PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PENYULUHAN KAMTIBMAS (KEAMANAN KETERTIBAN MASYARAKAT) PADA KEPOLISIAN SEKTOR GODEAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Tia Anding Narisha 09.12.3719
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013
INTERACTIVE MEDIA DESIGN AS AWARENESS KAMTIBMAS (SECURITY PUBLIC ORDER) POLICE IN SECTOR GODEAN PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PENYULUHAN KAMTIBMAS (KEAMANAN KETERTIBAN MASYARAKAT) PADA KEPOLISIAN SEKTOR GODEAN Tia Anding Narisha Melwin Syafrizal Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
At the Police Sector Godean, in order to provide outreach to the community is still a manual with a modest speech. And often still lacking in providing accurate information. Society today is more like extension that is modern and sophisticated. So he designed the interactive media sector is expected to facilitate police Godean provide counseling and of course the public was more interested in when the invented community outreach and a better understanding of what is delivered. The information technology development and utilize interactive multimedia are built using Adobe Photoshop CS3, Adobe Flash CS3, Adobe Dreamweaver CS3, and MySQL. The steps undertaken to make the interactive media using methods such as Luther concept, design, manufacture, testing and distribution. The end result of this research is the creation of interactive media Simplify the process of counseling, information can also be presented in an interesting, All the material data is stored and organized neatly, applications do not need a computer with high specifications, applications are dynamic so that the content on the page can be replaced quiz without changing the interface.
Keywords: interactive, multimedia, education, police Godean sector
1.
Pendahuluan Seiring pesatnya kemajuan dan pembaharuan di dunia teknologi, pihak kepolisian
memerlukan berbagai cara yang inovatif, modern dan dinamis untuk menyampaikan maksud dan tujuan kepolisian sebagai kemitraan pelayanan masyarakat. Namun saat ini beberapa pihak kepolisian dalam menyampaikan pengarahan penyuluhan Kamtibmas masih kurang inovatif, modern dan terkesan statis, sehingga pihak-pihak yang diberi penyuluhan cenderung kurang antusias dan mengerti dengan apa yang disampaikan. Sesuai dengan hakekat ancaman Kamtibmas, maka masalah Kamtibmas sangat kompleks dan tidak pernah berhenti, bahkan cenderung untuk terus meningkat seirama dengan pembangunan dan perubahan-perubahan sosial. Sehingga pihak kepolisian sangat dituntut untuk juga memberikan perubahan-perubahan di dalam media penyampaiannya. Pemanfaatan fasilitas teknologi dalam pengolahan materi yang dulu diolah secara sederhana, kini menjadi media interaktif yang dapat mempermudah proses penyampaian penyuluhan dengan tampilan menarik, inovatif, modern dan dinamis dengan materi yang diolah pada database. “Perancangan Media Interaktif Sebagai Penyuluhan Kamtibmas (keamanan ketertiban masyarakat) Pada Kepolisian Sektor Godean” untuk memudahkan Polri melakukan kegiatan penyuluhan serta penyampaian maksud dan tujuan Kamtibmas untuk masyarakat melalui teknologi media interaktif yang modern dan dinamis. Salah satu perangkat lunak atau software yang dapat membuat program komputer tersebut adalah Adobe flash CS3 yang didukung oleh bahasa pemrograman action script 2.0 dengan PHP dan MySQL. 2.
Landasan Teori
2.1.
Elemen-Elemen Multiedia Multimedia adalah sebuah perubahan cara berkomunikasi satu sama lain. Misalkan dalam hal mengirim dan menerima informasi, kini lebih efektif dilakukan dan lebih mudah dipahami. Dengan hadirnya elemen-elemen multimedia kini telah memperkuat informasi yang akan didapatkan. Multimedia adalah penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi dan video) untuk menyampaikan informasi, kemudian ditambahkan elemen atau 1 komponen interaktif.
2.2.
Tahapan-Tahapan Multimedia
1 Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung.
