PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEKNIK THINK PAIR SQUARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII H DI MTS PEMBANGUNAN UIN JAKARTA Skirpsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: Gilang Ogi Saputra (1111011000016)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Teknik Think Pair Square (Tps) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih kelas VIII H di MTs Pembangunan Jakarta Kata kunci : Model Pembelajaran Cooperative Teknik Think Pair Square (Tps), Hasil Belajar, Fiqih Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Teknik Think Pair Square (Tps) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih kelas VIII H di MTs Pembangunan Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus dihentikan ketika indikator keberhasilan, yakni semua siswa telah mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran fiqih kelas VIII yaitu 78. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Fiqih siswa pada setiap siklus. Peningkatan hasil belajar ditunjukan dengan rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 41% dan terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 79%, siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 56% pada silus I dan pada siklus II semua siswa telah mencapai ketuntaan belajar. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke II dikarenakan perbaikan dalam penerapan TPS setelah mengevaluasi kegiatan proses belajar dan hasil belajar. Dari hasil observasi pada proses pembelajaran, siswa meyukai pembelajaran Fiqih dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square. Siswa menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teknik Think Pair Square sangat efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih.
i
ABSTRACT
The Implementation of Cooperative Learning Model Technique Think Pair Square (Tps) to Improve the Student Learning Result on Fiqh Subject Class VIII H in MTs Pembangunan Jakarta. Keywords: The Cooperative Learning Model Technique Think Pair Square (Tps), Learning Result, Fiqh.
This study aims to indicate the Cooperative Learning Model Technique Think Pair Square, to improve the student learning result on fiqh subject class VIII H in Mts Pembangunan Jakarta. This study method is Classroom Active Research which includes from two cycle, each cycles encompass planning, implementation, observation, and reflection. Cycle is stopped when the success indicator, it is all students who have achieved mastery on learning which is assigned by the school for fiqh subject class VIII, is 78. The study results indicate any improvement on the student learning result on fiqh subject in every cycle. The improvement on student learning result indicated by the NGain average on cycle I is 41% and there is any improvement on cycle II become 79%, the student who achieved the mastery on learning is 56% on cycle I and cycle II. All students have achieved mastery on learning. From the observation result on the learning process, students like the fiqh subject by using cooperative learning techniques Think Pair Square. Students become more active and the learning process became enjoyable. It can be conclude that learning by using model learning technique Think Pair Square is very effective, so it can improve the learning result on fiqh subject.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Teknik Think Pair Square (Tps) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran
Fiqih kelas VIII H di MTs
Pembangunan Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, para tabi’in, dan kepada seluruh umatnya. (Amin). Semoga kita mendapatkan syafaatnya nanti di yaumul akhir. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan kami sangat terbatas, sehingga banyak kekurangan dalam skripsi ini, dan masih jauh dari kesempurnaan. Namun dengan adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi terselesaikan. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 3. Ibu Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Drs. H. Ghufron Ihsan, MA., selaku dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas dan dengan segala kesabarannya telah memberikan bimbingan sehiingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbiing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Pimpinan pepustakaan, para staf dan para karyawan, baik perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana perpustakaan. 7. Orang tua tercinta , ayahanda Kusnodo dan ibuda Khayati yang dengan penuh kasih sayang
dan perhatiannya yang tulus, serta dengan kesabaran selalu memberikan dorongan baik ii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH ABSTRAK ......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL, GRAFIK DAN GAMBAR .............................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 4 D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ...... 6 A. Landasan Teori ............................................................................................... 6 1. Pembelajaran Kooperatif ........................................................................... 6 a. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif .................................... 6 b. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif ........................................... 11 2. Teknik Pembelajaran Think Pair Square .................................................. 14 a. Hakikat Teknik Pembelajaran Think Pair Square............................... 14 b. Keunggulan Teknik Pembelajaran Think Pair Square........................ 17 c. Langkah-langkah Teknik Pembelajaran Think Pair Square ............... 17 3. Hasil Belajar .............................................................................................. 19 a. Hakikat dan Urgensi Hasil Belajar ...................................................... 19 b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................................... 20 4. Pembelajaran Fiqih di MTs ....................................................................... 21 a. Hakikat dan Urgensi Pembelajaran Fiqih di MTs ............................... 21 b. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih di MTs kelas VIII ...................... 23 c. Metode Pembelajaran dalam Mengajarkan Fiqih di MTs ................... 23 iv
B. Hasil Penelitian yang Relevan......................................................................... 25 C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 27 D. Hipotesis Tindakan.......................................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 28 A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 28 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................................. 28 C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 30 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................................. 31 E. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................................... 31 F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................................................... 34 G. Data dan Sumber Data ................................................................................. 34 H. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 34 I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35 J.
Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ............................................................. 36
K. Teknik Analisis Data dan Interprestasi Data ............................................... 39 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 41 A. Kondisi Obyektif Sasaran Penelitian ............................................................. 41 B. Deskripsi Data Hasil pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan .............. 49 C. Analisis Data Hasil Belajar............................................................................ 53 D. Interprestasi Hasil Analisis ............................................................................ 60 E. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 73 BAB V PENUTUP............................................................................................................. 76 A. Kesimpulan...................................................................................................... 76 B. Saran ................................................................................................................ 76 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 78 LAMPIRAN....................................................................................................................... 80
v
DAFTAR TABEL, GRAFIK, DAN GAMBAR Tabel : 4.1
Keadaan Guru dan Karyawan MTs Pembangunan UIN Jakarta ................ 45
Tabel : 4.2
Keadaan Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 48
Tabel : 4.3
Hasil Belajar Siswa Mapel Fiqih Siklus I................................................... 54
Tabel : 4.4
Hasil Belajar Siswa Mapel Fiqih Siklus II.................................................. 57
Tabel : 4.5
Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II......................... 60
Tabel : 4.6
Aktivitas Siswa Siklus I............................................................................. 63
Tabel : 4.7
Aktivitas Guru Siklus I .............................................................................. 64
Tabel : 4.8
Aktivitas Siswa Siklus II ........................................................................... 70
Tabel : 4.9
Aktivitas Guru Siklus II............................................................................. 71
Grafik 4.1
Hasil Belajar Siklus I................................................................................. 56
Gambar 2.1
Langakah-langkah Pembelajaran Think Pair Square ................................ 18
Gambar 3.1
Siklus PTK................................................................................................. 29
Gambar 4.1
Struktur Organisasi MTs Pembangunan UIN Jakarta ............................... 45
vi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Lembar Uji Referensi ............................................................................... 80
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silus I................................... 83
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I ........................................ 95
Lampiran 4
Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I........................................................ 96
Lampiran 5
Hasil Belajar Siklus I................................................................................ 99
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silus II ................................ 101
Lampiran.7
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II...................................... 113
Lampiran 8
Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 114
Lampiran 9
Hasil Belajar Siklus II.............................................................................. 116
Lampiran 10
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ........................................... 118
Lampiran 11
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I.............................................. 120
Lampiran 12
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II........................................... 123
Lampiran 13
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................................ 125
Lampiran 14
Catatan Lapangan Siklus I....................................................................... 127
Lampiran 15
Catatan Lapangan Siklus II...................................................................... 128
Lampiran 16
Hasil Wawancara Siswa .......................................................................... 129
Lampiran 17
Hasil Wawancara Guru............................................................................ 133
Lampiran 18
Materi Pembelajaran................................................................................ 134
Lampiran 19
Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal .................................................................................................. 134
Lampiran 20
Dokumentasi Penelitian............................................................................ 134
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu negara. Dalam agamapun pendidikan merupakan kewajiban yang harus ditempuh agar manusia memperoleh derajat yang tinggi dihadapan Allah SWT. seperti dalam firman-Nya :
……
Artinya : “….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al- Mujadillah (58): 11)1 Ayat diatas menunjukkan bahwa orang berilmu akan diberikan derajat yang tinggi dihadapan Allah, karena orang yang memiliki ilmu akan memanfaatkan ilmunya bagi dirinya sendiri dan orang lain. orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi di banding orang yang tidak berilmu. Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
1
Selain
itu
juga
bertujuan
untuk
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta : Proyek pengadaan kitab Suci Al-Qur’an, 1984), h.109
1
2
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.2 Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan
ini,
guru
dengan
sadar
merencanakan
kegiatan
pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan oleh hasil belajar siswa, sedangkan keberhasilan atau hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang bagus. Keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya pengembangan dan pembaharuan bidang pendidikan anatara lain adalah pembaharuan model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut hendaknya mendukung tercapainya pengajaran yaitu agar siswa dapat berpikir aktif dan diberi kesempatan untuk mencoba dalam berbagai kegiatan belajar. Salah satu pelajaran yang dilaksanakan pada tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah mata pelajaran fiqih. Mempelajari ilmu fiqih berguna dalam memberi pemahaman tentang berbagai aturan secara mendalam. Dengan itu orang akan tahu aturan-aturan secara rinci mengenai kewajiban dan tanggung jawab terhadap tuhannya, hak dan kewajiban dalam rumah tangga dan dalam kehidupan bermasyarakat; juga mengetahui tatacara shalat, zakat, puasa haji dan ibadah laianya. Selain itu ilmu fiqih juga berguna sebagai patokan untuk bersikap dalam menjalani hidup. Artinya, seseorang akan mengetahui perbuatan yang wajib,sunah,mubah,makruh dan haram.3
2
Undang-undang RI. no. 20 tahun 2003. Tentang Pendidikan nasional, (Bandung: Citra umbara), h, 5 3 H.A.Djazuli,Ilmu Fiqih Penggalian Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 31
3
Dalam realita, pembelajaran fiqih di madrasah masih didominasi dengan cara
atau model pembelajaran tradisional yaitu ceramah. Model
tersebut dinilai membosankan bagi para siswa di madrasah, karena dalam model pembelajaran fiqih masih banyak menekankan pada aspek penalaran atau hapalan. Menghapal tentu ada gunanya, namun kalau kemudian menjadi dominan dan seluruh materi harus dihafal, maka akan melahirkan anak-anak didik yang kurang kreatif dan tidak berani mengungkapakan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemudian siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam pelajaran ini. Hal ini tentunya yang menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih rendah. Selain itu pelajaran fiqih juga kurang dianggap penting disbanding pelajaran yang lain, seperti pelajaran yang diikut sertakan di ujian. Sebagaimana dialami dalam satu kelas, terdiri dari siswa yang berlainan satu dengan yang lainya. Mereka berbeda dalam hal bakat, pengalaman, kecerdasan, dan motivasi belajar. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan rendah akan mengalami kesulitan ketika diberikan suatu masalah untuk diselesaikan. Berbeda halnya dengan siswa yang pandai, dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan guru tidak akan terlalu kesulitan. Untuk itu diperlukan model yang didalamnya terdapat kerjasama antar siswa, agar yang pandai bisa memberi pengalaman belajarnya kepada yang kurang pandai dan sebaliknya bagi siswa yang kurang pandai bisa bertanya kepada siswa yang pandai. Untuk itu diperlukan solusi pembelajaran yang tepat, agar siswa aktif dan mampu mengembangkan pikiranya terhadap materi yang dipelajari, serta solusi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa, agar hasil belajar fiqih mengalami peningkatan, salah satunya dengan menggunakan pembelajaran cooperative teknik think pair square. Think pair square adalah suatu model pembelajaran yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik, dimana siswa saling bertukar pendapat,
4
saling berpikir kritis, dan saling membantu permasalah yang sedang dibahas pada pelajaran fiqih. sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fiqih. Teknik think pair square adalah struktur kegiatan pembelajaran gotong-royong dengan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan siswa lain. Dalam pengelompokanya siswa-siswa dipasangkan secara heterogen baik dari segi kemampuan akademik, maupun kelamin.4 Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat dan melakukan penelitian terhadap masalah ini dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Teknik Think Pair Square (Tps) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih kelas VIII H di Mts Pembangunan UIN Jakarta B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan adanya beberapa masalah sebagai berikut; 1. Hasil belajar fiqih yang masih rendah 2. Metode yang digunakan guru masih menggunakan metode tradisional 3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Center) 4. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fiqih
C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan penelitian dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, Penelitian ini memfokuskan pada masalah Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII H di MTs Pembangunan UIN Jakarta.
4
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas,(Jakarta: Grasindo, 2014), h. 57
5
D. Perumusan Masalah Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII H di MTs Pembangunan UIN Jakarta?
E. Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
penerapan
model
pembelajaran cooperative teknik think pair square dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII H di MTs Pembangunan UIN Jakarta.
F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharap bermanfaat bagi ; 1. Bagi guru Fiqih dapat menjadikan model pembelajaran cooperative teknik think pair square sebagai salah satu alternative untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan efektif. 2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi, keaktifan dalam belajar dan meningkatkan interaksi social dengan siswa lain dalam kegiatan pembelajaran. 3. Bagi penulis agar dapat menambah pengetahuan tentang model kooperatif thiks pair square dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat menerapkan dalam proses belajar mengajar dengan baik.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif Kooperatif mengandung pengertian bekerja dalam mencapai tujuan bersama. Dalam pengertian kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota
kelompoknya.
pembelajaran
yang
“Pembelajaran
mengutamakan
kooperatif
kerjasama
adalah
model
mencapai
tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”1. Keberhasilan dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individu maupun secara kelompok. Selain itu, menurut Slavin (Pakar dan pengembang pembelajaran kooperatif), sebagaimana dikutip oleh Tukiran,dkk.
mengatakan
Kooperatif Learning atau pembelajaran kooperatif yaitu “In cooperative learning methods, student work together in four member team to master material initially presented by the teacher.”2 Dari penjelasan tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013 )
h. 174 2
Tukiran Taniredja.dkk,Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif,(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 55
6
7
pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil, saling bekerja sama, dimana anggotanya terdiri dari 4-6 orang. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran gotong royong, yaitu system pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstrutur. Dapat
dikatakan pembelajaran kooperatif dapat berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja sama secara terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.3 Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa bukan saja mendapat pengetahuan dari guru saja, akan tetapi siwa juga mendapat pengetahuan dari rekan siwa lainya yang saling mengajar. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan
pembagian
kelompok
yang
dilakukan
secara
homogen.
Pembagian kelompok homogen cenderung siswa merasa tidak adil, sehingga
menyebabkan
suasana
belajar
yang
kurang
kondusif.
