PERANCANGAN WEBSITE INFORMASI POSKO BENCANA DENGAN FITUR SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Hardiyanto Nugroho 07.11.1720
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
NASKAH PUBLIKASI
PERANCANGAN WEBSITE INFORMASI POSKO BENCANA DENGAN FITUR SISTEM INFORMASI GEOGRAFI disusun oleh Hardiyanto Nugroho 07.11.1720 Dosen Pembimbing
Sudarmawan, MT. NIK. 192302035 Tanggal 07 September 2012 Ketua Jurusan Teknik Informatika
Sudarmawan, MT. NIK. 192302035
WEBSITE DESIGN OF SHELTER DISASTER INFORMATION WITH GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM FEATURES PERANCANGAN WEBSITE INFORMASI POSKO BENCANA DENGAN FITUR SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
Hardiyanto Nugroho Sudarmawan, 192302035 Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Indonesia is one country that has a high level of vulnerability to natural disasters. This is caused by geographical conditions of Indonesia as an archipelagic country, meeting three continental plates, and lies on the path to an active volcano. At a disaster scene, there are much scattered shelters to accommodate displaced persons and disaster victims. Based on the need for an information system that can provide information about the disaster shelter. Website is one of the appropriate media to convey information to the general public widely and quickly. Where internet facility in indonesia has grown rapidly and continues to grow, providing easy access to the Internet. Information system that created is a website-based information systems. information system of disaster shelter website that created the containing such information like, data posts, location of posts, post routes, the data needs of the logistics and use the facilities of google maps, to provide geographic information. information system of pos of disaster successfully applied, and can perform the function in the plan, as can showing the existing disaster information, pos information on a disaster, the information data of the post, the route to the post, the data needs of the logistics post, coordinates post, and display location on the google maps. Keywords: Information Systems, Geographic Information Systems, Natural Disasters, Disaster Command Post, Google Maps.
1.
Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu
pulau, dan juga salah satu negara yang memiliki keadaan alam yang sangat beragam. Indonesia terletak di antara pertemuan 3 lempeng benua(lempeng indo-australia, lempeng eurasia, dan lempeng pacific) dan terletak dalam lingkaran gunung api pasifik. Keadaan geografis indonesia menyebabkan indonesia sangat rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik, tsunami, maupun bencana alam lainnya. Salah satu contoh bencana alam yang terjadi adalah meletusnya gunung merapi di yogyakarta pada oktober-november 2010, yang mengakibatkan mengungsinya ratusan ribu orang yang tinggal di sekitar lereng gunung merapi(Penduduk di Kab, Sleman Provinsi Yogyakarta. Kab. Magelang, Kab. Klaten & Kab. Boyolali Provinsi JATENG.) . Dalam peristiwa tersebut bantuan yang ada belum dapat tersalurkan dengan tepat. Karena disebabkan banyaknya posko-posko pengungsian yang ada baik posko yang berisi belasan pengungsi, ratusan pengungsi maupun ribuan pengungsi, serta kurangnya informasi mengenai lokasi-lokasi posko yang ada, hal tersebut mengakibatkan terjadinya penumpukan bantuan pada posko-posko tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya suatu sistem informasi berbentuk website yang dapat memberikan informasi mengenai posko-posko yang ada pada suatu kejadian bencana. Di harapkan dengan adanya informasi ini, pemberi bantuan dapat memberikan bantuan, sesuai dengan kebutuhan pada posko-posko yang ada. 2.
