PERANCANGAN ULANG KEBUN WISATA ILMIAH 1 TANAMAN OBAT DAN AROMATIK CIMANGGU
PIKO AUGUSTA A34203004
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PERANCANGAN ULANG KEBUN WISATA ILMIAH 1 TANAMAN OBAT DAN AROMATIK CIMANGGU
Oleh : Piko Augusta A34203004
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN PIKO AUGUSTA. Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat Dan Aromatik Cimanggu. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH. Rutinitas pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dapat menyebabkan kejenuhan sehingga akan meningkatkan kebutuhan wisata masyarakat perkotaan. Salah satu alternatif kawasan wisata ilmiah adalah kebun wisata ilmiah di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Cimanggu Bogor yang memiliki koleksi perpaduan antara tanaman obat dan tanaman aromatik yang bernuansa alami sebagai kawasan wisata. Balittro memiliki beberapa obyek wisata, antara lain Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 dengan luas 3,5 ha. Sampai saat ini, obyek wisata tersebut sudah mulai dikunjungi oleh masyarakat, namun belum optimal. Hal ini disebabkan karena potensi tumbuhan obat dan aromatik yang terdapat di sana belum diketahui dengan baik jenis maupun manfaatnya oleh masyarakat luas. Jumlah pengunjung masih berpotensi ditingkatkan jika program paket wisata tersedia dan kegiatan promosi dilakukan. Dengan adanya perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini diharapkan pengunjung dapat memperoleh pengalaman wisata ilmiah yang menarik. Demikian pula apabila objek dan fasilitas wisata yang masih terbatas dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan untuk lebih memasyarakatkan obyek wisata tumbuhan obat dan aromatik di KWI 1 Balittro, maka perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang lanskap KWI 1 Balittro Cimanggu menjadi suatu kawasan wisata ilmiah dalam bidang tanaman obat dan aromatik yang dapat memberikan alternatif kegiatan wisata warga kota Bogor, dengan tetap menjaga kelestariannya melalui pengaturan tata ruang, penataan tata hijau, jaringan sirkulasi, dan pengadaan fasilitas pendukung wisata ilmiah. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Proses perencanaan/perancangan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan analisis deskriptif dengan melakukan kegiatan survei lapang dan pengumpulan data sekunder. Tahapan pelaksanaan penelitian berdasarkan Gold (1980) meliputi penetapan tujuan, inventarisasi kondisi awal tapak, analisis dan sintesis, pra perancangan (konsep), dan perancangan. Temperatur rata-rata tahunan KWI 1 berada pada suhu 27°C, temperatur tertinggi mencapai 30,8°C dan terendah sebesar 23,3°C dengan kelembaban udara rata-rata sekitar lebih 77%. Di wilayah ini jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 3.000 - 4.000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar antara 300 - 430 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sekitar 159,5 mm, sedangkan curah hujan maksimum terjadi pada bulan April sekitar 440 mm. Karena adanya vegetasi yang tinggi, maka iklim mikro dapat dikendalikan dengan baik. Kecepatan angin rata-rata pertahun adalah 2,1 km/jam dengan arah Timur Laut. Jenis tanah pada lokasi adalah latosol coklat kemerahan. Potensi utama obyek wisata didapat dari beragam jenis tanaman obat dan aromatik. KWI 1 memiliki petak tanam yang berjumlah 42 petak yang terbagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok D, E, F, dan G.
Konsep dasarnya yaitu menjadikan KWI 1 sebagai tempat wisata ilmiah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi koleksi dan hasil penelitian Balittro, sebagai tempat wisata umum lainnya yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengunjung wisata. Dalam perancangan, KWI 1 dibagi menjadi zona penerimaan, zona pelayanan, display area, dan zona koleksi. Perancangan yang dilakukan pada berbagai zona yang telah dibagi berdasarkan tahap konsep rencana adalah perancangan tata ruang, perancangan sirkulasi, perancangan fasilitas/utilitas, perancangan vegetasi, dan perancangan aktivitas. Fasilitas yang dikembangkan pada tapak meliputi lapangan parkir, tempat parkir motor, tugu nama lokasi, pos satpam, ruang audio visual, lampu taman, tempat sampah, kios, petak tanam, penunjuk petak, pelayanan herbal, bangku taman, gazebo, panel, pergola, air mancur utama, air mancur mini, musholla, toilet, tempat wudlu, dan pintu masuk kebun. Vegetasi yang akan dikembangkan berasal dari kategori tanaman obat dan aromatik yang terdiri dari vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi pembatas, vegetasi estetis, dan vegetasi koleksi. Sejumlah pengunjung dipandu oleh seorang pemandu sehingga kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan dengan efektif. Sisanya pengunjung dapat melakukan kegiatan rekreasi, beristirahat atau pun berdiskusi di gazebo, menikmati air mancur, memasuki ruang audio visual, mendapatkan informasi penting tentang produk tanaman obat dan aromatik pada panel, menikmati keindahan pergola dan air mancur mini, berbelanja di kios produk, minum jamu pada pelayanan herbal, fotografi pada penunjuk petak tanam, atau melakukan aktivitas lainnya di musholla, sehingga pengelolaan pengunjung dirancang agar tidak ada tumpang tindih lokasi yang dipenuhi oleh pengunjung dengan sesak. Dengan menggunakan kuesioner diperoleh karakteristik pengunjung, persepsi terhadap lokasi di KWI 1 Balittro, persepsi terhadap fungsi KWI 1 Balittro, persepsi pengunjung terhadap fungsi rekreasi, persepsi pengunjung terhadap fungsi konservasi, dan persepsi pengunjung terhadap fungsi pendidikan. Semua pengunjung sangat antusias terhadap pengembangan KWI 1 Balittro. Hal ini terlihat dari persentase sebesar 100% yang menyatakan perlu dikembangkan menjadi kawasan rekreasi/wisata. KWI 1 di Balittro ini memerlukan perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan lanskap yang intensif, khususnya untuk tanaman obat dan aromatik. KWI 1 inipun disarankan untuk diswastakan (dikelola lebih profesional) agar lebih cepat berkembang. Kerjasama yang dilakukan sebaiknya disertai juga dalam hal promosi kepada masyarakat, sehingga keberadaan tempat wisata ilmiah ini lebih dikenal luas oleh masyarakat.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu” adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2009
Piko Augusta (A34203004)
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
:
Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu
2. Penulis
:
Piko Augusta (A34203004)
Menyetujui, Dosen Pembimbing
(Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr) NIP. 19620118 198601 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
(Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr) NIP. 19571222 198203 1 002
Tanggal Disetujui
:
RIWAYAT HIDUP Penulis yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara ini bernama lengkap Piko Augusta serta dilahirkan di Serang pada tanggal 13 Agustus 1985 dari pasangan Nadria Wiradiradja dan Ai Genasiah. Pendidikan formal di TK Artha Kencana (1990), di SDN Cinanggung (1991), di SLTPN 1 Cipocok Jaya (1997), di SMUN 1 Serang (2000), serta melalui USMI penulis diterima di Arsitektur Lanskap IPB (2003). Pengalaman organisasi di SMU diantaranya sebagai Ketua Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMUN 1 Serang (2002), Koordinator Bidang Organisasi Politik dan Kepemimpinan OSIS SMUN 1 Serang (2002). Di kampus IPB diantaranya sebagai Ketua/Lurah Mahasiswa Angkatan 40 Masa Perkenalan Jurusan Budi Daya Pertanian Fakultas Pertanian IPB (2003), Panitia Masa Perkenalan Kampus IPB (2004), Ketua Panitia Silaturahim Alumni Al-Hurriyyah IPB (2004), Sekretaris Panitia I’tikaf 1425H IPB (2004), Sekretaris Divisi Hubungan Luar AH IPB (2004 s.d. 2005), Ketua Silaturahim Akbar Pasca Ramadhan 1426H IPB (2005), Panitia Idul Fitri dan Idul Adha IPB (2004 s.d. 2006), Marboth/Ta’mir/Pengurus Masjid Al-Hurriyyah IPB (2004 s.d. 2006), Ketua Infokom Forum Komunikasi Rohis Departemen-FKRD Fakultas Pertanian IPB (2006), Staf Administrasi Konsultan PT. Ottoman Architecture (2006 s.d. 2007), serta menjadi Koordinator Desa Kuliah Kerja Profesi-KKP IPB (2007). Karya tulis yang pernah dihasilkan selama menjadi mahasiswa di IPB diantaranya “Cara Memakmurkan Masjid” (2004) , “ Manajemen Permasalahan Masjid Kampus IPB dan Cara Pemecahannya” (2004), “Penggunaan Lanskap Talun Bambu sebagai Pengontrol Tata Air dan Tanah pada Kawasan Ngarai Sianok, Bukit Tinggi, Sumatera Barat” (2007), serta “Feng Shui terhadap Tata Ruang dalam Seni dan Fungsi, antara Percaya dan Tidak” ( 2007). Untuk menyelesaikan
studinya,
penulis
melakukan
penelitian
dengan
judul
“Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu” di bawah bimbingan Dr.Ir.Nizar Nasrullah,M.Agr.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, saya memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik tepat pada waktunya. Skripsi ini dibuat dengan menyajikan hasil penelitian dengan judul Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu. Penggunaan tumbuhan obat dalam pengobatan tradisional telah digunakan sejak jaman nenek moyang dan secara turun-temurun diwariskan sehingga membentuk tradisi. Tradisi ini dapat dilihat dari kebiasaan atau perilaku keluarga yang menggunakan tanaman obat dalam mencegah, menyembuhkan atau mengobati penyakit anggota keluarganya. Tanaman obat di Indonesia khususnya memiliki potensi sebagai produk agrobisnis yang unggul jika faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produktifitas tanaman ini ditingkatkan, khususnya faktor kualitas visual. Skripsi ini menjabarkan gambaran mengenai penelitian Perancangan Ulang Kebun Wisata Ilmiah 1 Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr selaku dosen pembimbing. Tidak lupa saya pun mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas saran dan dukungannya kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi penelitian ini. Saya memohon kepada Allah SWT, semoga dengan karunia dan karamahNya, amal ini bermanfaat dan menjadikannya ikhlas di sisi-Nya. Akhir kata dengan segala keterbatasan yang ada penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan arti penting dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya
Bogor, 10 Agustus 2009
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah SWT, saya memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik tepat pada waktunya. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. 3.
4.
5.
6.
7. 8. 9. 10.
11.
12.
13.
Kedua orang tua yang tercinta, Papah dan Mamah atas segala tuntunan, perhatian, doa, dan kasih sayangnya yang tidak pernah dapat terbalaskan. Dr.Ir.Nizar Nasrullah,M.Agr sebagai pembimbing skripsi untuk semua bimbingan, masukan, saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini. Ir.Qodarian Pramukanto,M.Si selaku dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Dr.Ir.Afra D.N. Makalew,M.Sc selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program Studi Arsitektur Lanskap atas segala kritik dan saran yang telah diberikan. Prof.Dr.Ir.Hadi Susilo Arifin,M.S selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan semangat untuk berani bicara serta mengeluarkan pendapat di depan umum. Dr.Ir.Andi Gunawan,M.Sc paman tercinta sekaligus sebagai dosen dan pembimbing di IPB yang telah banyak membantu dalam segala hal sejak awal masuk menjadi mahasiswa baru hingga lulus S1 dari Arsitektur Lanskap IPB. Dr.Ir.Nurhayati HSA,M.Sc yang telah bersedia menjadi moderator sekaligus pemberi pertanyaan dan saran dalam seminar hasil penelitian ini. Ir.Indung Sitti Fatimah,M.Si atas doa dan ucapan milad (selamat ulang tahun) serta nasehatnya yang berharga untuk masa depan. Adikku satu-satunya yang tersayang, Gina Panikulata, terima kasih untuk segala bantuan, bimbingan, semangat, doa dan candanya. Ukhti yang tercinta, Afina Fauziyyah, terima kasih telah menemani harihari penulis serta untuk setiap waktu yang disediakan, semangat, doa, saransaran dan seluruh perhatiannya selama ini. Tim survey dan pengukuran lapang (Otep, Hudi, Tya, Mira Sukmapradita) yang telah banyak membantu dalam proses inventarisasi awal tapak serta pendataan ulang data yang sudah ada di tapak. Pak Cecep dan Pak A’ang dari Kebun Wisata Ilmiah 1 Balittro, atas kerjasama dan bantuannya selama pengambilan data dan seluruh aktivitas di lokasi penelitian. Novia Kordial, Frans Sinatra, Meiliyani dan Anggi Mardiyono atas pinjaman laptopnya, baik untuk seminar, perbaikan seminar, dan untuk sidang.
14. Sahabat terdekat, Jafar Shodiq, yang selalu mengingatkan untuk selalu berada di jalan kebenaran yang diridhoi oleh Allah SWT. Terima kasih atas informasi jaringan komunikasi, semangat, doa, serta bantuannya selama ini. 15. Saudara-saudara terdekat, Ua Aang, Mang Aga, Yudi, Adri, Ayumi, Bi Yanti, Mang Andi, Bi Ntet, Pandu, Om Han, Rizqi, Wita, Bi Nong, Om Iwan, yang telah memberikan dukungan dalam segala hal selama masa studi di IPB. 16. Para penghuni kos, baik kos yang lama maupun yang baru, Teh Ike, Teh Ade, Ahmad, dan Marta, terima kasih atas doa serta semangatnya untuk cepat lulus. 17. Iwan Kurniawan, teman seangkatan yang lokasi penelitiannya berseberangan atas bantuan dan ajaran ilmunya yang berharga dalam aplikasi program grafis khususnya Punch! Home Design Architectural untuk penyelesaian skripsi. 18. Teman-teman satu pembimbing skripsi lainnya (Syahrozi, Occy Bonanza, Ratih Marina, Endri P, Ayu, Indra, Jania) atas semangat dan informasi serta masukannya yang berharga selama masa konsultasi. 19. Teman-teman Desainer Slide Power Point tingkat Advanced (Wahid Ari A, Sarmada AF, Miftahul F, Ario AS, Jemix, Ncep) atas pemberian contoh Slide Presentasi serta rumus animasi Slide dan Template yang menarik. 20. Teman-teman di Arsitektur Lanskap IPB, terutama angkatan 40 dan 41 buat kenangan yang unik selama kuliah. Buat Dani, Ayu, Rezky, Rangga, Dayat, Ocha, Dimas, Dayat, Hendy, Imad, Anjar, Intan, Dian, Diana, Ita, Deni, Aini, Zai, Nanang, Endah, M Saepul, M Iqbal, Bayu, Diar, terima kasih buat informasi dan bantuannya. Senang masih bisa bertemu teman-teman satu program studi di saat-saat penyelesaian tugas akhir. 21. Teman-teman Program Studi lain, Sri Rahayu Mulyani, Esty Rohimah, Anne Maria Juanda (FEMA), Yaya S, Dimas (MIPA), Tya, Icha (FEM), yang selalu memberikan semangat dan nasehat untuk selalu mengingat Allah SWT di masa penyelesaian skripsi. 22. Teman-teman adik kelas dari SMANSA Serang, Ajit, Yasser, Nasrul, dan dari SWABLE Jakarta, Angga, Rizky, Pandu, Shinta, Alfina, Nisa, Reni, Farroh, Gilang, Ginna, Anna, Arum, Zia, Laksmi, terima kasih atas doa dan semangatnya. 23. Teman-teman dari Perguruan Tinggi lain, Hidayatullah, Othe, Susilawati, Ike Mala Kurnia, terima kasih atas nasehat, doa, dan semangatnya. 24. Dosen serta seluruh Staf Departemen Arsitektur Lanskap dan Fakultas Pertanian IPB, terima kasih atas bimbingan dan kerja samanya selama ini. 25. Terima kasih buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu untuk doa serta dukungan kepada penulis selama studi dan selama mengerjakan penelitian ini.
DAFTAR ISI Halaman
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1
1.2 Tujuan......................................................................................................
2
1.3 Manfaat....................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
3
2.1 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata .............................
3
2.2 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata Ilmiah .................
4
2.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Ilmiah ......
4
2.4 Wisata ......................................................................................................
5
2.5 Tanaman Obat .........................................................................................
6
2.6 Tanaman Aromatik..................................................................................
8
BAB III METODOLOGI ......................................................................................
10
3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................................
10
3.2 Tahapan Penelitian ..................................................................................
12
BAB IV INVENTARISASI ..................................................................................
17
4.1 Batas Tapak .............................................................................................
17
4.2 Sejarah dan Tujuan KWI 1 Balittro.........................................................
17
4.3 Iklim ........................................................................................................
20
4.4 Tanah dan Topografi ...............................................................................
23
4.5 Vegetasi ...................................................................................................
25
4.6 Satwa .......................................................................................................
33
4.7 Sirkulasi ..................................................................................................
33
4.8 Fasilitas....................................................................................................
35
4.9 Aspek Sosial dan Ekonomi .....................................................................
38
4.10 Aspek Teknik ..........................................................................................
39
BAB V ANALISIS DAN SINTESIS....................................................................
42
5.1 Kondisi Umum Tapak .............................................................................
42
5.2 Iklim ........................................................................................................
43
5.3 Sirkulasi...................................................................................................
45
5.4 Vegetasi ...................................................................................................
46
5.5 Satwa .......................................................................................................
48
5.6 Tanah dan Air ..........................................................................................
48
5.7 Fasilitas....................................................................................................
49
5.8 Aspek Sosial dan Ekonomi .....................................................................
51
5.9 Persepsi Pengunjung ...............................................................................
51
5.9.1 Karakteristik Pengunjung...............................................................
51
5.9.2 Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro ..................................
54
5.9.3 Persepsi terhadap Fungsi KWI 1 Balittro ......................................
58
5.9.4 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi ............................
58
5.9.5 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi ........................
59
5.9.6 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan ........................
60
5.10 Preferensi terhadap KWI 1 Balittro.........................................................
62
BAB VI KONSEP RENCANA.............................................................................
68
6.1 Konsep Dasar ..........................................................................................
68
6.2 Konsep Ruang .........................................................................................
68
6.3 Konsep Sirkulasi .....................................................................................
69
6.4 Konsep Fasilitas/Utilitas .........................................................................
70
6.5 Konsep Pengelolaan Pengunjung ............................................................
70
6.6 Konsep Vegetasi......................................................................................
70
BAB VII PERANCANGAN .................................................................................
73
7.1 Tata Ruang ..............................................................................................
73
7.2 Sirkulasi...................................................................................................
74
7.3 Fasilitas/Utilitas.......................................................................................
75
7.4 Vegetasi ...................................................................................................
94
7.5 Aktivitas ..................................................................................................
95
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 120 Kesimpulan...................................................................................................... 120 Saran ................................................................................................................ 121 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 122 LAMPIRAN .......................................................................................................... 124
DAFTAR GAMBAR No.
Teks
Halaman
1. Peta Lokasi KWI 1 ..........................................................................................
10
2. Peta Kota Bogor ..............................................................................................
11
3. Peta Lokasi Penelitian .....................................................................................
11
4. Bagan Alur Kerja ............................................................................................
16
5. Peta Batas Tapak .............................................................................................
18
6. Grafik Rata-rata Suhu Udara Maksimum........................................................
20
7. Grafik Rata-rata Suhu Udara Minimum..........................................................
21
8. Grafik Rata-rata Suhu Udara Harian ...............................................................
21
9. Grafik Total Curah Hujan Tahunan ................................................................
21
10. Grafik Rataan Curah Hujan Berdasarkan Bulan .............................................
22
11. Grafik Kelembaban Udara ..............................................................................
22
12. Grafik Kecepatan Angin..................................................................................
22
13. Peta Kontur .....................................................................................................
24
14. Peta Petak Tanam ............................................................................................
26
15. Peta Eksisting ..................................................................................................
34
16. Toilet ...............................................................................................................
36
17. Pendopo ...........................................................................................................
36
18. Menara Air + Pompa .......................................................................................
36
19. Pengukuran Petak Tanam ................................................................................
36
20. Air Mancur ......................................................................................................
36
21. Panel ................................................................................................................
36
22. Paranet .............................................................................................................
37
23. Pengukuran Tempat Parkir ..............................................................................
37
24. Lapangan Parkir ..............................................................................................
37
25. Pos Satpam ......................................................................................................
37
26. Papan Nama Lokasi.........................................................................................
37
27. Pintu Masuk Kebun .........................................................................................
37
28. Kunjungan Pelajar TK.....................................................................................
39
29. Kunjungan Pelajar SD .....................................................................................
39
30. Kunjungan Pelajar SMU .................................................................................
39
31. Kunjungan Mahasiswa ....................................................................................
39
32. Kunjungan Ibu-Ibu PKK .................................................................................
39
33. Kunjungan Menteri Pertanian .........................................................................
39
34. Pemeliharaan Tanaman ...................................................................................
40
35. Pemupukan ......................................................................................................
40
36. Perbaikan Pendopo ..........................................................................................
40
37. Persiapan Pembibitan ......................................................................................
40
38. Persiapan Media ..............................................................................................
40
39. Penanaman ......................................................................................................
40
40. Pola Penanaman Vegetasi ...............................................................................
47
41. Kerapatan Vegetasi .........................................................................................
47
42. Peta Analisis ....................................................................................................
67
43. Konsep Ruang .................................................................................................
71
44. Konsep Sirkulasi .............................................................................................
72
45. Site Plan...........................................................................................................
98
46. Planting Plan ...................................................................................................
99
47. Perspektif Desain Keseluruhan Area KWI 1 Balittro ....................................
100
48. Detil Lapangan Parkir ....................................................................................
101
49. Detil Tugu Nama Lokasi .................................................................................
102
50. Detil Pos Satpam .............................................................................................
103
51. Detil Ruang Audio Visual ...............................................................................
104
52. Detil Lampu Taman ........................................................................................
105
53. Detil Tempat Sampah ......................................................................................
106
54. Detil Kios ........................................................................................................
107
55. Detil Contoh Petak Tanam ..............................................................................
108
56. Detil Pelayanan Herbal....................................................................................
109
57. Detil Bangku Taman .......................................................................................
110
58. Detil Gazebo....................................................................................................
111
59. Detil Panel .......................................................................................................
112
60. Detil Pergola....................................................................................................
113
61. Detil Air Mancur Utama .................................................................................
114
62. Detil Air Mancur Mini ....................................................................................
115
63. Detil Musholla .................................................................................................
116
64. Detil Toilet ......................................................................................................
117
65. Detil Tempat Wudlu ........................................................................................
118
66. Detil Pintu Masuk Kebun ................................................................................
119
DAFTAR TABEL No.
Teks
Halaman
1. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan Data......................................................
14
2. Jenis Vegetasi Petak Tanam KWI 1 .................................................................
27
3. Daftar Vegetasi KWI 1.....................................................................................
29
4. Fasilitas KWI 1.................................................................................................
35
5. Tipe iklim utama ..............................................................................................
44
6. Subdivisi iklim .................................................................................................
44
7. Karakteristik Pengunjung .................................................................................
51
8. Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro.....................................................
54
9. Persepsi terhadap Fungsi KWI 1 Balittro.........................................................
58
10. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi...............................................
58
11. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi...........................................
59
12. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan...........................................
60
13. Preferensi terhadap KWI 1 Balittro..................................................................
62
14. Spesifikasi Fasilitas yang Dikembangkan........................................................
75
15. Daftar Nama dan Luas Petak Tanam yang Dikembangkan .............................
83
DAFTAR LAMPIRAN No.
Teks
Halaman
1. Kuesioner Penelitian .......................................................................................
124
2. Rataan Data Iklim Tahun 2001 .......................................................................
133
3. Rataan Data Iklim Tahun 2002 .......................................................................
134
4. Rataan Data Iklim Tahun 2003 .......................................................................
135
5. Rataan Data Iklim Tahun 2004 .......................................................................
136
6. Rataan Data Iklim Tahun 2005 .......................................................................
137
7. Rataan Data Iklim Tahun 2006 .......................................................................
138
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2010 merupakan visi pembangunan nasional yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Dasar yang melandasi gerakan tersebut adalah reformasi orientasi kesehatan dari paradigma sehat (baru) yang menekankan kepada upaya pemeliharaan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, dan upaya protektif (Effendi, 2002). Rutinitas pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dapat menyebabkan kejenuhan sehingga akan meningkatkan kebutuhan wisata masyarakat perkotaan. Salah satu alternatif kawasan wisata adalah Kebun Wisata Ilmiah ( K W I ) 1 di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Cimanggu Bogor yang memiliki perpaduan antara tanaman obat dan tanaman aromatik yang bernuansa alami sebagai kawasan wisata. Kawasan seperti ini sekarang masih sangat sedikit dan bahkan sulit dijumpai di wilayah perkotaan. Selanjutnya Yoeti (1983) menyebutkan 3 syarat suatu daerah bisa dikatakan sebagai daerah tujuan wisata, yaitu : 1. Daerah itu mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see” 2. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to do” 3. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to buy”. Balittro memiliki beberapa obyek wisata, antara lain Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 dengan luas 3,5 hektar. Sampai saat ini, obyek wisata tersebut sudah mulai dikunjungi oleh masyarakat, namun belum optimal. Hal ini disebabkan karena potensi tumbuhan obat dan aromatik yang terdapat di sana belum diketahui dengan baik jenis maupun manfaatnya. Jumlah pengunjung masih berpotensi ditingkatkan jika program paket wisata tersedia dan kegiatan promosi dilakukan. Dengan adanya perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini diharapkan pengunjung dapat memperoleh pengalaman wisata ilmiah yang menarik. Demikian pula apabila objek dan fasilitas wisata yang masih terbatas dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
2
Simonds (2006) menjelaskan bahwa perhatian perancangan ditekankan pada penggunaan volume atau ruang, dan setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, tekstur serta kualitas lainnya. Rachman (1984) mengatakan bahwa perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan masa sehingga tercapai keharmonisan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis bernilai indah. Untuk lebih memasyarakatkan obyek wisata tumbuhan obat dan aromatik di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro, maka perancangan ulang kebun wisata ilmiah ini perlu dilakukan. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang lanskap KWI 1 Balittro Cimanggu menjadi suatu kawasan wisata ilmiah dalam bidang tanaman obat dan aromatik yang dapat memberikan alternatif wisata warga kota Bogor, dengan tetap menjaga kelestariannya melalui pengaturan tata ruang, penataan tata hijau, jaringan sirkulasi, dan pengadaan fasilitas pelayanan wisata ilmiah.
1.3 Manfaat Hasil penelitian yang berupa rancangan kawasan wisata ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan alternatif rancangan bagi pihak pengelola Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 pada khususnya dan Balittro pada umumnya dalam pengembangan kawasan wisata ilmiah ini di masa yang akan datang, serta memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kotamadya Bogor dalam rangka pengembangan potensi tumbuhan obat dan aromatik di wilayah tersebut sebagai obyek wisata.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata Merencanakan lanskap untuk kawasan wisata, terutama wisata ilmiah, adalah merencanakan suatu bentuk penyesuaian program wisata dengan suatu lanskap terutama untuk menjaga kelestariannya. Program wisata ilmiah dirancang untuk menciptakan lingkungan fisik luar atau bentang alam yang mendukung tindakan dan objek wisata yang menunjang keinginan, kenyamanan dan kepuasannya, dimana proses perencanaan dimulai dari pemahaman atas sifat dan karakter serta kebijakan manusianya dalam menggunakan areal untuk kawasan wisata (Knudson, 1980). Persiapan merupakan tahap perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan dan selanjutnya adalah membuat persetujuan kerja sama antara perencana dan pemberi tugas. Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data keadaan awal dari tapak yang diperoleh dari survei lapang, wawancara, pengamatan, perekaman, dan sebagainya. Data dikumpulkan meliputi data fisik, antara lain iklim, elevasi, fisiografi, dan lain- lain; data sosial antara lain kebudayaan, pendidikan dan kependudukan; dan data ekonomi. Analisis merupakan tahap untuk mengetahui masalah, kendala, potensi, dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak. Pada tahap ini dibuat program pengembangan yang menyeluruh dengan menyusun tujuan, metode, daftar kebutuhan, deskripsi proyek dan hubungan antara komponen tersebut. Sintesis merupakan tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dari suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Setelah dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi akan diperoleh alternatif- alternatif perencanaan (Gold, 1980). Perencanaan ialah penentuan alternatif terpilih yang merupakan satu alternatif atau modifikasi dan kombinasi dari beberapa alternatif perencanaan. Alternatif terpilih yang disebut konsep perencanaan, umumnya disajikan dalam tata letak atau rencana tapak. Tahap selanjutnya adalah perancangan sebagai
4
pengembangan konsep perencanaan yang terinci yang menyajikan rincian rencana spesifik terhadap elemen-elemen lanskap pada tapak tersebut (Gold, 1980).
2.2 Perencanaan/Perancangan Lanskap Kawasan Wisata Ilmiah Perancangan lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak, dengan perhatian ditujukan pada pemilihan komponen dan bahan perancangan serta tanaman dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah dalam perencanaan tapak. Selain itu, perhatian perancangan lanskap ditujukan pada hubungan visual (Laurie, 1984).
