MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI BERBASIS NILAI (Quasi Eksperimen Pada Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi
APRITA SARI 104016100396
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009
ABSTRAK APRITA SARI Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Berbasis Nilai(Quasi Eksperimen Pada Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta). Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Biologi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta 2010. Reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang menggunakan paham kontruktivisme. Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Diharapkan dengan model pembelajaran ini siswa tidak hanya akan menghafalkan istilah-istilah biologi saja, tetapi juga memahami konsep-konsep dari rumus tersebut sebagai hasil dari proses berfikir mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep pada pembelajaran biologi berbasis nilai melalui model reciprocal teaching pada Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian One-Group Pretest-Postest Design Populasi target adalah seluruh siswa MTs Pembangunan Jakarta semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII. Sampel diambil sebanyak satu kelas yaitu kelas VIII-F dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (1) soal test kognitif, (2) lembar observasi, (3) wawancara, dan (4) angket. Berdasarkan rata-rata skor pretest danposttest penguasaan konsep, tingkat penguasaan konsep awal siswa tergolong kurang (36.21) sedangkan tingkat penguasaan konsep akhir siswa tergolong cukup (65.15). Selain itu, hasil dari perhitungan n-gain diperoleh rata-rata 0.45 dan termasuk kriteria cukup. Data aktivitas siswa yang disajikan dalam bentuk lembar observasi, rata-rata pencapaian aktivitas siswa adalah 48.2% termasuk dalam kategori cukup. Dari hasil angket siswa yang diberikan untuk mengetahui pendapat siswa tentang model pembelajaran reciprocal teaching, dapat diketahui bahwa mereka merasa lebih mudah dalam memahami mated struktur dan fungsi organ pada tumbuhan, terutama dengan aktivitas membaca. Sedangkan dari hasil kuesioner pendidikan nilai yang memuat tiga pertanyaan terbuka terkait pendapat mengenai pendidikan nilai yang terkandung dalam materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Sebagian besar pendapat mereka mendekati jawaban yang peneliti harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat memahami keterkaitan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model reciprocal teaching yang signifikan terhadap penguasaan konsep pada pembelajaran biologi berbasis nilai.
i
KATAPENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Berbasis Nilai(Quasi Eksperimen Pada Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta)" dengan baik. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan (S.Pd.). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, Namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Alam, sekretaris Jurusan IP A, staf Jurusan IPA beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MAdan Nengsih Juanengsih, M.Pd dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
4. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd sebagai dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada penulis. 5. Bapak Djamaluddin, S.Pd. Kepala Sekolah MTs Pembangunan UIN Jakarta dan Ibu Yayah Zakiyah selaku guru Biologi, beserta seluruh dewan guru yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan hormat saya. 6. Kepada kedua orang tuaku Ayahanda Apri Effendi, S.Pel dan Ibunda Imrana serta adiku Serli, terimakasih selalu mencurahkan kasih sayang, doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang maupun dukungan materiil kepada penulis selama menyelesaikan penelitian ini. 7. Suamiku Adi Rohadi yang selalu menjadi inspirator dan motivator bagi penulis. 8. Kepada seluruh teman-teman seperjuanganku di Jurusan IP A Prodi Biologi khususnya angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan teman kost,Terima kasih atas segala perhatian, dukungan, dan motivasinya, semoga silaturrahmi terjalin dan sukses selalu. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki, karena segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Jakarta, 3 Mei 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................. 7 C. Pembatasan Masalah.............................................................. 7 D. Perumusan Masalah ............................................................... 8 E.
BAB II
Manfaaat Penelitian ............................................................... 8
TINJAUAN
PUSTAKA,
KERANGKA
PIKIR,
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ....................................................... 9 A. Tinjauan Pustaka.................................................................... 9 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.....................9 a. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching............. ........................................................ 9 b. Pengenalan Reciprocal Teaching ............................... 12 c. Mengajarkan Reciprocal Teaching ............................. 14
vi
d. Perancangan dan Penerapan Prosedur Reciprocal Teaching......................................................................15 e. Pengaruh Strategi Reciprocal Teaching......................16 2. Penguasaan Konsep dan Pengukurannya ...................... 22 3. Pengertian Biologi...........................................................25 4. Nilai Dalam Pembelajaran Sains.................................... 26 a. Definisi Nilai ............................................................ 26 b. Pembagian Nilai dalam Pembelajaran Sains ........... 27 c. Pendidikan dan Nilai ................................................ 29 d. Definisi dan Tujuan Pendidikan Nilai.......................31 e. Pendidikan Nilai dalam IPA Biologi.........................31 f. Nilai Religius, Nilai Praktis, dan Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam Materi Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan ............................................. 32 5. Struktur Fungsi dan Organ pada Tumbuhan .................. 34 B. Kerangka Berpikir ................................................................. 36 C. Pengajuan Hipotesis ............................................................. 37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 38 A. Tujuan Penelitian ................................................................... 38 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 38 C. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 38 D. Populasi dan Sampel .............................................................. 39 E. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................... 39
vii
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 39 G. Prosedur Penelitian ................................................................. 41 H. Analisis Uji Instrumen............................................................ 43
BAB IV
I.
Tekhnik Analisa Pengolahan Data ......................................... 45
J.
Hipotesis Statistik ................................................................... 47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. 48 1. Gambaran Proses Pembelajaran ......................................... 48 2. Data Hasil Belajar .............................................................. 50 B. Analisis Data .......................................................................... 50 1.
Penguasaan Konsep ......................................................... 50
2.
Lembar Observasi ........................................................... 52
3.
Wawancara ...................................................................... 53
4.
Angket Terbuka ............................................................... 54
C. Pembahasan ............................................................................ 55 D. Keterbatasan dalam Penelitian ............................................... 57 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 58 B. Saran ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59 LAMPIRAN ......................................................................................................... 61
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen .................................................................................. 40 Tabel 2. Rekapitulasi Data Penguasaan Konsep ................................................... 50 Tabel 3. Rekapitulasi Kategorisasi N-Gain ........................................................... 51 Tabel 4. Hasil Perhitungan Normalitas dengan Uji Liliefors ................................ 51 Tabel 5. Analisis dan Interpretasi Output Test Statistic ........................................ 52 Tabel 6. Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Siswa ........................................ 52 Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Wawancara .............................................................. 53
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Penelitian ................................................................................. 39
x
DAFTAR LAMPIRAN 1. Rencana Proses Pembelajaran (RPP) .............................................................. 61 2. Kisi-kisi Butir Soal Instrumen Tes Kognitif ................................................... 81 3. Soal Tes Kognitif ............................................................................................ 82 4. Kunci Jawaban ............................................................................................... 88 5. Contoh Lembar Jawaban ................................................................................ 89 6. Lembar Kerja Siswa ........................................................................................ 90 7. Hasil Perhitungan Anates ................................................................................ 95 8. Daftar Nilai Pretes-Postes Siswa..................................................................... 96 9. Hasil Uji N-Gain ............................................................................................. 97 10. Uji Normalitas ............................................................................................... 98 11. Uji Hipotesis
............................................................................................... 99
12. Rekapitulasi Data Observasi ........................................................................... 100 13. Rekapitulasi Data Kuesioner ........................................................................... 101 14. Lembar Observasi ........................................................................................... 102 15. Lembar Angket Nilai....................................................................................... 103 16. Lembar Wawancara ........................................................................................ 104
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan berfungsi membantu manusia dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah yang lebih positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan dan perilaku serta proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak pada hasil belajar yang peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dengan pengertian lain, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya1. Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang merupakan perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru dalam bentuk satuan pelajaran. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi penyampaian materi untuk mendesain KBM yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencoba memunculkan segala kompetensi yang dimiliki oleh siswa yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan sistem ini siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Jadi dalam lingkup ini siswa merupakan subyek belajar.
1
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h. 1.
2
Siswa sebagai subyek belajar harus berperan aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dinilai dari peranannya dalam pembelajaran, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, memberi tanggapan, dan lain-lain. Di samping itu, keaktifan siswa merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu siswa berusaha mempelajari segala sesuatu atas kehendak dan kemampuannya/ usahanya sendiri, sehingga dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator. Di dalam suatu kelas, tingkat kecerdasan dan keaktifan siswa berbedabeda. Oleh karena itu, guru harus mampu memperlakukan siswa dengan baik berdasarkan tingkat kecerdasannya dan mampu membuat semua siswa aktif dalam pembelajaran.
Biologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu „bios’ dan „logos’ yang artinya „hidup‟ dan „ilmu‟. Jadi secara sederhana Biologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang hidup. Pengertian ini kemudian berkembang dan disempurnakan sehingga mencakup seluruh objek atau kajiannya yang sangat luas itu. Definisi Biologi yang lebih lengkap tersebut adalah sebagai berikut; Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan gejala kehidupan. Objek atau kajian dalam Biologi meliputi kelima Kingdom/Regnum dan Virus. Kelima Kingdom tersebut adalah Animalia (hewan), Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), Protista dan Monera. Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi
yang saling tegak lurus:
keanekaragaman
(berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antar unit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya). Adapun objek-objek tersebut selanjutnya akan dikaji lebih jauh mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu molekul hingga lingkup bioma di permukaan bumi. Dimana interaksi antarbioma di permukaan bumi ini membentuk lapisan makhluk hidup di bumi yang dikenal sebagai Biosfer.
3
Kemudian bagaimanakah caranya mempelajari Biologi yang objek/kajiannya sangat luas itu, caranya adalah dengan memilah-milah materi-materinya berdasarkan objek atau kajiannya, baru kemudian mempelajarinya secara lebih mendalam pada setiap objek/kajian tersebut. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa mempelajari IPA khususnya biologi tidak cukup sekedar menghafal suatu konsep melalui buku pelajaran namun lebih dari itu belajar IPA pada hakekatnya merupakan suatu produk dan proses yang satu sama lain saling mendukung. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai kesatuan cara, misalnya pengamatan terhadap suatu objek atau gejala, pengukuran, meramalkan, menguji data, dan melakukan
percobaan.
Oleh
karena
itu,
dalam
pembelajaran
IPA
memerlukian pemberdayaan secara optimal semua perangkat pembelajaran yang mendukung, diantaranya pemilihan metode dan pendekatan yang tepat serta penggunaan semaksimal mungkin sumber-sumber belajar yang ada. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, saat ini pembelajaran biologi masih terfokus kepada guru sebagai tokoh utama dalam kegiatan belajar mengajar (teacher centered) tanpa berorientasi kepada siswa. Dalam teacher centered ini masih ada kelemahannya. Guru lebih menekankan kepada penguasaan konsep biologi kepada siswa, dan kurang memperhatikan bagaimana konsep itu diperoleh2. Pembelajaran biologi selama ini terkesan lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Pada umumnya metode ceramah masih mendominasi dalam pembelajaran biologi. Hal ini menumbuhkan ketergantungan siswa terhadap gurunya sehingga mereka tidak mampu belajar mandiri dan tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pemahamannya terhadap pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya. Siswa lebih sering memahami sesuatu jika dalam proses pembelajaran didapatkan pengalaman yang berkesan serta tantangan yang menuntut mereka untuk lebih mengasah pemikirannya. 2
Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007
4
Prinsip kontruktivisme adalah suatu prinsip dalam pengajaran yang mengharuskan siswa belajar dengan cara membangun pengetahuannya. Dalam pendidikan sains juga telah lama diusahakan agar partisipasi murid dalam membangun pengetahuannya lebih ditekankan. Semua itu menunjukkan bahwa pendidikan sains telah mengarah pada kontruktivisme. Reciprocal
teaching
merupakan
model
pembelajaran
yang
menggunakan paham kontruktivisme. Pada model pembelajaran ini, siswa diharuskan menemukan pemahaman terhadap konsep yang diajarkan tanpa harus selalu bergantung pada guru. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dari proses pertukaran informasi dengan teman dalam kelompok atau kelompok lain. Menurut Bruner, belajar menyangkut tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, terjadi transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi juga ketepatan pengetahuan. Weisten dan Meyer mengemukakan bahwa dalam proses belajar harus diperhatikan empat hal yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Penelitian tentang reciprocal teaching yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan terhadap penguasaan konsep siswa3. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa model reciprocal ini dapat membuat siswa lebih mengerti materi pelajaran yang diberikan dengan bantuan temannya dan terdapat interaksi antar sesama siswa atau dengan guru yang dapat memperlancar siswa dalam memahami materi pelajaran. Reciprocal teaching merupakan suatu model pembelajaran yang sangat mengutamakan kerjasama kelompok. Adanya kerjasama kelompok ini memungkinkan untuk terjadi komunikasi antar siswa dalam bentuk lisan yang kemudian disampaikan dalam bentuk tulisan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa siswa akan lebih dapat berkomunikasi dan dapat menerima masukan dari teman sebayanya karena penyampaian yang sesuai dan cocok dengan pola pikir mereka.
3
Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007.
5
Reciprocal teaching memiliki empat strategi yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh kemudian memprediksi pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Dari strategi tersebut dapat dilihat bahwa model pembelajaran ini menuntut kemampuan berkomunikasi siswa4. Model
pembelajaran
reciprocal
teaching
dilakukan
secara
berkelompok, hal ini dilakukan agar siswa dapat bekerjasama dan saling bertukar pendapat dalam belajar. Materi yang sesuai untuk pembelajaran secara berkelompok ini harus memiliki materi yang cukup menarik dan tiap sub materinya memiliki tingkatan yang sama, seperti pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya memiliki visi dan misi penguasaan bahan ajar saja, namun harus mampu menanamkan kandungan nilai dan moral dari bahan ajar kepada peserta didik karena fungsi teknis dari pendidikan adalah kiat dalam menerapkan prinsip ilmu pengetahuan, teknologi, dan moral terhadap peserta didik. Menurut Suroso pengembangan pendidikan di Indonesia saat ini hanya menekankan pendidikan yang bersifat kognitif dan psikomorik semata, dan kurang mengembangkan pendidikan afektif yang menyebabkan hilangnya sistem nilai dalam pendidikan5 Menghadapi terjadinya krisis nilai dikalangan siswa diperlukan suatu pendekatan integratif antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung di dalam bahan ajar. Dalam bahan ajar biologi terkandung banyak nilai dan pesan moral yang dapat dipelajari oleh peserta didik maupun oleh guru, yang terpenting adalah guru mampu mengembangkan penalarannya melalui berbagai metode sesuai daya pikir peserta didik. Untuk penanaman dan pengembangan sistem nilai maupun moral dalam pendidikan diperlukan
4
Heni Febryani Saidah, Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi. (Bandung: UPI, 2007), hal 4. 5 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. (Bandung: Mughni Sejahtera. 2005), hal 46
6
sistem pendidikan yang berorientasi kepada penanaman dan pengembangan berpikir peserta didik dalam mempelajari suatu bahan ajar.6 Mengintegrasikan nilai-nilai dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sehingga peserta didik mampu memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya dalam kehidupan. Sehingga terbentuklah generasi yang tak hanya unggul dalam hal kognitif, namun juga pribadi yang memiliki sikap positif yang merupakan bekal mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berdasarkan akar permasalahan yang dikemukakan diatas, maka perlu dicarikan solusinya sehingga oleh peneliti dipandang perlu melakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching untuk meningkatkan penguasaan konsep biologi siswa pada materi Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan mendorong pembelajaran mandiri yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik sehingga penguasaan konsep suatu pokok bahasan biologi dapat dicapai. Diharapkan dengan model pembelajaran ini siswa tidak hanya akan menghafalkan istilah-istilah biologi saja, tetapi juga memahami konsepkonsep dari rumus tersebut sebagai hasil dari proses berfikir mereka setelah siswa membaca, memahami, dan mengerjakan soal-soal yang telah disediakan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji penguasaan konsep siswa melalui penggunaan model reciprocal teaching, dengan judul 6
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam…, hlm. 64
7
penelitian “MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI BERBASIS NILAI (Quasi Eksperimen pada siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta)”.
B. Identifikasi Masalah Dari penjelasan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang timbul antara lain : 1.
Kesulitan siswa dalam dalam memahami konsep-konsep pada pelajaran biologi.
2.
Pembelajaran di kelas yang masih bersifat teacher centered membuat kurangnya aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
3.
Penguasaan konsep siswa sebelum sebelum menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching pada konsep biologi.
4.
Peningkatan penguasaan konsep siswa setelah menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching.
5.
Pembelajaran dengan penerapan pendidikan nilai sains belum efektif diterapkan pada pembelajaran biologi.
C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu meluas dalam pelaksanaannya, maka permasalahan dibatasi dalam hal-hal berikut ini : 1. Peningkatan penguasan konsep biologi dan aktivitas siswa melalui model pembelajaran reciprocal teaching. 2. Penguasaan konsep yang diukur mencakup aspek kognitif jenjang C1-C2. 3. Nilai-nilai sains yang diungkap pada penelitian ini adalah nilai religius, nilai praktis, dan nilai pendidikan yang terkandung dalam bahan ajar biologi pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.
8
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran biologi berbasis nilai melalui model reciprocal teaching?”
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya : a. Bagi siswa dapat mendorong untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran
dan
dapat
belajar
secara
mandiri
serta
dapat
meningkatkan penguasaan konsep biologi. b. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa melalui model pembelajaran reciprocal teaching.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching a.
Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain1. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pembelajaran reciprocal teaching awalnya dirancang untuk mengatasi
kesulitan
belajar
dalam
membaca
teks.
Pendekatan
pembelajaran ini dimunculkan oleh Palinscar tahun 1982 ketika dia menemukan beberapa muridnya yang mengalami kesulitan dalam memahami sebuah teks bacaan. Seorang siswa dapat saja membaca sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata untuk memahami makna dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan bacaan tersebut. Inilah masalah yang melatarbelakangi kemunculan model pembelajaran resiprocal. Sedangkan pengajaran reciprocal bertujuan 1
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet.1, hal 5.