Landasan Teori
2.1
Sistem Informasi Geografi
2.1.1
Pengertian Sistem Sistem secara umum dapat di didefisinikan sebagai sekumpulan objek yang
saling memiliki keterkaitan. Sistem adalah kumpulan komponen (sub-sistem) yang saling berhubungan satu sama lainnya dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai 1
suatu tujuan . Kata sistem sangat erat hubungannya dengan dunia komputer. Karena kegunaanya yang sangat kompleks, komputer mampu menangani berbagai hal dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah menyediakan informasi bagi semua orang melalui jaringan internet. 2.1.2
1
Pengertian Informasi
Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis Konser-Konsep Dasar, hal 89
Informasi berasal dari kata perancis kuno “informacion (tahun 1387)” yang diambil dari bahasa latin “informationem” yang berarti “ garis besar, konsep, ide”. Informasi dapat juga berarti beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah di kumpulkan atau di terima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelijen, ataupun di dapatkan dari berita. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistic. Menurut Jogiyanto indormasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut Syanski dan Pulschen (1995) informasi adalah pemrosesan data yang tampak dala konteks untuk 2
menyampaikan arti kepada orang lain . 2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Dengan melihat penjabaran diatas, sistem informasi dapat dimengerti sebagai
kumpulan berbagai berinteraksi
dan
komponen yang memiliki fungsinya masing-masing,
bekerja
untuk
mengumpulkan,
memproses,
saling
menyimpan
dan
menyediakan output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi. Sistem informasi secara sederhana merupakan sebuah kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logika3. Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung opersi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang di perlukan 4.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Geografis Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenoma fisik manusia di atas permukaan bumi. Sedangkan menurut (Prof. Bintarto, 1988) geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala di permuakaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup berserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan. ESRI (Environmental System Research Institute) Mendefinisikan Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang di rancang secara efisien untuk
2
Riyanto, et.al . Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis Dekstop & Web, Hal 23. 3 Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis Konser-Konsep Dasar, hal 93 4 Jogiyanto HM. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan terstruktur teori dan praktek Aplikasi Bisnis, hal 11
memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan 5
semua bentuk informasi yang bereferensi geografi . Sistem informasi geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasikan menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang
membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
6
bagian dari sistem ini . 2.2
Bahasa Pemrograman
2.2.1
PHP PHP adalah bahasa scripting yang menjadi satu dengan HTML yang dijalankan
pada serverside, artinya adalah semua perintah yang diberikan akan secara penuh dijalankan pada server sedangkan yang dikirimkan ke client (browser) hanya berupa hasilnya saja. Kebanyakan sintaks pada PHP mengadopsi sintaks bahasa pemrograman C, JAVA, PERL dengan pasangan fitur khusus untuk PHP yang bersifat unik. PHP 5 dirilis pada tanggal 13 Juli 2004. PHP 5 dapat digunakan pada hampir semua sistem operasi utama, seperti Linux, Varian Unix, Microsoft Windows, Mac OS, RISC O, dan mungkin sistem operasi lainnya (Gutmans, 2005). 2.2.2
HTML HTML (Hypertext Markup Language) merupakan sebuah bahasa scripting yang
berguna untuk menuliskan halaman Web. Pada halaman Web, HTML dijadikan sebagai bahasa scrip dasar yang berjalan bersama berbagai bahasa scripting Pemrograman lainnya (Nugroho, 2005). HTML terdiri atas beberapa komponen utama, seperti unsur-unsur (dan atribut), karakter berbasis jenis data dan character references & entity references. Komponen penting lainnya adalah deklarasi tipe dokumen yang menentukan definisi tipe dokumen. Ada dua elemen dasar properti dari HTML yaitu atribut dan konten. 2.2.3
XML XML(Extensible Markup Language)
adalah bahasa markup untuk keperluan
umum yang di sarankan oleh organisasi W3C(World Wide Web Consortium) untuk membuat dokumen markup keperluan pertukaran data antar sisterm yang bernaneka
5
Riyanto, et.al. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis Dekstop & Web, Hal 36 6 Ibid, hal 35
ragam. XML di desain untuk mampu menyimpan data secara ringkas dan mudah di atur. XML menyediakan
suatu
cara
terstandarisasi
namun
bisa
dimodifikasi
untuk
menggambarkan isi dokumen. Dengan sendirinya, XML dapat digunakan untuk menggambarkan sembarang view database, tetapi dengan suatu cara yang standar.
