JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
Desain Interior Restoran Dengan Perpaduan Karakter Oriental dan Nuansa Modern Tiya Mulia Ningtyas, Dr. Mahendra Wardhana, ST., MT. Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
[email protected]
Abstrak— Seiring dengan berjalannya zaman, pengusaha di kota metropolitan memberanikan diri untuk membuka restoran dengan berbagai macam keunikan kuliner dari berbagai kota maupun Negara, tidak jarang terdapat beberapa restoran memiliki jenis menu masakan yang berasal dari beberapa Negara. Terkadang beberapa restoran tidak mendukung keunikan asal jenis masakan dengan desain interior restoran tersebut sehingga atmosfer atau suasana menjadi kurang terasa bahkan hilang, ini merupakan salah satu permasalahan atau tantangan bagi suatu restoran. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan owner akan desain interior yang nyaman dan dapat mencerminkan kebudayaan Negara asal masakan. Restoran yang dirancang merupakan salah satu restoran yang di desain untuk kalangan menengah hingga atas, restoran ini memiliki menu masakan yang berasal dari beberapa Negara di Asia yaitu Cina, Jepang, Thailand, dan Indonesia. Restoran Yang dirancang mengedepankan interior dan memiliki masakan yang lezat, menyegarkan, dan bergizi. Proses masak dengan direbus maupun di goreng. Untuk menjawab dari kebutuhan desain interior Restoran yang dirancang, maka konsep yang digunakan adalah Oriental, restoran ini di desain bernuansa Modern dengan sentuhan Oriental yang terinspirasi pada menu masakan. Tujuan pemilihan konsep ini adalah ingin memberikan suasana restoran yang menyegarkan dengan memadukan antara nilai kebudayaan dari Negara asal masakan dan keunikan desain interior restoran ini, dengan demikian secara otomatis akan tercipta keselarasan antara desain interior dengan menu masakan Restoran yang dirancang. Metode desain dalam hal ini dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pengumpulan data dan analisis. Tahap pengumpulan data berupa observasi, pengambilan gambar atau foto secara langsung, studi pembanding, studi literatur, dan wawancara. Untuk tahap analisis berupa tata ruang, sirkulsi, dan zooning area. Dari pengolahan data dan analisis dapat dihasilkan sebuah “Desain Interior Restoran dengan Perpaduan Karakter Oriental dan Nuansa Modern”
Kata Kunci- Modern, Oriental, Restoran
I. PENDAHULUAN
P
erkembangan gaya hidup manusia semakin meningkat seiring dengan berjalannya era dan berkembangnya tempat hiburan, tempat makan. Surabaya merupakan kota metropolis kedua setelah Jakarta. Semakin banyak bermunculan tempat makan atau restoran yang tidak hanya menyajikan hidangan tetapi juga menjual suasana. Sebuah restoran dengan interior yang menarik akan membuat konsumen tertarik untuk datang dan melakukan aktivitas, dengan sajian menu dan suasana yang berkualitas membuat konsumen ingin datang untuk menikmatinya. Dengan munculnya restoran dalam berbagai konsep, kegiatan makan tidak hanya menikmati hidangan tetapi terdapat kegiatan sosial yang mempengaruhi seperti berkumpul bersama keluarga maupun bertemu rekan bisnis. Saat ini mulai berkembang restoran dengan menyediakan makanan khas suatu Negara yang diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari Negara tersebut, seperti Indonesian Food, Italian Food, Korean Food, Japanese Food. Penyajiannya pun beragam dari prasmanan hingga makan sepuasnya. Restoran X.O merupakan salah satu restoran yang menyajikan 4 macam konsep menu Chinese Food dan Grilled, yaitu Suki (Steamboat), Grilled, Cuisinese, dan Dimsum dari berbagai Negara di Asia seperti Indonesia, Cina, Thailand, dan Jepang. Restoran ini tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia, diantaranya Surabaya, Jakarta, Malang, Bali, Medan, Makassar, Banjarmasin, Manado, dan Yogyakarta dengan target market kelas menengah hingga kelas atas dan dari usia muda hingga usia tua. Restoran yang dirancang tidak