Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
p-ISSN : 2337-9820
PERBANDINGAN POTENSI STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MEMBERDAYAKAN RETENSI SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK RENDAH Shefa Dwijayanti Ramadani E-mail:
[email protected] ABSTRAK:
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan potensi strategi pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) dan Cooperative Script (CS) dalam memberdayakan retensi hasil belajar siswa berkemampuan akademik rendah. Penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest non-equivalent control group digunakan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh pada saat pascates dan tes retensi dianalisis secara statistik menggunakan Anacova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran tidak berbeda secara signifikan dalam memberdayakan retensi pada siswa berkemampuan akademik rendah. Dengan demikian, maka strategi pembelajaran RT maupun CS memiliki potensi yang sama untuk menolong siswa berkemampuan akademik rendah dalam memberdayakan retensi hasil belajarnya. Kata kunci: Cooperative script, reciprocal teaching, retensi hasil belajar biologi, siswa berkemampuan akademik rendah.
sekolah
PENDAHULUAN Kondisi pendidikan di Indonesia saat
ini
dapat
memprihatinkan. siswa
baru
dikatakan Pola
di
cukup
penerimaan
sekolah-sekolah
yang
berkualifikasi
baik.
Sistem penerimaan siswa baru yang demikian
menyebabkan
terjadinya
polarisasi sekolah, sehingga muncullah SMA
dengan
kualifikasi
tinggi,
termasuk pada jenjang SMA yang
sedang, rendah, dan bahkan sangat
dilakukan dengan berdasarkan pada
rendah.
MPL (Minimal Passing Level) UAN menyebabkan
hanya
siswa
rendah bahkan sangat rendah ini,
dengan nilai UAN di atas passing
berkumpul siswa dengan kemampuan
grade
pada
akademik yang sama rendahnya dalam
sekolah yang dituju. Akibatnya, tidak
satu kelas. Pada sekolah dengan
sedikit siswa yang terpaksa harus
kualifikasi rendah pula, siswa terpaksa
menjalani
menjalani
yang dapat
calon
Pada SMA dengan kualifikasi
diterima
pendidikan
dan
pendidikan
yang
tidak
pembelajaran di sekolah-sekolah yang
sebaik di sekolah yang berkualifikasi
kurang bahkan tidak baik karena siswa
baik
tersebut tidak dapat diterima pada
didukung dengan hasil survey terhadap
171
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
atau
sedang.
Hal
tersebut
Wacana
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Didaktika
sejumlah SMA berkualifikasi rendah
memperhatikan retensi belajar siswa.
di Malang pada bulan Juli 2012. Hasil
Akibatnya,
survey
diperoleh siswa pada berbagai mata
menunjukkan
bahwa
hasil
belajar
pembelajaran yang terjadi di kelas
pelajaran,
masih belum melibatkan siswa secara
pelajaran biologi tidak hanya rendah,
aktif dalam memperoleh pengetahuan
tetapi juga berpeluang besar untuk
sehingga pembelajaran yang terjadi
segera hilang.
masih berpusat pada guru. Berkaitan dengan
hal
Chen
(2009)
mata
mengartikan
sebagai
dimiliki
siswa
tradisonal dari guru jelas sekali tidak
materi
yang
memajukan pembelajaran untuk semua
mengungkapkannya kembali pada saat
siswa. Faktanya, hanya 25-50 persen
dibutuhkan. Pengertian yang sama
siswa di kelas yang mendengarkan
tentang retensi juga dijelaskan oleh
guru pada saat tersebut. Selain itu,
Dahar (1988) sebagai bertahannya
siswa dalam kelas yang berpusat pada
materi yang dipelajari sehingga tidak
guru akan menjadi pasif dan hanya
dilupakan.
menunggu
diberdayakan
bahwa
guru
(1998)
Achor
pada
retensi
menekankan
ini,
termasuk
yang
pengajaran
untuk
memberi
pengetahuan kepada mereka.