2.2.4
CSS CSS (Cascading Style Sheet) merupakan salah satu bahasa pemograman web
untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS adalah bahasa style sheet yang di gunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. Style sheets dapat secara penuh dipisahkan dari dokumen HTML. Pada saat memiliki master CSS dan HTML, dapat memisahkan perancangan dan format (CSS) halaman Web dari contents (HTML). 2.2.5
Java Script Javascript adalah bahasa scripting yang populer di internet dan dapat bekerja di
sebagian browser populer seperti Internet Explorer (IE), Mozila Firefox, Netscape, dan Opera 7. Javascript merupakan bahasa script yang digunakan dalam membuat sebuah website agar dalam perancangan antarmuka halaman menjadi lebih interaktif. Javascript merupakan bahasa yang berbentuk kumpulan script yang pada fungsinya berjalan pada satu dokumen HTML. 2.3
Basis Data
2.3.1
Pengertian Basis Data Menurut Ir. Fathansyah, basis data dapat didefinisikan menjadi tiga pengertian,
yaitu:
Himpunan
kelompok
data
(arsip)
yang
saling
berhubungan
dan
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
7
Sunyoto, Andi. AJAX Membangun Web dengan Teknologi ASYNCHRONOUSE Java Script & XML, hal 17
Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam penyimpanan elektronis.8
2.3.2
Kriteria Basis Data Yang Baik Dalam membangun web yang dinamis, kebutuhan akan basis data tidak dapat
dihindari, apalagi jika data yang diolah sangat banyak. Pada dasarnya, yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah basis data yang baik adalah pengaturan atau pengorganisasian data itu sehingga dapat diakses dengan cepat dan mudah kapanpun dibutuhkan. Demi untuk memenuhi syarat basis data yang baik, maka ada beberapa hal yang menjadi syarat-syarat yang dibutuhkan. Beberapa hal diantaranya adalah: 1. Kecepatan dan kemudahan (speed). 2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (space). 3. Keakuratan (Accuracy). 4. Ketersediaan (Availability). 5. Kelengkapan (Completeness). 6. Keamanan (Security). 7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability).
2.3.3
Metode Membangun Basis Data Ada dua metode yang ditawarkan untuk membangun basis data. Masing-masing
digunakan berdasarkan dengan situasi awal sistem yang membutuhkan basis data tersebut. Dua metode tersebut adalah: 1. Normalisasi 2. Entity Relationship Model (ER Model). Meskipun terdapat dua metode yang diterapkan sesuai dengan situasi yang ada, tidak menutup kemungkinan dua model ini diterapkan secara bergantian dalam satu rancangan basis data demi memperoleh basis data yang semakin akurat. Dengan kata lain, kedua metode ini dapat digunakan secara bersamaan dan bergantian untuk saling memperkuat. 2.3.4
Alat Bantu Basis Data
2.3.4.1 Sistem Basis Data dan Data Base Management System (DBMS) Sistem basis data merupakan system yang terdiri atas kumpulan file/tabel yang saling berhubungan dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa 8
Fathansyah, Ir. 1999. Basis Data. Informatika. Hal. 3
pemakai dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut. DBMS merupakaan perangkat lunak untuk mengelola basis data. menentukan bagaimana data diorgaisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Salah satu tujuan DBMS
adalah
untuk
menyediakan
fasilitas/antarmuka
(interface)
dalam
melihat/menikmati data (yang tersimpan dalam disk komputer) kepada pemakai/user. Oleh karena itu, keberadaan DBMS merupakan kebutuhan yang mutlak untuk membangun basis data dengan jumlah data besar dan kompleks yang dikelola menggunakan komputer. 2.3.4.2 SQL SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya. Secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap manajemen basis data. 3.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1
Tinjauan Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
kurang lebih 13.478 pulau. Dengan luas daratan 1.922.570 km² dan lautan dengan luas 3.257.483 km². Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Secara geografis indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lenteng tektonik yaitu lempeng benua asia, benua australia, lempeng samudra hindia, dan samudra pasifik. Pada bagian selatan dan timur indonesia terdapat sabuk vulkanik (Volcanic Arc) yang memanjang dari pulau Sumatera- Jawa - Nusa Tenggara - Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian di dominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gnung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di 9
dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986) . 3.2
Analisis Masalah
3.2.1
Indetifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang dibutuhkan pemecahannya. Permasalahan yang ada harus ditindak lanjuti untuk ditemukan pemecahannya sebagai suatu alternatif agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapakan. Identifikasi masalah dilakukan dengan pendefinisian kendala atau permasalahan yang terjadi pada informasi posko pada suatu bencana adalah: Permasalahan Yang ada a. Informasi posko-posko bencana yang ada, terdapat pada posko-posko induk/pusat, sistem konvensional. b. Terbatasnya informasi posko-posko bencana pada media berbasis sistem informasi onlline, hanya terdapat pada bencana-bencana tertentu. Identifikasi Penyebab Masalah Beberapa masalah diatas timbul karena beberapa penyebab diantaranya adalah sebagai berikut : a. Belum adanya suatu media informasi khusus yang berisi tentang informasi posko – posko bencana pada suatu kejadian bencana. b. Belum adanya sistem yang memudahkan sukarelawan atau koordinator posko bencana untuk menyampaikan informasi mengenai posko-posko bencana dan kebutuhan posko tersebut. 3.2.2
Analisis PIECES Untuk mengidentifikasi masalah, maka diperlukan suatu analisis terhadap kinerja
sistem, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan layanan. Analisis ini dikenal denhgan sebutan PIECES (performance, information, economic, control, efficiency, service). Dari analisis ini, akan didapat beberapa masalah secara lebih rinci. Disamping itu, analisis ini diharapkan menjadi alat ukur untuk menentukan sebuah sistem baru.
