Laporan Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2011 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
REJUVENASI, KARAKTERISASI, EVALUASI 4 JENIS PLASMA NUTFAH TANAMAN OBAT DAN AROMATIK C. Syukur, D. Seswita, W. Haryudin ABSTRAK Kegiatan penelitian Rejuvenasi, karakterisasi, karakterisasi 4 Jenis Plasma Nutfah Tanaman Obat dan Aromatik dilakukan di kebun koleksi plasma nutfah, KP. Cimanggu/KP. Cibinong, KP. Manoko, Banten dan Bogor (Jawa Barat) dari Januari sampai dengan Desember 2011, pada tanaman Seraiwangi, Serehdapur, Nilam dan Jahe merah. Hasil evaluasi daya hasil dan mutu 20 aksesi Serai wangi, dari bobot kering panen umur 6 bulan dan 9 bulan yang di suling menghasilkan volume minyak dan kadar minyak yang berbeda-beda dari 20 aksesi yang evaluasi dengan hasil minyak rata-rata sebesar 29,45 ml. Aksesi dengan hasil minyak dan kadar minyak tertinggi di tampilkan oleh aksesi Andus 007 yaitu sebesar 35,88 ml dan 5,05%. Rata-rata kadar minyak dari 20 aksesi yang dipanen umur 9 bulan lebih rendah dibandingkan dengan hasil panen umur 6 bulan. Rata-rata kadar minyak yang dihasilkan dari umur panen 6 bulan sebesar 6,10% sedangkan rata-rata kadar minyak dari hasil panen umur 9 bulan sebesar 1,69%. Begitu pula dengan rata-rata hasil minyak umur panen 6 bulan lebih besar (31.02 ml) dibanding hasil minyak dari umur 9 bulan (27,88 ml). Karakterisasi 20 Aksesi plasma nutfah Sereh Dapur, pada pengamatan morfologi serai dapur 7 BST menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, lebar daun, tebal daun dan diameter batang berbeda sangat nyata pada masing-masing aksesi, sedangkan pada parameter jumlah daun tidak berbeda nyata. Aksesi 20 memiliki tinggi tanaman (110.87 cm), jumlah daun (9.33) dan panjang daun (84.60 cm) yang relatif tinggi dibandingkan dengan aksesi lainnya. Pada parameter lebar daun dan tebal daun pada aksesi 17 tertinggi yaitu 1.42 cm dan 0.77. Jumlah anakan pada aksesi 12 memiliki jumlah anakan yang terbanyak yaitu 142.93. Hasil panen bobot segar, bobot batang dan daun segar, bobot kering angin, bobot akar kering angin, bobot batang dan daun segar dan lebar kanopi menunjukkan hasil yang beberda nyata pada semua aksesi, sedangkan pada bobot akar segar hasil tidak berpengaruh nyata antar aksesi. Rejuvenasi dan karakterisasi 81 aksesi nilam, dari semua aksesi nilam yang rejuvenasi, setelah dikarakterisasi mempunyai sifat yang bervariasi pada tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Karakter tinggi tanaman berkisar antara 16,3–48,8 cm, karakter tertinggi terdapat pada aksesi Poca 60 terendah terdapat pada aksesi Poca 3. Jumlah cabang berkisar antara 3,5–16,2, tertinggi terdapat pada aksesi Poca 39, jumlah daun berkisar antara 4,6– 14,4, jumlah terbanyak terdapat pada aksesi Poca 4, panjang daun berkisar antara 3.8 – 10.3 cm, terpanjang terdapat pada aksesi Poca 13, lebar daun berkisar antara 2.7–7.2 cm, tertinggi terdapat pada aksesi Poca 71. Evaluasi daya hasil 9 aksesi Jahe Merah di lahan Marjinal menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang cukup baik. Diharapkan akan diperoleh beberapa aksesi yang beradaptasi dan berdaya hasil tinggi yang akan di uji di beberapa lokasi lahan marjinal untuk mengetahui kestabilan pertumbuhan dan hasil untuk kemudian di kembangkan di lahan marjinal sebagai daerah pengembangan baru. Kata kunci : Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi, plasma nutfah, TOA ABSTRACT Research activities of rejuvenation, characterization and evaluation of four species of medicinal and aromatic crops germplasms were undertaken in the experimental gardens KP. Cimanggu, in KP. Cibinong, KP. Manoko and Bogor (West Java) from January to December 2011 on citronella, lemongrass, patchouli and red ginger. Evaluation of yield and quality of the 20 accessions of serai fragrance, showed that the 20 acceesions varies in oli volumes contents. Accessions with highest oil yield and content
25
Cheppy Syukur, dkk.
was shown by Andus 007 with 35.88 ml and 5.05%, respectively. The average oil content harvested 9 months was lower than those harvested at 6 months. The average oil content resulted from harvesting 6 months was 6.10% while the average oil content of the crop ages 9 months of 1.69%. Similarly, the yield of oil harvested 6 months (31.2 ml) was larger than those obtaned from 9 months (27.88 ml). Characterization of 20 Lemongrass accessions, 7 months after planting (MAP), showed that plant height, number of tillers, leaf length, leaf width, leaf thickness and stem diameter differ significantly among accessions. Accession 20 was the tallest (110.87 cm), with the highest number of leaves (9:33) and leaf length (84.60 cm). Accession 12 had the highest number of tillers 142.93, Fresh weight, stem and leaf fresh weight, leaf dry weight, dried root weight, stem and leaf fresh weight and width of the canopy were diferent between all accessions, whereas the fresh root weight was not significantly diffrenet. Rejuvenation and characterization of 81 accessions of patchouli indicated that plant height ranged from 16.3 to 48.8 cm, the highest shown by Poca 60 (48.8 cm), number of branches ranged from 3.5 to 16.2, the highest found in accession Poca 39, number of leaves ranged from 4.6 to 14.4, the highest number found on the accession Poca 4, leaf length ranged from 3.8-10.3 cm, the longest shownby accession Poca 13, leaf width ranges from 2.7-7.2 cm, the highest found in Poca 71. Evaluation of Red Ginger in Marginal land, based on vegetative growth the 9 accessions displayed theirs adaptation marginal land. Accessions showing stability on growth and yield on marginal lands are expected to be developed as varieties adapted to marginal land Keyword :
Rejuvinasi, characterization, evaluation, medicinal crops, germplasm, aromatic. PENDAHULUAN
Dalam Undang Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, Pasal 1 butir 2, yang dimaksud dengan Plasma Nutfah adalah substansi yang terdapat dalam kelompok makhluk hidup, dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru. Dengan demikian menurut undang-undang tersebut Plasma Nutfah merupakan keseluruhan keanekaragaman genetik yang terdapat dalam mahkluk hidup (tumbuhan, satwa dan mikroorganisme). Diantara berbagai Keanekaragaman Hayati yang dipengaruhi oleh keragaman dalam lingkungan dan keragaman dalam jenis (plasma nutfah), Plasma Nutfah pertanian (agrobiodiversity) merupakan salah satu Plasma Nutfah yang sangat mendesak untuk diamankan dari kepunahan maupun terjadinya erosi potensi genetiknya. Sebab PN pertanian atau juga sering disebut dengan sumber daya genetik (SDG) pertanian secara riil telah dan terus akan dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Jenis-jenis tanaman yang dikoleksi sebagai plasma nutfah Balittro merupakan semua jenis tanaman sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No.511/Kpts/PD.310/9/2006 tanggal 12 September 2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 3599/Kpts/PD.390/10/2009 tentang Perubahan Lampiran I Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 511/Kpts/PD.310/9/2006 tanggal 19 Oktober 2009 tentang jenis komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Jahe merah, nilam, sereiwangi dan serehdapur merupakan tanaman obat dan aromatik yang bernilai ekonomi penting. Jahe merah banyak dimafaatkan sebagai sumber bahan baku obat tradisional disamping sebagai sumber minyak atsiri. Nilam, seriwangi dan sereh dapur juga merupakan sumber penghasil minyak atsiri yang penting. Kontrobusi Indonesia terhadap ekspoor minyak atsiri nilam cukup tinggi mencapai 60% dari kebutuhan dunia, sedangkan minyak sereh wangi dan sereh dapur, menempati urutan kedua dan ketiga setelah China dan Haiti.