10
untuk memberikan teknik atau strategi pada para siswa agar dapat mencegah terjadinya kegagalan kognitif dalam kegiatan membaca2. Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar dari pembelajaran resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan pengetahuan. Menurut beliau berpikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya dapat membantu proses klarifikasi dan revisi dalam berpikir pada saat belajar3. Dalam pelaksanaan awalnya guru menjadi leader atau contoh dalam mempraktekan keempat startegi yang diuraikan di atas. Kemudian siswa diminta untuk melakukannya bersama teman-teman dalam suatu kelompok yang tidak kurang dari 4 orang dan tidak lebih dari 6 siswa. Sehingga jelas dalam pelaksanaannya model ini tidak lepas dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Selain itu, yang perlu ditekankan adalah pendekatan dialogis dalam pembelajaran baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka dalam mengamati. Pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa yang memiliki kecenderungan diam, guru harus melakukan teknik scaffolding untuk membangkitkan keaktifan siswa. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum tahu (misalnya guru kepada siswa atau siswa yang pandai dengan siswa lain yang kurang pandai). Reciprocal teaching adalah strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai “guru” menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara 2
Farida Nurhasanah, Reciprocal Teaching dari http://hasanahworld.wordpress.com,
3
Farida Nurhasanah, Reciprocal….
17 Juni 2009.
11
itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan, dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Bimbingan yang diberikan pada tahap ini dilakukan secara ketat, kemudian secara berangsur-angsur tanggungjawab belajar diambil alih oleh siswa yang belajar. Pada scaffolding kemampuan aktual siswa, yaitu kemampuan yang mampu dicapai oleh siswa dengan belajar sendiri dapat berkembang lebih tinggi dan lebih baik sehingga dicapai kemampuan potensialnya. Dengan demikian scaffolding mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan aktualnya menjadi kemampuan potensialnya. Menurut Palincsar dan Brown seperti yang dikutip oleh Slavin4 bahwa strategi reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru untuk
meningkatkan
keterampilan
membaca
pada
siswa
yang
berkemampuan rendah. Reciprocal teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik Dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Untuk mempelajari strategi-strategi tersebut guru dan siswa membaca bahan pelajaran yang ditugaskan di dalam kelompok kecil, guru memodelkan empat keterampilan tersebut di atas. Dari beberapa definisi di atas, model reciprocal teaching sesuai digunakan untuk menghasilkan siswa yang mandiri5, yaitu : 1. Mampu mendiagnosis secara tepat situasi belajar khusus.
4
Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007 5 Vina Indriani, Penguasaan Konsep ….
12
2. Mampu memilih strategi belajar untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 3. Mampu memonitor keefektivan strategi. 4. tuntas. b. Pengenalan Reciprocal Teaching Reciprocal teaching belum biasa dilakukan oleh guru. Siswapun belum akrab dengan strategi ini. Oleh karena itu jika guru akan menggunakan reciprocal teaching perlu memperkenalkannya terlebih dahulu kepada siswa. Untuk memperkenalkan reciprocal teaching kepada siswa, guru dapat memulai dengan memberikan informasi-informasi. Berikut ini adalah saran dari Palincsar 1987 (dalam Slavin, 1997) tentang skenario bagaimana seorang guru memperkenalkan reciprocal teaching kepada siswa. Berikut ini adalah skenarionya. Contoh Skenario Pengenalan Reciprocal Teaching Kepada Siswa Untuk minggu-minggu mendatang kita akan bekerja bersamasama untuk meningkatkan kemampuan Anda semua dalam memahami bahan bacaan yang Anda baca. Kadang-kadang kita sulit memahami arti kata-kata, sulit memusatkan perhatian kepada arti kata-kata atau kepada apa yang kita baca. Kita akan mempelajari suatu cara agar kita dapat lebih memberikan perhatian terhadap apa yang sedang kita baca. Saya akan mengajarkan kepada Anda melakukan kegiatan-kegiatan berikut pada saat Anda membaca. • Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang telah Anda baca, dan yakinkan bahwa Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. • Membuat rangkuman tentang informasi-informasi terpenting dari apa yang telah Anda baca. • Memprediksi apa yang mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan selanjutnya.
13
• Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bacaan yang dibaca dan selanjutnya apakah kita berhasil membuatnya menjadi masuk akal. Kegiatan ini akan membantu Anda tetap memusatkan perhatian kepada apa yang sedang Anda baca, dan yakinkan diri Anda sendiri bahwa Anda memahami apa yang telah Anda baca. Cara bagaimana Anda akan mempelajari empat kegiatan di atas adalah dengan mengambil giliran berperan sebagai guru selama kegiatan membaca di dalam kegiatan kelompok Anda. Apabila saya guru, saya akan menunjukkan kepada Anda bagaimana membaca dengan penuh perhatian, dengan mengucapkan kepada Anda pertanyaan-pertanyaan yang saya buat sambil saya terus membaca dengan mengikhtisarkan informasi penting yang saya baca, dan dengan membuat prediksi, yaitu saya memikirkan apa yang akan dibahas penulis pada tulisan berikutnya. Saya juga akan mengutarakan kepada Anda apabila saya menemukan sesuatu yang tidak jelas atau membingungkan pada saat membaca, dan bagaimana saya membuat sesuatu yang membingungkan itu menjadi mudah dipahami. Apabila Anda guru, pertama-tama sambil membaca, Anda akan mengajukan pertanyaan yang Anda buat kepada kelompok Anda. Anda akan memberitahukan kepada kelompok Anda apabila jawaban kelompok Anda benar. Sambil terus membaca, Anda akan mengikhtisarkan informasi penting yang Anda peroleh. Anda juga akan memberitahukan kepada kelompok Anda apabila Anda menemukan segala sesuatu yang membingungkan di dalam bacaan itu. Beberapa kali selama Anda membaca teks itu, Anda juga membuat prediksi, memikirkan apa yang barangkali akan dibahas pada bacaan berikutnya. Apabila Anda sedang berperan sebagai guru, anggota kelompok Anda akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda dan memberi komentar terhadap rangkuman yang Anda buat. Kegiatan-kegiatan tadi adalah kegiatan yang diharapkan akan Anda pelajari dan gunakan, tidak hanya pada saat Anda sedang mengikuti
14
pelajaran membaca di kelas, tetapi di manapun Anda ingin memahami dan mengingat apa yang sedang Anda baca. Skenario di atas merupakan contoh yang dapat dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan reciprocal teaching kepada siswa. Kegiatan itu
dilakukan
pada
pertemuan
pertama
sebelum
siswa
belajar
menggunakan strategi tersebut. Guru harus memastikan bahwa siswa telah memahami dulu strategi ini sebelum mereka menggunakannya c. Mengajarkan Reciprocal Teaching Sebagai salah satu pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap, reciprocal teaching, diajarkan dengan menerapkan pembelajaran langsung (direct instruction) . Adapun tahapan pembelajaran langsung dalam mengajarkan reciprocal teaching adalah sebagai berikut. • Guru menyiapkan teks bacaan materi pelajaran yang akan dibahas pada hari ini. Memberitahu tujuan bahwa siswa akan diajak belajar materi pelajaran tertentu hari ini dengan memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Strategi yang akan dilatihkan itu bernama reciprocal teaching . • Guru memodelkan strategi reciprocal teaching tahap demi tahap menggunakan alinea pertama di dalam bahan bacaan yang disediakan. • Guru dapat mengulangi langkah ini dengan menggunakan alinea kedua di dalam bahan bacaan. Pada akhir langkah ini siswa harus dipastikan sudah memahami langkah-langkah yang dimodelkan tadi. • Guru membimbing siswa guru meniru apa yang telah dimodelkan, memberikan balikan dan mendiskusi penampilan siswa. Materi pelajaran yang digunakan adalah materi alinea ketiga dan seterusnya. • Guru meminta siswa guru mengulangi sekali lagi langkah keempat. Bila materi di dalam satu alinea terlalu singkat, guru dapat menggunakan materi bacaan lembar demi lembar. Hal yang penting perlu diperhatikan di dalam membelajarkan siswa terhadap keterampilan ini adalah pada saat modeling. Modeling yang dilakukan oleh guru harus jelas, tahap demi tahap dan siswa harus dipastikan telah memahami semua tahapan yang dilakukan. Untuk menjamin modeling dilakukan dengan
15
baik, menurut teori sosial Bandura, ada empat tahap modeling, yaitu atensi, retensi, produksi, dan motivasi. Atensi (perhatian) siswa dapat terjadi dan terpusat pada apa yang dimodelkan jika guru melakukan dengan baik, menarik serta tahap demi tahap. Agar siswa dapat meniru keterampilan yang dilatihkan, maka siswa harus dapat mengingat tahapan yang dilatihkan itu. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas-aktivitas agar siswa dapat mengingatnya (retensi). Retensi dapat dilakukan dengan jalan mengulang-ulang keterampilan tersebut. Produksi tidak lain adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan/meragakan keterampilan yang sudah dilatihkan itu. Siswa cenderung melakukan reproduksi kalau mereka termotivasi. Salah satu cara membangkitkan motivasi adalah dengan menunjukkan kepada siswa bahwa keterampilan yang mereka pelajari itu sangat diperlukan oleh mereka dalam rangka belajarnya. d. Perancangan dan Penerapan Prosedur Reciprocal Teaching Berdasarkan saran di atas, maka rancangan pelaksanaan reciprocal teaching sehari-hari adalah mengikuti prosedur berikut. • Sediakan teks bacaan yang akan diajarkan pada hari itu. • Jelaskan bahwa Anda akan bertindak sebagai guru untuk bagian pertama bacaan. • Siswa diminta untuk membaca di dalam hati bagian bacaan yang ditetapkan. Sebagai permulaan, barang kali paling mudah untuk bekerja paragraf demi paragraf. • Ketika siswa menyelesaikan bacaan bagian pertama, lakukan pemodelan berikut. • Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah ………………………………………………………………………… …………………………………… • Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, siswa membuat rangkuman dari informasi yang telah dibaca. Apabila perlu mereka boleh mengacu
16
pada teks bacaan. Saya akan merangkum informasi penting di dalam bacaan sebagai berikut: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ……………………..…………………………………………………… …………………………………………………………….. • Ketika saya membaca bahan bacaan ini saya menemukan hal-hal yang kurang jelas, yaitu sebagai berikut …………………………………………………..……………………… ………………………………………………………………………….. • Untuk mengklarifikasi hal-hal tersebut saya mencari dari bahan bacaan lain, atau bertanya kepada nara sumber lain sebagai berikut ………………………..………………………………………………… ………………………………………………………………….............. ∙ Undang siswa untuk membuat komentar tentang pengajaran Anda dan bacaan itu. Sebagai contoh: (1) Apakah ada informasi yang lain? (2) Apakah ada yang memiliki prediksi lain untuk ditambahkan pada prediksi saya? (3) Apa ada yang menemukan sesuatu yang lain yang membingungkan? • Tugaskan bagian bacaan berikutnya untuk dibaca dalam hati. Pilih seorang siswa untuk berperan sebagai guru untuk bagian ini. Mulailah dari siswa yang terampil bicara yang menurut Anda akan sedikit mengalami kesulitan dengan kegiatan ini. ∙ Latihlah siswa guru untuk dapat berperan dalam kegiatan ini, doronglah siswa lain untuk berperan lebih aktif di dalam dialog dan sebagainya. e. Pengaruh Stategi Reciprocal Teaching Terhadap hasil Belajar Pengaruh reciprocal teaching terhadap hasil belajar sangat beragam. Reciprocal teaching mempengaruhi keterampilan komunikasi, motivasi, prestasi belajar, dan hasil belajar kognitif.
17
1.
Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Keterampilan Komunikasi Berdasarkan pada keterampilan yang dilatihkan dan bentuk-
bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar, maka reciprocal teaching berdampak positif terhadap kemampuan komunikasi siswa, karena selama pembelajaran siswa mengajukan pertanyaan, mengomentari jawaban teman yang lain. 2.
Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi Siswa Menurut
teori
motivasi
ARCS
(Attention,
Relevance,
Confidence, Satisfaction), siswa akan termotivasi jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, apa yang mereka pelajari menyebabkan mereka puas, dan menambah percaya dirinya. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching, siswa aktif mencari tahu informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaannya sendiri sehingga relevan dengan kebutuhan mereka sendiri. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa. Wilujeng, (1999) dalam bidang fisika, Khabibah (1999) di dalam bidang matematika, mereka semua berpendapat bahwa reciprocal teaching dapat meningkatkan motivasi siswa. 3.
Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Kognitif Selama KBM siswa membuat rangkuman, jadi dilatih untuk
menemukan ide pokok di dalam bahan bacaan dan ini merupakan keterampilan penting untuk belajar. Semua uraian tersebut ternyata juga sejalan dengan hasil penelitian yang menerapkan reciprocal teaching ini telah berhasil meningkatkan prestasi belajar yang rendah (Palincsar, 1987 dalam Slavin (1997); Palincsar dan Brown, 1984;). Hal yang membedakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan model pembelajaran lainnya menurut Palincsar dan Brown yaitu dalam reciprocal teaching, siswa dituntut untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada teman-temannya baik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan atau prediksi dari
18
wacana tersebut. Reciprocal teaching dirancang untuk membiasakan siswa menggunakan empat strategi pemahaman mandiri dimana strategi menjelaskan kembali memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya. Guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan
informasi,
ide,
keterampilan,
cara
berpikir
dan
mengekspresikan sendiri6. Empat strategi dalam Reciprocal Teaching yang dikembangkan oleh Palincsar dan Brown yaitu : 1.
Summarizing (Merangkum)
Rangkuman adalah sejumlah intisari atau ide utama yang diambil dari suatu bahan bacaan. Strategi merangkum memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi, menguraikan dengan kata-kata sendiri dan menggabungkan informasi penting dari suatu teks bacaan. Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. beberapa pertanyaan-pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain: “Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan ini?” “Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan ini?” Untuk tahap ini, tentu sudah jelas sekali yang paling sederhana adalah meminta siswa untuk membuat ikhtisar dari proses pembelajaran yang berlangsung beserta hasilnya menggunakan bahasa sendiri. “Konsep baru apa saja yang kita pelajari dalam topik struktur dan fungsi organ pada tumbuhan ini?” “Dapatkah saya menjelaskan konsep-konsep tersebut dengan bahasa saya sendiri?”
6
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007). td
19
“Dapatkah saya menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep ini?” Berkaitan dengan soal yang diberikan, dapat diminta siswa untuk menuliskan jawaban yang lengkap beserta langkah-langkah yang dilakukan kemudian mereka minta untuk menjelaskannya. 2.
Questioning (Membuat pertanyaan)
Strategi
bertanya
ini
digunakan
untuk
memonitor
dan
mengevalusi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Bentukbentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya; “Apa yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?” “Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajukan setelah kau membaca teks tersebut?” “Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?” Pertanyaan
yang
diajukan
siswa
tentu
bervariasi
dan
menunjukkan tingkat berpikir siswa. Pengajuan pertanyaan ini merupakan suatu bagian penting dalam kontruktivisme. Menurut Piaget, perumusan pertanyaan merupakan salah satu yang paling penting dan paling kreatif dari sains yang diabaikan dalam pendidikan sains7. Strategi
bertanya
ini
digunakan
untuk
memonitor
dan
mengevalusi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Dari uraian tersebut jelas bahwa pada tahap ini siswa bertanya pada dirinya sendiri untuk melakukan crosscheck tentang apa yang sudah diperolehnya dari proses belajar dan apa yang belum dikuasainya dari keseluruhan konsep
7
Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007, hal 9.
20
yang diajarkan oleh gurunya. Jadi guru mengajarkan siswa untuk bertanya pada dirinya sendiri. Contoh pertanyaannya sebagai beikut: “Apakah saya sudah memahami definisi akar?” “Dari semua definisi yang diberikan, adakah definisi yang belum saya fahami?” “Apakah saya sudah bisa melukis sebuah penampang melintang sebuah akar?” 3.
Predicting (Memprediksi) Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaktifkan pengetahuan sebelumnya yang bersangkutan dengan teks tersebut. Strategi ini juga membantu siswa mengembangkan pemahaman siswa dengan menggunakan petunjuk bacaan, pengetahuan awal, petunjuk gambar atau teks terstruktur untuk membangun makna dari teks yang bersangkutan. Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya. Pertanyaanpertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut: “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?” “Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?” Dari uraian tersebut, jelas diketahui bahwa pada tahap ini diharapkan terjadi koneksi antara konsep yang baru dipelajarinya dengan yang sudah dimilikinya. 4.
Clarifying (Mengklarifikasi)
Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting
21
walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familiar, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragraph. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti; “Apa maksud dari kalimat tersebut?” “Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?” “Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraf ini?” Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hal-hal yang tidak jelas dalam teks yang telah dibaca. Strategi ini dapat dilakukan selama siswa membaca teks dengan membuat catatan mengenai kata-kata, ungkapan atau konsep yang belum mereka pahami. Bahan teks bacaan yang diberikan dapat berupa teks mengenai konsep yang ingin diajarkan sekaligus berisi soal yang harus diselesaikan. Pada contoh ini, misalnya teks mengenai akar. Sesuai dengan teorinya pada tahap ini, Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familiar. Maka dibuat pertanyaan apakah mereka mengerti arti kata atau konsep baru dalam teks tersebut. Perlu diingat bahwa pembelajaran ini berbasis dialog dan keempat proses tersebut berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil. Sebagai salah satu pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap, reciprocal teaching, diajarkan dengan menerapkan pembelajaran langsung (direct instruction). Adapun tahapan pembelajaran langsung dalam mengajarkan reciprocal teaching adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan teks bacaan materi pelajaran yang akan dibahas pada hari ini. Memberitahu tujuan bahwa siswa akan diajak belajar materi pelajaran tertentu hari ini dengan memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Strategi yang akan dilatihkan itu bernama reciprocal teaching. 2. Guru memodelkan strategi reciprocal teaching tahap demi tahap menggunakan alinea pertama di dalam bahan bacaan yang disediakan.
22
3. Guru dapat mengulangi langkah ini dengan menggunakan alinea kedua di dalam bahan bacaan. Pada akhir langkah ini siswa harus dipastikan sudah memahami langkah-langkah yang dimodelkan tadi. 4. Guru membimbing siswa dan siswa meniru apa yang telah dimodelkan, memberikan balikan dan mendiskusi penampilan siswa. Materi pelajaran yang digunakan adalah materi alinea ketiga dan seterusnya. 2. Penguasaan Konsep Siswa dan Pengkurannya Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa tersebut memperoleh pengalaman belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dimensi proses kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang baru mencakup enam jenjang, yaitu : Menghafal (Remember), memahami (Understand), mengaplikasikan (Applying), menganalisis (Analyzing), mengevaluasi (Checking), dan membuat (Create).8 Aspek pemahaman mengacu pada pengetahuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari. Pada umumnya, unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menangkap makna atau suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Dalam beberapa pengertian, konsep dapat didefinisikan sebagai berikut: a) konsep adalah gambaran dan ciri-ciri sesuatu objek sehingga dapat membedakannya dengan objek lainnya (Goo, dalam Resna, dkk., 1992:6) b) konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objekobjek kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang 8
Nuryani. R., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005) , hal 155.