9
http://www.bnpb.go.id/website/asp/content.asp?id=31, 20-06-12
3.2.2.1 Analisis Kinerja (Performance Analisis) Tabel 3.1 Analisis Kinerja Parameter
Sistem Lama
Troughput :
Jumlah informasi yang dapat di sampaikan terbatas, karena masih menggunakan media konvensional pada posko induk.
Respontime :
Respon terhadap permintaan informasi relatif lambat, khususnya mengenai informasi adanya posko baru. Calon pemberi bantuan harus menuju posko induk untuk mendapatkan informasi posko.
3.2.2.2 Analisis Informasi (Information Analisis) Tabel 3.2 Analisis Informasi Parameter
Sistem Lama
Akurat :
Informasi yang berhubungan dengan perubahan informasi posko masih relative kurang akurat, karena calon pemberi bantuan tidak langsung mendapat informasi kebutuhan posko terbaru, sebelum mengunjungi posko induk.
Update Data :
Perubahan informasi mengenai penambahan atau perubahan data posko sering terjadi secara tiba-tiba.
Relevan :
Semua informasi posko secara umum dapat diterima oleh calon pemberi bantuan walaupun harus datang ke posko induk.
3.2.2.3 Analisis Ekonomi (Economic Analysis) Tabel 3.3 Analisis Ekonomi Parameter
Sistem Lama
Biaya :
Pemborosan biaya dalam hal pencetakan laporan mengenai informasi perubahan dan penambahan data posko, karena perubahan data yang sering terjadi
Manfaat :
Pada sistem yang lama sudah memiliki manfaat dalam membantu meringankan penderitaan korban bencana, baik secara materi, maupun non materi, seperti kesehatan dan efek psikologis pada korban bencana.
3.2.2.4 Analisis Pengawasan (Control Analysis) Tabel 3.4 Analisis Pengawasan Parameter
Sistem Lama
Kontrol :
Kontrol yang dilakukan sangat rendah karena data yang sudah diberikan atau dipublikasikan, sulit untuk melakukan perubahan apabila terjadi kesalahan cetak maupun perubahan data.
3.2.2.5 Analisis Efisiensi (Efficiency Analysis) Tabel 3.5 Analisis Efisiensi Parameter
Sistem Lama
Sumber daya
Pada sistem yang lama di butuhkan jumlah tenaga yang tidak sedikit untuk melakukan pendataan informasi, selain itu di butuhkan juga sumberdaya pendukung seperti alat transportasi untuk menjangkau area yang luas
Hasil
Informasi yang dapat dikumpulkan akan kurang maksimal, jika bencana yang terjadi dalam cakupan area yang luas, karena kurangnya sumber daya manusia, dalam proses pemasukan data.
3.2.2.6 Analisis Layanan (Service Analysis) Tabel 3.6 Analisis Layanan Parameter Ragam informasi :
Cara Akses informasi
3.2.3
Sistem Lama Ragam informasi yang dapat di sampaikan ke masyarakat terbatas, karena terbatasnya sarana pendukung dalam penyampaian informasi. Pada sistem yang lama untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, calon pemberi bantuan harus menuju langsung ke posko induk atau pusat, atau langsung menuju ke posko – posko yang ada.