26
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
Plama nutfah tanaman obat (jahe) dan aromatik (serei wani, sereh dapur) merupakan tanaman semusim sehingga untuk menjaga kelestariannya perlu dilakukan rejuvenasi setiap tahun. Agar dapat dimanfaatkan potensi sifat sifat plasma nutfah tersebut perlu diketahui melalui kegiatan evaluasi selama dua mausim Data data yang diperoleh didokumemntasikan baik secara manual maupun komputerisasi. Dokumentasi adalah kegiatan untuk merekam dan menyimpan berbagai data penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dokumentasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan pengelolaan plasma nutfah secara keseluruhan, karena data merupakan aset berharga yang juga harus dikonservasi (dilestarikan) sebagaimana materi plasma nutfah yang bersangkutan. Perkembangan peningkatan kuantitas data yang dikelola dari waktu ke waktu menuntut tersedianya data dan informasi yang dapat diakses setiap saat secara cepat, mudah dan akurat, sehingga diperlukan adanya sistem dokumentasi data yang memadai (Kurniawan, 2005). Tujuan penelitian untuk mendapatkan 1 set data morfologi, produksi dan mutu 4 jenis (serai wangi, serai dapur, jahe merah dan nilam) plasma nutfah TOA. BAHAN DAN METODE a. Karakterisasi dan evaluasi 20 aksesi Serai wangi Penelitian dilakukan di lahan kebun percobaan Manoko, Lembang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat ±1.500 m dpl. Dari bulan Januari sampai Desember 2011. Bahan yang digunakan berupa 20 aksesi serai wangi yang berasal dari hasil eksplorasi tahun-tahun sebelumnya dan dari para donor yang memberikan aksesi tersebut. Bahan lainnya yang digunakan dalam menunjang kegiatan penelitian antara lain, pupuk kandang (sapi/kambing), pupuk buatan (Urea, SP-36 dan KCl), pestisida (bakterisida, insektisida, fungisida, furadan), dan bahan kimia untuk analisis mutu minyak. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan dilapangan antara lain, bambu, seng, cat, kayu, karung plastik, cangkul, garpu, skop, meteran, tali, sprayer, sabit, kored, pisau,selang, ember, bak plastik, timbangan, sigmat, dll. Pengolahan lahan dan Penanaman Tanah untuk pertanaman sebelumnya dicangkul/digarpu sampai gembur dan di bersihkan dari gulma. Kemudian dibuat bedengan–bedengan dan lubang tanaman dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Jarak tanam yang digunakan 1 x 1 m. Jumlah tanaman per perpetak 30 tanaman, luas petak/plot per aksesi 10 x 3 m = 30 m². Luas keseluruhan penelitian sekitar 20 aksesi x 30 m² x 3 ulangan sekitar 1.800 m² ditambah saluran pembatas antar petak dan antar ulangan maka luas yang diperlukan seluruhnya sekitar 2.000 m². Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi atau kambing dengan ukuran 1kg, dimasukan dalam lubang tanam ±1 bulan sebelum tanam. Kemudian dicampur dengan tanah sampai merata. Pemupukan dengan 20kg urea + 100kg SP-36 + 150kg KCl/ha/tahun diberikan 2 kali yaitu pada umur 3 dan 6 bulan masing masing ½ dosis. Penanaman dilakukan pada bulan Februari tahun 2011. Benih yang siap ditanam dibenamkan kedalam lubang tanam sebanyak 3 tunas per lubangnya. Pemeliharaan Pemeliharaan dilapang meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Pemupukan selain pupuk dasar, diberikan pupuk Urea, SP-36 dan KCl dengan ukuran 200kg, 100kg, 150kg/ha. Pengendalian OPT dilakukan sesuai keperluan apabila terdapat hama dan penyakit yang mengganggu terutama pada jamur akar.
27
Cheppy Syukur, dkk.
Pengamatan Pengamatan dilakukan dalam 2 tipe pertumbuhan yaitu pada masa pertumbuhan vegetatif dengan parameter yang diamatinya yaitu karakter morfologi termasuk tinggi dan lebar rumpun, tinggi batang semu, panjang pelepah, panjang daun dan lebar daun dan masa pertumbuhan generatif yaitu produksi (berat/rumpun) dan mutu (kadar minyak, mutu minyak kandungan fisika kimia). Panen dan Pasca panen Panen pertama dilakukan pada umur 6 bulan dan panen ke kedua dan ke tiga setiap 3 bulan setelah pemangkasan. Panen dilakukan dengan menggunakan sabit, arit atau cutter dengan memotong ujung batang dekat pangkal daun. Daun-daun yang sudah dipangkas ditimbang bobotnya dan setelah itu di bawa ke laboratorium mutu untuk dianalisis kandungan bahan aktifnya. b. Karakterisasi dan evaluasi 20 aksesi serai dapur Persiapan pelaksanaan kegiatan Penelitian dilakukan di lahan kebun percobaan Cibinong/Cileungsi, Bogor, Jawa Barat dengan ketinggian tempat ±250 m dpl. Dari bulan Januari sampai Desember 2011. Bahan yang digunakan berupa 20 aksesi serai dapur yang berasal dari hasil eksplorasi tahun-tahun sebelumnya dan dari para donor yang memberikan aksesi tersebut. Bahan lainnya yang digunakan dalam menunjang kegiatan penelitian antara lain, pupuk kandang (sapi/ kambing), pupuk buatan (Urea, SP-36 dan KCl), pestisida (bakterisida, insektisida, fungisida, furadan), dan bahan kimia untuk analisis mutu minyak. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan dilapangan antara lain, bambu, seng, cat, kayu, karung plastik, cangkul, garpu, skop, meteran, tali, sprayer, sabit, kored, pisau,selang, ember, bak plastik, timbangan, sigmat, dll. Pengolahan lahan dan Penanaman Tanah untuk pertanaman sebelumnya dicangkul/digarpu sampai gembur dan di bersihkan dari gulma. Kemudian dibuat bedengan–bedengan dan lubang tanaman dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Jarak tanam yang digunakan 75 x 100 cm. Jumlah tanaman per perpetak 10 tanaman, luas petak/plot per aksesi 1,75 m x 5 m = 8,75 m2 Luas keseluruhan penelitian sekitar 20 aksesi x 8,75 m2 x 3 ulangan sekitar 600 m² ditambah saluran pembatas antar petak dan antar ulangan maka luas yang diperlukan seluruhnya sekitar 750 m2. Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi atau kambing dengan ukuran 2kg, dimasukan dalam lubang tanam ±1 bulan sebelum tanam. Kemudian dicampur dengan tanah sampai merata. Pemupukan dengan 200kg urea + 100kg SP-36 + 150kg KCl /ha/tahun diberikan 2 kali yaitu pada umur 3 dan 9 bulan masing masing ½ dosis. Penanaman dilakukan pada bulan Januari tahun 2011 pada umur benih 6 bulan setelah petak/plot percobaan disiapkan pada bulan – bulan sebelumnya. Benih yang siap ditanam dibenamkan kedalam lubang tanam sebanyak 1 tunas per lubangnya. Pemeliharaan Pemeliharaan dilapang meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Pemupukan selain pupuk dasar, diberikan pupuk Urea, SP-36 dan KCl dengan ukuran 200kg, 100kg, 150kg/ha. Pengendalian OPT dilakukan sesuai keperluan apabila terdapat hama dan penyakit yang mengganggu terutama pada jamur akar. Pengamatan Pengamatan dilakukan dalam 2 tipe pertumbuhan yaitu pada masa pertumbuhan vegetatif dengan parameter yang diamatinya yaitu karakter morfologi termasuk tinggi dan
28
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
lebar rumpun, tinggi batang semu, panjang pelepah, panjang daun dan lebar daun dan masa pertumbuhan generatif yaitu produksi (berat/rumpun) dan mutu (kadar minyak, mutu minyak kandungan fisika kimia) sesuai dengan deskriptor terlampir. Panen dan Pasca panen Panen pertama dilakukan pada umur 6 bulan dan panen ke kedua dan ke tiga setiap 3 bulan setelah pemangkasan. Panen dilakukan dengan menggunakan sabit, arit atau cutter dengan memotong batang semu 2–3 cm dari pangkal batang. batang yang sudah dipangkas ditimbang bobotnya dan setelah itu di bawa ke laboratorium mutu untuk dianalisis kandungan bahan aktifnya. c. Rejuvenasi dan karakterisasi 81 aksesi nilam Penelitian lilaksanakan di Kebun Percobaan Manoko, mulai bulan Januari – Desember 2011. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organic, pupuk anorganik, 81 aksesi plasma nutfah nilam. Alat yang digunakan terdiri dari color chard, garpu, cangkul, meteran, selang, cangkul sprayer dan lain-lain. Lahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini 2.268 m. Perbanyakan bahan tanaman Perbanyakan bahan tanaman meliputi pembuatan persemian, perbanyakan dilakukan secara vegetatif dengan setek 2-3 ruas ditanaman pada polybag yang berukuran 10 x 15 cm. Kemudian disungkup dengan menggunakan plastik hitam. Perbanyakan tanaman dilakukan pada 81 aksesi plasma nutfah nilam. Masingmasing nomor akan diperbanyak 40 setek (20 tanaman x 2 ulangan x 81 nomor). Sehingga total setek yang diperlakukan adalah 3240 setek. Penanaman Penanaman dilakukan pada 81 aksesi plasma nutfah. Benih nilam umur 1,5 bulan ditanaman dilapang dengan jarak tanam 100 cm x 50 cm. Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasar sebanyak 1 kg/lubang tanam (1 minggu sebelum tanam). Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiraman, penyiangan dan pemberantasan hama dan penyakit. Pemupukan menggunakan dosis sesuai SOP (standar operasional prosedur) tanaman nilam. Pemupukan pertama dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam (BST) menggunakan pupuk urea 3,5gr, SP-36 5gr, KCL 7,5gr per tanaman. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 3 bulan menggunakan pupuk urea dengan dosis 6,5gr, pemupukan ke tiga dilakukan pada umur 5 bulan menggunakan pupuk urea 5gr, SP-36 2,5gr dan KCL 7,5gr. Total pupuk yang dibutuhkan 15gr urea, 12,5gr SP-36 dan 15gr. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat tanaman sudah mencapai fase vegetataif maksimal yaitu umur 3 bulan setalah tanam. Parameter yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, diameter tajuk, panjang dan lebar daun, jumlah daun percabang primer, jumlah cabang primer, bentuk daun, tepi daun, pangkan daun, ujung daun, tulang daun, permukaan daun bagian atas dan bawah, warna daun tua dan daun muda, warna batang tua dan batang muda, warna cabang tua dan cabang muda, berat basah dan berat kering. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan 2 ulangan. Panen dilakukan pada umur 6 bulan setelah tanam. Data dianalisa dengan menggunakan Anova. Jika terdapat beda nyata pada setiap perlakukan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan.
29
Cheppy Syukur, dkk.
d. Evaluasi daya hasil 9 aksesi Jahe Merah di lahan marjinal Persiapan pelaksanaan kegiatan Penanaman dilakukan pada bulan Mei 2011 di Banten. Bahan tanaman yang digunakan adalah 9 aksesi Jahe Merah. Bahan pembantu yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik, pestisida dan bahan pembantu lainnya. Persiapan benih Benih-benih yang digunakan berasal dari hasil pengumpulan beberapa daerah marjinal. Benih –benih tersebut telah diperbanyak di KP. Cicurug dan akan di panen untuk disiapkan sebagai bahan tanaman pada bulan April 2011. Benih tersebut disemai terlebih dahulu selama 1 bulan untuk kemudian dipindah atau ditanam pada petak-petak pengujian yang sudah disiapkan. Pengolahan lahan dan Penanaman Lahan untuk pertanaman disiapkan dengan melakukan pengolahan tanah pada kedalaman 30 cm. Setelah tanah diolah dan digemburkan kemudian dibuat petakanpetakan. Petak-petak yang disiapkan untuk 14 aksesi jahe merah, masing-masing aksesi dibuatkan petakan berukuran 2,4 m x 3 m dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm memuat 30 tanaman. Petakan tersebut dibuat 3 ulangan untuk masing-masing aksesi dengan jarak antar ulangan 1 m dan jarak antar petak 0,5 m. Untuk melindungi seluruh petakan agar tidak banjir saat hujan lebat turun, dibuatkan saluran keliling sebagai saluran pembuangan yang kedalamannya lebih dalam dari saluran antar petak atau saluran antar ulangan.Pupuk kandang dan pupuk an organik sebagai pupuk dasar diberikan kedalam lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan. Ke dalam lubang diberikan pupuk kandang 0,25 kg/lubang (10 ton/ha) 2-4 minggu sebelum dilakukan penanaman. Pupuk kandang yang digunakan harus pupuk yang telah masak, jenisnya dapat berupa pupuk kandang dari kotoran sapi atau domba. Drainase pada lahan pertanaman harus diperhatikan, karena genangan akan menghambat pertumbuhan tanaman. Penanaman dilakukan dengan menanam satu potong benih rimpang yang telah muncul tunas. Benih ditanam pada kedalaman 5-7 cm dengan tunas menghadap ke atas. Satu bulan setelah tanam (BST) dilakukan penyulaman pada benih yang tidak tumbuh atau mati. Umur 4 BST diberikan pupuk kandang lagi (pemupukan kedua sebanyak 0,25 kg/lubang tanam (10 ton/Ha). Pemeliharaan Selain pupuk kandang yang diberikan dua tahap, agar tanaman tumbuh lebih baik diberikan pula pupuk buatan yaitu SP-36 dengan dosis 150 kg/ha (sebanyak 5 gram/tanaman atau setara dengan 1 sendok makan), demikian pula dengan pupuk KCl (dosis 150 kg/ha). Kedua pupuk tersebut diberikan pada 1 BST. Pupuk Urea diberikan pada 1, 2, 3 BST, masing–masing 100 kg/ha. Pupuk diberikan secara tugal atau dalam larikan dengan jarak 5 cm dari pangkal tanaman. Penyiangan tanaman dapat dilakukan setiap dua minggu sekali atau tergantung kondisi lahan. Penyiangan harus dilakukan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran tanaman. Pada waktu penyiangan dilakukan pembumbunan. Hal ini dimaksudkan agar rimpang yang terbentuk tertutup tanah, karena rimpang yang terbuka kualitas, penampakan dan ukurannya kurang baik. Pengendalian HPT disesuikan dengan serangan hama, penyakit yang ada di lapangan.
30
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
Pengamatan Pengamatan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah anakan) dilakukan setiap bulan mulai umur 1 BST. Pengamatan karakter morfologi dilakukan pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman optimal, biasanya umur 5-6 BST. Jumlah tanaman sampel yang diamati adalah 10 rumpun per ulangan. Bila memungkinkan, karakterisasi dilakukan lebih dari satu musim tanam agar deviasi data dapat diketahui. Pengamatan dilakukan terhadap habitus tanaman (tegak, menyebar), Tinggi tanaman, jumlah tunas, Arah tumbuh daun ujung (tegak, agak tegak, mendatar), jumlah daun pada batang utama, panjang daun yang terletak pada 1/3 bagian batang, lebar daun, warna daun, Panjang batang, Diameter batang (5 cm diatas tanah), Warna hijau batang (terang, sedang, gelap), Warna antosianin kemerahan pada batang (lemah, sedang, kuat), bobot rimpang per rumpun, warna kulit rimpang, warna daging rimpang, permukaan rimpang (licin, sedang, kasar), warna antosianin pada tunas (lemah, sedang, kuat), jumlah anak rimpang, ukuran anak rimpang, waktu bertunas (awal, sedang, lambat), umur panen (BST). Karakter mutu mengacu ke standar MMI (Materia Medika Indonesia) ditambah kadar bahan aktif. Panen dan Pasca panen Panen dilakukan setela tanaman berumur 10 bulan, dengan membongkar tanaman dan mengambil rimpangnya. Rimpang hasil panen dibersihkan dari tanah dan akar. Untuk keperluan analisis, rimpang segar dibersihkan dalam air mengalir hingga bersih, kemudian diiris tipis menggunakan pisau dan hasil irisannya dikeringkan pada wadah tampah dibawah sinar matahari sampai kering. Irisan rimpang yang telah kering disimpan dalam wadah plastik kedap dan diikat rapat, sebelum dilakukan analisa mutu di laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Evaluasi daya hasil dan mutu 20 aksesi seraiwangi Semakin tinggi keragaman genetik dari koleksi plasma nutfah, akan semakin diharapkan karena materi genetik untuk digunakan dalam proses pemuliaan semakin luas dan bervariasi. Hasil evaluasi terhadap 20 aksesi seraiwangi menampilkan ragam yang cukup tinggi dari beberapa parameter pertumbuhan yang diamati, yang berkisar antara 25,32%-68,17% (Tabel 1). Tingginya ragam genetik yang ditampilkan disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dari 20 aksesi seraiwangi yang ditanam seperti aksesi yang memiliki kanopi atau lebar rumpun terlebar sebesar 159,87 cm ditampilkan oleh aksesi Andus 020 dan kanopi terpendek sebesar 65,18 cm ditampilkan oleh aksesi Andus 005, sedangkan rata-rata dari 20 aksesi seraiwangi yang ditanam menampilkan ukuran kanopi atau lebar rumpun sebesar 102,71 cm dengan koefisien keragaman sebesar 31,44% (Tabel 1). Parameter tinggi tanaman untuk 20 aksesi seraiwangi yang di tanam, menampilkan keragaman genetik sebesar 26,02% dengan minimal tinggi tanaman sebesar 47,44 cm di tampilkan oleh aksesi Andus 003 dan nilai tertinggi untuk pertumbuhan tinggi tanaman di tampilkan oleh aksesi Andus 015 sebesar 179,15 cm, sedangkan rata-rata tinggi tanaman dari 20 aksesi seraiwangi yang di tanam sebesar 84,79 cm. Tingginya rumpun seraiwangi sangat didukung dengan adanya pelepah batang yang saling setangkup membentuk batang untuk tegaknya tanaman. Rata-rata panjang pelepah dari 20 aksesi yang di tanam sebesar 32,8 cm dengan pelepah terpanjang ditampilkan oleh aksesi Andus 015 sebesar 110,16 cm dan pelepah batang terpendek di tampilkan oleh aksesi Andus 003 sebesar 12,98 cm. Tingginya jarak antara aksesi untuk ukuran panjang pelepah didukung juga dengan hasil analisa koefisien keragaman yang tinggi yaitu sebesar 61,04%.
31
Cheppy Syukur, dkk.
Tabel 1. Karakter pertumbuhan 20 aksesi serai wangi umur 6 bulan di KP. Manoko 2011
Aksesi Andus 001 Andus 002 Andus 003 Andus 004 Andus 005 Andus 006 Andus 007 Andus 008 Andus 009 Andus 010 Andus 011 Andus 012 Andus 013 Andus 014 Andus 015 Andus 016 Andus 017 Andus 018 Andus 019 Andus 020 Rata-rata CV %
Jumlah anakan 71.00 abcdef 82.00 abc 76.53 abcd 89.20 ab 90.20 ab 92.80 ab 96.13 a 59.50 bcdef 44.13 defgh 73.93 abcde 50.40 cdefgh 70.20 abcdef 73.40 abcde 38.30 efg 49.40 cdefgh 39.70 efgh 50.07 cdefgh 23.50 h 24.67 h 30.33 gh 61.27 25.32
Tinggi rumpun [cm]
Lebar rumpun [cm]
Panjang pelepah [cm]
Panjang daun [cm]
Lebar daun [cm]
55.19 de 55.48 de 47.44 e 53.42 de 71.56 cde 63.47 de 63.83 de 115.34 bc 75.09 cde 72.52 cde 98.97 cd 151.35 ab 140.23 ab 65.10 de 179.15 a 71.56 cde 75.63 cde 93.00 cde 73.91 cde 73.51 cde 84.79 26.02
102.25 ab 98.59 ab 87.48 abc 102.32 ab 65.18 c 126.01 ab 121.87 ab 90.65 abc 139.80 ab 128.17 ab 91.80 abc 81.21 c 81.40 c 149.64 a 80.38 c 126.03 ab 149.64 a 93.14 abc 158.87 a 159.87 a 102.71 31.44
14.42 c 14.34 c 12.98 c 13.28 c 35.02 c 15.47 c 17.51 c 51.88 bc 17.64 c 16.37 c 37.34 c 79.84 ab 79.07 ab 19.00 c 110.16 a 18.07 c 19.01 c 49.81 bc 18.01 c 18.51 c 32.89 61.04
68.47 ab 81.08 ab 68.02 ab 67.45 ab 46.30 ab 75.28 ab 78.88 ab 41.80 bc 74.71 ab 72.94 ab 50.45 ab 20.15 c 20.18 c 93.10 a 158 a 81.08 ab 84.04 ab 44.07 bc 82.15 ab 84.06 ab 59.99 61.04
1.90 c 2.23 c 1.84 c 1.86 c 3.25 c 1.75 c 1.75 c 5.07 a 2.14 b 3.08 b 5.43 a 1.20 a 1.50 a 2.19 b 1.50 a 2.14 b 2.19 b 1.05 ab 2.13 b 2.11 b 4.65 68.17
Lebatnya pertumbuhan tanaman seraiwangi sangat didukung dengan ukuran helaian daun, sehingga dengan koefisien keragaman yang tinggi untuk ukuran panjang sebesar 61,04% dan lebar helaian daun sebesar 68,17% menampilkan perbedaan jarak ukuran yang cukup ting dari 20 aksesi seraiwangi yang diuji. Aksesi yang memiliki helaian daun terpanjang ditampilkan oleh aksesi Andus 015 sebesar 158 cm dan helaian daun terpendek ditampilkan oleh aksesi Andus 012 (20,15 cm) dan Andus 013 (20,18 cm). Aksesi yang menampilkan ukuran helaian daun terlebar ialah aksesi Andus 008 dan Andus 011 masing-masing berukuran 5 cm, dan ukuran helaian daun yang sempit ialah aksesi Andus 018. Rata-rata jumlah anakan dari 20 aksesi seraiwangi sebesar 61 anakan dalam satu rumpun. Aksesi yang memiliki anakan terbanyak ialah aksesi Andus 007 sebanyak 96 anakan perumpun dan aksesi yang memiliki jumlah anakan sedikit ialah aksesi Andus 018 sebesar 23 anakan perumpun. Berdasarkan parameter pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah anakan dan daun, maka rata-rata berat basah dan berat kering dari 20 aksesi seraiwangi pada hasil panen umur 6 bulan dan 9 bulan menunjukkan adanya perbedaan hasil yang meningkat dari hasil panen berat basah umur 6 bulan (8.540 g) ke 9 bulan (10.670 g) dan hasil panen berat kering meningkat dari 3. 190 g dari hasil umur 6 bulan menjadi 4.177 g umur panen 9 bulan. Berdasarkan keragaman aksesi dari 20 aksesi yang dipanen beberapa aksesi ada yang meningkatdan ada yang menurun dari hasil panen baik berat basah maupun berat kering umur 6 bulan ke 9 bulan (Tabel 2). Aksesi yang memiliki bobot kering tertinggi baik umur 6 bulan maupun 9 bulan adalah aksesi Andus 015 (9.080 g) dan Andus 020 (5.573 g), aksesi lain yang memiliki berat kering cukup tinggi adalah aksesi Andus 016, Andus 017, Andus 018 dan Andus 019 (Tabel 2).
32
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
Tabel 2. Karakter produksi dan mutu 20 aksesi serai wangi umur 6 dan 9 bulan di KP. Manoko 2011 Aksesi Andus 001 Andus 002 Andus 003 Andus 004 Andus 005 Andus 006 Andus 007 Andus 008 Andus 009 Andus 010 Andus 011 Andus 012 Andus 013 Andus 014 Andus 015 Andus 016 Andus 017 Andus 018 Andus 019 Andus 020 Rata-rata CV %
Berat basah (g) Panen I Panen II 3.800 fg 4.633 defg 2.533 g 4.067 efg 2.867 g 8.167 bcdefg 9.200 bcdefg 11.567 bc 6.733 cdefg 6.167 cdefg 6.433 cdefg 12.733 b 5.833 cdefg 9.900 bcde 29.000 a 7.933 bcdefg 10.333 bcd 10.067 bcde 9.600 bcdef 9.200 bcdef 8.540 35.93
1.500 r 2.000 qr 3.500 pqr 4.000 opq 5.500 nop 6.000 mno 7.500 lmn 8.000 klm 9.500 jkl 10.000 ijk 11.500 hij 12.000 hgi 13.500 fgh 14.000 efg 15.500 def 16.000 cde 17.500 bcd 18.000 abc 19.500 ab 20.000 a 10.670 6.63
Berat kering (g) Panen I Panen II 1.367 cd 2.470 bcd 0.887 d 1.907 d 1.033 d 2.690 bcd 3.340 bcd 4.527 bc 3.400 bcd 3.140 bcd 2.207 bcd 4.800 b 2.187 bcd 3.563 bcd 9.080 a 3.120 bcd 3.660 bcd 3.860 bcd 3.860 bcd 3.733 bcd 3.190 51.58
0.878 c 0.714 c 0.901 c 1.082.7 bc 1.144 bc 1.121 bc 1.010 bc 1.332 bc 2.058 ab 2.073 bc 3.009 bc 3.243 bc 3.206 bc 4.338 bc 5.573 a 9.867 bc 9.046 bc 8.580 c 9.540 bc 10.240 bc 4.177 47.55
Dari bobot kering panen umur 6 bulan dan 9 bulan yang di suling menghasilkan volume minyak dan kadar minyak yang berbeda-beda dari 20 aksesi yang evaluasi. Aksesi yang mengeluarkan hasil minyak tertinggi di tampilkan oleh aksesi Andus 007 sebesar 35,88 ml dan terrendah ditampilkan oleh aksesi Andus 005 sebesar 24,50 ml (Tabel 3), sedangkan hasil minyak rata-rata sebesar 29,45 ml. Dari hasil minyak tersebut aksesi yang memiliki kadar minyak tertinggi adalah aksesi Andus 007 sebesar 5,05% di ikuti aksesi Andus 004 (4,12%), Andus 008 (4,61%), Andus 010 (4,18%), Andus 011 (4,26%), Andus 012 (4,09%), Andus 014 (4,03%), Andus 018 (4,14%), Andus 019 (4,30%), Andus 020 (4,21%) (Tabel 3). Berdasarkan rata-rata kadar minyak dari 20 aksesi yang dipanen umur 9 bulan mengalami penurunan hasil dibanding kadar minyak dari panen umur 6 bulan. Rata-rata kadar minyak yang dihasilkan dari umur panen 6 bulan sebesar 6,10% sedangkan ratarata kadarminyak dari hasil panen umur 9 bulan sebesar 1,69%. Begitu pula dengan ratarata hasil minyak umur panen 6 bulan lebih besar (31.02 ml) dibanding hasil minyak dari umur 9 bulan (27,88 ml). Pada pengamatan morfologi serai dapur 7 BST menghasilkan pada parameter tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, lebar daun, tebal daun dan diameter ba,ang berbeda sangat nyata pada masing-masing aksesi, sedangkan pada parameter jumlah daun tidak berbeda nyata. Aksesi 20 memiliki tinggi tanaman (110.87 cm), jumlah daun (9,33) dan panjang daun (84,60 cm) yang relatif tinggi dibandingkan dengan aksesi lainnya. Pada parameter lebar daun dan tebal daun pada aksesi 17 tertinggi yaitu 1.42 cm dan 0,77. Jumlah anakan pada aksesi 12 memiliki jumlah anakan yang terbanyak yaitu 142.93.
33
Cheppy Syukur, dkk.
Tabel 3. Data analisis mutu 20 aksesi serai wangi umur 6 dan 9 bulan di KP. Manoko 2011 Aksesi
Kadar air %
Ratarata
Panen I Panen II
Hasil minyak panen (ml) Ke-1
Rendemen panen (%)
Rata rata
Ke-2
Rata -rata
Kadar minyak panen (%) Ke-1 Ke-2
Rata -rata
Ke-1
Ke-2I
29.62
3.90
1.33
2.62
5.16
2.00
3.58
25 .97
3.30
1.29
2.29
4.39
1.94
3.17
27.73
4.72
0.96
2.84
6.34
1.47
3.90
28.87
5.09
0.95
3.02
6.78
1.47
4.12
27.66
24.50
3.80
1.11
2.45
5.14
1.72
3.43
31.70
32.00
31.85
4.76
1.28
3.02
5.34
1.95
3.64
41.93
29.83
35.88
6.29
1.19
3.74
8.30
1.80
5.05
29.00
38.00
28.40
33.20
5.70
1.14
3.42
7.50
1.72
4.61
27.67
23.07
28.00
25.53
3.45
1.12
2.28
4.48
1.67
3.08
30.66
27.00
34.83
25.50
30.17
5.23
1.02
3.12
6.82
1.55
4.18
23.33
33.00
28.17
34.23
30.83
32.53
5.14
1.23
3.18
6.68
1.84
4.26
23.33
33.33
28.33
34.60
23.66
29.13
5.19
0.95
3.07
6.77
1.42
4.09
Andus 013
23.00
33.66
28.33
25.33
28.83
27.08
3.80
1.15
2.48
4.94
1.74
3.34
Andus 014
23.67
33.00
28.34
30.97
32.66
31.81
4.65
1.31
2.98
6.10
1.95
4.03
Andus 015
22.33
32.66
27.50
28.00
18.60
23.30
4.20
0.74
2.47
5.79
1.11
3.45
Andus 016
23.00
33.33
28.17
26.03
28.66
27.35
4.19
1.15
2.67
5.08
1.72
3.40
Andus 017
22.67
32.00
27.34
32.70
23.83
28.27
4.91
1.03
2.97
6.32
1.51
3.92
Andus 018
22.00
31.33
26.67
32.80
34.00
33.40
4.92
1.36
3.14
6.31
1.98
4.14
Andus 019
22.67
32.00
27.34
35.90
27.83
31.87
5.39
1.11
3.25
6.95
1.64
4.30
Andus 020
22.67
32.33
27.50
35.50
26.26
30.88
5.33
1.05
3.19
6.88
1.55
4.21
rata-rata
23.7
33.23
28.46
31.02
27.88
29.45
4.69
1.12
2.91
6.10
1.69
3.89
STDEV
1.13
1.22
1.12
5.59
3.87
3.28
0.78
0.15
0.39
1.04
0.23
0.50
Andus 001
25,00
33.66
29.33
26.00
33.23
Andus 002
25.00
33.66
29.33
22.00
29.93
Andus 003
25.33
34.66
30.00
31.47
24.00
Andus 004
25.33
35.00
30.17
33.90
23.83
Andus 005
25.67
35.66
30.67
21.33
Andus 006
24.67
34.33
29.50
Andus 007
24.33
33.66
29.00
Andus 008
24.00
34.00
Andus 009
22.67
32.66
Andus 010
23.33
Andus 011 Andus 012
b. Karakterisasi dan evaluasi 20 aksesi Serai dapur Tabel 4. Data karakter pertumbuhan 20 aksesi Serai Dapur 7 BST di KP. Cimanggu 2011
1
Tinggi Tanaman (cm) 89.00cdefg
72.87bcd
Lebar Daun (cm) 1.13cde
0.74ab
7.15abc
2
9.83a
69.58cde
1.20bcd
0.63abcde
6.79abcd
94.40bcd
9.60a
75.53abcd
0.97e
0.56bcde
5.71d
83.87bcde
9.53a
54.67fg
0.97e
0.45e
5.65d
99.40abcde
85.53bcde
9.80a
77.73abc
1.31abc
0.68abcd
7.64ab
6
98.73abcde
98.00abcd
8.93a
73.47bcd
1.13cde
0.60abcde
5.86cd
7
99.37abcde
117.00ab
9.33a
73.02bcd
1.05de
0.55bcde
5.61d
8
97.00abcde
56.10de
9.67a
72.78bcd
1.08de
0.52cde
6.02cd
9
103.07abc
105.73abc
9.87a
81.60ab
1.19bcd
0.74abc
7.75ab
10
60.67h
40.80e
9.57a
46.20g
1.09de
0.48de
6.57bcd
11
102.00abcd
107.03abc
9.47a
76.92abcd
1.07de
0.53bcde
5.60d
12
88.27defg
142.93a
9.47a
62.00ef
0.98e
0.54bcde
6.05cd
13
94.53abcde
104.73abc
9.47a
68.47cde
1.03de
0.48de
5.74d
14
87.23efg
114.87ab
9.87a
62.33ef
1.06de
0.57abcde
5.92cd
Jumlah Daun
Panjang Daun (cm)
76.20bcde
9.93a
89.97cdefg
89.40bcd
3
106.00ab
4
80.20g
5
Aksesi
34
Jumlah Anakan
Tebal Daun
Diameter Batang
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
15
88.83defg
75.23bcde
9.93a
71.90bcd
1.34ab
0.62abcde
7.67ab
16
87.00efg
71.33bcde
9.33a
68.33cde
1.13cde
0.71abc
7.78ab
17
90.80cdefg
60.40cde
10.07a
72.33bcd
1.34ab
0.68abcd
7.96a
18
83.53fg
63.97cde
9.40a
66.57de
1.20bcd
0.54bcde
6.80abcd
19
90.77cdefg
114.33ab
10.00a
73.22bcd
1.42a
0.77a
7.53ab
20
110.87a
100.40abcd
9.33a
84.60a
1.36ab
0.68abcd
7.86ab
**
*
tn
**
**
*
**
Ket.
Tabel 5. Data produksi 20 aksesi Serai Dapur 7 BST di KP. Cimanggu 2011
1
3.77ab
Bobot akar segar (kg) 0.30ab
2
3.08abc
0.29ab
2.79abcd
1.58bcdefg
214.24a
1384.7bcd
131.67abcd
3
3.90ab
0.19ab
3.71ab
1.85abcdef
127.63bcde
1725.7abc
127.33abcd
4
2.92abc
0.18ab
2.81abcd
1.43defgh
117.95bcde
1315.4bcd
107.00cde
5
3.59abc
0.25ab
3.34abcd
1.95abcde
193.45ab
1759.9abc
132.67abc
6
3.90ab
0.21ab
3.69ab
1.97abcde
123.78bcde
1842.9abc
127.67abcd
7
4.10ab
0.18ab
3.91ab
2.06abcd
103.41cde
1959.9ab
126.33abcd
8
1.97dc
0.23ab
1.74de
1.03fghi
125.19bcde
899.8de
109.33cde
9
2.92abc
0.24ab
2.68bcd
1.40defgh
95.59cde
1304.4bcd
154.00a
10
0.90d
0.12b
0.78e
0.48i
59.64e
417.0e
90.50e
11
4.24ab
0.16ab
4.07ab
2.38abc
107.38bcde
2276.0a
134.10abc
12
4.25ab
0.21ab
4.01ab
2.43ab
144.86abcde
2281.8a
128.33abcd
13
3.88ab
0.25ab
3.70ab
2.04abcde
93.21cde
1880.1ab
123.67abcd
14
3.29abc
0.34a
3.02abcd
0.56hi
116.93bcde
443.1e
123.00abcd
15
3.09abc
0.33a
2.76bcd
1.61bcdefg
174.67abc
1438.7bcd
123.83abcd
16
2.80bc
0.35a
2.45bcd
1.15efghi
126.14bcde
1023.9cde
144.17ab
17
2.94abc
0.27ab
2.71bcd
1.52cdefg
135.10abcde
1384.9bcd
121.33bcd
18
1.93dc
0.22ab
1.74de
0.87ghi
61.42e
808.6de
100.83de
19
2.01dc
0.22ab
1.85cde
0.97fghi
65.06de
908.3de
102.43cde
20
4.69a
0.24ab
4.45a
2.59a
149.73abcd
2443.6a
143.00ab
Ket
**
tn
**
**
*
**
*
Bobot Aksesi Segar (kg)
Bobot Batang + Daun segar (kg) 3.47abc
2.06abcd
Bobot Kering angin (gr)
177.03abc
Bobot Batang + Daun segar (gr) 1 883.0ab
124.33abcd
Bobot Akar Kering Angin (gr)
Lebar Kanopi (cm)
Pada panen pertama tanaman contoh parameter bobot segar, bobot batang dan daun segar, bobot kering angin, bobot akar kering angin, bobot batang dan daun segar dan lebar kanopi menunjukkan hasil yang beberda nyata pada semua aksesi, sedangkan pada bobot akar segar hasil tidak berpengaruh nyata antar aksesi. Hasil pengamatan panen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Pada aksesi 20 memiliki bobot segar, bobot batang dan daun segar, bobot kering angin dan bobot batang dan daun segar setelah dikeringkan tertinggi yaitu 4,69kg, 4.45 kg, 2.59gr dan 2443,6 gr. Sedangkan pada aksesi 9 memiliki lebar kanopi terlebar yaitu 154 cm.
35
Cheppy Syukur, dkk.
c. Rejuvenasi dan karakterisasi 81 aksesi nilam Telah dilakukan perbanyakan (Rejuvinasi) pada 81 aksesi nilam yang ada di Kebun Percobaan Manoko. Perbanyakan dengan menggunakan stek pucuk dan setek ruas 3-4 ruas yang di semai di plolybag yang berukuran 10 x 15 cm. Setelah persemain berumur 1,5 bulan tanaman di pindahkan kelapangan. Perbanyakan di lapang, pada masingmasing plot di tanam 10 tanaman kemudian akan diamati terhadap karakter pertumbuhannya. Pada saat ini kondisi tanaman sedang masa pertumbuhan dan berumur 5 bulan setelah tanam. Daun Karakteristik daun nilam yang diamati yaitu bentuk permukaan daun, bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun, warna daun dan warna batang. Bentuk permukaan daun umumnya hampir mempunyai karakter bergelombang sedangkan yang mempunyai karakter halus terdiri dari 7 aksesi diantranya Poca 04, Poca 05, Poca 6, Poca 13, Poca 14, Poca 15 dan Poca 16. Sedangkan karakter bentuk daun variasinya sangat sempit, hampir semua aksesi mempunyai karakter bentuk daun oval atau lonjong. Bentuk tepi daun bergerigi dalam dan bergerigi pendek, bentuk ujung daun dan pangkal daun terdiri dari runcing dan rata. Karakter warna daun terdiri dari hijau gelap sampai hijau terang. Sedangkan batang berwarna batang hijau dan ungu, bentuk batang bulat (Tabel 6). Tabel 6. Karakter kualitatif 81 aksesi nilam di KP. Manoko Nomor Aksesi
Bentuk permukaan daun
Poca 01 Bergelombang Poca 02 Bergelombang Poca 03 Bergelombang Halus Poca 04 bergelombang Halus Poca 05 bergelombang Halus Poca 06 bergelombang Poca 07 Bergelombang Poca 08 Bergelombang Poca 09 Bergelombang Poca 10 Bergelombang Poca 11 Bergelombang Poca 12 Bergelombang Halus Poca 13 bergelombang Halus Poca 14 bergelombang Halus Poca 15 bergelombang Halus Poca 16 bergelombang Poca 17 Bergelombang Poca 18 Bergelombang Poca 19 Bergelombang Poca 20 Bergelombang Poca 21 Bergelombang Poca 22 Bergelombang Poca 23 Bergelombang Poca 24 Bergelombang
36
Oval Oval Oval
Bentuk Ujung Tepi daun daun bergerigi dalam Runcing bergerigi dalam Runcing Bergerigi pendek Runcing
Pangkal Daun daun (No) Runcing GG 137 c Runcing GG 137 c Runcing GG 137 c
Greyed GG 196 A Greyed PG187 C Greyed GG 195 A
Oval
Bergerigi pendek
Runcing
Runcing GG 137 c
Greyed PG187A
Oval
Bergerigi pendek
Runcing
Runcing GG 137 c
Greyed PG 187A
Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval
Bergerigi pendek Bergerigi pendek bergerigi dalam Bergerigi pendek bergerigi dalam bergerigi dalam bergerigi dalam
Runcing Runcing Runcing Rata Rata Rata Runcing
Runcing Runcing Runcing Rata Rata Rata Runcing
GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c
Greyed GG 195A Greyed GG 198A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 186C Greyed PG 187A Greyed PG 187A
Oval
bergerigi dalam
Runcing
Runcing GG 137 c
Greyed PG 187A
Oval
Bergerigi pendek
Runcing
Runcing GG 137 c
Greyed PG 186C
Oval
Bergerigi pendek
Rata
Rata
GG 137 c
Greyed GG 195A
Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval
Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek
Rata Rata Rata Runcing Rata Rata Runcing Rata Rata
Rata Rata Rata Runcing Rata Rata Runcing Rata Rata
GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c
Greyed GG 195A Greyed GG 195A Greyed GG 195A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed GG 194A Greyed GG 195A Greyed PG 187A Greyed GG 194A
Bentuk Daun
Warna Batang
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
Poca 25 Poca 26 Poca 27 Poca 28 Poca 29 Poca 30 Poca 31 Poca 32 Poca 33 Poca 34 Poca 35 Poca 36 Poca 37 Poca 38 Poca 39 Poca 40 Poca 41 Poca 42 Poca 43 Poca 44 Poca 45 Poca 46 Poca 47 Poca 48 Poca 49 Poca 50 Poca 51 Poca 52 Poca 53 Poca 54 Poca 55 Poca 56 Poca 57 Poca 58 Poca 59 Poca 60 Poca 61 Poca 62 Poca 63
Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang
Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval
Poca 64 Bergelombang
Oval
Poca 65 Poca 66 Poca 67 Poca 68 Poca 69 Poca 70 Poca 71 Poca 72 Poca 73 Poca 74 Poca 75 Poca 76 Poca 77
Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval
Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang
bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi pendek bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek bergerigi dalam bergerigi dalam bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi dalam Begerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi dalam Bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi dalam Bergerigi dalam Bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi dalam Runcing Bergerigi dalam Runcing Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigidalam Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi dalam Bergerigi dalam Bergerigi pendek Bergerigi pendek Bergerigi dalam
Rata Runcing Rata Runcing Rata Runcing Rata Rata Rata Rata Rata Rata Rata Tumpul Runcing Runcing Tumpul Runcing Runcing Runcing Tumpul Tumpul Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing
Rata Runcing Rata Runcing Rata Runcing Rata Rata Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Rata Runcing Rata Rata Rata Rata Rata Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Rata Runcing Runcing Rata Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing
GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG 137 c GG n 137c GG n 137B GG 137c GG 137c GG N137b GG 137c GG N137 C GG 137C GG 137C GG N137b GG N 137C GG N 137B GG 137B GG 137C GG N 137B
Runcing
Runcing GG N137B Greyed PG 187A
Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing
Rata Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Rata Runcing Runcing Runcing
GG N137B GG 137c GG 137c GG N137B GG 137c GG 137c GG 137C GG 137c GG N137b GG N137b GG N137b GG 137c GG 137c
Greyed PG 187A Greyed GG 194A Greyed PG 187A Greyed GG 194A Greyed PG 187A Greyed GG 196A Greyed GG 196A Greyed GG 194A Greyed GG 194A Greyed GG 194B Greyed GG 194A Greyed GG 194A Greyed GG 194A Greyed GG 194A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187B Greyed PG 187B Greyed GG 194B Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed GG 189B Greyed GG 194A Greyed GG 195A Greyed GG 194 A Greyed GG 191 A Greyed GG 195A Greyed GG 196A Greyed GG 191A Greyed GG 194A Greyed GG 195A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG 187A
Greyed PG N186C Greyed GG 189A Greyed PG N186C Greyed PG 187A Greyed PG N186C Greyed PG N186C Greyed PG 187A Greyed PG 187A Greyed PG N186C Greyed GG 189A Greyed GG 189A Greyed PG N186C Greyed PG 187A
37
Cheppy Syukur, dkk.
Poca 78 Poca 79 Poca 80 Poca 81
Bergelombang Bergelombang Bergelombang Bergelombang
Oval Oval Oval Oval
Bergerigi pendek Bergerigipendek Bergerigi pendek Bergerigi dalam
Runcing Runcing Tumpul Runcing
Runcing Runcing Rata Runcing
GG 137b GG 137c GG 137c GG 137c
Greyed PG N186C Greyed PG N186C Greyed PG 187C Greyed PG 187C
Karakter Kuantitatif Dari semua aksesi nilam yang dikarakterisasi mempunyai sifat yang bervariasi berdasarkan karakter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Karakter tinggi tanaman berkisar antara 16,3 – 48,8 cm, karakter tertinggi terdapat pada aksesi Poca 60 (48,8 cm), terendah terdapat pada aksesi Poca 3 (16,3 cm). Karakter jumlah cabang berkisar antara 3,5–16,2, tertinggi terdapat pada aksesi Poca 39 (16,2) sedangkan terkecil perdapat pada aksesi Poca 18 (3,5). Karakter jumlah daun berkisar antara 4,6–14,4, jumlah terbanyak terdapat pada aksesi Poca 4 (14,4) dan terendah terdapat pada aksesi Poca 20 (4,6). Karakter panjang daun berkisar antara 3,8– 10,3 cm, karakter terpanjang terdapat pada aksesi Poca 13 (7,1cm) terpendek terdapat pada aksesi Poca 19 (19 cm). Sedangkan karakter lebar daun berkisar antara 2,7–7,2 cm, tertinggi terdapat pada aksesi Poca 71 (7,2 cm) terendah pada aksesi Poca 19 (2,5 cm) (Tabel 7). Tabel 7. Karakter kuantitatif 81 aksesi nilam di KP. Manoko Aksesi Poca 01 Poca 02 Poca 03 Poca 04 Poca 05 Poca 06 Poca 07 Poca 08 Poca 09 Poca 10 Poca 11 Poca 12 Poca 13 Poca 14 Poca 15 Poca 16 Poca 17 Poca 18 Poca 19 Poca 20 Poca 21 Poca 22 Poca 23 Poca 24 Poca 25 Poca 26 Poca 27 Poca 28 Poca 29 Poca 30 Poca 31 Poca 32 Poca 33 Poca 34 Poca 35
38
Tinggi tanaman 30.8 24.3 16.3 34.7 21.5 21.8 19.2 27.4 28.5 25 21.9 30.2 36 28.8 25.7 32.3 31.3 19 20.2 19.5 26.7 26 21.3 27.7 24 27.3 18.5 26.6 25.6 18.8 19.2 22.8 16.8 27.6 25.7
Jumlah cabang 6.4 7.5 4.3 7.2 4.3 4.3 6.3 5.8 5.7 9.5 4.8 8.2 8.6 11 5.8 8.5 8 3.5 7.5 3.7 5 6.1 4 8.2 6.5 6.8 3.7 4.6 4.8 3.8 5.1 5.3 4.3 6 4.6
Jumlah daun 10.3 8.1 9.4 14.4 6.8 8.4 9 11.4 6.5 9.2 8.5 11.4 10 12.5 13.4 13.8 6.6 6 5.8 4.6 6.5 5.3 6 6.5 6.5 6.5 5 6.7 7 5.4 7.5 4.8 5.2 6.2 6.4
Panjang daun 5.9 4.5 5.8 5.3 4.8 4.8 4.9 6.1 6.5 6.6 7.2 8.5 10.3 9 5.6 5.6 7.8 6.2 3.8 6.2 5.5 5.9 4.8 4.9 5.9 5.9 6.7 4.7 6.3 6.8 4.9 6.5 4.7 5.9 5.6
Lebar daun 4.5 2.9 3.9 4.7 4.8 3.8 3.9 4.3 4.9 5.0 5.2 5.9 6.6 6.3 4.2 5 4.2 4.9 2.7 4.8 4.2 4.3 3.7 3.7 4.3 4.3 4.9 3.8 4.4 4.9 3.4 4.5 3.2 4.5 4.5
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
Poca 36 Poca 37 Poca 38 Poca 39 Poca 40 Poca 41 Poca 42 Poca 43 Poca 44 Poca 45 Poca 46 Poca 47 Poca 48 Poca 49 Poca 50 Poca 51 Poca 52 Poca 53 Poca 54 Poca 55 Poca 56 Poca 57 Poca 58 Poca 59 Poca 60 Poca 61 Poca 62 Poca 63 Poca 64 Poca 65 Poca 66 Poca 67 Poca 68 Poca 69 Poca 70 Poca 71 Poca 72 Poca 73 Poca 74 Poca 75 Poca 76 Poca 77 Poca 78 Poca 79 Poca 80 Poca 81 Min Max
20.5 25.7 29.4 45.8 24.8 28 20.5 21.2 26.2 20.5 26.8 23 20.6 25 32.5 22.3 26.5 36.2 36 31.2 39.6 31.3 39.2 36.5 48.8 27.8 18.5 32.4 25.5 30.6 31.5 38.2 30.4 40 42.5 31.3 27.8 33.6 32 37 32.8 30.4 27 23 25.8 31.6 16.3 48.8
4.8 6.6 7.2 16.2 6.2 6.4 5.7 3.7 6.2 5.2 5.2 5 4.3 3.7 7.6 5 5.6 10.3 6.5 8 8.8 7.5 8.3 7.8 9 6 6 7.2 6.8 5.8 6.4 7.5 8.3 7.6 12 7 5.8 7.2 7.2 7.2 8 5.5 6.2 5 5.2 5.7 3.5 16,2
5 6.7 6 7.9 5.6 6.2 5 5 5 5.2 5.4 5.3 5.2 5 8 6.2 5.4 8.5 6.4 7.2 6.4 6 6.2 6.5 6.2 5 5.8 4.8 7 6 6 7.8 6 5.3 6.8 5.2 4.6 5.4 5.3 5.6 6.3 5.4 4.7 5.4 4.8 5.2 4.6 14.4
4.2 5.8 5.4 8.3 5.4 6.4 6.5 6.4 5.2 4.9 4.7 6.3 6.6 5.5 8.4 6.5 6.6 6.4 6.7 5.6 6.7 6.2 6.4 6.5 5.2 6.7 6.8 6.1 5.9 7.5 6.5 7.2 7.5 5.8 7.1 6.1 6.7 7.3 6.1 5.6 5.5 6.7 5.5 6.3 6.9 5.2 3.8 3.8
3.2 4.4 4.1 5.3 3.9 4.8 4.7 4.8 3.8 3.6 3.5 4.7 4.9 4.2 6.1 4.6 4.8 4.8 5.2 4.2 4.5 3.9 4.9 4.5 3.8 4.4 5.5 4.3 4.1 5.3 4.7 5.2 5.3 5 5.6 7.2 4.7 5.1 5.2 4.9 4.4 4.7 5 4.3 5.3 5.6 2.7 2.7
Hasil analisis kluster aksesi nilam di KP. Manoko berdasarkan karakter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, panjang dan lebar daun ke 81 aksesi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok I dan kelompok II. Kelompok I terbagi menjadi dua sub kelompok yaitu sub kelopok 1 dan sub kelompok 2. Tiap sub kelompok terbagi lagi menjadi dua sub-sub yang lebih kercil yang terdiri dari 28 aksesi, sedangkan sub kelompok 2 terdiri dari 49 aksesi. Sedangkan kelompok II terdiri dari 3 aksesi yaitu Poca 39, Poca 60 dan Poca 70. Yang membedakan kedua kelompok tersebut adalah karakter tinggi tanaman, pada aksesi Poca 39 tinggi tanaman 45,8 cm, Poca 60 tinggi tanaman 48,8 cm dan Poca 70 tinggi tanaman 42,5 cm
39
Cheppy Syukur, dkk.
Dendrogram with McQuitty Linkage and Euclidean Distance
Similarity
39.81
59.87
79.94
100.00 117685576576663747365777181501214 416135354597567565869 225403764212846293549 9263441224478528061722438 81510 3 523364532477951 611 73119182730204243486233397060
Observations
Gambar 1. Dendrogram 81 aksesi plasma nutfah nilam di KP. Manoko berdasarkan hasil analisis kluster d. Evaluasi daya hasil 9 aksesi Jahe Merah di lahan Marjinal Dari hasil pertumbuhan 9 aksesi jahe merah di lahan marjinal Banten, secara umum menunjukkan pertumbuhan yang bertahap sesuai dengan daya adaptasi dari aksesiaksesi yang ditanam. Pada awal pertumbuhan sebagian besar pertumbuhan warna daun bergerak dari warna daun hijau kekuningan dan mulai umur antara 6–7 bulan warna daun mulai seragam menjadi hijau tua, menandakan suburnya pertumbuhan walaupun di lahan marjinal (gambar 24). Berdasarkan hasil pengamatan umur 7 bulan dari 9 aksesi jahe merah yang ditanam, menunjukkan adanya keragaman dalam beberapa parameter yang diamati seperti tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun tinggi batang dan diameter batang, sedangkan untuk parameter jumlah anakan dan jumlah daun dari 9 aksesi yang di evaluasi, berdasarkan analisa statistik tidak menunjukkan adanya keragaman (Tabel 8), tapi berdasarkan data pengamatan aksesi yang memiliki jumlah anakan tertinggi di tampilkan olek aksesi Jamer 007 sebanyak 18 anakan dan aksesi yang memiliki jumlah daun terbanyak di tampilkan oleh aksesi Jamer 005 sebanyak 21 helai daun per batang. Tabel 8. Data pertumbuhan 9 aksesi jahe merah umur 7 bulan di lahan marjinal Banten, Aksesi Jamer 001 Jamer 002 Jamer 003 Jamer 004 Jamer 005 Jamer 006 Jamer 007 Jamer 008 Jamer 009 Rata-rata CV (%)
Tinggi tanaman 66.69 a 69.70 a 62.38 ab 49.54 b 66.35 a 66.62 a 64.79 a 65.03 a 66.10 a 64.13 11.95
Jumlah anakan 11.60 a 12.90 a 13.30 a 15.53 a 14.37 a 17.63 a 18.10 a 12.80 a 14.13 a 14.04 24.68
Jumlah daun 19.50 a 21.87 a 21.18 a 16.23 a 21.93 a 21.05 a 19.42 a 19.75 a 19.90 a 20.09 7.34
Panjang daun 23.31 ab 24.27 a 20.94 bc 19.35 c 22.97 ab 21.91 abc 22.80 ab 23.04 ab 23.92 ab 22.50 6.97
Lebar daun 2.43 a 2.36 a 2.20 ab 1.96 b 2.36 a 2.17 ab 2.19 ab 2.36 a 2.36 a 2.26 8.27
Tinggi batang 46.18 a 49.52 a 43.30 ab 32.84 b 47.11 a 46.83 a 45.07 a 46.33 a 46.33 a 44.83 14.72
Diameter batang 12.23 a 10.44 a 8.11 a 7.49 a 9.01 a 9.10 a 11.36 a 9.25 a 9.18 a 9.57 27.24
Dari keragaman yang ditampilkan oleh 9 aksesi jahe merah pada parameter tinggi tanaman yang diukur dari batang bawah di atas permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi, menunjukkan aksesi Jamer 002 lebih tinggi dibandingkan aksesi lainnya, dan parameter tinggi batang yang diukur dari batang bawah diatas permukaan tanah sampai titik tumbuh (ujung batang), juga menunjukkan aksesi Jamer 002 lebih tinggi dibanding aksesi lainnya (Tabel 8). Parameter helaian daun yang di ukur dari helaian daun sempurna atau sudah tidak mengalami penambahan ukuran, menunjukkan aksesi Jamer 002 lebih panjang dan aksesi Jamer 001 lebih lebar disbanding aksesi lainnya. Untuk diameter batang yang lebih
40
Rejuvenasi, karakterisasi, evaluasi 4 jenis plasma nutfah tanaman obat dan aromatik
besar ditampilkan oleh aksesi Jamer 001 sebesar 12.23 cm sedangkan terkecil di tampilkan oleh aksesi Jamer 004 yang berukuran 7.49 cm. Berdasarkan pertumbuhan vegetative yang ditampilkan dari 9 aksesi jahe merah di lahan marjinal yang menunjukkan daya adaptasi yang cukup baik melalui pemeliharaan dan penanggulangan OPT secara dini, diharapkan akan muncul beberapa aksesi yang beradaptasi dan berdaya hasil tinggi setelah diperoleh data hasil panen umur 10 bulan yang direncanakan akan dipanen sekitar bulan Februari – Maret 2012. Dari aksesi terpilih tersebut direncanakan akan di uji di beberapa lokasi lahan marjinal untuk mengetahui kestabilan pertumbuhan dan hasil untuk kemudian di kembangkan di lahan marjinal sebagai daerah pengembangan baru. KESIMPULAN DAN SARAN Evaluasi daya hasil dan mutu 20 aksesi Serai wangi. Dari bobot kering panen umur 6 bulan dan 9 bulan yang di suling menghasilkan volume minyak dan kadar minyak yang berbeda-beda dari 20 aksesi yang evaluasi. Aksesi yang mengeluarkan hasil minyak tertinggi di tampilkan oleh aksesi Andus 007 sebesar 35,88 ml dan ter rendah ditampilkan oleh aksesi Andus 005 sebesar 24,50 ml, sedangkan hasil minyak rata-rata sebesar 29,45 ml. Dari hasil minyak tersebut aksesi yang memiliki kadar minyak ter tinggi adalah aksesi Andus 007 sebesar 5,05% di ikuti aksesi Andus 004 (4,12%), Andus 008 (4,61%), Andus 010 (4,18%), Andus 011 (4,26%), Andus 012 (4,09%), Andus 014 (4,03%), Andus 018 (4,14%), Andus 019 (4,30%), Andus 020 (4,21%). Rata-rata kadar minyak dari 20 aksesi yang dipanen umur 9 bulan mengalami penurunan hasil dibanding kadar minyak dari panen umur 6 bulan. Rata-rata kadar minyak yang dihasilkan dari umur panen 6 bulan sebesar 6,10% sedangkan rata-rata kadar minyak dari hasil panen umur 9 bulan sebesar 1,69 %. Begitu pula dengan rata-rata hasil minyak umur panen 6 bulan lebih besar (31.02 ml) dibanding hasil minyak dari umur 9 bulan (27,88 ml). Karakterisasi 20 Aksesi plasma nutfah Sereh Dapur. Pada pengamatan morfologi serai dapur 7 BST menghasilkan pada parameter tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, lebar daun, tebal daun dan diameter batang berbeda sangat nyata pada masing-masing aksesi, sedangkan pada parameter jumlah daun tidak berbeda nyata. Aksesi 20 memiliki tinggi tanaman (110.87cm), jumlah daun (9.33) dan panjang daun (84.60cm) yang relatif tinggi dibandingkan dengan aksesi lainnya. Pada parameter lebar daun dan tebal daun pada aksesi 17 tertinggi yaitu 1.42 cm dan 0.77. Jumlah anakan pada aksesi 12 memiliki jumlah anakan yang terbanyak yaitu 142.93. hasil panen bobot segar, bobot batang dan daun segar, bobot kering angin, bobot akar kering angin, bobot batang dan daun segar dan lebar kanopi menunjukkan hasil yang beberda nyata pada semua aksesi, sedangkan pada bobot akar segar hasil tidak berpengaruh nyata antar aksesi. Rejuvenasi dan karakterisasi 81 aksesi nilam. Dari semua aksesi nilam yang rejuvenasi, setelah dikarakterisasi mempunyai sifat yang bervariasi berdasarkan karakter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Karakter tinggi tanaman berkisar antara 16,3–48,8 cm, karakter tertinggi terdapat pada aksesi Poca 60 (48,8 cm), terendah terdapat pada aksesi Poca 3 (16,3 cm). Karakter jumlah cabang berkisar antara 3,5 – 16,2, tertinggi terdapat pada aksesi Poca 39 (16,2) sedangkan terkecil perdapat pada aksesi Poca 18 (3,5). Karakter jumlah daun berkisar antara 4,6 – 14,4, jumlah terbanyak terdapat pada aksesi Poca 4 (14,4) dan terendah terdapat pada aksesi Poca 20 (4,6). Karakter panjang daun berkisar antara 3.8–10.3 cm, karakter terpanjang terdapat pada aksesi Poca 13 (7,1cm) terpendek terdapat pada aksesi Poca 19 (19cm). Sedangkan karakter lebar daun berkisar antara 2.7 – 7.2 cm, tertinggi terdapat pada aksesi Poca 71 (7.2 cm) terendah pada aksesi Poca 19. Evaluasi daya hasil 9 aksesi Jahe Merah di lahan Marjinal. Berdasarkan pertumbuhan vegetative yang ditampilkan dari 9 aksesi jahe merah di lahan marjinal menunjukkan daya adaptasi yang cukup baik melalui pemeliharaan dan penanggulangan
41
Cheppy Syukur, dkk.
OPT secara dini, diharapkan akan muncul beberapa aksesi yang beradaptasi dan berdaya hasil tinggi setelah diperoleh data hasil panen umur 10 bulan yang direncanakan akan dipanen sekitar bulan Februari–Maret 2012. Dari aksesi terpilih tersebut direncanakan akan di uji di beberapa lokasi lahan marjinal untuk mengetahui kestabilan pertumbuhan dan hasil untuk kemudian di kembangkan di lahan marjinal sebagai daerah pengembangan baru. DAFTAR PUSTAKA Diwyanto, K,, dan B, Setiadi, 2003, Peran komisi nasional plasma nutfah dalam pengelolaan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian, Makalah Apresiasi Plasma Nutfah di Bogor, Juni 2003, Bogor. Kurniawan H,, 2005, Dokumentasi Data, Buku Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor, Hal 59-70. SK. Mentan Nomor: 3599/Kpts/PD.390/10/2009 tentang Perubahan Lampiran I SK. Mentan Nomor: 511/Kpts/PD.310/9/2006 tanggal 19 Oktober 2009 tentang jenis komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Sumarno, 2002, Penggunaan Bioteknologi dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Plasma Nutfah Tumbuhan Untuk Peningkatan Varietas Unggul, Makalah, Seminar Nasional Pemanfaatan & Pelestarian Plasma Nutfah, 3-4 September 2002, IPB.
42