23
mempunyai atribut yang sama (Rosser, 1994, dalam Ratna WD, 1989:80) c) konsep merupakan pembentukan mental dalam mengelompokkan katakata dengan penjelasan tertentu yang dapat diterima secara umum (Klausmeir, 1980:22) d) konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulus (Ratna WD, 1990:22) e) konsep merupakan definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala (Koentjaraningrat, 1990:29).9 Menurut Plafel (1970 dalam Ratna WD, 1989) bahwa konsepkonsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yaitu: a) konsep itu memiliki atribut tertentu yang merupakan tanda atau ciri atau sifat-sifat dari sutu konsep yang membedakannya. b) konsep memiliki struktur yang merupakan cara tergabungnya atributatribut suatu konsep, berdasarkan struktur ini konsep dikelompokkan menjadi: konsep-konsep konjugatif, konsep-konsep disjugatif, konsepkonsep rasional c) konsep memiliki keabstrakan, konsep bisa dalam bentuk konkrit (benda nyata) atau abstrak (digeneralisasikan) d) konsep memiliki keinklusifan, artinya setiap konsep memiliki pengembangan lebih luas. e) konsep memiliki generalisasi (keumuman), konsep-konsep dapat berbeda menurut hierarkinya. f) konsep memiliki ketepatan, ketepatan suatu konsep menyangkut suatu aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh suatu konsep. g) konsep memiliki kekuatan, kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting disajikan atau dipelajari atau mengandung materi esensial.10
9
Nuryani R, Strategi Belajar..., hal. 50-51. Nuryani R, Strategi Belajar..., hal. 52.
10
24
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
konsep
merupakan
pemahaman
suatu
abstraksi
yang
menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari kelompok objek dari sutu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena alam yang membedakannya dari kelompok lain. Prayekti mengatakan bahwa penguasaan konsep merupakan abstraksi yang memiliki satu kelas atau objek-objek kejadian atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.11 Arikunto menegaskan bahwa soal ingatan dapat dijawab dengan melihat buku atau catatan, tapi untuk menjawab soal pemahaman, siswa dituntut untuk hafal sesuatu pengertian kemudian menjelaskan dengan kalimat sendiri12. Atau siswa memahami dua pengertian atau lebih kemudian memahami dan menyebutkan hubungannya. Jadi untuk menjawab soal pemahaman siswa selain harus mengingat juga berpikir. Untuk memperoleh pemahaman ini, siswa harus sudah mengetahui kemudian paham dan siswa dapat mengaplikasikannya. Soal-soal untuk pengukuran penguasaan konsep siswa ini disusun dalam bentuk pilihan ganda. Sesuai dengan PP No. 19/2005 kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran pada KTSP masih tetap sama dengan kurikulum sebelumnya yaitu bercirikan kepada tercapainya paket-paket kompetensi, yaitu menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasifikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,
penyampaian
dalam
pembelajaran
menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, dan 11
Prayekti, ”Pendidikan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di kelas 5 SD”, Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi 39, 2001. h. 3. 12 Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Cet.ke-6, h. 156.
25
penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Namun, terdapat perbedaan mendasar yaitu sekolah diberi kewenangan penuh menyususun rencana pendidikannya. 3. Pengertian Biologi Biologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu „bios’ dan ‘logos’ yang artinya „hidup‟ dan „ilmu‟. Jadi secara sederhana Biologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang hidup. Pengertian ini kemudian berkembang dan disempurnakan sehingga mencakup seluruh objek atau kajiannya yang sangat luas itu. Definisi Biologi yang lebih lengkap tersebut adalah sebagai berikut; Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan gejala kehidupan. Objek atau kajian dalam Biologi meliputi kelima Kingdom/Regnum dan Virus. Kelima Kingdom tersebut adalah Animalia (hewan), Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), Protista dan Monera. Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalaha cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya. Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adlah bagian dari grup yang ia sebut Selachē. Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit
26
pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generalis et Dendrologia. Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi
yang saling tegak lurus:
keanekaragaman
(berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya). Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan (botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya. Adapun objek-objek tersebut selanjutnya akan dikaji lebih jauh mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu molekul hingga lingkup bioma di permukaan bumi. Dimana interaksi antarbioma di permukaan bumi ini membentuk lapisan makhluk hidup di bumi yang dikenal sebagai Biosfer. Kemudian bagaimanakah caranya mempelajari Biologi yang objek/kajiannya sangat luas itu, caranya adalah dengan memilah-milah materi-materinya berdasarkan objek atau kajiannya, baru kemudian mempelajarinya secara lebih mendalam pada setiap objek/kajian tersebut. 4. Nilai dalam Pembelajaran Sains a. Definisi Nilai Kata value, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi nilai berasal dari bahasa Latin valere atau valoir yang dapat dimaknai sebagai kata harga..13 Nilai didefinisikan dengan cara berbeda-beda oleh banyak ahli. Suroso menjelaskan definisi nilai menurut 13
hal.7
Rohmat Mulyana. Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Alfabeta: Bandung. 2004),
27
para ahli, diantaranya Menurut Golden Alford (1964) nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Dalam pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai-nilai yang sesuai dengan tututan yang ada, baik yang berlaku dalam masyarakat maupun ajaran Agama.14 Begitupun Mulyana dalam bukunya memaparkan nilai menurut para ahli, yaitu Kluckohn yang merumuskan definisi nilai sebagai konsepsi (tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan.15 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulan bahwa nilai adalah suatu gagasan yang dijadikan rujukan dalam menentukan suatu hal atau tindakan yang merupakan tujuan tindakan akhir. Gagasan tersebut melekat dalam waktu yang relatif lama sehingga stabil, dan dinyatakan secara konsisten. b. Pembagian Nilai dalam Pembelajaran Sains Nilai banyak sekali jenisnya, tergantung dalam konteks mana kita menempatkannya, ada nilai spiritual atau religius, nilai moral, nilai estetika, nilai sosial, nilai intelektual, nilai ekonomi, dan lain-lain. Mulyana memaparkan menurut Linda secara garis besar nilai dibagi dalam dua kelompok yaitu nilai nurani (value of being ) dan nilainilai memberi (Value of giving). Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang. Nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan.16 Suroso menjelaskan pembagian menurut para ahli, diantaranya Darmadjo membagi nilai menjadi nilai sosial (etika, estetika, moral atauhumonaria), nilai ekonomi, dan nilai psikologi atau pedagogis. Dan 14
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., hal 46 Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi…, hal 10 16 Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi…, hal 26 15
28
Spranger membagi nilai menjadi enam jenis, yaitu: nilai ekonomi, nilai ilmiah, niali sosial, nilai estetika, dan nilai religius. Sedangkan Einsten menyebutkan bahwa nilai sains mencakup nilai religius, praktis/manfaat, sosial, intelektual, sosial-politik-ekonomi dan pendidikan.17 Dalam penelitian ini penulis mengambil pembagian nilai menurut Einsten, berikut penjelasan mengenai nilai-nilai menurut Einsten. 1. Nilai Religius Nilai religius berorientasi pada nilai keimanan sebagai dasar segala pemikiran dan tindakan yang berhubungan dengan kesadaran akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifat asmaul husna lainnya.18 Dalam Garis Besar Program Pengajaran salah satu tujuan pembelajaran IPA adalah meningkatkan kesadaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran haruslah ada integrasi nilai-nilai agama. Agama dapat mengajari
identitas
pencipta
kita
yang
keberadaannya
dapat
ditemukan, dan dengan agama yang diungkapkan, kita akan tahu bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah. 2. Nilai Praktis Nilai praktis suatu bahan ajar sains berhubungan dengan aspek-aspek manfaat sains bagi kehidupan manusia. Nilai kemnfaatan dari suatu bahan ajar adalah dikaitkan dengan segi-segi praktis bagi kehidupan manusia. Bahan ajar Biologi adalah banyak berkaitan dengan maslah kehidupan manusia, sehingga tidak disangsikan lahi memilki banyak nilai kemnfaatannya. 3. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan adalah kandungan nilai yang dapat memberikan
inspirasi
atau
ide-ide
yang
dimunculkan
untuk
pemenuhan kebutuhan manusia setelah belajar dari prinsip-prinsip yang berlaku dalam suatu bahan ajar. 17 18
Suroso Adi Yudianto, Manajemen…, hal 47. Suroso Adi Yudianto, Manajemen…, hal 48.
29
4. Nilai Sosial Nilai sosial suatu bahan ajar merupakan model menjalin hubungan sesama manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi senantiasa memerlukan yang lain dalam melakukan berbagai kegiatan. 5. Nilai Intelektual Nilai intelektual merupakan nilai kecerdasan seseorang agar menggunakan akalnya untuk memehami sesuatu dan tidak percaya akan tahayul, menyadari pentingnya pengetahuan dan pemahaman juga keterampilan untuk kehidupan. c. Pendidikan dan Nilai Nilai dan pendidikan merupakan dua hal yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara nilai dengan pendidikan dapat dilihat dari tujuan pendidikan itu sendiri. Hubungan antara nilai dengan pendidikan sangat erat. Nilai dilibatkan dalam setiap tindakan pendidikan, baik dalam memilih maupun dalam memutuskan setiap hal untuk kebutuhan belajar. Melalui persepsi nilai guru dapat mengevaluasi siswa. Dan melalui nilai itulah manusia dapat bersikap kritis terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan pendidikan. Merujuk pada pendapat Kniker (1997), nilai merupakan istilah yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Dalam gagasan Pendidikan Nilai yang ia kemukakan, nilai selain ditempatkan sebagai inti dari proses dan tujuan pembelajaran, setiap huruf dari kata value dirasionalisasikannya sebagai tindakan-tindakan pendidikan. Sehingga ia menuangkan kata-kata tersebut sebagai tahap penyadaran nilai19. Tahapan-tahapan itu adalah: a. Value identification (identifikasi nilai). Pada tahap ini, nilai yang menjadi target pembelajaran perlu diketahui oleh setiap peserta didik.
19
Rokhmat Mulyana. Mengartikulasi..., hal 105.
30
b. Activity (kegiatan). Pada terhap ini peserta didik dibimbing untuk melakukan tindakan yang diarahkan pada penyadaran nilai yang menjadi target pembealajaran. c. Learning aids (alat bantu belajar). Alat bantu adalah benda yang dapat memperlancar proses belajar nilai. d. Unit interaction (interaksi kesatuan). Tahap ini melanjutkan tahapan kegiatan dengan semakin memperbanyak strategi atau cara yang dapat menyadarkan peserta didik terhadap nilai. e. Evaluation segment (bagian penilaian). Tahap ini diperlukan untuk memeriksa kemajuan belajar nilai melalui penggunaan beragam teknik evaluasi nilai. Nilai sangat luas maknanya, maka dari itu dibutuhkan beberapa pendekatan utama untuk pengembangan nilai, yaitu sebagai berikut: 1)
Pendekatan eksplisit Pendekatan yang menekankan pada mata pelajaran yang benar-benar
mengajarkan nilai, seperti nilai pendidikan moral, Budi pekerti, dan agama yang bertumpu secara khusus pada perkembangan nilai dan etika.20 Ringkasnya, nilai eksplisit merupakan nilai yang dirancang secara langsung atau tersurat dalam kurikulum, dipupuk dan diajarkan secara langsung oleh guru di dalam kelas, dan nilai yang dinyatakan siswa dengan jelas dalam tingkah laku atau hasil belajar. 2)
Pendekatan tidak langsung Pendekatan tidak langsung sebagian berasaskan pengandaian bahwa
pemahaman tentang sains dan sains sosial memerlukan pengembangan imajenasi, intuisi, dan hati nurani yang dapat membantu peningkatan kesadaran moral dan intelektual.21 Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan tidak langsung menekankan penggunaan mata pelajaran sekolah yang lain sebagai alat untuk mengembangkan nilai dan etika. 20
Nik, Azis Nik Pa, “ Pengembangan nilai dalam Pendidikan Matematik: Cabaran dan Keperluan”, dalam Nilai-Nilai Science Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. hlm. 49 21 Nik Azis Nik Pa, Pengembangan…, hlm. 29.
31
Misalnya pembelajaran Fisika membantu siswa untuk memupuk sikap ingin tahu siswa tentang alam dan mengukuhkan kemampuan berpikir kritis. 3)
Pendekatan implisit Pendekatan implisit menekan strategi seperti penggunaan kaedah
pengajaran, pembelajaran,cara mengetahui, dan persepsi tertentu, untuk memupuk pengembangan nilai murni. Dalam konteks ini metodologi guru dalam mengajar siswa di kelas termasuk dalam pendekatan implisit.22 Ringkasnya nilai implisit adalah nilai yang tersirat dalam kurikulum, bahan ajar, tersirat dalam tingkah laku guru dalam kelas, dan nilai yang tersirat dalam tingkah laku siswa. d. Definisi dan Tujuan Pendidikan Nilai. Definisi Pendidikan Nilai mencakup keseluruhan aspek yang sebagai pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan, melaui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten.23 Tujuan Pendidikan Nilai dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan. Untuk pada sampai tujuan yang dimaksud, tindakan-tindakan pendidikan yang mengarah pada perilaku yang baik dan benar perlu diperkenalkan oleh peserta didik. e. Pendidikan Nilai dalam IPA (biologi) Pembelajaran IPA (biologi) yang disertai oleh pengembangan nilai, moral dan etika diyakini akan mampu menumbuhkan potensi peserta didik melebihi apa yang dicapai dalam pengajaran konvensional. Karena itu materi pembelajaran yang dikembangkan harus sampai kepada materimateri esensial yang di dalamnya terkandung nilai, moral, dan etika yang harus dimilki oleh peserta didik.
22 23
Nik Azis Nik Pa, Pengembangan…, hlm. 29. Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan..., hlm. 119.
32
Dalam pembelajaran sains bernuansa nilai dibarengi dengan sikap kritis, analitis, kreatif, dan produktif, maka akan menghasilkan pribadi yang akan menguasai IPTEK, meningkatkan IMTAK, dan berjiwa mandiri. Kepribadian yang berjiwa mandiri artinya seseorang itu memiliki jiwa kewirausahaan dan peduli terhadap lingkungan tanpa harus disuruh orang lain, melainkan dengan kesadaran diri atau self actualization. Jadi Pendidikan Nilai lewat sains diharapkan sebagai bentuk penguatan sains agar lebih memiliki makna lebih luas dalam kehidupan.24 Banyaknya nilai yang penting diperlukan dalam kehidupan, dapat dipelajari dari sains. Metode pembelajaran demikian, memberikan konsekuensi kepada pendidik untuk dapat mengembangkan pembelajaran sains (biologi) sebagai media untuk membentuk pribadi siswa yang bertanggung jawab dunia akhirat. Melalui pembelajaran tersebut siswa diajak menelaah serta membelajari nilai-nilai yang tekandung di dalam sains (biologi) kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. f. Nilai Religius, Nilai Praktis, dan Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam Materi Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan 1. Nilai Religius Pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan banyak sekali gejala alam terhadap apa yang telah Allah ciptakan, bagi orang yang yang beriman akan muncul berbagai pemikiran rasa kagum akan keagungan Allah dan betapa besarnya karuniaNya kepada manusia, yang ada dalam Al Quran seperti pada surat Al An‟am ayat 99. ”Dia yang menurunkan air dari langit, kemudian Kami tumbuhkan dari air itu bermacam-macam tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya daun-dau yang menghijau, Kami keluarkan daripadanya biji-bijian yang bersusun dari mayang kurma....”(QS Al An’am: 99) 24
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam…, hlm. 51.
33
2. Nilai Praktis Nilai kemanfaatan dari suatu bahan ajar adalah dikaitkan dengan segi-segi praktis bagi kehidupan manusia. Bahan ajar biologi adalah banyak berkaitan dengan masalah kehidupan manusia, sehingga tidak disangsikan lagi memilki banyak nilai kemanfaatnnya. Seperti pada tumbuhan. Tumbuhan sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia sebagai sumber bahan pangan, sandang, dan papan. Pengetahuan tentang masalah tumbuhan telah banyak diketahui sebagai sumber bahan pangan bagi manusia. Yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan pokok. Tumbuhan ada yang menghasilkan bahan sandang seperti kapas, kapok, pinus, dsb. Batang pada tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan papan, seprti membuat rumah. 3. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai dari bahan ajar yang dapat memberi inspirasi atau ide-ide atau gagasan untuk dimunculkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan hasratnya bagi kesejahteraan hidupnya. Pemahaman tentang bahan ajar biologi banyak memilki kesamaan untuk diterapkan dalam kehidupan manusia. Pemahaman sistem transportasi tumbuhan melalui jaringan xilem sekunder dapat diterapkan dalam sistem pengaturan lalu lintas jalan tol. Jalannya pengangkutan air dengan zat-zat terlarut searah dan tidak berpapasan dengan pengangkutan hasil fotosintesis yang melalui pembuluh tapis (floem). Antara xilem dan floem selalu berpasangan tetapi berbeda arah layaknya sistem lalu lintas searah. Sistem lalu lintas searah menjamin lebih lancar daripada sistem lalu lintas dua arah. Proses memperoleh nilai dan cara seseorang mempercayai nilai jauh lebih penting dari nilai itu sendiri atau nilai apa yang dipercayainya. Pemunculan pola-pola tingkah laku baik verbal maupun tindakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan
34
sebagai dasar untuk memahami dan menilai pengetahuan, keyakinan, dan peserta didik itu sendiri. Untuk mengembangkan nilai-nilai dalam pembelajaran sains tergantung pada konteks mana menempatkannya, menurut Holander dan Hunt menyatakan bahwa nilai memiliki tiga komponen makna, yaitu25: 1. Makna komponen kognitif, yaitu untuk menyatakan seseorang mempunyai nilai secara kognitif, ia mengetahui cara yang benar untuk bertindak atau berusaha. 2. Makna komponen afektif, yaitu seseorang dapat merasakan secara emosional tentang sesuatu hal dan ia akan menyetujui hal yang positif dan tidak menyetujui hal yang negatif. 3. Makna komponen tindakan, yaitu merupakan variabel penyetara yang memimpin pada suatu tindakan. Untuk mengembangkan pendidikan berbasis nilai melalui IPA diperlukan strategi yang tepat. Dengan demikian aktivitas pembelajaran penting untuk diarahkan kepada pemahaman dan pengalaman nilai-nilai yang secara langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 5. Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan Konsep biologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Karena konsep ini merupakan materi yang sangat menarik dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari serta dapat diamati secara langsung, tidak abstrak. Tumbuhan sebagai makhluk hiodup juga memiliki bagian terdiri atas organ-organ yang mendukung proses kehidupan tumbuhan. Seluruh bagian tumbuhan merupakan suatu kesatuan hidup, sedangkan berbagai organ yang berbeda hanyalah bagian-bagian yang melaksanakan fungsinya masing-masing dalam kehidupan tumbuhan. Struktur bagian tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. 25
Suroso Adi Yudianto, Manajemen..., h. 51.
