lebih banyak disukai oleh mahasiswa IPB yaitu sebanyak 66 orang (55,93%), hal ini disebabkan karena potongan dada banyak mengandung daging. Setelah potongan dada, jenis potongan yang disukai oleh mahasiswa IPB yaitu paha sebanyak 28 orang (23,73%) dan sayap sebanyak 24 orang (20,34%). Potongan paha dan sayap yang kurang diminati oleh mahasiswa IPB dibandingkan potongan dada harus mendapat perhatian yang lebih bagi para penjual produk daging ayam olahan, selain menurunkan harga untuk potongan paha dan sayap pada kasus penjual ayam crispy, juga bisa dilakukan dengan membuat paket plus ketika membeli potongan paha dan sayap yang bisa diketahui konsumen melalui informasi atau iklan yang kita pasang. Tabel 5. Jenis Potongan Daging Ayam olahan yang Paling Disukai oleh Mahasiswa IPB Jenis Potongan Daging Frekuensi Pilihan Ayam Olahan* Responden Dada 66 Paha 28 Sayap 24 Total 118 Keterangan :*) Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Persentase (%) 55,93 23,73 20,34 100
Frekuensi Mengkonsumsi
Tabel 6 menjelaskan, bahwa sebanyak 75 orang (75%) mengkonsumsi daging ayam olahan 1-14 kali/bulan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa lebih dari 50% mahasiswa IPB dalam satu minggu bisa mengkonsumsi daging ayam olahan antara 1 sampai 3 kali/minggu. Pada penelitian ini dikatakan bahwa frekuensi konsumsi daging ayam olahan tersebut jarang. Hal tersebut disebabkan beberapa mahasiswa mengkonsumsi daging ayam hanya pada saat mereka suka (mood). Selain itu, faktor uang saku yang tidak terlalu besar juga membuat mahasiswa membatasi konsumsi terhadap daging ayam olahan.
Sebanyak 23 mahasiswa (23%) mengkonsumsi
daging ayam olahan antara 15-30 kali/bulan, dalam penelitian ini dikatakan frekuensi konsumsi terhadap daging ayam olahan sedang karena dalam satu minggu bisa mengkonsumsi antara 4-7 kali/minggu.
Selain itu terdapat 2 mahasiswa (2%)
mengkonsumsi daging ayam olahan kadang lebih dari 1 kali/hari, dalam penelitian
ini dikatakan konsumsi terhadap daging ayam olahan sering, hal ini terjadi karena daging ayam olahan sudah menjadi makanan kesukaan mereka. Tabel 6. Frekuensi Konsumsi Daging Ayam Olahan Mahasiswa IPB. Frekuensi Konsumsi Daging Ayam Olahan (kali/bln) 1-14 15-30 31-45 Total
Jumlah Mahasiswa
Persentase (%)
75 23 2 100
75 23 2 100
Tempat Pembelian
Tempat pembelian daging ayam olahan yang paling banyak disukai oleh mahasiswa IPB di warung makan, yaitu sebanyak 76 orang (61,79%) (Tabel 7). Sebanyak 34 orang (27,64%) lebih memilih membeli daging ayam olahan di warung tenda. Sisanya, 13 orang biasa membeli daging ayam olahan di kantin kampus. Warung makan lebih disukai mahasiswa IPB disebabkan karena harga daging ayam olahan cenderung lebih murah dibanding dengan warung tenda dan kantin kampus, selain hal tersebut faktor kenyamanan juga menyebabkan mereka lebih memilih warung makan dalam mengkonsumsi daging ayam olahan dikarenakan warung makan agak tertutup dibandingkan warung tenda dan kantin kampus. Warung tenda lebih diminati oleh mahasiswa IPB yang suka mengkonsumsi daging ayam olahan di malam hari, selain itu gambaran yang tertanam di fikiran mahasiswa untuk warung tenda sudah berbeda dibandingkan dengan warung makan dan kantin kampus. Selain suasana tempat yang agak berbeda, juga kondisi warung tenda yang khusus menyediakan menu masakan utama daging ayam membuat posisi warung tenda lebih tinggi dalam hal cita rasa masakan. Sedangkan kantin kampus menjadi pilihan bagi para mahasiswa IPB yang kondisinya pada saat itu berada di kampus, sehingga tidak ada pilihan lain bagi para mahasiswa IPB yang aktivitasnya pada hari itu masih harus berada di kampus.
