PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN (Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi
NURUL HASANAH A420090115
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012/2013
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN (Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) Nurul Hasanah, A420090115, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu P endidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 87 halaman ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental, bentuk Postest- Only Design. Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang. Sampel menggunakan tiga kelas yang diambil dari populasi, dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kontrol. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen I (belajar dengan metode Artikulasi), kelas VIII F sebagai kelas eksperimen II (belajar dengan metode Cooperative Script) dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Teknik penentuan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan tes tertulis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, derajat kesukaran soal, daya beda, reliabilitas dan untuk pengujian hipotesis dengan anova satu jalan (One Way Anova). Hasil pengujian hipotesis menggunakan α=5% menunjukkan F hitung (13,442) lebih besar dari Ftabel (3,09). Ftabel diperoleh dari nilai tabel F apada taraf signifikan 5% dengan (df=2, 102) yaitu sebesar 3,09 maka H0 ditolak, yang berarti dari uji hipotesis anova satu jalan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa rerata nilai hasil postest siswa menggunakan metode pembelajaran Cooperative Script lebih tinggi (78,86) dibanding dengan metode pembelajaran Artikulasi (73) dan kontrol (66). Disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Cooperative Script lebih efektif digunakan dalam pembelajaran materi gerak tumbuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang tahun ajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Cooperative Script, Metode Pembelajaran Artikulasi, Hasil Belajar
A. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara berkembang yang mempunyai berbagai masalah yang harus dicari solusinya. Masalah ini sudah sangat komplek, yang begitu memprihatinkan terutama masalah dalam bidang pendidikan. Kualitas pendidikan di negeri ini masih berada dalam taraf yang kurang begitu baik. Hal tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya nilai standar kelulusan yang ditetapkan pemerintah pada ujian akhir sekolah (UAS), jika dibandingkan negara-negara lain. Pada tahun 2010 batas nilai minimum adalah 4,5 sedangkan di Negara tetangga sudah lebih tinggi, misalkan Malaysia 6,0 dan Singapura 8,0 (Soejoto, 2009). Nilai standar tesebut mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan dari proses belajar. Proses belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia tersebut, sehingga pendidikan dapat berperan sebagai pembentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di Indonesia sangat tergantung dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kualitas Sumber Daya Manusia yang dihasilkan harus mampu mengikuti perkembangan dari IPTEK tersebut. Dalam hal ini peran guru sangatlah penting dalam memberikan pengarahan kepada peserta didik saat proses belajar mengajar. Peran utama guru mempersiapkan dan menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga dapat tercapai tujuan dari pembelajaran itu. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas selain itu juga harus disesuaikan dengan tujuan dari pembelajaran. Metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi adalah dua diantara pembelajaran aktif. Kedua pembelajaran ini modelnya hampir sama, langkah pertamanya guru meminta siswa untuk berpasangan. Kemudian akhir dari pelajaran siswa diminta saling mewawancarai setiap pasangannya mengenai materi yang telah disampaikan guru. Dalam hal ini guru dapat mengetahui sampai mana pemahaman siswa tentang suatu materi. Pada Cooperative Script guru tidak menjelaskan materi tapi hanya memberikan
wacana untuk dibaca siswa, sedangkan dalam Artikulasi guru menjelaskan terlebih dahulu materinya. Kedua pembelajaran di atas menekankan pada suatu konsep yang harus di pahami siswa. Biologi termasuk dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menekankan pada konsep. Biologi berkaitan juga dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, misal pada materi gerak tumbuhan. Siswa akan lebih mudah memahami konsep bila mereka aktif mencari informasi dan aktif menyampaikan pendapatnya. Pemilihan pembelajaran yang digunakan diharapkan mampu membuat siswa mempelajari konsep biologi dengan lebih mudah, sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal.
B. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mojogedang, tepatnya di kelas VIII C dan VIII F dengan jumlah siswa masing-masing 35. b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada hari selasa dan rabu. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini jika ditinjau dari bidang ilmu merupakan penelitian eksperimen
pendidikan.
Penelitian
ini
dilakukan
dalam
rangka
memberikan perlakuan dalam suatu kelas untuk membandingkan antara dua metode pembelajaran yang berbeda pada materi gerak tumbuhan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada kelas VIII C (kelas eksperimen I) dengan menggunakan metode pembelajaran Artikulasi dan kelas VIII F (kelas eksperimen II) dengan metode Cooperative Script. Penelitian ini menggunakan bentuk desain eksperimen True Experimental, bentuk Postest- Only Design.
