PERANCANGAN INTERIOR SMK IPIEMS Sebagai SARANA PEMBELAJARAN AKTIF Dengan NUANSA NATURAL R. Hartanto Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK Perancangan interior SMK IPIEMS merupakan proyek perancangan interior instansi pendidikan setingkat sekolah menengah atas yang berbasis kompetensi kejuruan multimedia dan desain komunikasi visual yang lokasinya berada di Surabaya. Fasilitas yang direncanakan meliputi ruang kerja kepala sekolah, ruang kerja wakil kepala sekolah, ruang administrasi (tata usaha), ruang guru, ruang belajar, pos keamanan, dan kafetaria. Agar terciptanya suasana belajar yang kondusif tentunya diperlukan lingkungan belajar yang menyenangkan. Untuk itu, konsep perancangan mengacu kepada “Fasilitas”, “Kenyamanan”, dan “Kedinamisan”. Oleh karena itu, dalam perancangan interior nantinya akan menggunakan berbagai bentukan, material dan perangkat yang semuanya harus mendukung mewujudkan konsep ke dalam lingkup interior bangunan tersebut. Perencanaan dan perancangan proyek ini memfokuskan pada rumusan masalah: Bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat belajar aktif.
ABSTRACT Interior design of IPIEMS Vocational High School is an interior design project in Educational Institution (Senior High School) based on multimedia major and visual communication design which is located in Surabaya. The design facilities are headmaster office, the vice of headmaster room, administration room, teachers room, classroom, security room and cafeteria. Silent and peace neighbourhood are needed to create a comfortable atmosphere. That’s why the concept of the design is based on facilities, comfortable and dynamic atmosphere. The design used every forms, materials, and tools which are support the concept of interior. The plan and design of the project is focus on the problem, how to create the comfortable and joyful atmosphere of study so that the students can be active.
KEYWORD SMK IPIEMS, Sarana Belajar, Kenyamanan, Aktif, Dinamis, Rileks, Menyenangkan.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Salah satu upaya pemerintah dalam memacu peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini yaitu dengan menjadikan sekolah kejuruan sebagai sekolah yang siap pakai dalam dunia kerja. Telah nampak jelas, bahwa pemerintah saat ini sedang gencar mempromosikan SMK sebagai sekolah lanjutan setelah tamat SMP. Hal ini dikarenakan SMK tidak hanya mengajarkan pengetahuan layaknya sekolah lanjutan tingkat SMU, namun SMK juga mengajarkan siswa ketrampilan dan kemandirian. Ketrampilan dan keahlian kerja sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini. Untuk itu, keberadaan SMK cukup menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Namun persaingan SMK di Surabaya semakin ketat. Masing-masing sekolah menunjukan keunggulannya masing-masing agar mendapat siswa yang berkualitas. Untuk itulah, maka setiap sekolah wajib meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas lulusannya. SMK IPIEMS merupakan salah satu sekolah SMK swasta di Surabaya. SMK IPIEMS berada di naungan yayasan IPIEMS Surabaya. Sekolah ini berada dalam satu kompleks dengan SMP dan SMU IPIEMS yakni di jalan Raya Menur No.125 Surabaya (depan RS Jiwa Menur). SMK IPIEMS berdiri sejak tahun 2009 dan mulai beroperasi awal tahun ajaran 2009 – 2010. Pada tahun pertama beroperasi, SMK IPIEMS menerima 5 kelas yang terdiri dari 1 kelas jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual), dan 4 kelas jurusan Multimedia, dengan masing-masing kelas terdapat 40 siswa. Dengan banyaknya siswa pada tahun pertama, tidak menutup kemungkinan bertambahnya siswa yang cukup banyak pada tahun mendatang. Bertambahnya jumlah siswa, sama artinya menuntut jumlah ruang belajar yang lebih dan sirkulasi antar ruang harus semakin diperhatikan. Pembentukan ruang baru, tentunya harus disesuaikan dengan kurikulum yang dimiliki SMK IPIEMS. Selain itu, penataan interior suatu sekolah merupakan sebagai daya tarik bagi tamu sekolah ataupun masyarakat, yang secara tidak langsung menunjukan kualitas sekolah tersebut. TUJUAN Perancangan desain interior SMK IPIEMS Surabaya tujuan utama adalah menjadi pusat pembelajaran desain yang menyenangkan dan mandiri. Adapun tujuannya adalah : 1.Menciptakan suasana baru dalam belajar yang rileks dan menyenangkan 2.Mendesain berbagai fasilitas sarana dan prasana yang unik sehingga mendorong siswa untuk aktif dalam belajar 3.Merancang sistem interior dengan penggunaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dapat mengarahkan siswa untuk belajar produktif dan mandiri. MASALAH Permasalahan-permasalahan yang ditemukan berdasarkan dari data eksisting yang ada dan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi berkaitan dengan objek desain. Antara lain : 1.Tuntutan Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja Kreatif, sehingga perlu diadakannya upaya untuk menciptakan pembentukan karakter siswa dalam lingkungan SMK IPIEMS, yaitu karakter siswa yang selalu aktif, Inovatif, serta Kritis. 2.Luasan Bangunan Yang Terbatas, yang tidak memungkinkan penggunaan seluruh lahan dalam pembanguan ruang (bangunan baru). 3.Kebutuhan Kesesuaian Ruang-Ruang Belajar, yang mana banyaknya kebutuhan ruang yang belum terpenuhi.