1
Alfabeta. Hal 1
Menurut Luther (1994), pegembangan multimedia dilakukan berdasarkan enam tahap, yaitu konsep, desain atau perancangan, pengumpulan material, pembuatan, testing, dan distribusi. 2 1.
Konsep Tahap ini memiliki tujuan dan dasar aturan untuk perancangan seperti
ukuran aplikasi, target dalam pengembangan multimedia ditentukan. Pada tahap ini pun dilakukan identifikasi pengguna, macam aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi, hiburan, pendidikan, dan lain-lain) dan spesifikasi umum. Hasil dari tahap konsep ini biasanya dokumen dengan penulisan yang bersifat naratif untuk mengungkapkan tujuan pengembangan multimedia. 2.
Desain Tahap desain untuk membuat spesifikasi secara terperici secara rinci
mengenai
rancangan
dan
kebutuhan
untuk
pengembangan
multimedia.
Authoring software mulai digunakan dalam pembuatan desain dari stage dan mengatur isi sebaik-baiknya. Desain multimedia menggunakan perangkat (tools) storyboard yang digunakan untuk linier multimedia. Sedangkan flowchart view (diagram alur) digunakan untuk multimedia interaktif. Pengembangan multimedia dapat
meningkatkan
mutu
dan
produktifitas
sumber
daya
manusia.
Pengembangan multimedia hendaknya tidak hanya diarahkan pada multimedia linier, seperti iklan, presentasi dan lain-lain. Namun dibuat untuk multimedia interaktif. 3.
Pengumpulan material Pengumpulan material dapat dilakukan parallel dengan tahap pembuatan.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clipart, foto berikut pembuatan gambar grafik, foto, suara dan lain-lain yang diperlukan untuk pada tahap berikutnya. 4.
Pembuatan
Tahap ini aplikasi seluruh multimedia dikembangkan bersama-sama. Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard atau flowchart view dari tahap
2
Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hal 101
2
desain. Pembauatan aplikasi dilakukan modular, yaitu setiap scene diselesaikan, selanjutnya digabungkan seluruhnya menjadi satu kesatuan. 5.
Testing Testing dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh data dimasukan.
Pengguna merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut dan dapat menggunakan sendiri, terutama untuk aplikasi interaktif. 6.
Distribusi Penggandaan aplikasi menggunakan floppy disk, CD-ROM, tape atau
distribusi
dengan
jaringan
sangat
diperlukan.
Suatu
aplikasi
biasanya
memerlukan banyak arsip yang berbeda, kadang-kadang ukuran arsip sangat besar. Arsip akan lebih baik bila ditempatkan dalam media penyimpanan yang memadai. Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia agar dapat dikembangkan system yang lebih baik. 2.3.
Struktur Aplikasi Multimedia Ada empat struktur dasar yang di gunakan pada produk multimedia versi 3 Vaughan, yaitu Linear, hierarkis, nonlinear, dan komposit. 1. Linear Pengguna akan melakukan navigasi secara berurutan, dari frame atau byte informasi yang satu ke yang lainnya.
Gambar 2.1 Navigasi linear
2. Hierarkis Struktur dasar ini disebut juga struktur “linear dengan percabangan” karena pengguna melakukan navigasi di sepanjang cabang pohon struktur yang berbentuk oleh logika isi.
Gambar 2.2 Navigasi Hierarkis
3
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori + Pengembanganya. Yogyakarta. Andi. Hal 269-271
3
3. Nonlinear Pengguna akan melakukan navigasi dengan bebas melalui isi proyek dengan tidak terikat dengan jalur yang sudah ditentukan sebelumnya.
Gambar 2.3 Navigasi Nonlinear
4. Komposit Pengguna akan melakukan navigasi dengan bebas (secara nonlinear), tetapi terkadang dibatasi presentasi linear film atau informasi penting dan/atau pada data yang paling terorganisasi secara logis pada suatu hierarki.
Gambar 2.4 Navigasi Komposit
2.4.
Multimedia Interaktif Multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya (user). Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, olahraga, iklan atau promosi, dan lain-lain. Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini 4 disebut multimedia interaktif. (Munir, 2012)
2.5.