hanya menyajikan menu bercita rasa tinggi dengan bahanbahan pilihan tetapi juga menampilkan suasana atau desain interior yang nyaman dan eksklusif sehingga menjadikan acara makan atau berkumpul dengan keluarga, kerabat, atau relasi menjadi lebih memiliki kesan tersendiri. Pada restoran yang dirancang terdapat menu suki dimana merupakan menu yang peduli akan kesehatan. Menu Suki atau Steambot merupakan menu yang proses memasaknya dengan cara di rebus sehingga kesehatan tetap terjaga. Keunikan dari menu Suki adalah dimana pengunjung dapat memilih menu yang disukai lalu memasaknya sendiri
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) sesuai selera di sebuah wadah dengan 2 pilihan kuah (Tom Yam atau Kaldu Ayam) yang telah disediakan. Secara tidak disadari proses “Self Cooking” ini menciptakan atmosfer kekeluargaan, dimana terjadi saat salah satu anggota keluarga menuangkan atau mengambilkan menu makanan ke anggota keluarga lainnya. Restoran yang dirancang merupakan objek dalam penelitian ini, dimana untuk menarik minat konsumen, diperlukan suatu desain interior yang dapat memberikan citra baru sesuai dengan keinginan owner, corporate identity, dan segmentasi pasar. Konsep yang digunakan pada interior Restoran ini adalah oriental yang merupakan bawaan budaya ketimuran misalnya Negara Thailand, Cina, dan Jepang. Acuan pada langgam ini adalah budaya Oriental yang dipadu padankan dengan era modern masa kini lalu diimplementasikan pada bentukan-bentukan furniture, estetika dan suasana interior. Pemilihan konsep ini melalui banyak pertimbangan, antara lain gaya hidup pada jaman modern metropolitan dan pemanfaatan fenomena budaya Oriental. II. URAIAN PENELITIAN A. Tahap Identifikasi Objek Tahap Tahap identifikasi objek ini merupakan latar belakang dari objek yang digunakan yaitu Restoran Yang dirancang. Tahap ini merupakan tahap yang akan digunakan untuk menentukan judul, dasar pemikiran yang akan menjadi landasan untuk melakukan penelitian mengenai objek Restoran yang bernuansa Oriental.serta definisi objek tersebut.
B. Identifikasi Masalah Dalam tahap identifikasi masalah berisi mengenai permasalahan-permasalahan objek untuk mencapai tujuan serta mendapatkan manfaat yang diinginkan mengenai Restoran yang dirancang. C. Pengumpuulan Data Tahap ini digunakan untuk mengetahui lebih dalam mengenai objek dan tema yang akan digunakan. Tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua diantaranya data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: observasi, pengambilan gambar atau foto objek, dan wawancara. Untuk data sekunder meliputi: studi literatur atau studi pustaka. a. Observasi Dilakukan agar dapat mengetahui kondisi langsung dan persoalan yang terjadi seperti aktivitas pengguna, studi kebutuhan ruang dan beberapa fasilitas yang digunakan dan dibutuhkan serta sirkulasi yang berhubungan dengan denah eksisting. b. Pengambilan gambar atau foto Dilakukan sebagai media referensi dari pengamatan beberapa studi yang dikaji. c. Wawancara Dilakukan untuk mengetahui mengenai sejarah bangunan, profil, logo serta sesuatu mengenai Restoran yang dirancang sebagai data eksistingnya.
d. Studi literatur atau pustaka Merupakan sejumlah data yang diperoleh secara tidak langsung dari lapangan maupun pihak yang berkaitan langsung dengan objek melainkan melalui studi pustaka, majalah, internet, atau media lainnya. Desain interior merupakan salah satuan pilihan bagi pemilik dalam menyelesaikan masalah
Langkah pertama dalam menentukan ide
PEMILIK
LATAR BELAKANG
IDENTIFIKASI MASALAH -
TUJUAN Pemanfaatan konsep desain dapat menyelesaikan permasalahan dalam eksisting
-
PENGUMPULAN DATA
Wawancara Observasi dan Survei Lapangan Kuisioner Survei Pustaka
ANALISIS Modern Oriental
Konsep desain merupakan hasil dari proses desain untuk menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan
KONSEP DESAIN
1. 2.
ALTERNATIF DESAIN
3.
IMPLEMENTASI DESAIN
DESAIN AKHIR
4. 5. 6. 7.