kemampuan untuk
yang
menyimpan
dipelajari
Retensi
dan
belajar
agar
perlu
sejumlah
pengetahuan, keterampilan, maupun
Kenyataan seperti yang telah
sikap yang telah dipelajari siswa di
diungkapkan di atas, jelas sekali tidak
kelas dapat terus disimpan, terutama
memberikan kesempatan yang sama
untuk digunakan kembali pada konteks
bagi seluruh siswa untuk memperoleh
lainnya
pendidikan yang bermutu. Selama
Demikian pula peningkatan retensi
keadaan tersebut terus berlanjut, maka
belajar
perlu dicari strategi pembelajaran yang
peningkatan
berpotensi serta berpeluang lebih besar
siswa.
di
waktu
akan
mendatang.
mengarah
hasil
belajar
pada kognitif
dalam menolong siswa berkemampuan
Di antara strategi pembelajaran
akademik rendah. Hal ini penting
yang perlu diketahui perbandingan
untuk
potensinya
dilakukan
di
tengah-tengah
kenyataan bahwa pembelajaran yang
persoalan
dilaksanakan selama ini masih belum
pembelajaran
untuk ini
memecahkan yaitu
strategi
Reciprocal
Teaching
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
172
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
p-ISSN : 2337-9820
(RT) dan Cooperative Script (CS).
sebaiknya
Pada
strategi
pembelajaran serta berpeluang besar
memiliki
dalam menolong siswa berkemampuan
dasarnya
pembelajaran
kedua tersebut
diterapkan
beberapa kesamaan yaitu mudah untuk
akademik
diterapkan selama pembelajaran serta
memberdayakan
bisa digunakan untuk seluruh materi
belajarnya.
yang dapat disajikan dalam teks.
METODE
dalam
rendah
dalam
retensi
hasil
Selain itu, sejumlah ahli juga telah
Penelitian ini menggunakan jenis
melaporkan potensi strategi RT dan
penelitian eksperimen semu melalui
CS
nonequivalent pretest-posttest control
dalam
menolong
berkemampuan
rendah.
siswa
Dukungan
group
design.
Populasi
dalam
tersebut antara lain disampaikan oleh
penelitian ini adalah seluruh siswa
Glynn & Muth (1994) bahwa strategi
SMA kelas X di Malang
RT dan CS merupakan strategi yang
memiliki
perlu dikembangkan oleh guru untuk
rendah pada tahun ajaran 2012/2013
memfasilitasi pemahaman dan memori
dan
siswa
berkemampuan
akademik
berdasarkan nilai UAN siswa. Sampel
rendah.
Begitu
Blakey dan
yang digunakan yaitu siswa kelas X-7
pula
kemampuan
telah
diuji
yang
akademik
kesetaraannya
Spence (1990) yang mengungkapkan
SMA
bahwa RT merupakan salah satu
diterapkan dengan strategi RT dan
metode yang paling efektif dalam
siswa kelas X-1 SMA Shalahuddin
mengembangkan proses kognitif dan
Malang
yang
diterapkan
dengan
metakognitif
strategi
CS.
Penentuan
sampel
siswa
selama
Laboratorium
yang
pembelajaran, serta Jacobs dkk. (1996)
dilakukan
yang mengungkapkan bahwa strategi
metode
CS digunakan untuk meningkatkan
dengan
pemahaman
mengembangkan
terhadap sejumlah SMA yang telah
kreativitas siswa selama pembelajaran.
diuji kesetaraannya untuk diambil dua
Dengan
sekolah yang akan digunakan dalam
dan
membandingkan
potensi
strategi RT dan CS, maka akan diketahui strategi pembelajaran mana di antara kedua strategi tersebut yang
173
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
dengan
UM
random
menggunakan sampling,
melakukan
yaitu
pengundian
penelitian. Instrumen
penelitian
yang
digunakan meliputi silabus, RPP, LKS,
Wacana
p-ISSN : 2337-9820
lembar
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
observasi
keterlaksanaan
strategi RT menunjukkan bahwa kedua
sintaks, serta tes essai. Penelitian
garis regresi tidak paralel dan tidak
dilaksanakan selama 1 semester pada
berhimpit.