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang berincikan : memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti, fakta, keterampilan, nilai,konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, serta pengetahuan, nilai dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. keaktifan siswa sangat membantu untuk meningkatkan nilai akademis sosial.4 Pembentukan kelompok pada pembelajaran kooperatif adalah heterogen untuk memaksimalkan keberagaman siswa dalam kelas. 3
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas,(Jakarta: Grasindo, 2014), h. 12 4 Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013), h. 58
8
Kelompok heterogen adalah cermin dari kelas, termasuk anak lakilaki maupun perempuan yang pintar, sedang dan lemah dengan perbedaan etnisitas dan bahasa. Keberagaman tingkat pencapaian memaksimallkan pengajaran sejawat dan berguna sebagai bantuan untuk pengelolaan kelas.5 Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Made Wena adalah “ Saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, tanggung jawab individu untuk mencapai keberhasilan kelompok dan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi”6. Johnson dan Sutton yang dikutip oleh Trianto mengemukakan terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : Pertama, saling ketergantugan yang bersifat positif antar siswa. Dalam belajar kooperatif setiap siswa merasa sedang berkerja bersama dalam mencapai tujuan belajar. Setiap siswa tidak akan sukses jika semua anggotanya tidak sukses. Siswa juga akan merasa menjadi anggota kelompok jika ia ikut andil dalam suksesnya kelompok tersebut. Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, akan terjadi dalam hal siswa akan membantu siswa lain dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan untuk sukses dalam kelompok. Saling membantu dalam kelompok terjadi karena kegagalan yang dialami seseorang yang akan memperngaruhi suksesnya kelompok. Interaksi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama. Ketiga, Tanggung jawab individual. tanggung jawab individual terjadi ketika siswa membantu siswa lain dan juga pada pertanggung jawaban siswa terhadap kelompok tersebut, siswa bukan hanya ikut 5
Shlomo sharan, The Handbook of Cooperative Learning: Inovsi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas, (Yogyakarta:Istana Media), h. 171 6 Made Wena, Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi askar, 2009), h. 191
9
sebagai anggota, akan tetapi harus berpartisipasi dalam kelompok tersebut. Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain siswa dituntut memahami dan mempelajari yang sedang dibahas, siswa juga dituntut bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dan bagaimana caranya mengungkapkan ide dalam kelompok. Kelima, Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok akan terjadi jika saling anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan kelompoknya.7 Jadi pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kerjasama antar anggota kelompok yang memiliki karakteristik dan kemampuan berbeda-beda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Dalam pembelajran kooperatif tidak hanya belajar kelompok, tetapi ada tanggung jawab yang bersifat kooperatif sehingga terjadi interaksi aktif antar anggota kelompok untuk memahami mata pelajaran. Dalam pembeajaran kooperatif diskusi dan komunikasi dikembangkan, hal ini bertujuan agar peserta didik saling bertukar pikiran, berpikir kritis dan saling menyampaikan pendapat, saling membantu masalah yang sedang dibahas dan saling menilai kemampuan antar individu ataupun kelompok. Menurut
Rusman
“Model
pemebelajaran
kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan social.” 8
7
Trianto.S.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana), h. 60 8 Rusman, Model-Model Pembelajaran Pengembangan Profesionaisme Guru ,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 209
10
Pada pembelajaran kooperatif ini siswa dibagi menjadi kelompok kecil dimana didalamnya siswa yang memiliki keberagaman yang tidak sama dituntut bekerjasama, saling membantu dan saling memberi ide-ide terhadap topik dan masalah yang sedang dibahas. Pembelajaran kooperatif juga memudahkan siswa dalam mengatasi materi-materi yang sulit. Selain dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pembelajaran kooperatif juga menuntut siswa agar menerima keragaman yang berbeda yang dimiliki anggota kelompok. Dalam kelompok yang telah dibagi secara heterogen akan mengelompokkan siswa secara acak, sehingga dalam setiap kelompok tidak semuanya laki-laki dan tidak semuanya perampuan, begitu juga dalam kelompok tidak semua anggotanya memiliki kemampuan akademik yang baik. Disinilah para siswa dituntut agar memahami siswa lain dalam kelompoknya agar mencapai tujuan belajar bersama. Pemahaman ini bisa berupa penilaian terhadap teman, menghargai pendapatnya, hingga menyampaikan ide dalam materi yang dijelaskan. Dalam pembelajaran kooperatif juga menguntungkan siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dan yang rendah. Siswa yang memiliki kemampuan baik akan menjadi tutor siswa lain yang kemampuanya ada dibawahnya, sehingga siswa yang dibawah akan terbantu oleh tamanya. Siswa yang akademiknya tinggi akan memiliki tambahan pengalaman dan meningkatkan kemampuan akademiknya. Karena dalam menjadi tutor membutuhkan pemikiran lebih dalam tentang hubugan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Keterampilan sosial juga dikembangkan dalam pembelajran kooperatif. Dalam kelompok belajar yang heterogen pastinya terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda sehingga dalam mencapai tujuan memerlukan keterampilan sosial. Keterampilan tersebut diantaranya yaitu
11
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komonikasi antaranggota kelompok, sedang peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antaranggota kelompok selama kegiatan berlangsung.9 Pembelajaran
Kooperatif
mempunyai
beberapa
tujuan,
diantaranya : 1) Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model pembelajaran kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Agar siswa dapat menerima teman-temanya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. 3) Mengembangkan keterampilan social siswa; berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.10
b. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam model diantaranya yaitu : 1) Jigsaw Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk, di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk di Universitas Jhon Hopkins. Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
9
Ibid, h,210 Abdul Majid, Op.cit, h.175
10
12
Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan lima atau enam kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok yang lain mendapat tugas topik yang sama, yakni berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersbut.11 2) Student Team Achievement Division (STAD) Student Team Achievement Division (STAD), merupakan model pembelajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dkk di Universitas John Hopkins. Dalam
STAD,
siswa
dibagi
menjadi
kelompok
beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Sang guru memberikan suatu pelajaran, dan kemudian siswa-siswa di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran itu. Selanjutnya, semua siswa menjalani kuis perorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak bisa saling membantu
satu
sama
lain.
Nilai-nilai
hasil
kuis
siswa
diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya, dan nilai-nilai diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai itu kemudian dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok, dan
11
Ibid, h.182
13
kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikasi atau hadiah-hadiah yang lainnya.12 3) Mencari Pasangan ( Make a Match) Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran. 4) Kepala Bernomor (Number Heads) Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Number Heads)
dikembangkan
oleh
Spencer
Kagan.
Teknik
ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Tahapan pertama yaitu, siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Tahap kedua, guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakanya. Tahap ketiga, kelompok memastikan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabanya. Pada tahapan keempat guru memanggil salah satu nomor.13 5) Snowball Thorwing (Melempar Bola Salju) Teknik
Snowbal
Thorwing
merupaka
metode
pembelajaran kooperatif yang membuat siswa membuat dan menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan,
12 13
Shlomo sharan, op.cit, h.5 Anita Lie, op.cit, h, 55.
14
dengan permaian melempar kertas yang berisi soal yang telah dibuat siswa.14 6) Berpikir Berpasang Berempat ( Think Pair Square) Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan
orang
lain.
Keunggulan
lain
teknik
ini
adalah
mongoptimalkan partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju dan membagikan hasilya untuk seluruh kelas, teknik berpikir berpasang berempat ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada para setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka pada orang lain.
2. Teknik Pembelajaran Think Pair Square a. Hakikat Pembelajaran Think Pair Square Model pembelajaran kooperatif tipe tink-pair-square merupakan modifikasi dari model pembelajaran kooperatif tipe tink-pair-share yang dikembangkan oleh Spencer Kangan pada tahun 1933. Think-PairSquare memberikan kesempatan kepada siswa mendiskusikan ide-ide dan memberikan suatu pengertian bagi mereka untuk melihat cara lain dalam menyelesaikan masalah. Jika sepasang siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, maka sepasang siswa yang lain dapat menjelaskan cara menjawabnya. Selanjutnya, jika permasalahan yang diajukan tidak
memiliki suatu jawaban benar, maka dua pasang dapat
mengkombinasikan hasil mereka dan membentuk suatu jawaban yang lebih menyeluruh.15
14
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Teori, (Bandung: Refika Aditama), h. 67 15 Anita Lie, op.cit, h. 57
15
Dalam islam juga dijelaskan bahwa muslim dalam menyelesaikan masalah dianjurkan dengan mermusyawarah seperti dalam firman Allah di bawah ini:
Artinya : “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (Asy-Syuura 42: 38)16 Dalam ayat ini teranglah, bahwa urusan kaum Muslimin itu ialah dengan bermusyawarat (bermufakat, bertukar pikiran) antara sesamanya. Urusan negeri, perkumpulan, pendidikan, dan sebagainya, hendaklah dengan bermusyawarah lebih dahulu, sebelum memutuskan suatu keputusan. Denga jalan begini akan teraturlah urusan kaum Muslimin dan hiduplah mereka dengan aman dan damai.17 Dalam Islam mengibaratkan persaudaraan dan pertalian sesama muslim itu seperti satu bangunan, di mana struktur dan unsur bangunan itu saling membutuhkan dan melengkapi, sehingga menjadi sebuah bangunan yang kokoh, kuat dan bermanfaat lebih. Rasulullah saw. bersabda:
” اﳌﺆﻣﻦ ﻟﻠﻤﺆﻣﻦ: ﻋﻦ أﰊ ﻣﻮﺳﻰ اﻷﺷﻌﺮي ـ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ـ ﻋﻦ اﻟﻨﱯ ـ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ـ ﻗﺎل إذ، ً وﻛﺎن اﻟﻨﱯ ـ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ـ ﺟﺎﻟﺴﺎ، ﰒ ﺷﺒﻚ ﺑﲔ أﺻﺎﺑﻌﻪ، ً ﻳﺸﺪ ﺑﻌﻀﻪ ﺑﻌﻀﺎ، ﻛﺎﻟﺒﻨﻴﺎن 16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta : Proyek pengadaan kitab Suci Al-Qur’an, 1984), h.109 17 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim (Bahasa Indonesia),h. 719
16
وﻳﻘﻀﻲ اﷲ ﻋﻠﻰ، اﺷﻔﻌﻮا ﺗﺆﺟﺮوا: ﻓﻘﺎل، أو ﻃﺎﻟﺐ ﺣﺎﺟﺔ أﻗﺒﻞ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻮﺟﻬﻪ، ﺟﺎء رﺟﻞ ﻳﺴﺄل (ﻟﺴﺎن ﻧﺒﻴﻪ ﻣﺎ ﺷﺎء ” )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda: “Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.” (H.R Imam Bukhari)18 Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square digunakan untuk
meningkankan
kemampuan
berpikir,
berkomunikasi,
dan
mendorong siswa untuk berbagi informasi dengan siswa lain. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari empat orang. Kelompok yang terdiri dari empat orang adalah yang ideal. Kelompok ini memungkinkan untuk melakukan kerja berpasangan, yang menggandakan partisipasi dan membuka kesempatan berkomunikasi dua kali lebih banyak dibandingkan kelompok yang beranggotakan tiga orang. Kelompok yang beranggotakan lebih dari empat akan menungkinkan kurangnya partisipasi yang cukup dari anggotanya dan susah diatur. Sedangkan
apabila
kelompok
beranggotakan
tiga
menimbulkan satu pasangan dan satu anggota tersaing. 19
18 19
Shahih Bukhori, Juz 18 no 5567 Shlomo sharan, op.cit, h. 176
orang
akan
17
b. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink-PairSquare Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Think-Pair-
Square memiliki keunggulan diantaranya adalah: 1) Optimalisasi partisipisasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
dikenali
dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada siswa lain. 2) Siswa dapat meningkatkan motivasi dan mendapatkan rancangan untuk
berpikir,
sehingga
siswa
dapat
mengembangkan
kemampuannya dalam menguji ide dan pemahamannya sendiri. 3) Siswa akan lebih banyak berdiskusi, baik pada saat berpasangan, dalam kelompok berempat, maupun dalam diskusi kelas, sehingga akan lebih banyak ide yang dikeluarkan siswa dan akan lebih mudah dalam merekonstruksi pengetahuannya. 4) Setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan siswa yang lebih pintar ataupun dengan siswa yang lebih lemah. 5) Dalam kelompok berempat, guru lebih mudah membagi siswa untuk berpasangan. 6) Dominasi guru dalam pembelajaran semakin berkurang. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk berusaha mengerjakan tugas dengan baik.20
c. Langkah-langkah Teknik Pembelajaran Think Pair Square Menurut Lie langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe Think-Pair-Square adalah sebagai berikut.21
20 21
Anita Lie, op.cit, h. 57 ibid, h. 58
18
Gambar 2.1 Langakah-langkah Pembelajaran Think Pair Square
Keterangan : S1,S2,S3,S4 – S16
= Siswa
G
= Guru = Interakasi
Tahap I : Pendahuluan Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan empat siswa. Guru memberikan tugas atau masalah tentang materi yang dibahas kepada setiap kelompok yang telah dibagi
19
Tahap II: Think (berpikir sendiri) Setiap siswa memikirkan jawaban masing-masing dan mengerjakan secara mandiri tugas atau masalah yang telah diberikan guru, meskipun dalam kelompok ada empat siswa. Tahap III : Pair (Berpasangan) Guru meminta siswa agar berpasang-pasangan dengan seorang siswa yang ada dalam kelompok berempat, agar saling mendiskusikan ideide yang telah didapat setelah memikirkan sendiri. Tahap IV : Square (Berempat) Kedua pasangan dalam kelompok berempat saling bertemu dan saling berdiskusi. Setiap siswa berkesempatan mebagikan hasil kerja dan pemikiranya baik hasil sendiri, maupun hasil setelah berdiskusi pada tahap pair (berpasangan). 3. Hasil Belajar a. Hakikat dan Urgensi Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horward Kingsley sebagaimana yang telah dikutip oleh Nana membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan keterampilan, (c) sikap dan cita-cita. 22 Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk, yakni: Pertama peserta didik
akan
mempunyai
perspektif
terhadap
kekuatan
dan
kelemahannya atas perilaku yang diinginkan. Kedua, mereka mendapatkan perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik 22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 22
20
setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan
tersebut
merupakan
dinamika
proses
belajar
sepanjang hayat dan pendidikan yang berkesinambungan. 23 Menurut Benyamin Bloom sebagaimana dikutip Nana, hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu : 1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,sintesis,dan evauasi. 2) Ranah afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan
dasar,
kemampuan
perseptual,
keharmonisan
atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.24 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil atau kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar. Hasil belajar diperoleh dari kegiatan penilaian dan yang diharapkan adanya perubahan tingkah laku. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berikut faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar, diantaranya yaitu : 1) Faktor Internal 23
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h. 208 24 Nana Sudjana,op.cit, h.22
21
a) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semua akan membantu dalam proses dan hasil belajar. b) Faktor Psikologis Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, dan bakat, motif. Motivasi, kognitif dan daya nalar. 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. b) Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Seperti kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.25
4. Pembelajaran Fiqih di MTs a. Hakikat dan Urgensi Pembelajaran Fiqih Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah dan muamalah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, 25
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Gaung Persada Press, 2008), h. 32
22
serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Adapun menurut bahasa fiqih berarti “faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalam. Secara istilah fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’I yang bersifat amaliyah, yang digali dan dikemukan dari dalil-dalil yang tafshili.”26. Adapun menurut istilah, kata fiqih adalah ilmu halal dan haram, ilmu syariat dan hukum sebagaimana dikemukakan oleh Al-Kassani yang dikutip oleh Sapiudin. 27 Dalam peristilahan syar’i, ilmu fiqih dimaksudkan sebagai ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash (Alquran dan Hadist). Hukum syar’i yang dimaksud dalam definisi diatas adalah segala perbuatan yang diberi hukumnya itu sendiri dan diambil dari syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Adapun kata ‘amali dalam definisi ini dimaksudkan sebagai penjelasan bahwa yang menjadi obyek kajian ilmu ini hanya berkaitan dengan perbuatan (‘amaliyah) mukallaf dan tidak termasuk keyakinan atau iktikad (‘aqidah) dari mukallaf itu. Sedangkan dalil-dalil terperinci (al-tafshili) maksudnya adalah dalil-dalil yang terdapat dan terpapar dalam nash di mana satu persatunya menunjuk 28
pada satu hukum.
Dasar yang mendorong manusia untuk mempelajari ilmu fiqih menurut Nazar Bakry diantaranya sebagai berikut : 1) Untuk mencari kefaham dan pengertian tentang ajaran Islam. 26
Zurinal.Z,&Aminudin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah,2008). H.5 27 Sapiudin Shidiq,Ushul Fiqh), (Jakarta: Kencana,2011), h,4 28 Alaidin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 2
23
2) Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia. 3) Memperdalam pengetahuan dalam hukum-hukum agama dalam bidang ibadat dan mu’amalat.29
b. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih di MTs Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi aturan dan ketentuan tentang pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah di kelas meliputi : 1) Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur. 2) Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.30 c. Metode Pembelajaran dalam Mengajarkan Fiqih di MTs Selama ini metode yang diterapkan dalam pembelajaran fiqih di MTs diantaranya yaitu : 1) Metode Ceramah Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap murid di dalam kelas.