Tabel 7. Tempat Membeli Daging Ayam Olahan oleh Mahasiswa IPB. Pilihan Tempat Membeli Daging Frekuensi Pilihan Ayam Olahan* Responden Warung makan 76 Warung tenda 34 Kantin kampus 13 Total 123 Keterangan : *) Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Persentase (%) 61,79 27,64 10,57 100
Alasan Konsumsi
Tabel 8 memperlihatkan bahwa kesehatan atau nilai gizi menjadi alasan utama yang paling banyak dipilih oleh mahasiswa IPB dalam mengkonsumsi daging ayam olahan yaitu sebanyak 60 orang (52,63%).
Hal ini menunjukkan adanya
kesadaran pentingnya nilai gizi yang terkandung dalam daging ayam dan di sini membuktikan juga bahwa tingkat pengetahuan sangat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk. Alasan kedua untuk mengkonsumsi daging ayam olahan adalah karena makanan kesukaan, yaitu sebanyak 45 orang (39,47%). Sebanyak 7 orang (6,14%) beralasan mengkonsumsi daging ayam olahan dikarenakan harganya yang murah dan sebanyak 2 orang (1,75%) beralasan mengkonsumsi daging ayam disebabkan diajak oleh temannya. Alasan terakhir ini (diajak teman) lebih disebabkan karena menjaga perasaan teman yang mengajak, keterpaksaan dan faktor gengsi. Tabel 8. Alasan Mahasiswa IPB Mengkonsumsi Daging Ayam Olahan Alasan Mahasiswa Mengkonsumsi Frekuensi Pilihan Daging Ayam Olahan* Responden Kesehatan/nilai gizi 60 Makanan kesukaan 45 Harga Murah 7 Daiajak teman 2 Total 114 Keterangan : *) Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Persentase (%) 52,63 39,47 6,14 1,75 100
Pertimbangan Pemilihan Tempat Pembelian
Pertimbangan dalam memilih tempat untuk membeli daging ayam olahan dapat dilihat dari kebersihan, pelayanan yang memuaskan, kualitas daging ayam olahan yang terjamin, harga yang murah, rasanya yang enak, karena ajakan dari temannya dan ada juga karena alasan lainnya. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 9, pertimbangan mahasiswa IPB dalam memilih tempat untuk membeli daging
ayam olahan yang terbanyak yaitu rasanya enak sebanyak 79 orang (26,96%). Di sini memperlihatkan bahwa karakteristik makanan berupa rasa menjadi pertimbangan nomor satu bagi mahasiswa IPB dalam membeli daging ayam olahan, sehingga menjadi masukkan bagi para penjual masakan daging ayam olahan di IPB untuk memperhatikan rasa dalam menawarkan produk daging ayamnya, ciri khas rasa sangat mempengaruhi mahasiswa dalam membeli produk daging ayam olahan. Kebersihan tempat menjadi pertimbangan terbanyak kedua dalam memilih tempat pembelian daging ayam olahan, yaitu sebanyak 68 orang (23,21%). Kebersihan tempat dapat dilihat dari kualitas tempat yang dirasa nyaman oleh mahasiswa. Pertimbangan ketiga dalam hal memilih tempat mengkonsumsi daging ayam olahan adalah karena harganya murah (17,41%), lalu pertimbangan selanjutnya adalah kualitas terjamin (16,38%), pertimbangan berikutnya adalah pelayanan memuaskan (12,63%) dan yang terakhir adalah diajak teman (3,41%). Tabel 9. Pertimbangan Pemilihan Tempat Pembelian Daging Ayam Olahan Pertimbangan Memilih Tempat Membeli Daging Ayam Olahan*
Frekuensi Pilihan Responden
Rasanya enak 79 Kebersihan tempat 68 Harga murah 51 Kualitas terjamin 48 Pelayanan memuaskan 37 Diajak teman 10 Total 293 Keterangan : *) Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban
Persentase (%) 26,96 23,21 17,41 16,38 12,63 3,41 100
Pengeluaran Konsumsi
Tabel 10, menjelaskan pengeluaran konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB. Walaupun perbedaannya tidak terlalu besar, rata-rata pengeluaran konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB berjenis kelamin wanita lebih besar daripada mahasiswa IPB berjenis kelamin pria, yaitu sebesar Rp 45.600. Hal ini memperlihatkan, bahwa mahasiswa IPB berjenis kelamin wanita lebih banyak mengeluarkan uang saku untuk konsumsi daging ayam olahan dibandingkan dengan mahasiswa IPB berjenis kelamin pria. Perbedaan konsumsi antara pria dan wanita tersebut disebabkan karena uang kiriman yang diterima wanita lebih besar dibandingkan dengan pria, sehingga pengeluaran wanita terhadap konsumsi daging
ayam lebih tinggi dibanding pria. Berdasarkan data yang didapatkan, rata-rata uang kiriman yang diterima wanita per bulannya adalah Rp 525.000, sedangkan rata-rata uang kiriman yang diterima oleh pria per bulannya adalah Rp 473.000. Tabel 10. Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan Mahasiswa IPB Mahasiswa IPB Wanita Pria Total
