PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP
Diah Soleha, Gen Norman Thomas, SE., Ak., MM
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya yang boleh dan tidak boleh di biayakan berdasarkan peraturan pajak, menganalisis berapa besar dampak rekonsiliasi fiskal pada laporan keuangan komersial, mengetahui metode yang efektif untuk melakukan perencanaan pajak dan berapa besar pengaruh perencanaan pajak terhadap beban pajak yang terjadi pada PT JP.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa PT JP masih kurang efektif dalam pengakuan biaya yang diperbolehkan dalam pajak, PT JP masih kurang memanfaatkan celah yang bisa dilakukan dalam perencanaan pajak. Untuk mengatasi kendala yang dimiliki PT JP, penulis menyarankan PT JP harus lebih teliti dalam pengakuan biaya yang diakui dalam pajak dan memanfaatkan celah yang dapat digunakan dalam perencanaan pajak agar dapat lebih memperbesar biaya yang dapat dibiayakan untuk meminimalkan beban pajak. Kata Kunci: Rekonsiliasi Fiskal, Perencanaan Pajak
ABSTRACT The purpose of this research is to identify the costs that should and should not be treated as expenses based on tax regulations, to analyze how big an impact on the fiscal reconciliation of financial statements commercial, to find out the effective methods to do tax planning and how big the influence of tax planning on the tax expenses that occurs in PT JP. The methods that used in this research is a qualitative method. Results of analysis of the research that has been done shows that PT JP is less effective in the recognition of costs allowed in taxes, PT JP still less effective to exploit the gaps that can be used in tax planning. To overcome the constraints of PT JP, the authors suggest that PT JP should be more careful in the recognition of tax expense recognized in taxes and take advantage of gaps that can be used in tax
planning in order to increase the cost that can be treated as expenses to minimize the tax expenses. Key Words: Fiscal Feconciliation, Tax Planning
PENDAHULUAN
Saat ini pemerintah sangat gencar dalam meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia demi mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan nasional ini pemerintah membutuhkan banyak dana untuk dapat membiayai pelaksanaan pembangunan nasional agar dapat berjalan sesuai dengan rencana pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah melibatkan masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional dengan cara membuat peraturan perundang-undangan perpajakan agar setiap warga negara patuh dan sadar akan pajak, sehingga warga negara juga ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Salah satu pajak yang menjadi sumber pembiayaan dalam pembangunan nasional pemerintah adalah dari wajib pajak badan yakni penghasilan sebuah perusahaan atau laba perusahaan dari hasil berjalannya usaha yang sering disebut pajak penghasilan. Dalam hal ini khususnya pemilik perusahaan untuk dapat menjalankan peraturan pemerintah dalam hal perpajakan maka disetiap akhir tahun pajaknya perusahaan pasti akan melakukan pembukuan laporan keuangan. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut. Laporan keuangan dibutuhkan oleh berbagai macam pihak terutama sekali adalah pemilik perusahaan dan kreditor. Laporan keuangan ini pada umumnya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Bagi pihak lain yang sebenarnya berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Perusahaan adalah Pemerintah. Pemerintah memiliki hak terhadap Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Pemerintah tentu saja berkepentingan terhadap laba perusahaan karena Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan maka semakin besar Pajak Penghasilan yang bisa ditarik. Begitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu banyak perusahaan yang ingin patuh akan pajak namun tidak ingin membayar terlalu besar dari hasil laba yang didapatkannya, karena bagaimanapun pajak bagi sebuah perusahaan merupakan beban yang harus dibayarkan kepada pemerintah yang dapat mengurangi pendapatan sebuah perusahaan. Dari banyak perusahaan PT JP merupakan perusahaan yang semakin maju seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. PT JP termasuk dalam perusahaan yang taat pada pajak namun juga ingin membayar pajak yang lebih kecil dengan tidak melanggar peraturan perpajakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pajak, agar tidak terkena sanksi pajak yang malah akan merugikan perusahaan. PT JP tengah melakukan rekonsiliasi fiskal dalam perencanaan pajak yang dibuatnya, namun merasa pajak yang dibayar masih cukup tinggi, sehingga ingin dapat lebih meminimalkan beban pajak yang dibayar namun tetap mengikuti peraturan yang ada.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis dari risetnya naturalis atau kualitatif, dimensi waktu risetnya adalah melibatkan banyak waktu tertentu, kedalaman risetnya adalah yaitu mendalam tetap hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) yaitu pada PT JP, metode pengumpulan datanya adalah menggunakan data primer, kontak langsung (wawancara), tidak langsung (berupa data arsip), dan studi pustaka, menentukan lingkungan risetnya adalah lingkungan riil (field riset), unit analisisnya adalah PT JP di Jakarta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Dalam rangka membuat perencanaan pajak PT JP, pertama penulis akan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilakukan oleh PT JP. Dalam pelaksanaan perpajakan terdapat kepatuhan pemenuhan perpajakan yang harus dipatuhi oleh wajib pajak PT JP. Dalam pelaksanaan kepatuhan
pemenuhan
perpajakan pemerintah menetapkan tanggal dalam menyetor dan
melapor SPT. Bagi wajib pajak badan yakni batas waktu menyetor pada tanggal 30 April dan batas waktu melapor pada tanggal 30 April. Dari adanya pelaksanaan kepatuhan pemenuhan perpajakan akan timbul sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Dari sanksi ini bagi wajib pajak merupakan pemborosan untuk pengeluaran dana jika wajib pajak melakukan keterlambatan dalam menyetor atau melapor. Namun bagi pemerintah bisa menjadi sebuah tambahan dalam pemasukan pajak. Maka dari itu merupakan hal penting untuk mengetahui tentang pemenuhan kewajiban perpajakan untuk menghindari pemborosan yang dapat merugikan perusahaan. Berikut ini pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh PT JP selama tahun 2010, 2011, dan 2012 . Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan SPT Badan Tahunan PT JP SPT
Tanggal
Batas
Tahun
Penyetoran
Penyetoran
2010
27 April 2011
30 April 2011
2011
26 April 2012
2012
29 April 2013
Setor
Batas
Pelaporan
Pelaporan
Ya
30 April 2011
30 April 2011
Ya
30 April 2012
Ya
26 April 2012
30 April 2012
Ya
30 April 2013
Ya
30 April 2013
30 April 2013
Ya
Tepat Waktu
Sumber : Tanda terima SPT Tahunan dan Bukti Penerimaan Negara PT JP Dalam pemenuhan kewajiban penyetoran dan pelaporan selama tahun 2010, 2011 dan 2012, PT JP telah menyetor dan melaporkan pajak tepat pada waktunya sehingga tidak perlu membayar sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Dalam hal perencanaan pajak dari segi kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan PT JP sudah melakukan perencanaan pajak yang baik dan benar dengan menyetor dan melapor tepat pada waktunya sehingga dapat menghemat pengeluaran beban pajak perusahaan.