29
Nazar Bakry, Fiqih dan Ushul Fiqih,(Jakarta:Rajawali Pers), h.5 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Ara Di Madrasah. Hal 53 30
24
Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru. 31 2) Metode Tanya jawab Metode
Tanya
jawab
adalah
metode
mengajar
yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah antara guru dan siswa. Guru bertanya dan siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab.32 Dalam metode Tanya jawab guru pada umumnya berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. 3) Metode Diskusi Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing menghilangkan perasaan subjektivitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya.33 4) Metode Demonstrasi dan Eksperimen Demonstrasi adalah salah satu tehnik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tetntang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. 5) Metode Pemberian tugas
31
Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C.V. JEMMARS)hal 76 32 R. Ibrahim,dkk, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:PT rineka cipta), hal. 106 33 Abdul Majid,Perencanaan Pembalajaran, (Bandung: PT remaja Rosdakarya,2012), hal. 141
25
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas / kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran,seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas/kegiatan individual ataupun kerja kelompok dan dapat merupakan unsur penting dalam pendekatan pemecahan masalah atau problemsolving 34 6) Metode sosiodrama dan bermain peran Metode sosiodrama dan bermain peran adalah dua metode yang dapat dikatakan bersamaan dan dalam pemakaianya sering disilihgantikan. Sosiodrama artinya mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain peran menekankan kenyataan di mana siswa diturut sertakan dalam memainkan peran di dalam mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial.35
B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Peningkatan Hasil Belajar siswa melalui model pembelajaran Cooperative Learning teknik Think Pair Square pada mata pelajaran IPS, oleh Damroh (809018300459), Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah jurusan kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta, Tahun 2013. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning teknik Think Pair Square dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa MI Idzotun Nasyiien Pulo Gebang, Jakarta Timur sebesar 18 %. Hasil siklus 1 sebesar 49%, meningkat pada siklus ke II sebesar 67%. Dalam penelitian ini menekankan pada hasil belajar IPS kelas III dengan mengggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik Think Pair Square. 34
R. Ibrahim,dkk,op.cit,hal106 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C.V. JEMMARS), hal 101 35
26
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (Berpikir-berpasangan-berempat) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 1 Bayang tahun pelajaran 2011/2012. oleh Mardaweni,Nilawesti,dan
zulfaneti,
Progam
Studi
Pendidikan
Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat, tahun 2011/2012. Penelitian tersebut menunjukan hasil matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square sebesar 77,33. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional sebesar 64,33. Dengan hasil ini menunjukan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square lebih baik dari pada penggunaan metode konvensional pada matapelajaran matematika. Dalam penelitian ini menekankan pada bagaimana penerapan model Cooperative Learning teknik Think Pair Square dalam pembelajaran kelas VII dan perbedaannya
dengan
hasil
belajar
yang
menggunakan
metode
konvensional. 3. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
square (Tpsq) disertai dengan lembar kerja kartun terhadap pemahaman konsep sistematis siswa kelas VIII SMPN 34 Padang. Oleh Vebri Minta, Sefna Rismen dan Lita Lovia, Progam Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat, Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif
tipe Think Pair
Square (TPSq) disertai lembaran kerja lebih baik dari pemahaman konsep
matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Dalam
penelitian ini menekankan pada pemahanan konsep sistematis siswa kelas VIII dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik Think Pair Square disertai dengan lembar kerja kartun.
27
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran fiqih di Mts bertujuan untuk mengetahui dan memahami pokok-pokok ajaran Islam dan mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesama manusia. Pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, ataupun lingkungannya. Dalam proses pembelajaran di kelas sangat menentukan hasil yang akan diperoleh. Upaya meningkatkan keaktifan belajar pada pembelajaran fiqih perlu diperhatikan sehingga proses pembelajaran yang dilakukan harus diupayakan dan mampu menuntun siswa untuk dapat berpikir kreatif, membentuk sikap positif, memecahkan masalah dan memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan belajarnya sendiri, sehingga akhirnya siswa dapat memahami koonsep Fiqih secara benar dan utuh serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu juga siswa tidak hanya di diberi materi dari buku saja melainkan siswa dapat bertukar pendapat dengan siswa lain terhadap masalah yang sedang dibahas. Menurut Penulis, strategi yang mampu menjadikan siswa menjadi kritis, kreatif dan mampu memahami permasalahan serta terjadi interaksi dan tukar pendapat dalam suatu masalah pembelajaran yaitu dengan menggunakan salah satu Model kooperatif yaitu dengan teknik think pair square. D. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif teknik think pair square pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII H di MTs Pembangunan Jakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Pembangunan Jakarta. Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2015
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Metode penelitian ini dilakukan pada pelajaran Fiqih dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik think pair square. 2. Rancangan Siklus penelitian Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Tagart. Model penelitian ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Penelitian ini yang telah dikutip oleh Suharismi Arikunto, digambarkan dalam bagan di bawah ini:
28
29
Gambar 3.1 Siklus PTK
Model PTK yang dikemukakan Kemmis & Mc. Tagart terdiri atas empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa uraian tersebut dipandang satu siklus. Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan/Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting). 1 a. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian, lembar kerja siswa serta menyiapkan media pembelajaran. Selain itu pada 1
Suharismi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),h.16
30
tahap ini juga peneliti menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari soal yang harus dijawab oleh siswa dan lembar observasi. b. Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalam melaksanakan rencana dan scenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. c. Pengamatan (Observing) Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Peneliti yang dibantu observer mengamati segala aktivitas selama proses pembelajaran. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan semua gejala atau indicator dari proses, hasil tindakan terencana maupun efek sampingnya. d. Refleksi (Reflecting) Kegiatan refleksi diakukan ketika peneliti sudah selesai malakukan tindakan. Hasil
yang diperoleh dari pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus berikutnya.
C. Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Madrasah Pembangunan, UIN Jakarta, yang berjumlah 32 siswa pada tahun ajaran 2014/2015.
31
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan penelitian. Peneliti membuat rencana kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang guru sebagai mitra koloborasi (kolobolator). Guru tersebut adalah guru yang mengajar mata pelajaran fiqih yang bertindak sebagai observer (pengamat). E. Tahap Intervensi Tindakan Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian yang dilanjutkan dengan siklus I. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya jika diperlukan. Adapu tahapanya sebagai berikut: 1. Tahap Pra Penelitian Peneliti merencanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan
menentukan
kegiatan
serta
model
pembelajaran
yang
dilaksanakan. Pada perencanaan awal ini, guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas serta menentukan tindakan penyelesaian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS). 2. Tahap Penelitian Siklus I a. Perencanaan (Planning) 1) Menyiapkan kelas tempat penelitian 2) Membuat rencana pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan materi ajar 4) Menyiapkan media pembelajaran 5) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, kegiatan guru, dan kegiatan pembelajaran.
32
6) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 7) Menyiapkan instrument tes 8) Melakukan uji tes 9) Menyiapkan alat dokumentasi b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Pemberian Pre test di awal pembelajaran 2) Menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran kooperati tipe TPS 3) Melaksanakan proses belajar mengajar 4) Melaksanaan pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS) 5) Pemberian soal Post test dilaksanakan diakhir kegiatan belajar mengajar. c. Observasi (Observation) Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan cara: 1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pembelajaran tipe think pair square (TPS) 2) Mencatat perubahan yang terjadi 3) Berdiskusi dengan guru koloborator membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran, d. Refleksi (Reflekting) Peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap peneliti yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya. 3. Tahap Penelitian Siklus II a. Tahap perencanaan (Planning)
33
1) Hasil refleksi siklus I dievaluasi, didiskusikan dengan guru fiqih, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. 2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran siklus I 3) Merancang rencana perbaikan berdasarkan refleksi siklus I. b. Pelaksanaan tindakan (Acting) 1) Pemberian Pre test di awal pembelajaran 2) Menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran kooperati tipe TPS 3) Pemberian motivasi belajar kepada siswa 4) Melaksanakan proses belajar mengajar 5) Penggunaan dan Pemaksimalkan media belajar 6) Proses penerapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS) 7) Pemberian soal Post test dilaksanakan diakhir kegatan belajar mengajar. c. Observasi (Observation) 1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pembelajaran teknik think pair square (TPS). 2) Mencatat perubahan yang terjadi. 3) Berdiskusi dengan guru koloborator membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran, d. Refleksi (Reflecting) Peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.
34
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan Hasil intervesi yang diharapkan dari peneitian tindakan kelas (PTK) ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Mts Pembangunan UIN Jakarta, setelah mengalami pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Sedang yang menjadi indicator keberhasilan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa telah mencapai Standar Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran Fiqih yaitu 78.00.
G. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil pre test dan post test. Adapun data kualitatif berupa hasil observasi proses pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru dan siswa dan dokumentasi ( berupa foto kegiatan pembelajaran). 2. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari guru kelas dan siswa. H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Instrumen Tes Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Sedangkan tes akhir (posttest) adalah tes yang dilaksanakan diakhiri siklus tujuannya
35
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Soal tes merupakan bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik. Naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. 2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah: a. Lembar observasi Lembar observasi ini terdiri dari tiga yaitu lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas aktivitas guru. Lembar observasi digunakan untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TPS. b. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan siswa, kegiatan guru, dan kegiatan pembelajaran yang perlu dicatat. c. Pedoman wawancara Wawancara adalah tanya jawab lisan dua orang atau lebih secara berlangsung. Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan tindakan kelas. Wawancara dilakukan diakhir siklus. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara terhadap murid dan guru, observasi terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, aktivitas proses pembelajaran, dan catatan lapangan serta merekapulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul peneliti bersama
36
koloborator melakukan analisis dan evaluasi data utnuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksankan untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument tes. Sebelum soal tes disajikan sebagai instrument penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang di luar sampel (subjek) yang telah ditetapkan. Dalam hal ini peneliti mengujicobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir instrument tes. 1. Validitas instrumen Validasi adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara empiris untuk mendukung suatu kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen.
Keterangan : rpbis
: Koefisien Korelasi point biserial
Mp
: Mean skor dari skor-skor yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes
37
Mt
: Mean skor total (skor rata-rata dari semua peserta tes)
St
: Standar deviasi skor total
p
: Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q
:I–p
2. Reliabilitas instrumen “Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada waktu dan kesempatan yang berbeda.” 2 Dalam hal ini menggunakan formula Kuder Richardson 20 (KR-20).
R1t = Keterangan : S
: Standar deviasi dari tes
R1t
: Reliabilitas secara keseluruhan
p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n
: banyaknya item
3. Taraf kesukaran Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dari suatu tes dapat digunakan rumus sebagai berikut: 2
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2009), h.258
38
P= Keterangan : P
: Tingkat kesukaran soal
B
: banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
: jumlah seluruh siswa peserta test
Kriteria Kesukaran 0,0 - 0,25
: Sukar
0,26 - 0,75
: Sedang
0,76 – 1,00 : Mudah 4. Daya pembeda Rumus untuk menganalisis daya pembeda adalah: =
−
Keterangan : DP
: daya pembeda
BA
: jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas
BB
: jumlah siswa yang menjawab benar pada butir bawah
JA
: banyaknya siswa pada kelompok atas
JB
: banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria soal-soal berdasarkan daya pembeda sebagai berikut : 0,00 ≤ DP ≤ 0,20 daya pembedanya jelek. 0,21 ≤ DP ≤ 0,40 daya pembedanya cukup 0,41 ≤ DP ≤ 0,70 daya pemebdanya baik 0,71 ≤ DP ≤ 1,00 daya pebedanya baik sekali
39
K. Teknik Analisis Data dan Interprestasi Data Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Manganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa, kegiatan guru, kegiatan proses pembelajaran, dan catatan lapangan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS. Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskritif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalizet Gain.
N – Gain =
Dengan katagori: G tinggi
: nilai (g) > 0,70
G sedang
: 0,70 > (g) > 0,30
G sedang
: nilai (g) < 0,30
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Sebagaimana yang telah dikemukakan di awal, bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapantahapan
dalam
siklusnya.
Tahapan
tersebut
meliputi
perencanaan
40
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Obyektif Sasaran Penelitian 1. Sejarah Singkat MTs Pembangunan UIN Jakarta Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1 Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan. Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. 1
http://www.mpuin-jkt.sch.id/html/profil=Sejarah%20Singkat
41
42
Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978. Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985. Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai 'madrasah laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002
43
Madrasah
Pembangunan
IAIN
Jakarta
mengikuti
perubahan
nama
menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun Pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyan. Jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 rombongan belajar. Setelah tiga tahun berjalan, akhir tahun 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade A kategori Sangat Memuaskan. Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Departemen
Agama
Provinsi
Standar Nasional oleh Kanwil
DKI
Jakarta
dengan
nomor:
Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/20082
2. Visi dan Misi MTs Pembangunan UIN Jakarta a. Visi Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era global.
b. Misi 1) Menyelenggarakan
pendidikan
dasar
dan
menengah
yang
akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif; 2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat; 2
http://www.mpuin-jkt.sch.id/html/profil=Visi&Misi
44
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia; 4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga professional yang menguasai aspek
keilmuan,
keterampilan
mengajar,
kepribadian
pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia; 5) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami. 6) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat
mengikuti
kegiatan
belajar seluas-luasnya,
sehingga
madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.3
3. Sturktur Organisasi Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan adanya organisasi yang baik agar kegiatan sekolah berjalan lancar sesuai dengan tujuannya. Struktur organisasi MTs Pembangunan UIN Jakarta dapat dilihat pada gambar berikut:
3
http://www.mpuin-jkt.sch.id/html/profil=Sejarah%20Singkat
45
Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI MTS PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sumber Data: TU MP Uin Jakarta
4. Keadaan Guru dan Karyawan Pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah guru di MTs Pembangunan UIN Jakarta sebanyak orang yang terdiri dari guru laki-laki dan guru perempuan. Untuk lebih jelas mengenai data guru dan karyawan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel : 4.1 Keadaan Guru dan Karyawan MTs Pembangunan UIN Jakarta No NPPM 1 2 3 4 5 6 7
Nama
100.081 Drs. M. Fuad 100.120 Dra. Hj. Rini Machdarini 100.136 Drs. Syukri A. Gani 100.158 Dra. Retno RPL. 100.175 Mardi, MA. 100.178 Drs. Miran 100.233 Ir. Hj. Eha Soriha
Pelajaran
Jabatan
Bahasa Indonesia IPA Biologi
Guru Guru
Bahasa Inggris BK, PLKJ Bahasa Arab IPS Sejarah IPA Fisika
Kepala Sekolah Guru Wali Kelas IX-A Wakabid Kesiswaan Wali Kelas VIII-F
46
8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
100.234 Umi Prastyaningsih, ST. 100.235 H. Djamaluddin, S.Pd. 100.236 Drs. Misro Sholih
IPA Fisika
Wali Kelas IX-B
Matematika
Guru
Aqidah Akhlak, Fiqih Bahasa Arab
Wali Kelas IX-C
100.240 Momon Mujiburahman. MA 100.256 Yayah Robiah, S.Pd. Bahasa Inggris 100.257 Romli, S.Ag. Al-Quran Hadits, Fiqih 100.267 Hernawati, S.Pd. Bahasa Indonesia 100.274 Ali Ahmad, S.Pd. Bahasa Indonesia 100.279 Abdul Mutaqin, S.Ag. Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam 100.289 Nia Kurniawan, S.Pd. Penjaskes 100.292 Saroni, S.Pd. Penjaskes 100.294 Wildah, S.Pd. Matematika 100.296 Wiwin Wiwitri, S.Pd. Bahasa Inggris 100.305 Agus Wahyudi, ST Matematika 100.306 Fitriyanti, ST Matematika 100.322 Aqsol Aziz, S.Pd.I Fiqih 100.324 Yayah Zakiah, S.Pd. IPA Biologi 100.339 Ratih Nurul Annisa, PKn S.Pd. 100.350 Tajul Arif, S.Si. Matematika 100.363 Ahmad Sandy Rizani, IPA – Fisika S.Pd. 100.368 Desy Ayu Ningrum, BK, PLKJ S.Psi 100.369 Purwainingsih, S.Pd. Bahasa Indonesia 100.370 Dry Muharma, S.Pd. IPS Sejarah dan Geografi 100.371 Maulidati Sabat, S.Pd IPS Geografi dan Ekonomi
Kepala Laboratorium Wali Kelas IX-H Wali Kelas VIII-E Guru Wali Kelas IX-D Wali Kelas VIII-A
Wali Kelas VIII-B Wali Kelas IX E Wali Kelas VIII-C Wali Kelas IX-G Wali Kelas VII-D Guru Guru Wali Kelas VIII-H Wali Kelas VII-C Wali Kelas IX-F Wali Kelas VIII-G Guru Wali Kelas VII-E Wali Kelas VII-B Wali Kelas VII-G
47
32 33
100.372 Ana Ianah, S.Psi 100.386 Nur Alfi Laili, S.Pd.
34
100.398 Jaenal Mutaqin, S.Pd.I.
35
100.399 Hikmah Lesatari, S.Pd. 100.400 Sari Mubaroh, S.Pd. 100.171 Drs. Hamdani Nizan K-003 Sodikin, S.Kom. K-002 Elfa Sofiah, S.Pd. 100.110 Drs. H. Cecep Khaerudin, MA 100.107 Drs. H. Agus Salim, M.Pd. K-004 Tabkang Inayatullah, S.Kom K-005 Prayogi Anggoro, S.Pd. K-006 Khaironi Agustini, S.Pd.I. K-001 Alifia, S.Pd.I.