Software Yang Digunakan
Perangkat lunak atau software untuk multimedia seperti grafis, animasi, dan suara sangat berperan penting dalam pembuatan multimedia interaktif, ada beberapa software yang digunakan antara lain Adobe Photoshop CS3 sebgai pengolah gambar,
4
Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hal 110
4
Adobe Flash CS3 digunakan sebagai pembuatan animasi serta terdapat ActionScript didalamnya. 3.
Analisis
3.1.
Tinjuan Umum 3.1.1.
Tentang Kepolisian Sektor Godean
Polsek Godean yang berada di jalan godean km 8 Klajuran, Sidokarto, Godean, Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia. Polsek Godean merupakan sektor kepolisian yang ada di Kecamatan Godean yang tugasnya sama halnya sektor-sektor kepolisian yang lainnya. Tugas kepolisian sektor godean juga mempunyai petugas-petugas yang sudah dibagi-bagi sesuai tugasnya. Dan yang mendapat tugas sebagai pengayom masyarakat (kamtibmas) adalah Babinkamtibmas. 3.1.2 •
Visi dan Misi
Visi Sebagai selaku anggota Polri Insan Rastra Sewakotama menjunjung tinggi dan mengamankan serta mengamalkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, dengan membela tanah air, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi dan membimbing masyarakat berdasarkan tekad juang pantang menyerah dan pengabdian luhur. •
Misi Sebagai selaku anggota Polri Insan Negara Yanottama, menjamin ketentraman umum bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan penuh kepercayaan diri, rasa tanggung jawab, disiplin, peka dan tanggap dalam tugas berdasarkan semangat persatuan dan kesatuan serta kedaulatan. Selalu waspada dan samapta menghadapi segala kemungkinan, mampu mengedalikan diri, tidak mengenal berhenti dalam memberantas kejahatan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka stabilitas kamtibmas dan kemanunggalan ABRI-Rakyat bagi suksesnya pembangunan nasional sesuai amanat penderitaan rakyat. 3.1.3 •
Fakta Kamtibmas
Kamtibmas Kamtibmas
merupakan
situasi,
sarana
dan
atau
tujuan
yang
menggambarkan adanya rasa bebas dari gangguan dan ancaman fisik maupun psikis, adanya rasa kepastian, rasa bebas dari kekhawatiran, keragu-raguan dan ketakutan, adanya rasa dilindungi dari segala macam bahaya, adanya rasa damai dan ketentraman bagi masyarakat.
5
Sesuai
dengan
hakekat
ancaman
Kamtibmas,
maka
masalah
Kamtibmas sangat kompleks dan tidak pernah berhenti, malahan cenderung untuk terus meningkat seirama dengan pembangunan dan perubahanperubahan sosial. Oleh karena itu kehadiran Polisi di tengah-tengah masyarakat dengan sikap dan kemampuan yang handal menjadi kebutuhan mutlak untuk masyarakat. •
Babinkamtibmas Bintara pada Kesatuan Polsek yang di siapkan dan di tugaskan sebagai Pembina Kamtibmas di desa dan kelurahan tertentu berdasarkan perintah atasan yang berhak memerintah. Tugas pokok Bintara Pembina Kamtibmas membimbing masyarakat bagi
terciptanya
kondisi
yang
menguntungkan
upaya
penertiban
dan
penegakkan hukum, upaya perlindungan dan pelayanan masyarakat di desa atau kelurahan. •
Masyarakat Masyarakat merupakan objek utama yang diberikan arahan oleh Bintara pada Kesatuan Polsek. Masyarakat juga objek yang harus ikut bekerjasama atau turut andil dalam menegakkan Kemanan dan Ketertiban pada masyarakat.