2.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Ilmiah Hartanto (1997) menyatakan bahwa 2 prinsip kebijaksanaan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan adalah : peran serta masyarakat, dan bertumpu pada masyarakat, yang dalam hal ini pembangunan pariwisata itu dimaksudkan untuk melayani dan sejalan dengan minat dan kepentingan masyarakat yang bekerja dan tinggal di daerah tersebut. Salah satu peluang bagi masyarakat di sekitar suatu objek wisata adalah kesempatan bekerja sebagai tenaga staf maupun sebagai tenaga buruh kerja. Dikembangkannya suatu objek wisata akan memberi dampak positif bagi kehidupan perekonomian masyarakat yaitu membuka kesempatan usaha dagang atau pelayanan jasa. Dengan terbukanya berbagai kesempatan usaha tersebut diharapkan terjadi interaksi positif antara masyarakat dan objek wisata, selanjutnya akan menimbulkan rasa ikut memiliki, dan pada gilirannya akan terwujud dalam bentuk partisipasi langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pariwisata, misalnya pengawasan kawasan, ketertiban dan kebersihan kawasan, penyediaan sarana dan prasaran. Partisipasi pasif yaitu timbulnya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak lingkungan alam dan mendukung terpeliharanya konservasi SDA, yang dapat ditingkatkan dengan penyuluhan maupun dialog (Supriana, 1997) Agar masyarakat sekitar merasa ikut memiliki, maka pandangan dan harapan masyarakat setempat perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
5
pembangunan wisata setempat. Strategi melibatkan peran serta masyarakat setempat bertujuan : menginformasikan kepada penduduk sekitar tentang apa yang akan terjadi, menghargai pendapat dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan dampak wisata terhadap daerah setempat, mendorong hubungan antara wisatawan dan penduduk sekitar, dan melindungi masyarakat setempat (Nasikun, 1997). Zube (1986) menyatakan, bila penduduk lokal yang tidak kooperatif. Kemudian sangatlah penting untuk menyadarkan penduduk lokal akan keuntungan potensial yang mungkin mereka peroleh bila aktivitas rekreasi nantinya terjadi. Selain itu integrasi dari konservasi, pembangunan dan gaya hidup tradisional setempat membutuhkan kerja sama aktif dan partisipasi penduduk lokal dalam proses pembangunan, dimulai dari konseptualisasi, dan berlanjut pada pelaksanaan, dan sampai pengelolaannya.
2.4 Wisata Jenis wisata dibagi menjadi 3 kategori menurut Brunn (2001, dalam Mulyana, 2002), yaitu : 1.Ecotourism, Green Tourism atau Alternatif Tourism, merupakan wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani jurang antara kepentingan wisata bagi industri komersial dan perlindungan alam. 2.Wisata Budaya, menggambarkan wisata yang berhubungan dengan monumenmonumen budaya atau tempat-tempat bersejarah dengan penekanan tertentu pada aspek pendidikan atau pengamatan spiritual. 3.Wisata Alam, merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau bukan pada kondisi urban. Menurut Yoeti (1983), suatu kegiatan wisata ditunjang oleh “tourism resources”, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal- hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, yaitu benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang dalam istilah periwisata disebut Natural Amenities. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
6
1. Iklim, seperti udara segar (clean air), banyaknya cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), dan lain- lain 2. Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and landscape) 3. Hutan belukar (the sylvan elements) 4. Flora dan fauna 5. Pusat-pusat kesehatan, seperti sumber air mineral (natural spring of mineral water), sumber air panas (hot spring), mandi lumpur (mud baths), dan lain- lain. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yaitu benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural dan religious) 7. Tata cara hidup masyarakat, seperti : bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, dan lain- lain. Selanjutnya Yoeti (1983) menyebutkan 3 syarat suatu daerah bisa dikatakan sebagai daerah tujuan wisata, yaitu : 1. Daerah itu mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see” 2. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to do” 3. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut “something to buy”
2.5 Tanaman Obat Indonesia
sangat
kaya
dengan
berbagai
spesies
flora,
bahkan
keanekaragaman hayati yang dimiliki terkaya kedua di dunia setelah Brazil. Dari 40.000 jenis flora yang tumbuh di dunia, 30.000 jenis di antaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26% telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan- hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur dan Hernani, 2001) Gunarto (1999) mendefinisikan tanaman obat sebagai jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman (daun, bunga, batang, akar, umbi, rimpang, biji, getah) yang mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu sebagai pemelihara, pencegah dan penyembuh suatu penyakit. Lain halnya menurut Sitepu, dkk (2000) menjelaskan bahwa tanaman obat dalam arti luas adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan sampai penyakit
7
berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional sampai modern pula. Tumbuhan (tanaman) obat dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Zuhud et al, 1994), yaitu : 1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. 2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan secara medis. 3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dapat dibuktikan secara ilmiah- medis atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri. Faktor-faktor yang menjadi kriteria suatu tanaman dalam tanaman obat adalah (1) dibudidayakan dan digunakan karena berisi akumulasi dari bahan aktif biologis yang diproduksi oleh proses biosintesis tanaman yang umumnya konsentrasinya rendah; (2) hanya bagian tanaman yang diduga atau berisi bahan aktif yang digunakan (daun, buah, akar); (3) pada umumnya tanaman tersebut tidak cocok dikonsumsi dalam keadaan mentah, perlu dikeringkan, diekstraksi, dan sebagainya; (4) Tanaman obat atau ekstraksinya dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas (Hornok, 1992 dalam Kosim, 2003) Di Indonesia ditemukan sebanyak 1.845 jenis tanaman obat yang tersebar di berbagai formasi hutan Indonesia dan ekosistem alam lainnya di mana penyebaran tertinggi berada di hutan tropika dataran rendah, yakni sekitar 772 jenis. Jumlah tersebut adalah hasil dari beberapa kajian yang pernah dilakukan hingga tahun 2000. Dari 203 macam famili yang telah dikelompokkan, famili Fabaceae memiliki jumlah jenis tanaman obat terbanyak. Sedangkan dari segi habitusnya, jenis tanaman obat yang termasuk ke dalam kelompok habitus pohon memiliki jumlah yang terbanyak, yaitu sebanyak 717 jenis, kemudian diikuti oleh kelompok herba (468 jenis) dan kelompok semak (173 jenis) (Zuhud et al, 2002).
8
Menurut Sitepu et al (2000) bahwa tanaman obat dalam arti luas adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan sampai berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional sampai modern pula. Sedangkan menurut Rostiana (1992) tumbuhan obat adalah jenis yang sebagian, seluruh bagian alam eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Hal senada juga dikemukan oleh Gunarto (1999) bahwa tanaman obat sebagai jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman (daun, bunga, batang, akar, umbi rimpang, biji dan getah) yang mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu pemelihara, pencegah dan penyembuh suatu penyakit.
2.6 Tanaman Aromatik Menurut Sugiarto (2005),
masyarakat Mesir telah menggunakan
penghilang bau badan yang resepnya tertulis dalam “The Papyrus Ebers” (1500SM). Para pendeta memakai bahan aromatik untuk membalsam firaunfiraun mereka dan untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan, depresi dan kegelisahan. Banyak minyak yang digunakan pada zaman Mesir kuno merupakan barang dagangan Cina, India dan Indonesia. Sarianto (2007) mengatakan bahwa di Indonesia diketahui tidak kurang dari 7000 spesies tanaman dan tumbuhan yang memiliki khasiat obat aromatik. Hutan Indonesia memiliki spesies biofarmaka tidak kurang dari 9606 spesies. Dari jumlah itu, baru 3 – 4 % yang sudah dibudidayakan dan dimanfaatkan secara komersial atau tercatat 350 biofarmaka telah diidentifikasi mempunyai khasiat obat. Pemanfaatan bahan baku obat tradisional oleh masyarakat mencapai kurang lebih 1000 jenis, dimana 74% diantaranya merupakan tumbuhan liar yang hidup di hutan. Perkembangan jumlah industri obat tradisional dan keanekaragaman produknya, dengan ciri khas ekologi dan topografi masing- masing wilayah di Indonesia, terus meningkat sepanjang tahun. Demam obat-obat alami dan ramuan tradisional (back to nature) tidak hanya melanda konsumen di negara Indonesia, tetapi juga sudah menjangkiti Eropa dan Amerika sejak beberapa tahun yang lalu. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat, di pasar bermunculan pula
9
beraneka jenis obat-obatan dari tumbuhan alami. Tak hanya dalam bentuk jamu tradisonal, obat alami itu telah diolah dan dikemas secara modern. Berbagai aneka obat dari ekstrak tumbuhan alias fitofarmaka yang gencar beriklan dan sekarang mulai jadi primadona. Contohnya Prolipid, Prouric, Prorelax, Prodiab, Ginko Biloba dan lain sebagainya. Prolipid, obat penurun kolesterol yang dibuat dari ekstrak daun jati Belanda dan tempuyung, yang diproduksi pabrik obat di Indonesia memiliki pangsa pasar cukup tinggi. Menurut Titi (2006) yang dimaksud tumbuhan aromatik yaitu tumbuhan obat yang bermanfaat aromatik dan dapat diolah menjadi minyak esensial untuk keperluan aromaterapi dan lainnya. Ada banyak produk aromaterapi yang bisa digunakan, mulai dari sekedar mengharumkan ruangan sampai dengan ritual mandi ala spa. Aromatik misalnya, yaitu minyak murni yang terbuat dari proses destilasi dari buah-buahan, benih-benih tumbuhan dan akar wangi. Aromaterapi jenis ini akan diserap oleh tubuh kita dengan cara menghirup wanginya. Lalu ada juga dupa wangi yang pemakaiannya dengan cara dibakar di ruang yang diinginkan, lilin aromatik, garam mandi aromatik, sabun aromatik, lulur mandi, dan masih banyak lagi. Jenis wewangiannya bermacam- macam sesuai selera pengguna. Selain produk aromaterapi, pernak-pernik yang melengkapi juga tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tempat lilin dan tempat membakar dupa. Perawatan aromaterapi ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang membutuhkan kesegaran dan ketenangan. Departemen Kesehatan (2004) menjelaskan bahwa bahan yang digunakan dalam produk spa adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh-tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang/ranting, buah biji dan lain- lain) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi.
10
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat (Gambar 1, 2, dan 3).
LOKASI KWI 1
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai Februari sampai dengan Juni 2008.
Gambar 1. Peta Lokasi KWI 1 Sumber : Peta Megapolitan 2008
11
LOKASI KWI 1
LOKASI KWI 1
Gambar 2. Peta Kota Bogor
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber : www.asiamaya.com (2009)
12
3.2 Tahapan Penelitian Proses perencanaan/perancangan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan analisis deskriptif dengan melakukan kegiatan survei lapang dan pengumpulan data sekunder. Tahapan pelaksanaannya berdasarkan Gold (1980) meliputi penetapan tujuan, inventarisasi kondisi awal tapak, analisis dan sintesis, konsep, dan perancangan. Secara keseluruhan tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan kawasan wisata ilmiah tanaman obat dan aromatik Cimanggu ini adalah sebagai berikut : 1. Penetapan tujuan Dalam tahap ini dilakukan penetapan tujuan perancangan lanskap kawasan berdasarkan observasi awal tapak dan informasi awal tentang program instansi tertentu yang terkait dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan. 2. Inventarisasi Dalam tahap inventarisasi dilakukan pengambilan atau pengumpulan data awal dan penghayatan tapak. Data yang diambil meliputi data dari aspek fisik dan biofisik, sosial dan ekonomi, serta aspek teknik (Tabel 1). Data terdiri atas data primer yang diperoleh dari survei lapang, wawancara, dan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Produk dari tahap ini adalah berupa tabel data-data, peta kondisi awal tapak, dan foto- foto. Survei lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan tapak yang sebenarnya. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data fasilitas standar yang
diperlukan,
peraturan-peraturan
yang
mengikat
dan
membatasi
pengembangan kawasan, serta data biofisik dan sosial ekonomi tapak dari hasil penelitian/pengukuran yang telah dilakukan pihak lain sebelumnya. Wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui persepsi dan preferensi responden, baik pengguna tapak (pengunjung, peneliti) maupun penduduk sekitar terhadap pengembangan KWI 1 tanaman obat dan aromatik Cimanggu, serta terhadap objek dan fasilitas yang diinginkan. Penyebaran kuesioner pengunjung dilakukan selama satu bulan dengan jumlah responden 10% (30 orang) dari estimasi jumlah pengunjung dalam satu bulan yang dipilih secara acak. Sedangkan responden penduduk sekitar dipilih
13
berdasarkan lokasi rumah tinggalnya yang berbatasan langsung dengan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik serta dianggap mewakili penduduk sekitarnya. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui persyaratan/peraturan instansi terkait. 3. Analisis Berdasarkan data yang diperoleh, dilakukan analisis terhadap : (1) Sumber daya fisik dari beberapa aspek yang berperan sehingga diketahui potensi, kendala, amenity, d a n danger signal-nya, (2) Aspek sosial ekonomi, meliputi potensi penduduk, pemanfaatan dan pengelolaan tapak, serta persepsi dan keinginan pengunjung serta penduduk sekitar untuk menjadi bahan pertimbangan utama dalam proses analisis dan tahap selanjutnya, dan (3) Berbagai kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumber daya dan penggunaannya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui kesesuaian antara jenis kegiatan wisata dengan sumber daya yang ada dalam tapak. Potensi dan kenyamanan yang terdapat pada tapak diusahakan untuk dapat ditingkatkan dan dikembangkan semaksimal mungkin sehingga mendukung fungsi kawasan yang akan dikembangkan. Sebaliknya kendala serta bahaya yang ada pada tapak diusahakan untuk dihilangkan/ditekan seminimal mungkin serta dicari alternatif pemecahannya yang efisien. Kekhasan kawasan sebagai tempat tujuan wisata harus dimunculkan dalam menganalisis semua data yang dibutuhkan untuk
penelitian
ini.
Selain
mempelajari
berbagai
alternatif
juga
memperhitungkan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan. 4. Sintesis Dari data hasil analisis, ditentukan aktivitas wisata dan ruang yang diperlukan dalam bentuk zonasi tapak. Zona ini ditentukan berdasarkan sensitivitas sumber daya biofisik dan kesesuaian aspek sosial ekonomi serta teknik. Pada tahap ini tiga alternatif rencana ditentukan untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep. Alternatif-alternatif ini dipresentasikan untuk kemudian dinilai dan didiskusikan oleh responden mahasiswa yang telah
14
menyelesaikan keseluruhan mata kuliah yang diperoleh pada Program Studi Arsitektur Lanskap IPB, untuk melihat kecenderungan persepsi responden mengenai alternatif terbaik (konsep) dari kriteria-kriteria penilaian. Tabel 1. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan Data ASPEK
NO. 1.
2.
3.
4. FISIK DAN BIOFISIK
5.
6. 7.
8.
9.
TEKNIK
JENIS DATA Iklim Curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin. Tanah dan Geologi Jenis tanah, sifat kimia tanah Topografi Kontur
Hidrologi Sistem drainase dan sirkulasi air Vegetasi dan Satwa Jenis vegetasi dan satwa
Kualitas Lanskap Visual, aromatik Struktur Bangunan, jalan setapak, bangunan taman, perkerasan Fasilitas dan Utilitas Penerangan, transportasi, tempat pembuangan sampah, saluran air Aksesibilitas
SUMBER
CARA PENGAMBILAN
BMG, Stasiun klimatologi
Studi Pustaka
Puslitanak, Jurusan Tanah
Studi Pustaka
Lapang, Bappeda, Puslitbang Kehutanan
Survei lapang dan studi pustaka
Lapang
Survei lapang dan studi pustaka
Lapang, penduduk, Puslitbangbun
Survei lapang dan studi pustaka
Lapang
Survei lapang
Lapang
Survei lapang
Lapang
Survei lapang
Lapang
Survei lapang
10.
Rencana Tata Guna Lahan/Tata Ruang Kota
Pemda
Wawancara, Studi pustaka
11.
Kebijakan Pemerintah dan Perundang-undangan
Pemda, perpustakaan
Wawancara, Studi pustaka
12.
Pengunjung Karakter, persepsi terhadap tapak, aktivitas wisata yang diinginkan, perilaku, fasilitas yang dibutuhkan, waktu, dana Penduduk sekitar Aktivitas, persepsi, keinginan, mata pencaharian, pendidikan, kepemilikan lahan. Pemilik/Pengelola Persepsi, program dan kebijaksanaan, dana
Lapang
Survei lapang, wawancara, kuesioner
Lapang
Survei lapang, wawancara
Pemda dan instansi terkait lainnya
Wawancara
Lapang
Wawancara, kuesioner
13. SOSIAL
14.
15.
Peneliti Persepsi dan preferensi
15
Alternatif rencana yang terpilih merupakan konsep perencanaan (Plan Concept) yang menggambarkan aktivitas dan fasilitas yang dapat dikembangkan, tata letaknya dan elemen lanskap yang mendukung keberadaan obyek wisata serta tahap-tahap pengembangan fasilitas tersebut dalam rangka mewujudkan areal tersebut sebagai kawasan wisata sesuai dengan tujuan perencanaan/perancangan. 5. Perencanaan/Perancangan Merupakan tahap pengembangan konsep yang terinci yang menyajikan rancangan spesifik terhadap elemen-elemen lanskap tapak. Selanjutnya dilakukan pembuatan desain detail elemen-elemen yang direncanakan dengan menetapkan dimensi, bentuk, warna, bahan/material dan tekstur yang sesuai.
16
PENETAPAN TUJUAN
INVENTARISASI Survey Lapang Wawancara Kuesioner Studi Pustaka
ASPEK FISIK DAN BIOFISIK Iklim Tanah&Geologi Topografi Hidrologi Vegetasi&Satwa Kualitas Lanskap
ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI Persepsi Preferensi Pengunjung Pengelolaan Pemanfaatan
ASPEK TEKNIK Pelaksanaan Pemeliharaan Standar Material Perundangan Kebijakan RUTR
ANALISIS - SINTESIS
ALTERNATIF I
ALTERNATIF II
PENILAIAN ALTERNATIF
KONSEP
RENCANA/DESAIN
Gambar 3. Bagan Alur Kerja
ALTERNATIF III
17
BAB IV INVENTARISASI
4.1 Batas Tapak Lokasi tapak KWI 1 yang akan dirancang terletak di Kota Bogor, di dalam kawasan Komplek Pertanian, Jalan Tentara Pelajar (dulu: Jalan Cimanggu), dengan luas 3,5 hektar memiliki batas-batas (Gambar 5) sebagai berikut: 1. Di sebelah utara berbatasan dengan PPA sekolah madrasah, Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti, dan kantor pertanian. 2. Di sebelah timur berbatasan dengan Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti, dan Kebun Cengkeh. 3. D i s e b e l a h selatan berbatasan dengan Kantor Kelurahan, Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti. 4. Di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Tentara Pelajar, dan Kavling Karyawan Departemen Pertanian/Peneliti. 4.2 Sejarah dan Tujuan KWI 1 Balittro Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik memiliki Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 yang merupakan tempat wisata sekaligus sebagai area yang dipakai untuk melakukan penelitian ataupun penanaman tanaman yang sedang dikembangkan. Dahulu KWI 1
bernama Kebun Wisata Ilmiah saja, namun
seiring perkembangan dan tuntutan keperluan pihak pengelola kebun mengubah nama tersebut menjadi Kebun Wisata Ilmiah 1. Tanaman yang dikembangkan di dalamnya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, namun juga terdapat beberapa varietas tanaman yang berasal dari negara lain. Kebun Wisata Ilmiah keberadaannya berasal dari didirikannya Cuulturtuin atau Kebun Tanaman Berguna (Economic Garden) pada tanggal 14 Februari 1876 sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor. Semula Cuulturtuin ini berfungsi sebagai kebun untuk tempat koleksi tanaman tropis yang diintroduksi baik dari dalam maupun dari luar negeri, dengan fungsi lain sebagai pusat pengembangan tanaman berguna atau industri sebelum disebarluaskan dan dibudidayakan ke seluruh nusantara. Kemudian, Cuulturtuin ini berkembang menjadi cikal bakal Balai- Balai Penelitian pada sektor perkebunan atau pertanian.
18
Gambar 5. Peta Batas Tapak
19
Tujuan dibangunnya Kebun Wisata Ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Memberikan nilai tambah komersial bagi pengguna riset, ilmu pengetahuan dan teknologi terkait, terutama Stake Holder. 2. Menciptakan sarana pembelajaran yang akan memberikan nilai tambah di bidang ilmiah, riset dan teknologi tanaman perkebunan tropis. 3. Melestarikan plasma nutfah atau sumberdaya genetik, khusus tanaman perkebunan untuk daerah tropis yang diperlukan umat manusia. Layanan yang diberikan oleh Kebun Wisata Ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Fieldtrip bagi peserta pelatihan, pelajar, mahasiswa dan karyawan untuk mengenal dan mengetahui berbagai jenis tanaman perkebunan serta manfaatnya. 2. Penyediaan berbagai benih tanaman koleksi termasuk simplisia tanaman obatobatan yang merupakan inovasi perbanyakan benih, implementasi teknologi budidaya serta pasca panen. 3. Wisata agro yang terletak di dalam kota Bogor dengan keanekaragaman komoditasnya, mencerminkan keunikan yang bernilai tinggi, daya tariknya kuat sebagai salah satu usaha agribisnis yang prospektif. 4. Database yang meliputi tanaman perkebunan tropis, baik yang berasal dari dalam dan luar negeri. Berisi informasi mengenai jenis dan manfaat serta potensi dan teknologi budidaya dan pengolahan hasil panen ataupun pemasaran bagi komoditas tanaman perkebunan dan produk turunannya. Informasi tersebut di atas dikemas dalam bentuk buku, leaflet, brosur, dan compact disc (CD). 5. Penelitian dan pengembangan tanaman dengan Kebun Wisata Ilmiah sebagai titik sentral kegiatan di lapangan, terbuka bagi praktisi mahasiswa maupun peneliti untuk melakukan pengkajian, penelitian, pengembangan dan rekayasa perbaikan mutu genetik tanaman koleksi ataupun tanaman introduksi baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kebun Wisata Ilmiah berfungsi sebagai bank koleksi (sumber genetik tanaman), gerbang perbanyakan benih serta perbaikan mutu genetik agar potensi jenis tanaman perkebunan dapat dilestarikan dan bernilai tambah ekonomi. (Sumber: Badan Penelitian dan
20
Pengembangan Pertanian Pusat Pengembangan Perkebunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Maret 2008). KWI 1 saling berseberangan dengan KWI 2 yang dibatasi oleh Jalan Tentara Pelajar. Sehingga kondisi iklimnya sebagian besar tidak jauh berbeda antara KWI 1 dan KWI 2. Data iklim
didapatkan dari Stasiun Klimatologi
Baranangsiang FMIPA-IPB dan data tanah didapatkan dari Pusat Penelitian Tanah Bogor. 4.3 Iklim Kota Bogor secara umum beriklim tropis berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB. Temperatur rata-rata berada pada suhu 27°C, temperatur tertinggi mencapai 30,8°C dan terendah sebesar 23,3°C dengan kelembaban udara rata-rata sekitar lebih 77%. Di wilayah ini jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 3.000 - 4.000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar antara 300 - 430 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sekitar 159,5 mm, sedangkan curah hujan maksimum terjadi pada bulan April sekitar 440 mm. Karena adanya vegetasi yang tinggi, maka iklim mikro dapat dikendalikan dengan baik. Kecepatan angin rata-rata pertahun adalah 51,6 km/hari atau 2,1 km/jam dengan arah Timur Laut. Grafik dari berbagai parameter iklim yang diperoleh sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Rata-rata Suhu Udara Maksimum
21
Gambar 7. Grafik Rata-rata Suhu Udara Minimum
Gambar 8. Grafik Rata-rata Suhu Udara Harian
Gambar 9. Grafik Total Curah Hujan Tahunan
22
Kelembaban Udara (%)
Gambar 10. Grafik Rataan Curah Hujan Berdasarkan Bulan 78,5 78 77,5 77 76,5 76 75,5 75 74,5 74 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Tahun
Gambar 11. Grafik Kelembaban Udara
Gambar 12. Grafik Kecepatan Angin Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB
23
4.4 Tanah dan Topografi Berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Penelitian Tanah tahun 2008, jenis tanah pada tapak tergolong ke dalam jenis tanah latosol coklat kemerahan. Jenis tanah ini terbentuk oleh adanya iklim dengan curah hujan 2000 -7000 mm/tahun dengan 3 atau tanpa bulan kering dengan bahan induk tuf andesit. Tingkat kemasaman masam hingga agak masam. Jenis tanah ini proses terjadinya adalah laterisasi. Coraknya adalah memiliki tebal solum 1.5 - 10 meter, konsistensi gembur tetap dari atas hingga ke bawah, horizon terselubung, struktur remah hingga gumpal lemah, tetap dari atas hingga bawah, serta dengan tekstur liat tetap dari atas hingga bawah. Agar pH meningkat, dapat dilakukan dengan cara memberikan kapur. Tanah adalah komponen hidup dari lingkungan yang penting, dan dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Terdapat 3 fungsi tanah yang utama dalam mendukung kehidupan tanaman, yaitu : 1.
Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoir.
2.
Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
3.
Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. Diperlukan pH tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman, yaitu antara
6 – 7. Nilai pH yang terlalu rendah (di bawah 4) atau tinggi (di atas 9) dapat bersifat racun bagi akar-akar tanaman. Namun demikian, reaksi tanah yang ada dapat diubah. Untuk menaikkan pH, dapat diberikan kation basa seperti kalsium, magnesium, natrium, atau kalium. Kalsium adalah kation yang paling murah untuk menaikkan pH dan penambahannya yang dikenal dengan sebutan pengapuran atau liming mempunyai efek yang menguntungkan. Jumlah kapur yang diperlukan tergantung pada tingkatan perubahan pH yang diinginkan. Pengapuran secara nyata memperbaiki penampilan tanaman yang tumbuh pada tanah asam. Dengan menambah ion hidrogen dalam tanah dapat dilakukan untuk meningkatkan keasaman tanah. Beberapa jenis pupuk N dapat digunakan untuk menambah keasaman tanah, tetapi yang paling efektif adalah dengan menggunakan belerang (S). Hal ini dapat terlaksana dengan cara menambahkan asam keras.