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
BK, PLKJ IPS Sejarah dan Geografi Al-Quran Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam Bahasa Inggris
Guru Wali Kelas VIII-D
Bahasa Inggris Bahasa Arab TIK/Komputer IPA Fisika Bahasa Arab
Wali Kelas VII-H Kepala Perpustakaan Guru Guru Guru
Matematika
Wakabid Kurikulum
TIK/Komputer
Guru
Seni Budaya dan Keterampilan Al-Quran Hadits, Fiqih Aqidah Akhlak, SKI 100.066 H. Darul Janin, S.Ag. Matematika 100.154 Drs. Rusli, M.Pd. IPS Ekonomi
Wali Kelas VII-A
Wali Kelas VII-F
Guru Guru Guru Guru Wakil Direktur
Sumber Data: TU MP Uin Jakarta
5. Keadaan Siswa Data terakhir peserta didik MTs Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 757 orang, terdiri dari 390 orang laki-laki dan 367 perempuan, sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut ini:
48
Tabel : 4.1 Keadaan Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta Kelas 7a 7b 7c 7d 7e 7f 7g 7h Jumlah 8a 8b 8c 8d 8e 8f 8g 8h Jumlah 9a 9b 9c 9d 9e 9f 9g 9h Jumlah
Kelas 7 8 9
Laki-laki 17 16 14 17 19 18 15 15 131 17 16 16 15 20 16 16 16 132 18 18 17 17 17 13 14 13 127
Jenis Kelamin Perempuan 15 16 19 15 13 13 16 17 124 13 15 16 15 12 16 16 16 119 14 13 14 14 14 19 18 18 124
JUMLAH KESELURUHAN SISWA LakiPerempuan Jumlah laki 131 124 255 132 119 251 127 124 251
Jumlah 32 32 33 32 32 31 31 32 255 30 31 32 30 32 32 32 32 251 32 31 31 31 31 32 32 31 251
49
TOTAL
390
367
757
Sumber Data: TU MP Uin Jakarta
6. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di MTs Pembangunan UIN Jakarta, tersedia sarana dan prasarana sebagaiberikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Gedung milik sendiri Ruang belajar ber-AC Perpustakaan Laboratorium Bimbingan dan Konseling Ekstrakurikuler dengan pembimbing profesional Masjid Lapangan futsal Lapangan basket Aula Lapangan parkir Free akses internet Taman4
B. Deskripsi Data Hasil pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta sebanyak 32 siswa. Penelitian ini dilakikan penelitian pendahuluan ( pra penelitian) pada pembelajaran Fiqih di kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu observasi dengan mengamati pembelajaran di kelas dan melakukan diskusi dengan guru Fiqih tersebut. Dan guru fiqih tersebut akan berperan sebagai kolaborator dan observer dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalahmasalah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar Fiqih siswa serta kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi.
4
http://www.mpuin-jkt.sch.id/html/profil=Sarana%20Prasarana
50
Berdasarkan observasi dan diskusi peneliti dan guru koloborator diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Sebagian siswa masih banyak yang kurang fokus pada saat pembelajaran fiqih 2. Metode yang diterapkan guru menggunakan metode ceramah, diskusi, Tanya jawab dan pemberian tugas (Hafalan-hafalan). 3. Minat baca siswa dalam pelajaran fiqih sangat kurang. 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran fiqih, sehingga banyak siswa yang berbicara sendiri dalam kelas. 5. Kurangnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran. Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS). Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik TPS dan hasil belajar Fiqih siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga megajar mata pelajaran fiqih, merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap prose pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media video dan gambar sebagai media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan instrument hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan dan melakukan uji instrumen. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran fiqih. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru melalui proses pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum guru menjelaskan mata pelajaran. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
51
pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran. Kegiatan berikutnya guru membagi ke dalam 8 kelompok dimana masingmasing kelompok terdiri dari 3- 4 siswa yang heterogen. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, memberikan pengarahan tentang cara kerja yang ada di dalam LKS, memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban itu secara individu, kemudian setelah beberapa menit guru meminta siswa agar berpasangan dengan temanya untuk mendiskusikan jawabanya, setelah itu kedua pasangan dalam kelompok bertemu dan saling berdiskusi tentang soal dalam LKS tersebut. Pada tahap observasi, guru mengobservasi proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik TPS sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar fiqih siswa setelah diadakan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes) Terakhir adalah kegiatan analisis dan refleksi, dimana peneliti dan guru koloborator menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep penelitian atau belum, tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan di siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran fiqih. Kendala yang muncul pada saat pembelajaran diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran terjadi, diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang aktif dalam melakukan diskusi, masih belum pahamnya siswa tentang teknik pembelajaran TPS, kurangnya arahan dari guru dalam penarapan teknik TPS, dan kurangnya waktu pembelajaran yang menyebabkan langkah-langkah dalam TPS kurang efisien.
52
Berdasarkan penjelasan mengenai hasil penelitian pada siklus I di atas, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II karena guru belum berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Square (TPS) pada mata pelajaran fiqih secara optimal, selain itu hasil belajar siswa pun masih perlu ditingkatkan. Pada siklus kedua, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya, setelah refleksi pada siklus I. tahap awal adalah perencanaan, dimana penelitidan guru koloborator mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refeksi pada siklus I. sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran koopratif teknik TPS, menyiapkan gambar dan video untuk media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan instrument tes hasil belajar, lembar observasi, aktifitas siswa, aktifitas guru, dan catatan lapangan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sedikit berbeda dengan pembelajaran pada siklus I. hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran fiqih dan agar siswa semangat serta antusias dalam belajar. Peneliti yang bertindak sebagai guru memulai proses pembelajaran dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada soal pretest siklus I serta memberikan ice breaking sebelum pembelajaran dimulai, kemudian tujuan pembelajaran, memberikan soal pretest kepada siswa, menjelaskan kembali langkah-langkah TPS agar siswa lebih padah di setiap tahap pelaksanaanya, dan guru menjelaskan materi pembelajaran. Kegiaatan selajutnya guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen. Selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing siswa. Di dalam kelompok siswa memikirkan sendiri terlebih dahulu jawaban dari soal dalam LKS yang diberikan guru, kemudian setelah diberi waktu siswa dalam kelompok saling berpasang 2 orang untuk mendiskusikan hasil jawaban dari soal dalam LKS tersebut. Setelah itu barulah kedua pasangan dalam kelompok saling berdiskusi secara bersamaan untuk membahas soal setelah dipikirkan sendiri, dan berpasangan. Kemudia setelah diskusi selesai guru membri kesempatan kepada
53
salah seorang siswa untuk mempresentasikanya di depan kelas dan kelompok lain dapat menanggapi maupun mengkritik hasil jawaban dari siswa tersebut. Kegaiatan seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga pertemuan diakhiri dengan posttes (tes akhir). Pada tahap observasi guru (peneliti) megobservasi proses pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square (TPS) sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pretest dan posttest. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti dan guru koloborator menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep peelitian yang direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran model pembelajaran koperatif teknik TPS sudah berjalan dengan baik karena semua siswa dapat mengatasi permasalahan dalam belajar dan sudah berjalan dengan baik, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil
dalam
melaksanakan proses pembelajaran kooperatif tenik TPS. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar fiqih siswa. sehingga peneliti memutuskan tindakanya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan peneliti dihentikan pada siklus II.
C. Analisis Data Hasil Belajar Pembelajaran fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Square bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. data hasil belajar fiqih siswa berdasarkan hasil pretest dan posttest pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
54
Tabel : 4.3 HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII H PADA SIKLUS I No
Nama
Pretest
Posttest
N-Gain
Kriteria
Ketercapaian KKM (78)
Sedang
Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
1
Adha Maliki
60
80
0,5
2
Adhin Abdallah Muhammad Sidik
60
70
0,25
3
Annisa Nabila Azmi
40
60
0,33
4
Ashabri Vanya Yardan
50
60
0,2
5
Ayisha Amana Rahma
60
70
0,25
6
Daffa Tristan Firdaus
70
80
0,33
7
Devon Athallah Tanreaji
60
70
0,25
8
Dzikry Arkan Ramadhani F. H.
40
50
0,16
9
Fabian Roja Arraya
70
80
0,33
Rendah
Tercapai
10
Indira Putiasari
70
80
0,33
Rendah
Tercapai
11
Jasmine Khairani
50
80
0,6
Sedang
Tercapai
12
Karima Salsabila Ramadhina
50
80
0,6
Sedang
Tercapai
13
Khalila Rania Zahra
60
70
0,25
Rendah
Belum Tercapai
55
14
Kiara Umma Nareswari
60
70
0,25
15
M. Rikza Hatta
60
70
0,25
16
M. Alfin Nur Hisyam
50
60
0,2
17
M. Radhian Pramadha P.
60
70
0,25
18
M. Rifqi Harazi
60
90
0,75
19
M. Yafizham Rusman Noor
70
80
0,33
20
Nabillah Andisi Pahlevi
30
70
0,57
21
Nadhifa Salsabila
50
80
0,6
22
Naura Salma Nafia
50
70
0,4
23
Niken Luthfiyya Arini
70
100
1
24
Rahmah Khoirussyifa Nurdini
70
100
1
25
Rasyad Jabbar Poncosewoyo
50
70
0,4
26
Ratu Fadila Atika Fadiat
70
80
0,33
27
Salwa Salsabiela Dihan
70
90
0,66
28
Sasa Adisty Wibowo Putri
60
90
0,75
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Tinggi
Tercapai
Rendah
Tercapai
Sedang
Belum Tercapai
Sedang
Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Tercapai
Rendah
Tercapai
Tinggi
Tercapai
56
29
Syafaqoh Intan Salma
60
70
0,25
30
Thariq Widyansyah Hifni
40
60
0,33
31
Yudhistira Raga Al Pasha
50
60
0,2
32
Zildjian Sabila Ibrahim
50
70
0,4
JUMLAH
1820
2380
13,33
RATA-RATA
56,87
74,37
0,416
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Rendah
Belum Tercapai
Berdasarkan tabel 4.3 agar lebih jelas hasil belajar Fiqih yang diperoleh siswa pada siklus I, dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.1 Hasil Belajar Siklus I
Tercapai 44%
Belum Tercapai 56%
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan rata-rata nilai pretest sebesar 56,87 , dan rata-rata nilai posttest sebesar 74,37 dengan nilai terendah sebesar 50 dan nilai tertinggi sebesar 100. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 18 siswa (56%), sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 14 siswa (44%). Hal ini berarti model pembelajran cooperative learning teknik think pair square belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian
57
indikator keberhasilan ini belum tercapai, untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II untuk mencoba memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan terdapat di siklus I. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk kegiatan di siklus II, dan seterusnya. Data hasil belajar fiqih siswa berdasarkan hasil pretest dan posttest pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel : 4.4 HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII H PADA SIKLUS II No
Nama
Pretest
Posttest
N-Gain
Kriteria
Ketercapaian KKM (78)
Tinggi
Tercapai
Sedang
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
1
Adha Maliki
70
100
1
2
Adhin Abdallah Muhammad Sidik
60
80
0,5
3
Annisa Nabila Azmi
70
100
1
4
Ashabri Vanya Yardan
70
100
1
5
Ayisha Amana Rahma
60
90
0,75
Tinggi
Tercapai
6
Daffa Tristan Firdaus
70
100
1
Tinggi
Tercapai
7
Devon Athallah Tanreaji
70
100
1
Tinggi
Tercapai
8
Dzikry Arkan Ramadhani F. H.
40
80
0,67
Sedang
Tercapai
9
Fabian Roja Arraya
60
80
0,5
Sedang
Tercapai
10
Indira Putiasari
70
100
1
Tinggi
Tercapai
58
11
Jasmine Khairani
70
80
0,33
Rendah
Tercapai
12
Karima Salsabila Ramadhina
70
100
1
Tinggi
Tercapai
13
Khalila Rania Zahra
60
80
0,5
Sedang
Tercapai
14
Kiara Umma Nareswari
70
90
0,66
Sedang
Tercapai
15
Muhammad Rikza Hatta
70
100
1
Tinggi
Tercapai
16
Muhammad Alfin Nur Hisyam
70
100
1
Tinggi
Tercapai
17
Muhammad Radhian Pramadha P.
50
80
0,6
Sedang
Tercapai
18
Muhammad Rifqi Harazi
70
100
1
Tinggi
Tercapai
19
Muhammad Yafizham Rusman Noor
60
90
0,75
Tinggi
Tercapai
20
Nabillah Andisi Pahlevi
40
80
0,67
Sedang
Tercapai
21
Nadhifa Salsabila
60
90
0,75
Tinggi
Tercapai
22
Naura Salma Nafia
60
90
0,75
Tinggi
Tercapai
23
Niken Luthfiyya Arini
70
100
1
Tinggi
Tercapai
24
Rahmah Khoirussyifa Nurdini
70
100
1
Tinggi
Tercapai
25
Rasyad Jabbar Poncosewoyo
60
80
0,5
Sedang
Tercapai
26
Ratu Fadila Atika
70
80
0,33
Rendah
Tercapai
59
Fadiat 27
Salwa Salsabiela Dihan
60
90
0,75
28
Sasa Adisty Wibowo Putri
70
100
1
29
Syafaqoh Intan Salma
70
100
1
30
Thariq Widyansyah Hifni
60
90
0,75
31
Yudhistira Raga Al Pasha
70
100
1
32
Zildjian Sabila Ibrahim
60
90
0,75
JUMLAH
2050
2940
25,517
RATA-RATA
64,07
91,88
0,79
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Tinggi
Tercapai
Hasil belajar fiqih siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah ratarata. Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pretest adalah 40, sedang tertinggi pada saat pretest adalah 70 dan rata-rata nilai pretest pada siklus II yaitu 64,07. Nilai terendah pada saat postest sebesar 80, sedangkan posttest sebesar 100 dan rata-rata nilai postest yaitu 91,88. Dari tersebut kita bisa lihat semua hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil balajar siklus II diperoleh rata-rata N-Gain sebesar 79%. Nilai tersebut model cooperative learning dengan teknik think pair square dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan peneitian ini sudah tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square dapat menigkatkan hasil belajar
60
siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus , maka data skor belajar siswa dianalisis dengann menggunakan N-Gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah mengikuti kegiaan pembalajaran Tabel : 4.5 Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II Siklus I
Siklus II
Pretest
Posttest
N-Gain
Pretest
Posttest
N-Gain
56,87
74,37
0,41
64,07
91,88
0,79
Berdasarkan tabel skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II tersebut dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pretest siklus I dengan pretest II, rata-rata posttest siklus I dengan rata-rata posttest siklus II. Nilai rata-rata pretest pada siklus I adalah 56,87 sedangkan pretest pada siklus II rataratanya 64,07. Posttest pada siklus I rata-ratanya 74,37 sedang posttest pada siklus II 91,88. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai nominal gain, yakni N-gain siklus I 0,41 dan N-gain siklus II 0,79. Pada siklus I rata-rata N-gain tergolong sedang kemudian meningkat menjadi N-Gain tinggi pada siklus II.