Jumlah (n) 50 50 100
Rata-rata (Rp/bln) 45.600 40.900 86.500
Analisis Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan Model Persamaan Penduga Pengeluaran Konsumsi
Analisis regresi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB menggunakan model fungsi regresi berganda.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 13.0 (Statistic
Product and Service Solution). Pengolahan data menghasilkan koefisien penduga
yang tertera pada tabel 11. Tabel 11. Koefisien Penduga Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam (Model 1) Variabel Notasi Konstanta Bo Harga Daging X1 Ayam Olahan (Rp/potong) Harga Barang Subtitusi (telur/ikan) X2 (Rp/butir/potong) Uang Kiriman (Rp/bln) X3 Dummy Jenis Kelamin D1 Dummy Asal Daerah D2 F-hitung 21,229 R2 0,530 Keterangan : * signifikan pada (α=0,01)
Nilai Koefisien -36589,928 7,014*
t-hitung -3,956 3,601
Sig 0,000 0,001
2,866
1,393
0,167
0,096* -177,102 1866,261
7,058 -0,037 0,378
0,000 0,971 0,706
Berdasarkan data pada tabel 11, maka didapatkan persamaan Model 1 pengeluaran konsumsi sebagai berikut : Y = -36589,928 + 7,014X1 + 2,866X2 + 0,96X3 – 177,102D1+1866,261D2 Berdasarkan hasil analisis regresi (Model 1), didapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,530 atau 53%. Ini berarti bahwa sebesar 53% pengeluaran konsumsi daging ayam olahan dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen
yang diteliti yaitu harga daging ayam olahan, harga barang subtitusi, uang kriman, jenis kelamin dan asal daerah. Sisanya sebesar 47% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam model. Analisis sidik ragam (uji-F) pada Model 1, mendapatkan F hitung sebesar 21,229 yang lebih besar dari F tabel (α=0,01) dengan tingkat signifikan 0,000. Probabilitas 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,01, mengakibatkan model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel pengeluaran atau dapat dikatakan kelima variabel bebas yang dipakai (X1,X2,X3,D1,D2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi daging ayam olahan. Berdasarkan uji-t (Model 1), dapat dilihat bahwa variabel independen yang berpengaruh nyata pada taraf nyata (α=0,01) adalah harga daging ayam olahan dan uang kiriman. Variabel yang tidak berpengaruh nyata yaitu harga barang subtitusi, dummy jenis kelamin dan dummy asal daerah.
Berdasarkan uji-t dimana t-hitung harga barang subtitusi sebesar 1,393 yang lebih kecil dari t-tabel α=0,01 (2,390), artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata pada tingkat signifikan 0,167 lebih besar dari 0,01. Begitupun dengan kedua variabel lainnya yang tidak berpengaruh nyata yaitu dummy jenis kelamin dan dummy asal daerah. Tahap berikutnya yaitu melakukan pembuangan peubah variabel yang tidak berpengaruh nyata, hal itu dilakukan untuk memperbaiki ketepatan pendugaan model. Peubah variabel tersebut adalah harga barang subtitusi, dummy jenis kelamin dan dummy asal daerah, sehingga didapatkan model 2 (Tabel 12) dengan menggunakan variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap pengeluaran konsumsi daging ayam olahan yaitu harga daging ayam olahan(X1) dan uang kiriman (X2). Tabel 12. Koefisien Penduga Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan (Model 2) Variabel Notasi Konstanta Bo Harga Daging X1 Ayam Olahan(Rp/potong) Uang Kiriman (Rp/bln) X3 F-hitung 52,356 R2 0,519 Keterangan : * signifikan pada (α=0,01)
Nilai Koefisien -34796,497 8,167*
t-hitung -4,336 4,705
Sig 0,000 0,000
0,013*
7,163
0,000
Berdasarkan hasil analisis regresi (Tabel 12) didapat persamaan (Model 2) pengeluaran konsumsi daging ayam olahan sebagai berikut : Y = -34796,497 + 8,167X1 + 0,013X2 Hasil analisis regresi (Model 2) didapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,519 atau 51,9%. Ini berarti bahwa sebesar 51,9% variasi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan dapat diterangkan oleh kedua variabel independen yang diteliti yaitu harga daging ayam olahan dan uang kiriman. Sisanya sebesar 48,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam model. Nilai F-hitung (Model 2) sebesar 52,356 lebih besar dari F tabel (α=0,01) dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil daripada α=0,01, ini berarti harga daging ayam olahan dan uang kiriman secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pengeluaran konsumsi daging ayam pada α=0,05.
