VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: motivation to learn, students, economic status.
ABSTRACT Education is one of the important needs in human life, with education a person has the opportunity to improve the level of social life, but has a higher education is not easy because it requires the desire, determination, ability and level of economic support is necessary because the costs were not a little, especially in college or university. Not everyone can continue their education up to university because of limited family-owned economy, but not a few individuals with a high willingness to learn that trying to get to get an education through college, although with limited family economy. This study aimed to find out is there any difference in student motivation to learn in terms of family economic status. Participants of this study are Gunadarma university students who are above level 1 and still active in the lecture. Sampling was conducted by using accidental sampling technique, while the technique of data using a questionnaire using Liker scale and the data were analyzed using one-way Anova test. The results showed that (Ha) is accepted with a significance level of 0.013, meaning that there are significant.
PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA
Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Abstrak Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan maka seseorang mempunyai kesempatan untuk memperbaiki tingkat sosial kehidupannya, namun memiliki pendidikan yang tinggi bukanlah hal yang mudah karena memerlukan keinginan, tekad, kemampuan dan tingkat ekonomi yang mendukung karena biaya yang diperlukan pun tidak sedikit, terutama di perguruan tinggi atau universitas. Tidak semua orang dapat melanjutkan pendidikan sampai universitas karena keterbatasan ekonomi yang dimiliki keluarganya, namun tidak sedikit pula individu dengan kemauan belajar tinggi yang berusaha agar dapat mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi walaupun dengan ekonomi keluarga yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar pada mahasiswa ditinjau dari status ekonomi keluarga. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa universitas Gunadarma yang berada di atas tingkat 1 dan masih aktif dalam perkuliahan. Pengambilan sampling ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik aksidental sampling, sedangkan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan uji Anava satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Ha) diterima dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013, artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar mahasiswa ditinjau dari status ekonomi keluarga. Berdasarkan perhitungan mean empirik dan mean hipotetik, tampak bahwa mahasiswa yang berstatus ekonomi keluarga yang rendah memiliki mean motivasi belajar yang lebih tinggi dari status ekonomi keluarga atas dan menengah, selain itu juga terdapat perbedaan mean motivasi belajar yang dilihat dari jenis kelamin dan usia Kata Kunci : Motivasi belajar, Mahasiswa, Status ekonomi.
Pendahuluan Latar Belakang Dalam proses sosialisasi saat ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena dengan pendidikan, individu dapat memiliki peran dan posisi tertentu. Proses pergerakan tingkat sosial pun dapat ditentukan melalui pendidikan, individu dapat memperbaiki tingkat sosialnya. Menyadari pentingnya pendidikan, maka setiap individu baik dari status ekonomi keluarga atas, menengah maupun rendah yang memiliki impian atau cita-cita berusaha agar dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Untuk dapat menjalani pendidikan dengan baik diperlukan motivasi belajar agar tujuan dari pendidikan pun tercapai, namun semakin tinggi pendidikan maka semakin besar biaya yang diperlukan. Hal itu dapat menjadi penyebab meningkat atau menurunnya motivasi, kemudian dari penelitian yang didapat menunujukkan bahwa status ekonomi keluarga dapat mempengaruhi motivasi belajar anak.
Tinjauan Pustaka
A. Motivasi belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987). Menurut Thontowi (1993), motivasi belajar adalah tingkah laku yang terjadi karena didorong oleh adanya pencapaian tujuan yang relevan melalui pengalaman dan latihan. Seseorang yang mempunyai tujuan tertentu dari suatu aktivitas, akan mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan mengerahkan segala daya upaya yang dapat dilakukannya.
Sardiman (2005), mengemukakan beberapa aspek yang membedakan tingkat motivasi belajar yang tinggi dan rendah, yaitu :
1. Tanggung jawab. Individu yang memiliki motivasi belajar tinggi merasa bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakannya, dan tidak akan meninggalkan tugas itu sebelum berhasil mengerjakannya. Adapun, mereka yang memiliki motivasi belajar rendah kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan, akan menyalahkan hal-hal diluar dirinya
seperti
tugas
terlalu
banyak,
terlalu
sukar
sebagai
penyebab
ketidakberhasilannya. 2. Tekanan terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah. Individu dengan motivasi belajar tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat konsentrasi yang baik, sebaliknya mereka yang motivasi belajarnya rendah memiliki konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh untuk lingkungan sekitarnya dan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. 3. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar. Individu dengan motivasi belajar tinggi memiliki sejumlah usaha untuk kegiatan belajar, misalnya mereka pergi ke perpustakaan untuk menambah pengetahuan. Mereka yang memiliki motivasi belajar rendah akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan lain, seperti bermain dan menonton tv. 4. Umpan balik. Individu dengan motivasi belajar tinggi menyukai umpan balik atas pekerjaan yang telah dilakukan, sedangkan yang motivasi belajarnya rendah tidak menyukai umpan balik karena akan memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Dengan demikian, individu yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung mengulangi kesalahan yang sama dalam tugas mendatang. 5. Waktu penyelesaian tugas. Individu dengan motivasi belajar tinggi akan berusaha menyelesaikan setiap tugas dalam waktu secepat dan seefisien mungkin, sedangkan individu dengan motivasi belajar rendah kurang tertantang untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin sehingga cenderung memakan waktu lama, menunda-nunda dan tidak efisien.