35
a. Akar Akar berfungsi untuk menyerapa air dan mineral dari tanah serta menyimpan makanan. Air dan mineral dari dalam tanah dapat masuk ke dalam akar melalui proses difusi dan osmosis. Ada dua sistem perakaran, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Jaringan penyusun akar dimulai dari lapisan yang paling terluar adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. b. Batang Batang berfungsi sebagai penghubung antara akar dan daun serta tempat menyimpan hasil fotosintesis dan air. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder pusat
terdiri
atas
jaringan
berkas
pengangkut,
empulur,
perikambium, dan jari-jari empulur. c. Daun Daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan transpirasi. Jaringan penyususn daun terdiri atas epidermis,
mesofil,
dan
berkas
pengangkut.
Setiap
daun
mempunyai tulang daun yang berguna untuk memberi kekuatan pada daun dan sebagai tempat berkas pengangkut. Tulang daun terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang daun, dan urat daun. Daun yang lengkap adalah daun yang memiliki upih daun (pelepah daun), tangkai daun, dan helaian daun. d. Bunga Bunga memiliki struktur yang kompleks karena disusun oleh beberapa bagian. Beberapa bagian pada bunga berperan dalam pembuahan (fertilisasi) dan pembentukkan biji. Struktur bunga sangat bervariasi dengan bergam bentuk, ukuran, kelengkapan bagian, dan warna bunga. Bagian bunga adalah hiasan bunga dan alat kelamin bunga. Hiasan bunga terdiri dari kelopak bunga dan mahkota bunga. Alat kelamin bunga terdiri dari alat kelamin jantan yaitu benang sari dan alat kelamin betina, yaitu putik.
36
B. Kerangka Berpikir Sampai Sampai saat ini, pembelajaran biologi masih terfokus kepada guru sebagai tokoh utama dalam kegiatan belajar mengajar (teacher centered) tanpa berorientasi kepada siswa. Dalam teacher centered ini masih ada kelemahannya, siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran karena masih sangat tergantung pada guru sehingga siswa belum dapat belajar secara mandiri. Seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas harus mampu mengetahui keadaan siswa. Dalam proses belajar mengajar terutama pembelajaran biologi, diperlukan pemahaman yang cukup tinggi dalam menerapkan konsep-konsep biologi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari26. Saat ini, guru lebih menekankan kepada penguasaan konsep biologi kepada siswa, dan kurang memperhatikan bagaimana konsep itu diperoleh27. Pembelajaran biologi selama ini terkesan lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Reciprocal teaching merupakan suatu model pembelajaran yang sangat mengutamakan kerjasama kelompok. Adanya kerjasama kelompok ini sangat memungkinkan untuk terjadi komunikasi antar siswa. Komunikasi antar siswa dalam pembelajaran di kelas dapat membantu guru menerapkan materi yang diajarkan, sehingga dapat membentuk siswa yang mampu belajar mandiri serta mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam berbagai konsep-konsep biologi. Berdasarkan pemikiran di atas, maka diduga terdapat pengaruh antara penggunaan model pembelajaran reciprocal teaching dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep biologi siswa.
26
Heni Febryani Saidah, Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi. (Bandung: UPI, 2007), hal 1. 27 Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007).
37
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka teoritis yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan jawaban sementara terhadap masalah yang ada, yaitu: Ho
: Tidak terdapat pengaruh penerapan model
reciprocal teaching
berbasis nilai yang signifikan terhadap penguasaan konsep pada pembelajaran biologi. Hi
: Terdapat pengaruh penerapan model reciprocal teaching berbasis nilai yang signifikan terhadap penguasaan konsep pada pembelajaran biologi.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep pada pembelajaran biologi berbasis nilai melalui model reciprocal teaching.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, lokasinya terletak di kota Tangerang. Siswa yang dijadikan sampel adalah siswa kelas VIII-F. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2009 sampai 6 Februari 2009. Penelitian dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan ( 10 jam pelajaran).
C. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan1. Kuasi eksperimen adalah suatu eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang tidak dapat mengontrol secara penuh terhadap ciri-ciri dan karakteristik sampel yang diteliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang memungkinkan pada pengontrolan dengan situasi yang ada. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Postest Design2, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa tanpa kelompok pembanding yang diawali dengan memberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan konsep siswa. Kemudian dilaksanakan model pembelajaran reciprocal teaching. Setelah pembelajaran selesai dilakukan postest untuk
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. ke-3, hal 77-79 2 Sugiyono, Metode…, h. 107.
39
mengetahui penguasaan konsep yang dicapai siswa. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
O1 X O2 Gambar 1. Desain Penelitian
Keterangan: O1= nilai pretest X = model reciprocal teaching O2 = nilai postest
D. Populasi dan Sampel Populasi target adalah seluruh siswa MTs Pembangunan Jakarta semester II Tahun Ajaran 2008/2009. Populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII. Sampel diambil dari populasi terjangkau sebanyak satu kelas dari tujuh kelas yang tersedia yaitu kelas VIII-F dengan teknik purposive sampling. Alasannya karena mempertimbangkan karakteristik kelas tersebut yang sesuai dengan berbagai permasalahan yang ingin diselesaikan melalui penelitian ini.
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu soal tes dan non tes. Soal tes yang digunakan adalah dalam bentuk soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Sedangkan soal nontes yang digunakan adalah dalam bentuk lembar observasi dan wawancara.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Soal Tes Dalam Bentuk Pilihan Ganda Soal tes yang diguanakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 40 item yang digunakan pada tes awal dan tes akhir untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi ajar
40
Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan. Tes bentuk pilihan ganda merupakan merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup.3 Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Materi Pelajaran A. Struktur dan Fungsi Akar. B. Struktur dan Fungsi Batang
C. Struktur dan Fungsi Daun
D. Struktur dan Fungsi Bunga
Indikator 1. Menyebutkan struktur akar pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi akar pada tumbuhan 3. Memberikan contoh jenis akar 1. Menyebutkan struktur batang pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi struktur batang pada tumbuhan 3. Menjelaskan perbedaan struktur berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil 4. Menunjukkan letak berkas pengangkut 1. Menyebutkan struktur daun pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi struktur daun pada tumbuhan 3. Menunjukkan letak berkas pengangkut pada daun
1. Menyebutkan struktur bunga pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi putik dan benang sari pada bunga 3. Membedakan bunga lengkap dan bunga sempurna
E. Struktur serta Fungsi Buah dan Biji
1. Menyebutkan struktur buah dan biji pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi buah dan biji pada tumbuhan 3. Menjelaskan macam-macam buah
2. Lembar Observasi Lembar observasi adalah salah satu instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan, karena instrumen ini sangat efektif untuk mengambil informasi tentang kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami4. Lembar observasi disusun dalam bentuk daftar cocok (checklist), digunakan digunakan untuk 3
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), Cet ke-6, h.168 4 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. ke-3, h.78
41
mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model reciprocal teaching. 3. Angket Terbuka Angket terbuka ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman penerapan pendidikan nilai dalam bahan ajar biologi materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan melalui model pembelajaran reciprocal teaching. Angket ini berisi beberapa pertanyaan dalam bentuk pertanyaan terbuka. 4. Pedoman wawancara Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden dan hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian.5. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara di mana peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan terlebih dahulu.
G. Prosedur Penelitian Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. 1. Tahap Persiapan Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan persiapan sebagai berikut: a. Melakukan observasi langsung ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Mencari informasi dari guru mata pelajaran biologi tentang silabus materi, cara belajar mengajar yang biasa dilaksanakan di sekolah tersebut, karakteristik siswa dan siswinya, serta hasil belajar mereka.
5
Sukardi, Metodologi…, . hal. 79.
42
b. Merancang pembelajaran model reciprocal teaching, mencakup rancangan kegiatan yang dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap penentuan peran, tahap diskusi kelompok dan tahap diskusi kelas. Setiap tahap memerlukan panduan berupa LKS yang telah mencakup empat strategi dalam reciprocal teaching. c. Menyusun instrumen penelitian berupa tes pilhan ganda pada konsep struktur dan fungsi organ pada tumbuhan, lembar observasi, angket terbuka, dan panduan wawancara. d. Pertimbangan instrumen oleh dua orang pakar guna menentukan kelayakan dari segi materi dengan jenjang kognitifnya. e. Melakukan ujicoba instrumen berdasarkan validitas, reabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. f. Perbaikan instrumen berdasarkan analisis butir soal. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan penerapan model reciprocal teaching dilakukan sebelum subjek mempelajari tentang konsep struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. b. Pelaksanaan penerapan model reciprocal teaching pada konsep struktur dan fungsi organ pada tumbuhan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Pelaksanaan pretest serta menjelaskan model pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran. 2). Pelaksanaan reciprocal teaching dengan menggunakan empat strategi dasar. 3). Seluruh aktivitas berupa partisipasi siswa, kemauan bertanya, diskusi dan aspek lainnya dalam KBM diobservasi oleh pengamat aktivitas selama pembelajaran. 4). Melakukan
postest
setelah
pembelajaran
selesai
dengan
menggunakan soal yang sama dengan pretest. 5). Menyebarkan angket terbuka dan melakukan wawancara untuk mendapatkan data pendukung penelitian.
43
3. Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap ini mencakup analisis data hasil penelitian meliputi: a. Menganalisis data pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi organ pada tumbuhan dengan menghitung indeks gain. b. Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk mengetahui apakah kenaikan hasil belajar biologi tersebut nyata (signifikan) atau tidak, dengan menggunakan rumus uji “t”, namun sebelumnya harus melalui uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. c. Menganalisis data hasil lembar observasi untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan rumus persentase. d. Menganalisis data hasil angket siswa untuk mengetahui pemahaman penerapan pendidikan nilai yang terkandung dalam bahan ajar biologi. e. Menganalisis hasil wawancara untuk mengetahui pendapat siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching.
H. Analisis Uji Instrumen 1. Analisis Uji Coba Soal Tes Kognitif a. Validitas Instrumen Validitas menunjukkan ketepatan atau keabsahan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid jika dapat mengukur sasaran yang hendak diukur dengan tepat,6 Validasi uji coba soal tes kognitif diuji menggunakan program Anates dengan bantuan komputer. Dari 54 buah soal yang divalidasi
6
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet. ke-6, hal. 65
44
terdapat 40 soal yang dinyatakan valid. Soal ini yang selanjutnya dijadikan instrumen untuk tes kognitif.7 b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan keajegan atau konsistensi soal dalam memberikan hasil pengukuran. Realibilitas berhubungan dengan masalah kepercayan. suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaanyang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap8. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan anates, didapatkan hasil realibilitas tes 54 soal sebesar 0,599. c. Uji Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tingi dengan siswa yang berkemampuan rendah10. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Klasifikasi daya pembeda: 0.00 - 0.20
jelek
0.21 – 0.40
cukup
0.41 - 0.70
baik
0.71 - 1.00
baik sekali
Hasil perhitungan daya pembeda dengan anates, terdapat 29 soal kategori jelek, 10 soal kategori cukup, 13 soal kategori baik, dan 2 soal kategori baik sekali11 d. Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. besarnya index kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Index kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa
7
Lampiran 7, hal. 95. Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. ke-6, hal.86. 9 Lampiran 7, hal. 95 10 Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar, hlm.211 11 Lampiran 7, hal. 95. 8
45
soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya index 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah12. Hasil perhitungan taraf kesukaran dengan menggunakan program anates terdapat 5 soal kategori sangat mudah, 6 soal mudah, 25 soal sedang, 14 soal sukar, dan 4 soal sangat sukar13. 2. Analisis Uji Coba Lembar Observasi Data
yang
diperoleh
dari
lembar
observasi
dalam
bentuk
ceklis,dijumlahkan kemudian dibuat persentasenya.
I. Teknik Analisa Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Kognitif (Pretest dan posttest) a. Indeks Gain Indeks
gain
digunakan
untuk
mengetahui
peningkatan
penguasaan konsep siswa dengan menggunakan rumus menurut Hake sebagai berikut14: Indeks Gain = Skor tes akhir – skor tes awal Skor ideal – skor tes awal Kriteria acuan untuk indeks gain adalah sebagai berikut: a. Antara 0,81 sampai dengan 1,00
: sangat baik
b. Antara 0,51 sampai dengan 0,80
: tinggi
c. Antara 0,41 sampai dengan 0,60
: cukup
d. Antara 0,21 sampai dengan 0,40
: rendah
e. Antara 0,00 sampai dengan 0,20
: sangat rendah
b. Uji Normalitas Untuk mengetahui data yang telah kita peroleh berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Teknik yang
12
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar, hlm.207. Lampiran 7, hal. 95. 14 David E, Meltzer, “Addendum to: The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In DiagnosticPretestScores”,darihttp:/Physics.Ia.state.Edu/per/docs/addendum_on_normalized_ gain.pdf, 21 Agustus 2008. 13
46
digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah dengan metode Lilifors dengan langkah-langkah sebagai berikut15: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang terbesar. b. Tentukan nilai zi zi = xi – x S (x adalah rata-rata, dan s adalah simpangan baku) c. Menghitung proporsi z1, z2,……zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi ), maka S ( zi ) d. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) e. Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut hit
L
(Lo)
f. Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Ltab (Lt) dari table kritis uji Lilifors. g. Ambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt. jika Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Kriteria pengujian : L hit Ltab, data berdistribusi normal L hit > Ltab, data berdistribusi tidak normal
c. Uji Hipotesis Hipotesis kognitif diuji dengan menggunakan uji wilcoxon jika datanya tidak memenuhi syarat uji-t16. Uji wilcoxon atau uji peringkat bertanda adalah uji nonparametrik. Uji wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi yang datanya berbentuk ordinal (berjenjang)17. Bila sampel pasangan lebih dari 25, maka distribusinya akan mendekati distribusi normal.
15
Nana sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 466. Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), h. 402. 17 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2008), Cet. ke-13, hal.131. 16
47
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Data hasil observasi yang berkaitan dengan aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:18 Nilai = Skor total yang dikerjakan X 100% Skor total yang diharapkan Sebagai pedoman penentuan kualifikasi, digunakan
skala
persentase (%) yang diadopsi dari Suharsimi Arikunto dengan perubahan seadanya:19 81 – 100 %
: tinggi sekali
61 – 80 %
: tinggi
41 – 60 %
: cukup
21 – 40 %
: rendah
0 – 20 %
: rendah sekali
J. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan di uji adalah sebagai berikut: Ho : x = y Ha : x > x
18 19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…, hlm. 263. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…, hlm. 245
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Proses Pembelajaran Dalam penelitian ini, siswa dibagi menjadi delapan kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan data ketuntasan belajar IPA saat semester I, data didapat dari guru mata pelajaran IPA. Siswa yang telah dikategorikan berdasarkan kemampuan akdemik yaitu kelompok rendah, sedang, dan tinggi didistribusikan secara merata ke dalam setiap kelompok. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan soal pretest dan penjelasan mengenai
model pembelajaran reciprocal teaching. Setelah itu, pada
pertemuan kedua siswa mempraktikkan model tersebut secara keseluruhan pada satu sub materi, yaitu materi akar. Pada pertemuan ini, model reciprocal teaching belum bisa diterapkan secara sempurna karena masih ada siswa yang bertanya dan belum benar-benar paham terhadap model ini. Sebelumnya siswa telah ditugaskan membaca tentang sub materi akar secara individu dan merangkum materi akar secara berkelompok. Karena waktu yang tersedia pada pertemuan ini terbatas, model reciprocal teaching baru diterapkan sampai pada tahap pengerjaan LKS. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan ketiga model tersebut diterapkan secara keseluruhan pada semua sub materi. Pada saat proses pembelajaran di kelas, siswa yang telah dibagi menjadi delapan kelompok dikondisikan duduk sesuai kelompoknya. Guru membagi sub materi secara berbeda kepada setiap kelompok, yaitu batang, daun, bunga, buah dan biji. Saat proses pembelajaran di kelas, siswa dipandu oleh Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS tersebut telah dibuat sesuai dengan karakteristik model reciprocal teaching. Dalam LKS tersebut ada tugas merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi, dan mengklarifikasi. Sebelumnya untuk mengefektifkan waktu, siswa telah ditugaskan untuk membaca materi yang akan dipelajari hari ini secara individu dan merangkum materinya sesuai kelompoknya masing-masing di luar jam
49
belajar. Sehingga saat di kelas siswa dapat melanjutkan tahapan model reciprocal teaching selanjutnya, yaitu menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada LKS tersebut yang telah disusun berdasarkan model reciprocal teaching. LKS ini memuat soal untuk merangkum materi, membuat pertanyaan, memprediksi sebuah kasus yang diberikan, dan mengklarifikasi hal-hal yang belum dipahami terkait materi. Setelah selesai, perwakilan beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan materi yang mereka dapat dengan panduan LKS secara bergantian. Kemudian diadakan diskusi antar kelompok terkait materi yang tengah disajikan oleh salah satu kelompok. Dalam kegiatan diskusi kali ini, materi yang didiskusikan adalah tentang daun dan bunga. Siswa dapat menggali secara mendalam tentang materi yang sedang didiskusikan. Pada pertemuan keempat, diadakan diskusi lanjutan terkait materi batang, buah dan biji. Dalam beberapa kali kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan, siswa cukup antusias untuk berpartisipasi, sampai waktu yang sudah dialokasikan untuk kegiatan diskusi tidak cukup sehingga butuh tambahan waktu. Kegiatan diskusi berjalan sangat aktif karena minat siswa untuk terlibat sangat besar. Hal ini dapat terlihat dari keikutsertaan siswa dalam bertanya maupun menanggapi pernyataan orang lain. Pertanyaan yang dilontarkan juga sangat luas, tidak hanya yang terdapat dalam buku-buku pelajaran yang dimiliki siswa, tapi mencakup hal lain yang didapat dari sumber-sumber lain. Faktor lain yang membuat diskusi ini hidup adalah mereka sudah memiliki pengetahuan awal saat masuk kelas. Hal ini diperoleh dari aktivitas mereka membaca dan merangkum materi sebelumnya. Tugas yang diberikan guru
untuk membaca dan merangkum materi membuat
mereka memiliki pengetahuan awal. Walaupun pada kenyataannya tidak semua siswa melaksanakan tugas tersebut. Dari dua kali tugas merangkum yang diberikan oleh peneliti, ada sebanyak 10 anak yang tidak membuat rangkuman pada tugas merangkum yang pertama dan 8 anak pada tugas merangkum kedua. Setelah proses diskusi selesai, peneliti menjelaskan materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan secara keseluruhan.