3. Populasi, Sampel, dan Sampling a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tujuh kelas. b. Sampel Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yang didapat dari populasi di atas yaitu siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Mojogedang dengan jumlah siswa masing-masing 35. c. Sampling Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Dari tujuh kelas yang ada di kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang dipilih dua kelas yang digunakan dalam penelitian. 4. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas (Independent) Variable bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi. b. Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar pada materi gerak tumbuhan siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Mojogedang tahun pelajaran 2012/2013. 5. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah data atau informasi dari sekolah tentang siswa maupun profil tentang sekolah. Mulai dari nama siswa, nomor induk siswa, kegiatan siswa, serta hal-hal lain yang mendukung seperti foto.
b. Observasi Observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung. Dari aspek kognitif dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan dari aspek afektif dapat dilihat dari perilaku siswa di kelas saat proses pembelajaran. Instrument yang digunakan bisa dengan lembar pengamatan atau catatan lapangan yang berupa
catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dan dialami siswa. c. Tes Tes digunakan dalam pengumpulan data dari peningkatan hasil belajar. Jenis tes yang digunakan adalah post test yaitu test yang diadakan setelah tindakan. 6. Teknik Uji Persyaratan Analisis a. Uji Prasyarat Uji prasyarat ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji normalitas Uji normalitas berasal dari populasi yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal atau tidak, terhadap nilai postes, nilai kognitif hasil belajar siswa pada taraf
signifikan
5%.
Uji
normalitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan Kolmogorov-smirnov. Dasar pengambilan keputusan:
Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka data distribusi tidak normal.
Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka data distribusi normal (Widiyanto, 2010).
2) Uji homogenitas Uji
homogenitas
dilakukan
setelah
diketahui
nilai
normalitasnya. Uji homogenitas digunakan mengetahui tingkat kesamaan varians antar dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I
(pembelajaran dengan menggunakan strategi cooperative script) dan kelompok eksperimen II (pembelajaran dengan strategi artikulasi). Dasar pengambilan keputusan:
Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.
Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama (Widiyanto, 2010).
b. Uji Hipotesis Uji
hipotesis
dilakukan
untuk
mengetahui
ada
tidaknya
perbandingan yang signifikan antara yang diberi perlakuan dengan metode cooperative script dan metode artikulasi. Uji hipotesis menggunakan analisis varian (annova). Hipotesis statistik H0= Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi. H1= Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi. Keputusan uji Jika H0 > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika H0< 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. 7. Teknik Analisis Data a. Validitas Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrument evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi juga valid. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus: 𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 N
𝑋𝑌 −
𝑋 ( 𝑌)
X 2 − ( X 2 ) N
Y2 − ( Y2)
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara X dan Y N = banyaknya item X = jumlah skor tiap item Y = jumlah skor total item X = skor rata-rata dari X Y = skor rata-rata dari Y Kriteria uji validitas: Jika rxy > rtabel, maka soal tersebut valid Jika rxy < rtabel, maka soal tersebut tidak valid b. Derajat Kesukaran Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran. Indeks kesukaran dapat menunjukkan sulit atau mudahnya soal untuk dikerjakan. Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang sedang artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal menurut Suharsimi Arikunto (2006) digunakan rumus: P
B Js
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran : P : 0,00 - 0,30 : sukar P : 0,30 - 0,70 : sedang P : 0,70 - 1,00 : mudah c. Daya Beda Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika mampu membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Soal dengan daya beda yang tinggi dapat menunjukkan siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari siswa yang kurang pandai. Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa untuk mengetahui daya pembeda butir soal digunakan dengan rumus : D
BA BB PA PB JA JB
Keterangan : JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah BA :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D : daya pembeda Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah sebagai berikut: D : 0,00 - 0,20 = jelek D : 0,20 - 0,40 = cukup D : 0,40 - 0,70 = baik D : 0,70 - 1,00 = sangat baik D : negatif, semuanya tidak baik (sangat jelek) d. Reliabilitas Reliabel artinya dapat
dipercaya. Suatu tes dikatakan
mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Untuk mengukur reliabilitas instrumen yang berupa tes pilihan ganda dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR 20) sebagai berikut: 2 n S pq r11 S2 n 1
Keterangan: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q Kriteria reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah sebagai berikut : 0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T) 0,41 ─ 0,70 : Cukup (C) 0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)
Negatif ─ 0,20
: Sangat Rendah (SR)
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan tiga kelas yaitu kelas VIII C, kelas VIII F dan kelas VIII E, dimana kelas VIII C merupakan kelas eksperimen I dengan metode pembelajaran Artikulasi, sedangkan kelas VIII F merupakan kelas eksperimen II dengan metode Cooperative Script dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Sebelum soal post test diujikan pada kelas perlakuan dan kelas kontrol, soal terlebih dahulu dilakukan uji validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya beda dan uji reliabilitas. Setelah didapat soal yang valid dan reliabel maka soal diberikan pada siswa. Nilai hasil dari ujian akhir (post test) siswa pada kelas perlakuan dan kelas kontrol selanjutnya dilakukan analisis parametrik yang sebelumnya telah diuji prasyarat normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dari uji didapat data yang memiliki distribusi normal semua. Dilanjutkan dengan uji homogenitas, uji ini untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Hasil dari uji homogenitas ini adalah data berasal dari beberapa populasi yang sama atau homogen. Setelah didapat data yang berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan uji hipotesis dengan anova satu jalan (One Way Anova). Uji ini dilakukan untuk melihat variasi-variasi yang muncul dari adanya beberapa perlakuan dalam penelitian. Setelah dilakukan uji hipotesis dapat diketahui bahwa hasil belajar biologi pada materi gerak tumbuhan pada kelas eksperimen I dengan metode pembelajaran Artikulasi, kelas eksperimen II dengan metode pembelajaran Cooperative Script dan kelas kontrol ada perbedaan yang signifikan. Adanya perbedaan tersebut dapat dilihat pada uji lanjut anova Pos Hoc Test. Dari uji lanjut anova Pos Hoc Test dengan taraf signifikansi 5%, hasil belajar biologi pada pembelajaran Artikulasi dan Cooperative Script didapat harga 0,02. Sehingga nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi, 0,02 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak.