24
Gambar 13. Peta Kontur
25
Tekstur tanah berpengaruh pada mudah atau tidaknya pH diubah. Tanah liat lebih sukar dinetralkan daripada tanah pasir. Hal ini disebabkan oleh tanah pasir memiliki lebih banyak luas permukaan untuk absorpsi, mensuplai dan memegang ion hidrogen. Tapak KWI 1 memiliki ketinggian antara 220 - 234 meter dari permukaan laut. Secara umum tapak memiliki topografi yang relatif datar (Gambar 13). Lahan seperti ini memerlukan adanya sirkulasi air dan irigasi yang baik sehingga pada tapak tidak terjadi penggenangan air. Keuntungan dari tapak yang datar adalah mudahnya perawatan dan pembuatan fasilitas yang akan diterapkan pada tapak, seperti jalan, dan bangunan lain yang mendukung kegiatan wisata. Pengamatan terhadap berbagai jenis tanaman pada petak tanam oleh pengunjung juga lebih mudah untuk dilakukan pada keadaan lahan yang datar. KWI 1 telah memiliki sistem drainase yang teratur dengan adanya selokan di tiap sisi jalan,baik di dalam kebun maupun di tempat parkir. 4.5 Vegetasi KWI 1 memiliki petak tanam yang berjumlah 42 petak (Gambar 14) yang terbagi ke dalam 4 kelompok, yaitu: 1. Kelompok D yang terdiri dari petak D1, petak D2, petak D3, petak D4, petak D5, petak D6, petak D7, petak D8, petak D9, dan petak D10. 2. Kelompok E yang terdiri dari petak E1, petak E2, petak E3, petak E4, petak E5, petak E6, petak E7, petak E8, petak E9, dan petak E10. 3. Kelompok F yang terdiri dari petak F1, petak F2a, petak F2b, petak F3, petak F4, petak F5a, petak F5b, petak F6, petak F7, petak F8, petak F9, dan petak F10. 4. Kelompok G yang terdiri dari petak G1, petak G2, petak G3, petak G4, petak G5, petak G6, petak G7, petak G8, petak G9, dan petak G10. Dari hasil survey langsung di lapangan, pada tapak KWI 1 terdapat tidak kurang dari 171 jenis vegetasi. Untuk jenis vegetasi pada masing- masing petak tanam dapat dilihat pada peta dan tabel jenis vegetasi di bawah ini:
26
Gambar 14. Peta Petak Tanam
27
Tabel 2. Jenis Vegetasi Petak Tanam KWI 1 Blok D.1 D.2 D.3 D.4
Jenis Vegetasi Pule, Mahoni, Kayu Upas, Kayu Manis Cina, Angsana Angsana, Balm Beringin, Lukrabao, Colanitida, Cola Acuminata Pule, Gatep Pahit, Kisireum, Pelajan, Mindi Kapuk, Teureup, Keluwih, Sukun Kemiri, Kakao, Kopi Robusta, Kopi Besar, Kopi Arabica, Melinjo, Pete, D.5 Alpukat, Angke Secang, Mengkudu, Jarak Pagar, Kicongcorang, Kwalot, Kanyere, Wali D.6 Songo, Jambu Biji Jeruk Lemon, Mahkota Dewa, Temu Lawak, Temu Putih, Temu Giring, D.7 Lidah Buaya, Pisang Abaka, Temu Ireng, Kapolaga, Nila, Gelenye, Katuk, Sligi D.8 Kopi Robusta, Kopi Kapakata, Rerek, Lampeni, Lamtoro Agave Kuning, Agave Biru, Agave Hijau, Kanyere, Laja Goah, Hangasa, D.9 Temu Ireng, Suweg, Bangle Hitam, Mangkokan, Gadung, Lampeni, Pandan Wangi, Kembang Sepatu, Hanjuang Agave Kuning, Hangasa, Temu Ireng, Menteng, Bisbul, Lampeni, D.10 Mengkudu, Nanas Kerang, Puring, Bunga Bakung, Nangka, Suji, Sambung Nyawa E.1 E.2 E.3 E.4 E.5 E.6 E.7 E.8 E.9
E.10
F.1 F.2a F.2b F.3 F.4
Aren, Kelapa Sawit, Kacapi, Flamboyan Kanyere, Sonokeling, Matoa, Duku, Angke, Bisbul, Mengkudu, Kemang, Cengkeh, Dadap Kacapi, Cengkeh, Kelapa Sawit, Kanyere, Mindi Kayu Manis Ceylon, Tongka Alpukat, Jengkol, Berenuk, Daroak, Cengkeh Ambon, Lada Panjat, Mindi Lada Perdu (LDL, P.1, N.1, P.2, N.2, Belantung, LDK, Cunuk), Cengkeh, Kamper, Kayu Manis Cina Kayu Manis Cina, Huru Sintok, Kayu Manis Padang Pongporang, Pala Mandaya, Cengkeh, Mindi, Sirsak Vanili, Jati Belanda, Kendal, Cengkeh, Kelor, Buah Kemot, Pacing Bulu, Zodia Kuning Kecil, Zodia Kuning Besar, Buah Kuning, Tambora, Sangkareho, Sambang Tulang, Karuk, Daun Gatal, Jakang, Kunci Pepet, Buah Merah, Jarong Secang, Jati Belanda, Kapas, Manggis, Mundu, Gandaria, Terong Kecil, Mangkokan, Kemuning, Pala Mandaya, Sambiloto, Lidah Mertua, Terong Pohon Picung, Serai Wangi (G1, G2, G3), Akar Wangi, Flexuosus, Rerek Kelapa, Kenari Babi, Kenari, Tengkawang, Wuling Kemiri, Kemiri Cina, Kemiri Oil Secang, Dempi, Mimba, Mindi, Saga Pohon, Pinang, Pacar Kuku, Galinggem, Gambir Negri Sambang Darah, Pronojiwo, Evodia, Mahkota Dewa, Kerendang, Kumis Kucing, Tapak Dara, Genteng Cangkeng, Lidah Mertua Hijau, Kacangkacangan, Puring, Mimba, Gaharu
28
Tabel 2. (Lanjutan) Jenis Vegetasi Petak Tanam KWI 1 Blok Jenis Vegetasi F.5a Kelapa Nias Hijau, Kelapa Nias Kuning, Petai, Kelapa Masih Kecil F.5b Kelapa, Eboni F.6 Petai, Vanila, Gaharu Taragon, Palem Putri, Sempur, Acasia Mangium, Melinjo, Elicalyptus F.7 Alba, Ki Koneng, Kwalot Eucalyptus deglupta, Eucalyptus citriodora, Eucalyptus sp., Cincau F.8 Batang, Melati Gambir, Kanyere, Ki Koneng, Gaharu, Pinang Kelapa Sawit, Yodium, Pandan, Kepel, Gaharu, Combrang, Kanyere, F.9 Ketapang, Euodia Hangasa, Laja Goah, Mareto, Kacapiring, Kitajam, Lobi- lobi, Temu Pinggang, Bunga Tasbih, Nagasari, Puring, Kumis Kucing, Kecubung, F.10 Deruju, Cocor Bebek, Sawo Kecik, Mente, Mahkota Dewa, Lidah Mertua Hijau, Bawangan P & M, Opiopogon, Nanas Kerang, Bunga Bakung G.1 G.2 G.3
Kemangi Pohon, Makadamia, Ylang- ylang Karet, Jambu Mente, Pandan Tikar, Kemang, Cengkeh, Makadamia, Huni Beringin, Sawo Kecik, Palaqium, Kibulu, Lowa Anis, Cempaka Kuning, Cempaka Putih, Kayu Putih, Ylang-ylang, Lidah G.4 Mertua Kuning Huni, Jamblang, Sempur, Lengkeng, Bungur, Tanjung, Jambu Mente, G.5 Karet, Mindi Karet Kebo, Lowa, Sawo, Sawo Kecik, Tabat Barito, Lua Kujajing, Ketela G.6 Karet Damar, Akasia mangium, Cempaka Putih, Cempaka Gondok, Apel Ciapus, G.7 Palem Putih, Baceta, Stevia, Lidah Buaya, Keladi Tikus G.8 Belimbing Wuluh, Cereme, Bisbul, Cengkeh, Manggis, Mengkudu G.9 Pacar Cina, Kemuning, Srigading, Maja, Lampeni, Rerek, Nyamplung Sawit, Koka, Srigading, Tapak Dara, Nam-nam, Zodia Irian, Pegagan, G.10 Lidah Buaya, Stevia, Ki Urat, Lobi- lobi, Sembung KWI 1 untuk menjalankan misi dan mencapai tujuannya dirancang sedemikian rupa meliputi tata letak dan pengelompokkan jenis-jenis tanaman berdasarkan fungsi dan manfaatnya. Adapun koleksi tanamannya berupa sejumlah 171 jenis tanaman perkebunan yang terbagi ke dalam 10 kelompok tanaman yang berfungsi potensial. Kelompok-kelompok tanaman tersebut adalah sebagai berikut: 1) Rempah-rempah 2) Obat 3) Bahan untuk keperluan industri lainnya 4) Penyedap dan perangsang 5) Pestisida nabati
29
6) Serat 7) Getah dan karet 8) Zat pewarna dan tanin 9) Minyak atsiri 10) Minyak dan lemak nabati Daftar vegetasi yang terdapat di dalam masing- masing petak tanam dapat dilihat sesuai dengan kode vegetasi pada legenda peta vegetasi (Tabel 3 dan Gambar 15) Tabel 3. Daftar Vegetasi KWI 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Lokal Agave Agave biru Akar kuning Akasia Albisia Alpukat Angke Angsana Apel Ciapus Aren Baceta Balm beringin Bambu Belimbing wuluh Beringin Bidani Bisbul Brenuk/Maja pait Buah makassar Bungur Buni/Huni Cempaka kuning Cempaka putih Cengkeh Ceremai Dadap Damar Daroak Daun mangkok Dempi Duku Ekaliptus
Nama Latin Agave sp. Agave bluesisalana Arcangelicia flava Acacia mangium Albisia sumatrana Persea gratissima Blighia sapida Pterecarpus indica Anacardium sp. Arenga pinata Clausena exavata Myroxylon balsamum Bambusa sp. Averhoa belimbi Ficus benyamina Quisqualis indica Diospyros discolor Cresentia cujete Brucea javanica Lagerstroemia speciosa Antidesma bunius Michelia champaca Michelia alba Eugenia aromatica Phyllanthus acidus Erythrina lithosferma Agathis damara Microcos tomemtosa Notopanax scutelarius Caesalpinia cariaria Lansium domesticum Eucalyptus alba
Kode Vegetasi Ag Agb Akk Aks Alb Alp Agk Ags Apc Arn Bct Blb Bmb Blw Brg Bdn Bsb Brn Bmk Bgr Bn Cpk Cpp Ckh Crm Ddp Dmr Drk Dmg Dmp Dk Ek
30
Tabel 3. (Lanjutan) Daftar Vegetasi KWI 1 No. 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Nama Lokal Ekaliptus Ekaliptus limau wangi Flamboyan Gaharu Gaharu Gamal Gamal/Vanili Gandaria Gatep pait Getah perca Hangasa Hanjuang Huru sintok Jamblang Jambu air Jambu mete Jarak pagar Jati Jati belanda Jengkol Jengkol pedes Jeruk Jeruk nipis Jodium Kacapi/Sentul Kakao Kamboja Jepang Kamper Kanyere Kapol Kapuk Karet Karet kebo Katuk Kayu leda Kayu manis Kayu manis cina Kayu manis padang Kayu manis sahilan Kayu putih Kayu upas Kecombrang Kelapa Kelapa gading
Nama Latin Eucalyptus sp. Eucalyptus citriodora Peinica regia Aqualaria krisna Aqualaria vilaria Gliricidia moculata Vanila flanifolia Bouea macrophylla Samadera indica Palaqium gutta Amomum delbatum Hydnocarpus sp. Cinnamomum sintok Eugenia cumini Eugenia aqua Anacardium ocidentale Jatropha curcas Tectona glandis Guazuma ulmifolia Pithecolobium lobatum Pithecolobium sp. Citrus sp. Citrus aurantifolia Jodium timifolium Sandoricum cacapa Teobroma cacao Callicarpa sp. Cinnamomum champora Bridelia monoica Amomum sp. Ceiba pemtandra Hevea brasiliensis Ficus elastica Savropus androgynus Eucalyptus deglopta Cinnamomum kasia Cinnamomum casia Cinnamomum burmani Cinnamomum zaelanicum Melaleuca leucadendron Antiaris toxicaria Nicolaya antropurpurea Cocos nucifera Cocos nucifera sp.
Kode Vegetasi Ek Ekl Flb Ghr Ghr Gml Vnl Gnd Gtp Gtc Hgs Hjg Hrs Jbl Jba Jbm Jrp Jt Jtb Jk Jkp Jr Jrn Jdm Kcp Kko Kbj Kpr Kny Kap Kpk Kr Krk Kat Kl Km Kmc Kmp Kms Kp Ku Kcb K Kg
31
Tabel 3. (Lanjutan) Daftar Vegetasi KWI 1 No. 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
Nama Lokal Kelapa hijau Kelor Keluwih Kemang Kemangi pohon Kembang sepatu Kemiri Kemiri cina Kemiri oil Kemuning Kenari Kenari babi Kendal Kepel Kesumba keling Ketapang Ketela karet Kibeusi/Lukrabao Kibulu Kicongcorang Kisireum Koka Kola Kola Kopi Kopi liberica Kopi robusta Kreco Krendang Lada Lame Lampeni Lamtoro Lengkeng Lobi- lobi Lowa Macadamia Mahkota dewa Mahoni Maja Manggis Matoa Melinjo Mengkudu
Nama Latin Cocos nucifera sp. Moringa oleifera Artocarpus sp. Mangifera caesia Bachosia citriodora Hibiscus rosasinensis Aleurites molucana Aleurites trisperma Aleurites eksiperma Muraya paniculata Canarium commune Caryocar nuciferum Cordia myxa Stelecocarpus burahol Bixa orellana Callicarpa sp. Manihot glaziovi Hydnocarpus anthelmintica Castiloa elastica Quasia amara Eugenia acumiinata Erythroxylon novagrana Cola nitida Cola acuminata Coffea arabica Caffea liberica Coffea robusta Diospyros malabarica Pauzozia zelanica Piper nigrum Alstonia scolaris Ardisia humilis Leucaena leucocephala Nephelium longana Flacourtia inormis Funtumia elastica Macadamia ternifolia Phaleria macrocarpa Swietania macrocarpa Aegle marmelos Garcinea mangostana Pometia pinnata Gnetum gnemon Morinda citrifolia
Kode Vegetasi Kh Klr Klw Kmg Kph Kbs Km Kc Ko Kmn Kn Knb Knd Kep Ksk Ktp Ket Lkr Kbl Kcc Ksr Kka Kla Kla Kpi Klb Krb Krc Krn Ld Lm Lmp Lmt Lgk Lb Lw Mcd Mhd Mhn Mj Mgs Mta Mlj Mgk
32
Tabel 3. (Lanjutan) Daftar Vegetasi KWI 1 No. 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
Nama Lokal Menteng Mimba Mindi Mundu Nam-nam Nangka Nias kuning Pacar cina Pacar kuku Pala mandaya Palem putri Parahulu Pengrereng Petai Picung Pinang Pisang abaka Plajan Pongporang Pranajiwa manis Pule Rambutan Rambutan babat Rerek Saga pohon Salam Sangkareho Sarikaya Sawit Sawo duren Sawo kecik Sawo manila Secang Sempur Sengon Sonokeling Srigading Suji Sukun Tanaman Air Tanjung Tengkawang Terong pohon Teureup
Nama Latin Bacaurea dulcis Azadirah indica Melia azedarach Garcinia dulcis Nephelium sp. Artocarpus integra Cocos nucifera sp. Aglaia odorata Lawsonia inermis Miristica sp. Palmae sp. Amomum sp. Phaleria sp. Parkia spesiosa Pangium edule Areca catechu Musa textilis Pentaspadon morpheii Oroxylum indicum Sterculia javanica Alstonia scolaris Aegle sp. Aegle sp. Sapindus rarak Adenanthera microsferma Eugenia polianta Callicarpa longifolia Anona squamosa Elaeis guineensis Manilkara kauki Manilkara balata Achras zapota Caesalpinia sappan Dilenia auera Albasia palkata Dalbergia latifolia Nictantes arbortritis Cordia sp. Artocarpus sp. Flacourtia sp. Morinda sp. Shorea stenoptera Solanum grandifolum Artocarpus elastica
Kode Vegetasi Mtg Mmb Mdi Mdu Nm Ngk Nk Pcc Pck Pmd Ppt Prh Pgr Pti Pcg Png Psa Plj Pgp Pjm Pl Rb Rbb Rrk Sgp Slm Sgk Srk Swt Swd Swk Swm Scg Smp Sgn Skl Srg Sj Skn Ta Tjg Tkw Tph Trp
33
Tabel 3. (Lanjutan) Daftar Vegetasi KWI 1 No. 165 166 167 168 169 170 171
Nama Lokal Tongka Trengguli Vanili Walisongo Ylang-ylang Zodia pohon Zodia pohon
Nama Latin Dipterix odorata Cassia fistula Vanila flanifolia Quasia sp. Cananga odorata Zodia sp. Evodia sp.
Kode Vegetasi Tgk Trg Vnl Wls Ylg Zp Zp
4.6 Satwa Pada lokasi tapak KWI 1, burung kecil ditemukan di atas pohon yang tinggi. Satwa tersebut tidak selalu ada, tetapi hanya pada kondisi tertentu saja.
4.7 Sirkulasi Pada bagian barat tapak KWI 1 terdapat Jalan RE Martadinata yang menghubungkan Kecamatan Bogor Utara dengan Bogor Barat. A ngkutan dalam kota melewati jalan ini, sehingga menjadikan tapak mudah untuk dicapai dengan menggunakan kendaraan umum. Jalan masuk dari Jalan Tentara Pelajar ke dalam tapak dilapisi oleh aspal dengan lebar 5 meter yang merupakan area tempat parkir bagi kendaraan pengunjung. Terdapat trotoar dengan lebar 1,5 meter yang dilapisi dengan paving block pada sebelah kanan dan kiri jalan menggunakan pagar beton yang dipadukan dengan semen sebagai pembatas dan pagar besi sebagai pintu masuk ke dalam area parkir. Selain itu,terdapat area selebar 2 meter yang ditanami rumput dan selokan antara jalan raya dengan trotoar. Jalan masuk dari area tempat parkir ke dalam kebun dilapisi oleh aspal dengan lebar 4 meter. Untuk sirkulasi yang ada di dalam tapak berupa jalan selebar 2 meter yang dilapisi oleh batu aspal. Jalan ini digunakan untuk pengunjung dan pemelihara tapak beserta dengan gerobak pengangkut. Sirkulasi di dalam kebun sudah terlihat jelas dengan pola yang teratur dan simetris.
34
Gambar 15. Peta Eksisting
35
4.8 Fasilitas Sebagai penunjang kegiatan wisata, terdapat beberapa fasilitas di dalam KWI 1 sebagai berikut: Tabel 4. Fasilitas KWI 1 No Fasilitas 1
Lapangan Parkir
30,44 m × 40,3 m
2
Mess Penjaga
1 unit
3
Lampu kebun
Neon
4
Pos Satpam Papan Nama Lokasi
1 unit
Keterangan Bersatu antara tempat parkir mobil dan motor Kurang tertata dengan baik Tidak digunakan, keadaan kurang terawat Baik
1 buah
Baik
Jalur Pengunjung
Lebar 2 m
5 6
Ukuran/Bahan
Jelas dengan pola teratur dan simetris Sebagian besar hilang atau tidak lengkap 2 unit dalam kondisi rusak Baik Baik Sudah jelas batasnya, tetapi ada beberapa yang sudah lapuk/rusak
8 9 10
Papan Nama Tanaman Toilet Air mancur Pendopo
11
Petak Tanam
42 petak
Pagar Pembatas Lokasi Menara air + pompa
Bahan beton dan semen
Baik
2 unit
1 unit rusak/beberapa bagian hilang
7
12 13
10 cm × 25 cm 3 unit 1 unit 2 unit
Lapangan parkir (Gambar 24) yang terdapat pada area penerimaan tidak ada tanda penempatan yang jelas untuk jenis tipe kendaraan yang akan diparkir, sehingga kesannya bersatu antara tempat parkir mobil dan motor. Lapangan ini pun dapat menampung kendaraan bis. Di lapangan parkir ini terdapat paranet (Gambar 22) dan sebuah bangunan pos satpam (Gambar 25) yang menjaga akses pengunjung menuju kebun. Paranet yang terdapat di lapangan parkir digunakan sebagai tempat untuk menyimpan tanaman KWI 1 yang siap dijual dalam bentuk pot ataupun polybag kecil. Terdapat papan nama lokasi (Gambar 26) yang menghadap ke jalan raya sebagai penanda atau identitas area. Pada KWI 1, toilet (Gambar 16) yang ada jumlahnya sangat minim hanya 1 unit serta bangunan tersebut juga kurang terawat. Beberapa diantaranya sebanyak 2 unit dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa digunakan. Begitu juga
36
dengan lampu kebun yang berupa neon kondisinya kurang terawat dan tidak digunakan. Penerangan di KWI 1 kurang diperhatikan karena KWI 1 memang dikhususkan untuk siang hari saja.
Gambar 16. Toilet
Gambar 17. Pendopo
Gambar 18. Menara Air + Pompa
Gambar 19. Pengukuran Petak Tanam
Gambar 20. Air Mancur
Gambar 21. Panel
Menara air dan pompa yang terdapat di dalam petak tanam D4 tidak berfungsi dengan baik karena pompa air yang digunakan sudah hilang. Sehingga toilet yang berada di petak tanam yang sama juga tidak dapat berfungsi bahkan dalam kondisi rusak. Adapun menara air dan pompa yang dapat berfungsi dengan baik berada pada petak tanam F7 (Gambar 18).
37
Secara visual antara petak tanam satu dengan yang lain batasnya sudah jelas (Gambar 19), tetapi ada beberapa yang sudah lapuk/rusak. Penamaan petak tanam dengan huruf E,F,G,H berfungsi sebagai penanda petak. Untuk petak A,B,C,D berdasarkan dari sejarah KWI sekarang telah berubah fungsi menjadi Kavling Karyawan yang berada di sekitar KWI 1.
Gambar 22. Paranet
Gambar 23. Pengukuran Tempat Parkir
Gambar 24. Lapangan Parkir
Gambar 25. Pos Satpam
Gambar 26. Papan Nama Lokasi
Gambar 27. Pintu Masuk Kebun
Panel ataupun papan nama tanaman yang sedang diteliti merupakan fasilitas yang mendukung informasi. Sebagian besar tanaman tidak terdapat papan nama keterangan tanaman yang berisi nama latin dan nama lokal tanaman serta
38
asalnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak pengelola, papan nama tanaman tersebut sudah diberikan pada setiap tanaman. Namun banyak yang hilang ataupun bahkan tertukar. Hal ini karena diduga adanya vandalisme pengunjung.
4.9 Aspek Sosial dan Ekonomi Menurut laporan tahunan 2007, sumber dana operasional yang digunakan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik berasal dari pemerintah yang sudah dianggarkan dalam APBN setiap tahun. Jumlah anggaran dana tahun 2007 tersebut adalah sebesar Rp. 129.980.000,-. Biaya operasional tersebut adalah sebagai berikut:1) Honor pegawai tidak tetap, 2 ) Persiapan media pembibitan (Gambar 37 dan 38) dan pemeliharaan, 3 ) Pengolahan lahan, plotting dan penanaman (Gambar 39), 4) Pemeliharaan tanaman, 5) Pengamatan morfologi, dan 6) Panen. Selain untuk keperluan kegiatan operasional di atas, dana APBN juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan barang dan bahan yang mendukung kegiatan operasional. Barang pendukung yang dimaksud adalah berkaitan dengan kegiatan dokumentasi dan penyediaan papan nama, sedangkan bahan pendukung yang dimaksud adalah pupuk dan pestisida serta alat-alat. Jumlah kunjungan pada KWI 1 belum dapat diketahui jumlahnya dengan pasti karena belum adanya pendataan administrasi secara baik. Selama ini pendataan pengunjung hanya berupa informasi yang mengunjungi Balittro saja, tidak spesifik khusus pada lokasi KWI 1. Berdasarkan hasil perhitungan dari data pengunjung pada buku administrasi tamu yang ada pada kantor pengelola kebun dan wawancara dengan pihak terkait, jumlah pengunjung yang mengunjungi khusus lokasi KWI 1 diperkirakan tidak lebih antara 200 hingga 300 orang per tahun, yang sebagian besar adalah para pelajar dan peneliti. KWI 1 ini juga dikunjungi oleh pelajar TK (Gambar 28), pelajar SD (Gambar 29), pelajar SMU (Gambar 30), mahasiswa (Gambar 31), ibu- ibu PKK (Gambar 32), dan Menteri Pertanian (Gambar 33).
39
Gambar 28. Kunjungan Pelajar TK
Gambar 29. Kunjungan Pelajar SD
Gambar 30. Kunjungan Pelajar SMU
Gambar 31. Kunjungan Mahasiswa
Gambar 32. Kunjungan Ibu-Ibu PKK
Gambar 33. Kunjungan Menteri Pertanian
4.10 Aspek Teknik Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah pemeliharaan tanaman koleksi (Gambar 34). Koleksi yang ada di KWI 1 memerlukan pemeliharaan yang intensif. Dalam mempertahankan koleksi tanaman obat yang terpenting adalah pemeliharaan tanaman. Untuk itu, dalam mempertahankan koleksi ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak baik dana maupun perhatian fisik yang ada, sehingga tanaman koleksi yang ada dapat dipertahankan untuk kepentingan penelitian–penelitian berikutnya.
40
Gambar 34. Pemeliharaan Tanaman
Gambar 35. Pemupukan
Gambar 36. Perbaikan Pendopo
Gambar 37. Persiapan Pembibitan
Gambar 38. Persiapan Media
Gambar 39. Penanaman
Adapun undang- undang dan kebijakan pemerintah yang terkait adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang 2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota. Kebijakan pengembangan wisata yang di dalamnya termasuk kebijakan pengembangan wisata ilmiah di KWI 1 Balittro mengacu kepada undang-undang dan peraturan yang berlaku secara umum untuk tata ruang. Undang-undang nomor
41
2 4 t ahun 1992 tentang Penataan Ruang diharapkan mampu untuk mengatasi kendala pelaksanaan manajemen pembangunan. Penetapan Undang-Undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang mempunyai arti penting bagi kota Bogor. Di dalam undang- undang tersebut, penataan ruang didefinisikan sebagai proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang. Manfaat penyediaan ruang terbuka hijau adalah menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan polusi, dan mewujudkan keserasian lingkungan. Mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang tersebut, maka pemerintah mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota. Tujuan Instruksi Mendagri nomor 14 tahun 1988 adalah : 1.
Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengaman lingkungan
2.
Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.
42
BAB V ANALISIS DAN SINTESIS
5.1 Kondisi Umum Tapak Suatu potensi tersendiri bagi KWI 1 karena posisi tapak berada dekat dengan jalan raya. Jalur transportasi darat sudah tersedia dan ada dalam kondisi yang baik sehingga kondisi ini sangat mendukung dalam kemudahan untuk mencapai tapak. Koleksi tanaman yang ada di KWI 1 sangat mendukung dalam pelestarian plasma nutfah. Koleksi tersebut khususnya berupa tanaman perkebunan tropis yang dikategorikan dalam kelompok tanaman obat dan aromatik serta terdiri dari jenis yang beragam dan dengan jumlah tanaman yang cukup banyak. Berbagai jenis tanaman koleksi yang tersedia pada tapak merupakan suatu kontribusi dalam bidang penelitian dan pendidikan khususnya bidang perkebunan tropis. Kegiatan pendidikan secara khusus yang dapat terpenuhi adalah berupa pemberian informasi secara lengkap baik mengenai bentuk dan keterangan lain yang
menyangkut
keberadaan
tanaman, produk hasil olahan , d a n cara
perbanyakannya. Berbagai tanaman yang ada dalam hal penelitian merupakan suatu
potensi
sehingga memudahkan para peneliti yang akan melakukan
penelitian tanaman terkait di tapak, karena lahan untuk kegiatan penelitian sudah tersedia di tapak. Beraneka macam kegiatan di atas tentu menghasilkan suatu produk yang dapat kembali dimanfaatkan untuk mendatangkan masukan yang bernilai komersil bagi Stake Holder, ilmu pengetahuan, serta pengguna riset. KWI 1 masih sangat mendukung untuk kegiatan wisata dalam menunjang aspek pelayanan. Penambahan dan penataan sarana untuk kegiatan wisata dapat dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan wisata terutama yang berlatar belakang tanaman dan keadaan alam. Kegiatan kunjungan yang dilakukan di tapak pada saat ini adalah untuk keperluan penelitian dan pendidikan. Untuk keperluan hal tersebut, peningkatan pelayanan dapat kembali ditingkatkan dengan menyesuaikan cara penyampaian dan media yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
43
5.2 Iklim Iklim yang ideal untuk tingkat kenyamanan manusia menurut Laurie (1986), adalah 10° C – 26.7° C dengan kelembaban udara 40% - 75%. Dengan menggunakan rumus Temperature Humidity Index (THI), dapat diuraikan sebagai berikut: THI = 0.8 T + (rH x T/500) Keterangan : THI = Temperature Humidity Index rH
= Kelembaban udara
T
= Suhu rata-rata
Iklim yang nyaman di daerah tropis adalah memiliki nilai THI>27. Dengan melakukan perhitungan terhadap data iklim yang ada, maka nilai THI yang diperoleh pada lokasi KWI 1 adalah : THI = 0,8 x 27 + (77 x 27/500) = 25,8 Dengan demikian nilai THI tapak KWI 1 masih berada di bawah standar kenyamanan manusia. Untuk mengatasi masalah ini usaha yang dapat dilakukan adalah dengan disain lanskap beserta elemen di dalamnya. Curah hujan dapat dikatakan cukup tinggi karena berada antara 3.000 hingga 4.000 mm/tahun. Curah hujan pada tingkat ini dapat mengakibatkan beberapa jenis pohon tertentu tidak dapat berbunga dengan sempurna karena memerlukan perbedaan yang jelas antara bulan kering dengan bulan basah. Selain itu, tapak yang tergolong datar berpotensi untuk menciptakan genangan air. KWI 1 sendiri sudah memiliki sistem drainase yang baik dan didukung oleh penanaman vegetasi yang mampu menyerap kelebihan air hujan. Menurut Grey dan Daneke (1978), tanaman yang memiliki daun jarum (conifer) dapat menangkap air hujan yang jatuh hingga 40%. Selanjutnya tanaman berkanopi juga dapat membantu mengurangi 20% air hujan yang jatuh. Disamping itu, tanaman dengan percabangan horizontal menahan hujan lebih efektif. Curah hujan pada tingkat ini merupakan suatu potensi yang baik untuk pemeliharaan area wisata yang didominasi oleh tanaman karena cukupnya persediaan air bagi tanaman. Klasifikasi iklim yang dilakukan Oldeman dalam Handoko (1995) berdasarkan perhitungan bulan kering (BK), bulan lembab (BL) dan bulan basah (BB) yang batasannya memperhatikan peluang hujan, hujan efektif, dan
44
kebutuhan air tanaman, dalam hal ini digunakan komoditas palawija dan padi. Batas penentuan bulan kering (BK), bulan lembab (BL) dan bulan basah (BB) sebagai berikut: Bulan kering (BK)
: bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm
Bulan lembab (BL)
: bulan dengan rata-rata curah hujan 100 – 200 mm
Bulan basah (BB)
: bulan dengan rata-rata curah hujan > 200 mm
Oldeman dalam penentuan klasifikasi iklimnya menggunakan ketentuan panjang periode bulan kering dan bulan basah berturut-turut. Tipe klasifikasi dibagi menjadi lima didasarkan jumlah bulan basah berturut-turut dengan empat subdivisi menggunakan jumlah bulan kering berturutturut. Berikut tipe iklim utama dan subdivisinya : Tabel 5. Tipe iklim utama Tipe utama
Jumlah bulan basah berturut-turut
A
>9
B
7–9
C
5–6
D
3-4
E
<3
Tabel 6. Subdivisi iklim Sub divisi
Jumlah bulan kering berturut-turut
1
<2
2
2–3
3
4–6
4
>6
Berdasarkan lima tipe utama dan empat sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat digolongkan menjadi 17 daerah agroklimat, mulai dari A1 hingga E. Berdasarkan data curah hujan yang ada, tidak terdapat bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm, maka tidak terdapat bulan kering. Namun, terdapat bulan lembab dengan rata-rata curah hujan 159,5 mm. Selain itu menurut tipe iklim utama dan subdivisi iklim, keadaan iklim tapak digolongkan menjadi Tipe A dan
45
subdivisi 1. Selanjutnya berdasarkan tipe agroklimat, dapat disimpulkan bahwa tapak berada dalam kondisi tipe iklim A1. 5.3 Sirkulasi KWI 1 berbatasan langsung dengan Jalan Tentara Pelajar. Hal ini sangat membantu di dalam kemudahan pengenalan dan pencapaian lokasi oleh masyarakat luas. Dalam rancangan identitas tapak dapat lebih ditonjolkan di pintu masuk tapak agar dapat lebih menunjang aksesibilitas dan keamanan pengunjung, mengingat tapak ini juga berada dalam area Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik beserta area lain yang tergabung di dalamnya dan saling berdekatan. Dengan adanya ciri-ciri yang khas pada pintu masuk tapak yang dirancang diharapkan akan membantu mengenalkan tapak kepada masyarakat lebih luas serta dapat lebih mengontrol sirkulasi dan akses tapak. Keamanan akses masuk pada KWI 1 sudah memiliki sebuah pengontrol berupa pos keamanan yang dapat membantu kelancaran arus keluar masuk kendaraan maupun pejalan kaki. Akses keluar masuk yang tersedia di KWI 1 tidak hanya digunakan oleh pengunjung beserta kendaraannya, tetapi juga digunakan oleh pegawai yang bekerja di sana. Di KWI 1 sendiri sudah tercipta keteraturan penggunaan tapak, sehingga tidak terjadi tumpang tindih arus masuk dan keluar antara pegawai dengan pengunjung yang ingin melakukan kegiatan wisata. Pada petak tanam D9, D10, F4, F7, F9, dan G9 terdapat jalan setapak buatan. Jalan tersebut terlihat tidak menyatu dan dalam kondisi yang tidak terawat. Perlu adanya penataan kembali agar terlihat menyatu dan memberikan kesan estetis. Petak tanam F2 dan F5 terbagi dua menjadi bagian F2a dan F2b serta F5a dan F5b. Petak tanam tersebut perlu dibuat menjadi satu bagian saja agar memberikan kesan simetris dan menyatu serta memudahkan sirkulasi pengunjung di dalam kebun. Tidak semua batas tapak dengan area pemukiman ini terbuat dari bahan permanen seperti beton. Untuk lebih memperindah pandangan dan mendukung aksesibilitas pagar pembatas yang ada perlu dibuat dari struktur yang baik dan kuat serta indah dipandang.