50
Di pertemuan selanjutnya, yaitu pertemuan kelima, peneliti menjelaskan tentang pendidikan nilai yang terkandung dalam materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Pada pertemuan terakhir peneliti melakukan posttest untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswa dan memberikan angket terbuka terkait pemahaman penerapan pendidikan nilai dalam sains. 2. Data Hasil Belajar (Penguasaan Konsep Siswa) Berdasarkan hasil test yang penulis lakukan, maka penulis membagi hasil tersebut ke dalam dua kelompok, yaitu nilai tes awal (pretest) dan nilai tes akhir (posttest)1. Rekapitulasi data tes penguasaan konsep siswa dapat dilihat pada tabel.1 berikut ini. Tabel 2.Rekapitulasi Data Penguasaan Konsep Siswa Rerata Penguasaan konsep
Pretes
Postes
N-Gain
36,21
65,15
0,45
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Peningkatan dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh saat sebelum menerapkan model reciprocal teaching yaitu nilai pretest dan saat setelah menerapkan model reciprocal teaching yaitu nilai posttest. B. Analisis Data 1. Penguasaan konsep a. N-Gain Untuk mengetahui berapa besarnya peningkatan penguasaan konsep maka dicari nilai N-Gain. Peningkatan penguasaan konsep dapat terlihat dari hasil nilai N-Gain. Rekapitulasi persentase masingmasing kategori N-Gain dapat dilihat pada tabel.2 berikut ini.
1
Lampiran 8, hlm.96.
51
Tabel 3. Rekapitulasi Kategorisasi N-Gain. Rentangan 0.00-0.20 0.21-0.40 0.41-0.60 0.61-0.80 0.81-1.00
Kategori Rentang N-Gain Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi
Persentase
3 11 13 6 0
9.09 33.3 39.39 18.18 0
Tabel 2 adalah hasil rekapitulasi perhitungan n-gain pretest dan posttest. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase yang paling besar terdapat pada rentangan 0.41-0.60 dengan kategori cukup. Rata-rata nilai n-gain secara keseluruhan menunjukkan angka 0.45 dan termasuk kriteria cukup2. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi siswa. b. Uji Normalitas Untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, maka peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors3. Adapun hasil perhitungan data tertera di bawah ini: Tabel 4. Hasil Perhitungan Normalitas dengan Uji Liliefors Lhitung Ltabel Keputusan Pretest Postest Ho diterima (Tidak 0.05 0.18 0.16 0.15 Berdistrubusi Normal) Berdasarkan tabel di atas Lhitung untuk pretest sebesar 0.18 dan Lhitung untuk postest sebesar 0.16 > Ltabel (0.15), maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Sehingga dilakukan uji beda antara data pretest dan postest menggunakan uji wilcoxon.
2 3
Lampiran 9, hlm.97. Lampiran 10, hlm.98.
52
c. Uji Wilcoxon Uji Wilcoxon digunakan untuk
menguji hipotesis
komparatif dua sampel yang berkorelasi yang datanya berbentuk ordinal (berjenjang)4. Hasil perhitungan uji-Wilcoxon menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil nilai rata-rata pretes – postes adalah 17.00 dengan nilai jumlah rangking 5615. Tabel 5. Analisis dan Interpretasi Output Tes Statistics
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
POSTEST - PRETEST -5.013(a) .000
a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
Pengambilan keputusan berdasarkan tabel tes statistik di atas. Besarnya nilai Z hitung adalah -5.013 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, yaitu terdapat peningkatan penguasaan konsep biologi yang signifikan melalui model pembelajaran reciprocal teaching. 2. Lembar Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching. Tabel 6. Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Siswa No
Indikator
Persentase
Kesimpulan
1
Merangkum materi sebelum proses pembelajaran berlangsung Berdiskusi dengan teman sekelompokknya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi Mengajukan pertanyaan pada kelompok lain Mengajukan pertanyaan pada guru Mengemukakan pendapat saat pembelajaran Memberi komentar saat terhadap pendapat orang lain Menyanggah pendapat orang lain Rata-rata
72,5
Tinggi
57,5
Cukup
47,5 47,5 45 40 27,5 48,2
Cukup Cukup Cukup Rendah Rendah Cukup
2 3 4 5 6 7
4 5
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2008), Cet.13, h.131. Lampiran 11, hlm 99.
53
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, rata-rata pencapaian indikator aktivitas siswa adalah 48,2% termasuk dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran reciprocal teaching cukup memenuhi indikator yang telah disusun berdasarkan prinsip model pembelajaran reciprocal teaching6. 3. Wawancara Wawancara
dilakukan
oleh
peneliti
kepada
siswa
untuk
mengetahui pendapat siswa tentang penerapan model reciprocal teaching pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan dan apakah model pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep biologi. Wawancara dilakukan terhadap enam orang siswa yang direkomendasikan oleh guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut sebagai perwakilan kelas. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan tanggapan yang positif mengenai penerapan model pembelajaran reciprocal teaching. Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Wawancara No Pertanyaan Jawaban Siswa 1 Bagaimana pendapat kamu Siswa merasa lebih dapat menguasai (siswa) mengenai model materi pembelajaran dengan pembelajaran reciprocal menggunakan model belajar reciprocal teaching teaching karena setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda dan setiap orang dalam kelompok tersebut juga mendapat tugas yang berbeda-beda. Selain itu, siswa dapat lebih belajar berdiskusi, mendengarkan pendapat orang lain, bertukar pikiran, melatih nalar dan logika, bisa membuat jadi kritis, dan dengan kesempatan presentasi membuat jadi pengalaman yang berharga sehingga materinya juga jadi lebih cepat dipahami. 2 Apakah sebelumnya kamu Siswa belum pernah belajar dengan model (siswa) pernah belajar reciprocal teaching. Tapi, kalau hanya dengan model pembelajaran diskusi saja pernah. seperti ini 3 Apakah belajar dengan Siswa merasa lebih memahami materi 6
Lampiran 12, hlm.100.
54
4
model pembelajaran reciprocal teaching membantu kamu (siswa) lebih memahami dan menguasai materi? Apakah kamu (siswa) senang belajar dengan model pembelajaran reciprocal teaching
dengan belajar menggunakan model reciprocal teaching karena sebelumnya mereka harus membaca dan merangkum dulu. Tapi, penjelasan dari guru kurang spesifik. Siswa merasa senang belajar dengan model pembelajaran reciprocal teaching karena ada pembagian tugas dalam kelompok, sehingga tidak saling mengandalkan dan dapat saling membantu, belajar diskusi, mendapat suasana belajar yang baru, pikiran menjadi lebih terbuka dan bisa mengeksplor pengetahuan yang dimiliki. Siswa merasa lebih dapat menguasai materi, karena sebelum
kegiatan belajar mengajar siswa diharuskan membaca dan membuat rangkuman terlebih dahulu. Menurut mereka, model pembelajaran ini baru pertama kali mereka rasakan. Dengan model pembelajaran ini siswa merasa lebih nyaman dan semangat untuk belajar biologi, karena dalam model ini mereka ”dipaksakan” harus memiliki pengetahuan awal sebelum memulai materi karena ada kewajiban membaca dan merangkum untuk tugas kelompok. Selain itu, dalam model ini terdapat metode diskusi yang membuat siswa lebih aktif dan rasa ingin tahu siswa juga bertambah sehingga siswa dituntut untuk mencari sumber yang lain dari materi tersebut. tidak segan untuk bertanya lebih lanjut jika terdapat materi yang belum dipahami, karena dengan menerapkan model pembelajaran tersebut siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya serta mengkritisi pendapat teman jika ada pendapat teman yang tidak sesuai dengan pendapatnya, yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Sehingga materi biologi dapat lebih dipahami oleh siswa ketika pembelajaran berakhir. 4. Angket Terbuka Dalam pembelajarannya peneliti mengaitkan dengan nilai-nilai sains, yaitu nilai religius, nilai praktis, dan nilai pendidikan pada konsep struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Hasil rekapitulasi kuesioner
55
struktur dan fungsi organ pada tumbuhan yang bernuansa nilai dapat dilihat pada lampiran7. Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa terkait pendidikan nilai yang terkandung dalam materi stuktur dan fungsi organ pada tumbuhan, bahwa sebagian besar siswa dapat memahami keterkaitan antara keduanya. C. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
bahwa
pembelajaran dengan model reciprocal teaching dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi siswa. Sebelumnya, di kelas ini belum pernah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching. Data peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dari peningkatan rata-rata saat pretest dan posttest. Berdasarkan rata-rata skor pretest dan posttest penguasaan konsep, tingkat penguasaan konsep awal siswa tergolong kurang (36.21) sedangkan tingkat penguasaan konsep akhir siswa tergolong cukup (65.15). Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran reciprocal teaching mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Selain itu, hasil dari perhitungan n-gain diperoleh rata-rata 0.45 dan termasuk kriteria cukup. Ini juga menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa melalui model pembelajaran reciprocal teaching. Menurut Palincsar dan Brown seperti yang dikutip oleh Slavin8 bahwa strategi reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada empat strategi pemahaman yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Dengan model pembelajaran reciprocal teaching, siswa menjadi lebih aktif di kelas terutama dalam diskusi. Sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai, siswa telah mempunyai 7
Lampiran 13, hlm.101. Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007). 8
56
pengetahuan awal yang diperoleh secara mandiri dari hasil membaca dan merangkum materi yang ditugaskan oleh guru sehingga saat di kelas siswa lebih mudah dalam menangkap ataupun memahami materi. Berdasarkan data aktivitas siswa yang disajikan dalam bentuk lembar observasi, rata-rata pencapaian aktivitas siswa adalah 48.2% termasuk dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui model reciprocal teaching cukup memenuhi indikator yang telah disusun berdasarkan prinsip model reciprocal teaching. Hal yang membedakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan model pembelajaran lainnya menurut Palincsar dan Brown yaitu dalam reciprocal teaching, siswa dituntut untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada teman-temannya baik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan atau prediksi dari wacana tersebut9.
Reciprocal
teaching
dirancang untuk
membiasakan
siswa
menggunakan empat strategi pemahaman mandiri di mana strategi menjelaskan kembali memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya. Oleh karena itu, model reciprocal teaching juga membuat siswa menjadi lebih aktif di kelas terutama saat kegiatan diskusi kelas. Rasa ingin tahu mereka cukup besar, sehingga antusiasme mereka dalam bertanya cukup tinggi. Setiap sesi pertanyaan, tidak pernah kosong dari pertanyaan. Setelah kegiatan belajar mengajar di kelas selesai beberapa siswa yang masih belum puas atas jawaban yang diberikan temannya saat diskusi bertanya lagi pada guru. Dari hasil angket siswa yang diberikan untuk mengetahui pendapat siswa tentang model pembelajaran reciprocal teaching, dapat diketahui bahwa mereka merasa lebih mudah dalam memahami materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan, terutama dengan aktivitas membaca. Untuk proses pembelajaran dengan model reciprocal teaching ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Saat proses ini berlangsung 9
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007).
57
di kelas, beberapa kali proses ini tertunda karena waktunya sudah habis. Sehingga siswa yang masih ingin bertanya ataupun berpendapat menjadi harus terhenti ataupun tidak jadi. Karena keterbatasan waktu pula, guru belum bisa memaksimalkan siswa yang belum aktif di kelas. Saran untuk mengatasi permasalahan ini adalah beberapa tahapan dari proses pembelajaran dengan model reciprocal teaching dapat dijadikan tugas atau pekerjaan rumah sehingga dapat dikerjakan di luar proses KBM dikelas, yaitu tahapan merangkum. Menurut JD.Bernal bahwa sains sebagai suatu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam semesta.10 Pada pembelajaran di kelas siswa dapat memahami pendidikan nilai yang terdapat pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan, yaitu nilai religius, nilai praktis, dan nilai pendidikan. Hal ini terlihat dari hasil kuesioner pendidikan nilai yang memuat tiga pertanyaan terbuka terkait pendapat mengenai pendidikan nilai yang terkandung dalam materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Sebagian besar pendapat mereka mendekati jawaban yang peneliti harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat memahami keterkaitan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.
D. Keterbatasan dalam Penelitian Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kekurangan diantaranya adalah: 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching membutuhkan waktu yang banyak agar lebih maksimal. 2. Keterbatasan peneliti dan para mitra penelitian dalam upaya mencari cara
yang tepat dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.
10
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung,: Mughni Sejahtera, 2005), h.53.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran reciprocal teaching pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan, terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa. Hal ini dapat di lihat dari hasil perhitungan n-gain diperoleh rata-rata 0.45 dan termasuk kriteria cukup. Ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa melalui model pembelajaran reciprocal teaching. 2. Rata-rata pencapaian indikator aktivitas siswa adalah 48,2% termasuk dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran reciprocal teaching cukup memenuhi indikator yang telah disusun berdasarkan prinsip model pembelajaran reciprocal teaching.
B. Saran Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching sebaiknya guru mempertimbangkan terlebih dahulu alokasi waktu yang diperlukan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. 2. Untuk mengefektifkan waktu dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching disarankan untuk melaksanakan beberapa tahapan proses reciprocal teaching di luar jam pelajaran. 3. Meningkatkan pengukuran jenjang kognitif pada penguasaan konsep biologi siswa (C1-C5).
58
59
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Farida Nurhasanah, Reciprocal Teaching, dari http://hasanahworld.wordpress.com 17 Juni 2009. Farkhan, Muhammad., Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Cella, 2008 Ibrahim, Muslimin, Prof. Dr., Reciprocal Teaching Sebagai Strategi. 24 Juli 2007 Indriani, Vina, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007. td Juanengsih, Nengsih, Penerapan Model Pembelajaran Kontruktivisme Melalui Pendekatan Induktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa. Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007. Kadaryanto dkk, Biologi: Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan SMP Kelas 2A. Jakarta: Yudisthira, 2005. Meltzer, David E, , “Addendum to: The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In DiagnosticPretestScores”,darihttp:/Physics.Ia.state.Edu/per/docs/addendum_on_ normalized_gain.pdf, 21 Agustus 2008.
Mulyana Rohmat, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, Alfabeta: Bandung. 2004. Pa, Nik Azis Nik, “ Pengembangan nilai dalam Pendidikan Matematik: Cabaran dan Keperluan”, dalam Nilai-Nilai Science Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Palincsar, A. & Brown, A. Reciprocal Teaching of Comprehension-Fostering and Comprehension Monotoring Activities. Cognition and Instruction. 1(2), 117-175. Posted April 19, 2001 Prayekti, ”Pendidikan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di kelas 5 SD”, Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi 39, 2001. hlm. 3. Rustaman, Nuryani Y.,dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang, Cet.1, 2005.
60
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998. Saidah, Heni Febryani, Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi. Bandung: UPI, 2007. td Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2003 Sudjana, Nana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Edisi VI, 1996. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Trianto, S.Pd, M.Pd, Model-model pembelajaran inovatif konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007
berorientasi
Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Kelopak – Magna Script, 2004. Yudianto, Suroso Adi. Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2005.
61 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MTs Pembangunan
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ 2(Dua) F
Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator:
Menunjukkan struktur jaringan pada tumbuhan
Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan
Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1x Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu: 1. Menunjukkan struktur jaringan tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan B. Materi Pembelajaran: 1. Pretest 2. Perkenalan model reciprocal teaching C. Metode Pemebelajaran: 1. Model
reciprocal teaching
2. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
D. Langkah-langkah kegiatan Waktu (menit) 0–5 6 – 45 46- 75 75- 80
Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pendahuluan Perkenalan, mengkondisikan tempat duduk & mengajak siswa untuk fokus Kegiatan inti Mengadakan pretest Memperkenalkan model reciprocal teaching Kegiatan Penutup
62 Guru menutup proses pembelajaran dan memberikan pengumuman tentang materi selanjutnya, dan membagi siswa menjadi 8 kelompok berdasarkan nilai raport. Memberikan tugas merangkum materi akar. E. Sumber Belajar : Buku paket biologi siswa F. Penilaian 1. Teknik penilaian dan bentuk instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda
Penugasan
Tugas rumah
2. Contoh instrument 1. Apakah nama organ terpenting yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi? a. akar, batang, dan bunga c. buah, biji, dan bunga b. akar, batang, dan daun d. bunga, putik, dan benang sari 2. Apakah nama struktur pada akar yang berfungsi menyerap air dari dalam tanah? a. epidermis c. rambut akar b. kaliptra d. pembuluh xilem 3. Di manakah tempat keluar masuknya udara pada batang? a. stomata c. epidermis b. lenti sel d. kutikula 4. Pada tumbuhan apakah ditemukan batang yang mempunyai lingkaran tahun? a. tumbuhan herba c. tumbuhan berkayu b. tumbuhan monokotil d. rumput 5. Di manakah letak berkas pembuluh angkut pada daun? a. epidermis atas c. jaringan spons b. jaringan palisade d. epidermis bawah
Jakarta, 16 Januari 2009 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Guru praktek
Yayah Dzakiyah, S.Pd.
