PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA2 SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
Mitrawati H. Lamusu, Astin P. Lukum, La Alio Jurusan pendidikan kimia Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas negeri gorontalo Email :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Tapa Kabupaten Bonebolango dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script pada pembelajaran kimia. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian ini sebanyak 22 siswa kelas XI IPA2 SMA 1 Tapa. Obyek penelitian adalah proses pelaksanaan pembelajaran dengan model cooperative script pada materi hidrolisis garam. Instrumen penelitian adalah tes evaluasi proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapakan model pembelajaran cooperative script Hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru yaitu 62,78% pada siklus I menjadi 88,89% pada siklus II. Kemudian lembar observasi kegiatan siswa yaitu 52,23% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II setelah itu hasil belajar siswa meningkat dari 40,9% pada siklus I menjadi 85% pada Siklus II. Kunci : Cooperative Script, Hasil Belajar, Hidrolisis Garam
anak didik itu sendiri. Karena itu guru
Pendahuluan Pendidikan
mempunyai arti
dituntut
minimal
mempunyai
yang sangat penting dalam kehidupan
kompetensi substansi bidang kimia dan
kita, baik dalam kehidupan individu,
metode-metode
bangsa
bisa
maupun
pendidikan,
negara.
khususnya
Kualitas pendidikan
pembelajaran
menciptakan
pembelajaran
yang
yang
suasana menyenangkan
kimia tentunya tidak terlepas dari
yang nantinya akan menjadikan siswa
kualitas tenaga pendidik dan kualitas
aktif dan senang untuk belajar serta
1
bisa meningkatkan hasil belajar siswa
sarana pendukung pembelajaran. Hal
pada ilmu kimia itu sendiri.
ini disebabkan hasil belajar siswa
Menurut
(2013)
masih rendah berdasarkan data tahun
metode
lalu untuk materi hidrolisis garam
pembelajaran yang mengembangkan
penguasaan siswa hanya 60% dan
upaya kerja sama dalam mencapai
tidak bisa mencapai 80%. Selain itu,
tujuan
metode
ditemukan juga bahwa selama proses
pembelajaran cooperative script siswa
pembelajaran berlangsung, ada siswa
akan dipasangkan dengan temannya
yang tidak memperhatikan guru dan
dan akan berperan sebagai pembicara
ada siswa bercanda dengan teman
dan pendengar. Pembicara membuat
sebangku akhirnya menganggu proses
kesimpulan dari materi yang akan
pembelajaran.
cooperative
Susanto
script
adalah
bersama.
Pada
disampaikan kepada pendengar dan pendengar mengoreksi,
akan
Berdasarkan uraian di atas
menyimak,
menunjukkan
maka penulis melakukan penelitian yang
ide-ide
pokok.
berjudul
Pembelajaran Permasalahan
Model
Cooperative
Script
muncul
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pada pembelajaran di SMA 1 TAPA
Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA2
Kabupaten Bone Bolango Provinsi
SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone
Gorontalo
Bolango Provinsi Gorontalo Tahun
untuk
yang
“Penerapan
materi
hidrolisis
garam berdasarkan hasil wawancara
Ajaran 2012/2013”.
dengan guru kimia, khususnya pada
Menurut
Chotimah
dan
koordinator bidang studi kimia, serta
Dwitasari, (2009: 151) Cooperative
pengalaman waktu ppl 2 ditemukan
script adalah strategi pembelajaran
bahwa dalam proses pembelajaran
yang mengatur interaksi peserta didik
kimia hanya cenderung berpusat pada
seperti
guru dengan metode ceramah sehingga
peserta didik dengan lingkungannya
dalam proses belajar mengajar siswa
secara
kurang aktif dan masih kurangnya
keluarga, kelompok masyarakat, dan 2
ilustrasi
individu.
kehidupan
Misalnya
sosial
dalam
masyarakat yang lebih luas. Pada
seluruh kelas sehingga koreksi hanya
strategi
sebatas kepada dua peserta didik
pembelajaran
script
peserta
berpasangan
cooperative
didik
dan
tersebut).
lisan
Berdasarkan teori di atas dapat
mengiktisarkan bagian-bagian materi
diartikan bahwa model pembelajaran
pembelajaran yang sedang dipelajari.
cooperative script adalah suatu model
Pada model pembelajaran ini pasangan
pembelajaran yang akan menimbulkan
peserta didik bergantian peran sebagai
ide-ide pokok atau gagasan baru dari
pembicara
siswa
dan
pembicara
secara
bekerja
pendengar.