D. Interprestasi Hasil Analisis Hasil penelitian akan diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklussiklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini pembelajran dilakukan dalam dua siklus. 1. Tindakan Siklus I Siklus I ini terdiri dari empat tahapan, yaitu perrencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, penjelasanya adalah sebagai berikut. a. Tahap perencanaan
61
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga mengajar mata pelajaran fiqih yang menjadi koloborator dan observer, merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap proses pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Square (TPS), menyiapakan materi ajar, menyiapkan media pemebelakaran gamabar dan power point, menyiapkan LKS, meyiapkan instrumen tes hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, lembar aktifitas guru, dan lembar catatan lapangan. b. Tahap pelaksanaan Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 7 dan 14 April 2015. 1) Pertemuan pertama Peneliti yang bertindak sebagai guru sebelum proses pembelajaran mengajak siswa untuk berdoa bersama, memperkenalkan diri dan maksud mengadakan penelitian, menjelaskan tujuan pembelajaran dan teknik pemeblajaran Think Pair Square. Selanjunya guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum guru menjelaskan materi pembelajaran. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi pembelajaran tentang makanan dan minuman halal dan haram. Kegiatan berikutnya guru memberikan LKS kepada siswa untuk dijawab, setiap siswa memikirkan jawabanya masing-masing yang kemudian dipasangkan 2 orang siswa untuk mendiskusikan hasil jawaban mereka. Dan kemudian sepasang siswa tersebut berpasang dengan pasangan lain sehingga membuat kelompok yang terdiri dari 4 siswa, yang
62
di dalam kelompok tersebut siswa saling mendiskusikan soal dalam LKS setelah mereka memikirkan jawabanya sendiri dan berpsangan. Pada
akhir
kegiatan
pembelajaran,
guru
bersama
siswa
meyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian menutup pembelajaran dengan berdoa. 2) Pertemuan Kedua Sebelum proses pembelajran dimulai guru mengajak siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Pada tahap penyampaian materi, guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media gambar dalam power point serta video tentang manfaat makanan minuman halal dan bahaya mengkosumsi makanan minuman haram bagi tubuh manusia. Setelah itu guru memberi kesempatan bagi siswa bagi yang ingin bertanya kepada guru. Setelah itu siswa diberi LKS untuk dipikirkan sendiri jawabanya, kemudian berpasang 2 orang dengan siswa lain, dan berkumpul dengan kedua pasangan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa untuk mendiskusikan soal dalam LKS tersebut. Setelah
melakukan
diskusi
dengan
angota
kelompoknya,
perwakilan dari kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya, dan kelompok lain bisa menanggapi atau bertanya jika ada yang belum dipahami. Setelah itu guru (peneliti) bersama siswa dapat menyimpulkan pelajaran pada hari itu. Pada akhir kegiatan pembelajran guru memberikan posttest dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang telah dipelajari.
63
c. Tahap Observasi Pada tahap observasi, peneliti melakukan observasi dengan menyiapkan lembar observai yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa, aktivitas guru, dan kativitass, catatan lapangan. 1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dapat dilhat pada tabel berikut.
Tabel : 4.6 AKTIVITAS SIWA SIKLUS I No
1
Aspek yang Diobservasi
Melaksanakan tes awal
Keterangan
Nilai
Ada
SB
√
Tidak
B
C
K
√
(Pre-Tes) 2
Mendengarkan penjelasan
√
√
√
√
materi yang disampaikan oleh guru 3
Semangat dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran
4
Penerapan Think Pair
√
√
5
Komunikasi dan kerjasama √
√
6
Aktif dalam diskusi
√
√
√
√
Square
kelompok 7
Aktif dalam mengajukan pertanyaan
8
Aktif mengungkapkan pendapat
√
√
SK
64
9
Menjawab pertanyaan dari
√
√
√
√
guru 10
Melaksankan tes akhir (Post-test)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran fiqih masih perlu ditingkatkan karena sebagian besar siswa masih kurang aktif. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan guru, pelaksanaan Think Pair Square masih kurang dipahami siswa, komunikasi dan kerjasam siswa juga masih kurang.
2) Hasil observasi pada siklus I mengenai aktivitas guru dalam proses pembelajran fiqih menggunakan model pembelajaran koopertatif teknik Think Pair Square dapat dilihat sebagi berikut. Tabel : 4.7 AKTIVITAS GURU SIKLUS I No
1
Aspek yang Diobservasi
Mengkondisikan situasi
Keterangan
Nilai
Ada
SB
Tidak
B
C
√
√
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
√
3
Membangkitkan minat
√
√
atau rasa ingintahu siswa (motivasi)
K
SK
65
4
Menyampaikan tujuan
√
√
√
√
√
√
√
√
indikator yang ingin dicapai 5
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indicator bahan ajar
6
Menjelaskan langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe TPS
7
Teknik menjelaskan/ menyampaikan materi
8
Pengelolaan kegiatan
√
√
pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS 9
Memberi bimbingan
√
√
√
√
√
√
kepada kelompok 10
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
12
Mengamati kesulitan dan
√
√
kemajuan belajar siswa 13
Keterampilan menerangkan kembali atau
√
√
66
menyimpulkan materi yang disampaikan 14
Keterampilan memberikan
√
√
√
√
kegiatan tindakan lanjut setelah penyampaian materi 15
Kemampuan memberi evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajran pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang mengkondisikan siswa dalam belajar, kurang membangkitkan motivasi dan antusiasme dalam belajar, kurang dalam penerapan pembelajaran Think Pair Square serta kurang dalam mengamati kesulitan dan kemajuan siswa dalam belajar. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square sehingga guru harus beradaptasi dengan keadaan siswa dan kelas. d. Tahap Refleksi Hasil refleksi pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam melaksanakan pembelajran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Square. Adapun kekurangan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut :
67
1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran kooperatif teknik TPS sehingga guru harus membiasakan dengan keadaan siswa dan suasana kelas 2) Guru kurang mengkondisikan siswa pada setiap langkah pembelajaran pembelajaran kooperatif teknik TPS. Sehingga pembelajaran kooperatif teknik TPS kurang maksimal. 3) Kurangnya antusias siswa ketika pembelajaran pembelajaran kooperatif teknik TPS. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahanya maka pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. 2. Tindakan Sikus II Seperti pada siklus I, siklus II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus Ii ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilanya tercapai. Perencanaan dimulai dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran fiqih dengan sub materi jenis makanan minuman yang halal dan haram serta manfaat dan bahaya menkonsumsi makanan minuman yang halal dan haram dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik TPS, menyiapkan materi ajar, meyiapkan media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan instrument tes hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, lembar aktifitas guru dan catatan lapangan. b) Tahap Pelaksanaan Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 21 dan 28 April 2015.
68
1) Pertemuan pertama Sebelum proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian melakukan apersepsi materi yang telah disampaikan pada siklus I. Selanjutnya guru memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan. Kemudian setelah siswa mengerjakan soal pretest, guru menjelasakan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan hari itu, dan menjelaskan kembali model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square agar dalam pelasanaan pembelajaran siswa lebih paham dan mengerti teknik tersebut. Setelah itu dengan menggunakan media gambar dalam power point tentang jenis makanan minuman yang halal dan haram, guru menjelaskan materi. Kegiatan selanjutnya guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai degan kemompok masing-masing, memberikan LKS kepada siswa agar dicermati dulu pertanyaan yang ada dilalamnya. Kemudian guru mengarahkan mengerjakan soal dalam LKS tersebut, kemudian guru memberi waktu kepada setiap siswa untuk memikirkan jawaban LKS itu sendiri-sendiri dengan menuliskan jawaban dikertas selembar. Setelah beberapa menit guru menginstruksikan kepada setiap siswa agar berpasang dengan teman dalam keloompok tersebut, untuk mendiskusikan jawaban dari soal dalam LKS. Setelah dirasa cukup, guru meninta agar kedua pasangan dalam kelompok saling bertemu untuk kembali mendiskusikan soal dan menentukan jawabanya, dan dituliskan dalam kertas. Kegatiatan selanjutnya setelah semua kelompok menyelesaikan LKS yang telah diberikan, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan memberi kesempatan pada kelompok lain untuk menanyakan atau menanggapi hasil presentasi. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan jawaban dari soal tersebut. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimulkan materi yang telah dipelajari kemudian menutup pelajaran dengan berdoa.
69
2) Pertemuan kedua Sebelum memulai proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian menanyakan materi minggu lalu yang telah disampaikan sebelumnya, dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberikan ice breaking agar lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Pada tahap presentasi, guru menjelaskan materi pembelajaran, dengan
mengunakan
media
video
tentang
manfaat
dan
bahaya
mengkonsumsi makanan minuman yang halal dan haram. Setelah itu guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Kemudian setiap siswa diberi LKS untuk memikirkan jawaban dari soal yang ada di dalamnya, kemudian mendiskusikan dengan temanya secara berpasang, dan saling berdiskusi kedua pasangan sehingga membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Kegiatan selanjutnya guru meminta agar perwakilan kelompok mempresntasikan hasil diskusinya, dan kelompok lain bertanya dan menanggapi hasil presntasi. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan jawaban hasil diskusi atau soal dalam LKS. Pada akhir kegiatan pemeblajaran guru memberikan posttest dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang telah dipelajari. c) Tahap Observasi Seperti halnya pada siklus I, pada tahap observasi ini peneliti melakukan observasi dengan menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi kativitas siswa, aktivitas guru dan catatan lapangan. 1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
70
Tabel : 4.8 AKTIVITAS SIWA SIKLUS II No
1
Aspek yang Diobservasi
Melaksanakan tes awal
Keterangan
Nilai
Ada
SB
Tidak
B
√
√
√
√
√
√
C
K
SK
(Pre-Tes) 2
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
3
Semangat dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran
4
Komunikasi dan kerjasama
√
5
Aktif dalam diskusi
√
√ √
kelompok 6
Aktif dalam mengajukan
√
√
pertanyaan 7
Aktif mengungkapkan
√
√
pendapat 8
Menjawab pertanyaan dari
√
√
guru 9
Melaksankan tes akhir
√
√
(Post-test)
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar siswa semakin meningkat dibanding dengan aktivitas siswa pada siklus I. komunikasi dan kerjasama antar siswa maupun siswa dengan guru sangat baik. Dan diskusi kelompok setiap siswa ikut berpartisipasi dalam
71
menentukan jawaban. Serta baik sekali dalam menjawab pertanyaan dari guru. 2) Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel : 4.9 AKTIVITAS GURU SIKLUS II No
1
Aspek yang Diobservasi
Mengkondisikan situasi
Keterangan
Nilai
Ada
SB
Tidak
B
√
√
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
√
3
Membangkitkan minat atau rasa
√
√
√
√
ingintahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan indicator yang ingin dicapai
5
Penggunaan media atau alat
√
√
√
√
pembelajaran yang sesuai dengan indicator bahan ajar 6
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS
7
Teknik menjelaskan/
√
√
menyampaikan materi 8
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS
√
√
C
K
SK
72
9
Memberi bimbingan kepada
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
kelompok 10
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
12
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
13
Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan
14
Keterampilan memberikan kegiatan tindakan lanjut setelah penyampaian materi
15
Kemampuan memberi evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai
Dilihat dari hasil observasi di atas guru telah dapat menjalankan pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara baik, dan guru membuat ruang kelas menjadi lebih kondusif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. d) Refleksi Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut :
73
1) Aktifitas guru semakin menigkat, guru mulai terbiasa menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square. 2) Guru mampu meningkatkan suasana belajaran dalam kelas menjadi lebih aktif. 3) Aktifitas siswa meningkat karena dalam pembelajaran siswa dapat bekerja sama dalam mempelajari materi pembelajaran. 4) Siswa mengikuti langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square dengan baik. 5) Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam berdiskusi, bertanya maupun mengemukakan pendapat.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Square. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Square, proses pembelajaran Fiqih kelas VIII di MTs Pembangunan UIN Jakarta sudah diterapkan banyak metode oleh guru fiqih, akan tetapi rendahnya minat baca pada siswa menjadikan siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga akibatnya hasil belajar siswa masih randah. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7 dan 14 April 2015 dan siklus II juga dilaksankan sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 21 dan 28 April 2015. Temuan pada siklus I, masih terdapat beberapa kendala yang muncul pada saat pembelajaran diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru ketika proses pembelajaran berlangsung, diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang aktif, masih ada siswa yang belum bisa bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya, seperti dalam mengungkapkan pendapat dan
74
mengajukan pertanyaan. Dan kendala yang lain yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap penerapan metode pembelajaran TPS. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah siswa pada saat preetest adalah 30 dan nilai tertingggi pada saat preetest adalah 70. Sedang nilai yang terendah siswa pada saat posttest adalah 50 dan nilai tertinggi sebesar 100. Dari hasil tes tersebut dapat dilihat sebagian besar siswa hasil belajaranya meningkat. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-gain sebesar 41% dari hasil tes yang diperoleh diketahui ketuntasan balajar siswa hanya mencapai 44%. Ini berarti Model Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square yang digunakan masih belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Dan indikator keberhasilan penelitian ini belum tercapai, oleh karena itu peneliti melanjukan ke siklus II mencoba memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus II menunjukan proses pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square sudah berjalan dengan baik. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu nilai terendah pada preetest adalah 30 dan nilai tertinggi pada saat preetest adalah 70. Sedang nilai terendah pada saat posttest sebesar 70, dan skor tertinggi pada saat posttest sebesar 100. Dari hasil tes tersebut bisa dilihat semua siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata N-gain sebesar 78%. Berdasarkan hasil belajar siklus II juga dapat dijelaskan semua siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan mencapai demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa jalanya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan peningkatan aktifitas siswa, selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square ini siswa menjadi lebih aktif. Siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Siswa yang aktif bersedia membantu siswa yang kurang aktif, menerima dan menghargai pendapat orang lain. Dalam siklus II siswa sudah memahami penerapan model TPS di setiap tahap pelaksanaanya.
75
Sehingga siswa mampu mengembangkan pendapatnya dalam diskusi kelompok setelah melakukan diskusi berpasangan berdua dan berpikir sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square membuat motivasi siswa dalam belajar bertambah.5 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran fiqih dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square. Model Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa diikuti pula dengan peningkatan aktivitas belajar siswa. Dengan demikian, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian ini sampai pada siklus II, karena pada siklus ini hasil belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.