Aprita Sari
63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MTs Pembangunan
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ 2(Dua) F Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator:
Menunjukkan struktur jaringan akar pada tumbuhan
Menjelaskan fungsi jaringan akar pada tumbuhan
Alokasi waktu: 1 x 40 menit ( 1 x Pertemuan)
G. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu: 1. Mendeskripsikan bagian-bagian akar 2. Menunjukkan struktur akar pada tumbuhan 3. Menjelaskan fungsi jaringan pada akar tumbuhan H. Materi Pembelajaran: 1. Struktur akar 2. Fungsi jaringan pada akar I. Metode Pemebelajaran: 1. Model
Reciprocal Teaching
2. Metode
Diskusi
Ceramah
Tanya jawab
J. Langkah-langkah kegiatan Waktu (menit) 0-5 (5„)
Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pendahuluan a. Motivasi Guru mengkondisikan tempat duduk & mengajak siswa untuk fokus. Guru menginformasikan bahwa tumbuhan sebagai makhluk hidup memiliki bagian terdiri atas organ-organ yang mendukung proses kehidupan tumbuhan. Seluruh bagian tumbuhan merupakan suatu kesatuan hidup, sedangkan berbagai organ yang berbeda hanyalah bagian-bagian yang
64 melaksanakan fungsinya masing-masing dalam kehidupan tumbuhan b. Apersepsi Guru membahas materi mengenai akar, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan. “ Apakah akar selalu tumbuh dalam tanah?” c. Prasyarat pengetahuan Siswa mengetahui atau tahu bentuk akar Siswa dibagi menjadi 8 kelompok @ 4 orang Mengaplikasikan model reciprocal teaching a. setiap kelompok diberi tugas 4 tahapan reciprocal teaching tentang materi akar, setiap siswa memiliki peran masing-masing (5‟) 1. merangkum materi 2. membuat pertanyaan 3. membuat pertanyaan 4. mengklarifikasikan b. perwakilan kelompok (pilh 2 kelompok) mempresentasikan hasil kerja mereka (5 menit) c. diskusi antar kelompok (10‟) d. guru memberikan penjelasan singkat tentang materi akar (10‟) Kegiatan Penutup Guru menutup proses pembelajaran dan menjelaskan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi tesebut serta memberikan pengumuman tentang materi selanjutnya dan tugas merangkum batang, daun, bunga, buah dan biji
6 – 35 (30‟)
35- 40 (5‟)
K. Sumber Belajar : Buku paket biologi siswa L. Penilaian 1. Teknik penilaian dan bentuk instrument Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda
Penugasan
Tugas rumah
2. Contoh instrument 1. Stomata dapat membuka dan menutup. Faktor apa yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata? a. oksigen dan air c. cahaya dan air b. cahaya dan kelembaban d. kelembapan dan oksigen 2. Pada batang tumbuhan dikotil, terdapat berkas pengangkut yang susunannya teratur dan membentuk suatu lingkaran dengan xylem berada di sebelah dalam dan floem berada di sebelah luar. Apakah fungsi dari floem? a. menghantarkan air dan mineral dari akar menuju daun b. mengangkut oksigen dari stomata menuju seluruh bagian tumbuhan c. ke arah dalam membentuk kayu, ke arah luar membentuk kulit d. mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian
65 tumbuhan 3. Apakah nama struktur pada akar yang berfungsi mengatur jalannya air dan mineral dari korteks ke silinder pusat? a. xylem c. endodermis b. floem d. epidermis 4. Di manakah ditemukan banyak stomata pada tumbuhan? a. tepi daun c. permukaan bawah daun b. permukaan atas daun d. tangkai daun 5. Di manakah letak bagian xilem dan floem pada batang? a. korteks c. empulur b. endodermis d. silinder pusat
Jakarta, 19 Januari 2009 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Guru praktek bidang studi
Yayah Dzakiyah, S.Pd.
Aprita Sari
66 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MTs Pembangunan
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ 2(Dua) E
Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator:
Menunjukkan struktur jaringan batang, daun, bunga, buah dan buji pada tumbuhan
Menjelaskan fungsi jaringan batang, daun, bunga, buah dan biji pada tumbuhan
Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1x Pertemuan)
M. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu: 1. Mendeskripsikan bagian-bagian batang, daun, bunga, buah dan biji 2. Menunjukkan struktur batang, daun, bunga, buah dan biji pada tumbuhan 3. Menjelaskan fungsi jaringan pada batang, daun, bunga, buah dan biji tumbuhan N. Materi Pembelajaran: 1. Struktur batang, daun, bunga, buah dan buji 2. Fungsi jaringan pada batang, daun, bunga, buah dan biji O. Metode Pemebelajaran: 1. Model
Reciprocal Teaching
2. Metode
Diskusi
Ceramah
Tanya jawab
P. Langkah-langkah kegiatan Waktu (menit) 0 - 10 (10 „)
Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pendahuluan d. Motivasi Guru mengkondisikan tempat duduk & mengajak siswa untuk fokus. Guru menginformasikan bahwa tumbuhan sebagai makhluk hidup memiliki bagian terdiri atas organ-organ yang mendukung proses kehidupan tumbuhan. Seluruh bagian tumbuhan merupakan suatu kesatuan hidup, sedangkan
67 berbagai organ yang berbeda hanyalah bagian-bagian yang melaksanakan fungsinya masing-masing dalam kehidupan tumbuhan e. Apersepsi Guru membahas materi mengenai daun, bunga, buah dan biji , dan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan. “ Di manakah kamu dapat menemukan kambium pada batang?” f. Prasyarat pengetahuan Siswa mengetahui atau tahu bentuk daun, bunga, buah dan biji Mengaplikasikan model reciprocal teaching pada materi batang a. setiap kelompok diberi tugas 4 tahapan reciprocal teaching tentang materi batang yang dipandu dengan LKS (2 kelompok LKS batang, 2 kelompok LKS daun, 2 kelompok LKS bunga, 2 kelompok LKS buah dan biji), setiap siswa memiliki peran masing-masing (10‟) 1. merangkum materi 2. membuat pertanyaan 3. membuat prediksi 4. mengklarifikasikan b. perwakilan kelompok (pilih 4 kelompok) mempresentasikan hasil kerja mereka (12 menit) c. diskusi antar kelompok (18‟) d. guru memberikan penjelasan singkat tentang materi batang, daun, bunga, buah dan buji (20)
11 – 70 (60‟)
71-80 (10‟)
Kegiatan Penutup Guru menutup proses pembelajaran dan menjelaskan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi tesebut serta memberikan tugas untuk mengulang pelajaran.
Q. Sumber Belajar : Buku paket biologi siswa R. Penilaian 1. Teknik penilaian dan bentuk instrument Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda
Penugasan
Tugas belajar
2. Contoh instrument 1. Organ mana yang memiliki fungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun? a. epidermis c. pembuluh tapis b. pembuluh kayu d. parenkim 2. Bagian manakah yang berfungsi sebagai tempat pemasukan dan pengeluaran udara? a. stomata dan tulang daun c. stomata dan lenti sel b. lenti sel dan akar d. stomata dan batang
68
3. Jaringan manakah yang memiliki kemempuan membelah diri secara terus-menerus? a. jaringan meristem c. jaringan epidermis b. jaringan parenkim d. jaringan kolenkim 4. Jaringan apa saja yang terdapat pada jaringan mesofil pada daun? a. palisade dan parenkim c. kolenkim dan parenkim b. palisade dan spon d. kolenkim dan spon Untuk menjawab soal nomor 27 dan 28 perhatikan gambar dibawah ini 1 2
7
3 6 4 5
Gambar penampang melintang daun
5. Stomata ditunjukkan oleh nomor berapa? a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
Jakarta, 23 Januari 2009 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Yayah Dzakiyah, S.Pd.
Guru praktek bidang studi
Aprita Sari
69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MTs Pembangunan
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ 2(Dua) F
Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator:
Menunjukkan struktur jaringan pada tumbuhan
Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan
Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1x Pertemuan)
S. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu: 1. Menunjukkan struktur jaringan tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan T. Materi Pembelajaran: 1. Postest 2. Mengisi angket U. Metode Pembelajaran: 1. Model
-
2. Metode
Ceramah
Tanya jawab
V. Langkah-langkah kegiatan Waktu (menit) 0 - 15
Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pendahuluan g. Motivasi Guru mengkondisikan tempat duduk & mengajak siswa untuk fokus. Guru menginformasikan bahwa tumbuhan sebagai makhluk hidup memiliki bagian terdiri atas organ-organ yang mendukung proses kehidupan tumbuhan. Seluruh bagian tumbuhan merupakan suatu kesatuan hidup, sedangkan berbagai organ yang berbeda hanyalah bagian-
70 bagian yang melaksanakan fungsinya masingmasing dalam kehidupan tumbuhan h. Apersepsi Guru membahas materi mengenai akar, batang, daun, bunga, buah dan biji, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan. “ Di manakah kamu dapat menemukan kambium pada batang?” i. Prasyarat pengetahuan Siswa mengetahui struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Kegiatan inti Mengadakan postest Mengisi angket Kegiatan Penutup Guru menutup proses pembelajaran dan menjelaskan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi tesebut serta memberikan pengumuman tentang materi selanjutnya
11 – 50 51 – 65 65 – 80
W. Sumber Belajar : Buku paket biologi siswa X. Penilaian 1. Teknik penilaian dan bentuk instrument Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda
2. Contoh instrument 1. Bagian manakah yang merupakan alat perkembangbiakan pada bunga? 2
3
8 4
7 6 a. 1 dan 2 b. 2 dan 3
5 c. 3 dan 4 d. 4 dan 1
71 2. Perhatikan penampang melintang batang dikotil di bawah ini!
Pada nomor berapakah yang menunjukkan jaringan pengangkut xylem dan floem? a. 1 dan 2 c. 3 dan 1 b. 2 dan 4 d. 4 dan 2 3. Gambar di bawah ini dapat memberikan informasi tentang umur suatu tumbuhan, dan hanya terdapat pada batang tumbuhan dikotil. Disebut apakah nama organ pada gambar di bawah ini?
a. lingkaran tahun b. berkas pembuluh
c. kambium d. korteks
Jakarta, 30 Januari 2009 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Guru praktek
Yayah Dzakiyah, S.Pd.
Aprita Sari
72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MTs Pembangunan
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ 2(Dua) F Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator:
Menunjukkan struktur jaringan pada tumbuhan
Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan
Alokasi waktu: 1 x 40 menit ( 1 x Pertemuan) Y. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu: 1. Menunjukkan struktur jaringan tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan Z. Materi Pembelajaran: 1. Pembahasan macam-macam buah 2. Menggali nilai yang terkandung pada materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan AA.
Metode Pembelajaran:
1. Model
Reciprocal Teaching
2. Metode
BB.
Diskusi
Ceramah
Tanya jawab
Langkah-langkah kegiatan Waktu (menit)
0-5 (5„)
Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pendahuluan j. Motivasi Guru mengkondisikan tempat duduk & mengajak siswa untuk fokus. Guru menginformasikan bahwa tumbuhan sebagai makhluk hidup memiliki bagian terdiri atas organ-organ yang mendukung proses kehidupan tumbuhan. Seluruh bagian tumbuhan merupakan suatu kesatuan hidup, sedangkan berbagai organ yang berbeda hanyalah bagian-bagian yang melaksanakan fungsinya masing-masing dalam kehidupan tumbuhan
73 k. Apersepsi Guru membahas materi mengenai akar, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan. “ Apakah manfaat yang dapat kita ambil setelah mempelajari materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan?” l. Prasyarat pengetahuan Membaca surat Al An‟am ayat 99 a. Menjelaskan macam-macam buah b. Menjabarkan pendidikan nilai yang terdapat dalam bahan ajar, nilai religius, nilai pendidikan, dan nilai praktis
6 - 35 (30‟)
35- 40 (5‟)
Kegiatan Penutup Guru menutup proses pembelajaran dan menjelaskan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi tesebut secara keseluruhan, serta memberikan pengumuman postest
CC.
Sumber Belajar
DD.
Penilaian
: Buku paket biologi siswa
1. Teknik penilaian dan bentuk instrument Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda
Penugasan
Tugas rumah
2. Contoh instrument 6. Stomata dapat membuka dan menutup. Faktor apa yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata? a. oksigen dan air c. cahaya dan air b. cahaya dan kelembaban d. kelembapan dan oksigen 7. Apakah nama struktur pada akar yang berfungsi mengatur jalannya air dan mineral dari korteks ke silinder pusat? a. xylem c. endodermis b. floem d. epidermis 8. Di manakah ditemukan banyak stomata pada tumbuhan? a. tepi daun c. permukaan bawah daun b. permukaan atas daun d. tangkai daun 9. Di manakah letak bagian xilem dan floem pada batang? a. korteks c. empulur b. endodermis d. silinder pusat Jakarta, 2 Februari 2009 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Guru praktek bidang studi
Yayah Dzakiyah, S.Pd.
Aprita Sari
74 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MTs Pembangunan
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ 2(Dua) F
Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Indikator:
Menunjukkan struktur jaringan pada tumbuhan
Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan
Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1x Pertemuan)
EE.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mampu: 1. Menunjukkan struktur jaringan tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan FF. Materi Pembelajaran: 1. Postest 2. Mengisi angket GG.
Metode Pembelajaran:
1. Model
-
2. Metode
HH.
Ceramah
Tanya jawab
Langkah-langkah kegiatan Waktu (menit)
0 – 10 (10‟)
Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pendahuluan m. Motivasi Guru mengkondisikan tempat duduk & mengajak siswa untuk fokus. Guru menginformasikan bahwa tumbuhan sebagai makhluk hidup memiliki bagian terdiri atas organ-organ yang mendukung proses kehidupan tumbuhan. Seluruh bagian tumbuhan merupakan suatu kesatuan hidup, sedangkan berbagai organ yang berbeda hanyalah bagian-
75 bagian yang melaksanakan fungsinya masingmasing dalam kehidupan tumbuhan n. Apersepsi Guru membahas sedikit materi mengenai akar, batang, daun, bunga, buah dan biji, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan. “ Di manakah kamu dapat menemukan kambium pada batang?” o. Prasyarat pengetahuan Siswa mengetahui struktur dan fungsi organ pada tumbuhan. Kegiatan inti Mengadakan postest Mengisi angket dan wawancara
11 – 60 (50‟) 60 – 70 (10‟) 70 – 80 (10‟)
Kegiatan Penutup Guru menutup proses pembelajaran dan menjelaskan pendidikan nilai yang terkandung dalam materi tesebut
II. Sumber Belajar : Buku paket biologi siswa JJ. Penilaian 1. Teknik penilaian dan bentuk instrument Teknik
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda
2. Contoh instrument 4. Bagian manakah yang merupakan alat perkembangbiakan pada bunga? 2
3
8 4
7 6 a. 1 dan 2 b. 2 dan 3
5 c. 3 dan 4 d. 4 dan 1
76 5. Perhatikan penampang melintang batang dikotil di bawah ini!
Pada nomor berapakah yang menunjukkan jaringan pengangkut xilem dan floem? a. 1 dan 2 c. 3 dan 1 b. 2 dan 4 d. 4 dan 2 6. Gambar di bawah ini dapat memberikan informasi tentang umur suatu tumbuhan, dan hanya terdapat pada batang tumbuhan dikotil. Disebut apakah nama organ pada gambar di bawah ini?
a. lingkaran tahun b. berkas pembuluh
c. kambium d. korteks
Jakarta, 6 Februari 2009 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Guru praktek
Yayah Dzakiyah, S.Pd.
Aprita Sari
81
Lampiran 2 KISI-KISI SOAL INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOGNITIF BELAJAR BIOLOGI Materi Pelajaran A. Struktur dan Fungsi Akar.
B. Struktur dan Fungsi Batang
C. Struktur dan Fungsi Daun
D. Struktur dan Fungsi Bunga
E. Struktur serta Fungsi Buah dan Biji
Jumlah Presentase
Indikator 1. Menyebutkan struktur akar pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi akar pada tumbuhan 3. Memberikan contoh jenis akar 1. Menyebutkan struktur batang pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi struktur batang pada tumbuhan 3. Menjelaskan perbedaan struktur berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil 4. Menunjukkan letak berkas pengangkut 1. Menyebutkan struktur daun pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi struktur daun pada tumbuhan 3. Menunjukkan letak berkas pengangkut pada daun 1. Menyebutkan struktur bunga pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi putik dan benang sari pada bunga
Tingkat Pengetahuan dan nomor butir soal C1 C2 1 2, 9
Jumlah
Persentase
1
2.5%
2
5%
17, 48 3,4, 32
31
2 3
5% 7,5%
13, 23,
8, 39
6
15%
21
1
2.5%
14, 22
2
5%
6,12, 20,26,27 7,28, 38
5
12,5%
3
7,5%
6
1
2.5%
50
2
5%
29
1
2.5%
2
5%
33,45
5
12,5%
40
1
2.5%
2
5%
24,25
37
3. Membedakan bunga lengkap dan bunga sempurna
52,53
1. Menyebutkan struktur buah dan biji pada tumbuhan 2. Menjelaskan fungsi buah dan biji pada tumbuhan
34, 41, 47
3. Menjelaskan macam-macam buah
42,45 32 80%
8 20%
40
82 Lampiran 3 SOAL TES KOGNITIF BIOLOGI Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan 1. Apakah nama organ terpenting yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi? a. akar, batang, dan bunga c. buah, biji, dan bunga b. akar, batang, dan daun d. bunga, putik, dan benang sari 2. Apakah nama struktur pada akar yang berfungsi menyerap air dari dalam tanah? a. epidermis c. rambut akar b. kaliptra d. pembuluh xylem 3. Di manakah tempat keluar masuknya udara pada batang? a. stomata c. epidermis b. lenti sel d. kutikula 4. Pada tumbuhan apakah ditemukan batang yang mempunyai lingkaran tahun? a. tumbuhan herba c. tumbuhan berkayu b. tumbuhan monokotil d. rumput 5. Di manakah letak berkas pembuluh angkut pada daun? a. epidermis atas c. jaringan spons b. jaringan palisade d. epidermis bawah 6. Stomata dapat membuka dan menutup. Faktor apa yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata? a. oksigen dan air c. cahaya dan air b. cahaya dan kelembaban d. kelembapan dan oksigen 7. Pada batang tumbuhan dikotil, terdapat berkas pengangkut yang susunannya teratur dan membentuk suatu lingkaran dengan xylem berada di sebelah dalam dan floem berada di sebelah luar. Apakah fungsi dari floem? a. menghantarkan air dan mineral dari akar menuju daun b. mengangkut oksigen dari stomata menuju seluruh bagian tumbuhan c. ke arah dalam membentuk kayu, ke arah luar membentuk kulit d. mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan 8. Apakah nama struktur pada akar yang berfungsi mengatur jalannya air dan mineral dari korteks ke silinder pusat? a. xylem c. endodermis b. floem d. epidermis 9. Di manakah ditemukan banyak stomata pada tumbuhan? a. tepi daun c. permukaan bawah daun b. permukaan atas daun d. tangkai daun
83
10. Di manakah letak bagian xilem dan floem pada batang? a. korteks c. empulur b. endodermis d. silinder pusat 11. Di bawah ini manakah yang merupakan contoh tumbuhan yang mempunyai akar napas atau akar hawa? a. gula bit c. tumbuhan tembakau b. ketela pohon d. sulur 12. Apakah fungsi ruang antar sel yang dimiliki oleh korteks? a. menyimpan air c. menyimpan zat makanan b. pertukaran gas d. lintasan garam mineral 13. Pada jaringan manakah yang banyak mengandung kloroplas? a. epidermis c. meristem b. spons d. palisade 14. Manakah yang termasuk pernyataan yang benar dari tabel persamaan dan perbedaan xylem dan floem di bawah ini? Xilem Floem a. Bahan yang diangkut Air dan garam Hasil fotosintesis mineral b. Arah angkutan Dari daun ke akar Dari akar ke daun c. Sambungan antar sel Berlubang besar Berlubang kecil d. Dinding sel Tidak berkayu berkayu
15. Pada penampang melintang batang tumbuhan dikotil, di manakah letak dari jaringan endodermis? a. bawah epidermis c. antara korteks dan silinder pusat b. antara floem dan xilem d. bagian tengah jaringan korteks 16. Organ mana yang memiliki fungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun? a. epidermis c. pembuluh tapis b. pembuluh kayu d. parenkim 17. Bagian manakah yang berfungsi sebagai tempat pemasukan dan pengeluaran udara? a. stomata dan tulang daun c. stomata dan lenti sel b. lenti sel dan akar d. stomata dan batang 18. Jaringan manakah yang memiliki kemempuan membelah diri secara terus-menerus? a. jaringan meristem c. jaringan epidermis b. jaringan parenkim d. jaringan kolenkim 19. Jaringan apa saja yang terdapat pada jaringan mesofil pada daun?