adalah
konsep-konsep
Tugas
menyampaikan penting
itu
sendiri
menambah
dari
sehingga
pengetahuan
akan siswa
terhadap materi yang diajarkan, serta
materi yang dipelajari atau kegiatan
akan terjadi interaksi antara siswa
yang dilakukan, sedangkan tugas pen
dengan siswa kemudian siswa dengan
dengar adalah menyimak/mengoreksi/
guru. Siswa satu dengan yang lainnya
menunjukkan ide-ide pokok dengan
bersepakat untuk menjalankan peran
menghubungkan materi sebelumnya
masing-masing
atau dengan materi lainnya.
berperan
Kelebihan
yaitu
siswa
menjadi
yang
pembicara
pembelajaran
membacakan hasil pemecahan yang
cooperative script sebagai berikut: a)
diperoleh beserta prosedurnya dan
Melatih
siswa
pendengaran,
ketelitian/kecermatan
yang
menjadi
pendengar
menyimak dan mendengar penjelasan
peserta didik, b) Setiap peserta didik
dari
mendapat peran sebagai pembicara dan
pembicara jika ada kesalahan.
sebagai
pendengar,
mengingatkan
Melatih
Menurut Hamid dan Haetami
mengungkapkan kesalahan orang lain
(2008: 2) hasil belajar siswa adalah
dengan lisan. a) Hanya digunakan
merupakan indikator atau gambaran
untuk mata pelajaran tertentu dan topik
keberhasilan
tertentu, b) Hanya dilakukan dua
melaksanakan proses belajar mengajar,
peserta
sehingga masalah hasil belajar siswa
didik
(tidak
c)
pembicara,
melibatakan 3
guru
dalam
merupakan salah satu problem yang
basa. Dalam larutan garam terdapat 4
tidak pernah habis dibicarakan dalam
kategori sifat garam yaitu 1) garam
dunia pendidikan. Banyak faktor yang
yang berasal dari asam kuat dan basa
mempengaruhi hasil belajar antara
kuat, misalnya: NaCl, CaCl2. 2) garam
lain: strategi dan model pembelajaran
yang berasal dari asam lemah dan basa
yang diterapkan oleh guru dalam kelas,
kuat, misalnya : Na-asetat. 3) garam
lingkungan belajar siswa, dan media
yang berasal dari asam kuat dan basa
pengajaran yang digunakan oleh guru.
lemah, misalnya : NH4-asetat. 4)
Ketidak-tepatan model pembelajaran
garam yang berasal dari asam lemah
guru akan berakibat pada rendahnya
dan
motivasi dan aktivitas belajara siswa.
CH3COONH4.
Menurut Watoni, (2012: 192)
basa
lemah,
misalnya:
Metode Penelitian
garam terbentuk dari sisa asam dan
Jenis
penelitian tindakan
ini
adalah
sisa basa. Garam yang terbentuk dari
penelitian
reaksi antara asam kuat dengan basa
Sekolah
kuat bersifat netral (pH =7) karena
penelitian adalah SMA Negeri I Tapa
tidak mengalami hidrolisis. Namun,
terletak di kecamatan bolanggo timur.
bila salah satu sisa asam atau basa
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas
berasal dari asam lemah atau basa
XI IPA2
lemah, maka akan terhidrolisis.
berjumlah 22 orang terdiri dari 5 orang
yang
kelas
(PTK).
menjadi
tempat
SMA Negeri I Tapa yang
Lukum (2005: 19) bila garam-
siswa laki-laki dan 17 orang siswa
garam dilarutkan dalam air, larutan
perempuan. Peneliti mengambil tempat
tidak selalu bereaksi netral. Fenomena
ini karena di sekolah ini belum pernah
ini disebabkan karena sebagai dari
diadakan penelitian yang sama.
garam berinteraksi dengan air sehingga
Hasil Dan Pembahasan
dinamakan hidrolisis. Akibatnya ion H+
atau
OH-
tertinggal
Peneliti melakukan berbagai p
dengan
ersiapan
perencanaan
yang
akan
berlebihan dalam larutan, sehingga
dibutuhkan dalam proses pembelajaran
larutan itu menjadi menjadi asam atau
di ruang kelas. Persiapan ini dilakukan 4
secara maksimal agar hasil yang
termasuk pada kategori sangat baik
diperoleh benar-benar sesuai dengan
atau 88,89%.
yang diharapkan. Perencanan tersebut
Tindakan
kelas
yang
sudah disiapkan oleh peneliti sebelum
dilaksanakan sebanyak 2 siklus maka
proses pembelajaran dimulai. Adapun
diperoleh hasil pengamatan kegiatan
rangkaian
siswa berdasarkan lembar observasi
perangkat
dipersiapakan
yang
oleh peneliti
dalam
proses
pembelajaran.