semester
dilakukan
ganjil
tahun
ajaran
Uji
konsistensi
untuk
yang
mengukur
2012/2013. Data yang diperoleh pada
keterlaksanaan sintaks strategi RT
pascates dan tes retensi kemudian diuji
menunjukkan
statistik
dengan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,003
Anakova.
Sementara
menggunakan
paralel
data
untuk
dan tingkat koinsiden data dengan
mengetahui konsistensi keterlaksanaan
signifikansi sebesar 0,000. Sementara
sintaks strategi pembelajaran yang
itu,
diterapkan
menerapkan
selama
itu,
tingkat
pembelajaran
pada
pembelajaran strategi
CS,
yang tingkat
dilakukan melalui dua cara yaitu : (1)
keparalelan data memiliki signifikansi
melalui
pengamatan
sebesar 0,050 dan tingkat koinsiden
keterlaksanaan sintaks atas strategi
data dengan signifikansi sebesar 0,087.
yang digunakan dan
Atas dasar nilai signifikansi tersebut,
lembar
(2) melalui
analisis regresi dua jalur dengan
maka
menggunakan
pelaksanaan
data
hasil
belajar
dapat
disimpulkan sintaks
kognitif antara pretes dan postes.
pembelajaran
RT
masih
HASIL
dilaksanakan secara konsisten
bahwa strategi belum
konsistensi
Adapun hasil uji hipotesis terkait
keterlaksanaan sintaks pembelajaran
potensi strategi pembelajaran RT dan
perlu untuk diketahui sebab diduga
CS dalam memberdayakan retensi
dapat mempengaruhi hasil penelitian.
keterampilan metakognitif, dan retensi
Hasil
hasil belajar kognitif dapat dilihat pada
Hasil
uji
analisis
pembelajaran
regresi yang
pada
menerapkan
Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis terkait Potensi Strategi Pembelajaran dalam Memberdayakan Retensi Hasil Belajar Siswa Type III Sum Source of Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 3476,350(a) 2 1738,175 22,941 ,000 Intercept 36,296 1 36,296 ,479 ,497 YPKONSEP 3404,072 1 3404,072 44,927 ,000 STRATEGI 5,831 1 5,831 ,077 ,784 Error 1515,376 20 75,769 Total 35252,875 23 Corrected Total 4991,725 22
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
174
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Berdasarkan Tabel 1 di atas,
p-ISSN : 2337-9820
pembelajaran terhadap retensi hasil
PEMBAHASAN Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Terkait hasil uji regresi yang
belajar kognitif adalah sebesar 0,784.
menunjukkan bahwa
Hal ini menunjukkan bahwa H0 yang
strategi pembelajaran masih belum
menyatakan bahwa “tidak terdapat
diterapkan
perbedaan
strategi
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni
pembelajaran dalam memberdayakan
faktor guru dan siswa. Faktor dari guru
retensi hasil belajar kognitif siswa”
yang diduga menjadi penyebab tidak
ditolak dan sebagai konsekuensinya,
konsistennya
Hi diterima. Dengan demikian, dapat
strategi pembelajaran yaitu kurangnya
disimpulkan bahwa kedua strategi
pengalaman guru dalam menerapkan
pembelajaran yang diuji memiliki
strategi pembelajaran yang dijalankan.
potensi yang tidak berbeda secara
Guru yang masih belum terampil
signifikan, sehingga keduanya sama-
dalam memberikan modeling serta
sama
membimbing
siswa
untuk
pembelajaran untuk memberdayakan
melaksanakan
setiap
langkah
retensi hasil belajar kognitif siswa.