3.1.4
Struktur Kerja Kapolsek
Babinkamtibmas
Masyarakat
Gambar 3.1 Struktur kerja kamtibmas •
Kapolsek Memberikan
ijin,
perintah
dan
persetujuan
atas
apa
yang
akan
diselenggarakan Babinkamtibmas. •
Babinkamtibmas
Pembina dalam Kamtibmas ini dengan Bintara Polsek Pembina Kamtibmas yang kemudian disingkat Babin Kamtibmas, adalah Bintara pada kesatuan Polsek yang disiapkan dan di tugaskan sebagai Pembina Kamtibmas di desa
6
dan kelurahan tertentu berdasarkan perintah tertulis atasan yang berhak memerintah. •
Masyarakat Masyarakat adalah tujuan utama pihak kepolisian atau babinkamtibmas
untuk diberi penyuluhan, arahan tentang kamtibmas agar tercapai masyarakat yang swadaya. 3.2 Analisis Sistem Analisis system merupakan teknik pemecahan masalah sebagai langkah awal untuk pengembangan system yang menentukan keberhasilan sebuah system informasi. Untuk mengidentifikasi masalah, maka kita harus melakukan analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelyanan penlanggan. Panduan ini dikenal dengan PIECES analysis (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency and Service), Dengan analisis ini kita dapat mendapatkan beberapa masalah dan akhirnya, dapat menemukan masalah utamanya. 3.2.1
Analisis Kinerja (Performance) Kinerja adalah suatu kemampuan system untuk menyelesaikan tugas
dengan cepat sehingga sasaran cepat tercapai. Masalah kinerja terjadi ketika tugastugas yang dijalankan tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dari jumlah produksi (throughput) dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time). Tabel 3.1 Analisis Kinerja (Performance) PARAMETER Jumlah Produksi (Thoughput)
HASIL ANALISIS • • • •
Waktu tanggap (Response time)
• •
3.2.2
Jumlah sasaran utama lokasi penyuluhan : 4 lokasi (sekolahan, balai desa, kelurahan, kecamatan). Jumlah Babinkamtibmas : 7 orang. Jumlah masyarakat : ± 25-50 orang. Jumlah Babinkamtibmas di setiap lokasi : ± 1-2 Babin. Masyarakat bisa cepat atau lebih memahami materi kamtibmas dalam 3-5 kali penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan sebulan 1-2 kali, setiap pertemuan 2 jam atau 120 menit. Karena tidak hanya materi saja yang disampaikan namun juga tanya jawab kuis beserta penanganan setiap kasus.
Analisis Informasi (Information)
7
Informasi merupakan hal penting karena informasi memberikan langkah selanjutnya bagi pengguna untuk menentukan hal selanjutnya yang akan dilakukan. Tabel 3.2 Analisis Informasi (Information) PARAMETER
HASIL ANALISIS
Penyampaian materi
•
Materi yang disampaikan kurang dipahami masyarakat, karena masyarakat kurang tertarik dengan tampilan media informasinya, serta kurang fokus karena materi di rasa kurang kena maksud tujuannya.
Materi yang diajarkan
•
Materi yang di sampaikan yaitu tentang hakekat ancaman kamtibmas yang berupa materi narkoba, kenakalan remaja, lalu lintas, siskamling dan bencana alam.
3.2.3
Analisis Ekonomi (Economy) Analisis ekonomi merupakan alasan motivasi paling umum bagi motivasi
proyek, peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat. Dalam hal ini berkaitan dengan pembuatan aplikasi ini dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan setelah aplikasi ini digunakan. Dalam system baru yang akan digunakan dapat menghemat biaya pembuatan alat peraga, spanduk, baliho dan iklan masyarakat, karena dalam penyampaian materi cukup menggunakan aplikasi yang multifungsi dan modern. Tabel 3.3 Analisis Ekonomi (Economy) PARAMETER
HASIL ANALISIS
Gaji babinkamtibmas
•
Gaji Babinkamtibmas sudah ditentukan oleh pemerintah, ± Rp 5000.000,- .
Biaya penyuluhan
•
Biaya penyuluhan di setiap lokasi tidak menentu tergantung besar kecil acara penyuluhan yang diselenggarakan, biaya yang dikeluarkan lokasi penyuluhan adalah Rp 50.000,- hingga Rp 150.000,- / tatap muka dalam ± 3-5 kali/ bulan. Biaya yang dikeluarkan pihak Kepolisian untuk snack bagi peserta penyuluhan Rp 5000,-/orang ± 25-50 orang.