PEMBAHASAN Pemilihan tema berdasarkan tujuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat belajar aktif. Yang mana dalam hal ini, pembelajaran aktif pada hakekatnya adalah pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan dilaksanakan oleh siswa dengan penuh riang gembira tanpa beban, mampu mengekspresikan dirinya dan mengeluarkan potensi unik yang ada dalam dirinya sehingga mengantarkan dirinya menemukan minat dan bakatnya secara alami. Pembelajaran aktif tentunya dapat diaplikasikan dengan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa ( Student Centered Learning). Perwujudan Sarana Pembelajaran Aktif pada SMK IPIEMS, tentunya didasari tuntutan dunia industry yang memerlukan tenaga kerja yang berupa siswa lulusan yang aktif, kreatif dan kritis. Perwujudan konsep perancangan interior ini, dengan maksud dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, yang produktif dan mandiri. ANALISA KONSEP Berdasarkan pemilhan tema yang mengarah pada pembelajaran siswa aktif, maka perlu terlebih dahulu penyesuaian dengan aktivitas pada setiap kegiatan kelas selama pelajaran agar penerapan konsep dapat lebih tepat pada setiap sistem pembelajaran yang akan digunakan oleh guru. Berikut merupakan data aktivitas/ interaksi di dalam kelas berdasarkan waktu yang dihabiskan.
No.
Kegiatan
Prosentase
1.
Menenangkan kelas/ administrasi
4.5
2.
Diskusi kelas yang bersifat umum
32.2
3.
Diskusi antara kelompok dengan guru
8.3
4.
Diskusi antara perseorangan dengan guru
0.9
5.
Guru menggambar/ menulis/ membaca
7.0
6.
Siswa menggambar/ menulis
2.9
7.
Siswa mempergunakan buku teks/ buku acuan
2.1
8.
Siswa mempergunakan lembar kerja, membaca/ menulis
16.6
9.
Guru menjelaskan prosedur eksperimen
5.6
10.
Guru mendemonstrasikan eksperimen
4.2
11.
Eksperimen kelas
15.7
Tabel 4.1. Prosentase Interaksi di Dalam Kelas (berdasarkan buku Etnografi Ruang Kelas, Martyn Hammersley, hlm 106)
Pengelompokan cara pembelajaran dari setiap mata pelajaran, untuk dapat menentukan kebutuhan tipe ruang belajar. Berdasarkan tipe ruang belajar nantinya akan dapat ditentukan sistem komunikasi pembelajaran. Ruang belajar yang memiliki sistem komunikasi yang sama, akan dapat digunakan pada mata pelajaran tertentu secara bergantian. Sebagai contoh, ruang pembelajaran
praktek fotografi dengan praktek videografi memiliki sistem pembelajaran yang sama, oleh karena itu ruang yang akan digunakan adalah satu. Begitu pula dengan pembelajaran adaptif, bahasa, dan menggambar memiliki sistem pembelajaran yang berbeda-beda. Ini memungkinkan diadakannya sistem moving class. ANALISA PERENCANAAN RUANG Berikut merupakan analisa pengguna dan analisa kebutuhan ruang SMK IPIEMS
Tabel 4.2. Analisa Aktivitas SMK IPIEMS Ruang, Fungsi & Sub2Keb. Ruang Ruang Studio Desain ‐Area Gambar, ‐Area Mewarna, Studio Foto ‐ Area Pemotretan ‐ Area Pengambilan Gambar
Fasilitas
Meja Gambar Kursi Papan Tulis, Komputer Perlengkapan Videografi. Perlengkapan Fotografi. Screen Proyektor, Komputer, Papan Tulis Ruang Kelas Papan Tulis, ‐Area Pembelajaran Teori Meja & Kursi Lab. Bahasa Meja & Kursi, ‐Pembelajaran Bahasa Speaker, Tape, Papan Tulis Lab. Komputer Meja & Kursi, ‐Pembelajaran Komputer Papan Tulis, Komputer Ruang Guru dan Staff Meja & Kursi, Loker, Rak Buku, Ruang Transisi
Tabel 4.3. Analisa Kebutuhan Ruang SMK IPIEMS
Renc. LayOut
Dimensi
Catatan
9m x 9m
Furnitur dibuat se‐ fleksible mungkin.
+ 7m x 7m
Furnitur dibuat se‐ fleksible mungkin.
7m x 7m
7m x 7m
12m x 9m
3,25m x 7m
Berdasarkan analisa kebutuhan ruang dan analisa pengguna SMK IPIEMS, maka dapat di kaitkan berupa analisa hubungan ruang – ruang SMK IPIEMS, seperti dibawah ini.