5
Hasil wawancara dengan murid
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: “ Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif
Teknik
Think
Pair
Square
dapat
meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII di MTs Pembangunan UIN Jakarta”. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang menigkat, ditunjukan dengan nilai rata-rata N-gain pada siklus I sebesar 41% meningkat pada siklus II menjadi 79%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 44% pada siklus I dan pada siklus II semua siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, jalanya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan peningkatan aktifitas siswa, selama
berlangsungnya
pembelajaran
dengan
menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square ini siswa menjadi lebih aktif.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan pada pengembangan model pembelajaran Cooperative learning teknik think pair square untuk mengembangkan motivasi dan hasil belajar siswa.
2.
Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih metode ataupun teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil
76
77
belajar. Dalah satunya yaitu dengan model pembelajaran Cooperative learning teknik think pair square. 3.
Siswa diharapkan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative learning teknik think pair square agar lebih aktif dan komunikatif, untuk efektifitas model tersebut.
4.
Bagi para peneliti yang lain diharap untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran cooperative TPS, maupun yang lainya dalam tingkat kelas atau jenjang pendidikan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Bakry, Nazar. Fiqih dan Ushul Fiqih, Jakarta:Rajawali Pers. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Jakarta : Proyek pengadaan kitab Suci AlQur’an, 1984. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.208 H.A.Djazuli. Ilmu Fiqih Penggalian Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta:Kencana,2010. http://www.mpuin-jkt.sch.id/html/profil=Sejarah%20Singkat Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Teori, Bandung: Refika Aditama. Koto, Alaidin. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2014 Majid, Abdul. Perencanaan Pembalajaran,(Bandung: PT remaja Rosdakarya,2012. ---------- Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : PT. Gaung Persada Press, 2008. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Ara Di Madrasah. R. Ibrahim,dkk. Perencanaan Pengajaran, Jakarta:PT rineka cipta.
78
79
Rusman, Model-Model Pembelajaran Pengembangan Profesionaisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sharan, Shlomo. The Handbook of Cooperative Learning: Inovsi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas, Yogyakarta:Istana Media. Shidiq, Sapiudin. Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana,2011. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009. Suprijono, Agus. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka pelajar,2013. Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: C.V. JEMMARS. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana. Tukiran Taniredja.dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Bandung: Alfabeta, 2013. Undang-undang RI. no. 20 tahun 2003. Tentang Pendidikan nasional, Bandung: Citra umbara. Wena, Made. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi askar,2009. Zurinal.Z,&Aminudin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah,2008.
83
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus 1 Pertemuan ke 1) Nama Sekolah
: Mts Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: VIII / II
Pertemuan
: Pertemuan I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
1) Standar Kompetensi : 3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman 2) Kompetensi Dasar
:
3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal 3) Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian makanan dan minuman yang halal 2. Menjelaskan dasar makanan yang halal dan haram 3. Menyebutkan makanan dan minumn yang halal 4. Menyebutkan makanan dan minumn yang haram 4) Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian makanan dan minuman yang halal 2. Siswa mampu menjelaskan dasar makanan yang halal dan haram 3. Siswa mampu menyebutkan makanan dan minumn yang halal 4. Siswa mampu Menyebutkan makanan dan minumn yang haram
5) Materi Pembelajaran:
Terlampir 6) Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Think Pair Square
84
7) Sumber Belajar
Buku Paket fiqih kelas 8 semester 2 Lembar kerja siswa 8) Media Pembelajaran
1. Media Gambar makanan dan minuman yang haram 2. Alat a. Komputer b. LCD Projector
9) Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucap salam
a. Menjawab salam
b. Absensi
b. Bersama guru melakukan absensi
c. Memberi Motovasi
c. Tanya jawab dengan guru
Mandiri
d. Memberi soal Pretest
d. Mengerjakan soal Pretest
Percaya Diri
e. Menyampaikan tujuan
e. Memperhatikan tujuan pembelajaran
Religious
dan memberi pertanyaan tentang makanan yang halal dan haram
pembelajaran
Rasa Ingin tahu
yang dijelaskan oleh guru
2. Kegiatan Inti a. Eksporasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru menjelaskan
pengertian Makanan
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
Siswa mecermati
Keteitian
penjelasan guru
85
halal dan haram 2) Menjelaskan dasar
makanan yang halal dan haram 3) Menyebutkan jenis
makanan yang halal dan haram
b. Elaborasi (20 Menit) Kegiatan Guru 1) Membagikan lembar kerja siswa 2) Guru meminta berpasangan dengan teman sebangku 3) Guru membentuk kelompok setiap
Kegiatan siswa 1) Secara individu
secara mandiri
berpasangan
3) Berdiskusi secara
anggota 4) Siswa bertanya hal
dan membimbing
yang belum
proses pembelajaran
dipahami
5) Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil kerja keompok
Kerjasama, disiplin
berdiskusi
dari 4 siswa
pair square
jawab
2) Secara
kelompok 4
dengan teknik think
Rasa ingin tahu,
mengerjakan tugas kemandirian, tanggung
kelompok terdiri
4) Guru mengamati
Nilai Karakter
5) Kelompok yang ditunjuk membacakan hasilnya
Percaya diri
86
c. Konfirmasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru mengkonfirmasi
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
1) Memperhatikan
Perhatian, motivasi, rasa
penjelasan guru
ingin tahu dan semangat
pelajaran yang belum jelas 2) Guru memberikan
2) Memperhatikan penguatan yang
penguatan materi
diberikan oleh guru
yang dijelaskan
secara klasikal
Perhatian, motivasi, semangat
3. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru
Kegiatan siswa 1) Siswa secara
menyimpulkan
klasikal
pengertian
menyebutkan
makanan halal dan
pengertian, dasar,
haram, dasar dan
janis makanan
jenis makanan
yang halal dan
halal dan haram
haram
2) Guru memberikan
2) Siswa termotivasi
pujian kepada
belajar lebih aktif
kelompok yang
selama proses
memiliki kinerja
pembelajaran
dan kerja dengan baik
Perhatian, percaya diri
Motivasi belajar rajin
3) Siswa mengerjakan Tanggung jawab soal protest
3) Guru memberikan
4) Siswa mencatat
tugas dirumah
tugas untuk
untuk membaca
dikerjakan dirumah
materi selanjutnya
Nilai Karakter
5) Siswa mengakhiri
87
4) Guru menutup pelajaran dan doa
pelajaran dan berdoa
4) Penilaian
a) Soal 1. Apakah yang dimaksud makanan dan minuman yang halal dan haram? 2. Sebutkan dalil-dalil yang menunjukan dasar hukum makanan/minuman halal dan haram 3. Apa manfaat jika kalian memakan makanan yang halal? Berupa jasmani dan rohani 4. Apa akibat jika kalian memakan makanan yang haram? Berupa jasmani dan rohani
b) Kriteria penilaian 1. Produk (Hasil diskusi) No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Konsep
Semua benar
4
Sebagian besar benar
3
Sebagian kecil benar
2
Semua salah
1
2. permormansi No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Kerjasama
Berkerjasama
4
Kadang-kadang
2
Tidak berkerjasama
1
Aktif
4
Kadang aktif
2
Tidak aktif
1
2
Partisipasi
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus 1 Pertemuan ke 2) Nama Sekolah
: MTs Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: VIII / II
Pertemuan
: Pertemuan II
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
1) Standar Kompetensi : 3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman 2) Kompetensi Dasar
:
3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal 3) Indikator
:
1. Menjelaskan manfaat menkonsumsi makanan dan minuman yang halal 2. Menjelaskan bahaya menkonsumsi makanan dan minuman yang haram 4) Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan manfaat menkonsumsi makanan dan minuman yang halal 2. Siswa mampu menjelaskan bahaya menkonsumsi makanan dan minuman yang haram 5) Materi Pembelajaran:
Terlampir 6) Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Think Pair Square 3. Video Session 7) Sumber Belajar Buku Paket fiqih kelas 8 semester 2 Lembar kerja siswa 8) Media Pembelajaran
1. Media Gambar makanan dan minuman yang haram 2. Alat a. Komputer
90
b. LCD Projector
9) Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucap salam
a. Menjawab salam
b. Absensi
b. Bersama guru melakukan absensi
c. Memberi Motovasi
c. Tanya jawab dengan guru
Religious
Mandiri
dan memberi pertanyaan tentang makanan yang halal dan haram e. Menyampaikan tujuan
d. Memperhatikan tujuan
pembelajaran
pembelajaran Percaya Diri
yang dijelaskan oleh guru
Rasa Ingin tahu
2. Kegiatan Inti a. Eksporasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru menjelaskan
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
Siswa mecermati
Keteitian
Manfaat
penjelasan dan tayangan
menkonsumsi
yang ditampilkan oleh
Makanan halal
guru
2) Menayangkan video
tentang bahaya menkonsumsi makanan yang haram 3) Menjelaskan faedah
mengetahui makanan yang halal dan haram
91
b. Elaborasi (20 Menit) Kegiatan Guru 1) Membagikan lembar kerja siswa 2) Guru meminta berpasangan dengan teman sebangku 3) Guru membentuk kelompok setiap
Kegiatan siswa 1) Secara individu
secara mandiri
berpasangan
3) Berdiskusi secara
anggota 4) Siswa bertanya hal
dan membimbing
yang belum
proses pembelajaran
dipahami
5) Guru meminta perwakilan
Kerjasama, disiplin
berdiskusi
dari 4 siswa
pair square
jawab
2) Secara
kelompok 4
dengan teknik think
Rasa ingin tahu,
mengerjakan tugas kemandirian, tanggung
kelompok terdiri
4) Guru mengamati
Nilai Karakter
Percaya diri
5) Kelompok yang ditunjuk membacakan hasilnya
kelomppok untuk membacakan hasil kerja keompok
c. Konfirmasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru mengkonfirmasi
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
1) Memperhatikan
Perhatian, motivasi, rasa
penjelasan guru
ingin tahu dan semangat
pelajaran yang belum jelas 2) Guru memberikan
2) Memperhatikan penguatan yang
Perhatian, motivasi, semangat
92
penguatan materi
diberikan oleh guru
yang dijelaskan
secara klasikal
3. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru
Kegiatan siswa 1) Siswa secara
menyimpulkan
klasikal
manfaat dan
menyebutkan
bahaya serta
manfaat dan
mengkonsumsi
bahaya serta
makanan halal dan
mengkonsumsi
haram
makanan yang
2) Guru memberikan pujian kepada
halal dan haram
belajar lebih aktif
memiliki kinerja
selama proses
dan kerja dengan
pembelajaran
soal protest
tugas dirumah
4) Siswa mencatat
untuk membaca
tugas untuk
materi selanjutnya
dikerjakan dirumah
pelajaran dan doa
Motivasi belajar rajin
Tanggung jawab
3) Siswa mengerjakan
3) Guru memberikan
4) Guru menutup
Perhatian, percaya diri
2) Siswa termotivasi
kelompok yang
baik
Nilai Karakter
5) Siswa mengakhiri pelajaran dan berdoa
4) Penilaian
a) Soal 1. Sebutkan 3 manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal? 2. Mengapa Allah SWT mengharamkan beberapa jenis hewan untuk dikonsumsi? 3. Bagaimanakah jika teman kita mengajak makan ditempat yang sudah kita ketahui bahwa tempat tersebut menggunakan daging babi sebagai bahanya?
93
b) Kriteria penilaian 1. Produk (Hasil diskusi) No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Konsep
Semua benar
4
Sebagian besar benar
3
Sebagian kecil benar
2
Semua salah
1
2. permormansi No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Kerjasama
Berkerjasama
4
Kadang-kadang
2
Tidak berkerjasama
1
Aktif
4
Kadang aktif
2
Tidak aktif
1
2
Partisipasi
Lembar penilaian No 1. 2, 3. 4 5. 6. 7.
Nama Siswa
Performa kerjasama
partisipasi
Produk
Jumlah skor
Nilai
95
Lampiran 3 KISI KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Standar Kompetensi 3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
Kompetensi Indikator Dasar 3.1. Menjelaskan 1. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal
Nomor Soal
Bentuk Soal
1,2
PG
3
PG
4
PG
6, 7, 8dan 9
PG
5
PG
10
PG
pengertian makanan
dan
minuman
yang
halal dan haram 2. Menjelaskan dasar makanan
yang
halal dan haram 3. Menyebutkan makanan
dan
minumn
yang
halal 4. Menyebutkan makanan
dan
minuman
yang
haram 5. Menjelaskan manfaat menkonsumsi makanan
dan
minuman
yang
halal 6. Menjelaskan bahaya menkonsumsi makanan
dan
minuman
yang
haram
96
Lampiran 4 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Nama : ………………………….
Kelas : …………………
1. Menurut hukum Islam asal semua makanan dan minuman adalah halal, kecuali apabila... a. ada nas (ayat al-Qur’an atau hadis) yang menyatakan keharamannya b. tidak tercantum dalam al-Qur’an atau hadits c. makanan atau minuman tersebut menjijikan d. kita tidak terbiasa mengonsumsinya 2. Makanan dan minuman yang kita konsumsi harus halal, yang dimaksud halal ialah.... a. bagus dan menyehatkan b. enak dan lezat c. boleh dikonsumsi menurut ketentuan syariat Islam d. boleh dikonsumsi menurut petunjuk ahli medis 3. Berikut adalah ayat yang menyuruh kita agar memakan makanan yang halal adalah? a. Al baqarah ayat 167 c. al maidah ayat 51 b. Al baqarah ayat 168 d. al maidah ayat 52 4. Hewan yang halal dimakan berdasarkan surat al maidah ayat 1 yaitu ? a. binatang ternak c. binatang laut b. binatang buruan d. binatang melata 5. Manfaat utama menkonsumsi makanan dan minuman yang halal yaitu? a. menyehatkan c. diridhoi oleh Allah SWT b. Murah harganya d. dikabulkan doanya 6. Berikut ini adalah alasan binatang diharamkan menurut ketentuan islam, kecuali ...... a. Ada nash yang melarangnya c Dilarang membununhnya. b. Disuruh membunuhnya d. Binantang buruan 7. Semua binatang yang bisa bertahan hidup lama di dua alam, hukumnya....dimakan a. Najis c. Haram b. Halal d. Boleh 8. Tikus hukumnya haram dimakan, dikarenakan ... a. Menjijikan b. Bertaring c. Disuruh membunuhnya d. Dagingnya beracun
97
9. Bangkai binatang sebagaimana terlihat pada gambar di atas hukumnya..... dimakan a. Haram c. boleh b. Halal d. Makruh 10. Berikut mudharat menkonsumsi binatang yang haram yaitu? a. menjadi kecanduan c. dikabulkanya doa b. menjauhakan dari akhlak tercela d. rusaknya organ tubuh
98
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I 1. a 2. c 3. b 4. a 5. c 6. d 7. c 8. c 9. a 10. d
99
Lampiran 5 HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I Nama
Posttest
Adha Maliki
60
80
0,5 Sedang
Adhin Abdallah Muhammad Sidik
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Annisa Nabila Azmi
40
60
0,33 Rendah
Belum Tercapai
Ashabri Vanya Yardan
50
60
0,2 Rendah
Belum Tercapai
Ayisha Amana Rahma
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Daffa Tristan Firdaus
70
80
0,33 Rendah
Tercapai
Devon Athallah Tanreaji
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Dzikry Arkan Ramadhani F. H.
40
50
0,16 Rendah
Belum Tercapai
Fabian Roja Arraya
70
80
0,33 Rendah
Tercapai
Indira Putiasari
70
80
0,33 Rendah
Tercapai
Jasmine Khairani
50
80
0,6 Sedang
Tercapai
Karima Salsabila Ramadhina
50
80
0,6 Sedang
Tercapai
Khalila Rania Zahra
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Kiara Umma Nareswari
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Muhammad Rikza Hatta
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Muhammad Alfin Nur Hisyam
50
60
0,2 Rendah
Belum Tercapai
Muhammad Radhian Pramadha P.
