PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V SDN PARUNGKUDA 01 KABUPATEN SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Neneng Nengsih1, Dadang Kurnia2, Saur Tampubolon3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November, 2012
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan tiga siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V melalui penerapan model Pembelajaran Cooperative Script. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi sebanyak 38 siswa dengan komposisi laki-laki 15 siswa dan perempuan 23 siswa. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 68,42 (47%) sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 85,26 (87%) dan siklus ketiga memperoleh nilai 91,89 (100%); artinya terjadi peningkatan/perbaikan hasil belajar siswa. Selain hasil belajar kualitas pelaksanaan pembelajaran juga semakin meningkat pada siklus pertama memperoleh nilai sebesar 75,95%, sedangkan siklus kedua memperoleh nilai sebesar 85,18% dan pada siklus ketiga memperoleh nilai sebesar 88,51%; artinya terjadi peningkatan kualitas pada pelaksanaan pembelajaran. Begitu pula dengan hasil observasi aktivitas siswa menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas dan partisipasi siswa yang memperoleh nilai pada siklus pertama yaitu sebesar 62,52%, sedangkan siklus kedua memperoleh nilai sebesar 80,10 dan siklus ketiga perolehan nilai meningkat menjadi 82,52%. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model Pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran serta perbaikan prilaku siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: IPA, cooperative script, Hasil belajar
Keterangan : 1. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNPAK 2. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK 3. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK
1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
ABSTRACT This research, is class action research, is done with collaboration method and three cycles. The main purpose of this research is to know the improvement of result of sciences study through Cooperative Script Model technique on 5th grade of elementary school. The population of this research is the teacher and the 5th grade students of SDN Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi. The composition of students’ population is 38 male students and 23 female students. This research is held on 1st semester of academic calendar for 2012 through 2013. The result of the research shows that median score of learning result on first cycle is 68,42 (47%). The score in second cycle is 85,26 (87%). The score in third cycle is 91,89 (100%). Based on the statistic before, there is an improvement or upgrading in students’ learning result. Same as the improving of learning result, the quality of learning process also increase in first cycle 75,95%. In second cycle, there is also increase at 85,18% and the third cycle also increase at 88,51%. This means quality of learning process also improved. There’s also the improvement in observation result in students’ behavior. It shows in improving of participation and activity of students. The value in first cycle is 62,52%, in the second cycle is 80,10% and in the third cycle is 82,52%. The conclusion of this research is applying Cooperative Script learning model technique can improve learning result of sciences study for 5th grade of SDN Parungkuda 01 kabupaten Sukabumi’s students. Furthermore, the application of this learning technique can improve the quality of learning process and students’ behavior on learning process. Key words: Sciences Study, Cooperative Script, improve learning PENDAHULUAN Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak hanya dituntut dengan penggunaan metode yang sesuai, namun diperlukan kemampuan guru dalam penguasaan konsep dan penguasaan dalam membelajarkan IPA. Kondisi pembelajaran IPA saat ini di SD Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi kurang memuaskan hal ini antara lain dimungkinkan karena penyajian materi menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik, proses pembelajarannya masih konvensional transfer pengetahuan dari guru kepada siswa sehingga tidak membangkitkan rasa ingin tahu siswa, kreativitas siswa, siswa sangat pasif dan hanya tergantung pada guru, siswa merasa bosan, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Prestasi siwa yang menurun dapat dibuktikan dari hasil tes ulangan harian semester I mata pelajaran IPA materi konsep alat pernapasan pada manusia dan hewan yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Parungkuda 01
2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
Kabupaten Sukabumi, dari tes tersebut diperoleh hasil yang belum sempurna karena siswa kurang memahami materi alat pernapasan pada hewan. KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Data yang diperoleh dari tes ternyata hanya sekitar 14 siswa atau 32 % yang sudah mencapai KKM dan 24 siswa sekitar 68 % dari 38 siswa belum mencapai KKM IPA SD Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi. Secara garis besar ketidakberhasilan dalam pembelajaran IPA disebabakan oleh banyak faktor diantaranya siswa menganggap mata pelajaran IPA sulit, dan model pembelajaran, metode serta media yang digunakan guru kurang bervariasi. Selama ini guru cenderung menggunakan model pengajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional yang identik dengan ceramah terbukti di dalam pelaksanaannya tidaklah menjadikan keberhasilan belajar siswa. Ini bukan berarti model konvensional harus ditiadakan, tetapi guru dapat menggunakan segala macam model
pembelajaran yang dianggap bervariasi dan serasi dengan materi yang akan disampaikan seperti pada model cooperative script yang diterapkan pada mata pelajaran IPA khususnya materi alat pernapasan pada hewan. Strategi pembaharuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Script pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik meneliti Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diketahui beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan, antara lain: 1. Apakah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sudah tepat? 2. Apakah penyampaian guru pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode yang kurang bervariasi? 3. Apakah penyampaian guru pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan media yang kurang monoton? Pengertian hasil belajar yang dinyatakan oleh Syaodih (2005:102) menurut pendapatnya hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Sedangkan menurut Thobroni dan Arif (2011:24) hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Begitu pula Kunandar (2008:276-277) berpendapat bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari
3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maaupun kualitatif. Hasil belajar yang dikemukakan di atas, maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah kompetensi dasar keilmuan dan realisasi dari kecakapan potensial seseorang melalui proses perubahan prilaku kearah yang lebih maju. Hamid (2011:220) menyatakan bahwa Model pembelajaran cooperative script adalah sebuah model pembelajaran yang menarik bagi para siswa, karena siswa akan berbicara dengan lawan bicara secara langsung dan akan mendapatkan respon langsung dari lawannya dalam membahas sebuah tema atau materi pelajaran yanga diajukan oleh guru. Adapun pendapat lain menurut Mursitho (2011:36) model pembelajaran cooperative script adalah model belajar yang melatih peserta didik untuk menghargai pendapat orang lain (pasangannya), belajar mendengarkan, dan belajar berbicara secara sistematis. Pendapat mengenai langkah-langkan model pembelajaran cooperative script yang dikemukakan oleh Hamid (2011:220-221), dan Suprijono (2011:126-127). Pada intinya sama dengan pendapat Jauhar (2011:160) yang menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam model pembelajaran cooperative script diantaranya: 1) Guru mebagi siswa untuk berpasangan; 2) Guru menbagi wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan; 3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar; 4) Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin, dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya; 5) Bertukar peran, semula sebagai pembaca ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas; 6) Kesimpulan dibuat siswa besama dengan guru dan; 7) Penutup. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran cooperative script adalah peroses belajar yang
mengandung suatu unsur kerjasama dalam belajar membaca dan membuat ringkasan atau mengikhtisarkan suatu idepokok materi yang sedang dipelajari, selain itu belajar menghargai pendapat orang lain (pasangannya). Ilmu Pengetahuan Alam menurut Trianto (2010:151) adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat di percaya. Sedangkan Wahyana (2001:51) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Sedangkan pendapat Aly dan Eny (2008:18) memiliki kesamaan dengan pendapat Ahmadi dan Supatmo (2004:1) yang menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Dari uraian di atas maka dapat disintesiskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa ingin keingintahuan tersebut membuat manuisa selalu mengamati terhadap gejala-gejala alam yang ada dan mencoba memahaminya.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi pada tanggal 03-15 September, semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Desain penelitian mengacu pada model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yang setiap siklus terdiri dari empat tahap dengan berpedoman pada refleksi
4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
awal, maka rencana pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yang pertama perencanaan tindakan, mebuat perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Langkah yang kedua pelaksanaan tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang sudah dirancang sebelumnya. Langkah yang ketiga pengamatan/observasi, pada kegiatan pengamatan, rekan sejawat mengamati peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dan mengamati perilaku siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi/Instrumen terlampir. Langkah yang terakhir refleksi, berdasarkan hasil analisis tersebut, peneliti dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini peneliti akan mengetahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dari awal sampai akhir pelaksaan tindakan dari setiap siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui cara bservasi, tes hasil helajar, wawancara, dan dokumentasi. TEMUAN PENELITIAN Peneliti melakukan tes awal (prapenelitian) pada mata pelajaran yang telah dibelajarkan oleh guru kelas. Berdasarkan tes hasil mata pelajaran IPA dan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Parungkusa 01 Kabupaten Sukabumi, maka dipeoleh data-data sebagai berikut: Tabel 1 Ketuntasan Hasil Refleksi Awal Nilai Ulangan Harian IPA
Kategori Tuntas ( >70 ) Belum Tuntas (<70) Jumlah
Jumlah Siswa 14 24 38
Persentasi (%) 32 68 100
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui sebanyak 24 siswa atau 68% masih di bawah KKM, siswa mengalami kesulitan dalam belajar karena hasil belajar yang diperoleh masih berada di bawah KKM sebesar 70. Maka dilakukan penelitian dengan menerapakan model cooperative script pada mata pelajaran IPA materi alat pernapasan pada hewan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V. Berikut ini tabel hasil belajar pada siklus I: Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Jumlah Persentasi Kategori Siswa (%) 18 47 Tuntas ( >70 ) 20 53 Belum Tuntas ( < 70 ) 38 100 Jumlah Berdasarkan data pada tabel 2 di atas dapat diperoleh ketuntaasan hasil belajar siswa pada siklus I sebanyak 18 siswa atau 47%, dan 20 siswa atau 53 % yang mengalami kesulitan dalam belajar karena hasil belajar yang diperoleh masih berada di bawah KKM sebesar 70. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 68,42. Berdasarkan refleksi penelitian siklus I maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Berikut ini tabel hasil belajar pada siklus II: Tabel 3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Jumlah Persentase Kategori Siswa (%) 33 87 Tuntas ( >70 ) 5 13 Belum Tuntas ( < 70 ) 38 100 Jumlah
5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
Berdasarkan data pada tabel 3 di atas dapat diperoleh ketuntaasan hasil belajar siswa pada siklus II sebanyak 33 siswa atau 87%, dan 5 siswa atau 13 % yang mengalami kesulitan dalam belajar karena hasil belajar yang diperoleh masih berada di bawah KKM sebesar 70. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah 85,26. Peningkatan hasil belajar yang dicapai pada siklus II tidak menjadikan peneliti cepat merasa puas karena masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 70. Untuk itu diperlukan upaya guru agar siswa pada siklus III mendapat hasil nilai tes minimal sama dengan nilai KKM yaitu 70. Berikut ini tabel hasil belajar pada siklus III: Tabel 4 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III Jumlah Persentase Kategori Siswa (%) 38 100 Tuntas ( >70 ) 0 0 Belum Tuntas ( < 70 ) 38 100 Jumlah Tabel 5 di atas menjelaskan bahwa ketuntasan hasil belajar sudah mencapai bahkan lebih tinggi dari indikator klasikal minimal yaitu sebesar 75%, hasil tes siswa pada siklus III ini semua siswa telah berhasil mendapat nlai di atas KKM atau sama dari 70 dengan nilai rata-rata kelas 91,89% Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas cukup sampai pada siklus III dan tidak perlu mengadakan siklus berikutnya. PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), materi ajar alat pernapasan pada hewan dengan menerapakan model cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian (refleksi) adalah sebesar 63,55%.
Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas diketahui pada siklus I rata-rata hasil belajar memperoleh 68,42 (47%) sedangkan penilaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I hasil observasi keaktivan siswa memperoleh nilai sebesar 75,95% dan perolehan hasil belajar siswa sebesar 62,52%; artinya terjadi peningkatan/perbaikan hasil belajar siswa. Namun peningktan ini belum mencapai KKM yang sudah ditentukn yaitu 70, maka harus diadakan penelitian pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Hasil belajar pada siklus II memperoleh nilai 85,26 (87%) Selain hasil belajar penilaian pelaksanaan pembelajaran juga semakin meningkat dengan memperoleh nilai sebesar 85,18% sedangkan observasi keaktivan siswa memperoleh nilai sebesar 80,10% artinya terjadi peningkatan pada siklus II, nilai ratarata hasl belajar pada siklus II ini memang sudah mencapai bahkan lebih tinggi dari KKM yang sudah ditentukan namun peneliti masih belum dapat merasa puas karena masih ada lima siswa yang hasil belajarnya masih di bawah KKM yaitu 70, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus III. Hasil belajar pada siklus III memperoleh nilai sebesar 91,89 (100%) dan pada hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai sebesar 88,51%; Begitu pula dengan hasil observasi aktivitas siswa menunjukan adanya perolehan nilai yang meningkat menjadi 82,52%. Pengelolaan pembelajaran pada siklus II dan III ini semakin baik, guru berusaha seoptimal mungkin dalam mengelola pembelajaran. Usaha guru ini pun membuahkan hasil diantaranya hasil belajar siswa yang semakin meningkat dari siklus kesiklus. Begitu pula dengan ketuntasan belajar siswa, pada siklus III semua siswa telah dikatakan mencapai ketuntasan dalam belajar yakni perolehan nilai di atas KKM sebesar 70. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001:22) hasil belajar merupakan suatu
6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran, obsrvasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar pada siklus I, II dan III apabila dilihat persiklusnya maka terlihat adanya peningkatan penilaian pelaksanaan pembelajaran, observasi prilaku siswa dan tes hasil belajar. Peningkatan ini membuktikan bahwa penerapan model cooperative script dapat meningkatkan hasil belajara siswa kelas V Sekolah Dasar Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi. Selain hasil belajar, kualitas pembelajaran dan prilaku siswa juga semakin meningkat lebih baik dan bahkan sangat baik. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang sudah dijelaskan di atas maka dapat ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan A Supatmo. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamid, Moh Sholehah. 2011. Metode EDU TAIMENT. Jakarta: DIVA Pers. Jauhar,
Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Mursitho, Joko. 2011. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Pustaka Tunasmedia. Sudjana, Nana. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar. Syaodih, Nana. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdarya. Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyana
dan Udin Winataputra. 2001. Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran IPA. Jakarta: Universitas Terbuka.
BIODATA PENULIS Neneng Nengsih, lahir di Sukabumi, 15 April 1990, agama Islam. Tinggal di Kp. Babakan Peundeuy. Rt 02/Rw 02 Des. Bojongkokosan Kec. Parungkuda Kab. Sukabumi. Pendidikan formal yang ditempuh di Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 1 tahun 2002, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Islam Miftahussa’adah Parungkuda tahun 2005, Pendidikan Menengah Atas di SMA Islam Miftahussa’adah Parungkuda tahun 2008, kemudian setelah lulus Sekolah Menengah Atas, penulis langsung melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor. Penulis mengemban tugas sebagai guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Parungkuda 1 Kabupaten Sukabumi sejak awal bulan Juli 2012 hingga sekarang.
7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012