Uji Kelayakan Model
Hasil uji multikolinieritas (Lampiran 1) menunjukkan bahwa untuk kedua variabel independen (Model 2) yang diuji, didapatkan angka VIF berada di sekitar angka 1 dan demikian juga nilai toleransi mendekati 1, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya multikolinieritas dalam model regresi.
Oleh karena itu, variabel
tersebut layak dipakai untuk memprediksi pengeluaran konsumsi daging ayam. Uji autokorelasi memberikan angka Durbin-Watson sebesar 2,031 (Lampiran 2) sehingga pada Model 2 dinyatakan tidak terjadi autokorelasi. Pengujian normalitas pada normal probability memberikan hasil bahwa data terlihat di sekitar garis lurus atau tidak terpencar jauh dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat dikatakan bahwa model regresi linier memenuhi persyaratan normalitas (Gambar 3).
Berdasarkan hal tersebut, model regresi linier dapat
digunakan untuk memprediksi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Pengeluaran 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 3. Normal Probability untuk Uji Normalitas Hasil uji heteroskedastisitas dari Gambar 4 menunjukkan pola yang tidak berbentuk dengan jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Model regresi yang baik yaitu memiliki variasi dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau tidak terjadi heteroskedastisitas, jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi pada penelitian ini tidak mengalami
heteroskedastisitas sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan dengan variabel independen yang digunakan. Partial Regression Plot
Dependent Variable: Pengeluaran 150,000
Pengeluaran
100,000
50,000
0
-50,000
-100,000 -400,000
-200,000
0
200,000
Kiriman_X2
Gambar 4. Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas.
400,000
600,000
800,000
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Daging Ayam Olahan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi daging ayam olahan yaitu uang kiriman (Rp/bulan) dan harga daging ayam olahan (Rp/potong). Setelah diteliti didapatkan hasil sebagai berikut. Uang Kiriman. Koefisien regresi uang kiriman bernilai positif yaitu 0,013 berarti
bahwa setiap kenaikan uang saku sebesar Rp 100.000,00 per bulan akan meningkatkan pengeluaran konsumsi terhadap daging ayam sebesar Rp 1.300,00 per bulan. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan jika uang saku naik maka konsumsi akan meningkat.
Uji-t yang dilakukan memberikan hasil bahwa uang kiriman
berpengaruh nyata terhadap pengeluaran daging ayam, dimana t-hitung (7,163) lebih besar daripada t-tabel α=0,01 (2,390). Peningkatan pengeluaran per bulan untuk konsumsi daging ayam olahan yang tidak terlalu besar tersebut disebabkan karena kebutuhan mahasiswa IPB yang cukup banyak, sehingga ketika uang kiriman yang mereka terima meningkat per bulannya maka uang tambahan tersebut di alokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain, yaitu untuk kebutuhan akademik (buku, foto copy, fieldtrip, internet dan lain-lain) dan kebutuhan hidup sehari-hari (makan,
hiburan, kecantikan dan lain-lain).
Harga Daging Ayam. Koefisien regresi harga daging ayam olahan bernilai positif
yaitu 8,167, berarti bahwa setiap penambahan harga daging ayam satu satuan rupiah maka akan meningkatkan pengeluaran mahasiswa sebesar RP 8.167. Daging ayam sudah merupakan kebutuhan pokok sehingga berapapun harganya, konsumsi terhadap daging ayam tetap ada sebesar Rp 8.167.