DATA TEKNIS Eksisting Kebutuhan ruang dan sirkulasi Elemen pembentuk interior Elemen estetis Material Lighting Warna
DATA NON TEKNIS 1. Data tentang restoran Yang dirancang 2. Data tentang Oriental 3. Data tentang Modern
Gambar 2D dan 3D
Skema 2.1 Proses Desain
D. Analisa Data Pada tahap analisa data dibagi menjadi dua diantaranya analisa data teknis yang meliputi site dan eksisting, kebutuhan ruang dan sirkulasi, elemen pembentuk interior, elemen estetis, material, lighting, dan warna. Sedangkan analisa data non teknis meliputi data tentang Restoran yang dirancang, data tentang Oriental, dan data tentang Modern. III. KONSEP DESAIN A. Objek Desain Objek desain interior yang akan dirancang adalah sebuah Restoran yang berada di daerah Raya Kupang Indah Surabaya Pengertian
Pionir dari jenis Asian Food bernuansa Fusion Cuisinese yang menghadirkan ragam hidangan dan cita rasa lebih menggugah selera
Sistem pelayanan
Memberi kesempatan kepada pengunjung untuk dapat memasak sendiri di meja makan dan memilih menu yang diinginkan
Yang dirancang
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B. Tema Rancangan Surabaya merupakan kota dengan aktivitas yang cukup padat. Masyarakat mulai banyak menyukai wisata kuliner, oleh karena itu banyak bermunculan rumah makan baik di pelosok, pinggir kota maupun tengah kota. Tema yang diambil disesuaikan dengan keinginan para konsumen. Atmosfer yang ingin ditampilkan adalah interior berkarakter Oriental yang bernuansa modern. Karakter Oriental diambil dari nama restoran tersebut, Suki merupakan bahasa Thailand yang berarti makanan Thailand sedangkan Cuisinese merupakan masakan Oriental. Oriental merupakan budaya ketimuran yang berasal dari Negara Cina, Thailand, Jepang, Thailand, Vietnam, dll. Dengan aplikasi bentukan desain dan ornamen yang diambil dari karakter Oriental namun tetap memperlihatkan sisi modern bukan kuno. C. Konsep Desain Konsep rancangan yang akan digunakan yaitu berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan metodemetode penelitian sebelumnya. Selain itu, konsep desain juga merupakan hasil perpaduan antara objek desain dan tema rancangan. Dari data objek desain dan tema rancangan maka konsep desain yang akan digunakan adalah Oriental dimana konsep ini diambil dari jenis masakan yang dihidangkan oleh Restoran ini. Kebanyakan dari konsumen mengunjungi restoran ini dengan berdatangan secara kelompok seperti family atau para kerabat bahkan secara individu. Untuk mendukung aktifitas dan kebiasaan para pengunjung, maka terdapat fasilitas baru yaitu area makan outdoor dan area makan VIP dengan tujuan untuk meningkatkan kenyamanan yang lebih dengan suasana yang hangat. D. Implementasi Konsep Desain Konsep rancangan dibagi menjadi dua diantaranya konsep makro dan konsep mikro. Konsep makro merupakan garis besar dari keseluruhan konsep yang diterapkan pada semua ruangan sehingga akan mendapatkan suatu kesatuan yaitu benang merah di setiap desain antar ruang. Sedangkan konsep mikro adalah sebuah konsep yang lebih detail yang akan diterapkan di setiap ruangan. a. Konsep Makro Merupakan konsep keseluruhan atau secara garis besar terhadap objek yaitu Restoran yang dirancang. Konsep desain layout ruangan menggunakan karakteristik dari bangunan Oriental yang tetap mempertahankan bangunan dan hanya merombak pembagian ruang dan menambahkan partisi sebagai pembeda ruang. b. Konsep Mikro 1. Konsep Ruang (zoning area) Dalam sebuah restoran, hal yang terpenting adalah sebuah sirkulasi dan zoning area
Gambar 3.1 Layout Restoran
2. Konsep Dinding Perencanaan dinding dibagi menjadi 2 tipe diantaranya dinding menggunakan material batu bata plaster dan dinding partisi yang menggunakan gypsum atau multiplek. Untuk desain dinding pada area makan dengan sofa terdapat partisi yang merupakan sekat antara ruangan sebelah juga menggunakan sofa yang merupakan sekat antara Partisi terbuat dari multiplek.
Gambar 3.2 Partisi Ruang Makan Sumber : www.google.com
Terdapat juga partisi dengan material gypsum dengan meletakkan shoji yang merupakan partisi khas Jepang. Partisi ini sebagai penyekat antara ruang VIP 1 dengan ruang VIP 2.
Gambar 3.3 Partisi Area VIP Sumber : www.google.com
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) Untuk desain dinding pada interior area makan indoor menggunakan dinding bata finishing cat.
digunakan berwarna warm dan cool. Jenis lampu selain downlight terdapat spotlight maupun uplight.