60
70
0,25 Rendah
Belum Tercapai
Muhammad Rifqi Harazi
60
90
0,75 Tinggi
Tercapai
Muhammad Yafizham Rusman Noor
70
80
0,33 Rendah
Tercapai
Nabillah Andisi Pahlevi
30
70
0,57 Sedang
Belum Tercapai
No
N-Gain
Kriteria
Ketercapaian KKM (70)
Pretest
Tercapai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
101
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus 2 Pertemuan ke 1) Nama Sekolah
: MTs Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: VIII / II
Pertemuan
: Pertemuan I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
1) Standar Kompetensi : 3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman 2) Kompetensi Dasar
:
3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal 3) Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian makanan dan minuman yang halal dan haram 2. Membedakan antara jenis makanan atau minuman yang halal denagn makanan atau minuman haram 4) Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian makanan dan minuman yang halal 2. Siswa mampu membedakan jenis makanan atau minumn yang halal dengan makanan dan minuman yang haram
5) Materi Pembelajaran:
Terlampir 6) Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Think Pair Square 7) Sumber Belajar Buku Paket fiqih kelas 8 semester 2 Lembar kerja siswa
102
8) Media Pembelajaran
1. Media Gambar makanan dan minuman yang haram 2. Alat a. Komputer b. LCD Projector
9) Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucap salam
a. Menjawab salam
b. Absensi
b. Bersama guru melakukan absensi
c. Memberi Motovasi
c. Tanya jawab dengan guru
Mandiri
d. Memberi soal Pretest
d. Mengerjakan soal Pretest
Percaya Diri
e. Menyampaikan tujuan
e. Memperhatikan tujuan pembelajaran
Religious
dan memberi pertanyaan tentang makanan yang halal dan haram
pembelajaran
Rasa Ingin tahu
yang dijelaskan oleh guru
2. Kegiatan Inti a. Eksporasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru menjelaskan
pengertian Makanan halal dan haram 2) Menyebutkan jenis
makanan yang halal
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
Siswa mecermati
Keteitian
penjelasan guru
103
dan haram
b. Elaborasi (20 Menit) Kegiatan Guru 1) Membagikan lembar kerja siswa 2) Guru meminta berpasangan dengan teman sebangku 3) Guru membentuk kelompok setiap
Kegiatan siswa 1) Secara individu
secara mandiri
berpasangan
3) Berdiskusi secara
anggota 4) Siswa bertanya hal
dan membimbing
yang belum
proses pembelajaran
dipahami
5) Guru meminta perwakilan
Kerjasama, disiplin
berdiskusi
dari 4 siswa
pair square
jawab
2) Secara
kelompok 4
dengan teknik think
Rasa ingin tahu,
mengerjakan tugas kemandirian, tanggung
kelompok terdiri
4) Guru mengamati
Nilai Karakter
Percaya diri
5) Kelompok yang ditunjuk membacakan hasilnya
kelompok untuk membacakan hasil kerja keompok
c. Konfirmasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru mengkonfirmasi
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
1) Memperhatikan
Perhatian, motivasi, rasa
penjelasan guru
ingin tahu dan semangat
pelajaran yang belum jelas 2) Guru memberikan
2) Memperhatikan penguatan yang
Perhatian, motivasi, semangat
104
penguatan materi
diberikan oleh guru
yang dijelaskan
secara klasikal
3. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
1) Guru
1) Siswa secara
menyimpulkan
klasikal
pengertian
menyebutkan
makanan halal dan
pengertian, dasar,
haram, dasar dan
janis makanan
jenis makanan
yang halal dan
halal dan haram
haram
2) Guru memberikan
2) Siswa termotivasi
pujian kepada
belajar lebih aktif
kelompok yang
selama proses
memiliki kinerja
pembelajaran
dan kerja dengan
Nilai Karakter Perhatian, percaya diri
Motivasi belajar rajin
3) Siswa mengerjakan Tanggung jawab
baik
soal protest
3) Guru memberikan
4) Siswa mencatat
tugas dirumah
tugas untuk
untuk membaca
dikerjakan dirumah
materi selanjutnya
5) Siswa mengakhiri
4) Guru menutup
pelajaran dan
pelajaran dan doa
berdoa
3) Penilaian
a) Soal 1. Apakah yang dimaksud makanan dan minuman yang halal dan haram? Jenis Makanan dari hewan
Jenis makanan dari selain hewan
Kambing
Anjing
Katak
Apel
Tape
Harimau
Elang
Laba-laba
Jeruk
Tempe
105
Ikan
Biyawak
Burung surod
Khamar
Minuman Beracun
Ular
Khimar
Cicak
Ganja
Teh
Ayam
Bangkai
Burung Hud-hud
Anggur
Susu
2. Dari tabel diatas kelompokkan berdasarkan pertanyaan dibawah ini ? a. jenis makanan dari hewan Binatang Halal
: ..........................................................................................
Binatang Haram : 1). Berdasarkan Nash Al Qur’an atau hadist :.................... 2). Binatang buas dan Bertaring ........................................ 3). Binatang berkuku tajam ............................................... 4). Diperintah untuk membunuhnya.................................. 5). Dilarang membunuhnya............................................... 6). Binatang menjijikan b. jenis makanan dari selain hewan Makanan dan Minuman Halal
: ...................................................................
Makanan dan Minuman Haram : ................................................................... b) Kriteria penilaian 1. Produk (Hasil diskusi) No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Konsep
Semua benar
4
Sebagian besar benar
3
Sebagian kecil benar
2
Semua salah
1
2. permormansi No Aspek
Kriteria
Skor
1
Berkerjasama
4
Kadang-kadang
2
Tidak berkerjasama
1
Aktif
4
Kadang aktif
2
2
Kerjasama
Partisipasi
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus 2 Pertemuan ke 2) Nama Sekolah
: MTs Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: VIII / II
Pertemuan
: Pertemuan II
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
1) Standar Kompetensi : 3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman 2) Kompetensi Dasar
:
3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal 3) Indikator
:
1. Mejelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal 2. Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram 4) Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal 2. Siswa mampu menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram 5) Materi Pembelajaran:
Terlampir 6) Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Think Pair Square 3. Video Session 7) Sumber Belajar Buku Paket fiqih kelas 8 semester 2 Lembar kerja siswa
108 8) Media Pembelajaran
1. Media Gambar makanan dan minuman yang haram 2. Alat a. Komputer b. LCD Projector
9) Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Mengucap salam
a. Menjawab salam
b. Absensi
b. Bersama guru melakukan absensi
c. Memberi Motovasi
c. Tanya jawab dengan guru
Religious
Mandiri
dan memberi pertanyaan tentang makanan yang halal dan haram e. Menyampaikan tujuan
d. Memperhatikan tujuan pembelajaran Percaya Diri
pembelajaran
yang dijelaskan oleh guru
Rasa Ingin tahu
2. Kegiatan Inti a. Eksporasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru menyebutkan
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
Siswa mecermati
Keteitian
Manfaat
penjelasan dan tayangan
mengkonsumsi
yang ditampilkan oleh
Makanan halal
guru
2) Menayangkan video
tentang bahaya menkonsumsi makanan yang haram
109
b. Elaborasi (20 Menit) Kegiatan Guru 1) Membagikan lembar kerja siswa 2) Guru meminta berpasangan dengan teman sebangku 3) Guru membentuk kelompok setiap
Kegiatan siswa 1) Secara individu
secara mandiri
berpasangan
3) Berdiskusi secara
anggota 4) Siswa bertanya hal
dan membimbing
yang belum
proses pembelajaran
dipahami
5) Guru meminta perwakilan
Kerjasama, disiplin
berdiskusi
dari 4 siswa
pair square
jawab
2) Secara
kelompok 4
dengan teknik think
Rasa ingin tahu,
mengerjakan tugas kemandirian, tanggung
kelompok terdiri
4) Guru mengamati
Nilai Karakter
Percaya diri
5) Kelompok yang ditunjuk membacakan hasilnya
kelomppok untuk membacakan hasil kerja keompok
c. Konfirmasi (15 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru mengkonfirmasi
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
1) Memperhatikan
Perhatian, motivasi, rasa
penjelasan guru
ingin tahu dan semangat
pelajaran yang belum jelas 2) Guru memberikan penguatan materi
2) Memperhatikan penguatan yang diberikan oleh guru
Perhatian, motivasi, semangat
110
yang dijelaskan
secara klasikal
3. Penutup (10 Menit) Kegiatan Guru 1) Guru
Kegiatan siswa 1) Siswa secara
menyimpulkan
klasikal
manfaat dan
menyebutkan
bahaya serta
manfaat dan
mengkonsumsi
bahaya serta
makanan halal dan
mengkonsumsi
haram
makanan yang
2) Guru memberikan pujian kepada
halal dan haram
belajar lebih aktif
memiliki kinerja
selama proses
dan kerja dengan
pembelajaran
soal protest
tugas dirumah
4) Siswa mencatat
untuk membaca
tugas untuk
materi selanjutnya
dikerjakan dirumah
pelajaran dan doa
Motivasi belajar rajin
Tanggung jawab
3) Siswa mengerjakan
3) Guru memberikan
4) Guru menutup
Perhatian, percaya diri
2) Siswa termotivasi
kelompok yang
baik
Nilai Karakter
5) Siswa mengakhiri pelajaran dan berdoa
3) Penilaian
a) Soal 1. Mengapa Allah SWT mengharamkan beberapa jenis hewan untuk dikonsumsi? 2. Affan diajak temanya makan di mall setelah pulang sekolah, affan tidak tahu bahwa makanan yang ia makan adalah terbuat dari bahan yang haram (daging babi). Affan sangat lapar sehingga dia langsung memekan makanan tersebut ketika sudah
111
dihadapanya. Setelah selesai makan affan melihat daftar komposisi makanan yang ada di daftar menu, ternyata makanan yang ia makan terbuat dari daging babi. a. Bagaimanakah hukum affan memakan makanan tersebut? jelaskan b. Bagaimanakah tindakan atau sikap yang seharusnya affan lakukan setelah dan sebelum kejadian ini?
b) Kriteria penilaian 1. Produk (Hasil diskusi) No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Konsep
Semua benar
4
Sebagian besar benar
3
Sebagian kecil benar
2
Semua salah
1
2. permormansi No
Aspek
Kriteria
Skor
1
Kerjasama
Berkerjasama
4
Kadang-kadang
2
Tidak berkerjasama
1
Aktif
4
Kadang aktif
2
Tidak aktif
1
2
Partisipasi
Lembar penilaian No 1.
Nama Siswa
Performa kerjasama
partisipasi
Produk
Jumlah skor
Nilai
113
Lampiran 7 KISI KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II Standar Kompetensi 3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
Kompetensi Indikator Dasar 3.1. Menjelaskan 1. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal
Nomor Soal
Bentuk Soal
1,2 dan 9
PG
3, 10
PG
4,5, dan 7
PG
6
PG
8
PG
pengertian makanan
dan
minuman
yang
halal dan haram 2. Menyebutkan jenis makanan dan minuman
yang
halal 3. Menyebutkan jenis makanan dan minumn
yang
haram 4. Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan
dan
minuman
yang
halal 5. Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan
dan
minuman
yang
haram
114
Lampiran 8 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II Nama : …………………………. Kelas : ………………… 1. Makanan dan minuman yang halal yaitu makan dan minuman yang... a. ada nas (ayat al-Qur’an atau hadis) yang menyatakan keharamannya b. boleh dikonsumsi oleh islam c. baik menurut dokter d. murang dan terjangkau 2. Makanan dan minuman yang halal karena dzatnya ialah.... a. diperoleh dengan cara yang halal b. enak dan lezat c. makanan dan minuman tersebut asalnya memang halal d. makanan dan minuman dihalalkan ketika dalam keadaan dharurat 3.
◌َ َات ﻧَﺄْ ُﻛ ُﻞ اﻟْ َﺠﺮَا َد ٍ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﺳﺒْ َﻊ ﻏَ َﺰو َ ُﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ِ َﺎل ﻏَﺰَْوﻧَﺎ َﻣ َﻊ َرﺳ َ أَﺑِﻲ أ َْوﻓَﻰ ﻗ Dari hadist diatas dijelaskan bahwa …….. merupakan binatang yang halal untuk dimakan ? a. kuda c. kelinci b. ikan d. belalang 4. Hewan yang haram dimakan berdasarkan surat al maidah ayat 3, kecuali…. a. anjing c. bangkai b. daging babi d. darah 5. Berikut ini adalah alasan binatang yang haram karena dilarang membunuhnya, kecuali ...... a. Burung hud hud c. kelinci b. Semut d. lebah 6. Manfaat utama menkonsumsi makanan dan minuman yang halal yaitu… a. menyehatkan c. diridhoi oleh Allah SWT b. murah harganya d. dikabulkan doanya 7. Berikut ini ialah binatang yang tidak boleh dimakan adalah…. a. pemberian dari orang yang kita kenal c. untuk pemujaan berhala b. untuk berqurban d. untuk akikah 8. Berikut alasan daging babi diharamkan yaitu…. a. mengandung banyak sebab penyakit c. mudah didapat b. hewan pemalas d. dilarang membunuhnya 9. Makanan dan minuman yang haram adalah ... a. Makanan yang mahal b. Makanan dan minuman yang dilarang oleh agama untuk dikonsumsi c. Makanan dan minuman yang menimbulkan penyakit d. Makanan dan minuman yang tidak biasa dikonsumsi 10. Hasil tangkapan hewan yang dilatih menjadi pemburu halal dikonsumsi apabila …. a. Belum dimakan pemburunya c. masih sempat disembelih sebelum mati b. Pemburunya tidak bergigi tajam d. hewan pemburunya tidak suka kepada hasil buruanya
115
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
1. b 2. c 3. d 4. a 5. c 6. c 7. c 8. a 9. b 10. c
116
Lampiran 9 HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II
Nama
N-Gain
Kriteria
Ketercapaian KKM (70)
Pretest
Posttest
Adha Maliki
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Adhin Abdallah Muhammad Sidik
60
80
0,5 Rendah
Tercapai
Annisa Nabila Azmi
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Ashabri Vanya Yardan
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Ayisha Amana Rahma
60
90
0,75 Tinggi
Tercapai
Daffa Tristan Firdaus
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Devon Athallah Tanreaji
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Dzikry Arkan Ramadhani F. H.
40
80
0,67 Sedang
Tercapai
Fabian Roja Arraya
60
80
0,5 Sedang
Tercapai
Indira Putiasari
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Jasmine Khairani
70
80
Karima Salsabila Ramadhina
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Khalila Rania Zahra
60
80
0,5 Sedang
Tercapai
Kiara Umma Nareswari
70
90
0,66 Sedang
Tercapai
Muhammad Rikza Hatta
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Muhammad Alfin Nur Hisyam
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Muhammad Radhian Pramadha P.