•
3.2.4
Analisis Pengendalian (Control) Analisis pengendalian (control) adalah proses pengendalian terhadap
system yang diterapkan untuk mengendalikan proses penggunaan data atau informasi serta proses kinerja dalam kondisi prima.
8
Tabel 3.4 Analisis Pengendalian (Control) PARAMETER Cara mengajar
HASIL ANALISIS •
Setiap lokasi dipandu ± 1-2 Babinkamtibmas, cara penyuluhan atau penyampaian setiap materi oleh Babinkamtibmas berbeda-beda, memang garis besar yang disampaikan sama, tetapi setiap Babin memiliki cara sendiri untuk menyampaikan materi, sehingga masyarakat berbeda-beda pula menangkap maksud dan tujuan materi kamtibmas.
Pada system yang baru nanti dengan menggunakan aplikasi multimedia tersebut hanya dibutuhkan satu Babin per lokasi, jika di hari atau lokasi berbeda dengan yang Babin sebelumnya maka materi yang disampaikan tetap sama karena sudah ada aplikasi yang digunakan. 3.2.5
Analisis Efisiensi (Efficiency) Analisis efisiensi berhubungan dengan sumber daya yang ada, guna
meminimalkan pemborosan, sering dikaitkan dengan bagaimana meminimalkan pemborosan sumber daya, waktu, uang, peralatan, ruang dan keterlambatan pengolahan data. Penyuluhan yang diselenggarakan memiliki tenaga-tenaga Pembina yang bisa mengoperasikan komputer, sehingga bisa memanfaatkan tenaga yang ada untuk meminimalkan tenaga ahli komputer. Dan juga bisa meminimalkan waktu karena Pembina tidak perlu mencari tenaga ahli lagi. Tabel 3.5 Analisis Efisiensi (Efficiency) PARAMETER
HASIL ANALISIS
Sumber daya pembina
•
Para pembina atau Babin semua bisa mengoperasikan komputer, tetapi cara mengajar mereka masih manual berupa whiteboard, alat peraga dan ms.powerpoint.
Waktu menyampaikan materi
•
Setiap bulan ada ± 3-5 kali pertemuan disetiap lokasi berbeda dan setiap pertemuan ada 2 jam (120 menit) yang digunakan untuk menyampaikan materi, dan waktu yang digunakan tidak secara penuh untuk menyampaikan materi, akan tetapi masyarakat diberi kesempatan tanya jawab dengan kuis yang sudah disediakan dalam aplikasi sebagai menambah pemahaman akan materi yang sudah disampaikan.
3.2.6
Analisis Pelayanan (Service) Analisis pelayanan dilihat dari sejauh mana kemudahan yang diberikan
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
9
Tabel 3.6 Analisis Pelayanan (Service) PARAMETER
HASIL ANALISIS
Pelayanan yang diberikan
•
Mengajarkan, membina dan menyampaikan dasar materi hakekat ancaman Kamtibmas mulai dari materi narkoba hingga bencana alam, hingga paham, karena manual cara menyampaiakannya masyarakat kurang tertarik, sehingga masyarakat enggan benar-benar memahami materi yang sudah disampaikan.
Pelayanan masyarakat
•
Membimbing dan mengayomi masyarakat agar tetap tertarik dan fokus memahami maksud dan tujuan kamtibmas, dua pembimbing dalam satu lokasi berbagi tugas yaitu : satu pembimbing memandu dan menyampaiakan materi dan satu pembimbing lagi mengoperasikan media yang di sampaikan.