84 a. palisade dan parenkim c. kolenkim dan parenkim b. palisade dan spon d. kolenkim dan spon Untuk menjawab soal nomor 27 dan 28 perhatikan gambar dibawah ini 1 2
7
3 6 4 5
Gambar penampang melintang daun
20. Stomata ditunjukkan oleh nomor berapa? a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 21. Pada nomor berapakah yang menunjukkan jaringan yang paling banyak mengadung kloroplas dan sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis? a. 1 b. 2 c. 3 d.4 22. Bagian manakah yang merupakan alat perkembangbiakan pada bunga? 1
2
3
8 4
7 6 a. 1 dan 2 b. 2 dan 3
5 c. 3 dan 4 d. 4 dan 1
23. Perhatikan penampang melintang batang dikotil di bawah ini!
85
Pada nomor berapakah yang menunjukkan jaringan pengangkut xylem dan floem? a. 1 dan 2 b. 2 dan 4
c. 3 dan 1 d. 4 dan 2
24. Gambar di bawah ini dapat memberikan informasi tentang umur suatu tumbuhan, dan hanya terdapat pada batang tumbuhan dikotil. Disebut apakah nama organ pada gambar di bawah ini?
a. lingkaran tahun b. berkas pembuluh
c. kambium d. korteks
Perhatikan penampang biji di bawah ini untuk menjawab soal nomor 25 dan 26! 1 4 2 5 3 25. Pada nomor berapakah bagian yang merupakan cadangan makanan pada biji? a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 26. Pada nomor berapakah bagian yang menunjukkan calon individu baru pada biji yang akan tumbuh menjadi akar? a. 1 b. 2 c. 3 d.4 27. Organ bunga pada tumbuhan merupakan modifikasi dari organ apa?
86
a. biji b. daun
c. batang d. buah
28. Zat sisa apa yang dikeluarkan melalui stomata? a. karbondioksida dan uap air b. okigen dan air gutasi
c. uap air dan air gutasi d. uap air dan lendir
29. Jika kita memangkas bagian ujung batang suatu tanaman, ternyata beberapa lama kemudian tanaman itu tetap tumbuh. Manakah pernyataan yang tepat mengenai peristiwa di atas? a. pada ujung batang terdapat jaringan meristem yang selau aktif membelah b. pada ujung batang terdapat tunas-tunas baru c. akar tanaman tersebut masih hidup walaupun ujung batangnya dipangkas d. pada ujung batang terdapat tunas apikal yang aktif membelah 30. Apa fungsi kotiledon pada biji? a. Cikal bakal tanaman baru b. Cadangan makanan
c. Daun tanaman baru d. Keping lembaga
31. Disebut apakah bekas tali pusar pada biji yang terputus ketika buah matang? a. Plumula c. Radikula b. Funiculus d. Hilum 32. Manakah pernyataan yang benar mengenai buah sejati ? a. Terbentuk dari dasar bunga yang membesar b. Terbentuk dari tangkai bunga yang membesar c. Terbentuk dari daun bunga yang menebal d. Terbentuk dari bakal buah 33. Perhatikan data buah di bawah ini: Apel Alpukat Mangga Jambu mete Nangka Papaya Manakah yang termasuk dalam kelompok buah semu? a. apel, mangga, dan nangka b. alpukat, jambu mete, dan papaya c. apel, nangka, dan jambu mete d. mangga, papaya, dan apel 34. Manakah pernyataan berikut yang paling tepat untuk pengertian buah agregat ?
87 a. b. c. d.
Buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari banyak bunga Buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga Buah yang dibentuk oleh satu bakal buah dari satu bunga Buah yang dibentuk oleh satu bakal buah dari banyak bunga
35. Pada buah manggis terdapat bagian bunga yang masih terbawa yaitu pada bagia apa? a. Kepala putik c. Kaliks b. Kepala benang sari d. Serbuk sari 36. Apakah nama alat pernapasan khusus pada pohon bakau ? a. akar gantung c. akar tunggang b. akar tunjang d. akar napas 37. Data: 1. korteks 4. empulur 2. kambium 5. ujung akar 3. ujung batang 6. mesofil Manakah yang termasuk ke dalam kelompok jaringan meristem adalah? a. 1, 4, 5 c. 3, 5, 6 b. 2, 3, 5 d. 1, 2, 3 Untuk menjawab soal di bawah ini, perhatikan gambar berikut 1
6 5
2
4 3 38. Bagian manakah yang termasuk ke dalam perhiasan bunga adalah? a. 1 dan 4 c. 3 dan 6 b. 2 dan 5 d. 5 dan 6 39. Disebut apakah bunga yang memiliki putik dan benang sari serta perhiasan bunga? a. bunga lengkap c. bunga tidak lengkap b. bunga sempurna d. bunga tidak sempurna 40. Disebut apakah bunga yang hanya memiliki putik dan benang sari saja? a. bunga lengkap c. bunga tidak lengkap b. bunga sempurna d. bunga tidak sempurna Terima Kasih….
88
Lampiran 4 KUNCI JAWABAN
1.B 2.C 3.B 4.C 5.C 6.A 7.D 8.C 9.C 10.D 11.C 12.B 13.D 14.A 15.C 16.B 17.C 18.A 19.B 20.A
21.A 22.B 23.B 24.A 25.C 26.B 27.C 28.B 29.A 30.C 31.D 32.D 33.C 34.B 35.A 36.D 37.B 38.D 39.A 40.B
89 Lampiran 5 Nama : Kelas : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
A B C D
A B C D
A B C D
A B C D Nama : Kelas : A B C D
A B C D
A B C D
A B C D
90 Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa 1
Setelah selesai membaca sub pokok bahasan struktur dan fungsi jaringan pada akar yang terdapat di buku paket Biologi SMP kelas 2, kerjakanlah LKS berikut! 1. Merangkum Materi Rangkumlah materi tentang struktur dan fungsi akar pada tumbuhan berdasarkan buku sumber yang kamu miliki ! 2. Membuat Pertanyaan Buatlah dua pertanyaan dari gambar di bawah ini yang berkaitan dengan bagian-bagian akar dan fungsinya, kemudian jawablah pertanyaan tersebut !
3. Membuat Prediksi Gunakan pengetahuan kamu untuk memprediksi masalah di bawah ini! Apakah semua bagian tumbuhan yang tertanam dalam tanah adalah akar! 4. Mengklarifikasi Tulislah hal-hal yang kurang jelas pada materi struktur dan fungsi jaringan pada akar !
91
Lembar Kerja Siswa 2
Setelah selesai membaca sub pokok bahasan struktur dan fungsi jaringan pada batang yang terdapat di buku paket Biologi SMP kelas 2, kerjakanlah LKS berikut! 1. Merangkum Materi Rangkumlah materi tentang struktur dan fungsi batang pada tumbuhan berdasarkan buku sumber yang kamu miliki! 2. Membuat Pertanyaan Buatlah dua pertanyaan dari gambar di bawah ini yang berkaitan dengan bagian-bagian batang dan fungsinya, kemudian jawablah pertanyaan tersebut !
3. Membuat Prediksi Gunakan pengetahuan kamu untuk memprediksi masalah di bawah ini! Budi mengamati tanaman cabai dan mangga yang tumbuh di belakang rumahnya. Batang tanaman itu semula tampak sama besar. Setelah beberapa waktu, apakah yang akan terjadi pada batang pohon mangga dan batang pohon cabai?jelaskan jawabanmu! 4. Mengklarifikasi Tulislah hal-hal yang kurang jelas pada materi struktur dan fungsi jaringan pada batang!
92
Lembar Kerja Siswa 3
Setelah selesai membaca sub pokok bahasan struktur dan fungsi jaringan pada daun yang terdapat di buku paket Biologi SMP kelas 2, kerjakanlah LKS berikut! 1. Merangkum Materi Rangkumlah materi tentang struktur dan fungsi jaringan daun pada tumbuan berdasarkan buku sumber yang kamu miliki! 2. Membuat Pertanyaan Buatlah dua pertanyaan dari gambar di bawah ini yang berkaitan dengan bagian-bagian daun dan fungsinya, kemudian jawablah pertanyaan tersebut !
3. Membuat Prediksi Gunakan pengetahuan kamu untuk memprediksi masalah di bawah ini! Salah satu fungsi daun adalah sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Untuk melakukan fotosintesis, tumbuhan memerlukan zat hijau daun yaitu klorofil. Jika ditemukan tumbuhan yang daunnya berwarna kuning, apakah tumbuhan tersebut dapat melakukan fotosintesis? 4. Mengklarikasi Tulislah hal-hal yang kurang jelas pada materi struktur dan fungsi jaringan pada daun!
93
Lembar Kerja Siswa 4
Setelah selesai membaca sub pokok bahasan struktur dan fungsi jaringan pada bunga yang terdapat di buku paket Biologi SMP kelas 2, kerjakanlah LKS berikut! 1. Merangkum Materi Rangkumlah materi tentang struktur dan fungsi jaringan bunga pada tumbuhan berdasarkan buku sumber yang kamu miliki! 2. Membuat Pertanyaan Buatlah dua pertanyaan dari gambar di bawah ini yang berkaitan dengan bagian-bagian bunga dan fungsinya, kemudian jawablah pertanyaan tersebut !
3. Membuat Prediksi Gunakan pengetahuan kamu untuk memprediksi masalah di bawah ini! Apakah kamu pernah melihat bunga-bunga di taman? Bunga memiliki putik dan benang sari sebagai alat perkembangbiakannya. Apabila sebuah bunga tidak memiliki putik atau benang sari, apakah bunga tersebut bisa berbuah? Jelaskan jawabanmu! 4. Mengklarifikasi Tulislah hal-hal yang kurang jelas pada materi struktur dan fungsi jaringan pada bunga!
94
Lembar Kerja Siswa 5
Setelah selesai membaca sub pokok bahasan struktur dan fungsi jaringan pada buah dan biji yang terdapat di buku paket Biologi SMP kelas 2, kerjakanlah LKS berikut! 1. Merangkum Materi Rangkumlah materi tentang struktur dan fungsi jaringan buah dan biji pada tumbuhan berdasarkan buku sumber yang kamu miliki! 2. Membuat Pertanyaan Buatlah dua pertanyaan dari gambar di bawah ini yang berkaitan dengan bagian-bagian buah dan biji berdasarkan fungsinya, kemudian jawablah pertanyaan tersebut !
3. Membuat Prediksi Gunakan pengetahuan kamu untuk memprediksi masalah di bawah ini! Sebuah biji memiliki bagian-bagiannya (seperti selaput biji, radikula, plumula dll). Jika kamu ingin menanam biji kacang merah yang sebelumnya sudah dikuliti bagian-bagiannya tersebut, apakah biji tersebut akan bisa tetap tumbuh? Tolong jelaskan jawabanmu! 4. Mengklarifikasi Tulislah hal-hal yang kurang jelas pada materi struktur dan fungsi jaringan pada buah dan biji!
95
Lampiran 7 REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 24.14 Simpang Baku= 4.60 KorelasiXY= 0.36 Reliabilitas Tes= 0.53 Butir Soal= 54 Jumlah Subyek= 42 Nama berkas: E:\ANATES.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
D.Pembeda(%) T. Kesukaran 0.00 Sedang 36.36 Mudah 36.36 Sukar -9.09 Mudah -36.36 Sedang 45.45 Sukar 36.36 Sukar 63.64 Sedang 18.18 Sukar 45.45 Sangat Sukar -9.09 Sedang 45.45 Sedang 18.18 Sedang 27.27 Sedang -9.09 Sedang 0.00 Sedang 9.09 Sedang 36.36 Sedang -27.27 Sukar 9.09 Sedang 18.18 Sedang 54.55 Sedang 9.09 Sukar 36.36 Sedang 63.64 Sedang 54.55 Sedang 63.64 Sedang 18.18 Sedang 54.55 Sedang -9.09 Sangat Mudah 45.45 Sukar 0.00 Sukar -27.27 Sedang 9.09 Sukar -27.27 Sedang -36.36 Mudah 27.27 Sukar 36.36 Sedang 54.55 Sedang 27.27 Sukar 18.18 Sangat Sukar 54.55 Mudah 81.82 Sukar -9.09 Sangat Mudah 27.27 Sedang 9.09 Sedang 36.36 Sukar 9.09 Sukar 18.18 Sukar 9.09 Sangat Sukar -9.09 Sangat Mudah 9.09 Mudah 45.45 Sukar 18.18 Sangat Mudah
Korelasi Sign.Korelasi 0.039 0.197 0.456 SangatSignifikan 0.002 -0.281 0.327 Sangat Signifikan 0.422 Sangat Signifikan 0.474 Sangat Signifikan 0.277 Signifikan 0.541 Sangat Signifikan -0.068 0.377 Sangat Signifikan 0.108 0.129 -0.012 -0.115 0.111 0.173 -0.114 0.144 0.134 0.411 Sangat Signifikan 0.105 0.370 Sangat Signifikan 0.456 Sangat Signifikan 0.403 Sangat Signifikan 0.402 Sangat Signifikan 0.273 Signifikan 0.332 Sangat Signifikan 0.029 0.474 Sangat Signifikan -0.084 0.001 0.149 -0.163 -0.225 0.112 0.245 0.366 Sangat Signifikan 0.167 0.337 Sangat Signifikan 0.399 Sangat Signifikan 0.684 Sangat Signifikan -0.002 0.277 Signifikan 0.198 0.456 Sangat Signifikan 0.162 0.197 0.097 -0.165 0.042 0.407 Sangat Signifikan 0.204 -
96
Lampiran 8 DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII F MTs Pembangunan UIN Jakarta NO
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
ADAM SUHADA ANISA ADELIA AULIA AYU ZAHRA AYU MUSLIMAH PUTRI BAGOOS RIDZKY BASUNDRA VITO CLARISSA DITA DEANDRA BAYU MUHAMAD DHINY ADITAMA PUTRI DWIALMIRA PUTRI RAMANDA DWY PURWANINGSIH EKY ANDHIKA RIZKY PUTRA GENTA AATINA MALIBU IBRAHIM AJI IFTINA AMALIA KHALIS FALAH HARDANTO KHOLIL FERHAT LIZKY NUI HAPSARI LUTHFAN HAWARI PUTRANTO MUH. FADHIL PERDANA MUHAMMAD ALIM MUHAMMAD FAIS FAJARI NAILAH HANIFAH NUR DIYANAH ODDY HANDOKO PUTERI WAHYUNI RANY QURRATU'AINI RIFALTA AZISTIO RIZKY PERRDANA PUTRI SASKYA FEBRIANA LESTARI TANIA FEBRINA WILDAN AGUNG NUGROHO YULIA MAELIANI Rata-rata Standar Deviasi
NILAI PRETEST 13 25 60 35 28 33 43 25 30 48 45 33 45 38 58 33 38 45 53 30 35 38 40 25 25 40 45 38 45 28 25 28 25 36.21 10.52
NILAI POSTEST 40 63 73 65 65 50 55 50 80 78 73 65 65 55 83 53 48 78 75 58 48 58 80 80 63 63 80 40 73 75 80 68 70 65.15 12.43
98
Lampiran 9 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRE-TEST xi 13 25 28 30 33 35 38 40 43 45 48 53 58 60
fi
fk 1 6 3 2 3 2 4 2 1 5 1 1 1 1
1 7 10 12 15 17 21 23 24 29 30 31 32 33
fi.xi 13 150 84 60 99 70 152 80 43 225 48 53 58 60
xi2 169 625 784 900 1089 1225 1444 1600 1849 2025 2304 2809 3364 3600
fi.xi2 169 3750 2352 1800 3267 2450 5776 3200 1849 10125 2304 2809 3364 3600
Z -2.20627 -1.06559 -0.78042 -0.5903 -0.30513 -0.11502 0.170152 0.360266 0.645437 0.835551 1.120722 1.596008 2.071293 2.261407
Zt 0.4861 0.3554 0.2823 0.2224 0.1179 0.0438 0.379 0.1406 0.2389 0.2967 0.3686 0.4441 0.4808 0.4881
F(Z) 0.0139 0.1446 0.2177 0.2776 0.3821 0.4562 0.879 0.6406 0.7389 0.7967 0.8686 0.9441 0.9808 0.9881
S(Z) 0.030303 0.212121 0.30303 0.363636 0.454545 0.515152 0.636364 0.69697 0.727273 0.878788 0.909091 0.939394 0.969697 1
|F(Z)-S(Z)| 0.0016 0.15732 0.18603
0.17424 0.17025 0.07875 0.08066 0.02337 0.077827 0.00879 0.021509 0.046706 0.0391 0.0139
Lt=0.15 Lo=0.18 karena Lo > Lt (0.18 > 0.15) maka tidak berdistribusi normal POST-TEST xi
fi 40 48 50 53 55 58 63 65 68 70 73 75 78 80 83
fk 2 2 2 1 2 2 3 4 1 1 3 2 2 5 1 33
fi.xi 2 4 6 7 9 11 14 18 19 20 23 25 27 32 33
80 96 100 53 110 116 189 260 68 70 219 150 156 400 83 2150
xi2
fi.xi2 1600 2304 2500 2809 3025 3364 3969 4225 4624 4900 5329 5625 6084 6400 6889
3200 4608 5000 2809 6050 6728 11907 16900 4624 4900 15987 11250 12168 32000 6889 145020
Z -2.49397 -1.85036 -1.68946 -1.44811 -1.28721 -1.04586 -0.6436 -0.4827 -0.24135 -0.08045 0.160901 0.321802 0.563154 0.724055 0.965406
Lt = 0.15 Lo=0.16 karena Lo > Lt (0.16 >0.15) maka tidak berdistribusi normal
Zt 0.4396 0.4678 0.4535 0.4251 0.3997 0.3508 0.2389 0.1844 0.0948 0.0319 0.0636 0.3212 0.2088 0.2642 0.3315
F(Z) 0.0604 0.0322 0.0465 0.0749 0.1003 0.1492 0.2611 0.3156 0.4052 0.5319 0.5636 0.8212 0.7088 0.7642 0.8315
S(Z) 0.060606 0.121212 0.181818 0.212121 0.272727 0.333333 0.424242 0.545455 0.575758 0.606061 0.69697 0.757576 0.818182 0.969697 1
|F(Z)-S(Z)| 0.05071 0.08531 0.12472 0.12362 0.12583 0.12723 0.15004 0.16335 0.10366 0.04646 0.02337 0.00898 0.066718
0.0475 0.0778
99
99
Lampiran 11
NPar Tests Descriptive Statistics
PRETEST
N 33
Mean 36.21
Std. Deviation 10.520
Minimum 13
Maximum 60
POSTEST
33
65.15
12.430
40
83
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks N POSTEST PRETEST
Sum of Ranks
0(a)
.00
.00
Positive Ranks
33(b)
17.00
561.00
Ties
0(c)
Total
33
a POSTEST < PRETEST b POSTEST > PRETEST c POSTEST = PRETEST
Test Statistics(b) POSTEST PRETEST Z
Mean Rank
Negative Ranks
-5.013(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
.000
100
Lampiran 12 Rekapitulasi Data Presentase Observasi Aktivitas Siswa (%) Kelompok No
Ratarata
Aktivitas kelompok 1
2
3
4
5
6
7
8
1
Merangkum sebelum pembelajaran berlangsung
materi proses
60
80
60
80
80
60
80
80
72,5
2
Berdiskusi dengan teman sekelompokknya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi
80
80
40
60
60
40
40
60
57,5
3
Mengajukan pertanyaan pada kelompok lain
80
60
60
60
40
20
20
40
47,5
4
Mengajukan pertanyaan pada guru
40
60
60
60
60
20
20
60
47,5
5
Mengemukakan pendapat pembelajaran
60
60
60
60
40
20
20
40
45
saat
6
Memberi komentar saat terhadap pendapat orang lain
40
60
40
60
60
20
20
20
40
7
Menyanggah pendapat orang lain
40
20
40
40
20
20
20
20
27,5
Rata-rata
51,4
60
51,4
60
51,4
28,6
31,4
45,7
101
Lampiran 13 Rekapitulasi Data Hasil Kuesioner No
Nilai
Pertanyaan
Ringkasan jawaban siswa
1
makna Religius Apakah yang terkandung dalam surat Al An’am ayat 99.