46
5.4 Vegetasi Penempatan tanaman pada petak tanam berdasarkan kategori-kategori tertentu sangat membantu terciptanya good view, dan mempermudah dalam hal perawatan, serta meningkatkan potensinya dalam hal edukasi. Berbagai tanaman yang ditanam di dalam tapak merupakan potensi utama yang ingin ditonjolkan kepada para pengunjung. Dengan keadaan yang teratur dan dalam petak tanam yang disesuaikan dengan kategori tanaman yang beraneka ragam, keadaan tapak, dan sirkulasi pengunjung maka kegiatan wisata dapat dilakukan dengan nyaman. Penegasan batas petak satu dengan yang lainnya di KWI 1 sudah dilakukan dengan pemberian tanaman yang membentuk pagar atau border. Untuk mencegah diterobosnya tanaman tersebut oleh pengunjung, jenis tanaman yang digunakan berupa tanaman pangkas yang solid. Tinggi tanaman pembatas adalah 1 – 1,5 meter agar tidak mengundang perilaku yang kurang baik dari pengunjung. Dengan demikian sirkulasi pengunjung beserta perilakunya dan pengelompokan tanaman dalam petak dapat tercipta dengan jelas. Cara penempatan varietas tanaman dalam satu petak tanam adalah seragam (Gambar 40). Tanaman dalam petak tanam sebagian besar memiliki diameter tajuk 5 meter dan lebih. Sehingga tanaman yang ada tergolong ke dalam usia dewasa. Karena bentuk fisiknya lebih mudah untuk dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain atau dapat dikatakan sudah tumbuh dengan sempurna, tanaman pada usia dewasa cocok untuk dijadikan obyek wisata khususnya pendidikan. Penampakan fisiknya berupa buah, bentuk tajuk, dan lain sebagainya lebih mudah untuk diamati. Fungsi lain tanaman untuk memperbaiki iklim tapak dan daerah sekitar juga ditunjang dengan baik oleh tanaman dewasa dengan luasan permukaan daun yang besar. Di dalam KWI 1, tanaman yang dikembangkan memiliki kategori sebagai tanaman obat, aromatik, dan tanaman industri yang berasal dari dalam dan luar negeri. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, baik dari pembibitan, penanaman, penampakan fisik, dan pemungutan hasil panennya, pengolahan hasil, produk serta asal usul dan sejarah pengembangannya. Pepohonan yang ada merupakan potensi utama yang ditawarkan oleh tapak. Ukuran fisik, variasi, dan usianya merupakan suatu nilai lebih yang dimiliki
47
setiap individu pohon. Baik dalam hal penataan sirkulasi dan fasilitas, dalam perancangannya keberadaan pohon eksisting harus diperhatikan, sebab untuk memperoleh kembali masa tanaman seperti yang ada sekarang memerlukan waktu belasan tahun atau bahkan puluhan tahun. Apabila pada tapak terjadi penumpukan letak tanaman seperti pepohonan yang terlalu banyak pada lokasi yang terlalu sempit maka penebangan secara terpilih terhadap pohon eksisting perlu dipertimbangkan. Penutupan tajuk yang terlalu lebat akan mengurangi intensitas c a h a y a m a t a h a r i dan mengakibatkan
meningkatkan
keadaan
lembab
sehingga
dapat
berkurangnya kenyamanan dan kemungkinan mengundang
perilaku yang kurang baik dari pengunjung. Vegetasi di dalam KWI 1 terlalu rapat (Gambar 41), sehingga perlu adanya penjarangan agar fasilitas yang baru dapat ditambahkan pada tapak. Pemindahan tanaman dari petak satu ke petak lainnya dapat dilakukan karena beberapa tanaman di KWI 1 masih tergolong muda sehingga kegiatan penebangan dapat dilakukan seminimal mungkin. Jenis vegetasi dari masing- masing petak tanam sangat bervariasi, sehingga perlu adanya penyeragaman agar lebih mudah diidentifikasi.
Gambar 40. Pola Penanaman Vegetasi
Gambar 41. Kerapatan Vegetasi
Penamaan petak tanam dengan huruf E,F,G,H hanya berfungsi sebagai penanda petak saja. Untuk petak A,B,C,D berdasarkan dari sejarah KWI sekarang telah berubah fungsi menjadi Kavling Karyawan yang berada di sekitar KWI 1. Penamaan petak tanam perlu dikaitkan dengan jenis vegetasi sehingga lebih memudahkan pengunjung di dalam mengenali tiap petakan tanam. Penambahan elemen tanaman dapat dilakukan dalam upaya menghalangi pemandangan yang kurang baik ke arah pemukiman yang mengelilingi tapak.
48
Tembok bata yang dilapisi dengan semen tempel bertekstur kasar dengan penampakan atap perumahan sangat mengurangi nilai estetika yang ada dan membutuhkan penggunaan tanaman pembatas yang tinggi sehingga pemandangan yang kurang baik dapat dengan maksimal diatasi. Tapak dapat ditambahkan vegetasi lain untuk lebih memperindah yang mendukung berbagai fungsi diantaranya sebagai peneduh, pengarah, pembatas, estetis, koleksi, dan aromatik. Penambahan vegetasi beraroma menarik atau berb u n g a i n d a h merupakan salah satu contoh pilihan yang baik untuk meningkatkan nilai tambah pada fasilitas- fasilitas lain di tapak seperti di sekitar media informasi, tempat berteduh, toilet, serta musholla. Penggunaan vegetasi eksisting juga dapat dilakukan untuk menambah kesan alami pada tapak, seperti penggunaan tanaman pagar dan tanaman penutup tanah. Keharmonisan pada tapak dapat tercipta bila tanaman dan elemen keras dapat saling melengkapi. 5.5 Satwa Diharapkan dengan adanya berbagai macam tanaman obat, aromatik, dan industri yang dikelola dengan baik maka keragaman satwa yang ada di dalamnya akan meningkat. Selain itu, dalam perancangan diharapkan adanya hubungan yang baik antara pengunjung dengan lingkungan satwa, sehingga dibutuhkan adanya rambu yang dapat menjaga interaksi tersebut. 5.6 Tanah dan Air KWI 1 memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan yang sifatnya memiliki tingkat kemasaman masam hingga agak masam, bahan organik pada lapisan atas rendah hingga agak sedang dan menurun pada lapisan bawah, kejenuhan basa rendah hingga sedang, daya absorpsi rendah hingga sedang, unsur hara sedang, permeabilitas tinggi, aktivitas biologi baik serta kepekaan erosi kecil. Golongan latosol coklat kemerahan memiliki tingkat kesesuaian wilayah S-1 atau sangat sesuai untuk penanaman tanaman semusim, tahunan dan padi sawah (Soepraptohardjo, 1976). Sehingga sangat mendukung pengembangan tapak sebagai lokasi wisata ilmiah yang berbasis tanaman. Sebagian besar petak tanam yang ada di KWI 1 berada pada area yang memiliki topografi yang datar. Hal ini sangat baik dalam merancang tapak karena
49
akan mengurangi adanya perlakuan cut and fill. Selain itu keadaan yang demikian akan memudahkan perawatan, dan pemanenan terhadap tanaman yang ditanam, serta keanekaragaman tanaman yang ada pada petak tanam akan lebih mudah untuk diamati dan diperkenalkan kepada para pengunjung. Tanaman koleksi pada tapak untuk keperluan air mengandalkan hujan dan menara air sebagai pasokan utama. Toilet yang ada pada tapak mengambil sumber air dari menara air yang masih berfungsi dengan baik. 5.7 Fasilitas Agar informasi tentang berbagai tanaman yang ditanam di dalam tapak dapat disampaikan dengan baik kepada para pengunjung, p emanfaatan tapak sebagai kebun wisata ilmiah akan menuntut tersedianya fasilitas yang memadai, tidak sekedar untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengunjung untuk kegiatan wisata. Sehingga perlu dilakukan peningkatan dalam hal pemberian informasi kepada pengunjung berupa penunjuk arah, pemberian identitas tanaman, panel, nama petak tanam, dan pusat informasi, baik secara audio maupun visual. Pemberian papan nama ataupun panel dapat dilakukan untuk menunjukkan identitas tanaman kepada pengunjung. Hal- hal yang dicantumkan dapat berupa nama lokal, nama latin, famili, dan asal tanaman. Disamping itu penempatan papan penunjuk arah pada lokasi yang strategis juga membantu pengunjung dalam melakukan perjalanan ke titik-titik tertentu disertai dengan adanya peta lokasi yang diletakkan pada posisi strategis dalam tapak. Nama petak tanam perlu ditampilkan dengan jelas agar pengunjung dapat mengenali antara petak tanam yang satu dengan lainnya. Pusat informasi audio visual ditujukan agar pengunjung dapat lebih memahami informasi yang ada di KWI 1. Paranet yang berada di lapangan parkir dapat dipindahkan ke dalam kebun dengan dialihfungsikan berupa kios produk. S ehingga area yang sebelumnya digunakan sebagai paranet dapat digunakan untuk area parkir kendaraan besar berupa bis. Tanaman dalam jumlah besar pada tapak juga memerlukan air untuk hidup. Berbagai fasilitas pemeliharaan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan penyediaan air bagi tanaman perlu ditingkatkan, mengingat tapak juga digunakan untuk berbagai penelitian yang pemeliharaan dan perawatannya harus terjaga
50
dengan baik. Segi keamanan juga perlu diperhatikan demi menjaga keberadaan fasilitas yang ada pada KWI 1. Penyediaan tempat pembuangan sampah perlu diperhatikan. Karena ada beberapa titik pada tapak yang digunakan untuk menimbun sampah. Hal ini selain dapat mengurangi keindahan tapak juga dapat mengganggu kesehatan akibat sampah yang dibuang sembarangan sehingga menyebabkan bau tidak sedap dan mengundang datangnya hewan- hewan liar yang memanfaatkan sampah tersebut. Dengan adanya lokasi dan tempat pembuangan sampah maka diharapkan hal- hal tersebut di atas tidak terjadi. Selain itu, materi yang digunakan dan jenis sampah yang akan dibuang dalam tempat sampah perlu diperhatikan. Tempat sampah yang akan digunakan oleh para pengunjung hendaknya dibuat dengan pemisahan fungsi, yaitu untuk sampah organik dan anorganik. Penampungan sampah yang dihasilkan dari perawatan dan pemeliharaan tanaman dalam tapak hendaknya dipisahkan dari tempat sampah yang digunakan oleh pengunjung. Pendopo yang berada pada petak tanam D9 dan F10 letaknya tidak teratur. Perlu adanya penempatan posisi yang sesuai sehingga memberikan kesan estetis dan menyatu. Toilet yang berada pada petak D4 dan E4 kondisinya rusak, sehingga perlu adanya perbaikan dan penataan kembali. Toilet yang masih dapat digunakan pada petak tanam G9 kondisinya kurang terawat serta letaknya tidak teratur. Perlu adanya penempatan posisi toilet yang sesuai sehingga memberikan kesan menyatu dan estetis. Penyediaan fasilitas yang mendukung aktivitas pengunjung seperti toilet dapat ditempatkan di beberapa titik pada tapak. Toilet tersebut dipisahkan antara wanita dan pria. Perlu adanya musholla agar para pengunjung yang beragama Islam dapat melaksanakan ibadah shalat sebagaimana mestinya. Selain itu, gazebo juga dapat dibuat sebagai pengganti pendopo guna melindungi pengunjung dari hujan atau panas yang berlebihan. Penyediaan ruang yang menyajikan informasi secara audio visual tentang hasil- hasil tanaman perkebunan yang ada pada tapak juga dapat dilakukan agar lebih menarik perhatian pengunjung untuk lebih memiliki rasa ingin tahu terhadap berbagai komoditas tanaman perkebunan, khususnya tanaman obat dan aromatik.
51
Fasilitas yang memadai bagi pengunjung maupun yang menunjang pemeliharaan tapak dan seisinya dapat menjadi suatu keberlanjutan yang baik pada tapak serta lingkungan sekitarnya. Pengadaan fasilitas pada tapak juga harus memperhatikan
kemudahan
dalam
hal
perawatannya
sehingga tujuan
pengadaannya dapat tercapai dengan benar dan fasilitas yang diadakan pada tapak memiliki usia pakai yang maksimal. Adapun fasilitas yang belum ada adalah belum tersedianya musholla pada tapak. 5.8 Aspek Sosial dan Ekonomi Sumber dana operasional K W I 1 yang dianggarkan dalam APBN merupakan suatu potensi untuk pengembangan lebih lanjut dari segi ekonomi. Dengan adanya dana dari pemerintah, kegiatan belanja dan lainnya yang membutuhkan dana dapat terkontrol dan terjamin keberlanjutannya. Jika telah dilakukan pengembangan, maka KWI 1 juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi pihak pengelola maupun pemerintah daerah. 5.9 Persepsi Pengunjung Persepsi pengunjung merupakan tanggapan pengunjung dari sesuatu yang ada di KWI 1 yang dipengaruhi oleh kemampuan psikologis serta kekuatan melihat, merasakan, mencium, mendengar dan meraba. Persepsi pengunjung dibagi menjadi karakteristik pengunjung, persepsi terhadap lokasi di KWI 1 Balittro, persepsi terhadap fungsi KWI 1 Balittro, persepsi pengunjung terhadap fungsi rekreasi, persepsi pengunjung terhadap fungsi konservasi, dan persepsi pengunjung terhadap fungsi pendidikan. 5.9.1 Karakteristik Pengunjung Tabel 7. Karakteristik Pengunjung No. 1. Jenis Kelamin a. Laki- laki b. Perempuan 2.
Informasi
Jumlah (Σ) Umur a. Di bawah 7 tahun b. 7 s.d. 14 tahun c. 15 s.d. 24 tahun d. 25 s.d. 55 tahun
Frekuensi
Persentase
17 13
56,7 43,3 100
0 11 3 13
0,0 36,7 10,0 43,3
30
52
Tabel 7. (Lanjutan) Karakteristik Pengunjung No.
3.
4.
5.
6.
7.
Informasi e. Di atas 55 tahun Jumlah (Σ) Tingkat Pendidikan/Pendidikan Terakhir a. Tamat SD b. Tamat SLTP c. Tamat SLTA d. Tamat Akademi e. Tamat Perguruan Tinggi f. Lainnya Jumlah (Σ) Jenis Pekerjaan a. Pelajar b. Mahasiswa/i c. Pegawai Negeri Sipil d. Pegawai Swasta e. ABRI/Polri f. Wiraswasta/Pedagang/Jasa g. Buruh h. Pensiunan i. Petani j. Ibu Rumah Tangga k. Tidak Bekerja l. Lainnya Jumlah (Σ) Alamat Tempat Tinggal a. Bogor b. Jakarta c. Lainnya Jumlah (Σ) Frekuensi Anda mengunjungi KWI 1 Balittro ini a. Tidak pernah b. Setiap hari c. Seminggu sekali d. Dua Minggu sekali e. Sebulan sekali f. Tiga bulan sekali g. Enam bulan sekali h. Setahun sekali i. Lainnya Jumlah (Σ) Apa tujuan Anda berkunjung ke KWI 1 Balittro ini a. Mendapatkan info tanaman bermanfaat b. Mengisi waktu luang
Frekuensi 3 30
Persentase 10,0 100
7 1 11 1 3 7
23,3 3,3 36,7 3,3 10,0 23,3 100
11 3 11 3 0 0 0 0 0 0 0 2
36,7 10,0 36,7 10,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,7 100
28 2 0
93,3 6,7 0,0 100
0 4 4 0 2 0 0 10 10
0,0 13,3 13,3 0,0 6,7 0,0 0,0 33,3 33,3 100
16 2
53,3 6,7
30
30
30
30
53
Tabel 7. (Lanjutan) Karakteristik Pengunjung No.
Informasi Mengadakan rekreasi Menyalurkan hobi Mencari inspirasi Sosialisasi/Pergaulan Lainnya Jumlah (Σ) Kunjungan Anda ke KWI 1 Balittro ini biasanya a. Sendiri b. Bersama keluarga c. Bersama teman d. Bersama pasangan e. Lainnya Jumlah (Σ) Kegiatan utama yang biasanya Anda lakukan di KWI 1 Balittro ini a. Duduk-duduk b. Jalan-jalan c. Diskusi/Berkumpul/Mengobrol d. Fotografi e. Pengobatan/Terapi f. Studi/Penelitian/Praktikum g. Melihat- lihat pemandangan h. Lainnya Jumlah (Σ) Bagaimana cara Anda menuju ke KWI 1 Balittro ini a. Berjalan kaki b. Naik sepeda c. Naik motor d. Naik mobil pribadi e. Naik angkot f. Naik bus g. Lainnya Jumlah (Σ) c. d. e. f. g.
8.
9.
10.
Frekuensi 0 1 0 0 11 30
Persentase 0,0 3,3 0,0 0,0 36,7 100
5 1 13 0 12
16,1 3,2 41,9 0,0 38,7 100
1 5 3 1 0 18 1 6
2,9 14,3 8,6 2,9 0,0 51,4 2,9 17,1 100
7 1 4 3 15 0 0
23,3 3,3 13,3 10,0 50,0 0,0 0,0 100
31
35
30
Pengunjung yang datang ke KWI 1 Balittro sebagian besar merupakan laki- laki dengan persentase 56,7% dan sebagian kecil merupakan perempuan dengan persentase 43,3%. Mereka sebagian besar merupakan dewasa dengan tingkatan umur 25 sampai dengan 55 tahun, adapun persentasenya sebesar 43,3%. Sedangkan jumlah persentase terkecil yaitu pada tingkatan umur 15 sampai dengan 24 tahun dan pada tingkatan umur di atas 55 tahun dengan nilai persentase
54
yang sama sebesar 10%. Dari berbagai tingkatan umur tersebut, pengunjung yang datang ke KWI 1 Balittro sebagian besar memiliki tingkat pendidikan/pendidikan terakhir tamat SLTA dengan persentase 36,7% serta sebagian kecil tamat SD dan lainnya dengan persentase yang sama sebesar 23,3%. Jenis pekerjaan mereka sebagian besar sebagai pelajar dan pegawai negeri sipil dengan persentase yang sama sebesar 36,7% serta sebagian kecil sebagai lainnya dengan persentase sebesar 6,7%. Dari berbagai jenis pekerjaan tersebut, pengunjung yang datang ke KWI 1 Balittro sebagian besar memiliki alamat tempat tinggal di Bogor dengan persentase 93,3%, sedangkan sisanya sebesar 6,7% memiliki alamat tempat tinggal di Jakarta. Frekuensi mereka mengunjungi KWI 1 Balittro sebagian besar setahun sekali dan lainnya dengan persentase yang sama sebesar 33,3% serta sebagian kecil sebulan sekali dengan persentase sebesar 6,7%. Tujuan mereka berkunjung ke KWI 1 Balittro sebagian besar untuk mendapatkan info tanaman bermanfaat dengan persentase sebesar 53,3% dan sebagian kecil untuk menyalurkan hobi dengan persentase sebesar 3,3%. Kunjungan mereka ke KWI 1 Balittro ini biasanya sebagian besar bersama teman dengan persentase sebesar 41,9% dan sebagian kecil bersama keluarga dengan persentase sebesar 3,2%. Kegiatan utama yang biasanya mereka lakukan di KWI 1 Balittro ini sebagian besar melakukan studi/penelitian/praktikum dengan persentase sebesar 51,4% dan sebagian kecil melakukan duduk-duduk, fotografi, melihat- lihat pemandangan dengan persentase yang sama sebesar 2,9%. Dari berbagai kegiatan tersebut, cara pengunjung menuju ke KWI 1 Balittro ini sebagian besar naik angkot dengan persentase sebesar 50,0% dan sebagian kecil naik sepeda dengan persentase sebesar 3,3%. 5.9.2 Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro Tabel 8. Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro No. 1.
Informasi Kesan umum yang Anda rasakan saat mengunjungi KWI 1 Balittro ini a. Gelap b. Menakutkan c. Sepi d. Tidak aman e. Panas f. Nyaman
Frekuensi
Persentase
0 0 5 0 0 10
0,0 0,0 13,2 0,0 0,0 26,3
55
Tabel 8. (Lanjutan) Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro No.
2.
3.
Informasi g. Memberi suasana alami h. Lainnya Jumlah (Σ) Kesan khusus yang Anda rasakan saat mengunjungi KWI 1 Balittro ini a. Jalannya sempit b. Gugusan kayu manis aromanya sangat menarik c. Gugusan cengkeh aromanya sangat khas d. Pohon aromatik ukurannya sangat besar e. Lainnya Jumlah (Σ) Lokasi mana yang menjadi favorit Anda di KWI 1 Balittro D.1 D.2 D.3 D.4 D.5 D.6 D.7 D.8 D.9 D.10 E.1 E.2 E.3 E.4 E.5 E.6 E.7 E.8 E.9 E.10 F.1 F.2a F.2b F.3 F.4 F.5a F.5b F.6 F.7 F.8
Frekuensi 22 1 38
Persentase 57,9 2,6 100
1
2,9
8
23,5
5 12 8
14,7 35,3 23,5 100
0 1 0 3 2 0 3 0 4 6 0 2 1 0 1 2 2 2 1 7 0 1 1 1 0 1 0 1 0 4
0,0 1,2 0,0 3,5 2,3 0,0 3,5 0,0 4,7 7,0 0,0 2,3 1,2 0,0 1,2 2,3 2,3 2,3 1,2 8,1 0,0 1,2 1,2 1,2 0,0 1,2 0,0 1,2 0,0 4,7
34
56
Tabel 8. (Lanjutan) Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro No.
Informasi F.9 F.10 G.1 G.2 G.3 G.4 G.5 G.6 G.7 G.8 G.9 G.10
4.
Jumlah (Σ) Area mana yang paling Anda tidak sukai di KWI 1 Balittro D.1 D.2 D.3 D.4 D.5 D.6 D.7 D.8 D.9 D.10 E.1 E.2 E.3 E.4 E.5 E.6 E.7 E.8 E.9 E.10 F.1 F.2a F.2b F.3 F.4 F.5a F.5b F.6 F.7
Frekuensi 5 16 0 1 1 1 2 2 0 1 2 9 86
Persentase 5,8 18,6 0,0 1,2 1,2 1,2 2,3 2,3 0,0 1,2 2,3 10,5 100
6 1 2 3 4 1 0 0 0 0 3 0 2 1 1 1 0 0 0 0 2 0 1 3 1 2 2 0 0
15,0 2,5 5,0 7,5 10,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 7,5 0,0 5,0 2,5 2,5 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 5,0 0,0 2,5 7,5 2,5 5,0 5,0 0,0 0,0
57
Tabel 8. (Lanjutan) Persepsi terhadap Lokasi di KWI 1 Balittro No.
Informasi F.8 F.9 F.10 G.1 G.2 G.3 G.4 G.5 G.6 G.7 G.8 G.9 G.10 Jumlah (Σ)
Frekuensi 0 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 40
Persentase 0,0 2,5 5,0 0,0 0,0 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 100
Kesan umum yang pengunjung rasakan saat datang ke KWI 1 Balittro ini sebagian besar menyatakan memberi suasana alami dengan persentase sebesar 57,9% dan sebagian kecil menyatakan lainnya dengan persentase 2,6%. Sedangkan kesan khusus yang pengunjung rasakan saat mendatangi KWI 1 Balittro ini sebagian besar menyatakan pohon aromatik ukurannya sangat besar dengan persentase sebesar 35,3% dan sebagian kecil menyatakan jalannya sempit dengan persentase sebesar 2,9%. Lokasi yang menjadi favorit pengunjung di KWI 1 Balittro untuk daerah petak D sebagian besar memilih petak D10 dengan persentase 7,0%, untuk daerah petak E sebagian besar memilih petak E10 dengan persentase 8,1%, untuk daerah petak F sebagian besar memilih petak F10 dengan persentase 18,6%, dan untuk daerah petak G sebagian besar memilih petak G10 dengan persentase 10,5%. Sedangkan area yang paling mereka tidak sukai di KWI 1 Balittro untuk daerah petak D sebagian besar memilih petak D1 dengan persentase 15%, untuk daerah petak E sebagian besar memilih petak E1 dengan persentase 7,5%, untuk daerah petak F sebagian besar memilih petak F3 dengan persentase 7,5%, dan untuk daerah petak G sebagian besar memilih petak G4 dengan persentase 2,5%.
58
5.9.3 Persepsi terhadap Fungsi KWI 1 Balittro Tabel 9. Persepsi terhadap Fungsi KWI 1 Balittro No. Informasi 1. Menurut Anda apakah fungsi KWI 1 Balittro a. Sebagai tempat rekreasi dan pariwisata b. Sebagai tempat konservasi tumbuhan (pelestarian dan koleksi tanaman) c. Sebagai tempat penelitian d. Sebagai sarana pendidikan e. Lainnya Jumlah (Σ) Berdasarkan jawaban di atas, fungsi KWI 1 2. Balittro apa yang paling Anda sukai a. Sebagai tempat rekreasi dan pariwisata b. Sebagai tempat konservasi tumbuhan (pelestarian dan koleksi tanaman) c. Sebagai tempat penelitian d. Sebagai sarana pendidikan e. Lainnya Jumlah (Σ)
Frekuensi
Persentase
5
10,0
22
44,0
9 13 1
18,0 26,0 2,0 100
2
5,9
10
29,4
8 14 0
23,5 41,2 0,0 100
50
34
Fungsi KWI 1 Balittro menurut pengunjung sebagian besar menyatakan sebagai tempat konservasi tumbuhan (pelestarian dan koleksi tanaman) dengan persentase sebesar 44% dan sebagian kecil menyatakan lainnya dengan persentase sebesar 2%. Berdasarkan berbagai pernyataan tadi, fungsi KWI 1 Balittro yang paling mereka sukai sebagian besar sebagai sarana pendidikan dengan persentase sebesar 41,2% dan sebagian kecil sebagai tempat rekreasi dan pariwisata dengan persentase sebesar 5,9%. 5.9.4 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi Tabel 10. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi No. 1.