3.2.7
terhadap
Analisis Kelayakan Sistem Analisis kelayakan system bertujuan untuk menguji apakah system baru
yang akan diterapkan sebagai penerapan system pemesanan yang sudah terkomputerisasi di anggap layak atau tidak. 3.2.7.1
Analisis Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi digunakan untuk mengetahui apakah teknologi
ini nantinya dapat diterapkan dalam system atau tidak. Penggunaan teknologi komputer dapat diterapkan dalam system baru karena system lama masih manual. System baru ini diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari system yang lama. Tabel 3.7 Analisis Kelayakan Teknologi PARAMETER Perangkat Spesifikasi Laptop
3.2.7.2
minimum
HASIL ANALISIS •
Menggunakan Laptop untuk membuka Aplikasi.
• •
Pentium IV RAM 512 Mb
Analisis Kelayakan Operasional Aplikasi multimedia ini dirancang sesuai dengan kebutuhan informasi
bagi
Babinkamtibmas
dan
masyarakat.
Aplikasi
ini
sangat
mudah
penggunaannya, sehingga semua dapat mengoperasikan aplikasi ini. Pemeliharaan pada aplikasi ini hanya membutuhkan seseorang yang mengerti multimedia. Dengan demikian, aplikasi multimedia ini layak secara operasional.
10
Tabel 3.8 Analisis Kelayakan Operasional PARAMETER
HASIL ANALISIS •
Sumber tenaga operator
3.2.7.3
4-5 dari 7 anggota Babin atau Pembina dinyatakan sanggup atau sudah bisa menjalankan komputer dan aplikasi multimedia yang akan dibuat.
Analisis Kelayakan Hukum Pertanyaan mendasar yang dijawab untuk menilai kelayakan faktor
hukum adalah, “Apakah sistem yang baru diterapkan, yaitu Media Interaktif Penyuluhan Kamtibmas tidak melanggar etika dan hukum ?”. Jadi secara hukum, aplikasi multimedia ini layak digunakan karena tidak bermasalah dengan materi yang berlaku. Tabel 3.9 Analisis Kelayakan Hukum PARAMETER Kelayakan faktor hukum
3.2.8
HASIL ANALISIS •
Materi hakekat kamtibmas tidak berubah sejak tahun 1992-2013, dan materi kamtibmas hanya mengalami perubahan dalam penanganan setiap kasusnya, materi kamtibmas di dapatkan langsung dari sumber terkait.
Analisis Kebutuhan Sistem Tujuan dari analisa ini adalah untuk mendukung kenerja sistem yang
sangat dibutuhkan. Perencanaan dan pengembangan sistem ini agar dapat memperoleh informasi yang lebih cepat dan tepat dalam rangka meningkatkan kualitas kerja dan menjadi suatu nilai strategik untuk memenuhi kepuasan dan memperoleh solusi tentang apa yang menjadi kebutuhan user. 3.2.8.1
Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi proses-proses
apa saja yang nanti dapat dilakukan oleh system. a. System dapat menampilkan menu pilihan materi yang disampaikan. b. System dapat menampilkan menu materi yang disertai gambar, suara dan animasi. c. System dapat menampilkan video tentang narkoba dan kenakalan remaja. d. System dapat menampilkan menu kuis sebagai tambahan pemahaman materi. 3.2.8.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
11
Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan yang mendukung untuk menjalankan aplikasi tersebut, diantaranya adalah : •
Aplikasi menggunakan sistem operasi Windows XP SP 2, Windows Vista, dan Windows 7 Ultimate 32 bit. Perangkat komputer dengan kebutuhan spesifikasi minimal Pentium IV. RAM minimal 512 Mb. Speaker.
• • • 4.1
Memproduksi Sistem Tahapan produksi merupakan proses membuat dan mengembangkan aplikasi
sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan yang meliputi tentang pembuatan desain grafik yang mendukung semua dialog, membuat animasi yang sesuai dengan perancangan, merancang text sebagai penyampaian pesan, mengimport file yang sudah jadi, yang semuanya akan digunakan di Adobe Flash CS3 sebagai software akhir. Membantu mempermudah dan memproduksi aplikasi multimedia ini penyusun menuangkannya ke dalam sebuah bagan sebagai berikut : Membuat graphic/image → Adobe Photoshop → File yang dihasilkan : .JPEG, .PNG.