Daging ayam merupakan
komoditi yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa IPB. Berdasarkan hasil uji-t, menunjukkan bahwa harga daging ayam berpengaruh nyata terhadap pengeluaran konsumsi daging ayam, dimana t-hitung (4,705) lebih besar daripada t-tabel pada α=0,01 (2,390). Koefisien regresi harga daging ayam olahan yang bernilai positif berarti daging ayam sudah menjadi kebutuhan pokok mahasiswa IPB, sehingga berapapun kenaikan harga daging ayam olahan, konsumsi terhadap daging ayam olahan tersebut tetap ada.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1) Tingkat pengetahuan cukup mempengaruhi dalam memutuskan aktivitas konsumsi, terutama konsumsi daging ayam olahan. Kesehatan atau nilai gizi menjadi alasan yang paling dominan bagi mahasiswa IPB dalam mengkonsumsi daging ayam olahan. 2) Pada penelitian ini, terlihat bahwa mahasiswa IPB sangat memperhatikan faktor internal daging ayam atau karakteristik daging ayam olahan, sehingga membuat mereka mengkonsumsinya. Rasa enak daging ayam olahan di suatu tempat menjadi alasan utama mahasiswa IPB dalam memilih tempat pembelian daging ayam olahan. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi daging ayam olahan mahasiswa IPB yaitu uang kiriman (Rp/bln) dan harga daging ayam olahan (Rp/potong).
Saran
Daging ayam merupakan komoditi yang dibutuhkan oleh mahasiswa IPB. Agar lebih banyak dikonsumsi dan menjadi pilihan tempat bagi mahasiswa IPB, maka diharapkan adanya perhatian yang lebih dari para penjual masakan daging ayam olahan di sekitar kampus IPB, baik dari segi menu masakan, harga, rasa dan keadaan tempat penjualan, karena akan menjadi pertimbangan bagi mahasiswa IPB dalam membeli di tengah semakin maraknya penjual makanan dengan menu daging ayam olahan. Penjual juga diharapkan dapat membuat menu baru atau jenis masakan daging ayam olahan yang baru, karena mahasiswa cenderung ingin mencoba hal-hal yang baru. Selain itu diharapkan adanya penelitian mengenai perilaku konsumsi mahasiswa IPB dengan membandingkan perilaku konsumsi antar fakultas yang berhubungan dengan kehewanan dan yang tidak berhubungan dengan kehewanan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap setia sampai di yaumil akhir nanti. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak saya yang selama hidupnya selalu mendidik saya agar tetap bisa mandiri, juga kepada Ibu saya yang tak pernah lelah mendo’akan.
Terima kasih untuk seluruh keluarga dan saudara yang terus
memotivasi.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ir. Ujang
Sehabudin selaku dosen pembimbing akademik saya, kepada Ir. Burhanuddin, MM dan Ir. Hj. Dewi Ulfah Wardani, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas nasehat, saran, arahan dan bimbingan dari penyusunan proposal hingga tahap akhir penulisan skripsi. Nasehat, saran dan arahan yang telah diberikannya merupakan ilmu yang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Ibu Ir. Juniar Atmakusumah, MS dan Ibu Zakiah Wulandari S.TP. Msi. selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan-masukan berharganya, dan Ir. Lucia Cyrilla ENSD., Msi selaku dosen panitia seminar saya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada teman-teman Al-
Farisi40, teman-teman SEIP 40 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Terima kasih kepada saudara-saudaraku di kepengurusan Al-
Hurriyyah, terutama HUBLU’ers dan Marboth’ers yang selalu menyejukkan hati dan banyak membantu proses skripsi saya. Terima kasih saya sampaikan juga kepada Ust. Syamsudin atas nasehat-nasehatnya yang sangat berharga bagi saya ke depan. Tak lupa kepada saudara-saudaraku di PUTIH NADA dan ALVO FM yang luar biasa semangatnya dalam berdakwah, tetaplah di jalan itu.
Bogor, Januari 2008
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, A. 1987. Landasan Ekonometrika. PT Gramedia, Jakarta. BKKBN. 1998. Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera. Jakarta. Camelia, L.S. 2002. Konsumsi Ikan dan Faktor yang Mempengaruhinya pada Remaja di SMUN 9 Bandung. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Cohen, D. 1981. Consumer Behavior. Ed ke-1. Random House, New York. Engel, J.F., R.D. Blackwell dan D.T. Kollat. 1978. Consumer Behavior. Ed ke-3. Holt, Rinehart & Winston, New York. Engel, J.F., R.D Blackwell dan P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Ed ke-6. Jilid 1. Bina Rupa Aksara, Jakarta. Hartog, A.P., W.A.V. Staveren dan I.D. Brouwer. 1995. Manual for Social Surveys on food Habits and Consumption in Developing Countries. Margraf Verlag, Germany. Hardinsyah dan Suhardjo. 1987. Pertanian Bogor, Bogor.