Tabel 4.4. Analisa Hubungan Ruang SMK IPIEMS
KONSEP MIKRO Penerangan yang cukup dengan tujuan memberikan kemudahan dan kejelasan bagi siswa dalam belajar. Tentunya karena penggunaan ruang belajar lebih banyak diwaktu pagi dan siang, maka pencahayaan yang diutamakan adalah cahaya alami. Karena orientasi bangunan menghadap ke arah barat, maka asupan cahaya matahari berasal dari samping kelas dengan tujuan sinar matahari yang masuk hanya biasnya saja, dinding samping hampir keseluruhan bermaterial transparan dikarenakan agar jumlah cahaya yang masuk lebih banyak. Walaupun demikian, penggunaan cahaya buatan tetap dibutuhkan sebagai penerangan estetis (accent light) pada siang hari, untuk malam/ kondisi gelap dapat menggunakan cahaya lampu cooldaylight maupun fluorerescent selain cahaya yang digunakan putih, cahaya ini tidak terlalu banyak merubah warna objek. Kesan dinding yang simple dengan garis tegas, memberikan kesan siswa selalu semangat dan diiringi penerangan alami samping dengan view alam tentunya akan menambah kesan kesegaran dan menghilangkan kesan kering dan panas di siang hari. (upaya memberikan kesan natural – rileks)
Gambar 4.2. Contoh Aplikasi Konsep Dinding
Penggunaan warna yang sesuai dengan maknanya dan mendukung kegiatan pembentukan karakter siswa aktif adalah berupa warna yang segar, tenang, dan penuh energi. Yaitu warna merah, biru, hijau, dan kuning, serta kombinasi warna antara putih dengan cream pastel sebagai warna dasar/ dominan pada dinding. Kesan terang sangat dibutuhkan dalm pembelajaran, oleh karena itu, tentunya tampilan plafond diupayakan terang, agar dapat memberikan dorongan semangat secara psikologis pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Gambar 4.3. Contoh Aplikasi Konsep Plafond
PROSES ALTERNATIF DESAIN Proses alternative denah sebelum pada proses desain terpilih.
Gambar 5.1.a Denah Alternatif 1
Gambar 5.1.b Denah Alternatif 2
Gambar 5.1.c Denah Alternatif 3
Desain terpilh berdasarkan berbagai pertimbangan pencapaian ruang-ruang belajar yang efektif beserta ruang kerja guru dan staf SMK IPIEMS. Dan berdasarkan pemikiran/ solusi pengalihan area parkir SMK IPIEMS LAYOUT FURNITUR KESELURUHAN Berikut merupakan pencapaian desain layout furnitur berdasarkan berbagai pertimbangan model-model layout ruang belajar, strategi pembelajaran siswa aktif.
Gambar 5.2 Layout Furnitur Keseluruhan Lt.1 dan Lt.2
VIEW RUANG TERPILIH
Gambar 5.4. Perspektif Ruang Teori
Gambar 5.5. Perspektif Studio Desain
Gambar 5.6. Perspektif Ruang Diskusi
KESIMPULAN Konsep berawal dari visi sekolah, dan keinginan pihak sekolah untuk menjadikan SMK IPIEMS sebagai “Sekolah dengan lingkungan siswa aktif” pada tahun ajaran berikutnya. Perancangan ini nantinya diharapkan dapat mengubah pola aktivitas siswa menjadi dinamis serta dapat bermanfaat dalam membantu proses pembelajaran siswa. Pada proses perencanaan desain interior SMK IPIEMS lebih menekankan pada tata ruang yang berkaitan dengan sistem pembelajaran SMK IPIEMS tentunya melalui penerapan desain dan material furniture yang dapat mengekspresikan suasana yang rileks dan menyenangkan.
Diharapkan nantinya hasil desain interior ini dapat diaplikasikan sebagaimana mestinya.
DAFTAR RUJUKAN Buku Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Penerbit RINEKA CIPTA. Jakarta. Hammersley Martyn. 1990. Etnografi Ruang Kelas. Penerbit Open University Press. Philadelphia. Leslie L.D. 1985. Akustik Lingkungan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Hernacki M dan DePorter B. 1999. Quantum Learning. Penerbit Kaifa. Bandung. Mangunwijaya Y B. 2000. Pengantar Fisika Bangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta. Raknmat Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Conference Proceedings Kademun, S.Pd. Perbedaan Persepsi dalam memilih jenjang pendidikan lanjutan (SMK dan SMU) Website Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/sekolah_menengah_kejuruan. Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/warna Dinas Pendidikan. http://dispendik.surabaya.go.id/dispendik/berita_lengkap.php? id=19 Sekolah Alam Jogja. http://sekolahalamjogja.wordpress.com/program-pembe lajaran/ Lusi. Tata Ruang Belajar sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. http:// pengetahuan-lusi.blogspot.com