pembelajaran pada strategi RT dan CS
Atas dasar nilai rata-rata hasil belajar
dengan
kognitif
diketahui
siswa tidak dapat memperoleh manfaat
bahwa siswa yang belajar dengan
dari sintaks yang dijalankan secara
strategi
maksimal. Selain itu, Richards (tanpa
nilai signifikansi atas potensi strategi
potensi
dapat
diterapkan
terkoreksi
RT
juga
memiliki
selama
rata-rata
kedua sintas
secara
konsisten,
pelaksanaan
tepat,
akan
dalam
sintaks
menyebabkan
terkoreksi retensi hasil belajar yang
tahun
lebih lebih tinggi yaitu sebesar 36,65
menjelaskan bahwa pada umumnya
tetapi tidak berbeda nyata dengan rata-
guru
rata terkoreksi pada siswa yang belajar
menerapkan
dengan strategi CS yaitu sebesar
terbatasnya waktu. Guru yang tidak
35,57.
memiliki
merasa
Warouw,
kesulitan
strategi
RT
komitmen
2010)
dalam karena
dalam
mengalokasikan waktu yang telah direncanakan ini akan membuat siswa tidak dapat menyesuaikan diri dan sulit untuk meningkatkan kemampuannya.
175
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
Wacana
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Sementara itu, faktor dari siswa
Didaktika
karakteristik siswa yang dihadapi.
Perbandingan Potensi Strategi Pembelajaran RT dan CS dalam Memberdayakan Retensi Hasil Belajar Hasil uji anakova menunjukkan
Siswa yang kemampu-annya rendah
bahwa
ini nyatanya memiliki kesadaran dan
pembelajaran yang diuji, yakni strategi
tanggung jawab belajar yang rendah.
RT dan CS tidak berbeda secara
Hal
signifikan
yang diduga bisa mempengaruhi hasil uji
konsistensi
ini
berasal
sejalan
dengan
dari
temuan
potensi
kedua
dalam
strategi
memberdayakan
Courtney (2012) yang melaporkan
retensi hasil belajar kognitif siswa
bahwa siswa berkemampuan akademik
(Tabel 1). Hal ini dapat dilihat dari
rendah
nilai rata-rata terkoreksi retensi hasil
yang
dibelajarkan
dengan
strategi metakogntif dalam membaca
belajar
tidak
strategi RT sebesar 36,65 dan tidak
menunjukkan
pemahaman
konsep
peningkatan dibandingkan
siswa
berbeda
yang
nyata
memperoleh
dengan
siswa berkemampuan akademik tinggi
terkoreksi
dan sedang yang menerap-kan strategi
pembelajaran dengan strategi CS yaitu
itu. Lebih lanjut, Courtney (2012)
sebesar 35,57. Atas dasar hasil analisis
menjelaskan
tersebut,
bahwa
hal
tersebut
siswa
maka
yang
rata-rata
dapat
menerima
disimpulkan
dikarenakan siswa dalam kelompok
bahwa baik strategi RT maupun CS
berkemampuan
rendah
memiliki potensi yang sama dalam
secara umum tidak mampu atau tidak
memberdayakan retensi hasil belajar
memiliki kemauan dalam menerapkan
kognitif
strategi
berkemampuan akademik rendah.
yang
akademik
dibelajarkan.
Oleh
karenanya, apabila siswa masih belum
biologi
pada
siswa
Retensi hasil belajar merupakan
melaksanakan
setiap
sintaks
banyaknya pengetahuan yang dapat
pembelajaran
dengan
benar
dipelajari dan disimpan siswa dalam
sebagaimana mestinya, maka sangat
memori jangka panjang. Suryabrata
mungkin
(2004)
apabila
manfaat
pada
menjelaskan
setiap
masing-masing sintaks tersebut tidak
individu
dapat
mengingat yang berbeda-beda, tetapi
diperoleh
maksimal.