Identifikasi Titik Keputusan Dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem lama
yang masih bersifat konvensional, maka penulis mengusulkan adanya suatu media tambahan berupa media yang bisa di akses oleh masyarakat luas pada umumnya dalam bentuk sebuah situs web. 3.3
Analisis Kebutuhan Sistem Tujuan dari tahap analisis kebutuhan sistem ini adalah memahami dengan
sesungguhnya kebutuhan dari sistem yang baru dan mengembangkan sebuah sistem yang memadahi kebutuhan tersebut atau memutuskan bahwa pengembangan sistem yang baru tidak dibutuhkan. Pada tahap ini merupakan tahap yang penting dalam tahap 10
SDLC . Untuk mempermudah menganalisis kebutuhan sebuah sistem dibutuhkan dua jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional. 3.3.1
Analisis Kebutuhan Sistem Fungsional Analisis kebutuhan sistem fungsional adalah kebutuhan yang berisi proses-
proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem.
10
pujianto.blog.ugm.ac.id/files/2009/12/Analisis-Kebutuhan-Sistem-II.pdf. 26-4-2012
3.3.2
Analisis Kebutuhan Sistem Non Fungsional
3.3.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras/Hardware Dalam pengaplikasian sistem ini dibutuhkan seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor Intel Pentium Dual Core G620 2,6 Ghz 2. Mother Board GigaByte H61M DS2 3. DDR III Visipro 1 GB 4. Hard Disk Seagate 250 GB SATA II 5. Optical Drive DVDRW Lite On 22X 6. Monitor Acer 15,6” LED 7. Casing Dazumba DX622 With PSU 400 Watt 8. Keyboard & Mouse Genius KBC100 9. Koneksi Internet Spesifikasi hardware komputer yang lebih tinggi dianjurkan untuk mendapatkan kinerja sistem yang lebih baik. 3.3.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak/Software Perangkat lunak (software) yang dibutuhkan dalam pengaplikasian sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32-bit (6.1, Build 7601) 2. Web Browser Mozila Firefox 4.0.1 3.3.2.3 Kebutuhan Pengguna (user) Sumberdaya manusia merupakan hal yang utama dalam pengembangan sistem informasi, karena manusia yang akan mengoperasikan dan membetulkan sistem tersebut jika mengalami kerusakan. Sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk membangun sistem baru yang diusulkan antara lain : 1. Admin Admin adalah seseorang yang mempunyai hak akses penuh terhadap semua bagian situs. Dapat merubah atau mengahpus data yang ada. Serta memiliki fungsi untuk kontrol keamanan dan pengelolaan situs. Untuk mengakses halaman, admin harus login terlebih dahulu pada form login admin sehingga pengguna lain (user) tidak bisa mengakses halaman Admin. 2. Moderator Moderator adalah pembantu admin yang bertugas mengelola data situs. Seperti penambahan dan perubahan data bencana, penambahan informasi posko dan
perubahan status user. Moderator memiliki batasan akses pada beberapa halaman administrator seperti halaman Meta, Admin, backup database, dan restore database. 3. User User adalah pengguna biasa yang bisa melihat informasi bencana, informasi posko, menambahkan komentar pada bencana atau posko, dan menambahkan informasi posko. 4. Pengunjung Pengunjung adalah pengguna biasa yang hanya dapat melihat informasi bencana dan informasi posko, pengunjung tidak bisa menambahkan komentar maupun menambahkan posko. 3.4
Analisis Kelayakan Studi kelayakan adalah studi yang akan digunakan untuk menentukan
kemungkinan apakah pengembangan suatu proyek layak diteruskan atau tidak. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan suatu proyek, yaitu : 3.4.1
Kelayakan Teknologi Pada saat ini perkembangan teknologi khususnya di bidang komputer sudah
sangat luas. Penggunanya sudah meliputi berbagai bidang. Tidak menutup kemungkinan digunakan sebagai media informasi online berbasis web. Sistem ini layak digunakan karena
mempermudah
dalam
menyebarkan
informasi
posko
bencana
kepada
masyarakat luas. 3.4.2
Kelayakan Hukum Faktor hukum merupakan faktor yang sangat penting. Karena jika suatu aplikasi
tidak memenuhi syarat sacara hukum, maka aplikasi tersebut dihentikan dan akan dikenakan sanksi-sanksi hukum. Aplikasi ini layak secara hukum karena dalam pembuatan aplikasi ini tidak mengundung unsur penipuan, asusila, dan tindakan melanggar hukum berkaitan dengan teknologi informasi. Dalam pembuatannya menggunakan software – software freeware (AppServ, Google Chrome, dan Notepad++) dan trial ( Windows 7, Adobe Dreamweaver CS5, dan Adobe Photoshop CS3). 3.4.3
Kelayakan Operasional Pengaruh terhadap suatu aplikasi untuk bisa diketahui layak dengan dilihat faktor