Pengolahan gambar menjadi animasi/membuat animasi, membuat text,mengimport file suara → Adobe Flash CS3 sebagai sofware akhir → File yang dihasilkan : .fla, .swf, .exe
Merekam suara/mengolah suara → Adobe Soundbooth CS3 → File yang dihasilkan : .mp3
Aplikasi multimedia cara membuat aplikasi media interaktif → berbasis multimedia untuk penyuluhan kamtibmas. File type : .exe
Pembuatan dan Pemograman antarmuka (Interface) admin, MySQL dan Adobe Dreamweaver CS3 → File yang di hasilkan : PHP
Gambar 4.1 Bagan memproduksi aplikasi media interaktif kamtibmas 4.1.1
Pengeditan Logo Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti
tertentu, dan mewakili suatu arti dari daerah, lembaga, negara dan lain-lain. Logo lebih lazim dan dikenal oleh pengihatan atau visual dengan tanda warna dan bentuk. Berikut adalah gambar logo yang telah diolah dengan menggunakan Adobe Photoshop CS3 :
12
Tab bel 4.1 Penge editan Logo SEB BELUM
SESUDA AH
Format : JPEG
Format : PNG
Ukuran : 96,6 Kb
Ukuran : 101 Kb K
Format : JPEG
Format : PNG
Ukuran : 9,47 Kb
Ukuran : 215 Kb K
4.1 1.2 Pembua atan Tomboll Langkah h-langkah me embuat button sebagai be erikut : Tabe el 4.4 Pembua atan Tombol PROSES S 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
HASIL
Drag gambar g yang akan dijadikan buttton. Klik ka anan (F8), pilih Convert C to Symb bol. Pada bagian Type pilih Button, pada p kolom Name : button 1. Tekan F6 untuk me enggadakan bu utton pada modus m Over. Pada frame Over, kliik kanan dan in nsert Keyfra ame. Kemudia an ubah se esuai kebutu uhan. Insert Keyframe pada frame Hit dan copy c paste frame Up. Ulangii langkah di attas untuk membuat tombo ol yang lain.
Hasilnyya menjadi butto on yang bisa di klik da an siap diberi script sebaga ai kontrol yang y tampil pad da layar. Contoh button :
Gam mbar 4.3 Hassil tampilan to ombol start yang y dibuat
13
4.1.3 Pembuatan Animasi Adapun langkah-langkah membuat animasi pada logo : Tabel 4.5 Pembuatan Animasi PROSES 1.
HASIL
Masukan gambar logo lalu Convert to Symbol (F8). Pilih menjadi movie clip. Pilih frame lalu masukan gambar logo yang posisinya berbeda, agar saat masuk ke scene lain menjadi animasi bergerak dari atas ke bawah dan dari samping ke tengah.
2. 3.
Hasilnya gambar logo yang dapat bergerak dari samping ke tengah lalu ke bawah sesuai frame dan posisi motion.
Gambar 4.4 Hasil tampilan logo yang di animasikan 3.2.2 Actionscript Pada Masing-Masing Tombol Dan Animasi
Pada tombol start dibagian intro actionscriptnya : on (release) { _root.klik.start(); gotoAndPlay(11); } 4.2
Manual Program Manual program digunakan sebagai panduan bagi user dalam mengoperasikan
program aplikasi. Pada bagian program manual tersebut terdapat menu utama. Berikut petunjuk menjalankan aplikasi ini. 4.5.1 Aplikasi Media Interaktif Kamtibmas a. Tampilan Intro
14
Pada gambar ini memperlihatkan tampilan awal dari aplikasi ini. Tampak pada tampilan ini sebuah intro tentang media interaktif untuk penyuluhan kamtibmas. Pada tampilan terdapat tombol start berbentuk persegi panjang. Untuk masuk ke halaman unta maka user cukup mengklik tombol tersebut maka akan menuju ke subuah halaman utama.
Gambar 4.20 Tampilan aplikasi untuk halaman intro
DAFTAR PUSTAKA
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori + Pengembangannya. Yogyakarta : Andi Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta
15