Lapor
Tanggal
Tepat Waktu
Setelah pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka perencanaan pajak penulis akan menganalisis metode penyusutan aktiva tetap. Perbandingan Metode Penyusutan Garis Lurus dengan Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda Dalam perpajakan terdapat dua metode yang diperbolehkan untuk menghitung aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yaitu dengan cara Garis Lurus dan Saldo Menurun Ganda. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap yang dimiliki, perusahaan menggunakan metode Garis Lurus. Dan penulis akan membuat metode saldo menurun ganda sebagai perbandingan. Perbandingan Metode dan Saldo Menurun Dalam Perhitungan Penyusutan Aktiva Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun
Perusahaan
Penulis
2010
74,950,376.85
74,141,517.02
2011
76,904,451.50
66,317,688.33
2012
57,119,469.00
54,091,081.00
Tahun
Sumber : Daftar Aktiva PT JP Perencanaan pajak yang dilakukan PT JP mengenai metode penyusutan aktiva dengan metode garis lurus yang digunakan PT JP sudah tepat, karena dengan metode garis lurus jumlah biaya penyusutan yang akan ditanggung oleh PT JP akan lebih besar, dengan biaya yang lebih besar akan memperkecil beban pajak yang akan dibayar PT JP. Setelah pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan menganalisis penerapan metode penyusutan dalam rangka perencanaan pajak selanjutnya penulis akan menganalisis biaya-biaya dan pendapatan yang dapat di
koreksi untuk melakukan rekonsiliasi fiskal dalam rangka perencanaan pajak, penulis akan menganalisis biaya dan pendapatan dengan membuat rekonsiliasi fiskal PT JP. Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal 2010, 2011, dan 2012 Untuk dapat melakukan rekonsiliasi fiskal penulis harus terlebih dahulu melakukan analisis pada pendapatan dan biaya yang dimiliki oleh PT JP. Rekonsiliasi fiskal timbul karena adanya perbedaan antara pengakuan akuntansi menurut SAK dan pajak dengan adanya beda tetap dan beda waktu, beda waktu yang timbul karena perbedaan metode yang digunakan seperti metode penyusutan, sedangkan beda tetap timbul karena penghasilan dan beban yang memiliki perbedaan pengakuan di antara akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal. Dalam rekonsiliasi fiskal dapat timbul koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif merupakan koreksi fiskal yang dapat menyebabkan laba fiskal perusahaan menjadi lebih besar. Dan sebaliknya koreksi negatif merupakan koreksi fiskal yang dapat menyebabkan laba fiskal perusahaan menjadi lebih kecil. Analisis Biaya dan Pendapatan pada Laporan Laba Rugi Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian barang dagang, Persediaan Akhir. 3. Biaya Bahan Pembantu Biaya Bahan Pembantu merupakan biaya untuk membeli bahan-bahan pembantu dalam peroduksi. 4. Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik untuk perawatan service yang dilakukan rutin agar mesin tetap produktif. 5. Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Perlengkapan Pabrik merupakan biaya untuk pembelian segala alat keperluan dipabrik.
6. Biaya Sewa Forklift Biaya Sewa Forklift merupakan biaya sewa kendaraan (mobil) forklift untuk memindahkan barang di gudang. 7. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. 8. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan. 9. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. 10. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor. 11. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. 12. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. 13. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk pemeliharaan gedung dalam hal perbaikan gedung. 14. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya untuk keperluan kantor seperti pembelian kebutuhan kantor. 15. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor. 16. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy.
17. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. 18. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon untuk kegiatan operasional perusahaan. 19. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan biaya jasa pengiriman dan materai dalam pengiriman surat dan barang dagang. 20. Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya untuk karyawan. 21. Biaya Sumbangan Biaya Sumbangan merupakan biaya untuk amal keagamaan, sumbangan acara kegiatan RT/RW setempat, sumbangan duafa dan anak yatim. 22. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. 23. Biaya Jasa Profesional Biaya Jasa Profesional untuk jasa konsultan yang digunakan untuk membantu bagian keuangan. 24. Biaya Lain-lain Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya dari transaksi yang tidak terdapat daftar nominatifnya. 25. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin dengan metode garis lurus. 26. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank. 27. Biaya Pajak Jasa Giro Biaya Pajak Jasa Giro merupakan biaya jasa giro bank.
28. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih pembayaran utang dan pelunasan piutang. 29. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. 30. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih transaksi pembayaran utang. Laporan Laba Rugi PT JP 2010 ( dalam rupiah ) Keterangan
Komersial
Koreksi
Fiskal
Koreksi
Fiskal
PT JP
Perusahaan
Penulis
Penulis
Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang
8.071.741.945
8.071.741.945
8.071.741.945
Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Retur Pembelian
668.351.500
668.351.500
668.351.500
7.236.322.866
7.236.322.866
7.236.322.866 -
-
7.904.674.366
7.904.674.366
7.904.674.366
534.681.200
534.681.200
534.681.200
7.369.933.166
7.369.933.166
7.369.933.166
701.748.779
701.748.779
701.748.779
293.400.000
293.400.000
293.400.000
32.840.000
32.840.000
32.840.000
Biaya THR
24.450.000
24.450.000
24.450.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
18.201.000
18.201.000
18.201.000
Biaya Pemeliharaan Gedung
15.892.000
15.892.000
15.892.000
Biaya Rumah Tangga Kantor
17.827.000
17.827.000
Biaya Perlengkapan Kantor
16.560.000
16.560.000
16.560.000
378.000
378.000
378.000
Biaya Listrik dan Air
10.544.281
10.544.281
Biaya Telepon
22.236.881
22.236.881
Barang Tersedia Untuk Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Perusahaan
Biaya-Biaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji Biaya Parkir, Tol, Bensin
Biaya Cetak dan Fotocopy
Biaya Lain-Lain Total Biaya Adm dan Umum
10.852.000
6.975.000
10.544.281 600.000
21.636.881
-
-
484.028.363
452.329.162
440.877.162
1.799.526
1.799.526
1.799.526
41.228.277
41.228.277
41.228.277
31.699.201
31.699.201
Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor Biaya Peny. Kendaraan
Biaya Peny. Mesin
31.922.576
31.922.576
31.922.576
74.950.379
74.950.379
74.950.379
Total Biaya
558.978.742
527.279.541
515.827.541
Laba (Rugi) Usaha
142.770.037
174.469.238
185.921.238
-
-
Total Biaya Penyusutan
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain : Pendapatan Bunga Jasa Giro
309.959
309.959
Pendapatan Selisih Pembayaran
422.016
422.016
422.016
Total Pendapatan Lain-Lain
731.975
422.016
422.016
Biaya Adm Bank
1.126.587
1.126.587
1.126.587
Biaya Selisih Pembayaran
1.391.903
1.391.903
1.391.903
-
-
Biaya Lain-Lain :
Biaya Pajak
-
Total Biaya Lain-Lain
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
2.518.490
2.518.490
2.518.490
(1.786.515)
(2.096.474)
(2.096.474)
140.983.522
172.372.764
183.824.764
Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2010 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya) berdasarkan SPT Masa PPN yang dilaporkan oleh PT JP. Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih. Daftar Penjualan dan PPN 2010 Bulan
Penjualan (Rp)
PPN (Rp)
Jan
1.201.900.854
120.190.085
Feb
699.263.210
69.926.321
Mar
649.039.432
64.903.943
Apr
550.761.420
55.076.142
Mei
484.091.190
48.409.119
Jun
896.987.740
89.698.774
Jul
686.559.370
68.655.937
Ags
883.317.945
88.331.795
Sep
445.642.026
44.564.203
Okt
425.261.895
42.526.190
Nov
446.314.190
44.631.419
Des
702.674.673
70.267.467
8.071.741.945
807.174.195
Sumber : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API yang menyangkut pada pengkreditan PPh pasal 22. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi
pelaporannya
sudah
berdasarkan
Undang-Undang
Pajak
Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 4. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan seperti perjalanan menemui pelanggan, perjalanan pembelian keperluan kantor dan perjalanan pengiriman barang kepada pelanggan yang menggunakan kendaraan operasional kantor. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 4 tentang biaya perjalanan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka tidak perlu di lakukan koreksi pada biaya parkir, tol, dan bensin.
5. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 6. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 7. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk perbaikan gedung yang rusak yakni bagian atap. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pihak lain yang ahli di bidang perbaikan bangunan. Atas biaya pemeliharaan gedung tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 8. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Tidak perlu melakukan koreksi untuk biaya ini karena merupakan
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang ada dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Namun ternyata terdapat biaya untuk membeli obat dan pengobatan untuk karyawan yang sakit, dalam hal ini perlu dikoreksi positif sebesar Rp10.852.000,- karena biaya pengobatan ini termasuk dalam golongan natura yang disebutkan dalam Undang-Undang PPh pasal 9 ayat 1 huruf e yang tidak boleh dibiayakan, sehingga timbul koreksi positif. 9. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini. 10. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 11. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk
biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 12. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp1.200.000,- untuk pimpinan. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50%. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp600.000,13. Biaya Lain-lain Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya dari transaksi yang tidak terdapat daftar nominatifnya. Biaya lain-lain ini merupakan biaya promosi yang tidak terdapat daftar nominatifnya sehingga harus dikoreksi seluruhnya karena tidak memiliki bukti pendukung atas dikeluarkannya biaya tersebut. Sehingga biaya tersebut di anggap tidak ada. 14. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Dalam perhitungannya sudah sesuais sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Daftar Penyusutan 2010 (dalam rupiah) Aktiva Inventaris Kantor
Total Penyusutan 1.799.526
Kendaraan
41.228.274
Mesin
31.922.576
Total Penyusutan
74.950.377
Sumber : Penyusutan PT JP
15. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga PRK, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. 16. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi. 17. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif. 18. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2010 (dalam rupiah)
Laba Sebelum Pajak
Sebelum
Sesudah
Analisis
Analisis
172.372.764
Selisih
183.824.764
11.452.000
13.664.319,2
851.266,07
Fasilitas : 4.800.000.000 x 172.372.764 8.071.741.945 102.504.425 x 12,5%
12.813.053,13
4.800.000.000 x 183.824.764 8.071.741.945 109.314.553,6 x 12,5%
PPh Badan : 172.372.764 - 102.504.425 69.868.339 x 25%
17.467.084,75
183.824.764 – 109.314.553,6 74.510.210,4 x 25%
Pajak Terhutang
18.627.552,6
1.160.467,85
30.280.137,88
32.291.871,8
2.011.733,92
6.966.973,88
8.978.707,8
2.011.733,92
Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = (22.989.600) PPh Pasal 22 = (
323.564)
PPh Pasal 29
Sumber : Analisis Penulis Dari hasil koreksi pada tahun 2010 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2010 PT JP memperoleh laba bersih sebelum
pajak
sebesar
Rp172.372.764
dengan
pajak
terhutang
sebesar
Rp30.280.137,88 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp183.824.764 dengan pajak terhutang sebesar Rp32.291.871,8 sehingga terjadi selisih sebesar Rp2.011.733,92 Laporan Laba Rugi PT JP 2011 ( dalam rupiah ) Keterangan
Komersial
Koreksi
Fiskal
Koreksi
Fiskal
PT JP
PT JP
Penulis
Penulis
Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang
6.037.072.005
6.037.072.005
6.037.072.005
Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Retur Pembelian Barang Tersedia Untuk Dijual
534.681.200
534.681.200
534.681.200
5.329.857.545
5.329.857.545
5.329.857.545
-
-
-
5.864.538.745
5.864.538.745
5.864.538.745
582.818.700
582.818.700
582.818.700
5.281.720.045
5.281.720.045
5.281.720.045
755.351.960
755.351.960
755.351.960
Biaya Gaji
272.400.000
272.400.000
272.400.000
Biaya THR
32.850.000
32.850.000
Biaya Keamanan dan Kebersihan
7.200.000
7.200.000
Biaya Sewa
60.000.000
60.000.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
15.810.000
15.810.000
Biaya Rumah Tangga Kantor
5.580.548
5.580.548
Biaya Perlengkapan Kantor
9.754.371
9.754.371
9.754.371
855.678
855.678
855.678
Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Usaha
Biaya-Biaya Operasi : Biaya Adm dan Umum :
Biaya Cetak dan Fotocopy
32.850.000 600.000
6.600.000 60.000.000 15.810.000
1.238.000
4.342.548
8.627.433
Biaya Listrik dan Air
8.627.433
8.627.433
Biaya Telepon
21.632.089
21.632.089
677.993
677.993
677.993
25.200.000
25.200.000
25.200.000
Biaya Pos dan Materai Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas
600.000
21.032.089
3.937.931
3.937.931
3.937.931
455.526.043
455.526.043
453.088.043
4.566.196
4.566.196
4.566.196
Biaya Peny. Kendaraan
40.415.682
40.415.682
40.415.682
Biaya Peny. Mesin
31.922.576
31.922.576
31.922.576
Total Biaya Penyusutan
76.904.454
76.904.454
76.904.454
Total Biaya
532.430.497
532.430.497
529.992.497
Laba (Rugi) Usaha
222.921.463
222.921.463
225.359.463
Biaya Alat Tulis Kantor Total Biaya Adm dan Umum
Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain : 603.536
Pendapatan Bunga Jasa Giro
603.536
-
-
Pendapatan Selisih Pembayaran
28.451
28.451
28.451
Total Pendapatan Lain-Lain
631.987
28.451
28.451
1.305.000
1.305.000
1.305.000
675.779
675.779
675.779
Biaya Lain-Lain : Biaya Adm Bank Biaya Selisih Pembayaran
125.701
Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Total Biaya Lain-Lain
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
2.106.480
125.701
-
-
1.980.779
1.980.779
(1.474.493)
(1.952.328)
(1.952.328)
221.446.970
220.969.135
223.407.135
Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2011 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya). Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih.
Daftar Penjualan dan PPN 2011 Bulan
Penjualan (Rp)
PPN (Rp)
Jan
664.471.420
66.447.142
Feb
517.904.775
51.790.478
Mar
537.501.250
53.750.125
Apr
686.846.100
68.684.610
Mei
430.457.134
43.045.713
Jun
482.017.654
48.201.765
Jul
451.384.944
45.138.494
Ags
440.394.724
44.039.472
Sep
466.312.090
46.631.209
Okt
373.210.442
37.321.044
Nov
327.159.877
32.715.988
Des
659.411.595
65.941.160
6.037.072.005
603.707.201
Sember : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi
pelaporannya
sudah
berdasarkan
Undang-Undang
Pajak
Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang.
4. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 5. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. Sebesar Rp600.000,- harus dikoreksi karena tidak terdapat bukti transaksi sehingga tidak semua termasuk ke dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1. Dan harus melakukan koreksi positif sebesar Rp600.000,- tersebut. 6. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. Dalam biaya ini perusahaan hanya memasukan nilai pokok belum termasuk bunga 10% sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Biaya sewa merupakan pajak final pada Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) 7. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.
8. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Namun ternyata perusahaan memasukan biaya untuk membiayakan karyawan yang sakit kedalam biaya rumah tangga kantor ini sebesar RP1.238.000,- angka tersebut termasuk dalam golongan natura yang perusahaan telah keluarkan sehingga harus melakukan koreksi positif pada angka tersebut. Sehingga tidak semua angka masuk dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Ada natura di dalamnya yang termasuk dalam pasal 9 ayat 1 huruf e yang harus dkoreksi. 9. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini. 10. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.
11. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang dapat di kurangkan dari penghasilan bruto karena merupakan biaya untuk mendapat, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 12. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp1.200.000,- untuk pimpinan yang diberikan rutin tiap tahunnya. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50% karena termasuk dalam golongan natura. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp600.000,13. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian materai dalam pengiriman surat dan barang dagang sehubungan dengan operasional perusahaan. Biaya pos dan materai tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan
kegiatan
usaha
dalam
Undang-Undang
Pajak
Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1. 14. Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perususahaan kepada karyawan. Pada dasarnya biaya gaji dan upah tidak perlu dikoreksi berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 15. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Pada biaya alat tulis kantor
ini perusahaan tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya untuk kegiatan usaha perusahaan seperti yang disebutkan pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1. 16. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Daftar Penyusutan 2011 (dalam rupiah) Aktiva
Total Penyusutan
Inventaris Kantor
4.566.196
Kendaraan
40.415.680
Mesin
31.922.576
Total Penyusutan
76.904.452
Sumber : Penyusutan PT JP 17. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga PRK, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. 18. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini. 19. Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Biaya Pajak Bunga Jasa Giro merupakan biaya bunga jasa giro bank yang merupakan
pajak
bersifat
final
berdasarkan
Undang-Undang
Pajak
Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi positif. 20. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif. 21. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2011 (dalam rupiah)
Laba Sebelum Pajak
Sebelum
Sesudah
Analisis
Analisis
220.969.135
223.407.135
2.438.000
22.203.525,3
242.302,89
11.444.733,15
124.894,22
33.281.061,34
33.648.258,45
367.197,11
3.494.113,34
3.861.310,45
367.197,11
Selisih
Fasilitas : 4.800.000.000 x 220.969.135 6.037.072.005 175.689.779,3 x 12,5%
21.961.222,41
4.800.000.000 x 223.407.135 6.037.072.005 177.628.202,4 x 12,5%
PPh Badan : 220.969.135 - 175.689.779,3 45.279.355,7 x 25%
11.319.838,93
223.407.135 - 177.628.202,4 45.778.932,6 x 25%
Pajak Terhutang Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = (29.586.930) PPh Pasal 22 = (
200.018)
PPh Pasal 29
Sumber : Analisis Penulis
Dari hasil koreksi pada tahun 2011 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2011 PT JP memperoleh laba bersih sebelum
pajak
sebesar
Rp221.446.971
dengan
pajak
terhutang
sebesar
Rp33.281.061,34 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp223.407.135 dengan pajak terhutang sebesar Rp33.648.258,45 sehingga terjadi selisih sebesar Rp367.197,11 Laporan Laba Rugi PT JP 2012 ( dalam rupiah ) Keterangan
Komersial
Koreksi
Fiskal
Koreksi
Fiskal
PT JP
PT JP
Penulis
Penulis
Penjualan Bersih : 7.382.534.116
7.382.534.116
7.382.534.116
582.818.700
582.818.700
582.818.700
Pembelian
6.263.420.840
6.263.420.840
6.263.420.840
Persediaan Akhir
(740.179.749)
(740.179.749)
(740.179.749)
Persediaan yang terpakai
6.106.059.791
6.106.059.791
6.106.059.791
Biaya Bahan Pembantu
50.524.400
50.524.400
582.818.700
Biaya Perbaikan & Perawatan Mesin
14.455.500
14.455.500
14.455.500
Biaya Perlengkapan Pabrik
Penjualan Barang Dagang Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal
Biaya Produksi :
29.738.260
29.738.260
29.738.260
Biaya Sewa Forklift
4.200.000
4.200.000
4.200.000
Total Biaya Produksi
98.918.160
98.918.160
98.918.160
Harga Pokok Penjualan
6.204.977.951
6.204.977.951
6.204.977.951
Laba Rugi Kotor Usaha
1.177.556.165
1.177.556.165
1.177.556.165
Biaya Gaji
488.600.000
488.600.000
488.600.000
Biaya THR
25.050.000
25.050.000
25.050.000
Biaya-Biaya Operasi : Biaya Adm dan Umum :
122.035.000
122.035.000
122.035.000
Biaya Keamanan dan Kebersihan
7.200.000
7.200.000
7.200.000
Biaya Sewa
60.000.000
60.000.000
60.000.000
Biaya Parkir, Tol dan Bensin
Pemeliharaan Gedung
9.806.500
9.806.500
9.806.500
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
20.443.400
20.443.400
20.443.400
Biaya Rumah Tangga Kantor
21.867.000
21.867.000
Biaya Perlengkapan Kantor
51.426.900
51.426.900
51.426.900
Biaya Cetak dan Fotocopy
19.846.800
19.846.800
19.846.800
Biaya Listrik dan Air
29.467.900
29.467.900
29.467.900
Biaya Telepon Biaya Pos dan Materai
12.705.900 13.011.000
12.705.900 13.011.000
568.000
600.000
21.299.000
12.105.900 13.011.000
Biaya Sumbangan
15.545.000
15.545.000
-
-
5.768.000
5.768.000
5.768.000
14.910.900
14.910.900
14.910.900
Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Makan
9.806.500
9.806.500
9.806.500
Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas
1.550.000
Biaya Jasa Profesional
1.550.000
1.550.000
-
1.550.000
929.040.800
911.945.800
912.327.800
Biaya Peny. Inventaris Kantor
7.795.133
7.795.133
7.795.133
Biaya Peny. Kendaraan
28.900.133
28.900.133
Biaya Peny. Mesin
20.424.201
20.424.201
20.424.201
Total Biaya Penyusutan
57.119.467
57.119.467
58.994.467
Total Biaya
986.160.267
969.065.267
971.322.267
Laba (Rugi) Usaha
191.395.898
208.490.898
206.233.898
-
-
709.949
709.949
Total Biaya Adm dan Umum
Biaya Penyusutan :
1.875.000
30.775.133
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain : Pendapatan Bunga Jasa Giro
710.253
Pendapatan Selisih Pembayaran
709.949
710.253
1.420.202
709.949
709.949
Biaya Adm Bank
810.500
810.500
810.500
Biaya Selisih Pembayaran
11.000
11.000
11.000
Biaya Pajak Bunga Jasa Giro
-
-
-
Total Pendapatan Lain-Lain
Biaya Lain-Lain :
821.500
821.500
821.500
598.702
(111.551)
(111.551)
191.994.600
208.379.347
206.122.347
Total Biaya Lain-Lain
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2012 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya). Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih.
Daftar Penjualan dan PPN 2012 Bulan
Penjualan (Rp)
PPN (Rp)
Jan
1.064.314.360
106.431.436
Feb
901.966.500
90.196.650
Mar
530.385.424
53.038.542
Apr
569.810.750
56.981.075
Mei
428.023.646
42.802.365
Jun
441.204.462
44.120.446
Jul
342.346.895
34.234.690
Ags
256.524.812
25.652.481
Sep
392.136.025
39.213.603
Okt
594.821.411
59.482.141
Nov
812.376.131
81.237.613
Des
1.048.623.700
104.862.370
7.382.534.116
738.253.412
Sember : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Bahan Pembantu Biaya Bahan Pembantu merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli segala bahan pembantu yang dibutuhkan karyawan dalam produksi barang dipabrik. Tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini karena termasuk dalam kategori biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dala Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1.
4. Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik merupakan untuk service segala mesin dipabrik dengan menggunakan jasa lain. Dalam hal ini terdapat Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 5. Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Perlengkapan Pabrik merupakan biaya untuk membeli segala kebutuhan di pabrik seperti tang, meja dan sebagainya. Hal ini merupakan biaya yang masuk dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1 tentang biaya yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi. 6. Biaya Sewa Forklift Biaya Sewa Forklift merupakan biaya untuk menyewa kendaraan roda empat yang digunakan untuk memindahkan barang besar dari satu tempat ketempat yang lain yang jaraknya tidak begitu jauh. Sewa kendaraan ini tidak perlu dikalukan koreksi karena merupakan sewa untuk kegiatan usaha. Seperti disebutkan dalam Pasal 6 ayat 1 huruf 3. 7. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi
pelaporannya
sudah
berdasarkan
Undang-Undang
Pajak
Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 8. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan
upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 9. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan seperti perjalanan menemui pelanggan, perjalanan pembelian keperluan kantor dan perjalanan pengiriman barang kepada pelanggan yang menggunakan kendaraan operasional kantor. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 4 tentang biaya perjalanan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka tidak perlu di lakukan koreksi pada biaya parkir, tol, dan bensin. 10. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. Biaya ini tergolong dalam 3M pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6. 11. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. Dalam biaya ini perusahaan hanya memasukan nilai pokok belum termasuk bunga 10% sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Biaya sewa merupakan pajak final pada Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) 12. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk perbaikan gedung yang rusak yakni bagian atap. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pihak lain yang ahli di bidang perbaikan bangunan. Atas biaya pemeliharaan gedung tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.
13. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 14. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Namun ternyata perusahaan memasukan biaya obat-obatan untuk karyawan kedalam biaya rumah tangga kantor ini sebesar RP568.000,- angka tersebut termasuk dalam golongan natura yang perusahaan telah keluarkan sehingga harus melakukan koreksi positif pada angka tersebut. Sehingga tidak semua angka masuk dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Ada natura di dalamnya yang termasuk dalam pasal 9 ayat 1 huruf e yang harus dkoreksi. 15. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini.
16. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 17. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang dapat di kurangkan dari penghasilan bruto karena merupakan biaya untuk mendapat, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 18. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp1.200.000,- untuk pimpinan yang diberikan rutin tiap tahunnya. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50% karena termasuk dalam golongan natura. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp600.000,19. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian materai dalam pengiriman surat dan barang dagang sehubungan dengan operasional perusahaan. Biaya pos dan materai tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berhubungan
dengan
kegiatan
usaha
dalam
Undang-Undang
Pajak
Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1. 20. Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perususahaan kepada karyawan. Pada dasarnya biaya gaji dan upah tidak perlu dikoreksi berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 21. Biaya Sumbangan Biaya Sumbangan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sumbangan kepada RT/RW setempat yang sedang mengadakan acara dan sumbangan kepada para duafa, sumbangan ini merupakan biaya yang tidak boleh dibiayakan karena tidak termasuk yang disebutkan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat 1 huruf i, j, l atau m. 22. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Pada biaya alat tulis kantor ini perusahaan tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya untuk kegiatan usaha perusahaan seperti yang disebutkan pada Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1. 23. Biaya Makan Biaya Makan merupakan biaya makan untuk seluruh karyawan yang diberikan oleh perusahaan. Biaya makan ini tidak perlu dikoreksi karena jelas disebutkan pada pasal 9 ayat 1 huruf e. Biaya makan ini merupakan biaya yang dikecualikan dari kelompok kenikmatan atau natura. 24. Biaya Jasa Profesional Biaya Jasa Profesional ini merupakan biaya untuk jasa konsultan pajak yang membantu bagian keuangan dalam hal perpajakan untuk kepentingan perusahaan. Untuk biaya jasa konsultan ini tidak perlu dikoreksi karena perusahaan sudah memotong PPh 23 atas jasa profesional.
25. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Namun setelah penulis melakukan penghitungan ulang pada aktiva, terjadi salah perhitungan masa manfaat yakni pada aktiva kendaraan bermotor. Sehinga harus dilakukan koreksi positif pada biaya penyusutan kendaraan sebesar Rp1.875.000,Daftar Penyusutan 2012 (dalam rupiah) Total Penyusutan
Total Penyusutan
PT JP
Penulis
7.795.133
7.795.133
Kendaraan
28.900.133
30.775.133
Mesin
20.424.201
20.424.201
STotal Penyusutan
57.119.467
58.994.467
Aktiva Inventaris Kantor
Sumber : Analisis Penulis 26. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 8. 27. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini.
28. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif sebesar Rp710.253,29. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2012 (dalam rupiah)
Laba Sebelum Pajak
Sebelum
Sesudah
Analisis
Analisis
208.379.347
206.122.347
2.257.000
16.752.162,1
183.432,95
18.026.262,55
197.384,1
Selisih
Fasilitas : 4.800.000.000 x 208.379.347 7.382.534.116 135.484.760,4 x 12,5%
16.935.595,05
4.800.000.000 x 206.122.347 7.382.534.116 134.017.296,8 x 12,5%
PPh Badan : 208.379.347 – 135.484.760,4 72.894.586,6 x 25%
18.223.646,65
206.122.347 – 134.017.296,8 72.105.050,2 x 25%
Pajak Terhutang
35.159.241,7
34.778.424,65
380.817,05
2.842.131,7
2.461.314,65
380.817,05
Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = (32.302.110) PPh Pasal 23 = (
15.000)
PPh Pasal 29
Sumber : Analisis Penulis Dari hasil koreksi pada tahun 2012 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2012 PT JP memperoleh laba bersih
sebelum
pajak
sebesar
Rp208.379.347
dengan
pajak
terhutang
sebesar
Rp35.159.241,7 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp206.122.347 dengan pajak terhutang sebesar Rp34.778.424,65 sehingga terjadi selisih sebesar Rp380.817,05 Setelah melakukan pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, lalu melakukan perbandingan metode penyusutan garis lurus dengan metode penyusutan saldo menurun ganda, dan analisis biaya dan pendapatan pada rekonsiliasi fiskal. Langkah terakhir penulis akan membuat perencanaan pajak pada hasil rekonsiliasi fiskal yang telah dibuat oleh penulis. Perencanaan Pajak tahun 2010, 2011, dan 2012 Perencanaan Pajak merupakan cara meminimalkan beban pajak yang dapat dilakukan oleh wajib pajak tanpa harus melanggar Undang-Undang dengan memanfaatkan peraturan yang masih abu-abu. Berikut perencanaan pajak yang dibuat oleh penulis. Perencanaan Pajak 2010 ( dalam rupiah )
Keterangan
Fiskal
Perencanaan Pajak
Setelah Perencanaan Pajak
Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang
8.071.741.945
8.071.741.945
Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Retur Pembelian
668.351.500
668.351.500
7.236.322.866
7.236.322.866 -
7.904.674.366
7.904.674.366
534.681.200
534.681.200
7.369.933.166
7.369.933.166
701.748.779
701.748.779
293.400.000
293.400.000
Biaya Parkir, Tol, Bensin
32.840.000
32.840.000
Biaya THR
24.450.000
24.450.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
18.201.000
371.449
18.572.449
Biaya Pemeliharaan Gedung
15.892.000
324.327
16.216.327
Barang Tersedia Untuk Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Perusahaan
Biaya-Biaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji
Biaya Rumah Tangga Kantor
6.975.000
10.852.000
17.827.000
Biaya Perlengkapan Kantor
16.560.000
337.959
16.897.959
378.000
7.714
385.714
Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Listrik dan Air
10.544.281
Biaya Telepon
21.636.881 -
Biaya Lain-Lain
10.544.281 21.636.881 31.699.201
31.699.201
440.877.162
484.469.812
1.799.526
1.799.526
Biaya Peny. Kendaraan
41.228.277
41.228.277
Biaya Peny. Mesin
31.922.576
31.922.576
Total Biaya Penyusutan
74.950.379
74.950.379
Total Biaya
515.827.541
559.420.191
Laba (Rugi) Usaha
185.921.238
142.328.588
Total Biaya Adm dan Umum
Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain : -
-
Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Selisih Pembayaran
422.016
422.016
Total Pendapatan Lain-Lain
422.016
422.016
Biaya Adm Bank
1.126.587
1.126.587
Biaya Selisih Pembayaran
1.391.903
1.391.903
-
-
Biaya Lain-Lain :
Biaya Pajak Total Biaya Lain-Lain
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
2.518.490
2.518.490
(2.096.474)
(2.096.474)
183.824.764
140.232.114
Sumber : Analisis Penulis Perencanaan Pajak 2011 ( dalam rupiah )
Keterangan
Fiskal
Perencanaan Pajak
Setelah Perencanaan Pajak
Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang
6.037.072.005
6.037.072.005
534.681.200
534.681.200
5.329.857.545
5.329.857.545
Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Retur Pembelian Barang Tersedia Untuk Dijual
5.864.538.745
5.864.538.745
582.818.700
582.818.700
5.281.720.045
5.281.720.045
755.351.960
755.351.960
Biaya Gaji
272.400.000
272.400.000
Biaya THR
32.850.000
Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Usaha
Biaya-Biaya Operasi : Biaya Adm dan Umum :
Biaya Keamanan dan Kebersihan
6.600.000
Biaya Sewa
60.000.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
32.850.000 600.000
7.200.000 60.000.000
15.810.000
322.653
16.132.653
Biaya Rumah Tangga Kantor
4.342.548
1.238.000
5.580.548
Biaya Perlengkapan Kantor
9.754.371
199.069
9.953.440
855.678
17.463
Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Listrik dan Air Biaya Telepon Biaya Pos dan Materai Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas Biaya Alat Tulis Kantor Total Biaya Adm dan Umum
873.141
8.627.433
8.627.433
21.032.089
21.032.089
677.993
677.993
25.200.000
25.200.000
3.937.931
3.937.931
453.088.043
464.465.228
Biaya Penyusutan : 4.566.196
4.566.196
Biaya Peny. Kendaraan
40.415.682
40.415.682
Biaya Peny. Mesin
31.922.576
31.922.576
Biaya Peny. Inventaris Kantor
Total Biaya Penyusutan
76.904.454
76.904.454
Total Biaya
529.992.497
541.369.682
Laba (Rugi) Usaha
225.359.463
213.982.278
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain : Pendapatan Bunga Jasa Giro
-
Pendapatan Selisih Pembayaran
28.451
28.451
Total Pendapatan Lain-Lain
28.451
28.451
1.305.000
1.305.000
675.779
675.779
-
Biaya Lain-Lain : Biaya Adm Bank Biaya Selisih Pembayaran Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Total Biaya Lain-Lain
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
Sumber : Analisis Penulis
-
-
1.980.779
1.980.779
(1.952.328)
(1.952.328)
223.407.135
212.029.950
Perencanaan Pajak 2012 ( dalam rupiah )
Keterangan
Fiskal
Perencanaan Pajak
Setelah Perencanaan Pajak
Penjualan Bersih : 7.382.534.116
7.382.534.116
582.818.700
582.818.700
Pembelian
6.263.420.840
6.263.420.840
Persediaan Akhir
(740.179.749)
(740.179.749)
Persediaan yang terpakai
6.106.059.791
6.106.059.791
Penjualan Barang Dagang Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal
Biaya Produksi : Biaya Bahan Pembantu
50.524.400
Biaya Perbaikan & Perawatan Mesin
14.455.500
Biaya Perlengkapan Pabrik
29.738.260
Biaya Sewa Forklift
4.200.000
50.524.400 295.010
14.750.510 29.738.260
105.000
4.305.000
98.918.160
99.318.170
Harga Pokok Penjualan
6.204.977.951
6.205.377.961
Laba Rugi Kotor Usaha
1.177.556.165
1.177.156.155
Biaya Gaji
488.600.000
488.600.000
Biaya THR
25.050.000
25.050.000
Total Biaya Produksi
Biaya-Biaya Operasi : Biaya Adm dan Umum :
122.035.000
122.035.000
Biaya Keamanan dan Kebersihan
7.200.000
7.200.000
Biaya Sewa
60.000.000
60.000.000
Biaya Parkir, Tol dan Bensin
Biaya Pemeliharaan Gedung
9.806.500
200.133
10.006.633
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
20.443.400
417.212
20.860.612
Biaya Rumah Tangga Kantor
21.299.000
568.000
21.867.000
Biaya Perlengkapan Kantor
51.426.900
1.049529
52.476.429
Biaya Cetak dan Fotocopy
19.846.800
405.037
20.251.837
Biaya Listrik dan Air
29.467.900
29.467.900
Biaya Telepon
12.105.900
12.105.900
Biaya Pos dan Materai
13.011.000
13.011.000
9.806.500
9.806.500
Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas Biaya Sumbangan Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Lain-Lain Biaya Jasa Profesional Total Biaya Adm dan Umum
-
-
5.768.000
5.768.000
14.910.900
14.910.900 1.550.000 912.327.800
31.633
1.581.633 914.999.344
Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor
7.795.133
7.795.133
Biaya Peny. Kendaraan
30.775.133
30.775.133
Biaya Peny. Mesin
20.424.201
20.424.201
58.994.467
58.994.467
Total Biaya
971.322.267
973.993.811
Laba (Rugi) Usaha
206.233.898
203.162.344
Total Biaya Penyusutan
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain : Pendapatan Lain-Lain : Pendapatan Bunga Jasa Giro
-
-
Pendapatan Selisih Pembayaran
709.949
709.949
Total Pendapatan Lain-Lain
709.949
709.949
810.500
810.500
Biaya Lain-Lain : Biaya Adm Bank Biaya Selisih Pembayaran
11.000
11.000
Biaya Pajak Bunga Jasa Giro
-
-
Total Biaya Lain-Lain
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
821.500
821.500
(111.551)
(111.551)
206.122.347
203.050.793
Sumber : Analisis Penulis 1. Pada biaya rumah tangga kantor perusahaan memasukan biaya pembelian obat dan pengobatan untuk karyawan, biaya itu termasuk dalam golongan natura. Untuk melakukan perencanaan pajak penulis membuat biaya pengobatan sebagai biaya premi asuransi agar dapat dibiayakan berdasarkan. 2. Pada biaya lain-lain dan biaya keamanan dan kebersihan merupakan biaya yang tidak terdapat daftar nominatifnya sehingga tidak jelas atas pengeluaran tersebut. Untuk melakukan perencanaan pajak penulis membuat daftar nominatifnya dalam transaksi tersebut agar jelas dan pasti sehingga biaya tersebut dapat dibiayakan. 3. Pada biaya pemeliharaan kendaraan, biaya pemeliharaan gedung, biaya perlengkapan kantor, biaya cetak dan fotocopy, biaya perbaikan dan perawatan mesin, biaya sewa forklift merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain, dalam hal ini perusahaan memotong pph23 sebesar 2% kepada pihak penyedia jasa dan pihak penyedia jasa menyetujui pemotongan pph 23 atas jasa yang diberikan. Penulis menemukan bahwa pencatatan semua biaya perbaikan dan perawatan dicatat
oleh perusaaan sebesar jumlah yang dibayarkan ke pihak penyedia jasa. Bukan sesuai dengan angka yang tertera di bukti invoice yang diterima. Oleh karena itu, tax planning yang bisa diterapkan atas biaya perbaikan dan perawatan mesin ini adalah dengan melakukan
koreksi negatif biaya
perbaikan dan perawatan mesin. Koreksi negatif ini bertujuan untuk mencatat biaya perbaikan dan perawatan secara penuh sesuai dengan invoice.
Perencanaan Pajak Menggunakan Metode Gross Up ( dalam rupiah ) Metode Gross up
Sebelum Evaluasi
Evaluasi
Setelah Evaluasi
Biaya Pemeliharaan Kendaraan 2% x 18.201.000 / 0.98
18.201.000
371.449
18.572.449
2% x 15.810.000 / 0.98
15.810.000
322.653
16.132.653
417.212
20.860.612
2% x 20.443.400 / 0.98
20.443.400
Biaya Pemeliharaan Gedung 2% x 15.892.000 / 0.98
15.892.000
324.327
16.216.327
2% x 9.806.500 / 0.98
9.806.500
200.133
10.006.633
2% x 16.560.000 / 0.98
16.560.000
337.959
16.897.959
2% x 9.754.371 / 0.98
9.754.371
199.069
9.953.440
Biaya Perlengkapan Kantor
2% x 51.426.900 /0.98
51.426.900
1.049529
52.476.429
Biaya Cetak dan Fotocopy 2% x 378.000 / 0.98
378.000
7.714
2% x 855.678 / 0.98
855.678
17.463
2% x 19.846.800 . 0.98
385.714 873.141
19.846.800
405.037
20.251.837
14.455.500
295.010
14.750.510
4.200.000
105.000
4.305.000
Biaya Perbaikan & Perawatan Mesin 2% x 14.455.500 / 0.98
Biaya Sewa Forklip 2% x 4.200.000 / 0.80
Biaya Jasa Profesional 2% x 1.550.000 / 0.98
1.550.000
31.633
1.581.633
Pajak Terhutang Setelah dan Sebelum Perencanaan Pajak Pajak Terhutang Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak 2010 (dalam rupiah) Sebelum
Sesudah
Perencanaan Perancanaan Pajak Laba Sebelum Pajak
183.824.764
Selisih
Pajak 140.232.114
43.592.650
10.423.929,43
3.240.389,77
14.210.169,64
4.417.382,96
24.634.099,07
7.657.772,73
Fasilitas : 4.800.000.000 x 183.824.764 8.071.741.945 13.664.319,2
109.314.553,6 x 12,5%
4.800.000.000 x 140.232.114 8.071.741.945 83.391.435,43 x 12,5%
PPh Badan : 183.824.764 – 109.314.553,6 18.627.552,6
74.510.210,4 x 25%
140.232.114 – 83.391.435,43 56.840.678,57 x 25%
Pajak Terhutang
32.291.871,8
Sumber : Analisis Penulis Hasil dari pajak terhutang sebelum dan setelah Perencanaan Pajak pada tahun 2010 di atas, menurut analisis penulis terjadi selisi sebesar Rp7.657.772,73 Pajak Terhutang Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak 2011 (dalam rupiah) Sebelum
Sesudah
Perencanaan Perencanaan Pajak Laba Sebelum Pajak
223.407.135
Fasilitas : 4.800.000.000 x 223.407.135 6.037.072.005 22.203.525,3
Selisih
Pajak 212.029.950
11.377.185
177.628.202,4 x 12,5%
4.800.000.000 x 212.029.950 6.037.072.005 168.582.345,7 x 12,5%
21.072.793,22
1.130.732
10.861.901,08
582.832
31.934.694,3
1.713.564,15
PPh Badan : 11.444.733,15
223.407.135 - 177.628.202,4 45.778.932,6 x 25%
212.029.950 – 168.582.345,7 43.447.604,3 x 25%
Pajak Terhutang
33.648.258,45
Sumber : Analisis Penulis Hasil dari pajak terhutang sebelum dan setelah Perencanaan Pajak pada tahun 2011 di atas, menurut analisis penulis terjadi selisi sebesar Rp1.713.564,15 Pajak Terhutang Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak 2012 (dalam rupiah) Sebelum
Sesudah
Perencanaan Perencanaan Pajak Laba Sebelum Pajak
206.122.347
Selisih
Pajak 203.050.793
3.071.554
16.502.527,98
249.634,12
17.757.642,3
268.620,25
34.260.170,28
518.254,37
Fasilitas : 4.800.000.000 x 206.122.347 7.382.534.116 134.017.296,8 x 12,5%
16.752.162,1
4.800.000.000 x 202.105.793 7.382.534.116 131.405.800,7 x 12,5%
PPh Badan : 206.122.347 – 134.017.296,8 72.105.050,2 x 25%
18.026.262,55
202.137.426 – 131.405.800,7 70.731.625,3 x 25%
Pajak Terhutang
Sumber : Analisis Penulis
34.778.424,65
Hasil dari pajak terhutang sebelum dan setelah Perencanaan Pajak pada tahun 2012 di atas, menurut analisis penulis terjadi selisi sebesar Rp518.254,37
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara, penelitian, perhitungan dan penyesuaian atas laporan keuangan PT JP mulai tahun 2010, 2011 dan 2012 maka penulis mendapatkan simpulan sebagai berikut : a. Biaya yang boleh dan tidak boleh di biayakan berdasarkan peraturan pajak : 1. Penulis membuat analisis biaya dan pendapatan pada laporan laba rugi perusahaan, semua akun yang ada memiliki perincian namun ada beberapa akun yang tidak sesuai dengan pengakuan pajak tapi tetep dibiayakan sehingga harus dikoreksi. 2. Pada tahun 2010 PT JP harus melakukan koreksi positif sebagian pada biaya Rumah Tangga Kantor karena telah memasukan biaya pengobatan dan pembelian obat untuk karyawan yang hal itu merupakan natura. 3. 2010 PT JP juga harus melakukan koreksi positif pada biaya telepon karena memasukan biaya HP pada biaya telepon ini, yang seharusnya biaya HP ini harus dikoreksi 50% dari nilai keseluruhannya. 4. Pada tahun 2011 PT JP harus melakukan koreksi positif sebagian atas biaya keamanan dan kebersihan karena terdapat biaya keamanan dan kebersihan yang tidak terdapat daftar nominatif untuk membuktikan adanya pengeluaran yang rutin untuk 3M mendapat, menagih dan memelihara. 5. 2011 PT JP juga harus melakukan koreksi positif lagi pada biaya Rumah Tangga Kantor karena telah memasukan biaya pengobatan dan pembelian obat untuk karyawan yang hal itu merupakan natura. 6. 2011 PT JP juga harus melakukan koreksi positif kembali pada biaya telepon karena memasukan biaya HP pada biaya telepon ini, yang seharusnya biaya HP ini harus dikoreksi 50% dari nilai keseluruhannya.
7. Pada tahun 2012 PT JP harus melakukan koreksi
positif sebagian
kembali pada biaya Rumah Tangga Kantor karena telah memasukan biaya pengobatan dan pembelian obat untuk karyawan yang hal itu merupakan natura. 8. 2012 PT JP juga harus melakukan koreksi positif kembali pada biaya telepon karena memasukan biaya HP pada biaya telepon ini, yang seharusnya biaya HP ini harus dikoreksi 50% dari nilai keseluruhannya. 9. 2012 PT JP harus mengoreksi negatif biaya jasa profesional, karena jasa profesiaonal merupakan jasa yang boleh dibiayakan. 10. 2012 pada biaya penyusutan kendaraan PT JP juga harus melakukan koreksi negatif karena telah melakukan kesalahan perhitungan tahun dalam melakukan penyusutan. b. Pengaruh rekonsiliasi fiskal pada laporan keuangan komersial : 1. Penulis membuat analisis dari hasil rekonsiliasi fiskal yang dibuat berdasarkan
pendapatan
dan
biaya
yang
dikoreksi
mayoritas
mempengaruhi total pajak terhutang yang menjadi lebih besar dibandingkan laporan keuangan komersial. 2. Dari hasil rekonsiliasi fiskal oleh penulis pada tahun 2010, mengalami selisih sebesar Rp2.011.733,92 lebih besar penulis dibanding hasil analisis PT JP pada pajak terhutang. 3. Dari hasil rekonsiliasi fiskal oleh penulis pada tahun 2011, mengalami selisih sebesar Rp367.197,11 lebih besar penulis dibanding hasil analisis PT JP pada pajak terhutang. 4. Dari hasil rekonsiliasi fiskal pada tahun 2012, mengalami selisih sebesar Rp380.817,05 lebih besar PT JP dibanding analisis penulis pada pajak terhutang. c. Metode yang efektif untuk melakukan perencanaan pajak : 1. Upaya pertama dalam Perencanaan perpajakan yang dilakukan PT JP penulis melakukan Pengujian Kepatuhan Perpajakan dalam penyetoran dan pelaporan SPT Badan dan apa yang dilakukan PT JP sudah baik karena menyetor dan melapor tepat pada waktunya sehingga mengindari sanksi denda yang dapat mengakibatkan pemborosan pengeluaran. 2. Hal kedua dalam Perencanaan Pajak penulis menguji perbandingan metode penyusutan yang diperbolehkan dalam perhitungan pajak yaitu
metode garis lurus dan saldo menurun ganda, yang dilakukan PT JP dengan menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusustan aktivanya sudah sangat tepat karena menghasilkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode saldo menurun, sehingga perusahaan lebih bisa memaksimalkan biaya pajak yang berdampak pada beban pajak yang lebih kecil. 3. Yang terakhir penulis melakukan gross up pada pajak penghasilan yang bisa dipotong dari orang lain dan PT JP belum melakukan itu. d. Pengaruh perencanaan pajak terhadap beban pajak : 1. Perencanaan Pajak mampu mengurangi beban pajak yang di tanggung oleh perusahaan disetiap tahunnya, tanpa harus melanggar UndangUndang Perpajakan sehinga tidak timbul sangsi pajak. 2. Hasil dari pajak terhutang sebelum dan setelah Perencanaan Pajak pada tahun
2010,
dari
hasil
analisis
penulis
terjadi
selisi
sebesar
Rp7.657.772,73. 3. Hasil dari pajak terhutang sebelum dan setelah Perencanaan Pajak pada tahun
2011,
dari
hasil
analisis
penulis
terjadi
selisi
sebesar
Rp1.713.564,15. 4. Hasil dari pajak terhutang sebelum dan setelah Perencanaan Pajak pada tahun 2012, dari hasil analisis penulis terjadi selisi sebesar Rp518.254,37. Demikianlah kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT JP.
SARAN
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis memiliki saran yang semoga dapat bermanfaat bagi perusahaan. Berikut adalah saran dari penulis. 1. Dalam hal perencanaan pajak sebaiknya biaya seperti biaya rumah tangga kantor dilakukan perbaikan, agar tidak terjadi koreksi positif pada biaya tersebut. Penulis menyarankan perusahaan jika ingin memberikan fasilitas kesehatan lebih baik perusahaan membuat premi asuransi kesehatan untuk seluruh karyawan dan dihitung sebagai penghasilan wajib pajak tersebut agar biaya untuk hal pengobatan dapat dibiayakan.
2. Untuk biaya-biaya yang tidak terdapat daftar nominatifnya seperti biaya keamanan dan kebersihan dan biaya lain-lain, sebaiknya perusahaan membuatkan daftar nominatfnya agar biaya tersebut jelas dan dapat dibiayakan. 3. Perusahaan sebaiknya lebih teliti dalam menghitung tahun pada perhitungan penyusutan agar tidak terjadi kesalahan dalam membuat aktiva yang masih bisa disusutkan. Semakin banyak penyusutan semakin besar pula biaya yang dapat dibiayakan. 4. Perusahaan harus lebih teliti dalam pengakuan biaya yang diakui dalam pajak agar dapat lebih memperbesar biaya yang dapat dibiayakan dan meminimalkan koreksi positif pada biaya sehingga dapat meminimalkan beban pajak. 5. Dalam membuat perencanaan pajak perusahaan dapat menggunakan metode gross up pada biaya yang bersangkutan dengan pihak lain.
REFERENSI
Agoes, S., & Trisnawati, E. (2009). Akuntansi Perpajakan(Edisi 2). Jakarta: Salemba Empat Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. (2009). Pendidikan Pajak. Jakarta : Percetakan IPI. Ilyas, Wirawan B.& Burton, Richard.(2008). Hukum Pajak(Edisi 4). Jakarta:PenerbitSalemba Empat. Indira, Eva P., & Pusposari, Devy. (2011). Jurnal Perencanaan Pajak. http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/131. Diakses tanggal 5 Februari 2013 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 220/PJ./2002 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan Kendaraan Perusahaan Mardiasmo. (2009). Perpajakan (Edisi Revisi 2009). Jakarta: Andi Offset. Muljono,D. (2009). Tax Planning Menyiasati Pajak Dengan Bijak. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/PMK.03/2008 Tentang Jenis Jasa Lainnya Sebagaimana Dimaksud Pasal 23 Ayat 1 Huruf C Angka 2 Tentang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (PPh) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/PMK.03/2006 Tentang Persyaratan Sumbangan Serta Tata Cara Pendaftaran dan Pelaporan Oleh Penampung, Penyalur, dan atau Pengelola Sumbangan dalam Rangka Bantuan Kemanusiaan Bencana Alam Gempa Bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sebagian Provinsi Jawa Tengah Serta Gempa Bumi dan Tsunami di Pesisir Pantai Selatan Pulau Jawa. Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak(Edisi 5). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-35/PJ/2010 Tentang Pengertian Sewa Dan Penghasilan Lain Sehubungan Dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Dan Jasa Konsultan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat 1 Huruf C Undang-Undang Nnomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 27/pj.22/1986 Tentang Biaya "Entertainment" Dan Sejenisnya (Seri PPh Umum 18) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2008. Undang – Undang No 28/2007 Pasal 1 angka 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia(Edisi 10). Buku 1. Jakarta: PenerbitSalemba Empat.
RIWAYAT HIDUP
Diah Soleha lahir di Jakarta pada 2 Februari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada tahun 2013.