2.
Informasi Apakah Anda melakukan kegiatan rekreasi/wisata di KWI 1 Balittro a. Ya b. Tidak Jumlah (Σ) Manfaat berkunjung ke KWI 1 Balittro ini a. Menambah ilmu pengetahuan mengenai bahan-bahan rempah/aromatik dan obat b. Menunjukkan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai obat maupun aromatik
Frekuensi
Persentase
27 3
90,0 10,0 100
19
45,2
15
35,7
30
59
Tabel 10. (Lanjutan) Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Rekreasi No.
3.
Informasi c. Menghilangkan ketegangan syaraf/kepenatan d. Meningkatkan kesegaran fisik e. Mendapatkan ide- ide baru untuk berkreasi f. Memperoleh teman baru g. Tidak mendapatkan manfaat apa-apa h. Lainnya Jumlah (Σ) Daya tarik yang membuat Anda berekreasi/berwisata di KWI 1 Balittro ini a. Pohon-pohon yang tinggi dan rimbun b. Taman-tamannya yang luas c. Warna-warni bunganya yang menarik d. Udaranya yang sejuk e. Aroma tanamannya yang khas f. Jenis tanamannya yang bervariasi g. Harga tiket masuk yang relatif terjangkau h. Lainnya Jumlah (Σ)
Frekuensi 2 2 2 2 0 0 42
Persentase 4,8 4,8 4,8 4,8 0,0 0,0 100
4 1 2 6 4 19 0 0
11,1 2,8 5,6 16,7 11,1 52,8 0,0 0,0 100
36
Sebagian besar pengunjung melakukan kegiatan rekreasi/wisata di KWI 1 Balittro dengan persentase sebesar 90%, sedangkan sebagian kecil sisanya dengan persentase sebesar 10% tidak melakukan kegiatan rekreasi/wisata. Manfaat berkunjung ke KWI 1 Balittro ini sebagian besar menyatakan menambah ilmu pengetahuan mengenai bahan-bahan rempah/aromatik dan obat dengan persentase sebesar 45,2% serta menunjukkan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai obat maupun aromatik dengan persentase sebesar 35,7%. Daya tarik yang membuat mereka berekreasi/berwisata di KWI 1 Balittro ini sebagian besar menyatakan jenis tanamannya yang bervariasi dengan persentase sebesar 52,8% dan sebagian kecil menyatakan taman-tamannya yang luas dengan persentase sebesar 2,8%. 5.9.5 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi Tabel 11. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi No. 1.
Informasi Menurut Anda, tumbuhan apa saja yang perlu dikoleksi di KWI 1 Balittro a. Tanaman rempah dan aromatik b. Tanaman obat c. Tanaman industri
Frekuensi
Persentase
5 5 0
15,2 15,2 0,0
60
Tabel 11. (Lanjutan) Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Konservasi No.
Informasi d. Semuanya
2.
3.
Jumlah (Σ) Menurut Anda apakah diperlukan penjelasan mengenai konservasi tumbuhan di KWI 1 Balittro a. Ya b. Tidak Jumlah (Σ) Bagaimana penamaan (labelling) tanaman yang ada di KWI 1 Balittro a. Jelas b. Cukup jelas c. Tidak jelas Jumlah (Σ)
Frekuensi 23 33
Persentase 69,7 100
28 2
93,3 6,7 100
14 16 0
46,7 53,3 0,0 100
30
30
Tumbuhan yang perlu dikoleksi di KWI 1 Balittro menurut sebagian besar pengunjung menyatakan semuanya perlu dikoleksi dengan persentase sebesar 69,7%. Mengenai konservasi tumbuhan di KWI 1 Balittro, sebagian besar pengunjung menyatakan diperlukan penjelasan dengan persentase 93,3%, sedangkan sebagian kecil sisanya menyatakan tidak diperlukan penjelasan dengan persentase 6,7%. Untuk penamaan (labelling) tanaman yang ada di KWI 1 Balittro, sebagian besar pengunjung menyatakan cukup jelas dengan persentase sebesar 53,3%. 5.9.6 Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan Tabel 12. Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan No. 1.
2.
Informasi Apakah Anda memperoleh pengetahuan setelah mengunjungi KWI 1 Balittro a. Ya b. Tidak Jumlah (Σ) Pengetahuan apa yang Anda dapatkan setelah mengunjungi KWI 1 Balittro? a. Pengetahuan tentang jenis/spesies tanaman b. Pengetahuan tentang habitat tanaman c. Pengetahuan tentang tanaman langka dan terancam punah d. Lainnya Jumlah (Σ)
Frekuensi
Persentase
28 2
93,3 6,7 100
27 5
73,0 13,5
5
13,5
30
0 37
0,0 100
61
Tabel 12. (Lanjutan) Persepsi Pengunjung terhadap Fungsi Pendidikan No. 3.
4.
5.
Informasi Fasilitas atau sarana apa yang membantu Anda dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai tumbuhan di KWI 1 Balittro? a. Papan informasi/Label tanaman b. Pemanduan c. Panel d. Lainnya Jumlah (Σ) Zona (area) mana yang membuat Anda lebih mengenal dan menambah pengetahuan mengenai tumbuhan a. Koleksi tanaman rempah dan aromatik b. Koleksi tanaman obat c. Koleksi tanaman industri d. Lainnya Jumlah (Σ) Menurut Anda, apakah diperlukan jasa pemandu di KWI 1 Balittro untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas terutama mengenai tanaman a. Ya b. Tidak Jumlah (Σ)
Frekuensi
Persentase
15 25 3 2
33,3 55,6 6,7 4,4 100
18 18 0 0
50,0 50,0 0,0 0,0 100
30 0
100,0 0,0 100
45
36
30
Setelah mengunjungi KWI 1 Balittro, sebagian besar pengunjung menyatakan memperoleh pengetahuan dengan persentase sebesar 93,3%, sedangkan sebagian kecil sisanya menyatakan tidak memperoleh pengetahuan dengan persentase sebesar 6,7%. Pengetahuan yang mereka dapatkan setelah mengunjungi KWI 1 Balittro
sebagian besar menyatakan mendapatkan
pengetahuan tentang jenis/spesies tanaman dengan persentase sebesar 73,0%. Fasilitas atau sarana yang membantu pengunjung dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai tumbuhan di KWI 1 Balittro sebagian besar menyatakan pemanduan dengan persentase sebesar 55,6% dan papan informasi/label tanaman dengan persentase sebesar 33,3%. Zona (area) yang membuat pengunjung lebih mengenal dan menambah pengetahuan mengenai tumbuhan di KWI 1 Balittro sebagian besar memilih zona koleksi tanaman rempah dan aromatik serta zona koleksi tanaman obat dengan persentase yang sama sebesar 50%.
Seluruh
pengunjung menyatakan diperlukan jasa pemandu di KWI 1 Balittro untuk
62
mendapatkan informasi yang lebih jelas terutama mengenai tanaman dengan persentase sebesar 100%. 5.10 Preferensi terhadap KWI 1 Balittro Tabel 13. Preferensi terhadap KWI 1 Balittro No. 1.
2.
3.
4.
Informasi Frekuensi Menurut Anda perlukah kawasan KWI 1 Balittro dikembangkan menjadi kawasan rekreasi/wisata a. Perlu 30 b. Tidak perlu 0 c. Tidak tahu 0 Jumlah (Σ) 30 Alasan Anda jika menjawab perlu a. Akan mendatangkan pengunjung/wisatawan 13 yang banyak b. Akan dapat meningkatkan taraf hidup 4 masyarakat sekitar c. Akan membuat daerah ini menjadi salah satu 18 daerah terkenal di Bogor d. Keindahan dan suasana alami kawasan 2 tersebut perlu dimanfaatkan/dieksploitasi e. Untuk pelestarian kawasan 6 f. Lainnya 0 Jumlah (Σ) 43 Alasan Anda jika menjawab tidak perlu a. Pengunjung yang banyak cenderung akan memberi pengaruh negatif dan merusak 3 lingkungan b. Kawasan ini benar-benar perlu dikonservasi 2 (dibiarkan apa adanya) c. Lahan penelitian tanaman obat dan aromatik 0 ini akan terancam keberadaannya d. Tanpa pengembangan lebih lanjut kawasan 0 ini sudah bagus e. Akan adanya tarif masuk kawasan nantinya 0 f. Lainnya 2 Jumlah (Σ) 7 Fasilitas yang diharapkan disediakan a. Ruang informasi yang menyajikan secara 21 audio visual b. Panel 3 c. Pemanduan 14 d. Pos keamanan 2 e. Jalan setapak/Perkerasan mengelilingi kebun 2 f. Restoran 2 g. Kios produk kebun 6
Persentase
100,0 0,0 0,0 100 30,2 9,3 41,9 4,7 14,0 0,0 100
42,9 28,6 0,0 0,0 0,0 28,6 100 18,3 2,6 12,2 1,7 1,7 1,7 5,2
63
Tabel 13. (Lanjutan) Preferensi terhadap KWI 1 Balittro No.
5.
6.
7.
8.
Informasi h. Kios produk olahan i. Kios souvenir j. WC Umum/Toilet k. Musholla l. Tempat sampah m. Lampu penerangan n. Pusat pengunjung o. Gazebo/Shelter p. Tempat duduk q. Tempat diskusi/Berkumpul khusus rombongan r. Lainnya Jumlah (Σ) Penghijauan yang diharapkan menggunakan jenis tanaman a. Peneduh b. Habitat burung c. Mengeluarkan suara gemerisik d. Memiliki aroma yang menyenangkan e. Hiasan/Ornamental f. Berfungsi produksi (contohnya buah-buahan) g. Berfungsi aromaterapi h. Berfungsi sebagai obat i. Berbunga menarik j. Lainnya Jumlah (Σ) Menurut Anda perlukah disediakan tempat parkir khusus pengunjung kawasan ini a. Perlu b. Tidak perlu c. Tidak tahu Jumlah (Σ) Menurut Anda perlukah pemagaran di sekitar kawasan KWI 1 Balittro a. Perlu b. Tidak perlu c. Tidak tahu Jumlah (Σ) Pemagaran yang Anda sarankan berupa a. Pagar besi b. Pagar tembok c. Pagar tanaman d. Lainnya Jumlah (Σ)
Frekuensi 5 1 8 12 5 1 0 11 8
Persentase 4,4 0,9 7,0 10,4 4,4 0,9 0,0 9,6 7,0
14
12,2
0 115
14 5 0 4 5 4 9 10 4 0
25,5 9,1 0,0 7,3 9,1 7,3 16,4 18,2 7,3 0,0 100
30 0 0
100,0 0,0 0,0 100
28 2 0
93,3 6,7 0,0 100
14 9 12 0
40,0 25,7 34,3 0,0 100
55
30
30
35
0,0 100
64
Tabel 13. (Lanjutan) Preferensi terhadap KWI 1 Balittro No. 9.
10.
11.
12.
Informasi Kegiatan/Aktivitas yang diharapkan dikembangkan a. Fotografi b. Bersepeda c. Duduk-duduk menikmati pemandangan d. Diskusi e. Piknik/Makan siang di alam terbuka f. Terapi g. Berjalan-jalan di kebun h. Jogging i. Ikut mempraktekan budidaya tanaman obat dan aromatik j. Belajar k. Menikmati jamu l. Melihat- lihat peneliti dan mengetahui cara bekerjanya m. Berbelanja souvenir dan produk khas kawasan (Souvenir Shop) n. Demo produk o. Lainnya Jumlah (Σ) Jika pembuatan fasilitas-fasilitas dan pengembangan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk pengembangan kawasan lebih lanjut, apakah Anda bersedia membayar biaya masuk untuk pengalaman yang lebih berkualitas a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu Jumlah (Σ) Apakah Anda tertarik membeli produk tanaman obat dan aromatik maupun produk olahannya a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu Jumlah (Σ) Partisipasi yang bisa Anda lakukan sebagai pengunjung untuk kelestarian kawasan a. Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan b. Tidak melakukan tindakan yang merusak, mencoret-coret maupun tindakan vandalisme lainnya terhadap fasilitas yang ada
Frekuensi
Persentase
1 2 4 4 3 3 3 3
1,9 3,9 7,7 7,7 5,8 5,8 5,8 5,8
9
17,3
6 3
11,5 5,8
6
11,5
1
1,9
4 0
7,7 0,0
52
100
30 0 0
100,0 0,0 0,0 100
30 0 0
100,0 0,0 0,0 100
19
39,6
12
25,0
30
30
65
Tabel 13. (Lanjutan) Preferensi terhadap KWI 1 Balittro No.
13.
Informasi c. Tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu pengunjung lain d. Mencegah pengunjung lain membuang sampah sembarangan dan melakukan tindakan vandalisme e. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak/mengganggu ekosistem (misalnya : mencemari kebun, menebang pohon, dll) f. Lainnya Jumlah (Σ) Harapan Anda dengan adanya pengembangan kawasan KWI 1 Balittro ini a. Dapat memberikan alternatif kegiatan wisata bagi warga kota Bogor b. Dapat menjaga kelestarian kawasan KWI 1 Balittro c. Lainnya Jumlah (Σ)
Frekuensi
Persentase
3
6,3
1
2,1
10
20,8
3 48
35
6,3 100
21
60,0
14
40,0
0
0,0 100
Semua pengunjung sangat antusias terhadap pengembangan KWI 1 Balittro. Hal ini terlihat dari persentase sebesar 100% yang menyatakan perlu dikembangkan menjadi kawasan rekreasi/wisata. Alasan mereka jika menjawab perlu adalah sebagian besar karena akan membuat daerah ini menjadi salah satu daerah terkenal di Bogor dengan persentase sebesar 41,9% dan karena akan mendatangkan pengunjung/wisatawan yang banyak dengan persentase sebesar 30,2%. Sedangkan alasan mereka jika menjawab tidak perlu adalah sebagian besar karena pengunjung yang banyak cenderung akan memberi pengaruh negatif dan merusak lingkungan dengan persentase sebesar 42,9% serta kawasan ini benarbenar perlu dikonservasi (dibiarkan apa adanya) dan lainnya dengan persentase yang sama sebesar 28,6%. Fasilitas yang diharapkan disediakan sebagian besar menginginkan ruang informasi yang menyajikan secara audio visual dengan persentase sebesar 18,3%, pemanduan dan tempat diskusi/berkumpul khusus rombongan dengan persentase yang sama sebesar 12,2%, musholla dengan persentase sebesar 10,4%, serta gazebo/shelter dengan persentase sebesar 9,6%. Penghijauan yang diharapkan sebagian besar menyarankan untuk menggunakan jenis tanaman peneduh dengan persentase sebesar 25,5%. Seluruh pengunjung
66
menyatakan perlu disediakan tempat parkir khusus pengunjung kawasan dengan persentase sebesar 100%. Sebagian besar pengunjung menyatakan perlu pemagaran di sekitar kawasan KWI 1 Balittro dengan persentase sebesar 93,3%, sedangkan sebagian kecil sisanya menyatakan tidak perlu dengan persentase sebesar 6,7%. Pemagaran yang mereka sarankan sebagian besar berupa pagar besi dengan persentase sebesar 40,0% dan pagar tanaman dengan persentase sebesar 34,3%. Kegiatan/aktivitas yang diharapkan dikembangkan sebagian besar menginginkan ikut mempraktekan budidaya tanaman obat dan aromatik dengan persentase sebesar 17,3%, belajar serta melihat- lihat peneliti dan mengetahui cara bekerjanya dengan persentase yang sama sebesar 11,5%, sebagian kecil menginginkan fotografi serta berbelanja souvenir dan produk khas kawasan (Souvenir Shop) dengan persentase sebesar 1,9%. Seluruh pengunjung menyatakan bersedia membayar biaya masuk untuk pengalaman yang lebih berkualitas jika pembuatan fasilitas- fasilitas dan pengembangan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk pengembangan kawasan lebih lanjut dengan persentase sebesar 100%. Mereka juga seluruhnya tertarik membeli produk tanaman obat dan aromatik maupun produk olahannya dengan persentase sebesar 100%. Partisipasi yang bisa mereka lakukan sebagai pengunjung untuk kelestarian kawasan sebagian besar berupa menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dengan persentase sebesar 39,6% dan tidak melakukan tindakan yang merusak, mencoret-coret maupun tindakan vandalisme lainnya terhadap fasilitas yang ada dengan persentase sebesar 25,0%. Harapan mereka dengan adanya pengembangan kawasan KWI 1 Balittro ini sebagian besar menginginkan agar dapat memberikan alternatif kegiatan wisata bagi warga kota Bogor dengan persentase sebesar 60,0%, sedangkan sebagian kecil sisanya menginginkan agar dapat menjaga kelestarian kawasan KWI 1 Balittro dengan persentase sebesar 40%.
67
Gambar 42. Peta Analisis
68
BAB VI KONSEP RENCANA
6.1 Konsep Dasar Konsep dasarnya yaitu menjadikan KWI 1 sebagai tempat wisata ilmiah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi koleksi dan hasil penelitian Balittro, sebagai tempat wisata umum lainnya yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengunjung wisata. Alam dan pikiran sebagai sumber ilmu dan pengetahuan, dan diselaraskan dengan konsep pengalaman (alam dijadikan sebagai contoh) merupakan guru yang berharga. Kemudian konsep tersebut diselaraskan dengan potensi yang dimiliki oleh manusia sehingga menjadi I hear and I know, I see and I remember, I do and I understand, sehingga belajar dari alam dan pikiran merupakan sebuah sarana yang tepat untuk mengembangkan KWI 1 sebagai tempat perpaduan pendidikan dan rekreasi di KWI 1. Setiap pengunjung akan melihat dan merasakan langsung potensi kebun yang terdapat di KWI 1. Kawasan akan dilengkapi dengan fasilitas pelayanan wisata yang dihubungkan dengan jalur sirkulasi dalam suasana nyaman dan indah. 6.2 Konsep Ruang Tapak KWI 1 ini akan dibagi menjadi beberapa ruang. Pembagian ruang dibuat berdasarkan karakteristik yang dimiliki tiap ruang dan kesesuaian ruang terhadap aktifitas pengguna tapak. Konsep ruang tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi zona penerimaan, zona pelayanan, display area, dan zona koleksi (Gambar 43).
Ruang yang akan dikembangkan bertujuan agar dapat
menyediaan ruang untuk memudahkan aktivitas pengguna. Zona Penerimaan. Pada saat awal memasuki KWI 1, pengunjung melewati zona ini terlebih dahulu. Zona ini berfungsi untuk menerima pengunjung yang datan g k e kebun, sehingga dapat disebut
juga sebagai area penerimaan
pengunjung. Fasilitas yang mendukung area ini adalah jalan masuk bagi pejalan kaki maupun kendaraan (seperti sepeda motor, mobil, dan bus) serta gerbang masuk. Area ini harus tertata dengan baik dan menarik karena letaknya yang berbatasan dengan jalan raya sehingga dengan sifatnya yang terbuka dapat mengundang pengunjung untuk masuk ke dalam.
69
Zona Pelayanan. Zona ini berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung. Kegiatan yang terdapat di area ini adalah berjalan keluar masuk kebun, memarkir kendaraan, pencarian informasi, dan beribadah. Fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut adalah pos jaga, lapangan parkir, pusat informasi, ruang audio visual, kios produk, pelayanan herbal, toilet, dan musholla. Display Area. Merupakan ruang yang memperlihatkan keindahan ciri khas di KWI 1 Balittro kepada pengunjung, yaitu air mancur. Air mancur ini merupakan pusat perhatian karena dapat dipandang dari ujung penjuru jalan pengunjung di dalam tapak. Di sini juga para pengunjung dapat menikmati pemandangan air mancur langsung pada kursi permanen yang ada di depan air mancur itu sendiri atau bisa menikmatinya pada gazebo terdekat yang mengarah ke air mancur. Zona Koleksi. Merupakan petak tanam yang berisi koleksi tanaman obat dan aromatik Balittro. Petak tanam ini memiliki nama petak masing- masing sehingga membedakan antara satu petak dengan petak yang lain. Di sini juga dapat dilakukan kegiatan berupa praktek budi daya oleh pengunjung yang dipandu oleh tenaga ahli. 6.3 Konsep Sirkulasi Pintu masuk KWI 1 berada berdekatan dengan pintu masuk KWI 2 yang berseberangan dengan tapak. Keadaan jalan raya dengan akses masuk juga memiliki resiko kecelakaan mengingat jalan raya juga digunakan oleh angkutan kota, serta kendaraan pribadi lainnya berbentuk jalan dua arah yang lurus memanjang. Hal ini menyebabkan berbagai kendaraan bermotor yang ada melintas dengan kecepatan yang tinggi. Untuk menarik perhatian masyarakat luas, pada area ini diberi rambu-rambu sebagai penanda dan pencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas serta papan penunjuk arah masuk lokasi kawasan dan elemen vegetasi yang dengan aroma yang menarik. Sirkulasi disediakan untuk menghubungkan seluruh ruang untuk mempermudah pengunjung dalam interpretasi koleksi tanaman yang ada. Pola sirkulasi di dalam KWI 1 ini dibuat melingkar dan diagonal (Gambar 44).
70
6.4 Konsep Fasilitas/Utilitas Fasilitas pendukung tapak disediakan berdasarkan pertimbangan preferensi pengunjung serta penyesuaian terhadap letak, fungsi dan estetika pada tapak. Fasilitas tempat parkir dipisahkan antara motor, mobil, dan bis. Pada setiap petak tanam disediakan tempat sampah untuk mendukung partisipasi pengunjung di dalam menjaga kebersihan. Toilet dibedakan antara wanita dan pria. Ruang audio visual dan kios produk ditempatkan berdampingan. Di sisi lainnya terdapat pelayanan herbal. Untuk musholla, dipisahkan antara tempat wudlu pria dan wanita. Seluruh fasilitas yang ada di KWI 1 ini direncanakan agar dapat digunakan oleh semua golongan usia (anak-anak, remaja, dan dewasa). 6.5 Konsep Pengelolaan Pengunjung Dalam melakukan aktivitas, setiap orang memiliki motivasi yang berbedabeda. Demikian pula halnya dengan pengunjung yang akan berwisata ke KWI 1 ini. Setiap 15 orang pengunjung dipandu oleh seorang pemandu sehingga kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan dengan efektif. Sisanya dapat melakukan kegiatan rekreasi, beristirahat atau pun berdiskusi di gazebo, menikmati air mancur, memasuki ruang audio visual, berbelanja di kios produk, minum jamu pada pelayanan herbal, fotografi, atau melakukan aktivitas lainnya di musholla. Sehingga pengelolaan pengunjung ini direncanakan agar tidak ada tumpang tindih lokasi yang dipenuhi oleh pengunjung dengan sesak. 6.6 Konsep Vegetasi Vegetasi yang akan dikembangkan direncanakan dapat mendukung aktifitas, menarik perhatian dan memberikan kenyamanan bagi pengguna. Vegetasi yang digunakan merupakan ciri khas dari KWI 1 itu sendiri, yaitu tanaman obat dan aromatik. Penempatan vegetasi di petak tanam dibuat agar memudahkan pengunjung dalam melakukan identifikasi tanaman yang ada. Konsep vegetasi ini selanjutnya dibagi menjadi vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi pembatas, vegetasi estetis, vegetasi koleksi, dan vegetasi penerima.
71
Gambar 43. Konsep Ruang
72
Gambar 44. Konsep Sirkulasi
73
BAB VII PERANCANGAN
Perancangan menggunakan perpaduan hard material dan soft material secara keseluruhan yang dapat dilihat dalam Site Plan. Perancangan terhadap tapak secara keseluruhan merupakan suatu hubungan yang menyatu antara berbagai ruang dalam tapak. Perancangan yang dilakukan pada berbagai zona yang telah dibagi berdasarkan tahap konsep rencana adalah perancangan tata ruang, perancangan sirkulasi, perancangan fasilitas/utilitas, perancangan vegetasi, dan perancangan aktivitas. 7.1 Tata Ruang Ruang dikembangkan sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan dan konsep yang telah ditetapkan. Penataan ruang pada tapak dibagi menjadi ruang penerimaan, ruang pelayanan, display area, dan ruang koleksi. 1. Ruang Penerimaan Merupakan ruang pergerakan kendaraan dan pengunjung yang akan masuk ke
dalam
kebun. Ruang penerimaan juga merupakan ruang awal untuk
menampung pengunjung. Ruang parkir dipisahkan antara jenis kendaraan motor, mobil, dan bis. Luasan lahan yang digunakan untuk lapangan parkir adalah sebesar 1227 m2 . 2. Ruang Pelayanan Merupakan ruang yang disediakan untuk mendukung aktifitas pengguna di tapak. Ruang pelayanan dibuat agar dapat mengakomodasi aktivitas rekreasi ataupun wisata yang dilakukan di tapak. Ruang ini menyediakan yang fasilitas berupa bangunan permanen yang berfungsi sebagai tempat memperoleh informasi secara audio dan visual mengenai berbagai produk tanaman obat dan aromatik yang dapat membuat pengunjung memiliki wawasan lebih luas lagi. Area ini juga dilengkapi dengan kios produk yang menjual makanan dan minuman ringan untuk kegiatan rekreasi ataupun produk tanaman mini dari KWI 1. Adanya pelayanan herbal ditujukan agar pengunjung dapat menikmati hidangan minuman berkhasiat khas KWI 1 seperti jamu yang bahannya adalah tanaman obat dari KWI 1 itu sendiri. Ruang ini sangat mendukung aktivitas wisata dan edukasi. Ruang ini
74
diberi perkerasan dan elemen berupa batu kali yang dapat digunakan sebagai terapi syaraf sehat untuk pijat alami tanpa alas kaki. Musholla disediakan bagi pengunjung yang beragama Islam yang akan shalat sebagaimana mestinya sehingga tidak perlu keluar KWI untuk melaksanakannya.Untuk meningkatkan keindahan digunakan tanaman yang berbunga indah atau berwarna menarik. 3. Display Area Merupakan ruang yang memperlihatkan keindahan ciri khas di KWI 1 Balittro kepada pengunjung, yaitu air mancur. Air mancur ini merupakan pusat perhatian karena dapat dipandang dari ujung penjuru jalan pengunjung di dalam tapak. Air mancur yang ada berbentuk lingkaran dipadukan dengan bangku taman permanen mengelilingi elemen air. Dengan adanya materi tersebut pengunjung akan mendapatkan kesan indah dan santai saat pertama kali memasuki lokasi wisata. Pengunjung juga disediakan beberapa gazebo terdekat di sekelilingnya yang menghadap langsung ke air mancur. 4. Ruang Koleksi Merupakan petak tanam yang berisi koleksi tanaman obat dan aromatik Balittro. Petak tanam ini memiliki nama petak masing- masing sehingga membedakan antara satu petak dengan petak yang lain. Batas petak tanam sudah jelas, namun supaya lebih menarik dibuat pagar tanaman. Tanaman yang membentuk pembatas atau pagar dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku pengguna dan memudahkan pemandu dalam menuntun pengunjung secara teratur ke petak-petak tanam yang ada dalam lokasi wisata sehingga kegiatan pengenalan berbagai jenis tanaman atau pohon dapat berjalan secara teratur dan sistematik. 7.2 Sirkulasi Sirkulasi yang dikembangkan merupakan sirkulasi eksisting, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pengunjung. Sirkulasi kendaraan berada pada area penerimaan dan dibuat dengan perkerasan aspal agar tahan lama karena terdapat kendaraan bis pengunjung bermuatan besar yang memasuki KWI 1 ini. Untuk jalur sirkulasi pengunjung dibuat dengan pola melingkar dengan perkerasan dari aspal dengan lebar jalan 2 m.