Agar kita dapat mengetahui kekuasaan Sang Pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Ayat Al Qur’an ini mengajarkan tentang tumbuhan, bagaimana proses penciptan tumbuhan. Allah telah menurunkan hujan agar tumbuhan dapat tumbuh di bumi dan dapat digunakan untuk kelangsungan hidup manusia.
2
Praktis
Apakah manfaat yang dipeoleh secara langsung yang bermanfaat bagi kita setelah mempelajari struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.
Agar kita mengetahui semua struktur dan bagian serta organ pada tumbuhan. Kita juga bisa mengetahui tentang bagaimana proses kehidupan pada tumbuhan, kita juga menjadi tahu bagaimana cara tumbuhan berkembangbiak dan melestarikan jenisnya. Serta kita dapat menyadari betapa Allah Maha Kuasa menciptakan tumbuhan dengan proses kehidupan yang rumit.
3
Pendidi kan
System pengangkutan pada berkas pembuluh ternyata memilki prinsip yang sama dengan system jalan tol. Jelaskan keterkaitan antara system pengangkutan pada tumbuhan dengan jalan tol
Keterkaitan antara berkas pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem dengan system jalan tol adalah keduanya sama-sama memilki jalur masing-masing (xylem dan floem memiliki jalur tersendiri sehingga tidak bertabrakan). Begitu pula dengan jalan tol yang juga memilki jalur masing-masing sehingga tidak saling bertabrakan.
102 Lampiran 14 LEMBAR OBSERVASI Kemunculan Aktinitas Siswa Pada Pembelajaran Model Reciprocal Teaching Pada Konsep Struktur Dan Fungsi Organ Pada Tumbuhan Observer Kelompok
: :
No 1 2 3 4 5 6 7
Aktivitas siswa yang diamati
Kode Subjek
Siswa merangkum materi sebelum pembelajaran berlangsung Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi Siswa mengajukan pertanyaan pada kelompok lain Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru Sisdwa mengemukakan pendapat saat pembelajaran Siswa memberikan komentar terhadap pendapat orang lain Siswa menyanggah pendapat orang lain
Keterangan: Berilah tanda cek list ( ) pada setiap aspek yang terlibat pada setiap nomor siswa Jakarta, Januari 2009 Observer
LEMBAR OBSERVASI Kemunculan Aktinitas Siswa Pada Pembelajaran Model Reciprocal Teaching Pada Konsep Struktur Dan Fungsi Organ Pada Tumbuhan Observer Kelompok No 1 2 3 4 5 6 7
: : Aktivitas siswa yang diamati
Kode Subjek
Siswa merangkum materi sebelum pembelajaran berlangsung Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi Siswa mengajukan pertanyaan pada kelompok lain Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru Sisdwa mengemukakan pendapat saat pembelajaran Siswa memberikan komentar terhadap pendapat orang lain Siswa menyanggah pendapat orang lain
Keterangan: Berilah tanda cek list ( ) pada setiap aspek yang terlibat pada setiap nomor siswa Jakarta, Januari 2009 Observer
103 Lampiran 15 Angket Terbuka
Nama : Kelas : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, padat, dan jelas!
Apakah makna yang terkandung dalam surat Al An’am ayat 99?
Apakah manfaat yang diperoleh secara langsung yang bermanfaat bagi kita setelah mempelajari struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan?
Sistem pengangkutan pada berkas pembuluh ternyata memiliki prinsip yang sama dengan sistem jalan tol. Jelaskan keterkaitan antara sistem pengangkutan pada tumbuhan dengan jalan tol!
Angket Terbuka
Nama : Kelas : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, padat, dan jelas!
Apakah makna yang terkandung dalam surat Al An’am ayat 99?
Apakah manfaat yang diperoleh secara langsung yang bermanfaat bagi kita setelah mempelajari struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan?
Sistem pengangkutan pada berkas pembuluh ternyata memiliki prinsip yang sama dengan sistem jalan tol. Jelaskan keterkaitan antara sistem pengangkutan pada tumbuhan dengan jalan tol!
104 Lampiran 16
PEDOMAN WAWANCARA Pendapat Mengenai Pembelajaran Model Reciprocal Teaching Pada Konsep Struktur dan Fungsi Organ Pada Tumbuhan
1. Bagaimana pendapat kamu mengenai system pembelajaran pada materi struktur dan fungsi organ pada tumbuhan (model pembelajaran reciprocal teaching)? 2. Apakah sebelumnya kamu pernah belajar dengan model pembelajaran ini? 3. Apakah belajar dengan model pembelajaran reciprocal teaching membantumu lebih memahami dan menguasai materi? 4. Apakah kamu senang belajar dengan model pembelajaran ini?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (DENGAN PENDEKATAN NILAI)
Satuan pendidikan
: MTs Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Konsep
: Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan
Subkonsep
: Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, dan Biji
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 10 x 40 menit
Metode
: Reciprocal Teaching
Standar Kompetensi : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasikan struktur dan fungsi organ pada tumbuhan
77
No A. Struktur dan Fungsi Akar
B. Struktur dan Fungsi Batang.
Indikator Menyebutkan struktur pada tumbuhan
Materi Pemelajaran Nuansa Nilai akar Apabila disayat tipis secara melintang, akar tersusun atas lapisan- Nilai Reigius lapisan jaringan dari luar ke dalam sebagai berikut: Pada materi struktur dan fungsi organ pada 1. Epidermis tumbuhan banyak sekali gejala alam 2. Korteks terhadap apa yang telah Allah ciptakan, bagi 3. Endodermis orang yang beriman akan muncul berbagai 4. Silinder Pusat (Stele) pemikiran rasa kagum akan keagungan Allah 5. Jaringan Meristem dan betapa besar karuniaNya kepada 6. Tudung akar manusia, yang ada dalam surat Al An’am ayat 99. Menjelaskan fungsi akar pada Fungsi akar adalah menyerap air dan mineral dari dalam tanah, “ Dia yang menurunkan air dari langit, tumbuhan sebagai alat pernapasan, menegakkan berdirinya batang, dan kemudian kami tumbuhkan dari air itu tempat cadangan makanan bermacan-macam tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya daun-daun Memberikan contoh jenis akar Jenis akar: akar tunggang, akar serabut, akar napas yang menghijau, Kami keluarkan Menyebutkan struktur batang Struktur anatomi batang secara umum terdapat tiga daerah yaitu: daripadanya biji-bijian yang bersusun-susun pada tumbuhan epidermis, korteks, dan silinder pusat. dari mayang pohon kurma. (Kami keluarkan) pohon kurma dari tangkainya yang Menjelaskan fungsi struktur Fungsi batang sebagai berikut: berdekatan dan lagi (Kami tumbuhkan) batang pada tumbuhan 1. menghubungkan akar dengan daun, sehingga berfungsi sebagai kebun-kebun dari pokok-pokok anggur, lintasan pengangkutan air, garam mineral, dan hasil fotosintesis zaitun, dan kurma yang serupa dan tak 2. lentisel pada batang berfungsi sebagai alat pernapasan serupa. Kamu perhatikanlah buahnya, bila ia berbuah dan buahnya telah masak. Menjelaskan perbedaan struktur Pada tumbuyhan dikotil batas antara ketiga struktur batang nampak Sesungguhnya yang demikian itu menjadi berkas pengangkut pada batang jelas dan terdapat kambium, sedangkan pada monokotil batas tanda-tanda bagi orang yang beriman.” (QS dikotil dan monokotil antara korteks dan stele tidak jelas serta tidak terdapat kambium. Al-An’am : 99)
78
Menunjukkan pengangkut
letak
berkas
Nilai Praktis Nilai kemanfaatan dari suatu bahan ajar adalah dengan segi-segi praktis bagi kehidupan manusia. Pengetahuan tentang masalah tumbuhan telah banyak diketahui sebagai sumber bahan pangan bagi manusia, seperti sayuran dan buah-buahan. Ket: 1. cambium 3. Stele
C. Struktur dan Fungsi Daun.
Menyebutkan struktur pada tumbuhan
daun
Menjelaskan fungsi daun pada tumbuhan
struktur
Menunjukkan letak pengangkut pada daun
berkas
2. floem 4. xylem
Apabila kita membuat sayatan melintang, maka akan tampak jaringan penyusun daun terdiri atas: kutikula, epidermis atas,lapisan mesofil, dan epidermis bawah 1. 2. 3. 4.
kutikula: untuk mencegah penguapan air dari dalam daun epidermis atas: sebagai jaringan pelindung lapisan mesofil: terdapat jaringan palisade dan spon epidermis bawah: terdapat sel-sel yang berubah fungsi menjadi sel penutup membentuk stomata
Struktur bunga: Menyebutkan struktur bunga 1. perhiasan bunga, terdiri dari kelopak dan mahkota bunga pada tumbuhan 2. alat kelamin, terdiri dari putik dan benang sari
Nilai Pendidikan Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai dari bahan yang dapat memberi inspirasi atau ide-ide atau gagasan untuk dimunculkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan hasratnya bagi kesejahteraan hidupnya, bagi untuk pribadi maupun kepentingan bangsanya. Pemahaman sistem transportasi tumbuhan melalui jaringan xilem dapat diterapkan dalam sistem pengaturan lalu lintas jalan tol atau jalan bebas hambatan. Jalannya pengangkutan air dengan zat-zat terlarut ini searah dan tidak berpapasan dengan pengangkutan zat hasil fotosintesis yang melalui pembuluh tapis (floem). Antara xilem dan floem selalu berpasangan (berdampingan), tetapi berbeda arah layaknya sistem lalu lintas searah. Sistem lalu lintas searah menjamin lebih lancar daripada sistem lalu lintas dua arah. Sistem pengangkutan melalui pembuluh kayu (trakea) hanya ditemukan pada tumbuhan
79
D. Struktur dan Fungsi Bunga .
Menjelaskan fungsi putik dan Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina dan penghasil sel telur benang sari pada bunga (ovum) Benang sari sebagai alat kelamin jantan dan penghasil sel serbuk sari (sperma) Membedakan bunga lengkap dan bunga sempurna
bunga lengkap adalah bunga yang memiliki empat bagian utama bunga yaitu mahkota, kelopak, putik, dan benang sari. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari sekaligus dalam dalam satu tangkai bunga (bunga biseksual)
paku-pakuan dan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan biji/ Spermatophyta). Tumbuhan yang berbatang panjang/tinggi apabila besar memilki sistem pengangkutan zat yang lebih cepat layaknya jalan tol, yaitu melalui sistem pengangkutan intravaskuler (dalam berkas pembuluh : xilem dan floem)
Menyebutkan struktur buah dan Bagian-bagian biji secara umum adalah kulit biji, tali pusar biji pada tumbuhan (funiculus), dan inti biji (terdiri dari embrio dan albumen) Menjelaskan fungsi buah dan biji pada tumbuhan
E. Struktur dan Fungsi Buah dan Biji.
Menjelaskan macam-macam buah
Buah merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan dari daun buah. Buah berisi biji dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Macam-macam buah: 1. buah tunggal, buah yang dibentuk hanya dari satu bakal buah (mangga, papaya) 2. buah agregat, buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga (murbei) 3. buah majemuk, buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari banyak bunga (nangka, sukun, dan nanas) 4. buah semu buah sejati
80
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Aprita Sari
NIM
: 104016100396
Jurusan
: Pendidikan IPA-Biologi
Judul Skripsi
: Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Berbasis Nilai(Quasi Eksperimen Pada Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta)
No 1.
2.
3.
4.
5.
6. 1.
2.
Judul dan Halaman Buku/Referensi BAB I Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, hal. 1. Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007. Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007. Heni Febryani Saidah, Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi. (Bandung: UPI, 2007), hal 4. Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. (Bandung: Mughni Sejahtera. 2005), h. 46 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam…, hlm. 64 BAB II Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet.1, h. 5. Farida Nurhasanah, Reciprocal Teaching dari http://hasanahworld.wordpress.com, 17 Juni 2009.
3. 4.
Farida Nurhasanah, Reciprocal…. Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007.
5.
Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007.
6.
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007),
Paraf Pembimbing I
Pembimbing II
hal.8 7.
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007), hal.9.
8. 9.
Nuryani. R., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005) , hal 155. Nuryani. R., Strategi Belajar …, hal 50-51
10.
Nuryani R, Strategi Belajar..., hal. 52.
11.
Prayekti, ”Pendidikan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di kelas 5 SD”, Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi 39, 2001. hal. 3.
12.
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Cet.ke-6, hal. 156.
13.
Rohmat Mulyana. Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Alfabeta: Bandung. 2004), hal.7.
14.
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., hal. 46
15.
Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi…, hal. 10
16.
Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi…, hal. 26
17.
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., hal. 47
18. 19.
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., hal. 48 Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi…, hal. 105
20.
21.
Nik, Azis Nik Pa, “ Pengembangan nilai dalam Pendidikan Matematik: Cabaran dan Keperluan”, dalam Nilai-Nilai Science Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. hal.29. Nik Azis Nik Pa, Pengembangan…, h. 29.
22.
Nik Azis Nik Pa, Pengembangan…, h. 29.
23.
Rokhmat Mulyana, Mengartikulasi…, h. 119
24.
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., h. 51
25.
Suroso Adi Yudianto, Manajemen.., h. 51
26.
Heni Febryani Saidah, Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi
dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Indera. Skripsi. (Bandung: UPI, 2007), hal 1. 27.
1.
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007). BAB III Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. ke-3, hal. 77.
2.
Sugiyono, Metode…, hal. 97.
3.
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), Cet ke-6, h.168
4.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. ke-3, h.78
5.
Sukardi, Metodologi…, . hal. 79.
6.
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar… , h. 65
7.
Lampiran 7, hal. 95.
8.
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar… , h. 86.
9.
Lampiran 7, hal. 95.
10.
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar… , h. 211.
11.
Lampiran 7, hal. 95.
12.
Suharsimi Arikunto, Dasar–Dasar…, hlm.207.
13.
Lampiran 7, hal. 95.
14.
David E, Meltzer, “Addendum to: The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In DiagnosticPretestScores”,darihttp:/Physics.Ia.state.Ed u/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf, 21 Agustus 2008. Nana sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 466. Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), h. 402.
15. 16.
17.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2008), Cet. ke-13, hal.131.
18.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…, hlm. 263.
19.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…, hlm. 245.
1.
Lampiran 8, hlm.96.
2.
Lampiran 9, hlm.97.
3.
Lampiran 10, hlm.98.
4.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2008), Cet.13, h.131.
5.
Lampiran 11, hlm.99.
6.
Lampiran 12, hlm.100.
7.
Lampiran 13, hlm.101.
8.
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007).
9.
Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007).
10.
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung,: Mughni Sejahtera, 2005), h.53.
BAB IV
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA NIP. 150 202 343
Pembimbing II
Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 150 377 451