siswa
secara
memiliki
bahwa
kemampuan
daya retensi setiap individu ini dapat ditingkatkan
melalui
penggunaan
metode yang tepat. Lebih lanjut,
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
176
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Banikowski (1999) mengungkapkan
(2007)
bahwa strategi pembelajaran yang
menjelaskan bahwa dalam bidang
dapat melibatkan siswa secara aktif
kognitif, terdapat beberapa faktor yang
dalam
menjadi
pembelajaran
akan
dan
p-ISSN : 2337-9820
Winkel
penyebab
(2004)
terjadinya
berkontribusi pada peningkatan retensi
kegagalan dalam mengambil kembali
belajar
ini,
apa yang telah dipelajari dari ingatan
pembelajaran dengan strategi RT dan
atau yang disebut sebagai lupa. Faktor
CS merupakan pembelajaran yang
yang menyebabkan terjadinya proses
mampu melibatkan siswa secara aktif
lupa antara lain: (1) apabila informasi
dalam membangun makna dari materi
yang
yang dipelajari sehingga lebih mampu
informasi
untuk
sebelumnya sehingga semakin sedikit
mereka.
Dalam
memahami
kembali
dan
informasi
hal
mengambil yang
telah
baru
dipelajari yang
mencampuri
telah
dipelajari
informasi lama yang bisa diingat, (2)
dipelajari dari ingatan. Peran guru
apabila
kesan-kesan
yang
telah
dalam pembelajaran hanya sebagai
tersimpan dalam ingatan sama sekali
fasilitator, yakni memfasilitasi dan
tidak digunakan atau diperbaharui
mengarahkan siswa untuk mencapai
sehingga lama-kelamaan bekas-bekas
tujuan belajarnya.
ingatan menjadi kabur dan hilang, dan
Terkait hasil penelitian yang
(3) apabila informasi yang disimpan
menunjukkan bahwa terjadi penurunan
dalam memori jangka panjang masih
rata-rata nilai retensi hasil belajar
belum
kognitif pada saat postes dan tes
sehingga pada saat penggalian, siswa
retensi yang dilakukan setelah dua
kesulitan untuk mendapat kunci yang
minggu
pelaksanaan
tepat
merupakan
hal
wajar
untuk
secara
terstruktur
memperoleh
kembali
bila
informasi tersebut. Dalam penelitian
mengingat peluang terjadinya lupa.
ini, waktu selama dua minggu dimana
Apalagi penurunan rata-rata nilai hasil
siswa tidak lagi dibelajarkan dengan
belajar yang terjadi pada saat tes
strategi pembelajaran RT maupun CS
retensi cukup kecil yaitu sebesar 0,50
setelah
pada siswa yang menerapkan strategi
menyebabkan sebagian kecil informasi
RT dan sebesar 2,31 pada siswa yang
yang telah disimpan siswa dalam
menerapkan strategi CS. Reisberg
memori jangka panjang menjadi kabur,
177
yang
postes,
disusun
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
pelaksanaan
postes
dapat
Wacana
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Didaktika
baik itu karena tidak lagi digunakan
ingatannya dengan lebih baik. Hal ini
atau diperbaharui oleh siswa ataupun
sejalan dengan yang disampaikan oleh
karena
Santrock (2008) bahwa apabila siswa
terganggu
oleh
masuknya
informasi lain yang dipelajari siswa
menata
sehingga
pada
informasi
kembali
informasi
saat
mengambil
tersebut
dalam
atau
mengorganisasikan ketika
mereka
menyandikannya, maka memorinya
ingatan mengalami kesulitan, atau
akan banyak terbantu.
yang biasa disebut sebagai lupa.