penggunanya, siapa penggunanya, siapa yang mengoperasionalkan, mudah atau tidak untuk digunakan. Secara operasional, aplikasi ini didesain dengan kemudahan dalam penggunaan (user friendly). Serta dilengkapi penjelasan dalam penggunaanya
3.4.4
Kelayakan Ekonomi Sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi perlu di hitung kelayakan
ekonomisnya, seperti berapa besar dana yang di butuhkan dalam pengembangan sistem informasi. Aspek untung atau rugi menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan suatu sistem. Dalam pengembangan sistem ini, keuntungan yang di peroleh bukan sesuatu yang bisa di nilai dengan uang, tetapi suatu ke untungan atau manfaat yang tak ternilai harganya yang berhubungan dengan kemanusiaan seperti, nyawa manusia, kesehatan, efek psikologis korban bencana, perkembangan mental anak-anak korban bencana, dan lain sebagainya. Berdasarkan besarnya manfaat yang akan di capai dalam pengembangan sistem ini. Maka sistem ini layak untuk di kembangkan untuk kepentingan kemanusiaan bagi masyarakat umum. 3.5
Perancangan Sistem
3.5.1
Use Case Diagram Diagram
use
case
akan
menggambarkan
bagaimana
seorang
akan
menggunakan atau memanfatkan sistem informasi posko bencana ini. Pada sistem ini terdapat 3 pelaku yaitu, administrator, moderator dan user. Login Admin
Olah data posko
Olah data logistik Olah data bencana Olah data propinsi
Ubah data site meta
Olah data user Administrator Backup & restore
LoOut Admin
Gambar 3.1 Use Case Diagram Aktor Administrator 3.5.2
Activity Diagram Activity diagram merupakan suatu bentuk flow diagram yang memodelkan alur
kerja (work flow) sebuah proses sistem informasi dan sebuah urutan aktifitas proses. Berkaitan dengan use case diagram di atas, maka terdapat beberapa buah activity diagram yang dapat di gambarkan yaitu: 3.5.3
Class Diagram
Class
yaitu
sekumpulan
objek
yang
memiliki
persamaan
atribut
dan
operasionalnya. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap – tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem 3.5.4
Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang di susun dalam suatu
urutan waktu. Diagram inis secara khusus bserasosiasi dengan use case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang sebenarnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu di dalam use case. Pada gambar di bawah ini di gambarkan sequence diagram yang terdapat dalam use case: 3.5.5
Rancangan Basis Data Basis data merupakan himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan
dan diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Berdasarkan data-data dari class diagram di atas, untuk membangun basis data menggunakan metode normalisasi. Hasil normalisasi itu diwujudkan dalam sebuah model data. Model data yang sudah jadi itu dapat dimodifikasi dengan pertimbangan tertentu. Hasil modifikasinya dapat diimplementasikan dalam bentuk sejumlah struktur tabel dalam sebuah basis data. Struktur ini dapat diuji kembali dengan menerapkan aturan-aturan normalisasi sehingga diperoleh sebuah struktur basis data yang benar-benar efektif dan efisien. 3.5.5.1 Normalisasi Normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk memvalidasi model data. Serangkaian aturan diberlakukan pada data model logis untuk meningkatkan pengaturannya. Normalisasi diperlukan untuk melakukan pengujian apakah database yang dibuat sudah normal atau belum, di sini mengandung arti bahwa suatu database sudah tidak menimbulkan kerancuan data atau duplikasi data. 3.5.5.2 Perancangan tabel Perancangan struktur rabel database merupakan tahapan desain tabel yang berfungsi untuk melakukan penyimpanan data. Struktur tabel berkaitan dengan nama tabel, nama field, permilihan tipe data serta ukuran untuk masing-masing kolom dalam tabel. 3.6
Perancangan Antar Muka (Interface)
3.6.1
Halaman Admin Rancangan halaman admin (administrator dan moderator) digunakan untuk
melakukan insert, update, dan delete data pada sistem informasi website
Setelah berhasil login, admin akan masuk pada halaman utama administrator. Pada halaman administrator terdapat dua level akses yaitu administrator dan moderator. Administrator memiliki hak akses penuh pada semua data. Sedangkan moderator memiliki hak akses yang lebih terbatas dan dibawah kontrol administrator. Seorang administrator dapat mengakses halaman seperti sitemeta, user account, backup database & restore database. Sedangkan seorang moderator hanya dibatasi untuk dapat mengakses data bencana, data posko, serta data daerah. 3.6.2
Halaman User Rancangan halaman user, user dapat menambahkan posko baru, dan akan
ditampilkan informasinya setelah di verifikasi oleh admin/moderator.