75
7.3 Fasilitas/Utilitas Rancangan fasilitas menggunakan desain yang sederhana dengan dominasi bahan fiber, kayu, dan keramik/semen agar mudah dalam perawatan dan dapat bertahan lama. Adapun spesifikasi fasilitas yang dikembangkan pada tapak dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Spesifikasi Fasilitas yang Dikembangkan Jumlah
Luas total (m2 )
Spek
1 Lapangan Parkir
1 unit
1227
Aspal
2 Tempat Parkir Motor
1 unit
40
8mx5m
3 Tugu Nama Lokasi
1 unit
4
Keramik
4 Pos Satpam
3 unit
12
2mx2m
5 Ruang Audio Visual
1 unit
80
10 m x 8 m
6 Lampu Taman
17 buah
4,25
fiber
7 Tempat Sampah
21 unit
10,5
fiber
8 Kios
6 unit
96
4mx4m
26 petak
18623
Paving
26 buah
26
Semen
2 unit
80
5mx8m
12 Bangku Taman
25 buah
75
Kayu
13 Gazebo
19 buah
171
3mx3m
14 Panel
43 unit
43
Kayu
15 Pergola
4 unit
153
Semen
16 Air Mancur Utama
1 unit
20
Semen
17 Air Mancur Mini
5 unit
10
Semen
18 Musholla
1 unit
150
15 m x 10 m
19 Toilet
8 unit
48
2m x3 m
20 Tempat Wudlu
2 unit
42
7mx3m
21 Pintu Masuk Kebun
1 unit
12
4mx3m
No
Fasilitas
9 Petak Tanam 10 Penunjuk Petak Tanam 11 Pelayanan Herbal
76
Detail perancangan dari masing- masing fasilitas tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Lapangan Parkir Area lapangan parkir yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 1.227 m2 . Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa jalan yang terbuat dari aspal. Pola parkir yang digunakan adalah menyerong 60°. Lapangan ini mampu menampung jenis kendaraan mulai dari sepeda motor, mobil, hingga kendaraan besar berupa bis. Tempat parkir untuk masing- masing jenis kendaraan ditempatkan secara terpisah. Lokasi tempat parkir untuk kendaraan mobil ditempatkan pada sisi sebelah utara. Sedangkan lokasi tempat parkir untuk sepeda motor dan kendaraan besar berupa bis ditempatkan pada sisi sebelahnya, yaitu sebelah selatan. Lokasi tempat parkir sepeda motor dan kendaraan besar berupa bis diletakan berdampingan dengan penempatan untuk kendaraan sepeda motor berada pada ruang khusus tempat parkir sepeda motor. Kapasitas kendaraan yang dapat ditampung pada lapangan parkir ini adalah 9 buah kendaraan mobil pada sisi sebelah kiri, 4 buah kendaraan besar berupa bis pada sisi sebelah kanan, serta 8 buah kendaraan sepeda motor pada ruang khusus tempat parkir motor. Detil lapangan parkir dapat dilihat pada Gambar 48. Jalur sirkulasi pada lapangan parkir KWI 1 ini dibuat satu arah dan dipisahkan menjadi dua jalur, yaitu jalur masuk pada sebelah kiri dan jalur keluar pada sebelah kanan. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kemacetan antara kendaraan yang masuk dan keluar. Pada bagian tengah di muka lapangan parkir ini juga dibuat tugu nama lokasi agar dapat mempermudah pengunjung di dalam mengenali dan mengidentifikasi lokasi KWI 1. Lebar jalur masuk dan jalur keluar masing- masing adalah sebesar 5 m dari tugu nama lokasi. Jalur masuk dan jalur keluar pada lokasi KWI 1 ini masing- masing dijaga oleh sebuah pos satpam untuk lebih memperkuat keamanan. Sebuah pos satpam juga disediakan dekat pintu masuk kebun. Selain sebagai tempat untuk menjaga pintu masuk ke dalam kebun, juga sebagai tempat untuk menyediakan tiket bagi pengunjung KWI 1. Pada lapangan parkir ini juga disediakan beberapa lampu taman untuk menerangi tempat parkir di malam hari.
77
Selain di taman, lampu ditempatkan pada pintu masuk kebun, tempat parkir motor, pos satpam, dan tugu nama lokasi. Bangunan yang memiliki atap di lapangan parkir adalah pos satpam, tempat parkir motor, dan pintu masuk kebun. Lanskap yang dikembangkan di lapangan parkir terdiri dari lanskap pada tugu nama lokasi, lanskap pada pos satpam penjaga jalur masuk, lanskap pada pos satpam penjaga jalur keluar, lanskap di depan parkir mobil, lanskap di depan parkir bis dan tempat parkir motor, lanskap pada pembatas antara parkir bis dan tempat parkir motor, serta lanskap di samping pintu masuk kebun. 2. Tempat Parkir Motor Tempat parkir motor yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 40 m2 . Dimensi dari tempat parkir motor ini adalah segi empat berukuran 8 m x 5 m yang memiliki 4 buah tiang penyangga berbentuk silinder pada setiap titik sudutnya dengan ketinggian sebesar 2,44 m. Detil tempat parkir motor dapat dilihat pada Gambar 48. Tempat parkir motor ini diberikan 6 buah lampu yang ditempatkan secara simetris pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat tiga yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap tempat parkir ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 6 : 12. Atap tingkat pertama pada bagian bawah memiliki dimensi 5 m x 8 m dengan elevasi 2,44 m. Atap tingkat kedua pada bagian tengah memiliki dimensi 4 m x 7 m dengan elevasi 2,94 m. Atap tingkat ketiga pada bagian atas memiliki dimensi 3 m x 6 m dengan elevasi 3,44 m. Tempat parkir motor ini menggunakan pembatas berbentuk railing. Jalur sirkulasi kendaraan sepeda motor dibuat satu arah dan dipisahkan menjadi dua jalur, yaitu jalur masuk pada sisi muka sebelah kiri dan jalur keluar pada sisi muka sebelah kanan. Lebar dari jalur ini adalah masing- masing sebesar 1 m. Jarak antara jalur masuk dan jalur keluar adalah 3 m. Jarak jalur masuk ataupun jalur keluar ke tiang penyangga terdekat sejauh 1 m. Pada sisi jalur masuk ataupun jalur keluar masing- masing dilengkapi oleh 1 buah kursi dan meja penjaga, 1 buah rak tempat penyimpanan helm, serta 1 buah rak tempat penyimpanan perlengkapan perjalanan lainnya. Lanskap yang dikembangkan di sekitar tempat parkir motor terdiri dari lanskap di depan parkir bis dan tempat parkir motor, lanskap pada
78
pembatas antara parkir bis dan tempat parkir motor, serta lanskap pada pos satpam penjaga jalur keluar. 3. Tugu Nama Lokasi Tugu nama lokasi yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 4 m2 . Pola area sekitar tugu nama lokasi ini berbentuk melingkar dengan diameter 5 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan untuk dinding tugu berupa pasangan keramik. Sedangkan untuk tulisan nama lokasi menggunakan bahan material dari stainless. Dua buah lampu sorot yang mengarah pada tulisan nama lokasi digunakan untuk menerangi tugu di malam hari. Detil tugu nama lokasi dapat dilihat pada Gambar 49. Tugu nama lokasi ini memiliki 4 buah tiang berbentuk balok menyerupai huruf T yang simetris dengan panjang sisi 0,3 m. Tiang tersebut terdiri dari 2 buah tiang jenis pertama dengan tinggi 1,5 m dan 2 buah tiang jenis kedua dengan tinggi 0,6 m. Jarak antar tiang jenis pertama adalah 1,8 m. Kedua jenis tiang pertama tersebut dihubungkan oleh dinding yang memuat tulisan nama lokasi dengan elevasi 1,2 m. Tiang jenis kedua berjarak 0,5 m dari tiang jenis pertama dengan sudut 20° yang dihubungkan oleh dinding dengan elevasi 0,4 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar tugu nama lokasi terdiri dari lanskap pada bagian depan tugu nama lokasi itu sendiri dan lanskap di area sekeliling tugu nama lokasi dengan pola melingkar. 4. Pos Satpam Pos satpam yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 12 m2 . Pos satpam ini berjumlah 3 unit yang ditempatkan pada lapangan parkir, yaitu 1 unit pada jalur masuk, 1 unit pada jalur keluar, serta 1 unit dekat pintu masuk kebun. Tiap unit pos satpam memiliki dimensi 2 m x 2 m dengan tinggi dinding 2,44 m. Bagian muka dibuat terbuka menggunakan dinding pembatas dengan elevasi 0,8 m dan lebar 1 m sebagai jalur masuk ke dalam pos. Di bagian dalam pos disediakan 1 buah bangku dan meja serta lemari berlaci 4 tingkat yang terbuat dari kayu. Di kedua bagian samping pos dipasang jendela dengan dimensi lebar 0,91 m, panjang 1,3 m, serta elevasi 0,8 m. Di bagian belakang pos dipasang jendela dengan dimensi lebar 1,7 m, panjang 0,2 m, serta elevasi 2,15 m. Detil pos satpam dapat dilihat pada Gambar 50.
79
Tiap unit pos satpam ini diberikan 2 buah lampu masing- masing di dalam dan di luar pos yang ditempatkan pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat dua yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap pos satpam ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 4 : 12. Atap tingkat pertama pada bagian bawah memiliki dimensi 3 m x 3 m dengan elevasi 2,44 m. Atap tingkat kedua pada bagian atas memiliki dimensi 2 m x 2 m dengan elevasi 2,84 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar pos satpam terdiri dari lanskap pada pos satpam penjaga jalur masuk, lanskap pada pos satpam penjaga jalur keluar, lanskap di depan parkir mobil, serta lanskap di depan parkir bis dan tempat parkir motor. 5. Ruang Audio Visual Ruang audio visual yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 80 2
m . Dimensi dari ruang audio visual ini adalah segi empat simetris berukuran 10 m x 8 m dengan tinggi dinding 2,44 m. Kapasitas ruang audio visual ini memiliki kemampuan yang dapat menampung secara efektif sejumlah 40 orang pengunjung di dalamnya. Detil ruang audio visual dapat dilihat pada Gambar 51. Sirkulasi ruang audio visual ini dibuat satu arah dengan menggunakan sebuah pintu masuk utama. Spesifikasi bahan material pintu masuk yang digunakan berupa jenis pintu lipat dua ke arah dalam yang terbuat dari kayu. Dimensi dari pintu masuk tersebut memiliki lebar 2 m dan panjang 2,03 m. Pintu masuk terdapat pada sisi gedung sebelah selatan. Sisi gedung sebelah selatan simetris dengan sisi gedung sebelah utara. Jarak pintu masuk dari ujung sisi barat adalah 2 m dan jarak dari ujung sisi timur adalah 4 m. Pada sisi sebelah selatan, antara pintu masuk dan ujung sisi barat terdapat 2 buah jendela melingkar dengan dimensi lebar 0,5 m dan elevasi 1,5 m. Jarak dari ujung sisi depan ke jendela melingkar terdekat adalah 0,5 m. Jarak antar jendela melingkar tersebut itu sendiri adalah 1 m. Sedangkan antara pintu masuk dan ujung sisi timur terdapat 4 buah jendela trapesium siku-siku yang saling berhadapan dengan dimensi lebar 0,5 m dan panjang 1,3 m serta elevasi 0,61 m. Jarak dari ujung sisi timur ke jendela trapesium terdekat adalah 0,5 m. Jarak antar jendela trapesium tersebut itu sendiri adalah 1 m.
80
Pada sisi barat dan sisi timur masing- masing terdapat 4 buah jendela bujur sangkar dengan dimensi lebar 0,5 m dan elevasi 1,5 m. Keempat jendela bujur sangkar tersebut sebanyak 2 buah jendela pertama berada di sebelah kiri dan 2 buah jendela kedua berada di sebelah kanan. Jarak jendela terdekat dengan sisi sebelah utara adalah 0,5 m. Begitu juga dengan jarak jendela terdekat dengan sisi sebelah selatan adalah 0,5 m. Jarak antar jendela bujur sangkar tersebut adalah 1 m. Ruang audio visual ini diberikan lampu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Lampu yang diberikan untuk dalam ruangan berjumlah 18 buah lampu sedangkan untuk luar ruangan berjumlah 16 buah lampu, yaitu 4 buah lampu masing- masing pada sisi utara, barat, selatan, d a n timur. Lampu ini ditempatkan secara simetris pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat tiga yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap ruang audio visual ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 6 : 12. Atap tingkat pertama pada bagian bawah memiliki dimensi 12 m x 10 m dengan elevasi 2,44 m. Atap tingkat kedua pada bagian tengah memiliki dimensi 8 m x 6 m dengan elevasi 3,74 m. Atap tingkat ketiga pada bagian atas memiliki dimensi 4 m x 2 m dengan elevasi 5,04 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar ruang audio visual terdiri dari lanskap pada sisi luar sebelah utara ruang audio visual dan lanskap pada sisi luar sebelah selatan ruang audio visual. Di bagian dalam ruang audio visual pada bagian depan disediakan 1 set Entertainment Center, 2 buah lemari berkaki penyimpan data, 2 buah lemari berpintu, serta 2 buah lemari berlaci 4 tingkat yang terbuat dari kayu. Sebagai alas tempat duduk digunakan karpet berwarna merah bata serta permadani berukuran 1 m x 1 m sebanyak 40 buah yang ditempatkan berjajar di bagian belakang. Di bagian luar ruang audio visual pada bagian depan pintu masuk dibuat paving berbentuk vertikal berwarna merah jambu dengan pola linear. Paving ini digunakan sebagai akses jalur masuk menuju ruang audio visual. Lebar paving adalah 2 m. Di samping kiri dan kanan paving ruang audio visual tersedia masing- masing 3 buah gazebo dengan 1 unit tempat sampah pada samping kiri
81
dan 3 buah gazebo dengan 1 unit tempat sampah pada samping kanan yang diletakan secara simetris. 6. Lampu Taman Lampu taman yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 4,25 m2 . Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa gelas transparan yang terbuat dari fiber. Lampu taman ini memiliki kotak lampu berbentuk kubus dengan dimensi 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m dan tiang penyangga dengan tinggi 1 m. Detil lampu taman dapat dilihat pada Gambar 52. Lampu taman yang disediakan di tapak berjumlah 17 buah. Lampu taman disediakan di luar kebun yaitu di lapangan parkir. L ampu taman tersebut ditempatkan lapangan parkir sebelah utara sebanyak 5 buah untuk tempat parkir mobil, pada samping tempat parkir bis di lapangan parkir sebelah timur sebanyak 5 buah, di lapangan parkir sebelah selatan sebanyak 5 buah untuk tempat parkir motor dan bis, di taman samping kiri dan kanan tempat parkir motor sebanyak 2 buah. 7. Tempat Sampah Tempat sampah yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 10,5 m2 . Tempat sampah ini berjumlah 21 unit. Tiap unit ditopang oleh 3 tiang dan terdiri dari 2 jenis bak sampah, yaitu bak pertama untuk sampah organik yang ditandai dengan strip hijau dan bak kedua untuk sampah anorganik yang ditandai dengan strip merah. Tiap unit tempat sampah memiliki dimensi 1 m x 0,5 m dengan tinggi tiang 1 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa bak yang terbuat dari fiber. Detil tempat sampah dapat dilihat pada Gambar 53. Tempat sampah yang disediakan di tapak diletakan di dalam kebun. Pada petak area ruang audio visual disediakan sebanyak 2 unit, pada petak area kios disediakan sebanyak 2 unit, pada petak area pelayanan herbal sebanyak 4 unit, pada petak di sekitar air mancur utama sebanyak 4 unit, di petak area sudut kebun sebanyak 7 unit, di samping toilet pria sebanyak 1 unit dan di samping toilet wanita sebanyak 1 unit. 8. Kios Kios yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 96 m2 . Kios ini berjumlah 6 unit yang ditempatkan pada satu petak. Tiap unit kios memiliki
82
dimensi 4 m x 4 m dengan tinggi dinding 2,44 m. Kapasitas kios ini memiliki kemampuan yang dapat menampung sejumlah 12 orang pengunjung di dalamnya. Bagian muka dibuat terbuka tanpa dinding pembatas sebagai pintu masuk utama. Sedangkan bagian samping kiri dan kanan dibuat terbuka menggunakan pintu dengan dimensi lebar 2 m dan panjang 2,03 m. Bagian belakang dibuat terbuka menggunakan pembatas dengan jenis bar yang terbuat dari kayu. Detil kios dapat dilihat pada Gambar 54. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat satu yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap kios ini berbentuk Gable dengan rasio ketinggian 8 : 12. Atap ini memiliki dimensi 4 m x 4 m dengan elevasi 2,44 m. Tiang yang digunakan untuk menopang atap tersebut terbuat dari kayu dengan tipe 39-trusses-03 yang diletakkan masing- masing di atas dinding samping kiri dan kanan. Lanskap yang dikembangkan di sekitar kios terdiri dari lanskap pada kios-kios yang berada di sisi sebelah timur dan lanskap pada kios-kios yang berada di sisi sebelah barat. Di bagian dalam tiap unit kios disediakan 1 set meja bar, 2 buah meja berbentuk ellips yang terbuat dari kayu. Tiap meja disediakan 6 buah kursi yang diletakan dengan pola melingkar. Di bagian luar tiap unit kios pada bagian depan pintu masuk terdapat paving berbentuk vertikal berwarna merah jambu dengan pola linear. Paving ini digunakan sebagai akses jalur masuk menuju kios. Lebar paving adalah 2 m. Di samping kiri dan kanan paving tersedia masing- masing 3 unit kios dengan 1 unit tempat sampah serta 1 unit bangku taman pada samping kiri dan 3 unit kios dengan 1 unit tempat sampah pada samping kanan yang diletakan secara simetris. 9. Petak Tanam Petak tanam yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 18623 m2 . Petak tanam ini berjumlah 26 petak dengan dimensi yang bervariasi. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa permainan perkerasan yang terbuat dari paving. Detil contoh petak tanam dapat dilihat pada Gambar 55. Setiap petak tanam memiliki nama petak yang diurut sesuai dengan huruf abjad. Nama petak tersebut ditampilkan dalam bentuk patung huruf petak yang terdapat sesuai petak tanam masing- masing sehingga pengunjung dapat lebih
83
mudah untuk mengenali setiap petak tanam. Daftar nama dan luas petak tanam yang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Daftar Nama dan Luas Petak Tanam yang Dikembangkan No.
Nama Petak Tanam
Luas Petak Tanam (m2 )
1. Petak Tanam A
582
2. Petak Tanam B
471
3. Petak Tanam C
605
4. Petak Tanam D
1150
5. Petak Tanam E
952
6. Petak Tanam F
522
7. Petak Tanam G
526
8. Petak Tanam H
970
9. Petak Tanam I
1287
10. Petak Tanam J
721
11. Petak Tanam K
523
12. Petak Tanam L
555
13. Petak Tanam M
430
14. Petak Tanam N
395
15. Petak Tanam O
476
16. Petak Tanam P
429
17. Petak Tanam Q
596
18. Petak Tanam R
1137
19. Petak Tanam S
1085
20. Petak Tanam T
627
21. Petak Tanam U
544
22. Petak Tanam V
947
23. Petak Tanam W
1109
24. Petak Tanam X
850
25. Petak Tanam Y
568
26. Petak Tanam Z
566
Luas Total Petak Tanam
18623
84
10. Penunjuk Petak Penunjuk petak yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 26 m2 . Penunjuk petak ini berjumlah 26 unit sesuai dengan jumlah petak tanam yang dikembangkan pada tapak. Setiap unit penunjuk petak memiliki luas 1 m2 . Penunjuk petak didirikan terpusat di atas alas berbentuk balok dengan elevasi 0,3 m. Dimensi penunjuk petak memiliki lebar 0,5 m, panjang 2 m, ketebalan 0,5 m, serta elevasi 2 m di atas permukaan alas. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa penunjuk yang terbuat dari semen dan alas yang terbuat dari gelas keramik transparan. Dua buah lampu sorot yang mengarah pada penunjuk petak digunakan untuk menerangi penunjuk di malam hari. Detil contoh penunjuk petak dapat dilihat pada Gambar 55. 11. Pelayanan Herbal Pelayanan herbal yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 80 m2 . Pelayanan herbal ini berjumlah 2 unit yang ditempatkan pada dua petak yang berdampingan. Tiap unit pelayanan herbal ditempatkan pada satu petak dan memiliki dimensi berbentuk segi empat simetris berukuran 5 m x 8 m dengan tinggi dinding 2,44 m. Kapasitas pelayanan herbal ini memiliki kemampuan yang dapat menampung secara efektif sejumlah 6 orang pengunjung di dalamnya. Detil pelayanan herbal dapat dilihat pada Gambar 56. Sirkulasi pelayanan herbal ini dibuat satu arah dengan menggunakan sebuah pintu masuk utama. Spesifikasi bahan material pintu masuk yang digunakan berupa jenis pintu lipat dua ke arah dalam yang terbuat dari kayu. Dimensi dari pintu masuk tersebut memiliki lebar 2 m dan panjang 2,03 m. Pintu masuk terdapat pada sisi gedung sebelah utara. Sisi gedung sebelah timur simetris dengan sisi gedung sebelah barat. Jarak pintu masuk dari ujung sisi barat adalah 1,5 m dan jarak dari ujung sisi timur adalah 1,5 m. Pada sisi sebelah utara, antara pintu masuk dan ujung sisi barat terdapat 1 buah jendela berbentuk seperempat lingkaran dengan dimensi lebar 0,75 m dan elevasi 1,3 m. Jarak dari ujung sisi barat ke jendela terdekat adalah 0,75 m. Sedangkan antara pintu masuk dan ujung sisi timur terdapat 1 buah jendela berbentuk seperempat lingkaran dengan dimensi lebar 0,75 m dan elevasi 1,3 m. Jarak dari ujung sisi timur ke jendela terdekat adalah 0,75 m. Jendela yang berada
85
di sebelah kiri pintu masuk utama simetris dengan jendela di sebelah kanan pintu masuk utama. Pada sisi barat dan sisi timur masing- masing terdapat 6 buah jendela berbentuk lingkaran dengan dimensi lebar 0,5 m dan elevasi 1,5 m. Keenam jendela berbentuk lingkaran tersebut terdiri dari 3 pasang jendela. Tiap pasang jendela terdiri dari dua buah jendela berbentuk lingkaran yang berjarak 1 m. Jarak antar pasangan jendela adalah 1,5 m. Jarak jendela terdekat dengan sisi sebelah utara adalah 1 m. Begitu juga dengan jarak jendela terdekat dengan sisi sebelah selatan adalah 1 m. Pada sisi sebelah selatan, terdapat 2 buah jendela berbentuk setengah lingkaran menghadap ke bawah yang simetris satu sama lain. Dimensi dari tiap jendela tersebut adalah memiliki lebar 1 m dengan elevasi 1,5 m. Pelayanan herbal ini diberikan lampu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Lampu yang diberikan untuk dalam ruangan berjumlah 3 buah lampu sedangkan untuk luar ruangan berjumlah 11 buah lampu, yaitu 2 buah lampu pada sisi utara, 3 buah lampu pada sisi barat, 3 buah lampu pada sisi selatan, dan 3 buah lampu pada sisi timur. Lampu ini ditempatkan secara simetris pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat dua yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap ruang audio visual ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 8 : 12. Atap tingkat pertama pada bagian bawah memiliki dimensi 9 m x 6 m dengan elevasi 2,44 m. Atap tingkat kedua pada bagian atas memiliki dimensi 6 m x 3 m dengan elevasi 3,88 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar pelayanan herbal terdiri dari lanskap pada sisi luar sebelah utara pelayanan herbal, lanskap pada sisi luar sebelah timur pelayanan herbal, dan lanskap pada sisi luar sebelah barat pelayanan herbal. Di bagian dalam pelayanan herbal disediakan 1 set Bar Cabinet pada bagian tengah sisi sebelah selatan, 3 buah tempat tidur gantung pada sisi sebelah timur, dan 3 buah tempat tidur gantung pada sisi sebelah barat. Tempat tidur gantung tersebut diletakan secara simetris. Jarak antar tempat tidur gantung adalah 1,5 m. Jarak tempat tidur gantung terdekat ke dinding sebelah utara adalah 1 m. Begitu juga jarak tempat tidur gantung terdekat ke dinding sebelah selatan
86
adalah 1 m. Tempat tidur gantung ini ditujukan sebagai tempat untuk terapi pijat urut secara herbal sejenis spa. Bar Cabinet ditujukan sebagai tempat untuk menyimpan produk herbal dan perlengkapan terapi. Sebagai alas digunakan karpet berwarna biru kehijauan (narobi) untuk menimbulkan kesan sejuk dan tenang di dalam ruangan terapi. Di bagian luar pelayanan herbal pada bagian depan pintu masuk dibuat paving berbentuk vertikal berwarna merah jambu dengan pola linear. Paving ini digunakan sebagai akses jalur masuk menuju pelayanan herbal. Lebar paving adalah 2 m. Di samping kiri dan kanan paving pelayanan herbal tersedia beberapa unit bangku taman dan unit tempat sampah yang diletakan secara simetris. 12. Bangku Taman Bangku taman yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 75 m2 . Bangku taman ini memiliki dimensi 3 m x 1 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa bangku memanjang dengan sandaran yang terbuat dari kayu serta dua buah kaki yang terbuat dari batu semen. Detil bangku taman dapat dilihat pada Gambar 57. Bangku taman yang disediakan di tapak diletakan di dalam kebun. Pada petak area kios disediakan sebanyak 1 buah, pada petak area pelayanan herbal sebanyak 12 buah, serta di petak area sudut kebun sebanyak 12 buah. 13. Gazebo Gazebo yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 171 m2 . Gazebo ini berjumlah 19 buah. Tiap gazebo memiliki dimensi 3 m x 3 m. Atap yang digunakan memiliki bentuk segi enam yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake) dengan ditopang oleh 4 buah tiang setinggi 2,44 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa gazebo yang terbuat dari kayu. Detil gazebo dapat dilihat pada Gambar 58. Gazebo yang disediakan di tapak diletakan di dalam kebun. Pada petak area ruang audio visual disediakan sebanyak 6 buah, pada petak di sekitar air mancur utama sebanyak 8 buah, serta pada petak yang berdekatan dengan petak area musholla sebanyak 5 buah.