Ekonomi Gizi. Fakultas Pertanian Institut
Khumaidi, M. 1989. Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor. ___________. 1994. Gizi Masyarakat. BPK Gunung Mulia, Jakarta. Kotler, P. 1991. Marketing Managemen : Analysis, Planning, Implementation, and Control. Ed ke-7. Prentice-Hall International Editions, USA. Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan dan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi Offfset, Yogyakarta.
PERDA Jakarta. 1989. Pengawasan Pemotongan Ternak, Perdagangan Ternak dan Daging di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. http;//hukum.jakarta.go.id/include/inc.produk.hukum.detil.php?id_hukum =96. [29 Desember 2007]. PERMENTAN. 2006. Pemasukan dan Pengawasan Peredaran Karkas, Daging dan Jeroan dari Luar Negeri. Pasal 1. http://www.protraf.org/rulebook/indonesia/7210.64 PERMENTAN OT.140 12 2006.i.html. [29 Desember 2007]. Prasetyo, B. dan L.M. Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. PT Rajagrafindo Persama, Jakarta. Priyatno, M.A. 2003. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta. Sanjur, D. 1982. Social and Cultural Perspectiveness in Nutrition. Englewood Cliffs Prentice-Hall, New Jersey. Santoso, S. 2000. Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, S. dan F. Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sayogyo. 1993. Pengembangan Lahan Marginal dalam Diversifikasi Pangan dan Menjamin Gizi Baik Penduduk. Dalam: Rifai dkk (Eds). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. LIPI, Jakarta. Sediaoetama, A.D. 1991. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid 1. Dian Rakyat, Jakarta. Suhardjo.
1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia, Jakarta. Suryana, Achmad. 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan. Departemen Pertanian, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Multikolinearitas (Model 1 dan Model 2) Koefisiena (Model 1)
Peubah
Kolinearitas Toleransi
VIF
Harga Daging Ayam Olahan
0,722
1,385
Harga Barang Subtitusi
0,791
1,265
Uang Kiriman
0,875
1,143
Dummy Jenis Kelamin
0,906
1,104
Dummy Asal Daerah
0,915
1,092
(a) Peubah bebas : Pengeluaran konsumsi daging ayam olahan (Rp/bln) Koefisiena (Model 2)
Peubah
Kolinearitas Toleransi
VIF
Harga Daging Ayam Olahan
0,902
1,108
Uang Kiriman
0,902
1,108
(a) Peubah bebas : Pengeluaran konsumsi daging ayam olahan (Rp/bln) Pedoman suatu model regresi bebas multikolinearitas adalah : 1. mempunyai nilai VIF di sekitar angka satu, dan 2. mempunyai angka toleransi mendekati angka satu (Santoso, 2000)
Analisis
Pada tabel koefisien untuk model 2 (setelah dilakukan pembuangan terhadap tiga variabel yang tidak berpengaruh nyata) terlihat dua variabel yaitu harga daging ayam olahan dan uang kiriman yang memiliki angka VIF ada di sekitar angka satu dan nilai toleransinya mendekati angka satu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas.
Lampiran 2. Uji Autokorelasi (Model 1 dan Model 2)
Cara mendeteksi terjadinya autokorelasi antar pengamatan dalam peubah yang sama yaitu dengan melihat Durbin-Watson pada tabel Ringkasan Model, dengan patokan umum yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson yang didapat dengan nilai pada tabel Durbin Watson, jika ia lebih besar dari tabel maka tidak terjadi autokorelasi. Durbin-Watson
Kesimpulan
< 1,10
Ada autokorelasi
1,10 - 1,54
Tanpa kesimpulan
1,55 - 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,47 – 2,90
Tanpa kesimpulan
> 2,90
Ada autokorelasi
Model Summary(b)
Model
1
R
,728(a)
R Square
,530
Change Statistics R Square Change ,530
F Change 21,229
df1 5
df2 94
DB Sig. F Change ,000
2,054
a Predictors: (Constant), Dummy_AsalDaerah_D2, Harga_Daging_X1, Dummy_JK_D1, Kiriman_X3, Harga_Subtitusi_X2 b Dependent Variable: Pengeluaran_Y
Model Summary(b)
Model
1
R
,720(a)
R Square
,519
Change Statistics R Square Change ,519
F Change 52,356
a Predictors: (Constant), Kiriman_X2, Haraga_X1 b Dependent Variable: Pengeluaran_Y
df1 2
df2 97
DB Sig. F Change ,000
2,031