Winkel (2004) dan Slavin (1994) juga
Besarnya retensi hasil belajar
menambahkan
Lebih lanjut,
bahwa
apabila
kognitif yang dimiliki siswa setelah
informasi tersimpan dalam bentuk
diterapkan strategi pembelajaran RT
yang tersusun dengan baik serta rapi
maupun
dari
dan teratur, maka informasi itu akan
masing-masing
lebih mudah untuk disimpan dan digali
CS
tidak
keunggulan
terlepas
dari
sintaks dari strategi tersebut. Salah
dari
satu aktivitas pembelajaran pada kedua
informasi
strategi itu yang memberikan banyak
sistematika yang baik, maka informasi
kesempatan
akan sukar ditemukan dan penggalian
kepada
siswa
untuk
memberdayakan retensi hasil belajar
tidak
tersimpan
apabila dalam
Selain
melalui
kegiatan
meringkas.
meringkas, kuatnya daya retensi siswa
Pada saat meringkas, siswa akan
yang dibelajarkan dengan strategi
melibatkan
pembelajaran RT juga diperoleh saat
secara
kegiatan
Sebaliknya,
menjadi tidak berhasil.
kognitifnya yaitu pada saat siswa melaksanakan
ingatan.
pemprosesan mental
informasi
dengan
cara
siswa
informasi
yang
Lubliner (2004) menjelaskan bahwa
dianggap penting dari bacaan untuk
mengajukan pertanyaan tentang apa
kemudian diorganisasikan ke dalam
yang telah dibaca akan mendorong
bentuk yang lebih terstruktur yang
siswa untuk berpikir tentang makna
menunjukkan
bacaan.
dari teks yang dipelajarinya sehingga
dengan
akan
mengidentifikasi
esensi
Informasi
yang
terstruktur
ini
siswa
untuk
dari ditata
akan
memudahkan
menyimpan
dan
mengambil kembali informasi dari
mengajukan
membantu
pertanyaan.
siswa
dalam
mengingat materi yang dipelajarinya itu.
Selanjutnya,
ketika
siswa
melakukan aktivitas prediksi, siswa
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
178
Wacana
Didaktika juga
akan
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
mengaktifkan
p-ISSN : 2337-9820
kembali
dengan strategi RT, tetapi juga oleh
pengetahuan awal yang telah diperoleh
siswa yang menjalankan pembelajaran
untuk membuat jawaban sementara
dengan strategi CS. Pada pembelajaran
dari
CS,
permasalahan
dibingungkan.
yang
Kemudian
masih melalui
setelah
meringkas,
siswa
kegiatan mengklarifikasi, siswa akan
materi
terdorong
pasangannya
untuk
kebingungannya
mengatasi
yang
kegiatan
mendiskusikan
dipelajari dalam
bersama kelompok
cara
berdasarkan pembagian peran yang
memanfaatkan
telah disepakati. Siswa yang berperan
suatu bagian dari bacaan yang telah
sebagai pembaca akan membacakan
ditulis atau dibaca, atau menggunakan
hasil ringkasannya kepada pendengar,
sumber yang lainnya. Memikirkan
sementara
makna dari hal yang dipelajari ini akan
sebagai
membantu siswa mengingat materi
kesalahan, mengingatkan materi yang
tersebut karena secara tidak langsung
terlewatkan, dan memikirkan cara agar
siswa akan melakukan pengulangan
keduanya dapat mengingat gagasan
informasi
membaca
pikirannya.
dengan
melakukan
kembali,
secara Selain
menghubungkan
siswa
yang
pendengar
berperan mengoreksi
mental
dalam
utamanya. Tahap berdiskusi bersama
itu,
dengan
pasangan dengan cara ini memberikan
informasi
yang
kontribusi
terhadap
pemberdayaan
dipelajari dengan pengetahuan awal
retensi siswa karena kegiatan tersebut
yang dimilikinya, artinya siswa telah
memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan elaborasi yang disebut
untuk saling belajar dengan teman
Reisberg (2007) sebagai relational
sebaya atau tutor sebaya. Slavin
reharsal,
yang merupakan bentuk
(2008) mengungkapkan bahwa siswa
pemprosesan informasi secara mental
yang belajar dengan cara ini dapat
yang dapat membantu memindahkan
mempelajari
informasi
yang masuk ke dalam
materi lebih banyak dari pada siswa
memori jangka pendek/STM ke dalam
yang hanya merangkum atau membaca
memori jangka panjang/ LTM.
materi.