87
14. Panel Panel yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 43 m2 . Panel ini berjumlah 43 unit. Tiap unit ditopang oleh 2 buah tiang dengan tinggi 2,2 m. Panel memiliki dimensi 2 m x 0,5 m dengan elevasi 0,9 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa papan panel yang terbuat dari kayu. Detil panel dapat dilihat pada Gambar 59. Panel yang disediakan di tapak diletakan di dalam kebun. Pada sudut kiri bagian depan disediakan sebanyak 7 unit, pada sudut kiri bagian belakang disediakan sebanyak 9 unit, pada sudut kanan bagian belakang sebanyak 9 unit, serta pada sudut kanan bagian depan sebanyak 9 unit. Tiap unit panel ini diberikan 1 buah lampu yang ditempatkan pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap mini bertingkat satu yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap panel ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 14 : 12. Atap ini memiliki dimensi 2 m x 0,5 m dengan elevasi 2,2 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar panel terdiri dari lanskap pada petak area sudut kebun dan lanskap pada air mancur mini. 15. Pergola Pergola yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 153 m2 . Pergola ini berjumlah 4 unit. Tiap unit memiliki 5 baris pergola dengan pola melengkung ke dalam dan ditopang oleh 10 buah tiang yang terletak simetris dengan tinggi 2,24 m. Jarak antar baris pergola adalah 1 m. Tiap baris pergola memiliki dimensi panjang yang berbeda. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa double pergola yang terbuat dari semen. Detil pergola dapat dilihat pada Gambar 60. Tiap unit pergola ini diberikan 1 buah lampu yang ditempatkan pada tiap bagian atas tiang untuk penerangan di malam hari. Lanskap yang dikembangkan di sekitar pergola terdiri dari lanskap pada pergola itu sendiri dan lanskap pada area semak dengan ketinggian yang berbeda di depan petak pergola. 16. Air Mancur Utama Area air mancur utama yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 20 2
m . Dimensi dari air mancur utama ini adalah berbentuk lingkaran dengan diameter 4 m dan elevasi 0,7 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan
88
berupa air mancur tunggal yang terbuat dari semen. Detil air mancur utama dapat dilihat pada Gambar 61. Air mancur utama ini diberikan 4 buah lampu yang ditempatkan pada bagian alas untuk penerangan di malam hari. Alas yang digunakan untuk air mancur utama merupakan alas bertingkat tiga. Tipe alas air mancur utama ini berbentuk organik untuk alas tingkat pertama serta berbentuk lingkaran untuk alas tingkat kedua dan ketiga. Alas tingkat pertama pada bagian bawah terbuat dari bahan gelas keramik transparan dan memiliki dimensi ketebalan 0,3 m dengan elevasi 0,3 m. Alas tingkat kedua pada bagian tengah terbuat dari bahan keramik berwarna coklat dan memiliki dimensi ketebalan 0,3 m dengan elevasi 0,35 m. Alas tingkat ketiga pada bagian atas terbuat dari bahan gelas keramik transparan dan memiliki dimensi ketebalan 0,3 m dengan elevasi 0,4 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar air mancur utama terdiri dari lanskap pada tempat duduk di tiap sudut area air mancur utama itu sendiri dan lanskap pada area lawn yang mengelilingi air mancur utama. 17. Air Mancur Mini Air mancur mini yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 10 m2 . Air mancur ini berjumlah 5 unit. Air mancur mini yang disediakan di tapak diletakan di dalam kebun. Pada petak area pergola disediakan sebanyak 2 unit, serta di petak area sudut kebun sebanyak 3 unit. Dimensi dari tiap unit air mancur mini ini adalah berbentuk lingkaran dengan diameter 1,25 m dan elevasi 0,4 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa air mancur tunggal yang terbuat dari semen. Detil air mancur mini dapat dilihat pada Gambar 62. Air mancur mini ini diberikan 4 buah lampu yang ditempatkan pada bagian alas untuk penerangan di malam hari. Alas yang digunakan untuk air mancur mini merupakan alas bertingkat tiga. Tipe alas air mancur mini ini berbentuk organik untuk alas tingkat pertama serta berbentuk lingkaran untuk alas tingkat kedua dan ketiga. Alas tingkat pertama pada bagian bawah terbuat dari bahan keramik berwarna putih dan memiliki dimensi ketebalan 0,3 m. Alas tingkat kedua pada bagian tengah terbuat dari bahan keramik berwarna coklat dan memiliki dimensi ketebalan 0,3 m dengan elevasi 0,5 m. Alas tingkat ketiga pada bagian atas terbuat dari bahan gelas keramik transparan dan memiliki dimensi
89
ketebalan 0,3 m dengan elevasi 1 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar air mancur mini terdiri dari lanskap pada petak area sudut kebun dan lanskap pada area pergola. 18. Musholla Musholla yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 150 m2 . Dimensi dari musholla ini adalah segi empat berukuran 15 m x 10 m yang terdiri dari 2 lantai dengan tinggi dinding total 4,88 m. Tiap lantai memiliki dinding dengan tinggi 2,44 m. Lantai satu di bagian bawah ditujukan untuk pengunjung pria. Sedangkan lantai dua di bagian atas ditujukan untuk pengunjung wanita. Kapasitas musholla ini memiliki kemampuan yang dapat menampung secara efektif sejumlah 106 orang pengunjung di dalamnya yang terdiri dari 60 orang pengunjung pria di lantai pertama dan 46 orang pengunjung wanita di lantai kedua. Detil musholla dapat dilihat pada Gambar 63. Musholla ini diberikan lampu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Lampu yang diberikan di dalam ruangan berjumlah 10 buah lampu untuk lantai pertama dan 10 buah untuk lantai kedua serta 2 buah lampu sorot di atas bangunan imam. Sedangkan di luar ruangan untuk lantai pertama berjumlah 1 buah lampu sorot di sisi bagian belakang, 1 buah lampu sorot di atas pintu masuk sebelah kiri, 1 buah lampu sorot di atas pintu masuk di sisi bagian depan, dan untuk lantai kedua berjumlah 26 buah. Lampu ini ditempatkan secara simetris pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat tiga yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap musholla ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 6 : 12. Atap tingkat pertama pada bagian bawah memiliki dimensi 19 m x 14 m dengan elevasi 4,88 m. Atap tingkat kedua pada bagian tengah memiliki dimensi 13 m x 8 m dengan elevasi 6,88 m. Atap tingkat ketiga pada bagian atas memiliki dimensi 9 m x 4 m dengan elevasi 8,38 m. Lanskap yang dikembangkan di sekitar musholla terdiri dari lanskap pada area toilet dan tempat wudlu pria, lanskap pada area toilet dan tempat wudlu wanita, serta lanskap pada sisi barat musholla. Sirkulasi musholla ini dibuat dua arah serta dipisahkan antara sirkulasi pengunjung pria dan pengunjung wanita.
90
a. Sirkulasi pengunjung pria dikhususkan pada lantai pertama dengan menggunakan pintu masuk yang berjumlah sebanyak 2 buah. Pintu masuk pertama terdapat pada lantai pertama sisi gedung sebelah utara dan pintu masuk kedua terdapat pada lantai pertama di bagian timur. Spesifikasi bahan material yang digunakan untuk pintu masuk pertama berupa jenis pintu lipat dua ke arah dalam yang terbuat dari kayu sedangkan untuk pintu masuk kedua berupa jenis pintu tanpa penutup. Dimensi dari masing- masing pintu masuk tersebut memiliki lebar 2 m dan panjang 2,03 m. Jarak pintu masuk pertama dari ujung sisi timur adalah 4 m dan jarak dari ujung sisi barat adalah 4 m. Jarak pintu masuk kedua dari ujung sisi sebelah utara adalah 6,5 m dan jarak dari ujung sisi sebelah selatan adalah 6,5 m. b. Sirkulasi pengunjung wanita dikhususkan pada lantai kedua. Untuk mencapai lantai kedua, di sisi gedung sebelah selatan disediakan 1 buah dek serta 2 buah tangga yang diletakkan pada ujung sebelah timur dan ujung sebelah barat. Tipe tangga musholla ini berbentuk straight stairway. Spesifikasi dimensi dari masing- masing tangga tersebut adalah staircase dengan lebar 1 m dan tinggi 2,44 m, step dengan tinggi 0,18 m dan kedalaman 0,25 m, serta handrails dengan tinggi 0,91 m. Tipe dek musholla ini berbentuk deck with railing. Spesifikasi dimensi dari dek tersebut adalah 1 m x 10 m dengan tinggi dek 0,4 m, serta handrails dengan tinggi 0,91 m dan baluster spacing 0,15 m. Pintu masuk berjumlah sebanyak 2 buah. Pintu masuk pertama terdapat pada lantai kedua di bagian barat dan pintu masuk kedua terdapat pada lantai kedua di bagian timur. Spesifikasi bahan material yang digunakan untuk pintu masuk pertama maupun untuk pintu masuk kedua berupa jenis pintu ke arah dalam yang terbuat dari kayu. Dimensi dari masing- masing pintu masuk tersebut memiliki lebar 0,76 m dan panjang 2,03 m. Jarak pintu masuk pertama dari ujung sisi timur adalah 1 m. Jarak pintu masuk kedua dari ujung sisi barat adalah 3 m. Jendela disediakan pada setiap sisi musholla, baik sisi timur, sisi sebelah utara, sisi barat, dan sisi sebelah selatan. a. Pada sisi timur disediakan jendela, baik untuk lantai pertama maupun lantai kedua. Jendela untuk lantai pertama sisi timur disediakan sebanyak 5 buah di
91
sebelah utara pintu masuk dan sebanyak 5 buah di sebelah selatan pintu masuk. Dimensi jendela tersebut adalah lebar 0,5 m, panjang 1,5 m, dan elevasi 0,5 m. Jendela untuk lantai kedua sisi timur disediakan sebanyak 5 buah di sebelah selatan dan 5 buah di sebelah utara, serta 3 buah di bagian tengah. Dimensi jendela untuk lantai kedua sisi timur di sebelah utara dan selatan adalah lebar 0,5 m, panjang 1,5 m, dan elevasi 0,5 m. Sedangkan dimensi jendela untuk lantai kedua sisi barat di bagian tengah adalah lebar 0,5 m dan elevasi 1,7 m b. Pada sisi sebelah utara disediakan jendela, baik untuk lantai pertama maupun lantai kedua. Jendela untuk lantai pertama sisi sebelah utara disediakan sebanyak 3 buah di sebelah utara pintu masuk dan sebanyak 3 buah di sebelah selatan pintu masuk. Dimensi jendela tersebut adalah lebar 0,5 m, panjang 1,5 m, dan elevasi 0,5 m. Jendela untuk lantai kedua sisi sebelah utara disediakan sebanyak 3 buah dari ujung sisi barat dan 6 buah dari ujung sisi timur. Dimensi jendela untuk lantai kedua sisi sebelah utara dari ujung sisi barat adalah lebar 0,5 m dan elevasi 1,7 m. Sedangkan dimensi jendela untuk lantai kedua sisi sebelah utara dari ujung sisi timur adalah lebar 0,5 m, panjang 1,5 m, dan elevasi 1,7 m. c. Pada sisi barat disediakan jendela hanya untuk lantai kedua. Jendela untuk lantai kedua disediakan sebanyak 6 buah di sebelah utara, 3 buah di bagian tengah, dan 6 buah di sebelah selatan. Dimensi jendela untuk lantai kedua sisi barat di sebelah utara dan selatan adalah lebar 0,5 m dan elevasi 1,5 m. Sedangkan dimensi jendela untuk lantai kedua sisi barat di bagian tengah adalah lebar 0,5 m dan elevasi 1,7 m. d. Pada sisi sebelah selatan disediakan jendela, baik untuk lantai pertama maupun lantai kedua. Jendela untuk lantai pertama sisi sebelah selatan disediakan sebanyak 3 buah dari ujung sisi barat, 1 buah di bagian tengah, dan 3 buah dari ujung sisi timur. Dimensi jendela untuk lantai pertama sisi sebelah selatan dari ujung sisi barat maupun sisi timur adalah lebar 0,5 m dan elevasi 1,5 m. Sedangkan dimensi jendela untuk lantai pertama sisi sebelah selatan di bagian tengah adalah lebar 1 m, panjang 0,5 m, dan elevasi 1,7 m.
92
Di bagian dalam musholla pada lantai pertama disediakan 1 buah jam yang terbuat dari peti kayu, 1 buah lemari buku, dan 1 buah bangunan tempat imam. Sebagai alas tempat sembahyang digunakan karpet berwarna abu-abu serta permadani berukuran 2 m x 1 m yang ditempatkan berjajar sebanyak 60 buah pada lantai pertama untuk pengunjung pria dan 46 buah pada lantai kedua untuk pengunjung wanita. Di bagian luar musholla pada bagian area pria dan area wanita dibuat paving berbentuk vertikal berwarna merah jambu dengan pola linear. Paving ini digunakan sebagai akses jalur masuk menuju musholla. Lebar paving adalah 2 m. Di samping timur paving musholla tersedia masing- masing 2 unit toilet dan 1 unit tempat sampah pada area pria serta 2 unit toilet, 1 unit tempat sampah, dan 1 unit tower pompa air pada area wanita yang diletakan secara simetris. Di samping barat paving musholla tersedia masing- masing 1 unit tempat wudlu pada area pria serta 1 unit tempat wudlu pada area wanita. 19. Toilet Toilet yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 48 m2 . Toilet ini berjumlah 8 unit yang ditempatkan pada samping musholla, yaitu 4 unit toilet pria pada samping kiri musholla dan 4 unit toilet wanita pada samping kanan musholla. Tiap unit toilet memiliki dimensi 2 m x 3 m dengan tinggi dinding 2,44 m. Bagian muka menggunakan pintu yang terbuat dari kayu dengan dimensi lebar 1 m dan panjang 2,03 m. Jendela disediakan sebanyak 2 buah yang mengarah ke luar pada bagian samping. Dimensi dari tiap jendela tersebut adalah lebar 0,5 m, panjang 0,3 m, dan elevasi 2 m. Spesifikasi bahan material yang digunakan berupa lantai yang terbuat dari keramik. Detil toilet dapat dilihat pada Gambar 64. Tiap unit toilet ini diberikan 1 buah lampu di bagian dalam yang ditempatkan pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat satu yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap toilet ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 6 : 12. Atap ini memiliki dimensi 3 m x 4 m dengan elevasi 2,44 m. Di bagian dalam toilet disediakan 1 buah keran air, 1 buah lubang saluran pembuangan air, 1 buah closet dan 1 buah wastafel.
93
20. Tempat Wudlu Tempat wudlu yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 42 m2 . Tempat wudlu ini berjumlah 2 unit yang ditempatkan pada samping musholla, yaitu 1 unit tempat wudlu pria pada samping utara musholla dan 1 unit tempat wudlu wanita pada samping selatan musholla. Tiap unit tempat wudlu memiliki dimensi 7 m x 3 m dengan tinggi dinding 2,44 m. Detil tempat wudlu dapat dilihat pada Gambar 65. Sirkulasi tempat wudlu ini dibuat dua arah dengan menggunakan pintu masuk yang berjumlah sebanyak 2 buah. Spesifikasi bahan material pintu masuk yang digunakan berupa jenis pintu tanpa penutup yang terbuat dari kayu. Dimensi dari masing- masing pintu masuk tersebut memiliki lebar 1 m dan panjang 2,03 m. Pintu masuk terdapat pada sisi bagian barat dan sisi bagian timur. Sisi bagian barat simetris dengan sisi bagian timur. Jarak pintu masuk dari ujung sisi sebelah utara adalah 3 m dan jarak dari ujung sisi sebelah selatan adalah 3 m. Jendela disediakan pada setiap sisi tempat wudlu, baik sisi barat, sisi sebelah utara, sisi timur, dan sisi sebelah selatan. Sisi barat simetris dengan sisi timur. Begitu juga dengan sisi sebelah utara simetris dengan sisi sebelah selatan. Pada sisi barat dan timur masing- masing disediakan sebanyak 3 buah di sebelah utara pintu masuk dan 3 buah di sebelah selatan pintu masuk. Jendela tersebut berbentuk bujur sangkar dengan dimensi lebar 0,5 m elevasi 1,5 m. Pada sisi sebelah utara dan sebelah selatan masing- masing disediakan sebanyak 3 buah. Jendela tersebut berbentuk lingkaran dengan dimensi lebar 0,5 m elevasi 1,5 m. Tiap unit tempat wudlu ini diberikan 1 buah lampu di bagian dalam yang ditempatkan pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat satu yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap tempat wudlu ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 6 : 12. Atap ini memiliki dimensi 8 m x 4 m dengan elevasi 2,44 m. Di bagian dalam tempat wudlu disediakan 1 buah bak penampung air permanen, 9 buah keran air dan 9 buah lubang saluran pembuangan air pada sisi barat bak penampung air, 9 buah keran air dan 9 buah lubang saluran pembuangan air pada sisi timur bak penampung air, 3 buah wastafel dan 2 buah lubang saluran air pada sisi sebelah utara, serta 3 buah wastafel dan 2 buah
94
lubang saluran air pada sisi sebelah selatan. Dimensi dari bak penampung air adalah 1 m x 5 m dengan elevasi 0,75 m. Bak penampung air ditopang secara permanen oleh dinding dibawahnya yang merupakan tempat keran air dengan dimensi 1 m x 5 m dan tinggi 0,75 m. Bahan material yang digunakan berupa dinding yang terbuat dari semen dan bak penampung terbuka yang terbuat dari keramik. 21. Pintu Masuk Kebun Pintu masuk kebun yang dikembangkan memiliki luas total sebesar 12 m2 . Pintu masuk kebun ini berjumlah 1 unit. Tiap unit pintu masuk kebun memiliki dimensi 4 m x 3 m dengan ditopang oleh 2 buah tiang dengan tinggi 2,44 m. Jarak antar tiang tersebut adalah 2 m. Detil pintu masuk kebun dapat dilihat pada Gambar 66. Pintu masuk kebun ini diberikan 4 buah lampu yang ditempatkan pada bagian atap untuk penerangan di malam hari. Atap yang digunakan merupakan atap bertingkat tiga yang diberikan cat berwarna terang (wheat shake). Tipe atap tempat wudlu ini berbentuk Hip dengan rasio ketinggian 6 : 12. Atap tingkat pertama pada bagian bawah memiliki dimensi 4 m x 3 m dengan elevasi 2,44 m. Atap tingkat kedua pada bagian tengah memiliki dimensi 3 m x 2 m dengan elevasi 2,94 m. Atap tingkat ketiga pada bagian atas memiliki dimensi 2 m x 1 m dengan elevasi 3,44 m.
7.4 Vegetasi Vegetasi yang akan dikembangkan terdiri dari vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi pembatas, vegetasi estetis, vegetasi koleksi dan vegetasi penerima. Keterangan masing- masing vegetasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Vegetasi peneduh Ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna saat berada di dalam tapak. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki karakteristik berupa tajuk lebar dan berbentuk bulat. Tanaman tersebut termasuk kelompok pohon sedang (6 m s.d. 15 m) dan pohon tinggi (>15 m). Tanaman yang digunakan seperti Krey Payung (Filiciun decipiens), Maja (Crescentia cujete), Flamboyan (Delonix regia), dll
95
2. Vegetasi pengarah Dikembangkan di sepanjang jalur menuju air mancur. Tanaman yang digunakan memiliki batang tegak dan memberi kesan vertikal dan ornamental. Tanaman tersebut adalah berbagai jenis palem, seperti Palem pigafeta (Pigafetta martelli), Palem sabal (Sabal spp.), Palem sadeng (Livistona rotundifolia), Palem raja (Roystonea regia), Palem putri (Veitchia merillii), Palem hijau (Ptycosperma macarthurii), dll. 3. Vegetasi pembatas Dikembangkan untuk membatasi pengguna dari pemandangan yang kurang bagus dan menambah keamanan pengguna saat berada di dalam tapak. Tanaman yang digunakan berupa semak yang ditanam secara masal. Tanaman tersebut
adalah
Palem
wregu
(Rhapis excelsa),
Teh-t e h a n ( Acalypha
macropyhlla), Soka (Ixora sinensis), dll. 4. Vegetasi estetis Bertujuan untuk memberikan nilai estetika dan meningkatkan kualitas tapak. Tanaman yang digunakan adalah tanaman dengan bunga indah, memiliki daun yang khas dan disajikan secara massal. Tanaman tersebut diantaranya Kamboja (Plumeria rubra), Palem Bishmark (Bicmarkia sp.), Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), dll. 5. Vegetasi koleksi Koleksi tanaman yang terdapat pada petak tanam berupa sejumlah jenis tanaman perkebunan yang terbagi ke dalam 10 kelompok tanaman yang berfungsi potensial. Kelompok tanaman itu disebar secara seragam pada 26 petak tanaman. 6. Vegetasi penerima Bertujuan untuk menarik perhatian pengunjung pada saat awal memasuki kawasan KWI. Jenis tanaman yang digunakan adalah yang dapat memberikan aroma semerbak, seperti tapak dara, pecut kuda, gardenia, dan lain- lain.
7.5 Aktivitas Pengunjung memasuki KWI 1 dengan menempatkan kendaraan pada tempat parkir yang sesuai. Tiket masuk diperoleh pada pos di depan pintu masuk kebun. Untuk rombongan, setiap 15 orang dipandu oleh seorang pemandu.
96
Sisanya yang tidak dipandu dapat melakukan aktifitas wisata ataupun rekreasi lainnya. Saat memasuki kebun, pengunjung dapat melihat produk hasil penelitian di Balittro pada ruang audio visual. Pengunjung yang tertarik ingin memilikinya dapat membeli pada kios produk di sebelahnya. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati jamu dan terapi pijat urut sejenis spa pada pelayanan herbal. Pengunjung dapat langsung mengenali KWI 1 dengan melihat air mancur utama pada saat memasuki kebun. Di tempat air mancur utama ini pula, pengunjung dapat beristirahat di bawah pohon dekat air mancur utama ataupun pada gazebo yang berada di sekeliling air mancur utama. Pengunjung dapat menikmati keindahan pergola yang dipenuhi oleh tanaman merambat yang tumbuh subur dengan buah yang berlimpah. Di sekitar pergola terdapat air mancur mini dan semak berbunga indah yang memiliki ketinggian berbeda sehingga menimbulkan kesan pemandangan bertingkat bagi pengunjung yang berjalan mengelilinginya. Pengunjung yang kelelahan dapat beristirahat pada beberapa gazebo yang tersedia di beberapa titik lokasi KWI 1. Pengunjung yang beragama Islam dapat melaksanakan ibadah shalat ataupun lainnya pada musholla, dengan tempat wudlu pria berlainan dengan tempat wudlu wanita. Pemandu memberikan informasi mengenai koleksi tanaman obat dan aromatik Balittro yang ada pada KWI 1 dengan mengajak pengunjung untuk berkeliling pada setiap petak tanam yang ada. Mulai dari petak A hingga petak Z. Selain itu, pemandu juga sekaligus mengajarkan dan mengajak kepada pengunjung untuk ikut mempraktekan cara budi daya tanaman obat dan aromatik. Informasi penting tentang produk tanaman obat dan aromatik balittro dapat pengunjung peroleh juga dari panel-panel yang didirikan pada sertiap petak area sudut kebun. Di dalam petak pun disediakan bangku taman bagi pengunjung yang ingin beristirahat, menikmati pemandangan air mancur mini, menyantap hidangan jamu pada pelayanan herbal, ataupun hanya sekedar duduk santai. Kegiatan fotografi dapat dilakukan di dalam kebun, khususnya petak tanam. Pada setiap petak tanam memiliki nama petak masing- masing dengan menggunakan huruf abjad A hingga Z. Objek fotografi itu sendiri tidak hanya air
97
mancur ataupun vegetasi dan satwanya saja, tetapi penunjuk petak tanam pun dapat dijadikan sebagai objek tersendiri yang menarik. Bila pengunjung melakukan fotografi pada setiap penunjuk petak tanam, maka mereka akan memiliki tidak kurang dari 26 buah foto yang menarik.
98
Gambar 45. Site Plan
99
Gambar 46. Planting Plan
100
Gambar 47. Perspektif Desain Keseluruhan Area KWI 1 Balittro
101
Gambar 48. Detil Lapangan Parkir
102
Gambar 49. Detil Tugu Nama Lokasi
103
Gambar 50. Detil Pos Satpam
104
Gambar 51. Detil Ruang Audio Visual
105
Gambar 52. Detil Lampu Taman
106
Gambar 53. Detil Tempat Sampah
107
Gambar 54. Detil Kios
108
Gambar 55. Detil Contoh Petak Tanam
109
Gambar 56. Detil Pelayanan Herbal
110
Gambar 57. Detil Bangku Taman
111
Gambar 58. Detil Gazebo
112
Gambar 59. Detil Panel
113
Gambar 60. Detil Pergola
114
Gambar 61. Detil Air Mancur Utama
115
Gambar 62. Detil Air Mancur Mini
116
Gambar 63. Detil Musholla
117
Gambar 64. Detil Toilet
118
Gambar 65. Detil Tempat Wudlu
119
Gambar 66. Detil Pintu Masuk Kebun
120
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Perancangan ulang lanskap KWI 1 tidak ditekankan untuk merubah pola sirkulasi ataupun pola petak tanam yang ada, tetapi dengan merancang sedemikian rupa sehingga wisata ilmiah yang dihadirkan memberikan kesan estetik, kenyamanan, dan kemudahan di dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman, khususnya untuk tanaman obat dan aromatik dengan melengkapi fasilitas pelayanan dan penataan vegetasi. Dengan melihat hasil kuesioner, perancangan ini pun memperhatikan persepsi dan preferensi pengunjung terhadap KWI 1 yang cukup bervariasi. Sebagai sarana wisata pendidikan, KWI 1 memiliki potensi yang baik berupa beraneka ragam tanaman obat dan aromatik serta suasana alamnya yang mendukung untuk kegiatan wisata. Perancangan yang dilakukan pada tapak KWI 1 mengarah untuk membentuk kawasan wisata berbasis pendidikan pertanian dengan penataan tanaman koleksi dan melengkapi fasilitas pelayanan. Konsep dasarnya yaitu menjadikan KWI 1 sebagai tempat wisata ilmiah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi koleksi dan hasil penelitian Balittro, sebagai tempat wisata umum lainnya yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengunjung wisata. Dalam upaya memberi pengajaran atau edukasi kepada pengunjung, p engembangan tapak dilakukan dengan
menampilkan
koleksi tanaman, serta ditunjang oleh sarana dan prasarana wisata dengan latar belakang lanskap yang ditata dalam suasana nyaman dan estetis, sehingga dapat memberikan alternatif kegiatan wisata warga kota Bogor, dengan tetap menjaga kelestariannya melalui pengaturan tata ruang, penataan tata hijau, jaringan sirkulasi, dan pengadaan fasilitas pendukung wisata ilmiah. Tapak KWI 1 dibagi menjadi Zona Penerimaan, Zona Pelayanan, Display Area, dan Zona Koleksi. Fasilitas yang dikembangkan pada tapak meliputi lapangan parkir, tempat parkir motor, tugu nama lokasi, pos satpam, ruang audio visual, lampu taman, tempat sampah, kios, petak tanam, penunjuk petak, pelayanan herbal, bangku taman, gazebo, panel, pergola, air mancur utama, air
121
mancur mini, musholla, toilet, tempat wudlu, dan pintu masuk kebun. Vegetasi yang akan dikembangkan berasal dari kategori tanaman obat dan aromatik yang terdiri dari vegetasi peneduh, vegetasi pengarah, vegetasi pembatas, vegetasi estetis, dan vegetasi koleksi. Sejumlah pengunjung dipandu oleh seorang pemandu sehingga kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan dengan efektif. Sisanya pengunjung dapat melakukan kegiatan rekreasi, beristirahat atau pun berdiskusi di gazebo, menikmati air mancur, memasuki ruang audio visual, mendapatkan informasi penting tentang produk tanaman obat dan aromatik pada panel, menikmati keindahan pergola dan air mancur mini, berbelanja di kios produk, minum jamu pada pelayanan herbal, fotografi pada penunjuk petak tanam, atau melakukan aktivitas lainnya di musholla. Sehingga pengelolaan pengunjung dirancang agar tidak ada tumpang tindih lokasi yang dipenuhi oleh pengunjung dengan sesak.
Saran Perancangan ulang KWI1 di Balittro ini memerlukan perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan lanskap yang intensif, khususnya untuk tanaman obat dan aromatik. Sehingga diharapkan bagi pihak yang terkait, khususnya bagian pengelola kebun, dengan koordinasi dari pihak Balittro, melakukan pengelolaan lanskap KWI 1 ini secara teratur dan intensif agar keberadaannya dapat berkelanjutan. Potensi sumber daya dan fasilitas yang terawat dengan baik akan menciptakan kesan yang baik, indah dan nyaman bagi pengunjung pada suatu kawasan wisata. KWI 1 inipun disarankan untuk diswastakan (dikelola lebih profesional) agar lebih cepat berkembang. Kerjasama yang dilakukan sebaiknya disertai juga dalam hal promosi kepada masyarakat, sehingga keberadaan tempat wisata ilmiah ini lebih dikenal luas oleh masyarakat.
122
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1205/menkes/per/x/2004 Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Departemen Kesehatan. Jakarta. Effendi, Y.H. 2002. Pengantar Kuliah Gizi dan Kesehatan. Diktat Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Gold, S.M. 1980 Recreation Planning and Design. McGraw-Hill, Co. New York. 322 p. Gunarto, A. 1999. Memproduktifkan Lahan Pekarangan dengan Tanaman Obat Indonesia melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jurnal Alami, 4 (1) 3850. Hartanto, F.M. 1997. Menjelang Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan : Perspektif Perencanaan Kebijakan. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. ITB. Bandung. Halaman 44. Kosim, L.D. 2003. Good Agricultural Practices (GAP) dalam Budidaya Tanaman Obat sebagai Upaya Menghasilkan Simplisia Standar. Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXIII. Jakarta. Halaman 21-35. Knudson, D.M. 1980. Outdoor Recreation. MacMillan Publishing Co. New York. 586 p. Laurie, M. 1984 Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. Terjemahan. Intermedia. Bandung. 134 halaman. Ma’at, S. 2002. Manfaat Tanaman Obat Asli Indonesia bagi Kesehatan. Prosiding Forum Koordinasi Kelembagaan Produksi Aneka Tanaman. Jakarta. 143-155. Mulyana, B. 2002. Ecoturisme, Green Tourism atau Alternatif Tourism. Depparpostel Ditjen Pariwisata. Jakarta. Nasikun. 1997 Model Pariwisata Pedesaan : Permodelan Pariwisata Pedesaan untuk Pembangunan Pedesaan yang Berkelanjutan. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. ITB. Bandung. Hal 82. Rachman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Pertamanan. Makalah Diskusi pada Festival Tanaman VI Himagron IPB. Bogor. (Tidak Dipublikasikan) Rostiana, O. 1992. Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat. Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah. Sarianto, B. 2007. Pasar Biofarmaka. WOW bagian ke 2. Bisnis Farmasi. Jakarta
123
Simonds dan Starke. 2006. Landscape Architecture Fourth Edition : A Manual of Environment Planning and Design. The MacGraw Hill Companies Inc. USA. Sitepu, D. 2000. Pengadaan dan Pengolahan Bahan Baku Obat Tradisional. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 6 (2): Halaman 28-32. Sugiarto, M. 2005. Bagaimana Mengontrol Udara yang Kita Hirup. Tabloid Serasi. Jakarta. Supriana, N. 1997. Pengembangan Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam: Suatu Peluang Ekonomi, Peran Serta Masyarakat dan Ramah Lingkungan dalam Pengembangan Objek Wisata Alam. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. ITB. Bandung. Halaman 60. Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata (Tour Planning). Kanisius. Yogyakarta Syukur, C. dan Hernani. 2001. Budi Daya Tanaman Obat Komersil. Penebar Swadaya. Jakarta. Titi. 2006. Mencari Ketenangan dengan Aromaterapi. Vico Collection. Jakarta. Yoeti, Oka A. 1983. Pariwisata dalam Arti Modern. Angkasa. Bandung. Wijayakusuma, M.H. 2001. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia. Ensiklopedia Millenium. Jilid 2. Milenia Populer. Jakarta. Zube, E.H. 1986. Local and Extra-Local Perceptions of National Parks and Protected Areas. Landscape and Urban Planning Journal. Volume 16: 11-17. Zuhud, E.A.M. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Prosiding Simposium Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. IPB dan LATIN. Bogor. Halaman 1-15. Zuhud, E.A.M. 2002. Strategi Pelestarian Tumbuhan Obat untuk Mendukung Agribisnis Biofarmaka. Prosiding Simposium Forum Koordinasi Kelembagaan Produksi Aneka Tanaman. Departemen Pertanian. Jakarta. Halaman 15-58.