3. Konsep Lantai Untuk memberikan kesan modern, hampir seluruh lantai menggunakan keramik granite bermotif. Hanya pada area makan tertentu seperti area makan dengan sofa menggunakan material parket yang berfungsi sebagai pembagian zoning area dan perbedaan sebuah aktivitas.
7. Konsep Penghawaan Penghawaan dalam area ini menggunakan AC central pada area makan indoor baik area makan, area tunggu dan kasir maupun area makan VIP. Sedangkan area makan outdoor menggunakan penghawaan alami.
4. Konsep Plafond Menggunakan gypsum karena pengerjaan yang lebih praktis dan memberikan unsur modern. Terdapat permainan plafond seperti drop ceiling dan up ceiling, serta adanya panel kayu. Untuk area makan outdoor menggunakan konsep atap sirap. 5. Konsep Furnitur Terdapat analogi dari simbol cina yang diaplikasikan sebagai furniture yang diletakkan pada sandaran kursi berupa ukiran bermotif kotakkotak beraturan dan diletakkan pada partisi.
8. Konsep Warna Rancangan konsep warna pada keseluruhan didasari dari dua aspek, yaitu berdasarkan style Oriental dengan brand image Restaurant yang dirancang. Penerapan warna tersebut diharapkan dapat memberikan kesan Oriental dengan karakter yang diaplikasikan di dalam ruang.
Oriental
Corporate Image
Gambar 3.4 Bentukan Simbol Cina Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. P: 103
Gambar 3.6 Konsep Warna
IV. HASIL DESAIN Terdapat analogi dari bambu yang diaplikasikan pada sandaran di sebuah kursi agar menguatkan kesan jepang di area tersebut.
A. Layout Denah Terpilih Desain yang terpilih atau desain akhir merupakan desain dari beberapa alternatif yang telah mengalami beberapa perubahan dari segi layout dan konsep. Dalam hal ini telah dipilih tiga ruang sebagai objek desain pada Restoran ini antara lain area makan utama, area kasir dan area tunggu, dan area VIP.
Gambar 3.5 Bentukan pada Partisi dan Kursi Sumber : www.google.com
6. Konsep Pencahayaan Konsep cahaya yang digunakan yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya alami yaitu dengan memaksimalkan cahaya matahari yang masuk melalui jendela. Sedangkan konsep cahaya buatan dengan menggunakan lampu. Cahaya yang
Gambar 4.1 Layout Restoran
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
B. Ruang Terpilih Area Makan Utama Area makan merupakan area terpilih karena mayoritas aktifitas pengunjung dilakukan di area ini. Selain itu karena area ini merupakan area yang paling besar di Restoran ini. Penerapan tema Oriental pada area ini terlihat dari bentukan furniture pada kursi dimana bentuknya diambil dari bentuk pada interior Jepang, pada partisi sebagai penyekat antara area entrance dengan area makan. Partisi terbuat dari kayu finishing HPL warna coklat. Bentuk ornamen pada partisi diambil dari bentukan ornamen Oriental. Pada dinding terdapat bentuk bulat yang merupakan cetakan dari semen dan terdapat tempelan berbagai macam piring khas Cina. Oriental dominan dengan warna merah, coklat, dan abu-abu maka diaplikasikan pada dudukan kursi, furnitur, dinding sedangan pada plafon menggunakan warna netral yaitu putih. Lantai pada area ini menggunakan granito bercorak putih.
Gambar 4.4 Area Makan Sofa
C. Ruang Terpilih Area Kasir dan Area Tunggu Area ini merupakan area pembayaran dan area tunggu bagi pengunjung jika area makan telah full digunakan. Oleh karena itu di desain area tunggu agar pengunjung tidak berdiri saat menunggu area makan yang kosong. Area ini dilengkapi kumpulan majalah dan elemen estetis yang menggambarkan budaya Oriental. Terdapat kolam yang merupakan salah satu bagian dari budaya oriental. Bentukan X pada area tunggu yang terletak dibalik sofa merupakan pengaplikasian dari huruf X pada interior restoran. Lampu tempel berbentuk persegi panjang diambil dari bentukan pada interior Jepang dimana bentuk dasarnya adalah garis lalu dibentuk persegi atau persegi panjang.