Pemberdayaan
retensi
hasil
Slavin
CS
siswa yang menjalani pembelajaran
keuntungan
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
mengendapkan
juga
menyebutkan
bahwa kedua siswa dalam kelompok
belajar kognitif tidak hanya diperoleh
179
dan
sama-sama dari
memperoleh aktivitas
yang
Wacana
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Didaktika
dilakukan, tetapi perolehan yang lebih
itu, mendiskusikan materi dengan
banyak
pembagian peran dalam kelompok CS
diperoleh
mengajarkan
saat
siswa
materi
pasangannya.
Dalam
menceritakan
kembali
kepada
berguna
untuk
membantu
ini,
pemahaman dan ingatan siswa sebab
informasi
dengan mendeteksi kesalahan atau
penting dari bacaan untuk disampaikan
informasi yang belum lengkap oleh
kepada rekannya merupakan bentuk
pendengar
akan
reharsal
kesempatan
kepada
yang
hal
juga
dilakukan
secara
memberikan siswa
untuk
bermakna sehingga dapat membantu
meninjau kembali konsep yang tengah
siswa mengolah informasi yang masih
dipelajari dan melakukan pembenaran
berada dalam STM untuk disimpan
atas kesalahan yang dilakukan. Dalam
dalam LTM.
hal
Berdiskusi
bersama
pasangan
ini,
Jacobs
dkk.
(1996)
menegaskan bahwa penerapan strategi
juga banyak membantu siswa dalam
CS
memahami
meningkatkan pemahaman dan ingatan
dan
mengingat
materi
dengan lebih baik sebab terkadang
selama
pembelajaran
dapat
siswa.
siswa lebih mudah untuk belajar
Dari penjelasan di atas, maka
bersama dengan teman sebayanya
jelas bahwa baik strategi pembelajaran
karena pemikiran dan kemampuan
RT maupun CS sama-sama memiliki
berkomunikasi yang mereka miliki
potensi yang besar tetapi tidak berbeda
relatif sama. Goddman (tanpa tahun)
nyata dalam memberdayakan retensi
juga menjelaskan bahwa cara yang
hasil
paling
mengajarkan
Implikasinya, siswa yang selama ini
materi dengan tingkat retensi yang
masih mempelajari biologi dengan
tinggi
cara menghafal atau mendengarkan
dengan
efektif
untuk
yaitu sebesar saling
90% adalah
belajar
kognitif
siswa.
mengajari
karena
ceramah dari guru seyogyanya perlu
penggunaan
belajar
untuk segera diberdayakan melalui
dengan segera. Kondisi ini akan sangat
penerapan strategi pembelajaran RT
berbeda apabila pembelajaran yang
ataupun
diterapkan masih berupa ceramah dari
memiliki
guru, dimana tingkat retensi yang
memberdayakan retensi hasil belajar
dihasilkan hanya sebesar 5%. Selain
siswa.
menyebabkan
CS
yang
potensi
telah
terbukti
besar
dalam
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
180
Wacana
Didaktika
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Potensi kedua strategi ini dalam memberdayakan retensi hasil belajar
belajar
p-ISSN : 2337-9820
kognitif
pada
siswa
berkemampuan akademik rendah.
kognitif siswa juga telah dilaporkan sebelumnya
secara
Wicaksono
(2011)
penelitiannya bahwa
yang
terdapat
pembelajaran terhadap
terpisah
dalam menunjukkan
pengaruh
reciprocal
retensi
oleh
strategi teaching
belajar
siswa.
Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan
Kolow
(2012)
yang
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan untuk interaksi antara strategi STAD,
pembelajaran cooperative
kooperatif script,
dan
integrasi STAD cooperative script terhadap retensi hasil belajar siswa. Serta yang disampaikan oleh Warrouw (2009)
bahwa
pengaruh
strategi
pembelajaran Cooperative Script (CS), Reciprocal Teaching (RT), CS+M, dan RT+M
tidak
keberhasilan
hanya siswa
menentukan tetapi
juga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya retensi siswa. KESIMPULAN Bertolak dari temuan penelitian dan
pembahasan,
maka
dapat
disimpulkan bahwa potensi strategi RT dan CS tidak berbeda secara signifikan dalam member-dayakan retensi hasil
181
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
DAFTAR RUJUKAN Achor, E.E., Imoko, B.I., dan Uloko, E.S. 2009. Effect of Ethnomathematics Teaching Approach on Student Achievement and Retention in Locus. Educational Reasearch and Review, 4 (8): 385-390. Banikowski, A.K. 1999. Strategies to Enhance Memory Based on Brain Reasearch. Focus on Exceptional Children, 32 (2). Blakey, E. & Spence, S. 1990. Developing Metacogniton. (Online). (http://www.edpsycinteractive.or g/files/metacogn.html, diakses tanggal 6 Desember 2016). Chen, Hsiu-chuan. 1998. A Comparasion Between Cooperative Learning and Traditional, Whole-class Methods - Teaching English in a Junior College. Academic Journal of Kang-Ning, (3): 6982. Corebima, A.D. 2009. Metacognitive Skills Measurement Integrated in Achievement Test. Makalah disajikan dalam Third International Conference on Science and Mathematics Education (CosMEd). Malaysia, 10-12 November. Courtney, J. A. 2012. Effect of Metacognitive Reading Strategies on Improving Concept Understanding in High School Biology Students. A Professional Papar Submitted in Partial Fulfillment of th Requirements for Degree of Master of Science.
Wacana
p-ISSN : 2337-9820
Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains
Montana: Montana State University. Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Glynn, S. M. & Muth, K. D. 1994. Reading and Writing to Learn Science: Achievng Scientific Literacy. Journal of Research in Science Teaching, 31 (9): 10571073. Jacobs, G.M., Lee, G.S., dan Ball, J. 1996. Learning Cooperative Learning Via Cooperative Learning. Singapore: SEAMEO Regional Language Center. Kolow, Abraham. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran STAD dan Cooperative Script terhadap Hasil Belajar Kognitif Sains Biologi, Sikap Sosial, serta Retensi Siswa SMP Kota Samarinda. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM. Lubliner, Shira. 2004. Help for Struggling Upper-grade Elementary Readers. International Reading Association, 430-438. Reisberg, D. 2007. Cognition: Exploring the Science of the Mind. USA: W.W. Noston& Company, Inc.
Didaktika
Santrock, J.W. 2008. Educational Psychology, 2nd Edition. Diterjemahkan Oleh Tri Wibowo B.S. McGraw-Hill Company, Inc. Slavin, R. E. 1994. Educational Psychology: Theory into Practice Third Edition. Boston: Allyn and Bacon. Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning: Theory, Reasearc, and Practice. Diterjemahkan Oleh Nurulita. Bandung: Nusa Media. Warouw, Z. W. M. 2009. Pengaruh Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Cooperative Script dan Reciprocal Teaching pada Kemampuan Akademik Berbeda terhadap Kemampuan dan Keterampilan Metakognitif, Berpikir Kritis, Hasil Belajar Biologi Siswa, Serta Retensinya di SMP Negeri Manado. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS UM. Warouw, Z.W.M. 2010. Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Metakognitif (RTM) yang Memberdayakan Berpikir Kritis Siswa SMP. PROSIDING SEMNAS MIPA 2010. 13 November 2010. Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Vol. 4, No. 2, Desember 2016
182