4
Implementasi Dan Pembahasan
4.1
Implementasi Database Proses pembuatan database disesuaikan dengan kebutuhan tabel. Database
dibuat dengan menggunakan DBMS MySql yang telah terintegrasi dengan server apache dalam software AppServer. Pembuatan database dilakukan dengan mengetikkan nama database yang akan dibuat pada kolom Create New Database pada halaman utama phpMyAdmin, diikuti click tombol Create. 4.2
Implementasi Antar Muka (interface) implementasi antar muka yang berguna sebagai tampilan untuk pengguna
aplikasi ini nantinya. Implementasi antar muka dilakukan pada setiap hasil perancangan antar muka yang telah dibuat ke dalam bentuk aplikasi pada Adobe Dreamweaver CS5. Implementasi antarmuka berdasarkan pada usecase yang telah ada 4.3
Implementasi Sistem dan Pembahasan Setelah melakukan implementasi database, maka dilakukanlah implementasi
sistem berdasarkan pada usecase yang telah ada. Implementasi sitem berdasarkan usecaase yang ada telah berhasil di implementasikan, dan sistem dapat melaksanakan atau berfungsi sesuai dengan yang di harapkan. 4.4
Pemeliharaan Sistem Maksud dan tujuan dari proses pemeliharaan sistem ini adalah untuk mencegah
dan memperbaiki, menjaga, mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi agar sistem tetap berjalan serta tepat guna sebagaimana mestinya.
5
Kesimpulan Berdasarkan dari implementasi use case yang sudah dilakukan dalam penulisan
dari penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Website sistem informasi posko bencana dibangun dengan sistem CMS (Content Management System), sehingga memudahkan bagi admin atau moderator dalam mengelola website ini. 2. Website menggunakan database MySQL sehingga dapat dilakukan update data dengan cepat dan mudah. 3. Implementasi use case seperti olah data posko, olah data logistik, olah data bencana, olah data propinsi, berhasil di terapkan dan dapat berfungsi untuk melakukan penambahan, perubahan dan penghapusan data yang ada. 4. Implementasi usecase, ubah data meta, backup & restore, ubah data user, berhasil di terapkan dan dapat melaukan proses perubahan data. 5. Imlpementasi usecase informasi posko dan informasi bencana berhasil di terapkan dan dapat menampilkan informasi yang ada. 6. Implementasi
tambah
posko
dan
tambah
komentar
berhasil
di
implementasikan, dan dapat berfungsi untuk menambahkan data. 7. Informasi data profil user berhasil di terapkan dan dapat berfungsi untuk melakukan proses perubahan data yang ada.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Pedoman Penyusunan Penulisan Proposal Penelitian Dan Skripsi. Yogyakarta :
Jurusan Teknik Informatika & Jurusan Sistem Informasi Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom Yogyakarta Bertalanffy, Von, Ludwig. 1940. General Systems Theory. Geogre Brazilles, New York Fathansyah. 1999. Basis Data. Informatika. Bandung http://eprints.undip.ac.id/27077/1/repositori.pdf di akses pada 16 juni 2012 http://www.bnpb.go.id/website/asp/content.asp?id=31 diakses pada 20 juni 2012 Jogiyanto, HM. 2005 . Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data.
Andi Offset.
Yogyakarta Prahasta, Edy. 2005 . Sistem Informasi geografi: “Konsep-konsep Dasar”. Informatika. Bandung Riyanto. Eka Putra, Prilnali. dan Inderlako, Hendi. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis Dekstop & Web. Gava Media. Yogyakarta Sunyoto, Andi. 2007. AJAX Membangun Web dengan Teknologi ASYNXHRONOUSE JavaScript & XML. Andi Offset. Yogyakarta Wiswakarma, Komang. 2009. Membuat Katalog Online dengan PHP dan CSS. Lokomedia. Yogyakarta