Gambar 4.2 Area Makan
Sementara pada sisi lain pada area makan adalah area pengambilan suki. Penerapan ornamen Oriental diterapkan di balik refrigerator. Terdapat partisi horisontal sebagai penyekat antara ruang runggu dan area makan sofa. Penyekatnya tidak berupa dinding agar ruangan tidak terlihat kecil. Gambar 4.5 Area Kasir dan Area Tunggu
Ruang Terpilih Area Makan VIP Area ini merupakan area makan namun penggunaannya dapat dilakukan melalui pemesanan terlebih dahulu. Area ini memiliki fasilitas LCD proyektor dan area ini berkapasitas 12 orang. Terdapat dua area VIP dimana antara area 1 dengan area 2 diberi sekat pintu geser yang diambil dari bentuk sekat pada interior Jepang. Bentuk lampu gantung pada area ini merupakan bentuk transformasi dari bambu, bentuknya seperti bambu. Pada area ini terdapat elemen estetis bambu yang diambil dari interior Jepang. Bentukan kursi adalah lengkung yang diambil dari bentuk dasar budaya oriental yaitu lengkung, bulat, atau lingkaran. D.
Gambar 4.3 Area Pengambilan Suki
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B. Saran Adapun saran yang ingin disampaikan adalah : 1. Konsep hendaknya ditentukan berdasarkan kasus yang diambil dan disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan aktivitas, dan permasalahan di lapangan. 2. Desain interior hendaknya berpedoman pada konsep yang dipilih dan kriteria dari konsep tersebut sehingga memiliki tujuan yang jelas.
Gambar 4.6 Area Makan VIP
3. Pengaturan elemen-elemen interior harus memperhatikan standart ergonomi ukuran yang dimiliki setiap unsur untuk menciptakan kenyamanan. 4. Kebutuhan manusia yang paling mendasar dan pertimbangan elemen manusia sebagai titik tolak perancangan seperti antropometri tubuh manusia dalam tuntutan pemenuhan nilai ergonomi harus tetap diperhatikan. UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 4.7 Area Makan VIP
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan serta permasalahan yang telah dianalisa pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Bentuk pengaplikasian desain berkarakter Oriental bernuansa Modern pada Restoran yang dirancang agar dapat dinikmati oleh setiap pengunjung adalah dengan cara menampilkan suasana yang berbeda pada interior di dalamnya dan munculnya dari unsur dan karakter Oriental pada bagian interior ruangan yang menjadi objek desain. Selain itu agar memperkuat nuansa di dalamnya maka diberikan nilai kebudayaan Oriental yang merupakan budaya ketimuran yang ada pada negara Cina, Jepang, Thailand, dll. Pengaplikasiannya dapat dibuat dengan cara mengelompok maupun menampilkan kesamaan karakter antar budaya Negara tersebut. 2. Salah satu keberhasilan pada sebuah restoran adalah pelayanan dan kebutuhan aktivitas dapat terpenuhi dengan baik. Agar kebutuhan aktivitas restoran dapat terpenuhi pada restoran tersebut adalah mempola sirkulasi yang lapang dengan akses yang jelas dan saling mendukung antara area-area yang terkait, antar furnitur pada ruangan tersebut sehingga aktivitas yang berlangsung pada restoran dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu aktivitas disekitarnya. Hal ini tentunya akan mendukung untuk menciptakan kenyamanan pada restoran dimata setiap pengunjung.
Pertama penulis mengucapkan terima kasih keppada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, rizqi, dan kekuatan serta segala yang telah dikaruniakan kepada saya dan orang-orang yang saya cintai. Kedua, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan serta rasa sayang yang luar biasa kepada saya. Ketiga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr. Mahendra Wardhana, ST., MT. dan Anggri Indraprasti, SSn., MDs. Selaku dosen koordinator Tugas Akhir. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Tugas Akhir angkatan 2009 dan 2008 Desain Interior ITS. DAFTAR PUSTAKA 1. Akmal, Imelda. 2006. Lighting. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2. Akmal, Imelda. 2007. Seri Rumah Ide, Plafon Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 3. Akmal, Imelda. 2007. Seri Rumah Ide, Lantai. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 4. Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Ruang dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. 5. Darmaprawira, Sulasmi. 2001. Warna – Teori dan kreativitas Penggunanya. Institut Teknologi Bandung. 6. Birchfield, John C. 2008. Design and Layout of Foodservice Facilities. New York: John Wiley & Sons 7. Wardhana, Mahendra. 2002. Menciptakan Estetika, Desain dengan Metodologi Penelitian (Berbasis Teori Estetika premis Desain Mahendra Wardhana). Jombang. 8. www.xorestaurants.com 9. www.ideaonline.co.id 10. digilib.petra.ac.id 11.digilib.its.ac.id