Lembar
proses pembelajaran adalah rencana
observasi ini diamati langsung oleh
pelaksanann
guru
pembelajaran,
lembar
mitra
saat
pembelajaran
Hasil
persentase
kerja peserta didik, tes evaluasi,
berlangsung.
lembar observasi kegiatan guru dan
kegiatan siswa siklus I adalah 58,33%
siswa. Hasil Penelitian ini hanya
tergolong kategori cukup sedangkan
sampai
pada siklus II adalah 87,5% tergolong
pada
2
siklus.
Siklus
I
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan
kategori sangat baik.
begitu juga dengan siklus II. Berdasarkan
Kegiatan kelompok siswa pada kelas
siklus 1 masih kurang dibandingkan
yang telah dilaksanakan sebanyak 2
pada siklus II. Hal ini disebabkan
siklus
Rencana
siswa yang masih kurang kreatif dalam
maka
pembelajaran di kelas pada siklus I.
yang
Pelaksanaan
tindakan
meliputi
2
Pembelajaran
diperoleh data tentang kegiatan guru
Pada
dan siswa pada materi hidrolisis
36,4 kemudian pada siklus II kategori
garam. Hasil pengamatan kegiatan
sangat tinggi yaitu 87,13 Hasil belajar
guru
Hasil belajar
menunjukkan
tingkat
siklus I kategori rendah yaitu
keberhasilan masing-masing kegiatan
pada siklus I hasil belajar ada
guru pada setiap siklus yang terukur
22 siswa yang mengikuti tes hanya 9
melalui skor yang digunakan. Hasil
siswa atau 40,9% yang tuntas dan ada
persentase kegiatan guru pada siklus I
13 siswa atau 59,09% yang tidak
termasuk pada kategori cukup atau
tuntas. Kemudian dari 22 siswa hanya
62,98% kemudian pada siklus II
20 siswa yang mengikuti tes pada 5
siklus II karena sakit. Dari 20 siswa
Berdasarkan pembahasan dapat
dinyatakan tuntas ada 17 siswa atau
disimpulkan bahwa hasil peningkatan
85% dan ada 3 siswa yang tidak tuntas
ketuntasan dari setiap
atau 15%.
siklus I ke siklus II pada proses
pengamatan
Berdasarkan kegiatan proses
pembelajaran kegiatan guru adalah
pembelajaran pada siklus I dapat
62,51% menjadi 88,89%. Kemudian
diketahui bahwa tindakan kelas yang
untuk kegiatan siswa adalah 52,23%
dilakukan belum terlaksana dengan
menjadi 87,5%. Setelah itu Hasil
benar sebagaimana yang diharapkan
belajar siswa dari 40.9% menjadi 85%
oleh peneliti, diakibatkan oleh siswa
dengan daya serap klasikal 68%
yang belum terbiasa dengan proses
menjadi 80%.
pembelajaran
Saran
model
yang
menggunakan
pembelajaran
cooperative
Diharapkan pada pembelajaran
script.
kimia khususnya materi hidrolisis Setelah itu dilakukan penelitian
garam diterapkan model pembelajaran
siklus II untuk memperbaiki hal-hal
coopertative script, dan mata pelajaran
yang belum maksimal pada siklus I.
yang bersifat uraian serta pada materi
Hasil analisis dari data di atas pada
yang
siklus II terjadi peningkatan hasil
memerlukan waktu yang cukup lama.
belajar hidrolisis garam.
Daftar pustaka
Hal ini
8
ketrampilan
mengajar yaitu kemampuan membuka pelajaran sehingga siswa tertarik atau
menutup
tetapi
Hamid, rimba. Haetami, Aceng. 2008 Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Ipa I Sman 5 Kendari Melalui Model Pembelajaran Kuantum . jurnal. Di akses 25 juli 2013
termotivasi di awal pembelajarn dan kemampuan
perhitungan
Chotima, Husnul dan Yuyun, Sari Dwinita. 2009. StrategiStrategi Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Surya Pena Gemilang.
disebabkan guru atau peneliti lebih memperhatikan
bersifat
pelajaran
sehingga pelajaran yang disimpulkan akan sangat bermakna bagi siswa Simpulan 6
Lukum, P. Astin. 2005. Bahan ajar dasar-dasar kimia analitik. Gorontalo: UNG
pembelajaran cooperative script. Diakses 2 Maret 2013 Watoni, Haris Abdul. 2010. Menyonsong OSN kimia SMA. Yokyakarta. Intersolusi Presindo (Anggota IKPI)
Susanto, Hadi .2013. pembelajaran cooperative script. http://bagawanabiyasa.wordpre ss.com/2013/05/21/model-
7