124
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Mahasiswa Peneliti Dosen Pembimbing Institusi Waktu Lokasi
: : : : :
Piko Augusta (A34203004) Dr. Ir. H. Nizar Nasrullah, M.Agr Departemen Arsitektur Lanskap IPB Februari s.d. Juni 2008 KWI 1 Balittro Cimanggu
KUESIONER PENGUNJUNG Keterangan : Pertanyaan terdiri dari 2 jenis jawaban, isian dan pilihan. Untuk jenis pilihan, jawaban Anda dapat lebih dari satu dengan melingkari pilihan Anda A. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor responden : ......................................................................................... 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Umur : a. Di bawah 7 tahun b. 7 s.d. 14 tahun c. 15 s.d. 24 tahun d. 25 s.d. 55 tahun e. Di atas 55 tahun 4. Tingkat Pendidikan/Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD b. Tamat SLTP c. Tamat SLTA d. Tamat Akademi e. Tamat Perguruan Tinggi f. Lainnya ..................................................................................................................... 5. Jenis Pekerjaan : a. Pelajar b. Mahasiswa/i c. Pegawai Negeri Sipil d. Pegawai Swasta e. ABRI/Polri f. Wiraswasta/Pedagang/Jasa g. Buruh h. Pensiunan i. Petani j. Ibu Rumah Tangga k. Tidak Bekerja l. Lainnya ..................................................................................................................... 6. Alamat Tempat Tinggal : a. Bogor b. Jakarta c. Lainnya ..................................................................................................................... 7. Frekuensi Anda mengunjungi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Tidak pernah
125
b. Setiap hari c. Seminggu sekali d. Dua Minggu sekali e. Sebulan sekali f. Tiga bulan sekali g. Enam bulan sekali h. Setahun sekali i. Lainnya ..................................................................................................................... 8. Apa tujuan Anda berkunjung ke Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Mendapatkan info tanaman bermanfaat b. Mengisi waktu luang c. Mengadakan rekreasi d. Menyalurkan hobi e. Mencari inspirasi f. Sosialisasi/Pergaulan g. Lainnya ..................................................................................................................... 9. Kunjungan Anda ke Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini biasanya : a. Sendiri b. Bersama keluarga (jumlah ............................................................................ orang) c. Bersama teman (jumlah ................................................................................ orang) d. Bersama pasangan e. Lainnya ..................................................................................................................... 10. Kegiatan utama yang biasanya Anda lakukan di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Duduk-duduk b. Jalan-jalan c. Diskusi/Berkumpul/Mengobrol d. Fotografi e. Pengobatan/Terapi f. Studi/Penelitian/Praktikum g. Melihat-lihat pemandangan h. Lainnya ..................................................................................................................... 11. Bagaimana cara Anda menuju ke Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Berjalan kaki b. Naik sepeda c. Naik motor d. Naik mobil pribadi e. Naik angkot f. Naik bus g. Lainnya ..................................................................................................................... B. PERSEPSI TERHADAP LOKASI DI KEBUN WISATA ILMIAH (KWI) 1 BALITTRO 1. Kesan umum yang Anda rasakan saat mengunjungi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Gelap b. Menakutkan c. Sepi d. Tidak aman e. Panas f. Nyaman g. Memberi suasana alami h. Lainnya.....................................................................................................................
126
2. Kesan khusus yang Anda rasakan saat mengunjungi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Jalannya sempit b. Gugusan kayu manis aromanya sangat menarik c. Gugusan cengkeh aromanya sangat khas d. Pohon aromatik ukurannya sangat besar e. Lainnya ..................................................................................................................... Keterangan gambar untuk pertanyaan selanjutnya nomor 3 dan 4: D.1 D.2 D.3 D.4 D.5 D.6 D.7 D.8 D.9 D.10 E.1 E.2 E.3 E.4 E.5 E.6 E.7 E.8 E.9 E.10 F.1 F.2a F.2b F.3 F.4 F.5a F.5b F.6 F.7 F.8 F.9 F.10
G.1 G.2 G.3 G.4 G.5 G.6 G.7 G.8 G.9 G.10
Pule, Mahoni, Kayu Upas, Kayu Manis Cina, Angsana Angsana, Balm Beringin, Lukrabao, Colanitida, Cola Acuminata Pule, Gatep Pahit, Kisireum, Pelajan, Mindi Kapuk, Teureup, Keluwih, Sukun Kemiri, Kakao, Kopi Robusta, Kopi Besar, Kopi Arabica, Melinjo, Pete, Alpukat, Angke Secang, Mengkudu, Jarak Pagar, Kicongcorang, Kwalot, Kanyere, Wali Songo, Jambu Biji Jeruk Lemon, Mahkota Dewa, Temu Lawak, Temu Putih, Temu Giring, Lidah Buaya, Pisang Abaka, Temu Ireng, Kapolaga, Nila, Gelenye, Katuk, Sligi Kopi Robusta, Kopi Kapakata, Rerek, Lampeni, Lamtoro Agave Kuning, Agave Biru, Agave Hijau, Kanyere, Laja Goah, Hangasa, Temu Ireng, Suweg, Bangle Hitam, Mangkokan, Gadung, Lampeni, Pandan Wangi, Kembang Sepatu, Hanjuang Agave Kuning, Hangasa, Temu Ireng, Menteng, Bisbul, Lampeni, Mengkudu, Nanas Kerang, Puring, Bunga Bakung, Nangka, Suji, Sambung Nyawa Aren, Kelapa Sawit, Kacapi, Flamboyan Kanyere, Sonokeling, Matoa, Duku, Angke, Bisbul, Mengkudu, Kemang, Cengkeh, Dadap Kacapi, Cengkeh, Kelapa Sawit, Kanyere, Mindi Kayu Manis Ceylon, Tongka Alpukat, Jengkol, Berenuk, Daroak, Cengkeh Ambon, Lada Panjat, Mindi Lada Perdu (LDL, P.1, N.1, P.2, N.2, Belantung, LDK, Cunuk), Cengkeh, Kamper, Kayu Manis Cina Kayu Manis Cina, Huru Sintok, Kayu Manis Padang Pongporang, Pala Mandaya, Cengkeh, Mindi, Sirsak Vanili, Jati Belanda, Kendal, Cengkeh, Kelor, Buah Kemot, Pacing Bulu, Zodia Kuning Kecil, Zodia Kuning Besar, Buah Kuning, Tambora, Sangkareho, Sambang Tulang, Karuk, Daun Gatal, Jakang, Kunci Pepet, Buah Merah, Jarong Secang, Jati Belanda, Kapas, Manggis, Mundu, Gandaria, Terong Kecil, Mangkokan, Kemuning, Pala Mandaya, Sambiloto, Lidah Mertua, Terong Pohon Picung, Serai Wangi (G1, G2, G3), Akar Wangi, Flexuosus, Rerek Kelapa, Kenari Babi, Kenari, Tengkawang, Wuling Kemiri, Kemiri Cina, Kemiri Oil Secang, Dempi, Mimba, Mindi, Saga Pohon, Pinang, Pacar Kuku, Galinggem, Gambir Negri Sambang Darah, Pronojiwo, Evodia, Mahkota Dewa, Kerendang, Kumis Kucing, Tapak Dara, Genteng Cangkeng, Lidah Mertua Hijau, Kacang-kacangan, Puring, Mimba, Gaharu Kelapa Nias Hijau, Kelapa Nias Kuning, Petai, Kelapa Masih Kecil Kelapa, Eboni Petai, Vanila, Gaharu Taragon, Palem Putri, Sempur, Acasia Mangium, Melinjo, Elicalyptus Alba, Ki Koneng, Kwalot Eucalyptus deglupta, Eucalyptus citriodora, Eucalyptus sp., Cincau Batang, Melati Gambir, Kanyere, Ki Koneng, Gaharu, Pinang Kelapa Sawit, Yodium, Pandan, Kepel, Gaharu, Combrang, Kanyere, Ketapang, Euodia Hangasa, Laja Goah, Mareto, Kacapiring, Kitajam, Lobi-lobi, Temu Pinggang, Bunga Tasbih, Nagasari, Puring, Kumis Kucing, Kecubung, Deruju, Cocor Bebek, Sawo Kecik, Mente, Mahkota Dewa, Lidah Mertua Hijau, Bawangan P & M, Opiopogon, Nanas Kerang, Bunga Bakung Kemangi Pohon, Makadamia, Ylang-ylang Karet, Jambu Mente, Pandan Tikar, Kemang, Cengkeh, Makadamia, Huni Beringin, Sawo Kecik, Palaqium, Kibulu, Lowa Anis, Cempaka Kuning, Cempaka Putih, Kayu Putih, Ylang-ylang, Lidah Mertua Kuning Huni, Jamblang, Sempur, Lengkeng, Bungur, Tanjung, Jambu Mente, Karet, Mindi Karet Kebo, Lowa, Sawo, Sawo Kecik, Tabat Barito, Lua Kujajing, Ketela Karet Damar, Akasia mangium, Cempaka Putih, Cempaka Gondok, Apel Ciapus, Palem Putih, Baceta, Stevia, Lidah Buaya, Keladi Tikus Belimbing Wuluh, Cereme, Bisbul, Cengkeh, Manggis, Mengkudu Pacar Cina, Kemuning, Srigading, Maja, Lampeni, Rerek, Nyamplung Sawit, Koka, Srigading, Tapak Dara, Nam-nam, Zodia Irian, Pegagan, Lidah Buaya, Stevia, Ki Urat, Lobi-lobi, Sembung
127
3. Lokasi mana yang menjadi favorit Anda di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? (Berikan tanda lingkaran kecil pada setiap area yang Anda sukai pada peta. Jawaban Anda dapat lebih dari satu lingkaran)
128
4. Area mana yang paling Anda tidak sukai di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? (Berikan tanda lingkaran kecil pada setiap area yang Anda tidak sukai pada peta. Jawaban Anda dapat lebih dari satu lingkaran)
129
B. PERSEPSI TERHADAP FUNGSI KEBUN WISATA ILMIAH (KWI) 1 BALITTRO 1. Menurut Anda apakah fungsi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? a. Sebagai tempat rekreasi dan pariwisata b. Sebagai tempat konservasi tumbuhan (pelestarian dan koleksi tanaman) c. Sebagai tempat penelitian d. Sebagai sarana pendidikan e. Lainnya ..................................................................................................................... 2. Berdasarkan jawaban di atas, fungsi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro apa yang paling Anda sukai? Fungsi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro yang paling disukai : a. Sebagai tempat rekreasi dan pariwisata b. Sebagai tempat konservasi tumbuhan (pelestarian dan koleksi tanaman) c. Sebagai tempat penelitian d. Sebagai sarana pendidikan e. Lainnya ..................................................................................................................... C. PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI REKREASI 1. Apakah Anda melakukan kegiatan rekreasi/wisata di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? a. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya) b. Tidak (Tidak perlu dilanjutkan ke pertanyaan berikutnya) 2. Manfaat berkunjung ke Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Menambah ilmu pengetahuan mengenai bahan-bahan rempah/aromatik dan obat b. Menunjukkan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai obat maupun aromatik c. Menghilangkan ketegangan syaraf/kepenatan d. Meningkatkan kesegaran fisik e. Mendapatkan ide-ide baru untuk berkreasi f. Memperoleh teman baru g. Tidak mendapatkan manfaat apa-apa h. Lainnya ..................................................................................................................... 3. Daya tarik yang membuat Anda berekreasi/berwisata di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Pohon-pohon yang tinggi dan rimbun b. Taman-tamannya yang luas c. Warna-warni bunganya yang menarik d. Udaranya yang sejuk e. Aroma tanamannya yang khas f. Jenis tanamannya yang bervariasi g. Harga tiket masuk yang relatif terjangkau h. Lainnya ..................................................................................................................... 4. Saran Anda terhadap Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini sebagai tempat rekreasi/wisata : ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ D. PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI KONSERVASI 1. Menurut Anda, tumbuhan apa saja yang perlu dikoleksi di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? a. Tanaman rempah dan aromatik b. Tanaman obat c. Tanaman industri d. Semuanya
130
2. Menurut Anda apakah diperlukan penjelasan mengenai konservasi tumbuhan di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? a. Ya b. Tidak 3. Bagaimana penamaan (labelling) tanaman yang ada di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? a. Jelas b. Cukup jelas c. Tidak jelas 4. Apa saran Anda terhadap Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro dalam hal fungsinya sebagai tempat konservasi tumbuhan? ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ E. PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI PENDIDIKAN 1. Apakah Anda memperoleh pengetahuan setelah mengunjungi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? a. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya) b. Tidak (Tidak perlu dilanjutkan ke pertanyaan selanjutnya) 2. Pengetahuan apa yang Anda dapatkan setelah mengunjungi Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Pengetahuan tentang jenis/spesies tanaman b. Pengetahuan tentang habitat tanaman c. Pengetahuan tentang tanaman langka dan terancam punah d. Lainnya ..................................................................................................................... 3. Fasilitas atau sarana apa yang membantu Anda dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai tumbuhan di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Papan informasi/Label tanaman b. Pemanduan c. Panel d. Lainnya ..................................................................................................................... 4. Zona (area) mana yang membuat Anda lebih mengenal dan menambah pengetahuan mengenai tumbuhan? a. Koleksi tanaman rempah dan aromatik b. Koleksi tanaman obat c. Koleksi tanaman industri d. Lainnya ..................................................................................................................... 5. Menurut Anda, apakah diperlukan jasa pemandu di Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas terutama mengenai tanaman? a. Ya b. Tidak F. PREFERENSI TERHADAP KEBUN WISATA ILMIAH (KWI) 1 BALITTRO 1. Menurut Anda perlukah kawasan Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro dikembangkan menjadi kawasan rekreasi/wisata : a. Perlu b. Tidak perlu c. Tidak tahu 2. Alasan Anda jika menjawab perlu : a. Akan mendatangkan pengunjung/wisatawan yang banyak b. Akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar c. Akan membuat daerah ini menjadi salah satu daerah terkenal di Bogor
131
3.
4.
5.
6.
7.
8.
d. Keindahan dan suasana alami kawasan tersebut perlu dimanfaatkan/dieksploitasi e. Untuk pelestarian kawasan f. Lainnya ..................................................................................................................... Alasan Anda jika menjawab tidak perlu : a. Pengunjung yang banyak cenderung akan memberi pengaruh negatif dan merusak lingkungan b. Kawasan ini benar-benar perlu dikonservasi (dibiarkan apa adanya) c. Lahan penelitian tanaman obat dan aromatik ini akan terancam keberadaannya d. Tanpa pengembangan lebih lanjut kawasan ini sudah bagus e. Akan adanya tarif masuk kawasan nantinya f. Lainnya ..................................................................................................................... Fasilitas yang diharapkan disediakan : a. Ruang informasi yang menyajikan secara audio visual b. Panel c. Pemanduan d. Pos keamanan e. Jalan setapak/Perkerasan mengelilingi kebun f. Restoran g. Kios produk kebun h. Kios produk olahan i. Kios souvenir j. WC Umum/Toilet k. Musholla l. Tempat sampah m. Lampu penerangan n. Pusat pengunjung o. Gazebo/Shelter p. Tempat duduk q. Tempat diskusi/Berkumpul khusus rombongan r. Lainnya ..................................................................................................................... Penghijauan yang diharapkan menggunakan jenis tanaman : a. Peneduh b. Habitat burung c. Mengeluarkan suara gemerisik d. Memiliki aroma yang menyenangkan e. Hiasan/Ornamental f. Berfungsi produksi (contohnya buah-buahan) g. Berfungsi aromaterapi h. Berfungsi sebagai obat i. Berbunga menarik j. Lainnya ..................................................................................................................... Menurut Anda perlukah disediakan tempat parkir khusus pengunjung kawasan ini : a. Perlu b. Tidak perlu c. Tidak tahu Menurut Anda perlukah pemagaran di sekitar kawasan Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro : a. Perlu b. Tidak perlu c. Tidak tahu Pemagaran yang Anda sarankan berupa : a. Pagar besi b. Pagar tembok
132
c. Pagar tanaman d. Lainnya ..................................................................................................................... 9. Kegiatan/Aktivitas yang diharapkan dikembangkan : a. Fotografi b. Bersepeda c. Duduk-duduk menikmati pemandangan d. Diskusi e. Piknik/Makan siang di alam terbuka f. Terapi g. Berjalan-jalan di kebun h. Jogging i. Ikut mempraktekan budidaya tanaman obat dan aromatik j. Belajar k. Menikmati jamu l. Melihat-lihat peneliti dan mengetahui cara bekerjanya m. Berbelanja souvenir dan produk khas kawasan (Souvenir Shop) n. Demo produk o. Lainnya ..................................................................................................................... 10. Jika pembuatan fasilitas-fasilitas dan pengembangan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk pengembangan kawasan lebih lanjut, apakah Anda bersedia membayar biaya masuk untuk pengalaman yang lebih berkualitas : a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 11. Apakah Anda tertarik membeli produk tanaman obat dan aromatik maupun produk olahannya : a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 12. Partisipasi yang bisa Anda lakukan sebagai pengunjung untuk kelestarian kawasan : a. Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan b. Tidak melakukan tindakan yang merusak, mencoret-coret maupun tindakan vandalisme lainnya terhadap fasilitas yang ada c. Tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu pengunjung lain d. Mencegah pengunjung lain membuang sampah sembarangan dan melakukan tindakan vandalisme e. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak/mengganggu ekosistem (misalnya : mencemari kebun, menebang pohon, dll) f. Lainnya ..................................................................................................................... 13. Harapan Anda dengan adanya pengembangan kawasan Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro ini : a. Dapat memberikan alternatif kegiatan wisata bagi warga kota Bogor b. Dapat menjaga kelestarian kawasan Kebun Wisata Ilmiah (KWI) 1 Balittro c. Lainnya ..................................................................................................................... TERIMA KASIH
Lampiran 2. Rataan Data Iklim Tahun 2001 Suhu Udara (0 C) Kelembaban Udara(%) Bulan Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 Januari 30.0 23.0 24.1 28.7 26.0 87.3 71.0 83.0 Februari 28.1 22.4 23.4 27.1 25.7 89.0 77.5 84.1 Maret 30.1 23.1 24.2 29.0 26.3 86.6 68.9 81.3 April 30.8 23.2 24.2 29.8 26.0 87.5 67.1 84.4 Mei 31.4 23.5 24.5 30.6 27.6 86.8 62.8 77.4 Juni 30.8 22.5 23.6 29.8 26.9 85.5 64.1 78.9 Juli 30.6 22.2 23.3 30.0 26.8 83.5 58.9 75.3 Agustus 31.2 22.5 23.6 30.5 27.3 82.3 58.7 73.3 September 31.5 23.2 24.5 30.7 26.8 85.0 63.8 79.1 Oktober 30.6 23.2 24.7 29.3 26.1 87 74 86 November 29.8 23.2 24.6 28.8 25.7 88 72 85 Desember 30.4 23.4 24.9 29.6 27.1 81 66 79 Rata-rata 30.4 22.9 24.1 29.5 26.5 85.8 67.1 80.6 Rata-rata 26.7 77.8 Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB 2007
Radiasi Surya (MJ/m2 /hari) 8.5 7.0 9.6 8.8 9.8 9.5 11.3 10.8 10.7 9.55 8.27 10.76 9.6
Curah Hujan (mm) 418.3 511.3 367.9 494.8 349.0 313.9 405.8 256.5 352.2 694.5 446.2 154.8 397.1
Evaporasi (mm) 3.8 3.3 3.8 4.0 4.7 4.2 4.7 4.9 4.5 3.90 4.01 4.33 4.2
Windrun (km/hari) 44.3 52.8 53.9 42.5 45.8 43.0 50.9 49.5 53.2 53.16 53.4 63.50 50.5
133
Lampiran 3. Rataan Data Iklim Tahun 2002 Suhu Udara (0 C) Kelembaban Udara(%) Bulan Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 Januari 28.6 22.7 23.8 27.6 25.9 93 80 87 Februari 27.5 22.5 23.2 26.7 25.8 93 81 86 Maret 30.7 23.1 24.2 29.5 26.6 89 70 83 April 30.9 23.2 24.3 29.7 26.6 91 70 85 Mei 31.3 23.4 24.4 30.7 28.1 86 64 77 Juni 31.1 23.2 24.0 30.2 27.6 84 65 77 Juli 30.8 22.8 23.5 30.1 27.6 87 68 77 Agustus 31.3 22.2 23.4 30.7 27.6 80 59 74 September 32.0 22.5 23.6 31.4 28.2 80 58 75 Oktober 32.9 23.0 24.6 32.3 28.7 81 55 73 November 31.8 23.7 25.3 31.0 26.3 85 64 84 Desember 30.8 23.4 24.8 30.0 26.5 86 67 84 Rata-rata 30.8 23.0 24.1 30.0 27.1 86.3 66.7 80.2 Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB 2007
Radiasi Surya (MJ/m2 /hari) 6.92 6.3 10.04 10.05 10.09 9.38 9.59 11.07 12.62 12.96 10.08 9.63 9.9
Curah Hujan (mm) 743.4 321.6 511.6 586.2 280.2 261.7 416.1 162.3 252.9 244.6 427.5 589.8 399.8
Evaporasi (mm) 3.3 2.9 4.4 4.0 4.3 4.3 4.3 5.1 5.5 5.7 4.6 4.3 4.4
Windrun (km/hari) 31.2 34.3 40.6 38.8 39.7 46.3 46.9 63.7 76.9 68.3 57.3 57.7 50.1
134
Lampiran 4. Rataan Data Iklim Tahun 2003 Suhu Udara (0 C) Kelembaban Udara(%) Bulan Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 Januari 30.7 23.7 24.9 29.9 27.7 81 64 75 Februari 29.2 23.1 24.0 28.2 26.0 91 76 85 Maret 30.4 23.4 24.3 29.5 26.3 88 70 84 April 31.5 23.7 24.7 30.6 27.3 87 66 81 Mei 31.7 23.4 24.4 31.0 27.3 86 63 81 Juni 31.6 22.7 23.8 31.1 28.5 85 59 73 Juli 31.8 22.1 23.1 31.3 28.5 82 60 73 Agustus 32.3 22.3 23.5 31.6 28.6 82 58 70 September 31.5 22.8 23.9 30.8 27.5 84 62 77 Oktober 31.3 23.5 24.9 29.9 26.5 85 68 84 November 31.3 24.0 25.2 30.5 27.4 84 64 81 Desember 29.5 23.0 24.3 28.7 26.1 87 73 85 Rata-rata 31.1 23.2 24.2 30.3 27.3 85.1 65.4 79.1 Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB 2007
Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun (MJ/m2 /hari) (mm) (mm) (km/hari) 10.32 223.5 5.2 81.1 8.0 579.7 3.1 38.2 10.09 421.3 4.2 47.5 10.02 649.5 4.6 50.1 11.74 472.6 4.3 49.7 11.06 157.4 4.8 54.9 11.33 32.7 5.3 62.9 11.96 118.3 5.4 70.1 11.51 254.0 4.8 68.0 10.79 597.8 4.7 67.5 10.77 259.0 4.9 63.4 7.90 291.3 3.0 47.6 10.5 338.1 4.5 58.4
135
Lampiran 6. Rataan Data Iklim Tahun 2004 Suhu Udara (0 C) Kelembaban Udara(%) Bulan Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 Januari 29.7 23.3 24.2 28.6 26.2 89 76 85 Februari 28.8 23.0 23.9 27.1 25.7 91 79 87 Maret 30.7 23.6 24.7 29.3 26.7 84 70 79 April 31.7 23.6 24.6 30.9 27.8 90 64 79 Mei 31.4 23.8 24.8 30.6 27.3 86 64 79 Juni 30.7 22.7 23.6 30.3 27.7 81 61 73 Juli 30.7 22.6 23.4 30.1 27.5 85 65 77 Agustus 31.4 22.2 23.3 30.9 27.3 82 56 75 September 31.7 22.9 24.2 31.2 27.0 84 57 78 Oktober 32.4 23.2 25.0 31.9 27.7 81 55 75 November 31.3 23.5 25.1 30.5 26.6 86 65 82 Desember 29.5 23.5 24.6 28.8 26.1 87 71 83 Rata-rata 30.8 23.2 24.3 30.0 27.0 85.5 65.3 79.4 Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB 2007
Radiasi Surya Curah Hujan Evaporasi Windrun (MJ/m2 /hari) (mm) (mm) (km/hari) 7.85 416.3 3.7 46.9 6.0 255.4 2.7 41.9 9.28 307.5 4.5 63.6 11.19 443.7 4.6 49.9 10.33 367.1 4.8 57.2 10.61 83.0 4.6 61.2 9.94 181.5 4.4 48.4 11.75 55.9 5.4 66.1 11.51 406.7 5.3 52.8 13.27 319.3 6.0 64.9 10.47 476.6 4.6 52.4 7.69 517.9 4.2 55.7 10.0 319.2 4.6 55.1
136
Lampiran 7. Rataan Data Iklim Tahun 2005 Suhu Udara (0 C) Kelembaban Udara(%) Bulan Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 Januari 28.5 22.9 23.9 27.5 25.9 89 79 85 Februari 29.6 23.1 24.1 28.8 25.8 91 73 87 Maret 30.4 23.4 24.4 29.7 26.6 88 69 84 April 31.3 23.6 24.8 30.3 27.3 85 65 80 Mei 31.3 23.7 24.7 30.7 27.4 85 64 80 Juni 30.7 23.4 24.2 30.2 27.0 89 67 82 Juli 30.6 22.7 23.6 30.1 27.0 84 65 78 Agustus 30.9 22.6 23.8 30.5 27.2 82 62 77 September 31.4 23.4 24.8 31.0 27.3 83 60 77 Oktober 31.2 23.4 25.2 30.3 26.6 84 66 82 November 30.8 39.6 25.3 30.0 26.7 84 67 81 Desember 29.6 23.3 25.0 28.3 25.9 84 73 83 Rata-rata 30.5 24.6 24.5 29.8 26.7 85.6 67.5 81.4 Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB 2007
Radiasi Surya (MJ/m2 /hari) 7.12 7.7 9.80 10.05 10.15 9.28 10.40 10.60 10.85 10.38 10.93 7.26 9.5
Curah Hujan (mm) 485.0 547.2 593.9 349.3 417.6 851.2 346.4 289.3 320.9 473.4 310.1 205.6 432.5
Evaporasi (mm) 3.2 3.8 4.3 4.6 4.5 3.8 4.5 4.5 5.0 4.7 4.6 3.4 4.2
Windrun (km/hari) 41.4 37.2 34.1 39.9 44.9 33.8 50.3 46.6 62.1 60.6 63.1 47.2 46.7
137
Lampiran 8. Rataan Data Iklim Tahun 2006 Suhu Udara (0 C) Kelembaban Udara(%) Bulan Max Min 7.30 13.30 17.30 7.30 13.30 17.30 Januari 28.7 22.9 24.0 27.7 25.6 89 76 86 Februari 29.9 23.0 24.2 28.2 26.1 88 76 85 Maret 30.0 23.5 24.5 28.9 27.0 87 72 78 April 30.6 23.5 25.0 29.4 26.3 83 69 83 Mei 31.1 23.0 24.7 30.0 29.3 83 66 79 Juni 31.2 22.5 23.9 30.6 27.5 84 62 76 Juli 31.5 22.6 23.4 30.9 27.6 84 58 71 Agustus 32.0 21.7 23.1 31.4 27.9 79 52 69 September 32.9 20.8 24.0 32.3 28.7 79 51 70 Oktober 33.5 23.1 25.0 32.9 28.5 80 54 74 November 32.6 23.4 25.5 31.9 26.2 84 62 85 Desember 30.7 23.4 25.3 29.4 25.9 86 74 89 Rata-rata 31.2 22.8 24.4 30.3 27.2 83.8 64.4 78.8 Sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB 2007
Radiasi Surya (MJ/m2 /hari) 7.25 8.8 9.16 8.73 10.16 10.33 10.89 12.81 13.80 12.87 11.01 8.73 10.4
Curah Hujan (mm) 571.0 573.6 192.7 356.3 338.5 217.5 62.9 74.7 51.5 269.8 464.6 540.0 309.4
Evaporasi (mm) 3.1 4.0 4.2 4.0 3.8 4.2 4.6 5.5 6.2 6.6 5.8 3.8 4.6
Windrun (km/hari) 40.4 29.8 51.3 47.3 29.4 41.5 47.7 59.3 67.6 88.8 40.8 38.8 48.6
138