Ditolaknya H0 berarti H1 diterima, sehingga didapat kesimpulan bahwa hasil belajar biologi siswa pada materi gerak tumbuhan antara kelas eksperimen I (pembelajaran dengan Artikulasi) dan kelas eksperimen II (pembelajaran dengan Cooperative Script) ada perbedaan yang signifikan. Demikian juga jika dibandingkan kelas kontrol dengan kelas eksperimen I dan kelas kontrol dengan kelas eksperimen II. Ada perbedaan yang signifikan dari perbandingan keduanya. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa ada perbedaan dari setiap perlakuan. Adanya perbedaan yang signifikan antara metode Artikulasi dengan Cooperative Script adalah dikarenakan adanya kelebihan dan kekurangan dari setiap metode tersebut. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran tidak ditentukan oleh kecanggihan metode tersebut, namun pada prinsipnya tidak ada satu metode pembelajaran yang terbaik. Metode pembelajaran yang terbaik adalah yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini setiap kelas perlakuan diberikan materi yang sama namun dengan metode pembelajaran yang berbeda. Materi gerak tumbuhan merupakan materi yang berhubungan dengan lingkungan alam sekitar sehingga akan mudah dipelajari jika menggunakan metode Cooperative Script jika dibandingkan dengan Artikulasi. Materi ini butuh pemahaman yang cukup lama agar dapat dipahami. Nilai kelas eksperimen II (Cooperative Script) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas eksperimen I (Artikulasi) maupun dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen II dengan metode Cooperative Script siswa lebih cepat memahami materi karena sebelum guru menjelaskan siswa telah membaca materi terlebih dahulu. Ada siswa yang hanya dengan membaca saja sudah paham materi, namun ada juga siswa yang harus diterangkan berulang-ulang. Kelebihan dari metode ini adalah siswa diharuskan membaca materi terlebih dahulu agar saat guru menjelaskan siswa yang sudah paham menjadi lebih paham dan siswa yang kurang paham menjadi paham. Siswa tambah paham lagi dengan
dibuatnya
kelompok
berpasangan
setelah
siswa
diminta
merangkum materi yang telah dibaca. Pasangan dari setiap kelompok membacakan hasil rangkuman, pasangan yang mendengarkan mengoreksi rangkumannya. Adapun keunggulan dari metode Cooperative Script ini menurut Arnadi (2009) antara lain: melatih pendengaran dan ketelitian setiap siswa dan melatih siswa mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen I (Artikulasi) yaitu 90 dan nilai terendah 55 dengan rata-rata yaitu 73. Untuk hasil kelas eksperimen II (Cooperative Script) nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 65 dengan rata-rata yaitu 78,85. Sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi yaitu 90 dan terendah 45. Dengan tingginya nilai rata-rata kelas eksperimen II yang menggunakan metode pembelajaran Cooperative Script, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode Cooperative Script pada materi gerak tumbuhan lebih efektif bila dibandingkan dengan Artikulasi. Hal ini sama dengan menurut Nurdiansah (2008) dalam penelitiannya “Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Cooperative Script terhadap kemampuan berpikir kritis dan ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 21 Malang” ada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis dari siswa. Pada dasarnya metode Cooperative Script bertujuan untuk melatih siswa untuk berfikir kritis dan menyimpulkan materi pembelajaran. Sebagaimana menurut Aprudin (2012) Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasangagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam
meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak tumbuhan. D. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan metode Cooperative Script lebih tinggi dibandingkan dengan metode Artikulasi maupun dengan kelas kontrol. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arnadi,
Heru. 2009. Metode Skrip Kooperatif. http://heruarnadi.0fees.net/2009/09/metode-skrip-kooperatifcooperative-script/ (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012).
Aprudin. 2012. Model Pembelajaran Cooperative Script. http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-cooperativescript.html (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012) Nurdiansah, Dia. 2008. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model cooperative script terhadap kemampuan berpikir kritis dan ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 21 Malang. Universitas Negeri Malang. http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/penerapan-metode-pembelajarankooperatif-model-cooperative-script-terhadap-kemampuan-berpikirkritis-dan-ketuntasan-hasil-belajar-pada-siswa-kelas-viii-a-smpnegeri-21-malang-dia-nurdiansah-36721.html (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012). Soejoto, Ady. 2009. Dukungan Dunia Industri dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Mutu Kompetensi Produktif di daerah Jawa Timur. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 8 Tahun ke-2. Suprijono, 2012. Cooperative Learning. Yogyakkarta: Pustaka Pelajar. Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. Surakarta: Laboratorium FKIP UMS.