6 Menetapkan tujuan yang realistis. Seseorang dikatakan memiliki motivasi belajar tinggi, apabila ia mampu menetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ia juga mampu berkonsentrasi terhadap setiap langkah untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai, sedangkan individu dengan motivasi belajar rendah akan melakukan hal sebaliknya.
b. Status Ekonomi Keluarga Status ekonomi keluarga menurut Ahmadi (1997), adalah label kemampuan suatu keluarga di bidang ekonomi untuk semua kebutuhan hidupnya dalam upaya mencapai suatu kemakmuran. Menurut Sumardi dan Dieter (1982), status ekonomi keluarga adalah kemampuan perekonomian suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh anggota keluarganya.
Menurut Sumardi dan Dieter (1982), komponen status ekonomi keluarga adalah pendapatan : 1. Pendapatan Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Besarnya pendapatan akan memenuhi jumlah kebutuhan yang hendak dipuaskan. Sejumlah kebutuhan yang dipuaskan merupakan pola konsumsi yang telah berhasil dicapai akan menentukan tingkat hidup.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar ditinjau dari status ekonomi keluarga pada mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gunadarma Kalimalang.
Sampel Penelitian ini sebanyak 105 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan aksidental sampling yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Hasil Penelitian Data motivasi belajar diperoleh dari pengisian kuesioner dengan menggunakan skala likert dengan jumlah subjek sebesar 105. Data status ekonomi keluarga diperoleh dari pengisian atas pertanyaan mengenai pendapatan orangtua. Dari hasil kuesioner diperoleh hasil : Pendapatan Orangtua
Jumlah
Rerata
Dibawah 1,6 juta rupiah
35
140,11
Antara 1,6 juta - 5 juta rupiah
35
132,66
Di atas 5 juta rupiah
35
132,94
Analisis data : Hasil uji normalitas a
Kolmogorov-Smirnov Ekonomi Motivasi
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Rendah
.132
35
.128
.904
35
.005
Menengah
.103
35
.200
*
.976
35
.620
Atas
.133
35
.121
.936
35
.041
Dari hasil uji normalitas di atas dapat dilihat bahwa ketiga status ekonomi keluarga memiliki nilai signifikan Kolgomorof Smirnov (p≥0,05) yang berarti data berdistribusi normal.
Kemudian dilakukan juga uji homogenitas untuk melihat apakah varians homogen atau tidak Test of Homogeneity of Variances Motivasi Levene Statistic
df1
.184
df2 2
Sig.
102
.832
Dari hasil signifikansi di atas dapat diketahui bahwa data adalah homogen.
Pengujian hipotesis penelitian Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan anava satu jalur. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yang artinya terdapat perbedaan motivasi belajar ditinjau dari status ekonomi keluarga pada mahasiswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji anava satu jalur yang menunjukkan signifikansi sebesar 0,013 (p < 0,05). ANOVA Motivasi Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
1249.733
2
624.867
Within Groups
14097.314
102
138.209
Total
15347.048
104
F 4.521
Sig. .013
Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan anava satu jalur. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
diterima,
terdapat perbedaan motivasi belajar ditinjau dari status
ekonomi
mahasiswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan analisis
data yang dilakukan dengan
menggunakan uji anava satu jalur yang 0,05).
yang keluarga
artinya pada
menunjukkan signifikansi sebesar 0,013 (p <
Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis Skala Motivasi Belajar ANOVA Motivasi Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
1249.733
2
624.867
Within Groups
14097.314
102
138.209
Total
15347.048
104
F 4.521
Sig. .013
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima, yang artinya terdapat perbedaan motivasi belajar ditinjau dari status ekonomi keluarga pada mahasiswa, dimana juga diperoleh hasil bahwa motivasi belajar pada mahasiswa yang berstatus ekonomi keluarga rendah lebih tinggi dibanding status ekonomi keluarga menengah dan atas. Kesimpulan lain dari penelitian ini adalah didapatkan perbedaan mean motivasi belajar ditinjau dari jenis kelamin dan usia, dimana perempuan pada status ekonomi keluarga rendah dan menengah memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi dibanding laki-laki, sedangkan laki-laki pada status ekonomi keluarga atas memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi daripada perempuan dan berdasarkan deskripsi usia didapatkan hasil bahwa usia yang lebih matang cukup berkontribusi sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar.