PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK PADA PABRIK GULA KWALA MADU PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri Oleh :
ARIYANTO 020403056
D E P A R T E M E N
T E K N I K
F A K U L T A S
I N D U S T R I
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
2007
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK PADA PABRIK GULA KWALA MADU PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri Oleh :
ARIYANTO 020403056 Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
( Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng )
D E P A R T E M E N
(Ir. Nurhayati Sembiring, MT)
T E K N I K
F A K U L T A S
I N D U S T R I
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
2007
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penulisan tugas sarjana ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, khususnya kepada : 1. Ayahanda (Alm) Arifin, Ibunda Yatinem, Kakakku Ariyati, adik-adikku Nurhidayah, Mhd.Mustika Sakti, Vinna Ellen, dan Penni Ellen. yang telah banyak memberikan dorongan moril dan materil dalam penyelesaian tugas sarjana. 2. Spesial terima kasihku untuk Trisa Gustania, S.Ked orang yang selalu memberikan semangat juang yang tinggi dan telah mengisi kehidupanku sejak 4 Agustus 2000. 3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 6. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku koordinator Tugas Sarjana serta para pegawai Jurusan Teknik Industri yang telah membantu penulis 7. Buat teman-temanku yang luar biasa dan selalu membantu mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang ada. Mereka adalah pangeran-pangeran teknik dan bidadari-bidadari teknik. Terima kasih untuk pangeran-pangeran teknik Abdul Wahid Simangunsong, ST, Abu Bakar Ja’far, Adi Pradana, Hafis Tigor Barita
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Siregar, ST, Hasrul Habib Rambe, M. Iqbal Yashir, Tommi Syahputra, Riza Aldrian, Izzudin samosir 8. Terima kasih untuk bidadari-bidadari teknik Afli Handayani, Andria Zul Manitra, ST, Rhadiyatul Hikmah, ST, Rina Mariyati Daulay, ST, Sachra Liza A M, ST, Widya Sari, Widya Ningsih, Dzikrotul Hayati, Mariyatul Qibtiayah. 9. Khusus buat Andika Septian, ST yang membantu dalam pengerjaan bahasa program java pada tugas akhir ini. 10. Teman - teman stambuk 2002 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sangat dibutuhkan saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi kita.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Tugas sarjana ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek pada Pabrik Gula Kwala Madu PT.Perkebunan Nusantara II.” yang diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi Tulisan ini juga merupakan salah satu wadah bagi penulis untuk mencoba mendalami perkembangan dan perancangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada analisis sistem. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa yang ingin mendalami perancangan sistem informasi berorientasi objek, khususnya bagi penulis sendiri. Penulis yakin dalam tulisan ini masih banyak yang belum sesuai dengan maksud dari perancangan yang sebenarnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis tentang sistem informasi, terima kasih. Universitas Sumatera Utara Medan,
Desember 2007
Penulis,
Ariyanto 020403056
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii ABSTRAK ................................................................................................... xv PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan .............................................................. I-2 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ I-3 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... I-3 1.5. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... I-3 1.6. Batasan Penelitian ...................................................................... I-4 1.7. Asumsi yang Digunakan ............................................................ I-4 1.8. Sistematika Laporan ................................................................... I-4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan ....................................................................II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ...................................................II-2
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2.3. Lokasi Perusahaan .....................................................................II-2 2.4. Daerah Pemasaran .....................................................................II-3 2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan....................................................II-4 2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan ..................................................II-4 2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan.........................................II-4 2.6. Proses Produksi.........................................................................II-7 2.6.1. Standar Mutu Produk........................................................II-7 2.6.2. Bahan yang Digunakan.....................................................II-7 2.6.3. Uraian Proses Produksi...................................................II-10 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan ...............................................II-26 2.8. Jam Kerja................................................................................II-30 2.9. Sistem Pengupahan dan Fsailitas .............................................II-30
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Sistem ........................................................................ III-1 3.1.1. Definisi Sistem............................................................... III-1 3.1.2. Jenis-jenis Sistem ........................................................... III-1 3.2. Sistem Informasi ..................................................................... III-3 3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi.................................... III-5 3.3. Metode Berorientasi Objek...................................................... III-7 3.4. Konsep Basis Data .................................................................III-14 3.4.1. Definisi Basis Data........................................................III-14 3.4.2. Jenjang Basis Data ........................................................III-14
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3.4.3. Proses Database.............................................................III-15
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. IV-2 4.2. Subjek dan Objek Penelitian.................................................... IV-2 4.3. Pengumpulan Data .................................................................. IV-2 4.4. Pengolahan Data ..................................................................... IV-3 4.5. Analisis Pemecahan Masalah .................................................. IV-4 4.5.1. Analisis Sistem............................................................... IV-4 4.5.2. Rancangan Sistem .......................................................... IV-5 4.6. Kesimpulan dan Saran............................................................. IV-5
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data ....................................................................V-1 5.1.1. Prosedur Penerimaan Bahan Baku ....................................V-1 5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan BahanBaku.....V-3 5.2. Pengolahan Data .......................................................................V-4 5.2.1. Identifikasi Sistem Penerimaan Bahan Baku.....................V-4 5.2.2. Identifikasi Data Masukan dan Keluaran yang Dihasilkan V-5 5.2.3. Identifikasi Aliran Informasi ............................................V-6
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisis Sistem ....................................................................... VI-1
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6.1.1. Analisis Proses ............................................................... VI-3 6.1.2. Analisis Masukan dan Keluaran ..................................... VI-4 6.1.3. Identifikasi Kebutuhan ................................................... VI-5 6.1.4. Use Case Diagram ......................................................... VI-6 6.2. Perancangan Sistem ................................................................ VI-9 6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan ................................. VI-9 6.2.2. Rancangan Basis Data .................................................. VI-14 6.2.2.1. Data Penerimaan Bahan Baku ............................ VI-15 6.2.2.2. Tabel Pemasok................................................... VI-16 6.2.2.3. Tabel Kendaraan................................................ VI-16 6.2.2.4. Tabel Keterangan Bahan Baku ........................... VI-17 6.2.2.5. Tabel Penerimaan Bahan baku ........................... VI-17 6.2.2.6. Tabel Berat Bahan Baku .................................... VI-18 6.2.2.7. Hubungan Tabel................................................. VI-18 6.2.3. Rancangan Dialog Layar ............................................... VI-20 6.2.3.1. Sequence Diagram............................................. VI-20 6.2.3.2. Struktur Tampilan .............................................. VI-22 6.2.3.3. State Diagram.................................................... VI-23 6.2.3.4. Rancangan Layar ............................................... VI-24 6.3. Rancangan Sistem Komunikasi ............................................ VI-32 6.3.1. Sistem Komunikasi Data ............................................... VI-32 6.3.2. Network......................................................................... VI-35
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ............................................................................ VII-1 7.2. Saran...................................................................................... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM ......................II-6 Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu ...................................II-28 Tabel 5.1. Fungsi Elemen-elemen yang terkait .............................................V-4 Tabel 5.2. Data Masukan dan Keluaran yang akan Dihasilkan......................V-5 Tabel 5.3. Perincian Aliran Informasi...........................................................V-6 Tabel 6.1. Analisis Keluaran ...................................................................... VI-4 Tabel 6.2. Analisis Masukan ...................................................................... VI-5 Tabel 6.3. Identifikasi Kebutuhan .............................................................. VI-5 Tabel 6.4. Rancangan Keluaran.................................................................. VI-9 Tabel 6.5. Rancangan Keluaran................................................................ VI-11 Tabel 6.6. Tbl Pemasok............................................................................ VI-19 Tabel 6.7. Tbl Kendaraan Pemasok .......................................................... VI-19 Tabel 6.8. Tbl Keterangan Bahan Baku.................................................... VI-20 Tabel 6.9. Tbl Penerimaan Bahan Baku ................................................... VI-20 Tabel 6.10. Tbl Berat Bahan Baku ........................................................... VI-20
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Saluran Produksi Parik Gula Kwala Madu ...............................II-3 Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik Gula Kwala Madu........................II-27 Gambar 3.1. Sistem Informasi Manajemen................................................. III-3 Gambar 3.2. Sistem Informasi Manufaktur................................................. III-4 Gambar 3.3. Use Case Diagram................................................................. III-9 Gambar 3.4. Class Area ............................................................................III-10 Gambar 3.5. Class Diagram ......................................................................III-11 Gambar 3.6. Statechart Diagram...............................................................III-12 Gambar 3.7. Activity Diagram...................................................................III-13 Gambar 3.8. Sequence Diagram................................................................III-14 Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ............................ IV-1 Gambar 6.1. Sistem Informasi Manajemen PGKM..................................... VI-1 Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu ..... VI-2 Gambar 6.3. Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku PGKM................. IV-3 Gambar 6.4. Activity diagram .................................................................... VI-3 Gambar 6.5. Use Case Diagram ................................................................. VI-6 Gambar 6.6. Diagram Konteks ................................................................. VI-12 Gambar 6.7. Aliran Data .......................................................................... VI-13 Gambar 6.8. Contoh Tabel Penerimaan Bahan Baku ................................ VI-15 Gambar 6.9. Rancangan Tabel Pemasok................................................... VI-16
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.10. Rancangan Tabel Kendaraan.............................................. VI-17 Gambar 6.11. Rancangan Tabel Keterangan Bahan Baku......................... VI-17 Gambar 6.12. Rancangan Tabel Penerimaan Bahan Baku ........................ VI-18 Gambar 6.13. Rancangan Tabel Berat Bahan Baku .................................. VI-18 Gambar 6.14. Hubungan Rancangan Tabel .............................................. VI-19 Gambar 6.15. Sequence Diagram............................................................. VI-21 Gambar 6.16. Struktur Tampilan.............................................................. VI-13 Gambar 6.17. State diagram..................................................................... VI-23 Gambar 6.18. Tahapan untuk Mencapai Layar Laporan Data Bahan Baku .................................................................................. VI-24 Gambar 6.19. Rancangan Layar Laporan Data Bahan Baku ..................... VI-24 Gambar 6.22. Tahapan untuk Mencapai Layar Informasi Berat Bahan Baku .................................................................................. VI-25 Gambar 6.23. Rancangan Layar Informasi Berat Bahan Baku .................. VI-25 Gambar 6.24. Tahapan untuk Sampai pada Layar Hasil............................ VI-26 Gambar 6.25. Rancangan Layar Hasil ...................................................... VI-26 Gambar 6.26. Proses Setelah Password Diterima...................................... VI-27 Gambar 6.27. Rancangan Layar Password................................................ VI-27 Gambar 6.28. Proses Setelah Memasukan ID Kendaraan.......................... VI-28 Gambar 6.29. Rancangan Layar Terima Bahan Baku ............................... VI-28 Gambar 6.30. Proses Setelah Memasukan Data Berat Kendaraan ............. VI-29 Gambar 6.31. Rancangan Layar Berat Kendaraan Pengangkut ................. VI-29 Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan Proses ................................................ VI-30
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.33. Rancangan Layar Usulan Proses ........................................ VI-30 Gambar 6.34. Pilihan pada Status Penerimaan.......................................... VI-31 Gambar 6.35. Rancangan layar Status Penerimaan ................................... VI-31 Gambar 6.36. Skema komunikasi data ..................................................... VI-35 Gambar 6.37. Distributed data processing system ................................... VI-35 Gambar 6.38. Diagram Objek ................................................................. VI-36 Gambar 6.39. Topologi Star Network....................................................... VI-37 Gambar 6.40. Model Rancangan Sistem Informasi Penerinaan Baha Baku Pabrik Gula Kwala Madu........................................... VI-38
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan sistem informasi menjadi sangat penting untuk keberhasilan proses bisnis perusahaan. Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Metodolologi berorientasi objek yang dipakai dalam merancang sistem informasi penerimaan bahan baku dapat mengintegrasikan elemen sistem informasi pada perusahaan sehingga pengiriman informasi ke seluruh bagian perusahaan dapat menjadi akurat, sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu. Melalui rancangan sistem informasi ini didapatkan pemecahan hasil-hasil sebagai berikut : 1. Sistem informasi terimplementasi ke dalam sebuah sistem informasi yang terkomputerisasi. 2. Seluruh data yang selama ini masih bersifat manual dapat dikonversikan ke dalam sistem yang terkomputerisasi. 3. Sistem dapat memberikan laporan-laporan yang selama ini dibutuhkan secara cepat, up to date dan dapat langsung dicetak. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, perancangan sistem informasi ini telah dapat menjawab rumusan permasalah yang dibahas dalam Tugas Sarjana ini. Namun sistem ini masih jauh dari sempurna dan dibutuhkan pengembangan-pengembangan lebih lanjut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang pesat seiring dengan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akurat dan cepat dalam persaingan bisnis secara global saat ini. Sistem informasi yang ada pada bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu saat ini belum terintegrasi dengan baik hal ini dapat dilihat dari pemakaian teknologi informasi yang hanya sebatas penimbangan bahan baku, sementara itu penyimpanan data masih dilakukan secara tradisional dengan mengunakan alat tulis, sehingga untuk mendapatkan informasi dari catatan yang sudah lama akan kesulitan akibat dari penyimpanan database yang tidak baik. Dalam menyampaikan informasi ke bagian yang memerlukan data dan informasi digunakan jasa tenaga karyawan untuk mengantarkan berkas tersebut, tentu saja hal ini membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lama apabila pengiriman informasi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan perubahan informasi yang cepat sehingga menyebabkan informasi yang dikirim membutuhkan waktu yang lebih lama dan kurang akurat akibat dari perubahan informasi yang begitu cepat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Apabila kondisi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II tidak diperbaiki, maka bagian penerimaan bahan baku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengirim dan memperbaharui informasi, sehingga pihak manajemen ataupun bagian yang membutuhkan informasi tersebut kesulitan. Hal ini disebabkan insormasi tersebut memiliki pengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan. Dalam perkembangan sistem informasi, metode berorientasi objek merupakan metode yang mencoba melihat permasalahan melalui pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Ini kontras dengan pemrograman terstruktur dimana struktur data dan fungsi didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang suatu sistem informasi yang efektif untuk penerimaan bahan baku yang berorientasi pada objek di Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II. 1.2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dihadapi perusahaan adalah: 1. Tidak tersedianya sistem informasi penerimaan bahan baku yang berbasis komputer. 2. Belum terintegrasinya sistem informasi penerimaan bahan baku yang mengakibatkan informasi yang dikirim tidak cepat dan akurat. !.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Mendapatkan informasi awal kondisi sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu 2. Meninjau kelemahan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu 3. Mendapatkan rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang terintegrasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk meningkat efisiensi dan efektivitas pada stasiun penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II. 1.4. Manfaat penelitian 1. Perusahaan akan mendapatkan suatu usulan perancangan sistem informasi yang mengintegrasikan seluruh fungsi dalam perusahaan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat. 2. Memberikan wawasan dalam merancang sistem informasi dengan metode berorientasi objek. 1.5. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Studi awal sistem informasi penerimaan bahan baku 2. Analisis aktivitas dan fungsi-fungsi yang terlibat serta hubungan antar fungsi pada sistem informasi penerimaan bahan baku. 3. Analisis sistem informasi penerimaan bahan baku 4. Perancangan sistem informasi penerimaan nahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1.6. Pembatasan Masalah Dalam perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku ini, pembahasan yang dilakukan mencakup studi awal, analisis dan perancangan sistem informasi. Dalam tulisan ini tidak membahas bahasa pemrograman dan biaya dalam merancang sistem informasi.
1.7. Asumsi yang digunakan 1. Karyawan pada bagian penerimaan bahan baku diberikan pelatihan tambahan agar dapat mengoperasikan sistem informasi dengan baik. 2. Peralatan dan perlengkapan yang mendukung sistem informasi dapat disediakan dengan baik 3. Perancangan program dan bahasa pemrograman dalam tugas akhir ini tidak dibahas 1.8. Sistematika Laporan Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Penulisan laporan ini terdiri dari delapan, pada bab satu pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang digunakan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab dua gambaran umum perusahaan, bab ini memuat secara singkat dan berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
perusahaan, organisasi dan manjemen serta proses produksi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II. Bab tiga landasan teori, bab ini mengemukakan teori-teori yang merupakan landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu dalam pemecahan masalah. Bab empat metode penelitian, bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan masalah, baik dalam mengumpulkan data atau pun dalam menganalisa data yang diperoleh. Bab lima pengumpulan dan pengolahan data, bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah. Bab enam analisa pemecahan masalah, pada bab ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Bab tujuh kesimpulan dan saran, bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta saran yang perlu bagi perusahaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam proyek pabrik gula pertama dari 18 proyek pabrik gula pemerintah RI yang direncanakan dibangun di luar pulau Jawa dalam rangka memenuhi kebutuhan gula dan menuju keswasembadaan gula di Indonesia, dan merupakan proyek pembangunan pabrik gula ke-2 di Sumatera Utara sesudah Pabrik Gula Sei Semayang. Pabrik Gula Kwala Madu di Kwala Begumit, kecamatan Stabat, kabupaten Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Dengan tender internasional oleh pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula (PPIG) pada tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Ingineering Co.Ltd. (yang kemudian bernama Hitachi Zosen). Hitachi Zosen sebagai kontraktor menunjuk perusahaan Indonesia sebagai sub kontraktor, yaitu: 1. PT. Gruno Nasional untuk pekerjaan sipil dan struktur 2. PT. Indonesia marine Co. Ltd. (PT. Indo Marine) untuk lokal pabrication & erection. Sebagai pengawas ditunjuk PT. Tanindo yang melimpahkan pekerjaan tersebut kepada Joint Sugar Project Unit (JSPU) / Kantor Proyek Gula Bersama (KPGB) Surabaya. Sesuai Kontrak pemerintah RI dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan (dalam arti dapat beroperasi)1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak yaitu tanggal 20 Januari 1984 Pabrik Gula Kwala Madu bekerja secara kontinu 24 jam sehari dalam masa giling yang dibagi menjadi tiga shift jam kerja, dimana
satu shift adalah 8 jam.
Kapasitas pabrik 4000 ton tebu sehari (4000 TCD) 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Kwala Madu dikategorikan ke dalam empat pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian No.59/KPTS/EKKU/10/1997 yang mengelompokan pabrik gula berdasarkan kapasitas dalam: 1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800-1200 ton 2. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1200-1800 ton 3. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1800-2700 ton 4. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 2700-4000 ton Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PTPN II juga memiliki pabrik gula yang lain yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton. 2.3. Lokasi Perusahaan Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begamit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 Km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari keramaian penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu. 2.4. Daerah Pemasaran
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Pemasaran pada Pabrik Industri Gula PTPN II dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk diproses. Setelah pemesanan selesai diproses, maka selanjutnya dikirim kepihak Bulog sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Saluran produksi Pabrik Gula PTPN II sampai ketangan konsumen dapat digambarkan seperti berikut Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG
Konsumen
Gambar 2.1. Saluran produksi Parik Gula Kwala Madu
2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan 2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu ini cukup membantu dalam menampung tenaga kerja yang ada disekitar pabrik tersebut, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di lingkungan pabrik. 2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan Letak Pabrik pada suatu tempat dapat memberi pengaruh
terhadap
lingkungannya, baik pengaruh terhadap yang langsung ataupun pengaruh yang tidak langsung. Pengaruh langsung yang perlu diperhatikan adalah pengaruh limbah terhadap lingkungan disekitar pabrik. Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia melalui undang-undang No.4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan suatu pabrik dan melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang sudah berjalan. AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan proyek tersebut. Namun pada pihak lain juga tidak benar menganggap AMDAL sebagai satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, disamping masukan dari bidang teknik, ekonomi, dan lain-lain.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah satu industri yang menggunakan tebu sebagai bahan baku utamanya tidak diragukan lagi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sehingga tidak didahului penyusunan penyajian evaluasi lingkungan (SEL) Dampak negatif akibat kegiatan di Pabrik Gula Kwla Madu yang harus segera disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) untuk penurunan kualitas air adalah: 1. Pengolahan Limbah Cair 1) Perbaikan kolam pengolahan 2) Pendaurulangan air jatuhan kondensor 2. Penanggulangan Limbah Padat 1) Pemanfaaatn blotong untuk bahan baku pupuk kompos 2) Pemanfaatan ampa tebu untuk bahan bakar di Boiler 3) Pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos 3. Pengolahan Limbah Gas Penanganan abu cerobong ketel yang banyak mengandung abu ketel dengan pemasangan wet scrubber (ampas basah) pada gas duck boiler (antara IDF dengan cerobong).
Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM No
Uraian
Satuan
Nilai
Analisa
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Ambang
Limbah
Batas A
Sistem
Pengendalian
Kolam 1.
Kolam pendingin/ stabilisasi PH Temperatur Pengoperasian Aerator
2.
6-9
6.40
C
<40
31.70
Jam/ Hari
24
24
6-9
7.70
Positif
Positif
24
24
6-9
7.80
C
27-32
30.00
Kolam Oksidasi/ Aerasi PH Pertumbuhan Bakteri Pengoperasian Aerator
3.
Kolam
Jam/ Hari
Pengendapan/
Clarifier PH Temperatur B
Analisis Buangan Akhir
1.
BOD3
Mgr/ L
<100
98
2.
COD
Mgr/ L
<250
243
3.
TSS
Mgr/ L
<175
169
4.
PH
6-9
7.30
5.
Temperatur
27-32
28.50
C
Sumber : Laboratorium PGKM
Bila dibandingkan spesifikasi buangan limbah Pabrik Gula Kwala Madu dengan nilai ambang batas yang diperkenankan seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa kandungan zat terlarut pada limbah masih dalam nilai ambang batas yang aman bagi lingkungan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2.6. Proses produksi 2.6.1. Standar Mutu Produk Standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak perusahaan adalah standard mutu produk berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang ada di Yogyakarta. Adapun standard mutu produk yang ditetapkan perusahaan adalah : -
Gula hasil produksi warnanya putih dan jernih
-
Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu 0,9 - 1,0 mm
-
Kadar air < 0,1 %
-
Pol : 99,5 %
2.6.2. Bahan yang digunakan 1. Bahan Baku Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu. Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata – rata sekitar 6,5 – 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10 – 12 bulan sejak ditanam, dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama. Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus. 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat menghasilkan produksi gula. Bahan tambahan pada produksi gula adalah : 1) Air Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras kandungan gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air yang dibutuhkan sebanyak 20 % dari ton tebu/jam. 2) Susu Kapur Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira menjadi 8,0 – 8,5. pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk menaikkan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah membuatnya. 3) Belerang Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira. Tujuan pemberian gas belerang adalah :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0 – 7,2. b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi pengaruh pada warna kristal dan gula 4) Flokulant Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah diendapkan untuk disaring). 5) Talofloc dan Talofloate Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira, sedangkan Talofloate untuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang lebih pucat. Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental. 6) Asam Phospat Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO2. 3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam produksi gula adalah : 1) Karung plastik yang digukan untuk mengarungi gula.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2) Benang jahit untuk menjahit karung plastik.
2.6.3. Uraian Proses Produksi Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi dalam beberapa stasiun, yaitu stasiun gilingan (mill station), stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan penyelesaian. Lama pekerjaan sekitar 8 jam/shift. 1. Pengerjaan Pendahuluan Tebu yang telah ditebang dari kebun diangkut ke pabrik dengan truk dengan kapsitas 7 ton sampai lebih dari 10 ton. Sebelum sampai halaman pabrik, tebu beserta truck ditimbang, kemudian setelah tebu dibongkar di halaman pabrik, maka truck ditimbang kembali sehingga diperoleh berat bersih (netto). Sedangkan waktu antara penebangan dengan proses awal tidak lebih dari 24 jam. Tebu yang diangkut truk dengan kapasitas 5-6 ton naik ke truck tipller dan dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke feeding cane carrier. Sedangkan yang diangkut dengan truk yang berkapasitas 8-10 ton yang menggunakan tali pengangkut dibongkar dengan menggunakan cane lifter hilo ke dalam feeding cane table, dimana kabel hilo dihubungkan dengan tali pengangkut tebu pada truk. Berikutnya tenaga hidrolik digerakan sehingga posisi tebu terangkat miring dan tebu tumpah ke feeding cane table, lalu pemasukan tebu ke cane carrier diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi kapasitas giling yang direncanakan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Oleh feeding cane carrier tebu dibawa
ke cane leveller guna pengaturan
pemasukan tebu menuju cane cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong secara horizontal, dan selanjutnya dibawa cane carrier ke cane cutter II untuk dicacah lebih halus lagi. Sebelum jatuh ke gilingan, logam-logam besi yang terikut pada potongan tebu ditarik oleh tramp iron separator dan potongan-potongan tebu diatur masuknya ke gilingan. 2. Stasiun Gilingan (Mill Station) Fungsi dan tujuan dan penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan dilakukan sebanyak lima kali dengan lima unit gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah rol yang terbuat dari besi (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakanag (Bagasse Roll) lebih kecil dari pada antara roll atas dengan roll depan (Feed Roll). Besarnya tekanan maksimum pada penggilingan adalah 150-200 Kg/cm2 dengan putaran rol yang berbeda antara gilingan yang satu dengan yang lain dimana gilingan I sekitar 5,3 rpm ; gilingan II 5,0 rpm ; gilingan III 5,0 rpm ; gilingan IV 5,2 rpm ; gilingan V 4,2 rpm. Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1) Tebu yang sudah dicacah halus dibawa cane carrier evalator ke gilingan pertama. Air perasan (nira) dari gilingan I ditampung pada bak penampungan I. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas lagi. Air perasan masuk dalam bak penampungan nira yang diperoleh dari bak penampungan I, yang disebaut dengan Primary Juice. 2) Nira dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang nantinya sama-sama ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penmpungan I disaring pada juice strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan pada stasiun pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank. 3) Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Air perasan ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan I. 4) Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV. Air perasan ditampung pada bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan III 5) Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Air dari gilingan V ditampung pada bak IV dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilinagan IV. Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi, air imbibisi ini berasal kondensat evaporator badan IV dan V dan temperatur imbibisi sekitar 60-70oC.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6) Ampas tebu dari gilingan V selanjutnya diangkut dengan 1 unit konveyor melalui satu plat saringan., dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju boiler dan ampas halus dipisah digunakan untuk membantu proses penyaringan pada alat vacum filter di stasiun pemurnian. Semakin kebelakang ampas tebu, kadar nira yang dikandungnya akan semakin kecil. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit konveyor melalui satu palt saringan dimana ampas kasar dibawa menuju boiler untuk bahan bakar dan sebagian dibawa menuju gudang ampas sebagai cadangan. Sedangkan ampas halus dihisap dengan Bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan dikirim lagi ke Bagacillo Tank untuk digunakan sebagai pencampur pada Rotary Vacum Filter yang terdapat pada stasiun pemurnian. Pemberian imbibisi pada ampas gilingan IV mempunyai fungsi untuk melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Air yang diberikan tersebut dengan debit air 20 % dari kapasitas tebu/jam dan suhu 70oC dengan perbandingan 19-24 % dari berat tebu untuk kapasitas tebu perjam. Bila air imbibisi diberikan terlalu banyak akan melarutkan gula lebih banyak, tetapi akan menyebabkan waktu penguapan terlalu lama. Sebaliknya bila imbibisi kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas cukup tinggi, karena itu perlu ditentukan jumlah penambahan air imbibisi yang optimum selama penggilingan berlangsung, apabila persediaan tebu telah habis sehingga stasiun penggilingan terhenti maka Roll Mill harus disiram dengan larutan kapur yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Nira yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung bak penampung (raw juice tank) selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian. 3. Stasiun Pemurnian Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran dari dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa. Tujuan utama dari stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotorankotoran yang terkandung dalam nira mentah. Didalam proses pemurnian ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
1) Timbangan nira mentah (Juice Weighting Scale) Nira mentah dari tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan dan dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Dalam penimbangan nira mentah dipakai timbangan Maxwelt Bolougne yang dapat bekerja secara otomatis dengan berat sekali timbngan 5,5 ton. Prinsip dari alat ini adalah atas dasar sistem keseimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana nira akan berhenti secara gravitasi ke tangki penampungan. 2) Pemanas nira 1 ( Juice Heater 1) Nira yang didalam tangki penampungan selanjutnya dipompakan ke alat pemanas 1(primary heater)yang memiliki 2 unit pemanas. Tujuan dari pemanas 1 adalah untuk menyempurnakan reaksi yang telah terjadi dan mematikan mikroorganisme, sehingga komponen yang ada dapat dipisahkan dari nira pada
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bejana pengendapan nanti. Pada tangki pemanas nira 1 nira dipanaskan hingga suhu 70oC, kemudian nira dialirkan ke dalam badan pemanas 2 dan dipanaskan hingga temperatur menjadi 75oC. media panas pada pemanas nira 1 merupakan uap bekas yang dihasilkan oleh evapurator 1 dan 2. 3) Tangki defekasi (defecator) Nira yang terdapat didalam tangki pemanas 1 (pemanas 1 nira) dipompakan ketangki defeksi untuk pembubuhan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah pH nira 5,6 menjadi 8,0-8,5. pemasukan susu kapur diatur dengan control value yang dikendalikan oleh pH Indicator Controler. Tujuan dari penambahan dari susu kapur adalah agar asam-asam yang terdapat pada nira menjadi basa karena gula akan rusak bila gula dalam keadaan asam. 4) Tangki sulfitas Untuk menetralkan kembali nira yang terdapat dalam tangki defekasi, maka nira tersebut dikirim ketangki sulfitas tipe sekat parabolis. Tangki sulfitas berfungsi untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung belerang. Sedangkan sekat parabolis berfungsi untuk membantu proses pencampuran sehingga pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu. Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami penurunan pH menjadi 6,0-6,5 pada suhu 70o-75oC dengan waktu 5 menit. Pada tangki sulfitase ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas SO2. Selanjutnya dinetralkan kembali pada Netralizing Tank sehingga pH tercapai 7,0-7,2..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
5) Tangki Tunggu Nira mentah dari sulfitator ke tangki peti tunggu dengan waktu 6 menit. Fungsi dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang berupa kotoran yang terbentuk di tangki sulfitator.
6) Tangki Netralisasi Tangki netralisasi berfungsi untuk mengatur pH nira yang keluar dari tangki sulfitator. Didalam tangki netralisasi ini nira diaduk dengan alat pengaduk mekanis. Jika pH nira kurang dari 7,0 maka nira ditambah dengan susu kapur sehingga pH nira naik menjadi 7,0-7,2. 7) Pemanas Nira 2 (Juice Heater 2) Nira dari peti tunggu dipompakan dengan mesin pompa centrifugal ke pemanas nira 2 yang juga memiliki dua unit badan pemanas. Pada badan pemanas dua nira dipanaskan dengan temperatur 105oC. prinsip kerjanya sama dengan pemanas nira 1. 8) Tangki Pengembang (Flash Tank) Nira yang berasal dari pemanas nira 2 dialirkan ke tangki pengembang. Tangki pengembang ini berfungsi untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Bila udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira tidak dihilangkan, maka akan mengganggu atau menghambat pemisahan kotoran-kotoran dari nira ditangki pengendapan. 9) Tangki Pengendapan (Door Clalifier) Nira ditangki pengembang dialirkan ke tangki pengendapan, sehingga terpisahlah antara nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawa), nira jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evapurator), sedangkan endapan nira atau nira kotor dibagian bawa dicampurkan ke Mud Feed Mixer untuk dicampur dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan. Tangki pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompertement yang dipergunakan untuk mempermudah proses pengendapan. Endapan yang terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi tiaptiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira jernih keluar melalui pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompertement. Agar pengendapan lebih cepat, maka diberikan floculant, dimana pemberiannya dilakukan pada nira masuk ke tangki pengendapan. Pencampuran ini bertuijuan untuk membantu pada saat penyaringan (vacum filter) yang memisahkan nira dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary vacuum filter). Nira hasil saringan disebut filtrate selanjutnya dikembalikan ke timbangan nira mentah. Sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui secara
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
jelas bahwa tangki pengendapan berfungsi untuk memisahkan endapan yang terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih. 4. Stasiun Penguapan (Evaporator Station) Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula Kwala Madu menggunakan empat unit evaporator yang disebut Quadruple Evaporator yang bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses vakum. Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk menguapkan air yang terkandung dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses selanjutnya. Penguapan dilakukan pada temperatur 50oC – 110oC dan untuk menghindari
kerusakan
sakarosa
maupun
monosakaridanya
dilakukan
penurunan tekanan di dalam evaporator sehingga titik didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses berlangsung temperatur dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk menghemat panas yang diperlukan, maka media panas untuk evaporator 1 digunakan untuk uap bekas yang berasal dari Low Pressure tekanan < 1kg, sedangkan media pemanas bagi evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari evaporator sebelumnya. Hal ini disebut vapour, temperatur pada evaporator 1 sebesar 110oC dan berangsur-angsur turun sampai temperatur 50-55oC pada evaporator 4. hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan yang berbeda-beda dari evaporator 1 sampai dengan evaporator 4. Peristiwa mengalirnya uap dari evaporator 1 ke tormol pada evaporator 2 disebabkan pada evaporator 1 setelah masuk ke dalam bagian Shell pada evaporator 2 akan melepaskan panas
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
sehingga
mengembun.
Terkondensasinya
uap
menyebabkan
terjadinya
penurunan tekanan dalam Shell sehingga uap air nira evaporator 1 dapat mengalir pada evaporator 2 dan seterusnya. Uap nira evaporator 4 masuk ke dalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan bersama air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan keluar ke udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator 1 ke evaporator 2 dan seterusnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan vakum pada masingmasing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporator akan bersikulasi sampai mencapai brix tertentu dan secara otomatis valve akan terbuka sehingga nira mengalir menuju evaporator berikutnya. Demikian seterusnya sampai ke evaporator 4. 5. Stasiun Masakan Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup dikristalkan dalam satu kali proses kristalisasi. Adapun tujuan utama dari stasiun ini adalah mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari nira kental melalui beberapa proses kristalisasi. Pada stasiun ini dilakukan pada pemanasan nira sampai lewat jenuh dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal dengan temperatur masakan 50-65oC. Metode penguapan ini tergantung pada harkat kemurnian (HK) gula dan dilakukan beberapa cara antara lain: Sistem 4 (empat) tingkat
: ABCD (untuk HK>8,3)
Sistem 3 (tiga) tingkat
: ABD atau ACD (untuk HK 70 – 80)
Sistem 2 (dua) tingkat
: AD (untuk HK<70)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Proses produksi gula yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu dengan melakukan sistem 3 (tiga) tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80, pada masakan A dan B diusahakan harkat kemurnian (HK) yang tertinggi. Untuk masakan D diusahakan HK gula sekitar 58 – 60, sedangkan untuk gula tetes HK harus lebih kecil dari 30. Pelaksanaan proses masakan harus dilakukan pada tekanan hampa untuk menjaga agar tidak terjadi pemecahan sukrosa, karena pada suhu yang tinggi akan membentuk caramel yang berwarna gelap sehingga mutu gula akan rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik didih air murni, karena hal ini disebabkan adanya zat yang terlarut. Dalam proses masakan, langkah-langkah yang harus yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Menarik Hampa Sebelum proses masakan dimulai, tangki masakan (pan masakan) terlebih dahulu dibuat hampa udara dengan tekanan vakum 40 cmHg lalu saluran penghubung dengan tangki penguapan dibuka perlahan-lahan sampai terbuka penuh, sehingga keadaan maksimum tekanan 66 cmHg, sementara itu stem pemanas dibuka lebih kecil untuk pemasakan. 2) Pembuatan Bibit Pembuatan bibit dilakukan dengan fodan, dimana inti kristal yang memiliki bentuk kristal yang baik dan memiliki ukuran yang sama. Inti ini dapat dibuat dengan menggiling kristal yang kasar sehingga menjadi kristal halus dan dapat dibuat di luar pan masakan. Besar kristal dan kondisi masakan dapat diketahui
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dengan sogokan yang terdapat ditangki masakan dengan cara meletakkan kristal gula pada kaca transparan dan diamati pada sinar lampu. Jika disekitar gula lebih mudah bergabung dengan kristal gula untuk memperoleh kristal gula yang dinginkan. a. Memperbesar Kristal Bila bibit yang dibuat cukup, maka diperbesar sampai ukuran yang diharapkan yaitu 0,8 – 0,9 mm, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian bibit yang baik, maka diperoleh kondisi kristal gula yang baik. b. Masakan Tua Masakan tua adalah apabila telah tercapai ukuran kristal sesuai dengan ketentuan. Tujuan masakan tua adalah melanjutkan masakan dalam pan kristalisasi tanpa menambahkan larutan baru dengan kesepakatan setinggitingginya agar tidak terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan pada kristal baru. Apabila ketentuan diatas telah terpenuhi, maka terjadilah kristal yang cukup rapat dan dengan pengkristalan yang telah sesuai. c. Palung Pendingin Masakan tua yang ukurannya 0,8 – 0,9 mm akan dikeluarkan dari tangki masakan dan dimasukan ke dalam palung pendingin yang terdapat dibawa tangki masakan. Penurunan masakan dimulai dengan penghilangan tekanan hampa. Penghilangan tekanan hampa dengan cara menutup hubungan dengan pas masakan dengan bejana penghubung, kemudian kran yang menghubungkan pan masakan akan jatuh ke bawah, steam pemanas ditutup setelah seluruh
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
masakan diturunkan, pan masakan dicuci dengan steam (uap) panas untuk membersihkan sisa-sisa kristal gula dan larutan-larutan yang tertinggal, agar pada masakan selanjutnya tidak mengganggu proses pengkristalan dan kualitas gula yang terbentuk. Larutan dari pan masakan dialirkan ke stasiun putaran. d. Pemisahan masakan D Hasil dari pemisahan masakan D dihasilkan gula D dan tetes serta putaran D adalah gula D1 yang akan diputar untuk kedua kalinya sehingga diperoleh klare D2 dan babonan (bibit) lalu dipompakan ke tangki bibitan yang merupakan bibit untuk masakan A dan B. e. Pemisahan masakan A dan B Hasil pemisahan masakan A akan dihasilkan gula A dan stroop A, dimana stroop A merupakan bahan dasar untuk masakan B. Hasil pemisahan masakan B akan dihasilkan gula B dan stroop B, dimana stroop B merupakan bahan dasar untuk masakan D. Gula A dan gula B diperoleh dari hasil pemisahan dikirim ke alat mixer A/B dan dicampur menjadi gula A/B. Kemudian gula A/B diputar kembali dengan menggunakan alat pemutar centrifugal sehingga diperoleh gula dengan kemurnian yang lebih tinggi sebagai gula produk. 6. Stasiun Pemutaran/Pemisahan Hasil dari proses pengkristalan dalam pan masakan adalah campuran antara kristal gula, stroop dan tetes. fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ini bekerja berdasarkan gaya centrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam bentuk murni, maka campuran ini harus dipisahkan, pemisahan dilakukan dengan penyaringan. Saringan yang digunakan untuk massa campuran ini dengan menggunakan kekuatan pusing (gaya centrifugal). Massa dimasukkan dalam alat centrifugal, maka massa akan terlempar menjauhi sumbuh poros. Karena ada saringan, kristal akan tertahan, sedangkan larutan akan menembus lubang-lubang saringan. Dengan demikian terpisahlah antara larutan dengan kristalnya. Sesudah pemutaran sebagian larutan akan terpisah tetapi masih ada larutan yang menempel pada kristal. Untuk menghilangkan larutan tersebut, maka dibantu siraman air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga putaran kedua akan diperoleh kristal gula produk. 7. Stasiun Penyelesaian Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper Conveyor untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke Grasshopper Conveyor untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondidi gula SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan pendinginan untuk mendapatkan gula SHS yang standard. Gula SHS tersebut dimasukan ke dalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan pengeringan dilakukan dengan cara mekanis dan memberikan udara panas dan suhu kira-kira 80-90oC yang dilairkan melalui air dryer langsung ke dryer cooler. Kemudian gula tersebut dimasukan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Vibrating Screen. Pada Vibrating Screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan yang cukup. Didalam sugar dryer dan cooler dilengkapi suatu alat pemompa yang berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS. Gula halus ini dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan dengan air imbibisi oleh pemisahan Nozle untuk menangkap parikel-partikel gula halus. Kemudian partikel-partikel gula tersebut dimasukan ke dalam bak penampungan dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Proses gumpalan-gumpalan gula dimasukan ke dalam tangki peleburan gula, selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Gula standard dimasukan ke alat pembawa gula melalui penyadap logam yang mana penyadap logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau tercampur dengan gula produksi. Untuk mengoptimalkan gula SHS dari kadar logam tersebut diatas diperlukan pembersihan secara bertahap atau periodik dengan jangka waktu 3 kali dan 8 jam. Kemudian gula yang telah bersih dari penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula menuju kepenampungan gula sebagai penimbunan untuk pengemasan. 8. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi Penampungan gula yang dilengkapi dengan dua alat pengisi gula secara otomatis, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah ditentukan oleh badan metrologi dan bekerja sama dengan BULOG untuk menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS tersebut dengan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ketentuan 50 kg/karung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula SHS ditetapkan oleh pihak direksi dengan standard. Gula produksi SHS yang dikemas dikirim ke gudang untuk penyimpanan sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu gudang 30-35oC dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 73-82%. Kapasitas gudang 12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton untuk pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh pihak direksi melalui bagian pemasarannya. 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam suatu perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya organisasi dapat dilihat sistem birokrasi yang menggambarkan bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teraturdan penuh tanggung jawab sehingga rencana-rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan lebih mudah dilakukan. Sturktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi, dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab, tugas dan wewenang tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh. Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization Chart). Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan serta proses ynag terjadi pada suatu organisasi. Terdapat empat komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi. 2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pemimpin di seluruh tingkatan dalam organisasi. 3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal. 4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh. Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan struktur organisasi yang dapat memepersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di dalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dalam mendukung sasaran perusahaan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel. Struktur organisasi ini dapat hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan. Dalam merancang bentuk organisasi, para penganut organisasi klasik pad umumnya menekankan bahwa pembagian tugas-tugas
serta pengelompokannya
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
sebaiknya dilakukan menurut fungsi dari tugas-tugas tersebut. Sedangkan koordinasi dicapai melalui penggunaan peraturan, rencana, hirarki. Pendekatan organisasi modern lebih menekankan pada pentingnya hubungan horizontal dalam organisasi sebagai alat koordinasi, selain alat hubungan vertikal dan juga mengajukan penggunaan unit-unit organisasi yang lengkap pada bagian-bagian organisasi, untuk mempermudah pengkoordinasian. Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah struktur organisasi garis. Adapun alasan digunakan struktur organisasi garis adalah: 1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah 2. Pengambilan keputusan lebih cepat 3. Solidaritas karyawan tinggi 4. Biayanya rendah Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu No 1
Karyawan Pimpinan
Karyawan Tetap
Karyawan Tidak Tetap
Jumlah
a. Manager
1
-
-
1
b. TUK Umum Gudang
-
44
8
52
1
12
41
54
2
56
49
107
1
9
2
12
Uraian Kantor Manager
Material c. Gudang Hasil Jumlah 2
Dinas Teknik a. Kantor DinasTeknik
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
b. Boiler c. Mill
1
57
6
64
d. Power House Listrik
1
53
6
60
e. Instrument
1
58
8
67
g. Cane Yard
-
17
-
17
h. Keamanan
1
48
8
57
-
40
-
40
-
28
-
28
5
310
30
345
a. Kantor Dinas
1
5
-
6
b. Pengolahan
1
50
8
59
c. Pemurnian
1
49
8
58
d. Penguapan
1
24
9
-
e. Masakan
1
24
11
34
f. Putaran
-
2
18
36
g. Pengepakan
5
154
54
20
Jumlah
10
f. Work Shop
Jumlah
3
4
Dinas Pengolahan
213
Laboratorium a. Lab. Pabrik
1
25
15
41
b. Water Treatment
-
3
3
6
c. Instalasi Limbah
-
3
3
6
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
d. Timbangan
-
9
6
15
Jumlah
1
40
27
68
13
560
160
733
Total Sumber : HUMAS PGKM
2.8. Jam Kerja Supaya perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu: 1. Shift I
: pukul 07.00 – 15.00 WIB
2. Shift II
: pukul 15.00 – 23.00 WIB
3. Shift III
: pukul 23.00 – 07.00 WIB
2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu adalah Peraturan Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarekan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian. Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai staf terdiri dari golongan I, II, III, IV,V, VI-A, VI-B, dan VII. Untuk non pegawai staf terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI, dan pegawai harian. Masa giling Pabrik Gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai bulai Juli dalam satu tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun kondisi pada saat itu diluar jam kerja yang telah ditentukan maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur tersebut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Karyawan Harian
=
Karyawan Bulanan
=
3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 20 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 173
100% 100%
Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut: Hari Biasa
: 150% (jam pertama ) : 200% (jam kedua dan seterusnya)
Hari Minggu dan Hari Besar
: 300% (jam pertama – jam ketujuh) : 400% (jam kedelapan dan seterusnya)
Upah/ gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar, ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan menerima: 1. Upah perangsang berdasarkan motivasi. 2. Pembagian keuntungan, tunjangan hari raya, tahun baru, dan lain-lain. 3. Jaminan untuk hari tua/ pensiun. Selain itu karyawan tetap juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan rumah dinas sebagai tempat tinggal selama masih bekerja di Pabrik Gula Kwala Madu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Sistem 3.1.1. Definisi Sistem Perkataan sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “system” yang berarti keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan itu secara aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Untuk lengkapnya Murdick dan Ross merumuskan sebagai berikut : “Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan dengan mengolah data dan atau barang dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau barang”. 3.1.2. Jenis-jenis Sistem Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem, yaitu : 1. Sistem alami seperti sinar matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan sebagainya. 2. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem transportasi dan sebagainya. Sistem buatan manusia juga dapat dibagi atas sistem manual dan sistem terotomasi. Sistem manual adalah sistem yang interaksi antara komponennya berjalan secara manual, sedangkan sistem terotomasi berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Sistem terotomasi terbagi dalam beberapa kategori yaitu : 1. On-line systems, yaitu sistem yang menerima langsung input pada area dimana input tersebut direkam, dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisahkan dalam skala misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dan lain-lain. 2. Real-time
systems,
adalah
mekanisme
pengontrolan,
perekaman
data,
pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaannya dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalam skala detik atau kadang-kadang menit. Digunakan untuk sistem airport traffic controller, peluru kendali dan lain-lain. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real time berinteraksi langsung dengan lingkungan yang dipetakan. 3. Decision support systems + Strategic planning systems, yaitu sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian, dan membantu para manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dan lainlain. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsifungsi matematik, data analisis statistik dan menampilkan informasi dalam bentuk grafik sebagaimana laporan konvensional.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Knowledge-based
system,
program
komputer
yang
dibuat
mendekati
kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG. 3.2. Sistem Informasi Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Gambar. 3.1. Sistem informasi manajemen
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.2. Sistem informasi manufaktur
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu : 1. Informasi harus akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. 2. Tepat pada waktunya Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sebab informasi yang sudah usang tidak berguna lagi. 3. Relevan Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, sebab informasi untuk tiap-tiap orang berbeda. Ada tiga metode yang digunakan dalam merancang atau mengembangkan sistem informasi, yaitu :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Metode terstruktur (structured methods) Metode terstruktur menggunakan model linier dalam proses pengembangan. Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur. Structured Systems Analysis and Design Method (SSADM) adalah salah satu contoh metode ini. 2. Metode Rapid Application Development (RAD) Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara umum menspesifikasikan tahap berdasar beberapa bentuk prototype. Metode RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak memberikan detil teknik yang digunakan. Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah contoh metode ini. 3. Metode berorientasi obyek (object-oriented methods) Metode berorientasi-obyek merupakan metode yang relatif baru. Metode ini berfokus pada obyek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Varian metode ini adalah Unified Modelling Language (UML).
3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi 1. Metoda Pengembangan Pengembangan suatu sistem informasi bertujuan untuk mendapatkan arus informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu. Pengembangan sistem informasi akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik apabila dikembangkan dengan metoda yang tepat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Dalam pengembangan sistem informasi ada terdapat tiga alternatif metoda pengembangan, yaitu : 1) Metoda Bottom Up (dari bawah ke atas) Metoda ini mengembangkan sistem informasi dengan unsur dasar setiap sistem pengolahan adalah modul untuk pengolahan untuk transaksi dan peremajaan file. Metoda ini menyatakan bahwa cara pengembangan suatu rencana keseluruhan adalah dengan pengoperasian modul tersebut. Setelah itu ditambah dengan modul perencanaan, pengendalian keputusan dan lainnya sesuai dengan berkembangnya permintaan. 2) Metoda Top Down (dari atas ke bawah) Metoda ini berusaha mengembangkan suatu arus informasi dan mendisain sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan arus informasi. Model atau sub sistem didefinisikan dengan memakai modul sistem informasi. Integrasi dari berbagai model diusahakan sebaik mungkin. Untuk mendefinisikan sistem secara menyeluruh, pendekatan ini mulai dengan menentukan tujuan organisasi jenis usahanya, dan kendala yang ada dalam pengoperasiannya. 3) Metoda Kombinasi Metoda ini merupakan gabungan dari kedua metoda bottom up dan metoda top down. Metoda kombinasi ini biasanya digunakan dalam pengembangan sistem informasi yang besar dan kompleks. Dalam metoda ini bottom up dan top down digunakan bersama-sama, yang mana metoda bottom up digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan nyata para pengambil keputusan dan top down digunakan untuk dapat membentuk suatu sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
2. Tahap-tahap Pengembangan Menurut Burch et. al., Pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap, antara lain : 1) Analisis Sistem (System Analysis) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Definisikan masalah/kebutuhan pemakai b. Ruang lingkup sistem c. Kumpulkan fakta-fakta untuk studi sistem d. Analisa masing-masing fakta 2) Desain Umum Sistem (General System Design) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Buat desain sistem secara garis besar b. Penentuan alternatif-alternatif sesuai dengan pertimbangan pemakai 3) Evaluasi dan Pertimbangan Sistem (System Evaluation Justification) Kegiatan yang dilakukan adalah mempertimbangkan efek sistem terhadap karyawan
4) Desain sistem secara terperinci (Detail System Design) Kegiatan yang dilakukan adalah menspesifikasian desain sistem secara terperinci dan batasan ruang lingkup system 5) Implementasi Sistem (System Implementation)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Pendidikan dan latihan bagi pemakai terhadap sistem b. Uji coba sistem c. Konversi sistem d. Tindak lanjut sistem Sedangkan menurut Gordon B. Davis, pengembangan sistem informasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1. Definisi sistem (Definition System) 2. Desain pengembangan (Development Stage) 3. Pelaksanaan dan Pengoperasian Sistem (Instalation and Operation) 3.3. Metode Berorientasi Objek Metode berorientasi objek memiliki bahasa standar pemodelan yang disebut dengan unified modeling language (UML). Dalam perancangan atau pengembangan sistem informasi UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut : 1. Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaanpekerjaan tertentu.
Gambar 3.3. Use case diagram 2. Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan merupakan
inti
dari
pengembangan
dan
desain
berorientasi
objek.
Class
menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class memiliki tiga area pokok : 1) Nama (dan stereotype) 2) Atribut 3) Metoda
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : 1) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan 2) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak ang mewarisinya 3) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
Account Item Notes: String Order: OrderID OrderBalance:Currency Order Status: String
- GetItemBalance() : Currency - GetOrderID : OrderID
Class Atribut Method / operasi
Gambar 3.4. Class area
Hubungan Antar Class 1) Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class. 2) Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian. 3) Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. 4) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.5. Class diagram 3. Statechart Diagram Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). State digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.6. Statechart diagram 4. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.7. Activity diagram 5. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 3.8. Sequence Diagram
6. Deployment Diagram Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen dideploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.
3.4. Konsep Basis Data 3.4.1. Defenisi Basis Data Basis data adalah komponen sistem informasi yang melakukan penyimpanan data dan informasi yang digunakan oleh lebih dari satu unit organisasi. Hal ini berarti
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bahwa basis data berhubungan dengan kegiatan organisasi yang lebih luas, tidak terbatas pada kegiatan suatu fungsi organisasi saja. 3.4.2. Jenjang Basis Data Basis data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item data (field), record, file dan basis data. 1. Karakter Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa numerik, huruf atau karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data. 2. Field Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data seperti nama mahasiswa, alamat dan lain-lain. Ada 3 hal yang penting dalam suatu field, yaitu nama field yang membedakan field yang satu dengan field yang lain, representasi dari field (field representation) yang menunjukkan tipe field serta lebar field, dan nilai dari field yang menunjukkan isi dari field untuk masingmasing record.
3. Record Kumpulan dari field membentuk suatu record yang menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu. 4. File
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. 5. Basis data Kumpulan dari file membentuk suatu basis data. 3.4.3. Proses Database Pemrosesan file meliputi pembaharuan dan penggunaan data-data tersendiri untuk menghasilkan info yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Bagaimanapun proses database meliputi 2 aktifitas dasar : 1. Pembaharuan dan pembuatan database umum untuk membantu transaksi bisnis baru dan berbagai kejadian yang membutuhkan perubahan didalam data perusahaan. 2. Menyediakan info yang dibutuhkan bagi setiap pengguna aplikasi yang menggunakan program komputer yang berbagi data dalam database umum
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti dengan landasan ilmiah. Jenis penelitian yang akan dilakukan
ini tergolong pada
penelitian rekayasa. Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang digambarkan pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilakukannya penelitian yaitu di Pabrik Gula Kwala Madu PT.Perkebunan Nusantara II dan waktu penelitian yakni kurang lebih 4 bulan yang dimulai pada tanggal 16 April 2007 sampai dengan tanggal 12 Mei 2007. 4.2.Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian merupakan sumber tempat memperoleh data atau keterangan yang berhubungan dengan penelitian. Maka dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian yaitu bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II. Sedangkan objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan metodologi berorientasi objek. 4.3. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif atau verbal yang berhubungan dengan sistem informasi penerimaan bahan baku saat ini dan keinginan manajemen serta karyawan terhadap sistem informasi yang akan dirancang. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder yang dibutuhkan adalah tugas elemen-elemen sistem penerimaan bahan baku yang terkait dengan sistem informasi penerimaan bahan baku.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4.4. Pengolahan Data Data yang dikumpulkan diolah agar dapat dianalisis untuk menghasilkan pemecahan yang dibutuhkan. 1. Mengidentifikasi sistem penerimaan bahan baku Data yang diperoleh dari wawancara diidentifikasi untuk mengetahui fungsifungsi apa saja yang terlibat, aktivitas apa saja yang dilakukan, sumber daya apa saja yang dikonsumsi, bagaimana hubungan antara fungsi-fungsi dalam melakukan proses penerimaan bahan baku dan aliran sumber daya dan informasi apa saja yang ada dalam proses bisnis tersebut. 2. Mengidentifikasi data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan (output)sistem informasi persediaan bahan baku. 4.5. Analisis Pemecahan Masalah Pada tahap ini akan dianalisis hasil-hasil pengolahan data dan informasi yang diperoleh untuk merancang sistem informasi penerimaan bahan baku. 4.5.1. Analisis Sistem. 1. Analisis masukan Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis.
2. Analisis proses Menunjukan penggunaan masukan dan keluaran yang dipakai pada sistem berjalan dengan menggunakan activity diagram
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3. Analisis keluaran Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis 4. Identifikasi Kebutuhan Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan dengan pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang diinginkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat diberikan sistem ke pengguna. Kebutuhan yang diuraikan adalah kebutuhan yang ingin dicapai. 4.5.2. Rancangan Sistem 1. Rancangan Basis Data Memperlihatkan diagram hubungan entitas untuk pemasok dan kendaraan pengangkut bahan baku. 2. Rancangan Antar Muka 1) Rancangan Keluaran Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang.
2) Rancangan Masukan Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang 3) Rancangan Dialog Layar
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi menjadi struktur tampilan dan rancangan layer. 4.6. Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisikan butir-butir penting dalam penelitian ini dan pemberian saran-saran kepada pihak perusahaan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data 5.1.1. Prosedur Penerimaan bahan baku. Prosedur ini meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan aliran informasi yang terjadi. Sistem dan prosedur penerimaan bahn baku adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan nomor antrian di pos penerimaan bahan baku Setiap kendaraan pengangkut bahan baku yang akan masuk harus mengambil nomor urut antrian. Setelah kendaraan pengangkut mengambil nomor antrian, maka pengemudi kendaraan pengangkut mengambil barisan untuk dipanggil masuk ke pos penimbangan. 2. Penimbangan di pos penerimaan bahan baku (gerbang masuk) Setelah kendaraan dipanggil, maka kendaraan masuk ke bagian penerimaan bahan baku untuk ditimbang beratnya. Selain kendaraan ditimbang, pengemudi juga menyerahkan data yang dibutuhkan bagian penerimaan, yaitu : 1. No plat kendaraan 2. Asal bahan baku (pemasok) Kemudian bagian penimbangan mencatat nomor kendaraan, asal bahan baku (pemasok) dan mencatat hasil penimbangan.
3. Pembongkaran muatan tebu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Setelah kendaraan ditimbang, selanjutnya kendaraan membongkar muatan di areal penumpukan bahan baku yang telah disediakan. 4. Penimbangan di pos keluar (gerbang keluar) Apabila
kendaaan
pengangkut
selesai
membongkar
muatannya,
maka
kendaraaan pengangkut kembali ditimbang untuk mendapatkan total berat dari tebu yang diangkut. Dari pos penimbangan ini maka didapat data, yaitu : 1) Berat bersih tebu yang diangkut 2) Nomor kendaraan pengangkut bahan baku 3) Asal bahan baku (pemasok) Data yang diperoleh ini dikirim kebagian laboratorium untuk menghitung rendemen yang terdapat pada bahan baku dan bagian keuangan untuk melakukan perhitungan biaya. 5. Pengambilan slip penerimaan Setelah didapatkan berat bahan baku yang diangkut oleh kendaraan pengangkut, maka operator penerimaan menyerahkan slip sebagai bukti penerimaan bahan baku telah dilaksanakan di pabrik. Slip yang diterima pengangkut bahan baku akan diserahkan kepada pemasok sebagai pemilik bahan baku. Slip ini juga digunakan sebagai alat untuk mengambil biaya bahan baku oleh pemasok yang dibayar perusahaan melalui bagian keuangan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan Bahan Baku Dari pendiskripsian prosedur penerimaan bahan baku di atas, juga dapat didiskripsikan tugas-tugas elemen yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku, yaitu: 1. Tugas bagian penerimaan bahan baku 1) Memberikan nomor antrian 2) Memeriksa tebu yang akan masuk ke pabrik 3) Mencatat data yang mengirim bahan baku 4) Melakukan penimbangan sewaktu kendaraan masuk dan keluar 5) Melakukan pencatatan hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar 6) Melakukan pengolahan data yang masuk 7) Mengirimkan data ke bagian laboratorium dan kantor 8) Memberikan slip bukti penerimaan bahan baku kepada kendaraan pengangkut bahan baku. 2. Tugas bagian produksi/laboratorium Tugas yang dilakukan bagian laboratorium yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku adalah menghitung rendemen dari bahan baku yang masuk. 3. Tugas bagian keuangan Tugas yang dilakukan bagian keuangan yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku adalah menghitung biaya bahan baku dan melakukan pembayaran kepada pemasok. 4. Tugas pemasok
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1) Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan pabrik 2) Menerima pembayaran dari perusahaan melalui bagian keuangan 3) Mengangkut bahan baku dari perkebunan dan dibongkar di pabrik
5. Tugas pengangkut bahan baku 1) Mengangkut bahan baku yang disediakan pemasok 2) Menimbang bahan baku yang diangkut 3) Membongkar muatan di dalam pabrik 4) Melakukan transaksi dengan operator penerimaan bahan baku
5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Identifikasi sistem penerimaaan bahan baku Bagian yang terlibat dalam penerimaan bahan baku dan aktivitas yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1. Fungsi elemen-elemen yang terkait sistem penerimaan bahan baku No
Elemen
Aktivitas
1
Pos penerimaan bahan
1) Mencatat data pengangkut bahan baku
baku
2) Melakukan penimbangan kendaraan masuk dan keluar 3) Mencatat hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar 4) Mengolah data yang masuk 5) Mengirim data ke bagian laboratorium dan keuangan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6) Memberikan slip bukti trasaksi kepada pengangkut bahan baku 2
Laboratorium
3
Keuangan
Menghitung rendemen didalam bahan baku 1) Menghitung biaya pembelian 2) Melakukan pembayaran bahan baku
4
Pemasok
1) Mengirim bahan baku dari lapangan ke pabrik 2) Mendaftarkan kendaraan pengangkut bahan baku yang dimiliki
5
Pengangkut bahan baku
1) Mengangkut bahan baku yang dimiliki pemasok 2) Melakukan penimbangan bahan baku
5.3. Identifikasi data masukan dan keluaran yang dihasilkan Data masukan dan keluaran sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawa ini.
Tabel 5.2. Data masukan dan keluaran yang akan dihasilkan Sistem informasi Penerimaan bahan baku
Input •
Output
Hasil penimbangan bahan •
Jumlah bahan baku yang
baku
diangkut
•
Data kendaraan pengangkut
pemasok
•
Asal bahan baku (pemasok) •
Slip bikti transaksi
•
Data
kendaran
kendaraan
pemasok
dan
dan yang
mengirimkan bahan baku ke pabrik 5.4. Identifikasi Aliran Informasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Dari pengumpulan data dapat diketahui aliran informasi yang terjadi pada sistem penerimaan bahan baku. aliran informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawa ini. Tabel 5.3. Perincian aliran informasi Aliran Informasi
Jenis Informasi/data
Sumber
Pos penerimaan bahan
Jumlah bahan baku yang
Data bahan baku yang
baku – pemasok
dikirim ke pabrik oleh
ditimbang
kendaraan pengangkut Pos penerimaan bahan
Jumlah bahan baku yang
Data bahan baku yang
baku - pengangkut
dikirim ke pabrik oleh
ditimbang
bahan baku
kendaraan pengangkut Slip bukti transaksi
Pos penerimaan bahan
Jumlah bahan baku yang
Data bahan baku yang
baku – Produksi/
dikirim ke pabrik oleh
ditimbang
laboratorium
kendaraan pengangkut Kendaraan pengangkut yang mengirim bahan baku
Pos penerimaan bahan
Jumlah bahan baku yang
Data bahan baku yang
baku - keuangan
dikirim ke pabrik oleh
ditimbang
kendaraan pengangkut Kendaraan pengangkut yang mengirim bahan baku Keuangan – pemasok
Jumlah harga yang harus
Data bahan baku yang
dibayar perusahaan kepada
ditimbang
pemasok
Harga bahan baku perton
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisis Sistem Sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu : 1. Penerimaan bahan baku 2. Tanaman dan subkontrak 3. Keuangan 4. Sumber daya manusia 5. Produksi
Gambar 6.1 Sistem informasi manajemen Pabrik Gula Kwala Madu Pada sistem informasi sekarang ini, setiap elemen atau bagian yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu menyimpan data pada masing-masing arsip, sehingga elemen lain yang membutuhkan data tersebut tidak dapat langsung memperoleh data atau laporan yang sesuai. Hal ini disebabkan belum terintegrasinya sistem informasi yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
terdapat pada Pabrik Gula Kwala Madu. Model penyimpanan data pada Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 6.2 di bawah ini.
Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu Dari gambar 6.1 dapat dilihat bahwa sistem informasi penerimaan bahan baku merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang ada di Pabrik Gula Kwala Madu. Data atau dokumen yang terdapat pada stasiun penerimaan bahan baku juga dibutuhkan oleh bagian lain untuk pengolahan data selanjutnya. Namun, elemen yang telah menerima dokumen tersebut tidak dapat berinteraksi secara langsung untuk memberikan masukan atau umpan balik bagi sistem informasi penerimaan bahan baku. Model sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 6.3 berikut ini
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.3. Sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu 6.1.1. Analisis Proses Analisis proses penerimaan bahan baku ditampilkan dalam bentuk diagram aktivitas (activity diagram) seperti terlihat pada diagram 6.4 di bawah ini.
Gambar 6.4. Activity diagram
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
od iafp D ah tan ed m asok en,1)D ean id baursah ian arsain pajem b asokM in olaau rm asidap eap m sd oisetrn yIn aefn gram treasdn taerm d ep ab nk b aaefk n n paen gak n gn ku trau h u ik igdm m lartn lm uiasip eatb ugk ad sikk siem h n a i n f o y n i r t i k c e p . 2)S n g s u l i t m e n c a r i tp d a a y a n g s u d h e n h t e r s i m p a n d a l a m a r s i p . 2b P m sroakn In ou rgm austipem byaashon ak en,1)iD afk p ean setrn ibu iaan arsain pajem ad n bta,ku,b aaifk ggM n olaau rm asid p en m sd oik arish kaeeh k a n p n g a n g k u d n h a r g a y n b a h n b k u d i k m ru tdanbaih u sikirsiem htn perusahan.dibayar 2)im bak yanh olagrtlm yeastu n gitad icgd ark cn eaefp .uiasip S esan i d an u h p esrtn h tlyeitarlsn igm m pn acnam d ld aaam a i p . a k t u r 1 ) S n g a t s u e r i 3tF B u k t i t e l a h P e m a s o k , d t a rnsaksi tp y a s u d a h p e r n a h edearn jaad n y a t r a n s a k s i m a n j e m e n , t e s m p n d p.tidank iu pan hu ak nu bn iatu yk aarsip 2)K seu claiatrm anasbirasik rapit.ersim bahgnib b k 6.1.2. Analisis Keluaran dan Masukan Analisis ini menggambarkan keluaran dan masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis. Hasil analisis keluaran dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.
No
Nama Keluaran
Tabel 6.1. Analisis keluaran Fungsi
Distribusi
Analisis
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Hasil analisis masukan dapat dilihat pada tabel 6.2 dibawah ini. Tabel 6.2. Analisis masukan No 1
2
Nama Masukan Surat registrasi pemasok dan data kendaraan pengangkut bahan baku Data kendaraan dan pemasok bahan baku
Fungsi
Sumber
Analisis
Untuk memenuhi Pemasok 1) Pendaftaran dilakukan setiap kebutuhan awal musim giling. administrasi dan 2) Pendaftaran yang sudah pendataan pemasok dilakukan pemasok tidak yang menjadi mitra tersimpan dengan rapi sehingga perusahaan. pencarian data pada arsip sulit ditemukan. Untuk Pemasok 1) Kendaraan memberikan data menyesuaikan kendaraan dan pemasok setiap kendaraan dan akan melakukan transaksi. pemasok serta Hal ini memerlukan waktu jumlah bahan baku yang lama dan menyebabkan yang diangkut antrian yang panjang 2) Pendaftaran yang sudah dilakukan pemasok tidak tersimpan dengan baik, sehingga setiap kendaraan yang masuk harus mendaftar ulang
6.1.3. Identifikasi Kebutuhan Pada identifikasi kebutuhan berikut ini merupakan uraian kebutuhan yang ingin dicapai. Tabel 6.3. Identifikasi kebutuhan No Kebutuhan Masalah Usulan 1 Pengiriman data langsung 1) Data yang dikirim 1) Dirancang sistem informsi kebagian manajemen dan melalui kertas yang terintegrasi untuk keuangan sehingga kurang mempermudah pengiriman data. efektif. 2) Manajemen 2) Data yang dikirim tersimpan dalam suatu database terpusat membutuhkan informasi yang sehingga pihak manajemen cepat dan akurat dan keuangan dapat mengakses dengan cepat. kendaraan dimasukan 2 Memasukan data Setiap terjadi transaksi, Data pemasok bahan baku bagian penerimaan hanya dengan menggunakan ID
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dengan memasukan no ID
memasukan data transaksi, hal ini memerlukan waktu yang lama sehingga proses menjadi lambat dan menimbulkan antrian yang panjang
6.1.4. Use Case Diagram Use case Diagram merepresentasikan sebuah interaksi antara operator dengan sistem. Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku ini terdapat 6 kegiatan yang dilakukan operator dan sistem
Gambar 6.5. Use case diagram
Deskripsi Use Case 1. Use case Actor
: Cetak bukti transaksi (Faktur) : Operator penerimaan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Deskripsi
:
a) Kuitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan bayar yang berisi nomor faktur tanggal kuitansi, ID kendaraan, nama pemasok, berat bahan baku, harga perton, biaya bahan baku. b) Nomor Faktur didapat dari nomor Faktur terakhir ditambah satu. c) Tanggal Faktur didapat dari tanggal sistem saat pencetakan kuitansi. d) ID kendaran, dan nama pemasok, didapat dari data yang tersimpan dan disesuaikan dengan identitas pemasok bahan baku e) Jumlah bahan baku didapat dari hasil selisih antara berat kendaraan masuk dan keluar. f) Harga perton merupakan harga yang sudah ditentukan perusahaan g) Harga bahan baku merupakan hasil perkalian antara berat bahan baku dengan harga perton
2. Use case Actor
: Mengirim data ke bagian manajemen : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi : a) Data ini merupakan informasi yang akan digunakan oleh bagian manajemen untuk pengambilan keputusan dan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku. b) Informasi yang dikirim adalah tanggal, ID kendaraan, berat bahan baku, biaya bahan baku, dan no kuitansi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3. Use case Actor
: Memasukan data berat kendaraan masuk : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi : a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan memasuki pabrik. b) Berat kendaraan masuk terlihat pada monitor timbangan. c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton). d) Data berat bahan baku kendaraan masuk disimpan sesuai dengan no ID kendaraan.
4. Use case Actor
: Memasukan data berat kendaraan keluar : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi : a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan keluar dari pabrik. b) Berat kendaraan keluar terlihat pada monitor timbangan. c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton). d) Data berat kendaraan keluar disimpan sesuai dengan no ID kendaraan.
5. Use case Actor
: Mengolah data yang masuk : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
a) Pengolahan data meliputi penghitungan berat bahan baku masuk dan harga yang harus dibayar perusahaan kepada pemasok. b) Hasil perhitungan disimpan sesuai dengan ID kendaraan.
6. Use case Actor
: Input nomor ID kendaraan : Operator penerimaan bahan baku
Deskripsi : a) Operator memasukan ID kendaraan yang untuk memulai proses transaksi. b) ID yang dimiliki kendaraan ini dapat melihat data mengenai pemasok, kendaraan pengangkut, jumlah bahan baku yang sudah dikirim ke pabrik, dan haraga bahan baku yang harus dibayar perusahaan kepada pemasok.
6.2. Perancangan Sistem 6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan Hasil rancangan keluaran dapat dilihat pada tabel 6.4 dibawah ini. Tabel 6.4. Rancangan keluaran Nama No Fungsi Distribusi Keterangan Keluaran 1 Data pemasok Informasi kendaraan Manajemen, Data pemasok dan kendaraan bahan baku dan pemasok yang arsip pengangkut dapat langsung kendaraan terdaftar disimpan pada file database pengangkut sehingga pengiriman informasi dapat berlangsung cepat dan penyimpanan arsip yang baik. 2 Pemasok bahan Informasi bahan Manajemen, Informasi biaya bahan baku baku, kendaraan baku yang diangkut arsip dapat langsung diterima oleh pengangkut, pemasok dan harga bagian manajemen dan berat bahan yang harus dibayar pengelolaan arsip yang lebih perusahaan. baik. baku dan biaya
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3
Faktur transaksi
Bukti telah terjadinya Pemasok, transaksi dan bukti manajemen, untuk penagihan arsip biaya bahan baku
Dapat langsung dicetak pada bagian penerimaan bahan baku dan datanya dapat langsung diakses oleh bagian manajemen. 1. Data pemasok bahan baku dan kendaraan pengangkut
Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 6 field, yaitu : 1) Kendaraan_ID 2) Pemasok_ID 3) No plat Kendaraan 4) Nama Supir 5) Alamat 6) No telp 2. Penerimaan bahan baku Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 7 field, yaitu : 1) No faktur 2) Kendaraan_ID 3) Bahan Baku_ID 4) Tanggal 5) Bahan baku diterima 6) Biaya bahan baku 3. Faktur transaksi Faktur ini tidak di sajikan dalam bentuk tabel, melainkan laporan yang terdiri dari informasi sebagai berikut : 1) No faktur 2) Tanggal
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3) Kendaraan_ID 4) Pemasok_ID 5) Harga bahan baku perton 6) Berat bahan baku 7) Biaya bahan baku
Hasil rancangan masukan dapat dilihat pada tabel 6.5 dibawah ini. Tabel 6.5. Rancangan masukan No Nama Masukan Fungsi Sumber Keterangan 1 Data kendaraan Untuk menyesuaikan Kendaraan/ Pada waktu akan melakukan dan pemasok kendaraan dan Pemasok transaksi, pemasok hanya bahan baku pemasok serta jumlah menyerahkan no ID kendaraan bahan baku yang yang sudah terdaftar sebelumnya. diangkut 2 Berat kendaraan Untuk mendapatkan Kendaraan/ Operator memasukan angka hasil masuk dan keluar jumlah bahan baku Pemasok penimbangan ke dalam komputer yang diterima pabrik dan menghitung hasilnya. Untuk menjalankan sistem ini, operator harus memasukan password terlebih dahulu. Tabel rancangan masukan diatas dapat dirinci menjadi beberapa masukan yang dapat menghasilkan keluaran seperti yang dirancang. Rician masukan tersebut adalah : 1) Password
yang
berfungsi
sebagai
pengaman
sistem
informasi
penerimaan bahan baku. Password ini hanya boleh digunakan oleh operator penerimaan bahan baku. 2) Kendaraan_id yang berfungsi sebagai kunci untuk mengetahui data kendaraan dan pemasok. Untuk melakukan transaksi, terlebih dahulu harus memasukan kendaraan_id tersebut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3) Bahan_baku_id yang berfungsi untuk mengetahui keterangan bahan baku yang dikirim pemasok. 4) Tanggal yang berfungsi untuk menunjukan waktu terjadinya transaksi penerimaan bahan baku 5) Berat masuk dan berat keluar kendaraan pengangkut yang berfungsi untuk menghitung berat bahan baku yang diterima perusahaan.
Dari pemaparan keluaran dan masukan yang akan dirancang pada tabel diatas, maka dapat dilihat diagram konteks pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.6. Diagram konteks Melalui diagram konteks yang disajikan diatas, maka dapat dirancang aliran data yang terjadi pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini. Aliran data tersebut dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.7. Aliran data Kamus data 1. Bahan_baku_id : kode bahan baku yang dapat menjelaskan daerah penanaman, luas tanaman, jenis tanaman dan tanggal penanaman. 2. Berat bahan baku : Banyaknya bahan baku yang diterima perusahaan dengan menghitung selisi berat penimbangan antara berat kendaraan masuk dengan berat kendaraan keluar 3. Harga bahan baku : Harga bahan baku perton yang telah ditentukan perusahaan. 4. Kendaraan_id : Kode kendaraan yang dimiliki pemasok sebagai kunci untuk melakukan transaksi bahan baku. Setiap kendaraan memiliki kendaraan_id yang unik. 5. Kendaraan pengangkut : Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan baku dari kebun ke pabrik.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6. Komputer penerimaan bahan baku : Komputer yang dimiliki stasiun penerimaan bahan baku dan berinteraksi dengan komputer bagian lain melalui komputer pusat. 7. Komputer pusat : Komputer yang dioperasikan pihak manajemen sebagai tempat pengumpulan basis data. Komputer ini terhubung dengan komputer lain disetiap bagian. 8. No faktur : No yang mencatat transaksi. No faktur ini juga digunakan sebagai syarat pembayaran bahan baku. 9. Operator penerimaan bahan baku : Karyawan Pabrik Gula Kwala Madu yang bertugas di stasiun penerimaan bahan baku 10. Password : kode pengaman yang dimiliki operator untuk memulai menjalankan operasi penerimaan bahan baku 11. Pemasok : Orang atau instansi yang bertugas untuk mengirimkan bahan baku ke pabrik. 12. Pemasok_id : Kode pemasok yang dimiliki pemasok 13. Stasiun penerimaan bahan baku : Tempat yang mengijinkan pemasok atau kendaraan pengangkut untuk melakukantransaksi 14. Transaksi : Kegiatan serah terima bahan baku oleh pemasok melalui kendaraan pengangkut bagian penerimaan bahan baku. 6.2.2. Perancangan basis data Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan data base dalam sistem informasi disebut dengan database system. sistem basis data ini mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi. 6.2.2.1. Data penerimaan bahan baku Pada bagian penerimaan bahan baku ini diperoleh data yang akan menjadi data base perusahaan. Data ini kemudian diterima dan diolah oleh bagian yang membutuhkannya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Data yang ada pada tabel penerimaan bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No faktur
Tanggal
Nama Pemasok
No plat kendaraan
Asal bahan baku
Jenis bahan baku
Luas lahan (Ha)
Tanggal tanam
Bahan baku diterima (ton)
Biaya (Rp)
Gambar 6.8. Contoh tabel penerimaan bahan baku Untuk mempermudah pengolahan database yang akan dirancang, tabel ini kemudian dipisah menjadi beberapa tabel dibawah ini. 1. Tabel pemasok 2. Tabel kendaraan pengangkut 3. Tabel keterangan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4. Tabel penerimaan bahan baku
6.2.2.2. Tabel pemasok Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data pemasok. Data ini juga digunakan sebagai informasi pada bagian tanaman dan subkontrak untuk mengetahui kinerja pemasok yang bekerja sama dengan perusahaan. Dalam penyusunan tabel ini, setiap pemasok diberikan no identitas yang disebut sebagai pemasok_id. No identitas ini berfungsi sebagai kunci dalam pencarian data pemasok. Dalam tabel ini berisi field nama pemasok, alamat, dan nomor telepon pemasok. Tabel ini bisa dimodifikasi sesuai dengan perkembangan sistem informasi dan data bases pada masa mendatang.
Pemasok ID
Nama pemasok
Alamat
No telp
Gambar 6.9. Rancangan tabel pemasok 6.2.2.3. Tabel kendaraan Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kendaraan pengangkut bahan baku dan untuk mengetahui kendaraan pengangkut yang dimiliki pemasok. Setiap pemasok boleh memiliki lebih dari 1 kendaraan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Kunci pencarian data kendaraan pada tabel ini menggunakan no id kendaraan yang disebut dengan kendaraan_id. Tabel ini tidak menggunakan no plat kendaraan sebagai kendaraan_id, hal ini disebabkan tidak semua kendaraan memiliki no plat yang masih berlaku. Dalam tabel kendaraan ini juga memuat pemasok_id untuk mengetahui kepemilikan kendaraan pengangkut.
Kendaraan Pemasok ID ID
No plat kendaraan
Nama supir
Alamat
No telp
Gambar 6.10. Rancangan tabel kendaraan 6.2.2.4. Tabel keterangan Bahan baku Tabel ini menyimpan data keterangan bahan baku yang diolah pabrik. Tabel ini memuat data jenis bahan baku, tanggal penanaman, luas lahan penanaman, dan daerah penanaman. Tabel ini menggunakan bahan_baku_id sebagai kunci untuk pencarian data yang ada pada tabel keterangan bahan baku. Bahan baku ID
Asal bahan baku
Jenis bahan baku
Luas lahan (Ha)
Tgl tanam
Gambar 6.11. Rancangan tabel keterangan bahan baku 6.2.2.5. Tabel penerimaan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Tabel ini menggunakan no_faktur sebagai kunci pencarian data. Tabel ini memuat kendaraan_id untuk mempermudah pendataan kendaraan dan pemasok yang mengirimkan bahan baku. Tabel ini juga memuat bahan_baku_id untuk mengetahui keterangan bahan baku yang dikirim pemasok. Dalam tabel ini juga dapat diketahui tanggal penerimaan bahan baku, jumlah bahan baku yang diterima, dan biaya yang harus dibayar perusahaan kepada pemasok. Kendaraan Bahan baku No ID ID faktur
Tanggal
Bahan baku diterima (ton)
Biaya (Rp)
Gambar 6.12. Rancangan tabel penerimaan bahanbaku 6.2.2.6 Tabel berat bahan baku Tabel ini untuk memasukan data berat bahan baku yang diterima perusahaan, pemasukan data ini disesuaikan dengan id_kendaraan. Kendaraan ID
Berat masuk (ton)
Berat Keluar (ton)
Berat bahan baku (ton)
Gambar 6.13. Rancangan tabel berat bahan baku 6.2.2.7 Hubungan tabel Dalam perancangan data base penerimaan bahan baku ini diperoleh 4 (empat) tabel yang memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan terbut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Dari gambar 6.14 dapat dilihat bahwa tabel kendaraan memiliki tabel pemasok melalui pemasok_id. Kemudian tabel penerimaan bahanbaku juga memiliki data kendaraan dan keterang bahan baku melaui kendaraan_id dan bahan_baku_id.
Gambar 6.14. Hubungan rancangan tabel Untuk perancangan field pada masing-masing tabel dapat dilihat tabel rancangan field dibawah ini.
Tabel 6.6. Tbl pemasok Field
Type
Null
Pemasok_ID
int (10)
Nama-pemasok
varchar (25)
YES
Alamat
varchar (35)
YES
No_telp
varchar (15)
YES
Key PRI
Tabel 6.7. Tbl kendaraan pengangkut Field
Type
kendaraan_id
varchar (10)
Null
Key PRI
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
pemasok_id
int (10)
no_plat_kendaraan
varchar (15)
YES
nama_supir
varchar (15)
YES
Alamat
varchar (15)
YES
no_telp
varchar (15)
YES
Tabel 6.8. Tbl keterangan bahan baku Field
Type
Null
bahan_baku_id
varchar (10)
asal_bahan_baku
varchar (15)
YES
jenis_bahan_baku
varchar (15)
YES
luas_lahan_(ha)
varchar (15)
YES
tgl_tanam
date
YES
Key PRI
Tabel. 6.9. Tbl penerimaan bahan baku Field
Type
Null
no_faktur
Varchar (10)
kendaraan_id
varchar (10)
bahan_baku_id
varchar (10)
Tanggal
date
YES
bahan_baku_diterima_(ton)
varchar (10)
YES
biaya_(rp)
varchar (10)
YES
Key PRI
Tabel. 6.9. Tbl berat bahan baku Field
Type
Null
Kendaraan_id
varchar (10)
Berat_masuk_(ton)
varchar (15)
YES
Berat_keluar_(ton)
varchar (15)
YES
Berat_bahan_baku_(ton)
varchar (15)
YES
Key PRI
6.2.3. Rancangan dialog layar Rancangan dialog layar ini merupakan rancangan komunikasi dari masingmasing layar yang akan dihasilkan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
6.2.3.1. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Interaksi ini terjadi antara user, komputer penerimaan bahan baku dan komputer pusat. Gambar Sequence diagram ini dapat dilihat pada gambar 6.15 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.15. Sequence diagram 6.2.3.2. Struktur tampilan Struktur ini menampilkan susunan layr yang akan muncul dan sesuai dengan urutannya. Tampilan layar pertama kali yang akan muncul adalah permintaan password yang menjadi kunci memasuki sistem informasi penerimaan bahan baku. Setelah itu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dilanjutkan dengan layar usulan proses untuk pilihan proses. Layar tersebut akan muncul sesuai dengan proses yang dilakukan sistem.Gambar rancangan struktur tampilan ini dapat dilihat pada gambar 6.16 berikut ini.
Gambar 6.16. Struktur tampilan 6.2.3.3. State Diagram State diagram menunjukan aliran kendali yang tersusun dari aktivitas-aktivitas yang memberikan pengaruh.
Diagram ini juga menunjukan langkah-langkah yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
dilakukan dan efek yang akan terjadi pada sistem komputer. State diagram ini dapat dilihat pada gambar 6.17 dibawah ini.
Gambar 6.17. State diagram 6.2.3.3. Rancangan Layar
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Rancangan layar menunjukan tampilan layar yang akan muncul di monitor komputer operator, sehingga dapat mempermudah interaksi dan komunikasi antara operator dengan sistem. 1. Rancangan layar keluaran 1) Data bahan baku Keluaran ini diperlukan untuk mengetahui data transaksi penerimaan bahan baku yang telah berlangsung dalam bentuk laporan layar. Untuk menghasilkan keluaran data bahan baku ini harus masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses.
Gambar 6.18. tahapan untuk mencapai layar laporan data bahan baku
Tampilan layar keluaran untuk data bahan baku dapat dilihat pada gambar 6.19. dibawah ini.
Gambar 6.19. Rancangan layar laporan data bahan baku yang telah masuk 2) Data pemasok dan kendaraan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Rancangan layar ini diperlukan untuk mengetahui data pemasok dan kendaraan yang terdaftar pada Pabrik Gula Kwala madu. Setiap pemasok dan kendaraan pengangkut memiliki ID masing-masing. Untuk melihat data tersebut, operator harus masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses
Gambar 6.20. Tahapan untuk mendapatkan layar data pemasok Tampilan layar keluaran untuk data pemasok dan kendaraan pengangkut dapat dilihat pada gambar 6.21. dibawah ini.
Gambar 6.21. Rancangan layar data pemasok dan kendaraan
3) Data berat kendaraan pengangkut yang masuk
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Keluaran ini untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dikirim pemasok melalui kendaraan pengangkut. Keluaran pada layar ini juga menunjukan biaya bahan baku yang akan dibayar perusahaan kepada pemasok. Untuk melihat keluaran data ini, terlebih dahulu harus mengisi data pada kolom yang kosong. Kolom tersebut dapat diperoleh setelah memasukan ID_kendaraan pada layer terima bahan baku
Gambar 6.22. Tahapan untuk mencapai informasi berat bahan baku
Tampilan layar keluaran untuk data berat kendaraan pengangkut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.23. Rancangan layar informasi berat bahan baku 4) Hasil transaksi penerimaan bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Layar keluaran hasil transaksi ini menunjukan data transaksi yang telah dilakukan, yaitu berat bahan baku, biaya bahan baku, tanggal transaksi, kendaraan pengangkut dan pemasok berdasarkan no faktur yang tercatat. Keluaran ini merupakan hasil keluaran akhir dari transaksi penerimaan bahan baku yang dapat dilihat setelah keluaran data berat kendaraan pengangkut.
Gambar 6.24. Tahapan untuk sampai pada layar hasil Tampilan layar keluaran untuk data hasil transaksi penerimaan bahan baku dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.25. Rancangan layar hasil 2. Rancangan layar masukan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1) Password Pasword ini berfungsi untuk menjasa keamanan transaksi dan sistem informasi penerimaan bahan baku yang dijalankan. Masukan ini merupakan langkah awal untuk mengoperasikan komputer pada sistem yang dirancang.
Gambar 6.26. Proses setelah password diterima
Tampilan layar masukan untuk password dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.27. Rancangan layar password
2) ID_kendaraan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Masukan ini berguna untuk menyimpan data kendaraan yang membawa bahan baku dan melakukan transaksi. Transaksi yang dilakukan pada stasiun penerimaan bahan baku berdasarkan ID_kendaraan yang mengangkut bahan baku. Masukan ini merupakan kunci untuk melakukan transaksi.
Gambar 6.28. Proses setelah memasukan ID_kendaraan
Tampilan layar masukan untuk ID_kendaraan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.29. Rancangan layar terima bahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
3) Berat kendaraan pengangkut Layar ini untuk memasukan data mengenai bahan baku yang dikirim oleh pemasok melalui kendaraan pengangkut.
Gambar 6.30. Proses setelah memasukan data berat kendaraan pengangkut
Tampilan layar masukan untuk berat kendaraan pengangkut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.31. Rancangan layar berat kendaraan pengangkut
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
4) Usulan proses Layar usulan proses berfungsi untuk memilih proses yang akan dilakukan. Proses ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Untuk melakukan transaksi 2. Laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku Untuk melakukan transaksi, maka pilihan prosesnya adalah terima bahan baku. Sedangkan, untuk melihat laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku, maka pilihan prosesnya adalah status penerimaan.
Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan proses Tampilan layar masukan untuk usulan proses dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.33. Rancangan layer usulan proses 5) Status penerimaan Layar status penerimaan berfungsi untuk melihat laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku. Laporan tersebut adalah 1. Data bahan baku dan data pemasok 2. Data pemasok dan bahan baku
Gambar 6.34. Pilihan pada status penerimaan Tampilan layar masukan untuk usulan proses dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.35. Rancangan layar status penerimaan
6.3. Rancangan sistem komunikasi 6.3.1. Sistem komunikasi data Bentuk komunikasi data yang digunakan dalam sistem informasi penerimaan bahan baku ini menggunakan on-line communication system, dimana data yang dikirimkan akan langsung diterima oleh komputer pusat untuk diolah. On-line communication system yang digunakan pada sistem ini berbentuk distributed data processing system yaitu merupakan sistem komputer interaktif yang terpencar dan dihubungkan dengan jalur komunikasi dimana masing-masing komputer mampu mengolah data secara independen dan mampu berhubungan dengan komputer yang lainnya dalam suatu sistem. Dalam proses distribusi data pada sistem informasi ini terdapat 5 (lima) subsistem yang tergabung, yaitu penerimaan bahan baku, tanaman dan subkontrak, keuangan, sumber daya manusia, dan produksi.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
1. Subsistem penerimaan bahan baku merupakan sistem yang berhubungan dengan pencatatan bahan baku yang diterima perusahaan. Sistem ini berinteraksi langsung dengan pemasok yang membawa bahan baku. Bagian penerimaan bahan baku dapat berinteraksi dengan bagian yang lain dalam system dengan program aplikasi yang sudah dibuat untuk mengambil data dari database yang tersedia. Data yang dicatat dan disimpan ke dalam database adalah : 1) No ID kendaraan dan pemasok 2) Berat kendaraan masuk dan keluar 2. Subsistem tanaman dan subkontrak merupakan sistem yang melakukan penyediaan bahan baku di perkebunan untuk diproses di dalam pabrik. Persediaan bahan baku ini meliputi tanaman tebu yang masih berada di kebun. Sistem ini bekerja sama dengan pemasok untuk menyediakan bahan baku yang memadai bagi perusahaan. Sistem ini juga menangani subkontrak pemanenan dan pengangkutan bahan baku dengan pemasok. Data yang dicatat dan disimpan dalam database pada sistem ini adalah : 1) Luas lahan perkebunan 2) Daerah perkebunan 3) Jadwal penanaman dan perawatan 4) Nama pemasok 5) Alamat pemasok 6) Nomor kendaraan 7) Luas lahan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
8) Jenis tanaman 3. Subsistem keuangan merupakan bagian yang bertugas untuk melakukan pembayaran bahan baku yang telah diterima perusahaan, penghitungan biaya dan melakukan perencanaan biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan. 4. Subsistem produksi berguna untuk merencanakan hasil produksi yang akan dihasilkan perusahaan dalam satu periode, penjadwalan dan pengendalian produksi. 5. Subsistem sumber daya manusiamenangani perekrutan karyawan setiap tahun. Dimana bagian ini mencari karyawan musiman yang dipakai pada waktu banyaknya bahan baku dan produksi meningkat. Gambar distributed data processing system yang menampil bentuk komunikasi data pada sistem dapat dilihat pada gambar 6.37 berikut ini. Sebelumnya akan ditunjukan skema komunikasi data rancangan sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu pada gambar 6.36 dibawah ini.
Gambar 6.36. Skema komunikasi data
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.37. Distributed data processing system Dari gambar diatas dapat dilihat masing-masing lokasi menggunakan komputer yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat dan mempunyai simpanan luar dan dapat melakukan pengolahan data tersendiri. Pekerjaan yang tidak dapat diolah di tempat sendiri, maka data dapat ditransmisikan dan diolah di komputer yang lebih besar atau jika data tidak tersedia di tempat sendiri, maka dapat diambil dari komputer pusat. Dalam proses yang terjadi pada sistem informasi penerimaan bahan baku dapat dilihat pada diagram objek di bawah ini. Komputer penerimaan bahan baku menyimpan data yang masuk ke dalam komputer pusat, sehingga data yang telah masuk dapat diakses oleh bagian yang lain melalui komputer pusat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.38. Diagram Objek
6.3.2. Network Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku yang dirancang ini menggunakan jaringan yang masing-masing node yang terpisah dalam jarak lokal dan menggunakan link berupa jalur transmisi kabel yang disebut LAN (local area network). Di dalam LAN, masing-masing komputer mikro (subsistem) dihubungkan dengan network server (komputer pusat manajemen pabrik). Network yang digunakan pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini berbentuk star network. Node yang yang terdapat pada sistem dihubungkan dengan node pusat (central node atau host node) yang membentuk jaringan seperti bentuk bintang, dimana semua komunikasi ditangani dan diatur oleh central node. Central node melakukan semua tanggung jawab untuk mengatur arus informasidiantara node yang ada. Jika node yang satu akan berkomunikasi dengan node yang lainnya, maka harus melewati central node. Gambar topologi star network dapat dilihat pada gambar 6.39 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.39. Topologi star network
Dari rancangan sistem komunikasi data dan jaringan kerja, maka didapatkan rancangan yang memungkinkan semua pengguna sistem informasi untuk berinteraksi dan saling bertukar informasi dengan cepat dan akurat serta sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem informasi yang lain. Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang didapat seperti terlihat pada gambar 6.40 berikut ini..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Gambar 6.40. Model rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan rancangan sistem informasi penerimanaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu dapat disimpulkan, yaitu : 1. Sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu saat ini menggunakan cara tradisional dimana setiap bagian atau elemen-elemen dari sistem informasi tidak terhubung secara integrasi, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, biaya lebih besar, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi penerimaan bahan baku 2. Penyimpanan data yang dilakukan perusahaan pada saat ini dalam bentuk arsip, sehingga sulit untuk memperoleh data yang sudah lama tersimpan. Dengan mengunakan rancangan sistem informasi ini, data yang tersimpan dalam bentuk database dan terhubung dengan komputer pada bagian yang lain. 3. Keunggulan sistem informasi ini ini terletak pada keakuratan, kecepatan dan ketepatan informasi yang disampaikan. Dimana pengaksesan data dapat diperoleh dengan cepat melalui databases yang terhubung dengan komputer pusat. Selain itu juga data yang berhubungan penerimaan bahan baku dapat terus diperbaharui dengan cepat dan berkesinambungan. 4. Kondisi perusahaan dalam menerapkan rancangan sistem informasi ini harus didukung peralatan dan perlengkapan sistem informasi, kedisiplinan operator dan pemasok agar keakuratan informasi penerimaan bahan baku dapat dipastikan dan dapat diperbaharui sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
juga perusahaan harus memiliki sistem keamanan yang dapat menjaga keamanan sistem informasi yang dirancang. 5. Rancangan sistem informasi ini menggunakan sistem jaringan LAN (local area network), sehingga setiap bagian pada perusahaan saling terhubung melalui komputer pusat. 6. Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan menggunakan metodologi berorientasi objek ini dapat membuat elemen-elemen sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu menjadi terintegrasi.
7.2. Saran 1. Diperlukannya pelatihan bagi kepala bagian dan operator pada masing-masing bagian untuk menjalankan rancangan sistem informasi. Hal ini disebabkan sistem informasi yang masih relatif baru bagi perusahaan dan operator. 2. Operator yang menjalankan komputer pada bagian penerimaan bahan baku tidak dibenarkan memberitahukan password kepada siapapun. 3. Diperlukannya perawatan secara keseluruhan pada rancangan sistem informasi ini setiap 2 (dua) bulan sekali. 4. Diperlukannya pengembangan-pengembangan pada program aplikasi dari sistem informasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dimasa mendatang.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta, 1990. Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2002. Simatupang, Togar M. Pemodelan Sistem. Bandung : Penerbit Nindita, 1994. Nugroho, Adi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi Berorientasi Objek. Edisi revisi, Bandung : Informatika, 2002. Hartono, Jogiyanto. Pengenalan Komputer, Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 1999. Paulus, dkk. Sistem Informasi. Bandung : Penerbit Informatika, 2005. Herlambang, Sundaryo, Haryanto Tanuwijaya. Sistem Informasi Konsep, Teknologi, dan Manajemen. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.2005.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
INTERVIEW GUIDE
1) Siapa pemakai program/sistem? 2) Pesan pesan apa saja yang ingin ditampilkan? 3) Apakah dibutuhkan password untuk menjaga keamanan program? 4) Bagaimana format menu, input, proses dan output yang diinginkan? 5) Data apa saja yang akan diinput? 6) Berapa digit angka yang akan diproses? 7) Rumus apa yang akan digunakan atau bagaiman proses pengolahan data harus dilakukan? 8) Siapa saja yang membutuhkan informasi yang akan dihasilkan nanti? 9) Informasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing pemakai? 10) Apakah manfaat dan informasi yang dihasilkan tersebut? 11) Kapan informasi tersebut dibutuhkan?
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Contoh rancangan dokumen Penerimaan bahan baku
DATA PENERIMAAN BAHAN BAKU PADA STASIUN PENERIMAAN BAHAN BAKU No
Kendaraan
Bahan
Bahan Baku
Biaya Bahan
Faktur
ID
Baku ID
Diterima (Ton)
Baku (Rp)
1
A01
DP01
12/04/2007
10
120000
2
A02
DP01
12/04/2007
8
96000
3
A03
DP02
12/04/2007
11
132000
4
A04
DP01
12/04/2007
12
144000
5
B02
DP02
12/04/2007
10
120000
6
A06
DP04
12/04/2007
9
108000
7
A05
DP03
12/04/2007
11
132000
8
B03
DP01
12/04/2007
10
120000
9
B01
DP04
12/04/2007
12
144000
10
C02
DP02
12/04/2007
11
132000
11
C01
DP03
12/04/2007
10
120000
12
B05
DP02
12/04/2007
13
156000
Tanggal
Kwala Madu, 12 April 207 Kepala Stasiun penerimaan bahan baku
( Burhanudin nasution )
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
Contoh rancangan Faktur transaksi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*;
BAHASA PROGRAM
class UsulanProses extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JRadioButton rTerima, rStatus; ButtonGroup bg; JButton bMasuk, bKeluar, bKembali; public UsulanProses() { super("Usulan Proses"); panel = new JPanel(); rTerima = new JRadioButton("Terima Bahan Baku"); rTerima.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; rStatus = new JRadioButton("Status Penerimaan"); rStatus.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bg = new ButtonGroup(); bg.add(rTerima); bg.add(rStatus); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bMasuk.addActionListener(this); bKeluar = new JButton("Keluar"); bKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKeluar.addActionListener(this); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(rTerima); panel.add(rStatus);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
panel.add(bMasuk); panel.add(bKeluar); panel.add(bKembali); panel.setLayout(null); rTerima.setBounds(200,20,200,20); //object.setBounds(x,y,lebar,tinggi) rStatus.setBounds(200,80,200,20); bMasuk.setBounds(100,180,100,30); bKembali.setBounds(250,180,120,30); setSize(450,300); setLocation(150,150);
}
//panel.setLayout(null); //setSize(300,200); //setLocation(300,200); show();
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { setVisible(false); if(rTerima.isSelected()) { TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); } else { StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } } else if(obj == bKeluar) { System.exit(0); } else { setVisible(false); PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } } public static void main(String [] args) {
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
}
}
UsulanProses up = new UsulanProses();
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; import java.util.*; class BeratKendaraanPengangkut extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lId, lTgl, lBeratMasuk, lBeratKeluar, lHargaPerTon, lTotalBahanBaku, lBiaya; JTextField tTgl, tMasuk, tKeluar; JButton bHitung, bReset, bKembali, bKuitansi; String id_kendaraan; GregorianCalendar cal; java.util.Date date; public BeratKendaraanPengangkut() { super("Berat Kendaraan Pengangkut"); panel = new JPanel(); lId = new JLabel("ID : "); lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lTgl = new JLabel("Tanggal : "); lTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBeratMasuk = new JLabel("Berat Masuk (ton) : "); lBeratMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBeratKeluar = new JLabel("Berat Keluar (ton) : "); lBeratKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lHargaPerTon = new JLabel("Harga per ton : Rp. 12.000,- ");
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
lHargaPerTon.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lTotalBahanBaku = new JLabel(""); lTotalBahanBaku.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; lBiaya = new JLabel(""); lBiaya.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tTgl = new JTextField(20); tTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tMasuk = new JTextField(20); tMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tKeluar = new JTextField(20); tKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bHitung = new JButton("Hitung"); bHitung.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bReset = new JButton("Reset"); bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKuitansi = new JButton("Hasil"); bKuitansi.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bHitung.addActionListener(this); bReset.addActionListener(this); bKembali.addActionListener(this); //bKuitansi = new JButton("Hasil"); //bKuitansi.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bKuitansi.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lId); panel.add(lTgl); panel.add(tTgl); panel.add(lHargaPerTon); panel.add(lBeratMasuk); panel.add(tMasuk); panel.add(lBeratKeluar); panel.add(tKeluar); panel.add(lTotalBahanBaku); panel.add(lBiaya); panel.add(bHitung); panel.add(bReset); panel.add(bKembali); panel.add(bKuitansi); panel.setLayout(null); lId.setBounds(30,30,100,25); lTgl.setBounds(380,30,100,25); tTgl.setBounds(470,30,150,25); lBeratMasuk.setBounds(30,100,180,25); tMasuk.setBounds(205,100,80,25); lBeratKeluar.setBounds(30,150,180,25); tKeluar.setBounds(205,150,80,25); lHargaPerTon.setBounds(380,130,250,25); bReset.setBounds(30,200,110,25); bHitung.setBounds(170,200,110,25); bKuitansi.setBounds(320,200,110,25); bKembali.setBounds(460,200,110,25); lTotalBahanBaku.setBounds(30,250,380,25); lBiaya.setBounds(30,280,380,25); setLocation(50,50); setSize (640,480); show(); cal = new GregorianCalendar(); date = new java.util.Date();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
} public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bHitung) { double harga = 12000; double berat_total = Double.parseDouble(tMasuk.getText().trim()) - Double.parseDouble(tKeluar.getText().trim()); lTotalBahanBaku.setText("Terima Bahan Baku (ton) : " + String.valueOf(berat_total)); double biaya = harga * berat_total; lBiaya.setText("Biaya Bahan Baku (Rp) : " + String.valueOf(biaya)); try {
Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); PreparedStatement stat = con.prepareStatement("insert Berat_Bahan_Baku values(' " + id_kendaraan + "' ,' " + tMasuk.getText().trim() + "' ,' "+ tKeluar.getText().trim() + "' ,' " + String.valueOf(berat_total) + "' ,' "+ String.valueOf(biaya) + "' )"); stat.executeUpdate(); Statement stat3 = con.createStatement(); ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select no_pemasok from registrasi_kendaraan where id_kendaraan = ' " + id_kendaraan.trim() + "' "); String id_pemasok=""; if(res3.next()) { id_pemasok = res3.getString(1); } PreparedStatement stat5 = con.prepareStatement("insert Kuitansi values(' " + id_kendaraan.trim() + "' ,' " + id_pemasok.trim() + "' ,' "+ String.valueOf(berat_total).trim() + "' ,' " + String.valueOf(biaya).trim() + "' ,' "+ tTgl.getText() + "' )"); stat5.executeUpdate(); } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e1");}
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
}
} else if(obj == bReset) { lTotalBahanBaku.setText(""); lBiaya.setText(""); tMasuk.setText(""); tKeluar.setText(""); } else if(obj == bKuitansi) { setVisible(false); Kuitansi kui = new Kuitansi(); kui.terima_id(id_kendaraan); } else { setVisible(false); TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); }
public void kirim_id(String id) { id_kendaraan = id.trim(); lId.setText("ID : " + id); }
}
public static void main(String [] args) { BeratKendaraanPengangkut bkp = new BeratKendaraanPengangkut(); }
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; class DataBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JTable tblKui; JScrollPane saKui; JButton bKembali; public DataBahanBaku()
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
{
}
super("Data Bahan Baku"); tblKui = new JTable(101,6); saKui = new JScrollPane(); saKui.getViewport().add(tblKui); saKui.setPreferredSize(new Dimension(500,300)); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(saKui); panel.add(bKembali); tampil(); //panel.setLayout(null); setSize(600,300); setLocation(100,200); show();
public void tampil() { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Kuitansi order by No_Kuitansi"); int baris = 0; tblKui.setValueAt("No. Kuitansi", baris, 0); tblKui.setValueAt("ID Kendaraan", baris, 1); tblKui.setValueAt("No. Pemasok", baris, 2); tblKui.setValueAt("Berat Bahan Baku (ton)", baris, 3); tblKui.setValueAt("Biaya Bahan Baku (Rp.)", baris, 4); tblKui.setValueAt("Tanggal", baris, 5); baris++; while(res.next()) { tblKui.setValueAt(res.getString(1), baris, 0); tblKui.setValueAt(res.getString(2), baris, 1); tblKui.setValueAt(res.getString(3), baris, 2); tblKui.setValueAt(res.getString(4), baris, 3); tblKui.setValueAt(res.getString(5), baris, 4); tblKui.setValueAt(res.getString(6), baris, 5);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
baris++;
}
} } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e3");}
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } }
} try
public static void main(String [] args) { DataBahanBaku dbb = new DataBahanBaku(); }
{
Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:DijkstraDataSource", "sa", "1234"); PreparedStatement stat = con.prepareStatement("delete TipeNode delete Routing delete UrutanDijkstra delete antrian " + "delete dijkstrarouting insert dijkstrarouting " + "values(' 0' ,' b' ,' 0' ,' c' ,' 0' ,' d' ,' 0' ,' e' ,' 0' ,' f' ,' 0' ,' g' ,' 0' ,' h' ,' 0' ,' i' ,' 0' ,' j' ,' 0' ,' k' ,' 0' ,' l' ,' 0' ,' m' ,' 0' ,' n' ,' 0' ,' o' ,' 0' ,' p' ,' 0' ,' q' ,' 0' ,' r' ,' 0' ,' s' ,' 0' ,' t' )"); stat.executeUpdate(); } catch(Exception e) {System.out.println(e);} import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; class DataPemasok extends JFrame implements ActionListener {
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
JPanel panel; JTable tblPemasok, tblKndr; JScrollPane saPemasok, saKndr; JButton bKembali; public DataPemasok() { super("Data Pemasok"); tblPemasok = new JTable(101,6); tblKndr = new JTable(101,3); saPemasok = new JScrollPane(); saKndr = new JScrollPane(); saPemasok.getViewport().add(tblPemasok); saKndr.getViewport().add(tblKndr); saPemasok.setPreferredSize(new Dimension(485,300)); saKndr.setPreferredSize(new Dimension(400,300)); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(saPemasok); panel.add(saKndr); panel.add(bKembali); tampil();
}
//panel.setLayout(null); setSize(1000,400); setLocation(50,50); show();
public void tampil() { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Pemasok order by No_Pemasok"); int baris = 0; tblPemasok.setValueAt("No. Pemasok", baris, 0); tblPemasok.setValueAt("Nama Pemasok", baris, 1); tblPemasok.setValueAt("Alamat Pemasok", baris, 2);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
tblPemasok.setValueAt("No Telp", baris, 3); tblPemasok.setValueAt("Luas Lahan (Ha)", baris, 4); tblPemasok.setValueAt("Tanggal Tanam", baris, 5); baris++; while(res.next()) { tblPemasok.setValueAt(res.getString(1), baris, 0); tblPemasok.setValueAt(res.getString(2), baris, 1); tblPemasok.setValueAt(res.getString(3), baris, 2); tblPemasok.setValueAt(res.getString(4), baris, 3); tblPemasok.setValueAt(res.getString(5), baris, 4); tblPemasok.setValueAt(res.getString(6), baris, 5); baris++; } Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con2 = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat2 = con2.createStatement(); ResultSet res2 = stat2.executeQuery("select * from Registrasi_Kendaraan order by No_Pemasok"); int baris2 = 0; tblKndr.setValueAt("No. Pemasok", baris2, 0); tblKndr.setValueAt("Id Kendaraan", baris2, 1); tblKndr.setValueAt("Plat Kendaraan", baris2, 2); baris2++; while(res2.next()) { tblKndr.setValueAt(res2.getString(1), baris2, 0); tblKndr.setValueAt(res2.getString(2), baris2, 1); tblKndr.setValueAt(res2.getString(3), baris2, 2); baris2++; } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e3");} try { } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e4");} }
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); } }
}
public static void main(String [] args) { DataPemasok dp = new DataPemasok(); }
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; class Kuitansi extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lno_kui, lid_kend, lpemasok, lhrg, lbrt, lbiaya, ltgl; JButton bKembali; String id_kendaraan; public Kuitansi() { super("Hasil"); panel = new JPanel(); lno_kui = new JLabel ("No Kuitansi : "); lid_kend = new JLabel ("ID Kendaraan : "); lpemasok = new JLabel ("Pemasok : "); lhrg = new JLabel ("Harga per ton (Rp) :12000 "); lbrt = new JLabel ("Berat Bahan Baku (ton): "); lbiaya = new JLabel ("Biaya Bahan Baku (Rp) : "); ltgl = new JLabel("Tanggal : "); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lno_kui); panel.add(lid_kend);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
panel.add(lpemasok); panel.add(lhrg); panel.add(lbrt); panel.add(lbiaya); panel.add(ltgl); panel.add(bKembali);
}
panel.setLayout(null); lno_kui.setBounds(10,10,150,15); ltgl.setBounds(250,10,150,15); lid_kend.setBounds(10,50,200,15); lpemasok.setBounds(10,70,200,15); lhrg.setBounds(10,90,200,15); lbrt.setBounds(10,110,200,15); lbiaya.setBounds(10,130,200,15); bKembali.setBounds(150,160,100,25); setSize(400,230); setLocation(300,200); show();
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bKembali) { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public void terima_id(String id) { id_kendaraan = id; tampil(id_kendaraan); } public void tampil(String id) { try { Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat3 = con.createStatement();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select * from kuitansi where id_kendaraan = ' " + id_kendaraan.trim() + "' "); if(res3.next()) { lno_kui.setText("No. Kuitansi : " + res3.getString(1)); lid_kend.setText("ID Kendaraan : " + res3.getString(2)); lpemasok.setText("Pemasok : " + res3.getString(3)); lbrt.setText("Berat Bahan Baku : " + res3.getString(4)); lbiaya.setText("Biaya Bahan Baku : " + res3.getString(5)); ltgl.setText("Tanggal : " + res3.getString(6)); } } catch(Exception e) {System.out.println(e + " e2");} }
}
public static void main(String [] args) { Kuitansi kui = new Kuitansi(); }
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; public class PenerimaanBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { public PenerimaanBahanBaku() { PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { }
}
public static void main(String [] args) { PenerimaanBahanBaku pbb = new PenerimaanBahanBaku(); }
import javax.swing.*; import java.awt.*;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
import java.awt.event.*; class PeriksaPassword extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lPwd; JTextField tPwd; JButton bMasuk, bBatal; public PeriksaPassword() { super("Menu Utama"); panel = new JPanel(); lPwd = new JLabel("Password"); lPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,50)) ; lPwd.setBounds(210,50,400,40); TextField tPwd = new TextField(); tPwd.setEchoChar(' *' ); tPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,50)) ; tPwd.setBounds(230,150,150,40); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,30)) ; bMasuk.setBounds(150,230,150,35); bMasuk.addActionListener(this); bBatal = new JButton("Batal"); bBatal.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,30)) ; bBatal.setBounds(360,230,159,35); bBatal.addActionListener(this); getContentPane().add(panel); panel.add(lPwd); panel.add(tPwd); panel.add(bMasuk); panel.add(bBatal); panel.setLayout(null); setLocation(50,50); setSize (640,480);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
}
show();
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { String pwd = tPwd.getText(); if(pwd.trim().equals("1234")) { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } else { lPwd.setText("Password Salah"); } } else { System.exit(0); } }
}
public static void main(String [] args) { PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword(); }
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; public class StatusPenerimaan extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JRadioButton rPemasok, rBahan; ButtonGroup bg; JButton bMasuk, bKembali; public StatusPenerimaan() { super("Status Penerimaan");
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
panel = new JPanel(); rPemasok = new JRadioButton("Data Pemasok"); rPemasok.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; rBahan = new JRadioButton("Data Bahan Baku dan Biaya"); rBahan.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bg = new ButtonGroup(); bMasuk = new JButton("Masuk"); bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bMasuk.addActionListener(this); bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bKembali.addActionListener(this); bg.add(rPemasok); bg.add(rBahan); getContentPane().add(panel); panel.add(rPemasok); panel.add(rBahan); panel.add(bMasuk); panel.add(bKembali);
}
panel.setLayout(null); rPemasok.setBounds(180,25,200,25); rBahan.setBounds(180,80,280,25); bMasuk.setBounds(80,170,120,25); bKembali.setBounds(280,170,120,25); setSize(450,300); setLocation(150,150); show();
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bMasuk) { setVisible(false); if(rPemasok.isSelected()) {
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
} else { } else {
}
}
}
}
DataPemasok dp = new DataPemasok();
DataBahanBaku dbb = new DataBahanBaku();
setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses();
public static void main(String [] args) { StatusPenerimaan sp = new StatusPenerimaan(); }
import javax.swing.*; import java.awt.*; public class Table extends JFrame { JTable table; JPanel panel; JScrollPane scrollArea; public Table() { table = new JTable(101,3); scrollArea = new JScrollPane(); scrollArea.getViewport().add(table); scrollArea.setPreferredSize(new Dimension(300,300)); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(scrollArea); setSize(200,200); show(); } public static void main(String [] args) { Table t = new Table();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
} /*
*/
}
create table employee ( EmpCode int IDENTITY(100,1), EmpName char(25) not null, DeptName char(25) not null )
import javax.swing.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; import java.sql.*; import java.util.*; class TerimaBahanBaku extends JFrame implements ActionListener { JPanel panel; JLabel lId; JTextField tId; JButton bOk, bReset, bKembali; String id_kendaraan; public TerimaBahanBaku() { super("Terima Bahan Baku"); lId = new JLabel("ID : "); lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; tId = new JTextField(20); //tId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bOk = new JButton("OK"); bOk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bReset = new JButton("Reset"); bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
bKembali = new JButton("Kembali"); bKembali.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD | Font.ITALIC,20)) ; bOk.addActionListener(this); bReset.addActionListener(this); bKembali.addActionListener(this); panel = new JPanel(); getContentPane().add(panel); panel.add(lId); panel.add(tId); panel.add(bOk); panel.add(bReset); panel.add(bKembali);
}
panel.setLayout(null); lId.setBounds(50,30,50,25); tId.setBounds(95,30,100,25); bReset.setBounds(30,150,120,25); bOk.setBounds(170,150,120,25); bKembali.setBounds(310,150,120,25); setSize(450,300); setLocation(150,150); show();
public void actionPerformed(ActionEvent ae) { Object obj = ae.getSource(); if(obj == bOk) { id_kendaraan = tId.getText(); check_id(id_kendaraan); } else if(obj == bReset) { tId.setText(""); } else { setVisible(false); UsulanProses up = new UsulanProses(); } } public void check_id(String id)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
{
try {
Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver"); Connection con = DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234"); Statement stat = con.createStatement(); ResultSet res = stat.executeQuery("select * from Registrasi_Kendaraan where ID_Kendaraan = ' " + id.trim() + "' "); if(res.next()) { setVisible(false); BeratKendaraanPengangkut bkp = new BeratKendaraanPengangkut(); bkp.kirim_id(id_kendaraan); } else { tId.setText(""); lId.setText("ID Kendaraan Salah"); } } catch(Exception e) {System.out.println(e);} }
}
public static void main(String [] args) { TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku(); }
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009