50
80
0,6 Sedang
Tercapai
Muhammad Rifqi Harazi
70
100
1 Tinggi
Tercapai
Muhammad Yafizham Rusman Noor
60
90
0,75 Tinggi
Tercapai
Nabillah Andisi Pahlevi
40
80
0,6 Sedang
Tercapai
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,33 Rendah
Tercapai
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
118
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Kegiatan pembelajaran FIQIH dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Nama Sekolah Tahun Ajaran Kelas/Semester Materi Pokok Siklus Hari /Tanggal Observer
: MTs Pembangunan UIN Jakarta : 2014/2015 : VIII/II : Makanan minuman halal dan haram :1 : Selasa, 7 dan 14 April 2015 : Drs. Misro Sholih
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda ! SB : Sangat baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang No
1
Aspek yang Diobservasi
Melaksanakan tes awal
Keterangan
Nilai
Ada
SB
√
Tidak
B
C
K
√
(Pre-Tes) 2
Mendengarkan penjelasan
√
√
√
√
materi yang disampaikan oleh guru 3
Semangat dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran
4
Penerapan Think Pair
√
√
5
Komunikasi dan kerjasama √
√
6
Aktif dalam diskusi
√
Square
√
SK
120
Lampiran 11 LEMBAR OBSERVASI GURU Kegiatan pembelajaran FIQIH dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Nama Sekolah Tahun Ajaran Kelas/Semester Materi Pokok Siklus Hari /Tanggal Observer
: MTs Pembangunan UIN Jakarta : 2014/2015 : VIII/II : Makanan minuman halal dan haram :I : 7 April 2015 : Drs. Misro Sholih
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda ! SB : Sangat baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang No
1
Aspek yang Diobservasi
Mengkondisikan situasi
Keterangan
Nilai
Ada
SB
Tidak
B
C
√
√
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
√
3
Membangkitkan minat atau
√
√
rasa ingintahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan
√
√
√
√
indikator yang ingin dicapai 5
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indicator bahan ajar
K
SK
121
6
Menjelaskan langkah-langkah √
√
pembelajaran kooperatif tipe TPS 7
Teknik menjelaskan/
√
√
menyampaikan materi 8
Pengelolaan kegiatan
√
√
pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS 9
Memberi bimbingan kepada
√
√
√
√
√
√
kelompok 10
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
12
Mengamati kesulitan dan
√
√
kemajuan belajar siswa 13
Keterampilan menerangkan
√
√
√
√
√
√
kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan 14
Keterampilan memberikan kegiatan tindakan lanjut setelah penyampaian materi
15
Kemampuan memberi evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai
123
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Kegiatan pembelajaran FIQIH dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Nama Sekolah Tahun Ajaran Kelas/Semester Materi Pokok Siklus Hari /Tanggal Observer
: MTs Pembangunan UIN Jakarta : 2014/2015 : VIII/II : Makanan minuman halal dan haram : II : Selasa, 21 dan 28 April 2015 : Drs. Misro Sholih
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda ! SB : Sangat baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang No Aspek yang Diobservasi Keterangan Nilai Ada 1
Melaksanakan tes awal
Tidak
SB
B
√
√
√
√
√
√
(Pre-Tes) 2
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
3
Semangat dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran
4
Komunikasi dan kerjasama
√
5
Aktif dalam diskusi
√
kelompok
√ √
C
K
SK
125
Lampiran 13 LEMBAR OBSERVASI GURU Kegiatan pembelajaran FIQIH dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Nama Sekolah Tahun Ajaran Kelas/Semester Materi Pokok Siklus Hari /Tanggal Observer
: MTs Pembangunan UIN Jakarta : 2014/2015 : VIII/II : Makanan minuman halal dan haram : II : Selasa, 21 dan 28 April 2015 : Drs. Misro Sholih
Berilah tanda chek list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda ! SB : Sangat baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang No
1
Aspek yang Diobservasi
Mengkondisikan situasi
Keterangan
Nilai
Ada
SB
Tidak
B
√
√
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2
Apersepsi
√
√
3
Membangkitkan minat atau rasa
√
√
√
√
ingintahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan indicator yang ingin dicapai
5
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indicator bahan ajar
√
√
C
K
SK
126
6
Menjelaskan langkah-langkah
√
√
pembelajaran kooperatif tipe TPS 7
Teknik menjelaskan/
√
√
menyampaikan materi 8
Pengelolaan kegiatan pembelajaran
√
√
dengan model kooperatif tipe TPS 9
Memberi bimbingan kepada
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
kelompok 10
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
12
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
13
Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan
14
Keterampilan memberikan kegiatan tindakan lanjut setelah penyampaian materi
15
Kemampuan memberi evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai
129
Lampiran 16
HASIL WAWANCARA SISWA Setelah proses pembelajaran Cooperative Learning teknik Think Pair Square Nama
: Karima Salsabila Ramadhina
Kelas
: 8F
Waktu
: 10.00 WIB
Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2015 1. Apakah kamu merasa senang dengan pelajaran fiqih ? Jawab : Senang. 2. Apa yang kamu suka dari pelajaran fiqih ? Jawab : karena, materinya sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari 3. Metode apa yang digunakan guru Fiqih dalam menjelaskan materi pembelajaran ? Jawab : ceramah 4. Apakah kamu merasa senang dengan metode yang digunakan guru Fiqih dalam Proses pembelajaran ? Jawab : kurang 5. Bagaimana nilai hasil belajar Fiqih kamu? Jawab : bagus 6. Bagaimana kinerja guru Fiqih dalam mengajar dikelas 8? Jawab : sudah bagus 7. Apa yang kamu harapkan untuk kinerja guru fiqih? Jawab : semoga lebih baik lagi mengajarnya 8. Apakah kamu merasa senang dengan pelajaran fiqih dengan pemebelajaran cooperative learing denga n teknik Think pair square dibanding metode yang diterapkan sebelumnya? Jawab : senang 9. Apa yang kamu suka dari pelajaran fiqih cooperative learing dengan teknik Think pair square ? Jawab : karena bisa mendiskusikan hasil pemikiran kita dengan teman 10. Menurut kamu belajar secara kelompok membuat kamu lebih mudah dalam belajar atau tidak?
131
Nama
: Adha Maliki
Kelas
: 8F
Waktu
: 10.25 WIB
Hari/Tanggal : Selasa, 28 April 2015 1. Apakah kamu merasa senang dengan pelajaran fiqih ? Jawab : Senang. 2. Apa yang kamu suka dari pelajaran fiqih ? Jawab : materinya tidak susah dipelajari 3. Metode apa yang digunakan guru Fiqih dalam menjelaskan materi pembelajaran ? Jawab : ceramah 4. Apakah kamu merasa senang dengan metode yang digunakan guru Fiqih dalam Proses pembelajaran ? Jawab : suka 5. Bagaimana nilai hasil belajar Fiqih kamu? Jawab : sedang 6. Bagaimana kinerja guru Fiqih dalam mengajar dikelas 8? Jawab : baik 7. Apa yang kamu harapkan untuk kinerja guru fiqih? Jawab : bisa lebih baik lagi mengajarnya 8. Apakah kamu merasa senang dengan pelajaran fiqih dengan pemebelajaran cooperative learing denga n teknik Think pair square dibanding metode yang diterapkan sebelumnya? Jawab : senang 9. Apa yang kamu suka dari pelajaran fiqih cooperative learing dengan teknik Think pair square ? Jawab : karena bisa berdiskusi dengan teman, jadi tidak bosan 10. Menurut kamu belajar secara kelompok membuat kamu lebih mudah dalam belajar atau tidak? Jawab : iya 11. Apakah kamu aktif dalam diskusi kelompok ? Jawab : iya , aktif 12. Apakah dalam kelompok kamu selalu memperhatikan setiap pendapat yang dikemukakan temanmu?
134
Lampiran 18 MATERI PEMBELAJARAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM A. Pengertian Makanan dan Minuman Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab ( ) ﺣﻼلyang berarti disahkan, diizinkan, dan diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur'an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syar'i. Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk. Makanan yang halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at untuk dikonsumsi kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Agama Islam
menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan
baik.
Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi. Allah Berfirman : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terbaik dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168) Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.
B. Jenis Makanan dan Minuman halal
Makanan dikatakan halal paling tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu halal zatnya, halal cara memperolenya, dan halal cara pengolahannya. 1. Halal Zatnya
135
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya halal untuk di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab suci al-qur’an dan al-hadist. Centoh makanan yang halal atas zatnya adalah daging sapi, ayam, kambing, buah-buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya. 2. Halal cara memperolehnya Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah, Makanan akan menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil karena itu bisa merugikan orang lain dan dilarang oleh syariat. Contoh dari cara memperoleh yang baik adalah dengan cara membeli, bertani, hadiah, dan lain sebagainya. Adapun dari makanan yang diperoleh dari makanan yang batil adalah dengan cara mencuri, merampok, menyamun, dan lain sebagainya. 3. Halal cara pengolahanya Yaitu makanan yang semula halal dan akan menjadi haram apabila cara pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali makanan yang asalnya halal tetapi karena pengolahanya yang tidak benar menyebabkan makanan itu mmenjadi haram. Contohnya anggur, makanan ini halal tetapi karena telah diolah menjadi minuman keras maka minuman ini menjadi haram. Dalam firman Allah surat Al-A’raf, ayat 157 yaitu:
“Dan (Allah) menghalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”
C. Pengertian Makanan Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ( )ح ݛ ݦYang berarti larangan (dilarang oleh agama). Termasuk di antara luas dan fasilitas dalam syari'at Islam, Allah-Subhanahu wa Ta'alamenghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembali kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar dari manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat hal ini sangat ditentukan-setelah hidayah dari
136
Allah-dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Selain itu Islam mengharamkan semua benda yang dapat menghilangkan kesadaran, membuat tidak berdaya, serta membahayakan jiwa dan raga. Adapun makanan dari jenis daging binatang, masalah inilah yang banyak diperselisihkan oleh berbagai agama dan golongan Makanan yang haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan dosa kecuali dalam keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya dari pada hikmanya, sebagai contoh mengkonsumsi darah yang mengalir ini di haramkan karena itu kotor dan dihindari oleh manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan bahwa darah tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai.
D.
Jenis Makanan Haram Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis, yaitu: 1.
Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang sudah haram, seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan lainnya.
2.
Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya. Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan
diri-apalagi kalau sampai membunuh diri-baik dengan segera maupun dengan cara perlahan. Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, dan sejenisnya a. Bangkai Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i dan juga bukan hasil perburuan. Sebagaimana firman Allah,
137
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya “.(QS. AlMaidah: 3) Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas, 1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik. 2. Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras. 3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi. 4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya. 5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas. 6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum. 7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah. 8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah. 9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/ terpisah dari tubuhnya. b. Darah Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 145, أَوْ َدﻣًﺎ ﱠﻣ ْﺴﻔُﻮ ًﺣﺎ “Atau darah yang mengalir” (QS. Al-An’am: 145) Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat-urat setelah penyembelihan. c. Daging babi Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya. d. Khamar Allah-Subhanahu wa Ta’ala-berfirman
138
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90) Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : “Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram.” Dikiaskan dengan semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya. e. Semua hewan buas yang bertaring Dan dalam riwayat Muslim, “Semua hewan buas yang bertaring maka memakannya adalah haram.” Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semakna dengannya. f. Semua burung yang memiliki cakar Yaitu semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat (kecuali Imam Malik) dan selainnya menyatakan pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu Abbas ra : ﺴﺒَﺎ ِع َﺎب ِﻣ ْﻦ اﻟ ﱢ ٍ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ ذِي ﻧ َ ﻧَـﻬَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ “Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua burung yang memiliki cakar.” (HR. Muslim) g. Anjing Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya.“ Dan telah Tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan Muslim dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya memperjualbelikan anjing. h. Kucing baik yang jinak maupun yang liar Jumhur ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk hewan yang bertaring dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh AlFauzan. Dan juga telah Warid dalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan meperjualbelikan kucing, sehingga hal ini menunjukkan haramnya.
139
Lampiran 19 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal dengan Software Anates Ver. 4.0.2
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\DATA KULIAH\SKRIPSI\DATA\UJI VALIDASI TES.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Korelasi 0,123 0,615 0,434 0,426 0,239 0,346 0,097 0,206 0,365 0,311 0,246 0,320 0,014 -0,076 0,333 0,250 0,381 0,042 0,364 0,181 -0,055 0,385 0,226 0,451 0,123 0,312 0,350 0,319 0,381 0,406 0,304 NAN 0,035 0,732 0,194 0,097 NAN 0,160 -0,138 0,437
Signifikansi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan NAN Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
Bila koefisien = 0,000
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
berarti tidak dapat dihitung.
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
44 Reliabilitas tes RELIABILITAS TES ================ Rata2= 24,27 Simpang Baku= 4,41 KorelasiXY= 0,54 Reliabilitas Tes= 0,70 Nama berkas: D:\DATA KULIAH\SKRIPSI\DATA\UJI VALIDASI TES.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode/Nama Subyek Abida D. Adam Pr. Afifah Ar. Ahmad D. Ananda P. Cintara A. Dia I.L Diva A.R Diva H.P. Dyah K.H Farisza L Fathya M.I Fendry A.A Haryo T. M. Zulfikar R. M. Bagas A. M. Deni H. M. Habbib H M. Naufal G M. Rifqy R. Nabila R. P Najla A. Putri A. Raden N.T.H Radifa F.S Rahmat K.A Rizka Z.T Salma R.P Tarisa A.N Zahra S.
Skor Ganjil 16 9 14 13 8 10 8 11 11 11 10 9 8 7 9 8 8 12 7 11 10 10 16 6 12 11 11 14 15 14
Skor Genap 16 12 11 16 12 13 13 15 14 14 12 10 9 11 12 10 12 13 13 12 9 15 15 12 15 17 12 16 14 12
Page 1
Skor Total 32 21 25 29 20 23 21 26 25 25 22 19 17 18 21 18 20 25 20 23 19 25 31 18 27 28 23 30 29 26
45 tingkat kesukaran TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\DATA KULIAH\SKRIPSI\DATA\UJI VALIDASI TES.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jml Betul 27 15 24 5 18 9 29 8 13 7 22 16 2 25 22 26 13 16 5 16 25 22 29 20 27 14 13 24 13 4 11 30 14 9 22 27 30 26 28 22
Tkt. Kesukaran(%) 90,00 50,00 80,00 16,67 60,00 30,00 96,67 26,67 43,33 23,33 73,33 53,33 6,67 83,33 73,33 86,67 43,33 53,33 16,67 53,33 83,33 73,33 96,67 66,67 90,00 46,67 43,33 80,00 43,33 13,33 36,67 100,00 46,67 30,00 73,33 90,00 100,00 86,67 93,33 73,33
Tafsiran Sangat Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Sukar Sangat Mudah Sukar Sedang Sukar Mudah Sedang Sangat Sukar Mudah Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah Sangat Mudah Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sangat Sukar Sedang Sangat Mudah Sedang Sukar Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah
Page 1
46 daya pembeda DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\DATA KULIAH\SKRIPSI\DATA\UJI VALIDASI TES.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kel. Atas 7 7 8 3 6 3 8 2 5 3 8 7 0 7 7 8 5 3 2 6 7 7 8 7 8 5 7 8 6 3 5 8 4 6 8 7 8 8 7 8
Kel. Bawah 6 1 5 0 3 1 8 1 2 0 6 3 0 7 4 6 1 3 0 4 7 4 7 4 8 2 2 6 1 0 1 8 3 0 6 6 8 7 8 5
Beda 1 6 3 3 3 2 0 1 3 3 2 4 0 0 3 2 4 0 2 2 0 3 1 3 0 3 5 2 5 3 4 0 1 6 2 1 0 1 -1 3
Indeks DP (%) 12,50 75,00 37,50 37,50 37,50 25,00 0,00 12,50 37,50 37,50 25,00 50,00 0,00 0,00 37,50 25,00 50,00 0,00 25,00 25,00 0,00 37,50 12,50 37,50 0,00 37,50 62,50 25,00 62,50 37,50 50,00 0,00 12,50 75,00 25,00 12,50 0,00 12,50 -12,50 37,50
Page 1
144
Lampiran 20 DOKUMENTASI PENEITIAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Observasi pembelajran fiqih di MTs Pembangunan UIN Jakarta
Proses pembelajaran di kelas 8f, guru menyampaikan materi pembelajaran
Guru bidang studi fiqih mengawasi dan menilai pembelajaran TPS
145
Siswa antusian dalam penerapan model pembelajaran cooperatif teknik Think Pair Square
Siswa menerapkan TPS, mengerjakan LKS sendiri kemudian, berpasang dengan temanya untuk didiskusikan sebelum mendiskusikan dalam kelompok
Wawancara dengan siswa setelah pembelajaran selesai